Anda di halaman 1dari 30

Pengantar

Kepenyuluhan Agama
Islam

Drs. H. Muslim, M.Pd.I


Pengertian
• Penyuluh adalah kata kerja dengan akar kata suluh yang bermakna teliti, kritis, memotifasi,

mengobarkan, memajukan, melejitkan ataupun mengembangkan. Mendapatkan awalan (pe) yang

menunjukkan subjek dari pelaku, dengan perubahan yang disesuaikan dengan ejaan yang

disempurnakan hingga hasil akhirnya adalah “ Penyuluh”. Yang berarti orang yang melakukan dan

melaksanakan tugas sebagai pengobar, pendorong, pelejit sesuatu yang belum ditentukan.
• Agama, berasal dari kata sangsekerta yang dapat dibagi menjadi “ a = tidak dan Gama = kacau” dimana

bila disatukan akan memberi arti tidak kacau: atau dapat diartikan sekumpulan aturan-aturan tentang

kehidupan yang menuntun pelakunya pada keteraturan, kelanggengan juga kebaikan Islam, berasal dari

bahasa arab yang berarti menyerahkan diri, selamat, tunduk maupun taat. Yang dapat diartikan sebagai

sifat yang menjadikan pemiliknya menyerahkan diri kepada kekuatan di luar dirinya untuk beroleh suatu

keselamatan dan ketenangan.


Lanjutan……

• Menurut Istilah Penyuluh Agama Islam, adalah orang melaksanakan


tugas sebagai pendorong, penyemangat, penggerak maupun
penyemarak setiap kegiatan yang tumbuh di tengah-tengah masyarakat,
menuju pada keteraturan dan kelanggengan hidup, guna terwujudnya
kemajuan dalam kehidupan menuju masyarakat yang sejahtera dunia
dan akhirat yang pada gilirannya akan menciptakan ketenangan dan
kedamaian sebagaimana mana yang dikandung oleh Islam yang menjadi
rahmat bagi semesta alam.
Lanjutan…
• Dalam Keputusan Menteri Agama RI (KMA) Nomor 791 Tahun 1985 dan
Keputusan Menteri Agama RI (KMA) Nomor 164 Tahun 1996 Penyuluh
Agama adalah pembimbing umat beragama dalam rangka pembinaan
mental, moral dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
• Penyuluh Agama Islam adalah pembimbing umat Islam dalam rangka
pembinaan mental, moral dan ketaqwaan kepada Allah SWT, serta
memberikan pengertian dan penjabaran tentang segala aspek
pembangunan melalui pintu dan bahasa agama.
Lanjutan…
• Dasar Pelaksanaan Penyuluhan Agama
• Karena Islam adalah agama dakwah untuk manusia seluruhnya, maka
Islam harus disebarluaskan, diperkenalkan dan diajarkan kepada
seluruh umat manusia. Tugas penyampai ajaran agama sering disebut
sebagai dai, muballigh atau penyuluh agama. Sedang dasar
pelaksanaan dakwah/penyuluhan adalah Al-Qur’an dan Al-Hadits. Al-
qur’an merupakan dasar yang pertama dan Al-Hadits merupakan dasar
yang kedua.
Lanjutan…
• 1. Di dalam Al-Qur’an antara lain telah disebutkan dalam Surat Ali
Imran ayat 104:

• “Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru


kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari
yang mungkar, merekalah orang-orang yang beruntung”.
Lanjutan…
• 2. QS. Al-Imran Ayat 110.

• “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,


menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan
beriman kepada Allah“. [Al-Imran :110].
Lanjutan…
• 3. Sabda Rasulullah SAW.

• “Barang siapa yang melihat satu kemungkaran, maka rubahlah dengan


tangannya, jika tidak mampu maka dengan lisannya dan jika tidak
mampu maka dengan hatinya, dan itu selemah-lemahnya iman“. [HR
Muslim].
• 4. Sabda Rasulullah SAW.

• “Sampaikanlah olehmu sekalian dariku meski hanya satu ayat ((Shahih


Al Bukhari)
Tugas dan Fungsi Penyuluh Agama
• Tugas pokok Penyuluh Agama Islam adalah : “Melakukan dan mengembangkan kegiatan bimbingan atau

penyuluhan agama dan pembangunan melalui bahasa Agama”.


• Fungsi Penyuluh Agama Islam

1) Fungsi Informatif dan Edukatif - Penyuluh Agama Islam memposisikan dirinya aebagai da’i yang

berkewajiban mendakwahkan Islam, menyampaikan penerangan agama dan mendidik masyarakat dengan

sebaik-baiknya sesuai denga tuntutan Al-Qur’an dan Sunnah Nabi SAW.

2) Fungsi Konsultatif - Penyuluh Agama Islam menyediakan dirinya untuk turut memikirkan dan

memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat, baik persoalan-persoalan pribadi, keluarga

atau persoalan maasyarakat secara umum.

3) Fungsi Advokatif - Penyuluh Agama Islam memiliki mtanggung jawab moral dan sosial untuk melakukan

kegiatan pembelaan terhadap umat/masyarakat binaannya terhadap berbagai ancaman, gangguan,

hambatan dan tantangan yang merugikan akidah, mengganggu ibadah dan merusak akhlak.
Kelompok Sasaran Penyuluh Agama

• Sasaran Penyuluh Agama Islam adalah kelompok-kelompok


masyarakat Islam yang terdiri dari berbagai latar belakang
sosial, budaya, pendidikan, dan ciri pengembangan
kontemporer yang ditemukan di dalamnya. Termasuk
didalam kelompok sasaran itu adalah masyarakat yang belum
menganut salah satu agama yang diakui di Indonesia.
Lanjutan…
• Kelompok sasaran dimaksud adalah:
a. Kelompok sasaran masyarakat secara umum, terdiri dari
kelompok binaan seperti Masyarakat pedesaan, Masyarakat
transmigrasi, dan Masyarakat perkotaan.
b. Kelompok sasaran umum sesuai jenis dan tempat mukimnya,
terdiri atas Kelompok perumahan, Real estate, Asrama, Daerah
pemikiman baru, Masyarakat pasar, Masyarakat daerah rawan,
Karyawan instansi pemerintah/swasta, Masyarakat industry dan
Masyarakat sekitar kawasan industric.
Lanjutan…
c. Kelompok sasaran masyarakat khusus, terdiri dari:
1) Cendekiawan, terdiri dari kelompok binaan seperti Pegawai/karyawan instansi
pemerintah, kelompok profesi, kampus/masyarakat akademis, dan masyarakat
peneliti dan para ahli
2) Generasi muda, terdiri dari kelompok binaan seperti Remaja Mesjid, Karang Taruna,
dan Pramuka.
3) Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), terdiri dari kelompok binaan seperti
Majelis Taklim, Pondok Pesantren dan TKA/TPA
4) Binaan khusus, terdiri dari kelompok binaan seperti Panti Rehabilitasi/Pondok
Sosial, Rumah Sakit, Masyarakat Gelandangan dan pengemis (gepeng), Komplek
wanita tunasusila, Lembaga Pemasyarakatan, Masyarakat daerah terpencil dan
Masyarakat suku terasing.
Prinsip-Prinsip dan Asas Penyuluhan Agama
Mathews menyatakan bahwa, prinsip adalah suatu pernyataan tentang kebijakan yang
dijadikan pedoman dalam pengambilan keputusan dan melaksanakan kegiatan secara
konsisten. Prinsip akan berlaku umum, dapat diterima secara umum, telah diyakini
kebenarannya dari berbagai pengamatan dalam kondisi yang beragam. “Prinsip” dapat
dijadikan landasan pokok yang benar, bagi pelaksanaan kegiatan. Meskipun “prinsip”
biasanya diterapkan dalam dunia akademis, Leagans menilai bahwa setiap penyuluh
dalam melaksanakan kegiatannya harus berpegang teguh pada prinsip-prinsip
penyuluhan. Tanpa berpegang pada prinsip-prinsip yang sudah disepakati, seorang
penyuluh (apalagi administrator penyuluhan) tidak mungkin dapat melaksanakan
pekerjaannya dengan baik (Firman, 2010).
Prinsip-Prinsip dan Asas Penyuluhan Agama
Bertolak dari pemahaman penyuluhan sebagai salah satu sistem
pendidikan, maka penyuluhan memiliki prinsip-prinsip:
1. Mengerjakan, artinya kegiatan penyuluhan harus sebanyak
mungkin melibatkan masyarakat untuk mengerjakan atau
menerapkan sesuatu. Karena melalui mengerjakan mereka akan
mengalami proses belajar (baik dengan menggunakan pikiran,
perasaan maupun keterampilan) yang terus diingat dalam jangka
waktu yang relative lama.
Lanjutan…
2) Akibat, artinya kegiatan penyuluhan harus
meemberikan akibat atau pengaruh baik dan
bermamfaat. Perasaan senang atau puas dan tidak
senang atau kecewa mempengaruhi semangat sasaran
penyuluhan untuk mengikuti kegiatan penyuluhan di
masa-masa mendatang.
3) Asosiasi, artinya setiap kegiatan penyuluhan harus
dikaitkan dengan kegiatan lainnya. Sebab setiap orang
cenderung untuk mengaitkan atau menghubungkan
kegiatannya dengan kegiatan atau peristiwa lain.
Prinsip-Prinsip dan Asas Penyuluhan Agama
Penyuluhan Agama Islam sebagai kegiatan penyiaran agama atau
dakwah maka memiliki prinsip :
1) Hendaklah senantiasa menggunakan prinsip hikmah

Serulah manusia kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran


yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik” (an-Nahl:
125)..
Prinsip-Prinsip dan Asas Penyuluhan Agama
Menurut Buya Hamka rahimahullah, makna menyeru dengan hikmah
adalah menyampaikan dakwah secara bijaksana. Kebijaksanaan tersebut
timbul dari budi pekerti yang halus dan bersopan santun. Seorang yang
menyampaikan suatu dakwah dengan budi pekerti yang kasar tidaklah
berhasil. Menyampaikan dakwah dengan sopan santun dapat membuka
pikiran yang selama ini tertutup dan inilah dakwah yang
mencerahkan. Dilakukan dengan adil penuh kesabaran dan ketabahan.
Prinsip-Prinsip dan Asas Penyuluhan Agama
2. Prinsip Almauidzatul al Hasanah, yaitu memberikan
pelajaran dan nasihat serta contoh teladan yang baik.

3. Prinsip Al Mujadalah al ahsan, merupakan upaya


dakwah melalui bantahan, diskusi, atau berdebat dengan
cara yang baik, sopan, santun saling menghargai dan tidak
arogan.
Prinsip-Prinsip dan Asas Penyuluhan Agama
4, Hendaklah menyampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami.
Dalam sebuah hadis, RasulullahSaw. bersabda: . Khatibunnasi ‘ala qadri
uqulihim ( Bicaralah kamu sekalian sesuai akal/pikiran mereka.
Hal ini merupakan sebuah keniscayaan dalam menyampaikan dakwah
amar ma’ruf nahi munkar, penyampaiannya dengan bahasa yang mudah
difahami. Karena tujuan berdakwah adalah memberikan ilmu agar
dimengerti sehingga dapat diamalkan, bukan justru menjadi ajang unjuk
kepandaian olah kata yang terkadang justru membingungkan masyarakat.
Prinsip-Prinsip dan Asas Penyuluhan Agama
5, Prinsip berdakwah dengan gembira. Terdapat kisah menarik
Rasulullah Saw. ketika memberi nasihat kepada Muadz bin Jabal dan
Abu Musa Asy’ari radhiyallahu ‘anhumaa saat mereka hendak diutus
berdakwah ke Yaman. Rasulullah mengatakan:.

“Mudahkanlah jangan dipersukar, gembirakanlah jangan dibuat lari”


(HR. al-Bukhari).
Prinsip-Prinsip dan Asas Penyuluhan Agama
Dari nasihat Rasulullah di atas menunjukkan bahwa dalam
menyebarluaskan dakwah Islam haruslah dengan kegembiraan. Bukan
sebaliknya, dengan caci-maki sehingga mereka yang menerima seruan
dakwah lari luntang-lantung karena ketakutan. Dakwah yang
disampaikan dengan gembira merupakan prinsip yang sangat baik. Hal
ini akan membuat hati orang yang mendengarkannya teduh. Disisi lain
dakwah yang menggembirakan juga merupakan sebagai bentuk
aktualisasi ajaran Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin.
Prinsip-Prinsip dan Asas Penyuluhan Agama
6. Tidak membeda-bedakan. Sungguh tidak dapat ditawar-tawar lagi
bahwa agama ini untuk semua golongan baik khalayak cerdik-pandai,
awam, kaya, miskin, pejabat, pegawai, petani maupun pedagang.
Semuanya berhak untuk menerima dakwah Islam.
7. Tidak memaksa orang lain masuk Agama Islam

“Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama. Sungguh telah tampak


jelas kebenaran dan kebatilan.” (QS. Al-Baqarah: 256)
Sementara Djumhana (1995: 213) yang dikutif dalam Saepulrohim, mengetengahkan
prinsip-prinsip penyuluh lebih menekankan pada metode dan teknik dengan menyumber
pada kerangka Qur‟ani. Prinsip-prinsip itu kemudian dikenal dengan “SAPTA ASAS”, yaitu:
a) ASAS IBADAH Artinya segala macam tugas dalam melakukan penyuluhan senantiasa
diniatkan untuk ibadah, oleh karena ibadah dalam term Islam bukan hanya
menyangkut kegiatan ritualitas semata, namun aspek niat, aspek peningkatan diri
dengan meningkatkan kualitas ibadah serta tidak terlepas berdo’a kepada Allah SWT.
b) ASAS SILATURRAHMI, yaitu upaya mengenaal dan memahami karakteristik manusia,
kepribadian dan kekhasan lainnya, dalam istilah bimbingan dan penyuluhan disebut
raport atau cumulative records adalah langkah awal yang menentukan
keberlangsungan proses penyuluhan.
Lanjutan…
c) ASAS LUGAS, yaitu dilakukan dengan komunikasi yang efektif dan efisien serta

sederhana

d) ASAS ADAPTASI, maksudnya adalah semua kegiatan disesuaikan dengan takaran

kemampuan pesuluh.

e) ASAS MUSYAWARAH, adalah mewujudkan iklim demokratis yang kondusif

terhadap proses penyuluhan. Proses pengambilan keputusan yang tanpa

melibatkan pesuluh secara aktif, kreatif dan inovatif merupakan indikasi kegagalan

penyuluhan (Q.S. Assuro: 38)


Lanjutan…

• dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhan dan

melaksanakan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan

musyawarah antara mereka; dan mereka menginfakkan sebagian dari rezeki

yang Kami berikan kepada mereka,


Lanjutan…
c) ASAS KETELADAN, dalam Islam keteladanan merupakan hal penting yang memiliki

daya sugesti kuat, khususnya untuk tujuan pembentukan dan pembinaan karakter

manusia

d) ASAS UPAYA MENGUBAH NASIB, kesadaran manusia adalah tujuan utama usaha

penyuluhan Islam, dengan memanfaatkan kualitas insan yang bersifat potensial

maupun actual serta dapat mengetahui eksistensi manusia. Keistimewaan eksistensi

manusia atas makhluk lainnya adalah kesadarannya dan dapat merumuskan serta

mengambil sikap terhadap dirinya sendiri dan lingkungannya, mampu menganalisis,

menentukan serta mengubah pendiriannya. Dengan begitu maka manusia adalah

sebuah pribadi yang sadar dan insyaf sebagai objek sekaligus subjek (Q.S. Arrod: 11).
Lanjutan…

Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan (nasib) sesuatu

kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri

mereka sendiri. ( QS Ar-Ra’d Ayat 11)


Referensi Wajib :
• Abdullah Ali. Antropologi Dakwah

• Abdullah Ali. Sosiologi Pendidikan dan Dakwah

• Achmad Mubarak. Solusi Krisis Keruhanian manusia Modern, Jiwa Dalam Al-Qur 'an. 2000

• Cecep Hilman. Wawasan dan Pengembangan Kompetensi Penyuluh Agama. 2017

• Dudung Abdul Rahman dan Firman Nugraha. Menjadi Penyuluh Agama Profesional. 2017

• Hamdani. Bimbingan dan Pemyuluhan. 2012

• Romly, A., Penyuluhan Agama Menghadapi Tantangan Baru. 2001

• Kementerian Agama. Pedoman dan Petunjuk Teknis Penyuluh Agama Islam fungsional. 2010

• Kementerian Agama. Panduan Tugas Penyuluh agama Masyarakat. 2009

• Kementerian Agama. Pedoman Penyelenggeraan TKO TPO, Pedoman Pengelolaan, Materi pendidikan Agama

Islam Pada Majelis Taklim, dan Panduan Pelaksanaan Klasifikasi, Standarisasi. 2009
• Moh. Aziz. Ilmu Dakwah
Referensi Anjuran :
• Abdurrahman Al-Baghdadi. Da’wah Islam dan Masa Depan Umat. Bangil: Al-lzzah, 1997

• Alwisral Imam Zaidallah. Strategi Dakwah Dalam Membentuk Da'l dan Khotib Profisional. Jakarta:

Kalam Mulia, 2002


• Achmad Mubarak. Psikologi Dakwah. Jakarta: Pustaka Firdaus, 2002

• A.H. Hasanuddin. Agama Islam dan Bekal Langkah Berda’wah. Surabaya: Al-Ikhlas, 1988

• Hasanuddin. Hukum Dakwah (Tinjauan Aspek Hukum Berdakwah di Indonesia). Jakarta:

Pedoman Ilmu Jaya, 1996


• Ibrahim Hasal Okhal. Pengantar Adab Sunnah (Petunjuk Praktis Pentingnya Dakwah, Ibadah &

Do'a Dalam Amalan Sunnah Sehari-hari). Bandung: Pustaka Ramadhan, 2008


• Slamet Muhaemin Abda. Prinsip-Prinsip Metodologi Dakwah. Surabaya: Usaha Nasional, 1994
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai