masyarakat. Pantas saja karena secara dhohir, kurban dan akikah memiliki kesamaan
yaitu menyembelih hewan (dalam hal ini baik berkurban maupun akikah boleh
menggunakan hewan jantan maupun betina, namun untuk akikah hanya menggunakan
kambing dan sejenisnya saja) serta sama-sama berhukum sunnah muakkad. Padahal,
kurban dan akikah sangatlah berbeda.
Perbedaan ini setidaknya ditinjau dari sembilan perkara. Definisi pengertiannya, tujuan
distariatkannya, jenis hewan yang digunakan, jumlah hewan yang disembelih, waktu
penyembelihan, jumlah pelaksanaan yang disyariatkan, pemberian daging, wujud daging
yang diberikan dan upah bagi penyembelih.
Artikel ini akan mengupas secara lengkap perbedaan kurban dan akikah, mari kita kupas
satu persatu.
Hingga tiba saat Nabi Ismail hendak disembelih, Allah menggantinya dengan kehadiran
domba putih besar yang langsung turun dari surga. Allah SWT berfirman,
ْس َت ِج ُدنِي إِن ِ س ْع َي َقال َ َيا ُب َن َّي إِ ِّني أَ َر ٰى فِي ا ْل َم َن ِام أَ ِّني أَ ْذ َب ُح َك َفا ْن ُظ ْر َم َاذا َت َر ٰى ۚ َقال َ َيا أَ َب
َ ۖ ت ا ْف َعلْ َما ُت ْؤ َم ُر َّ َفلَ َّما َبلَ َغ َم َع ُه ال
َاب ِرين
ِ ص َّ اء هَّللا ُ مِنَ ال
َ ش َ
Artinya: “Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha
bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya
aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka
fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah
apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan
mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar” (QS. As-Shafaat: 102).
َْفصَ ل ِّ لِرَ ِّب َك َوا ْنحَ ر
Artunya: “Maka salatlah untuk Tuhanmu dan sembelihlah hewan kurban.” (QS. Al-Kautsar:
2).
Berbeda dengan kurban, akikah dilaksanakan dalam rangka bersyukur atas lahirnya sang
anak. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW,
ج َحدَّ َث َنا ٌ س ْل َمانَ ْب ِن َعام ٍِر َقال َ َم َع ا ْلغُاَل ِم َعقِي َق ٌة َو َقال َ َح َّجا َ ْوب َعنْ ُم َح َّم ٍد َعن َ ان َح َّد َث َنا َح َّما ُد ْبنُ َز ْي ٍد َعنْ أَ ُّيِ َحدَّ َث َنا أَ ُبو ال ُّن ْع َم
ْسلَّ َم َو َقال َ َغ ْي ُر َوا ِح ٍد َعن َ صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو
َ س ْل َمانَ َعنْ ال َّن ِب ِّيَ ْيرينَ َعن ِ ِيب َعنْ ا ْب ِن س ٌ شا ٌم َو َح ِب ُ َح َّما ٌد أَ ْخ َب َر َنا أَ ُّي
َ وب َو َق َتادَ ةُ َو ِه
َ صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو
سلَّ َم َو َر َوا ُه َ ض ِّب ِّي َعنْ ال َّن ِب ِّي َّ س ْل َمانَ ْب ِن َعام ٍِر ال
َ ْب َعن ِ الر َبا
َّ ْيرينَ َعن ِ ِت س ِ ص َة ِب ْن َ ش ٍام َعنْ َح ْف َ َعاصِ ٍم َو ِه
س ْختِ َيان ِِّي َّ وب ال َ از ٍم َعنْ أَ ُّي ِ ير ْب ِن َح ِ ب َعنْ َج ِر ٍ ْص َب ُغ أَ ْخ َب َرنِي ا ْبنُ َوه
ْ َس ْل َمانَ َق ْولَ ُه َو َقال َ أ
َ ْيرينَ َعن ِ َِي ِزي ُد ْبنُ إِ ْب َراهِي َم َعنْ ا ْب ِن س
سلَّ َم َيقُول ُ َم َع ا ْلغُاَل ِم َعقِي َق ٌة َ صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو
َ ِ سول َ هَّللا ُ سم ِْعتُ َرَ َ ض ِّب ُّي َقالَّ س ْل َمانُ ْبنُ َعام ٍِر ال َ يرينَ َح َّد َث َناِ َِعنْ ُم َح َّم ِد ْب ِن س
َفأَهْ ِريقُوا َع ْن ُه َد ًما َوأَمِي ُطوا َع ْن ُه اأْل َ َذى
Telah menceritakan kepada kami Abu Nu’man berkata, telah
menceritakan kepada kami Hammad bin Zaid dari Ayyub dari
Muhammad dari Sulaiman bin Amir, ia berkata, “Pada anak lelaki ada
kewajiban akikah.” Dan Hajjaj berkata, telah menceritakan kepada
kami Hammad berkata, telah mengabarkan kepada kami Ayyub dan
Qatadah dan Hisyam dan Habib dari Ibnu Sirin dari Salman dari Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan berkata tidak satu orang dari Ashim
dan Hisyam dari Hafshah binti Sirin dari Ar Rabab dari Salman bin Amir
Adl Dlabiyyi dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan Yazid bin
Ibrahim juga menceritakan dari Ibnu Sirin dari Salman perkataannya,
dan Ashbagh berkata, telah mengabarkan kepadaku Ibnu Wahb dari
Jarir bin Hazim dari Ayyub As Sakhtiyani dari Muhammad bin Sirin
berkata, telah menceritakan kepada kami Salman bin Amir Adl Dlabbi
ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda: “Pada anak lelaki ada kewajiban ‘akikah, maka
potongkanlah hewan sebagai akikah dan buanglah keburukan darinya.”
(HR. Bukhori. No 5049)
Untuk kriteria, seluruh hewan ternak yang akan disembelih harus sehat (tidak cacat), dan
cukup usianya biasanya dilihat dari sudah berganti giginya. Jika menggunakan domba,
minimal berusia satu tahun dan sudah ganti gigi. Jika menggunakan kambing, minimal
sudah dua tahun. Sapi dan kerbau mencapai dua tahun lebih. Dan unta harus mencapai
usia lima tahun atau lebih.
Sedangkan untuk akikah, penggunaan kambing sama dengan berkurban. Sehat, tidak
cacat dan sudah berganti gigi. Parameter usianya adalah sudah cukup dewasa dengan
berganti gigi. Untuk jenis kambing yang akan disembelih boleh dengan kambing apapun,
seperti kambing kampung, domba, kibsy atau gibas. Penggunaan kambing sebagai hewan
akikah, berdasarkan hadis Nabi Muhammad SAW,
Sedangkan pelaksanaan akikah afdhalnya pada hari ketujuh dari kelahiran sang anak.
Seperti dalam hadis Nabi Muhammad SAW,
“Rasulullah SAW pernah berakikah untuk Hasan dan Husain pada hari
ketujuh dari kelahirannya, beliau memberi nama dan memerintahkan
supaya dihilangkan kotoran dari kepalanya (dicukur)”. (HR.Hakim)
Dalam hal pelaksanaan akikah, jika orang tua tidak memiliki kecukupan ekonomi maka
boleh dilakukan selain hari tersebut, bahkan bisa dikerjakan sampai anak tumbuh
dewasa dan baligh. Saat sudah baligh dan ternyata orang tua belum bisa mengakikahkan
Sang anak, maka kesunnahan mengakikahkannya sudah hilang. Kelak jika kondisi
ekonomi anak cukup untuk akikah, bisa dilakukan sendiri.
Seperti ungkapan Ibnu Rusyd, para ulama bersepakat bahwa orang yang berkurban
diperuntahkan untuk turut ikut memakan daging dan menyedekahkannya. Hal ini
berdasarkan firman Allah SWT,
Sedangkan daging akikah diberikan kepada siapapun, terutama pada tetangga terdekat,
fakir miskin, saudara dan lainnya.