Anda di halaman 1dari 9

PENGERTIAN DAN STANDAR SEKOLAH SEHAT, AMAN,

RAMAH ANAK, DAN MENYENANGKAN

Contoh Sekolah Sehat SD Tarakanita

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan saat ini sedang


mengembangkan Gerakan Sekolah Sehat, Aman, Ramah Anak, dan
Menyenangkan.Sekolah Sehat, Aman, Ramah Anak, dan Menyenangkan
sesungguhnya bukanlah hal yang baru dalam dunia pendidikan karena
beberapa sekolah sudah melaksanakan gerakan ini baik secara parsial
maupun komprehensif dalam aktivitas kesehariannya.

Guna menyamakan persepsi tentang Sekolah Sehat, Aman, Ramah


Anak, dan Menyenangkan, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan telah menerbitkan Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Aman,
Ramah Anak, dan Menyenangkan yang di dalamnya berisi
Standar Sekolah Sehat, Aman, Ramah Anak, dan Menyenangkan

A. Sekolah Sehat
1. Pengertian Sekolah Sehat
Sehat adalah keadaan badan dan jiwa yang baik. Artinya, sesuatu
dikatakan sehat jika secara lahiriah, batiniah, dan sosial berjalan secara
normal dan baik, sehingga memungkinkan sesuatu dapat produktif, baik
secara sosial maupun ekonomis. Jika hal ini dikaitkan dengan lembaga
pendidikan, maka sekolah sehat dapat dimaknai sebagai adalah lembaga
pendidikan yang memiliki unsur-unsur yang baik (normal) secara
lahiriah (jasmani) dan batiniah (rohani).

Sekolah sehat pada prinsipnya terfokus pada usaha bagaimana membuat


sekolah tersebut memiliki kondisi lingkungan belajar yang normal (tidak
sakit) baik secara jasmani maupun rohani. Hal ini ditandai dengan
situasi sekolah yang bersih, indah, tertib, dan menjunjung tinggi nilai-
nilai kekeluargaan dalam kerangka mencapai kesejahteraan lahir dan
batin setiap warga sekolah. Dengan begitu, sekolah sehat memung-
kinkan setiap warganya dapat melakukan aktivitas yang bermanfaat,
berdaya guna dan berhasil guna untuk sekolah tersebut dan lingkungan
di luar sekolah.

2. Standar Sekolah Sehat

1. Memiliki lingkungan sekolah bersih, indah, tertib, rindang dan


memiliki penghijauan yang memadai.

2. Memiliki tempat pembuangan dan pengelolaan sampah yang


memadai dan representatif.

3. Memiliki air bersih yang memadai dan memenuhi syarat


kesehatan.

4. Memiliki kantin dan petugas kantin yang bersih dan rapi, serta
menyediakan menu bergizi seimbang.

5. Memiliki saluran pembuangan air tertutup dan tidak


menimbulkan bau tak menyenangkan.

6. Memiliki ruang kelas yang memenuhi syarat kesehatan


(ventilasi/AC dan pencahayaan cukup).

7. Memiliki ruang kelas yang representatif dengan ratio kepadatan


jumlah siswa di dalam kelas adalah 1: 2 m2.

8. Memiliki sarana dan prasarana pembelajaran memenuhi standar


kesehatan, kenyamanan dan keamanan.

9. Memiliki ruang dan peralatan UKS yang ideal. (tersedia tempat


tidur; timbangan berat badan, alat ukur tinggi badan, snellen
chart; kotak P3K berisi obat; lemari obat, buku rujukan, KMS,
poster-poster, struktur organisasi, jadwal piket, tempat cuci
tangan/wastafel, data angka kesakitan siswa; peralatan perawatan
gigi, unit gigi; contoh-contoh model organ tubuh, rangka torso dan
lain-lain).
10. Memiliki toilet (WC) dengan ratio untuk siswi 1 : 25 dan siswa 1:
40.

11. Memiliki taman/kebun sekolah yang dimanfaatkan dan diberi


tabel (untuk sarana belajar) dan pengolahan hasil kebun.

12. Memiliki kurikulum pembelajaran yang baik bagi tumbuh


kembang siswa.

13. Memiliki kehidupan sekolah yang menjunjung tinggi nilai-nilai


kekeluargaan.

14. Memiliki pola hidup bersih, higienis dan sehat

B. Sekolah Aman
1. Pengertian Sekolah Aman
Aman adalah situasi dimana seseorang bebas dari bahaya dan rasa takut.
Dengan demikian, sekolah aman adalah lembaga pendidikan yang
warganya bebas dari bahaya baik secara internal maupun eksternal.
Pada prinsipinya sekolah aman dapat dibedakan menjadi dua hal, yakni
aman secara jasmani (fisik) dan rohani (mental). Prinsip-prinsip sekolah
aman dapat dilihat dari beberapa indikator, seperti warganya bebas rasa
takut dari segala ancaman keamanan sekolah, memiliki komitmen
terhadap budaya aman, suasana kondusif untuk belajar, hubungan antar
warga sekolah positif, sadar terhadap resiko bencana, lingkungan fisik
(gedung, halaman dan ruang, ruang kelas) dibangun dengan
mempertimbangkan faktor keamanan warganya, memiliki rencana yang
matang dan mampu sebelum, saat, dan sesudah bencana dan selalu siap
untuk merespon pada saat darurat dan bencana terjadi, dan sebagainya.

2. Standar Sekolah Aman

1. Bebas dari intimidasi dan tindak kekerasan (bullying) baik yang


berasal dari dalam lingkungan maupun luar lingkungan sekolah

2. Bebas dari rasa sentimen yang bersifat suku, agama ras antar
golongan (SARA).

3. Bebas dari pengaruh narkotika, obat-obat terlarang dan zat-zat


adaptif (narkoba), serta minum-minuman keras (miras).
4. Bebas dari rokok dan asap rokok

5. Bebas dari pornografi dan pornoaksi.

6. Bebas dari pelecehan seksual baik dari dalam maupun dari luar
sekolah.

7. Bebas dari pemerasan baik yang berasal dari dalam lingkungan


sekolah maupun luar sekolah.

8. Bebas dari rasa khawatir kehilangan sesuatu benda atau barang


yang dibawa ke sekolah.

9. Bebas dari pengaruh pemikiran yang tidak sesuai ajaran agama,


budaya, dan nilai-nilai kehidupan sosial baik yang berasal dari
dalam lingkungan sekolah maupun luar lingkungan sekolah.

10. Aman dari bencana alam (gempa bumi dan tsunami, letusan
gunung api, angin topan, banjir dan longsor, kekeringan,
kebakaran hutan dan lahan).Aman dari bencana non alam (wabah
penyakit, mal praktik teknologi, kelaparan). Aman dari bencana
sosial (kerusuhan sosial, konflik sosial).

11. Aman dari praktik-praktik vandalisme (coret-coret yang tidak pada


tempat selayaknya) dan kekerasan visual (terhindar dari
penempelan gambar-gambar yang tidak edukatif di lingkungan
sekolah.

12. Memiliki sarana prasarana yang memadai yang menjamin rasa


aman seluruh warga sekolah (seperti memiliki pagar dan pintu
gerbang yang dapat dikunci, kaca jendela yang tidak mudah pecah,
dll.).

13. Memiliki aturan sekolah yang disepakati secara bersama-sama dan


dapat ditegakkan dengan baik.

14. Memiliki pendidikan pencegahan dan pengurangan resiko


bencana.

15. Memiliki petugas keamanan yang dapat melaksanakan tugas


dengan baik.
16. Memiliki hubungan yang baik dengan kepolisian, TNI, tokoh
masyarakat, dan tokoh agama, lembaga lain yang mendukung
program keamanan sekolah.

C. Sekolah Ramah Anak


1. Pengertian Sekolah Ramah Anak
Ramah dapat dimaknai baik hati dan menarik budi pekertinya atau
manis tutur kata dan sikapnya. Jika hal ini dikaitkan dengan lembaga
pendidikan, maka Sekolah Ramah Anak dapat dimaknai sebagai sekolah
yang menjunjung tinggi hak-hak anak sebagai pribadi yang harus didik
dengan perasaan dan budi pekerti yang baik.
Prinsip dari sekolah ramah anak adalah menjadikan kepentingan dan
kebutuhan siswa sebagai pertimbangan utama dalam menetapkan setiap
keputusan dan tindakan yang diambil oleh pengelola dan penyelenggara
pendidikan.
Dengan demikian, Sekolah Ramah Anak harus menghormati hak siswa
ketika mengekspresikan pandangannya dalam segala hal khususnya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya, sehingga siswa
merasa nyaman dan menyenangkan dalam proses belajar di sekolah.
Selain itu, sekolah ramah anak harus menjamin kesempatan setiap siswa
untuk menikmati haknya dalam pendidikan tanpa diskriminasi
berdasarkan disabilitas, gender, suku bangsa, agama, jenis kecerdasan,
dan latar belakang orang tua.
Sekolah Ramah Anak juga harus mempertimbangkan situasi sekolah
yang aman, bersih dan sehat, peduli dan berbudaya lingkungan hidup,
mampu menjamin; memenuhi; menghargai hak-hak dan perlindungan
siswa dari kekerasan, diskriminasi, dan perlakuan tidak wajar lainnya,
serta menjamin keikutsertaan siswa dalam perencanaan, kebijakan,
pembelajaran, pengawasan dan mekanisme pengaduan terkait
pemenuhan hak dan perlindungan siswa dalam menempuh pendidikan.

2. Standar Sekolah Ramah Anak

1. Setiap siswa dapat menikmati haknya dalam pendidikan tanpa


diskriminasi berdasarkan disabilitas, gender, suku bangsa, jenis
kecerdasan, agama dan latar belakang orang tua.

2. Setiap siswa memiliki kebebasan mengekspresikan pandangannya


tentang ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya.
3. Memiliki kurikulum dan metode pembelajaran yang ramah bagi
siswa (student centred teaching) dengan mengutamakan nilai-nilai
kecintaan, kasih sayang, empatik, simpatik, keteladanan, tanggung
jawab, dan rasa hormat pada siswa.

4. Memiliki guru dan tenaga kependidikan yang mampu


memfasilitasi bakat, minat, dan jenis kecerdasan siswa.

5. Memiliki lingkungan dan infrastruktur sekolah yang aman,


nyaman, bersahabat, sehat, dan bersih, hijau, dengan konstruksi
bangunan yang memenuhi SNI.

6. Memiliki program kerja sekolah yang mempertimbangkan aspek


pertumbuhan kepribadian siswa.

7. Memiliki program kerja keselamatan siswa sejak dari rumah ke


sekolah dan/atau keselamatan di sekolah.

8. Setiap warga sekolah memiliki kesadaran tinggi terhadap resiko


bencana alam, bencana sosial, kekerasan (bullying) dan ancaman
lainnya terhadap siswa.

9. Melibatkan partisipasi siswa pada semua aspek kehidupan sekolah


dan kegiatan sekolah.

10. Tersedianya organisasi kesiswaan yang berorintasi pada


perkembangan dan karakter siswa.

11. Terciptanya kerja sama yang harmonis antara keluarga, sekolah,


dan masyarakat.

12. Menjamin transparansi, akuntabilitas, partisipasi, keterbukaan


informasi, dan penegakkan aturan sekolah.

D. Sekolah Menyenangkan
1. Pengertian Sekolah Menyenangkan
Senang berarti perasaan puas, lega, tidak kecewa ataupun susah. Dengan
demikian, sekolah menyenangkan dapat diartikan sebagai sekolah yang
mampu membuat semua warga sekolah senang, puas, lega akan situasi
sekolah. Sekolah menyenangkan tidak hanya tertuju pada upaya
bagaimana membuat peserta didik betah ke sekolah, namun juga
menyenangkan bagi guru, tenaga kependidikan, bahkan orang tua
peserta didik.
Pada prinsipnya konsep sekolah menyenangkan merupakan perpaduan
dari konsep sekolah sehat, amat, dan ramah anak. Mengapa demikian?
Karena ketika prinsip-prinsip sekolah sehat, aman, dan ramah anak
sudah terpenuhi, maka secara otomatis sekolah tersebut menjadi
menyenangkan bagi peserta didik, guru, tenaga kependidikan, orang tua,
dan warga sekitar sekolah.

Dengan begitu, sekolah menyenangkan menjadi tempat terbaik bagi


setiap warga sekolah untuk mengekspresikan bakat, minat, dan prestasi
yang dimilikinya, bukan menjadi tempat yang mengasingkan. Mereka
pun menjadi bagian dari sekolah itu karena sekolah memberi ruang bagi
perkembangan warga sekolah, terutama peserta didik. sehingga mereka
tidak terasing dari sekolah tersebut.

2. Standar Sekolah Menyenangkan

1. Siswa menikmati belajar di sekolah

2. Guru menikmati mendidik di sekolah

3. Siswa tertantang dengan kegiatan kegiatan di sekolah

4. Siswa mengembangkan kompetensi, tidak hanya mendapat nilai


tinggi semata

5. Siswa mempelajari ketrampilan dan tidak hanya fakta-fakta


ketrampilan

6. Nilai-nilai moral menjadi fokus dan diteladankan oleh setiap


anggota komunitas sekolah

7. Cukup atmosfer inklusif dimana semua siswa dihargai berdasar


jati diri mereka dan apa yang mereka bisa

8. Isu-isu penting bullying dan sebagai aspek sosial dan emosional


lain dalam kehidupan sekolah di diskusikan secara terbuka dan
positif

9. Kemampuan untuk berfikir sendiri didorong dan dikembangkan


bagi seluruh siswa
10. Sekolah memiliki unsur kesenangan dan keriangan

11. Aspek-aspekseperti ingin tahu, kekaguman, keberanian, kegigihan


dan ketahanan didorong dan disambut secara aktif

12. Guru terbuka terhadap ide-ide baru dan tertarik melakukan


berbagai kegiatan bersama

13. Sekolah
mengikuti perkembangan terbaru dalam dunia pendidikan
dan pembelajaran

14. Sekolahmengikuti perkembangan terbaru dalam dunia tehnologi


pendidikan

15. Harapan yang tinggi juga di sematkan kepada para guru dan
pengelola sekolah, seperti juga disematkan kepada para siswa.

16. Kepala Sekolah terlihat dan mudah diajak berinteraksi.

17. Siswa disadarkan bahwa mengeluarkan yang terbaik dari diri


sendiri tidak harus berarti menjadi lebih baik dari orang lain.

18. Sekolah terbuka hal-hal diluar dugaan (yang positif).

19. Siswadiajak berfikir tentang, berinteraksi dengan, dan berusaha


berkontribusi pada kehidupan di luar dinding sekolah.

20. Sekolah sadar bahwa pembelajaran adalah sesuatu yang bisa


dilakukan siswa kapanpun, dimanapun dan hanya sebagian yang
perlu dilakukan di dinding sekolah.

21. Komunitas sekolah terbentang sampai keluar dinding sekolah


(melibatkan masyarakat).

22. Proses belajar mengajar di dalam sekolah memasukkan berbagai


fariasi kemungkinan dan kesempatan pembelajaran.

23. Siswa diberi kesempatan untuk bertanggung jawab terhadab


sesuatu dan untuk mengambil keputusan yang berdampak
penting.

24. Hasilpembelajaran yang didapatkan cukup sebagai bekal siswa


untuk melangkah kefase hidup berikutnya.
25. Resepsionis,Guru, Petugas Kebersihan dan seluruh staf sekolah
tersenyum terhadap orang tua dan pengunjung sekolah.

Terima kasih telah membaca tulisan ini, semoga bermanfaat.

http://ainamulyana.blogspot.com/2016/03/pengertian-dan-standar-sekolah-
sehat.html

Anda mungkin juga menyukai