Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“APEC DAN MEE”

Guna Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Sejarah Peminatan Kelas XII

Semester Ganjil

DISUSUN OLEH :

Kelompok 4

1. A Syifa Laksmi P.N (01)


2. Eka Nurhadi (11)
3. Indah Fitria W (15)
4. Maulana Gilang B.C (20)
5. M. Raka Ardianto (22)
6. Nafista Adelia (26)

SMA NEGERI 2 PATI

TAHUN AJARAN 2022/2023


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pada tahun 1989, para pemimpin negara-negara yang berada di lingkar


luar Samudra Pasifik mengadakan pertemuan multilateral dan
mendeklarasikan berdirinya APEC (Asia Pasific Economic Cooperation). Visi
APEC adalah untuk mengurangi tarif dan hambatan perdagangan lain di
wilayah Asia Pasifik, menciptakan ekonomi domestik yang efisien dan secara
dramatis meningkatkan ekspor. Kunci untuk mencapai visi ini disebut dengan
“ Deklarasi Bogor”, yaitu bahwa negara yang sudah pada tingkat
industrialisasi akan mencapai sasaran perdagangan dan investasi yang bebas
dan terbuka.
Organisasi APEC merupakan yang terbesar di dunia. Selain memiliki
banyak anggota, APEC memiliki kekuatan ekstra besar yang tidak dimiliki
organisasi serupa dalam konteks perekonomian. Setengah dari perdagangan
dunia terjadi di APEC, sebesar 18 triliun dollar AS Produk Domestik Bruto
(PDB) dunia dari total 30 triliun dollar lebih PDB dunia ada di APEC.
Negara anggota APEC terdiri dari Amerika Serikat, Jepang, Cina, Kanada,
Australia, Brunei Darussalam, Chili, Filipina, Hongkong, Indonesia, Korea
Selatan, Malaysia, Meksiko, Papua Nugini, Peru, Rusia, Selandia Baru,
Singapura, Taiwan, Thailand, dan Vietnam.
Bagi Indonesia, APEC menjadi momentum bagus untuk memanfaatkan
kerjasama ekonomi regional serta memasukkan kepentingan nasional, demi
memajukan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Tujuan APEC yang
tertuang dalam Deklarasi Bogor tidaklah mudah, dilihat dari kondisi ekonomi
rakyat Indonesia yang kurang memuaskan. Dengan adanya Deklarasi Bogor
liberalisasi perdagangan mengharuskan ekspor Indonesia diturunkan. Dengan
konsekuensi barang dari luar negeri mengalir deras di pasaran. Agar hal itu tak
terus menerus menggeser produk lokal, pemerintah harus bergerak cepat
dalam meningkatkan dan mendorong produk lokal.
(https://www.academia.edu/16646313/makalah_apec)
Pembentukan MEE terjadi akibat perang dunia yang menyebabkan Eropa
mengalami kerugian dalam aspek politik, sosial, ekonomi. Negara di Eropa
berpikir untuk memperbaiki kekacauan namun, hubungan antar negara saat itu
renggang karena terbentuk beberapa kubu.
Usaha untuk menyatukan Eropa sudah dilakukan. Namun, keberhasilan
bergantung pada Negara Prancis dan Jerman Barat. Pada 1950 Menteri Luar
Negeri Prancis, Maurice Schuman berkeinginan menyatukan produksi baja
dan batu bara Prancis dan Jerman dalam wadah kerjasama terbuka untuk
negara negara Eropa.
(https://www.medcom.id/pendidikan/news-pendidikan/wkBXvjqN-mengenal-
masyarakat-ekonomi-eropa-latar-belakang-)
Keinginan untuk menyatukan produksi baja dan batu bara itu berhasil
dengan adanya tanda tangan perjanjian pendirian Pasaran Bersama Batu Bara
dan Baja Eropa atau European Coal an Seel Community (ECSC) oleh enam
Negara yang biasanya disebut The Six State. MEE juga tidak hanya berjalan di
Eropa saja namun juga berpengaruh di luar Eropa.
(https://www.academia.edu/34524627/Makalah_MEE_Masyarakat_Ekonomi_
Eropa). Dengan adanya organisasi MEE, dampak yang dirasakan Indonesia
yaitu dapat meningkatkan daya saing produk dalam negeri untuk di ekspor ke
kawasan Eropa ataupun sebaliknya dimana hal tersebut dapat memberi
dampak positif dalam pertumbuhan ekonomi kedua belah pihak.
(https://roboguru.ruangguru.com/forum/pengaruh-organisasi-mee-bagi-
indonesia)
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang sudah disampaikan, maka dapat
disimpulkan rumusan masalahnya yaitu :
1. Bagaimana sejarah terbentuknya APEC dan MEE?
2. Bagaimana manfaat APEC dan MEE bagi Indonesia?
3. Apa saja dampak negatif APEC dan MEE?

1.3 MANFAAT DAN TUJUAN PENULISAN

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang sudah disampaikan


di atas, maka manfaat dan tujuan penulisan makalah ini adalah :

1. Dapat mengetahui sejarah dari APEC dan MEE


2. Dapat mengetahui manfaat yang dibawa APEC dan MEE untuk
Indonesia
3. Dapat mengetahui dampak negatif APEC dan MEE
BAB 2

METODOLOGI PENULISAN

Penelitian sejarah yang pada dasarnya adalah penelitian terhadap


sumber-sumber sejarah, merupakan implementasi dari tahapan kegiatan
yang tercakup dalam metode sejarah, yaitu heuristik, kritik, interprestasi,
dan historigrafi. Tahapan kegiatan yang disebut terakhir sebenarnya bukan
kegiatan penelitian, melainkan kegiatan penulisan sejarah ( penulisan hasil
penelitian).

2.1 Heuristik
Heuristik adalah kegiatan mencari dan menemukan sumber yang
diperlukan. Berhasil tidaknya pencarian sumber, pada dasarnya
tergantung dari wawasan peneliti mengenai sumber yang
diperlukan dan keterampilan teknis penelusuran sumber.
Berdasarkan bentuk penyajiannya, sumber-sumber sejarah terdiri
atas arsip, dokumen, buku, majalah/jurnal, surat kabar, dan lain
lain. Dalam penulisan karya tulis sejarah ini, penulis lebih banyak
menggunakan sumber sekunder karena keterbatasan dari jangkauan
penulis sendiri dalam melakukan proses heuristik.
2.2 Kritik Sumber (Verifikasi)
Sumber untuk penulisan sejarah ilmiah bukan sembarang sumber,
tetapi sumber-sumber itu terlebih dahulu harus dinilai melalui
kritik ekstern dan intern. Kritik ekstern menilai, apakah sumber itu
benar-benar sumber yang diperlukan? Apakah sumber itu asli,
turunan, atau palsu? Dengan kata lain, kritik ektern menilai
keakuratan sumber. Kritik intern menilai kreadibilitas data dalam
sumber. Tujun utama kritik sumber adalah untuk menyeleksi data,
sehingga diperoleh fakta. Setiap data sebaiknya dicatat dalam
kembaran lepas (sistem kartu), agar memudahkan
pengklasifikasiannnya berdasarkan kerangka tulisan.

2.3 Interpretasi
Setelah fakta untuk mengungkap dan membahas masalah yang
diteliti cukup memadahi, kemudian dilakukan interpretasi, yaitu
penafsiran akan makna fakta dan hubungan antara satu fakta
dengan fakta lain. Penafsiran atas fakta harus dilandasi oleh sikap
obyektif. Kalaupun dalam hal tertentu bersifat subyektif, harus
subyektif rasional, jangan subyektif emosional. Rekontruksi
peristiwa sejarah harus menghasilkan sejarah yang benar atau
mendekati kebenaran.
2.4 Historigrafi
Kegiatan terakhir dari penelitian sejarah ( metode sejarah) adalah
merangkaiakn fakta berikut maknanya secara kronologis/diakronis
dan sistematis, menjadi tulisan sejarah sebagai kisah. Kedua sifat
uraian itu harus benar-benar tampak, karena kedua hal itu
merupakan bagian dari ciri karya sejarah ilmiah, sekaligus ciri
sejarah sebagai ilmu. Selain kedua hal tersebut, penulisan sejarah,
khususnya sejarah yang bersifat ilmiah, juga harus memperhatikan
kaidah-kaidah penulisan karya ilmiah umumnya.
A. Bahasa yang digunakan harus bahasa yang baik dan benar
menurut kaidah bahasa yang bersangkutan. Karya ilmiah
dituntut untuk menggunakan kalimat efektif.
B. Memperhatikan konsistensi, antara lain dalam penempatan
tanda baca, penggunaan istilah, dan penunjukan sumber.
C. Istilah dan kata-kata tertentu harus digunakan sesuai dengan
konteks permasalahannya.
D. Format penulisan harus sesuai dengan kaidah atau pedoman
yang berlaku, termasuk format penulisan bibliografi/daftar
pustaka/daftar sumber. Kaidah kaidah tersebut harus benar-
benar dipahami dan diterapkan, karena kualitas karya ilmiah
bukan hanya terletak pada masalah yang dibahas, tetapi
ditunjukan pila oleh format penyajiannya.

BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 SEJARAH APEC & MEE


Asia Pasific Economic Cooperation (APEC) merupakan wadah
kerjasama negara-negara kawasan Asia Pasifik di bidang ekonomi.
APEC resmi terbentuk pada bulan November 1989 di Canbera,
Australia. Pembentukan forum ini merupakan usulan mantan Perdana
Menteri Australia, Bob Hawke.
Empat tahun setelah pendirian APEC, para pemimpin negara
anggota mulai menggelar dialog intensif dan setahun setelah
mendirikan sekretariat pada tahun 1992 APEC mulai dengan tahap
pembentukan visi. Pada pertemuan pertama para pemimpin APEC
(AELM) di Blake Island, Seattle, AS. APEC menetapkan visi bahwa
kawasan yamg mewakili popilasi 40% dari penduduk dunia, dan
Produk Nasional Bruto mencapai sekitar 55% PNB dunia, siap
memainkan peranan penting dalam perekonomian dunia.
Berkaitan dengan hal itu, APEC mendukung sepenuhnya sistem
perdagangan multilateral serta yakin bahwa perdagangan dan investasi
bebas akan mampu mengantarkan Asia Pasifik menjadi kawasan yang
memiliki peran penting dalam perekonomian dunia.
Liberalisasi perdagangan dan investasi merupakan sasaran utama
APEC dan hal ini menjadi sangat jelas sejak Deklarasi Bogor tahun
1994 ketika para pemimpin menetapkan sasaran perdagangan bebas
dan investasi untuk Negara maju tahun 2010 dan Negara berkembang
2020. Sejak adanya pertemuan pertama di Seattle tahun 1993, setiap
tahun dilahirkan deklarasi atau kesepakatan bersama diantara para
pemimpin negara-negara anggota APEC.
Tujuan APEC untuk meningkatkan kesejahteraan dan pertumbuhan
ekonomi di kawasan Asia Pasifik dan meningkatkan kerjasama
ekonomi melalui peningkatan volume perdagangan dan investasi.
Untuk mencapai tujuan itu, APEC melakukan kerjasama dalam tiga
ruang lingkup yang disebut dengan Tiga Pilar Kerjasama APEC, ketiga
pilar itu adalah liberalisasi perdagangan dan investasi, fasilitas bisnis,
kerjasama ekonomi, dan teknik.
(https://www.academia.edu/16646313/makalah_apec)
Pada tahun 1950 Menteri Luar Negri Prancis, Maurice Schuman
ingin menyatukan produksi baja dan batu bara Prancis dan Jerman.
Keinginannya terwujud dengan ditandatanganinya perjanjian pendirian
European Coal and Seel Community (ECSC) oleh enam negara yaitu
Prancis, Jerman Barat (Republik Jerman-RFJ), Belanda, Belgia,
Luksemburg, dan Italia. Negara-negara itu selanjutnya disebut The Six
State.
Selain APEC, ada organisasi regional lain yaitu MEE yang muncul di
Benua Eropa. MEE lahir dari hasil pertemuan di Messina pada tanggal
1 Juni 1955 menunjuk Paul Henry yang merupakan Menteri Luar
Negeri Belgia sebagai ketua komite yang harus menyusun laporan
tentang kemungkinan kerjasama ke semua bidang ekonomi. Laporan
Komite Spaak mengintegrasikan Eropa, yaitu :
1. Membentuk European Economic Community (EEC) atau
Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE).
2. Membentuk European Atomic Community (Euratom) atau
Badan Tenaga Atom Eropa.

Rancangan Spaak disetujui pada tanggal 25Maret 1957 di Roma


dan kedua perjanjian itu berlaku mulai 1 Januari 1958, dengan
demikian terdapat tiga organisasi di Eropa yaitu ECSC, EEC
(MEE), Euratom (EAEC).
MEE bertujuan untuk memajukan perdagangan dan menjamin
adanya persaingan bebas serta keseimbangan perdagangan
antarnegara anggota, meluaskan hubungan dengan negara-negara
selain anggota MEE. Untuk mewujudkan tujuannya, MEE
membentuk pasar bersama Eropa (Comman Market), keseragaman
tarif, dan kebebasan bergerak dalam hal buruh, barang, serta
modal.

(https://www.materiedukasi.com/2017/07/sejarah-pembentukan-
tujuan-struktur-dan-negara-negara-anggota-masyarakat-ekonomi-
eropa-mee)

3.2 MANFAAT APEC & MEE


Bagi Indonesia, APEC adalah momentum untuk meningkatkan
kerjasama ekonomi yang disinergikan konsep MP3EI (Masterplan
Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia). Titik
beratnya adalah membuka akses terhadap arus investasi guna memacu
pencapaian beratnya adalah untuk membuka akses terhadap arus
investasi guna memacu pencapaian target pembangunan. Hal ini
penting bagi kebutuhan modal pembangunan maupun peningkatan
produktifitas industri dalam negeri, serta menutup celah defisit
perdagangan internasional.
Tugas pemerintah yang penting dan harus dilakukan adalah
merubah presepsi masyarakat Indonesia yang menganggap produk luar
lebih menarik, walaupun kualitasnya belum tentu bagus dari produk
lokal. Serta meningkatkan dan mendorong UKM di setiap daerah.
(https://www.academia.edu/16646313/makalah_apec)
Organisasi MEE bagi Indonesia yaitu untuk mempermudah
perdagangan internasional khususnya Eropa, dapat memberi
keuntungan baik dari segi impor atau ekspor, bisa menstabilkan
perekonomian negara, dan meningkatnya investasi.
3.3 DAMPAK NEGATIF APEC & MEE
Ada beberapa dampak negatif yang disebabkan oleh APEC yaitu :
1) Kesenjangan sosial yang semakin Nampak karena menganut
paham liberalisasi perdagangan
2) Munculnya sifat masyarakat yang konsumerisme
3) Semakin banyak pengusaha lokal yang gulung tikar karena
tidak mampu bersaing dengan barang impor
4) Membludaknya produk impor yang masuk.
(https://www.storymakerindonesia1.blogspot.com/2015/12/
dampak- negative-afta-nafta-apec.html)

Demikian juga MEE yang memiliki beberap dampak negatif yaitu :

1) Eksploitasi dengan skala besar terhadap ketersediaan SDA


(sumber daya alam) oleh perusahaan asing yang masuk ke
Indonesia karena Indonesia merupakan negara yang memiliki
jumlah SDA yang melimpah
2) Kompetisi muncul dengan banyaknya barang impor yang
mengalir dalam jumlah yang banyak dan akan mengancam
industri lokal dalam bersaing dengan produk luar negeri yang
berkualitas
3) Pada sisi ketenagakerjaan, pendidikan, dan produktivitas
Indonesia yang masih kalah bersaing dengan tenaga kerja
Malaysia, Thailand, dan Singapura. Dengan adanya pasar
barang dan jasa secara bebas tersebut akan mengakibatkan
tenaga kerja asing dengan mudah masuk dan bekerja di
Indonesia sehingga mengakibatkan persaingan tenaga kerja
yang sangat berat dan semakin ketat.
https://id.scribd.com/document/434214888/Makalah-
Oranasisai-Ekonomi-WTO-MEE
BAB 4

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
APEC bagi Indonesia diharapkan mampu menjadi jembatan
internasional yang dapat meningkatkan nilai perekonomian demi
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Akan tetapi pada sisi lain
organisasi APEC juga bisa menjadi senjata untuk menjajah
produk/industri lokal melalui liberalisasi perdagangan yang bebas
dan terbuka.
MEE merupakan organisasi penting dalam sektor ekonomi
dan juga pelaksanaannya memerlukan pengaturan bersama yang
meliputi industri, keuangan, dan perekonomian. MEE bagi
Indonesia memiliki pengaruh untuk Indonesia seperti menjalin
kerjasama ekonomi, memperbaiki taraf hidup, serta memperluas
lapangan kerja, memajukan perdagangan dan menjamin adanya
persaingan bebas, serta keseimbangan perdagangan antarnegara
anggota.
DAFTAR PUSTAKA

Nindya. (2013). Makalah APEC. Diakses pada 13 Oktober 2022, dari


https://www.academia.edu/16646313/makalah_apec

Anonymus, (2017). Latar belakang MEE. Diakses pada 15 Oktober 2022, dari
https://www.medcom.id/pendidikan/news-pendidikan/wkBXvjqN-mengenal-
masyarakat-ekonomi-eropa-latar-belakang-

Anonymus, (2012). Makalah MEE dan WHO. Diakses pada 15 Oktober 2022,
dari
https://www.academia.edu/34524627/Makalah_MEE_Masyarakat_Ekonomi_
Eropa_dan_WHO_World_Health_Organization

Anonymus, (2017). Sejarah pembentukan APEC. Diakses pada 15 Oktober


2022, dari https://www.materiedukasi.com/2017/07/sejarah-pembentukan-
tujuan-struktur-dan-negara-negara-anggota-masyarakat-ekonomi-eropa-mee

Anonymus, (2015). Dampak negative AFTA, NAFTA, APEC. Diakses pada


15 Oktober 2022, dari
https://www.storymakerindonesia1.blogspot.com/2015/12/dampak- negative-
afta-nafta-apec.html

Sengers Joe. Oranisasi Ekonomi WTO dan MEE. Diakses pada 15 Oktober
2022, dari https://id.scribd.com/document/434214888/Makalah-Oranasisai-
Ekonomi-WTO-MEE
LAMPIRAN

Logo Asia-Pasific Ekonomi Cooperation


Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC 2013 Bersama Pemimpin Setiap
Negara Yang Terlibat

Bendera MEE / EEC


Kerjasama Regional Masyarakat Ekonomi Eropa

Anda mungkin juga menyukai