Anda di halaman 1dari 6

REVIEW

MANAJEMEN BENCANA

JUDUL :

PENGELOLAAN PERSEDIAAN BANTUAN KEMANUSIAAN

YUFEN LORENS ATI

1807010431

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2020
PEMBAHASAN

PENGELOLAAN PERSEDIAAN BANTUAN KEMANUSIAAN

1.1 Pengelolaan Persediaan


a) Defenisi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengelolaan
adalah suatu proses dalam melakukan kegiatan tertentu dengan
menggerakkan tenaga orang lain atau anggota pelaksana kegiatan
dalam hal merumuskan, menentukan tujuan sampai pada pelaksanaan
kegiatan. Sedangkan Suharsimi Arikunto (1993: 31) mengatakan
bahwa pengelolaan sama artinya dengan manajemen yang artinya
pengaturan dan pengurusan terkait dengan kegiatan yang akan atau
sedang dijalankan. Pengelolaan dilakukan dengan oleh sekelompok
orang untuk melakukan setiap kegiatan yang bertujuan untuk mencapai
tujuan yang diharapkan. Sedanglan persediaan merupakan salah satu
faktor penting pada suatu lembaga dalam melaksanakan
intervesi/kegiatan untuk mendukung keseimbangan proses pelaksanaan
dan mencapai tujuan kegiatan. Menurut Zaki Badridwan (2000:149),
kata persediaan berarti sedia atau dalam arti lain telah ada/dikhususkan
untuk program kegiatan yang telah direncanakan.
Jadi, manajemen persediaan atau pengelolaan persediaan adalah
proses untuk mengatur persediaan barang yang dimiliki oleh suatu
penyelenggara program. Mulai dari cara memperoleh persediaan,
penyimpanannya, sampai persediaan tersebut dimanfaatkan atau
dikeluarkan untuk suatu program yang telah direncanakan sehingga
boleh mencapai tujuan penyelenggaraannya. Manajemen persediaan
ada dalam suatu program/ kegiatan adalah untuk menentukan jenis
barang apa, berapa jumlahnya, dan kapan barang harus di restock
maupun di keluarkan dari gudang menjadi faktor penting karena
berhubungan dengan ketepatan dan kecepatan penyaluran bantuan di
masa-masa awal terjadinya bencana. Semakin tepat jenis dan jumlah
barang bantuan yang tersedia maka semakin cepat bantuan tersebut.
dapat disalurkan ke masyarakat di lokasi bencana.
Lembaga-lembaga yang terlibat dalam kegiatan penanganan
bencana adalah bersifat lintas sektor. Lembaga-lembaga tersebut bukan
saja berasal dari bidang kesehatan, tetapi juga berasal dari lembaga
perlindungan sipil, lembaga adat setempat, komunitas palang merah,
dan organisasi lain non pemerintah. Sistem pengelolaan persediaan
pada suatu kegiatan di perlukan untuk menyelesaikan persoalan yang
ditemukan, antara lain:
1. Ruangan dan transportasi yang terganggu segera di tangani untuk
disediakan agar mudah dalam mengakses pelayanan.
2. Permasalahan yang timbul dalam peristiwa bencana memerlukan
pelayanan yang cepat dan efektif sehingga tepat sasaran dan sesuai
dengan kebutuhan masyarakat.
3. Pengelolaan persediaan hadir juga untuk mengatasi permasalahan
ketidak adilan dalam proses distribusi kebutuhan, misalnya suatu
lembaga yang membantu mendistribusikan barang kebutuhan
memperolehnya lebih banyak sedangkan yang lainnya tidak sama
sekali.
4. Membantu tenaga kesehatan dalam memilah setiap kebutuhan
medis yang terbatas sedangkan kebutuhan penanganan bencana
meningkat.

Tugas utama dari Sistem Pengelolaan Persediaan, antara lain:


1. Memelihara inventaris dan kendalikan proses pendistribusian
dalam pelaksanaan kegiatan yang dimulai dari gudang penyediaan
sampai kepada lapangan kegiatan.
2. Cepat dalam mengidentifikasi apa yang menjadi kebutuhan
masyarakat mendasar selama bencana atau sesudah bencana.
3. Memilah dan mengidentifikasi persediaan bantuan kemanusiaan.
4. Melakukan proses registrasi barang yang telah dikeluarkan.
5. Mendata barang yang menjadi persediaan dan menjadi
bukti/laporan kepada pemerintah/investor.
6. Menyediakan informasi yang cepat dan jelas kepada pihak
investor/pemerintah.

1.2 Rantai Persediaan Logistik

Logistik adalah barang berwujud dan gunakan untuk memenuhi


suatu kebutuhan dasar manusia. Misalnya sandang, pangan dan papan,
yaitu sembako (sembilan bahan pokok), obat-obatan, pakaian dan
kelengkapannya, air, kantong tidur (sleeping bag), perlengkapan bayi,
perlengkapan keluarga (pembalut wanita, odol, sabun mandi, shampo,
detergen, handuk).
Pengelolaan bantuan logistik pada status keadaan darurat adalah
suatu kegiatan terpadu dalam mengelola barang bantuan penanggulangan
bencana. Pengelolaan bantuan logistik mencakup pencarian sumber,
pengadaan logistik, penjaminan kualitas, pengemasan, pengiriman
pengangkutan, penyimpanan di gudang dan pengelolaan persediaan
logistik. Operasi darurat bantuan logistik diperlukan untuk mendukung
organisasi dan pelaksanaan operasi status keadaan darurat dengan tujuan
memastikan ketepatan waktu dan efisiensi.
Komponen Prinsip dalam mengelola persediaan bantuan
kemanusiaan, antara lain:
1) Penerimaan atau Perolehan persediaan
Pada komponen prinsip ini adalah mencatat jumlah, mutu dan jenis
barang yang diterima, menentukan apa saja yang dibutuhkan, cara
mendapatkannya dan cara menggunakannya dalam upaya pemenuhan
kebutuhan selama/sesudah bencana yang telah diidentifikasi. Serta
kegiatan lainnya menyeleksi dan mencocokkan bantuan logistik
dengan prioritas kebutuhan masyaraka serta menyimpan barang pada
tempat yang mudah diakses.
2) Penyimpanan
Barang-barang yang tersisa yang belum terpakai perlu untuk dilindungi
sampai pada proses pengiriman selanjutnya. Cara kerjanya juga adalah
sebagai proses mengantisipasi jumlah kebutuhan yang akan datang.
3) Pengangkutan
Barang yang telah diperoleh, perlu untuk sesegera mungkin sampai
kepada masyarakat yang membutuhkan. Oleh karena itu, perlu dikaji
transportasi apa yang akan digunakan secara aman dan cepat.
4) Pendistribusian
Tujuan akhir dari rantai persediaan logistic adalah melakukan proses
pengiriman barang bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan.
Distribusi yang seimbang dan terkendali sangat diperlukan untuk
menghindari terjadinya penyalagunaan, pembuangan atau kerusakan
pada persediaan.
Keempat komponen ini saling terikat dan tidak dapat terpisahkan
karena saling melengkapi dan berkoordinasi untuk memastikan tidak
adanya gangguan dalam rantai logistik.

1.3 Permintaan Bantuan


Permintaan bantuan diartikan sebagai jumlah barang yang
dibutuhkan pada suatu peristiwa dan bentuk bantuan barang dan jasa.
Permintaan akan barang dan jasa di pengaruhi oleh banyak atau jumlah
masyarakat yang membutuhkan. Permintaan akan barang dan jasa dapat
berupa permintaan sandang, pangan dan papan yang dibutuhkan oleh
masyarakat selama bencana/pasca bencana sebagai upaya pemulihan
kondisi saat/setelah bencana misalnya permintaan akan obat-obatan,
kebutuhan makanan dan minuman, kebutuhan tempat tinggal sementara
atau kebutuhan fisik lainnya. Sedangkan permintaan jasa dapat berupa,
kebutuhan akan pelayanan public atau pelayanan kesehatan dalam hal
menunjang upaya pemulihan saat/pasca bencana melanda.
Permintaan bantuan dapat ditujukan kepada pemerintah sebagai
pengambil kebijakan dalam hal penanganan bencana alam. Setelah
dilakukannya permintaan bantuan kepada pemerintah, pemerintah akab
mengambil kebijakan untuk mencari pendonor yang berpotensi untuk
menyediakan barang dalam jumlah besar untuk segera dilakukan proses
perolehan persediaan barang dan pengiriman. Permintaan bantuan yang
dilakukan harus sesuai dengan prioritas kebutuhan masyarakat. Tujuan
dari permintaan bantuan adalah agar sesegera mungkin upaya
pengendalian dan penanganan akan masalah yang dihadapi masyarakat
saat bencana cepat dan efisiensi dilaksanakan agar pencegahan timbulnya
korban jiwa dan kerugiaan materi dapat diminimalisirkan. Bantuan
ditujukan kepada pemerintahan agar upaya pengendalian dan pencegahan
dapat terorganisir dengan baik dan boleh mencapai kesejahteraan bersama.
Apabila dalam pelaksanaan kegiatan, dampak yang ditimbulkan
bencana melampaui kekuatan penyediaan bantuan oleh pemerintah dalam
suatu daerah/Negara. Maka permintaan bantuan dinaik levelkan pada
tersier ke permintaan bantuan internasional. Permintaan dilakukan melalui
kedutaan atau markas besar PBB yang ada di negara terkait yang dimana
perwakilan diplomatic diluar negara ketika terjadi bencana memberitahu
pihak berwenang, donator dan masyarakat terkait dampak bencana,
kebutuhan korban, dan jenis bantuan secara jelas agar dilakukan proses
feedback terhadap informasi tersebut secara cepat.

REFERENSI :

Fauziah, Munaya. 2006. E-Book: Bencana Alam Perlindungan Kesehatan


Masyarakat. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 10 Tahun


2012 Tentang Pengelolaan Bantuan Logistik pada Status Keadaan
Darurat Bencana.

Anda mungkin juga menyukai