Anda di halaman 1dari 13

Mewujudkan Masyarakat Madani

Mata Kuliah : Agama Islam

Disusun oleh Kelompok 5 :

1. Kaela Rizkyamelia (2270405059)


2. Naila Nazira (2270405105)

Dosen Agama Islam : Nur Ahmad Soim S.Fill.I,MM.

Jl. Srengseng Sawah Raya No.17, RT.8/RW.3, Srengseng Sawah, Kec. Jagakarsa,
Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12630
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang ”IJTIHAD SEBAGAI SUMBER
PENGEMBANG HUKUM ISLAM” ini. Makalah ini merupakan laporan yang dibuat sebagai bagian
dalam memenuhi kriteria mata kuliah. Salam dan salawat kami kirimkan kepada junjungan kita
tercinta Rasulullah Muhammad SAW, keluarga, para sahabatnya serta seluruh kaum muslimin
yang tetap teguh dalam ajaran beliau.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih ada kekurangan disebabkan oleh kedangkalan
dalam memahami teori, keterbatasan keahlian, dana, dan tenaga penulis. Semoga segala
bantuan, dorongan, dan petunjuk serta bimbingan yang telah diberikan kepada kami dapat
bernilai ibadah di sisi Allah SWT. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfat bagi kita
semua, khususnya bagi penulis sendiri.
Daftar Isi

Kata pengantar…………………………………………………………………………………………2

Isi.................................................................................................................3

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang……………………………………………………………………………………4
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………………4

Bab II Pembahasan

A. Pengertian Mayarakat Madani………………………………………………………………5


B. Karakteristik Masyarakat Madani………………………………………………………….6
C. Posisi dan Peran Masyarakat Madani……………………………………………..………7

Bab III Penutup

A. Kesimpulan……………………………………………………………………………………….12
B. Daftar Pusaka…………………………………………………………………………………….13
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Semua orang mendambakan kehidupan yang aman, damai dan sejahtera
sebagaimana yang dicita-citakan masyarakat Indonesia, yaitu adil dan makmur
bagi seluruh lapisan masyarakat. Untuk mencapainya berbagai sistem
kenegaraan muncul, seperti demokrasi. Cita-cita suatu masyarakat tidak
mungkin dicapai tanpa mengoptimalkan kualitas sumber daya manusia. Namun
masih banyak permasalahan bagi bangsa Indonesia, permasalahan yang timbul
tersebut mengakibatkan banyaknya konflik ataupun kekacauan yang terjadi
dimasyarakat. Gonjang-ganjing ini tidak bisa dibiarkan lebih lanjut karena akan
sangat berakibat buruk bagi kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara di
negeri ini.
Alangkah baiknya bila permasalah yang seiring waktu terus timbul akhir-akhir ini
dapat diselesaikan dengan tuntas, cepat dan transparan agar masyarakat tahu betul
posisi dan solusi dari masalah tersebut. Tetapi apa yang kita lihat akhir-akhir ini?
Maraknya adu fisik maraknya percecokan untuk menyelesaikan masalah yang timbul.
Apakah begini kondisi masyarakat kita saat ini? Mudah marah, terpancing emosi dan
tidak mempunyai tenggang rasa.
Sebagai warga negara yang baik hendaknya kita semua sadar akan koridor-koridor yang
layak dan patuh kepada hukum. Untuk itu perlu adanya strategi peningkatan peran dan
fungsi masyarakat dalam mengangkat martabat manusia menuju masyarakat madani itu
sendiri

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Masyarakat Madani
2. Karakteristik Masyarakat Madani
3. Posisi dan Peran Umat Islam Dalam Mewujudkan Masyarakat Madani
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Masyarakat Madani

Masyarakat madani adalah masyarakat yang beradab, menjunjung tinggi nilai-nilai


kemanusiaan, maju dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Karena itu dalam
sejarah filsafat, sejak filsafat Yunani sampai masa filsafat islam juga dikenal istilah madinah atau
polis, yang berarti kota, yaitu masyarakat yang maju, berperadaban dan lebih mementingkan
kepentingan umum daripada kepentingan pribadi.

Dalam al-Qur’an Allah memberikan instruksi masyarakat ideal, sebagai gambaran dari
masyarakat madani dengan firman-Nya:
ََ َ َ َ ٰ َّ َ َ ُُ ُ ُ َ َْ َ َُ
‫ت ا َية َمسك ِن ِهم ِ ِف ِل َس َبا كان لقد‬
ۚ ‫غفور َّو َرب ط ِّي َبة َبلدة له َواشك ُروا َرِّبكم ِّرز ِق ِمن كلوا ە َّو ِش َمال َّي ِم نت عن جن ن‬

15. Sungguh, bagi kaum Saba’ ada tanda (kebesaran Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu
dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri, (kepada mereka dikatakan), “Makanlah
olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kepada-Nya. (Negerimu)
adalah negeri yang baik (nyaman) sedang (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun.”

Kata madani merupakan penyifatan terhadap kota madinah, yaitu sifat yang ditunjukkan oleh
kondisi dan system kehidupan yang berlaku di kota madinah. Kondisi dan system kehidupan out
menjadi popular dan dianggap ideal untuk menggambarkan masyarakat yang islami, sekalipun
penduduknya terdiri dari berbagai macam keyakinan. Mereka hidup rukun, saling membantu,
taat hukum dan menunjukkan kepercayaan penuh terhadap pimpinan. Al-Qur’an menjadi
konstitusi untuk menyelesaikan berbagai persoalan hidup yang terjadi di antara penduduk
Madinah.

 Ada dua masyarakat dalam sejarah yang terdokumentasi sebagai masyarakat madani,
yaitu:
Masyarakat negeri Saba’, yaitu masyarakat di masa Nabi Sulaiman AS. Keadaan
masyarakat Saba’ yang dikisahkan dalam al-Qur’an itu mendiami negeri yang baik,
subur, dan nyaman. Di tempat itu terdapat kebun dengan tanaman yang subur, tesedia
rizki yang melimpah, terpenuhi kebutuhan hidup masyarakat. Oleh karena itu, Allah
memerintahkan masyarakat Saba’ untuk bersyukur kepada Allah yang telah
menyediakan kebutuhan hidup mereka. Tapi sayangnya, setelah beberapa waktu
berlalu, penduduk negeri ini kemudian ingkar (kafir) dan maksiat kepada Allah, sehingga
mereka mengalami kebinasaan. ( Qs. Saba’:16).

ُ ََ َْ ََ َ ْ ْ َّ َ َّ َ َّ َ َ َ ُ ُ َ َ َّ َ َّ ِّ َ
‫ات َجنت نت ِب َجنتي ِهم َو َبدلن ُهم ال َع ن ِرم َسي َل َعلي ِهم فار َسلنا فاع َرضوا‬
ِ ‫شء واثل خمط اكل ذو‬
ِ ‫ق ِليل ِسد نر من و‬
16. tetapi mereka berpaling, Maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar
dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon)
yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dari pohon Sidr

Masyarakat kota Yastrib setelah terjadi traktat, perjanjjian Madinah antara Rasullullah
SAW beserta umat Islam dengan penduduk Madinah yang beragama Yahudi dan
beragama Watsani dari kaum Aus dan Khazraj. Madinah adalah nama kota di negara
Arab Saudi, sebagai nama baru kota Yastrib, tempat yang didiami oleh Rasulullah SAW
sampai akhir hayat beliau sesudah hijrah. Perjanjian Madinah berisi kesepakatan ketiga
unsur masyarakat untuk saling menolong, menciptakan kedamaian dalam kehidupan
sosial, menjadikan Al-Qur’an sebagai konstitusi, menjadikan Rasullullah SAW sebagai
pemimpin dengan ketaatan penuh terhadap keputusan-keputusannya, dan memberikan
kebebasan bagi penduduknya untuk memeluk agama serta beribadah sesuai dengan
ajaran agama yang dianutnya.

B. Karakteristik Masyarakat Madani

Ada beberapa karakteristik masyarakat madani, diantaranya:

Free public sphere (ruang publik yang bebas), yaitu masyarakat memiliki akses penuh terhadap
setiap kegiatan publik, mereka berhak melakukan kegiatan secara merdeka dalam
menyampaikan pendapat, berserikat, berkumpul, serta mempublikasikan informasikan kepada
publik.

Demokratisasi, yaitu proses untuk menerapkan prinsip-prinsip demokrasi

sehingga muwujudkan masyarakat yang demokratis. Untuk menumbuhkan demokratisasi


dibutuhkan kesiapan anggota masyarakat berupa kesadaran pribadi, kesetaraan, dan
kemandirian serta kemampuan untuk berperilaku demokratis kepada orang lain dan menerima
perlakuan demokratis dari orang lain. Demokratisasi dapat terwujud melalui penegakkan pilar-
pilar demokrasi yang meliputi:

a. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)


b. Pers yang bebas
c. Supremasi hokum
d. Perguruan Tinggi
e. Partai politik

Toleransi, sikap saling menghargai dan menghormati pendapat serta aktivitas yang dilakukan
oleh orang atau kelompok lain. Tidak mencampuri urusan pribadi pihak lain yang telah
diberikan oleh Allag sebagai kebebasan manusia.

Keadilan sosial (social justice), yaitu keseimbangan dan pembagian yang proporsiaonal antara
hak dan kewajiban, serta tanggung jawab individu terhadap lingkungannya

Bertuhan, artinya bahwa masyarakat tersebut adalah masyarakat yang beragama, yang
mengakui adanya Tuhan dan menempatkan hukum Tuhan sebagai landasan yang mengatur
kehidupan sosial.

Damai, artinya masing-masing kelompok masyarakat, baik secara individu maupun secara
kelompok menghormati pihka lain secara adil.

Tolong menolong tanpa mencampuri urusan internal individu lain yang dapat mengurangi
kebebasannya.

Berperadaban tinggi, yaitu masyarakat tersebut memiliki kencintaan terhadap ilmu


pengetahuan dan memanfaatkan kemajuan ilmu pengtahuan untuk memberikan kemudahan
dan meningkat harkat martabat manusia.

Berakhlak Mulia.

Supremasi hukum, yaitu upaya untuk memberikan jaminan terciptanya keadilan. Keadilan harus
diposisikan secara netral, artinya setiap orang memiliki kedudukan dan perlakuan hukum yang
sama tanpa kecuali. Adapun yang masih menjadi kendala dalam mewujudkan masyarakat
madani di Indonesia diantaranya :

Kualitas SDM yang belum memadai karena pendidikan yang belum merata.

Masih rendahnya pendidikan politik masyarakat.

Kondisi ekonomi nasional yang belum stabil pasca krisi moneter.

Tingginya angkatan kerja yang belum teserap karena lapangan kerja yang terbatas.

Pemutusn Hubungan Kerja (PHK) sepihak dalam jumlah yang besar.

Kondisi sosial politik yang belum pasca reformasi.

 Mewujudkan Masyarakat Madani


Dalam QS. Ali Imran: 110, Allah menyatakan bahwa umat islam adalah umat yang
terbaik dari semua kelompok umat manusia yang Allah ciptakan. Diantara aspek
kebaikan umat islam itu adalah keunggulan kualitas SDMnya dibanding umat non islam.

ُ ُ َ ُ ُ َّ َ َْ ْ َ َ َ ْ َ ُ ُ َ ََ َ َ َ ْ َ ََ
‫اس أخ نر َجت أ َّمة خ َي كنتم‬ ‫ن‬ ‫وف تأ ُم ُرون ِللن‬
ِ ‫ّلل َوتؤ ِمنون ٱل ُمنك نر َع نن َوتن َهون ِبٱل َمع ُر‬
ِ ‫لكان ٱل ِكت َٰ َِٰب أه ُل َءا َمن ولو ِبٱ‬
َ َ َ ُ ْ ُ َْ َ َ ُ َْ
‫ٱلف َٰ َِٰسقون َوأ ك َ ُيه ُم ٱل ُمؤ ِمنون ِّمن ُه ُم ۚ ل ُهم خ ًيا‬

110. kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada
yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli
kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman,
dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.

Masyarakat madani sejatinya bukanlah konsep yang ekslusif dan dipandang sebagai
dokumen usang. Ia merupakan konsep yang senantiasa hidup dan dapat berkembang
dalam setiap ruang dan waktu. Mengingat landasan dan motivasi utama dalam
masyarakat madani adalah Alquran. Prinsip terciptanya masyarakat madani bermula
sejak hijrahnya Nabi Muhammad Saw. beserta para pengikutnya dari Makah ke Yatsrib.
Hal tersebut terlihat dari tujuan hijrah sebagai sebuah refleksi gerakan penyelamatan
akidah dan sebuah sikap optimisme dalam mewujudkan cita-cita membentuk yang
madaniyyah (beradab).

Pembangunan yang dilakukan oleh Rasulullah adalah pembangunan yang mengacu pada
sistem ilahi, dan dikerjakan secara bertahap, yaitu:

1. Tahap Persiapan. Membersihkan mental masyarakat dari kemusyrikan,


kezaliman, dan kebodohan. Yakni memantapkan keyakinan atau aqidah atau
kepercayaan kepada Allah. Maka manusia akan bersikap jujur, adil, berwibawa,
tegas dan sopan santun. Kalau kebenaran sudah dijungkir balikan, hukum diinjak-
injak, mereka akan bangkit membelanya. Allah menyatakan : (Surat Al-
Fath/48:29 ).
“ Muhammad dan orang-orang yang bersamanya itu tegas terhadap orang-orang
kafir (yang mengganggunya), tetapi kasih sayang terhadap sesamanya”.

2. Tahap Penggalangan. Rasulullah SAW tiba di yastrib pada hari Jum’at tanggal 12
Rabiul Awal tahun pertama Hijriah. Pada hari itu juga Yatrib diganti namanya
menjadi Madinah. Langkah yang ditempuh adalah:
Menyatukan visi dan misi yang diikat dengan persaudaraan.
Menanamkan rasa kasih sayang dan persamaan derajat atau tingkatan,
tidak ada perbedaan antara satu dengan yang lain, kecuali takwanya.
Mengadakan perjanjian perdamaian, kerukunan umat beragama.
Toleransi dalam menjalankan keyakinan agama atau kepercayaan, tidak
adanya paksaan dalam beragama.
Menata sistem hukum, pranata perundang-undangan.
3. Tahap Pemberdayaan. Menerapkan diberikannya kepada mereka kebebasan
melakukan kegiatan, tetapi harus di dalam koridor peraturan yang ada.
Semangat iman, dan semangat disiplin itulah yang mengantarkan manusia
menjadi muttaqiin. Jiwa iman dan taqwa inilah yang melandasi orang dalam
setiap kegitaannya, apapun pekerjaan dan profesinya. Rasulullah memberikan
motivasi kepada setiap orang, bahwa apa yang dikerjakan itu pasti akan
mendapat balasan, tidak hanya berupa upah di dunia tetapo pahala juga di
akherat. Bekerjalah setiap perkerjaan akan dimudahkan Allah. Beliau bersabda:
“ Dari Ali Bin Abi Thalib r.a berkata: datang seseorang kepada Rasulullah SAW
dan berkata: apakah tidak sebaiknya kita berserah diri kepada Allah? Rasul SAW
menjawab: tidak, bekerjalah kamu segala sesuatu itu dimudahkan, kemudian
membaca ayat: “maka barangsiapa yang memberi dan bertaqwa serta
membenarkan adanya pahala kebaikan pasti akan kami mudahkan baginya”.

Oleh karena itu dalam menghadapi perkembangan dan perubahan zaman maka
perlu ditekankan untuk mewujudkan masyarakat madani selain apa yang sudah
dilakukan oleh Rasulullah SAW, antara lain:
Membangkitkan semangat islam melalui pemikiran islamisasi ilmu
pengetahuan, islamisasi kelembagaan ekonomi melalui lembaga ekonomi
dan perbankan syariah dan lain-lain.
Kesadaran untuk maju dan selalu bersikap konsisten terhadap moral atau
akhlak islami.
Menegakkan hukum islam dan ditegakkannya keadilan dengan disertai
komitmen yang tinggi.
Ketulusan ikatan jiwa, sikap yang yakin kepada adanya tujuan hidup yang
lebih tinggi daripada pengalaman hidup sehari-hari di dunia ini
Adanya pengawasan sosial.
Menegakkan nilai-nilai hubungan sosial yang luhur dan prinsip demokrasi
( musyawarah ).
C. Posisi dan Peran Umat Islam Dalam Mewujudkan Masyarakat Madani

Dalam sejarah Islam, realisasi keunggulan normatif atau potensial umat Islam terjadi pada masa
Abbassiyah. Pada masa itu umat Islam menunjukkan kemajuan di bidang kehidupan seperti
ilmu pengetahuan dan teknologi, militer, ekonomi, politik dan kemajuan bidang-bidang lainnya.
Umat Islam menjadi kelompok umat terdepan dan terunggul. Nama-nama ilmuwan besar dunia
lahir pada masa itu, seperti Ibnu Sina, Ubnu Rusyd, Imam al-Ghazali, al-Farabi, dan yang lain.
Oleh karena itu dalam menghadapi perkembangan dan perubahan zaman pemberdayaan civil
society perlu ditekankan, antara lain melalui peranannya:

Sebagai pengembangan masyarakat melalui upaya peningkatan pendapatan dan


pendidikan.
Sebagai advokasi bagi masyarakat yang “teraniaya”, tidak berdaya membela hak-hak
dan kepentingan mereka (masyarakat yang terkena pengangguran, kelompok buruh
yang digaji atau di PHK secara sepihak dan lain-lain).
Sebagai kontrol terhadap negara.
Menjadi kelompok kepentingan (interest group) atau kelompok penekan (pressure
group).

Masyarakat madani pada dasarnya merupakan suatu ruang yang terletak antara negara di satu
pihak dan masyarakat di pihak lain. Dalam ruang lingkup tersebut terdapat sosialisasi warga
masyarakat yang bersifat sukarela dan terbangun dari sebuah jaringan hubungan di antara
assosiasi tersebut, misalnya berupa perjanjian, koperasi, kalangan bisnis, Rukun Warga, Rukun
Tetangga, dan bentuk organisasi-organsasi lainnya.

a. Kualitas SDM Umat Islam


Dalam Q.S. Ali Imran ayat 110

ُ ُ َ ُ ُ َّ َ َْ ْ َ َ َ ْ َ ُ ُ َ ََ َ َ َ ْ َ ََ
‫اس أخ نر َجت أ َّمة خ َي كنتم‬ ‫ن‬ ‫وف تأ ُم ُرون ِللن‬
ِ ‫ّلل َوتؤ ِمنون ٱل ُمنك نر َع نن َوتن َهون ِبٱل َمع ُر‬
ِ ‫لكان ٱل ِكت َٰ َِٰب أه ُل َء َامن ولو ِبٱ‬
َ َ َ ُ ْ ُ َْ َ َ ُ َْ
‫ٱلف َٰ َِٰسقون َوأ ك َ ُيه ُم ٱل ُمؤ ِمنون ِّمن ُه ُم ۚ ل ُهم خ ًيا‬
Artinya:
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang
ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. sekiranya ahli Kitab
beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan
kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.
Dari ayat tersebut sudah jelas bahwa Allah menyatakan bahwa umat Islam adalah umat
yang terbaik dari semua kelompok manusia yang Allah ciptakan. Di antara aspek
kebaikan umat Islam itu adalah keunggulan ku
b. Posisi Umat Islam
SDM umat Islam saat ini belum mampu menunjukkan kualitas yang unggul. Karena itu
dalam percaturan global, baik dalam bidang politik, ekonomi, militer, dan ilmu
pengetahuan dan teknologi, belum mampu menunjukkan perannya yang signifikan. Di
Indonesia, jumlah umat Islam lebih dari 85%, tetapi karena kualitas SDM nya masih
rendah, juga belum mampu memberikan peran yang proporsional. Hukum positif yang
berlaku di negeri ini bukan hukum Islam. Sistem sosial politik dan ekonomi juga belum
dijiwai oleh nilai-nilai Islam, bahkan tokoh-tokoh Islam belum mencerminkan akhlak
Islam.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Masyarakat madani adalah masyarakat yang beradab, menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan, maju dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi

Karakteristik masyarakat madani adalah Free public sphere, demokratisasi, toleransi,


bertuhan, damai, tolong menolong, keseimbangan antara hak dan kewajiban,
berperadaban tinggi dan berakhlak mulia serta supremasi hukum.

Cara mewujudkan masyarakat madani adalah; a) Membangkitkan semangat islam


melalui pemikiran islamisasi ilmu pengetahuan, islamisasi kelembagaan ekonomi melalui
lembaga ekonomi dan perbankan syariah dan lain-lain. b) Kesadaran untuk maju dan
selalu bersikap konsisten terhadap moral atau akhlak islami.c) Menegakkan hukum islam
dan ditegakkannya keadilan dengan disertai komitmen yang tinggi.d) Ketulusan ikatan
jiwa, sikap yang yakin kepada adanya tujuan hidup yang lebih tinggi daripada
pengalaman hidup sehari-hari di dunia ini e)Adanya pengawasan sosial. f) Menegakkan
nilai-nilai hubungan sosial yang luhur dan prinsip demokrasi ( musyawarah ).

a) Posisi dan perat umat islam Indonesia dalam masyarakat madani adalah:
Pengembangan masyarakat melalui upaya peningkatan pendapatan dan
pendidikan.
b) Sebagai advokasi bagi masyarakat yang “teraniaya”, tidak berdaya membela hak-
hak dan kepentingan mereka,
c) Sebagai kontrol terhadap negara.
d) Menjadi kelompok kepentingan (interest group) atau kelompok penekan
(pressure group).
e) sosialisasi warga masyarakat yang bersifat sukarela dan terbangun dari sebuah
jaringan hubungan di antara assosiasi tersebut, misalnya berupa perjanjian,
koperasi, kalangan bisnis, Rukun Warga, Rukun Tetangga, dan bentuk organisasi-
organsasi lainnya.

Diharapkan kepada kita semua baik yang tua maupun yang muda agar dapat
mewujudkan masyarakat madani di negeri kita yang tercinta ini yaitu Indonesia. Yakni
melalui peningkatan kualiatas sumber daya manusia, potensi, perbaikan sistem
ekonomi, serta menerapkan budaya zakat, infak, dan sedekah. Insya Allah dengan
menjalankan syariat Islam dengan baik dan teratur kita dapat memperbaiki kehidupan
bangsa ini secara perlahan.
DAFTAR PUSTAKA

https://ferryaristya.files.wordpress.com/2016/01/masyarakat-madani.pdf
https://uin-malang.ac.id/blog/post/read/131101/membangun-masyarakat-madani.html
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/M_K_D_U/196509171990011ACENG_KOSASIH/MAS
YARAKAT_MADANI.pdf
https://www.gramedia.com/literasi/masyarakat-madani/

Anda mungkin juga menyukai