Anda di halaman 1dari 13

1

PERAN UMAT ISLAM DALAM MEWUJUDKAN MASYARAKAT MADANI DI


INDONESIA
(Konsep dan Strategi Mewujudkan Kesejahteraan Umat yang Demokratis,
Adil, dan Makmur)

Oleh: Ngudi Astuti*

ABSTRACT

The concept of civil society refers to the ideal model of community life in Medina the
Prophet Muhammad, which is based on a constitution that called the Charter of Medina.
Madani Society is islamization of civil society. Strategies to build madani society in
Indonesia can be done with the national integration and political, democratic political
system reform, education and political awareness. The role of Muslims in the realization
of madani society are as agents of change against the emergence and growth of the
intellectuals among the middle class to create the order of social life in a democratic
political-economic system is fair.

Keywords: Civil society, Muslims, democracy.

Pengertian Masyarakat Madani “Kamu adalah umat yang terbaik yang


Mayarakat madani dapat diartikan dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada
sebagai suatu masyarakat yang beradab yang ma`ruf, dan mencegah dari yang
dalam membangun, menjalani, dan munkar, dan beriman kepada Allah.
mamaknai kehidupannya. Masyarakat Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu
Madani akan terwujud apabila suatu lebih baik bagi mereka; di antara mereka
masyarakat telah menerapkan prinsip- ada yang beriman, dan kebanyakan mereka
prinsip demokrasi dengan baik. Di dalam Al adalah orang-orang yang fasik”. (QS Ali
qur’an sudah dijelaskan tentang umat yang Imran [3]: 110)
terbaik untuk membentuk peradaban
manusia yang lebih humanis dan toleran
yaitu


Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Jayabaya Jakarta
2

Konsep “Masyarakat Madani” dari rezki yang (dianugerahkan)


merupakan penerjemahan atau pengislaman Tuhanmu dan bersyukurlah kamu
konsep “civil society”. (Orang yang pertama kepada-Nya. (Negerimu) adalah
kali mengungkapkan istilah ini adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu)
Anwar Ibrahim dan dikembangkan di adalah Tuhan yang Maha
Indonesia oleh Nurcholish Madjid.) Pengampun”.
Pemaknaan civil society sebagai Masyarakat 2) Masyarakat Madinah setelah terjadi
Madani merujuk pada konsep dan bentuk traktat, perjanjjian Madinah antara
masyarakat Madinah yang dibangun Nabi Rasullullah SAW beserta umat Islam
Muhammad dengan menerapkan Piagam dengan penduduk Madinah yang
Madinah. Masyarakat Madinah dianggap beragama Yahudi dan beragama
sebagai legitimasi historis pembentukan Watsani dari kaum Aus dan Khazraj.
civil society dalam masyarakat muslim Perjanjian Madinah berisi
modern. kesepakatan ketiga unsur masyarakat
untuk saling menolong, menciptakan
Sejarah Masyarakat Madani dalam kedamaian dalam kehidupan sosial,
Peradaban Islam menjadikan Al-Qur’an sebagai
Ada dua Masyarakat Madani dalam konstitusi, menjadikan Rasullullah
sejarah yang terdokumentasi sebagai SAW sebagai pemimpin dengan
Masyarakat Madani, yaitu: ketaatan penuh terhadap keputusan-
1) Masyarakat Saba’, yaitu masyarakat keputusannya, dan memberikan
di masa Nabi Sulaiman. kebebasan bagi penduduknya untuk
Allah SWT memberikan gambaran memeluk agama serta beribadah
dari Masyarakat Madani dengan sesuai dengan ajaran agama yang
firman-Nya dalam Q.S. Saba’ ayat dianutnya.
15:
“Sesungguhnya bagi kaum Saba’ Secara historis kita lebih mudah secara
ada tanda (kekuasaan Tuhan) di langsung merujuk kepada “masyarakat”nya
tempat kediaman mereka yaitu dua Ibnu Khaldun. Deskripsi masyarakatnya
buah kebun di sebelah kanan dan di justru banyak mengandung muatan-muatan
sebelah kiri. (kepada mereka moral-spiritual dan menggunakan agama
dikatakan): “Makanlah olehmu sebagai landasan analisisnya. Pada
kenyataannya masyarakat sipil tidak sama
3

dengan Masyarakat Madani. Masyarakat dikemukakan oleh Dato Seri Anwar


Madani merujuk kepada sebuah Ibrahim dalam ceramahnya pada
masyarakat dan negara yang diatur oleh simposium Nasional dalam rangka forum
hukum agama, sedangkan masyarakat sipil ilmiah pada acara Festival Istiqlal, 26
merujuk kepada komponen di luar negara. September 1995 di Jakarta (Hamim,
Syed Farid Alatas seorang sosiolog sepakat 2000:115). Selanjutnya di kembangkan
dengan Syed M. Al Naquib Al Attas oleh Nurcholis Madjid di Indonesia.
(berbeda dengan para sosiolog umumnya), Konsep yang diajukan oleh Anwar Ibrahim
menyatakan bahwa faham Masyarakat ini hendak menunjukkan bahwa
Madani tidak sama dengan faham masyarakat yang ideal adalah kelompok
masyarakat Sipil. Istilah Madani, Madinah masyarakat yang memiliki peradaban
(kota) dan din (diterjemahkan sebagai maju. Lebih jelas Anwar Ibrahim
agama) semuanya didasarkan dari akar menyebutkan bahwa yang dimaksud
kata din. Kenyataan bahwa nama kota dengan Masyarakat Madani adalah sistem
Yathrib berubah menjadi Madinah sosial yang subur yang diazaskan kepada
bermakna di sanalah din berlaku. Secara prinsip moral yang menjamin
historispun masyarakat Sipil dan keseimbangan antara kebebasan
Masyarakat Madani tidak memiliki perorangan dengan kestabilan masyarakat.
hubungan sama sekali. Masyarakat Madani Istilah itu diterjemahkan dari
bermula dari perjuangan Nabi Muhammad bahasa Arab mujtama’ madani, yang
SAW menghadapi kondisi jahiliyyah diperkenalkan oleh Naquib al-Attas,
masyarakat Arab Quraisy di Mekkah. seorang ahli sejarah dan peradaban Islam
Beliau memperjuangkan kedaulatan, agar dari Malaysia, pendiri ISTAC (Ismail,
ummatnya leluasa menjalankan syari’at 2000:180-181). Kata “madani” berarti civil
agama di bawah suatu perlindungan hukum atau civilized (beradab). Madani berarti
dan mewujudan cita-cita membentuk juga peradaban, sebagaimana kata Arab
madaniyyah (beradab). lainnya seperti hadlari, tsaqafi atau
tamaddun. Konsep madani bagi orang Arab
Masuknya ke Indonesia memang mengacu pada hal-hal yang ideal
Masyarakat Madani, konsep ini dalam kehidupan dalam masyarakat.
merupakan penerjemahan istilah dari Selanjutnya Alwi Shihab menjelaskan,
konsep civil society yang pertama kali kaum Muslim awal menjadi “khairu
4

ummah” karena mereka menjalankan amar Nabi Muhammad SAW yang


ma’ruf sejalan dengan tuntunan Allah dan masyarakatnya tunduk kepada perjanjian
rasul-Nya. Piagam Madinah (Wikisource bahasa
Bila merujuk kepada Bahasa Inggris, Indonesia 11 Des 2010
ia berasal dari kata civil society atau id.wikisource.org/wiki/Piagam_Madinah)
masyarakat sipil, sebuah kontraposisi dari Dialog dialektis antara Islam dan Barat
masyarakat militer. Menurut Blakeley dan bersifat aktif, karena sebelumnya Barat
Suggate (1997), Masyarakat Madani sering telah melakukan studi perbandingan
digunakan untuk menjelaskan “the sphere dengan peradaban Islam ketika mau
of voluntary activity which takes place merumuskan civil society. Pada waktu itu,
outside of government and the market.” Barat sedang dalam cengkeraman
Perumusan konsep Masyarakat Madani pemerintahan otoriter, dan menilai sistem
menggunakan projecting back theory, yang pemerintahan Nabi Muhammad SAW
berangkat dari sebuah hadits yang adalah sangat baik. Pengaruh Islam dalam
mengatakan “Khayr al-Qurun qarni civil society sudah dijelaskan C.G.
thumma al-ladhi yalunahu thumma al-ladhi Weeramantry dan M. Hidayatullah dalam
yalunahu”, yaitu dalam menetapkan ukuran bukunya Islamic Jurisprudence: An
baik atau buruknya perilaku harus dengan International Perspective (1988).
merujuk pada kejadian yang terdapat Menurutnya, pemikiran John Locke dan
dalam khazanah sejarah masa awal Islam Rousseau tentang teori kedaulatan
dan bila tidak ditemukan maka dicari pada (sovereignty) mendapatkan pengaruh dari
sumber normatif al-Qur’an dan Hadits pemikiran Islam. Locke ketika menjadi
(Hamim, 2000: 115-127). Civil society mahasiswa Oxford sangat frustasi dengan
yang lahir di Barat diislamkan menjadi disiplinnya, dan lebih tertarik mengikuti
Masyarakat Madani, yaitu suatu ceramah dan kuliah Edward Pococke,
masyarakat kota Madinah bentukan Nabi profesor studi tentang Arab. Kemudian
Muhammad SAW. Mereka mengambil perhatian pemikiran Locke mengenai
contoh dari data historis Islam yang secara problem-problem tentang pemerintahan,
kualitatif dapat dibandingkan dengan kekuasaan, dan kebebasan individu (Azizi,
masyarakat ideal dalam konsep civil 2000: 94).
society. Masyarakat Madani, dalam
kehidupan masyarakat Madinah di bawah
5

Antara Masyarakat Madani dan Civil antara kehidupan dunia dan akhirat. Mereka
society tidak meninggalkan dunia untuk akhiratnya
Secara historis kita lebih mudah secara dan tidak meninggalkan akhirat untuk
langsung merujuk kepada “masyarakat”nya dunianya. Mereka bersikap seimbang
Ibnu Khaldun. Deskripsi masyarakatnya (tawassuth) dalam mengejar kebahagiaan
justru banyak mengandung muatan-muatan dunia dan akhirat. Jika sikap yang melekat
moral-spiritual dan mengunakan agama pada masyarakat Madinah mampu diteladani
sebagai landasan analisisnya. Pada umat Islam saat ini, maka kebangkitan Islam
kenyataannya masyarakat sipil tidak sama hanya menunggu waktu saja. (lihat, Deny
dengan Masyarakat Madani. Masyarakat Suitor, Membangun Masyarakat Madani,
Madani merujuk kepada sebuah masyarakat Buletin No.138 , 28 Juli 2006)
dan negara yang diatur oleh hukum agama, Dalam analisis pakar lain, yakni
sedangkan masyarakat sipil merujuk kepada (Muhammad Imarah 1999), setidaknya ada
komponen di luar negara. tiga karakteristik dasar dalam Masyarakat
Masyarakat Madinah, yang oleh Madani. Pertama, diakuinya semangat
Nurcholish Madjid dijadikan tipologi pluralisme. Artinya, pluralitas telah
Masyarakat Madani, merupakan masyarakat menjadi sebuah keniscayaan yang tidak
yang demokratis. Dalam arti bahwa dapat dielakkan sehingga mau tidak mau,
hubungan antar kelompok masyarakat, pluralitas telah menjadi suatu kaidah yang
sebagaimana yang terdapat dalam poin-poin abadi dalam pandangan Alquran. Pluralitas
Piagam Madinah, mencerminkan juga pada dasarnya merupakan ketentuan
egalitarianisme (setiap kelompok Allah SWT (sunnatullah), sebagaimana
mempunyai hak dan kedudukan yang sama), tertuang dalam Alquran surat Al-Hujurat
penghormatan terhadap kelompok lain, (49) ayat 13. Dengan kata lain, pluralitas
kebijakan diambil dengan melibatkan merupakan sesuatu yang kodrati (given)
kelompok masyarakat (seperti penetapan dalam kehidupan. Dalam ajaran Islam,
stategi perang), dan pelaku ketidakadilan, pluralisme merupakan karunia Allah yang
dari kelompok mana pun, diganjar dengan bertujuan mencerdaskan umat melalui
hukuman yang berlaku (Nurcholis Madjid perbedaan konstruktif dan dinamis.
1997). menyesuaikan diri.
Kita juga harus meneladani sikap kaum Kedua, adalah tingginya sikap
Muslim awal yang tidak mendikotomikan toleransi (tasamuh). Baik terhadap saudara
6

sesama Muslim maupun terhadap saudara mendominasi dalam masyarakat


non-Muslim. Landasan normatif dari sikap dapat dikurangi oleh kekuatan-
toleransi dapat kita tilik dalam firman kekuatan alternatif.
Allah yang termaktub dalam surat Al- 4. Dilengkapinya program-program
An’am ayat 108. pembangunan yang didominasi oleh
Ketiga, adalah tegaknya prinsip negara dengan program-program
demokrasi atau dalam dunia Islam lebih pembangunan yang berbasis
dikenal dengan istilah musyawarah. masyarakat.
Terlepas dari perdebatan mengenai 5. Terjembataninya kepentingan-
perbedaan konsep demokrasi dengan kepentingan individu dan negara
musyawarah, saya memandang dalam arti karena keanggotaan organisasi-
membatasi hanya pada wilayah terminologi organisasi volunter mampu
saja, tidak lebih. Mengingat di dalam memberikan masukan-masukan
Alquran juga terdapat nilai-nilai demokrasi terhadap keputusan-keputusan
(surat As-Syura:38, surat Al- pemerintah.
Mujadalah:11). 6. Tumbuhkembangnya kreatifitas yang
pada mulanya terhambat oleh rejim-
Karakteristik Masyarakat Madani rejim totaliter.
Ada beberapa karakteristik Masyarakat 7. Meluasnya kesetiaan (loyality) dan
Madani, diantaranya: kepercayaan (trust) sehingga
1. Bertuhan, artinya bahwa masyarakat individu-individu mengakui
tersebut adalah masyarakat yang keterkaitannya dengan orang lain
beragama, yang mengakui adanya dan tidak mementingkan diri sendiri.
Tuhan dan menempatkan hukum 8. Adanya pembebasan masyarakat
Tuhan sebagai landasan yang melalui kegiatan lembaga-lembaga
mengatur kehidupan sosial. sosial dengan berbagai ragam
2. Terintegrasinya individu-individu perspektif.
dan kelompok-kelompok eksklusif 9. Damai, artinya masing-masing
ke dalam masyarakat melalui elemen masyarakat, baik secara
kontrak sosial dan aliansi sosial. individu maupun secara kelompok
3. Menyebarnya kekuasaan sehingga menghormati pihak lain secara adil.
kepentingan-kepentingan yang
7

10. Tolong menolong tanpa mencampuri 1. Terpenuhinya kebutuhan dasar in-


urusan internal individu lain yang dividu, keluarga, dan kelompok
dapat mengurangi kebebasannya. dalam masyarakat.
11. Toleran, artinya tidak mencampuri 2. Berkembangnya modal manusia
urusan pribadi pihak lain yang telah (human capital) dan modal sosial
diberikan oleh Allah sebagai (social capital) yang kondusif bagi
kebebasan manusia dan tidak merasa terbentuknya kemampuan
terganggu oleh aktivitas pihak lain melaksanakan tugas-tugas
yang berbeda tersebut. kehidupan dan terjalinnya
12. Keseimbangan antara hak dan kepercayaan dan relasi sosial antar
kewajiban sosial. kelompok.
13. Berperadaban tinggi, artinya bahwa 3. Tidak adanya diskriminasi dalam
masyarakat tersebut memiliki berbagai bidang pembangunan;
kecintaan terhadap ilmu pengetahuan dengan kata lain terbukanya akses
dan memanfaatkan kemajuan ilmu terhadap berbagai pelayanan sosial.
pengetahuan untuk umat manusia. 4. Adanya hak, kemampuan dan ke-
14. Berakhlak mulia. sempatan bagi masyarakat dan
lembaga-lembaga swadaya untuk
Bila kita kaji, masyarakat di negara-
terlibat dalam berbagai forum di
negara maju yang sudah dapat dikatakan
mana isu-isu kepentingan bersama
sebagai Masyarakat Madani, maka ada
dan kebijakan publik dapat
beberapa prasyarat yang harus dipenuhi
dikembangkan.
untuk menjadi Masyarakat Madani, yakni
5. Adanya kohesifitas antar kelompok
pertama, adanya democratic governance
dalam masyarakat serta tumbuhnya
(pemerintahan demokratis) yang dipilih
sikap saling menghargai perbedaan
dan berkuasa secara demokratis. Kedua,
antar budaya dan kepercayaan.
adanya democratic civilian (masyarakat
6. Terselenggaranya sistem pemerintah-
sipil) yang sanggup menjunjung nilai-nilai
an yang memungkinkan lembaga-
civil security; civil responsibility dan civil
lembaga ekonomi, hukum, dan
resilience.
sosial berjalan secara produktif dan
Apabila diurai, dua kriteria tersebut
berkeadilan sosial.
menjadi tujuh prasyarat Masyarakat
Madani sebagai berikut:
8

7. Adanya jaminan, kepastian dan terwujud melalui penegakkan pilar-


kepercayaan antara jaringan- pilar demokrasi yang meliputi:
jaringan kemasyarakatan yang Lembaga swadaya masyarakat
memungkinkan terjalinnya (LSM), pers yang bebas, supremasi
hubungan dan komunikasi antar hukum, perguruan tinggi, dan partai
mereka secara teratur, terbuka dan politik.
terpercaya. 3. Toleransi, yaitu kesediaan individu
untuk menerima pandangan-
Tanpa prasyarat tesebut maka
pandangan politik dan sikap sosial
Masyarakat Madani hanya akan berhenti
yang berbeda dalam masyarakat,
pada jargon. Masyarakat Madani akan
sikap saling menghargai dan
terjerumus pada masyarakat “sipilisme”
menghormati pendapat serta
yang sempit yang tidak ubahnya dengan
aktivitas yang dilakukan oleh
faham militerisme yang anti demokrasi dan
orang/kelompok lain.
sering melanggar hak azasi manusia.
4. Pluralisme, yaitu sikap mengakui
Dengan kata lain, ada beberapa rambu-
dan menerima kenyataan mayarakat
rambu yang perlu diwaspadai dalam proses
yang majemuk disertai dengan
mewujudkan Masyarakat Madani (lihat
sikap tulus, bahwa kemajemukan
DuBois dan Milley 1992).
sebagai nilai positif dan merupakan
Ada pendapat lain bahwa karakteristik
rahmat dari Tuhan Yang Maha
Masyarakat Madani adalah sebagai berikut:
Kuasa.
1. Free public sphere (ruang publik
5. Keadilan sosial (social justice),
yang bebas), yaitu masyarakat
yaitu keseimbangan dan pembagian
memiliki akses penuh terhadap
yang proporsiaonal antara hak dan
setiap kegiatan publik, mereka
kewajiban, serta tanggung jawab
berhak melakukan kegiatan secara
individu terhadap lingkungannya.
merdeka dalam menyampaikan
6. Partisipasi sosial, yaitu partisipasi
pendapat, berserikat, berkumpul,
masyarakat yang benar-benar bersih
serta mempublikasikan
dari rekayasa, intimidasi, ataupun
informasikan kepada publik.
intervensi penguasa/pihak lain,
2. Demokratisasi, yaitu proses untuk
sehingga masyarakat memiliki
menerapkan prinsip-prinsip
demokrasi . Demokratisasi dapat
9

kedewasaan dan kemandirian terdapat dua prinsip utama, yakni


berpolitik yang bertanggungjawab. pertama, tidak seorangpun atau
7. Supremasi hukum, yaitu upaya sekelompok orangpun yang berhak
untuk memberikan jaminan mengeksploitasi orang lain; lihat
terciptanya keadilan. Keadilan Q.S. As-Syu’ara ayat 183 dan
harus diposisikan secara netral, kedua, komitmen Islam yang khas
artinya setiap orang memiliki dan mendalam terhadap
kedudukan dan perlakuan hukum persaudaraan, keadilan ekonomi dan
yang sama tanpa kecuali. sosial, maka ketidakadilan dalam
pendapatan dan kekayaan
Kendala Mewujudkan Masyarakat bertentangan dengan Islam.(lihat.
Madani Q.S Q.S. An-Nahl ayat 71).
Dalam hal ini, Robert Hefner (1998: 1) 3. Management Zakat dan Wakaf yang
menyatakan bahwa Masyarakat Madani belum professional (lihat Q.S Al-
adalah sebuah impian (dream) suatu Baqaqarah : 110.)
komunitas tertentu. Oleh karena itu, Hefner 4. Masih rendahnya pendidikan politik
meragukan upaya bangsa Indonesia dalam masyarakat.
mewujudkan Masyarakat Madani yang 5. Kondisi ekonomi nasional yang
diharapkannya, karena formatnya pun belum stabil pasca krisis moneter.
belum jelas. Pendapat Hefner tersebut, 6. Tingginya angkatan kerja yang
memberikan dugaan bahwa Indonesia belum terserap karena lapangan kerja
masih akan jauh dari pembentukan yang terbatas.
Masyarakat Madani. 7. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
Adapun yang masih menjadi kendala sepihak dalam jumlah yang besar
dalam mewujudkan Masyarakat Madani di dan Penanganan TKI yang masih
Indonesia diantaranya : belum maksimal.
1. Posisi Umat Islam yang berjumlah 8. Kondisi sosial politik yang belum
85% tapi kondisinya SDM nya pulih pasca reformasi.
tangat rendah, karena pendidikan 9. Pemerintah yang belum bebas dari
yang belum merata. KKN.
2. Sistem ekonomi dan kesejahteraan 10. Demokrasi pendidikan belum
umat. Di dalam ajaran Islam berjalan dengan lancar. (lihat.
10

http;//www.Usman, Husaini Dosen intelektual, budayawan, para


FIS UN Yogya, “Menuju pengusaha, dan para mahasiswa
Masyarakat Madani melalui sebagai kelompok kritis).
demokrasi Pendidikan” Makalah
seminar, 18 Juli 2007.). Peran Umat Islam dalam Mewujudkan
Masyarakar Madani
Strategi Mewujudkan Masyarakat Dalam menghadapi perkembangan dan
Madani perubahan zaman, maka umat Islam harus
1. Umat Islam harus mempunyai berperan aktif dalam mewujudkan
pandangan tentang integrasi nasional Masyarakat Madani.
dan politik. Pandangan ini “Kamu adalah umat yang terbaik yang
menyatakan bahwa sistem demokrasi dilahirkan untuk manusia, menyuruh
tidak mungkin berlangsung dalam kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari
kenyataan hidup sehari-hari dalam yang munkar, dan beriman kepada Allah.
masyarakat yang belum memiliki sekiranya ahli Kitab beriman, tentulah itu
kesadaran dalam hidup berbangsa lebih baik bagi mereka, di antara mereka
dan bernegara. ada yang beriman, dan kebanyakan mereka
2. Umat Islam harus mereformasi adalah orang-orang yang fasik.” (Q.S.Ali
sistem politik demokrasi, yakni Imron:110).
pandangan yang menekankan bahwa Oleh karena itu maka Umat Islam
untuk membangun demokrasi perlu harus menunjukan perannya dalam
ditekankan pada usaha demokratisasi mewujudkan Masyarakat Madani yaitu
yang memberikan impak pada antara lain;
kesejahteraan ekonomi. Revitalisasi 1. Melakukan pembenahan kedalam
bidang politik mesti sejajar dengan tubuh umat Islam untuk menghapus
perbaikan ekonomi masyarakat. kemiskinan.
3. Umat Islam harus mempunyai 2. Menciptakan keadilan sosial dan
paradigma membangun Masyarakat demokrasi.
Madani yang lebih menekankan 3. Merangsang tumbuhnya para
proses pendidikan dan penyadaran intelektual.
politik warga negara, khususnya 4. Mewujudkan tata sosial politik yang
kalangan kelas menengah (middle demokratis dan sistem ekonomi
class) yang terdiri para akademisi, yang adil.
11

5. Sebagai pengembangan masyarakat calon pemimpin secara jujur-adil,


melalui upaya peningkatan menyikapi mass media secara kritis dan
pendapatan dan pendidikan rakyat. objektif, berani tampil dan kemasyarakatan
6. Sebagai advokasi bagi masyarakt secara profesionalis, berani dan mampu
yang “teraniaya”, tidak berdaya menjadi saksi, memiliki wawasan yang
membela hak-hak dan kepentingan luas, memiliki semangat toleransi
mereka (masyarakat yang terkena mengerti cita-cita nasional bangsa
pengangguran, kelompok buruh, Indonesia yang demokratis, aman, adil
TKI, TKW yang digaji atau di PHK dan makmur bagi seluruh rakyat Indonesia.
secara sepihak, di siksa bahkan di
bunuh oleh majikannya dan lain- Kesimpulan
lain). Konsep Masyarakat Madani menurut
7. Sebagai kontrol terhadap negara . Islam adalah bangunan politik yang:
8. Menjadi kelompok kepentingan demokratis, partisipatoris, menghormati
(interest group) atau kelompok dan menghargai publik seperti: kebebasan
penekan (pressure group) dalam hak asasi, partisipasi, keadilan sosial,
rangka menegakkan kebenaran dan menjunjung tinggi etika dan moralitas. Ciri
keadilan. utama Masyarakat Madani Indonesia
adalah demokrasi yang menjunjung tinggi
Bangsa Indonesia berusaha untuk
nilai-nilai kemanusiaan, masyarakat yang
mewujudkan Masyarakat Madani yang
mempunyai faham keagamaan yang
pada dasarnya adalah masyarakat sipil
berbeda-beda, penuh toleransi,
yang demokratis dan agamis/religius.
menegakkan hukum dan peraturan yang
Dalam kaitannya pembentukan Masyarakat
berlaku secara konsisten dan berbudaya.
Madani di Indonesia, maka warga negara
Manfaat yang diperoleh dengan
Indonesia perlu dikembangkan untuk
terwujudnya Masyarakat Madani ialah
menjadi warga negara yang cerdas,
terciptanya tatanan masyarakat yang lebih
demokratis, dan religius dengan bercirikan
terbuka. Di samping itu, dengan
imtaq, kritis argumentatif, dan kreatif,
terwujudnya Masyarakat Madani, maka
berfikir dan berperasaan secara jernih
persoalan-persoalan besar bangsa
sesuai dengan aturan, menerima semangat
Indonesia seperti: konflik-konflik suku,
Bhineka Tunggal Ika, berorganisasi secara
agama, ras, etnik, golongan, kesenjangan
sadar dan bertanggung jawab, memilih
12

sosial, kemiskinan, kebodohan, Masyarakat Madani. Yogyakarta:


ketidakadilan pembagian "kue bangsa" PustakaPelajar.
antara pusat dan daerah, diharapkan dapat Blakeley, Roger dan Diana Suggate
mewujudkan kesejahteraan lahir batin bagi (1997), “Public Policy
Development”, dalam David
seluruh rakyat, sehingga kekhawatiran Robinson, Social Capital and
akan terjadinya disintegrasi bangsa dapat Policy Development, Victoria:
Institute of Policy Studies.
dicegah.
Strategi membangun Masyarakat Gellner, E. 1995. Membangun Masyarakat
Sipil: Prasyarat Menuju
Madani di Indonesia dapat dilakukan Kebebasan (Terjemahan Hasan, I)
dengan integrasi nasional dan politik, Bandung: Mizan.
reformasi sistem politik demokrasi, Hamim, Thoha. 2000. Islam dan Civil
pendidikan dan penyadaran politik, melalui society (Masyarakat Madani):
Tinjauan tentang Prinsip Human
masyarakat sipil yang mengejewantah Rights, Pluralism dan Religious
dalam berbagai wadah sosial politik di Tolerance. Dalam Ismail SM dan
Abdullah Mukti, Pendidikan Islam,
masyarakat, seperti organisasi keagamaan, Demokratisasi dan Masyarakat
organisasi profesi, organisasi komunitas, Madani. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
media dan lembaga pendidikan, dan
sejenisnya. Dalam konteks ini, maka peran Hartono. 1999. :Perubahan Orientasi
Pendidikan Menuju Masyarakat
umat Islam amat menentukan dalam artian Madani,” Cakrawala Pendidikan.
memberikan kontribusi nyata bagi Edisi Khusus Mei Th. XVIII No.
2.
pembentukan tatanan yang kondusif.
http;//www Blogger. Com .Usman, Husaini
Dosen FIS UN Yogya, “Menuju
Masyarakat Madani melalui
demokrasi Pendidikan” Makalah
seminar, 18 Juli 2007.

https/www Bloger.com . Masyarakat


DAFTAR PUSTAKA Madani, Saefur Rochmat,
Masyarakat Madani : Dialog Islam
dan Modernitas di
Indonesia).Dosen Jurusan Sejarah
Azizi, A Qodri Abdillah. 2000. FIS UniV Negeri Yogyakarta.
Masyarakat Madani Antara Cita Posted by Taufiq at 1:12 PM0
dan Fakta: Kajian Historis- coment.
Normatif. Dalam Ismail SM dan
Abdullah Mukti, Pendidikan Madjid, Nurcholis. 1977. Dinamika Budaya
Islam, Demokratisasi dan Pesisir dan Pedalaman:
13

Menumbuhkan Masyarakat Suitor, Deny, Membangun Masyarakat


Madani, dalam HMI dan KAHMI Madani, Center for Moderat
Menyongsong Perubahan muslim Indonesia, Buletin No.138 ,
Menghadapi Pergantian Zaman. 28 Juli 2006.
Jakarta: Majelis Nasional KAHMI.
Suwardi, 1999. Demokratisasi Pendidikan
Piagam Madinah - Wikisource bahasa dalam Pengajaran Pragmatik Sastra
Indonesia 11 Des 20101 Sebagai Wahana Penciptaan
id.wikisource.org/wiki/Piagam_M "Masyarakat Madani" Cakrawala
adinah - Pendidikan, Edisi Khusus Mei. Th.
XVIII, No. 2.
Schacht, Joseph and C.E. Bosworth (eds.).
1979. The Legacy of Islam. Tim Icce UIN Jakarta. 2000. Demokrasi,
London: Oxford University Press. Hak Asasi Manusia dan
Masyarakat Madani. Prenada
Suharto, Edi. 2002. Masyarakat Madani: Media: Jakarta.
Aktualisasi Profesionalisme
Community Workers Dalam Weeramantry, C.G. dan M. Hidayatullah.
Mewujudkan Masyarakat Yang 1988. Islamic Jurisprudence: An
Berkeadilan. STKS Bandung: International Perspectives, vondon:
Bandung. The Mcmillan Press.

Anda mungkin juga menyukai