KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Konseptual
1. Peranan Orangtua
a. Pengertian Peran Orangtua
Peranan (role) merupakan proses dinamis kedudukan (status). Apabila
karena yang satu tergantung pada yang lain dan sebaliknya, dan peranan
didefinisikan sebagai pola tingkah laku yang diharapkan masyarakat dari orang
yang menduduki status tertentu. Sejumlah peran disebut sebagai perangkat peran
Arti peranan dalam kamus besar Bahasa Indonesia adalah bagian yang
dimainkan seorang pemain. Atau tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam
suatu peristiwa.2
Yang disebut orangtua adalah ayah dan atau ibu kandung, atau orang yang
dianggap orang tua atau dituakan (cerdik, pandai,ahli dan sebagainya) atau
1
Dirno Kaghoo,Teori Sosiologi, 2010, p.1, http://kaghoo.blogspot.com/2010/11/pengertianperanan.html,
2
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan ,Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:Balai
Pustaka .2007),ed.3, cet-4, h.654
dapat dikatakan bahwa yang disebut orang tua adalah ayah dan ibu atau anggota
pertama dan utama yang memberikan pendidikan di dalam rumah. Peran orangtua
sangat penting dalam mempersiapkan segi perkembangan sosial anak yang secara
orang tua menggunakan semua kemampuan yang ada guna keuntungan mereka
sendiri dan program yang dijalankan anak tersebut, orang tua, anak dan program
sekolah semua merupakan bagian dari suatu proses. Dengan demikian semakin
tinggi peran orang tua dalam pendidikan seorang anak, maka pendidikan anak
Orang tua merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang pertama
dan utama dialami oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati, orang tua
bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi, dan mendidik anak agar tumbuh
dan
berkembang dengan baik. Bahwa perkembangan kehidupan seorang anak salah satunya
ditentukan oleh orang tua, maka tanggung jawab orang tua terhadap anak sangatlah
penting bagi masa depan anak, karena seorang anak pertama tumbuh dan berkembang
bersama orang tua dan sesuai tugas orang tua dalam melaksanakan perannya sebagai
anak.5
3
Abuddin Nata, Pendidikan Dalam Perspektif Hadits, (Jakarta :UIN Jakarta Press, 2005),
h.233.
4
Raras Titi Kusuma Nugraheni, 2015 Pengaruh Peran Orangtua Motivasi Belajar Dan Lingkungan Keluarga
Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas Iii Sd Se-Gugus Sinduharjo Sleman
5
Wahidin, Peran Orang Tua Dalam Menumbuhkan Motivasi Belajar Pada Anak Sekolah Dasar e-ISSN : 2550-
0619
Kenyataannya orang tua merupakan salah satu sumber yang mampu
memberikan informasi tentang bakat anak sudah lama menjadi bahasan para ahli.
Sehubungan dengan hal ini, sebaiknya ada kerja sama antara keluarga dengan
sekolah. Pengamatan orang tua terhadap prilaku anaknya di rumah yang tidak
memberikan petunjuk yang berharga bagi sekolah atau bagi yang bertanggung
hidup (system sosial), dan mengkondisikan rumah tetap dalam situasi belajar.
Sebagai salah satu kesatuan hidup bersama (system sosial), keluarga terdiri dari
persahabatan, cinta kasih, hubungan antara pribadi, kerja sama, disiplin, tingkah
laku yang baik, serta pengakuan akan kewibawaan. Sementara itu, yang
dan anak-anak sangat bergantung kepada orang tua, baik karena keadaan
belajar menerima dan meniru apa yang diajarkan oleh orang tua. Sumbangan
1) Cara melatih anak untuk menguasai cara-cara mengurus diri, seperti cara
dalam diri anak karena berkaitan erat dengan perkembangan dirinya sebagai
pribadi.
atau menolak, sikap kasih sayang, atau acuh tak acuh, sikap sabar atau
tergesa-gesa, sikap melindungi atau membiarkan secara langsung
Sangat wajar dan logis jika tanggung jawab pendidikan terletak di tangan
kedua orang tua dan tidak bisa dipikulkan kepada orang lain, karena anak adalah
darah dagingnya kecuali berbagai keterbatasan kedua orang tua ini. Maka
sebagian tanggung jawab pendidikan dapat dilimpahkan kepada orang lain melalui
sekolah.
Tanggung jawab pendidikan yang perlu disadarkan dan dibina kedua orang
pendidikan agama sesuai dengan ketentuan Allah SWT, sebagai tujuan akhir
hidup muslim.7
6
Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2008), h.87-88
7
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, , (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2008), h.89.
Perlu dan pentinganya peranan orang tua dalam pendidikan anaknya untuk
mencapai hasil yang diinginkan. Didalam sebuah keluarga peran orangtua sangat
penting bagi anak, terlebih lagi ketika anak memasuki usia sekolah dan usia
Menurut Jhonson dalam (Slameto 2003:7) peran adalah seperangkat perilaku antar
pribadi, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi
peranan pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari
1) Ayah sebagai suami dari istri dan ayah bagi anak-anak, berperan sebagai pencari
nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga,
sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya.
2) Ibu sebagai istri dari suami dan ibu bagi anak-anaknya, ibu mempunyai
anakanaknya, sebagai pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan
juag ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
yang bermanfaat bagi anak. Hal itu dapat dilihat dari pertumbuhan sorang anak
mulai dari bayi, belajar jalan, hingga mampu berjalan. Keluarga mendidik dan
masyarakat.8
proses belajarnya tidak dapat terlepas dari adanya motivasi yang menjadi
penggerak dan Pendorong siswa agar dapat menjalankan kegiatan dan proses
belajarnya. Motivasi tersebut dapat berasal dari dalam diri siswa (intrinsik) dan
motivasi dari luar (ekstrinsik). Dari kedua motivasi tersebut memiliki pengaruh
yang besar terhadap keberhasilan siswa, meskipun yang lebih utamanya adalah
motivasi dalam diri siswa tetapi motivasi dari luar atau ekstrinsik tetap menjadi
8
Selfia S. Peran Orang Tua Dalam Miningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik di SD Negeri Saribi, Jurnal
EduMatSains, 2 (2) Januari 2018, 201-212
Salah satu contoh motivasi yang berasal dari luar diri siswa adalah orang
tua, dimana oerang tua merupakan orang yang pertama kali dikenal dan dekat
dengan anak, keberadaan siswa antara di sekolah dengan di rumah tentunya lebih
banyak di rumah, maka dari itu peran orang tua sebagai orang yang dekat dengan
siswa dinilai sangat penting terutama dalam memotivasi belajar siswa. Diantara
peran orang tua dalam memotivasi belajar siswa adalah sebagai berikut:
dan tingkah laku anak-anak. Hal ini dapat dilakukan orang tua dengan
sekolah.
Terkait dengan peran orang tua dalam memotivasi belajar siswa, maka ada
beberapa cara yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk meningkatkan motivasi
1. Menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar Orang tua
sebagainya.
2. Menyediakan waktu yang cukup untuk terlibat dalam kegiatan belajar anak.
Selain menciptakan iklim rumah yang dapat mendukung anak untuk belajar,
interaksi orang tua dengan anak ternyata juga dapat meningkatkan motivasi
belajar anak. Hal ini dapat dilakukan dengan menemani anak belajar,
dalam belajar, orangtua sebaiknya menunjukkan sikap yang hangat dan positif
terhadap anak, misalnya dengan tidak memarahi anak ketika anak tidak dapat
3. Memberikan penghargaan atau respon positif terhadap setiap prestasi anak. Hal
melakukan sesuatu.
1) Memberi Pujian Pemberian pujian pada anak tidak hanya pada saat anak
mendapatkan nilai rapor yang baik, akan tetapi ketika anak melakukan hal-hal
yang positif misalnya, membantu orang lain dan membantu orang tua di
rumah.
9
Murdiyanto, Y. (2017). Pengaruh PeranOrang Tua dalam Membimbing Anak di Rumah Terhadap Hasil
Belajar SiswaKelas IV SD Negeri Terakreditasi Gugus Gajah Mada Randublatung Blora. Universitas Kristen
Satya Wacana. Salatiga. Dipublikasikan.
3) Menyediakan Buku Bacaan, Perlengkapan dan Fasilitas Belajar Orang tua
perlengkapan belajar anak wajib disediakan oleh orang tua, mulai dari buku
penting bagi anak ketika belajar di rumah, karena mereka akan sungguh-
5) Mengatasi Kesulitan Belajar Dalam proses belajar anak, pasti ditemukan suatu
kesulitan. Peran orang tua dalam hal ini yaitu untuk memberikan arahan dan
ketika membaca atau menulis, maka orang tua harus bisa mengajarkan anak
lainnya.
anak menyusun jadwal sekolah. Misalnya anak yang masih duduk di bangku
pelajarannya.
7) Menjaga Kesehatan 10 .
8) Memeriksa Hasil Belajar di Sekolah Ketika anak pulang sekolah, orang tua
10
Umar, M. (2015). Peranan Orang Tua dalam Peningkatan Hasil Belajar Anak. Jurnal Ilmiah Edukasi, 1(23),
22–23.
serta menanyakan kepada guru atau wali kelas tentang perkembangan belajar
anak di sekolah.
9) Membantu Belajar Membantu belajar dalam hal ini yakni orang tua harus
selalu memberikan bimbingan atau arahan sesuai dengan minat dan bakat
anak.
perasaan dan perilaku untuk mencapai suatu tujuan dengan diri sendiri.12 tujuan ini
11
Ghufron,M. N & Risnawita, R. S. (2012). Teori –Teori Psikologi. Jogjakarta: ArRuzz Media
Gunawan. (2016). Statistika Inferensial. Jakarta: Rajawali Pers
12
Fadilah Suralaga dan Solicha, Psikologi Pendidikan, (Tangerang: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,2010), Cet
I,hal 108
Prakarsa diri (self- initiated) atau inisiatif siswa dalam mengelola belajar, waktu dan
lingkungan untuk mencapai prestasi atau tujuan yang ingin dicapai.13 Sedangkan
Latifah mengatakan self regulated bagian dari usaha seseorang untuk meregulasi diri
siswa dalam mengelola proses belajar demi mencapai tujuan yang diinginkan. Bila
dikaitkan dengan pembelajaran, hal tersebut dimaknai sebagai usaha siswa berupa
kinerja atau perilaku dalam belajar. Perilaku dalam belajar ini berdampak pada
pembelajaran. Mereka biasanya memiliki catatan yang rapi dan lengkap sehingga
oleh beberapa tokoh di atas, simpulan self regulated learning adalah proses
belief) dan komitmen untuk mencapai tujuan akademik, sehingga tujuan belajar yaitu
ditentukan oleh aspek lain yang tidak kalah penting, yakni meliputi self efficacy,
motivasi dan tujuan. Cobb menegaskan self efficacy berbicara mengenai citra diri dan
keyakinan positif yang dimiliki siswa. Motivasi terkait dengan daya dorong yang
strategy), namun juga motivasi yang membangun kebesaran jiwa dan semangat
1) siswa mampu melakukan pengaturan waktu, belajar dan lingkungan yang tinggi
(high regulatory).
2) Siswa melakukan pengaturan diri yang tinggi dapat memantau, memeriksa dan
yang terus berkembang dan strategi pengelolaan perilaku belajar yang efektif
menjadikan semakin tinggi tingkat regulasi diri (self regulation) siswa tersebut.
16
Robert Cobb Jr, “The Relationship between Self-Regulated Learning Behaviors and Academic Perfomance
in Web-Based Courses” (Virginia Tech,2003).
Self regulated learning merupakan dasar dalam proses sosialisasi serta
melibatkan perkembangan fisik, kognitif, dan emosi. Peserta didik dengan Self-
regulated learning yang tinggi akan memiliki kontrol yang baik dalam proses
belajar, seperti mengatur jadwal belajar, menetapkan tujuan belajar, dan mencari
learning mampu mengatur waktu belajar mereka sendiri, mencari informasi tentang
akan mencari bantuan baik itu kepada gurunya, temannya, bahkan mengikuti les.18
kognitif yang terjadi, maka siswa akan menemukan sendiri konsep-konsep dalam
Zimmerman (Sugandi, 2013, hal. 5) terdapat tiga fase utama dalam siklus
secara rinci:
17
Sutikno, Kontribusi Self-Regulated Learning dalam Pembelajaran, Jurnal Dewantara, Vol.2, No.2,
September 2016,h.192
18
Zimmerman, Investigating Self-Regulation and Motivation: Historical Background, Methodological
Developments, and Future Prospects, American Educational Research Journal, Vol.45 166-183,2008,h.168
1) Merancang belajar meliputi kegiatan: menganalisis tugas belajar, menetapkan
kepada diri sendiri: apakah strategi yang dilaksanakan sesuai dengan rencana,
apakah saya kembali pada kebiasaan lama, apakah saya tetap memusatkan diri,
dilaksanakan dengan baik (evaluasi proses), hasil belajar apa yang telah dicapai
(evaluasi produk), dan sesuaikah strategi dengan jenis tugas belajar yang
dihadapi.19
antaranya adalah modeling dan Self-efficacy. Model adalah sumber penting untuk
produktif, dan menggunakan sumber belajar yang bervariasi. Jika beberapa hal
tersebut dilakukan oleh guru, maka bisa jadi peserta didik akan mengamati dan
19
Sugandi, U. (2015, april). Effectiveness Of Working Relationship With The Supervision Of Employess. Jurnal
Governansi, ISSN 2442-3971 Volume 1 Nomor 1, 35-43.
Menurut pandangan teoritikus Purdie, Hattie dan Douglas; Pintrich dan de
2) Motivasi Adanya motivasi yang tercermin dari adanya keyakinan akan kemampuan
3. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi belajar adalah gejala psikologi dalam bentuk dorongan yang
timbul pada diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu kegiatan
yaitu kecenderungan siswa untuk mencapai aktivitas akademis yang bermakna dan
motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya gerak didalam diri siswa yang
20
Mulyadi, S. Basuki, A. M. H, & Rahardjo, W. (2018). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Teori –
Teori Baru Dalam Psikologi. Jakarta: PT Raja GRAFINDO PERSADA
21
Djamarah, S. B. (2011) Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
diperlukan sebab seseorang yang tidak memiliki motivasi belajar, tidak akan
mereka dalam suatu arah tertentu, dan membuat mereka mengikuti pembelajaran,
merujuk kepada proses dari pada produk, sehingga suatu proses kita tidak
mengamati motivasi secara langsung, tetapi kita dapat melihat motivasi dari
belajar melibatkan tujuan belajar yang memberikan dorongan dan arahan untuk
tujuan belajar.24
diatas, bahwa motivasi adalah kekuatan atau dorongan yang menjadi penggerak
bagi individu atau kelompok untuk melakukan sesuatu tindakan yang mengarah
pada tujuan tertentu. Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa motivasi
merupakan faktor yang penting bagi individu atau kelompok untuk dapat
melakukan suatu tindakan yang mengarah pada ketercapaian suatu tujuan yang
ditentukan. Dengan demikian motivasi menjadi faktor penting bagi siswa dalam
22
Wahab, R. (2016). Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Press
23
Ormod. (2010). Psikologi Penidikan Membantu Siswa Tumbuh Dan Berkembang Edisi Keenam Jilid 2.
Jakarta: Erlangga.
24
Schunk, D. H. & printich, P. R. (2014) Motivation in Education, Theory, Reaearch and Applicatons, Fourth
Edition. USA: Pearson Education Limited.
usaha mencapai tujuan belajar dan tujuan pendidikannya, dimana motivasi
tersebut akan menjadi pendorong bagi siswa untuk terus berusaha dan
bersemangat meraih prestasi dan cita-cita yang mereka tentukan, maka untuk
dapat meraih tujuan tersebut diperlukan motivasi yang tinggi baik dari dalam diri
tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada
dalam dirinya maka secara sadar ia akan melakukan suatu kegiatan yang tidak
dibacanya.27
25
Selfia S. Peran Orang Tua Dalam Miningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik di Sd Negeri Saribi, Jurnal
EduMatSains, 2 (2) Januari 2018, 201-212
26
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Asdi Mahasatya), cet-1, h. 115-116.
27
Sardiman A.M, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014) h. 90
belajar tidak mungkin mendapat pengetahuan, tidak mungkin
a) Adanya kebutuhan misalnya seorang anak ingin mengetahui isi cerita dari
komik, keinginan untuk mengetahui isi cerita itu dapat mendorong anak
guru.
dalam pengajarannya.
c) Cara penyampaian pelajaran yang meari dan bervariasi, hal ini dapat
yang menarik.28
d) Permainan dan simulasi, hal ini digunakan untuk sebagai daya tarik siswa
disimpulkan bahwa motivasi merupakan ruh bagi setiap orang yang ingin
dalam diri maupun dorongan dari luar Jika motivasi tersebut sudah ada
didalam diri anak didik maka dengan sendirinya pujian, nilai yang tinggi dan
hadiah akan didapat secara otomatis. Cita-cita yang menjadi tujuan hidup
menjadi guru, dokter, polisi dan Motivasi Ekstrinsik, kebalikan dari motivasi
intrinsik.
2) Motivasi ekstrinsik
karena adanya perangsang dari luar. Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik bila
a) Ganjaran
28
Sri Esti Wuryani Djiwandono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Grasindo, 2006), cet-3, h.96.
29
Sri Esti Wuryani Djiwandono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Grasindo, 2006), cet-3, h.96.
Menurut M. Ngalim Purwanto, ganjaran adalah “ alat untuk mendidik
i. Pujian, semua orang senang dipuji, demikian juga dengan siswa akan
siswa dalam belajar. Namun pujian yang diberikan harus tepat dan
jangan berlebihan.
ii. Hadiah, dalam dunia pendidikan, hadiah juga bisa dijadikan sebagai alat
b) Hukuman
belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut
mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya. Hukuman di sini
30
M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1995), cet-8,
h. 182.
kelas, berdiri di depan kelas, atau lari memutari halaman sekolah. Karena ini
c) Persaingan
yang telah dicapai sebelumnya. Persaingan dapat mendorong siswa untuk giat
belajar.
beberapa hal harus dilakukan guru untuk memotivasi siswanya, antara lain 31:
Anak didik belajar karena hendak mencapai tujuan yang terletak di luar hal
diperlukan agar anak didik mau belajar. Guru yang berhasil mengajar adalah
guru yang pandai membangkitkan minat anak didik dalam belajar, dengan
Karena itu guru harus bisa dan pandai mempergunakan motivasi ekstrisnsik ini
dengan akurat dan benar dalam rangka menunjang proses interaksi edukatif di
kelas.
31
Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi belajar-mengajar; Melalui Penanaman Konsep
Umum & konsep Islami, (Bandung: Refika Aditama, 2007), h.18.
32
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Asdi Mahasatya), cet-1, h. 117
Motivasi instrinsik lebih kuat dari motivasi ekstrinsik. Perlu
ditegaskan, bukan berarti bahwa motivasi ekstrinsik ini tidak baik dan tidak
kompenen lain dalam proses belajarmengajar ada yang kurang menarik bagi
motivasi dibagi menjadi dua macam yaitu motivasi intrinsik (berasal dalam
diri siswa) dan ekstrinsik (motivasi karena adanya rangsangan dari luar).
motor yang melepaskan energi. Dalam hal ini motivasi merupakan motor
2) Menentukan arah perbuatan, yaitu kearah tujuan yang ingin dicapai. Dengan
demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan
33
Sardiman A.M, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014) h. 91
34
Sardiman A.M, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014) h. 25
Menurut Handoko, untuk mengetahui kekuatan motivasi belajar siswa,
berikut:
35
Siti Suprihatin, Upaya guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, Jurnal Pendidikan Ekonomi UM
Metro, Vol.3, No.1, 2015, h. 75
36
Siti Suprihatin, Upaya guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, Jurnal Pendidikan Ekonomi UM
Metro, Vol.3, No.1, 2015,
terhadap tinggi rendahnya kecenderungan untuk berprestasi pada diri
seseorang.
budaya yang menekankan pada pentingnya keuletan, kerja keras, sikap inisiatif
maka dalam diri seseorang akan berkembang hasrat berprestasi yang tinggi.
tertentu.
bagi siswa dalam belajar, cenderung akan mendorong seseorang untuk tertarik
belajar, memiliki toleransi terhadap suasana kompetisi dan tidak khawatir akan
kegagalan.
bekerja keras dan berjuang untuk mencapai sukses akan mendorong anak
prestasi.
manakala siswa mempunyai motivasi dalam belajar. Oleh karena itu, guru
perlu
dengan guru kratif menjadikan siswa tergugah dalam pembelajaran yang akan
sadar yang terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,
Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam
secara sistematis dalam membentuk anak didik supaya mereka hidup sesuai dengan
ajaran Islam.39 Menurut Zakiah Daradjat pendidikan agama Islam adalah suatu usaha
dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan dapat
makna dan maksud serta tujuannya dan pada akhirnya dapat mengamalkannya serta
37
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2006), h. 130
38
Muhaimin, Peradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan PAI di Sekolah, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2002), h.183
39
Zuhairimi, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: Usaha Offset Printing, 1981), h. 25
menjadikan ajaran-ajaran agama Islam yang telah dianutnya itu sebagai pandangan
Islam adalah merupakan usaha sadar dan terencana dalam rangka untuk
Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan
untuk mencapai tujuan yag telah ditetapkan serta menjadikan ajaranajaran agama
Islam yang telah dianutnya itu sebagai pandangan hidupnya sehingga dapat
agama Islam diarahkan kepada tiga ranah (domain) yang meliputi: ranah kognitif,
masing penilaian dalam pendidikan agama Islam, yakni nilai-nilai yang akan
diinternalisasikan itu meliputi nilai Alqur’an, akidah, syariah, akhlak, dan tarikh.
Ruang lingkup PAI di sekolah umum meliputi aspek-aspek yaitu: Al-Qur’an dan
Hadis, Aqidah Akhlak, Fikih dan Tarikh Kebudayaan Islam. Berikutnya PAI
dilaksanakan sesuai dengan tingkat perkembangan fisik dan psikologis peserta didik
manusia dengan Allah dengan alam sekitarnya. Mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti
mencakup aspek yang sangat luas, yaitu aspek kognitif (pengetahuan), aspek apektif
40
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), h. 38
41
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), h. 22
dan aspek psikomotorik. Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam adalah untuk
Peran orangtua adalah seperangkat tindakan yang diharapkan dari seorang ayah
dan ibu dalam membantu dan membimbing anak sehingga mempunyai semangat
dalam belajar. Bentuk dan fungsi peran orang tua di dalam keluarga adalah sebagai
berikut 42:
a) Motivator, orang tua harus senantiasa memberikan dorongan terhadap anak untuk
pengetahuan.
kepada anak-anak.
dalam
Siswa yang termotivasi untuk meraih tujuan akan melibatkan kegiatan strategi
self regulated learning yang mereka percaya dapat membantu mereka (misalnya
42
Abdul Syani. 2012. Sosiologi Skematika Teori dan Terapan. Jakarta: Bumi Aksara
menghafal materi yang dipelajari, memperjelas informasi yang tidak jelas). Sebagai
gantinya strategi self regulated learning meningkatkan belajar dan persepsi kompetensi
yang lebih besar untuk melanjutkan motivasi dan strategi self regulated learning untuk
learning secara aktif mengelola aspek motivasi yang melibatkan kemauan belajarnya.
Menurut Corno 44 kemauan menjelaskan tentang proses yang terlibat untuk memelihara
agar maksud dan tujuan dipenuhi dan dibedakan dari motivasi hanya menyinggung
proses awal yang diciptakan dari maksud dan tujuan. Peningkatan motivasi
kemampuan strategi self regulated learning dan kemudian membantu orang tersebut
mencapai prestasi45. Maka diperlukan strategi self regulated learning yang bertujuan
untuk dapat meningkatkan dorongan bagi siswa agar mencapai tujuan yang diharapkan.
Banyak studi telah membuktikan bahwa strategi self regulated learning memiliki peran
krusial dalam motivasi belajar dimana semakin bagus pula kemampuan strategi self
regulated learning yang dimiliki maka akan semakin bagus motivasi pada siswa46 .
hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang positif dan sangat
pendorong dalam belajar. Bagi siswa memiliki pengaturan diri belajar yang lebih
menggunakan strategi belajar yang disebut dengan strategi self regulated learning.
C. Kerangka berfikir
diangkat oleh peneliti. Pembahasan tersebut akan dijelaskan dengan menggunakan konsep
dan teori yang ada hubungannya untuk membantu menjawab masalah penelitian. Adapaun
permasalahan dalam penelitian ini adalah “ Pengaruh Peran Orangtua Dan Self Regulated
Learning Terhadap Motivasi Belajar PAI Di SMP Islam Muallimin Damarwulan Kepung
Kediri”.
Penelitian ini terdiri dari tiga variabel, dimana variabel X 1 yaitu Peran Orangtua, X2
adalah Self Regulated Learning sedangkan variabel Y yaitu Motivasi Belajar PAI. Seperti
48
Mulyadi, S. Basuki, A. M. H, & Rahardjo, W. (2018). Psikologi PendidikanDengan Pendekatan Teori –
Teori Baru Dalam Psikologi. Jakarta: PT Raja GRAFINDO PERSADA
Peran Orangtua
Keterangan: