“GAYA BAHASA”
Disusun Oleh:
Dosen Pengampu:
FAKULTAS EKONOMI
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT. Atas rahmat dan kesehatan yang
telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat membuat makalah dengan
judul “Analisi Input - Output”. Sholawat beserta salam semoga tercurah kepada
junjungan kita baginda Nabi Muhamad SAW.
Penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan oleh beberapa pihak. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa
masih ada kekurangan, baik dari segi susunan, kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu, dengan tangan terbuka, penulis menerima segala kritikan dan
saran dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
pembaca dan masyarakat mengetahuinya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB II ISI 2
3.1 Kesimpulan 17
3.2 Saran 18
DAFTAR PUSTAKA 19
BAB I
PENDAHULUAN
Analisis model table Input – Output (Tabel i-O) adalah alat yang akan
digunakan untuk melihat keterkaitan antar sector yang terdapat dalam
perekonomian.
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui penjelasan Analisis Input – Output;
b. Untuk mengetahui struktur Analisis Input - Output;
c. Untuk mengetahui langkah-langkah penerapan Analisis Input - Output;
BAB II
ISI
2.2.2 Tokoh
2.2.3 Latar
Latar merupakan unsur yang sangat penting pada penentuan nilai estetik
karya sastra. Latar sering disebut sebagai atmosfer karya sastra (novel)
yang turut mendukung masalah, tema, alur dan penokohan. Oleh karena
itu, latar merupakan salah satu fakta cerita yang harus diperhatikan,
dianalisis dan dinilai. Semi (1984:46) menyatakan bahwa latar atau
landasan tumpu (setting) cerita adalah lingkungan tempat peristiwa terjadi.
Termasuk di dalam latar ini adalah tempat atau ruang yang dapat diamati,
seperti di kampus, di sebuah kapal yang berlayar ke Hongkong, di
kafetaria, di sebuah puskesmas, di penjara, di Paris dan sebagainya.
Termasuk di dalam unsur latar atau landas tumpu ini adalah waktu, hari,
tahun, musim atau periode sejarah, misalnya di zaman perang
kemerdekaan, di saat upacara sekaten dan lain sebagainya. Cerita fiksi
tidak hanya membutuhkan latar tempat dan waktu, tetapi juga di
masyarakat tempatt cerita diangkat.
b) Majas Metafora
Majas metafora adalah gaya bahasa yang membandingkan sesuatu
secara langsung tanpa kata penghubung. Sederhananya, metafora
adalah membandingkan dua hal secara langsung sehingga memiliki
makna baru.
Contoh:
Ghilad menjadi Anak Emas Juragan Ahkong;
Varid adalah buah hati Vatih;
Denada adalah Kembang Desa Ngadirejo;
Sejak kapan Kholis menjadi Bintang Dunia?
Pesantren Sintesa adalah Gudang Ilmu Internet Marketing;
c) Majas Personifikasi
Personifikasi adalah gaya bahasa yang membandingkan bendaa-
benda tak bernyawa dan membuatnya seolah-olah memiliki sifat
hidup, dan dapat berbuat layaknya makhluk hidup.
Contoh:
Peluru mengoyak tubuh Andi;
Badai menerjang Jakarta;
Peluit panjang wasit menjerit menandai berakhirnya
pertandingan futsal Sintesa Vs. Hidayatullah;
Kabut tebal menyelimuti pemukiman di sebagian besar
desa Magetan;
d) Majas Alegori
Majas alegori adalah gaya bahasa yang menyatakan perbandingan
antara satu hal yang bertautan dengan hal lain.
Contoh:
Suami adalah nahkoda, istri adalah juru mudi dalam sebuah
bahtera rumah tangga;
Majas alegori juga sering berbetuk ceritaa yang
mengandung pesan-pesan moral;
Perjalanan hidup seseorang tak dapat ditebak, bak air dalam
sungai yang kadang menyusuri tebing-tebing, kadang-
kadang menabrrak bebatuan, sesekali bbermuara dalam
indahnya hilir, tak jarang pula berakhir diperairan dangkal;
1. Kejujuran
Kejujuran dalam bahasa berarti kita mengikuti aturan-aturan, kaidah-
kaidah yang baik dan benar dalam berbahasa. Pemakaian kata yang kabur
dan tak terarah, serta penggunaan kalimat yang berbelit-belit adalah jalan
untuk menggundang ketidakjujuran. Pembicara atau penulis tidak
menyampaikan isi pikirannya itu di balik rangkaian kata-kata ynag kabur
dan jaringan kalimat yang berbelit-belit tak menentu. Bahasa adalah alat
untuk kita berrtemu dan bergaul. Sebab itu, ia harus digunakan pula secara
tepat dengan memperhatikan sendi kejujuran.
2. Sopan Santun
Yang dimaksud dengan sopan-santun adalah memberi penghargaan atau
menghormati penghargaan atau menghormati orang yang diajak bicara,
khususnya pendengar attau pembaca. Rasa hormat dalam gaya bahasa
dimanifestasikan melalui kejelasan dan kesingkatan.
3. Menarik
Gaya bahasa yang menarik dapat diukur melalui beberapa kkomponen
berikut:
Variasi;
Humor yang sehat;
Pengertian yang baik;
Tenaga hidup (vitalitas);
Penuh daya khayal (imainasi);
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari analisis yang penulis lakukan, penulis menyimpullkan bahwa, Majas
atau gaya bahasa adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam
tertentu untuk mempperoleh efek-efek tertentu, keseluruhan ciri bahasa
sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran
dan perasaan, baik secara lisan maupun tulisan.
3.2 Saran
Demikianlah makalah yang penulis buat ini. Penulis menyadari akan
banyaknya kekurangan dan keterbatasan yang penulis miliki. Oleh karena
itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
sebagai motivasi bagi kami dari para pembaca mengenai makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
https://astriaprillia.blogspot.com
https://dinizakiah-dizanursalamah.blogspot.com
https://www.pengertianku.net/2015/09/pengertian-gaya-bahasa-atau-majas-dan-
jenisnya-serta-contohnya.html
https://danririsbastind.wordpress.com/tag/jenis-gaya-bahasa
Keraf, Gorys. 2007. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama
Prof. Dr. nyoman Kutha Ratna. 2009. Stilistika: Kajian Puitika Bahasa, Sastra
dan Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar