Anda di halaman 1dari 33

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat dan
Karunia, serta petunjuk-Nya sehingga proses penyusunan makalah kelompok yang
berjudul “PEREKONOMIAN INDONESIA DI ERA PEMERINTAHAN JOKOWI
MENUJU GLOBALISASI” dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan format yang
dianjurkan serta penuh pertimbangan atas dasar berbagai teori yang didapatkan selama
diskusi, dari berbagai sumber, Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas Ujian Akhir
Semester dari mata kuliah Perekonomian Indonesia sebagai bahan materi dan presentasi.

Pada kesempatan emas ini, kami ingin mengucapkan terimakasih sebanyak-


banyaknya kepada semua pihak yang telah membantu kami baik secara materi, dorongan,
dukungan, dan do’a. Diantaranya :

1. Allah SWT yang telah melimpahkan petunjuk dan hidayah-Nya.


2. Kedua Orang Tua yang selalu memberi begitu banyak motivasi,
do’a, dan materil.
3. Bapak Dr. Ir. Arief Kusuma AP., MBA selaku Rektor Universitas Esa Unggul.
4. Ibu Prof. Dr. Lia Amalia SE., MM
5. Serta kepada para sahabat dan teman-teman yang telah membantu dan bekerjasama dalam
menyelesaikan hasil laporan ini, sehingga dapat terselesaikan sesuai dengan jangka waktu
yang ditentukan.

Kami menyadari bahwa ketika menyusun laporan ini masih terdapat kekurangan dan
kelemahan, baik dari segi tata bahasa, materi dan isi, maupun mutu ilmiah yang terkandung
di dalamnya. Oleh karena itu kritik, saran, dan masukan yang bersifat membangun dari
rekan-rekan sangat dibutuhkan guna pembuatan makalah selanjutnya agar tersusun lebih
baik dan disempurnakan. Terima kasih atas segala perhatian dan kesempatan yang telah
diberikan.

Jakarta, 30 Mei 2019

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1

DAFTAR ISI .............2

BAB I PENDAHULUAN 3

1.1 Latar Belakang ……….3


1.2 Rumusan Masalah .4
1.3 Tujuan Penelitian ……….4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..5

2.1 Definisi Judul ..5


2.2 Landasan Teori ………..7
2.3 Metodelogi Penulisan ………..18

BAB III PEMBAHASAN ………..19

3.1 Kondisi Ekonomi Saat ini (Era Pemerintahan Jokowi) ………...19

3.2 Pentingnya Penerapan Sistem Perdagangan Bebas Untuk Merekontruksi Perekonomian


…………………………………………………………………………25
3.3 Dampak Perdagangan Bebas Bagi Indonesia …26

3.4 Cara Meminimalkan Dampak Negatif Dari Perdagangan Bebas Di Era Globalisasi
…………………………………………………………………………27
3.5 Mampuhkah Indonesia Bersaing Dalam Perdagangan Bebas …29

BAB IV PENUTUP ................31

4.1 Kesimpulan …………31


4.2 Saran …………………31

DAFTAR PUSTAKA ………….32

BAB I
PENDAHULUAN

2
1.1 Latar Belakang
Euforia pilpres 2014 sampai saat ini tidak bisa hilang dari benak kita. Dengan
adanya dua kandidat calon presiden yang sama-sama kuat membuat persaingan
semakin ketat. Persaingan dua kandidat ini bahkan membawa pendukung dari kedua
kubu tersebut ikut berkecimpung dalam membela presidennya, dan dengan menangnya
presiden jokowi ini mejadikan Era pemerintahan presiden Jokowi ini selalu saja
menjadi sorotan publik. Presiden Jokowi yang awalnya menjadi media darling
masyarakat kini seolah menjadi musuh oleh masyarakat yang kehidupannya belum
mencapai kategori sejahtera.
Ada yang positif dari kejadian tersebut, dengan adanya pers yang banyak menyoroti
pemerintahan di era presiden Jokowi ini, menjadikan kondisi ekonomi di indonesia saat
ini lebih transparant. Masyarakat saat ini lebih peduli terhadap kinerja pemerintah dan
mengetahui kondisi ekonomi di indonesia saat ini.
Kita ketahu bahwa kondisi ekonomi di indonesia saat ini tidak dalam kondisi “baik”
namun tidak juga “buruk” indonesia masih abu abu dalam kondisi ekonomi. Dengan
kondisi ekonomi yang dikatakan masih “abu-abu” ini pemerintah sudah mulai menata
agar menjadi lebih baik , apalagi dengan adanya ekonomi global dan pasar bebas yang
sudah di depan mata indonesia mau tidak mau harus menghadapi itu semua.
Globalisasi bagai punggung dan telapak tangan yang mempunyai sisi gelap dan
terang. Globalisai bisa merupakan hal yang menyeramkan untuk indonesia apabila kita
tidak mampu bersaing dengan negara lain. Namun, globalisasi mampu menjadi sisi
terang bagi ekonomi di Indonesia apabila indonesia mampu menguasai perdagangan
bebas. untuk itu dari sekarang pemerintah sudah harus menyiapkan hal itu, namun yang
kita lihat saat ini pemerintah malah hanya berfokus pada hal hal yang menjadi sorotan
publik, seperti kabut asap riau, kasus pencatutan PT freepot dll. Pemerintah kurang
memperhatikan kondisi ekonomi untuk jangka panjang. Seharusnya pemerintah tidak
hanya mensosialisasikan apa itu pasar bebas kepada masyarakat, pemerintah juga harus
mensosialisasikan hal yang harus dilakukan untuk menghadapi pasar bebas.
Kondisi ekonomi yang saat ini lesu harusnya menjadi pelajaran bagi pemerintah
untuk menumbuhkan perekonomian di indonesia menjadi lebih maju untuk itu

3
pemerintah harus membuat kiat-kiat agar ekonomi kita tidak semakin terpuruk , rupiah
tidak makin melemah dan ekonomi indonesia mampu bersaing di pasar bebas tidak
hanya itu, bahkan kita harus menjadi penguasa pasar di era perdagangan bebas ini.

1.2 Rumusan Masalah


1. Seperti apakah kondisi ekonomi saat ini (era pemerintahan presiden Jokowi)?
2. Seberapa penting penerapan sistem perdagangan bebas untuk merekrontruksi
perekonomian di Indonesia yang kian melesu?
3. Apa saja dampak positif dan negatif dari penerapan perdagangan bebas untuk
perekonomian di Indonesia?
4. Bagaimana cara meminimalkan dampak negatif dari perdaganagan bebas di era
globalisasi ?
5. Apakah Indonesia mampu bersaing dalam perdagangan bebas ini?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Membangkitkan kesadaran setiap individu untuk menerapkan cinta terhadap produk
lokal.
2. Menginformasikan kepada pembaca bahwa ekonomi di era globalisasi butuh penangan
yang lebih terarah.
3. Mengembalikan semangat agar indoneisa memiliki SDA yang lebih kompeten.
4. Melatih pola pikir agar lebih kritis terhadap masalah-masalah yang berkaitan pada
perekonomian di indonesia.

4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Definisi Judul


Berikut merupakan definisi atau pengertian kata-kata yang terkandung dalam judul,
antara lain:
1. Kondisi
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) versi luring, kondisi
memiliki dua makna, yaitu persyaratan dan keadaan.
2. Perekonomian
Secara umum, bisa dibilang bahwa ekonomi adalah sebuah bidang kajian
tentang pengurusan sumber daya material individu, masyarakat, dan negara untuk
meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Karena ekonomi merupakan ilmu
tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
yang bervariasi dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-
pilihan kegiatan produksi, konsumsi dan atau distribusi.
Berikut ini adalah pengertian dan definisi ekonomi menurut beberapa ahli:
1. Adam Smith
Ekonomi ialah penyelidikan tentang keadaan dan sebab adanya kekayaan
negara
2. Mill J. S
Ekonomi ialah sains praktikal tentang pengeluaran dan penagihan
3. Abraham Maslow
Ekonomi adalah salah satu bidang pengkajian yang mencoba menyelesaikan
masalah keperluan asas kehidupan manusia melalui penggemblengan segala
sumber ekonomi yang ada dengan berasaskan prinsip serta teori tertentu dalam
suatu sistem ekonomi yang dianggap efektif dan efisien

5
3. Era Pemerintahan Jokowi
era /éra/ n kurun waktu dalam sejarah; sejumlah tahun dalam jangka waktu antara
beberapa peristiwa penting dalam sejarah; masa Pemerintahan
1. F. Strong: Menjelaskan pemerintahan dalam arti luas sebagai aktivitas badan-badan
publik yang terdiri dari kegiatan-kegiatan eksekutif, legislatif dan yuridis dalam
upaya mencapai tujuan sebuah negara. Dalam arti yang sempit, beliau
mengungkapkan bahwa pemerintahan merupakan segala bentuk kegiatan badan
publik dan hanya terdiri dari badan eksekutif.
2. J. S. T. Simorangkir: Mengemukakan pemerintahan sebagai alat negara yang
menjalankan tugas dan fungsi dari pemerintah.
3. H. A. Brasz: Pemerintahan ialah ilmu yang mempelajari bagaimana cara lembaga
umum disusun & di fungsikan dengan baik secara ekstern & intern terhadap warga
negaranya.

4. Globalisasi
1. Elo Soemardjan : globalisasi adalah suatu proses terbentuknya sistem organisasi dan
komunikasi antar masyarakat di seluruh dunia. Tujuan globalisasi adalah untuk
mengikuti sistem dan kaidah-kaidah tertentu yang sama misalnya terbentuknya
PBB,OKI.
2. Achmad Suparman : Globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau
perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah.
3. Scholte : Globalisasi diartikan sebagai meningkatnya hubungan internasional.Dalam
hal ini masing- masing negara tetap mempertahankan identitasnya masing-
masing,namun menjadi semakin tergantung satu sama lain.

6
2.2. Landasan Teori

1. Kondisi Ekonomi Era Jokowi


Selepas Perayaan idul fitri nilai tukar rupiah semakin terpuruk mencapai Rp 14.454
per dolar AS. Berdasarkan Bloomberg Dollar Index, rupiah ditutup di level Rp 14.633 per
dolar AS pada Rabu (26/8), melemah 0,56 persen atau 79 poin dari penutupan Selasa (25/8)
di level Rp 14.054 per dolar AS. Sedangkan menurut kurs referensi Jakarta Interbank Spot
Dollar Rate (Jisdor) rupiah di level Rp 14.102 pada Rabu atau melemah 35 poin
dibandingkan Selasa di level Rp 14.067 per dolar AS.
Analis pasar uang Satrio Utomo mengatakan, saat ini semua negara masih
menunggu perkembangan kepastian kenaikan suku bunga the Fed. Jangka waktu yang
lama tersebut dinilai membuat ketidakpastian tinggi."Sebab, perekonomian Indonesia
dalam mode diperlambat terus sampai Bank Indonesia yakin bahwa the Fed naikin suku
bunga, dan melihat reaksi pasar. Pelemahan rupiah tidak bisa dihindarkan," ujarnya saat
dihubungi Republika, Rabu (26/8).
Satrio menyebut kondisi Indonesia saat ini seperti dalam lingkaran setan.
Pertumbuhan ekonomi yang melambat memberikan sentimen negatif sehingga nilai tukar
belum bisa menguat. Menurutnya, kondisi ini hanya bisa dipecahkan kalau Bank Indonesia
menerima pelemahan rupiah dan mendorong pertumbuhan ekonomi dengan menurunkan
suku bunga. Sebab, semua negara saat ini sedang berlomba menurunkan mata uang untuk
mendorong daya saing ekspor.
Selain itu pemerintah diminta harus bisa membangkitkan pertumbuhan ekonomi
agar ekspektasi pasar menjadi positif. Salah satunya, pemerintah punya kesempatan
menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) karena harga minyak dunia masih terus
turun di kisaran 40 dolar AS per barel. Namun, pemerintah tidak berani menurunkan harga
BBM karena takut nanti akan dinaikkan lagi harganya. Sebab, saat harga BBM diturunkan,
harga barang tidak ikut turun. Sedangkan saat harga BBM dinaikkan harga barang ikut
naik, sehingga memicu inflasi.
Sementara itu, menurutnya bursa saham sudah agak artificial atau masih tidak
sesuai dengan fundamentalnya. Dua hari terakhir operasi pasar yang dilakukan perusahaan
BUMN membuat harga saham-saham BUMN bisa bertahan. Masalahnya, kata Satrio,

7
koreksi di bursa regional belum selesai. Meskipun dalam jangka pendek harga saham bisa
rebound tapi tetap akan berujung pada keputusan the Fed untuk menaikkan atau tidak
menaikkan suku bunga pada September 2015. "Kalau dinaikkan, masalahnya selesai, tapi
sekarang semuanya enggak jelas," ujarnya.
Kementerian Keuangan memproyeksikan penyerapan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara sampai dengan akhir tahun mencapai 94-96 persen. Penyerapan belanja
modal diproyeksikan 80-85 persen. Hingga pekan lalu, penyerapan total APBN mencapai
55 persen.
”Sudah lebih cepat dibandingkan tahun lalu. Secara nominal lebih tinggi
dibandingkan tahun lalu. Bedanya di persentase yang lebih kecil karena sekarangpagunya
lebih besar,” kataMenteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro menjawab
pertanyaanKompasdi Jakarta, Selasa (15/9).
Menurut Bambang, penyerapan anggaran yang dilakukan sejauh ini lebih
cepat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hanya memang karena waktu
memulai penyerapannya lebih mundur dibandingkan tahun lalu, terutama karena
perubahan nomenklatur di sejumlah kementerian, tingkat penyerapan belum
optimal. Namun, setidaknya secara nominal angka penyerapan sudah lebih tinggi
dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sementara realisasi pendapatan negara sampai dengan pekan lalu, menurut
Bambang, mencapai 51 persen. Ia memperkirakan realisasi penerimaan pajak
sampai dengan akhir tahun kurang Rp 120 triliun dari target sekitar Rp 1.294 triliun.
Jika realisasi belanja sampai dengan akhir tahun diasumsikan 96 persen,
yang tidak terserap adalah 4 persen atau sekitar Rp 80 triliun. Dengan proyeksi
tersebut, pemerintah harus menambah utang sekitar Rp 40 triliun. Kementerian
Keuangan menurut rencana tidak akan menambah utang melalui penerbitan Surat
Berharga Negara, tetapi mengambil sumber pembiayaan multilateral dan bilateral.
Berdasarkan data Kementerian Keuangan per 4 September, penyerapan
anggaran kementerian dan lembaga negara di bawah Kementerian Koordinator
Politik, Hukum, dan Keamanan rata-rata 51,1 persen. Penyerapan anggaran
kementerian dan lembaga negara di bawah Kementerian Koordinator
Perekonomian rata-rata 34,7 persen.

8
Penyerapan anggaran kementerian dan lembaga negara di bawah
Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan rata-rata 37,6
persen. Kementerian dan lembaga negara di bawah Kementerian Koordinator
Kemaritiman merupakan yang terendah, yakni rata-rata baru 16,6 persen.
Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo secara terpisah
menyatakan, konsumsi mulai meningkat pada semester II-2015. Berdasarkan survei
BI, konsumsi semen, misalnya, meningkat tajam.
Sementara pada minggu pertama September, angka pertumbuhan kredit
sudah 11 persen. Angka ini meningkat dibandingkan Juni yang baru mencapai 9
persen.
”Ini menunjukkan tren yang baik. Saya yakin, kalau tanggap, pengusaha
bisa mengambil kesempatan ini. Untuk itu, kita harapkan paket September jilid I
dan II akan konsisten mendorong investasi, kegiatan-kegiatan substitusi impor, dan
kegiatan menciptakan lapangan kerja,” tutur Agus.
Sejumlah pejabat kementerian yang ditemui mengatakan, mereka terus
melakukan percepatan penyerapan. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman
mengatakan, dibandingkan pagu anggaran 2014 sebesar Rp 15 triliun, pagu
anggaran Kementan naik lebih dari 100 persen. Jika dibandingkan dengan pagu
anggaran tahun 2014, realisasi lebih dari 80 persen.
Penyerapan anggaran yang paling rendah ada di Direktorat Jenderal
Hortikultura, Perkebunan serta Peternakan dan Kesehatan Hewan yang
anggarannya sudah dialokasikan ke daerah. Mentan optimistis realisasi anggaran
bakal mencapai 90 persen pada akhir tahun.
Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan JA Barata
mengatakan, hingga 14 September, penyerapan anggaran yang dilakukan
Kementerian Perhubungan sebesar Rp 11,78 triliun. Jumlah ini mencapai 18,13
persen dari total anggaran Rp 65 triliun. Namun, menurut Barata, walaupun
penyerapan baru 18,13 persen, jumlah paket yang kontraknya telah ditandatangani
sudah lebih dari 50 persen.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral membentuk tim untuk
mempercepat serapan anggaran dan mempercepat penyusunan dokumen lelang.

9
Sekretaris Jenderal ESDM Teguh Pamuji mengatakan, sampai bulan ini, dari 2.200
paket lelang yang setara Rp 10,4 triliun untuk belanja modal kementerian, sekitar
60 persen yang sudah dilelangkan. Sebagian dari yang telah dilelangkan itu sudah
terjadi tanda tangan kontrak.
Inspektur Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan Andha Fauzie
Miraza mengemukakan, penyerapan terbesar anggaran KKP sejauh ini masih untuk
gaji dan belanja aparatur. Meski demikian, belanja modal serta pengadaan barang
dan jasa ditargetkan terserap optimal hingga awal Desember 2015. Pengadaan
barang dan jasa lewat e-katalog telah berlangsung dan akan dibayarkan setelah
barang diterima.
Ketua Ikatan Konsultan Indonesia DKI Jakarta Peter Frans mengatakan,
seharusnya pemerintah belajar dari pengalaman sebelumnya. Selama ini,
penyerapan anggaran rendah karena pembayaran terhadap kontraktor sangat lama.
Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik Universitas Gadjah
Mada Yogyakarta Tony Prasetiantono menyambut baik penyerapan anggaran yang
meningkat dalam sebulan terakhir. Menurut dia, hal itu masuk akal karena proses
lelang bisa saja sudah dilakukan sebelumnya. Namun, dananya baru dicairkan
dalam sebulan terakhir.
”Sebab, proses lelang, kan, lama. Mungkin saja ada swasta yang membiayai lebih
dulu proyeknya sebelum diganti dananya oleh pemerintah,” kata Tony.
Diperkirakan, pencairan dana proyek akan meningkat pada September hingga
November.
Perekonomian Indonesia pada 2016 mendatang diprediksi Bank Dunia akan
membaik. Meskipun pertumbuhannya tidaklah besar. Mencapai 5,3 persen suudah
cukup bagus. Ekonom Utama Bank Dunia untuk Indonesia Ndiame Diop
mengungkapkan optimisme pertumbuhan ekonomi tahun depan dimotori dampak
positif dari paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah yang
diprediksi baru terasa dampaknya di tahun depan. “Kita harus lihat pertama-pertama
bahwa ide untuk membuat paket kebijakan yang berfokus pada investment sangatlah
bagus. Bagus untuk pertumbuhan juga tentunya. Jadi kami masih looking forward
soal paket kebijakan,” ujarnya di Jakarta, Senin (5/10).

10
Menurutnya, paket ekonomi fokusnya sudah ditujukan pada sasaran yang
tepat. Jadi Diop yakin dampaknya akan segera terlihat. Selain itu, adanya
peningkatan investasi pemerintah dan swasta, serta poin-poin paket kebijakan
ekonomi yang diharapkan dapat mendorong investasi dan ekspor diharapkan dapat
turut mendorong pertumbuhan ekonomi tahun depan.
Ekonom Makro Senior dan Manajemen Keuangan Bank Dunia Hans Anand
Beck berharap, paket kebijakan ekonomi pemerintah dan Bank Indonesia, mampu
memperbaiki fundamental ekonomi Indonesia. Selain itu, paket kebijakan yang
fokus untuk membenahi investment dan mendorong ekspor juga diharapkan dapat
menjadi stimulus untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Apalagi, paket kebijakan
ini dinilai bisa mengurangi angka pengangguran. Untuk itu diharapakan tahun depan
pengangguran akan menurun karena adanya investasi yang tumbuh di tahun 2016.
Naiknya belanja infrastruktur pemerintah juga bisa menggenjot pertumbuhan
ekonomi. Selain itu, kami juga berharap keadaan global bisa mensupport kenaikan
angka ekspor Indonesia dan diharapkan tingkat konsumsi juga bisa rebound tahun
depan,” tuturnya. Selain itu, pihaknya memprediksi bahwa nilai tukar rupiah tahun
depan juga masih memiliki ruang untuk rebound meski diakuinya ekonomi Indonesia
masih terbilang slowdown. Menurut dia, pelemahan mata uang yang terjadi beberapa
minggu terakhir bukan hanya terjadi pada rupiah saja, melainkan pada seluruh mata
uang negara yang diakibatkan tekanan eskternal. Tekanan tersebut berasal dari
volatility di pasar uang global yakni kondisi di Tiongkok, sehingga berdampak pada
volatilitas keadaan keuangan di negara emerging market.
“Tapi kami harap hal itu hanya berlangsung sementara. Sejauh ini, kami
meyakini bahwa nilai tukar bisa rebound. Kedepan, diharapkan meski ekonomi
masih slowdown tapi masih ada peluang berangsur stabil kembali,” katanya.
Disamping itu, Bank Dunia juga memprediksi, akan terjadi perlambatan secara
bertahap terhadap ekonomi Tiongkok tahun 2016 hingga 2017. Wakil Presiden Bank
Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik Axel Van Trotsenburg mengatakan bahwa hal
tersebut disebabkan adanya berbagai kebijakan di Tiongkok yang dinilai bisa
mengendalikan dan menangani risiko penurunan ekonomi.

11
“Kebijakan tersebut termasuk tingkat hutang negara yang tidak terlalu tinggi,
aturan melarang tabungan di luar sistem perbankan, dan besarnya peran negara dalam
sistem keuangan,” ujar Axel. Menurutnya, jika pertumbuhan Tiongkok semakin
melambat, dampaknya dapat dirasakan di seluruh kawasan, terutama di negara
negara yang berhubungan dengan Tiongkok melalui perdagangan, investasi dan
pariwisata.
Meski demikian, ekonomi Tiongkok diharapkan tumbuh 7 persen tahun ini.
Sementara negara-negara berkembang lainnya di Asia Timur diperkirakan tumbuh
4,6 persen tahun ini, atau masih sama dengan tahun lalu.
“Produsen komoditas seperti Indonesia, Malaysia, dan Mongolia akan
mengalami pertumbuhan yang lebih perlahan dan pendapatan negara yang melemah
tahun ini mencerminkan turunnya harga komoditas global,” tuturnya. Sedangkan
negara-negara importir komoditas akan bertahan stabil bahkan tumbuh, Vietnam
misalnya diharapkan tumbuh 6,2 persen pada tahun 2015 dan 6,3 persen pada tahun
2016.
Ekonom Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik Sudhir Shetty menuturkan
bahwa pertumbuhan negara-negara berkembang di Asia Timur melemah karena
ekonomi Tiongkok berupaya mendapatkan keseimbangan dan kemungkinan
normalisasi kebijakan suku bunga Amerika Serikat.
“Faktor-faktor ini dapat menimbulkan guncangan finansial dalam jangka
pendek, tapi ini adalah penyesuaian yang diperlukan untuk menunjang pertumbuhan
berkelanjutan dalam jangka panjang,” tambahnya. Disamping itu, World Bank juga
mengasumsikan adanya kenaikan secara bertahap suku bunga AS dalam beberapa
bulan kedepan. Meski kenaikan ini telah diantisipasi dan diharapkan berlangsung
secara teratur, namun tetap ada risiko pasar dapat bereaksi terhadap pengetatan
tersebut yang dapat menyebabkan depresiasi mata uang, meningkatnya perbedaan
imbal hasil surat utang negara, serta berkurangnya aliran dana dan pengetatan
likuiditas.

12
2. Ekonomi Indonesia menuju Globalisasi
Pertanian merupakan sector yang memiliki peranan yang sangat penting dan
strategis dalam kehidupan kita sebagai manusia. Jika pertanian tidak berjalan baik
maka sektor-sektor kehidupan yang lainya juga tidak akan berjalan dengan
baik. Pertanian telah terbukti memiliki peranan penting bagi pembangunan
perekonomian suatu Negara, berdasarkan pada kontribusi sector pertanian yang
berperan dalam penciptaan lapangan tenaga kerja, menyumbang andil dalam
pembentukan PDB, dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat
(terutama masyarakat perdesaan) , dan lainya. Dari alasan di atas sudah selayaknya
sector pertanian menjadi main sector dalam pembangunan nasional. Sector
pertanian tidak bisa lagi dipandang sebagai sector ‘figuran atau sampingan’.
Di abad 20, dimana arus globalisasi tak mungkin dibendung lagi yang
diakibatkan oleh pesatnya perkembangan teknologi, komunikasi dan informasi.
Globalisasi menyebabkan hilangnya bara batas-batas negara dan tingginya tingkat
ketergantungan dan keterkaitan antar negara di dunia (regional maupun
internasional). Globalisasi yang terjadi di sector ekonomi (globalisasi ekonomi)
menyebabkan munculnya organisasi perdagangan dunia atau WTO, munculnya
lembaga keuangan dunia IMF dan World Bank, terbentuknya kesepakatan zona
perdagangan bebas, dan lainya.
Perdagangan bebas merupakan sebuah konsep ekonomi yang mengacu
kepadaHarmonized Commodity Description and Coding System (HS) dengan
ketentuan dariWorld Customs Organization yang berpusat di Brussels, Belgium.
Perdagangan bebas dapat juga didefinisikan sebagai tidak adanya campur tangan
pemerintah dalam sector ekonomi (khususnya ekspor dan impor) yang dianggap
sebagai hambatan dalam perdagangan antar individual-individual dan perusahaan-
perusahaan yang berada di negara yang berbeda. Perdagangan bebas merupakan
perdagangan antar negara tanpa ada hambatan perdagangan dengan ciri:
1. Perdagangan barang tanpa dikenakan pajak atau pembatasan perdagangan yang
lain oleh pemerintah (seperti kuota impor atau subsidi untuk produsen)
2. Ketiadaan dasar-dasar proteksi (seperti pajak, subsidi, peraturan atau hukum)
yang memberikan perlindungan kepada pengusaha lokal.

13
3. Semakin bebasnya pergerakan modal asing, dan lainya.
Penerapan perdagangan bebas memiliki dampak postif dan negative bagi suatu negara.
Dampak positif dari perdagangan bebas, diantaranya:

1. Terjadi pertukaran barang. Dengan diberlakukanya perdagangan bebas, negara tersebut


dapat menikmati produk yang tidak hanya dari hasil produk buatan dalam negeri sendiri
saja, tetapi juga produk buatan luar negeri dengan mudah karena dengan adanya
perdagangan bebas (impor).
2. Kemudian produk-produk dalam negeri dapat dengan memudah meraih popularitas di
luar negeri.
3. Devisa akan menguat jika ekspor lebih besar daripada impor.
4. Setiap individu atau perusahaan akan terpacu untuk membuat inovasi dengan kreativitas
yang mereka miliki dalam membuat produk baru atau menambahkan nilai untuk
mempertinggi daya saing yang dikarenakan kompetisi perdagangan yang bebas.
5. Setiap individu atau perusahaan akan terus meningkatkan mutu dan kualitas produk
maupun kinerja perusahaan dengan menerapkan standar-standar dan sertifikasi demi
meningkatkan daya saing .
Sedangkan dampak negative dari perdagangan bebas, diantaranya:
6. Membuat masyarakat menjadi konsumtif terhadap barang – barang impor yang
diakibatkan oleh defrensiasi produk.
7. Terjadi persaingan perdagangan yang sangat ketat baik dari dalam negeri maupun luar
negeri. Jika tidak dapat bersaing dalam persaingan bebas tersebut, maka akan terjadi
peningkatan pengangguran dan perusahaan yang gulung tikar.
8. Devisa akan mengalami deficit akibat dari lebih banyak produk impor dari pada ekspor.
9. Bagi negara-negara yang belum berkembang dengan kondisi perdaganganya yang belum
begitu tangguh dan kut, maka akan menjadi pasar bagi produk-produk impor yang lama
kelamaan akan melemahkan perdagangan dalam negeri karena tidak bisa bersaing.
Lalu bangaimana dengan kondisi perdagangan Indonesia sekarang? Terhitung sejak
taun 2010, Indonesia dan negara-negara ASEAN lainya seperti Singapura, Malaysia,
Thiland, Vietnam dan lainya harus membuka pasar dalam negerinya secara bebas yang
merupakan perwujudan dari implementasi perjanjian perdagangan bebas antara negara-

14
negara ASEAN dengan negara China yang dikenal dengan ACFTA (ASEAN-China Free
Trade Agreement). Sejak saat itu produk-produk dagang China mulai membanjiri pasar-
pasar modern hingga tradisional mulai dari produk hortikultura seperti jeruk, apel, leci,
bawang, kentang, dan lainya sampai barang elektronik. Kasus serbuan kentang impor
(China) yang lebih murah dan besar di pasar tradisional yang menyebabkan kentang lokal
(kentang Dieng) kalah bersaing hingga petani kentang harus berdemo menunjukan bahwa
daya saing produk dalam negeri khusus nya produk pertanian masih sangat lemah. Lalu
dengan kebijakan larangan impor beberapa produk hortikultura yang dikeluarkan oleh
Kementrian Pertanian menandakan bahwa masih sangat diperlukan adanya proteksi dari
pemerintah mengenai perdagangan dalam negeri khususnya perdagangan produk-produk
hasil pertanian.
Lalu bagaimana sekarang dengan rencana perdagangan bebas antar negara-
negara ASEAN atau AFTA ( ASEAN Free Trade Agreement) pada tahun 2015? ASEAN
Free Trade Area (AFTA) yang merupakan wujud dari kesepakatan dari negara-negara
ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan dalam rangka
meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional ASEAN dengan menjadikan
ASEAN sebagai basis produksi dunia ,serta menciptakan pasar regional bagi 500 juta
penduduknya. Sejauh mana nagara kita telah mempersiapkan diri? Bagaimana kondisi
produk dalam negeri kita? Berdasarkan berita online Merdeka.com, Peringkat daya saing
produk Indonesia secara konsisten mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Menurut
Komite Ekonomi Nasional (KEN) pada tahun 2012 peringkat daya saing produk
Indonesia berada di peringkat 50, padahal pada tahun 2011 Indonesia memiliki peringkat
48 dan pada tahun 2010 peringkat 46. Jika dibandingkan dengan negara ASEAN lainya
yang memiliki peringkat yang cenderung stabil seperti Malaysia dengan peringkat 25 dan
Thailand peringkat 38 pada tahun 2012, jelas Indonesia jauh tertinggal. Lalu apakah
ACFTA dan AFTA merupakan ancaman atau tantangan? Apakah Indonesia akan hanya
di jadikan “pasar barang impor”?
Perdagangan bebas memiliki dua sisi, dapat menjadi ancaman tetapi juga
dapat menjadi tantangan. Akan menjadi ancaman jika kondisi pelaku usaha dalam
negeri khususnya usaha kecil dan menengah belum memiliki kwalitas , daya saing,
dan kemampuan dalam hal pemasaran. Karena sebagian besar pelaku usaha

15
khususnya pelaku usaha kecil di Indonesia masih banyak yang tidak memiliki hal
tersebut. Tetapi akan menjadi tatangan bagi mereka pelaku dunia usaha, khususnya
untuk mereka yang memiliki usaha yang memiliki kualitas dan manajemen yang baik,
dengan adanya pasar bebas ini bisa dijadikan tantangan bagi para pelaku dunia usaha
bagaimana mereka bisa bersaing secara sehat dengan produk-produk dari China dan
negara ASEAN sehingga pelaku usaha akan semakin menjadikan pasar bebas ini
menjadi semangat dan modal untuk memotivasi mereka untuk selalu meningkatkan
kwalitas dan harga produk mereka sehingga bisa terjangkau oleh konsumen.
Ada baiknya para pelaku usaha untuk menyiapkan diri menyambut era
perdagangan bebas yang memang tak bisa di hindari lagi dengan bersiap untuk
bersaing secara bebas. Selain itu sikap sikap yang bisa dilalukakn untuk menyambut
era perdagangan bebas, sebagai berikut:
1. Pemerintah harus lebih serius menunjukkan keberpihakan pada sektor pertanian.
Keberpihakan pemerintah terhadap sektor pertanian sangat dibutuhkan, karena akan
memacu peningkatan daya saing. Pemerintah dianggap kurang berpihak terhadap
sektor pertanian. Keputusan pemerintah pada tahun 1998 untuk meratifikasi
penurunan tarif bea masuk 0%-10% untuk 43 komoditas pertanian, sama artinya
dengan membiarkan produk pertanian kita bersaing di pasar dalam negeri dengan
produk impor yang mendapat subsidi.
2. Meningkatkan daya saing, pengamanan perdagangan dalam negeri serta penguatan
ekspor. Untuk penguatan daya saing pihak pemerintah dapat melakukan pembenahan
infrastruktur dan energi, pemberian insentif, membangun Kawasan Ekonomi Khusus,
memperluas akses pembiayaan dan pengurangan biaya bunga, pembenahan sistem
logistik, pelayanan publik, serta penyederhanaan peraturan dan meningkatkan
kapasitas kerja.
3. Ciptakan kompetitif bagi produk pertanian kita. Indonesia sebenarnya memiliki
keunggulan komparatif yang sangat potensial untuk dijadikan pemicu peningkatan
daya saing. Namun keunggulan komparatif saja tidak cukup, melainkan harus
didukung dengan keunggulan kompetitif yang berupa keunikan (uniqueness) produk.
Keunikan (uniqueness) produk merupakan kekuatan yang tidak mudah untuk
dikalahkan oleh para pelaku usaha lain yang memproduksi produk yang sama. Perlu

16
dilakukan upaya pengembangan yang terfokus misalnya pada komoditas eksotik
hortikultura tropika dan perkebunan. Dalam kaitan ini dukungan riset dan
pengembangan teknologi mutlak diperlukan untuk menjadikan produk pertanian
Indonesia bisa berperan di pasar internasional.
4. Penerapan program “One Vilage One Product”. Dengan program ini maka setiap
daerah akan fokus mengembangan komoditas pertanian yang cocok dengan potensi
agroklimat setempat. Program tersebut wajib didukung oleh adanya penyediaan
sarana produksi pertanian yang mudah dijangkau petani. Kelangkaan pupuk pada saat
petani membutuhkannya, kesulitan petani memperoleh benih unggul, dan
permasalahan lainnya yang terkait dengan kebutuhan sarana produksi tidak boleh lagi
terjadi. Peranan pemerintah sangat diperlukan terutama dalam melakukan
pengawasan sampai lini terbawah.
5. Peningkatan efisiensi baik dalam bidang produksi maupun distribusi produk.
Penggunaan teknologi budidaya dan input yang lebih efisien perlu untuk terus
dikembangkan. Selain itu di dalam negeri perlu diikuti penghapusan ekonomi biaya
tinggi dengan menghilangkan inefisiensi dalam bidang pemasaran, menghilangkan
pungutan liar, dan perbaikan sarana infrastruktur.
6. Perilaku masyarakat pun perlu diperkuat dalam menghadapi perdagangan bebas
dengan mengobarkan semangat untuk mencintai produk dalam negeri. Untuk produk
pertanian seperti buah dan sayuran, pola konsumsi masyarakat terutama masyarakat
kelas menengah ke atas sangat dipengaruhi oleh gaya hidup (life style) mereka
7. Strategi pengamanan pasar domestik yang difokuskan kepada pengawasan tingkat
peredaran barang di pasar lokal. Namun pihaknya juga akan melakukan promosi
penggunaan produksi dalam negeri. Sedangkan untuk penguatan industri, pihak
Kementerian Perdagangan berupaya mengoptimalkan peluang pasar China dan
ASEAN sekaligus penguatan peran perwakilan luar negeri. Kementerian berusaha
mengembangkan kebijakan dan diplomasi perdagangan di forum internasional,
menjaga pertumbuhan (Ekonomi, menekan kesenjangan kesejahteraan masyarakat
dan lainnya," Kementerian Perdagangan telah menetapkan beberapa program dan
kegiatan yang bertujuan meningkatkan daya saing komoditi ekspor serta

17
mengamankan perdagangan dalam negeri. Pemerintah perlu melibatkan lembaga
swadaya memberdayakan rakyatnya dengan berbagai keterampilan.

Perdagangan Bebas (ACFTA dan AFTA) tidak semestinya dihindari,


tapi dijadikan pembelajaran untuk meningkatkan daya saing produk khususnya produk
pertanian agar mampu memenangkan persaingan dalam perdagangan global. Untuk
meningkatkan daya saing produk lokal, harus ada kebijakan yang mendorong
peningkatan daya saing untuk komoditas pertanian dan ddukungan dengan semangat
cinta produk lokal oleh masyarakat Indonesia, maka bukan tidak mungkin Indonesia
akan menjadi raksasa dalam bisnis produk pertanian di dunia, melampaui Thailand
yang selama ini telah berhasil membangun brand sebagai produsen buah tropis berkelas
dunia.

2.3. Metodelogi Penulisan


Dalam penulisan proposal ini menggunakan metode kuantitatif berdasarkan sumber
yang diperoleh dari internet.

18
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Kondisi Ekonomi Saat Ini (Era Pemerintahan Presiden Jokowi).


Menangnya Jokowi sebagai presiden Indonesia pada pilpres 2014 silam, menjadikan
kinerja pemerintahan di era pimpinan presiden Jokowi ini menjadi sorotan publik.
Kinerja pemerintah saat ini menjadi lebih transparant dan dengan itu menjadikan rasa
acuh masyarakat terhadap pemerintahan di Indonesia makin kesini makin berkurang.
Bahkan sekarang pelajar yang duduk di bangku menengah yang awalnya tidak mengerti
tentang pemerintahan dan kasus perekonomian kini menjadi antusias sekali terhadap
perkembangannya. Dengan bantuan media sosial pun kinerja pemerintahan era Jokowi
pun menjadi lebih mudah di ketahui oleh masyarakat awam.
Tahun 2015, adalah setahun pertama presiden Jokowi menjabat sebagai presiden.
Ketika genap setahun pemerintahan Jokowi-JK, sosial media dihebohkan dengan hastag
(tanda pagar di sosial media) yang menjadi Tranding Topic seluruh dunia
yakni“#365HariJokowiGagal”. Apakah pemerintahan Bapak Jokowi seburuk itu?
Sampai-sampai begitu banyak warga Indonesia yang menggunakan hastag tersebut
hingga menjadi Tranding Topic? Saya rasa ini hanya ulah oknum-oknum yang tidak
bertanggungjawab dan perbuatan remaja yang “kurang kerjaan” yang memang sejatinya
tidak suka Bapak Jokowi menjadi presiden.
Yang saya amati kinerja pemerintahan presiden Jokowi tidak begitu
mengecewakan. Presiden Jokowi yang tadinya merupakan media darlingnya masyarakat
kini harus terus menjadikan itu tetap ada di benak masyarakat. Oleh sebab itu presiden
Jokowi dengan di bantu oleh timnya berusaha semaksimal mungkin untuk memajukan
Indonesia terutama di sektor ekonomi.
Dengan mengkrucutkan topic pemerintahan Jokowi menjadi perekonomian di era
Jokowi kita bisa melihat hal-hal apa saja yang sudah dilakukan presiden Jokowi untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi di indonesia. Jika kita melihat kebelakang, pada
bulan agustus lalu rupiah mengalami pelemahan yang cukup signifikan, dengan
terjadinya pelemahan rupiah ini , semua masyarakat ikut menyalahkan kinerja kerja
Presiden Jokowi. Padahal mereka tidak tau apa yang sebenarnya terjadi. Presiden jokowi

19
terus berusaha agar rupiah tidak kembali melemah. Dengan itu, beliau kini sudah
mengeluarkan beberapa paket kebijakan yang dikatakan mampu membuat perekonomian
Indoneisa diantaranya :

1. Paket ekonomi pertama: insentif untuk semua pemangku kepentingan


Dalam paket kebijakan pertama, pemerintah menegaskan komitmennya untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi. Berbagai kebiijakan diambil untuk memberikan insentif dan
kemudahan bagi aktivitas para pemangku kepentingan dalam perekonomian. Ada proses
deregulasi untuk investor, subsidi bunga kredit untuk sektor Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (UMKM) hingga rumah murah untuk masyarakat pekerja. Kelemahan dari
paket jilid pertama adalah sifatnya yang baru berdampak nyata dalam jangka menengah
panjang.
"Nature dari paket kebijakan ini lebih bersifat jangka menengah dan jangka panjang.
Saya masih belum melihat paket kebijakan ini akan berdampak segera di tahun ini," kata
ekonom Universitas Indonesia, Fithra Faisal ketika itu.

2. Paket kebijakan ekonomi kedua: Fokus undang investasi dengan lima jurus
Mendorong pertumbuhan investasi di Indonesia menjadi fokus dari paket kebijakan
ekonomi jilid kedua. Sejumlah strategi telah disiapkan untuk mencapai tujuan tersebut.
Apa saja?
1. Proses perizinan yang lebih sederhana
Pemerintah kembali menegaskan komitmennya untuk mewujudkan proses
perizinan yang lebih sederhana dalam proses penanaman investasi. Hal ini diharapkan
dapat membuat iklim investasi di Indonesia menjadi semakin kondusif. Izin lingkungan
di kawasan industri sudah diberikan kepada kawasannya, sehingga untuk investasi di
dalamnya tidak perlu izin lagi. Dengan demikian, waktu untuk mengurus izin investasi di
kawasan industri menjadi jauh lebih cepat, sekitar tiga jam saja," ujar Menteri
Koordinator Perekonomian Darmin Nasution dalam pernyataan persnya Istana Negara
saat peluncuran.
2. Pengesahan tax allowance dan tax holiday yang lebih cepat

20
Dalam paket kebijakan ekonomi kali ini, pemerintah juga berusaha
mengoptimalkan insentif tax allowance dan tax holiday yang sebelumnya telah disahkan
masing-masing dengan Peraturan Pemerintah (PP) No. 18 dan No. 159 tahun 2015.
Caranya adalah dengan memastikan proses pemberian persetujuan dapat berlangsung
relatif cepat bagi wajib pajak yang mengajukan permohonan untuk memperoleh kedua
insentif tersebut.
3. Pembebasan PPN untuk impor alat angkut tertentu
Melalui Peraturan Pemerintah (PP) No. 69 tahun 2015, pemerintah akan
membebaskan pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas impor alat angkutan
tertentu. Dengan kebijakan ini, biaya pembangunan infrastruktur transportasi di Indonesia
diharapkan dapat ditekan. Apa saja alat angkut yang impornya akan bebas PPN? Di
antaranya adalah galangan kapal dan pesawat udara dengan suku cadangnya.
4. Pajak bunga deposito yang lebih rendah bagi eksportir
Pemerintah siap untuk memberikan pajak bunga deposito yang lebih rendah bagi
para eksportir Indonesia yang menyimpan dananya di bank-bank tanah air. Langkah ini
diharapkan dapat menjadi insentif bagi mereka agar tak "memarkir" Devisa Hasil Ekspor
(DHE) di luar negeri.
5. Pemerintah daerah siap mendukung
Dalam proses implementasinya, berbagai kebijakan yang termuat dalam paket
kebijakan ekonomi jilid dua ini juga akan memperoleh dukungan penuh pemerintah
daerah, demikian ditegaskan Sekretaris Kabinet Pramono Anung. "Kalau di pusat
perizinan cepat, maka di daerah juga harus cepat," kata Pramono.

3. Paket kebijakan ketiga: Kuatkan daya saing dunia usaha


Paket kebijakan ketiga meluncur di tengah tekanan terhadap daya saing dunia usaha
dalam negeri. Depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS membuat biaya impor
semakin tinggi. Meskipun menguntungkan para eksportir, hal ini di sisi lain membuat
situasi perekonomian Indonesia menjadi tak kondusif. Karena itu dalam paket kebijakan
jilid tiga ini diluncurkan sejumlah insentif untuk menurunkan biaya perusahaan dalam
proses produksi dan memperoleh tambahan modal. Apa saja?

21
1. Penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), gas, dan listrik: Harga avtur,Liquified
Petroleum Gas (LPG) 12 kg, Pertamax, dan Pertalite efektif turun sejak 1 Oktober 2015.
Sedangkan harga gas untuk pabrik dari lapangan gas baru ditetapkan sesuai dengan
kemampuan daya beli industri pupuk dan harga listrik untuk pelanggan industri I3 dan I4
akan turun sebesar Rp 12 – Rp 13 per kwh mengikuti turunnya harga minyak dunia.
2. Perluasan wirausahawan penerima Kredit Usaha Rakyat (KUR): Untuk meningkatkan
akses wirausahawan kepada kredit perbankan, pemerintah telah menurunkan tingkat
bunga KUR dari sekitar 22 persen menjadi 12 persen.
3. Penyederhanaan izin pertanahan dalam kegiatan penanaman modal: Di bidang
pertanahan, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional merevisi
Peraturan Menteri No. 2 tahun 2015 tentang Standar Pelayanan dan Pengaturan Agraria,
Tata Ruang, dan Pertanahan dalam Kegiatan Penanaman Modal. Tujuannya, membuat
proses mengurus izin pertanahan menjadi lebih efisien.

4. Paket kebijakan ekonomi keempat: Formula baru perhitungan upah minimum dan
kredit modal kerja untuk produsen barang ekspor
Produktivitas pekerja adalah salah satu fondasi untuk mendorong laju pertumbuhan
ekonomi. Untuk memberikan insentif kepada pekerja sekaligus menjamin kesejahteraan
mereka, pemerintah meluncurkan formula baru untuk menghitung besaran kenaikan upah
minimum tahunan yang tertuang dalam PP No. 78 tahun 2015 tentang pengupahan.
Namun demikian, PP Pengupahan ini justru menuai protes dari sejumlah kelompok buruh
karena dinilai tak menguntungkan mereka.
Juga diumumkan dalam peluncuran paket keempat, Lembaga Pembiayaan Ekspor
Indonesia (LPEI) sudah melakukan pemetaan terhadap perusahaan-perusahaan produsen
komoditas ekspor di Tanah Air. Hasilnya, terdapat 30 perusahaan yang berpotensi untuk
memperoleh kredit modal kerja.

5. Paket kebijakan kelima: Insentif untuk revaluasi aset dan penghapusan pajak berganda
dalam Real Estate Investment Trust (REIT)
Dalam paket kebijakan ekonomi lima ini, pemerintah memberikan insentif pajak bagi
individu atau badan usaha yang ingin melakukan revaluasi aset. Akan ada pemotongan

22
tarif Pajak Penghasilan (PPH) revaluasi. Jika proposal revaluasi diserahkan sebelum akhir
tahun, besaran tarif khusus revaluasi akan menjadi 3 persen dari sebelumnya 10 persen.
Apabila diserahkan pada semester pertama 2016, menjadi 4 persen dan bila pada
semester kedua 2016, menjadi 6 persen.Selain itu, instrumen investasi Real Estate
Investment Trust (REIT) akan bebas dari pajak berganda.

6. Paket Kebijakan ke enam : insentif untuk kawasan ekonomi khusus (KEK)


Dalam rilis paket kebijakan ekonomi VI itu, Menteri Koordinator Perekonomian
Darmin Nasution mengatakan tiga poin menjadi konsen pemerintah. Pertama, mengenai
finalisasi beberapa fasilitas dalam pengembangan kawasan ekonomi khusus (KEK).
Pemerintah berupaya untuk menggerakkan ekonomi di wilayah pinggiran dengan
pengembangan kawasan ekonomi khusus (KEK).Tujuan pengembangan kawasan
ekonomi khusus ini untuk mengelola sumber daya yang ada di wilayah tersebut. Ada pun
wilayah yang masuk kawasan ekonomi khusus itu antara lain Banten, Sei Mangke, Palu
(Sulawesi Tengah), Bitung (Sulawesi Utara), Mandalika (Nusa Tenggara Barat), Morotai
(Maluku Utara), Tanjung Siapi-api, dan Maloi Batuta (Kalimantan Timur). Darmin
mengatakan, dua KEK itu pengoperasiannya telah dicanangkan oleh Presiden Jokowi dari
delapan wilayah KEK. Pemerintah pun telah mengatur Peraturan Pemerintah untuk
memberikan insentif bagi wilayah KEK itu. "Fasilitas yang diberikan baru tuntas
pembahasannya sekarang ini. Draft PP nya sudah diparaf di tempat saya, dan nanti
dikirim ke Pak Pramono Anung (Sekretaris Kabinet), mudah-mudahan segera diproses
lebih lanjut," kata Darmin.
Poin kedua, mengenai pengelolaan air. Sesuai dengan putusan Mahkamah Konstitusi
(MK) yang mencabut UU No 7 tahun 2004. Dengan pencabutan ini maka pengelolaan air
menjadi kewenangan negara. "Perusahaan yang sudah dapat izin selama ini itu tetap
berlaku izinnya sampai habis, atau kalau Undang-Undang baru nanti dibuat itu mengatur
lain, akan mengikuti yang baru itu," tegas Darmin.
Sedangkan untuk poin ketiga, penegasan kepada BPOM yang telah berhasil
merevolusi penyederhanaan proses perizianan dalam melakukan impor obat ataupun
bahan pembuatan obat. Dulu setelah paket deregulasi itu sudah sederhana, sudah online
semua perizinan, tapi belum semuanya. Maka dari itu sekarang BPOM telah berhasil 100

23
persen mengubah semua jadi online, jadi bisa dikatakan untuk proses impor hanya
membutuhkan waktu kurang dari satu jam," papar Darmin.

7. Paket Kebijakan Ekonomi ke-7, Buat Rupiah Bergerak Positif


Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini (13/11) diperkirakan
akan bergerak positif meski hanya tipis. Hal ini akibat dorongan ekspektasi positif dari
Paket Kebijakan Ekonomi VII yang akan dirilis pemerintah.
“Sejumlah sentiment masih ditanggapi positif terutama terkait kondisi makro ekonomi
Indonesia yakni ekspektasi positif akan isi Paket Kebijakan VII yang sempat batal
diumumkan pada hari Kamis kemarin,” ujar analis PT NH Korindo Securities Indonesia,
Reza Priyambada, dalam risetnya di Jakarta, Jumat, 13 November 2015.
Menurut Reza, sejauh ini sejumlah sentimen positif di dalam negeri masih merespons
para pelaku pasar, terutama terkait kondisi makroekonomi domestik.”Meski dollar AS
mengalami penguatan terhadap euro, poundsterling, yen dan yuan, namun rupiah masih
mampu bergerak positif,” tukasnya. Selain tren inflasi yang terus membaik, kata dia,
ekspektasi positif terhadap isi Paket Kebijakan Ekonomi VII juga masih menjadi salah
satu katalis positif bagi rupiah. “Tetapi, penguatan rupiah masih terhalangi sikap wait and
see pelaku pasar menjelang pidato Presiden European Central Bank dan petinggi Federal
Reserve AS,” ucapnya.
Sebelumnya, dia pernah menyampaikan, bahwa masih berlanjutnya tren penguatan
telah memberi ruang bagi rupiah untuk melanjutkan pola apresiasi jangka pendek. Saat
ini, rupiah terlihat mulai bergerak sideways yang menandakan bahwa volatilitasnya
masih mencari celah untuk mengalami penguatan. Namun, rupiah juga masih menyimpan
potensi pembalikan arah melemah jika tidak mendapatkan dukungan sentimen positf.
Oleh sebab itu, pelaku pasar diminta mewaspadai sentimen yang akan muncul, karena
masih adanya peluang pelemahan. “Laju rupiah di atas target resisten Rp13.586,”
tutupnya.

24
Presiden Jokowi akan terus mengeluarkan kebijakan untuk menangani permasalahan
perekonomian di Indonesia, walaupun semua kebijakan tersebut belum terasa dampaknya
namun sedikit demi sedikit rupiah kembali menguat walaupun masih ada di angka 13,680
per tanggal 23 Desember 2015 lalu, ini sudah cukup baik dibandingkan bulan agustus lalu
yang melampaui 14rb per $ 1.

3.2 Pentingnya Penerapan Sistem Perdagangan Bebas Untuk Merekrontruksi


Perekonomian Di Indonesia Yang Kian Melesu.
Masyarakat Indonesia perlu dikejutkan dengan hal-hal yang mampu membuat roda
ekonomi berputar kembali, karna saat ini roda perekonomian seolah mogok tak mampu
berputar. Seperti ekonomi yang sedang terjadi di Indonesia saat ini tingkat konsumsi
masyarakat menurun karna tingginya harga barang dan jasa yang sejatinya tidak mampu
terpenuhi dengan pendapatan kebanyakan masyarakat Indonesia yang masih di bawah
rata-rata
Menurunnya tingkat konsumsi masyarakat Indonesia membuat menurunnya PDB
oleh sebab itu kita harus mencari cara agar konsumsi masyarakat dapat meningkat. Ada
beberapa cara yang bisa dilakukan pemerintah guna menaikain tingkat konsumsi di
antaranya menurunkan tarif pajak sehingga produk barang dan jasa menjadi lebih murah.
Tidak hanya cara dari pemerintah masyarakat pun harus ikut berperan serta dalam
meningkatkan tingkat konsumsi di Indonesia karna apabila tingakat konsumsi naik maka
akan berefek pada semuanya. Apalagi dengan adanya perdagangan bebas, kita sebagai
warganegara Indonesia harus meningkatkan tingkah konsumsi terhadap barang dan jasa
terutama pada produk lokal.
Yang jadi penting dalam perdagangan bebas di era globalisasi ini adalah indonesia
seharusnya tidak hanya jadi penonoton atau jadi pelabuhan impor dari negara-negara lain,
Indonesia haus mampu bersaing dan menjadi pengekspor besar terhadap barang lokal.
Masyarakat Indonesia diharapkan mampu bersaing dalam perdagangan bebas ini.
Dengan adanya perdagangan bebas ini masyarakat harus belajar menciptakan produk –
produk unggulan baik barang maupun jasa yang memiliki nilai jual tinggi dan dibutuhkan

25
khalayak ramai. Di era globalisasi ini juga masyarakat harus mulai mencintai produk
buatannya sendiri, ini yang sampai ini menjadi teka-teki kenapa masyarakat indonesia
lebih bangga mengkonsumsi produk luar negri daripada produk lokal? Padahal jika
masyarakat tau inilah yang membuat indonesia kian terpuruk. Indonesia hanya jadi
pelabuahan impor tidak mampu membuat bangga rakyat sendiri untuk menggunakan
produk sendiri.
Era globalisasi seharusnya kita jadikan tantangan, dengan adanya globalisasi ini kita
menjadi semangat dalam menginovasi produk dan menciptakan produk-produk baru
untuk mampu bersaing dalam pasar bebas. kita juga jati lebih mempersiapkan SDA yang
unggul agar tidak kalah saing dengan WNA yang masuk ke Indonesia. Tidak sampai
disitu, globalisasi juga menyadarkan masyarakat bahwa menggunakan produk sendiri
sama dengan menyelamatkan negri.

3.3 Dampak Positif Dan Negatif Dari Penerapan Perdagangan Bebas Untuk
Perekonomian Di Indonesia.
Penerapan perdagangan bebas memiliki dampak postif dan negative bagi suatu
negara. Dampak positif dari perdagangan bebas, diantaranya:

1. Terjadi pertukaran barang. Dengan diberlakukanya perdagangan bebas, negara tersebut


dapat menikmati produk yang tidak hanya dari hasil produk buatan dalam negeri sendiri
saja, tetapi juga produk buatan luar negeri dengan mudah karena dengan adanya
perdagangan bebas (impor).
2. Kemudian produk-produk dalam negeri dapat dengan memudah meraih popularitas di luar
negeri.
3. Devisa akan menguat jika ekspor lebih besar daripada impor.
4. Setiap individu atau perusahaan akan terpacu untuk membuat inovasi dengan kreativitas
yang mereka miliki dalam membuat produk baru atau menambahkan nilai untuk
mempertinggi daya saing yang dikarenakan kompetisi perdagangan yang bebas.
5. Setiap individu atau perusahaan akan terus meningkatkan mutu dan kualitas produk
maupun kinerja perusahaan dengan menerapkan standar-standar dan sertifikasi demi
meningkatkan daya saing .

26
Sedangkan dampak negative dari perdagangan bebas, diantaranya:
1. Membuat masyarakat menjadi konsumtif terhadap barang – barang impor yang
diakibatkan oleh defrensiasi produk.
2. Terjadi persaingan perdagangan yang sangat ketat baik dari dalam negeri maupun luar
negeri. Jika tidak dapat bersaing dalam persaingan bebas tersebut, maka akan terjadi
peningkatan pengangguran dan perusahaan yang gulung tikar.
3. Devisa akan mengalami deficit akibat dari lebih banyak produk impor dari pada ekspor.
4. Bagi negara-negara yang belum berkembang dengan kondisi perdaganganya yang belum
begitu tangguh dan kut, maka akan menjadi pasar bagi produk-produk impor yang lama
kelamaan akan melemahkan perdagangan dalam negeri karena tidak bisa bersaing.

3.4 Cara Meminimalkan Dampak Negatif Dari Perdagangan Bebas Di Era


Globalisasi.
Melihat dampak yang sangat luar biasa merugikan tersebut sebaiknya harus dilakukan
antisipasi yang cepat dan menyeluruh. Indonesia perlu melakukan seleksi produk untuk
melindungi industri nasional. Misalnya, garmen Indonesia dibebaskan masuk ke negara
lain, sementara industri makanan dibolehkan masuk. Pemerintah mencabut pungutan
retribusi yang memberatkan dunia usaha di daerah agar industri lokal menjadi kompetitif.
perbatasan provinsi. Pelabuhan Tanjungpriok, Jakarta adalah salah satu pintu masuk
barang ke Indonesia, termasuk dari Cina dan negara Asean lainnya. Meski serbuan impor
barang dari Cina diprediksi terjadi tiga bulan mendatang, pemerintah hanya bisa
membendung barang impor melalui mekanisme non-tarif. Pengetatan pemeriksaan
barang masuk di pelabuhan harus dilakukan karena negara lain juga melakukan hal sama.
Memang, pengetatan pemeriksaan barang impor dalam jangka pendek bisa menahan
serbuan produk Cina. Namun, pemerintah agaknya masih harus bekerja keras agar
industri di Tanah Air bisa bersaing dengan produk impor yang lebih murah.
Di sisi lain, pemerintah harus menyiapkan industri domestik agar bisa lebih
kompetitif dengan produk Cina serta memberikan kemudahan dalam bentuk pendanaan
atau lainnya. Pemerintah harus memperbaiki berbagai kebijakan ekonomi untuk
menghadapi perdagangan bebas. Pemerintah sebaiknya mengaktifkan rambu-rambu

27
nontarif, seperti safeguard (jaring pengaman) dan dumping, yang selama ini dinilai tak
punya gigi oleh para pengusaha. Selain itu, masalah penyelundupan harus diselesaikan
agar daya saing produk Indonesia bisa tercapai. Pasalnya, di luar penurunan tarif nol,
sekarang disinyalir banyak produk ilegal yang masuk. Kalau tarifnya zero, berarti sudah
tidak bisa ketahuan bedanya lagi, mana yang ilegal dan legal dengan tarif zero. Tetapi
secara jangka panjang langkah-langkah tersebut tidak bisa dipertahankan. Sebagai bagian
dari masyarakat dunia, bangsa ini tidak bisa mengelak dari kebjaksanaan global tersebut.
Masyarakat Industri harus berjuang dengan keras untuk memenangkan persaingan global
yang semakin mengancam. Dibutuhkan kejelian dan kreatifitas untuk dapat menembus
persaingan ketat tersebut. Beberapa hal yang menjadi keemahan barang industri China
adalah kualitasnya. Kelemahan ini harus dimanfaatkan oleh pelaku industri di Indonesia.
Kita harus juga menciptakan produk baru yang mampu menggantikan produk-produk
impor atau dengan kata lain kita bisa menggunakan sistem subtitusi impor. Dengan
begitu kita pasti bisa menjadi negara yang anti impor. Dengan meminimalkan impor
devisa negara tidak akan berkurang namun untuk menambahnya kita harus melakukan
expor oleh sebab itu kita harus menciptakan produk-produk yang unggul karna kita dari
Indonesia kita bisa memanfaatkan lahan pertanian kita untuk menjadi sektor utama
produk yang di impor dengan begitu devisa kita akan bertambah.
Selain itu yang perlu dilakukan untuk menangani dampak negatif dari perdagangan
bebas yakni mencintai produk lokal. Inilah satu cara yang sederhana namun susah
dijalankan, masyarakat seolah malu menggunakan brand ala Indonesia ini, mereka lebih
bangga dengan produk asing. Padahal dengan mereka membeli produk asing mereka serta
merta ikut mensukseskan perdagangan bebas mereka dan secara tidak langsung membuat
indonesia makin terpuruk. Oleh karana itu Indonesia tidak boleh menjadi penonton.
Indonesia harus bisa bersaing di era globalisasi dengan cara kembali kepada individu kita
masing-masing untuk mencintai produk lokal.

28
3.5 Mampukah Bersaing Dalam Perdagangan Bebas ?
Dalam menghadapi perdagangan bebas yang sudah di depan mata, nampaknya
indonesia masih belum optimal mempersiapkan itu semua. Pemerintah baru melakukan
sosialisasi tentang "Apa Itu Perdagangan Bebas" belum pada sosialisasi apa yang harus
dilakukan untuk memenangi Perdagangan bebas. hal ini berbeda dengan persiapan yang
dilakukan negara lain sebagai contoh di Thailand, pemerintahnya melalui the National
Economic and Social Development Council telah melakukan persiapan secara
komprehensif dan menyusun delapan strategi khusus untuk menghadapi MEA untuk
waktu 3 tahun (2012-2015) karena MEA ditetapkan sebagai prioritas utama yang
melibatkan berbagai institusi pemerintah dan kalangan pengusaha. Salah satu strategi
yang dilakukan Thailand untuk memenangi MEA adalah memprioritaskan sektor
peternakan dimana pemerintah Thailand melakukan peningkatan kualitas manajemen
budidaya ternak dan melakukan ekspansi investasi ke negara tetangga seperti Myanmar.
Menurut Hendri hal inilah yang mesti dicontoh pemerintah Indonesia, pemerintah
semestinya mempersiapkan strategi yang komprhensif dalam menghadapi MEA bukan
hanya sosialisasi saja.
Indonesia masih jauh ketinggalan terutama dari aspek perencanaan strategi dan
kebijakan, jika di Thailand MEA dijadikan prioritas utama serta pemerintahnya membuat
program khusus dengan melibatkan pejabat tinggi pemerintah, BUMN dan masyarakat
sipil sedangkan di Indonesia, pemerintah belum ada strategi konkret dan penetapan sektor
yang menjadi prioritas.
Dalam menghadapi perdagangan bebas AFTA atau AEC Indonesia sebagai salah
satu Negara anggota ASEAN masih memiliki beberapa kendala yang menunjukan
ketidaksiapan, diantanya adalah; dari segi penegakan hukum, sudah diketahui bahwa
sektor itu termasuk buruk di Indonesia. Jika tak ada kepastian hukum, maka iklim usaha
tidak akan berkembang baik, yang mana hal tersebut akan menyebabkan biaya ekonomi
tinggi yang berpengaruh terhadap daya saing produk dalam pasar internasional.

29
Faktor lain yang amat penting adalah lembaga-lembaga yang seharusnya ikut
memperlancar perdagangan dan dunia usaha ternyata malah sering diindikasikan KKN.
Akibat masih meluasnya KKN dan berbagai pungutan yang dilakukan unsur pemerintah
di semua lapisan, harga produk yang dilempar ke pasar akan terpengaruhi. Otonomi
daerah yang diharapkan akan meningkatkan akuntabilitas pejabat publik dan mendorong
ekonomi lokal ternyata dipakai untuk menarik keuntungan sebanyak-banyaknya dari
dunia usaha tanpa menghiraukan implikasinya. Otonomi malah menampilkan sisi
buruknya yang bisa mempengaruhi daya saing produk Indonesia di pasar dunia.
Persoalan lain yang harus dihadapi adalah kenyataan bahwa perbatasan Indonesia
sangat luas, baik berupa lautan maupun daratan, yang sangat sulit diawasi. Akibatnya,
terjadi banjir barang selundupan yang melemahkan daya saing industri nasional. Miliaran
dolar amblas setiap tahun akibat ketidakmampuan menjaga perbatasan dengan baik.
Menurut taksiran kemampuan TNI-AL, sekitar 40 persen dari seharusnya digunakan
untuk mengamankan lautan akibat kekuarangan dana dan sarana yang lain. Kendala
utama bagi masyarakat Indonesia adalah mengubah pola pikir, baik di kalangan pejabat,
politisi, pengusaha, maupun tenaga kerja. Mengubah pola pikir ini sangat penting bagi
keberhasilan Indonesia memasuki perdagangan bebas.
Indonesia dengan sumber daya alam dan manusia yang berlimpah mempunyai
keunggulan komparatif. Namun, peningkatan SDM merupakan keharusan. Ternyata,
kemampuan SDM Indonesia sangat payah dibandingkan Filipina atau Thailand.
Bila dilihat dari semua itu indonesia sepertinya masih belum siap menghadapi pasar
bebas, belum siap disi bukan berarti tidak mampu. Indonesia pasti akan mampu
menghadapi perdagangan bebas di era globalisasi bila terus melaksanakan persiapan-
persiapan dan strategi untuk terus bertahan menjadi pemain dalam pasar bebas bukan
hanya menjadi pelabuhan impor dan menjadi penonton dari perdagangan international.

30
BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan
Pemerintahan era presiden Jokowi tidaklah seburuk yang di beritakan media
masa, bahkan sampai saat ini jokowi mampu mengatasi lemahnya mata uang rupiah
terhadap dolar amerika dengan beberapa paket kebijakan yang dikeluarkannya. Bahkan
para pemerhati ekonomi mengataan bahwa paket kebijakan presiden Jokowi itu akan
berdampak menengah dan panjang oleh sebab itu lah saat ini paket kebijakan itu belum
bisa kita rasakan manfaatnya. Dengan adanya manfaat jangka panjang yang kan kita
rasakan semoga mampu memberi bantuan bagi Indonesia dalam mengadapi pasar bebas
di era globalisasi.
Indonesia harus mulai mandiri, tidak terus menerus menerima produk barang
maupun jasa dari luar, Indonesia harus bisa menciptakannya sendiri dengan begitu
Indonesia akan memiliki daya saing yang lebih baik. Indonesia harus menghilangkan
sikap konsumtif yang terus menerus menerima barang jadi, indonesia harus lebih kreatif
menciptakan produk-produk baru untuk bisa menjadi pengganti barang dan jasa yang
biasa kita impor agar cadangan devisa kita tidak trus berkurang. Bahkan produk barang
dan jasa yang kita ciptakan harusnya mampu beredar di pasar luar agar mampu
menambah cadangan devisa kita.

Saran
 Pemerintah harus lebih giat lagi dalam mengimplementasikan paket kebijakan yang
sudah dibuat.
 Pemerintah khususnya daerah sudah harus menekankan sistem satu daerah satu produk
agar tiap daerah mempunyai produk unggulan masing-masing.
 Pemerintah seharusnya memudahkan masyarakat dalam mengurus UKM dan UMKM

31
 Masyarakat menyadari pentingnya memiliki kreatifitas dalam menciptakan suatu produk
barang atau jasa.
 Masyarakat harus mulai mencintai produk yang di buatnya sendiri agara mampu
meningkatkan konsumsi dalam negri dan produk akan mampu bertahan dalam
perdagangan bebas.

DAFTAR PUSTAKA

1. http://brainly.co.id/tugas/1644358
2. https://buntokhacker.wordpress.com/materi-pemelajaran/ekonomi/pengertian-dan-
definisi-ekonomi-menurut-para-ahli/
3. http://kbbi.web.id/era
4. http://www.seputarpengetahuan.com/2015/03/pengertian-pemerintahan-menurut-
para.html
5. http://awansatria.mywapblog.com/pengertian-dan-definisi-globalisasi-menu.xhtml
6. http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/15/08/26/ntowsl349-pengamat-kondisi
ekonomi-indonesia-seperti-dalam-lingkaran-setan
7. http://print.kompas.com/baca/2015/09/16/Penyerapan-APBN-Membaik
8. http://batampos.co.id/06-10-2015/gambaran-kondisi-ekonomi-indonesia-2016-versi-
bank-dunia/
9. http://ezafauzinotes.blogspot.co.id/2013/05/menuju-era-perdagangan-bebas-
mampukah.htm
10. http://www.rappler.com/indonesia/111803-paket-kebijakan-ekonomi-pemerintah-jokowi
11. http://infobanknews.com/paket-kebijakan-ekonomi-ke-7-buat-rupiah-bergerak-positif/
12. https://jktcargo.wordpress.com/2010/02/27/antisipasi-terhadap-dampak-buruk-
perdagangan bebas-asean-china/

32
33

Anda mungkin juga menyukai