Anda di halaman 1dari 37

10

TBSM
1
TUGAS KELOMPOK PPT TENTANG
“Kehidupan Bangsa Indonesia DiMassa
ORDE BARU ”
ANGGOTA KELOMPOK :
1. TOHED TISSETIL MUSTALSAM
2. MUHAMAD FEBRIANSYAH
Kehidupan Bangsa Indonesia
Pada masa Orde Baru

A. Orde Baru
ORDE BARU adalah tatanan seluruh
peri-kehidupan rakyat, bangsa dan juga
Negara yang kembali dasarkan pada
pelaksanaan UUD 1945 dan Pancasila
secara murni dan juga konsekuen. Orde
Baru dalam kata lain juga bisa diartikan
sebagai suatu sistem pemerintahan (orde) yang ditandai dengan tekad dan
sikap yang mengabdi pada kepentingan rakyat juga nasional dengan
berlandaskan pada semangat Pancasila dan UUD 1945.

Dalam bahasa sehari-hari, pengertian orde baru adalah suatu orde


pemerintahan yang lahir berdasarkan Surat Perintah 11 Maret 1966
(Supersemar) yang dipimpin selama kurang lebih 30 tahun oleh Soeharto.
A. LATAR BELAKANG LAHIRNYA ORDE BARU 
adalah munculnya berbagai peristiwa yang membuat kondisi Indonesia
saat itu kacau balau. Kondisi ini kemudian memaksa Presiden Soekarno
untuk mengeluarkan Supersemar.

Adapun kondisi yang menyebabkan lahirnya Supersemar antara lain sebagai


berikut:
● Gerakan G30S/PKI.

● Kekosongan pimpinan pada


Angkatan Darat.
● Terjadinya aksi demonstrasi oleh mahasiswa, pelajar dan kesatuan
pemuda lainnya di gedung DPR-GR.

● Terjadinya perubahan kabinet untuk


mengambil simpati rakyat, yakni
kabinet 100 menteri.

● Mahasiswa bernama
Arif Rahman Hakim
tertembak

Semua peristiwa di atas memaksa Presiden Soekarno untuk mengeluarkan


Supersemar. Supersemar ini kemudian menandai lahirnya ORDE BARU
menggantikan ORDE LAMA.
B. Jatuhnya Soekarno

 Keputusan Soekarno untuk mengganti sistem


parlemen dengan Demokrasi Terpimpin
memperparah kondisi ini dengan memperuncing
persaingan antara angkatan bersenjata dengan
Partai Komunis Indonesia, yang kala itu berniat
mempersenjatai diri.Sejak saat itu, kekuasaan
Soekarno perlahan-lahan mulai melemah.
 Situasi politik Indonesia menjadi tidak menentu
setelah 6 jenderal. Dalam peristiwa yang dikenal
dengan sebutan G30S pada 1965. Pelaku
sebenarnya dari peristiwa tersebut masih
merupakan kontroversi walaupun PKI dituduh
terlibat di dalamnya.Kemudian massa dari KAMI
dan KAPI melakukan aksi membangun dan
menyampaikan (Tritura) yang salah satu isinya
meminta agar PKI dibubarkan.
 Namun, Soekarno menolak untuk membubarkan
PKI karena bertentangan dengan pandangan
Nasakom.Sikap Soekarno yang menolak
membuabarkan PKI kemudian melemahkan
posisinya dalam politik.
Pada 20 Februari 1967 Soekarno menandatangani
Surat Pernyataan Penyerahan Kekuasaan di Istana
Merdeka.Dengan ditandatanganinya surat tersebut
maka Soeharto di angkat menjadi presiden RI
selanjutnya hingga di selenggarakan pemilu
berikutnya.
C. Penyimpangan Pada Masa itu
Pada masa itu terdapat penyimpangan yang
berpengaruh besar terhadap sistem Demokrasi
terpimpin.Berikut ini penyimpangan nya
1.Lembaga-lembaga negara mempunya inti
Nasionalisme Agama Komunis (Nasakom)
2.Prosedur pembentukan MPRS,Karena anggota
MPRS diangkat oleh presiden. Seharusnya dipilih
melalui pemilu.
3.Penetapan Manifesto Politik Republik Indonesia
sebagai GBHN,Seharusnya GBHN disusun dan
ditetapkan oleh MPR.
4. Prosedur pembentukan DPAS ,Karena lembaga ini
anggotanya ditunjuk oleh presiden dan diketuai oleh
presiden. Padahal tugas DPAS adalah memberi jawaban
atas pertanyaan presiden dan memberi usulan kepada
pemerintah.
5.Prosedur pembentukan DPRGR,Karena anggota DPRGR
ditunjuk oleh presiden dan DPR hasil pemilu 1955 justru
dibubarkan oleh presiden.
6.Pengangkatan presiden seumur hidup,Karena tidak ada
aturan tentang jabatan presiden seumur hidup.
7. Pembentukan MPRS.
Presiden Soekarno membentuk sendiri MPRS melalui
Penetapan Presiden No. 3 Tahun 1959. Padahal, seharusnya
MPRS dipilih melalui pemilihan umum (pemilu) yang
sudah diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945.
D. Perkembangan Ekonomi
dan Politik Masa Orde Baru
KEHIDUPAN EKONOMI
Pemerintahan orde baru memiliki slogan yang
menunjukkan fokus utama mereka dalam
memberlakukan kebijakan ekonomi, yaitu Trilogi
Pembangunan.
Bukan tanpa dasar, Trilogi Pembangunan dibuat karena Indonesia
mengalami inflasi yang sangat tinggi pada awal tahun 1966, kurang lebih
sebesar 650% setahun. Nah, beberapa kebijakan ekonomi yang
dikeluarkan pada masa orde baru adalah:
1. Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita)
Pada April 1969, pemerintah menyusun Rencana Pembangunan Lima
Tahun (Repelita) yang bertujuan untuk meningkatkan sarana ekonomi,
kegiatan ekonomi serta kebutuhan sandang dan pangan. Repelita ini akan
dievaluasi selama lima tahun sekali.
A. Repelita I (1 April 1969-31 Maret 1974)
Sasaran utama yang hendak dicapai adalah pangan, sandang, papan,
perluasan lapangan kerja, dan kesejahteraan rohani. Pertumbuhan
ekonomi berhasil naik 3 sampai 5,7% sedangkan tingkat inflasi menurun
menjadi 47,8%.Namun, kebijakan pada masa Repelita I dianggap
menguntungkan investor Jepang dan golongan orang-orang kaya saja. Hal
ini memicu timbulnya peristiwa Malapetaka Lima Belas Januari (Malari).
B. Repelita II (1 April 1974 - 31 Maret 1979)
menitikberatkan pada sektor pertanian dan industri yang mengolah bahan
mentah menjadi bahan baku.
C. Repelita III (1 April 1979-31 Maret 1984)
Pelita III menekankan pada Trilogi Pembangunan
dengan menekankan pada azas pemerataan, yaitu:
D. Repelita IV (1 April 1984 - 31 Maret 1989)
menitikberatkan pada sektor pertanian menuju swasembada pangan dengan
meningkatkan industri yang dapat menghasilkan mesin-mesin sendiri.
E. Repelita V (1 April 1989-31 Maret 1994)
menitikberatkan pada sektor pertanian untuk memantapkan swasembada pangan,
meningkatkan produksi pertanian, menyerap tenaga kerja, dan mampu menghasilkan
mesin-mesin sendiri.
F. Repelita VI dimulai pada tahun 1994
pembangunan berfokus pada pada sektor ekonomi, industri, pertanian dan
peningkatan sumber daya manusia.

2. Revolusi Hijau
Revolusi Hijau pada dasarnya adalah suatu perubahan cara bercocok tanam dari cara
tradisional (peasant) ke cara modern (farmers). Untuk meningkatkan produksi
pertanian umumnya dilakukan empat usaha pokok, yang terdiri dari:
A. Intensifikasi
yaitu penelitian, pengembangan, dan penerapan teknologi pertanian untuk
memanfaatkan lahan yang ada guna memperoleh hasil yang optimal; Perubahan ini
dilakukan melalui program Panca Usaha Tani yang terdiri dari:
B. Ekstentifikasi
yaitu perluasan lahan pertanian untuk
memperoleh hasil pertanian yang lebih optimal

C. Diversifikasi(keanekaragaman usaha
tani)

D. Rehabilitasi (pemulihan daya
produktivitas sumber daya pertanian yang
sudah kritis).
E. KEHIDUPAN POLITIK ORDE BARU

Kalau kita bicara soal orde baru, pasti yang paling teringat adalah
nama Soeharto. Ya, orde baru dipimpin oleh Soeharto selama 32
tahun. Waktu yang tidak sebentar. Selama 32 tahun masa
kepemimpinannya, banyak kebijakan yang memiliki pengaruh
cukup besar terhadap proses berjalannya Negara kita ini. Mulai
dari kebijakan politik maupun kebijakan ekonomi.
Kebijakan politik yang dikeluarkan terbagi menjadi dua, yaitu
kebijakan politik dalam negeri dan luar negeri. Masing-masing
kebijakan tentunya dikeluarkan berdasarkan kebutuhan Negara.
Idealnya, kebijakan yang dikeluarkan adalah yang
menguntungkan dan mengedepankan kepentingan rakyat
banyak. Nah, kita lihat nih beberapa kebijakan politik pada masa
orde baru.
F. Kebijakan Politik Dalam Negeri

1. Pelaksanaan pemilu 1971


Pemilu yang sudah diatur melalui SI MPR 1967 yang
menetapkan pemilu akan dilaksanakan pada tahun 1971 ini,
berbeda dengan pemilu pada tahun 1955 (orde revolusi atau
orde lama). Pada pemilu ini para pejabat pemerintah hanya
berpihak kepada salah satu peserta Pemilu yaitu Golkar. Dan
kamu tahu? Golkar lah yang selalu memenangkan pemilu di
tahun selanjutnya yaitu tahun 1977, 1982, 1987, 1992, hingga
1997.
2. Penyederhanaan partai politikPenyederhanaan partai politik
menjadi dua partai dan satu golongan karya yaitu:
2. Penyederhanaan partai politik
Penyederhanaan partai politik menjadi dua partai dan satu
golongan karya yaitu:
3. Dwifungsi ABRI
Dwifungsi ABRI adalah peran ganda ABRI sebagai kekuatan
pertahanan keamanan dan sebagai kekuatan sosial politik.
Sebagai kekuatan sosial politik ABRI diarahkan untuk mampu
berperan secara aktif dalam pembangunan nasional. ABRI juga
memiliki wakil dalam MPR yang dikenal sebagai Fraksi ABRI,
sehingga kedudukannya pada masa Orde Baru sangat dominan.

4. Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P-4


Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila atau P-4 atau
Ekaprasetya Pancakarsa, bertujuan untuk memberi pemahaman
kepada seluruh lapisan masyarakat mengenai Pancasila. Semua
organisasi tidak boleh menggunakan ideologi selain Pancasila,
bahkan dilakukan penataran P4 untuk para pegawai negeri sipil.
Kebijakan Politik Luar Negeri Indonesia antara lain

1. Indonesia kembali menjadi anggota PBB


Pada saat Indonesia keluar dari PBB tanggal 7 Agustus 1965, Indonesia terkucil
dari pergaulan internasional dan menyulitkan Indonesia secara ekonomi maupun
politik dunia. Keadaan ini kemudian mendorong Indonesia untuk kembali
menjadi anggota PBB berdasarkan hasil sidang DPRGR. Pada tanggal 28
September 1966, Indonesia resmi aktif kembali menjadi anggota PBB.

2. Pemulihan hubungan diplomatik dengan Malaysia dan Singapura dan


pemutusan hubungan dengan Tiongkok
Pada tahun 1965, terjadi konfrontasi antara Indonesia dengan Malaysia dan
Singapura. Untuk memulihkan hubungan diplomatik, dilakukan penandatanganan
perjanjian antara Indonesia yang diwakili oleh Adam Malik dan Malaysia yang
diwakili oleh Tun Abdul Razak pada tanggal 11 Agustus 1966 di Jakarta.
Pemulihan hubungan diplomatik dengan Singapura melalui pengakuan
kemerdekaan Singapura pada tanggal 2 Juni 1966.
3. Memperkuat Kerja Sama Regional dan
Internasional
Indonesia mulai memperkuat kerjasama baik regional
dan internasional dengan melakukan beberapa upaya,
yaitu:
Peristiwa Penting Pada Masa
Orde baru.
 Sejak dimulainya era orde baru, pemerintah
berusaha memperbaiki kondisi negara dengan
berbagai ciri pokok orde baru dan berbagai 
kebijakan orde baru yang diharapkan akan dapat
meluruskan penyimpangan pada masa orde lama 
yang terjadi. Beberapa peristiwa penting pada
masa orde baru yang masih diingat hingga
sekarang dan turut menyumbang kepada
perjalanan sejarah era orde baru.
1. Supersemar
 Surat Perintah Sebelas Maret yang diterbitkan
pada 11 Maret 1966 diberikan oleh Presiden
Soekarno kepada Letjen Soeharto yang
merupakan Panglima Angkatan Darat dan
Pangkopkamtib untuk mengambil tindakan yang
dianggap perlu guna memulihkan keadaan dan
memulihkan wibawa pemerintah RI.
 Supersemar diberikan di Istana Bogor dan
menjadi landasan untuk mengesahkan jabatan
Soeharto sebagai Presiden RI kedua
menggantikan Soekarno.
Naskah Teks Supersemar
Versi Angkatan Darat

III. Memutuskan/Memerintahkan
Kepada: LETNAN JENDERAL SOEHARTO,
MENTERI PANGLIMA ANGKATAN DARAT
Untuk: Atas nama Presiden/Panglima
Tertinggi/Pemimpin Besar Revolusi

1. Mengambil segala tindakan yang dianggap


perlu untuk terjaminnya keamanan dan
ketenangan serta kestabilan jalannya
pemerintahan dan jalannya Revolusi, serta
menjamin keselamatan pribadi dan kewibawaan
Pimpinan Presiden/Panglima
Tertinggi/Pemimpin Besar Revolusi/Mandataris
MPRS, demi untuk keutuhan Bangsa dan Negara
Republik Indonesia, dan melaksanakan dengan
pasti segala ajaran Pemimpin Besar Revolusi.
2. Mengadakan koordinasi pelaksanaan perintah
dengan Panglima-Panglima Angkatan Lain
dengan sebaik-baiknya.

3. Supaya melaporkan segala sesuatu yang


bersangkut paut dalam tugas dan tanggung
jawabnya seperti tersebut di atas.
Nama presiden ditulis Sukarno
Gambar teks Naskah Versi
Angkatan Darat.
Naskah Teks Versi ANRI
(Sekertariat Negara.)

III. Memutuskan/Memerintahkan
Kepada: LETNAN JENDERAL
SOEHARTO, MENTERI PANGLIMA
ANGKATAN DARAT
Untuk:
1. Mengadakan koordinasi dengan
panglima-panglima lain untuk
pengamanan jalannya pemerintahan.
2. Mengambil tindakan pengamanan
untuk menjamin keselamatan pribadi
dan wibawa presiden.
3. Mengambil tindakan pengamanan
untuk melestarikan ajaran presiden.
4. Supaya melaporkan segala sesuatu
yang bersangkut paut dalam tugas dan
tanggung jawabnya seperti tersebut di
atas kepada Presiden/Panglima
Tertinggi/Pemimpin Besar
Revolusi/Mandataris MPRS.
Nama presiden ditulis Soekarno.
2. Sidang Umum MPRS
 MPRS menyelenggarakan Sidang Umum keempat pada 17 Juni
1966 yang menghasilkan beberapa ketetapan untuk
memperkokoh tegaknya Orde Baru. 
 Beberapa ketetapan tersebut adalah:
1. Ketetapan MPRS no. IX mengenai Pengukuhan Surat Perintah
Sebelas Maret.
2. Ketetapan MPRS no. XXV mengenai pembubaran PKI dan
ormas – ormasnya serta larangan untuk menyebarkan ajaran
Marxisme dan Komunisme di Indonesia.
3. Ketetapan MPRS no. XXIII mengenai pembaruan untuk
landasan kebijakan ekonomi, keuangan dan pembangunan.
4. Ketetapan MPRS no.XIII mengenai pembentukan Kabinet
Ampera yang ditugaskan kepada Pengemban Tap MPRS no.
IX.
Gambar Sidang Umum MPRS

 Gambar 1. Gambar 2.
3. Nawaksara
 Nawaksara merupakan pidato pertanggungjawaban Presiden
Soekarno pada Sidang Umum MPRS 1966 atas pemberontakan
G30S PKI. Serta kemerosotan ekonomi dan moral bangsa.
 Pada 22 Juni 1966 Presiden Soekarno menyampaikan amanat
yang diberi judul Nawaksara atau Sembilan Pasal.
 Namun hal itu dianggap kurang memenuhi harapan rakyat.
Sehingga pada 22 Februari 1967, Presiden Soekarno
menyerahkan kekuasaan kepada pengembangan Ketetapan
MPRS No IX, yaitu Jenderal Soeharto.

Gambar Peristiwa Nawaksara


Naskah Pidato Nawaksara
“Sembilan di dalam bahasa Sanskerta
adalah “Nawa”. Eka, Dwi, Tri, Catur,
Panca, enam-yam, tujuh-sapta,
delapan-hasta, sembilan-nawa,
sepuluh-dasa. Jadi saya mau beri
nama dengan perkataan “Nawa”.
“Nawa” apa? Ya, karena saya tulis,
saya mau beri nama “NAWA
AKSARA”, dus “NAWA iAKSARA” atau
kalau mau disingkatkan
“NAWAKSARA”. Tadinya ada orang
yang mengusulkan diberi nama
“Sembilan Ucapan Presiden”. “NAWA
SABDA”. Nanti kalau saya kasih nama
Nawa Sabda, ada saja yang salah-salah
berkata: “Uh, uh, Presiden bersabda”.
Sabda itu seperti raja bersabda. Tidak,
saya tidak mau memakai perkataan
“sabda” itu, saya mau memakai
perkataan “Aksara”; bukan dalam arti
tulisan, jadi ada aksara latin, ada
aksara Belanda dan sebagainya.
NAWA AKSARA atau NAWAKSARA,
itu judul yang saya berikan kepada
pidato ini. Saya minta wartawan-
wartawan mengumumkan hal ini,
bahwa pidato Presiden dinamakan
oleh Presiden NAWAKSARA.”
4. Pemilihan Umum
Pemilu pada 3 Juli 1971 menjadi
Pemilu pertama pada masa Orde
Baru. Pemilu tersebut diikuti 10
parta politik. Partai tersebut di
antaranya NU, PKRI, Parkindo,
Murba, PNI, Golkar, dan IPKI.
Golkar menjadi partai pemenang
pemilu pertama Orde Baru.
Kemudian Pemilu tersebut
berlanjut pada tahun 1977, 1982,
1987, 1992, 1997.

Namun pada tahun 1977-1997


hanya ada tiga partai, yaitu
Golongan Karya (Golkar), Partai
Persatuan Pembangunan (PPP),
dan Partai Demokrasi Indonesia
(PDI).
5. Peristiwa Malari 1974
MALAPETAKA LIMA BELAS JANUARI (MALARI)
TERJADI PADA TANGGAL 15 JANUARI 1974 DI MASA
ORDE BARU.
BERAWAL DARI GERAKAN DEMONSTARI
MAHASISWA YANG BERKEMBANG MENJADI
PERISTIWA KERUSUHAN SOSIAL.
DEMONSTRASI TERSEBUT MENYERUAKAN KRITIK
MENGENAI KEBIJAKAN EKONOMI PEMERINTAHAN
PRESIDEN SOEHARTO YANG DIANGGAP TERLALU
BERPIHAK KEPADA INVESTOR ASING.
GAMBAR PERISTIWA MALARI 1974.
6. Kerusuhan 1988
TAHUN TERSEBUT MENJADI MOMEN YANG TIDAK BISA
DILUPAKAN. BERAWAL DARI KERUSUHAN MEDAN YANG
MENJADI KOTA PERTAMA MENCETUSKAN API REFORMASI.
SEHINGGA MENGALAMI KERUSAKAN DAN
MELUMPUHKAN KOTA.
KEMUDIAN TRAGEDI GEJAYAN, YOGYAKARTA. DI MANA
SECARA SERENTAK SEJUMLAH DAERAH SEPERTI
SURAKARTA, BANDUNG, DAN MEDAN TERMASUK
JAKARTA MENYUARAKAN TUNTUKAN REFORMASI DAN
PENURUNAN SOEHARTO SEBAGAI PRESIDEN. KEJADIAN
TERSEBUT DILAKUKAN DI DEPAN KAMPUS TRISAKTI PADA
12 MEI 1998 YANG MENDAPATKAN PERLAWANAN DARI TNI
DAN POLRI. SEHINGGA MENEWASKAN EMPAT MAHASISWA
TRISAKTI. SEIRING DENGAN KERUSUHAN TERSEBUT JUGA
TERJADI PENJARAHAN DAN PEMBAKARAN KIOS YANG
DIMILIKI OLEH ETNIS TIONGHOA.
BAHKAN BANYAK ORANG HILANG DAN TEWAS DALAM 
KERUSUHAN MEI 1998 YANG SAMPAI SAAT INI BELUM
DIKETAHUI KEBERADAANNYA. PADA PADA MASA 
ORDE BARU TERDAPAT PERISTIWA PENTING DARI
Gambar Peristiwa
Kerusuhan 1988.

BAHKAN BANYAK ORANG HILANG DAN TEWAS DALAM 


KERUSUHAN MEI 1998 YANG SAMPAI SAAT INI BELUM DIKETAHUI
KEBERADAANNYA.
PADA PADA MASA ORDE BARU TERDAPAT PERISTIWA PENTING
DARI KEBIJAKAN POLITIKNYA YANG BERLANGSUNG HINGGA
SEKARANG. BEBERAPA DI ANTARANYA: PEMULIHAN HUBUNGAN
DENGAN MALAYSIA PADA 11 AGUSTUS 1966 HUBUNGAN
DIPLOMATIK TINGKAT KEDUATAAN BESAR PADA 31 AGUSTUS
1967 KEMBALI MENJADI ANGGOTA PBB PADA 28 SEPTEMBER 1966
BEKERJA SAMA DENGAN ASEAN PADA 8 AGUSTUS 1967
G. Pemerintahan era orde baru memiliki
beberapa kelebihan.

1. Swasembada pangan sukses dan menjadikan Indonesia


sebagai negara pengekspor beras
2. Pembangunan di kota kota besar berjalan lancar
3. Keadaan politik cenderung stabil selama belasan tahun
4. Berhasil menerapkan program keluarga berencana (KB)
5. Terwujudnya rencana pembangunan lima tahun
(REPELITA)
6. Mampu bekerja sama dengan negara asing
H. Selain kelebihan Orba pun
memiliki kekurangan juga.
Maraknya praktik korupsi dan nepotisme dikalangan pejabat tinggi. Pada
tahun 90-an, praktik korupsi semakin meraja lela
Pemerintah membatasi media informasi dan kebebasan berpendapat
sehingga akan sulit mengkritik pemerintah
Pembangunan sangat gencar, namun hanya berfokus pada kota kota besar
Pemerintah mudah curiga pada organisasi
Demokrasi tidak berjalan dengan semestinya.
Kekuasaan yang berkelanjutan tanpa adanya pergantian pemimpin
Terdapat pelanggaran HAM
Terlalu keras dalam masalah keamanan, sehingga muncul rumor
“penembakan misterius”
1. Tidak mampu mengatasi krisis moneter 1997-1998
SEKIAN DARI KELOMPOK KAMI
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai