Anda di halaman 1dari 11

KLIPING

ORGANISASI REGIONAL DAN GLOBAL SERTA


PENGARUHNYA TERHADAP INDONESIA

Di susun oleh :
1. BIKLI RINDANI
2. NUR SALIM
3. RODHIYAH
4. AMELIA AYUNING SALMA
5. NAFI DEWITA SARI

MA MA’ARIF AN-NUR
Jl. Raya Gading Winongan, Kompleks Yayasan An-nur Winongan

Kab. Pasuruan Jawa Timur


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga saya dapat menyelesaikan Kliping ini.

Makalah Komputer Dan Jaringan Dasar ini telah saya susun dengan maksimal. Untuk itu saya
menyampaikan banyak terima kasih kepada Allah SWT yang memberi kumudahan dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki kliping ini.

Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan pembaca dan
bermaanfaat untuk pembacanya.

Pasuruan, Juli 2022


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk sosial. Dimana kita tidak dapat hidup sendiri dan
membutuhkan orang lain. Begitu juga dengan suatu negara. Setiap negara memiliki kelebihan
dan kekurangan masing – masing. Misalnya ada yang memiliki sumber daya alam yang
melimpah dan ada pula yang memiliki sumber daya manusia yang berkualitas. Maka dari itu,
diperlukan kerja sama untuk mengisi kekurangan masing – masing negara. Faktor terjadinya
kerja sama antar negara yaitu adanya perbedaan dan kesamaan.Perbedaan itu diantaranya
perbedaan sumber daya alam , ilmu pengetahuan dan teknologi, serta ideologi. Sedangkan
kesamaan yang mendorong terjadinya kerja sama yaitu kesamaan keadaan wilayah, sumber
daya alam, serta ideologi. Dengan kerja sama diharapkan suatu negara dapat lebih maju dan
berkembang. Kerja sama itu dapat diwujudkan melalui dibentuknya suatu Organisasi.
Organisasi dapat mendukung proses sosialisasi dalam kerja sama.
Organisasi Internasional banyak mengikutsertakan negara-negara yang ingin
menjalin hubungan internasional baik yang bersifat regional maupun global Dalam suatu
hubungan internasional, tidak selalu diwarnai oleh suasana yang tertib dan aman. Banyak
sekali kendala, baik dari masalah intern (dalam) maupun ekstern (luar), seperti
terjadinya perang atau pertikaian politik yang dapat mengakibatkan hubungan internasional
tidak berjalan dengan baik. Kendala ini dapat diatasi dengan kehadiranorganisasi-organisasi
internasional yang dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan hubungan internasional.
Selain itu, dapat digunakan juga sebagai media kerjasama dan penyelesaian konflik
antarnegara.. Melalui organisasi hubungan internasional, negara – negara akan berusaha
untuk mencapai tujuan yang menjadi kepentingan bersama dan kepentingan itu
menyangkut segala hal di bidang kehidupan internasional.
B. Rumusan Masalah
 Bagaimana latar belakang terbentuknya organisasi-organisasi global dan regional
(APEC, OPEC, dan MEA) ?
 Bagaimana tujuan dibentuknya organisasi-organisasi global dan regional (APEC,
OPEC, dan MEA) ?
 Bagaimana kegiatan yang dilakukan organisasi-organisasi global dan regional (APEC,
OPEC, dan MEA) ?
 Bagaimana Peran Indonesia dalam organisasi-organisasi global dan regional (APEC,
OPEC, dan MEA) ?

C. Tujuan
 Untuk menganalisis latar belakang terbentuknya organisasi-organisasi global dan
regional (APEC, OPEC, dan MEA).
 Untuk menganalisis tujuan dibentuknya organisasi-organisasi global dan regional
(APEC, OPEC, dan MEA).
 Untuk menganalisis kegiatan yang dilakukan organisasi-organisasi global dan regional
(APEC, OPEC, dan MEA).
 Untuk menganalisis Peran Indonesia dalam organisasi-organisasi global dan regional
(APEC, OPEC, dan MEA).
BAB II

PEMBAHASAN

A. APEC

1. Latar Belakang

APEC (Asian Pasific Economic Coorporation) merupakan organisasi


kerjasama ekonomi regional di kawasan Asia Pasifik. Organisasi APEC berdiri pada bulan
November 1989 di Canberr dan Australia diprakarsai Perdana Menteri Australia , Bob
Hawke. Ada dua belas negara pendiri Organisasi APEC, yaitu Indonesia, Singapura,
Malaysia, Thailand, Filipina, Brunei Darussalam, Jepang, Republik Korea, Australia,
Selandia Baru, Kanada dan Amerika Serikat. Pada tahun 1991 APEC menerima anggota baru
, yaitu Cina dan Hong Kong. Pada tahun 1993 APEC menerima Meksiko dan Papua New
Guenia. Pada tahun 1994 APEC menerima Cile dan pada tahun 1998 menerima Peru, Rusia ,
serta Vietnam sebagai anggota baru.

Latar belakang terbentuknya organisasi APEC yaitu ;

a. Kebutuhan pembangunan ekonomi regional akibat globalisasi sistem perdagangan, dan


adanya perubahan berbagai situasi politik dan ekonomi dunia sejak pertengahan tahun
1980-an.

b. Kemajuan teknologi di bidang transportasi dan telekomunikasi semakin mendorong


percepatan perdagangan global yang ditandai dengan adanya perubahan-perubahan yang
cepat pada pasar uang, arus modal

c. Meningkatnya kompetisi untuk memperoleh modal, tenaga kerja terampil, bahan baku,
maupun pasar secara global

d. Meningkatnya kerja sama ekonomi di antara negara-negara seka-wasan seperti


Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) yang menerapkan sistem pasar tunggal untuk Eropa;
North American Free Trade Area (NAFTA) di kawasan Amerika Utara; ASEAN Free
Trade Area (AFTA) di kawasan Asia Tenggara.
e. Berkurangnya persaingan persen-jataan, sehingga Forum-forum internasional yang
seringkali didominasi dengan pembahasan masalah pertahanan dan keamanan, mulai
digantikan dengan pembahasan masalah-masalah ekonomi dan perdagangan

f. Timbulnya pemikiran untuk mengalihkan dana yang semula digunakan untuk


perlombaan senjata ke arah kegiatan yang dapat menunjang kerja sama ekonomi antar
negara.

2. Tujuan Terbentuknya Organisasi APEC

Organisasi APEC memiliki tujuan yang ditetapkan saat KTT ( Konferensi Tingkat
Tinggi ) APEC yang dilaksanakan di Bogor,Indonesia tahun 1994, yaitu ;

a. Untuk mencapai perdagangan bebas dan terbuka dan Investasi di kawasan Asia-Pasifik
pada 2010 untuk negara maju dan 2020 untuk negara berkembang ( Bogor
Goals ) Tujuan utama yang ditetapkan pada KTT ke - 6 pada tanggal 15 November 1994
di Bogor,Indonesia.

b. Meningkatkan kerjasama dan investasi dalam bidang perdagangan, meliputi


penghapusan hambatan-hambatan dan tarif perdagangan antar negara.

c. Untuk mengurangi tarif dan hambatan perdagangan lainnya di wilayah asia-pasifik,


menciptakan ekonomi domestik yang efisien dan secara dramatis meningkatkan ekspor

d. Membantu ekonomi untuk tumbuh, menciptakan lapangan kerja dan memberikan


kesempatan yang lebih besar untuk perdagangan internasional dan investasi

e. Untuk menciptakan lingkungan yang aman dan efisien pergerakan barang, jasa dan
orang di seluruh di wilayah perbatasan melalui kebijakan ekonomi dan kesejajaran dan
kerjasama teknis.
3. Kegiatan Organisasi APEC

Kegiatan yang telah dilakukan APEC dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dunia, yaitu ;

a. pengurangan tarif dan hambatan non tarif lainnya

b. menciptakan kondisi ekonomi yang lebih efisien dan meningkatkan perdagangan

c. Seluruh pihak diharapkan dapat melakukan perannya masing-masing dalam rangka


mencegah munculnya kebijakan-kebijakan yang bersifat protektif dan terus melanjutkan
upaya liberalisasi perdagangan. Hubungan perdagangan juga harus kuat dan seimbang
agar mampu mengangkat kesejahteraan masyarakat.

d. perlunya membangun infrastruktur sebagai elemen dasar konektivitas.

4. Peran Indonesia dalam Organisasi APEC

Indonesia merupakan salah satu dari dua belas pendiri Organisasi APEC. Pada tahun
1989, Indonesia membantu terbentuknya organisasi APEC. Indonesia ikut menikmati hasil
nyata dari forum kerja sama ekonomi tersebut. Negara anggota organisasi APEC merupakan
mitra dagang utama bagi Indonesia. Jumlah impor Indonesia sebesar 61% dari total ekspor
Indonesia. Selain itu, 50 % sumber investasi asing langsung berasal dari kerja sama Indonesia
dengan negara – negara anggota organsiasi APEC.

Pada tanggal 5 November 1994, Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan pemimpin –
pemimpin organisasi APEC di Bogor. Peran lain Indonesia dalam organisasi APEC antara
lain yaitu ikut mewujudkan ketertiban dunia melalui forum konsultasi APEC yang jujur, adil,
dan bebas serta saling membantu tanpa membedakan tingkat kemajuan bangsa.

B. OPEC

1. Latar Belakang

OPEC (Organization of the Petroleum Exporting Countries) adalah organisasi tempat


berkumpulnya negara-negara pengekspor minyak. OPEC didirikan pada 14 September 1960
oleh lima negara anggota: Iran, Irak, Kuwait, Arab Saudi, dan Venezuela, setelah
diselenggarakannya Konferensi Baghdad pada tangga 10-14 Agustus 1960 yang diikuti oleh
lima negara produsen minyak tersebut. OPEC Dibentuk Sebagai Akibat Jatuhnya Harga
Minyak Pada Perusahaan Raksasa Seperti Shell, British Petroleum, Texaco, Exxon, Mobil,
Socal, Dan Gulf. Mereka melakukan penurunan harga minyak secara drastis sehingga mereka
mampu memenuhi kebutuhan negara- negara industri besar.Untuk mengatasi hal
tersebut,negara-negara Timur Tengah berusaha merebut pasaran harga minyak internasional
dengan cara mengadakan perundingan pada tanggal 11-14 September 1960 di Baghdad
( Irak ). Mereka sepakat untuk mendirikan OPEC yang anggotanya terdiri dari Saudi
Arabia, Iran, Irak, Kuwait Dan Venezuela.

2. Tujuan Terbentuknya Organisasi OPEC

Adapun Tujuan dibentuknya OPEC adalah untukmempertahankan harga minyak dan


menentang aksi penurunan harga minyak secara sepihak oleh perusahaan minyak besar yang
disebut The Seven Mayor seperti Exxon, Texaco, Socal, Gulf, British Petroleum, dan Shell.
Perusahaan raksasa minyak bumi ini adalah dari negara-negara maju seperti Amerika Serikat,
Inggris, jerman Barat dan Jepang. OPEC berusaha secara kolektif menentukan kebijakan
harga dan jumlah produksi minyak bumi di pasaran dunia. Tujuan OPEC yaitu ; a)
Mengadakan kerja sama di bidang perminyakan, b) Mempersatukan kebijaksanaan yang
perlu ditempuh untuk melindungi negara anggota, c) Menentang penurunan harga
minyak, d) Mengusahakan keseragaman harga minyak di pasaran dunia, e) Mengusahakan
pemenuhan kebutuhan dunia akan minyak bumi.

3. Kegiatan Organisasi OPEC

Kegiatan yang dilakukan organisasi OPEC dengan mengadakan pertemuan-


pertemuan antar negara produsen minyak mentah yang tergabung dalam OPEC untuk
menstabilkan harga minyak dunia.Selain itu juga mengatur jumlah produksi atau suplai
minyak mentah dengan kesepakatan negara-negara pengekspor minyak yang terbentuk
dalam OPEC.

4. Peran Indonesia dalam Organisasi OPEC

Sejak menjadi anggota organisasi OPEC tahun 1962, Indonesia ikut berperan aktif
dalam penentuan arah dan kebijakan organisasi OPEC khususnya dalam rangka
menstabilisasi jumlah produksi dan harga minyak di pasar internasional. Sejak berdirinya
Sekretariat organisasi OPEC di Wina tahun 1965, KBRI / PTRI Wina terlibat aktif dalam
kegiatan pemantauan harga minyak dan penanganan masalah substansi serta diplomasi di
berbagai persidangan yang diselenggarakan oleh organisasi OPEC. Pentingnya peran yang
dimainkan oleh Indonesia di organisasi OPEC telah membawa Indonesia pernah ditunjuk
sebagai Sekjen organisasi OPEC dan Presiden Konferensi OPEC.

C. MEA

1. Latar Belakang

Secara umum, Masyarakat Ekonomi ASEAN diartikan sebagai sebuah masyarakat


ASEAN yang saling berhubungan satu sama lain dimana adanya perdagangan bebas diantara
negara-negara anggota ASEAN yang telah disepaki bersama antara pemimpin-pemimpin
negara-negara ASEAN untuk mengubah ASEAN menjadi kawasan yang lebih stabil,
makmur dan kompetitif dalam pembangunan ekonomi. Setelah krisis ekonomi yang melanda
kawasan Asia Tenggara,pada KTT ASEAN ke-9 di Bali,Oktober 2003 para kepala Negara
ASEAN menyepakati pembentukan Komunitas ASEAN (ASEAN Community) dalam
bidang ekonomi,politik,sosial budaya dan ekonomi yang bernama Declaration of ASEAN
concord II atau dikenal sebagai Bali concord II yang kemudian lebih diarahkan kepada
integrasi ekonomi kawasan yang implementasinya mengacu pada ASEAN Economic
Community yang merupakan satu pilar perwujudan ASEAN 2020.

2. Tujuan Organisasi MEA

Tujuan sari adanya organisasi MEA ;

a. Meningkatkan stabilitas perekonomian di kawasan ASEAN.

b. Membentuk kawasan ekonomi antarnegara ASEAN yang kuat.

c. Terciptanya aliran bebas barang, jasa, dan tenaga kerja terlatih, serta aliran investasi
yang lebih bebas.

3. Kegiatan Organisasi MEA

Setelah dibentuknya MEA,adapun salah satu kegiatan MEA yakni pembentukan AEC
Blueprint sebagai pedoman bagi Negara-negara anggota ASEAN dalam mewujudkan MEA.
AEC Blueprint memuat 4 pilar antara lain ;
a. ASEAN sebagai pasar tunggal dan berbasis produksi tunggal yang didukung dengan
elemen aliran bebas barang,jasa,investasi, tenaga kerja terdidik dan aliran modal yang
lebih luas.

b. ASEAN sebagai kawasan dengan daya saing ekonomi yang tinggi,dengan elemen
peraturan kompetisi,perlindungan konsumen,hak atas kekayaan
intelektual,pengembangan infrastruktur,perpajakan dan e-commerse.

c. ASEAN sebagai kawasan pengembangan ekonomi yang merata dengan elemen


pengembangan usaha kecil dan menengah,dan prakarsa integrasi ASEAN untuk Negara
CMLV (Cambodia, Myanmar, Laos, Vietnam)

d. ASEAN sebagai kawasan yang terintegrasi secara penuh dengan perekonomian global
dengan pendekatan yang koheren dalam hubungan ekonomi di luar kawasan dan
meningkatkan peran serta dalam jejaring produksi global.

Selain itu, kegiatan MEA juga ditandai dengan adanya kerjasama-kerjasama, antara lain:

a. Pengembangan pada sumber daya manusia dan adanya peningkatan kapasitas.

b. Pengakuan terkait kualifikasi profesional.

c. Konsultasi yang lebih dekat terhadap kebijakan makro keuangan dan ekonomi.

d. Membentuk langkah-langkah dalam pembiayaan perdagangan.

e. Meningkatkan infrastruktur.

f. Melakukan pengembangan pada transaksi elektronik lewat e-ASEAN.

g. Memperpadukan segala industri yang ada di seluruh wilayah untuk dapat


mempromosikan sumber daerah.

h. Meningkatkan peran dari sektor swasta untuk dapat membangun MEA.

4. Peran Indonesia dalam Organisasi MEA

Indonesia meruapakan salah satu anggota dalam organisasi MEA. MEA merupakan
kerja sama anggota ASEAN yang bergerak dalam bidang ekonomi. Pada bidang ekonomi ini,
Indonesia sangat mendukung terbentuknya integrasi perekonomian antar negara – negara
yang berada di kawasan Asia Tenggara yang kita kenal dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN
atau MEA. Dengan adanya MEA, diharapkan Indonesia bisa bersaing di pasar ASEAN,
sehingga pertumbuhan perekonomian Indonesia meningkat dan membuka banyak lapangan
pekerjaan
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Organisasi regional dan global adalah wadah bagi negara dalam berinteraksi dengan
negara-negara lainnya. Negara merupakan bagian dari masyarakat sosial yang mana pada
hakekatnya sebagai bagian dari masyarakat sosial,negara tidak dapat hidup sendiri.
Diperlukan adanya interaksi antarnegara melalui organisasi regional dan global.

Terbentuknya organisasi regional dan global didasari keinginan untuk bekerjasama


antarnegara anggota organisasi regional dan global, keinginan untuk bekerjasama yang telah
disepakati antar suatu anggota organisasi regional dan global membentuk suatu komitmen
untuk saling bekerjasama, salah satunya kerjasama dalam menyelesaikan konflik-konflik
yang ada. Tidak hanya itu saja, antar anggota organisasi regional dan global juga saling
membantu dalam mencapai tujuan bersama yang telah disepakati. Indonesia meruapakan
salah satu negara yang memiliki peran penting dalam pembentukan organisasi regional dan
global seperti organisasi APEC, OPEC, DAN MEA.

B. Saran

Dengan dibuatnya makalah ini,diharapkan pembaca dapat menggunakan makalah ini


sebagai penambah wawasan dan sebagai referensi sejarah mengenai organisasi-organisasi
regional dan global. Penulis menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan mengenai makalah diatas
dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan dapat dipertanggung jawabkan.

Anda mungkin juga menyukai