Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

MASYARAKAT MADANI

Nama: Ahmad Fauzan


Nim: 221073
Dosen Pengampu: Taufik Imran,Lc.,MA

Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum Universitas Primagraha


Jl. Trip Jamaksari, Komplek Griya Gemilang Sakti, Blok A1 Nomor 1A,
Cinanggung, Kota Serang, Banten, 42111
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan
rahmat, taufik, dan hidayah, sehingga kami bisa menyusun makalah tentang “Negara
Inggris” yang dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Tujuan dari penyusunan makalah ini yakni untuk membahas Masyarakat


madani yang membahas mengenai pengertian masyarakat madani, karakteristik
madani, upaya yang dilakukan untuk mewujudkan masyarakat madani, posisi dan
peran umat islam indonesia dalam mewujudkan masyarakat madani.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah masih terdapat banyak


kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran dapat memberikan masukan untuk
kami. Akhir kata, semoga dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca dan penulis.

Serang, 17 Desember 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...........................................................................................................i

Daftar Isi.....................................................................................................................ii

Bab I Pendahuluan.....................................................................................................3

A. Latar Belakang...............................................................................................3
B. Rumusan Masalah..........................................................................................4
C. Tujuan Penelitian...........................................................................................4

Bab II Pembahasan.....................................................................................................5

A. Pengertian masyarakat madani ......................................................................5


B. Karakteristik masyarakat madani...................................................................6
C. Upaya yang dilakukan untuk mewujudkan masyarakat madani....................8
D. Posisi dan peran umat Islam Indonesia dalam mewujudkan masyarakat
madani............................................................................................................

Bab III Penutup..........................................................................................................12

A. Kesimpulan.....................................................................................................12
B. Saran................................................................................................................13

Daftar Pustaka.............................................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sebagai teori atau konsep, civil society sebenarnya sudah lama dikenal sejak
masa Aristoteles pada zaman Yunani Kuno, Cicero, pada zaman Roma Kuno, pada
abad pertengahan, masa pencerahan dan masa modern. Dengan istilah yang berbeda-
beda, civil society mengalami evolusi pengertian yang berubah dari masa ke masa. Di
zaman pencerahan dan modern, isttilah tersebut dibahas oleh tokoh-tokoh ilmu-ilmu
sosial

Mewujudkan masyarakat madani adalah membangun kota budaya bukan sekedar


merefitalisasikan adab dan tradisi masyarakat lokal, tetapi lebih dari itu adalah
membangun masyarakat yang berbudaya agamis sesuai keyakinan individu,
masyarakat berbudaya yang saling cinta dan kasih yang menghargai nilai-nilai
kemanusian. Ungkapan lisan dan makalah tentang masyarakat madani semakin marak
akhir-akhir ini seiring dengan bergulirnya proses reformasi di Indonesia.

Proses ini ditandai dengan munculnya tuntutan kaum reformis untuk mengganti Orde
Baru yang berusaha mempertahankan tatanan masyarakat yang status quo menjadi
tatanan masyarakat yang madani. Untuk mewujudkan masyarakat madani tidaklah
semudah membalikan telapak tangan. Namun, memerlukan proses panjang dan waktu
serta menuntut komitmen masing-masing warga bangsa ini untuk mereformasi diri
secara total dan konsisten dalam suatu perjuangan yang gigih.

Supaya tercipta pemahaman yang menyeluruh tentang masyarakat madani, penulis


ingin membahas konsep masyarakat madani yang lebih kompleks mencakup
pengertian, karakteristik, dan perwujudan masyarakat madani serta posisi dan peran
umat islam Indonesia. Maka dari itu, penulis mengangkat judul “Konsep Masyarakat
Madani” dalam makalah ini dalam rangka pemenuhan tugas Pendidikan Agama
Islam.

3
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian masyarakat madani?
2. Bagaimana karakteristik masyarakat madani ?
3. Bagaimana upaya yang dilakukan untuk mewujudkan masyarakat madani?
4. Apa posisi dan peran umat islam Indonesia dalam mewujudkan masyarakat
madani ?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian masyarkat madani
2. Untuk mengetahui karakteristik masyarakat madani
3. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan untuk mewujudkan masyarakat
madani
4. Untuk mengetahui posisi dan peran umat islam Indonesia dalam mewujudkan
masyarakat madani

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MASYARAKAT MADANI


Masyarakat madani adalah masyarakat yang beradab, menjunjung tinggi

nilai-nilai kemanusiaan, maju dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.


Karena itu dalam sejarah filsafat, sejak filsafat Yunani sampai masa filsafat islam juga
dikenal istilah madinah atau polis, yang berarti kota, yaitu masyarakat yang maju,
berperadaban dan lebih mementingkan kepentingan umum daripada kepentingan
pribadi.

Dalam al-Qur’an Allah memberikan instruksi masyarakat ideal, sebagai


gambaran dari masyarakat madani dengan firman-Nya:
‫بَ ْل َدةٌ طَيِّبَةٌ َو َربٌّ َغفُو ٌر‬
“(Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang
Maha Pengampun”. (Saba:15)

Kata madani merupakan penyifatan terhadap kota madinah, yaitu sifat yang
ditunjukkan oleh kondisi dan system kehidupan yang berlaku di kota madinah.
Kondisi dan system kehidupan out menjadi popular dan dianggap ideal untuk
menggambarkan masyarakat yang islami, sekalipun penduduknya terdiri dari berbagai
macam keyakinan. Mereka hidup rukun, saling membantu, taat hukum dan
menunjukkan kepercayaan penuh terhadap pimpinan. Al-Qur’an menjadi konstitusi
untuk menyelesaikan berbagai persoalan hidup yang terjadi di antara penduduk
Madinah.
Ada dua masyarakat dalam sejarah yang terdokumentasi sebagai masyarakat
madani, yaitu:

1. Masyarakat negeri Saba’, yaitu masyarakat di masa Nabi Sulaiman AS. Keadaan
masyarakat Saba’ yang dikisahkan dalam al-Qur’an itu mendiami negeri yang baik, subur,
dan nyaman. Di tempat itu terdapat kebun dengan tanaman yang subur, tesedia rizki yang
melimpah, terpenuhi kebutuhan hidup masyarakat. Oleh karena itu, Allah memerintahkan

5
masyarakat Saba’ untuk bersyukur kepada Allah yang telah menyediakan kebutuhan hidup
mereka. Tapi sayangnya, setelah beberapa waktu berlalu, penduduk negeri ini kemudian
ingkar (kafir) dan maksiat kepada Allah, sehingga mereka mengalami kebinasaan. ( Qs.
Saba’:16).

‫ن َذ َوات َْي اُ ُك ٍل خَ ْم ٍط َّواَ ْثلٍ َّو َش ْي ٍء ِّم ْن ِس ْد ٍر قَلِ ْي ٍل‬kِ ‫فَا َ ْع َرضُوْ ا فَاَرْ َس ْلنَا َعلَ ْي ِه ْم َس ْيلَ ْل َع ِر ِم َوبَ َّد ْل ٰنهُ ْم بِ َجنَّتَ ْي ِه ْم َجنَّتَ ْي‬
16. tetapi mereka berpaling, Maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang
besar dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-
pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dari pohon Sidr

2. Masyarakat kota Yastrib setelah terjadi traktat,

Perjanjjian Madinah antara Rasullullah SAW beserta umat Islam dengan penduduk Madinah
yang beragama Yahudi dan beragama Watsani dari kaum Aus dan Khazraj. Madinah adalah
nama kota di negara Arab Saudi, sebagai nama baru kota Yastrib, tempat yang didiami oleh
Rasulullah SAW sampai akhir hayat beliau sesudah hijrah. Perjanjian Madinah berisi
kesepakatan ketiga unsur masyarakat untuk saling menolong, menciptakan kedamaian dalam
kehidupan sosial, menjadikan Al-Qur’an sebagai konstitusi, menjadikan Rasullullah SAW
sebagai pemimpin dengan ketaatan penuh terhadap keputusan-keputusannya, dan
memberikan kebebasan bagi penduduknya untuk memeluk agama serta beribadah sesuai
dengan ajaran agama yang dianutnya.

B. KARAKTERISTIK MASYARAKAT MADANI


Ada beberapa karakteristik masyarakat madani, diantaranya:

1. Free public sphere (ruang publik yang bebas), yaitu masyarakat memilikiakses
penuh terhadap setiap kegiatan publik, mereka berhak melakukan kegiatan secara
merdeka dalam menyampaikan pendapat, berserikat, berkumpul, serta
mempublikasikan informasikan kepada publik.

2. Demokratisasi, yaitu proses untuk menerapkan prinsip-prinsip demokrasi


Sehingga muwujudkan masyarakat yang demokratis. Untuk menumbuhkan
demokratisasi dibutuhkan kesiapan anggota masyarakat berupa kesadaran pribadi,
kesetaraan, dan kemandirian serta kemampuan untuk berperilaku demokratis
kepada orang lain dan menerima perlakuan demokratis dari orang lain.

6
Demokratisasi dapat terwujud melalui penegakkan pilar-pilar demokrasi yang
meliputi:
a. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
b. Pers yang bebas
c. Supremasi hukum
d. Perguruan Tinggi
1. Toleransi, sikap saling menghargai dan menghormati pendapat serta aktivitas
yang dilakukan oleh orang atau kelompok lain. Tidak mencampuri urusan pribadi
pihak lain yang telah diberikan oleh Allag sebagai kebebasan manusia.
2. Keadilan sosial (social justice), yaitu keseimbangan dan pembagian yang
proporsiaonal antara hak dan kewajiban, serta tanggung jawab individu terhadap
lingkungannya
3. Bertuhan, artinya bahwa masyarakat tersebut adalah masyarakat yang beragama,
yang mengakui adanya Tuhan dan menempatkan hukum Tuhan sebagai landasan
yang mengatur kehidupan sosial.
4. Damai, artinya masing-masing kelompok masyarakat, baik secara individu
maupun secara kelompok menghormati pihka lain secara adil.
5. Tolong menolong tanpa mencampuri urusan internal individu lain yang dapat
mengurangi kebebasannya.

6. Berperadaban tinggi, yaitu masyarakat tersebut memiliki kencintaan terhadap


ilmu pengetahuan dan memanfaatkan kemajuan ilmu pengtahuan untuk memberikan
kemudahan dan meningkat harkat martabat manusia.

7. Berakhlak Mulia.

8. Supremasi hukum, yaitu upaya untuk memberikan jaminan terciptanya


keadilan. Keadilan harus diposisikan secara netral, artinya setiap orang
memiliki kedudukan dan perlakuan hukum yang sama tanpa kecuali. Adapun
yang masih menjadi kendala dalam mewujudkan masyarakat madani di
Indonesia diantaranya :

1. Kualitas SDM yang belum memadai karena pendidikan yang belum merata.

2. Masih rendahnya pendidikan politik masyarakat.

3. Kondisi ekonomi nasional yang belum stabil pasca krisi moneter.

7
4. Tingginya angkatan kerja yang belum teserap karena lapangan kerja yang
terbatas.

5.. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sepihak dalam jumlah yang besar.

6. Kondisi sosial politik yang belum pasca reformasi.

C. MEWUJUDUKAN MASYARAKAT MADANI

Dalam QS. Ali Imran: 110, Allah menyatakan bahwa umat islam adalah umat yang terbaik
dari semua kelompok umat manusia yang Allah ciptakan. Diantara aspek kebaikan umat
islam itu adalah keunggulan kualitas SDMnya dibanding umat non islam.

‫هّٰلل‬
ۗ ‫رًا لَّهُ ْم‬k‫انَ خَ ْي‬kk‫ب لَ َك‬ ِ ‫ ُل ْال ِك ٰت‬k‫وْ ٰا َمنَ اَ ْه‬kkَ‫وْ نَ بِا ِ ۗ َول‬kkُ‫ر َوتُْؤ ِمن‬k ِ ْ‫اس تَْأ ُمرُوْ نَ بِ ْال َم ْعرُو‬
ِ k‫وْ نَ َع ِن ْال ُم ْن َك‬kkَ‫ف َوتَ ْنه‬ ْ ‫ُك ْنتُ ْم خَ ْي َر اُ َّم ٍة اُ ْخ ِر َج‬
ِ َّ‫ت لِلن‬
َ‫ِم ْنهُ ُم ْال ُمْؤ ِمنُوْ نَ َواَ ْكثَ ُرهُ ُم ْال ٰف ِسقُوْ ن‬

110. kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.
Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka
ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.

Masyarakat madani sejatinya bukanlah konsep yang ekslusif dan dipandang sebagai
dokumen usang. Ia merupakan konsep yang senantiasa hidup dan dapat berkembang
dalam setiap ruang dan waktu. Mengingat landasan dan motivasi utama dalam
masyarakat madani adalah Alquran. Prinsip terciptanya masyarakat madani bermula
sejak hijrahnya Nabi Muhammad Saw. beserta para pengikutnya dari Makah ke
Yatsrib. Hal tersebut terlihat dari tujuan hijrah sebagai sebuah refleksi gerakan
penyelamatan akidah dan sebuah sikap optimisme dalam mewujudkan cita-cita
membentuk yang madaniyyah (beradab).

Pembangunan yang dilakukan oleh Rasulullah adalah pembangunan yang mengacu


pada sistem ilahi, dan dikerjakan secara bertahap yaitu:
1.Tahap Persiapan.
Membersihkan mental masyarakat dari kemusyrikan, kezaliman, dan kebodohan.
Yakni memantapkan keyakinan atau aqidah atau kepercayaan kepada Allah. Maka

8
manusia akan bersikap jujur, adil, berwibawa, tegas dan sopan santun. Kalau
kebenaran sudah dijungkir balikan, hukum diinjak-injak, mereka akan bangkit
membelanya. Allah menyatakan : (Surat Al-Fath/48:29 ).
‫ُح َمٓا ُء بَ ْينَهُ ْم‬ ِ َّ‫ۖ ُّم َح َّم ٌد َّرسُو ُل ٱهَّلل ِ ۚ َوٱلَّ ِذينَ َم َع ٓۥهُ َأ ِش َّدٓا ُء َعلَى ْٱل ُكف‬
َ ‫ار ر‬
“Muhammad dan orang-orang yang bersamanya itu tegas terhadap orang-
orang kafir (yang mengganggunya), tetapi kasih sayang terhadap sesamanya”.
2. Tahap Penggalangan.
Rasulullah SAW tiba di yastrib pada hari Jum’at tanggal 12 Rabiul Awal
tahun pertama Hijriah. Pada hari itu juga Yatrib diganti namanya menjadi Madinah.
Langkah yang ditempuh adalah:
1. .Menyatukan visi dan misi yang diikat dengan persaudaraan.
2. Menanamkan rasa kasih sayang dan persamaan derajat atau tingkatan, tidak
ada perbedaan antara satu dengan yang lain, kecuali takwanya.
3. Mengadakan perjanjian perdamaian, kerukunan umat beragama.
4. Toleransi dalam menjalankan keyakinan agama atau kepercayaan, tidak adanya
paksaan dalam beragama.
5. Menata sistem hukum, pranata perundang-undangan
3. Tahap Pemberdayaan.
Menerapkan diberikannya kepada mereka kebebasan melakukan kegiatan, tetapi harus
di dalam koridor peraturan yang ada. Semangat iman, dan semangat disiplin itulah
yang mengantarkan manusia menjadi muttaqiin. Jiwa iman dan taqwa inilah yang
melandasi orang dalam setiap kegitaannya, apapun pekerjaan dan profesinya.
Rasulullah memberikan motivasi kepada setiap orang, bahwa apa yang dikerjakan itu
pasti akan mendapat balasan, tidak hanya berupa upah di dunia tetapo pahala juga di
akherat. Bekerjalah setiap perkerjaan akan dimudahkan Allah. Beliau bersabda:
“Dari Ali Bin Abi Thalib r.a berkata: datang seseorang kepada Rasulullah SAW dan
berkata: apakah tidak sebaiknya kita berserah diri kepada Allah? Rasul SAW
menjawab: tidak, bekerjalah kamu segala sesuatu itu dimudahkan, kemudian
membaca ayat: “maka barangsiapa yang memberi dan bertaqwa serta membenarkan
adanya pahala kebaikan pasti akan kami mudahkan baginya”.

Oleh karena itu dalam menghadapi perkembangan dan perubahan zaman maka perlu
ditekankan untuk mewujudkan masyarakat madani selain apa yang sudah dilakukan
oleh Rasulullah SAW, antara lain:

9
1 Membangkitkan semangat islam melalui pemikiran islamisasi ilmu pengetahuan,
islamisasi kelembagaan ekonomi melalui lembaga ekonomi dan perbankan syariah
dan lain-lain.
2 Kesadaran untuk maju dan selalu bersikap konsisten terhadap moral atau akhlak
islami.
3. Menegakkan hukum islam dan ditegakkannya keadilan dengan disertai komitmen
yang tinggi.
4. Ketulusan ikatan jiwa, sikap yang yakin kepada adanya tujuan hidup yang lebih
tinggi daripada pengalaman hidup sehari-hari di dunia ini
5. Adanya pengawasan sosial.
6. Menegakkan nilai-nilai hubungan sosial yang luhur dan prinsip demokrasi
(musyawarah).

D. POSISI DAN PERAN UMAT ISLAM DALAM MEWUJUDKAN


MASYARAKAT MADANI

1.Sebagai pengembangan masyarakat melalui upaya peningkatan pendapatan dan


pendidikan.

2.Sebagai advokasi bagi masyarakat yang “teraniaya”, tidak berdaya membela hak-
hak dan kepentingan mereka (masyarakat yang terkena pengangguran, kelompok buruh yang
digaji atau di PHK secara sepihak dan lain-lain).

3.Sebagai kontrol terhadap negara.

4.Menjadi kelompok kepentingan (interest group) atau kelompok penekan (pressure


group).

5.Masyarakat madani pada dasarnya merupakan suatu ruang yang terletak antara
negara di satu pihak dan masyarakat di pihak lain. Dalam ruang lingkup tersebut
terdapat sosialisasi warga masyarakat yang bersifat sukarela dan terbangun dari
sebuah jaringan hubungan di antara assosiasi tersebut, misalnya berupa perjanjian,
koperasi, kalangan bisnis, Rukun Warga, Rukun Tetangga, dan bentuk organisasi-
organsasi lainnya.
a. Kualitas SDM Umat Islam
Dalam Q.S. Ali Imran ayat 110

10
‫هّٰلل‬ ْ kِ‫تَْأ ُمرُوْ نَ ب‬k‫اس‬
‫انَخَ ْيرًا‬kk‫ب لَ َك‬ِ ‫ ُل ْال ِك ٰت‬k‫وْ ٰا َمنَ اَ ْه‬kkَ‫وْ نَ بِا ِ ۗ َول‬kkُ‫ر َوتُْؤ ِمن‬k
ِ k‫وْ نَ َع ِن ْال ُم ْن َك‬kkَ‫ف َوتَ ْنه‬
ِ ْ‫ال َم ْعرُو‬k ْ ‫ ِر َج‬k‫ُك ْنتُ ْم خَ ْي َر اُ َّم ٍة اُ ْخ‬
ِ َّ‫ت لِلن‬
َ‫لَّهُ ْم ۗ ِم ْنهُ ُم ْال ُمْؤ ِمنُوْ ن‬u
Artinya: Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.
sekiranya ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka
ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.

Dari ayat tersebut sudah jelas bahwa Allah menyatakan bahwa umat Islam adalah
umat yang terbaik dari semua kelompok manusia yang Allah ciptakan. Di antara
aspek kebaikan umat Islam itu adalah keunggulanku.

b. Posisi Umat Islam


SDM umat Islam saat ini belum mampu menunjukkan kualitas yang unggul. Karena
itu dalam percaturan global, baik dalam bidang politik, ekonomi, militer, dan ilmu
pengetahuan dan teknologi, belum mampu menunjukkan perannya yang signifikan. Di
Indonesia, jumlah umat Islam lebih dari 85%, tetapi karena kualitas SDM nya masih
rendah, juga belum mampu memberikan peran yang proporsional. Hukum positif
yang berlaku di negeri ini bukan hukum Islam. Sistem sosial politik dan ekonomi juga
belum dijiwai oleh nilai-nilai Islam, bahkan tokoh-tokoh Islam belum mencerminkan
akhlak Islam.

11
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Masyarakat madani adalah masyarakat yang beradab, menjunjung tinggi nilai-nilai


kemanusiaan, maju dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi

2. Karakteristik masyarakat madani adalah Free public sphere, demokratisasi,


toleransi, bertuhan, damai, tolong menolong, keseimbangan antara hak dan kewajiban,
berperadaban tinggi dan berakhlak mulia serta supremasi hukum.

3. Cara mewujudkan masyarakat madani adalah;

a. Membangkitkan semangat islam melalui pemikiran islamisasi ilmu


pengetahuan, islamisasi kelembagaan ekonomi melalui lembaga ekonomi dan
perbankan syariah dan lain-lain.
b. Kesadaran untuk maju dan selalu bersikap konsisten terhadap moral atau
akhlak islami.
c. Menegakkan hukum islam dan ditegakkannya keadilan dengan disertai
komitmen yang tinggi.
d. Ketulusan ikatan jiwa, sikap yang yakin kepada adanya tujuan hidup yang
lebih tinggi daripada pengalaman hidup sehari-hari di dunia ini.
e. Adanya pengawasan sosial.
f. Menegakkan nilai-nilai hubungan sosial yang luhur dan prinsip demokrasi
(musyawarah).

4. Posisi dan peran umat islam Indonesia dalam masyarakat madani adalah

a. Pengembangan masyarakat melalui upaya peningkatan pendapatan dan


pendidikan.

b. Sebagai advokasi bagi masyarakat yang “teraniaya”, tidak berdaya membela


hak-hak dan kepentingan mereka

c. Sebagai kontrol terhadap negara.

12
d) Menjadi kelompok kepentingan (interest group) atau kelompok penekan
(pressure group).

e) sosialisasi warga masyarakat yang bersifat sukarela dan terbangun dari sebuah
jaringan hubungan di antara assosiasi tersebut, misalnya berupa perjanjian, koperasi,
kalangan bisnis, Rukun Warga, Rukun Tetangga, dan bentuk organisasi-organsasi lainnya.

SARAN

Diharapkan kepada kita semua baik yang tua maupun yang muda agar dapat
mewujudkan masyarakat madani di negeri kita yang tercinta ini yaitu Indonesia.
Yakni melalui peningkatan kualiatas sumber daya manusia, potensi, perbaikan sistem
ekonomi, serta menerapkan budaya zakat, infak, dan sedekah. Insya Allah dengan
menjalankan syariat Islam dengan baik dan teratur kita dapat memperbaiki kehidupan
bangsa ini secara perlahan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Aman, Saifuddin. 2000. Membangun Masyarakat Madani. Jakarta: Al Mawardi Prima.

http://otoynfriends.blogspot.com/2012/05/masyarakat-madani-dalam-islam.html

14

Anda mungkin juga menyukai