Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

CIVIC EDUCATION
(Konsep dan sejarah masyarakat madani)

Makalah ini Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Civic Education Prodi Hukum Tata Negara 2
Dosen Pembimbing Mirwan Fikri muhkam, M.pd

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 7

Lutfiyah asnur (742352020055)


Muh.Adnan Saputra Umar (742352020056)
Sri wahyuni (742352020054)
Devi Harfianti (742352020052)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)


BONE 2020
KATA PENGANTAR

BISSMILLAHIRROHMANIRRAKHIM
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarkatuh
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha
penyayang, kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Unsur-Unsur Peradilan Islam.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berb agai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
terhadap pembaca.
Wassalammualaikum wr.wb

Watampone, 18 April 2021

Kelompok 7
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………. .........i


KATA PENGANTAR ………………………………………………....... ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………….. .....iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …………………………………………………............ 2


B. Rumusan Masalah …………………………………………….............. 2
C. Tujuan Penulisan ……………………………………………................ 3

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Masyarakat Madani ……………………………………………. 7


B. Pengertian Masyarakat Madani ……………………………………………7

C.Sejarah Masyarakat Madani........................................................................8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan....................................................................................................9
B. Saran..............................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A.  LATAR BELAKANG


Permasalahan yang terus melanda ilmu-ilmu sosial hingga saat ini adalah
ketidakmampuan menjelaskan apa dan bagaimana seharusnya tatanan ideal
sebuah masyarakat. Civil Society, yang selama ini menjadi sebuah paradigma
ideal mengenai masyarakat dalam diskursus para ahli di Barat, terus mengalami
kebingungan dan distorsi konseptual ketika pemahaman itu harus diaplikasikan
dalam aktifitas masyarakat riil. Walhasil, teori-teori yang dihasilkan oleh ilmu-
ilmu sosial pasca renaisans ini terbatas pada wacana yang tidak pernah membumi.
Namun, jauh empat belas abad yang lalu, telah berdiri sebuah masyarakat yang
mampu melakukan lompatan besar peradaban dengan berdirinya sebuah
komunitas yang bernama Masyarakat Madinah.

Transformasi radikal dalam kehidupan individual dan sosial mampu


merombak secara total nilai, simbol, dan struktur masyarakat yang telah berakar
kuat dengan membentuk sebuah tatanan baru yang berlandaskan pada persamaan
dan persaudaraan. Bentuk masyarakat Madinah inilah, yang kemudian
ditransliterasikan menjadi “masyarakat madani”, merupakan tipikal ideal
mengenai kosepsi sebuah masyarakat Islam, Gagasan masyarakat madani sudah
tentu tidak terbentuk begitu saja dalam format seperti dewasa ini sebagaimana
yang kita ketahui. Bahkan pemikiran ini akan masih terus berkembang akibat dari
sebuah proses pengaktualisasian yang bergerak dinamis atas konsep tersebut di
lapangan. Bangunan wacana masyarakat madani memiliki rentang waktu
pembentukan yang sangat panjang sebagai hasil dari akumulasi pemikiran yang
akhirnya membentuk pola seperti yang dikenal sekarang ini.
B. RUMUSAN MASALAH
1.Bagaimana Konsep Masyarakat Madani?
2. Bagaimana Sejarah Masyarakat Madani?
3.Apa Definisi Mengenai Masyarakat Madani?

C. TUJUAN
1.      Tujuan penulis dalam pembuatan Makalah ini yaitu memenuhi tugas mata
kuliah Civic Education
2.      Tujuan penulis adalah memaparkan atau menjelaskan tentang Konsep dan
sejarah masyarakat madani"
BAB II
PEMBAHASAN

A,Konsep Masyarakat Madani

Konsep “masyarakat madani” merupakan penerjemahan atau


pengislaman konsep “civil society”. Orang yang pertama kali
mengungkapkan istilah ini adalah Anwar Ibrahim dan dikembangkan di
Indonesia oleh Nurcholish Madjid. Pemaknaan civil society sebagai
masyarakat madani merujuk pada konsep dan bentuk masyarakat Madinah
yang dibangun Nabi Muhammad. Masyarakat Madinah dianggap sebagai
legitimasi historis ketidakbersalahan pembentukan civil society dalam
masyarakat muslim modern.

Makna Civil Society “Masyarakat sipil” adalah terjemahan dari civil


society. Konsep civil society lahir dan berkembang dari sejarah
pergumulan masyarakat. Cicero adalah orang Barat yang pertama kali
menggunakan kata “societies civilis” dalam filsafat politiknya. Konsep
civil society pertama kali dipahami sebagai negara (state). Secara historis,
istilah civil society berakar dari pemikir Montesque, JJ. Rousseau, John
Locke, dan Hubbes. Ketiga orang ini mulai menata suatu bangunan
masyarakat sipil yang mampu mencairkan otoritarian kekuasaan monarchi-
absolut dan ortodoksi gereja (Larry Diamond, 2003: 278).

Antara Masyarakat Madani dan Civil Society sebagaimana yang


telah dikemukakan di atas, masyarakat madani adalah istilah yang
dilahirkan untuk menerjemahkan konsep di luar menjadi “Islami”. Menilik
dari subtansi civil society lalu membandingkannya dengan tatanan
masyarakat Madinah yang dijadikan pembenaran atas pembentukan civil
society di masyarakat Muslim modern akan ditemukan persamaan
sekaligus perbedaan di antara keduanya.

Perbedaan lain antara civil society dan masyarakat madani adalah


civil society merupakan buah modernitas, sedangkan modernitas adalah
buah dari gerakan Renaisans; gerakan masyarakat sekuler yang
meminggirkan Tuhan. Sehingga civil society mempunyai moral-
transendental yang rapuh karena meninggalkan Tuhan. Sedangkan
masyarakat madani lahir dari dalam buaian dan asuhan petunjuk Tuhan.
Dari alasan ini Maarif mendefinisikan masyarakat madani sebagai sebuah
masyarakat yang terbuka, egalitar, dan toleran atas landasan nilai-nilai
etik-moral transendental yang bersumber dari wahyu Allah (A. Syafii
Maarif, 2004: 84).

Masyarakat madani merupakan konsep yang berwayuh wajah:


memiliki banyak arti atau sering diartikan dengan makna yang beda-beda.
Bila merujuk kepada Bahasa Inggris, ia berasal dari kata civil society atau
masyarakat sipil, sebuah kontraposisi dari masyarakat militer. Menurut
Blakeley dan Suggate (1997), masyarakat madani sering digunakan untuk
menjelaskan “the sphere of voluntary activity which takes place outside of
government and the market.” Merujuk pada Bahmueller (1997).

B.PENGERTIAN MASYARAKAT MADANI

Masyarakat madani adalah masyarakat yang beradab, menjunjung tinggi


nilai-nilai kemanusiaan, yang maju dalam penguasaan ilmu pengetahuan,
dan teknologi.

Allah SWT memberikan gambaran dari masyarakat madani dengan


firman-Nya dalam Q.S. Saba’ ayat 15:

Sesungguhnya bagi kaum Saba’ ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat


kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah
kiri. (kepada mereka dikatakan): “Makanlah olehmu dari rezki yang
(dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya.
(Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan yang
Maha Pengampun”.
C. SEJARAH MASYARAKAT MADANI

Berbagai upaya dilakukan dalam mewujudkan masyarkat madani, baik yang


berjangka pendek maupun yang berjangka panjang. Untuk yang berjangka pendek
dilaksanakn dengan memilih dan menempatkan pemimpin-pemimpin yang dapat
dipercaya (credible), dapat diterima (acceptable), dan dapat memimpin (capable)
Jika dicari akar sejarahnya, maka dapat dilihat bahwa dalam masyarakat Yunani
kuno masalah ini sudah mengemuka. Rahardjo (1997) menyatakan bahwa istilah
civil society sudah ada sejak zaman sebelum masehi. Orang yang pertama kali
yang mencetuskan istilah civil society ialah Cicero (106-43 SM), sebagai orator
Yunani kuno.

Civil society menurut  Cicero ialah suatu komunitas politik yang beradab seperti
yang dicontohkan oleh masyakat kota yang memiliki kode hukum sendiri. Dengan
konsep civil society (kewargaan) dan urbanity (budaya kota), maka kota dipahami
bukan hanya sekerdar konsentrasi penduduk, melainkan juga sebagai pusat
peradaban dan kebudayaan.

Istilah masyarakat madani selain mengacu pada konsep civil society, juga
berdasarkan pada konsep negara-kota Madinah yang dibangun Nabi Muhammad
SAW pada tahun 622M. Masyarakat madani juga mengacu pada konsep tamadhun
(masyarakat yang beradaban) yang diperkenalkan oleh Ibn Khaldun, dan konsep
Al Madinah al fadhilah (Madinah sebagai Negara Utama) yang diungkapkan oleh
filsuf Al Farabi pada abad pertengahan (Rahardjoseperti yang dikutip Nurhadi,
1999).

Menurut Dr. Ahmad Hatta, peneliti pada Lembaga Pengembangan Pesantren dan
Studi Islam, Al Haramain, Piagam Madinah adalah dokumen penting yang
membuktikan betapa sangat majunya masyarakat yang dibangun kala itu, di
samping juga memberikan penegasan mengenai kejelasan hukum dan konstitusi
sebuah masyarakat.

BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan

Untuk mewujudkan masyarakat madani dan agar terciptanya kesejahteraan


umat maka kita sebagai generasi penerus supaya dapat membuat suatu perubahan
yang signifikan. Selain itu, kita juga harus dapat menyesuaikan diri dengan apa
yang sedang terjadi di masyarakat sekarang ini. Agar di dalam kehidupan
bermasyarakat kita tidak ketinggalan berita. Adapun beberapa kesimpulan yang
dapat saya ambil dari pembahasan materi yang ada di bab II ialah bahwa di dalam
mewujudkan masyarakat madani dan kesejahteraan umat haruslah berpacu pada
Al-Qur’an dan As-Sunnah yang diamanatkan oleh Rasullullah kepada kita sebagai
umat akhir zaman. Sebelumnya kita harus mengetahui dulu apa yang dimaksud
dengan masyarakat madani itu dan bagaimana cara menciptakan suasana pada
masyarakat madani tersebut, serta ciri-ciri apa saja yang terdapat pada masyarakat
madani sebelum kita yakni pada zaman Rasullullah.

Selain memahami apa itu masyarakat madani kita juga harus melihat pada
potensi manusia yang ada di masyarakat, khususnya di Indonesia. Potensi yang
ada di dalam diri manusia sangat mendukung kita untuk mewujudkan masyarakat
madani. Karena semakin besar potensi yang dimiliki oleh seseorang dalam
membangun agama Islam maka akan semakin baik pula hasilnya. Begitu pula
sebaliknya, apabila seseorang memiliki potensi yang kurang di dalam membangun
agamanya maka hasilnya pun tidak akan memuaskan. Oleh karena itu, marilah
kita berlomba-lomba dalam meningkatkan potensi diri melalui latihan-latihan
spiritual dan praktek-praktek di masyarakat.

B.SARAN

Saya sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali


kesalahan dan sangat jauh dari kesempurnaan Tentunya, penulis akan terus
memperbaiki makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran tentang pembahasan makalah diatas

DAFTAR PUSTAKA
Suito, Deny. 2006. Membangun Masyarakat Madani. Centre For Moderate Muslim
Indonesia: Jakarta
https://www.gurupendidikan.co.id/masyarakat-madani/
http://nureuharisa.blogspot.com/2017/08/makalah-masyarakat-madani.html

Anda mungkin juga menyukai