Makalah
Di susun oleh:
PURWOKERTO
2019
A. PENDAHULUAN
1
Samsinas, MASYARAKAT MADANI DALAM ISLAM, dalam Jurnal Hunafa
Vol. 3 No. 1 Maret 2006, hlm. 65.
2
Samsinas, MASYARAKAT MADANI DALAM ISLAM….
diletakkan Rasulullah dulu. Tulisan ini mengkaji bagaimana konsep masyarakat
madani dalam Islam.
B. PEMBAHASAN
3
Samsinas, MASYARAKAT MADANI DALAM ISLAM, dalam Jurnal Hunafa
Vol. 3 No. 1 Maret 2006, hlm. 68.
masyarakat ,modern, antara lain yaitu: Ummatan Wahidan, Ummatan
Washathan, Khairu Ummah, dan Baldatun Toyibatun4
a. Ummatan Wahidah
Ungkapan ini terdiri dari dua kata yaitu Ummatan dan Wahidah. Kata
ummatan sendiri yaitu berarit sekelompok manusia atau masyarakat,
sementara kata wahidah adalah bentuk muannas dari kata wahid yang
berarti satu, ungkapan ini terulang sebanyak sembilan kali dalam al-
Quran, salah satunya yaitu al-Baqarah: 213
ث َّللاَّ ال ْن َّ ب ي ي ََن ُم ب َ ِّش ِر ي ََن ََو ُم ْن ِذ ِر ي ََن ََو َأ َْن َزَ َل َ َ كَ ا َن ال ْن َّ اس َأ َُّم ة ً ََو اح د َ ة ً ف َ ب َ ع
ح ق ل ي َ ح ك مَ ب َ ي ََن ال ْن َّ اس ف ي َم ا اخ ت َل َ ف وا ف يه ۚ ََو َُم ا َ ب ب ال َ َُم ع َ ه م ال ك ت َا
ۖ ف ف يه إ ََّّل ال َّ ِذ ي ََن َأ َوْت وه ُم َن ب َ ع د َُم ا َج ا ََء ْت ه م ال ب َ ي ْن َاُت ب َ ْغ ي ًا ب َ ي ْن َه م َ َ اخ ت َل
ف َ هَ د َ ى َّللاَّ ال َّ ِذ ي ََن آ َُم ْن وا ل َم ا اخ ت َل َ ف وا ف يه ُم ََن ال َح ق ب ِإ ْذ ْن ه ََو َّللاَّ ي َ ه د ي
ط ُم س ت َق ي ٍم ٍ َُم َن ي َ ِّشَاَء إ ل َ ٰى ص َِر ا
Artintya: Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul
perselisihan), maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi
peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang benar,
untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang
mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan
orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang
kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara
mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang
beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkann itu
dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang
dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.
Di ayat itu, tegas dikatakan bahwasannya manusia dari dulu hingga
kini merupakan satu ummat. Allah Swt, menciptakan manusia sebagai
makhluk sosial yang salijng berkaitan dan saling membutuhkan, mereka
dari dulu hingga kini saling membantu sebagai satu ummat yang
memiliki persamaan dan keterikatan, tentu saya setiap orang berbeda-
beda dalam hal profesi dan kecendrungan, ini di karenakan kepentingan
mereka pun beragam, sehingg dengan beragamnya kepentingan dapat
memenuhi kebutuhan satu sama lain. Jadi ummatan wahidah adalah satu
ummat yang bersatu karena keyakinan mereka kepada Allah swt dan
nilai-nilai kebajika
b. Ummatan Wasathan
Istilah ummatan wasathan sendiri terdapat pada surat al-Baqarah: 143
َ ََو كَ ِذٰ َ ل
ك َج ع َ ل ْن َاك م َأ َُّم ة ً ََو سَ ط ً ا ل ت َك وْن وا ش هَ د َ ا ََء عَ ل َ ى ال ْن َّ اس ََو ي َ ك و َن
َ ال َِّر س ول ع َ ل َ ي ك م شَه ي د ًا ََو َُم ا َج ع َ ل ْن َا ال ق ب ل َ ة َ ال َّ ت ي ك ْن
َت ع َ ل َ ي َه ا إ ََّّل ل ْن َع ل َ م
4
Masykur Hakim, Model Masyarakat Madani. Jakarta: Inti Media, 2000, hlm 77
َُم َن ي َ ت َّب ع ال َِّر س و َل ُم َّم َن ي َ ْن ق َ ل ب عَ ل َ ٰى عَ ق ب َ ي ه ۚ ََو إ ن كَ ا ْن َت ل َ كَ ب ي َِر ة ً إ ََّّل
عَ ل َ ى ال َّ ِذ ي ََن هَ د َ ى َّللاَّ ََو َُم ا كَ ا َن َّللاَّ ل ي ض ي َع إ ي َم ا ْن َك م ۚ إ َّن َّللاَّ َ ب ال ْن َّ اس
ٌ ل َ َِر َء
ٌَوف َِر ح ي م
Artinya: Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat
Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas
(perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas
(perbuatan) kamu. Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi
kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata)
siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh
(pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang
telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan
imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
kepada manusia.
Dalam ayat ini kata ummatan wasathan yaitu yang bermakna dasar
pertengahan atau moderat. Masyarakat pada posisi ini yaitu tidak
memihak kepada siapapun dan menjadikannya berlaku adil. Keberadan
ummat yang berada di posisi tengah ini menjadikannya tidak seperti
umat yang hanyut seperti ummat yang matrialisme dan juga tidak
mengantarkan membumbung tinggi ke alam rohani sehingga tidak lagi
berpijak di bumi. Posisi tengah mampu memadukan aspek rohan dan
jasmani
c. Khairu Ummah
Istilah khairu ummah: ummat unggul atau ummat terbaik hanya terulang
sebanyak sekali dalam al-Quran, yaitu terdapat pada surat Ali Imran:
110.
ك ْن ت م َخ ي َِر َأ َُّم ةٍ َأ خ ِر َج ت ل ل ْن َّ اس ْت َأ ُم ِر َو َن ب ال َم ع ِر َوف ََو ْت َْن َه و َن عَ َن
ۚ ال م ْن كَ ِر ََو ْت ؤ ُم ْن و َن ب اَّللَّ ََو ل َ و آ َُم ََن َأ َه ل ال ك ت َاب ل َ كَ ا َن َخ ي ًِر ا ل َ ه م
ُم ْن ه م ال م ؤ ُم ْن و َن ََو َأ َك ث َِر ه م ال ف َ اس ق و َن
Artinya: Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk
manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang
munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman,
tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman,
dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.
Dalam ayat tersebut di jelaskan bahwasannya kaum muslimin adalah
umat terbaik yang mengemban tugas menyuruh yang ma’ruf dan
melarang yang mungkar dan beriman kepada Allah
d. Baldatun Toyyibatun
Istilah baldatun toyyibatun hanya terulang sekali dalam al-Quran yaitu
terdapat pada surat Saba: 15
ۖ ل َ ق َ د كَ ا َن ل س َ ب َ ِإ ٍ ف ي َُم س ك َ ْن ه م آ ي َ ة ٌ ۖ َج ْن َّ ت َان عَ َن ي َ م ي ٍَن ََو ش َم ا ٍل
ب غَف و ٌِر ٌّ ك ل وا ُم َن ِر ز ق َِر ب ك م ََو اش ك ِر َوا ل َ ه ۚ ب َ ل د َ ة ٌ ط َ ي ب َ ة ٌ ََو َِر
Artinya: Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Tuhan)
di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan
di sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan): "Makanlah olehmu dari
rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-
Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan
Yang Maha Pengampun".
Baldatun Toyyibatun yaitu mengacu pada istilah tempat, maksud tempat
disini yaitu tanahnya subut, penduduknya makmur serta pemerintahan
yang adil
3. Ciri-ciri Masyarakat Madani5
a. Menjunjung tinggi nilai, norma, dan hukum yang ditopang oleh iman dan
teknologi.
b. Mempunyai peradaban yang tinggi ( beradab ).
c. Mengedepankan kesederajatan dan transparasi ( keterbukaan ). Free public
sphere (ruang publik yang bebas) Ruang publik yang diartikan sebagai
wilayah dimana masyarakat sebagai warga negara memiliki akses penuh
terhadap setiap kegiatan publik, warga negara berhak melakukan kegiatan
secara merdeka dalam menyampaikan pendapat, berserikat, berkumpul
serta mempublikasikan pendapat, berserikat, berkumpul serta
mempublikasikan informasi kepada publik. ]
d. Demokratisasi Menurut Neera Candoke, masyarakat sosial berkaitan
dengan wacana kritik rasional masyarakat yang secara ekspisit
mensyaratkan tumbuhnya demokrasi., dalam kerangka ini hanya negara
demokratis yang mampu menjamin masyarakat madani. Demokratisasi
dapat terwujud melalui penegakkan pilar-pilar demokrasi yang meliputi : 1)
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) 2) Pers yang bebas 3) Supremasi
hokum 4) Perguruan Tinggi 5) Partai politik
e. Toleransi Toleransi adalah kesediaan individu untuk menerima
pandanganpandangan politik dan sikap sosial yang berbeda. Toleransi
merupakan sikap yang dikembangkan dalam masyarakat madani untuk
menunjukan sikap saling menghargai dan menghormati pendapat serta
aktivitas yang dilakukan oleh orang atau kelompok masyarakat yang lain
yang berbeda.
f. Pluralisme Pluralisme adalah sikap mengakui dan menerima kenyataan
disertai sikap tulus bahwa masyarakat itu majemuk. Kemajemukan itu
bernilai positif dan merupakan rahmat tuhan.
5
Aman. S, Membangun Masyarakat Madani: Pondasi Islam dan Jati Diri, Jakarta: Al-
Mawardi Prima, 1999, hlm 48
g. Keadilan Sosial (Social justice) Keadilan yang dimaksud adalah
keseimbangan dan pembagian yang proporsional antara hak dan kewajiban
setiap warga dan negara yang mencakup seluruh aspek kehidupan.
h. Partisipasi sosial Partisipasi sosial yang benar-benar bersih dari rekayasa
merupakan awal yang baik bagi terciptanya masyarakat madani. Partisipasi
sosial yang bersih dapat terjadi apabila tersedia iklim yang memunkinkan
otonomi individu terjaga.
i. Supermasi hukum Penghargaan terhadap supermasi hukum merupakan
jaminan terciptanya keadilan, keadilan harus diposisikan secara netral,
artinya tidak ada pengecualian untuk memperoleh kebenaran di atas hukum.
C. PENUTUP