Anemia gizi besi ini timbul akibat kosongnya cadangan zat besi tubuh
kadar Hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari normal. Prevalensi anemia gizi
besi di Indonesia cukup tinggi. Menurut data yang dikeluarkan Depkes RI, pada
kelompok usia balita prevalensi anemia gizi besi pada tahun 2001 adalah 47,0%,
kelompok wanita usia subur 26,4%, sedangkan pada ibu hamil 40,1%.
memprihatinkan lagi, prevalensi anemia terjadi bukan hanya pada orang dewasa,
disebut kalangan awam dengan penyakit kurang darah, selain kekurangan gizi
juga adanya penyakit yang merusak sel darah merah. Selain itu, Prevalensi ibu
hamil yang terkena anemia sekitar 40-50 persen, hal ini berarti 5 dari 10 ibu
bawah nilai normal (hipokromia) dan ukuran sel darah merah lebih kecil dari
normal (mikrositosis). Tanda-tanda ini biasanya akan menggangu metabolisme
energi yang dapat menurunkan produktivitas. Penyebab anemia gizi besi bisa
besar, persalinan, menstruasi, atau cacingan serta penyakit kronis seperti kanker,
ginjal dan penyakit. Adapun dampak dari Anemia Gizi Besi (AGB) adalah :
a. Pada Anak-anak berdampak:
tubuh menurun.
3) Menurunkan kebugaran.
optimal.
bayinya.
AGB bisa diderita siapa saja, namun ada masa rentan AGB. Diantaranya
pada masa kehamilan, balita, remaja, masa dewasa muda dan lansia.. Ibu hamil
rentan terhadap AGB disebabkan kandungan zat besi yang tersimpan tidak
sebanding dengan peningkatan volume darah yang terjadi saat hamil, ditambah
dengan penambahan volume darah yang berasal dari janin. Wanita secara kodrat
harus kehilangan darah setiap bulan akibat menstruasi, karenanya wanita lebih
tinggi risikonya terkena AGB dibandingkan pria. Anak-anak dan remaja juga
usia rawan AGB karena kebutuhan zat besi cukup tinggi diperlukan semasa
pertumbuhan. Jika asupan zat besinya kurang maka risiko AGB menjadi sangat
besar.
Yodium ini dapat menimbulkan penyakit salah satu yang sering kita kenal dan
merupakan suatu spektrum yang luas dan mengenai semua segmen usia, dari
fetus hingga dewasa. Dengan demikian jelaslah bahwa gondok tidak identik
dengan GAKI.
namun tidak dapat dipungkiri bahwa faktor lain juga ikut berperan. Salah
satunya adalah bahan pangan yang bersifat goiterogenik
a. Terhadap Pertumbuhan
b. Kelangsungan Hidup
1) Abortus
diantaranya :
beryodium
d. Adanya perbedaan harga yang relatif besar antara garam yang beryodium
dan terus menerus serta belum adanya sangsi tegas bagi produksi garam non
yodium.
daerah-daerah terpencil.
3. Obesitas
fungsi lainnya. Perbandingan yang normal antara lemak tubuh dengan berat
badan adalah sekitar 25-30% pada wanita dan 18-23% pada pria. Wanita dengan
lemak tubuh lebih dari 30% dan pria dengan lemak tubuh lebih dari 25%
Seseorang yang memiliki berat badan 20% lebih tinggi dari nilai tengah
tetapi juga kepada lokasi penimbunan lemak tubuh. Secara ilmiah, obesitas
terjadi akibat mengonsumsikalori lebih banyak dari yang diperlukan oleh tubuh.
kanker kanker tertentu, misalnya kanker prostat dan kanker usus besar),batu
kandung empedu dan batu kandung kemih, Gout dan artritis gout,
serta osteoartritis.
penyakit jantung, diabetes dan gangguan akibat kelebihan berat badan lainnya
dari yang terpikirkan. Fakta ini diketahui berdasarkan studi baru tentang dampak
obesitas selama masa kanak-kanak dan perkembangan kesehatan di masa
jantung dan diabetes. Seperti, tekanan darah tinggi, kadar kolesterol tinggi, dan
tahun, mengalamiobesitas. Jumlah ini sama dengan 11,7 persen dari keseluruhan
penduduk Indonesia.
rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari sehingga tidak
2) Kemiskinan
b. Penyebab Sekunder :
struktur saluran).
2) Gangguan psikologis.
Kekurangan Energi Protein merupakan masalah gizi utama di Indonesia.
Keadaan ini banyak diderita oleh balita. Anak balita dengan KEP tingkat berat
data Susenas, dari 5 juta anak (27%), 3,6 juta anak (19,2 %) mengalami KEP.
KEP disebabkan oleh multifaktor yang saling terkait sinergis secara klinis
peralatan.
infeksi)
1) Dimulai sejak dalam kandungan, ibu hamil dengan gizi yang baik,
secara bertahap
menghendaki
(maksimal 2 tahun).
di seluruh dunia terutama negara berkembang dan dapat terjadi pada semua umur
Kekurangan vitamin A dapat terjadi karena beberapa sebab antara lain konsumsi
jangka waktu yang lama, bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif, menu tidak
seimbang (kurang mengandung lemak, protein, zink atau zat gizi lainnya) yang
kekurangan primer akibat kurang konsumsi. KVA dapat pula disebut kekurangan
A dalam tubuh, kebutuhan yang meningkat, atau karena gangguan pada konversi
karoten menjadi vitamin A. KVA sekunder dapat terjadi pada penderita KEP,
penyakit hati, alfa dan beta lipoproteinemia, atau gangguan absorpsi karena
pada selaput lendir mata. Kelainan tersebut karena terjadinya proses metaplasi
suatu bercak putih, berbentuk segi tiga di bagian temporal dan diliputi bahan
seperti busa.
yang menutupi kornea. Pada stadium yang lanjut, kornea menjadi lebih keruh,
berbentuk infiltrat, berlaku pelepasan sel-sel epitel kornea, yang berakibat pada
pelunakan dan pecahnya kornea. Mata juga dapat terkena infeksi. Tahap terakhir
deri gejala mata yang terinfeksi adalah keratomalasia (kornea melunak dan dapat
lapisan sel yang menutupi paru-paru tidak mengeluarkan lendir, sehingga mudah
Jika hal ini terjadi pada permukaan dinding usus halus, akan menyebabkan diare.
pada kelangsungan hidup anak. 9,8 persen balita Indonesia masih kekurangan
sejak tahun 1995 dengan suplementasi kapsul Vitamin A dosis tinggi, untuk
hidup anak, kesehatan dan pertumbuhan anak. Dalam upaya penyediaan vitamin