Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN

PRAKTIK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)

PROGRAM STUDI KEAHLIAN


AGRIBISNIS UNGGAS
KOMPETENSI KEAHLIAN
AGRIBISNIS TERNAK UNGGAS

PETERNAKAN AYAM PEDAGING (BROILER) “KANDANG DIAN ”


Alamat : Jalan Raya Sidodadi Kecamatan Arma Jaya Kabupaten Bengkulu Utara

PEMBERIAN VAKSIN DAN JADWAL VAKSINASI


PADA AYAM BROILER

OLEH :

NAMA SISWA : ATIM SETIYANI


NISN : 0021306036
KELAS : XI. ATU

PEMERINTAH PROVINSI BENGKULU


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 7 BENGKULU UTARA
TP. 2019/2020
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan ini adalah sebagai salah satu syarat untuk mengikutui Ujian Nasional
Tahun Ajaran 2019/2020
di SMK Negeri 7 Bengkulu Utara.

Laporan ini telah di uji dan disahkan oleh :

Pematang Balam, ..................... 2020

Ketua Jurusan Agribisnis Ternak Unggas

SABIRIN, S.Pt
NIP. 19740615 200701 1 030

Pembimbing Sekolah Pembimbing DU/DI

SUSILA HAYATI, S.Pt WARDIMIN


NIP.

Mengetahui,
Kepala Sekolah
SMK NEGERI 07 BENGKULU UTARA

IMAN SUKRI , S.Pd


NIP. 19731011 200003 1 003

ii
KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati kami mengucapkan Syukur kepada Allah


SWT yang telah memberikan kekuatan lahir maupun batin kepada kami semua
dan atas berkat serta Rahmat-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan karya tulis
ini yang jauh dari sempurna.
Prakerin adalah sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Nasional
(UN), oleh karena itu diwajibkan bagi siswa-siswi SMK Negeri 7 Bengkulu Utara
untuk menyusun laporan dan berdasarkan acuan Undang-undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah Nomor 39/1992 tentang
peran serta masyarakat dalam Pendidikan Nasional, keputusan Mendiknas
Republik Indonesia Nomor 323/U/1997 tentang Pendidikan Nasional.
Penulis melaksanakan Praktik Kerja Idustri di Peternakan milik Bapak
Wardimin beralamatkan di Jalan Raya Sidodadi Kecamatan Arma Jaya Kab.
Bengkulu Utara. Penulis bisa mendapat banyak pengalaman dan pelajaran baru
yang belum pernah dipelajari di sekolah serta memahami tentang dunia industri.
Dalam penulisan laporan ini telah mendapat bantuan dari beberapa pihak,
karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Iman Sukri, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 7 Bengkulu
Utara
2. Bapak Sabirin, S.Pt selaku Ketua Jurusan Agribisnis Ternak Unggas
3. Ibu Susila Hayati, S.Pt selaku pembimbing sekolah
4. Bapak Wardimin selaku pembimbing DU/DI
5. Guru-guru serta Tata Usaha SMK Negeri 7 Bengkulu Utara
6. Kedua Orang Tua atas bantuan spiritual dan material
7. Teman-teman yang telah memberikan semangat dan motivasinya.
Saran dan kritik sangat penulis harapkan demi untuk kesempurnaan
penulisan laporan ini.
Semoga laporan yang saya buat ini dapat bermanfaat khususnya bagi saya dan
umumnya bagi semua
Pematang Balam, Maret 2020
Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................vii

BAB. I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ........................................................................................1
1.2. Tujuan......................................................................................................2
1.3. Ruang Lingkup........................................................................................3

BAB. II PROPIL UMUM


2.1. Sejarah Perusahaan / Industry..................................................................4
2.2. Lokasi Perusahaan / Industri....................................................................5
2.3. Struktur Pengelolaan Perusahaan / Industry...........................................6
2.4. Tujuan dan Fungsi Perusahaan / Industry................................................6

BAB. III. KAJIAN TEORI


3.1. Pengertian Ayam Broiler.........................................................................7
3.2. Pemilihan DOC........................................................................................7
3.3. Perkandangan...........................................................................................8
3.4. Kebutuhan Nutrisi Broiler dan Air Minum.............................................9
3.5. Program Vaksinasi.................................................................................11
3.6. Konversi Pakan......................................................................................11
3.7. Pertambahan Bobot................................................................................12
3.8. Konversi Ransum...................................................................................13
3.9. Periode Panen........................................................................................14

BAB. IV PEMBAHASAN DAN HASIL


4.1. Pelaksanaan Kegiatan Prakerin..............................................................16
4.2. Masalah dan Penyelesaian Masalah Selama Prakerin...........................16
4.3. Pembahasan...........................................................................................17
4.4. Hasil.......................................................................................................21

iv
BAB. V PENUTUP
5.1. Kesimpulan............................................................................................22
5.2. Saran......................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................24
LAMPIRAN..........................................................................................................25

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Denah Lokasi Perusahaan...................................................................5


Gambar 2.2. Denah Kandang...................................................................................5
Gambar 2.2. Struktur Pengelolaan Perusahaan........................................................6

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I. Dokumentasi Kegiatan Selama Prakerin


Lampiran II. Identitas Peserta Prakerin
Lampiran III. Identitas DU/DI
Lampiran IV. Jurnal Kegiatan Prakerin

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam rangka pelaksanaan Praktik Kerja Industri (Prakerin) bagi
pendidikan SMK Negeri 7 Bengkulu Utara, maka siswa tidak hanya
mendapat materi berupa teori saja, tetapi siswa juga harus melakukan
praktik di lapangan agar siswa dapat lebih kompeten. Kompetensi dasar
merupakan kerangka kemampuan baik berupa ketrampilan, sikap, wawasan
dan pemahaman siswa yang di kembangkan agar siswa dapat
menyesuaikan diri dengan kemajuan maupun perubahan-perubahan yang
terjadi di sekitarnya.
Setiap siswa yang belajar di SMK wajib mengikuti Prakerin yang
merupakan kegiatan nyata didunia usaha/industri atau instansi – instansi
pemerintah yang disesuikan dangan bidang keahlian yang di tekuninya.
Siswa wajib melaksanakan kegiatan ini dengan sungguh – sungguh untuk
mencapai kegiatan prakerin yang berhasil dengan baik dan di buktikan
dengan peningkatan kompetensi siswa.
Sesuai dengan program keahliannya yaitu Agribisnis Ternak Unggas
maka kegiatan Prakerin ini di laksanakan di Peternakan milik Bapak
Darwanto yang di nilai layak untuk dijadikan Sebagai pedoman untuk
multimedia yang akan datang. Untuk itu siswa di tuntut untuk Maju agar
tumbuh bakat - bakat yang baru dan dapat dikembangkan demi kemajuan
yang Profesional.
Praktik Kerja Industri (Prakerin) adalah penyelenggaraan pendidikan
yang dirancang untuk memberikan pengalaman pendidikan bagi peserta
didik agar lebih menguasai dunia kerja pengetahuan,sikap dan
keterampilan kerja dengan memiliki adaptasi secara langsung di atau
industri. Memilih Prakrin di Peternakan Ayam Broiler di Tempat Bapak
Wardimin Alamat : Jalan Raya Sidodadi Kecamatan Arma Jaya
Kabupaten Bengkulu Utara , karena tempat tersebut memang sesuai dengan
jurusan Agribisnis Ternak Unggas, Praktik juga ingin mengetahui jenis

1
perawatan ternak ayam Broiler, dan juga ingin mengetahui bagaiman cara
membuka usaha.

1.2. Tujuan
Dalam pelaksanaan Praktik Kerja Industri ada beberapa tujuan di harapkan
dapat tercapai, antara lain:
1.2.1. Tujuan Umum
1. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian dengan
profesional yaitu tenaga kerja yang memiliki kemampuan baik
di bidang pengetahuan maupun keterampilan kerja.
2. Mendorong siswa untuk kerja, berjiwa swasta dan mandiri.
3. Untuk mendapatkan wawasan dan pengalaman sebagai bahan
perbandingan antara teori di sekolah dengan di tempat Praktik
Kerja yang sesungguhnya.
4. Mempererat hubungan sekolah dengan dunia kerja atau dunia
Industri ataupun Instansi pemerintah.
5. Meningkatkan proses pendidikan dan pelatihan calon tenaga kerja
yang Profesional.
6. Melatih siswa untuk menjadi calon tenaga kerja yang memiliki
keahlian Profesional dengan tingkat pengetahuan, keterampilan
kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja Industri yang
dilaksanakan di luar sekolah yaitu di Peternakan Ayam Broiler
milik Bapak Wardimin.

1.2.2. Tujuan Khusus


Sebagai bukti laporan tertulis bahwa penulis telah selesai melakukan
Praktik Kerja Industri (Prakerin) yang dilaksanakan di luar sekolah
yaitu di SMK Negeri 7 Bengkulu Utara.

2
1.3. Ruang Lingkup
Selama pelaksanaan kegiatan praktek kerja industri di Peternakan
Ayam Broiler Milik Bapak Wardimin yang beralamatkan di Alamat : Jalan
Raya Sidodadi Kecamatan Arma Jaya Kabupaten Bengkulu Utara, penyusun
ditempatkan pada bagian Kandang dan Pemeliharaan Ayam Broiler
Perternakan tersebut hanya melakukan pemeliharaan ayam broiler saja
dari DOC sampai pemasaran.

3
BAB II
GAMBARAN UMUM

2.1. Sejarah Perusahaan / Industry Tempat Prakerin


Usaha peternakan ayam broiler ini yang beralamatkan di Alamat :
Jalan Raya Sidodadi Kecamatan Arma Jaya Kabupaten Bengkulu Utara,
memelihara ayam broiler yang dikelola oleh bapak Wardimin , usaha kecil
ini berdiri pada tahun 2006, Bapak Wardimin mengawali sejarah usaha
ternak ayam broiler sebanyak 1.500 ekor.
Pada tahun 2007 Bapak Wardimin menambah lagi usahanya menjadi
5.000 ekor, hasil yang didapatkan Bapak Wardimin cukup memuaskan
sehingga ia menambah lagi jumlah ternak ayam broilernya menjadi 12.000
ekor hingga saat ini.
Namun dalam memelihara ayam broiler banyak ternak yang mati
karena terjangkit penyakit dengan angka yang tidak sedikit yaitu sekitar 200
ekor ternak yang mati dalam 1 x periode. Menurut pengetahuan Bapak
wardimin penyakit yang menyerang ternaknya antara lain snot, CRD,
Amonia, ND/tetelo, berak kapur dan lain-lain.
Kerugian diperkirakan mencapai belasan juta rupiah. Meskipun usaha
peternakan ayam broiler sering mengalami pasang surut namun karena
adanya keinginan yang kuat, Bapak Wardimin tetap semangat menjalankan
usaha peternakan yam broiler sampai saat ini.

4
2.2. Lokasi Perusahaan / Industri dan Denah Lokasi Serta Titik Koordinat

Gambar 2.1. Denah Lokasi

Gambar 2.2. Denah Kandang

5
2.3. Struktur Pengelolaan Perusahaan / Industry Tempat Prakerin

PIMPINAN
WARDIMIN

BENDAHARA SEKRETARIS
DIAN Hj. SARIYAH

PEMASARAN
H. BASORI

Gambar 2.3. Stuktur Pengelolaan Perusahaan

2.4. Tujuan dan Fungsi Perusahaan Tempat Prakerin


Peternakan yang dikelola oleh Bapak Wardimin mengutamakan
kedisiplinan kejujuran serta keseriusan dalam bekerja. Sistem yang
diterapkan adalah bagaimana agar bisa mewujudkan kinerja teknis yang
dapat dipercaya dan tepat waktu.
Disiplin kerja sangat berpengaruh terdapat diri siswa atau karyawan,
adapun disiplin yang di maksud adalah:
1. Kejujuran adalah modal utama dari karyawan
2. Istirahat dan teliti dalam berkerja
3. Menjaga Kebersihan kandang sebelum dan sesudah berkerja
4. Membersihkan alat-alat yang telah di gunakan
5. Bersikap ramah dan Sopan serta menepati janji terhadap pelanggan

6
BAB III
KAJIAN TEORI

3.1. Pengertian Ayam Broiler


Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam
hasil budidaya teknologi peternakan yang memiliki karakteristik ekonomi
dengan ciri khas pertumbuhan yang cepat, sebagai penghasil daging
dengan konversi pakan rendah dan siap dipotong pada usia yang relatif
muda. Pada umumnya broiler ini siap panen pada usia 28-45 hari dengan
berat badan 1,2-1,9 kg/ekor (Priyatno, 2000). Broiler sangat potensial
diternakkan karena memiliki performans yang baik seperti pada Tabel.
Tabel. 1 Performans Broiler

Sumber : Murtidjo (1987).


Rasyaf (2000) menyatakan bahwa karakteristik Abror Acress CP-
707 yang dihasilkan oleh PT. Charoen Phokphand yaitu: berat badan 8
minggu : 2,1 kg, konsumsi ransum : 4,4 kg, konversi ransum : 2,2 kg, daya
hidup : 98%, warna kulit : kuning, warna bulu : putih.

3.2. Pemilihan DOC


DOC ini sebenarnya berasal dari singkatan ''Day Old Chick'', yang
dapat diartikan sebagai anak ayam yang berumur 1 hari. Bibit yang baik
mempunyai kriteria sebagai berikut sehat dan aktif bergerak, tubuh gemuk
(bentuk tubuh bulat), bulu bersih dan kelihatan mengkilat, hidung bersih,

7
mata tajam dan bersih serta lubang kotoran (anus) bersih, berat badan 37 g,
dan posisi dalam kelompok menyebar. Kartasudjana dan Suprijatna (2006)
menambahkan bahwa kualitas DOC yang dipelihara harus yang terbaik,
karena performa yang jelek bukan saja dipengaruhi oleh faktor
pemeliharaan tetapi juga oleh kualitas DOC pada saat diterima.

3.3. Perkandangan
Menurut Zainal Abidin (2002) kandang merupakan tempat hidup,
tempat berproduksi, dan berfungsi untuk melindungi ayam dari gangguan
binatang buas, melindungi ayam dari cuaca yang tidak bersahabat,
membatasi ruang gerak ayam, menghindari resiko kehilangan ayam,
mempermudah pengawasan, pemberian pakan dan air minum, serta
pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit.
Tipe kandang ayam Broiler ada dua, yaitu bentuk panggung dan
tanpa panggung (litter). Tipe panggung lantai kandang lebih bersih karena
kotoran langsung jatuh ke tanah, tidak memerlukan alas kandang sehingga
pengelolaan lebih efisien, tetapi biaya pembuatan kandang lebih besar.
Tipe litter lebih banyak dipakai peternak, karena lebih mudah dibuat dan
lebih murah.
Pada awal pemeliharaan, kandang ditutupi plastik untuk menjaga
kehangatan, sehingga energi yang diperoleh dari pakan seluruhnya untuk
pertumbuhan, bukan untuk produksi panas tubuh. Kepadatan kandang
yang ideal untuk daerah tropis seperti Indonesia adalah 8-10 ekor/m2,
lebih dari angka tersebut, suhu kandang cepat meningkat terutama siang
hari pada umur dewasa yang menyebabkan konsumsi pakan menurun,
ayam cenderung banyak minum, stress, pertumbuhan terhambat dan
mudah terserang penyakit.
Lokasi kandang dekat dengan sumber air tetapi tidak becek serta
sarana transportasi mudah. Menurut Fadilah (2004), lokasi yang dipilih
untuk peternakan harus tersedia sumber air yang cukup, terutama pada
musim kemarau. Air merupakan kebutuhan mutlak untuk ayam karena
kandungan air dalam tubuh ayam bisa mencapai 70%. Jumlah air yang

8
dikonsumsi ayam bergantung pada jenis ayam, umur, jenis kelamin, berat
badan ayam dan cuaca.
Kandang dicuci dengan sprayer tekanan tinggi dari bagian atas,
dinding dan tirai, hingga lantai. Proses pencucian ini harus meliputi semua
bagian jangan sampai ada bagian yang terlewatkan serta menaburkan atau
menyemprotkan kapur tohor ke bagian dalam, lantai, dan sekeliling luar
kandang Fadilah (2004). Rasyaf (2008) menjelaskan lebih lanjut bahwa
kandang harus sudah dibersihkan dengan air bersih yang telah dicampur
dengan pembunuh kuman/desinfektan. Semua peralatan, termasuk tempat
ransum dan tempat minum.

3.4. Kebutuhan Nutrisi Broiler dan Air Minum


Untuk keperluan hidupnya dan untuk produksi, ayam membutuhkan
sejumlah nutrisi yaitu protein yang mengandung asam amino seimbang
dan berkualitas, energi yang berintikan karbohidrat, lemak, vitamin dan
mineral (Rasyaf, 1997). Kartadisastra (1994) menyatakan bahwa jumlah
ransum yang diberikan sangat bergantung dari jenis ayam yang dipelihara,
sistem pemeliharaan dan tujuan produksi. Di samping itu juga dipengaruhi
oleh beberapa faktor yang berkaitan dengan genetik dan lingkungan
tempat ternak itu dipelihara.  Broiler dapat menyesuaikan konsumsi
ransumnya untuk memperoleh cukup energi guna pertumbuhan
maksimum. Penyesuaian tersebut berkisar  antara 2800-3400 kkal energi
metabolisme per kg ransum (Anggorodi, 1985). Kebutuhan zat nutrisi
broiler pada fase yang berbeda tertera pada Tabel 2.
Tabel. 2  Kebutuhan Zat Nutrien Broiler Umur 0-6 Minggu

9
Daya cerna karbohidrat yang berupa pati cukup tinggi, sekitar 95%.
Akan tetapi bila ada unsur-unsur pembangunan dari tanaman seperti
selulosa dan hemisellulosa, lignin dan lain sebagainya menyebabkan daya
cerna karbohidrat akan menurun. Zat-zat tersebut merupakan salah satu
unsur penentu daya cerna energi. Kadar serat kasar yang tinggi akan
menurunkan nilai daya cerna dari bahan ransum, sehingga dapat
menyebabkan menurunnya pertambahan bobot badan ternak (Anggorodi,
1985).
Menurut Rasyaf, 1993 ransum untuk ayam broiler dibedakan
menjadi dua yaitu ransum untuk periode starter dan ransum untuk periode
finisher . Menurut Harto (1987) pemberian ransum pada ternak yang
masih berumur sehari atau DOC diletakkan dikertas atau tempat pakan
dari nampan yang kecil. Setelah ayam berumur diatas 1 minggu, tempat
pakan harus diganti dengan tempat pakan khusus yang digantung. Fadilah
(2004) menyatakan bahwa pemberian ransum dilakukan
secara adlibitum dengan pemberian ransum berbentuk: tepung pada
periode starter, butiranpecah pada periode finisher dan terkadang diberikan
ransum yang berbentuk pellet. Pemberian ransum bertujuan menjamin
pertambahan bobot badan dan produksi daging. Jenis bahan ransum dan
kandungan gizinya harus diketahui untuk mendapatkan formula ransum
yang tepat (Sudaro dan Siriwa, 2007). Alamsyah (2005) menyatakan
bahwa pemberian ransum pada ternakdisesuaikan dengan umur, kesukaan
terhadap ransum, dan jenis ransum. Ransum untuk ayam yang belum
berumur atau DOC diberikan dalam bentuk all mash. Hal ini bertujuan
untuk mempermudah pencernaan ransum di dalam saluran pencernaan
DOC.
Pemberian air minum dilakukan secara terus-menerus
atau adlibitum dengan tujuan agar ayam tidak mengalami dehidrasi
sehingga produksi daging dapat optimal. Williamson dan Payne (1993)
menyatakan bahwa air harus selalu tersedia dan sangat baik disediakan
dari kran-kran otomatis. Konsumsi air pada ayam biasanya dua kali lebih

10
banyak dibanding dengan konsumsi makanannya. Ayam akan mampu
hidup lebih lama tanpa makanan dibanding tanpa air (Rizal, 2006).

3.5. Program Vaksinasi


Vaksinasi adalah pemasukan bibit penyakit yang dilemahkan ke
tubuh ayam untuk menimbulkan kekebalan alami.Vaksin dibagi menjadi
dua yaitu vaksin aktif adalah vaksin yang mengandung virus hidup.
Kekebalan yang ditimbulkan lebih lama daripada vaksin inaktif atau pasif.
Vaksin inaktif adalah vaksin yang mengandung virus yang telah
dilemahkan atau dimatikan tanpa merubah stuktur antigenik, hingga
mampu membentuk zat kebal. Kekebalan yang ditimbulkan lebih pendek,
tetapi keuntungannya dapat disuntikan pada ayam yang diduga sakit.
Adapun persyaratan dalam vaksinasi, ayam harus sehat, dosis dan kemasan
vaksin harus cepat, sterilisasi alat alat, lebih efektif  dilakukan pagi hari.
Vaksinasi yang penting pada ayam broiler yaitu vaksinasi ND/tetelo. 
Disebabkan virus Paramyxo yang bersifat menggumpalkan sel darah.
Gejalanya ayam sering megap-megap, nafsu makan turun, diare dan
senang berkumpul pada tempat yang hangat. Setelah 1 - 2 hari muncul
gejala syaraf, yaitu kaki lumpuh, leher berpuntir dan ayam berputar-putar
yang akhirnya mati. Ayam yang terserang secepatnya dipisah, karena
mudah menularkan kepada ayam lain melalui kotoran dan pernafasan.
Belum ada obat yang dapat menyembuhkan, maka untuk mengurangi
kematian, ayam yang masih sehat divaksin ulang dan dijaga agar lantai
kandang tetap kering. Dilaksanakan pada umur 4 hari dengan metode tetes
mata. Dengan vaksin ND strain B1 dan pada umur 21 hari dengan vaksin
ND Lasotta melalui suntikan atau air minum.

3.6. Konversi Pakan


Sesuai dengan tujuan pemeliharaannya yaitu memproduksi daging
sebanyak-banyaknya dalam waktu singkat, maka jumlah pemberian pakan
tidak dibatasi (ad libitum) artinya berapa saja jumlah pakan yang dapat
dihabiskan, itulah yang diberikan (Kartadisastra, 1994).

11
Menurut Wahyu (1992), konsumsi ransum dapat dipengaruhi oleh
kualitas dan kuantitas ransum, umur, aktivitas ternak, palatabilitas ransum,
tingkat produksi dan pengelolaannya. Parakkasi (1983) menyatakan bahwa
komposisi kimia dan keragaman ransum erat hubungannya dengan
konsumsi ransum.  Kartadisastra (1997) menyatakan bahwa palatabilitas
merupakan sifat performans dari bahan sebagai akibat dari keadaan fisik
dan kimiawi yang dimiliki bahan-bahan pakan tersebut, hal ini tercermin
oleh organolektif seperti penampilan, bau, rasa dan temperatur.
Sifat khusus unggas adalah mengkonsumsi ransum untuk
memenuhi kebutuhan energi, sehingga jumlah pakan atau ransum yang
dikonsumsi tiap harinya cenderung berhubungan erat dengan kadar
energinya. Bila konsentrasi protein yang tetap terdapat dalam semua
ransum, maka ransum yang mempunyai konsentrasi energi metabolis
tinggi akan menyediakan protein yang kurang dalam tubuh unggas karena
rendahnya jumlah pakan yang dikonsumsi. Sebaliknya, bila kadar energi
kurang maka unggas akan mengkonsumsi pakan atau ransum untuk
mendapatkan lebih banyak energi akibatnya kemungkinan akan
mengkonsumsi protein yang berlebihan (Tillman et al, 1991). Anggorodi
(1985) menyatakan bahwa bloiler dapat menyesuaikan konsumsi
ransumnya untuk memperoleh cukup energi guna pertumbuhan
maksimum. Sedangkan Widodo (2002) menyatakan bahwa ayam
cenderung meningkatkan konsumsi jika diberi pakan energi rendah.

3.7. Pertambahan Bobot Badan


Pertumbuhan adalah korelasi peningkatan pada tubuh yang tampak
pada interval waktu sesuai dengan karakteristik spesies, sehingga terdapat
karakteristik kisaran tubuh untuk setiap spesies dan karakteristik
perkembangan serta ukuran tubuh dewasa. Bobot maksimum dan
perkembangan dimunculkan oleh gabungan dari heriditas, nutrisi dan
manajemen yang merupakan faktor esensial yang mendukung laju tumbuh
hewan.

12
Laju pertumbuhan seekor ternak dikendalikan oleh banyaknya
konsumsi ransum dan terutama energi yang diperoleh. Energi merupakan
perintis pada produksi ternak dan hal tersebut terjadi secara alami.
Untuk mendapatkan pertambahan bobot badan yang maksimal maka
sangat perlu diperhatikan keadaan kuantitas ransum. Ransum tersebut
harus mengandung zat nutrisi dalam keadaan cukup dan seimbang
sehingga dapat menunjang pertumbuhan maksimal (Yamin, 2002).
Kartadisastra (1997), menyatakan bahwa bobot tubuh ternak
senantiasa berbanding lurus dengan konsumsi ransum, makin tinggi bobot
tubuhnya, makin tinggi pula tingkat konsumsinya terhadap ransum. Bobot
tubuh ternak dapat diketahui dengan penimbangan. Suharno
dan Nazaruddin (1994), menyatakan bahwa pertambahan bobot badan
dipengaruhi oleh tipe ternak, suhu lingkungan, jenis ternak dan gizi yang
ada dalam ransum.

3.8. Konversi Ransum


Feed Convertion Ratio (FCR) merupakan perbandingan antara
jumlah pakan yang dikonsumsi dengan produksi yang dihasilkan.
Konversi pakan pada broiler termasuk jumlah pakan yang dibutuhkan
untuk memproduksi 1 pounds atau 1 kg berat hidup.
Konversi ransum dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti: umur
ternak, bangsa, kandungan gizi ransum, keadaan temperatur dan keadaan
unggas (Anggorodi, 1985).
Angka konversi ransum menunjukkan tingkat penggunaan ransum
dimana jika angka konversi semakin kecil maka penggunaan ransum
semakin efisien dan sebaliknya jika angka konversi besar maka
penggunaan ransum tidak efisien.
Lestari (1992), menyatakan angka konversi ransum menunjukkan
tingkat efisiensi penggunaan ransum. Angka konversi ransum dipengaruhi
oleh strain dan faktor lingkungan seperti seluruh pengaruh luar termasuk
di dalamnya faktor makanan terutama nilai gizi rendah.

13
Konversi ransum adalah perbandingan jumlah ransum yang
dikonsumsi pada satu minggu dengan pertambahan bobot badan pada
minggu itu (Rasyaf, 1994).
Rumus konversi ransum :

3.9. Periode Panen


Jadwal pertama panen biasanya telah ditentukan ketika ayam akan
dipelihara (Fadilah, 2005). Selanjutmya, ayam yang akan dipanen harus
dikurangi pakannya atau dipuasakan (tidak diberi makan) selama 4 sampai
6 jam sebelum ditangkap agar sisa pakan tidak terlalu banyak (tembolok
ayam tidak penuh). Tembolok ayam yang penuh tidak disukai rumah
potong ayam (RPA). Ayam harus bebas antibiotik 5 hari hingga 2 minggu
sebelum panen tergantung jenis antibiotik.
Jumlah dan ukuran ayam yang akan ditangkap harus sesuai surat
permintaan (delivery order) (Fadilah, 2005). Selanjutnya, berat ayam
biasanya diklasifikasikan menjadi ukuran kecil (0,8-1,2 kg), sedang (1,3-
1,6 kg), besar (lebih dari 1,7 kg). Ayam yang dijual ke RPA harus
ditimbang bersama keranjangnya untuk menghindari banyak ayam yang
rusak. Timbangan yang dipakai berupa timbangan duduk kapasitas 50 kg.
Ayam yang akan ditimbang dimasukan ke keranjang plastik standar (7,8
kg). Kapasitas 1 keranjang bisa diisi 12-15 ekor ayam ukuran kecil atau 8-
10 ekor ayam ukuran sedang dan besar. Hasil penimbangan ayam yang
ditangkap dicatat secara benar dan jelas pada nota penimbangan.
Kegiatan yang dilakukan pasca panen adalah mengumpulkan
peralatan kandang, membersihkan, menghitung pakan yang tersisa, dan
menghitung presentasi produksi ayam (Fadilah, 2005). Selanjutnya,
peersentasi kematian (deplesi) dapat dihitung : jumlah ayam awal

14
dikurangi jumlah ayam yang dijual dikalikan 100 % kemudian dibagi
jumlah ayam awal, rerata berat ayam yang dijual dapat dihitung : total
berat ayam yang dijual dibagi dengan total ayam yang dijual, konversi
pakan (FCR) dapat dihitung : total pakan yang diberikan dikurangi total
pakan sisa dibagi dengan total berat ayam yang dijual,  dan rerata umur
panen dapat dihitung : umur ayam yang dipanen dikalikan dengan jumlah
ayam yang dijual dibagi dengan total ayam yang dijual.

15
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL

4.1. Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan pelaksanaan prakerin di mulai tanggal 11 Januari 2020
sampai dengan 31 Maret 2020 Bertempat di Peternakan Ayam Broiler
Milik Bapak Wardimin yang beralamatkan di Jalan Raya Sidodadi
Kecamatan Arma Jaya Kabupaten Bengkulu Utara.
Kegiatan umum yang kami lakukan selama Prakerin di Peternakan
Super Niaga antara lain : Membersihkan kandang, memberi pakan dan
minum ayam, serta memberi vaksin dan Lain-lain.

4.2. Masalah dan Penyelesaian Masalah Selama Prakerin


Dalam mengikuti kegiatan prakerin selama 2 bulan, saya merasa banyak
permasalahan yang saya hadapi salah satunya perbedaan pendapat dengan
teman satu kelompok. Namun hal itu hal itu tidak jadi hambatan yang terlalu
besar untuk saya mencari ilmu yang lebih bermanfaat, karna bagi saya bagi
saya pebedaan pendapat antara teman adalah hal yang wajar.
Masalah yang sering kami hadapi selama Prakerin yaitu ayam banyak
yang terserang penyakit berak hijau, kolera, berak kapur, dan kerdil. Tidak
Cuma itu ayam yang kami pelihara juga sering mati mendadak, hal ini bisa
jadi akibat stress, maka dari itu kami sering mengontrol ayam.
Maka dari itu kami memberi perlakuan khusus terhadap ayam yang
kecil. Kami juga memberikan perlakuan khusus terhadap ayam yang sakit,
kami juga memberikan obat-obatan terhadap ayam yang terserang penyakit
berak kapur, berak hijau yaitu dengan cara memberikan obat-obatan seperti
neomeditiril dan obat-obatan lainnya. Kami juga melakukan perlakuan
khusus dikarantinaSaya menyadari tidak mudah melakukan pekerjaan yang
belum pernah kita lakukan meskipun pekerjaan tersebut tergolong mudah.
Karna semudah apapun pekerjaan yang diberi jika tidak dilakukan dengan
serius,teliti,dan bertanggung jawab maka hasilnya tidak akan berhasil dan
tentu saja dapat merugikan pemilik usaha atau industri.

16
4.3. Pembahasan
Kegiatan khusus yang pernah saya lakukan di Peternakan Ayam
Broiler milik Bapak Wardimin adalah seperti berikut:
Vaksinasi merupakan salah satu cara paling awal dalam usaha
pencegahan terhadap masuknya penyakit ke tubuh ayam. Diharapkan
dengan dilakukannya vaksinasi dapat menguatkan sistem kekebalan tubuh
ayam sehingga dapat mencegah ayam terinfeksi penyakit. Dalam
pelaksanaan vaksinasi, terdapat beberapa jenis vaksin yang digunakan serta
cara pengaplikasiannya pun berbeda. Berikut beberapa hal tentang vaksinasi
mulai dari pengertian vaksin dan vaksinasi, penyimpanan vaksin yang
benar, jenis-jenis vaksin, serta cara pengaplikasian vaksin.
1. Pengertian Vaksin dan Vaksinasi
Vaksin adalah mikroorganisme penyebab penyakit yang sudah
dilemahkan atau dimatikan dan mempunyai sifat imunogenik
(immunogenic). Imunogenik artinya dapat merangsang/menstimulasi
pembentukan sistem imun atau kekebalan tubuh.
Vaksinasi adalah proses memasukkan vaksin ke dalam tubuh
supaya tubuh dapat membentuk kekebalan terhadap penyakit yang
disebabkan oleh mikroorganisme dalam vaksin tersebut. Misalnya ayam
broiler divaksin dengan vaksin ND agar ayam broiler tahan terhadap
serangan penyakit yang disebabkan oleh paramyxovirus (virus penyebab
ND).
2. Penyimpanan Vaksin
a. Vaksin harus disimpan dalam refrigerator bersuhu 2-8˚C (bukan
freezer), terhindar dari panas dan sinar matahari langsung
b. Apabila hendak mengangkut vaksin ke tempat yang jauh, vaksin
harus ditempatkan dalam wadah yang memiliki daya isolasi cukup
baik terhadap suhu luar (misal: termos atau sterofoam box), dengan
diberi es batu di dalamnya.
3. Kondisi yang Harus di perhatikan
a. Jenis, dosis, dan waktu pemberian vaksin harus tepat. Vaksin belum
kadaluwarsa.

17
b. Pastikan ayam yang akan divaksin dalam kondisi sehat (ayam sakit
tidak boleh divaksin).
c. Jangan melakukan kegiatan vaksinasi saat suhu udara sangat panas
(maksimal 29˚C).
d. Gunakan wadah yang berbahan dasar plastik, hindari wadah yang
terbuat dari logam.
e. Air yang digunakan harus baru dan segar, pH 6.5–7.5, bebas klorin
dan desinfektan.
f. Cuci tempat vaksin dan alat vaksinasi dengan air biasa, tanpa klorin
atau desinfektan.
g. Vaksinator harus terlatih, tata cara dan prosedur vaksinasi harus
diikuti dengan benar.
h. Segera berikan suplemen ayam broiler atau multivitamin setelah
vaksinasi untuk mengurangi stress.
4. Vaksinasi Melalui Air Minum
 Pemakaian klorin dan desinfektan air minum dihentikan 24 jam
sebelum vaksinasi.
 Ayam dipuasakan 1-2 jam sebelum vaksinasi. Jika suhu lebih dari
30˚C sebaiknya 1 jam saja.
 Disiapkan air, susu skim, dan vaksin dalam jumlah yang tepat.
Jumlah air yang dibutuhkan adalah sejumlah air yang habis diminum
ayam selama 1-2 jam.
 Karena setiap 1.000 ekor ayam membutuhkan 1 liter air untuk setiap
umur, maka dapat digunakan rumusan sebagai berikut:
Jumlah air yang dibutuhkan  =  (Jumlah Ayam  x  Umur
Ayam)/1000     
 Setelah jumlah air ditentukan, susu skim dengan dosis 2 gram per
liter air dimasukkan dalam air minum. Untuk daerah beriklim panas
sebaiknya ditambahkan es batu. Susu skim berfungsi sebagai
pelindung vaksin dari berinteraksi dengan bahan-bahan dalam air
untuk menjaga kualitas vaksin.

18
 Untuk daerah dengan kualitas air kurang bagus, disarankan untuk
meningkatkan dosis susu skim dan/atau merebus air yang akan
digunakan untuk vaksinasi.
 Vaksin dicampurkan ke dalam air yang telah disiapkan, aduk hingga
rata dan segera tuang ke tempat minum yang telah disediakan.
 Agar pembagian vaksin merata, harus dihitung jumlah larutan vaksin
yang harus dituang di setiap tempat minum (kontrol distribusi
vaksin).
Jumlah air di setiap tempat minum  =  Jumlah Air/Jumlah
Tempat Minum
 Botol dan tutup botol bekas vaksin harus dibakar atau direndam
dalam desinfektan.
5. Vaksinasi Tetes

a. Penting untuk diperhatikan bahwa proses penetesan ke dalam mata


haruslah tepat dan vaksin harus terserap sempurna ke dalam kelopak
mata. Jangan terburu-buru melepaskan ayam jika tetesan belum
terserap sempurna.
b. Harus dihindari penjaringan ayam yang terlalu banyak (maksimal
200 ekor sekali jaring), agar ayam tidak stres terlalu lama ketika
menunggu divaksin.
c. Untuk menghindari turunnya efektifitas vaksin, sebaiknya larutan
vaksin dibagi kedalam beberapa alat penetes sesuai jumlah
vaksinator (setelah dilarutkan, vaksin harus habis dalam waktu 30
menit).

19
6. Vaksinasi Suntik
a. Sebelum dilakukan vaksinasi harus dicek dulu fungsi injektor
dengan cara dilakukan uji coba dengan air. Jika injektor rusak atau
tidak lancar, jangan digunakan. Jika kotor, dicuci dengan air panas.
b. Vaksin yang keluar dari refrigerator sebaiknya ditunggu beberapa
saat sampai suhunya mendekati suhu lingkungan. Dapat juga
dilakukan thawing dengan cara vaksin dari refrigerator direndam
dalam air biasa agar lebih cepat mencapai suhu lingkungan.
c. Sebelum atau saat melakukan kegiatan vaksinasi, sesering mungkin
botol vaksin dikocok untuk menghindari pengendapan komponen
vaksin.
Contoh program vaksinasi pada ayam broiler:
Tabel. Cara Pemberian Vaksin ke Ayam Potong
A
T pl
i ik
p a
V
e si
U a
P
N m k
V e
o u s
a m
r i
k b
n
s e
i ri
n a
n

1 1 N H T
. D i e
2 h - d t
. a I u e
3 r B p s
. i N M M
4 7 D a a
. I t t
h B i a
a D H S
r i u
i V d n
1 a u ti
2 k p k
s H /
h i i s
a n d u
r N u b
i D p k
1 u
9 t
a
h n
a A
r i
i r
M
i
n
u
m
A
i
r
M
i
n
u
m

Tabel. Jadwal Medikasi dalam Managemen Vaksinasi Ayam Broiler


N U Pa Sore Ma
o m gi la
u m
r

1 1 No Biog –
flo reen
h x 500
a 20 ml
r gr
i m

2 2 No Amil –
flo yte
h x 100g
a 20 rm
r gr
i m

3 3 No Amil –
flo yte
h x 100g
a 20 rm
r gr
i m

4 4 No Amil Bi
flo yte ogr
h x 100g ee
a 20 rm n
r gr 50
i m 0m
l

5 5 Air Amil Bi
put yte ogr
h ih 100g ee
a n
r rm 50
i 0m
l

6 6 A Amil –
mc yte
h ol 100g
a 10 rm
r 0gr
i m

7 7 A Biog –
mc reen
h ol 500
a 10 ml
r 0gr
i m

8 8 A Biog –
mc reen
h ol 500
a 20 ml
r 0gr
i m

9 9 A Amil –
mc yte
h ol 200g
a 20 rm
r 0gr
i m

1 1 Air Amil Bi
0 0 put yte ogr
ih 200g ee
h rm n
a 50
r 0m
i l

1 1 Wi Amil Bi
1 1 pic yte ogr
ilin 200g ee
h 20 rm n
a 0gr 50
r m 0m
i l

1 1 Wi Amil –
2 2 pic yte
ilin 200g
h 20 rm
a 0gr
r m
i

1 1 Wi Amil –
3 3 pic yte
ilin 20 200g
h 20 rm
a 0gr
r m
i

1 1 Wi Amil –
4 4 pic yte
ilin 200g
h 20 rm
a 0gr
r m
i

1 1 Air Amil –
5 5 put yte
ih 200g
h rm
a
r
i

1 1 A Perfe A
6 6 mc xsol mil
ol 200g yte
h 25 rm 20
a 0gr 0gr
r m m
i

1 1 A Perfe A
7 7 mc xsol mil
ol 200g yte
h 25 rm 20
a 0gr 0gr
r m m
i

1 1 A Perfe A
8 8 mc xsol mil
ol 200g yte
h 25 rm 20
a 0gr 0gr
r m m
i

1 1 A Perfe A
9 9 mc xsol mil
ol 200g yte
h 25 rm 20
a 0gr 0gr
r m m
i

4.4. Hasil
Perusahaan ini memelihara ayam sebanyak 12.000 ekor dalam
pemeliharaannya ini modal yang dikeluarkan oleh Bapak Wardimin
adalah Rp. 105.925.00,0. Dari jumlah modal tersebut bahwa perusahaan
ini mendapat keuntungan sebesar Rp. 120.293.000,-. Hal ini disebabkan
oleh beberapa faktor yaitu beli bibit ayam Rp. 5.600 kenaikan pakan SB
10, SB 11, SB 12 , juga dikarenakan turunnya harga ayam yang biasanya
Rp.18.000,- dan kini turun dratis menjadi Rp. 17.500.
Kami juga memberi pakan dengan cara sistem adlibitum, kami
memberikan pakan dengan menggunakan pakan SB 10, SB 11, SB 12 dan
maka dari itu kami mengalami kerugian yang cukup besar. Sekarang ayam
di daerah kita sangat-sangat sedikit maka dari itu ayam juga sangat mudah
mengalami kenaikkan dan penurunan harga yang sangat besar.
Dimana tempat magang kami Prakerin banyak ayam yang mati yaitu
berjumlah 350 ekor, penyebab kematian ayam yaitu kebanyakan
diakibatkan ayam mengalami stress dan terjepit.
Selain itu penyebab kematian ayam ini dikarenakan terserang
penyakit kolera (berak hijau) dan pollorum (berak kapur).

Jumlah Ayam Mati


Mortalitas : x 100 %
Jumlah Ayamdipelihara
350
: x 100%
5500
Mortalitas : 6, 36 %

BAB V
21 DAN SARAN
KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari prakerin, serta penelitan yang saya lakukan
maka saya dapat membuat kesimpulan bahwa prakerin ini sangat penting
dan bermanfaat bagi siswa-siswi, kita dapat memperoleh pengetahuan yang
baru serta mengembangkan semua wawasan kita terutama dalam pelajaran
teknologi informatika. Jurusan multimedia ini juga dilaksanakan secara
langsung di lapangan kerja melaksanakan praktik kerja industri.
Dan praktik kerja industri ini juga sangat diharapkan para siswa dan
siswi bersikap yang baik, bertanggung jawab, dan lain-lain. Dan agar para
siswa dan siswi dapat membedakan bagaimana belajar teori di sekolah dan
bagaimana belajar diluar atau di lapangan industri secara langsung serta para
siswa siswi juga dapat menambahkan wawasan di jurusan Agribisnis Ternak
Unggas.
Dan siswa – siswi dapat pula menambah ilmu disiplin dalam bekerja,
mandiri, tepat waktu. Dan pada saatnya nanti setelah menamatkan atau
menyelesaikan kita dapat di dengar oleh orang lain, dan kita telah sedikit
mengerti tentang dunia industri dan pastinya kita telah memiliki
pengalaman.
Dan selain itu juga :
1. Penulis mendapat pengetahuan di bidang Peternakan ayam broiler.
2. Siswa yang telah mengikuti Prakerin dapat turun langsung ke dunia
industri atau dunia kerja.
3. Siswa dapat menganalisis lebih jauh lagi materi yang telah didapatkan
di sekolah dan menyesuaikannya.
4. Melatih siswa agar dapat bertanggung jawab dalam melaksanakan suatu
pekerjaan.
5. Berdasarkan hasil prakerin yang telah di lakukan maka dapat di
simpulkan praktek kerja industri ini sangat bermanfaat bagi siswa untuk
memperoleh pengetahuan dan mengembangangkan wawasan dalam
bidang peternakan khususnya ternak ayam broiler
. 22
5.2. Saran
Berikut adalah beberapa saran penulis untuk sekolah maupun untuk tiap-tiap
jurusan, yaitu :
1. Proses pembelajaran harus di tingkatkan,agar guru guru selalu
memberikan motivasi dan bimbingan kepada siswa siswi
2. jangan sia siakan waktu
3.   tekunlah dalam belajar baik indoor maupun outdor
4. guru harus selalu berkomunikasi dengan siswa siswinya untuk
memajukan prodi kedepanya
5. Dalam pelaksanaan Prakerin ini, peserta harus mengerjakan
pekerjaannya dengan baik.
6. Peserta Prakerin harus lebih disiplin dan tepat waktu.
7. Melakukan pekerjaan sesuai dengan peraturan yang dibuat.
8. Lingkungan kandang harus tetap bersih dan terhindar dari segala
penyakit.
9. Pemberian pakan harus sesuai dengan kebutuhan ayam perhari.
10. Penanganan yang cepat untuk ayam yang mati atau ayam yang
terserang penyakit.

23PUSTAKA
DAFTAR

Tim Penyusunan Buku Panduan dan Jurnak Prakerin. 2020. SMK N 7 Bengkulu
Utara
Alamsyah, R. 2005. Pengolahan Pakan Ayam dan Ikan Secara Modern. Penebar
Swadaya. Jakarta
Amrulah, Ibnu Katsir. 2004. Nutrien Ayam Broiler. Lembaga Satu Gunung Budi.
 Bogor
Anggorodi, R. 1985. Kemajuan Mutakhir dalam Ilmu Makanan Ternak Unggas
 PT. Gramedia. Jakarta
Fadilah, R. 2004. Ayam Broiler Komersial. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Harto, W. 1987. Pedoman Beternak Ayam Broiler. Karnisius. Yogyakarta.
Kartasudjana, R dan Edjeng S. 2006. Manajemen Ternak Unggas. Penebar
 Swadaya. Jakarta.
https://klinikternak.com/ternak-ayam-broiler-pedaging-8-vaksin-dan-jadwal-
vaksinasi/
https://ayobudidaya.com/peternakan/cara-program-dan-managemen-vaksinasi-
ayam-broiler/

24
LAMPIRAN

Lampiran I. Dokumentasi Kegiatan Selama Prakerin


Lampiran 2

IDENTITAS PESERTA PRAKERIN

1. Nama : ATI SETIYANI


2. Tempat Tanggal Lahir : Bengkulu, 10 September 2002
3. NISN : 0021306036
4. Jurusan / Kelas : Agribisnis Ternak Unggas/ XI.ATU
5. Jenis Kelamin : Perempuan
6. Golongan Darah : B
7. Alamat : Jl. Raya Air Banai
RT/RW/Dusun : Hp. 0822 7870 2945
Desa/Kel : Air Banai
Kecamatan : Hulu Palik
Kabupaten/Kota : Bengkulu Utara
Propinsi : Bengkulu
8. Catatan Kesehatan :
9. Nama Pembimbing
Prakerin Sekolah : Susila Hayati, S.Pt

Pematang Balam, Januari 2020


Siswa/Siswi

Foto Siswa/Siswi
3x4

ATIM SETIYANI

Lampiran 3

IDENTITAS DUNIA USAHA/DUNIA INDUSTRI

1. Nama Perusahaan : KANDANG DIAN


2. Jenis Usaha/Bidang Usaha : Peternakan Ayam Pedaging / Broiler
3. Alamat : Jln. Raya Sidodadi
RT/RW/DUSUN : Hp.081377659424
Telp : Fax/E-mail :
Desa/Kel : Sidodadi
Kecamatan : Arma Jaya
Kabupaten /Kota : Bengkulu Utara
Propinsi : Bengkulu
4. Nama Pimpinan/Direktur : WARDIMIN
5. Nama Personalia/HRD : H. BASORI
6. Nama Pembimbing DU/DI :
a. Wardimin
b. Sariah

Arga Makmur, Januari 2020


Pembimbing Perusahaan/Industry

WARDIMIN

Anda mungkin juga menyukai