TESIS
Tesis
Universitas Hasanuddin
Oleh:
P3600215037
2017
i
ii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
NIM : P3600215037
jurnal atau bentuk lain yang dipublikasikan secara umum. Karya ilmiah ini
menjadi rujukan dalam karya ilmiah ini telah saya sebutkan sesuai kaidah
tanggung jawab.
iii
KATA PENGANTAR
SWT atas segala limpahan berkah, rahmat, karunia serta kesempatan luar
dengan baik sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister
penyusunan tesis ini, namun berkat bantuan berbagai pihak, tesis ini
penulis.
Prof. Dr. Aminuddin Salle, S.H., M.H dan Prof. Dr. Farida Patittingi, S.H.,
iv
Penulis juga mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Prof. Dr. Dwia Aries Tina Palubu, M.A selaku Rektor Universitas
2. Prof. Dr. Farida Patittingi S.H., M.Hum. selaku Dekan Fakultas Hukum
3. Dr. Nurfaidah Said, S.H., M.H., M.Si. selaku Ketua Program Studi
4. Prof. Dr. Anwar Borahima, S.H., M.H. , Prof. Dr. Ir. Abrar Saleng, S.H.,
M.H., dan Dr. Sri Susyanti Nur, S.H., M.H. selaku penguji dalam tesis
9. Bapak Eddy Sudiyanto, Bapak Nurul Amin dan Ibu Andi Yurnita yang
v
10. Bapak Muhallis Mentja dan Bapak Hatta yang telah bersedia
Kota Makassar
penulis
masih terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Kiranya Tesis ini
menjadi sesuatu yang dapat dimanfaatkan bagi semua pihak yang telah
berperan didalamnya dan pihak lain yang membutuhkan. Akhir kata, tiada
kata yang penulis patut ucapkan selain doa semoga Allah SWT
Penulis
vi
ABSTRAK
vii
ABSTRACT
viii
DAFTAR ISI
ix
B. Kelebihan dan Kelemahan pengadaan tanah skala
kecil dengan menggunakan penetapan lokasi ........... 84
1. Kelebihan Penetapan Lokasi .................................... 84
2. Kelemahan Penetapan Lokasi .................................. 89
BAB V PENUTUP........................................................................................ 101
A. Kesimpulan ................................................................... 101
B. Saran ............................................................................ 102
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dengan kepentingan umum. Hak atas tanah apapun yang ada pada
kemakmuran rakyat.
Pada pihak lain pemegang hak atas tanah yang akan digunakan
dan ketertiban.4
mengatur bahwa:
3Op.Cit,.Hlm.2.
4Adrian Sutedi. 2008. Implementasi Prinsip Kepentingan Umum dalam Pengadaan
Tanah untuk Pembangunan. Sinar Grafika. Jakarta. Hlm. 45.
5Nanik Trihastuti. 2011. Hukum Kontrak Karya. Setara Press. Malang. Hlm.1.
3
tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan
bahwa:
memberi ganti kerugian yang layak dan adil kepada pihak yang
berhak.”
7Jarot Widya Muliawan. 2016. Cara Mudah Pahami Pengadaan Tanah untuk
Pembangunan melalui Konsep 3 in 1 in the Land Acquisition. Buku Litera. Hlm. 26 – 27.
8
Ibid., Hlm.28
5
dapat diperpanjang 1 (satu) tahun. Kedua, izin perubahan
perolehan tanah.
diperluas menjadi tidak lebih dari 5 (lima) hektar. Perpres Nomor 148
dengan para pemegang hak atas tanah, dengan cara jual beli atau
tukar menukar atau cara lain yang disepakati kedua belah pihak.
cara langsung.
hanya kurang lebih 8.940 m2 atau sekitar 0,89 hektar (ha) Gubernur
Frontage Road Jalan Ahmad Yani Sisi Barat (Bundaran Dolog) Kota
8
sesuai dengan arahan RTRW Kabupaten/Kota, RTRW Provinsi Jawa
penetapan lokasi.
dengan Pasal 121 ayat (3) Perpres Nomor 148 Tahun 2015 yang
lokasi.
9
tertarik ingin meneliti kelemahan dan kelebihan pengadaan tanah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi masyarakat
10
Dapat memberikan perlindungan hukum terhadap masyarakat,
b. Bagi pemerintah
E. Orisinalitas Penelitian
1) Tesis yang ditulis oleh Rini Mulyanti, tahun 2013, dengan judul
2) Tesis yang ditulis oleh Wahyu Candra Alam, tahun 2010, dengan
12
b. Bagaimana penetapan ganti kerugiannya terhadap
Tangerang?
13
kesepakatan harga hal tersebut telah sesuai dengan Pasal
Umum.
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
sebagai berikut:
lain.
sosial yang luas. Oleh karena itu rumusan demikian terlalu umum,
negara).
kemakmuran rakyat”.
1. Atas dasar ketentuan Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 dan hal-hal
sebagai yang dimaksud dalam Pasal 1, bumi air dan ruang
angkasa termasuk kekayaan alam yang terkandung
didalamnya itu pada tingkatan tertinggi dikuasai oleh negara,
sebagai organisasi kekuasaan seluruh rakyat. Hak menguasai
negara tersebut dalam ayat (1) Pasal ini memberikan
wewenang untuk:
“bersifat pribadi”. Hal ini diatur dalam Pasal 9 ayat (2) bahwa:
“tritunggal”.
keselamatan bersama.15
bersangkutan,
pejabat birokrasi.
22
Rancangan Undang-Undang, Rancangan Undang-Undang lahir dari
17Ibid. Hlm.12.
23
terkandung dalam UUPA adalah populisme yang mengakui hak
individu atas tanah, tetapi hak atas tanah itu memiliki fungsi sosial.
fungsi sosial.18
disebutkan tidak hanya hak milik tetapi semua hak atas tanah
(masyarakat).
18Tolib Setiady. 1991. Hukum Tanah. Sinar Grafika Offset. Jakarta. Hlm. 52.
24
Jadi, tanah dalam perspektif Hukum Keagrarian Nasional
masyarakat/umum.
Semua hak atas tanah berfungsi sosial bukan hanya hak milik
saja, tetapi semua hak atas tanah yang dimaksud dalam Pasal 16
tetapi hak-hak agraria selain tanah yang mencakup bumi, air dan
dapat diacu dari ketentuan Pasal 2 ayat (2) UUPA bahwa negara
memberi wewenang:
19Ibid.,
Hlm. 169-171.
20MariaSW . 2001. Kebijakan Pertanahan antara Regulasi dan Implementasi, Buku
Kompas.Jakarta. Hlm. 72.
26
Fungsi, Kewenangan, Kewajiban, Keharusan, Larangan, Hak,
Subyek hak atas tanah dalam hal ini adalah pemilik tanah.
e. Lembaga Perizinan
pengadaan tanah.
28
tanah yang akan digunakan sebagai dasar guna mencapai
kewenangannya.
3) Penetapan Lokasi
mengatur bahwa:
mengatur bahwa:
30
ganti rugi.22 Ganti kerugian adalah pemberian kompensasi
i. Tim Pendamping
j. Lembaga Penyelenggara
1) Lembaga Konsinyasi
2) Konsultasi Publik
3) Musyawarah
24 Suryaman Mustari Pide. 2009. Hukum Adat Dulu Kini dan Akan Datang. PT.
Pelita Pustaka. Makassar. Hlm.136.
25Ahmad Choamzah. 2004. Hukum Agraria (Pertanahan Nasional). Prestasi
Pustaka.Jakarta. Hlm.50.
33
Hak-hak yang timbul di atas hak atas permukaan bumi
berlebihan.
Daerah.30
b. Di dalam UUPA hak-hak itu berupa: hak milik, hak guna usaha,
30Ibid., Hlm. 4.
31Ibid., Hlm. 4- 5.
36
tidak ada dasar hukumnya dapat ditanggulangi dengan:
37
tanah yang diperlukan secara “paksa”, tanpa persetujuan
Desa.
B. Landasan Teori
1. Teori Kemanfaatan
alatnya.32
kemanfaatan adalah: 34
manfaat atau segala cara untuk mencegah rasa sakit, jahat, dan
ketidakbahagiaan.
hukum, maka baik buruknya hukum harus diukur dari baik buruknya
hukum baru bisa dinilai baik, jika akibat-akibat yang dihasilkan dari
besarnya bagi sebagian besar rakyat atau bagi seluruh rakyat, dan
indikatornya adalah:
40
bagi masyarakat secara keseluruhan, termasuk pemegang hak
2. Teori Keadilan
dari satu arti. Adil dapat diartikan menurut hukum, dan apa yang
hukum juga dapat dikatakan tidak adil karena semua hal yang
36Jarot Widya Muliawan. 2015. Pemberian Hak Milik Untuk Rumah Tinggal, Edisi
Revisi. Buku Litera. Yogyakarta. Hlm. 92.
42
sedangkan dalam bahasa Belandanya disebut dengan theory van
rechtvaardigheid.37
yaitu:38
Keadilan adalah:39
keadilan kumutatif.
43
Aristoteles membagi keadilan menjadi dua macam, yaitu:
tertentu saja.
40L.J. Van Apeldorn. 2004. Pengantar Ilmu Hukum, Cet. Xxx. Pradnya Paramita.
Jakarta. Hlm. 11.
41Ibid., Hlm. 12.
44
Prinsip kepastian hukum secara jelas telah diamanatkan
seluruh aturan yang mirip hukum, tetapi tidak bersifat perintah dari
apapun akibatnya dan tidak ada alasan untuk tidak menjunjung hal
orang tidak akan mengetahui apa yang harus diperbuat yang pada
hukum yang lain, yaitu keadilan hukum serta hukum harus tetap
undang.
terhadap hak asasi manusia yang saat ini diatur dalam Pasal 28 I
dan ketertiban.46
44Ibid.,Hlm. 210.
45Lili Rasdjidi dan Ira Rasjidi. Dasar-Dasar Filsafat dan Teori Hukum. Citra Aditya
Bakti, Bandung. 2001. Hlm. 68.
46Friedrich. C. J. 2004. Filsafat Hukum Perspektif Historis. Nuansa dan Nusamedia.
yang dianut.
undangan.
Jadi asas legalitas yang dikaji dari segi sosial ini lebih
legalitas ini juga tercermin dalam Pancasila dan UUD 1945, dimana
1945 yaitu: Pasal 1 ayat (3), (4), (9), (24), (27), (28).
49
C. Pengertian Sinkronisasi dan Harmonisasi
1. Sinkronisasi
penyerentakan.
undangan.
2. Harmonisasi
49 Peter Mahmud Marzuki. 2011. Penelitian Hukum. Kencana. Jakarta. Hlm. 99.
51
pemantapan konsepsi Rancangan Undang-Undang yang berasal
lex specialis derogat legi generali. Asas ini merujuk pada dua
positif.51 Dalam hal ini yang akan dikaji adalah peraturan yang
1. Teori Kemanfaatan
2. Teori Keadilan
53
E. Definisi Operasional
umum.
(lima) hektar.
undangan.
54
6. Kebijakan pemerintah adalah keputusan yang dibuat secara
norma.
55
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
B. Tipe Penelitian
mengkaji hukum teoritik dan normatif yang dikenal law in book, juga
penetapan lokasi.52
1. Populasi
Republik Indonesia
Timur
Sulawesi Selatan
Selatan
2. Sampel
adalah:
Indonesia
57
b. Kepala Bagian Pelaksanaan Pembangunan Biro Administrasi
Makassar
Sulawesi Selatan
58
D. Jenis dan Sumber Data
59
Hufron, Darmawi, Saragih, Kastiani, Hedi Suparno, Aziz Junaedi,
Surabaya.
2. Data Sekunder
daerah.
53 Ibid., Hlm. 50
60
BAB IV
Nomor 71 Tahun 2012 diatur bahwa luas tanah skala kecil adalah di
umum yang luasnya tidak lebih dari 5 hektar harus sesuai dengan tata
penilaian tanah yang tertuang dalam Perpres Nomor 148 Tahun 2015.
konsekuensi dari cita negara hukum yang dianut oleh Indonesia. Oleh
apapun.54
1. Ketentuan Perundang-undangan
dengan cara pencabutan hak atas tanah. Hal tersebut diatur dalam
Kecil Untuk Pembangunan Bagi Kepentingan Umum di Kota Menado. Jurnal Universitas
Sam Ratulangi. Manado. Hlm. 3.
55Imam Koeswahyono. 2011. Mengkritisi Rancangan Undang-Undang Pengadaan
Tanah Untuk kepentingan Pembangunan, Suatu Cacatan Kritis. Jurnal Hukum Dan
Pembangunan, ISSN 0215 9687. Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Jakarta. Hlm
246.
62
Peraturan Presiden Nomor 36 tahun 2005 tentang Pengadaan
Kepentingan Umum.
63
Perubahan Ketiga dan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 71
dengan pihak yang berhak, dengan cara jual beli atau tukar
64
terdampak atau ditolaknya keberatan dari pihak yang Keberatan.
Surabaya.
65
barat dan frontage timur sehingga menjadikan bundaran dolog
menjadi salah satu titik kemacetan yang bahkan terjadi setiap saat.
dihadang oleh antrian kendaraan yang berasal baik dari arah luar
kota Surabaya maupun dari arah dalam kota Surabaya itu sendiri.
67
Umum, telah dilakukan Konsultasi Publik sebagaimana
Pasal 121 ayat (3) Peraturan Presiden Nomor 148 Tahun 2015
penetapan lokasi.
69
dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 6
penyerahan hasil.
1) Perencanaan
pada:
Jawa Timur.
2) Persiapan
untuk:
3) Pelaksanaan
terdiri atas:
72
sejak pelepasan hak objek pengadaan tanah. Penyerahan
menjelaskan bahwa:
dipertanggungjawabkan.
Kota Surabaya yaitu Bapak Aziz Junaedi dan Ibu Maylin,59 yang
dan keamanan.”
tidak.
79
Namun hal yang berbeda diungkapkan oleh Bapak Nurul
bahwa:
bahwa:
lama.”
Pertanahan Provinsi Sulawesi Selatan tanggal 3 Mei 2017 Pukul 09.30 WITA
80
Peneliti kemudian mewawancarai Bapak Muhallis Mentja65
bahwa:
terjamin.
83
sebagai suatu persetujuan dari penguasa berdasarkan undang-
84
suatu kegiatan pengadaan tanah merupakan faktor pembenar
dan harus mendapat ganti kerugian yang layak. Oleh sebab itu
85
manusia) dengan kepentingan alam (manusia dengan alam).
yang merugikan.
ada unsur pihak yang dengan sukarela menjual tanah dan ada
lain.69
69
https://www.kompasiana.com/herybekasi/pengadaan-tanah-untuk-kepentingan-
umum diakses pada tanggal 20 Agustus 2017 Pukul 16.00 WITA.
87
hukum untuk menjelaskan setiap detail lokasi tanah. Ibu Yurnita
f. Kelayakan lokasi
cermat.
88
penetapan lokasi menjamin kepastian hukum terhadap hak atas
antara lain:
a. Proses Lama
tahapan ini.
c) Penetapan lokasi
71
Op.Cit., https://www.kompasiana.com/herybekasi/pengadaan-tanah-untuk-kepentingan-
umum_
91
c. Pelaksanaan konsinyasi belum efektif
92
berhak menerima ganti kerugian tidak diketahui
jaminan di bank.
tanah.
penetapan lokasi.
94
b. Biaya yang diperlukan tidak banyak
alam.
95
penggusuran, sejauh mana kerugian sosial yang akan terjadi.
juga.
Jasa penilai publik atau yang kita kenal dengan sebutan tim
harus sesuai dengan NJOP, nilai pasar, dan lain lain, mereka
73
Op.Cit., https://www.kompasiana.com/herybekasi/pengadaan-tanah-untuk-
kepentingan-umum_
96
c. Tidak Menjamin Kepastian Hukum
Pasal 121 ayat (2) Perpres Nomor 148 Tahun 2015, yaitu:
lokasi.
98
Tidak adanya tahapan penetapan lokasi yang mencakup
kepastian hukum.
99
untuk pengadaan tanah skala besar, demi terciptanya kepastian
100
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
pengadaan tanahnya.
101
B. Saran
102
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
103
John Salindeho. 1988. Masalah Tanah Dalam Pembangunan. Sinar
Grafika: Jakarta.
Lili Rasjidi dan Wyasa Putra. 1993. Hukum sebagai Suatu Sistem.
Remaja Rosdakarya: Bandung.
Lili Rasdjidi dan Ira Rasjidi. 2001. Dasar-Dasar Filsafat dan Teori Hukum,
Citra Aditya BaktI: Bandung.
104
Ridwan HR. 2002. Hukum Administrasi Negara. Raja Grafindo Persada:
Jakarta.
Salim dan Erlies Septiana Nurbani. 2013. Penerapan Teori Hukum pada
Penelitian Tesis dan Desertasi. Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Suryaman Mustari Pide. 2009. Hukum Adat Dulu Kini dan Akan Datang.
PT. Pelita Pustaka: Makassar.
105
Karya Ilmiah
Peraturan Perundang-undangan
INTERNET
https://www.kompasiana.com/herybekasi/pengadaan-tanah-untuk-kepentingan-
umum_
107