Anda di halaman 1dari 9

1

BAB I
PENDAHULUAN
Di era modern ini, banyak permasalahan-permasalahan yang dihadapi
umat manusia yang semakin komplek. Manusia dituntuk memiliki kesiapan dalam
menghadapi arus globalisasi yang semakin berkembang. Ironinya, kita ketahui
bersama bahwasanya manusia tengah mengalami degradasi moral di zaman ini.
Selain itu, di era globalisasi sekarang ini merupakan sebuah tantangan
yang sangat besar dihadapi oleh umat, dimana terjadinya perubahan sosial, berupa
bertambahnya keterkaitan di antara masyarakat dan elemen-elemennya yang
terjadi akibat transkulturasi dan perkembangan teknologi di bidang transportasi
dan komunikasi yang memfasilitasi pertukaran budaya dan ekonomi internasional
. Hal ini akan sangat mempengaruhi keyakinan masyarakat di karenakan pola fikir
dan sikap masyarakat yang dapat saja terpengaruh oleh budaya-budaya baru yang
mungkin kurang sesuai dengan budaya keyakinan semula (al-Quran dan Hadits),
apabila seseorang tidak kuat fondasi ideologinya.
Terlepas dari kenyataan banyaknya jumlah umat Islam, paling subur tanah
dan sumber dayanya, serta satu-satunya umat yang memiliki jalan hidup yang
paling paten. Namun kenyataanya, dialah pilar yang paling goyah, diantara pilar-
pilar masyarakat dunia lainnya. Banyak terjadi perpecahan diantara umat Islam.
Masing-masing golongan membenarkan pendapat dan aqidah furuiyahnya
masing-masing.
Maka fungsi sosial dari tauhid dalam menjawab setiap problematika
kehidupan masyarakat, utamanya masyarakat muslim di era modern kini sangatlah
diperlukan. Tauhid dimaksudkan agar mampu menjembatani setiap perbedaan dan
permasalahan yang ada di masyarakat. Akan tetapi, hanya sedikit manusia yang
dapat memanfaatkan fungsi dan menempatkan peran tauhid secara benar dan
sesuai dengan keadaan zaman manusia sekarang ini.
Padahal, jika masyarakat modern saat ini mampu menempatkan dan
menggunakan tauhid dalam kehidupan sehari-harinya dengan baik dan benar,
2

maka akan tercipta masyarakat yang damai, aman, dan terjauh dari sifat-sifat
tercela, seperti korupsi, kolusi, nepotisme, penipuan, dan tindakan-tindakan yang
melanggar hukum agama, maupun hukum perdata dan pidana Negara.
Seiring dengan adanya problematika sosial yang terjadi di masyarakat,
maka dalam makalah ini akan dibahas mengenai berbagai hal yang berhubungan
dengan fungsi sosial tauhid di era modern.


















3

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENTINGNYA TAUHID DALAM KEHIDUPAN MANUSIA
Kedudukan tauhid dalam ajaran Islam adalah paling sentral dan esensial.
Tauhid berarti komitmen manusia kepada Allah sebagai fokus dari seluruh rasa
hormat, rasa syukur, dan sebagai satu-satunya sumber nilai. Dalam ajaran Islam,
tauhid tersimpul dalam kalimat La ilaaha illallah (tiada Tuhan selain Allah).
Sesungguhnya kalimat tersebut mengandung nilai pembebasan bagi manusia.
Manusia yang bertauhid mengemban tugas untuk membebaskan manusia dari
menyembah sesama manusia kepada menyembah Allah.
Dengan tauhid, manusia tidak saja akan bebas dan merdeka, melainkan
juga akan sadar bahwa kedudukannya sama dengan manusia lain. Hal ini sesuai
dengan firman Allah dalam Al-Quran surah al hujurat ayat 13 yang berbunyi :

: ]
: artinya
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia
diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. ( QS. Al Hujraat :
13).

Suatu hal yang tidak boleh dilupakan ialah bahwa komitmen manusia
tauhid tidak saja terbatas pada hubungan vertikalnya dengan Tuhan, melainkan
juga mencakup hubungan horisontal dengan sesama manusia dan seluruh makhluk
hidup, dan hubungan-hubungan ini harus sesuai dengan kehendak Allah.
1



1
Akademik, pokja, Tauhid (Yogyakarta : Pokja Akademik UIN SUKA, 2005), hal 78
4

Tauhid adalah yang memberikan identitas pada peradaban Islam, yang
mengikat semua unsurnya bersama-sama dan menjadikan unsur-unsur tersebut
suatu kesatuan yang integral dan organis yang kita sebut peradaban. Tidak adasatu
pun perintah dalam Islam yang bisa dilepaskan drai tauhid. Seluruh agama itu
sendiri, kewajiban manusia untuk menyembah Tuhan, untuk mematuhi perintah-
perintahNya, dan menjauhi larangan-laranganNya, akan hancur begitu tauhid
dilanggar.
2

Dalam konteks pengembangan umat, tauhid berfungsi antara lain
mentransformasikan setiap individu yang meyakininya menjadi manusia yang
lebih kurang ideal dalam arti memiliki sifat-sifat mulia yang membebaskan
dirinya dari setiap belenggu sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Dengan
demikian, akan muncul manusia tauhid yang memiliki ciri-ciri positif, yaitu :
1. Memiliki komitmen utuh pada Tuhannya. Ia akan berusaha secara
maksimal untuk menjalankan pesan dan perintah Allah sesuai dengan
kadar kemampuannya.
2. Menolak pedoman hidup yang datang bukan dari Allah.
3. Bersikap progresif dengan selalu melakukan penilaian terhadap
kualitas kehidupannya, adat-istiadatnya, tradisi dan faham hidupnya.
Bila dalam penilaiannya ternyata terdapat unsur-unsur syirik dalam arti
luas, maka ia selalu bersedia untuk berubah dan mengubah hal-hal itu
agar sesuai dengan pesan-pesam ilahi.
4. Tujuan hidupnya sangat jelas. Ibadahnya, kerja kerasnya, hidup dan
matinya hanyalah untuk Allah SWT semata. Ia tidak akan terjerat ke
dalam nilai- nilai kekuasaan dan kesenangan hidup tanpa tujuan.
5. Memiliki visi dan misi yang jelas tentang kehidupan yang harus
dibangunnya bersama manusia lain; suatu kehidupan yang harmonis
antar sesama manusia; dan ia akan terdorong untuk mengubah dunia
dan masyarakat sekelilingnya sehingga semangat untuk berkarya bagi
kemaslahatan umat adalah tujuan hidupnya.
3


2
Al-faruqi, Ismail Raji, Tauhid (Bandung:Pustaka, 1988),hal 16
3
Akademik, pokja, Tauhid..., hal 79-80
5

B. FUNGSI SOSIAL TAUHID DALAM KEHIDUPAN MANUSIA DI ERA
MODERN
Tauhid mempunyai peranan penting dalam kehidupan umat muslim.
Diantara fungsi- fungsi sosial tauhid dalam kehidupan muslim di era modern
adalah :
1. Membebaskan manusia dari perbudakan mental dan penyembahan kepada
semua makhluk.
Sampai sekarang masih banyak manusia, termasuk umat muslim yang
cenderung mengikuti tradisi dan keyakinan nenek moyangnya. Tidak hanya itu,
mereka juga banyak yang menyerah dan tunduk begitu saja kepada para
pemimpin mereka, tanpa daya piker kritis serta keberanian untuk mengkritik.
Padahal Al- Quran telah mengingatkan bahwa orang- orang yang tidak bersikap
kritis terhadap para pemimpin mereka akan kecewa dan mengeluh di hari akhir.
Firman Allah SWT SWT :
[

: ]
[

: ]
Dan mereka berkata: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah mentaati
pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan
kami dari jalan (yang benar). Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikan
dalam neraka, mereka berkata: "Alangkah baiknya, andaikata kami taat kepada
Allah dan taat (pula) kepada Rasul". ( QS. Al- Ahzaab : 66-67).

Fungsi ini dirujukkan pada kalimat LailaahaillAllah SWT ( tidak ada Tuhan
selain Allah). Kalimat ini merupakan kalimat pembebasan bagi manusia.
Dengan mengucapkan tidak ada Tuhan selain Allah berarti seorang muslim
telah memutlakkan Allah SWT Yang Maha Esa sebagai Kholiq atau ciptaan-Nya.
Dan sebenarnya umat muslim mengemban tugas untuk melaksanakan
tahrirunnasi min ibadatil ibad ila ibadatillahi atau membebaskan manusia
dari menyembah sesama manusia kepada menyembah Allah SWT semata.
6

2. Mengajarkan emansipasi manusia dari nilai- nilai palsu yang bersumber
pada hawa nafsu, gila kekuasaan, dan kesenangan- kesenangan sensual
belaka.
Suatu kehidupan yang didedikasikan pada kelezatan sensual, kekuasaan,
dan penumpukan kekayaan dapat mengeruhkan akal sehat dan mendistorsi pikiran
jernih. Sebenarnya telah dengan tajam Al- Quran menyindir orang-orang seperti
ini.
[

: ]

: ]

Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai
tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?
atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau
memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan
mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu). ( QS. Al- Furqon : 43-
44).
3. Sebagai frame of thought dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Maksudnya ialah bahwa tauhid menjadi kerangka pemikiran dalam
menemukan hakikat kebenaran mengenai segala yang ada di alam semesta ini
pada seginya yang abstrak, potensial, maupun yang konkret.
4. Menjadikan islam tumbuh sebagai kekuatan peradaban dunia.
Apabila tauhid direlasikan dengan ilmu pengetahuan maka dapat
menjadikan islam tumbuh sebagai kekuatan peradaban dunia dan mampu
menjembatani wilayah- wilayah peradaban lokal menjadi peradaban mondial
karena tauhid merupakan paradigma dari metode ilmiah dalam seluruh wilayah
ilmu pengetahuan umat islam.
5. Sebagai pondasi keimanan yang juga menjamin kebahagiaan dan
kesejahteraan hidup seluruh umat manusia, ketika seluruh ajaran-
ajarannya dilaksanakan secara konsisten.
6. Mengajarkan kepada umat islam supaya menjadikan Allah SWT sebagai
7

pusat kesadaran intelektual mereka.
Dengan kata lain, bahwa semua aktivitas yang dilakukan maupun kejadian
yang terjadi merupakan atas kehendak Allah SWT, semua itu telah diatur dengan
sempurna oleh-Nya.
C. TAUHID DAN GLOBALISASI
Era globalisasi yang dialami manusia modern menciptakan tuhan-tuhan
modern yang lebih canggih . Globalisasi dapat dipahami sebagai sebuah proses
dimana orang-orang di seluruh dunia dipersatukan dalam sebuah komunitas
tunggal, baik secara ekonomi, teknologi, sosial budaya dan politik. Dalam
globalisasi, batas-batas teritorial antarnegara memang masih ada, namun sudah
tidak lagi signifikan untuk memisahkan koneksitas kehidupan yang ada di
dalamnya. Jarak, ruang dan waktu menjadi tidak lagi memisahkan komunikasi
manusia-manusia di belahan bumi yang berbeda. Ini artinya, apa yang terjadi di
satu belahan bumi dapat segera didengar, diketahui, bahkan mempengaruhi
belahan bumi yang lain.
Namun, globalisasi pun memiliki dua sisi yakni positif dan negatif. Sisi positif
dari globalisasi yakni komunikasi yang lebih cepat, hemat, dan efektif. Akan
tetapi di sisi lain, globalisasi juga menawarkan tantangan-tantangan yang justru
dapat menjungkirbalikkan nilai-nilai tauhid dan religiusitas kaum beriman. Salah
satu di antara tantangan globalisasi adalah materialisme, konsumerisme serta
sekulerisme.
Karena itu, pemurnian tauhid di tengah arus globalisasi menjadi sebuah
keniscayaan yang harus dilakukan oleh manusia modern. Setiap penghambaan
terhadap tuhan-tuhan materi perlu segera dibersihkan dari lubuk hati kaum
beriman. Dan Allah SWT harus dijadikan sebagai satu-satunya orientasi
kehidupan yang sejati, karena Dia adalah satu-satunya Pencipta dan Harapan
(tauhid rububiyyah), satu-satunya Pemilik dan Penguasa alam raya (tauhid
mulkiyyah), dan satu-satunya Zat yang berhak disembah oleh manusia dan
seluruh makhluk di alam semesta (tauhid uluhiyyah).

8

BAB III
KESIMPULAN
Kedudukan tauhid dalam ajaran Islam adalah paling sentral dan
esensial.Tauhid berarti komitmen manusia kepada Allah sebagai fokus dari
seluruh rasa hormat, rasa syukur, dan sebagai satu-satunya sumber nilai. Dalam
ajaran Islam, tauhid tersimpul dalam kalimat La ilaaha illallah (tiada Tuhan selain
Allah).
Fungsi sosial tauhid di era modern yaitu :
1. Membebaskan manusia dari perbudakan mental dan penyembahan
kepada semua makhluk.
2. Mengajarkan emansipasi manusia dari nilai- nilai palsu yang
bersumber pada hawa nafsu, gila kekuasaan, dan kesenangan-
kesenangan sensual belaka.
3. Sebagai frame of thought dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
4. Menjadikan islam tumbuh sebagai kekuatan peradaban dunia.
5. Sebagai pondasi keimanan yang juga menjamin kebahagiaan dan
kesejahteraan hidup seluruh umat manusia, ketika seluruh ajaran-
ajarannya dilaksanakan secara konsisten.
6. Mengajarkan kepada umat islam supaya menjadikan Allah SWT
sebagai pusat kesadaran intelektual mereka.






9

DAFTAR PUSTAKA
Akademik, pokja. 2005. Tauhid. Yogyakarta: Pokja Akademik UIN SUKA
Al-faruqi, Ismail Raji. 1988. Tauhid. Bandung: Pustaka
http://21keywords.blogspot.com/2012/10/eksistensi-tauhid-di-era-
globalisasi.html diakses pada hari Selasa, 6 mei 2014 pukul 13.00
http://kuliahkusuka.blogspot.com/2013/06/makalah-tentang-peran-dan-
fungsi-tauhid.html diakses pada hari Selasa, 6 mei 2014 pukul 13.00

Anda mungkin juga menyukai