Oleh :
Nur Rima Kholifah (201710010311065)
Fajar Ramadhani Mashuri (201710010311057)
Rodli Fiabdillah (201710010311046)
Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan limpahan rahmat dan karunia yang tidak terhingga kepada penulis,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Sholawat dan salam
semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW. Dan tidak luppa kami
mengucapkan terima kasih juga kepada Drs. Fathurrohim M.pd.i. selaku dosen
pembimbing.
BAB 1 : PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Akhlak merupakan salah satu aspek penting dan memiliki peranan vital dalam
kehidupan seorang muslim. Ya’qub (1985, hlm. 33) menjabarkan bahwa akhlak mulia
yang sesuai dengan ajaran Allah merupakan tugas para Rasul diutus oleh Allah kepada
umat Manusia. Meskipun para Rasul diutus pada zaman yang tidak sama dan kondisi
umat yang berbeda-beda, namun tugas mereka sama yakni berusaha agar umat berada
di jalan Allah, menyembah Allah, mengerjakan perbuatan baik, menjauhi perbuatan
munkar, serta untuk menegakkan kebenaran dan keadilan yang merupakan prinsip
akhlāk al karīmaħ. Akhlak individu dan masyarakat telah diatur dalam Islam. Dalam
lingkungan masyarakat, terdapat berbagai macam golongan, suku, ras dan agama.
Hubungan yang tidak baik, seringkali menimbulkan konflik yang berakhir pada
perpecahan individu ataupun kelompok. Dalam kehidupan sosial, muslim tidak terlepas
dari muslim yang lain. Dikatakan pada suatu hadis bahwa muslim adalah saudara bagi
muslim yang lain. Muslim memiliki hak dan kewajiban atas muslim yang lain. Islam
telah mengatur sedemikian rupa bagaimana muslim yang satu dengan muslim yang lain
bertindak dan beretika. Etika ini harus dijaga agar dapat tercipta hubungan yang
harmonis, aman, tentram dan damai. Jika tidak perselisihan dan perpecahan akan
terjadi. Ini terjadi karena perbedaan yang ada di kalangan umat muslim itu sendiri.
Demikian pula hubungan muslim dengan penganut agama lain, Islam adalah
agama yang cinta akan perdamaian. Nabi sendiri banyak mencontohkan melalui
kehidupan sehari-hari, bagaimana umat agama lain harus diayomi bukan ditanggapi
dengan sikap kekerasan. Islam juga merupakan agama yang toleran. Ada anggapan
bahwa apabila seseorang berada di lingkungan orang yang mayoritas muslim, maka dia
akan aman. Hal ini nampaknya sulit dilakukan pada masa sekarang. Tentu bukan islam
yang salah, namun penganut islamlah yang menganggap dirinya telah benar dalam
memahami agama.
2. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud etika dalam Islam?
2. Bagaimana etika bergaul dalam Islam?
3. Sebutkan hadist tentang etika !
BAB 2 : PEMBAHASAN
1. Akhlak (etika) dalam Islam
Etika sebagai suatu ilmu yang normatif, dengan sendirinya berisi norma dan nilai-
nilai yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dari segi inilah akan kita
dpati pemakaian etika dengan nilai-nilainya yang filosofis. Istilah lain dari etika
biasanya digunakan kata moral, susila, budi pekerti dan akhlak. Istilah “etika” pun
berasal dari bahasa Yunani kuno. Kata Yunani ethos dalam bentuk tunggal mempunyai
banyak arti: tempat tinggal yang biasa; padang rumput, kandang; kebiasaan, adat;
akhlak, watak; perasaan, sikap, cara berpikir. Dalam bentuk jamak (ta etha) artinya
adalah: adat kebiasaan. Dan arti terakhir inilah menjadi latar belakang bagi
terbentuknya istilah “etika” yang oleh filsuf Yunani besar Aristoteles (384-322 s. M .)
sudah dipakai untuk menunjukkan filsafat moral.
Etika adalah usaha manusia untuk memakai akal budi dan daya fikirnya untuk
memecahkan masalah bagaimana ia harus hidup kalau ia mau menjadi baik. Akal budi
itu ciptaan Allah dan tentu diberikan kepada kita untuk dipergunakan dalam semua
dimensi kehidupan. Secara populer diketahui ada istilah “etika” dan “moral.” Etika
adalah suatu ilmu yang membicarakan baik dan buruk perbuatan manusia. Istilah ini
sama dengan ilmu akhlaq (dalam islam), yaitu, “suatu ilmu yang menerangkan
pengertian baik buruk, menjelaskan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia
dalam hubungannya dengan sesama manusia, menjelaskan tujuan yang seharusnya
dituju dan menunjukkan jalan untuk melakukan sesuatu yang seharusnya diperbuat.
Etika dapat diartikan pula sebagai keseluruhan aturan maupun hukum yang
mengambil bentuk perintah dan larangan, untuk diterapkan pada perilaku manusia.
Bahwa manusia mengerti akan apa yang baik dan apa yang buruk, yaitu dapat
membedakan antara keduanya dan selanjutnya mengamalkannya adalah suatu kenyatan
yangtidak bisa dibantah. Tujuan pendidikan Islam adalah menciptakan kondisi yang
kondusif bagi manusia untuk dapat hidup di dunia secara lurus dan baik, serta hidup di
akhirat dengan naungan ridha dan pahala Allah. Dan tujuan tersebut sama halnya dengan
tujuan Islam yang sebenarnya, baik akidah, syari’ah, moral, dakwah, lembaga, sistem,
perilaku, maupun jihadnya sekaligus, dalam rangka mewujudkan kalimat Allah sebagai
yang tertinggi itu semua hanya terwujud dengan tarbiyyah (pendidikan) ruhani, akal
pikiran, fisik, etika, akhlak dan perilaku. Konsep pendidikan etika dalam pandangan Islam
memiliki arti yang sangat penting, sehingga hampir setiap kehidupan manusia tak pernah
lepas dari etik. Pendidikan etika yang bermuara pada akhlak adalah tema sentral bagi
pelaksanaan pendidikan, karena pendidikan akhlak ini merupakan asas dasar bagi
manusia untuk berinteraksi dengan Sang Pencipta (hablumminallah) maupun dengan
sesama manusia (hablumminannas).
ٍ ض َد َر َج
ات ٍ ْض ُك ْم َف ْو َق َب ع َ ْض َو َر َف َع َب ع ِ ِْف ا أْل َ ر
َ ئ َو ُه َو الَّ ِذ ي َج َع َل ُك ْم َخ اَل
ٌ ب َو إِ َّن ُه َل َغ فُ و ٌر َر ِح يمِ ك َس ِر ي ُع ْال ِع َق ا َ إِ نَّ َر َّب ۗ اك ْمُ ل َِي ْب لُ َو ُك ْم فِي َم ا َآت
Artinya: “Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia
meninggikan sebagian kamu atas sebagian (yang lain) beberapa derajat. Untuk
menguji tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat
cepat siksa-Nya dan sesungguhnya Dia Maha pengampun lagi Maha penyayang”.
(QS. Al-An’am; 165)
Dalam etika pergaulan sesama muslim, Al-qur’an memberikan penekanan kepada
persaudaraan. Selain itu, terdapat beberapa sikap yang harus dihindari seperti dilarang
menghina muslim yang lain, tidak berprasangka buruk, mencari kesalahannya dan
menggunjing. Sebaliknya Alquran memerintahkan untuk bersikap kasih sayang kepada
sesama muslim agar dapat tercipta taaruf (saling mengenal) dan terjalin hubungan
silaturahmi di antara mereka. Tujuan pendidikan etika dalam islam pada intinya adalah
menumbuhkan pribadi peserta diri yang sadar diri, bertanggung jawab, sadar
lingkungannya, yang peka terhadap hubungan sosial dan pribadi yang shaleh, beriman
dan bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu dengan pendidikan ini pula
diharapkan akan muncul pribadi yang secara kreatif mampu mencari penyelesaian atas
persoalan yang dihadapinya. Inilah yang dimaksud dengan kecerdasan atau kepintaran
kreatif dan etika yang bertanggung jawab.
Berikut beberapa etika yang harus dimiliki oleh seorang muslim kepada sesamanya:
a. Mengadakan Perdamaian. Allah memerintahkan umat muslim untuk senantiasa
menjaga perdamaian. Dalam kondisi apapun, umat muslim dilarang untuk berpecah
belah. Tidak hanya memerintahkan untuk menjauhi perpecahan, Allah juga
menyuruh agar umat muslim mendamaikan pihak yang sedang bertengkar atau
berselisih.
c. Tidak menghina sesama muslim. Ayat yang membicarakan mengenai tema ini
adalah Al-Hujurat ayat 11. Allah melarang setiap orang yang beriman agar tidak
saling menghina. Orang yang beriman akan selalu merasa dirinya lebih rendah dari
orang lain, sehingga akan timbul rasa rendah hati bukan sifat sombong terhadap
orang lain. Allah memberikan kiasan mencela orang lain sama dengan mencela diri
sendiri. Salah satu bentuk perbuatan menghina adalah memanggil orang lain
dengan panggilan yang tidak disukainya. Allah memberikan peluang bertobat
kepada orang yang telah berbuat demikian. Jika tidak, maka sesungguhnya ia
termasuk ke dalam golongan orang yang menganiaya diri sendiri.
f. Berkasih Sayang terhadap Sesama Muslim Terdapat dua ayat yang membahas
tentang hubungan kasih sayang di antara sesama muslim yakni surat Al-Fatḥ ayat
48 dan surat AtTaubah ayat 128. Surat Al-Fatḥ ayat 48 berhubungan dengan
berkasih sayang terhadap sesama muslim. Dalam ayat ini Allah menerangkan sikap
orang muslim terhadap sesama muslim dan juga terhadap non-muslim. Allah
menegaskan bahwa orang muslim adalah orang yang berkasih sayang terhadap
sesamanya. Kasih sayang dapat diwujudkan dengan berbagai cara, seperti berbuat
baik, menolong dan membantu ketika muslim yang lain memerlukan bantuan.
ضالَةَ َح َّدثَنَا أَبُو ُع َم َر َح ْفصُ ب ُْن َم ْي َس َرةَ ع َْن َز ْي ِد ب ِْن أَ ْسلَ َم ع َْن َعطَا ِء َ ََح َّدثَنَا ُم َعا ُذ ب ُْن ف
َ َصلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ق
ال ِ ار ع َْن أَبِي َس ِعي ٍد ْال ُخ ْد ِريِّ َر
َ ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ ع َْن النَّبِ ِّي ٍ ب ِْن يَ َس
ُ ت فَقَالُوا َما لَنَا بُ ٌّد إِنَّ َما ِه َي َم َجالِ ُسنَا نَت ََح َّد
ث ِفيهَا قَا َل فَإ ِ َذا ِ الط ُرقَا َ ُإِيَّا ُك ْم َو ْال ُجل
ُّ وس َعلَى
ب ع َْن أَبِي بَ ْك ِر ْب ِن َع ْب ِد ُ َح َّدثَنَا َس ِعي ُد ب ُْن ُعفَي ٍْر قَا َل َح َّدثَنِي اللَّي
ٍ ْث َح َّدثَنَا ُعقَ ْي ٌل ع َْن ا ْب ِن ِشهَا
صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم اَل يَ ْزنِي ال َّزانِي ِ الرَّحْ َم ِن ع َْن أَبِي هُ َري َْرةَ َر
َ َض َي هَّللا ُ َع ْنهُ قَا َل ق
َ ال النَّبِ ُّي
ُ ْر
ق ِ ق ِحينَ يَس ِ ِحينَ يَ ْزنِي َوهُ َو ُم ْؤ ِم ٌن َواَل يَ ْش َربُ ْال َخ ْم َر ِحينَ يَ ْش َربُ َوهُ َو ُم ْؤ ِم ٌن َواَل يَس
ُ ْر
ارهُ ْم ِحينَ يَ ْنتَ ِهبُهَا َوهُ َو ُم ْؤ ِم ٌن َوع َْن َ َوهُ َو ُم ْؤ ِم ٌن َواَل يَ ْنتَ ِهبُ نُ ْهبَةً يَرْ فَ ُع النَّاسُ إِلَ ْي ِه فِيهَا أَب
َ ْص
َصلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ِم ْثلَهُ إِاَّل النُّ ْهبَة
َ َس ِعي ٍد َوأَبِي َسلَ َمةَ ع َْن أَبِي هُ َري َْرةَ ع َْن النَّبِ ِّي
Telah menceritakan kepada kami Sa'id bin 'Ufair berkata, telah menceritakan
kepadaku Al Laits telah menceritakan kepada kami 'Uqaildari Ibnu Syihab dari Abu
Bakar bin 'Abdurrahman dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata; Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Seorang pezina tidak sempurna imannya
ketika sedang berzina, dan seorang peminum khamar tidak sempurna imannya
ketika sedang minum-minum dan seorang pencuri idak sempurna imannya ketika
sedang mencuri dan seorang yang merampas hak orang agar pandangan manusia
tertuju kepadanya tidak sempurna imannya ketika dia merampasnya". Dan
dari Sa'id dan Abu Salamah dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu dari Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam seperti hadits ini juga kecuali tentang An-Nublah
(merampas hak orang).
3. Hadits Shahih Al-Bukhari No. 2784 - Kitab Jihad dan penjelajahan. Seseorang
terdaftar dalam pasuan perang, kemudian isterinya keluar untuk naik haji
ض َي
ِ س َر ٍ ان ع َْن َع ْم ٍرو ع َْن أَبِي َم ْعبَ ٍد ع َْن ا ْب ِن َعبَّا ُ ََح َّدثَنَا قُتَ ْيبَةُ ب ُْن َس ِعي ٍد َح َّدثَنَا ُس ْفي
صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَقُو ُل اَل يَ ْخلُ َو َّن َر ُج ٌل بِا ْم َرأَ ٍة َواَلَ ي َّ ِهَّللا ُ َع ْنهُ َما أَنَّهُ َس ِم َع النَّب
ُ ال يَا َرسُو َل هَّللا ِ ا ْكتُتِب
ْت فِي غ َْز َو ِة َك َذا َ َتُ َسافِ َر َّن ا ْم َرأَةٌ إِاَّل َو َم َعهَا َمحْ َر ٌم فَقَا َم َر ُج ٌل فَق
َ ِال ْاذهَبْ فَ ُح َّج َم َع ا ْم َرأَت
ك َ َت ا ْم َرأَتِي َحا َّجةً ق ْ خَر َج َ َو َك َذا َو
Telah bercerita kepada kami Qutaibah bin Sa'id telah bercerita kepada
kami Sufyan dari 'Amru dari Abu Ma'bad dari Ibnu 'Abbas radliallahu
'anhuma bahwa dia mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Janganlah sekali-kali seorang laki-laki berkholwat (berduaan) dengan seorang
wanita dan janganlah sekali-kali seorang wanita bepergian kecuali bersama
mahramnya". Lalu ada seorang laki-laki yang bangkit seraya berkata: "Wahai
Rasulullah, aku telah mendaftarkan diriku untuk mengikutu suatu peperangan
sedangkan istriku pergi menunaikan hajji". Maka Beliau bersabda: "Tunaikanlah
hajji bersama istrimu".
4. Hadits Shahih Al-Bukhari No. 4832 - Kitab Nikah. Janganlah seorang lelaki
menyepi dengan seorang wanita kecuali dengan mahramnya
يز ب ُْن ُع َم َر َح َّدثَنِي ال َّربِي ُع ِ َح َّدثَنَا ُم َح َّم ُد ب ُْن َع ْب ِد هَّللا ِ ب ِْن نُ َمي ٍْر َح َّدثَنَا أَبِي َح َّدثَنَا َع ْب ُد ْال َع ِز
صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم فَقَا َل يَا ِ ب ُْن َس ْب َرةَ ْال ُجهَنِ ُّي أَ َّن أَبَاهُ َح َّدثَهُ أَنَّهُ َكانَ َم َع َرس
َ ِ ُول هَّللا
ك إِلَى َ َِاع ِم ْن النِّ َسا ِء َوإِ َّن هَّللا َ قَ ْد َح َّر َم َذل ُ ت أَ ِذ ْن
ِ ت لَ ُك ْم فِي ااِل ْستِ ْمت ُ أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي قَ ْد ُك ْن
يَوْ ِم ْالقِيَا َم ِة فَ َم ْن َكانَ ِع ْن َدهُ ِم ْنه َُّن َش ْي ٌء فَ ْليُ َخلِّ َسبِيلَهُ َواَل تَأْ ُخ ُذوا ِم َّما آتَ ْيتُ ُموهُ َّن َش ْيئًا و
يز ْب ِن ُع َم َر بِهَ َذاِ َح َّدثَنَاه أَبُو بَ ْك ِر ب ُْن أَبِي َش ْيبَةَ َح َّدثَنَا َع ْب َدةُ ب ُْن ُسلَ ْي َمانَ ع َْن َع ْب ِد ْال َع ِز
ب َوهُ َو ِ صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَائِ ًما بَ ْينَ الرُّ ْك ِن َو ْالبَا
َ ِ ُول هَّللا
َ ْت َرسُ اإْل ِ ْسنَا ِد قَا َل َرأَي
ِ يَقُو ُل بِ ِم ْث ِل َح ِدي
ث اب ِْن نُ َمي ٍْر
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdullah bin Numairtelah
menceritakan kepada kami ayahku telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz bin
Umar telah menceritakan kepadaku Ar Rabi' bin Sabrah Al
Juhani bahwa ayahnya telah menceritakan kepadanya bahwa dia pernah bersama
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam (dalam Fathu Makkah), beliau bersabda:
"Wahai sekalian manusia, sesungguhnya saya pernah mengizinkan kepada kalian
nikah mut'ah terhadap wanita, dan sesungguhnya (mulai saat ini) Allah telah
mengharamkannya sampai Hari Kiamat, oleh karena itu barangsiapa yang masih
memiliki (wanita yang dimut'ah), maka ceraikanlah dia dan jangan kamu ambil
kembali apa yang telah kamu berikan padanya." Telah menceritakan kepada
kami Abu Bakar bin Abi Syaibahtelah menceritakan kepada kami 'Abdah bin
Sulaiman dari Abdul Aziz bin Umar dengan isnad ini, dia berkata; saya pernah
melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri di antara rukun (Ka'bah) dan
pintu (Ka'bah) seraya bersabda seperti hadits Ibnu Numair.
7. Hadits Shahih Muslim No. 3734 - Kitab Minuman. Penjelasan bahwa setiap yang
memabukkan adalah khamer
ح ْب ِن ُعبَا َدةَ َح َّدثَنَا اب ُْن ِ ْق ِكاَل هُ َما ع َْن َرو َ ق ب ُْن إِ ْب َرا ِهي َم َوأَبُو بَ ْك ِر ب ُْن إِس
َ ْح ُ و َح َّدثَنَا إِ ْس َح
صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِهَ ِ ْج أَ ْخبَ َرنِي ُمو َسى ب ُْن ُع ْقبَةَ ع َْن نَافِ ٍع ع َْن اب ِْن ُع َم َر أَ َّن َرسُو َل هَّللا ٍ ج َُري
ار ال ُّسلَ ِم ُّي َح َّدثَنَا ٍ صالِ ُح ب ُْن ِم ْس َم َ َو َسلَّ َم قَا َل ُكلُّ ُم ْس ِك ٍر َخ ْم ٌر َو ُكلُّ ُم ْس ِك ٍر َح َرا ٌم و َح َّدثَنَا
ُب ع َْن ُمو َسى ْب ِن ُع ْقبَةَ بِهَ َذا اإْل ِ ْسنَا ِد ِم ْثلَه ِ ِيز ب ُْن ْال ُمطَّل
ِ َمع ٌْن َح َّدثَنَا َع ْب ُد ْال َع ِز
Dan telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Ibrahim dan Abu Bakar bin
Ishaq keduanya dari Rauh bin Ubadah telah menceritakan kepada kami Ibnu
Juraij telah mengabarkan kepadaku Musa bin 'Uqbah dari Nafi' dari Ibnu Umar,
bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Setiap yang memabukkan
adalah khamer, dan setiap yang memabukkan adalah haram." Dan telah
menceritakan kepada kami Shalih bin Mismar As Sulami telah menceritakan
kepada kami Ma'an telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz bin
Mutthalib dari Musa bin 'Uqbah dengan isnad yang seperti ini."
9. Hadits Sunan An-Nasa'i No. 5572 - Kitab Minuman. Dosa yang timbul akibat
minum khamar, yaitu meninggalkan shalat
10. Hadits Sunan Abu Dawud No. 3189 - Kitab Minuman. Anggur diperas untuk jadi
khamer
11. Hadits Sunan Ibnu Majah No. 3362 - Kitab Minuman. Khamer adalah pintu dari
semua keburukan
ي ح و َح َّدثَنَا إِ ْب َرا ِهي ُم ب ُْن َس ِعي ٍد ٍّ َح َّدثَنَا ْال ُح َسي ُْن ب ُْن ْال َح َس ِن ْال َمرْ َو ِزيُّ َح َّدثَنَا اب ُْن أَبِي َع ِد
اش ٍد أَبِي ُم َح َّم ٍد ْال ِح َّمانِ ِّي ع َْن َشه ِْر ْب ِن
ِ ب َج ِميعًا ع َْن َر ِ ْال َجوْ ه َِريُّ َح َّدثَنَا َع ْب ُد ْال َوهَّا
صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم اَل َ ْب ع َْن أُ ِّم ال َّدرْ دَا ِء ع َْن أَبِي ال َّدرْ دَا ِء قَا َل أَو
َ صانِي َخلِيلِي ٍ َحوْ َش
تَ ْش َربْ ْال َخ ْم َر فَإِنَّهَا ِم ْفتَا ُح ُك ِّل َش ٍّر
Telah menceritakan kepada kami Al Husain bin Al Hasan Al Mawarzitelah
menceritakan kepada kami Ibnu Abu 'Adi. Telah menceritakan kepada
kami Ibrahim bin Sa'id Al Jauhari telah menceritakan kepada kami Abdul
Wahhab semuanya dari Rasyid Abu Muhammad Al Himmanidari Syahr bin
Hausyab dari Ummu Darda dari Abu Darda dia berkata, "Kekasihku, shallallahu
'alaihi wasallam, memberi wasiat kepadaku: "Janganlah kamu meminum khamer,
sesungguhnya khamer adalah kunci semua kejahatan."
12. Hadits Sunan Ibnu Majah No. 4024 - Kitab Fitnah. Sabar atas musibah
ي ح و َح َّدثَنَا إِ ْب َرا ِهي ُم ب ُْن َس ِعي ٍد ٍّ َح َّدثَنَا ْال ُح َسي ُْن ب ُْن ْال َح َس ِن ْال َمرْ َو ِزيُّ َح َّدثَنَا اب ُْن أَبِي َع ِد
اش ٌد أَبُو ُم َح َّم ٍد ْال ِح َّمانِ ُّي ع َْن َشه ِْرِ ب ب ُْن َعطَا ٍء قَااَل َح َّدثَنَا َر ِ ْال َجوْ ه َِريُّ َح َّدثَنَا َع ْب ُد ْال َوهَّا
صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َمَ صانِي خَ لِيلِي َ ْب ع َْن أُ ِّم ال َّدرْ دَا ِء ع َْن أَبِي ال َّدرْ دَا ِء قَا َل أَو
ٍ ب ِْن َحوْ َش
صاَل ةً َم ْكتُوبَةً ُمتَ َع ِّمدًا فَ َم ْن ْ أَ ْن اَل تُ ْش ِر ْك بِاهَّلل ِ َش ْيئًا َوإِ ْن قُطِّعْتَ َوحُرِّ ْقتَ َواَل تَ ْتر
َ ُك
َت ِم ْنهُ ال ِّذ َّمةُ َواَل تَ ْش َربْ ْالخَ ْم َر فَإِنَّهَا ِم ْفتَا ُح ُك ِّل َش ٍّر
ْ ت ََر َكهَا ُمتَ َع ِّمدًا فَقَ ْد بَ ِرئ
BAB 3: PENUTUP
1. Kesimpulan
Pendidikan akhlak adalah tema sentral bagi pelaksanaan pendidikan,
karena pendidikan akhlak ini merupakan asas dasar bagi manusia untuk berinteraksi
dengan Sang Pencipta (hablun minallah) maupun dengan sesama manusia
(hablunminannas). Etika seseorang bertumbuh dan terbentuk dalam kelompok,
anak sejak kecilnya membutuhkan sekelompok orang yang memperhatikannya.
Semakin besar si anak, semakin bertambah kebutuhannya untuk bergabung dengan
kelompok yang berada di luar keluarga dan semakin bertambah luas pergaulan itu
memunculkan persoalan-persoalan akibat perbedaan pembinaan kelompok itu dan
berlainan tingkat budaya, ekonomi dan sosial masing- masing. Tulisan ini
mendeskripsikan pendidikan etika menurut Ibnu Miskawaih, sekaligus
menganalisis dinamika pemikiran pendidikan Ibnu Miskawaih tentang pendidikan
etika. Penelitian ini menunjukkan bahwa pada dasarnya konsep pendidikan etika
dapat dilaksanakan dengan proses ta’dib, secara sederhana adalah sebagai suatu
usaha peresapan (instilling) dan penanaman (inculcation) adab pada diri manusia
dalam pendidikan. Dengan begitu adab dapat diartikan sebagai content atau
kandungan yang harus ditanamkan dalam proses pendidikan Islam. Pendidikan
etika menurut Ibnu Maskawaih memiliki peran besar terhadap peradaban manusia.
Membangun suatu kebudayaan dan peradaban akan melestarikan atau
mengharmonisasikan masyarakat itu sendiri. Namun, individu-individu
penyusunnya tidak akan mampu mewujudkan semua kebudayaan itu, tanpa
diimbangi dengan pendidikan. Kalau mengambil ikhtiar melalui pendidikan akhlak,
maka akan membentuk dan mempertahankan etika yang dinamis.
2. Daftar pustaka
https://www.hadits.id/hadits/bukhari/2285
https://www.hadits.id/hadits/bukhari/2295
https://www.hadits.id/hadits/bukhari/2784
https://www.hadits.id/hadits/bukhari/4832
https://www.hadits.id/hadits/bukhari/5484
https://www.hadits.id/hadits/muslim/2502
https://www.hadits.id/hadits/muslim/3734
https://www.hadits.id/hadits/nasai/2515
https://www.hadits.id/hadits/nasai/5572
https://www.hadits.id/hadits/dawud/3189
https://www.hadits.id/hadits/majah/3362
https://www.hadits.id/hadits/majah/4024
Rosif. Analisis Pemikiran Ibnu Maskawaih: DIALEKTIKA PENDIDIKAN
ETIKA DALAM ISLAM. STIT Maskumambang Gresik. Vol.3 no. 2 November
2015.