Anda di halaman 1dari 12

143

PERAN ORANGTUA DALAM MENANAMKAN SIKAP DISIPLIN ANAK


DI DESA KALIMPORO KECAMATAN BANGKALA KABUPATEN
JENEPONTO

Oleh :
NELI AMELIA GUNTUR
Mahasiswa Jurusan PPKn FIS Universitas Negeri Makassar
ANDI KASMAWATI
Dosen PPKn FIS Universitas Negeri Makassar
MUHAMMAD SUDIRMAN
Dosen PPKn FIS Universitas Negeri Makassar

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) Bentuk


pendisiplinan anak yang dilakukan keluarga di Desa Kalimporo Kecamatan
Bangkala Kabupaten Jeneponto, (2) Faktor yang Pendukung dan Penghambat
penanaman disiplin anak lingkungan keluarga di di Desa Kalimporo Kecamatan
Bangkala Kabupaten Jeneponto. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
dengan jenis penelitian analisis deskriptif. Focus penelitian yaitu bentuk
pendisiplinan anak. Tahap kegiatan yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan,
dan tahap hasil laporan, sumber data yang digunakan yaitu data primer dan
sekunder. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar pedoman
wawancara, prosedur pengumpulan data yaitu observasi, wawancara dan
dokumentasi. Pengecekan keabsahan data yaitu triangulasi teknik dan triangulasi
sumber sedangkan analisis data yang digunakan yaitu menjelaskan, menguraikan,
dan menggambarkan sesuai permasalahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
(1) Orang tua tetap mengawasi anaknya baik dari segi waktu maupun perilaku,
(2) Faktor Pendukung dan Penghambat dalam penanaman disiplin dibagi menjadi
faktor yaitu kurangnya konsistensi orang tua dalam memberikan keteladanan dan
karena kesibukan kerja.

Kata Kunci: Peran Orang tua, Sikap Disiplin, Anak


144

ABSTRACT: This study aims to describe: (1) Forms of child discipline carried
out by families in Kalimporo Village, Bangkala Subdistrict, Jeneponto Regency,
(2) Supporting and Inhibiting Factors for planting children's family environment
discipline in Kalimporo Village, Bangkala District, Jeneponto District. This study
uses a qualitative approach with the type of descriptive analysis research. Focus of
research is the form of child discipline. The activity phase is the planning stage,
the implementation phase, and the report results stage, the data sources used are
primary and secondary data. The instrument used in this study is the interview
guide sheet, the procedure of data collection, namely observation, interviews and
documentation. Checking the validity of the data is technical triangulation and
source triangulation while the data analysis used is explaining, describing, and
describing according to the problem. The results show that (1) parents keep an eye
on their children both in terms of time and behavior, (2) Supporting and Inhibiting
Factors in planting discipline are divided into factors namely lack of consistency
of parents in giving exemplary and because of work busyness.

Keywords: Role of Parents, Discipline Attitude, Children


145

PENDAHULUAN Formal merupakan jalur pendidikan


Pendidikan mempunyai peranan yang terstruktur dan berjenjang
dan kedudukan yang sangat penting yang terdiri atas pendidikan dasar,
untuk menjamin kelangsungan pendidikan menengah, dan
hidup suatu bangsa yang akan pendidikan tinggi. Sedangkan
datang dengan wujud kehidupan Pendidikan Informal adalah jalur
bangsa yang berdaulat, mandiri, pendidikan keluarga dan
berkeadilan, sejahtera, maju, kukuh lingkungan yang berbentuk
kekuatan moral etikanya. Melalui kegiatan secara mandiri .2
pendidikan, manusia Indonesia bisa Sehubungan dengan ini Tri pusat
memperoleh kecerdasan, pendidikan mengisyaratkan bahwa,
kemampuan, keterampilan sehingga program pendidikan formal
bertanggung jawab dalam berpusat pada lingkungan sekolah,
melaksanakan pembangunan. dengan satuan taman kanak-kanak
Dalam Undang-undang RI No. 20 sampai Perguruan Tinggi.
tahun 2003 tentang Sistem Penelitian ini lebih spesifik
Pendidikan Nasional Bab I Pasal I membahas tentang pendidikan
ayat I dinyatakan bahwa.1 informal yaitu pendidikan anak
“Pendidikan adalah usaha sadar dan dalam keluarga. Hal tersebut sesuai
terencana untuk mewujudkan dengan apa yang dikemukakan
suasana belajar dan proses Muriel Brown,dalam Handbook of
pembelajaran, agar peserta didik adult Education (1948)
secara aktif mengembangkan mengemukakan bahwa:
potensi dirinya untuk memiliki “Pendidikan untuk kehidupan
kekuatan spiritual keagamaan, keluarga merupakan cabang dari
pengendalian diri, kepribadian, pendidikan orang dewasa.
kecerdasan, akhlak mulia, serta Kegiatan berkaitan secara khusus
keterampilan yang diperlukan dengan nilai-nilai, prinsip-prinsip,
dirinya, masyarakat, bangsa dan dan kegiatan kehidupan keluarga.
negara.” Pendidikan adalah usaha Tujuannya yaitu, memperluas dan
sadar dan terencana untuk memperkaya pengalaman anggota-
mewujudkan suasana belajar dan anggota keluarga untuk
proses pembelajaran, agar peserta berpatisipasi dengan terampil
didik secara aktif mengembangkan dalam kehidupan keluarga sebagai
potensi dirinya untuk memiliki suatu kesatuan kelompok.”Disiplin
kekuatan spiritual keagamaan, diri merupakan aspek penting yang
pengendalian diri, kepribadian, perlu dimiliki oleh setiap individu,
kecerdasan, akhlak mulia, serta karena disiplin sangat besar
keterampilan yang diperlukan pengaruhnya dalam kehidupan,
dirinya, masyarakat, bangsa dan baik dalam kehidupan pribadi,
negara.”Pendidikan dapat bermasyarakat maupun bernegara.
digolongkan menjadi dua jenis Orang yang hidupnya disiplin
yaitu pendidikan formal, dan umumnya lebih berhasil dalam
pendidikan informal. Pendidikan meraih sesuatu jika dibandingkan

1 2
Undang-undang RI No.20 tahun 2003 Suprijanto.(2009). Pendidikan Orang
pasal 1 (Ayat 1). Dewasa. Jakarta: Bumi Aksara. Hal 6-8.
146

dengan mereka yang kurang atau perlindungan, memberikan


tidak disiplin. Disiplin adalah patuh rangsangan dan pendidikan. Ayah
dan taat pada tanggung jawab. dan ibu seharusnya bahu membahu
Kedisiplinan pada anak adalah dalam mengasuh anak, karena
memberikan pengertian mana yang konsep diri anak akan dipengaruhi
baik dan yang buruk. Pendidikan oleh model orang tuanya. Tugas
disiplin perlu di tanamkan pada seorang ayah secara tradisional yaitu,
anak bahwa berbuat kesalahan tentu melindungi keluarga (protecsion)
mengandung sejumlah dan mencari nafkah (breadwinning)
konsekuensi, untuk itulah fungsi namun kemudian diperluas dalam
hukuman dalam pendidikan anak. hal- hal yang menyangkut child
Hal yang penting untuk mengajarkan management dan pendidikan. Ayah
anak agar disiplin: biasanya menegakan disiplin bagi
a. Orang tua harus tegas. anak- anaknya. Orangtua juga harus
b. Berikan hadiah agar anak dapat membentuk dan menerapkan
termotivasi. kedisiplinan anak dengan cara
c. Jika memberi hukuman, melatihnya, sehingga diharapkan
harus disesuaikan dengan anak bisa melaksanakan kedisiplinan
kondisi anak. secara intens, yang hasilnya akan
d. Buka ruang diskusi dengan bisa membekas dan meningkat terus
anak untuk menyatakan sampai anak mencapai kedewasaan.
keberatan. Melatih dan mendidik anak dalam
e. Hindari hukuman fisik. keteraturan hidup kesehariannya
f. Orang tua harus jadi teladan. akan memunculkan watak disiplin.
Menurut psikologi, anak adalah Kedisiplinan sangatlah penting,
periode perkembang yang merentang guna membentuk kejiwaan anak
dari masa bayi hingga usia lima atau untuk memahami peraturan. Anak
enam tahun, periode ini biasanya akan dapat mengerti kapan saat yang
disebut dengan periode prasekolah, tepat untuk melaksanakan peraturan
kemudian berkembang setara dengan dan kapan pula harus
tahun-tahun sekolah dasar. mengesampingkan.
Berdasarkan UU peradilan anak. Untuk mengulas tentang prestasi
Anak dalam UU No.3 tahun 1997 belajar anak, kita akan membahas
tercantum dalam pasal 1 ayat (2) tentang penyebab dan solusi apa
yang berbunyi: “anak adalah orang yang bisa diterapkan agar anak bsa
dalam perkara anak nakal yang telah meningkatkan prestasi belajar
mencapai umur 8 tahun tetapi belum mereka di sekolah. Penyebab anak
mencapai umur 18 tahun belum bermasalah di sekolah :
pernah menikah.” 3 a. Kurang memahami materi
Faktor yang tidak kecil pengaruhnya pejalaran
bagi perkembangan seorang anak b. Lingkungan bermain yang
yaitu lingkungan keluarga. Peran ibu salah
meliputi hal-hal seperti mengasuh c. Tidak mengetahui untuk apa
dan menjaga anak, memberikan mereka belajar
d. Beban emosi yang mereka
3 pendam
Undang-undang No.3 tahun 1997 tentang
peradilan anak pasal 1 ayat (2).
147

e. Kurang mendapat perhatian dua pribadi yang tergabung karena


dan kasih sayang dari hubungan darah, hubungan perkawinan
orangtua atau pengangkatan, di hidupnya dalam
Untuk mengatasi masalah tersebut, satu rumah tangga, berinteraksi satu
orang tua bisa menggunakan sama lain dan di dalam perannya
beberapa cara berikut: masing-masing dan menciptakan serta
a. Memberikan teknik belajar mempertahankan suatu kebudayaan.4
yang tepat Keluarga adalah kelompok primer yang
b. Dukungan orang tua paling penting dalam masyarakat.
c. Pemahaman dan tujuan akan Sedangkan dalam dimensi hubungan
sekolah sosial, keluarga merupakan suatu
Dan ada pun konsep disiplin yang kesatuan yang diikat oleh adanya saling
harus di lakukan oleh orang tua yaitu berhubungan atau interaksi dan saling
pengajaran, bimbingan, dan mempengaruhi antara satu dengan
dorongan agar anak selalu lainnya, walaupun diantara mereka tidak
bersemangat dalam mengerjakan terdapat hubungan darah.
sesuatu hal yan baik. Dengan Norma kesusilaan yang berlaku
demikian, bisa dikatakan bahwa dalam suatu keluarga adalah:
disiplin adalah modal utama atau a) Tidak boleh mengambil
kunci kesuksesan seseorang. barang milik anggota
Mengingat betapa pentingnya keluarga tanpa izin.
disiplin bagi setiap orang, maka b) Tidak boleh berbohong
setiap keluarga hendaknya antara sesama anggota
menanamkan kedisiplinan pada keluarga.
anggota keluarganya. Keluarga c) Tidak boleh membawa
terdapat dua atau lebih dari dua teman lawan jenis untuk
pribadi yang tergabung karena menginap.
hubungan darah, hubungan d) Teman yang datang tidak
perkawinan atau pengangkatan, di boleh datang terlalu larut
hidupnya dalam satu rumah tangga, dalam.
berinteraksi satu sama lain dan di Kedisiplinan adalah suatu kondisi tercipta
dalam perannya masing-masing dan dan terbentuk melalui proses dari
menciptakan serta mempertahankan serangkaian perilaku yang menunjukan
suatu kebudayaan. nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, keteraturan,
TINJAUAN PUSTAKA dan ketertiban.
A. Keluarga Hal ini tercermin dari 4 disiplin
Keluarga merupakan sebuah institusi yang perlu diterapkan di lingkungan
yang terbentuk karena ikatan keluarga:
perkawinan. Di dalamnya hidup a. Disiplin belajar
bersama pasangan suami istri secara sah Anak pada usai sekolah,
karena pernikahan. Mereka hidup tidak hanya belajar di
bersama sehidup semati, ringan sama sekolah. Ketika anak
dijinjing, berat sama dipikul, selalu berada di lingkungan
rukun dan damai dengan suatu tekad keluarga, anak juga
dan cita-cita untuk membentuk keluarga
yang bahagia dan sejahtera lahir batin. 4
Keluarga terdapat dua atau lebih dari Arsita Eka Prasetyawati. (2011). Ilmu Kesehatan
Masyarakat. Yogyakarta. Hal 80.
148

mempunyai kewajiban a. Meresapkan pengetahuan


untuk belajar. dan pengertian sosial antara
b. Disiplin bermain. lain hak milik orang lain.
Bermain sangat penting b. Mengerti dan segera
artinya bagi anak usai menurut, untuk menjalankan
sekolah. Namun kewajiban dan secara
demikian bermain itu langsung mengerti larangan-
hanya sekedar larangan.
menghilangkan c. Mengerti tingkah laku baik
kejenuhan oleh aktivitas dan buruk. 5
sehari-hari. Orangtua Setiap anggota keluarga harus
perlu mengatur azas mengetahui tugas dan tanggung jawab
bermain seperti kapan masing-masing dan dapat dipercaya.
waktu bermain, dengan a. Fungsi Keluarga
siapa kapan bermain dan Pada dasarnya keluarga
bagaimana bentuk mempunyai fungsi-fungsi pokok yakni
permainannya. yang sulit dirubah dan digantikan oleh
c. Disiplin ibadah. orang lain. Sedangkan fungsi-fungsi lain
Ibadah wajib yang harus atau fungsi sosial, relatif lebih mudah
lakukan anak adalah berubah atau mengalami perubahan.
shalat 5 waktu sehari 1) Fungsi Biologi
semalam. Aturan Keluarga merupakan tempat
beribadah ini adalah lahirnya anak-anak, fungsi biologik
mengerjakan shalat di orang tua adalah melahirkan anak.
awal waktu. Jangan Fungsi ini merupakan dasar
melalaikan shalat dan hal kelangsungan hidup masyarakat.
lain yang mengakibatkan Namun fungsi ini juga mengalami
shalat terlupakan. Ini perubahan, karena keluarga sekarang
harus dipantau oleh cenderung kepada jumlah anak yang
orang tua terutama ketika sedikit.
anak berada di rumah. 2) Fungsi Afeksi
d. Disiplin terhadap azas Dalam keluarga terjadi
selama di rumah. hubungan sosial yang penuh
Waktu anak lebih banyak dengan kemesraan dan afeksi.
berada di rumah Hubungan afeksi ini tumbuh
ketimbang di sekolah. sebagai akibat hubungan cinta
Selama berada di rumah, kasih yang menjadi dasar
anak melakukan banyak perkawinan. Dari hubungan cinta
aktivitas, mulai dari kasih ini lahirlah hubungan
bangun pagi. Kemudian persaudaraan, persahabatan,
aktivitas sebelum kebiasaan, identifikasi, persamaan
berangkat sekolah, pandangan mengenai nilai-nilai.
sepulang sekolah dan Dasar cinta kasih dan hubungan
aktivitas malam hari afeksi ini merupakan faktor
sebelum tidur.
Fungsi disiplin adalah: 5
D Gunarsah Singgih .(2000). Kesiplinan
keluarga. Jakarta. Hal. 27
149

penting bagi perkembangan pribadi umumnya. Pelaksanaan peran


anak. Dalam masyarakat yang mereka dalam hubungannya dalam
makin impersonal, sekuler, dan keluarga jika diabaikan atau
asing, pribadi sangat membutuhkan kekurangan dalam memainkan
hubungan afeksi yang terdapat perannya anggota keluarga dapat
dalam keluarga, suasana afeksi itu mengabaikan keutuhan keluarga,
tidak terdapat dalam intitusi sosial dalam pelaksaannya akan
yang lain. mempunyai akibat-akibat yang
3) Fungsi Sosialisasi jauh. Untuk lebih jelasnya akan
Fungsi sosialisasi ini diuraikan peranan anggota-anggota
menunjukan peranan keluarga keluarga sebagai berikut:
dalam membentuk kepribadian 1) Peranan Ayah
anak. Melalui interaksi sosial Seorang ayah sudah pasti
dalam keluarga itu akan memegang peranan yang sangat
mempelajari pola-pola tingkah penting untuk kelangsungan
laku, sikap, keyakinan, cita-cita, dan kehidupan keluarganya. Anak
nilai-nilai dalam masyarakat dalam memandang anaknya orang yang
rangka perkembangan tertinggi gengsinya atau
kepribadiannya. Sedangkan Mac prestisennya. Kegiatan seorang
Iver and Page mengatakan ”The ayah dalam pekerjaannya sehari-
Primary Fuctions” dari keluarga hari sungguh besar pengaruhnya
modern adalah prokreasi dan kepada anak-anaknya, lebih-lebih
memperhatikan serta membesarkan kepada anak yang paling besar.
anak, kepuasan yang lebih stabil Ayah sebagai keluarga pada
dari kebutuhan seks masing- umumnya bertanggung jawab
masing pasangan,bagian dari rumah terhadap keseluruhan keluarga itu.
tangga, dengan gabungan Menurut Ngalim Purwanto bahwa:7
materialnya, kebudayaan dan kasih 2) Peran Ibu
sayang.6 Disamping ayah, ada
b. Peran Anggota Keluarga seorang ibu yang amat sangat
Setiap anggota terdiri dari memegang peranan penting
beberapa anggota keluarga. Maka, terhadap pendidikan anaknya. Ibu
anggota keluarga memiliki peranan yang telah mengandung kita
yang berbeda dengan yang lainnya selama sembilan bulan, ibu lah
sesuai dengan yang lainnya sesuai yang telah mengurus kita sejak
dengan kedudukan yang kecil, memberi kita makan dan
bersangkutan. Pelaksanaannya minum, ibu yang selalu ada
ditujukan kepada pencapaian disamping kita sejak kita
tujuan kehidupan keluarga dan dilahirkan ke dunia ini. Itulah
kehidupan keluarga, yaitu kelaurga sebabnya kebanyakan anak- anak
yang utuh, sejahtera, dan senantiasa lebih dekat dengan ibunya dari
yang dihayati oleh setiap anggota pada kepada anggota keluarga
keluarga yang bersangkutan, lainnya. Pendidikan seorang ibu
maupun tujuan masyarakat pada kepada anaknya merupakan

6 7
Arsita Eka Prasetyawati. (2011). Ilmu Kesehatan Ngalim Purwanto. (2006). Psikologi Pendidikan.
Masyarakat. Yogyakarta. Hal 80-87 Bandung: Rosda Karya. Hal 83.
150

pendidikan dasar yang tidak dapat pengembangan kurikulum bermain


diabaikan sama sekali. Menurut kreatif pada anak.
Ngalim Purwanto 8 sesuai dengan C. Tujuan Pendidikan Anak
fungsinya serta tanggung jawabnya Ada dua tujuan
sebagai anggota keluarga dapat diselenggarakan pendidikan anak
disimpulkan bahwa: “peranan ibu yaitu:
dalam pendidikan anak-anaknya Membentuk anak indonesia
adalah sebagai: (a) Pengasuh dan yang berkualitas, yaitu anak yang
pemelihara, (b) Sumber dan tumbuh dan berkembang sesuai
pemberi kasih sayang, (c) Pengatur dengan tingkat perkembangannya,
kehidupan dalam rumah tangga, (d) sehingga memiliki kesiapan yang
Tempat mencurahkan isi hati, (e) optimal di dalam memasuki
Pendidik dalam segi-segi pendidikan dasar serta mengarungi
emosional, (f) Pembimbing kehidupan dimasa dewasa. .11
hubungan pribadi”. 1) Membantu menyiapkan anak
B. Konsep Pendidikan Anak mencapai kesiapan belajar
Anak adalah anak yang berada (akademik) disekolah. Sesuai
pada rentan usia 0-6 tahun (Undang- dengan undang-undang sistem
undang Sisdiknas tahun 2003) dan 0-8 Pendidikan Nasional No. 20
tahun menurut para pakar pendidikan Tahun 2003 pasal 28 ayat 1,
anak. Menurut Mansur, “anak usia dini yang termasuk anak usia dini
adalah kelompok anak yang berada adalah yang masuk dalam
dalam proses pertumbuhan dan rentan usia 0-6 tahun.
perkembangan yang bersifat unik. Sementara itu, menurut kajian
Mereka memiliki pola pertumbuhan dan rumpun ilmu PAUD dan
perkembangan yang khusus sesuai penyelenggaranya dibeberapa
dengan tingkat pertumbuhan dan negara, PAUD dilaksanakan
perkembangannya”. 9 sejak usia 0-8 tahun. 12
Pada masa ini merupakan masa emas D. Konsep Disiplin
atau golden age, karena anak mengalami a. Pengertian Disiplin
pertumbuhan dan perkembangan yang Disiplin memiliki beberapa
sangat pesat dan tidak tergantikan pada makna di antaranya, menaati,
masa mendatang. Menurut berbagai kepatuhan, dan mengembangkan
penelitian di bidang neurologi terbukti kontrol diri sang anak.13 Menurut
bahwa 50% kecerdasan anak terbentuk Marlyn E. Gootman, Ed. D, dalam
dalam kurun waktu 4 tahun pertama. Imam Ahmad Ibnu Nizar, berpendapat
Setelah anak berusia 8 tahun bahwa “disiplin akan membentuk anak
perkembangan otaknya mencapai 80% untuk mengembangakan kontrol
dan pada usia 18 tahun mencapai dirinya, dan membantu anak
100% 10. Pertumbuhan anak pada enam
aspek perkembangan di bawah ini
membentuk fokus sentral dari
11
Suyanto,Slamet. (2005). Dasar-dasar Pendidikan
Anak Usia Dini. Yogyakarta. Hal 49
8 12
Ibid UU sistem
9
UU Sisdiknas tahun 2003. Pendidikan Nasional No.20 tahun 2003 pasal 8 (Ayat
10
Mansur.(2005). Pendidikan Anak Usia Dini Dalam 1)
13
Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hal 88 Kamus besar bahasa indonesia (KBBI)
151

mengenali perilaku yang salah lalu Kedisiplinan dapat dilatih sejak belia yang
mengoreksinya”.14 dilakukan oleh keluarga yang dalam hal ini
Tujuan dari disiplin adalah orang tua lebih berperan besar. Melalui
bukan hukuman, tetapi memberikan bentuk pendisiplinan yang baik, anak akan
pelajaran kepada anak untuk diarahkan orang tua bagaimana
bertanggung jawab terhadap apa yang membiasakan diri melakukan hal-hal secara
telah dilakukan dan bagaimana akibat teratur dan terjadwal. Dalam penerapan
perilaku itu terhadap orang lain. kedisiplinan tersebut, juga terkandung nilai
b. Cara-cara Menerapkan Disiplin tanggung jawab yang tumbuh pada diri
Ibu dan bapak adalah kunci anak. Beberapa bentuk disiplin : (1)
keberhasilan dalam mendisiplinkan membuat aturan-aturan yang sederhana (2)
anak, untuk itu ibu-bapak sebaiknya memberi alasan-alasan sederhana mengapa
mengetahui dan memahami dasar- orang tua tidak bisa menerima perilaku
dasar menerapkan kedisiplinan untuk tertentu, (3) memberi pilihan yang terbatas
memudahkan mendisiplinkan anak. terhadap anak-anak, dan (4) menjadi contoh
METODE PENELITIAN yang baik bagi anak.
Pendekatan yang di gunakan dalam b. Faktor Penghambat dan
penelitian ini adalah pendekatan kualitatif Pendukung
penelitian yang dilakukan di Desa Faktor penghambat penanaman disiplin anak
Kalimporo Kecamatan Bangkala Kabupaten pada lingkungan keluarga di Desa
Jeneponto. Lokasi ini di pilih karena Kalimporo. Kendala yang datang dari dalam
merupakan salah satu Peranan Keluarga diri orang tua berupa inkonsistensi dalam
Dalam Menanamkan Sikap Disiplin Anak. melakukan atau menerapkan aturan.
Dalam sumber data yang dikumpulkan Terkadang orang tua kurang konsisten
dalam penelitian ini merupakan jawaban dalam menanamkan nilai moral
atas pertanyaan yang diajukan dalam kedisiplinan. Sedangkan Faktor pendukung
masalah yang dirumuskan . Adapun sumber keberhasilan pendidikan kareakter disiplin
data dalam penelitian ini diperoleh melalui yang dilakukan anak. Kegiatan ini dilakukan
dua cara yakni,data primer, yaitu data yang dengan tujuan agar orang tua dapat
diperoleh langsung dengan cara melakukan melakukan program pendidikan karakter
Wawancara kepada orang tua anak. data disiplin yang dikembangkan didalam
sekunder, yaitu data yang diperoleh keluarga agar buah hati bisa paham.
langsung dari hasil bacaan, studi Keterlibatan orang tua dalam pendidikan
kepustakaan dan dari hasil dokumentasi di karakter disiplin ini sesuai dengan pendapat
setiap keluarga atau orang tua anak. Data Sheldon Epstein (2002:4) “yang
yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan menjelaskan bahwa hubungan kerja sama
teknik data yaitu reduksi data, penyajian yang erat antara keluarga dan lingkungan
data dan penarikan kesimpulan dan sekitar rumah yang baik akan meningkatkan
verivfikasi.15 perilaku disiplin.
HASIL PENELITIAN Membimbing anak dengan cara
a. Bentuk pendisiplinan anak memperlihatkan contoh tindakan yang
diinginkan akan membantu anak dapat
14
Nizar,Imam Ahmad. (2009). Membentuk dan dapat memahami sesuatu dengan
Meningkatkan Disiplin Anak Sejak Dini. Yogyakarta. tepat.
Hal 22. 1) Puji anak jika ia telah melakukan
15
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan: perintah ibu-bapak
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.
(Bandung: Alfabeta, 2016) hlm 304-305
152

Pujilah apa yang dilakukan kesalahannya hanya merupakan


oleh anak. Jangan sekedar asal latihan untuk membuat kesalahan
memuji anak. Misal, “bagus sekali yang baru.
nak, dapat duduk dengan tenang.” Pendidikan luar sekolah,
Dan bukannya, “kamu adalah anak sebagai kegiatan terorganisasi di luar
yang baik karena dapat duduk sistem persekolahan yang mapan
dengan tenang". Pusatkan perhatian apakah dilakukan secara terpisah atau
atau pujian pada perilaku anak, sebagai bagian penting dari kegiatan
karena perilaku itulah yang akan lebih luas, yang dimaksud untuk
dikendalikan.16 memberikan pelayanan kepada sasaran
2) Tetaplah memuji bila perilaku didik tertentu dalam rangka mencapai
yang baru memerlukan dukungan tujuan-tujuan tertentu.
pujian c. Faktor-Faktor yang
Jika ingin mengajarkan Mempengaruhi Cara Penanaman
anak bertingkah laku baik, cara Disiplin
yang terbaik adalah memberikan Menurut Dr. J. Riberu dalam
contoh tingkah laku yang Soegeng Santoso pembinaan disiplin
diinginkan. Pujian harus tetap harus memiliki empat unsur, yaitu; (1)
diberikan untuk mendorong Disiplin harus merupakan petunjuk atau
mengulangi cara yang benar dalam pegangan bagi tingkah laku seseorang,
melakukan segala sesuatu. (2) Disiplin harus disertai sanksi,
3) Hindari adu kekuatan dengan khususnya sanksi negatif, (3) Disiplin
anak-anak sebaiknya dikaitkan dengan imbalan
Gunakan taktik atau siasat untuk atau penghargaan, (4) Disiplin harus
menghindar dari pertentangan konsisten, dan (5) ketegasan. 17
antara ibu- bapak dan anak. Berdasarkan hasil maka diperoleh
Contoh, jika ibu- bapak bentuk Disiplin diri merupakan aspek
menginginakan anak tidur lebih penting yang perlu dimiliki oleh setiap
awal, coba gunakan teknik individu, karena disiplin sangat besar
mengalahkan waktu. Cara ini pengaruhnya dalam kehidupan, baik dalam
mengalihkan wewenang ibu- bapak kehidupan pribadi, bermasyarakat maupun
kepada benda mati. “Coba Nak, bernegara. Orang yang hidupnya disiplin
bisa tidur sebelum jarum umumnya lebih berhasil dalam meraih
pendeknya tepat diangka sesuatu jika dibandingkan dengan mereka
9.”seorang anak melakukan yang kurang atau tidak disiplin.
kesalahan, dan terus menerus Pendisiplinan yang dapat dilakukan orang
diungkit hanya akan menimbulkan tua agar anak berperilaku disiplin adalah
kemarahan. Tindakan ini malah (1) membuat aturan-aturan yang sederhana
akan meningkatkan perilaku buruk. (2) memberi alasan-alasan sederhana
Mengungkit kesalahan yang telah mengapa orang tua tidak bisa menerima
lalu hanya menjadikan kesalahan perilaku tertentu, (3) memberi pilihan yang
itu sebagai contoh yang tidak terbatas terhadap anak-anak, dan (4) menjadi
boleh dilakukan. Tidak contoh yang baik bagi anak. Oleh karena itu,
menunjukan yang harus dilakukan. agar orangtua dapat berperan dalam
Mengingatkan anak akan
17
Soegeng ,Santoso. (2002). Pembinaan Disiplin.
16
Ibid 22-24 Jakarta. Hal 37
153

menanamkan kedisiplinan, haruslah (1) membuat aturan-aturan yang sederhana


memiliki pengetahuan. Orang tua harus (2) memberi alasan-alasan sederhana
dapat mengawasi. Apabila orang tua dapat mengapa orang tua tidak bisa menerima
memahami pendisiplinan yang mana yang perilaku tertentu, (3) memberi pilihan yang
cenderung diterapkan dan mengetahui terbatas terhadap anak-anak, dan (4) menjadi
dampaknya, maka sadar atau tidak sadar, contoh yang baik bagi anak. Di samping
orang tua dapat segera merubahnya. Jangan empat hal tersebut, orang tua harus
sampai orang tua menerapkan pendisiplinan menciptakan kondisi lingkungan keluarga
yang salah asuh dalam mendidik anak. yang harmonis yang memungkinkan anak
Mendidik merupakan perwujudan rasa dapat mengembangkan disiplin dirinya.
tanggung jawab orang tua terhadap anak. Faktor penghambat adanya kebebasan tanpa
Selain pengetahuan orang tua juga haru batas kepada anak untuk berbuat dan
mengetahui karakteristik yang dimiliki oleh berperilaku. Sesuai dengan keinginan anak.
anak seutuhnya. Faktor penghambat disiplin Orang tua tidak pernah memberi aturan dan
anak, adapun kendala yang datang dari arahan kepada anak. Faktor pendukung
dalam diri orang tua berupa inkonsistensi keberhasilan pendidikan karakter disiplin
dalam melakukan atau menerapkan aturan. anak yang penting yang tidak boleh
Terkadang orang tua kurang konsisten diabaikan.
dalam menanamkan nilai moral DAFTAR PUSTAKA
kedisiplinan. Sedangkan Faktor pendukung A. Buku
hubungan kerja sama yang erat antara Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur
keluarga dan lingkungan sekitar rumah yang Penelitian suatu Pendekatan Praktik.
baik akan meningkatkan perilaku disiplin. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Jika anak sering di marahi malah akan Bungin, Burhan. (2001). Metodologi
membuat anak malah tidak mau Penelitian Kualitatif. Surabaya: PT.
mengerjakan aturan yang di tetapkan oleh Pustaka Pelajar.
keluarga”. 18 Chatib, Khairuddin. (2008). Sosiologi
PENUTUP Keluarga.Yogyakarta: Libert
Pada bab terakhir ini, penulis akan Dowshen, Steven. Cerdas Menjalin
mengemukakan kesimpulan dari Komunikasi dengan Anak Panduan Praktis
permasalahan yang telah dibahas pada bab dalam Memahami Perkembangan
sebelumnya. Kesimpulan yang diperoleh Jiwa dan Mental Anak, terj.
penulis adalah sebagai berikut: Halimatus
Disiplin diri merupakan aspek penting yang Sa'diyah.
perlu dimiliki oleh setiap individu, karena D Gunarsah Singgih .(2000). Kesiplinan
disiplin sangat besar pengaruhnya dalam keluarga. Jakarta. Rineka Cipta
kehidupan, baik dalam kehidupan pribadi, Hurlock, E. B. (1999). Perkembangan Anak.
bermasyarakat maupun bernegara. Orang Jilid 2. Alih bahasa : Tjandrasa.
yang hidupnya disiplin umumnya lebih Jakarta: Erlangga.
berhasil dalam meraih sesuatu jika Mansur. (2005). Pendidikan Anak Usia Dini
dibandingkan dengan mereka yang kurang dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka
atau tidak disiplin. Pelajar.
Peran orang tua dalam menanamkan sikap Moleong, Lexy J. (2005). Metodologi
disiplin dapat dilakukan dengan empat hal, Penelitian Kualitatif. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
18
Nizar, Imam Ahmad. (2009). Membentuk
Sheldon Epstein.2002. Keluarga. Jakarta: dan Meningkatkan Disiplin Anak
Rosdakarya . Hlm. 4.
154

sejak
Dini. Yogyakarta: Diva Press
Ngalim, Purwanto. (2006). Psikologi
Pendidikan. Bandung: Rosda Karya.
Purwanti, Endang (2005). Perkembangan
Peserta Didik. Malang: Universitas
Muhammadiyah Malang.
Soelaeman, Moenandar. (2004). Ilmu Sosial
Dasar: Teori dan Konsep Ilmu.
Bandung : Refika Aditama
Suprijanto. (2005). Pendidikan Orang
Dewasa. Jakarta: Bumi Aksara
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian
Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R & D). Bandung:
Penerbit Alfabeta.
Suyanto, Slamet. (2005). Dasar-dasar
Pendidikan Anak Usia Dini.
Yogyakarta: Hikayat
Publishing. Wirawan. (2011). Evaluasi
(Teori, Model, Standar, Aplikasi, dan
Profesi). Jakarta: Rajawali Pers.
Zubaidah, Eni. (2003). Pengembangan
Bahasa Anak Usia Dini. Yogyakarta:
UNY
B. Undang-undang.
Undang - Undang RI No. 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional.
C. Kamus
Kamus besar bahasa indonesia
(KBBI)

Anda mungkin juga menyukai