BAB II
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MUTU PELAYANAN
KEBIDANAN
A. Kompetensi Dasar
1. Mampu menguraikan bentuk program menjaga mutu perspektif yang meliputi:
Standarisasi; Lisensi; Sertifikasi; akreditasi.
2. Mampu menguraikan program menjaga mutu konkurent.
3. Mampu menguraiakan program menjaga mutu retrospektif yang meliputi:
Review Jaringan Rekam Medik; Review Jaringan; Survey Klien.
4. Mampu menjelaskan program menjaga mutu internal.
5. Mampu mendefinisikan program menjaga mutu eksternal.
B. Uraian Materi
2.1 Bentuk Program Menjaga Mutu
2.1.1 Penjaminan Mutu
Penjaminan mutu pelayanan kesehatan adalah upaya yang sistematis dan
berkesinambungan dalam memantau dan mengukur mutu serta melakukan
peningkatan mutu yang diperlukan agar mutu layanan kesehatan senantiasa sesuai
dengan standar layanan kesehatan yang disepakati.
Istilah jaminan mutu layanan kesehatan ini mencakup semua kegiatan yang
bertujuan untuk meningkatkan mutu. Contoh istilah tersebut meliputi total quality
management (TQM) atau manajemen mutu terpadu, continous quality improvement
atau peningkatan mutu berkesinambungan, quality management atau manajemen
mutu. Dengan demikian jaminan mutu layanan kesehatan mencakup kegiatan :
1. Mengetahui kebutuhan dan harapan pasien/masyarakat yang menjadi pelanggan
eksternal layanan kesehatan.
2. Menggunakan semua kemampuan dan bakat orang yang terdapat dalam instansi
pelayanan kesehatan.
3. Membuat keputusan berdasarkan fakta atau data, bukan perkiraan atau dugaan.
18
19
4. Bekerja dalam kelompok yang terdiri dari setiap orang yang terlibat dengan
pengakuan bahwa semua tenaga kesehatan merupakan sumber daya mutu dan
produktivitas sehingga setiap tenaga kesehatan akan merasa bahwa kontrbusinya
kepada instansi pelayanan kesehatan layanan kesehatan dihargai.
5. Menghindarkan pemborosan setiap bagian instansi pelayanan kesehatan layanan
kesehatan, termasuk waktu, karena waktu adalah uang.
6. Mengelola semua proses untuk menghasilkan apa yang dianggap penting, tetapi
pada saat yang sama harus mendorong orang menjadi inovatif dan kreatif.
7. Semua kegiatan itu harus selalu dikerjakan, karena mutu adalah doing the right
things all the times.
Pada dasarnya tahapan pendekatan jaminan mutu layanan kesehatan
dilaksanakan melalui :
a. Sadar mutu
b. Penyusunan standar
c. Mengukur apa yang dicapai
d. Membuat rencana peningkatan mutu layanan kesehatan yang diperlukan.
Semua langkah dalam siklus jaminan mutu layanan kesehatan atau lingkaran
mutu selalu berulang dan berkesinambungan serta tidak pernah berhenti, seperti
terlihat dalam gambar lingkaran mutu.
19
20
Total Quality
Management
Quality Assurance
(QA)
Inspection
20
21
21
22
22
23
23
24
24
25
25
26
g. Compasion (perasaan)
Instansi pelayanan kesehatan harus memiliki rasa simpati terhadap konsumen
eksternal terutama menyangkut kebutuhan dan harapan mereka, konsumen
internal (pegawai) menyangkut haknya.
h. Courtesy (kesopanan)
Instansi pelayanan kesehatan melalau para karyawan harus menunjukkan
sikap sopan kepada consumen terutam karyawan yang langsung berhubungan
dengan consumen.
i. Cooperation (kerjasama)
Instansi pelayanan kesehatan harus bisa menciptakan iklim kerja yang baik
antar karyawan maupun antara instansi pelayanan kesehatan dengan
kosumen.
j. Capability (kemampuan)
Instansi pelayanan kesehatan harus memiliki kemampuan untuk melakukan
pengambilan keputusan dan melakukan tindakan yang berkaitan dengan
pelayanan.
k. Confidence (kepercayaan)
Instansi pelayanan kesehatan harus memiliki rasa percata diri bahwa instansi
pelayanan kesehatan mampu menyediakan produk atau layanan sesuai
kebutuhan dan harapan consumen. Rasa percata diri harus tertanam keseluruh
diri karyawan.
l. Criticism (kritik)
Instansi pelayanan kesehatan harus bersedia menerima kritican dari siapapun,
baik dari karyawan maupun dari eksternal terutama kritik dari konsumen.
Agar TQM berhasil menurut Heizer dan Render (2005) menyodorkan
beberapa aliran yang harus dilakukan oleh instansi pelayanan kesehatan seperti
disajikan pada gambar 2.3 dibawah ini. Keberhasilan implementasi TQM diawali
dengan lingkungan yang kondusif yang membantu perkembangan kualitas
diikuti pemahaman tentang prinsip-prinsip kualitas dan usaha untuk meminta
karyawan terlibat aktif mengikuti aktifitas yag diperlukan.
26
27
Organizational Practices
Quality principles
Employee fulfiilment
Customer Statisfaction
27
28
28
29
29
30
Employee
Employee Empowerment Quality
Involvement Measurement
Teamwork Continuous Customer Training
Improvement Focus
Thinking Value
TQM
Statistically Improvement
Prevention Universal
Responsibility
Supplier Bench-
Teaming Sustained Root Cause marking
Management Corrective
Commitment Action
12
30
31
31
32
32
33
a. Pengamatan langsung
Pengamatan langsung dapat menghindarkan berbagai kesulitan yang
berhubungan dengan rekonstruksi kejadian hasil pemeriksaan pencatatan
retrospektif dn dari jawaban terhadap wawancara atau kuesioner. Pengamatan
langsung mungkin merupakan satu-satunya cara untuk melihat rincian
penyelenggaraan layanan kesehatan. Dalam pelaksanaan pengamatan langsung
terdapat syarat bagi pengamat yaitu:
· Harus mengerti terhadap apa yang akan diamati
· Harus low profile, tidak sok pintar
· Mempunyai latarbelakang yang berhubungan dengan apa yang sedang
diamati
· Harus dapat bersifat objektif.
Instrumen dalam melaksanakan pengamatan langsung dapat berupa
daftar tilik atau cheeklist. Daftar tilik merupakan salah satu alat yang dapat
digunakan untuk memudahkan pengaatan selama proses layanan kesehatan
dilakukan.
b. Penentuan sampel
Semua tehnik pengukuran memerlukan sampel pengamatan. Penentuan
berapa besar sampel dapat dibaca dala uku statistik khususnya kesehatan, tetapi
hal-hal berikut perlu diperhatikan:
· Pertama, sampel yang dipilih harus bebas bias sehingga sampel sama atau
hampir sama dengan populasinya.
· Kedua, sampel harus mengasilkan ukuran dalam jumlah yang dapat
dikerjakan secara realistis atau mudah oleh kelompok.
langsung, dapat berupa hasil kerja pelaksana pelayanan atau berupa pandangan
pemakai jasa kesehatan. Contoh program menjaga mutu retrospektif adalah :
Record review, tissue review, survey klien dan lain-lain.
a. Review Jaringan Rekam Medik
Pemeriksaan dan penilaian catatan medik atau catatan lain merupakan kegiatan
yang disebut sebagai audit. Pemeriksaan rekam medik pasien atau catatan
lainnya sangat berguna sebagai kegiatan awal kelompok jaminan mutu layanan
kesehatan akan dengan mudah melakukan pemerikaan dan penilaian terhadap
hasil pemeriksaan tersebut.
b. Review Jaringan
Review merupakan penilaian terhadap pelayanan yang diberikan, penggunaan
sumber daya, laporan kejadian/kecelakaan seperti yang direfleksikan pada
catatan-catatan. Penilaian dilakukan baik terhadap dokumennya sendiri apakah
informasi memadai maupun terhadap kewajaran dan kecukupan daripelayanan
yang diberikan.
c. Survey Klien
Survey dapat dilaksanakan melalui kuesioner atau interview secara langsung
maupun melalui telepon, terstruktur atau tidak terstruktur.
34
35
35
36
C. Rangkuman Materi
Penjaminan mutu pelayanan kesehatan adalah upaya yang sistematis dan
berkesinambungan dalam memantau dan mengukur mutu serta melakukan
peningkatan mutu yang diperlukan agar mutu layanan kesehatan senantiasa sesuai
dengan standar layanan kesehatan yang disepakati.
Jaminan mutu layanan kesehatan ini mencakup semua kegiatan yang
bertujuan untuk meningkatkan mutu. Contoh istilah tersebut meliputi total quality
management (TQM) atau manajemen mutu terpadu, continous quality improvement
atau peningkatan mutu berkesinambungan, quality management atau manajemen
mutu.
Secara umum mutu layanan kesehatan dapat diukur melalui:
a. Pengukuran mutu perspektif yaitu stadarisasi, lisensi, sertifikasi dan akreditasi.
b. Pengukuran mutu konkruen yaitu pengamatan langsung dan penentuan sampel.
c. Pengukuran mutu retrospektif yaitu review jaringan rekam medik, review
jaringan dan survey klien.
d. Pengukuran mutu internal yaitu expert group and tim based.
e. Pengukuran mutu eksternal yaitu Badan Penyelenggara Akreditasi
Penyelenggaraan layanan kesehatan.
D. Latihan/Tugas
1. Diskusikan tentang cara pengukuran mutu layanan kebidanan!
2. Uraikan cara pengukuran mutu perspektif layanan kebidanan!
36
37
F. Daftar Pustaka
1. Depkes, 2001. Azrul Azwar, 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan, Edisi ke
tiga, Binarupa Aksara. Jakarta. hal. 44-7.
2. Tjiptono F.1998. Total Quality Manajemen.
3. Depkes RI, 1999. Program Jaminan Mutu, Dirjen Binkesmas, Jakarta.
4. Wiyono DJ. 1999. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan : Teori, Strategi dan
Aplikasi, Universitas Airlangga, Surabaya.
5. Depkes. 2005. Quality Assurance.
6. Pohan, Imbalo, S. 2002. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan. Penerbit buku
kedokteran: EGC.Jakarta.
7. Vincent G. 2005. Total Quality Management, Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama.
8. Sallis E. 2008. Total Quality Management.
9. Nasution. 2001. Mananjemen Mutu Terpadu, Jakarta: Ghalia Indonesia.
37