Anda di halaman 1dari 9

Kurikulum 2013 Untuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kerangka Dasar Dan Struktur

Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Tahun 2013

LAMPIRAN I
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 146 TAHUN 2014
TENTANG
KURIKULUM 2013 PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

KERANGKA DASAR DAN STRUKTUR KURIKULUM


PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Pengertian Kurikulum
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Berdasarkan pengertian tersebut, terdapat dua dimensi kurikulum. Dimensi pertama
adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan
yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini yang diberlakukan mulai tahun
ajaran 2014/2015 memenuhi kedua dimensi tersebut.

2. Rasional Pengembangan Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini


Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Merupakan pendidikan yang paling
fundamental karena perkembangan anak di masa selanjutnya akan sangat ditentukan
oleh berbagai stimulasi bermakna yang diberikan sejak usia dini. Awal kehidupan anak
merupakan masa yang paling tepat dalam memberikan dorongan atau upaya
pengembangan agar anak dapat berkembang secara optimal.
Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I
Pasal 1 butir 14 menyatakan bahwa PAUD merupakan suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan
rohani agar anak memiliki kesiapan belajar dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Undang-undang ini mengamanatkan bahwa pendidikan harus dipersiapkan secara
terencana dan bersifat holistik sebagai dasar anak memasuki pendidikan lebih lanjut.
Masa usia dini adalah masa emas perkembangan anak dimana semua aspek
perkembangan dapat dengan mudah distimulasi. Periode emas ini hanya berlangsung
satu kali sepanjang rentang kehidupan manusia. Oleh karena itu, pada masa usia dini
perlu dilakukan upaya pengembangan menyeluruh yang melibatkan aspek pengasuhan,
kesehatan, pendidikan, dan perlindungan.
Penelitian menunjukkan bahwa masa peka belajar anak dimulai dari anak dalam
kandungan sampai 1000 hari pertama kehidupannya. Menurut ahli neurologi, pada saat
lahir otak bayi mengandung 100 sampai 200 milyar neuron atau sel syaraf yang siap
melakukan sambungan antar sel. Sekitar 50% kapasitas kecerdasan manusia telah terjadi
ketika usia 4 tahun, 80% telah terjadi ketika berusia 8 tahun, dan mencapai titik
kulminasi 100% ketika berusia 8 sampai 18 tahun. Penelitian lain juga menunjukkan
bahwa stimulasi pada usia lahir-3 tahun ini jika didasari pada kasih sayang bahkan bisa
merangsang 10 trilyun sel otak. Namun demikian, dengan satu bentakan saja 1 milyar
sel otak akan rusak, sedangkan tindak kekerasan akan memusnahkan 10 miliar sel otak.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam rangka pengembangan potensi
tersebut adalah dengan program pendidikan yang terstruktur. Salah satu komponen
untuk pendidikan yang terstruktur adalah kurikulum.

B. Karakteristik Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini


Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dirancang dengan karakteristik sebagai berikut:
1. Mengoptimalkan perkembangan anak yang meliputi: aspek nilai agama dan moral, fisik-
motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional, dan seni yang tercermin dalam
keseimbangan kompetensi sikap, pengetahun, dan keterampilan;
2. Menggunakan pembelajaran tematik dengan pendekatan saintifik dalam pemberian
rangsangan pendidikan;
3. Menggunakan penilaian autentik dalam memantau perkembangan anak; dan
4. Memberdayakan peran orang tua dalam proses pembelajaran.

C. Tujuan Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini


Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini bertujuan untuk mendorong
berkembangnya potensi anak agar memiliki kesiapan untuk menempuh pendidikan
selanjutnya.
II. KERANGKA DASAR KURIKULUM
A. Landasan Filosofis
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dikembangkan dengan sejumlah
landasan filosofis yang memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi anak agar
menjadi manusia Indonesia berkualitas sebagaimana yang tercantum dalam tujuan
pendidikan nasional.
Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dikembangkan
dengan menggunakan landasan filosofis sebagai berikut.
1. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini
dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia
Dini dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam dengan prinsip
Bhinneka Tunggal Ika, sehingga pendidikan diarahkan untuk membangun kehidupan
masa kini, dan untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa
depan. Sehubungan dengan itu, Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dirancang
untuk dapat memberikan pengalaman belajar yang luas bagi anak agar mereka bisa
memiliki landasan untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa
kini dan masa depan, serta mengembangkan kemampuan sebagai pewaris budaya bangsa
yang kreatif dan peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa.
2. Anak adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan filosofi ini, prestasi
bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat
dalam isi kurikulum untuk memberi inspirasi dan rasa bangga pada anak. Kurikulum 2013
Pendidikan Anak Usia Dini memposisikan keunggulan budaya untuk menimbulkan rasa
bangga yang tercermin, dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, dan berbangsa.
3. Dalam proses pendidikan, anak usia dini membutuhkan keteladanan, motivasi,
pengayoman/perlindungan, dan pengawasan secara berkesinambungan sebagaimana
dicontohkan oleh Ki Hajar Dewantara dalam filosofi: ing ngarso sung tulodo, ing madya
mangun karso, tut wuri handayani.
4. Usia dini adalah masa ketika anak menghabiskan sebagian besar waktu untuk bermain.
Karenanya pembelajaran pada PAUD dilaksanakan melalui bermain dan kegiatan-
kegiatan yang mengandung prinsip bermain.

B. Landasan Sosiologis
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dikembangkan sesuai dengan tuntutan
dan norma-norma yang berlaku di masyarakat setempat.
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang sangat beragam. Satuan PAUD
merupakan representasi dari masyarakat yang beragam baik dari aspek strata sosial-ekonomi,
budaya, etnis, agama, kondisi fisik maupun mental. Untuk mengakomodasi keberagaman itu,
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dikembangkan secara inklusif untuk memberi
dasar terbentuknya sikap saling menghargai dan tidak membeda-bedakan.

C. Landasan Psiko-Pedagogis
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dikembangkan dengan mengacu pada
cara mendidik anak sebagai individu yang unik, memiliki kecepatan perkembangan yang
berbeda, dan belum mencapai masa operasional konkret, dan karenanya digunakan
pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan tahapan perkembangan dan potensi setiap
anak.
D. Landasan Teoritis
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dikembangkan dengan mengacu pada
teori pendidikan berbasis standar dan kurikulum berbasis kompetensi. Pendidikan berbasis
standar menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal penyelenggaraan
pendidikan. Standar tersebut terdiri dari standar tingkat pencapaian perkembangan anak,
standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan.
Proses pengembangan kurikulum secara langsung berlandaskan pada empat standar yakni
standar tingkat pencapaian perkembangan anak, standar isi, standar proses, dan standar
penilaian pendidikan. Sementara itu, empat standar lainnya dikembangkan lebih lanjut untuk
mendukung implementasi kurikulum.
Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar
seluas-luasnya bagi anak untuk mengembangkan kemampuan yang berupa sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini menerapkan pembelajaran dalam bentuk
pemberian pengalaman belajar langsung kepada anak yang dirancang sesuai dengan latar
belakang, karakteristik, dan usia anak.

E. Landasan Yuridis
Landasan yuridis Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini adalah:
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan ke dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan; dan
5. Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2013 Tentang Pengembangan Anak Usia Dini
Holistik-Integratif.

III. STRUKTUR KURIKULUM


Struktur Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pengorganisasian muatan
kurikulum, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan lama belajar.

A. Muatan Kurikulum
Muatan kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini berisi program-program pengembangan yang
terdiri dari:
1. Program pengembangan nilai agama dan moral mencakup perwujudan suasana belajar
untuk berkembangnya perilaku baik yang bersumber dari nilai agama dan moral serta
bersumber dari kehidupan bermasyarakat dalam konteks bermain.
2. Program pengembangan fisik-motorik mencakup perwujudan suasana untuk
berkembangnya kematangan kinestetik dalam konteks bermain.
3. Program pengembangan kognitif mencakup perwujudan suasana untuk berkembangnya
kematangan proses berpikir dalam konteks bermain.
4. Program pengembangan bahasa mencakup perwujudan suasana untuk berkembangnya
kematangan bahasa dalam konteks bermain.
5. Program pengembangan sosial-emosional mencakup perwujudan suasana untuk
berkembangnya kepekaan, sikap, dan keterampilan sosial serta kematangan emosi dalam
konteks bermain.
6. Program pengembangan seni mencakup perwujudan suasana untuk berkembangnya
eksplorasi, ekspresi, dan apresiasi seni dalam konteks bermain.

B. Kompetensi Inti
Kompetensi Inti Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini merupakan gambaran
pencapaian Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak pada akhir layanan PAUD usia
6 (enam) tahun.
Kompetensi Inti mencakup:
1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual.
2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial.
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan.
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.

Uraian tentang kompetensi PAUD dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
KOMPETENSI INTI
KI-1 Menerima ajaran agama yang dianutnya
KI-2 Memiliki perilaku hidup sehat, rasa ingin tahu, kreatif dan estetis,
percaya diri, disiplin, mandiri, peduli, mampu menghargai dan
toleran kepada orang lain, mampu menyesuaikan diri,
tanggungjawab, jujur, rendah hati dan santun dalam berinteraksi
dengan keluarga, pendidik, dan teman
KI-3 Mengenali diri, keluarga, teman, pendidik, lingkungan sekitar,
agama, teknologi, seni, dan budaya di rumah, tempat bermain dan
satuan PAUD dengan cara: mengamati dengan indera (melihat,
mendengar, menghidu, merasa, meraba); menanya;
mengumpulkan informasi; menalar, dan mengomunikasikan
melalui kegiatan bermain
KI-4 Menunjukkan yang diketahui, dirasakan, dibutuhkan, dan
dipikirkan melalui bahasa, musik, gerakan, dan karya secara
produktif dan kreatif, serta mencerminkan perilaku anak
berakhlak mulia

C. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar merupakan tingkat kemampuan dalam konteks muatan
pembelajaran, tema pembelajaran, dan pengalaman belajar yang mengacu pada Kompetensi
Inti.
Rumusan Kompetensi Dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik dan
kemampuan awal anak serta tujuan setiap program pengembangan. Kompetensi Dasar dibagi
menjadi empat kelompok sesuai dengan pengelompokkan kompetensi inti yaitu:
1. Kelompok 1: kelompok Kompetensi Dasar sikap spiritual dalam rangka menjabarkan KI-
1;
2. Kelompok 2: kelompok Kompetensi Dasar sikap sosial dalam rangka menjabarkan KI-2;
3. Kelompok 3: kelompok Kompetensi Dasar pengetahuan dalam rangka menjabarkan KI-3;
dan
4. Kelompok 4: kelompok Kompetensi Dasar keterampilan dalam rangka menjabarkan KI-4.

Uraian dari setiap Kompetensi Dasar untuk setiap kompetensi inti adalah sebagai berikut:

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

KI-1 Menerima ajaran agama 1.1. Mempercayai adanya Tuhan melalui ciptaan-Nya
yang dianutnya 1.2. Menghargai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan
sekitar sebagai rasa syukur kepada Tuhan
KI-2 Memiliki perilaku hidup 2.1. Memiliki perilaku yang mencerminkan hidup sehat
sehat, rasa ingin tahu, 2.2. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap ingin tahu
kreatif dan estetis, 2.3. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap kreatif
percaya diri, disiplin, 2.4. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap estetis
mandiri, peduli, mampu 2.5. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap percaya diri
menghargai dan toleran 2.6. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap taat
kepada orang lain, terhadap aturan sehari-hari untuk melatih kedisiplinan
mampu menyesuaikan 2.7. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap sabar (mau
diri, jujur, rendah hati menunggu giliran, mau mendengar ketika orang lain
dan santun dalam berbicara) untuk melatih kedisiplinan
berinteraksi dengan 2.8. Memiliki perilaku yang mencerminkan kemandirian
keluarga, pendidik, dan 2.9. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap peduli dan
teman mau membantu jika diminta bantuannya
2.10. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

menghargai dan toleran kepada orang lain


2.11. Memiliki perilaku yang dapat menye-suaikan diri
2.12. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap
tanggungjawab
2.13. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap jujur
2.14.Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap rendah hati
dan santun kepada orang tua, pendidik, dan teman
KI-3.Mengenali diri, keluarga, 3.1. Mengenal kegiatan beribadah sehari-hari
teman, pendidik, 3.2. Mengenal perilaku baik sebagai cerminan akhlak mulia
lingkungan sekitar, 3.3. Mengenal anggota tubuh, fungsi, dan gerakannya untuk
agama, teknologi, seni, pengembangan motorik kasar dan motorik halus
dan budaya di rumah, 3.4. Mengetahui cara hidup sehat
tempat bermain dan 3.5. Mengetahui cara memecahkan masalah sehari-hari dan
satuan PAUD dengan berperilaku kreatif
cara: mengamati dengan 3.6. Mengenal benda-benda disekitarnya (nama, warna,
indera (melihat, bentuk, ukuran, pola, sifat, suara, tekstur, fungsi, dan
mendengar, menghidu, ciri-ciri lainnya)
merasa, meraba); 3.7. Mengenal lingkungan sosial (keluarga, teman, tempat
menanya; mengumpulkan tinggal, tempat ibadah, budaya, transportasi)
informasi; menalar; dan 3.8. Mengenal lingkungan alam (hewan, tanaman, cuaca,
mengomunikasikan tanah, air, batu-batuan, dll)
melalui kegiatan bermain 3.9. Mengenal teknologi sederhana (peralatan rumah tangga,
peralatan bermain, peralatan pertukangan, dll)
3.10. Memahami bahasa reseptif (menyimak dan membaca)
3.11. Memahami bahasa ekspresif (mengungkapkan bahasa
secara verbal dan non verbal)
3.12. Mengenal keaksaraan awal melalui bermain
3.13. Mengenal emosi diri dan orang lain
3.14. Mengenali kebutuhan, keinginan, dan minat diri
3.15. Mengenal berbagai karya dan aktivitas seni
KI-4.Menunjukkan yang 4.1. Melakukan kegiatan beribadah sehari-hari dengan
diketahui, dirasakan, tuntunan orang dewasa
dibutuhkan, dan 4.2. Menunjukkan perilaku santun sebagai cerminan akhlak
dipikirkan melalui mulia
bahasa, musik, gerakan, 4.3. Menggunakan anggota tubuh untuk pengembangan
dan karya secara motorik kasar dan halus
produktif dan kreatif, 4.4. ampu menolong diri sendiri untuk hidup sehat
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

4.5. Menyelesaikan masalah sehari-hari secara kreatif


4.6. Menyampaikan tentang apa dan bagaimana benda-benda
di sekitar yang dikenalnya (nama, warna, bentuk,
ukuran, pola, sifat, suara, tekstur, fungsi, dan ciri-ciri
lainnya) melalui berbagai hasil karya
4.7. Menyajikan berbagai karya yang berhubungan dengan
lingkungan sosial (keluarga, teman, tempat tinggal,
tempat ibadah, budaya, transportasi) dalam bentuk
gambar, bercerita, bernyanyi, dan gerak tubuh
4.8. Menyajikan berbagai karya yang berhubungan dengan
lingkungan alam (hewan, tanaman, cuaca, tanah, air,
batu-batuan, dll) dalam bentuk gambar, bercerita,
bernyanyi, dan gerak tubuh
4.9. Menggunakan teknologi sederhana untuk menyelesaikan
serta mencerminkan tugas dan kegiatannya (peralatan rumah tangga,
perilaku anak berakhlak peralatan bermain, peralatan pertukangan, dll)
mulia 4.10. Menunjukkan kemampuan berbahasa reseptif (menyimak
dan membaca)
4.11. Menunjukkan kemampuan berbahasa ekspresif
(mengungkapkan bahasa secara verbal dan non verbal)
4.12. Menunjukkan kemampuan keaksaraan awal dalam
berbagai bentuk karya

4.13. Menunjukkan reaksi emosi diri secara wajar


4.14. Mengungkapkan kebutuhan, keinginan dan minat diri
dengan cara yang tepat
4.15. Menunjukkan karya dan aktivitas seni dengan
menggunakan berbagai media
D. Lama Belajar
1. Lama belajar merupakan keseluruhan waktu untuk memperoleh pengalaman belajar yang
harus diikuti anak dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun. Lama belajar pada
PAUD dilaksanakan melalui pembelajaran tatap muka.
2. Kegiatan tatap muka di PAUD dengan lama belajar sebagai berikut.
a. Kelompok usia lahir sampai 2 (dua) tahun dengan lama belajar paling sedikit 120
menit per minggu;
b. Kelompok usia 2 (dua) tahun sampai 4 (empat) tahun dengan lama belajar paling
sedikit 360 menit per minggu; dan
c. Kelompok usia 4 (empat) tahun sampai 6 (enam) tahun dengan lama belajar paling
sedikit 900 menit per minggu.
3. Satuan PAUD untuk kelompok usia 4-6 tahun yang tidak dapat melakukan pembelajaran
900 menit per minggu wajib melaksanakan pembelajaran 540 menit dan ditambah 360
menit pengasuhan terprogram.

Kepala
RA AL – ISLAM

LUTFIYATUR ROHMAH, S.Pd.I

Anda mungkin juga menyukai