KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pendidikan Ramah Anak
a. Pengertian pendidikan ramah anak
seperti cinta/ kasih sayang, makanan, kesehatan, pendidikan dan rekreasi. Proteksi
perlakuan dan segala bentuk pelecehan serta kebijakan yang kurang tepat. Prinsip
terakhir ialah partisipasi yang merupakan hak untuk bertindak yang digunakan
perhatian dan melindungi anak, lingkungan yang sehat, serta adanya partisipasi
orangtua dan masyarakat. Selain itu Sholeh dkk (2016:6) menyatakan bahwa
pendidikan ramah anak adalah suatu satuan lembaga pendidikan yang dapat
anak adalah pendidikan yang terbuka melibatkan anak untuk berpartisipasi dalam
kesejahteraan anak. Pendidikan ramah anak mengenal dan menghargai hak anak
8
9
secara bebas, dan berperan serta dalam mengambil keputusan sesuai dengan
melakukan kekerasan.
dimana anak selalu merasa senang dalam melakukan kegiatan dan tidk merasa
bosan; 2) Aman dan sehat, situasi yang memberikan jaminan keselamatan dan
adanya partisipasi yang ditunjukan oleh anak, pendidik dan tenaga kependidikan
serta masyarakat; 5) Hak anak, terjaminnya pemenuhan hak anak seperti hak
pendidikan/sekolah;
bagi peserta didik sebagai tempat mencari ilmu, saling memberikan kasih sayang
menampung dan menggali masukan baik dari anak, pendidik, tenaga kependidikan
dipertanggungjawabkan.
pendidikan ramah anak tersebut. Sekolah yang belum memperhatika hak-hak anak
sebagaimana yang telah disebutkan belum bisa dikatakan berhasil, karena sekolah
yang dapat dikatakan berhasil adalah sekolah yang dapat menjamin hak-hak anak
dapat terpenuhi baik itu dari segi pembelajaran, karakter, dan segi sarana dan
Dari segi pembelajaran yang ramah anak menurut Kristanto dkk (2011:45)
diskriminasi terhadap peserta didik baik di dalam dan di luar kelas, memberikan
gambaran yang adil, akurat, dan informatif mengenai masyarakat dan budaya
dan inovasi serta kreativitas peserta didik melalui kegiatan esktrakurikuler secara
wawasan dan rasa kebangsaan pada peserta didik. Selain itu seolah harus
dengan peserta didik yang lain, dan bahan Ajar yang aman dan bebas dari unsur
Dari segi karakter dapat dilihat dari sikap yang ditunjukan guru dalam
yang dilakukan setiap hari untuk membentuk karakter siswa yang baik, cara
menyelesaikan masalah dengan benar, cara berperilaku yang baik dan sopan, dan
bersikap tertib dan disiplin. Semua sikap tersebut harus terlebih dahulu dilakukan
oleh seorang guru kemudian diajarkan ke anak karena semua tindakan yang
dilakukan oleh guru akan ditiru oleh anak. Oleh karena itu seorang guru harus
lebih bersikap sopan, santun, penuh kasih saying, perhatian, dan ramah.
Dari segi sarana dan prasarana sekolah dapat menyediakan untuk mendukung
proses belajar mengajar. Sarana dan prasarana yang ramah menurut Kristanto dkk
sekolah dengan struktur yang kuat, kokoh, dan tahan gempa; (2) bangunan
buatan, termasuk pencahayaan darurat; (3) bangunan sekolah memiliki air bersih
yang memenuhi persyaratan kesehatan dan mengalir lancar; (4) bangunan sekolah
memiliki sistem pembuangan air limbah dan/atau air kotor yang berfungsi dengan
baik dan tidak mencemari lingkungan sekitar; (5) tersedia tempat pembuangan
bangunan yang aman bagi kesehatan pengguna bangunan dan tidak menimbulkan
kelas nyaman untuk kegiatan belajar mengajar; (2) ruang -ruang pada bangunan
12
sekolah terutama ruang kelas terhindar dari gangguan silau dan pantulan sinar; (3)
kebisingan ; (4) Pencahayaan dalam kelas yang cukup; (5) struktur bangunan tidak
memiliki sudut yang tajam dan kasar; (6) perabot tidak memiliki sudut yang tajam
jumlah unit menyesuaikan jumlah murid, yang terpisah antara toilet laki -laki dan
perempuan; (2) kondisi toilet bersih, lantai tidak licin, memiliki pencahayaan dan
penghawaan yang baik dan sarana pelengkap yang lain seperti perangkat
kebersihan ; (3) pemisahan jarak akses pintu masuk antara toilet bagi murid laki -
laki dan perempuan; (4) perabot toilet menggunakan ukuran yang sesuai dengan
pengguna; (5) tersedia ruang ibadah; (6) ruang UKS; (7) Sekolah memiliki
lapangan olahraga yang bisa diakses oleh seluruh anak; (8) Sekolah memiliki
indikator di atas yang mendukung berjalan atau tidaknya pendidikan ramah anak
di sekolah.
bisa tumbuh dan berkembang, berpartisipasi dan terlindungi dari tindak kekerasan
dan diskriminasi. Selain itu harus menciptakan program sekolah yang memadai,
yang dapat menjamin dan memenuhi hak-hak dan perlindungan anak Indonesia,
13
hal ini sesuai dengan tujuan Pendidikan Nasional, UUD 45, Undang-Undang No.
baik.
diskriminasi, kepentingan terbaik bagi anak, dan hak tumbuh dan berkembang,
Menurut Sholeh dkk (2016:9) ada tujuh (7) tingkatan partisipasi masyarakat
terlibat dalam kegiatan sekolah, misalnya orangtua ikut membantu sekolah ketika
menggunakan jasa pelayanan yang tersedia. Pada tingkatan ini masyarrakat hanya
dengan memberikan kontribusi dana, bahan, dan tenaga. Pada PSM (Peran Serta
ini menyetujui dan menerima apa yang diputuskan pihak sekolah (komite
pembahasan masalah pendidikan baik akademis maupun non akademis, dan ikut
(RPS).
mulia, memiliki motivasi belajar yang tinggi, kreatif, disiplin, bertanggung jawab,
serta menunjukan karakter diri sebagai warga masyarakat, warga negara dan
satuan lembaga pendidikan harus dapat menciptakan suasana yang kondusif agar
anak didik merasa nyaman dan dapat mengekspresikan potensinya. Agar tercipta
suasana kondusif tersebut, maka ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan,
kebutuhan anak. Adanya zona aman dan selamat ke sekolah, adanya kawasan
ketersediaan fasilitas kreatif dan rekreatif pada anak, ketersediaan kotak saran
pendidikan yang ramah anak juga harus menanamkan tanggung jawab untuk
dan bakat anak didik secara teratur dan terarah, kegiatan ini dimaksudkan untuk
mengarahkan pola pikir peserta didik sejak dini demi mengasah ide maupun
kreatifitas dan inovasi dalam berkarya di dunia pendidikan, adapun hal lain yang
seperti sarana dan prasarana baik kesehatan, keamanan, metode pembelajaran dan
lain sebagainya.
17
Hal utama yang perlu dihindari dalam dunia pendidikan saat ini ialah
guna untuk melindungi dan menjaga kaum anak didik sebagai penerus bangsa.
Adapun hal penting yang perlu diketahui ialah pengembangan tidak hanya
orangtua juga mesti memperhatikan hal-hal positif yang akan berdampak pada
2. Pendidikan Karakter
a. Pengertian karakter
Fadillah (2013:21) karakter merupakan sikap dan kebiasaan nilai-nilai yang baik
(mengetahui nilai kebaikan, mau berbuat baik, berbuat baik dalam kehidupan baik
untuk diri sendiri maupun masyarakat) terpatri dalam diri dan perilaku. Selain itu,
dalam Sukmawati (2015:20) karakter adalah cara berfikir atau berperilaku yang
menajdi ciri khas idnividu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup
Nilai-nilai tersebut akan terlihat dalam diri seseorang hingga dewasa, hal itu
bisa terjadi karena karakter adalah suatu sikap atau tindakan seseorang yang
dan estetika.
nilai dasar yang membangun pribadi seseorang, terbentuk baik karena pengaruh
b. Pendidikan Karakter
Menurut Samani (2012:43) pendidikan karakter adalah hal positif apa saja
yang dilakukan guru dan berpengaruh kepada karakter siswa yang diajarnya.
Pendidikan karakter adalah upaya sadar dan sungguh-sungguh dari seorang guru
melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Allah Tuhan Yang Maha Esa, diri
bahwa pada hakikatnya “pendidikan karakter dapat didefinisikan secara luas atau
secara sempit. Dalam makna yang luas pendidikan karakter mencakup hampir
seluruh usaha sekolah di luar bidang akademis terutama yang bertujuan untuk
membantu siswa menjadi seseorang yang memiliki karakter yang baik. Dalam
makna yang sempit pendidikan karakter dimaknai dengan sejenis pelatihan moral
adalah proses pemberian tuntutan kepada peserta didik untuk menjadi manusia
seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa.
Pendidikan karakter juga dapat dimaknai sebagai suatu sistem penanaman nilai-
baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun
warga sekolah maknanya bahwa pendidikan karakter baru akan efektif jika tidak
hanya siswa, tetapi juga para guru, kepala sekolah dan tenaga non-pendidik di
c. Nilai-nilai karakter
kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan,
cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/ komunikatif, cinta damai, gemar
membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Tetapi 18 nilai
sudah mencakup keseluruhan dari 18 niai karakter sebelumnya yaitu nilai karakter
religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas. Lima nilai pendidikan
Religius
Jujur
Toleransi Religius
Disiplin
Kerja Keras
Kreatif
Mandiri Nasionalis
Demokratis Integritas
Rasa Ingin Tahu Nilai
Semangat
Kebangsaan Cinta Utama
Tanah Air
Menghargai Prestasi
Bersahabat/Komuni
katif Cinta Damai
Gotong Mandiri
Gemar Membaca
Peduli Lingkungan royong
Peduli Sosial
Tanggung Jawab
karakter utama. Subnilai dari 5 karakter utama yang mana 18 nilai karakter
(Hendarman dkk,2016:7)
22
Kelima nilai pendidikan karakter diatas bukanlah nilai yang berdiri dan
berkembang sendiri-sendiri melainkan nilai yang berinteraksi satu sama lain, yang
berkembang secara dinamis dan membentuk keutuhan pribadi. Dari nilai utama
universal.
individu yang sedang berkembang, anak memiliki sifat yang suka meniru tanpa
mempertimbangkan baik atau buruk. Hal ini didorong oleh rasa ingin tahu dan
ingin mencoba sesuatu yang diminati, yang kadang kala muncul secara spontan.
Sikap jujur yang menunjukkan kepolosan seorang anak merupakan ciri yang juga
dimilikinya. Kehidupan anak yang dirasakan tanpa beban anak selalu tampil riang
dan dapat bergerak dan beraktifitas secara bebas. Dalam aktifitas ini, anak
anak merupakan sosok individu yang kompleks yang memiliki perbedaan dengan
individu lainnya.
Anak akan melihat dan meniru apa yang ada disekitarnya, bahkan apabila hal
itu sangat melekat pada diri anak akan tersimpan dalam memori jangka panjan
(long trem memory). Apabila yang disimpan dalam LTM adalah hal yang positif
Namun apabila yang masuk ke dalam LTM adalah sesuatu yang negative,
revproduksi yang akan dihasilkan di kemudian hari adalah hal-hal yang destruktif.
erasing
Positif
seeing copying memorizing reproducing
negatif
negatif
recording
melakukan sesuatu (baik atau buruk), selalu diawali dengan proses melihat,
menjadi perlaku sesuai dengan ingatan yang disimpan di dalam otaknya. kelas dan
karakter anak dapat terbentuk dengan baik jika sekolah dan tenaga kependidikan
yang ada di sekolah dapat menciptakan suasana lingkungan yang baik. Tindakan
dan perilaku yang dilakukan oleh guru harus mencerminkan hal yang positif
sehingga tindakan yang akan dilakukan oleh anak dari melihat tindakan guru
adalah hal-hal yang baik. Oleh karena itu untuk membentuk karakter pada anak,
oleh nilai dan etika bagi seseorang tidaklah statis, tetapi selalu berubah. Setiap
orang akan menganggap sesuatu itu baik sesuai dengan pandangannya saat itu.
Oleh karena itu, sistem nilai yang dimiliki seseorang bisa dibina dan diarahkan.
yang lain akan bergantung kepada nilai-nilai itu. Dengan demikian, sikap
seseorang akan bergantung pada sistem nilai yang dianggapnya paling benar, dan
kemudian sikap itu yang akan mengendalikan perilaku orang tersebut. Untuk
membangun budaya dalam rangka membentuk karakter pada siswa, langkah yang
oleh situasi dan kondisi tempat model itu akan diterapkan beserta penerapan nilai
yang mendasarinya.
Kegiatan ini dapat diwujudkan dalam bentuk hubungan dengan Allah Swt, Tuhan
Yang Maha Esa, melalui peningkatan secara kuantitas maupun kualitas kegiatan-
puasa Senin dan Kamis, membaca Al-Quran, doa bersama, dan lain sebagainya.
lebih mendudukkan sekolah sebagai institusi sosial, yang apabila dilihat dari
hubungan sederajat atau sukarela yang didasarkan pada nilai-nilai positif, seperti
Menurut Jaleha (2014:42) ada tiga lingkungan yang dapat membentuk karakter
secara islami (menanamkan ketaatan shalat, banyak beramal, berlaku adil, jujur,
acuh, masa bodoh terhadap akanaknya. Mereka bersikap masa bodoh, apakah
anaknya akan menjadi anak yang baik atau buruk. Hal itu juga diperparah dengan
permasalahan keluarga yang tidak pernah selesai, yang akan berdampak besar
berjudi, terlibat narkoba, dan lain-lain. Keluarga memiliki peran penting dalam
keturunan itu bukan hanya yang tampak saja, melainkan juga yang tidak tampak
anak. Sekolah memiliki misi tertentu dalam membentuk manusia yang cerdas,
terampil, dan berakhlak mulia sesuai aturan yang berlaku. Karakter yang
ditanamkan kepada anak telah disusun dalam silabus setiap mata pelajaran, tema
sebagian besar waktu bermain, berinteraksi, dan pergaulan hidup anak berada di
dengan karakter anak yang berada di daerah pedesaan, pegunungan, pantai, atau
adat istiadat, dan aturan-aturan lain akan mewarnai karakter anak. Misalnya, pada
masyarakat yang agamis, anak-anak menjadi manusia yang taat dan patuh
anak-anak mereka menjadi nelayan yang tangguh, ulet, pantang menyerah, dan
berani mengarungi lautan. Karakter yang diperoleh anak di masyarakat ada juga
yang negatif.
penggunaan kata-kata yang buruk. Sementara itu, contoh dari karakter positif
kerja pada dasarnya dibagi menjadi dua, yaitu: (1) lingkungan fisik, berupa
berbagai sarana dan prasarana yang menunjang pencapaian tujuan organisasi; (2)
lingkungan nonfisik, berupa basic value atau nilai dasar yang dikembangkan pada
suatu organisasi. Lingkungan kerja tersebut saling berkaitan, jika salah satunya
27
tidak bekerja dengan baik maka suatu organisasi belum bisa dikatakan dikatakan
pendidikan ramah anak; (3) adakah perbedaan pola pendidikan ramah anak secara
1. Pertama, dalam keluarga: menjalin komunikasi yang baik antara guru dan
orang tua, tidak hanya menekankan hukuman, dampingi dan pilihkan anak
ketika menonton acara TV, memberikan kesempatan anak untuk memilih dan
teladan yang baik, membacakan kisah-kisah Nabi dan para sahabat, tilawah
sebagainya.
2. Kedua, di sekolah: guru menjalin hubungan yang efektif dengan siswa, guru
konseling pada guru, memberikan kebebasan pada anak untuk berkreasi dan
perspektif pendidikan Islam, baik dalam proses dan pola, keduanya dimulai
pendekatan kasih sayang dan berbasis humanistik dengan tujuan yang sama
asSunnah.
pendidikan ramah anak dan pendidikan karakter yang akan dibentuk. Perbedaan
penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti terletak
sedangkan penelitian yang dilakukan di kelas 5 lebih sesuai dengan apa yang di
temukan di lapangan. Sehingga output yang dihasilkan pun juga berbeda, dan
karakter siswa.
29
C. Kerangka Pikir
sayang, makanan, kesehatan, pendidikan dan rekreasi. Kedua ialah proteksi yang
salah perlakuan dan segala bentuk pelecehan serta kebijakan yang kurang tepat.
Serta prinsip terakhir ialah partisipasi. Partisipasi ini ialah hak unuk bertindak
yang dapat menjamin dan memenuhi hak-hak dan perilindungan anak Indonesia,
hal ini sesuai dengan tuhuan pendidikan nasional, UUD 45, Undang-Undang No.
perlindungan anak
atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut baik terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan
sehingga menjadi manusia insan kamil. Penanaman nilai kepada warga sekolah
maknanya bahwa pendidikan karakter baru akan efektif jika tidak hanya siswa,
tetapi juga para guru, kepala sekolah dan tenaga non-pendidik di sekolah semua