Anda di halaman 1dari 16

Makalah Hadist Tarbawi II

Memahami Etika Pergaulan Dalam Islam


Dosen pengampu : Drs. Fathurrohim, M.Ag

Oleh :
Nur Rima Kholifah (201710010311065)
Fajar Ramadhani Mashuri (201710010311057)
Rodli Fiabdillah (201710010311046)

Universitas Muhammadiyah Malang


Fakultas Agama Islam
Jurusan Pendidikan Agama Islam
Tahun 2019
Kata pengantar

Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan limpahan rahmat dan karunia yang tidak terhingga kepada penulis,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Sholawat dan salam
semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW. Dan tidak luppa kami
mengucapkan terima kasih juga kepada Drs. Fathurrohim M.pd.i. selaku dosen
pembimbing.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat


banyak kekurangan. Dengan demikian kami juga berharap bahwa makalah ini bisa
membantu dan menjawab sebagian pertanyaan-pertanyaan yang ada di benak
pembaca. Kritik dan saran sangat diperlukan teruntuk kami, agar makalah ini dapat
menjadi makalah yang lebih baik lagi. Akhir kata, terimakasih dan semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, dan pembaca.

BAB 1 : PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Akhlak merupakan salah satu aspek penting dan memiliki peranan vital dalam
kehidupan seorang muslim. Ya’qub (1985, hlm. 33) menjabarkan bahwa akhlak mulia
yang sesuai dengan ajaran Allah merupakan tugas para Rasul diutus oleh Allah kepada
umat Manusia. Meskipun para Rasul diutus pada zaman yang tidak sama dan kondisi
umat yang berbeda-beda, namun tugas mereka sama yakni berusaha agar umat berada
di jalan Allah, menyembah Allah, mengerjakan perbuatan baik, menjauhi perbuatan
munkar, serta untuk menegakkan kebenaran dan keadilan yang merupakan prinsip
akhlāk al karīmaħ. Akhlak individu dan masyarakat telah diatur dalam Islam. Dalam
lingkungan masyarakat, terdapat berbagai macam golongan, suku, ras dan agama.
Hubungan yang tidak baik, seringkali menimbulkan konflik yang berakhir pada
perpecahan individu ataupun kelompok. Dalam kehidupan sosial, muslim tidak terlepas
dari muslim yang lain. Dikatakan pada suatu hadis bahwa muslim adalah saudara bagi
muslim yang lain. Muslim memiliki hak dan kewajiban atas muslim yang lain. Islam
telah mengatur sedemikian rupa bagaimana muslim yang satu dengan muslim yang lain
bertindak dan beretika. Etika ini harus dijaga agar dapat tercipta hubungan yang
harmonis, aman, tentram dan damai. Jika tidak perselisihan dan perpecahan akan
terjadi. Ini terjadi karena perbedaan yang ada di kalangan umat muslim itu sendiri.
Demikian pula hubungan muslim dengan penganut agama lain, Islam adalah
agama yang cinta akan perdamaian. Nabi sendiri banyak mencontohkan melalui
kehidupan sehari-hari, bagaimana umat agama lain harus diayomi bukan ditanggapi
dengan sikap kekerasan. Islam juga merupakan agama yang toleran. Ada anggapan
bahwa apabila seseorang berada di lingkungan orang yang mayoritas muslim, maka dia
akan aman. Hal ini nampaknya sulit dilakukan pada masa sekarang. Tentu bukan islam
yang salah, namun penganut islamlah yang menganggap dirinya telah benar dalam
memahami agama.
2. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud etika dalam Islam?
2. Bagaimana etika bergaul dalam Islam?
3. Sebutkan hadist tentang etika !

BAB 2 : PEMBAHASAN
1. Akhlak (etika) dalam Islam
Etika sebagai suatu ilmu yang normatif, dengan sendirinya berisi norma dan nilai-
nilai yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dari segi inilah akan kita
dpati pemakaian etika dengan nilai-nilainya yang filosofis. Istilah lain dari etika
biasanya digunakan kata moral, susila, budi pekerti dan akhlak. Istilah “etika” pun
berasal dari bahasa Yunani kuno. Kata Yunani ethos dalam bentuk tunggal mempunyai
banyak arti: tempat tinggal yang biasa; padang rumput, kandang; kebiasaan, adat;
akhlak, watak; perasaan, sikap, cara berpikir. Dalam bentuk jamak (ta etha) artinya
adalah: adat kebiasaan. Dan arti terakhir inilah menjadi latar belakang bagi
terbentuknya istilah “etika” yang oleh filsuf Yunani besar Aristoteles (384-322 s. M .)
sudah dipakai untuk menunjukkan filsafat moral.
Etika adalah usaha manusia untuk memakai akal budi dan daya fikirnya untuk
memecahkan masalah bagaimana ia harus hidup kalau ia mau menjadi baik. Akal budi
itu ciptaan Allah dan tentu diberikan kepada kita untuk dipergunakan dalam semua
dimensi kehidupan. Secara populer diketahui ada istilah “etika” dan “moral.” Etika
adalah suatu ilmu yang membicarakan baik dan buruk perbuatan manusia. Istilah ini
sama dengan ilmu akhlaq (dalam islam), yaitu, “suatu ilmu yang menerangkan
pengertian baik buruk, menjelaskan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia
dalam hubungannya dengan sesama manusia, menjelaskan tujuan yang seharusnya
dituju dan menunjukkan jalan untuk melakukan sesuatu yang seharusnya diperbuat.

Etika dapat diartikan pula sebagai keseluruhan aturan maupun hukum yang
mengambil bentuk perintah dan larangan, untuk diterapkan pada perilaku manusia.
Bahwa manusia mengerti akan apa yang baik dan apa yang buruk, yaitu dapat
membedakan antara keduanya dan selanjutnya mengamalkannya adalah suatu kenyatan
yangtidak bisa dibantah. Tujuan pendidikan Islam adalah menciptakan kondisi yang
kondusif bagi manusia untuk dapat hidup di dunia secara lurus dan baik, serta hidup di
akhirat dengan naungan ridha dan pahala Allah. Dan tujuan tersebut sama halnya dengan
tujuan Islam yang sebenarnya, baik akidah, syari’ah, moral, dakwah, lembaga, sistem,
perilaku, maupun jihadnya sekaligus, dalam rangka mewujudkan kalimat Allah sebagai
yang tertinggi itu semua hanya terwujud dengan tarbiyyah (pendidikan) ruhani, akal
pikiran, fisik, etika, akhlak dan perilaku. Konsep pendidikan etika dalam pandangan Islam
memiliki arti yang sangat penting, sehingga hampir setiap kehidupan manusia tak pernah
lepas dari etik. Pendidikan etika yang bermuara pada akhlak adalah tema sentral bagi
pelaksanaan pendidikan, karena pendidikan akhlak ini merupakan asas dasar bagi
manusia untuk berinteraksi dengan Sang Pencipta (hablumminallah) maupun dengan
sesama manusia (hablumminannas).

2. Etika bergaul dalam Islam


Pergaulan adalah percampuran kata majemuk yang mempunyai kata dasar”gaul”
yang berarti “campur gaul”, maksudnya adalah percampuran dalam kehidupan sehari-
hari. Islam mendorong manusia untuk berinteraksi sosial di tengah manusia lainnya.
Dorongan tersebut, baik secara tersurat maupun tresirat terdapat dalam Al-Qur’an dan
sunnah Rasul, bahkan secara simbolik tampak pula dalam berbagai ibadah ritual Islam,
misalnya shalat yang mengimplementasikan pencegahan terhadap dosa dan
kemungkaran, artinya shalat yang bersifat ritual membawa implikasi terhadap
kehidupan sosial di luar shalat. Islam memberi makna kepada manusia sebagai
makhluk sosial dengan pengerahan dan bimbingan yang sesuai dengan hakikat
kemanusiaannya. Ia diberi status yang jelas sebagai penguasa di bumi. Firman Allah
SWT:

ٍ ‫ض َد َر َج‬
‫ات‬ ٍ ْ‫ض ُك ْم َف ْو َق َب ع‬ َ ْ‫ض َو َر َف َع َب ع‬ ِ ْ‫ِف ا أْل َ ر‬
َ ‫ئ‬ ‫َو ُه َو الَّ ِذ ي َج َع َل ُك ْم َخ اَل‬
ٌ ‫ب َو إِ َّن ُه َل َغ فُ و ٌر َر ِح يم‬ِ ‫ك َس ِر ي ُع ْال ِع َق ا‬ َ ‫إِ نَّ َر َّب‬ ۗ ‫اك ْم‬ُ ‫ل َِي ْب لُ َو ُك ْم فِي َم ا َآت‬

Artinya: “Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia
meninggikan sebagian kamu atas sebagian (yang lain) beberapa derajat. Untuk
menguji tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat
cepat siksa-Nya dan sesungguhnya Dia Maha pengampun lagi Maha penyayang”.
(QS. Al-An’am; 165)
Dalam etika pergaulan sesama muslim, Al-qur’an memberikan penekanan kepada
persaudaraan. Selain itu, terdapat beberapa sikap yang harus dihindari seperti dilarang
menghina muslim yang lain, tidak berprasangka buruk, mencari kesalahannya dan
menggunjing. Sebaliknya Alquran memerintahkan untuk bersikap kasih sayang kepada
sesama muslim agar dapat tercipta taaruf (saling mengenal) dan terjalin hubungan
silaturahmi di antara mereka. Tujuan pendidikan etika dalam islam pada intinya adalah
menumbuhkan pribadi peserta diri yang sadar diri, bertanggung jawab, sadar
lingkungannya, yang peka terhadap hubungan sosial dan pribadi yang shaleh, beriman
dan bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu dengan pendidikan ini pula
diharapkan akan muncul pribadi yang secara kreatif mampu mencari penyelesaian atas
persoalan yang dihadapinya. Inilah yang dimaksud dengan kecerdasan atau kepintaran
kreatif dan etika yang bertanggung jawab.
Berikut beberapa etika yang harus dimiliki oleh seorang muslim kepada sesamanya:
a. Mengadakan Perdamaian. Allah memerintahkan umat muslim untuk senantiasa
menjaga perdamaian. Dalam kondisi apapun, umat muslim dilarang untuk berpecah
belah. Tidak hanya memerintahkan untuk menjauhi perpecahan, Allah juga
menyuruh agar umat muslim mendamaikan pihak yang sedang bertengkar atau
berselisih.

ِ ‫ َولَكِنْ فِي ال َّتحْ ِري‬،ِ‫ون فِي َج ِزي َْر ِة ْال َع َرب‬


‫ْش َب ْي َن ُه ْم‬ َ ‫س أَنْ َيعْ ُب َدهُ ْالم‬
َ ُّ‫ُصل‬ َ ‫ان َق ْد أَ ِي‬
َ ‫إِنَّ ال َّش ْي َط‬

“Sesungguhnya syaitan telah putus asa dari (mendapatkan) penyembahan dari


orang-orang yang shalat di jazirah arab, akan tetapi dia akan selalu mengadu
domba di antara mereka”. [HR. Muslim no. 2812]

b. Menciptakan Persaudaraan. Di dalam Alquran, Allah mengibaratkan hubungan


antar sesama muslim seperti saudara. Ayat yang berbicara mengenai topik ini
adalah surat Al-Ḥujurāt ayat 10. Dalam surat Al-Ḥujurāt ayat 10 ini, Allah
menjelaskan bahwa seorang muslim adalah saudara bagi yang lainnya.

c. Tidak menghina sesama muslim. Ayat yang membicarakan mengenai tema ini
adalah Al-Hujurat ayat 11. Allah melarang setiap orang yang beriman agar tidak
saling menghina. Orang yang beriman akan selalu merasa dirinya lebih rendah dari
orang lain, sehingga akan timbul rasa rendah hati bukan sifat sombong terhadap
orang lain. Allah memberikan kiasan mencela orang lain sama dengan mencela diri
sendiri. Salah satu bentuk perbuatan menghina adalah memanggil orang lain
dengan panggilan yang tidak disukainya. Allah memberikan peluang bertobat
kepada orang yang telah berbuat demikian. Jika tidak, maka sesungguhnya ia
termasuk ke dalam golongan orang yang menganiaya diri sendiri.

d. Menjauhi Prasangka Buruk, Mencari-Cari Kesalahan dan Menggunjing Terdapat


tiga perbuatan yang dilarang dalam surat Al-Hujurat ayat 12 yakni berprasangka
buruk, mencari-cari kesalahan orang dan menggunjing. Perbuatan tersebut tidak
secara keseluruhan dilarang. Terdapat kondisi tertentu yang memperbolehkan
seseorang melakukan ketiga perbuatan tersebut. berprasangka buruk misalnya,
boleh dilakukan kepada orang yang jelas-jelas memperlihatkan kemaksiatannya.
Demikian juga dengan mencari kesalahan orang dan menggunjing, perbuatan ini
dibolehkan oleh agama selama bertujuan untuk mencari kemaslahatan dan
menghindari kemudharatan yang lebih besar.
e. Saling Mengenal Semua manusia memiliki kedudukan yang sama di sisi Allah.
Penciptaan manusia ke dalam bermacam suku dan bangsa bermaksud agar mereka
saling mengenal dalam hal keturunan. Mereka dapat mengenal tentang asal usul
mereka, keturunan dan nasab. Setelah terjadi perkenalan tersebut, mereka dapat
saling mengambil pelajaran, manfaat dan bekerja sama untuk meningkatkan
ketakwaan kepada Allah.

f. Berkasih Sayang terhadap Sesama Muslim Terdapat dua ayat yang membahas
tentang hubungan kasih sayang di antara sesama muslim yakni surat Al-Fatḥ ayat
48 dan surat AtTaubah ayat 128. Surat Al-Fatḥ ayat 48 berhubungan dengan
berkasih sayang terhadap sesama muslim. Dalam ayat ini Allah menerangkan sikap
orang muslim terhadap sesama muslim dan juga terhadap non-muslim. Allah
menegaskan bahwa orang muslim adalah orang yang berkasih sayang terhadap
sesamanya. Kasih sayang dapat diwujudkan dengan berbagai cara, seperti berbuat
baik, menolong dan membantu ketika muslim yang lain memerlukan bantuan.

3. Hadist tentang etika buruk


1. Hadits Shahih Al-Bukhari No. 2285 - Kitab Perbuatan-perbuatan zhalim dan
merampok. Teras rumah, duduk di sana dan duduk di pinggiran jalan

‫ضالَةَ َح َّدثَنَا أَبُو ُع َم َر َح ْفصُ ب ُْن َم ْي َس َرةَ ع َْن َز ْي ِد ب ِْن أَ ْسلَ َم ع َْن َعطَا ِء‬ َ َ‫َح َّدثَنَا ُم َعا ُذ ب ُْن ف‬
َ َ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ق‬
‫ال‬ ِ ‫ار ع َْن أَبِي َس ِعي ٍد ْال ُخ ْد ِريِّ َر‬
َ ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ ع َْن النَّبِ ِّي‬ ٍ ‫ب ِْن يَ َس‬
ُ ‫ت فَقَالُوا َما لَنَا بُ ٌّد إِنَّ َما ِه َي َم َجالِ ُسنَا نَت ََح َّد‬
‫ث ِفيهَا قَا َل فَإ ِ َذا‬ ِ ‫الط ُرقَا‬ َ ُ‫إِيَّا ُك ْم َو ْال ُجل‬
ُّ ‫وس َعلَى‬

َ َ‫يق قَا َل غَضُّ ْالب‬


‫ص ِر‬ ِ ‫ق الطَّ ِر‬ َ ‫س فَأ َ ْعطُوا الطَّ ِري‬
ُّ ‫ق َحقَّهَا قَالُوا َو َما َح‬ َ ِ‫أَبَ ْيتُ ْم إِاَّل ْال َم َجال‬
‫ي ع َْن ْال ُم ْن َك ِر‬ ِ ‫ف اأْل َ َذى َو َر ُّد ال َّساَل ِم َوأَ ْم ٌر بِ ْال َم ْعر‬
ٌ ‫ُوف َونَ ْه‬ ُّ ‫َو َك‬

Telah menceritakan kepada kami Mu'adz bin Fadhalah telah menceritakan kepada


kami Abu 'Umar Hafsh bin Maisarah dari Zaid bin Aslam dari 'Atha' bin
Yasar dari Abu Sa'id AL Khudriy radliallahu 'anhuma dari Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Janganlah kalian duduk duduk di pinggir jalan". Mereka
bertanya: "Itu kebiasaan kami yang sudah biasa kami lakukan karena itu menjadi
majelis tempat kami bercengkrama". Beliau bersabda: "Jika kalian tidak mau
meninggalkan majelis seperti itu maka tunaikanlah hak jalan tersebut". Mereka
bertanya: "Apa hak jalan itu?" Beliau menjawab: "Menundukkan pandangan,
menyingkirkan halangan, menjawab salam dan amar ma'ruf nahiy munkar".

2. Hadits Shahih Al-Bukhari No. 2295 - Kitab Perbuatan-perbuatan zhalim dan


merampok. Merampas tanpa izin pemiliknya

‫ب ع َْن أَبِي بَ ْك ِر ْب ِن َع ْب ِد‬ ُ ‫َح َّدثَنَا َس ِعي ُد ب ُْن ُعفَي ٍْر قَا َل َح َّدثَنِي اللَّي‬
ٍ ‫ْث َح َّدثَنَا ُعقَ ْي ٌل ع َْن ا ْب ِن ِشهَا‬
‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم اَل يَ ْزنِي ال َّزانِي‬ ِ ‫الرَّحْ َم ِن ع َْن أَبِي هُ َري َْرةَ َر‬
َ َ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ قَا َل ق‬
َ ‫ال النَّبِ ُّي‬
ُ ‫ْر‬
‫ق‬ ِ ‫ق ِحينَ يَس‬ ِ ‫ِحينَ يَ ْزنِي َوهُ َو ُم ْؤ ِم ٌن َواَل يَ ْش َربُ ْال َخ ْم َر ِحينَ يَ ْش َربُ َوهُ َو ُم ْؤ ِم ٌن َواَل يَس‬
ُ ‫ْر‬
‫ارهُ ْم ِحينَ يَ ْنتَ ِهبُهَا َوهُ َو ُم ْؤ ِم ٌن َوع َْن‬ َ ‫َوهُ َو ُم ْؤ ِم ٌن َواَل يَ ْنتَ ِهبُ نُ ْهبَةً يَرْ فَ ُع النَّاسُ إِلَ ْي ِه فِيهَا أَب‬
َ ‫ْص‬
َ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ِم ْثلَهُ إِاَّل النُّ ْهبَة‬
َ ‫َس ِعي ٍد َوأَبِي َسلَ َمةَ ع َْن أَبِي هُ َري َْرةَ ع َْن النَّبِ ِّي‬
Telah menceritakan kepada kami Sa'id bin 'Ufair berkata, telah menceritakan
kepadaku Al Laits telah menceritakan kepada kami 'Uqaildari Ibnu Syihab dari Abu
Bakar bin 'Abdurrahman dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata; Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Seorang pezina tidak sempurna imannya
ketika sedang berzina, dan seorang peminum khamar tidak sempurna imannya
ketika sedang minum-minum dan seorang pencuri idak sempurna imannya ketika
sedang mencuri dan seorang yang merampas hak orang agar pandangan manusia
tertuju kepadanya tidak sempurna imannya ketika dia merampasnya". Dan
dari Sa'id dan Abu Salamah dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu dari Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam seperti hadits ini juga kecuali tentang An-Nublah
(merampas hak orang).

3. Hadits Shahih Al-Bukhari No. 2784 - Kitab Jihad dan penjelajahan. Seseorang
terdaftar dalam pasuan perang, kemudian isterinya keluar untuk naik haji

‫ض َي‬
ِ ‫س َر‬ ٍ ‫ان ع َْن َع ْم ٍرو ع َْن أَبِي َم ْعبَ ٍد ع َْن ا ْب ِن َعبَّا‬ ُ َ‫َح َّدثَنَا قُتَ ْيبَةُ ب ُْن َس ِعي ٍد َح َّدثَنَا ُس ْفي‬
‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَقُو ُل اَل يَ ْخلُ َو َّن َر ُج ٌل بِا ْم َرأَ ٍة َواَل‬َ ‫ي‬ َّ ِ‫هَّللا ُ َع ْنهُ َما أَنَّهُ َس ِم َع النَّب‬
ُ ‫ال يَا َرسُو َل هَّللا ِ ا ْكتُتِب‬
‫ْت فِي غ َْز َو ِة َك َذا‬ َ َ‫تُ َسافِ َر َّن ا ْم َرأَةٌ إِاَّل َو َم َعهَا َمحْ َر ٌم فَقَا َم َر ُج ٌل فَق‬
َ ِ‫ال ْاذهَبْ فَ ُح َّج َم َع ا ْم َرأَت‬
‫ك‬ َ َ‫ت ا ْم َرأَتِي َحا َّجةً ق‬ ْ ‫خَر َج‬ َ ‫َو َك َذا َو‬
Telah bercerita kepada kami Qutaibah bin Sa'id telah bercerita kepada
kami Sufyan dari 'Amru dari Abu Ma'bad dari Ibnu 'Abbas radliallahu
'anhuma bahwa dia mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Janganlah sekali-kali seorang laki-laki berkholwat (berduaan) dengan seorang
wanita dan janganlah sekali-kali seorang wanita bepergian kecuali bersama
mahramnya". Lalu ada seorang laki-laki yang bangkit seraya berkata: "Wahai
Rasulullah, aku telah mendaftarkan diriku untuk mengikutu suatu peperangan
sedangkan istriku pergi menunaikan hajji". Maka Beliau bersabda: "Tunaikanlah
hajji bersama istrimu".

4. Hadits Shahih Al-Bukhari No. 4832 - Kitab Nikah. Janganlah seorang lelaki
menyepi dengan seorang wanita kecuali dengan mahramnya

ٍ ‫ان َح َّدثَنَا َع ْمرٌو ع َْن أَبِي َم ْعبَ ٍد ع َْن ا ْب ِن َعبَّا‬


‫س ع َْن‬ ُ َ‫َح َّدثَنَا َعلِ ُّي ب ُْن َع ْب ِد هَّللا ِ َح َّدثَنَا ُس ْفي‬
‫ال اَل يَ ْخلُ َو َّن َر ُج ٌل بِا ْم َرأَ ٍة إِاَّل َم َع ِذي َمحْ َر ٍم فَقَا َم َر ُج ٌل‬
َ َ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ق‬
َ ‫النَّبِ ِّي‬
‫ْت فِي غ َْز َو ِة َك َذا َو َك َذا قَا َل ارْ ِج ْع‬ ُ ‫ت َحا َّجةً َوا ْكتُتِب‬ ْ ‫ُول هَّللا ِ ا ْم َرأَتِي خَ َر َج‬َ ‫ال يَا َرس‬ َ َ‫فَق‬
َ‫فَ ُح َّج َم َع ا ْم َرأَتِك‬
Telah menceritakan kepada kami Ali bin Abdullah Telah menceritakan kepada
kami Sufyan Telah menceritakan kepada kami Amru dari Abu Ma'bad dari Ibnu
Abbas dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Janganlah sekali-
kali seorang laki-laki berduaan dengan perempuan kecuali dengan ditemani
muhrimnya." Lalu seorang laki-laki bangkit seraya berkata, "Wahai Rasulullah,
isteriku berangkat hendak menunaikan haji sementara aku diwajibkan untuk
mengikuti perang ini dan ini." beliau bersabda: "Kalau begitu, kembali dan
tunaikanlah haji bersama isterimu."

5. Hadits Shahih Al-Bukhari No. 5484 - Kitab Pakaian. Disambung rambutnya


‫ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ َما قَا َل‬ ِ ‫َح َّدثَنِي ُم َح َّم ٌد َح َّدثَنَا َع ْب َدةُ ع َْن ُعبَ ْي ِد هَّللا ِ ع َْن نَافِ ٍع ع َْن ا ْب ِن ُع َم َر َر‬
َ‫اش َمةَ َو ْال ُم ْستَوْ ِش َمة‬
ِ ‫صلَةَ َو ْال َو‬
ِ ْ‫اصلَةَ¸ َو ْال ُم ْستَو‬
ِ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ْال َو‬
َ ‫لَ َعنَ النَّبِ ُّي‬
Telah menceritakan kepadaku Muhammad telah menceritakan kepada
kami 'Abdah dari 'Ubaidullah dari Nafi' dari Ibnu Umar radliallahu 'anhuma dia
berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melaknat orang yang menyambung
rambutnya dan yang minta disambung rambutnya, dan orang yang mentato dan
orang yang minta ditato."

6. Hadits Shahih Muslim No. 2502 - Kitab Nikah. Nikah mut'ah

‫يز ب ُْن ُع َم َر َح َّدثَنِي ال َّربِي ُع‬ ِ ‫َح َّدثَنَا ُم َح َّم ُد ب ُْن َع ْب ِد هَّللا ِ ب ِْن نُ َمي ٍْر َح َّدثَنَا أَبِي َح َّدثَنَا َع ْب ُد ْال َع ِز‬
‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم فَقَا َل يَا‬ ِ ‫ب ُْن َس ْب َرةَ ْال ُجهَنِ ُّي أَ َّن أَبَاهُ َح َّدثَهُ أَنَّهُ َكانَ َم َع َرس‬
َ ِ ‫ُول هَّللا‬
‫ك إِلَى‬ َ ِ‫َاع ِم ْن النِّ َسا ِء َوإِ َّن هَّللا َ قَ ْد َح َّر َم َذل‬ ُ ‫ت أَ ِذ ْن‬
ِ ‫ت لَ ُك ْم فِي ااِل ْستِ ْمت‬ ُ ‫أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي قَ ْد ُك ْن‬
‫يَوْ ِم ْالقِيَا َم ِة فَ َم ْن َكانَ ِع ْن َدهُ ِم ْنه َُّن َش ْي ٌء فَ ْليُ َخلِّ َسبِيلَهُ َواَل تَأْ ُخ ُذوا ِم َّما آتَ ْيتُ ُموهُ َّن َش ْيئًا و‬
‫يز ْب ِن ُع َم َر بِهَ َذا‬ِ ‫َح َّدثَنَاه أَبُو بَ ْك ِر ب ُْن أَبِي َش ْيبَةَ َح َّدثَنَا َع ْب َدةُ ب ُْن ُسلَ ْي َمانَ ع َْن َع ْب ِد ْال َع ِز‬
‫ب َوهُ َو‬ ِ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَائِ ًما بَ ْينَ الرُّ ْك ِن َو ْالبَا‬
َ ِ ‫ُول هَّللا‬
َ ‫ْت َرس‬ُ ‫اإْل ِ ْسنَا ِد قَا َل َرأَي‬
ِ ‫يَقُو ُل بِ ِم ْث ِل َح ِدي‬
‫ث اب ِْن نُ َمي ٍْر‬
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdullah bin Numairtelah
menceritakan kepada kami ayahku telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz bin
Umar telah menceritakan kepadaku Ar Rabi' bin Sabrah Al
Juhani bahwa ayahnya telah menceritakan kepadanya bahwa dia pernah bersama
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam (dalam Fathu Makkah), beliau bersabda:
"Wahai sekalian manusia, sesungguhnya saya pernah mengizinkan kepada kalian
nikah mut'ah terhadap wanita, dan sesungguhnya (mulai saat ini) Allah telah
mengharamkannya sampai Hari Kiamat, oleh karena itu barangsiapa yang masih
memiliki (wanita yang dimut'ah), maka ceraikanlah dia dan jangan kamu ambil
kembali apa yang telah kamu berikan padanya." Telah menceritakan kepada
kami Abu Bakar bin Abi Syaibahtelah menceritakan kepada kami 'Abdah bin
Sulaiman dari Abdul Aziz bin Umar dengan isnad ini, dia berkata; saya pernah
melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri di antara rukun (Ka'bah) dan
pintu (Ka'bah) seraya bersabda seperti hadits Ibnu Numair.

7. Hadits Shahih Muslim No. 3734 - Kitab Minuman. Penjelasan bahwa setiap yang
memabukkan adalah khamer

‫ح ْب ِن ُعبَا َدةَ َح َّدثَنَا اب ُْن‬ ِ ْ‫ق ِكاَل هُ َما ع َْن َرو‬ َ ‫ق ب ُْن إِ ْب َرا ِهي َم َوأَبُو بَ ْك ِر ب ُْن إِس‬
َ ‫ْح‬ ُ ‫و َح َّدثَنَا إِ ْس َح‬
‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه‬َ ِ ‫ْج أَ ْخبَ َرنِي ُمو َسى ب ُْن ُع ْقبَةَ ع َْن نَافِ ٍع ع َْن اب ِْن ُع َم َر أَ َّن َرسُو َل هَّللا‬ ٍ ‫ج َُري‬
‫ار ال ُّسلَ ِم ُّي َح َّدثَنَا‬ ٍ ‫صالِ ُح ب ُْن ِم ْس َم‬ َ ‫َو َسلَّ َم قَا َل ُكلُّ ُم ْس ِك ٍر َخ ْم ٌر َو ُكلُّ ُم ْس ِك ٍر َح َرا ٌم و َح َّدثَنَا‬
ُ‫ب ع َْن ُمو َسى ْب ِن ُع ْقبَةَ بِهَ َذا اإْل ِ ْسنَا ِد ِم ْثلَه‬ ِ ِ‫يز ب ُْن ْال ُمطَّل‬
ِ ‫َمع ٌْن َح َّدثَنَا َع ْب ُد ْال َع ِز‬
Dan telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Ibrahim dan Abu Bakar bin
Ishaq keduanya dari Rauh bin Ubadah telah menceritakan kepada kami Ibnu
Juraij telah mengabarkan kepadaku Musa bin 'Uqbah dari Nafi' dari Ibnu Umar,
bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Setiap yang memabukkan
adalah khamer, dan setiap yang memabukkan adalah haram." Dan telah
menceritakan kepada kami Shalih bin Mismar As Sulami telah menceritakan
kepada kami Ma'an telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz bin
Mutthalib dari Musa bin 'Uqbah dengan isnad yang seperti ini."

8. Hadits Sunan An-Nasa'i No. 2515 - Kitab Zakat. Mengungkit-ungkit pemberian

‫ال َح َّدثَنَا ُع َم ُر ب ُْن ُم َح َّم ٍد ع َْن َع ْب ِد‬


َ َ‫ال َح َّدثَنَا يَ ِزي ُد ب ُْن ُز َري ٍْع ق‬ َ َ‫أَ ْخبَ َرنَا َع ْمرُو ب ُْن َعلِ ٍّي ق‬
‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
َ ِ ‫ال َرسُو ُل هَّللا‬
َ َ‫ال ق‬ َ َ‫ار ع َْن َسالِ ِم ب ِْن َع ْب ِد هَّللا ِ ع َْن أَبِي ِه ق‬
ٍ ‫هَّللا ِ ْب ِن يَ َس‬
ُ‫ق لِ َوالِ َد ْي ِه َو ْال َمرْ أَةُ ْال ُمتَ َر ِّجلَة‬
ُّ ‫ثَاَل ثَةٌ اَل يَ ْنظُ ُر هَّللا ُ َع َّز َو َج َّل إِلَ ْي ِه ْم يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة ْال َعا‬
ُ َّ‫ق لِ َوالِ َد ْي ِه َو ْال ُم ْد ِم ُن َعلَى ْال َخ ْم ِر َو ْال َمن‬
‫ان بِ َما‬ ُّ ‫ُّوث َوثَاَل ثَةٌ اَل يَ ْد ُخلُونَ ْال َجنَّةَ ْال َعا‬
ُ ‫َوال َّدي‬
‫طى‬ َ ‫أَ ْع‬

Telah mengabarkan kepada kami 'Amru bin 'Ali dia berkata; Telah menceritakan


kepada kami Yazid bin Zura'i dia berkata; Telah menceritakan kepada kami 'Umar
bin Muhammad dari 'Abdullah bin Yasar dari Salim bin
'Abdullah dari Bapaknya dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Tiga golongan yang Allah tidak akan melihat mereka pada hari kiamat;
anak yang durhaka kepada orang tua, wanita yang menyerupai laki-laki, dan
Dayyuts, yaitu seorang yang merelakan keluarganya berbuat kekejian. Dan tiga
golongan mereka tidak akan masuk surga; anak yang durhaka kepada orang tua,
pecandu khamer, dan orang yang selalu menyebut-nyebut pemberiannya."

9. Hadits Sunan An-Nasa'i No. 5572 - Kitab Minuman. Dosa yang timbul akibat
minum khamar, yaitu meninggalkan shalat

‫ث‬ ِ ‫ي ع َْن أَبِي بَ ْك ِر ب ِْن َع ْب ِد الرَّحْ َم ِن ْب ِن ْال َح‬


ِ ‫ار‬ ُّ ‫ال أَ ْنبَأَنَا َع ْب ُد هَّللا ِ ع َْن َم ْع َم ٍر ع َْن‬
ِّ ‫الز ْه ِر‬ َ َ‫أَ ْخبَ َرنَا ُس َو ْي ٌد ق‬
ِ ِ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ يَقُو ُل اجْ تَنِبُوا ْال َخ ْم َر فَإِنَّهَا أُ ُّم ْال َخبَائ‬
‫ث إِنَّهُ َكانَ َر ُج ٌل‬ ِ ‫ْت ُع ْث َمانَ َر‬ ُ ‫ع َْن أَبِي ِه قَا َل َس ِمع‬
‫ق‬َ َ‫ك لِل َّشهَا َد ِة فَا ْنطَل‬ ْ َ‫اريَتَهَا فَقَال‬
َ ‫ت لَهُ إِنَّا نَ ْد ُعو‬ ْ َ‫ِم َّم ْن خَاَل قَ ْبلَ ُك ْم تَ َعبَّ َد فَ َعلِقَ ْتهُ ا ْم َرأَةٌ غ َِويَّةٌ فَأَرْ َسل‬
ِ ‫ت إِلَ ْي ِه َج‬
ُ‫ضيئَ ٍة ِع ْن َدهَا ُغاَل ٌم َوبَا ِطيَة‬ ِ ‫ضى إِلَى ا ْم َرأَ ٍة َو‬ َ ‫ت ُكلَّ َما َدخَ َل بَابًا أَ ْغلَقَ ْتهُ ُدونَهُ َحتَّى أَ ْف‬ ْ َ‫اريَتِهَا فَطَفِق‬ ِ ‫َم َع َج‬
‫ب ِم ْن هَ ِذ ِه ْال َخ ْم َر ِة َكأْسًا‬َ ‫ي أَوْ تَ ْش َر‬ َّ َ‫ت إِنِّي َوهَّللا ِ َما َدعَوْ تُكَ لِل َّشهَا َد ِة َولَ ِك ْن َدعَوْ تُكَ لِتَقَ َع َعل‬ ْ َ‫خَ ْم ٍر فَقَال‬
‫ال فَا ْسقِينِي ِم ْن هَ َذا ْالخَ ْم ِر َكأْسًا فَ َسقَ ْتهُ َكأْسًا قَا َل ِزي ُدونِي فَلَ ْم يَ ِر ْم َحتَّى َوقَ َع‬ َ َ‫أَوْ تَ ْقتُ َل هَ َذا ْال ُغاَل َم ق‬
‫ك أَ ْن ي ُْخ ِر َج‬ ُ ‫ان ْال َخ ْم ِر إِاَّل لَيُو ِش‬
ُ ‫ان َوإِ ْد َم‬ ُ ‫س فَاجْ تَنِبُوا ْال َخ ْم َر فَإِنَّهَا َوهَّللا ِ اَل يَجْ تَ ِم ُع اإْل ِ ي َم‬
َ ‫َعلَ ْيهَا َوقَت ََل النَّ ْف‬
‫ي قَا َل‬ ُّ ‫س ع َْن‬
ِّ ‫الز ْه ِر‬ َ ُ‫ك ع َْن يُون‬ ِ ‫ار‬َ َ‫ال أَ ْنبَأَنَا َع ْب ُد هَّللا ِ يَ ْعنِي ا ْبنَ ْال ُمب‬َ َ‫صا ِحبَهُ أَ ْخبَ َرنَا س َُو ْي ٌد ق‬ َ ‫أَ َح ُدهُ َما‬
‫ْت ُع ْث َمانَ يَقُو ُل اجْ تَنِبُوا ْالخَ ْم َر فَإِنَّهَا‬ ُ ‫ث أَ َّن أَبَاهُ قَا َل َس ِمع‬ ِ ‫ار‬ ِ ‫َح َّدثَنِي أَبُو بَ ْك ِر ب ُْن َع ْب ِد الرَّحْ َم ِن ب ِْن ْال َح‬
ُ‫اس فَ َذ َك َر ِم ْثلَهُ قَا َل فَاجْ تَنِبُوا ْال َخ ْم َر فَإِنَّه‬ َ َّ‫ث فَإِنَّهُ َكانَ َر ُج ٌل ِم َّم ْن خَاَل قَ ْبلَ ُك ْم يَتَ َعبَّ ُد َويَ ْعت َِز ُل الن‬ ِ ِ‫أُ ُّم ْالخَ بَائ‬
ُ‫صا ِحبَه‬َ ‫ك أَ َح ُدهُ َما أَ ْن ي ُْخ ِر َج‬ ِ ‫ان أَبَدًا إِاَّل ي‬
َ ‫ُوش‬ ُ ‫َوهَّللا ِ اَل يَجْ تَ ِم ُع َواإْل ِ ي َم‬

Telah mengabarkan kepada kami Suwaid ia berkata; telah memberitakan kepada


kami Abdullah dari Ma'mar dari Az Zuhri dari Abu Bakr bin 'Abdurrahman bin Al
Harits dari Bapaknya ia berkata; Aku mendengar Utsman? radliallahu
'anhu berkata, "Jauhilah oleh kalian minum khamer sebab ia adalah pangkal semua
dosa. Ada seorang laki-laki sebelum kalian yang taat beribadah disukai oleh
seorang wanita pelacur. Wanita itu lalu mengutus budak wanitanya agar
mengatakan, 'Sesungguhnya aku memanggilmu untuk bersaksi.' Maka berangkatlah
laki-laki itu bersama budak wanita tersebut, sementara ia sendiri bersiap-siap
hingga ketika laki-laki itu masuk ia mengunci pintu rumah tanpa ada orang selain
dia. Sehingga laki-laki itu berhadapan dengan seorang wanita cantik yang di sisinya
terdapat seorang anak kecil dan botol khamer. Wanita itu lantas berkata, "Demi
Allah, aku memanggilmu bukan untuk bersaksi, tetapi aku memanggilmu untuk
bersetubuh denganku, atau meneguk segelas khamer, atau membunuh anak kecil
ini!" laki-laki itu berkata, "Berikan saja aku segelas khamer." Maka wanita itu
memberikan satu gelas khamer kepadanya. Laki-laki itu lalu berkata,
"Tambahkanlah untukku." Laki-laki itu tetap saja minum hingga ia menzinai wanita
itu dan membunuh seorang jiwa (anak kecil). Maka jauhilah minum khamer, karena
-demi Allah- tidak akan pernah berkumpul antara iman dan kebiasaan minum
khamer kecuali salah satunya akan mengeluarkan yang lain." Telah mengabarkan
kepada kami Suwaid ia berkata; telah memberitakan kepada kami Abdullah -yaitu
Ibnul Mubarak- dari Yunus dari Az Zuhri ia berkata; telah menceritakan
kepadaku Abu Bakr bin 'Abdurrahman bin Al Harits bahwa Bapaknya berkata; aku
mendengar Utsman berkata, "Jauhilah oleh kalian minum khamer sebab ia adalah
pangkal semua dosa. Pernah ada seorang laki-laki yang menyepi dari kehidupan
manusia untuk beribadah....lalu ia menyebutkan sebagaimana dalam hadits. Ia
berkata, "Jauhilah oleh kalian minum khamer, karena -demi Allah- selamanya tidak
akan berkumpul antara iman dan kebiasaan minum khamer kecuali salah satunya
akan mengeluarkan yang lain."

10. Hadits Sunan Abu Dawud No. 3189 - Kitab Minuman. Anggur diperas untuk jadi
khamer

‫يز ْب ِن ُع َم َر ع َْن أَبِي‬ ِ ‫َّاح ع َْن َع ْب ِد ْال َع ِز‬


ِ ‫ان ب ُْن أَبِي َش ْيبَةَ َح َّدثَنَا َو ِكي ُع ب ُْن ْال َجر‬ ُ ‫َح َّدثَنَا ُع ْث َم‬
‫ع َْلقَ َمةَ َموْ اَل هُ ْم َو َع ْب ِد الرَّحْ َم ِن ب ِْن َع ْب ِد هَّللا ِ ْالغَافِقِ ِّي أَنَّهُ َما َس ِم َعا ا ْبنَ ُع َم َر يَقُو ُل قَا َل‬
ِ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم لَ َعنَ هَّللا ُ ْالخَ ْم َر َو َش‬
‫اربَهَا َو َساقِيَهَا َوبَائِ َعهَا َو ُم ْبتَا َعهَا‬ َ ِ ‫َرسُو ُل هَّللا‬
‫َص َرهَا َو َحا ِملَهَا َو ْال َمحْ ُمولَةَ إِلَ ْي ِه‬ ِ ‫ص َرهَا َو ُم ْعت‬ ِ ‫َوعَا‬
Telah menceritakan kepada kami Utsman bin Abu Syaibah telah menceritakan
kepada kami Waki' bin Al Jarrah dari Abdul Aziz bin Umar dari Abu
'Alqamah mantan budak mereka, dan Abdurrahman bin Abdullah Al Ghafiqi bahwa
keduanya telah mendengar Ibnu Umarberkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Semoga Allah melaknat khamer, peminumnya, yang
menuangkannya, penjualnya, pembelinya, pemerasnya, orang yang diperaskannya,
orang yang membawanya dan orang yang dibawakan kepadanya."

11. Hadits Sunan Ibnu Majah No. 3362 - Kitab Minuman. Khamer adalah pintu dari
semua keburukan

‫ي ح و َح َّدثَنَا إِ ْب َرا ِهي ُم ب ُْن َس ِعي ٍد‬ ٍّ ‫َح َّدثَنَا ْال ُح َسي ُْن ب ُْن ْال َح َس ِن ْال َمرْ َو ِزيُّ َح َّدثَنَا اب ُْن أَبِي َع ِد‬
‫اش ٍد أَبِي ُم َح َّم ٍد ْال ِح َّمانِ ِّي ع َْن َشه ِْر ْب ِن‬
ِ ‫ب َج ِميعًا ع َْن َر‬ ِ ‫ْال َجوْ ه َِريُّ َح َّدثَنَا َع ْب ُد ْال َوهَّا‬
‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم اَل‬ َ ْ‫ب ع َْن أُ ِّم ال َّدرْ دَا ِء ع َْن أَبِي ال َّدرْ دَا ِء قَا َل أَو‬
َ ‫صانِي َخلِيلِي‬ ٍ ‫َحوْ َش‬
‫تَ ْش َربْ ْال َخ ْم َر فَإِنَّهَا ِم ْفتَا ُح ُك ِّل َش ٍّر‬
Telah menceritakan kepada kami Al Husain bin Al Hasan Al Mawarzitelah
menceritakan kepada kami Ibnu Abu 'Adi. Telah menceritakan kepada
kami Ibrahim bin Sa'id Al Jauhari telah menceritakan kepada kami Abdul
Wahhab semuanya dari Rasyid Abu Muhammad Al Himmanidari Syahr bin
Hausyab dari Ummu Darda dari Abu Darda dia berkata, "Kekasihku, shallallahu
'alaihi wasallam, memberi wasiat kepadaku: "Janganlah kamu meminum khamer,
sesungguhnya khamer adalah kunci semua kejahatan."

12. Hadits Sunan Ibnu Majah No. 4024 - Kitab Fitnah. Sabar atas musibah

‫ي ح و َح َّدثَنَا إِ ْب َرا ِهي ُم ب ُْن َس ِعي ٍد‬ ٍّ ‫َح َّدثَنَا ْال ُح َسي ُْن ب ُْن ْال َح َس ِن ْال َمرْ َو ِزيُّ َح َّدثَنَا اب ُْن أَبِي َع ِد‬
‫اش ٌد أَبُو ُم َح َّم ٍد ْال ِح َّمانِ ُّي ع َْن َشه ِْر‬ِ ‫ب ب ُْن َعطَا ٍء قَااَل َح َّدثَنَا َر‬ ِ ‫ْال َجوْ ه َِريُّ َح َّدثَنَا َع ْب ُد ْال َوهَّا‬
‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬َ ‫صانِي خَ لِيلِي‬ َ ْ‫ب ع َْن أُ ِّم ال َّدرْ دَا ِء ع َْن أَبِي ال َّدرْ دَا ِء قَا َل أَو‬
ٍ ‫ب ِْن َحوْ َش‬
‫صاَل ةً َم ْكتُوبَةً ُمتَ َع ِّمدًا فَ َم ْن‬ ْ ‫أَ ْن اَل تُ ْش ِر ْك بِاهَّلل ِ َش ْيئًا َوإِ ْن قُطِّعْتَ َوحُرِّ ْقتَ َواَل تَ ْتر‬
َ ‫ُك‬
‫َت ِم ْنهُ ال ِّذ َّمةُ َواَل تَ ْش َربْ ْالخَ ْم َر فَإِنَّهَا ِم ْفتَا ُح ُك ِّل َش ٍّر‬
ْ ‫ت ََر َكهَا ُمتَ َع ِّمدًا فَقَ ْد بَ ِرئ‬

Telah menceritakan kepada kami Al Husain bin Hasan Al Mawarzi telah


menceritakan kepada kami Ibnu Abu 'Adi. (dalam jalur lain disebutkan) Telah
menceritakan kepada kami Ibrahim bin Sa'id Al Jauhari telah menceritakan kepada
kami Abdul Wahab bin 'Atha keduanya berkata; telah menceritakan kepada
kami Rasyid Abu Muhammad Al Himmanidari Syahr bin Hausyab dari Ummu
Darda dari Abu Darda dia berkata, "Kekasihku telah mewasiatkan kepadaku agar
tidak menyekutukan Allah dengan sesuatupun, meski kamu harus disembelih dan
dibakar, janganlah kamu meninggalkan shalat wajib dengan sengaja, barangsiapa
meninggalkannya dengan sengaja maka telah lepas dari tanggungan (Allah). Dan
janganlah kamu meminum khamer, sebab khamar itu merupakan kunci semua
kejahatan."

BAB 3: PENUTUP
1. Kesimpulan
Pendidikan akhlak adalah tema sentral bagi pelaksanaan pendidikan,
karena pendidikan akhlak ini merupakan asas dasar bagi manusia untuk berinteraksi
dengan Sang Pencipta (hablun minallah) maupun dengan sesama manusia
(hablunminannas). Etika seseorang bertumbuh dan terbentuk dalam kelompok,
anak sejak kecilnya membutuhkan sekelompok orang yang memperhatikannya.
Semakin besar si anak, semakin bertambah kebutuhannya untuk bergabung dengan
kelompok yang berada di luar keluarga dan semakin bertambah luas pergaulan itu
memunculkan persoalan-persoalan akibat perbedaan pembinaan kelompok itu dan
berlainan tingkat budaya, ekonomi dan sosial masing- masing. Tulisan ini
mendeskripsikan pendidikan etika menurut Ibnu Miskawaih, sekaligus
menganalisis dinamika pemikiran pendidikan Ibnu Miskawaih tentang pendidikan
etika. Penelitian ini menunjukkan bahwa pada dasarnya konsep pendidikan etika
dapat dilaksanakan dengan proses ta’dib, secara sederhana adalah sebagai suatu
usaha peresapan (instilling) dan penanaman (inculcation) adab pada diri manusia
dalam pendidikan. Dengan begitu adab dapat diartikan sebagai content atau
kandungan yang harus ditanamkan dalam proses pendidikan Islam. Pendidikan
etika menurut Ibnu Maskawaih memiliki peran besar terhadap peradaban manusia.
Membangun suatu kebudayaan dan peradaban akan melestarikan atau
mengharmonisasikan masyarakat itu sendiri. Namun, individu-individu
penyusunnya tidak akan mampu mewujudkan semua kebudayaan itu, tanpa
diimbangi dengan pendidikan. Kalau mengambil ikhtiar melalui pendidikan akhlak,
maka akan membentuk dan mempertahankan etika yang dinamis.

2. Daftar pustaka
 https://www.hadits.id/hadits/bukhari/2285
 https://www.hadits.id/hadits/bukhari/2295
 https://www.hadits.id/hadits/bukhari/2784
 https://www.hadits.id/hadits/bukhari/4832
 https://www.hadits.id/hadits/bukhari/5484
 https://www.hadits.id/hadits/muslim/2502
 https://www.hadits.id/hadits/muslim/3734
 https://www.hadits.id/hadits/nasai/2515
 https://www.hadits.id/hadits/nasai/5572
 https://www.hadits.id/hadits/dawud/3189
 https://www.hadits.id/hadits/majah/3362
 https://www.hadits.id/hadits/majah/4024
 Rosif. Analisis Pemikiran Ibnu Maskawaih: DIALEKTIKA PENDIDIKAN
ETIKA DALAM ISLAM. STIT Maskumambang Gresik. Vol.3 no. 2 November
2015.

Anda mungkin juga menyukai