Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia

“GAYA BAHASA”

Disusun Oleh:

Syukri Alfa Asyhadi S

Dosen Pengampu:

Tri Pertiwi, S. Pd, M. Pd

PROGRAM STUDI EKONOMI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GUNUNG LEUSER

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT. Atas rahmat dan kesehatan yang
telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat membuat makalah dengan
judul “Analisi Input - Output”. Sholawat beserta salam semoga tercurah kepada
junjungan kita baginda Nabi Muhamad SAW.

Penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan oleh beberapa pihak. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa
masih ada kekurangan, baik dari segi susunan, kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu, dengan tangan terbuka, penulis menerima segala kritikan dan
saran dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
pembaca dan masyarakat mengetahuinya.

Kutacane, 01 November 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1


1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan 1

BAB II ISI 2

2.1 Konsep Masyarakat Madani 2

2.2 Pengertian Masyarakat Madani 3

2.3 Sejarah Masyarakat Madani 4

2.4 Karakteristik Masyarakat Madani 9

2.5 Masyarakat Madani di Indonesia 10

2.6 Ciri-Ciri Masyarakat Madani dan Kesejateraan Umat 12

2.7 Proses Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 14

BAB III PENUTUP 17

3.1 Kesimpulan 17

3.2 Saran 18

DAFTAR PUSTAKA 19
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam suatu perencana pembangunan ekonomi diperlukan penentuan
prioritas kegiatan diantara sector-sektor perekonomian. Pola dasarnya
masing-masing sector tersebut tidak berdiri sendiri namun saling memliki
keterkaitan. Kemajuan suatu sector tidak akan lepas dari dukungan yang
diberikan oleh sector-sektor lainnya sehingga sebenarnya keterkaitan antar
sector ini dapat dimanfaatkan untuk memajukan seluruh sector-sektor yang
terdapat dalam perekonomian. Dengan melihat keterkaitan antar sector dan
memperhatikan efisiensi dan efektifitas yang hendak dicapai dalam
pembangunan, maka sector yang mempunyai keterkaitan tinggi dengan
banyak sector pada dasarnya merupakan sector yang perlu mendapatkan
perhatian lebih. Hal ini karena jika sector utama yang mendapatkan perhatian
lebih tersebut mengalami pertumbuhan, maka sector yang terkait dengannya
akan mengalami pertumbuhan juga. Analisis Input – Output dikembangkan
oleh Wassily Leontief. Metode ini sangat popular dan banyak dipakai dalam
melakukan analisis terhadap struktur industry dan perekonomian disamping
untuk penerapan-penerapan yang lain.

Secara sederhana, model I-O menyajikan informasi tentang transaksi barang


dan jasa serta saling keterkaitan antarsatuan kegiatan ekonomi untuk suatu
waktu tertentu yang disajikan dalam bentuk table. Isian sepanjang baris
menunjukkan alokasi output dan isian menurut kolom menujukkan
pemakaian input dalam proses produksi (Biro Pusat Statistik, 1995). Sebagai
model kuantitatif, table I-O mampu memberi gambaran menyeluruh tentang:

1. Struktur Perekonomian yang mencakupp struktur output dan nilai


tambah masing-masing kegiatan ekonomi disuatu Negara;
2. Struktur Input antara (Intermediate Input) yaitu Penggunaan barang
dan jasa oleh kegiatan produksi di suatu daerah;
3. Struktur penyediaan barang dan jasa baik yang berupa produksi dalam
negeri

Analisis model table Input – Output (Tabel i-O) adalah alat yang akan
digunakan untuk melihat keterkaitan antar sector yang terdapat dalam
perekonomian.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana penjelasan Analisis Input – Output?
2. Bagaimana struktur Analisis Input – Output?
3. Bagaimana langkah-langkah penerapan Analisis Input – Output?

1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui penjelasan Analisis Input – Output;
b. Untuk mengetahui struktur Analisis Input - Output;
c. Untuk mengetahui langkah-langkah penerapan Analisis Input - Output;
BAB II

ISI

2.1 Analisis Input – Output (I-O)


Analisis Input – Output (I-O) adalah suatu model matematis untuk menelaah
struktur perekonomian yang saling kait-mengait antar berbagai sector atau
kegiatan ekonomi, artinya output suatu sector merupakan input bagi sector
yang lain. Prinsip dasae dari analisis input – output ini adalah mengidentifikasi
dan mendisagregrasi semua aliran pengeluaran antara berbagai aktivitas
ekonomi (sector/industry), antara aktivitas ekonomi dan konsumen, antara
aktivitas ekonomi dan penyediaan input yang ada dalam struktur perdagangan
perekonomian. Bertujuan untuk menentukan multiplier dan mengidentifikasi
perekonomian secara menyeluruh dan mengetahui dampak perubahan
permintaan akhir dari setiap aktivitas ekonomi terhadap perekonomian secara
berlebihan.
2.2 Unsur-Unsur Gaya Bahasa
2.2.1 Tema
Menurut Fananie (2001:84), tema adalah idde, gagasan, pandangan hidup
ppengarang yang melatarbelakangi ciptaan karya sastra. Karena karya
sastra merupakan refleksi kehidupan masyarakat, maka tema yang
diungkapkan dalam karya sastra bisa sangat beragam. Menurut Sugihastuti
dan Suharto (2005:45), tema adalah makna sebuah cerita yang secara
khusus menerangkan sebagian besar unsurnya dengan cara yang
sederhana. Tema menjadi salah satu unsur cerita rekaan yang memberikan
kekuatan dan sekaligus sebagai unsur pemersatu semua fakta dan sarana
cerita yang mengungkapkan permasalahan kehidupan.tema dapat
dirasakan pada semua fakta dan sarana cerita di sebuah novel. Tema tidak
dapat dipisahkan dari ppermasalahan kehidupan yang diirekam oleh karya
sastra. Akan ttetapi, tema tidak sama dengan masalah. Masalah adalah
persoalan kehidupan yang harus dipecahkan, sedangkkan temaa adalah
sikap atau pandangan hidup orang terhadap masalah tersebut (Sugihastuti
dan Suharto, 2005:46). Jadi dapat disimpulkan bahwa tema adalah ide,
gagaasan, dan sebuah maknaa yang terkandung dalam sebuah cerita.

2.2.2 Tokoh

Penokohan dan perwatakan ini merupakan salah satu hal yang


kehadirannyadalam sebuah fiksi sangat penting dan bahkan menentukan,
karena tidak mungkin ada suatu karya sastra tanpa adanya tokoh yang
diceritakan dan tanpa adanya tokoh yang bergerak yang akhirnya membentuk
alur cerita (Semi, 1984:28). Sedaangkan menurut Nurgiyantoro (2010:165),
penokohan adalah pelukisan ggambaran yang jelas tentang seseorang yang
ditampilkan dalam sebuah cerita dilakukan dalam tindakan. Berdasarkan
beberapa pendapat ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa penokohan
adalah gambaran bagaimana watak seseorang dalam menampilkan cerita dan
perubahan yang terjadi pada diri seseorang sehingga cerita lebih jelas.

2.2.3 Latar
Latar merupakan unsur yang sangat penting pada penentuan nilai estetik
karya sastra. Latar sering disebut sebagai atmosfer karya sastra (novel)
yang turut mendukung masalah, tema, alur dan penokohan. Oleh karena
itu, latar merupakan salah satu fakta cerita yang harus diperhatikan,
dianalisis dan dinilai. Semi (1984:46) menyatakan bahwa latar atau
landasan tumpu (setting) cerita adalah lingkungan tempat peristiwa terjadi.
Termasuk di dalam latar ini adalah tempat atau ruang yang dapat diamati,
seperti di kampus, di sebuah kapal yang berlayar ke Hongkong, di
kafetaria, di sebuah puskesmas, di penjara, di Paris dan sebagainya.
Termasuk di dalam unsur latar atau landas tumpu ini adalah waktu, hari,
tahun, musim atau periode sejarah, misalnya di zaman perang
kemerdekaan, di saat upacara sekaten dan lain sebagainya. Cerita fiksi
tidak hanya membutuhkan latar tempat dan waktu, tetapi juga di
masyarakat tempatt cerita diangkat.

2.3 Jenis-Jenis Gaya Bahasa


1. Majas/Gaya Bahasa Perbandingan
Majas perbandingan adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata kias
untuk membandingkan dan meningkattkan kesan dari suatu kalimat
terhadap pembaca atau pendengar. Majas perbandingan sendiri
mempunyai 4 macam, yang dibagi berdasarkan cara mengambil
perbandingan, yaitu:
a) Majas Perumpamaan atau Asosiasi
Yaitu majas yang menggunakan gaya bahasa membandingkan dua
hal yang pada hakikatnya berbeda tapi sengaja dianggap sama.
Majas ini sering menggunakan kata seumpama, seperti, bagai,
bagaikan dan laksana.
Contoh:
 Bagai mencari semut dalam jerami;
 Wajah Aisyah sendu laksana rembulan malam;
 Semangat Ubay membara bagaikan api;
 Mukamu indah seperti matahari;

b) Majas Metafora
Majas metafora adalah gaya bahasa yang membandingkan sesuatu
secara langsung tanpa kata penghubung. Sederhananya, metafora
adalah membandingkan dua hal secara langsung sehingga memiliki
makna baru.
Contoh:
 Ghilad menjadi Anak Emas Juragan Ahkong;
 Varid adalah buah hati Vatih;
 Denada adalah Kembang Desa Ngadirejo;
 Sejak kapan Kholis menjadi Bintang Dunia?
 Pesantren Sintesa adalah Gudang Ilmu Internet Marketing;
c) Majas Personifikasi
Personifikasi adalah gaya bahasa yang membandingkan bendaa-
benda tak bernyawa dan membuatnya seolah-olah memiliki sifat
hidup, dan dapat berbuat layaknya makhluk hidup.
Contoh:
 Peluru mengoyak tubuh Andi;
 Badai menerjang Jakarta;
 Peluit panjang wasit menjerit menandai berakhirnya
pertandingan futsal Sintesa Vs. Hidayatullah;
 Kabut tebal menyelimuti pemukiman di sebagian besar
desa Magetan;

d) Majas Alegori
Majas alegori adalah gaya bahasa yang menyatakan perbandingan
antara satu hal yang bertautan dengan hal lain.
Contoh:
 Suami adalah nahkoda, istri adalah juru mudi dalam sebuah
bahtera rumah tangga;
 Majas alegori juga sering berbetuk ceritaa yang
mengandung pesan-pesan moral;
 Perjalanan hidup seseorang tak dapat ditebak, bak air dalam
sungai yang kadang menyusuri tebing-tebing, kadang-
kadang menabrrak bebatuan, sesekali bbermuara dalam
indahnya hilir, tak jarang pula berakhir diperairan dangkal;

2.4 Ciri-ciri Gaya Bahasa


Keraf (2010: 113-115) mengungkapkan bahwa sebbuah gaya bahasa yang
baik harus mengandung tiga unsur berikut:

1. Kejujuran
Kejujuran dalam bahasa berarti kita mengikuti aturan-aturan, kaidah-
kaidah yang baik dan benar dalam berbahasa. Pemakaian kata yang kabur
dan tak terarah, serta penggunaan kalimat yang berbelit-belit adalah jalan
untuk menggundang ketidakjujuran. Pembicara atau penulis tidak
menyampaikan isi pikirannya itu di balik rangkaian kata-kata ynag kabur
dan jaringan kalimat yang berbelit-belit tak menentu. Bahasa adalah alat
untuk kita berrtemu dan bergaul. Sebab itu, ia harus digunakan pula secara
tepat dengan memperhatikan sendi kejujuran.

2. Sopan Santun
Yang dimaksud dengan sopan-santun adalah memberi penghargaan atau
menghormati penghargaan atau menghormati orang yang diajak bicara,
khususnya pendengar attau pembaca. Rasa hormat dalam gaya bahasa
dimanifestasikan melalui kejelasan dan kesingkatan.

Menyampaikan sesuatu secara jelas berarti tidak membuat pembaca atau


pendengar memeras keringat untuk mencari tahu apa yang ditulis atau
dikatakan. Kejelasan dengan demikian akan diukur dalam beberapa butir
kaidah berikut, yaitu:

 Kejelasan dalam struktur gramatikal kata dan kalimat;


 Kejelasan dalam korrespondensi dengan fakta yang diungkapan
melalui kata-kata atau kalimat tadi;
 Kejelasan dalam pengurutan ide secara logis;
 Kejelasan dalam pengggunaan kiasan dan perbandingan;

Kesingkatan dapat dipercayai melalui usaha untuk mempergunakan


kata-kata secara efisien, meniadakan penggunaan dua kata atau lebih
yang bersinonim secara longgar, menghindari tautologi atau
mengadakan repetisi yang tidak perlu.

3. Menarik
Gaya bahasa yang menarik dapat diukur melalui beberapa kkomponen
berikut:
 Variasi;
 Humor yang sehat;
 Pengertian yang baik;
 Tenaga hidup (vitalitas);
 Penuh daya khayal (imainasi);
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari analisis yang penulis lakukan, penulis menyimpullkan bahwa, Majas
atau gaya bahasa adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam
tertentu untuk mempperoleh efek-efek tertentu, keseluruhan ciri bahasa
sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran
dan perasaan, baik secara lisan maupun tulisan.

Dalam proses berbahasa, baik itu dalam penggunaan komunikasi lisan


maupun tulisan, adanya hal yang disebut dengan gaya bahasa. Gaya bahasa
dapat kita gunakan untuk memperindah kata atau komunikasi kita dengan
orang lain.

3.2 Saran
Demikianlah makalah yang penulis buat ini. Penulis menyadari akan
banyaknya kekurangan dan keterbatasan yang penulis miliki. Oleh karena
itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
sebagai motivasi bagi kami dari para pembaca mengenai makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

https://astriaprillia.blogspot.com

https://dinizakiah-dizanursalamah.blogspot.com

https://www.pengertianku.net/2015/09/pengertian-gaya-bahasa-atau-majas-dan-
jenisnya-serta-contohnya.html

https://danririsbastind.wordpress.com/tag/jenis-gaya-bahasa

Keraf, Gorys. 2007. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama

Prof. Dr. nyoman Kutha Ratna. 2009. Stilistika: Kajian Puitika Bahasa, Sastra
dan Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Anda mungkin juga menyukai