CIVIC EDUCATION
(Konsep dan sejarah masyarakat madani)
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 7
BISSMILLAHIRROHMANIRRAKHIM
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarkatuh
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha
penyayang, kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Unsur-Unsur Peradilan Islam.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berb agai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
terhadap pembaca.
Wassalammualaikum wr.wb
Kelompok 7
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan....................................................................................................9
B. Saran..............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
C. TUJUAN
1. Tujuan penulis dalam pembuatan Makalah ini yaitu memenuhi tugas mata
kuliah Civic Education
2. Tujuan penulis adalah memaparkan atau menjelaskan tentang Konsep dan
sejarah masyarakat madani"
BAB II
PEMBAHASAN
Civil society menurut Cicero ialah suatu komunitas politik yang beradab seperti
yang dicontohkan oleh masyakat kota yang memiliki kode hukum sendiri. Dengan
konsep civil society (kewargaan) dan urbanity (budaya kota), maka kota dipahami
bukan hanya sekerdar konsentrasi penduduk, melainkan juga sebagai pusat
peradaban dan kebudayaan.
Istilah masyarakat madani selain mengacu pada konsep civil society, juga
berdasarkan pada konsep negara-kota Madinah yang dibangun Nabi Muhammad
SAW pada tahun 622M. Masyarakat madani juga mengacu pada konsep tamadhun
(masyarakat yang beradaban) yang diperkenalkan oleh Ibn Khaldun, dan konsep
Al Madinah al fadhilah (Madinah sebagai Negara Utama) yang diungkapkan oleh
filsuf Al Farabi pada abad pertengahan (Rahardjoseperti yang dikutip Nurhadi,
1999).
Menurut Dr. Ahmad Hatta, peneliti pada Lembaga Pengembangan Pesantren dan
Studi Islam, Al Haramain, Piagam Madinah adalah dokumen penting yang
membuktikan betapa sangat majunya masyarakat yang dibangun kala itu, di
samping juga memberikan penegasan mengenai kejelasan hukum dan konstitusi
sebuah masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Selain memahami apa itu masyarakat madani kita juga harus melihat pada
potensi manusia yang ada di masyarakat, khususnya di Indonesia. Potensi yang
ada di dalam diri manusia sangat mendukung kita untuk mewujudkan masyarakat
madani. Karena semakin besar potensi yang dimiliki oleh seseorang dalam
membangun agama Islam maka akan semakin baik pula hasilnya. Begitu pula
sebaliknya, apabila seseorang memiliki potensi yang kurang di dalam membangun
agamanya maka hasilnya pun tidak akan memuaskan. Oleh karena itu, marilah
kita berlomba-lomba dalam meningkatkan potensi diri melalui latihan-latihan
spiritual dan praktek-praktek di masyarakat.
B.SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Suito, Deny. 2006. Membangun Masyarakat Madani. Centre For Moderate Muslim
Indonesia: Jakarta
https://www.gurupendidikan.co.id/masyarakat-madani/
http://nureuharisa.blogspot.com/2017/08/makalah-masyarakat-madani.html