Disusun oleh :
1. Ayu Tri
2. Bhara Eka Arif Wicaksono
3. Hendra Krisdianto
4. Illyin Syahrun
5. Putri Nurvita Dewi
6. Sely Febriandani Ichwanti
7. Yanisa Ariyanti
8. Yoda Maria Lopo
2017/2018
BAB I
PENDAHULUAN
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara
normal melalui proses digestif, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan
pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan
dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi. Tanpa adanya gizi yang
adekuat, maka kualitas hidup tidak akan optimal dan tentunya akan mempengaruhi proses
tumbuh kembang. Masalah gizi merupakan masalah yang ada di tiap-tiap negara, baik negara
miskin, negara berkembang dan negara maju. Negara miskin cenderung dengan masalah gizi
kurang, hubungan dengan penyakit infeksi dan negara maju cenderung dengan masalah gizi
lebih (Soekirman, 2000). Selain itu masalah gizi lebih yang disebabkan oleh kemajuan
ekonomi pada lapisan masyarakat tertentu disertai dengan kurangnya pengetahuan tentang
gizi (Azrul,2004). Masalah gizi disamping merupakan sindrom kemiskinan yang erat
kaitannya dengan masalah ketahanan pangan di tingkat rumah tangga dan juga menyangkut
aspek pengetahuan serta perilaku yang kurang mendukung pola hidup sehat. Keadaan gizi
masyarakat akan mempengaruhi tingkat kesehatan dan umurharapan hidup yang merupakan
salah satu unsur utama dalam penentuan keberhasilan pembangunan negara yang dikenal
dengan istilah Human Development Index (HDI).
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimanakah gizi buruk yang sebenarnya.
2. Untuk mengetahui penyebab dan dampak yang di timbulkan dari gizi buruk.
3. Untuk mengetahui masalah-masalah gizi buruk di Indonesia.
4. Untuk mengetahui peran pemerintah dalam menanggulangi masalah gizi buruk di
Indonesia.
1.4 Manfaat
1. Dapat mengetahui bagaimanakah gizi buruk sebenarnya.
2. Dapat mengetahui penyebab dan dampak yang ditimbulkan dari gizi buruk.
3. Dapat mengetahui peranan pemerintah dalam menanggulangi masalah gizi buruk di
Indonesia.
4. Membantu masyarakat dalam upaya mencegah bertambahnya penderita gizi buruk di
Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
Ciri – ciri :
b). Marasmus
Ciri – ciri :
c.) Marasmic-Kwashiorkor
Ciri – ciri :
1. Berat badan penderita hanya berkisar di angka 60% dari berat normal. Gejala khas
kedua penyakit tersebut nampak jelas, seperti edema, kelainan rambut, kelainan kulit
dan sebagainya.
2. Tubuh mengandung lebih banyak cairan, karena berkurangnya lemak dan otot.
3. Kalium dalam tubuh menurun drastis sehingga menyebabkan gangguan metabolik
seperti gangguan pada ginjal dan pankreas.
4. Mineral lain dalam tubuh pun mengalami gangguan, seperti meningkatnya kadar
natrium dan fosfor inorganik serta menurunnya kadar magnesium. Gejala klinis
Kwashiorkor-Marasmus tidak lain adalah kombinasi dari gejala-gejala masing-
masing penyakit tersebut.
d) Obesitas
Obesitas adalah masalah gizi yang disebabkan kelebihan kalori dan ditandai dengan
akumulasi jaringan lemak secara berlebihan di seluruh tubuh, dimana terdapat
penimbunan lemak yang berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh.
Obesitas berarti berat badan (BB) yang melebihi BB rata-rata. Seseorang yang memiliki
berat badan 20% lebih besar dari nilai tengah kisaran berat badannya yang normal berarti
mengalami obesitas.
D. Akibat
PENUTUP
a. Kesimpulan
Gizi buruk adalah bentuk terparah (akut), merupakan keadaan kurang gizi
tingkat berat yang disebabkan oleh rendahnya tingkat konsumsi energi, protein
serta makanan sehari-hari dan terjadi dalam waktu yang cukup lama.
Tipe gizi buruk terbagi menjadi empat tipe yaitu Kwasiorkor, Marasmus dan
Marasmic-Kwashiorkor serta obesitas.
Gizi buruk dapat disebabkan karena kurangnya asupan gizi dan makanan
terjadinya penyakit yang mengakibatkan infeksi.
Gizi buruk dapat dicegah dengan cara memberikan makanan yang bergizi
tetapi sesuai dengan kebutuhan.
b. Saran
Diharapkan bagi masyarakat agar tidak tinggal diam jika melihat anak yang
mengalami gizi buruk, dan sekiranya dapat di laporkan ke posyandu atau
puskesmas terdekat agar dapat segera ditangani.
Ketidakseriusan pemerintah terlihat jelas ketika penanganan kasus gizi buruk
terlambat. Seharusnya penanganan pelayanan kesehatan dilakukan disaat
penderita gizi buruk belum mencapai tahap membahayakan. Setelah kasus gizi
buruk merebak barulah pemerintah melakukan tindakan (serius). Keseriusan
pemerintah tidak ada artinya apabila tidak didukung masyarakat itu sendiri.
Dapat dijadikan referensi bagi penulis lain yang akan menulis tentang hal yang
sama dengan objek penulisan ini.
Daftar Pustaka
http://fajri31.blogspot.co.id/2016/05/makalah-gizi-buruk-bab-i-pendahuluan-a.html
https://blogbintang.files.wordpress.com/2012/09/blogbintangmakalah-gizi-buruk-lengkap.pdf
http://athyesanti.blogspot.co.id/2012/03/tugas-makalah-gizi-buruk-mata-kuliah.html