Anda di halaman 1dari 19

Kekurangan dan Kelebihan

Vitamin
OLEH KELOMPOK 1:
Alan Nuari
Atika Nurfi
Azizah Estu Putri
Dede Gitania
Desi Siti Aisyah
DEFIENSI VITAMIN A
 Tanda-tanda awal hilangnya selera makan
 Terhambatnya pertumbuhan
 Lemahnya kekebalan dan menurunnya ketahanan
terhadap infeksi serta fungsi sel batang retina mata
 Keratinisasi jaringan epitel mata: paru - paru, kelenjar
eksokrin, saluran pencernaan, saluran urin
 Penurunan sel-sel yang mengeluarkan lendir dan perubahan
pada: Lemahnya pembentukan tulang, perubahan
hematopoietik, kemandulan, Cacat sejak lahir, kematian
dengan infeksi sekunder

Manifestasi mata
Xeroftalmia adalah istilah umum untuk menjelaskan semua
gejala kekurangan vitamin A pada mata
Defisiensi Vit D
1. Rickets : bayi tidak mendapat sinar mata hari

2. Ketani : karena rendahnya kalsium serum akibat:


 Kurang penyerapan kalsium
 Kurang penyerapan vitamin D
 Gangguan hormon paratiroid

3. Osteomalasia” : rickets pada orang dewasa kurangnya


vitamin D & kalsium. Defisiensi vitamin D akan
mengurangi penyerapan kalsium & fosfor
gangguan mineralisasi tulang dan gigi.

Kebutuhan : 400 iu (10 mg)/hari (untuk bayi &anak-anak)


Defisiensi Vit K:
Manifestasi klinik
Gejala perdarahan: Tidak biasa terjadi pada orang sehat
mikroba usus mensistensi menakuinon

Defisiensi Vit B 1 (Tiamin):


Polineuritis

Defisiensi Vit B 2 (Riboflavin):


angular stomatitis
cheilosis
glositis
Defisiensi vitamin B6 (Piridoksin):
Karena INH (isonicotinic hidrazide), irritabilitas,
kelemahan, insomnia, nervous.

Defisiensi Niasin:
Pellagra (3 D = diare, dermatitis, dementia)

Defisiensi Asam Pantotenat:


malaise dan muntah

Defisiensi Biotin :
Bila terlalu banyak mengkonsumsi putih telur
mentah
Defisiensi vitamin B12 (Sianokobalamin):
Anemia Pernisiosa

Defisiensi folasin :
Gangguan pembentukan sel darah merah (anemia
makrositer) pada ibu hamil dan lansia

Defisiensi vitamin C:
Skurvi
Hipervitaminosis A
 Keracunan akut
 anak kecil dosis tunggal 30. 000 - 90. 000 ug. (retinil
palmitat).
 Manifestasi klinis :
 Meningkatnya tekanan intra kranial :
 muntah – muntah.
 sakit kepala.
 stupor.
 papilledema.
 Keracunan sub akut atau kronis
 Dosis 10.000 – 50. 000 ug setiap hari (beberapa bulan
sampai 1-2 tahun) . . .
Lanjutan ...
 Anoreksia.
 Kulit kering.
 Gatal-gatal serta bersisik.
 Kehilangan rambut (alopesia).
 Rambut menjadi kasar.
 Pertumbuhan tulang baru subperiosteal.
 Penebalan Korteks.
 Pembesaran hati & limfa.
 Papilledema.
 Penglihatan ganda.
 Seperti gejala tumor otak.
 Penata laksanaan :
 Hentikan konsumsi berlebihan vitamin A
 atau makanan sangat tinggi vitamin A (seperti hati
anjing laut)
Patogenesis
Terjadi karena ketidakseimbangan antara intake dan
kebutuhan vitamin bagi tubuh. Faktor ketidakseimbangan
utama adl lingkungan (gagal panen)

Defisiensi vitamin terjadi jika kurangnya vitamin pada


makanan yang kita konsumsi. Bila berkelanjutan maka
secara berrtahap sel, intrasel, jaringan, dan organ tubuh
 akan mengalami kematian.

Jika makanan yang dikonsumsi melebihi zat gizi maka


secara bertahap pula akan mengalami proses toksisitas
(over) dan selanjutnya secara bertahap sel, intrasel,
jaringan, dan organ tubuh akan mengalami kematian.
Etiologi Defisiensi Vitamin
1. Faktor Sosial budaya dan lingkungan dan pelayanan kesehatan
a)    Ketersediaan pangan sumber vitamin
b)   Pola makan dan cara makan
c)    Adanya paceklik atau rawan pangan
d)   Adanya tabu atau pantangan terhadap makanan tertentu
terutama yang merupakan sumber Vit .
e)    Cakupan imunisasi, angka kesakitan dan angka kematian
karena penyakit campak dan diare
f)    Sarana pelayanan kesehatan yang sulit dijangkau
g)   Kurang tersedianya air bersih dan sanitasi lingkungan yang
kurang sehat
h)   Keadaan darurat antara lain bencana alam, perang dan
kerusuhan
2. Faktor Keluarga
A. Pendidikan
Pendidikan orang tua yang rendah akan berisiko lebih tinggi kemungkinan
anaknya menderita kekurangan vitamin karena pendidikan yang rendah
biasanya disertai dengan keadaan sosial ekonomi dan pengetahuan gizi yang
kurang
B.Penghasilan
Penghasilan keluarga yang rendah akan lebih berisiko mengalami
kekurangan vitamin Walaupun demikian besarnya penghasilan keluarga
tidak menjamin anaknya tidak mengalami kekurangan vitamin, karena harus
diimbangi dengan pengetahuan gizi yang cukup sehingga dapat memberikan
makanan kaya vitamin .
c. Jumlah anak dalam keluarga
Semakin banyak anak semakin kurang perhatian orang tua dalam
mengasuh anaknya.
D. Pola asuh anak.
Kurangnya perhatian keluarga terhadap pertumbuhan dan
perkembangan anak seperti pasangan suami istri (pasutri) yang bekerja dan
perceraian.
3. Faktor individu
a)    Anak dengan Berat Badan Lahir Rendah (BB < 2,5kg).
b)   Anak yang tidak mendapat ASI Eksklusif dan tidak diberi
ASI sampai usia 2 tahun.
c)    Anak yang tidak mendapat MP-ASI yang cukup baik
kualitas maupun kuantitas
d)   Anak kurang gizi atau dibawah garis merah (BGM) dalam
KMS.
e)   Anak yang menderita penyakit infeksi (campak, diare,
Tuberkulosis (TBC), Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA),
pneumonia dan kecacingan.
f)   Frekuensi kunjungan ke posyandu, puskesmas/pelayanan
kesehatan (untuk mendapatkan kapsul vitamin dan
imunisasi).
Etiologi Hypervitaminosis
• Faktor lingkungan
• Faktor aktifitas tubuh
• Faktor penyerapan tubuh
• Faktor intake makanan
Dampak / akibat
Vitamin A
Pemakaian vitamin A 25.000-50.000 UI /hari pada anak-
anak dapat menimbulkan nyeri tulang, lesi kulit kelemahan
dll. Kebanyakan hipervitaminosis A terjadi akibat
memberikan minyak ikan kepada anak-anaknya setiap hari

Vitamin C
Pemakaian vitamin C dosis tinggi dapat menimbulkan
gangguan tidur, sakit kepala, diare, gampang lelah,
insomnia, sariawan.
dan gangguan pencernaan. Dosis >4 gr /Hari dapat
meningkatkan kadar oksalat di urin, batu ginjal dan diare.
Vitamin D
Hipervitaminosis D berbentuk hiperkalsemia,
kelemahan otot, mual, nyeri tulang, abdomen, haus,
konstipasi, kerusakan ginjal. Pada dewasa
mengkonsumsi vitamin D dg dosis >10.000 UI sangat
bahaya.

Vitamin E
Pemakaian vitamin E dg dosis 400-800 unit / hari
dapat mengaburkan penglihatan, pembesaran
payudara pada wanita dan laki-laki, diare, pusing, flu,
hipertensi, lemah otot
Gejala Klinik
Vitamin A
Gejala yang tampak: berat badan turun, rambut jarang,
gata-gatal pada kulit dan kering dan hati membesar.

Vit C, Riboflavin, Thiamin, Asam Folat, Vit K


Terdapat pada anak bayi yang baru lahir, mengkonsumsi
vitamin berlebihan memberikan dampak buruk namun
kekurangan dalam mengkonsumsinya pun memberikan
dampak yang lebih fatal lagi.
Hipervitaminosis D
Terjadi karena pemasukan vitamin D berlebihan; di
samping mungkin adanya faktor Hipersensitivitas
individual terhadap vitamin D. Gejala timbul 3 bulan
kemudian, berupa nafsu makan berkurang, mudah
terangsang, otot melemas, konstipasi, pucat, poliuri
dan polidipsi.
Penatalaksanaan Defisiensi Vit A
 Pengobatan segera :
 Vitamin A (Retinil Palmitat) 100.000 si p.o
 Diulangi hari kedua
 Bila muntah atau diare : Injeksi Intra Muskular
 Pengobatan pemeliharaan :
 Minyak hati ikan 1 sendok teh.
 Minyak hati lain 3 x sehari (beberapa minggu).
 Pencegahan
 Kapsul vitamin A 66. 000 ug (4-6 bulan sekali)

Anda mungkin juga menyukai