Anda di halaman 1dari 30

DESKRIPSI SINGKAT

GIZI LAHAN KERING KEPULAUAN DAN PARIWISATA

OLEH KELOMPOK 3:

ANASTASIA D S. PATTY 1807010286


MIRNA A. TON 1807010071
MARIA D. DALO 1807010385
KANISIUS EGE 1807010246
YUFEN LORENS ATI 1807010431
JULIATRI P. D LEDO 1807010369

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2020
MATERI 3
PEMBAHASAN

1. PERMASALAHAN GIZI
Masalah gizi merupakan hal yang sangat kompleks dan penting untuk
segera diatasi.terutama karena indonesia merupakan salah satu negara yang
mempunyai permasalahan gizi paling lengkap. Beberapa penelitian
menyebutkan bahwa masalah gizi di indonesia cenderung terus-menerus
meningkat, tidak sebanding dengan beberapa Negara lainnya seperti malaysia,
singapura, dan Thailand.
Masalah gizi di Indonesia ini berupa gizi kurang, stunting, obesitas.
Berdasarkan peta yang di slide pada umumnya dan kebanyakan di Indonesia
terdapat banyak sekali daerah-daerah yang mengalami permasalahan gizi yang
berkisaran 30-39,9%. Ibu hamil dan bayi dan bayi 0-2 tahun yang kurang gizi
akan mengalami hambatan dalam perkembangan otak, kecerdasan,
kemampuan belajar dan rendahnya produktiftas permanen (irreversible).
a) Fisik anak kurang gizi dapat diperbaiki
b) Tapi perkembangan otaknya tidak dapat diperbaiki
Ini artinya nutrisi ubayi untuk perkembangan otak sepenuhnya dari air
susu ibu (ASI) yang eksklusif. Hanya saja ketika usia anak sudah semakin
bertambah maka ASI tak bisa lagi mencukupi kebutuhannya. Inilah
saatnya balita diperkenalkan dengan makanan pendamping (MPASI). Saat
nutrisi anak tidak tercukupi anak bakal menderita bermacam-macam
penyakit termasuk masalah kecerdasan dan mental. Secara fisik boleh anak
yang kurang gizi bisa disembuhkan. Namun perkembangan otaknya sudah
tak bisa lagi untuk diperbaiki. Ini artinya bahwa dampak dari malnutrisi di
1000 hari pertama itu permanen. Tidak bisa diperbaiki. Kurang gizi pada
usia dini meningkatkan resiko berbagai penyakit degeneratif (jantung,
kanker dan lain-lain ) pada saat dewasa.
2. Windows Of Opportunity
a) Kurang gizi paling kritis pada ibu hamil dan hingga anak berusia 2 tahun
Hal ini disebabkan karena pada saat janin dalam kandungan ibu atau pada
saat 1000 hari pertama kehidupan sudah mengalami kekurangan gizi dan
pada saat lahir juga jika gizi anak tetap kurang ini dapat menyebabkan
anak bisa mengalami gizi buruk dan stunting. Akibat dari kekurangan gizi
ini anak dapat lebih mudah terserang berbagai macam penyakit. Dan juga
dapat menyebabkan gangguan kecerdasan san juga mental.
b) Investasi yang dilakukan di luar periode ini kurang efektif untuk
memperbaiki gizi.

3. Posisi Permasalahan Gizi di Indonesia, Khususnya di Lahan Kering


Kepulauan
a. Kurang Energy Protein (Kurus dan Pendek)
Status gizi merupakan status kesehatan yang dihasilkan oleh
keseimbangan antara kebutuhan dan asupan gizi. Utamanya keseimbangan
ini berasal dari zat gizi penghasil energi, yaitu karbohidrat, lemak dan
protein karena umumnya zat gizi lain akan terikutkan dengan tidak
langsung. Ketidakseimbangan, baik kekurangan atau kelebihan energi
dapat mengakibatkan status kesehatan yang tidak sehat.
Kekurangan asupan energi dari karbohidrat dan lemak akan mengambil
porsi protein sehingga fungsi protein sebagai zat pembangun terganggu.
Dengan asumsi tersebut, biasanya kekurangan energi disertai dengan
kekurangan protein yang dikenal dengan Kekurangan Energi dan protein
(KEP). sebaliknya, kelebihan asupan energi akan ditimbun sebagai lemak
di jaringan adiposa di bawah kulit. Keadaan ini menimbulkan gizi lebih
atau kegemukan yang dikenal dengan obesitas
b. Kurang Vitamin A
1) Hemeralopia yang timbul karena menurunnya kemampuan sel basilus
pada waktu senja 
2) Bintik bitot (kerusakan pada retina)
3) Seroftalmia (kornea mata mengering karena terganggunya kelenjar air
mata)
4) Keratomalasi (kornea mata rusak sama sekali karena berkurangnya
produksi minyak meibom)
5) Frinoderma (kulit kaki dan tangan bersisik karena pembentukan epitel
kulit terganggu)
6) Pendarahan pada selaput usus, ginjal, dan paru-paru karena rusaknya
epitel organ
7) Proses pertumbuhan terhenti 
c. Anemia Gizi Besi
Anemia gizi besi disebabkan oleh pola konsumsi yang buruk yang
berdampak pada kurangnya asupan Zat Besi sebagai bahan pembentuk sel
darah.
d. Gizi Lebih (Overweight)
Yaitu Asupan energi yang berlebihan secara kronis akan menimbulkan
kenaikan berat badan, berat badan lebih (overweight) dan obesitas.
Makanan dengan kepadatan energi yang tinggi, banyak mengandung
lemak atau gula yang di tambahkan dan kurang mengandung serat
e. Kurang Yodium
Kekurangan asupan yodium menyebabkan penurunan produksi hormon
tiroid di dalam tubuh hingga menyebabkan penyakit hipotiroid dan
penyakit gondok. Hormon tiroid berperan besar dalam mengatur berbagai
fungsi anggota tubuh.

4. Masalah Gizi yang Utama di Indonesia dan di LKK


1) Kurang Energi Protein
Yaitu suatu keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya
konsumsi energy dan zat pembangun (protein) dalam makanan sehari-hari
sehingga tidak memenuhi Angka Kecukupan gizi
KEP dibagi menjadi 3 yaitu : KEP Ringan, KEP Sedang, KEP Berat
(Kwashiorkhor, Marasmus dan Marasmus Kwashiorkor).
2) Kekurangan Vitamin A (KVA)
Gangguan yang timbul dalam tubuh akibat kekurangan vitamin A yang
ditandai dengan rendahnya kadar vitamin A dalam darah dan barakibat
terhadap gangguan pada mata. Dan salah satu penyebabnya adalah kurang
mengkonsumsi makanan yang  mengandung vitamin A. Dampak
Kekurangan Vitamin A, yaitu;
a) Rabun Senja ( terjadi penurunan penglihatan saat senja )
Rabun senja ialah suatu gejala cacat mata yang dimana fungsi mata
dalam melihat akan menurun pada saat sore hari/senja.
b) Keratomalasia (kornea kering)
c) Adalah penyakit dimana penderitanya mengalami keadaan korneanya
menjadi kering dan keruh akibat kekurangan vitamin, A, protein dan
kalori. Adapun penyakit ini biasanya menyerang kedua mata.
d) Xeroftalmia (konjungtive)
Xeroftalmia adalah kelainan mata akibat kekurangan vitamin A,
terutama pada
anak Balita dan sering ditemukan pada penderita gizi buruk dan gizi
kurang
e) Mata Buta
Titik buta adalah daerah visual di otak yang tidak mendapatkan
informasi dari mata, yakni daerah yang berhubungan dengan
kurangnya deteksi cahaya dari sel fotoreseptor dimana saraf optik
melewati cakram optik pada retina.
3) Anemia
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar heamoglobin (Hb) dalam
darah kurang dari normal. Penyebab-penyebabnya adalah; Kurang
mengkonsumsi makan yang mengandung zat besi (Fe) dan protein,
Perdarahan akibat sering melahirkan, Ibu hamil yang bekerja terlalu berat,
Infeksi cacing tambang/penyakit menahun.
4) GAKY
Suatu gejala yang diakibatkan tubuh kekurangan unsur yodium secara
terus-menerus dalam jangka waktu yang cukup lama. Penyebabnya GAKI
diantaranya adalah :
a) Makan dan minuman yang dikonsumsi setiap hari tidak/kuarang
mengandung unsur yodium.
b) Kebisaan keluarga yang tidak mengunggunakan garam beryodium
dalam makanan sehari-hari, khususnya di daearah endemis Gaky.
c) Makanan yang bersifat goitrogenetik, yaitu jenis makanan yang dapat
menghambat penyerapan yodium dala tubuh, seperti kobis, singkong
dan lobak.

5. Defisiensi Vitamin Dan Mineral


Defisiensi Vitamin, antara lain:
1. Vit. B Kompleks
a) Vit. B1 (thiamine)
Kekurangan vitamin B1 dapat menyebabkan penyakit beri-beri dan
penyakit Wernicke. Beri-beri dapat dikenali dari gejala sesak napas,
gerakan mata yang tidak normal, detak jantung meningkat, kaki
bengkak, dan muntah-muntah. Sedangkan penyakit Wernicke
memengaruhi sistem saraf dan menyebabkan penglihatan berbayang,
gangguan koordinasi otot, dan penurunan fungsi mental.
b) Vit. B2 (riboflavin)
Jika kekurangan vitamin B yang satu ini, tubuh akan kekurangan
nutrisi lain, seperti zat besi dan protein. Pada ibu hamil, kekurangan
vitamin B2 dapat menghambat pertumbuhan bayi dalam kandungan
dan meningkatkan risiko preeklamsia.
c) Vit. B3 (niacin)
Tanpa vitamin B3, tubuh akan mudah mengalami kelelahan, gangguan
pencernaan, sariawan, muntah, kelelahan, hingga depresi. Kalau parah,
kekurangan vitamin B jenis ini bisa menimbulkan penyakit pellagra
yang ditandai dengan ruam bersisik pada area kulit yang terkena
matahari, muntah, diare, sakit kepala, tubuh sering lelah, depresi,
mulut bengkak, lidah memerah cerah, dan kesulitan berkonsentrasi.
d) Vit. B5 (pantothenic acid)
Kekurangan vitamin B5 merupakan kasus yang langka, karena vitamin
ini bisa ditemukan pada hampir semua jenis sayuran. Namun jika
terjadi, orang yang kekurangan vitamin B jenis ini akan mengalami
sakit kepala, tubuh terasa lelah, mudah emosi, sensasi perih pada
lengan atau kaki, mual, rambut rontok, denyut jantung meningkat, dan
gangguan pencernaan .
e) Vit. B6 (pyridoxine)
Kekurangan vitamin B6 mengakibatkan anemia dan gangguan kulit,
seperti ruam atau pecah-pecah di sekitar mulut. Kurangnya vitamin B6
juga dapat meningkatkan risiko gangguan otak seperti depresi, kejang
dan kebingungan, mual, otot berkedut, luka di sudut bibir, kesemutan
dan nyeri pada tangan dan kaki.
f) Vit. B7 (biotin)
Kekurangan jenis vitamin B yang satu ini bisa Anda kenali dengan
munculnya gejala berupa rambut rontok, kulit kering, ruam bersisik di
sekitar mata atau mulut, mata kering, kelelahan, dan depresi.
g) Vit. B9 (folat)
Kekurangan vitamin B9 dapat menyebabkan penurunan jumlah sel
darah merah atau anemia megaloblastik.
h) Vit. B12
Tidak memadainya jumlah vitamin B12 dalam tubuh ditandai dengan
penyakit kuning (jaundice), anemia, kehilangan nafsu makan,
gangguan penglihatan, susah buang air besar, detak jantung tidak
teratur, hingga napas sesak. Jika tidak mendapatkan penanganan,
kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan komplikasi berupa
kemandulan, pikun, cacat tabung saraf pada janin, gangguan
penglihatan, hingga ataksia.
2. Vit. C
Kekurangan vitamin C biasanya terjadi akibat pola makan yang kurang
sehat (jarang mengonsumsi buah dan sayur), atau karena gangguan
penyerapan vitamin C di dalam tubuh. Masalah yang timbul, antara lain:
a) Masalah kulit
b) Luka susah sembuh
c) Mudah memar
d) Tubuh mudah lelah
e) Gusi mudah berdarah dan gigi copot
f) Berat badan naik
g) Sistem kekebalan tubuh lemah
h) Nyeri sendi
i) Skorbut
3. Vit. D
Kekurangan vitamin D atau defisiensi vitamin D adalah kondisi di mana
tubuh tidak mendapatkan asupan vitamin tersebut secara cukup. Ini bisa
terjadi karena kurang mengonsumsi makanan sumber vitamin D atau
jarang terpapar sinar matahari.
Selain itu, ada beberapa kondisi yang juga dapat menyebabkan seseorang
mengalami kekurangan vitamin D, yaitu:
a) Menderita gangguan atau penyakit yang dapat menghambat
penyerapan vitamin D di saluran cerna, seperti penyakit radang usus
dan malabsorpsi.
b) Menderita alergi susu atau intoleransi laktosa.
c) Memiliki warna kulit gelap.
d) Berusia lanjut.
e) Memiliki berat badan berlebih atau obesitas.
f) Mengonsumsi obat-obatan tertentu, misalnya obat antikejang atau
pengobatan HIV.
g) Menjalani pola makan vegetarian.
4. Vit. E
Gejala kekurangan vitamin E jarang tampak. Namun, seseorang
bisa mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas, seperti berjalan atau
mengambil benda. Hal ini lantaran asupan vitamin E yang tidak memadai
menimbulkan kerusakan pada saraf dan otot, sehingga koordinasi gerak
tubuh jadi terganggu dan otot melemah.
Selain itu, kekurangan vitamin E bisa juga menyebabkan sistem
kekebalan tubuh melemah. Bila terjadi dalam jangka panjang, kekurangan
vitamin E yang berat dapat menyebabkan gangguan kesehatan, meliputi
aritmia (yang menyebabkan detak jantung jadi tidak berarturan), demensia,
kebutaan.
Bahkan pada ibu hamil, kekurangan vitamin E bisa menimbulkan
bahaya bagi janinnya. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa ibu hamil
yang mengalami kekurangan vitamin E lebih berisiko mengalami
keguguran. Hal ini diduga karena antioksidan dari vitamin ini dibutuhkan
untuk mencegah kerusakan jaringan, termasuk pada janin.
5. Vitamin K
Kekurangan vitamin K sangat jarang terjadi pada orang dewasa. Kondisi
ini lebih umum dialami oleh bayi baru lahir. Pada orang dewasa,
kekurangan vitamin K bisa disebabkan oleh beberapa kondisi berikut:
a) Memiliki pola makan buruk dan jarang mengonsumsi makanan tinggi
vitamin K.
b) Mengonsumsi obat pengencer darah, misalnya coumarin. Obat
pengencer darah dapat mengganggu produksi protein yang turut
berperan dalam proses pembekuan darah.
c) Menjalani pengobatan dengan Antibiotik dapat menurunkan produksi
dan efektivitas vitamin K di dalam tubuh.
d) Menderita gangguan penyerapan nutrisi atau malabsorb Kondisi ini
bisa Anda alami saat menderita penyakit celiac, cystic fibrosis, dan
gangguan usus atau saluran empedu. Malabsorbsi bisa juga terjadi
akibat efek samping dari operasi pengangkatan usus.
Sedangkan pada bayi, kekurangan vitamin K bisa terjadi akibat:
a) Bayi tidak mendapat cukup asupan vitamin K saat masih di dalam
kandungan, karena adanya kelainan pada plasenta atau ibu kekurangan
vitamin K saat hamil.
b) Kandungan vitamin K dalam air susu ibu (ASI) sangat sedikit.
c) Usus bayi mengalami masalah, sehingga tidak memproduksi vitamin
K.

6. B à Neuritis, beri-beri, keilosis, pellagra, anemia megaloblastik


Sumber hewani termasuk produk susu, telur, ikan, daging, dan unggas
diketahui diperkaya dengan vitamin B12 yang bagus untuk kesehatan.
Orang dewasa yang lebih tua dan wanita hamil membutuhkan vitamin B
yang cukup untuk menjaga kesehatan tubuh. Namun, perlu diketahui jika
beberapa kondisi tertentu seperti penyakit Crohn, penyakit Celiac, dan
HIV dapat membuat penyerapan vitamin B menjadi buruk. Dilansir
dari Healthline, berikut beberapa bahaya akibat kekurangan vitamin B
yang perlu diketahui.
7. C à skorbut
Kekurangan vitamin C biasanya terjadi akibat pola makan yang kurang
sehat (jarang mengonsumsi buah dan sayur), atau karena gangguan
penyerapan vitamin C di dalam tubuh
8. D à rakhitis
Kekurangan vitamin D sering kali sulit terdeteksi karena gejalanya yang
tidak spesifik. Padahal, kekurangan vitamin D dapat meningkatkan risiko
terjadinya masalah pada tulang, seperti penyakit rakitis
dan osteoporosis, serta melemahnya sistem kekebalan tubuh.
9. E à katarak, infertilitas
Pada dasarnya, kekurangan vitamin E terjadi karena kebutuhannya yang
tidak terpenuhi, baik lewat makanan ataupun suplemen. Sementara
defisiensi vitamin E merupakan kondisi kekurangan vitamin E berat yang
dapat menyebabkan masalah kesehatan lebih parah. Selain orang dengan
gangguan pencernaan serta penyerapan lemak, bayi bayi prematur yang
lahir memiliki berat badan lahir < 1.500 gram juga berisiko lebih tinggi
kekurangan vitamin E. Suplementasi vitamin E dapat membantu
mengurangi kemungkinan komplikasinya.
Defisiensi Mineral
a) Zinc à diare kronis, anoreksia
Gangguan pencernaan kerap menyerang anak. Penyebabnya beragam, bisa
dari jenis makanan yang disantap saat sahur atau berbuka dan kebersihan
saat mengolah makanan
b) Kalsium à tetanus, osteomalasia, osteoporosis
Orang yang kekurangan kalsium tidak selalu menunjukkan gejala, terlebih
jika kekurangan kalsium baru terjadi dalam waktu singkat. Namun pada
sebagian orang, terutama yang sudah kekurangan kalsium dalam jangka
panjang
c) Yodium à gondok
Kekurangan yodium paling sering terjadi pada anak-anak dan ibu
menyusui. Ada berbagai gangguan yang muncul akibat kekurangan iodium
(yodium), antara lain penyakit gondok dan hipotiroid. Kondisi ini yang
dikenal sebagai GAKI atau gangguan akibat kekurangan iodium.
d) Fe à anemia
Defisiensi zat besi terjadi karena kadarnya dalam tubuh tidak
cukup. Iron memainkan peran dalam pembentukan hemoglobin, yaitu
protein dalam sel darah merah yang memungkinkan sel tersebut
mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Jika tubuh kekurangan hemoglobin,
jaringan dan otot-otot otomatis tidak mendapatkan cukup oksigen.
Akibatnya kerja mereka jadi tidak optimal dan efektif. Kondisi ini
mengarah pada penyakit anemia, yang disebut iron-deficiency anemia.
Anemia bisa memengaruhi kualitas hidup seseorang, termasuk penurunan
konsentrasi dan produktivitas.
e) Magnesium à malabsorbsi
Gejala kurangnya kadar magnesium dalam tubuh anak yakni:

Nafsu makan menurun Mual dan muntah, Tubuh terasa lemas

dan lelah, Detak jantung tidak normal, Kram otot, Mati rasa atau

kesemutan di satu atau beberapa area tubuh dan Kejang.

EPIDEMIOLOGI
Penyakit degeneratif adalah penyakit yang timbul akibat kemunduran fungsi
sel. Istilah medis untuk menjelaskan suatu penyakit yang muncul akibat proses
kemunduran fungsisel tubuh yaitu dari keadaan normal menjadi lebih buruk.
Penyebab Degeneratif dari gaya Hidup yang Salah:
a) Merokok
b) Konsumsi alkohol yang berlebih
c) Kurang aktifitas fisik (sedentary lifestyle)
d) Kurang konsumsi serat
e) Konsumsi padat energi
f) Obesitas sentral (abdominal obesity).

Makanan yang Bisa Jadi Penyebab Degeneratif


a) Daging berlemak
b) Junk foods
c) Soft drink (yg bergula)
d) Mentega/margarine/cream/santan
e) Alkohol
f) Gula
g) Minyak

MASALAH GIZI LEBIH


Gizi lebih adalah keadaan tubuh seseorang yang mengalami berat badan
berlebih karena kelebihan jumlah asupan energi yang disimpan dalam bentuk
cadangan berupa lemak. Prevalensi gizi lebih pada anak di Indonesia
mencapai 10,4. Salah satu faktor risiko terjadinya gizi lebih adalah kebiasaan
mengonsumsi junk food. Penjelasan masalah gizi lebih yang terjadi antara
lain:
a) Obesitas (kegemukan)
Suatu keadaan dimana terjadi penumpukan lemak tubuh yang berlebihan,
sehingga BB seorang jauh diatas normal dan dapat membahayakan
kesehatan
b) Overweight (kelebihan berat badan)
Keadaan dimana BB seseorang melebihi BB normal.
c) Definisi obesitas dilihat dari segi medis adalah sebagai berikut;
1) Suatu kondisi dimana lemak tubuh berada dalam jumlah yang
berlebihan
2) Suatu penyakit kronik yang dapat diobati
3) Suatu penyakit epidemic
4) Suatu kondisi yang berhubungan dengan penyakit – penyakit lain dan
dapat menurunkan kualitas hidup

Ukuran Lingkar Pinggang Peningkatan Resiko Penyakit Metabonik

Pengukuran Pria Wanita

Resiko meningakat Resiko Resiko Resiko


sangat meningkat sangat
meningkat meningkat
Lingkar pinggang >94cm >102cm >80cm >88cm

Perbandingan 0.9 1.0 0.8 0.9


lingkar
pinggang/ingkar
pinggul

6. PENYAKIT DEGENERATIF

1. DEFINISI
Penyakit degeneratif adalah penyakit yang timbul akibat
kemunduran fungsi sel. Penyakit degeneratif dalam istilah medis
digunakan untuk menjelaskan suatu penyakit yang muncul akibat proses
kemunduran fungsi sel tubuh dari keadaan normal menjadi lebih buruk.

2. Penyebab Penyakit Degenaratif dari Gaya Hidup yang Salah


a) Merokok
Seringkali rokok diibaratkan sebagai pabrik bahan kimia. Hal ini
dikarenakan banyaknya bahan kimia berbahaya yang dikeluarkan dari
satu batang rokok yang dihisap. Bahan kimia tersebut diantaranya yang
paling berbahaya adalah:
1. Nikotin : menyebabkan ketagihan dan penyakit jantung
2. Tar : menyebabkan kanker
3. CO (karbon monoksida) menyebabkan gangguan fungsi jaringan.

Paparan asap rokok yang terus menerus bisa menyebabkan


penyakit jantung, paru-paru dan kanker. Asap rokok juga sumber
polusi ruangan yang secara langsung dapat mengganggu kondisi fisik
seperti iritasi mata dan hidung, sakit kepala, tenggorokan serak, batuk,
kepala pusing dan gangguan pernafasan. Perokok aktif adalah orang
yang mengkonsumsi rokok secara rutin denganvsekecil apapun.
Sedangkan perokok pasif adalah orang yang bukan perokok tapi
menghirup asap rokok orang lain atau orang yang berada dalam satu
ruangan tertutup dengan orang yang sedang merokok. Merokok
membahayakan bagi hampir semua organ tubuh, menimbulkan banyak
penyakit dan memengaruhi kesehatan perokok secara umum. Bila
Anda berhenti merokok, manfaatnya dapat Anda rasakan secara
langsung maupun jangka panjang, bagi Anda maupun orang-orang
yang Anda cintai. Merokok menyebabkan elastisitas pembuluh darah
berkurang sehingga meningkatkan pengerasan pembuluh darah arteri
dan meningkatkan factor pembekuan darah yang memicu penyakit
jantung dan stroke. Merokok menyebabkan sekitar 90% kematian
akibat kanker paru pada pria dan 80% pada wanita. Risiko kematian
karena kanker paru 23 kali lebih tinggi pada pria perokok dan 13 kali
lebih tinggi pada wanita perokok dibandingkan pada mereka yang
bukan perokok. Riset menunjukkkan bahwa bukan perokok yang
tinggal bersama seorang perokok memiliki risiko 24% lebih tinggi
untuk mengidap kanker paru dibandingkan bukan perokok pada
umumnya. Merokok juga menyebabkan kanker kantung kencing,
rongga mulut, faring, pita suara, esopagus, serviks, ginjal, pankreas
dan perut. Merokok meningkatkan risiko kematian karena penyakit
paru kronis hingga sepuluh kali lipat. Sekitar 90% kematian karena
penyakit paru kronis disebabkan oleh merokok. Merokok berakibat
buruk terhadap kesehatan reproduksi dan janin dalam kandungan,
termasuk infertilitas, keguguran, kematian janin, bayi lahir berberat
badan rendah, dan sindrom kematian mendadak bayi. Rokok dapat
merusak tubuh kita dengan mekanisme (Majalah kesehatan.com):
a) Nikotin mencapai otak dalam 10 detik setelah rokok dihisap, lalu
menyebar ke seluruh bagian tubuh melalui sirkulasi darah,
termasuk pada Air Susu Ibu.
b) Karbon monoksida dari asap rokok mengikat hemoglobin dalam
sel darah merah, menurunkan fungsinya dalam menyalurkan
oksigen secara penuh.
c) Unsur-unsur penyebab kanker (karsinogen) pada tembakau
merusak gen-gen penting yang mengendalikan pertumbuhan sel,
sehingga sel-sel tumbuh tidak normal atau berkembang terlau
cepat.
d) Unsur karsinogen yang bernama benzopiren mengikat sel-sel di
saluran nafas dan organ penting lain dari perokok sehingga
menyebabkan kanker.
Rokok juga telah menjadi salah satu penyebab kematian terbesar di
dunia. Diperkirakan sekitar 3 juta orang di seluruh dunia meninggal
setiap tahunnya akibat rokok.

b) Konsumsi alkohol yang berlebihan


Mengkonsumsi alkohol juga membahayakan kesehatan karena
dapat meningkatkan sintesis katekholamin. Adanya katekholamin
memicu kenaikan tekanan darah.

c) Kurang aktivitas fisik (sedentary lifestyle)


Olahraga dan latihan fisik secara teratur terbukti dapat menurunkan
tekanan darah ke tingkat normal dan menurunkan resiko serangan
hipertensi 50% lebih besar dibanding orang yang tidak aktif melakukan
olah raga.

d) Kurang konsumsi serat


Kurang konsumsi dapat menyebkan penyakit degeneratif karena
seseorang yang kurang serat cenderung memiliki sistem kekebalan
tubuh yang yang rendah dan mudah sakit
e) Konsumsi padat energy
Makanan padat energy adalah makanan dengan densitas energy
yang tinggi, biasnya tinggi karbohidrat simplek, ditambah gula dan
lemak sehingga apabila di konsumsi secara terus menerus dapat
menyebabkan obesitas yang merupakan faktor risko dari penyakit
degenaratif.

f) Obesitas sentral (abdominal obesity)


Secara ilmiah, obesitas terjadi akibat ketidakseimbangan antara
asupan kalori dengan pengeluarannya, atau dengan kata lain karena
mengkonsumsi kalori lebih banyak dari yang diperlukan oleh tubuh.
Penyebab obesitas ada yang bersifat dari dalam (endogenous), yang
berarti adanya gangguan metabolik di dalam tubuh, dan ada pula yang
bersifat dari luar (exogenous), yaitu konsumsi energi yang berlebihan,
salah satunya adalah lemak hewani. Namun pendapat lainnya
menyatakan penyebab terjadinya ketidak-seimbangan antara asupan dan
pembakaran kalori ini masih belum jelas, karena penyebabnya multi
faktor. Terjadinya obesitas melibatkan beberapa faktor yaitu :
1) Faktor Genetik
Obesitas cenderung diturunkan, sehingga diduga memiliki
penyebab genetik. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa rata-rata
faktor genetic memberikan pengaruh sebesar 33% terhadap berat
badan seseorang. Penelitian pada manusia maupun hewan
menunjukan bahwa obesitas terjadi karena faktor interaksi gen dan
lingkungan. Gen yang ditemukan diduga dapat mempengaruhi
jumlah dan besar sel lemak, distribusi lemak dan besar penggunaan
energi untuk metabolisme saat tubuh istirahat. Beberapa pakar
berpendapat faktor keturunan hanya berpengaruh terhadap bakat
seseorang untuk menjadi gemuk. Apabila kelebihan asupan energy
atau kurangnya aktifitas fisik dialami oleh orang dengan keturunan
obesitas, maka akan manifestasi obesitas akan cepat terjadi. manifes
bila mengalami kelebihan asupan energi. Tetapi anggota keluarga
tidak hanya berbagi gen, tetapi juga makanan dan kebiasaan gaya
hidup, yang bisa mendorong terjadinya obesitas. Seringkali sulit
untuk memisahkan faktor genetik dengan faktor gaya hidup.
2) Faktor Makanan
Seseorang mengonsumsi makanan dengan kandungan energi sesuai
yang dibutuhkan tubuh, maka tidak ada energi yang disimpan.
Sebaliknya jika mengkonsumsi makanan dengan energi melebihi
yang dibutuhkan tubuh, maka kelebihan energi akan disimpan
sebagai cadangan energy terutama sebagai lemak.
3) Karakteristik Individu
Obesitas pada orang dewasa terjadi karena sudah menumpuknya
lemak dalam tubuh pada pria dan wanita yang berumur lebih dari 30
tahun. Kurangnya olahraga juga memberikan kontribusi pada
kegemukan yang diderita orang dewasa. Jika keadaan terus
dibiarkan, maka pada usia 45-60 tahun, biasanya penyakit-penyakit
berbahaya sudah mulai mengintai.

Makanan yang Bisa Penyebab Penyakit Degeneratif

1) Daging berlemak
Lemak dapat meningkatkan kadar kolestrol jahat dan menurunkan level
kolestrol baik. Sehingga dapat menyebabkan obesitas, resistensi insulin,
dan penyakit degeratif lainnya
2) Junk foods
Meningkatkan risiko perubahan metabolisme karena kandungan natrium
yang tinggi, lemak jenuh, dan beban glikemik. Dapat menyebabkan
tekanan darah tinggi dan berisiko penyakit jantung, stroke dan diabetes
3) Soft drink (yang bergula)
Soft drink seperti soda banyak mengandung pemanis buatan yang bahaya
dan menyebabkan diabetes.
4) Mentega/margarine/cream/santan
Mengandung tinggi gula dan lemak jenuh sehingga berisiko terkena
penyakit jantung
5) Alkohol
Konsumsi alcohol secara rutin memicu peradangan pada laring, esophagus
dan hati. Peradangan yang sudah mencapai tahap kronis besar
kemungkinan berkembang menjadi tumor hingga kanker
6) Gula
Banyak makan makanan manis dapat memicu obesitas dan penyakit kronis
seperti diabetes
7) Minyak
Minyak goring yang biasa digunakan mengandung asam lemak omega 6
yang tinggi namun miskin lemak omega 3. Ketidakseimbangan ini
mendorong peradangan yang memicu kanker liver

DISLIPIDEMIA

Dislipedemia adalah suatu gangguan metebolisme lipid yang ditandai


peningkatan atau penurunan kadar lipid dalam darah. Dislipedemia secara
klinis meliputi hiperkolesterolomia, hipertrigliserida, kombinasi
hiperkolesterolemia dan hipertrigliserida, isolated hipo–hight–density
lipoproteinmia

STROKE
Stroke adalah kerusakan pada bagian otak yang terjadi bila pembuluh
darah yang membawa oksigen dan dan zat-zat gizi ke bagian otak tersumbat
arau pecah. Stroke dapat mengakibatkan dapat terjadinya beberapa kelainan
yang berhubungan dengan kemampuan makan pasien, berakibat pada
penurunan status gizi dan diperlukan diet khusu

ALUR PENYEMPITAN PEMBULUH DARAH

Penyempitan pembuluh darah diawali dengan pembentukan plak pada


pembuluh darah sehingga menyebabkan aterosklerosis (penyempitan pembuh
darah). Apabila kejadian terus berlangsung maka dapat menyebabkan
pembuluh darah tertutup.

DIABETES

Diabetes adalah hiperglikemia kronis, sebagai akibat dari beberapa faktor


lingkungan atau genetic, atau keduanya

KLASIFIKASI DIABETS MELITUS

1. DM tipe 1 : insulin dependent diabetes mellitus


Diabetes mellitus tipe 1 biasanya terjadi pada usia muda yang berusia
dibawah 25 tahun. Diabetes mellitus tipe 1 dapat menyebabkan kerusakan
sel beta pancreas karena proses autoimunisme. Diabetes mellitus tipe 1
terjadi karena defisiensi insulin absolute dan penyakit ini bersifat akut.
2. Tipe 2 : non-insulin diabetes mellitus
Diabetes mellitus tipe 2 terjadi karena resistensi insulin dan dapat
menyebabkan gangguan sekresi insulin dari sel beta pancreas.
Penyebabnya adalah perubahan pola makan, usia lanjut, obesitas dan
kurang aktivitas fisik
3. Gestasional diabetes
Diabetes tipe ini adalah diabetes yang terjadi pada masa kehamilan.
Wanita yang menderita diabetes sebelum hamil dapat berisiko
menyebabkan bayi lahir dengan berat badan tinggi ( > 4000 gram)

TANDA DAN GEJALA


a) Poliuria
Sering kencing (poliuri) pada malam hari dengan jumlah air seni
banyak
b) Polydipsia (banyak minum)
c) Dehidrasi (kekurangan cairan)
d) Polifagia (banyak makan)
e) Lemas
f) Aktivitas turun
g) Berat badan turun
h) Kesemutan, gatal, impoten (pria)
i) Ketoasidosis
Keton adalah produk sisa dari pemecahan otot dan lemak akibat tubuh
tidak dapat menggunakan gula sebagai sumber energi
j) Glikosuria
Kondisi ketika urin atau air seni mengandung gula
k) Komplikasi pembuluh darah
Terjadi karena penumpukan glukosa dalam darah

DASAR-DASAR PENGOBATAN DIABETES MELITUS

a) Pengaturan makanan
Untuk membantu mengontrol tingkat glukosa darah
b) Obat-obatan hipoglikemik
Untuk menurunkan kadar glukosa dalam darah
c) Olah raga
Dapat membantu menurunkan berat badan dan sensitivitas insulin,
sehingga memperbaiki kendali glukosa darah
d) Pendidikan gizi
Dilakukan dengan tujuan untuk memulihkan dan mengurangi besarnya
perubahan kadar glukosa darah.

OSTEOPOROSIS

Osteoporosis adalah penyakit metabolic tulang yang ditandai dengan


penurunan massa tulang progresif dan perubahan mikroarsitektur tulang
dengan akibat meningkatnya fagilitas tulang serta kecenderungan mengalami
fraktur. Pada laki-laki osteoporosis biasa terjadi pada tulang belakang dan
pergelangan tangan sedangkan pada wanita biasanya terjadi pada tulang
panggul.

PATOFISIOLOGI

Proses terjadinya osteoporosis biasanya sama pada setiap orang yaitu


berkurangnya ketebalan korteks dan berkurangnya jumlah atau ukuran
trabekula. Kejadian ini berakhir dengan menipisnya korteks dan pelebaran
lumen sehingga secara anatomis normal. Setalah umur 40 – 45 tahun akan
terjadi penurunan massa tulang pada wanita sebesar 40 – 50 % dan pada laki-
laki sebesar 20 – 30 %.

PENYAKIT GINJAL KRONIK

Penyakit ginjal kronik adalah gangguan fungsi ginjal yang terjadi secara
kronis (lebih dari tiga bulan) denga di tandai laju filtrasi glomeruli (LFG).
Kejadian ini menyebabkan menurunnya fungsi nefron, sehingga ginjal
kehilangan kemampuan untuk mengeluarkan sisa metabolisme nitogen dan
cairan elektrolit.

4 MASALAH GIZI UTAMA DI INDONESIA DAN DI LKK


1. Kurang Energi Protein
Keadaan yang di akibatkan kurang atau rendahnya konsumsi energy dan
protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak mencukupi AKG.
Ada beberapa jenis KEP, antara lain:
a. Kwashiorkor, malnutrisi akibat kekurangan asupan protein dalam
jangka waktu yang lama.
b. Marasmus, malnutrisi akibat kekurangan asupan protein dan kalori
c. Marasmus-Kwashiorkor, malnutrisi energi protein berat dan
merupakan kombinasi dari kekurangan asupan protein dan kalori
dalam jangka waktu yang lama.
Faktor yang dapat mempengaruhi keadaan ini, antara lain:
a. Faktor Sosial
1) Kekurangan bahan pangan
2) Adanya keterbatasan baik dari kondisi fisik maupun mental yang
membuat sulit dalam menyiapkan makanan
3) Kurangnya pengetahuan tentang gizi dan cara mengolah makanan
yang baik
b. Faktor Adanya Penyakit Lain
1) Adanya infeksi pada saluran pencernaan
2) Penyakit yang mengganggu kemampuan tubuh mencerna makanan
seperti radang usus
3) Penyakit yang mengganggu sistem kekebalan tubuh seperti
HIV/AIDS
4) Adanya gangguan mental seperti depresi
5) Gangguan makan seperti anorexia nervosa
6) Adanya penyakit yang meninggkatkan metabolism dan kebutuhan
energi, seperti demam
2. Kurang Vitamin A dan Anemia
a. Kurang Vit. A
Keadaan dimana tubuh kekurangan asupan Vit. A. Beberapa akibat
dari kekurangan Vit. A, antara lain:
1) Gangguan pada Mata
2) Kulit kering, karena Vit. A termasuk dalam salah satu vitamin yang
membantu proses pembentukkan kulit dan memperbaiki sel-sel
kulit mati
3) Mudah terserang infeksi, karena Vit. A, membantu daya tahan
tubuh
4) Gangguan pada pertumbuhan anak
b. Anemia (Kekurangan Zat Besi)
Keadaan dimana tubuh kekurangan kadar Hb dalam darah, akibatnya
sel-sel dalam tubuh tidak mendapat cukup oksigen dan tidak berfungsi
secara normal. Penyebabnya antara lain: Kekurangan zat besi,
akibatnya membuat tubuh tidak memproduksi Hb. Kekurangan zat besi
dapat terjadi dikarenakan kurangnya konsumsi makanan yang
mengandung zat besi atau bisa juga dikarenakan tubuh tidak mampu
menyerap zat besi tersebut.
3. Gizi Lebih (Obesitas)
Keadaan di mana terjadinya penimbunan lemak dalam tubuh sangatlah
tinggi. Hal ini disebabkan oleh konsumsi kalori berlebih dibadingkan
pembakaran kalori. Jika kalori tidak dibakar melalui aktivitas fisik maka ia
akan diubah menjadi lemak dan akan menimbun di dalam tubuh,
selanjutnya orang tersbut akan mengalami penambahan berat badan yang
cukup signifikan, obesitas sendiri juga dapat membuat sang penderita
mengalami masalah kesehatan lainnya seperti jatung, hipertensi, stroke,
dll. Obesitas dipengaruhi oleh beberapa hal yakni, adanya pertumbuhan
industri dan ekonomi, perubahan gaya hidup, lebih sering mengonsumsi
makanan olahan cepat saji, atau diet dengan kalori tinggi.
4. Kurang Yodium
Kekurangan yodium disebabkan oleh kurangnya asupan yodium dalam
makanan yang di konsumsi, hal ini dapat membuat seseorang terkena
penyakit gondok. Yodium sebenarnya tidak sulit untuk ditemui, misalnya
terdapat pada rumput laut, garam laut, telur, makanan olahan susu, susu
kedelai, dll.

POTRET MASALAH KONSUMSI PANGAN DAN STATUS GIZI


POLLEN-TTS, 2004
1. Konsumsi Dan Tingkat Konsumsi Energi Dan Protein Per Kapita Per Hari
a) Kebutuhan energi yang seharusnya 1744 kal dan protein 47,4 g per
kapita per hari. Tetapi masyarakat TTS membutuhkan minimal 1252
kal dan protein 28,1 g per kapita per hari saja dan maximal energi 2659
kal dan protein 73,1 g per kapita per hari.
b) Jumlah dan konsumsi energy, Jumlah pangan 100% yang terdiri dari :
padi 77,64 % ; umbi-umbian 8,16 % ; pangan hewani 2,53 % ; minyak
dan lemak o,27 % ; buah/biji berminyak 0,54 % ; kacang-kacangan
5,22 % ; gula 0,27 % ; sayuran dan buah 5,27 % ; dan bumbu 0,1 %.
Total konsumsi Pollen energi 1744 kal dengan AKG 78,2 dan skor
PHP 48,6 dari standar energi 2.200 kal dengan AKG (– ) dan standar
skor PHP 100.
c) Keragaan status gizi anak balita
1) BB/U <60% dikatakan status gizinya buruk dengan jumlah
prevalensi 1 orang dan setara dengan 1,82 % ; BB/U 60-80%
dikatakan status gizinya kurang dengan jumlah prevalensi 23 orang
atau setara dengan 41,82% ; BB/U dikatakan status gizinya baik
karena mencapai 80-100% dengan jumlah prevalensi 31 orang atau
setara dengan 56,36% dari total keseluruhan anak balita sebanyak
55 orang.
2) TB/U <85% dikatakan status gizinya buruk dengan jumlah
prevalensi 11 orang dan setara dengan 20,00 % ; TB/U 85- <95%
dikatakan status gizinya kurang dengan jumlah prevalensi 31 orang
atau setara dengan 56,36% ; TB/U dikatakan status gizinya baik
karena mencapai 95-100% dengan jumlah prevalensi 23 orang atau
setara dengan 23,63% dari total keseluruhan anak balita sebanyak
55 orang.
3) BB/TB <70% dikatakan status gizinya buruk dengan jumlah
prevalensi 0 atau tidak ada kasus pada balita ; BB/TB 70-<90%
dikatakan status gizinya kurang dengan jumlah prevalensi 18 orang
atau setara dengan 32,73% ; BB/TB dikatakan status gizinya baik
karena mencapai 90-100% dengan jumlah prevalensi 37 orang atau
setara dengan 67,27 % dari total keseluruhan anak balita sebanyak
55 orang.
d) Status gizi orang dewasa (IMT)
1) IMT <17,0 dikatakan sangat kurus dengan proporsi jumlah 13
orang setara dengan 12,15 %
2) IMT 17,0- 18,4 dikatakan kurus dengan proporsi jumlah 31 orang
setara dengan 28,97 %
3) IMT 18,5- 25,0 dikatakan normal dengan proporsi jumlah 62 orang
setara dengan 57,94 %
4) IMT 25,1- 27,0 dikatakan gemuk dengan proporsi jumlah 0 atau
tidak ada kasus ini pada orang dewasa.
5) IMT 25,1- 27,0 dikatakan gemuk dengan proporsi jumlah 0 atau
tidak ada kasus ini pada orang dewasa.
6) IMT >27,0 dikatakan gemuk sekali dengan proporsi jumlah 1
orang setara dengan 0,93%.
POTRET MASALAH KONSUMSI PANGAN GIZI KOTA KUPANG
(2004)
1. Prevalensi Defisit Konsumsi Energi, untuk kota kupang sendiri,
puskesmas yang terdiri dari 4 kecamatan yakni kecamatan Alak, Kelapa
Lima, Maulafa dan Oebobo yang terdapat 451 orang dengan tingkat
konsumsi Energi >100% sebanyak 27,72 ; tingkat konsumsi energi 80-
100% sebanyak 33,48% ; tingkat konsumsi energi 60-80% sebanyak 26,61
dan tingkat konsumsi energi <60% sebanyak 12,20.
2. Proporsi rumah tangga defisit konsumsi
Dari data diagram batang terlampir proporsi RT di Alak 59,26% tidak
defisit energi dan 40,74% defisit energi. Untuk RT di Kelapa Lima 55,31
tidak defisit energi dan 44,7% defisit energi. Untuk RT maulafa 75,68%
tidak defisit energi dan 24,32% defisit energi. Untuk RT Oebobo 55%
tidak defisit energi dan 45% defisit energi. Dan untuk RT Kota 61,2%
tidak defisit energi dan 38,81% defisit energi.
3. Pola pangan harapan nasional untuk kelompok pangan padi, umbi, pangan
hewani, minyak dan lemak, buah, kacangan, gula, dan hsayuran, serta
bumbu-bumbu dengan konsumsi energi di kota kupang sebanyak 1680, 6
kal dan skor PPN 60,9. Sedangkan standar energi yang ditetapkan
sebanyak 2200 kal dengan skor PPN sebesar 100.
PROGRAM PEMBANGUNAN GIZI KESEHATAN DI INDONESIA
1. Sebelum PJP 1
Pada tahun 1954 upaya perbaikan gizi dimasyarakat sudah mulai dirintis
dengan ditandai bentuknya panitia perbaikan makanan rakyat untuk
mengatasi kelaparan dan kurang gizi.
2. PJP 1
Sudah mulai ada pelayanan, pendidikan dan paket pertolongan kesehatan
termasuk obat cacing, vaksinasi dan oralit. Adanya peningkatan
pendapatan, tingkatan peluang usaha,serta pengolahan usaha dan pangan
daerah. Produksi pangan berdasarkan perkembangan SDM, pemanfaatan
SDA serta pembangunan wilayah.
3. PJP II (pelita IV)
Sudah tercapainya konsumsi rata-rata energi 2150 kal/kapita/hari, dan
protein 46,2 g/kapita/hari untuk meningkatkan pemahamn dan kesadaran
masyarakat tentang gizi dan menurunkan angka prevalensi gizi kurang.
Adapun upaya penyuluhan gizi masyarakat dan program penunjang untuk
pengawasan pangan dan minuman serta penelitian dan pengembangan gizi
serta difersifikasi pangan.
4. PROPENAS TAHUN 2000-2004
Program penanggulangan kemiskinan dan pemenuhan kebutuhan pokok
masyarakat dengan menyediakan kebutuhan, mengemmbangkan dan
meningkatkan ketahanan pangan serta pengelolaan pengairan, Yang
bertujuan untuk meningkatkan intelektualitas dan produktifitas SDM
dengan melakukan penyuluhan.

MODEL INTERVENSI GIZI DI INDONESIA

UPGK, Bertujuan untuk meningkatkan dan membina keadaan gizi


masyarakat agar mencapai perubahan tingkah laku untuk mendukung
perbaikan izi anak balita. Sasaran utamanya adalah anak 0-5 tahun, ibu hamil
dan ibu menyusui. Adapun upaya penanggulangan Vit A, dengan pemberian
Vit A dosis tinggi setiap 6 bulan dan meningkatkan kons. Makanan kaya Vit A
dengan memberikan pengetahuan pemdidikan Gizi dan pemanfaatan
pekarangan. Adapun penanggulangan AGB dengan pemberian tablet besi
untuk ibu hamil dan menyusui serta penggalakan kons. Pangan sumber zat
besi melalui penyuluhan gizi. Penanggulangan GAKY, dengan melakukan
penyuntikan larutan minyak beryodium didaerah endemic dan yodisasi garam
konsumsi dengan yodium. Pengadaan Tenaga Gizi, dengan melaksanakan
program terpadu, dan menggunakan teknologi tepat guna serta mencari bahan
pangan bergizi yang potensial.

MODEL PENGEMBANGAN PUSKESMAS PEDULI KELUARGA


Puskesmas harus mempunyai informasi tentang semua keluarga dengan
mengupayakan agar keluarga tetap sehat dan yang sakit di upayakan agar bisa
sehat kembali, serta puskesmas harus proaktif memantau dan memberdayakan
keluarga. Puskesmas peduli keluarga dan pemberdayaan keluarga, berguna
untuk memberdayakan keluarga dan di perlukan interaksi yang intensif dan
berkesinambungan maka diperlukan kader yang kuat agar intervensi di bidang
teknis kesehatan oleh petugas dan dukungan dari para kader. Juga menampung
berbagai aspirasi masyarakat dan membantu puskesmas dalam melaksanakan
pembangunan kesehatan diwilayahnya.

Indicator hulu untuk pemberdayaan, menggunakan prevalensi kesakitan,


penyakit menular, morbiditas anak dan ibu, anemia ibu, status gizi balita,
mortalitas bayi dan ibu serta usia harapan hidup lahir. Puskesmas peduli
keluarga menggunakan indeks potensi keluarga sehat, yaitu keluarga yang
hidup dilingkungan yang sehat, berperilaku sehat dan mempunyai akses yang
mudah pada pelayanan kesehatan, karena indikator indeks potensi keluarga
sehat secara nasional yaitu tersedianya sarana air bersih, tersedia jamban
keluarga, memiliki keramik pada lantai rumah, memantau tumbuh kembang
anak, tidak ada anggota keluarga yang merokok dan menjadi peserta dana
sehat atau ASKES atau JPKM.
MATERI 4
PEMBAHASAN

1. Panga/Gizi Sebagai Kebutuhan dan Modal Dasar


Ketika status gizi seseorang memadai itu dapat juga dikatakan sebagai
terjadi keberhasilan dalam pembangunan untuk memenuhi asupan gizi.
Dikatakan berhasil karena ketika gizi individu atau suatu masyarakat memadai
itu akan menurunkan angka kematian bayi dan balita yang disebabkan oleh
gangguan asupan gizi tentu hal ini pula akan bepengaruhi pada program
Keluarga Berencana. Ketika gizi seseorang atau individu terpenuhi dengan
baik akan menurunkan angka kesakitan, jika angka kesakitan menurun tentu
akan memberikan hasil kerja pada individu atau masyarakat secara maksimal.
Serta hubunga lainnya apabila gizi individu atau masyarakat tertentu dapat
terpenuhi dengan baik akan meningkatkan daya tahan tubuh dan kemampuan
belajar anak di sekolah dan akan memberi dampak pada peningkatan prestasi
kerja. Dari semua hubungan diatas tentu jika asupan gizi terpenuhi dengan
maksimal/optimal, akan mempengaruhi kulaitas SDM suatu wilayah tertentu
dan akan mendukung keberhasilan pembangunan baik itu manusia atau
Sumber Daya Alam.
Gizi Salah berpengaruh negatif terhadap perkembangan mental,
perkembangan fisik, produktivitas dan kesanggupan kerja manusia, yang
semuanya mempengaruhi kesanggupan ekonomi yang berujung pada
kegagalan pembangunan dalam berbagai sektor. Gizi pada Individu/
masyarakat 90% berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan otak
yang dimana berlangsung pada masa janin sampai lahir. Kekurangan Energi
Protein (KEP) masa kehamilan akan mengakibatkan BBLR yang akan hambat
perkembangan mental dan kemampuan motoric anak yang dampaknya bersifat
permanen dan tidak bisa diperbaiki di masa yang akan datang.

Dampak Jangka Pendek dan Panjang Kekurangan Gizi Hipotesis Baker


(1980):
a) Jangka Pendek
Dampak dari kekurangan gizi pada janin dan batita dalam jangka pendek
adalah terjadinya gangguan pada perkembangan otak pertumbuhan otak
dan organ-organ tubuh serta terganggunya metabolism glukosa, lemak,
protein dan hormone serta zat gizi lainnya dalam tubuh. Ketiga dampak ini
saling berkaitan dan apabila terjadi gangguan pada salah satunya akan
mempengaruhi yang lainnya. Jika pada saat janin tidak terpenuhinya zat
gizinya dengan baik maka ibu berisiko melahirkan berat bayi lahir rendah
(BBLR) ketika dewasa akan berisiko terkena penyakit degeratif seperti
kegemukan, diabetes mellitus, jantung, kanker, stroke dan hipertensi

b) Jangka Panjang
Jika pada kekurangan gizi jangka pendek tidak ditangani dengan baik oleh
orang terdekat atau dibawah ke faskes, akan menimbulkan dampak jangka
panjang untuk kekurangan guzi yaitu kognitif dan kemampuan belajar
anak menurun, jika pertumbuhan organ tubuh terhambat akan memberikan
dampal pada imunitas rendah dan produktifitas kerja fisik yang rendah
pula.

Dampak Gizi dan Kesehatan Terhadap Kualitas Manusia


a) Gizi Kurang dan Infeksi
Berdampak pada tumbuh kembang otan yang tidak optimal, hal ini akan
bersifat permanen dan tak terpulihkan dan hal inilah yang akan
menyebabkan mutu Sumber Daya Manusia yang rendah dan akan menjadi
beban pada suatu negara dikarenakan negara yang menanggung biaya
hidup tanpa orang tersebut ikut berpartisapi (dikenal dengan penerima
bantuan sosial)

b) Gizi Cukup dan Sehat


Jika gizi cukup, pertumbuhan dan perkembangan otak akan optimal dan
akan mendukung prestasi belajar anak diaan anak menjadi cerdas dan
produktifm tentu jika hal ini terjadi akan meningkatkan mutu SDM, serta
orang tersebut akan mengambil andil dalam membangung negara tersebut
dan dapat dikatakan sebagai asset negara.

Manfaat Investasi Intervensi Program Gizi

Berdasarkan sumber Word Bank (1998), untuk penganggulangan gizi


mikro masalah anemia, kekurangan vitamin A dan Gangguan akibat kurang
yodium memiliki program intervensi dan manfaat setiap USD antara lain
sebagai berikut:
a. Fortifikasi tepung terigu dengan zat besi
Program intervensi ini memberikan manfaat dalam penurunan masalah
anemia/USD sebesar 84,1%
b. Supplementasi kapsul Vitamin A kepada semua balita
Program intervensi ini memberikan manfaat dalam penurunan masalah
KVA pada balita/USD sebesar 50%
c. Iodisasi garam
Program intervensi ini memberikan manfaat dalam penurunan masalah
GAKY/USD sebesar 28%
d. Pemberian pil besi kepada ibu hamil
Program intervensi ini memberikan manfaat dalam penurunan masalah
anemia pada ibu hamil/USD sebesar 25%
e. Fortifikasi gula dengan vitamin A
Program intervensi ini memberikan manfaat dalam penurunan masalah
KVA/USD sebesar 16%
f. Supplementasi yodium pada WUS
Program intervensi ini memberikan manfaat dalam penurunan masalah
GAKY pada WUS/USD sebesar 14%

2. Pangan dan Gizi sebagai Indikator Pembangunan


`Tujuan Pembangunan Nasional: terwujudnya Indoensia yang sehat dan
mandiri. Strateginya melalui INDONESIA SEHAT 2010 dengan fokus
“membentuk manusia berkualitas”, untuk dapat meningkatkan Indonesia yang
berkualitas perlu adanya dukungan investasi dari sektor sosial pada bidang
gizi, kesehatan dan pendidikan. Dengan investasi ini diharapkan untuk mampu
memperbaiki gizi tumbuh kembang fissik dan mental yang akan memberikan
pengaruh terhadap peningkatan kualitas SDM. Tentu untuk meningkatkan
kualitas SDM tidak terlepas dari dukungan ekonomi yang baik dan
kemiskinan yang berkurang. Ketika kualitas SDM membaik maka secara
otomatis akan meningkatkan produksi di berbagai sektor yang mendukug
intervensi pada bidang gizi masyarakat. Investasi pembangunan tidak lagi
terbatas pada sarana dan prasarana, tetapi mencakup pemenuhan kebutuhan
pokok, kesehatan dan kesejahteraan sosial, untuk itu “Perbaikan gizi
merupakan investasi pembangunan”.

Gaya Hidup dan Status Gizi:


Gaya hidup dipengaruhi oleh pesatnya perdagangan industry panganm jasa
dan informasi dari sinilah yang memicu berubahnya pola konsumsi pangan
dari local menjadi global. Perubahan ini memicu terjadinya penumpukan
lemak jenuh dan gula, perilaku konsumsi makanan yang rendah serat serta
kecukpan konsumsi zat gizi mikro yang kurang. Ketika terjadinya
penumpukan lemak jenuh dan gula orang tersebut berisiko menderita obesitas,
kolesterol, gangguan plasma urea, dan plasma albumin.

Masalah Pangan dan Gizi:


Menurut Soekirman (1999/2000), akar dari permasalaha gizi krisis ekonomi,
politik dan sosial akar permasalahan ini memicu timbulnya pengangguran,
inflasi, kurangnya pangan dan kemiskinan. Ketika hal ini terjadi akan timbul
masalah pokok di masyarakat yaitu kurang pemberdayaan wanita dan
keluarga, kurang pemanfaatan sumber daya masyarakat, dan ketika
masyarakat tidak diberdayakan maka akan mempengaruhi tingkat pendidikan,
pengetahuan dan keterampilan mereka, ketika masyarakat tidak memiliki
ketiga hal ini yaitu pendidikan, pengetahuan dan ketrampilan yang baik maka
akan timbul penyebab tidak langsung dari masalah gizi yaitu masyarakat tidak
memiliki ketersediaan pangan, pola asuh anak tidak memadai, sanitasi dan air
bersih buruk serta layanan kesehatan dasar tidak memadai. Dan masalah gizi
dipengaruhi oleh penyebab langsung yaitu makanan tidak seimbang dan
penyakit infeksi ketika hal ini sudah terjadi pada seorang individu atau
sekelompok masyarakat maka akan memberikan dampak terjadinya kurang
gizi.

3. Model Transformasi Sistem Produksi Pertanian dan Non Pertanian Bagi


Peningkatan Ketahanan Pangan dan Status Gizi Masyarakat
a) Kaitan Sistem Produksi Peternakan Terpadu untuk Peningkatan Ketahanan
Ketahanan Pangan dan Penanggulangan Masalah Gizi Secara
Berkelanjutan
b) Kaitan Transformasi Sistem Produksi Peternakan Terpadu untuk
Peningkatan Ketahanan Ketahanan Pangan dan Penanggulangan Masalah
Gizi Secara Berkelanjutan
c) Kaitan Transformasi Sistem Produksi Non Peternakan Terpadu untuk
Peningkatan Ketahanan Ketahanan Pangan dan Penanggulangan Masalah
Gizi Secara Berkelanjutan

Anda mungkin juga menyukai