Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH ISLAM SEBAGAI SISTEM KEHIDUPAN

DALAM MEMBANGUN MASYARAKAT MADANI

Disusu
n oleh :
Kelompok V

Helmy Aziz Yudhistira : 022010050


Muhammad Yusuf Efendi : 022010023
Rizan Isharil Fajrohim : 022010047
Baiq Luna Dwi Payana : 022010012
M.Surya Mahesa :022010005
Abdul Aziz :022010057

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL SEMESTER I


UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR
TAHUN 2022/2023
DAFTAR ISI

Daftar isi.......................................................................................................ii
Kata pengantar............................................................................................iii

Bab 1...............................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah....................................................................................2
1.3 Tujuan Masalah.......................................................................................2
1.4 Manfaat ..................................................................................................2
Bab 2...............................................................................................................3
A. Pengertian Masyarakat Madani..............................................................3
B. Karakteristik Masyarakat Madani............................................................4
C. Mewujudkan Masyarakat Madani...........................................................6
D. Posisi Dan Peran Umat Islam Dalam Mewujudkan Masyarakat
Madani....................................................................................................8

Bab 3.............................................................................................................10

A. Kesimpulan............................................................................................10
B. Saran......................................................................................................11
C. Daftar Pustaka.......................................................................................12

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun
tema dari makalah ini adalah “Islam sebagai sistem kehidupan dalam membangun
Masyarakat Madani”.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya


kepada dosen mata kuliah Agama Islam yang telah memberikan tugas kepada
kami. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut
membantu dalam proses pembuatan makalah ini. Kami jauh dari kata sempurna
dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yang sesungguhnya. Oleh karena
itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka kritik dan saran yang
membangun senantiasa kami harapkan. Semoga makalah ini dapat berguna bagi
saya pada khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.

Mataram, 20 September 2022

penulis

BAB I

PENDAHULUAN
 A.    Latar Belakang

Sebagai teori atau konsep, civil society sebenarnya sudah lama dikenal sejak masa
Aristoteles pada zaman Yunani Kuno, Cicero, pada zaman Roma Kuno, pada abad
pertengahan, masa pencerahan dan masa modern. Dengan istilah yang berbeda-
beda, civil society mengalami evolusi pengertian yang berubah dari masa ke
masa. Di zaman pencerahan dan modern, isttilah tersebut dibahas oleh tokoh-
tokoh ilmu-ilmu sosial

Mewujudkan masyarakat madani adalah membangun kota budaya bukan sekedar


merefitalisasikan adab dan tradisi masyarakat lokal, tetapi lebih dari itu adalah
membangun masyarakat yang berbudaya agamis sesuai keyakinan individu,
masyarakat berbudaya yang saling cinta dan kasih yang menghargai nilai-nilai
kemanusian. Ungkapan lisan dan makalah tentang masyarakat madani semakin
marak akhir-akhir ini seiring dengan bergulirnya proses reformasi di Indonesia.

Proses ini ditandai dengan munculnya tuntutan kaum reformis untuk mengganti
Orde Baru yang berusaha mempertahankan tatanan masyarakat yang status quo
menjadi tatanan masyarakat yang madani. Untuk mewujudkan masyarakat madani
tidaklah semudah membalikan telapak tangan. Namun, memerlukan proses
panjang dan waktu serta menuntut komitmen masing-masing warga bangsa ini
untuk mereformasi diri secara total dan konsisten dalam suatu perjuangan yang
gigih.

Supaya tercipta pemahaman yang menyeluruh tentang masyarakat madani,


penulis ingin membahas konsep masyarakat madani yang lebih kompleks
mencakup pengertian, karakteristik, dan perwujudan masyarakat madani serta
posisi dan peran umat islam Indonesia. Maka dari itu, penulis mengangkat judul
“Konsep Masyarakat Madani” dalam makalah ini dalam rangka pemenuhan tugas
Pendidikan Agama Islam.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tesebut di atas, makalah ini secara khusus akan membahas
permasalahan:

Apa pengertian masyarkat madani ?

Bagaimana karakteristik masyarakat madani ?

Bagaimana upaya yang dilakukan untuk mewujudkan masyarakat madani?

Apa posisi dan peran umat islam Indonesia dalam mewujudkan masyarakat
madani ?

 C.    Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah  tesebut di atas, makalah ini secara khusus


memiliki tujuan sebagai berikut:

a.Untuk mengetahui pengertian masyarkat madani

b.Untuk mengetahui karakteristik masyarakat madani

c.Untuk mengetahui upaya yang dilakukan untuk mewujudkan masyarakat


madani

d.Untuk mengetahui posisi dan peran umat islam Indonesia dalam


mewujudkan masyarakat madani

D.    Manfaat Penulisan

Manfaat bagi penulis

a. Mendapatkan ilmu pengetahuan baru


b. Dapat mengkaji materi mata kuliah pendidikan agama islam
c. Mendapat kesempatan untuk tampil dalam mempertahankan pendapat
atau gagasan
d. Manfaat bagi mahasiswa dan masyarakat
e. Dapat lebih memahami dan menerapkan konsep masyarakat madani.

BAB II
PEMBAHASAN

 A.    Pengertian Masyarakat Madani

Masyarakat madani adalah masyarakat yang beradab, menjunjung tinggi nilai-


nilai kemanusiaan, maju dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Karena itu dalam sejarah filsafat, sejak filsafat Yunani sampai masa filsafat islam
juga dikenal istilah madinah atau polis, yang berarti kota, yaitu masyarakat yang
maju, berperadaban dan lebih mementingkan kepentingan umum daripada
kepentingan pribadi.

Dalam al-Qur’an Allah memberikan instruksi masyarakat ideal, sebagai gambaran


dari masyarakat madani dengan firman-Nya:

ۗ‫بَ ْل َدةٌ طَيِّبَةٌ َّو َربٌّ َغفُ ْو ٌر‬


“ (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha
Pengampun”. (Saba:15)

Kata madani merupakan penyifatan terhadap kota madinah, yaitu sifat yang
ditunjukkan oleh kondisi dan system kehidupan yang berlaku di kota madinah.
Kondisi dan system kehidupan out menjadi popular dan dianggap ideal untuk
menggambarkan masyarakat yang islami, sekalipun penduduknya terdiri dari
berbagai macam keyakinan. Mereka hidup rukun, saling membantu, taat hukum
dan menunjukkan kepercayaan penuh terhadap pimpinan. Al-Qur’an menjadi
konstitusi untuk menyelesaikan berbagai persoalan hidup yang terjadi di antara
penduduk Madinah.

Ada dua masyarakat dalam sejarah yang terdokumentasi sebagai masyarakat


madani, yaitu:

1) Masyarakat negeri Saba’, yaitu masyarakat di masa Nabi Sulaiman AS.


Keadaan masyarakat Saba’ yang dikisahkan dalam al-Qur’an itu mendiami
negeri yang baik, subur, dan nyaman. Di tempat itu terdapat kebun dengan
tanaman yang subur, tesedia rizki yang melimpah, terpenuhi kebutuhan
hidup masyarakat. Oleh karena itu, Allah memerintahkan masyarakat
Saba’ untuk bersyukur kepada Allah yang telah menyediakan kebutuhan
hidup mereka. Tapi sayangnya, setelah beberapa waktu berlalu, penduduk
negeri ini kemudian ingkar (kafir) dan maksiat kepada Allah, sehingga
mereka mengalami kebinasaan. ( Qs. Saba’:16).
‫فَا َ ْع َرض ُْوا فَاَرْ َس ْلنَا َعلَ ْي ِه ْم َسي َْل ْال َع ِر ِم َوبَ َّد ْل ٰنهُ ْم بِ َجنَّتَ ْي ِه ْم َجنَّتَي ِْن َذ َواتَ ْي‬
‫اُ ُك ٍل َخ ْم ٍط َّواَ ْث ٍل َّو َش ْي ٍء ِّم ْن ِس ْد ٍر قَلِي ٍْل‬
16. tetapi mereka berpaling, Maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang
besar dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi
(pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dari pohon Sidr

2) Masyarakat kota Yastrib setelah terjadi traktat, perjanjjian Madinah


antara Rasullullah SAW beserta umat Islam dengan penduduk Madinah
yang beragama Yahudi dan beragama Watsani dari kaum Aus dan
Khazraj. Madinah adalah nama kota di negara Arab Saudi, sebagai nama
baru kota Yastrib, tempat yang didiami oleh Rasulullah SAW sampai akhir
hayat beliau sesudah hijrah. Perjanjian Madinah berisi kesepakatan ketiga
unsur masyarakat untuk saling menolong, menciptakan kedamaian dalam
kehidupan sosial, menjadikan Al-Qur’an sebagai konstitusi, menjadikan
Rasullullah SAW sebagai pemimpin dengan ketaatan penuh terhadap
keputusan-keputusannya, dan memberikan kebebasan bagi penduduknya
untuk memeluk agama serta beribadah sesuai dengan ajaran agama yang
dianutnya.

B.     Karakteristik Masyarakat Madani

Ada beberapa karakteristik masyarakat madani, diantaranya:

1).Free public sphere (ruang publik yang bebas), yaitu masyarakat memiliki akses
penuh terhadap setiap kegiatan publik, mereka berhak melakukan kegiatan secara
merdeka dalam menyampaikan pendapat, berserikat, berkumpul, serta
mempublikasikan informasikan kepada publik.

2). Demokratisasi, yaitu proses untuk menerapkan prinsip-prinsip demokrasi


sehingga muwujudkan masyarakat yang demokratis. Untuk menumbuhkan
demokratisasi dibutuhkan kesiapan anggota masyarakat berupa kesadaran pribadi,
kesetaraan, dan kemandirian serta kemampuan untuk berperilaku demokratis
kepada orang lain dan menerima perlakuan demokratis dari orang lain.
Demokratisasi dapat terwujud melalui penegakkan pilar-pilar demokrasi yang
meliputi:

a) Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

b) Pers yang bebas

c) Supremasi hukum
d) Perguruan Tinggi

e) Partai politik

3). Toleransi, sikap saling menghargai dan menghormati pendapat serta aktivitas
yang dilakukan oleh orang atau kelompok lain. Tidak mencampuri urusan pribadi
pihak lain yang telah diberikan oleh Allag sebagai kebebasan manusia.

4). Keadilan sosial (social justice), yaitu keseimbangan dan pembagian yang
proporsiaonal antara hak dan kewajiban, serta tanggung jawab individu terhadap
lingkungannya

5). Bertuhan, artinya bahwa masyarakat tersebut adalah masyarakat yang


beragama, yang mengakui adanya Tuhan dan menempatkan hukum Tuhan sebagai
landasan yang mengatur kehidupan sosial.

6). Damai, artinya masing-masing kelompok masyarakat, baik secara individu


maupun secara kelompok menghormati pihka lain secara adil.

7). Tolong menolong tanpa mencampuri urusan internal individu lain yang dapat
mengurangi kebebasannya.

8). Berperadaban tinggi, yaitu masyarakat tersebut memiliki kencintaan terhadap


ilmu pengetahuan dan memanfaatkan kemajuan ilmu pengtahuan untuk
memberikan kemudahan dan meningkat harkat martabat manusia.

9). Berakhlak Mulia.

10). Supremasi hukum, yaitu upaya untuk memberikan jaminan terciptanya


keadilan. Keadilan harus diposisikan secara netral, artinya setiap orang memiliki
kedudukan dan perlakuan hukum yang sama tanpa kecuali. Adapun yang masih
menjadi kendala dalam mewujudkan masyarakat madani di Indonesia
diantaranya :

a. Kualitas SDM yang belum memadai karena pendidikan yang belum


merata.
b. Masih rendahnya pendidikan politik masyarakat.
c. Kondisi ekonomi nasional yang belum stabil pasca krisi moneter.
d. Tingginya angkatan kerja yang belum teserap karena lapangan kerja yang
terbatas.
e. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sepihak dalam jumlah yang besar.
f. Kondisi sosial politik yang belum pasca reformasi.
C.Mewujudkan Masyarakat Madani

Dalam QS. Ali Imran: 110, Allah menyatakan bahwa umat islam adalah umat
yang terbaik dari semua kelompok umat manusia yang Allah ciptakan. Diantara
aspek kebaikan umat islam itu adalah keunggulan kualitas SDMnya dibanding
umat non islam.

‫فَا َ ْع َرض ُْوا فَاَرْ َس ْلنَا َعلَ ْي ِه ْم َسي َْل ْال َع ِر ِم َوبَ َّد ْل ٰنهُ ْم بِ َجنَّتَ ْي ِه ْم َجنَّتَي ِْن َذ َواتَ ْي‬
‫اُ ُك ٍل َخ ْم ٍط َّواَ ْث ٍل َّو َش ْي ٍء ِّم ْن ِس ْد ٍر قَلِي ٍْل‬
110. kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada
Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara
mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang
fasik.

Masyarakat madani sejatinya bukanlah konsep yang ekslusif dan dipandang


sebagai dokumen biasa. Ia merupakan konsep yang senantiasa hidup dan dapat
berkembang dalam setiap ruang dan waktu. Mengingat landasan dan motivasi
utama dalam masyarakat madani adalah Alquran. Prinsip terciptanya masyarakat
madani bermula sejak hijrahnya Nabi Muhammad Saw. beserta para pengikutnya
dari Makkah ke Yatsrib. Hal tersebut terlihat dari tujuan hijrah sebagai sebuah
refleksi gerakan penyelamatan akidah dan sebuah sikap optimisme dalam
mewujudkan cita-cita membentuk yang madaniyyah (beradab).

Pembangunan yang dilakukan oleh Rasulullah saw. adalah pembangunan yang


mengacu pada sistem ilahi, dan dikerjakan secara bertahap, yaitu:

1). Tahap Persiapan. Membersihkan mental masyarakat dari kemusyrikan,


kezaliman, dan kebodohan. Yakni memantapkan keyakinan atau aqidah atau
kepercayaan kepada Allah. Maka manusia akan bersikap jujur, adil, berwibawa,
tegas dan sopan santun. Kalau kebenaran sudah dijungkir balikan, hukum diinjak-
injak, mereka akan bangkit membelanya. Allah menyatakan dalam : (Surat Al-
Fath/48:29 ).

‫ُح َم ۤا ُء بَ ْينَهُ ْم‬


َ ‫ار ر‬ َّ ‫ف‬ ُ
‫ك‬ ْ
‫ال‬ ‫ى‬َ ‫ل‬‫ع‬َ ‫ء‬ ُ ‫ا‬ۤ ‫ُم َح َّم ٌد َّرس ُْو ُل هّٰللا ِ َۗوالَّ ِذي َ…ْن َم َعهٗ ٓ اَ ِش َّد‬
ِ
‫ۖ تَ ٰرىهُ ْم ُر َّكعًا ُس َّج ًدا يَّ ْبتَ ُغ ْو َن فَضْ اًل ِّم َن هّٰللا ِ َو ِرضْ َوانًا‬
“ Muhammad dan orang-orang yang bersamanya itu tegas terhadap orang-orang
kafir (yang mengganggunya), tetapi kasih sayang terhadap sesamanya”.
2). Tahap Penggalangan. Rasulullah SAW tiba di yastrib pada hari Jum’at
tanggal 12 Rabiul Awal tahun pertama Hijriah. Pada hari itu juga Yatrib diganti
namanya menjadi Madinah. Langkah yang ditempuh Rasulullah saw .adalah:

a. Menyatukan visi dan misi yang diikat dengan persaudaraan.


b. Menanamkan rasa kasih sayang dan persamaan derajat atau tingkatan,
tidak ada perbedaan antara satu dengan yang lain, kecuali takwanya.
c. Mengadakan perjanjian perdamaian, kerukunan umat beragama.
d. Toleransi dalam menjalankan keyakinan agama atau kepercayaan, tidak
adanya paksaan dalam beragama.
e. Menata sistem hukum, pranata perundang-undangan.

3). Tahap Pemberdayaan. Menerapkan diberikannya kepada mereka kebebasan


melakukan kegiatan, tetapi harus di dalam koridor peraturan yang ada. Semangat
iman, dan semangat disiplin itulah yang mengantarkan manusia menjadi
muttaqiin. Jiwa iman dan taqwa inilah yang melandasi orang dalam setiap
kegitaannya, apapun pekerjaan dan profesinya. Rasulullah memberikan motivasi
kepada setiap orang, bahwa apa yang dikerjakan itu pasti akan mendapat balasan,
tidak hanya berupa upah di dunia tetapo pahala juga di akherat. Bekerjalah setiap
perkerjaan akan dimudahkan Allah. Beliau bersabda:

“ Dari Ali Bin Abi Thalib r.a berkata: datang seseorang kepada Rasulullah SAW
dan berkata: apakah tidak sebaiknya kita berserah diri kepada Allah? Rasul SAW
menjawab: tidak, bekerjalah kamu segala sesuatu itu dimudahkan, kemudian
membaca ayat: “maka barangsiapa yang memberi dan bertaqwa serta
membenarkan adanya pahala kebaikan pasti akan kami mudahkan baginya”.

Oleh karena itu dalam menghadapi perkembangan dan perubahan zaman maka
perlu ditekankan untuk mewujudkan masyarakat madani selain apa yang sudah
dilakukan oleh Rasulullah SAW, antara lain:

a. Membangkitkan semangat islam melalui pemikiran islamisasi ilmu


pengetahuan, islamisasi kelembagaan ekonomi melalui lembaga ekonomi
dan perbankan syariah dan lain-lain.
b. Kesadaran untuk maju dan selalu bersikap konsisten terhadap moral atau
akhlak islami.
c. Menegakkan hukum islam dan ditegakkannya keadilan dengan disertai
komitmen yang tinggi.
d. Ketulusan ikatan jiwa, sikap yang yakin kepada adanya tujuan hidup yang
lebih tinggi daripada pengalaman hidup sehari-hari di dunia ini
e. Adanya pengawasan sosial.
f. Menegakkan nilai-nilai hubungan sosial yang luhur dan prinsip demokrasi
( musyawarah ).

D.Posisi dan Peran Umat Islam Dalam Mewujudkan Masyarakat Madani

Dalam sejarah Islam, realisasi keunggulan normatif atau potensial umat Islam
terjadi pada masa Abbassiyah. Pada masa itu umat Islam menunjukkan kemajuan
di bidang kehidupan seperti ilmu pengetahuan dan teknologi, militer, ekonomi,
politik dan kemajuan bidang-bidang lainnya. Umat Islam menjadi kelompok umat
terdepan dan terunggul. Nama-nama ilmuwan besar dunia lahir pada masa itu,
seperti Ibnu Sina, Ubnu Rusyd, Imam al-Ghazali, al-Farabi, dan yang lain. Oleh
karena itu dalam menghadapi perkembangan dan perubahan zaman pemberdayaan
civil society(masyarakat sipil) perlu ditekankan, antara lain melalui peranannya:

a. Sebagai pengembangan masyarakat melalui upaya peningkatan 


pendapatan dan pendidikan.
b. Sebagai advokasi bagi masyarakat yang “teraniaya”, tidak berdaya
membela hak-hak dan kepentingan mereka (masyarakat yang terkena
pengangguran, kelompok buruh yang digaji atau di PHK secara sepihak
dan lain-lain).
c. Sebagai kontrol terhadap negara.
d. Menjadi kelompok kepentingan (interest group) atau kelompok penekan
(pressure group).

Masyarakat madani pada dasarnya merupakan suatu ruang yang terletak antara
negara di satu pihak dan masyarakat di pihak lain. Dalam ruang lingkup tersebut
terdapat sosialisasi warga masyarakat yang bersifat sukarela dan terbangun dari
sebuah jaringan hubungan di antara assosiasi tersebut, misalnya berupa perjanjian,
koperasi, kalangan bisnis, Rukun Warga, Rukun Tetangga, dan bentuk organisasi-
organsasi lainnya.

a.Kualitas SDM Umat Islam

Dalam Q.S. Ali Imran ayat 110

Yang menjelaskan:Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk


manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan
beriman kepada Allah. sekiranya ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi
mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah
orang-orang yang fasik.
Dari ayat tersebut sudah jelas bahwa Allah menyatakan bahwa umat  Islam adalah
umat yang terbaik dari semua kelompok manusia yang Allah ciptakan. Di antara
aspek kebaikan umat Islam itu adalah keunggulan ku

b.Posisi Umat Islam

SDM umat Islam saat ini belum mampu menunjukkan kualitas yang unggul.
Karena itu dalam percaturan global, baik dalam bidang politik, ekonomi, militer,
dan ilmu pengetahuan dan teknologi, belum mampu menunjukkan perannya yang
signifikan. Di Indonesia, jumlah umat Islam lebih dari 85%, tetapi karena kualitas
SDM nya masih rendah, juga belum mampu memberikan peran yang
proporsional. Hukum positif yang berlaku di negeri ini bukan hukum Islam.
Sistem sosial politik dan ekonomi juga belum dijiwai oleh nilai-nilai Islam,
bahkan tokoh-tokoh Islam belum mencerminkan akhlak Islam.
BAB III

PENUTUP

A.     Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas, dapat di simpulan bahwa :

Masyarakat madani adalah masyarakat yang beradab, menjunjung tinggi nilai-


nilai kemanusiaan, maju dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi

Karakteristik masyarakat madani adalah Free public sphere(ruang publik yang


bebas), demokratisasi, toleransi, bertuhan, damai, tolong menolong,
keseimbangan antara hak dan kewajiban, berperadaban tinggi dan berakhlak mulia
serta supremasi hukum.

Cara mewujudkan masyarakat madani adalah;

a) Membangkitkan semangat islam melalui pemikiran islamisasi ilmu


pengetahuan, islamisasi kelembagaan ekonomi melalui lembaga ekonomi dan
perbankan syariah dan lain-lain.

b) Kesadaran untuk maju dan selalu bersikap konsisten terhadap moral atau
akhlak islami.

c) Menegakkan hukum islam dan ditegakkannya keadilan dengan disertai


komitmen yang tinggi.

d) Ketulusan ikatan jiwa, sikap yang yakin kepada adanya tujuan hidup yang lebih
tinggi daripada pengalaman hidup sehari-hari di dunia ini

e)Adanya pengawasan sosial.

f) Menegakkan nilai-nilai hubungan sosial yang luhur dan prinsip demokrasi


( musyawarah ).

Posisi dan perat umat islam Indonesia dalam masyarakat madani adalah:
a)Pengembangan masyarakat melalui upaya peningkatan  pendapatan dan
pendidikan.

b)Sebagai advokasi bagi masyarakat yang “teraniaya”, tidak berdaya membela


hak-hak dan kepentingan mereka,

c) Sebagai kontrol terhadap negara.


d) Menjadi kelompok kepentingan (interest group) atau kelompok penekan
(pressure group).

e) sosialisasi warga masyarakat yang bersifat sukarela dan terbangun dari sebuah
jaringan hubungan di antara assosiasi tersebut, misalnya berupa perjanjian,
koperasi, kalangan bisnis, Rukun Warga, Rukun Tetangga, dan bentuk organisasi-
organsasi lainnya.

B.     Saran

Diharapkan kepada kita semua baik yang tua maupun yang muda agar dapat
mewujudkan masyarakat madani di negeri kita yang tercinta ini yaitu Indonesia.
Yakni melalui peningkatan kualiatas sumber daya manusia, potensi, perbaikan
sistem ekonomi, serta menerapkan budaya zakat, infak, dan sedekah. Insya Allah
dengan menjalankan syariat Islam dengan baik dan teratur kita dapat memperbaiki
kehidupan bangsa ini secara perlahan.

 
DAFTAR PUSTAKA

Aman, Saifuddin. 2000. Membangun Masyarakat Madani. Jakarta: Al Mawardi


Prima.

 https://blog.ub.ac.id/fitria37/2013/01/12/makalah-pendidikan-agama-islam-
masyarakat-madani/

http://otoynfriends.blogspot.com/2012/05/masyarakat-madani-dalam-islam.html

Anda mungkin juga menyukai