Anda di halaman 1dari 3

Studi kasus 1

1. Hak anak adalah semua hal yang dibutuhkan agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara
penuh sesaui potensnya, Tumbuh dan berkembang sesuai potensinya dalam contoh studi kasus
ini adalah Beni merasa bosan dengan pelajaran yang hanya menjelaskan tanpa praktek

2. Untuk menerapkan pendisiplinan yang bebas VANE adalah dengan menjadi guru yang
melindungi anak, menjadikan sekolah sebagai setting pengasuhan yang melindungi anak serta
melakukan sesuatu untuk mencegah dan menyelamatkan anak. Misalnya anak memiliki prilaku
salah atau kinerja belajar yang buruk dikelas maka pendidik tidak pantas untuk melakukan
kekerasan karena tanggung jawab tetap berada pada orang dewasa

3. Pengembangan sumber daya anak merupakan bagian dari upaya untuk memenuhi hak-hak
anak untuk menjamin kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang, mendapatkan perlindungan
dari segala bentuk kekerasan, eksploitasi, dan diskriminasi serta berpartisipasi dalam segala hal
yang mempengaruhi hidupnya. Tekanan perlindungan pada hak-hak anak disebabkan karena
anak merupakan individu yang sedang berkembang, belum matang baik secara fisik, mental,
maupun sosial. Akibatnya rawan terhadap kekerasan, penelantaran, dan eksploitasi. Banyak anak
terancam hidupnya secara fisik, mental, maupun sosial di seluruh dunia. Karena itu, pemerintah
di semua tingkat, Aparat Penegak Hukum, berbagai kelembagaan agama, pendidikan, dan sosial,
elemen masyarakat, dan satuan pendidikan wajib melakukan tindakan yang proaktf melindungi
anak dari berbagai tindak kekerasan, baik dengan mempromosikan hak-hak anak, pencegahan,
dan penanggulangan tindak kekerasan pada anak.

Untuk penerapannya

 Bersama-sama anak (dengan berdialog) menyusun kesepakatan kelas


 Fokus pada membangun hubungan yang baik (antar siswa, guru-siswa)
 Adakan pertemuan (pertemuan kelas dapat menjadi sarana membangun hubungan dan
life skill anak)
 Proses pembelajaran (metode, pendekatan,dll) ke arah kolaboratif (kerja kelompok,dll)
dibanding kompetisi
 Memberikan kesempatan pada siswa mengambil tanggung jawab
 Pengaturan kelas yang nyaman
 Mengawasi anak tuunjukan kepada anak bagaimana prilaku yang baik

4. Tantangannya adalah diketika anak menjadi korban anak akan menjadi korban lagi dirumah
dan masyarakat sehingga korban nantinya akan menjadi pelaku (sebagai orang tua,sebagai
pasangan) juga menjadi korban pelaku kekerasan di masyarakat (kadang antisosial)

Studi kasus 2

1. Dalam studi kasus ini menandakan anak mudah bosan dengan pembelajaran yang hanya
monoton saja dengan menjelaskan dan hanya sekedar tugas saja. Yang diperlukan anak yaitu
komunikasi yang aktiv dan pembelajaran yang menyenangkan dengan melibaktan kreativitas
mereka.

2. Pendekatan perlindungan merupakan dasar melindungi anak dari berbagai bentuk kekerasan,
penelantaran, eksploitasi oleh siapapun baik di lingkungan komunitas maupun satuan
pendidikan. Perlindungan, pencegahan dan tindakan respon terhadap kasus-kasus kekerasan pada
anak merupakan tanggung jawab negara di semua tingkat (pusat, provinsi, dan kabupaten/kota),
termasuk pada tingkat desa, komunitas, dan satuan pendidikan. Perlindungan terhadap hak anak
menjadi basis pendekatan dan menjadi fondasi bagi keseluruhan kerangka kerja yang digunakan
dalam memberikan pelayanan bagi peserta didik di sekolah. Mencegah dan menanggulangi
tindak kekerasan yang terjadi di lingkungan satuan pendidikan dan memutuskan mata rantai
kekerasan.

3. Langkah-langkah

 Konstruktif dengan cara menumbuhkan penghargaan diri dan kepercayaan diri anak,
mengembangkan kemandirian untuk keberhasilan anak serta berfokus pada kekuatan dan
tindakan positif anak.
 Dialogis artinya lebih mendengarkan pendapat anak serta membantu anak untuk
pengambilan keputusan yang baik dengan cara mengembangkan empati dan membangun
komunikasi timbal balik.
 Partisipatoris dengan cara melibatkan anak dalam memahami tindakan dan mengatasi
masalah.
 Proaktif artinya fokus membantu anak agar mampu menyelesaikan permasalahan dengan
menemukan dan mengatasi akar permasalahan.
 Inklusif dan kesetaraan artinya semua pihak harus menghargai perbedaan dan
keberagaman latarbelakang anak dan mengakui kesamaan hak.
 Non diskriminasi artinya semua anak memiliki hak yang sama dan tidak dibeda-bedakan
dari sisi usia, jenis kelamin, ras, agama, eknomi, sosial budaya, disabilitas dan bentuk
diskriminasi lainnya.\
 Memandang kesalahan sebagai kesempatan belajar

4. Hukuman yang diberikan bisa saja membuat anak tidak percaya diri sehingga membuat
mendatangkan dampak negatif bagi masa depan anak.

- menghambat pertumbuhan otak

- Anak menjadi agresif

- dan anak menjadi tidak percaya diri

Anda mungkin juga menyukai