Anda di halaman 1dari 3

MUQADDIMAH ANGGARAN DASAR MUHAMMADIYAH

1. APA ITU MADM?

MADM adalah singkatan dari Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah yang di cetuskan oleh ki
bagus Hadikusuma pada tahun 1945 yang disahkan pada muktamar Muhammadiyah yang ke-31 dan
dilangsungkan di Yogyakarta pada tahun 1950. Muqaddimah anggaran dasar memuat pokok-pokok yang
sangat fundamental. Di dalamnya tertuang pandangan hidup, tujuan hidup, serta cara dan alat untuk
mencapai tujuan Muhammadiyah. 

2. SEJARAH PERUMUSAN MADM?

Muhammadiyah didirakan pada 18 November 1912 dan telah di akui sebagai badan hukum. Syarat
untuk menjadi badan hukum harus memiliki anggaran dasar maka dari itu ki Bagus Hadikusuma
merumuskan anggaran dasar Muhammadiyah yang di sempurnakan pada sidang Tanwir 1951.

3. LATAR BELAKANG PERUMUSAN MADM?

Adapun beberapa faktor yang melatarbelakangi perumusan MADM yaitu:

a. Belum adanya rumusan formal tentang dasar dan cita-cita Muhammadiyah


K.H Ahmad Dahlan tidak mendirikan Muhammadiyah berdasarkan rumusan yang rinci,
sistematik, dan ilmiah. Beliau hanya mengamalkan apa yang beliau temukan di Al-qur’an dan
hadist.

b. Dorongan di susunnya Undang – Undang Dasar 1945


Ki Bagus Hadikusuma merupakan salah satu orang yang terlibat dalam perumusan UUD
1945 maka dari pengalaman tersebut beliau menyadari bahwa Anggaran Dasar
Muhammadiyah hanya memiliki batang tubuh tanpa adanya muqaddimah padahal di
muqaddimah itulah terdapat fondasi atau roh Muhammadiyah.

4. PENGERTIAN MATAN?

Kata Matan diambil dari Bahasa arab yang artinya Redaki atau teks. Matan MADM berarti redaksi atau
teks dari Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah yang memiliki 7 pokok pikiran. Berikut adalah
penjelasan tentang 7 pokok pikiran MADM.

5. 7 POKOK PIKIRAN MADM

1. Pokok Pikiran Pertama 


Hidup manusia harus berdasarkan Tauhid (Mengesakan) Allah; ber-Tuhan beribadah serta tuduk
hanya kepada Allah. Pokok pikiran tersebut dirumuskan dalam Muqaddimah Anggaran Dasar
sebagai berikut : 
“Amma ba’du, bahwa sesungguhnya ke-Tuhanan itu adalah Hak Allah semata-mata, ber-Tuhan
dan beribadah serta tunduk dan taat kepada Allah adalah satu-satunya ketentuan yang wajib atas
tiap-tiap makhluk, terutama manusia.” 
 
2. Pokok Pikiran Kedua 
Hidup manusia itu bermasyarakat. Pokok pikiran tersebut dirumuskan dalam Muqaddimah
Anggaran Dasar sebagai berikut : 
“Hidup bermasyarakat itu adalah sunnah (hukum qudrat iradah) Allah atas hidup manusia di
dunia ini.” 
 
3. Pokok Pikiran Ketiga 
Hanya hukum Allah yang sebenara-benarnyalah satu-satunya yang dapat dijadikan sendi untuk
membentuk pribadi yang utama dan mengatur ketertiban hidup bersama (bermsyarakat) dalam
menuju hidup bahagia dan sejahtera yang haqiqi, didunia dan akhirat. Pokok pikiran tersebut
dirumuskan dalam Muqaddimah Anggaran Dasar sebagai berikut :
“masyarakat uang sejahtera, aman, damai makmur dan bahagia hanyalah dapat diwujudkan
diatas keadilan, kejujuran, persaudaraan dan gotong royong, bertolong-tolongan dengan
bersendikan hukum Allah yang sebenar-benarnya, lepas dari pengaruh syaitan dan hawa nafsu” 
 
4. Pokok Pikiran Keempat 
Berjuang menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam untuk mewujudkan masyarakat Islam
yang sebenar-benarnya, adaah wajib, sebagai ibadah kepada Allah berbuat ihs dan islah kepada
manusia / mayarakat. Pokok pikiran tersebut dirumuskan dalam Muqaddimah Anggaran Dasar
sebagai berikut : 
“menjunjung tinggi huku Allah lebih dari pada hukum yang manaupun juga adalah kewajiban
mutlak bagi tiap-tiap orang yang mengaku bertuhan kepada Allah. Agama Islam adalah Agama
Allah yang dibawa oleh sekalian nabi, sejak Nabi Adam sampai Nabi Muhammad SAW dan
diajarkan kepada umatnya masing-masing untuk mendapatkan hidup bahagia dunia dan akhirat.

 
5. Pokok Pikiran Kelima. 
Perjuangan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam yang sebenar-benarnya, hanyalah
akan dapat berhasil bila dengan mengikuti jejak (ittiba) perjuangan para Nabi terutama
perjuangan Nabi Besar Muhammad SAW. Pokok pikiran tersebut dirumuskan dalam
Muqaddimah Anggaran Dasar sebagai berikut : 
“Syahdan, untuk menciptakan masyarakat yang bahagia dan sentosa sebagaimana yang tersebut
diatas, tiap-tiap orang terutama ummat islam, yang percaya kepada Allah dan Hari Kemudian,
wajiblah mengikuti jejak sekalian Nabi yang suci itu, beribadat kepada Allah dan berusaha
segiat-giatnya mengumpulkan segala kekuatan dan meggunakannya untuk menjelmaka
masyarakat itu di dunia ini, dengan niat yang murni tulus dan ikhlas karena Allah semata-mata
dan hanya mengharapkan karuia Allah dan ridla-Nya belaka serta mempunyai rasa tanggung
jawab dihadirat Allah atas segala perbuatannya, lagi pula harus sabar dan tawakkal bertabah hati
menghadapi segala kesukaran atau kesulitan yang menimpa dirinya,dengan penuh pengharapan
akan perlindungan dan pertolongan Allah Yang Maha Kuasa.” 
 
6. Pokok Pikiran Keenam 
Perjuangan mewuudkan pikiran-pikiran tersebut hanyalah kan dapat dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya dan berhasil, bila dengan cara berorganisasi. Organisasi adalah satu-satunya alat
atau cara perjuangan yag sebaik-baiknya. Pokok pikiran tersebut dirumuskan dalam
Muqaddimah Anggaran Dasar sebagai berikut : 
 
"untuk melaksanakan terwujudnya masyarakat yang demikian itu, maka dengan berkat dan
rahmat Allah dan didorong oleh Firman Allah dalam Al-Qur’an :

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang
beruntung. (QS. Ali Imran : 104) 
 
7.  Pokok Pikiran Ketujuh. 
Pokok pikiran / prinsip / pendirian seperti yang diuraikan dan diterangkan di muka itu, adalah
yang dapat untuk melaksanakan ideloginyaterutama untuk mencapai tujuan yang menjadi cita-
citanya, ialah terwujudnya masyarakat adil dan makmur lahir batin yang di ridhai Allah, ialah
Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Pokok pikiran tersebut dirumuskan dalam
Muqaddimah Anggaran Dasar sebagai berikut : 
“kesemua itu perlu untuk menunaikan kewajiban mengamalkan perintah-perintah Allah dan
mengikuti Sunnag Rasul-Nya Nabi Muhammad SAW guna mendapat karunia dan ridhonya di
dinia dan akhirat untuk mencapai masyarakat yang sentosa dan bahagia, disertai nikmat dan
rahmat Allah yang melimpah-limpah, sehingga merupakan: 
“suatu negara yang indah, bersih, suci dan makmur dibawah lindungan Tuhan yang Maha
Pengampun” 
 
Maka dengan Muhammadiyah ini, mudah-mudahan ummat Islam dapatlah diantar ke pintu
gerbang sorga “Jannatun Na’im dengan keridlaan Allah Rahman dan Rahim.

Anda mungkin juga menyukai