Disusu
n oleh :
Kelompok V
Daftar isi.......................................................................................................ii
Kata pengantar............................................................................................iii
Bab 1...............................................................................................................1
Bab 3.............................................................................................................10
A. Kesimpulan............................................................................................10
B. Saran......................................................................................................11
C. Daftar Pustaka.......................................................................................12
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun
tema dari makalah ini adalah “Islam sebagai sistem kehidupan dalam membangun
Masyarakat Madani”.
penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai teori atau konsep, civil society sebenarnya sudah lama dikenal sejak masa
Aristoteles pada zaman Yunani Kuno, Cicero, pada zaman Roma Kuno, pada abad
pertengahan, masa pencerahan dan masa modern. Dengan istilah yang berbeda-
beda, civil society mengalami evolusi pengertian yang berubah dari masa ke
masa. Di zaman pencerahan dan modern, isttilah tersebut dibahas oleh tokoh-
tokoh ilmu-ilmu sosial
Proses ini ditandai dengan munculnya tuntutan kaum reformis untuk mengganti
Orde Baru yang berusaha mempertahankan tatanan masyarakat yang status quo
menjadi tatanan masyarakat yang madani. Untuk mewujudkan masyarakat madani
tidaklah semudah membalikan telapak tangan. Namun, memerlukan proses
panjang dan waktu serta menuntut komitmen masing-masing warga bangsa ini
untuk mereformasi diri secara total dan konsisten dalam suatu perjuangan yang
gigih.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tesebut di atas, makalah ini secara khusus akan membahas
permasalahan:
Apa posisi dan peran umat islam Indonesia dalam mewujudkan masyarakat
madani ?
C. Tujuan
D. Manfaat Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
Kata madani merupakan penyifatan terhadap kota madinah, yaitu sifat yang
ditunjukkan oleh kondisi dan system kehidupan yang berlaku di kota madinah.
Kondisi dan system kehidupan out menjadi popular dan dianggap ideal untuk
menggambarkan masyarakat yang islami, sekalipun penduduknya terdiri dari
berbagai macam keyakinan. Mereka hidup rukun, saling membantu, taat hukum
dan menunjukkan kepercayaan penuh terhadap pimpinan. Al-Qur’an menjadi
konstitusi untuk menyelesaikan berbagai persoalan hidup yang terjadi di antara
penduduk Madinah.
1).Free public sphere (ruang publik yang bebas), yaitu masyarakat memiliki akses
penuh terhadap setiap kegiatan publik, mereka berhak melakukan kegiatan secara
merdeka dalam menyampaikan pendapat, berserikat, berkumpul, serta
mempublikasikan informasikan kepada publik.
c) Supremasi hukum
d) Perguruan Tinggi
e) Partai politik
3). Toleransi, sikap saling menghargai dan menghormati pendapat serta aktivitas
yang dilakukan oleh orang atau kelompok lain. Tidak mencampuri urusan pribadi
pihak lain yang telah diberikan oleh Allag sebagai kebebasan manusia.
4). Keadilan sosial (social justice), yaitu keseimbangan dan pembagian yang
proporsiaonal antara hak dan kewajiban, serta tanggung jawab individu terhadap
lingkungannya
7). Tolong menolong tanpa mencampuri urusan internal individu lain yang dapat
mengurangi kebebasannya.
Dalam QS. Ali Imran: 110, Allah menyatakan bahwa umat islam adalah umat
yang terbaik dari semua kelompok umat manusia yang Allah ciptakan. Diantara
aspek kebaikan umat islam itu adalah keunggulan kualitas SDMnya dibanding
umat non islam.
فَا َ ْع َرض ُْوا فَاَرْ َس ْلنَا َعلَ ْي ِه ْم َسي َْل ْال َع ِر ِم َوبَ َّد ْل ٰنهُ ْم بِ َجنَّتَ ْي ِه ْم َجنَّتَي ِْن َذ َواتَ ْي
اُ ُك ٍل َخ ْم ٍط َّواَ ْث ٍل َّو َش ْي ٍء ِّم ْن ِس ْد ٍر قَلِي ٍْل
110. kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada
Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara
mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang
fasik.
“ Dari Ali Bin Abi Thalib r.a berkata: datang seseorang kepada Rasulullah SAW
dan berkata: apakah tidak sebaiknya kita berserah diri kepada Allah? Rasul SAW
menjawab: tidak, bekerjalah kamu segala sesuatu itu dimudahkan, kemudian
membaca ayat: “maka barangsiapa yang memberi dan bertaqwa serta
membenarkan adanya pahala kebaikan pasti akan kami mudahkan baginya”.
Oleh karena itu dalam menghadapi perkembangan dan perubahan zaman maka
perlu ditekankan untuk mewujudkan masyarakat madani selain apa yang sudah
dilakukan oleh Rasulullah SAW, antara lain:
Dalam sejarah Islam, realisasi keunggulan normatif atau potensial umat Islam
terjadi pada masa Abbassiyah. Pada masa itu umat Islam menunjukkan kemajuan
di bidang kehidupan seperti ilmu pengetahuan dan teknologi, militer, ekonomi,
politik dan kemajuan bidang-bidang lainnya. Umat Islam menjadi kelompok umat
terdepan dan terunggul. Nama-nama ilmuwan besar dunia lahir pada masa itu,
seperti Ibnu Sina, Ubnu Rusyd, Imam al-Ghazali, al-Farabi, dan yang lain. Oleh
karena itu dalam menghadapi perkembangan dan perubahan zaman pemberdayaan
civil society(masyarakat sipil) perlu ditekankan, antara lain melalui peranannya:
Masyarakat madani pada dasarnya merupakan suatu ruang yang terletak antara
negara di satu pihak dan masyarakat di pihak lain. Dalam ruang lingkup tersebut
terdapat sosialisasi warga masyarakat yang bersifat sukarela dan terbangun dari
sebuah jaringan hubungan di antara assosiasi tersebut, misalnya berupa perjanjian,
koperasi, kalangan bisnis, Rukun Warga, Rukun Tetangga, dan bentuk organisasi-
organsasi lainnya.
SDM umat Islam saat ini belum mampu menunjukkan kualitas yang unggul.
Karena itu dalam percaturan global, baik dalam bidang politik, ekonomi, militer,
dan ilmu pengetahuan dan teknologi, belum mampu menunjukkan perannya yang
signifikan. Di Indonesia, jumlah umat Islam lebih dari 85%, tetapi karena kualitas
SDM nya masih rendah, juga belum mampu memberikan peran yang
proporsional. Hukum positif yang berlaku di negeri ini bukan hukum Islam.
Sistem sosial politik dan ekonomi juga belum dijiwai oleh nilai-nilai Islam,
bahkan tokoh-tokoh Islam belum mencerminkan akhlak Islam.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
b) Kesadaran untuk maju dan selalu bersikap konsisten terhadap moral atau
akhlak islami.
d) Ketulusan ikatan jiwa, sikap yang yakin kepada adanya tujuan hidup yang lebih
tinggi daripada pengalaman hidup sehari-hari di dunia ini
Posisi dan perat umat islam Indonesia dalam masyarakat madani adalah:
a)Pengembangan masyarakat melalui upaya peningkatan pendapatan dan
pendidikan.
e) sosialisasi warga masyarakat yang bersifat sukarela dan terbangun dari sebuah
jaringan hubungan di antara assosiasi tersebut, misalnya berupa perjanjian,
koperasi, kalangan bisnis, Rukun Warga, Rukun Tetangga, dan bentuk organisasi-
organsasi lainnya.
B. Saran
Diharapkan kepada kita semua baik yang tua maupun yang muda agar dapat
mewujudkan masyarakat madani di negeri kita yang tercinta ini yaitu Indonesia.
Yakni melalui peningkatan kualiatas sumber daya manusia, potensi, perbaikan
sistem ekonomi, serta menerapkan budaya zakat, infak, dan sedekah. Insya Allah
dengan menjalankan syariat Islam dengan baik dan teratur kita dapat memperbaiki
kehidupan bangsa ini secara perlahan.
DAFTAR PUSTAKA
https://blog.ub.ac.id/fitria37/2013/01/12/makalah-pendidikan-agama-islam-
masyarakat-madani/
http://otoynfriends.blogspot.com/2012/05/masyarakat-madani-dalam-islam.html