a) Defenisi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengelolaan adalah suatu proses dalam melakukan kegiatan tertentu dengan menggerakkan tenaga orang lain atau anggota pelaksana kegiatan dalam hal merumuskan, menentukan tujuan sampai pada pelaksanaan kegiatan. Sedangkan Suharsimi Arikunto (1993: 31) mengatakan bahwa pengelolaan sama artinya dengan manajemen yang artinya pengaturan dan pengurusan terkait dengan kegiatan yang akan atau sedang dijalankan. Pengelolaan dilakukan dengan oleh sekelompok orang untuk melakukan setiap kegiatan yang bertujuan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Sedanglan persediaan merupakan salah satu faktor penting pada suatu lembaga dalam melaksanakan intervesi/kegiatan untuk mendukung keseimbangan proses pelaksanaan dan mencapai tujuan kegiatan. Menurut Zaki Badridwan (2000:149), kata persediaan berarti sedia atau dalam arti lain telah ada/dikhususkan untuk program kegiatan yang telah direncanakan. Jadi, manajemen persediaan atau pengelolaan persediaan adalah proses untuk mengatur persediaan barang yang dimiliki oleh suatu penyelenggara program. Mulai dari cara memperoleh persediaan, penyimpanannya, sampai persediaan tersebut dimanfaatkan atau dikeluarkan untuk suatu program yang telah direncanakan sehingga boleh mencapai tujuan penyelenggaraannya. Manajemen persediaan ada dalam suatu program/ kegiatan adalah untuk menentukan jenis barang apa, berapa jumlahnya, dan kapan barang harus di restock maupun di keluarkan dari gudang menjadi faktor penting karena berhubungan dengan ketepatan dan kecepatan penyaluran bantuan di masa-masa awal terjadinya bencana. Semakin tepat jenis dan jumlah barang bantuan yang tersedia maka semakin cepat bantuan tersebut. dapat disalurkan ke masyarakat di lokasi bencana. Lembaga-lembaga yang terlibat dalam kegiatan penanganan bencana adalah bersifat lintas sektor. Lembaga-lembaga tersebut bukan saja berasal dari bidang kesehatan, tetapi juga berasal dari lembaga perlindungan sipil, lembaga adat setempat, komunitas palang merah, dan organisasi lain non pemerintah. Sistem pengelolaan persediaan pada suatu kegiatan di perlukan untuk menyelesaikan persoalan yang ditemukan, antara lain: 1. Ruangan dan transportasi yang terganggu segera di tangani untuk disediakan agar mudah dalam mengakses pelayanan. 2. Permasalahan yang timbul dalam peristiwa bencana memerlukan pelayanan yang cepat dan efektif sehingga tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. 3. Pengelolaan persediaan hadir juga untuk mengatasi permasalahan ketidak adilan dalam proses distribusi kebutuhan, misalnya suatu lembaga yang membantu mendistribusikan barang kebutuhan memperolehnya lebih banyak sedangkan yang lainnya tidak sama sekali. 4. Membantu tenaga kesehatan dalam memilah setiap kebutuhan medis yang terbatas sedangkan kebutuhan penanganan bencana meningkat.
Tugas utama dari Sistem Pengelolaan Persediaan, antara lain:
1. Memelihara inventaris dan kendalikan proses pendistribusian dalam pelaksanaan kegiatan yang dimulai dari gudang penyediaan sampai kepada lapangan kegiatan. 2. Cepat dalam mengidentifikasi apa yang menjadi kebutuhan masyarakat mendasar selama bencana atau sesudah bencana. 3. Memilah dan mengidentifikasi persediaan bantuan kemanusiaan. 4. Melakukan proses registrasi barang yang telah dikeluarkan. 5. Mendata barang yang menjadi persediaan dan menjadi bukti/laporan kepada pemerintah/investor. 6. Menyediakan informasi yang cepat dan jelas kepada pihak investor/pemerintah.
1.2 Rantai Persediaan Logistik
Logistik adalah barang berwujud dan gunakan untuk memenuhi
suatu kebutuhan dasar manusia. Misalnya sandang, pangan dan papan, yaitu sembako (sembilan bahan pokok), obat-obatan, pakaian dan kelengkapannya, air, kantong tidur (sleeping bag), perlengkapan bayi, perlengkapan keluarga (pembalut wanita, odol, sabun mandi, shampo, detergen, handuk). Pengelolaan bantuan logistik pada status keadaan darurat adalah suatu kegiatan terpadu dalam mengelola barang bantuan penanggulangan bencana. Pengelolaan bantuan logistik mencakup pencarian sumber, pengadaan logistik, penjaminan kualitas, pengemasan, pengiriman pengangkutan, penyimpanan di gudang dan pengelolaan persediaan logistik. Operasi darurat bantuan logistik diperlukan untuk mendukung organisasi dan pelaksanaan operasi status keadaan darurat dengan tujuan memastikan ketepatan waktu dan efisiensi. Komponen Prinsip dalam mengelola persediaan bantuan kemanusiaan, antara lain: 1) Penerimaan atau Perolehan persediaan Pada komponen prinsip ini adalah mencatat jumlah, mutu dan jenis barang yang diterima, menentukan apa saja yang dibutuhkan, cara mendapatkannya dan cara menggunakannya dalam upaya pemenuhan kebutuhan selama/sesudah bencana yang telah diidentifikasi. Serta kegiatan lainnya menyeleksi dan mencocokkan bantuan logistik dengan prioritas kebutuhan masyaraka serta menyimpan barang pada tempat yang mudah diakses. 2) Penyimpanan Barang-barang yang tersisa yang belum terpakai perlu untuk dilindungi sampai pada proses pengiriman selanjutnya. Cara kerjanya juga adalah sebagai proses mengantisipasi jumlah kebutuhan yang akan datang. 3) Pengangkutan Barang yang telah diperoleh, perlu untuk sesegera mungkin sampai kepada masyarakat yang membutuhkan. Oleh karena itu, perlu dikaji transportasi apa yang akan digunakan secara aman dan cepat. 4) Pendistribusian Tujuan akhir dari rantai persediaan logistic adalah melakukan proses pengiriman barang bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan. Distribusi yang seimbang dan terkendali sangat diperlukan untuk menghindari terjadinya penyalagunaan, pembuangan atau kerusakan pada persediaan. Keempat komponen ini saling terikat dan tidak dapat terpisahkan karena saling melengkapi dan berkoordinasi untuk memastikan tidak adanya gangguan dalam rantai logistik.
1.3 Permintaan Bantuan
Permintaan bantuan diartikan sebagai jumlah barang yang dibutuhkan pada suatu peristiwa dan bentuk bantuan barang dan jasa. Permintaan akan barang dan jasa di pengaruhi oleh banyak atau jumlah masyarakat yang membutuhkan. Permintaan akan barang dan jasa dapat berupa permintaan sandang, pangan dan papan yang dibutuhkan oleh masyarakat selama bencana/pasca bencana sebagai upaya pemulihan kondisi saat/setelah bencana misalnya permintaan akan obat-obatan, kebutuhan makanan dan minuman, kebutuhan tempat tinggal sementara atau kebutuhan fisik lainnya. Sedangkan permintaan jasa dapat berupa, kebutuhan akan pelayanan public atau pelayanan kesehatan dalam hal menunjang upaya pemulihan saat/pasca bencana melanda. Permintaan bantuan dapat ditujukan kepada pemerintah sebagai pengambil kebijakan dalam hal penanganan bencana alam. Setelah dilakukannya permintaan bantuan kepada pemerintah, pemerintah akab mengambil kebijakan untuk mencari pendonor yang berpotensi untuk menyediakan barang dalam jumlah besar untuk segera dilakukan proses perolehan persediaan barang dan pengiriman. Permintaan bantuan yang dilakukan harus sesuai dengan prioritas kebutuhan masyarakat. Tujuan dari permintaan bantuan adalah agar sesegera mungkin upaya pengendalian dan penanganan akan masalah yang dihadapi masyarakat saat bencana cepat dan efisiensi dilaksanakan agar pencegahan timbulnya korban jiwa dan kerugiaan materi dapat diminimalisirkan. Bantuan ditujukan kepada pemerintahan agar upaya pengendalian dan pencegahan dapat terorganisir dengan baik dan boleh mencapai kesejahteraan bersama. Apabila dalam pelaksanaan kegiatan, dampak yang ditimbulkan bencana melampaui kekuatan penyediaan bantuan oleh pemerintah dalam suatu daerah/Negara. Maka permintaan bantuan dinaik levelkan pada tersier ke permintaan bantuan internasional. Permintaan dilakukan melalui kedutaan atau markas besar PBB yang ada di negara terkait yang dimana perwakilan diplomatic diluar negara ketika terjadi bencana memberitahu pihak berwenang, donator dan masyarakat terkait dampak bencana, kebutuhan korban, dan jenis bantuan secara jelas agar dilakukan proses feedback terhadap informasi tersebut secara cepat.
REFERENSI :
Fauziah, Munaya. 2006. E-Book: Bencana Alam Perlindungan Kesehatan
Masyarakat. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 10 Tahun
2012 Tentang Pengelolaan Bantuan Logistik pada Status Keadaan Darurat Bencana.