“MASYARAKAT MADANI”
Disusun Oleh:
Lilis Suryani
Dosen Pengampu:
FAKULTAS EKONOMI
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hidayahnya kami dapat menyelesaikan tugas makalah Pendidikan
Kewarganegaraan ini yang berjudul “Masyarakat Madani”. Tugas makalah ini
kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami
dalam menyelesaikan makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan sebagai penulis kami menyadari
bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kami
menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah yang
lebih baik. Atas perhatiannya kami mengucapkan terima kasih.
Tim Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB II ISI 2
3.1 Kesimpulan 17
3.2 Saran 18
DAFTAR PUSTAKA 19
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini agar pembaca dapat memahami apa itu
masyarakat madani serta sejarah lahirnya masyarakat madani di Indonesia,
dan bagaimana posisi masyarakat madani di Indonesia.
BAB II
ISI
Makna “Masyarakat sipil” adalah terjemahan dari civil society. Konsep civil
society lahir dan berkembang dari sejarah pergumulan masyarakat. Cicero
adalah orang Barat yang pertama kali menggunakan kata Societies Civilis
dalam filsafat politiknya. Konsep civil society pertama kali dipahami sebagai
negara (state). Secara historis, istilah civil society berakar dari pemikir
Montesque, JJ. Rousseau, John Locke, dan Hubbes. Ketiga orang ini mulai
menata suatu bangunan masyarakat sipil yang mampu mencairkan otoritarian
kekuasaan monarchi-absolut dan ortodoksi gereja (Larry Diamond, 2003:
278).
Perbedaan lain antara civil society dan masyarakat madani adalah civil
society merupakan buah modernitas, sedangkan modernitas adalah buah dari
gerakan Renaisans (gerakan masyarakat sekuler yang meminggirkan Tuhan).
Sehingga civil society mempunyai moral-transendental yang rapuh karena
meninggalkan Tuhan. Sedangkan masyarakat madani lahir dari dalam buaian
dan asuhan petunjuk Tuhan. Dari alasan ini Maarif mendefinisikan
masyarakat madani sebagai sebuah masyarakat yang terbuka, egalitar, dan
toleran atas landasan nilai-nilai etik-moral transendental yang bersumber dari
wahyu Allah SWT (A. Syafii Maarif, 2004: 84).
Pada 29 januari 1737- 8 juni 1809 aktivis politik Asal Inggris-Amerika yang
bernama Thomas Paine, civil society sebagai suatu yang berlawanan dengan
lembaga negara bahkan ia dianggap sebagai antitetis negara. Berdasarkan
paradigma ini peran negara sudah saatnya untuk dibatasi. menrut paradigma
negara ini tidak lain hanyalah keniscayaan buruk belaka. Konsep negara yang
absah menurut pemikiran ini adalah perwujudan dari delegasi kekuasaan yang
diberikan oleh masyarakat demi terciptanya kesejahteraan bersama. Dengan
demikian menurutnya civil society adalah ruang dimana warga negara dapat
mengembangkan kepribadian dan memberi peluang bagi pemuasan
kepentingannya secara bebas dan tanpa paksaan3.
3
Azra, Azyumardi. 1999. Menuju Masyarakat Madani. Cetakan ke-1. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya
Berbeda dengan max. Antonio Gramsci tidak memandang masyarakat sipil
dalam konteks relasi produksi tetapi lebih pada sisi idiologis. Gramsci
meletakan masyaraakat madani pada struktur berdampingan degan negara
yang disebut sebagai Political society. Menurutnya civil society merupakan
tempat perebutan posisi hegemoni untuk membentuk konsensus dalam
masyarakat. Ia memberiakan pandangan penting kepada kaum cendikiawan
sebagai aktor dalam proses utama perubahan sosial dan politik.
Tidak hanya di eropa timur dan eropa tengah , muzhab pemikiran civil society
tocquelville juga dikembangkan oleh cendikiawan muslim indonesia Dawam
Rahardjo dengan konsep masyarakat madaninya, rahardjo mengilustrasikan
bahwa peranan pasar sangat menenukan unsur-unsur dalam masyarakat
madani sedangkan menurut Wutnow dalam hubungan anrata unsur-unsur
pokok masyarakat madani faktor Valuntary sangat menentukan pola interaksi
antara negara dan pasar.
Gambar hubungan kerja tiga komponen Good Governance (Kritik Mifthah Thoha,
2003)
2.4 Karakteristik Masyarakat Madani
Munculnya masyarakat madani disebabkan unsur-unsur sosial dalam tatanan
masyarakat. Unsur tersebut merupakan kesatuan yang saling mengikat dan
menjadikan karagter khas masyarkat madani. Unsur pokok yang harus
dimiliki masyarakat madani yaitu: republik yang bebas, demokrasi, toleransi,
kemajemukan, dan keadilan sosial.
1. Republik Yang Bebas
Merupakan sarana untuk mengemukakan pendapat warga negara, yang
mana didalamnya semua warga negara memiliki posisi dan hak yang sama
untuk melakukan transaksi sosial dan politik tanpa rasatakut dan terancam
oleh kekuatan-kekuatan civil society;
2. Demokrasi
Demokrasi adalah persyaratan mutlak lainya bagi keberadaan civil society
yang murni. Tanpa demokrasi, masyarakat sipil tidak akan terwujud yang
mana demokrasi adalah suatu tatanan politik sosial yang bersumber dan
dilakukan, oleh, dari, dan untuk warga Negara;
3. Toleransi
Merupakan sikap saling menghargai dan menghormati perbedaan
pendapat. Menurut Nurcholish Madjid toleransi adalah persoalan ajaran
dan kewajiban melaksanakan ajaran itu. Jika toleransi menghasilkan tata
cara pergaulan yang menyenangkan antara kelompok yang berbeda-beda
maka hasil itu dipahami sebagai hikmah atau manfaat dari ajaran yang
benar. Toleransi bukan hanya tuntutan sosial masyarakat majemuk saja ,
tapi juga menjadi bagian terpenting pelaksanaan ajaran moral;
4. Kemajemukan
Disebut juga pluralisme yang tidak hanya dipahami seagai sebatas sikap
harus mengakui dan memahami kenyataan sosial yang beragam, tetapi
harus disertai dengan sikap ttulus untuk menerima kenyataan pandangan
sebagai suatu yang alamiah dan rahmat tuhan yang bernilai positif bagi
kehidupan masyarakat;
5. Keadilan Sosial
Keadilan sosial adalah adanya keseimbangan dan pembagian yang
propersional atas hak dan kewajiban warga negara yang mencakup segala
aspek kehidupan ekonomi, politik, pengetahuan, dan pelengkapan.
Dengan pengertian lain keadilan sosial adalah hilangnya monopoli dan
pemusatan salah satu aspek kehidupan yang dilakukan oleh kelompok
atau golongan tertentu;
4
Budiman, Arief.1990. State And Civil Society. Clayton : Monash Paper Southeast Asi No.22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Selain memahami apa itu masyarakat madani kita juga harus melihat pada
potensi manusia yang ada di masyarakat, khususnya di Indonesia. Potensi
yang ada di dalam diri manusia sangat mendukung kita untuk mewujudkan
masyarakat madani. Karena semakin besar potensi yang dimiliki oleh
seseorang dalam membangun agama Islam maka akan semakin baik pula
hasilnya. Begitu pula sebaliknya, apabila seseorang memiliki potensi yang
kurang di dalam membangun agamanya maka hasilnya pun tidak akan
memuaskan. Oleh karena itu, marilah kita berlomba-lomba dalam
meningkatkan potensi diri melalui latihan-latihan spiritual dan praktek-
praktek di masyarakat.
3.2 Saran
Budiman, Arief.1990. State And Civil Society. Clayton : Monash Paper Southeast
Asi No.22
Culla, Adi Suryadi. 1999. Masyarakat Madani Pemikiran : Teori dan Relevasinya
Dengan Cita-cita Reformasi. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Suito, Deny. Forum Ilmiah pada acara Festival Istiqlal, 26 September 1995 :
Jakarta