Anda di halaman 1dari 12

PAPER

“QUALITY ASSURANCE & QUALITY CONTROL”

Nama: Malthidis Dolvina Dona


NIM : 1707010045

PRODI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2020
QUALITY ASSURANCE & QUALITY CONTROL

Quality Assurance adalah suatu proses yang dilaksanakan secara


berkesinambungan, sistematis, objektif, dan terpadu dalam menetapkan masalah
maupun penyebab masalah mutu layanan kesehatan berdasarkan yang telah ditetapkan.
Menjaga Mutu (QA) dalam Pelayanan Kesehatan merupakan suatu rangkaian
kegiatan pelayanan kesehatan berdasarkan standar dan prosedur medis yang semestinya
agar mutu pelayanan kesehatan tetap terjaga, ditinjau dari pandangan pemberi
pelayanan kesehatan maupun kepuasan pasien. Tujuannya yaitu menetapkan masalah
mutu dan penyebab berdasarkan standar yang telah ditetapkan, menetapkan dan
melaksanakan cara penyelesaian masalah sesuai dengan kemampuan yang tersedia,
menilai hasil kerja, dan menyusun rencana tindak lanjut untuk lebih meningkatkan mutu
layanan kesehatan.
Kegiatan Quality Assurance (Jaminan Mutu) di rumah sakit atau jasa pelayanan
kesehatan bertujuan menyediakan perawatan dan pelayanan terbaik bagi seluruh pasien.
Untuk mereka yang memiliki kontak langsung kepada pasien, memberikan perawatan
dan pelayanan yang terbaik merupakan konsep nyata tentang QA. Sementara bagi
mereka yang tidak memiliki kontak langsung dengan pasien, memberikan mutu
pekerjaan yang baik sehingga memberikan kontribusi kepada kepada penciptaan mutu
pelayanan dan perawatan yang baik untuk para pasien menjadi konsep mereka
mengenai QA.
Empat Prinsip Quality Assurance:
1. QA berorientasi ke depan untuk mempertemukan kebutuhan dari harapan pasien
dan masyarakat;
2. QA memfokuskan pada sistem dan proses;
3. QA menggunakan data untuk menganalisis proses penyampaian pelayanan;
4. QA mendorong suatu pendekatan tim dalam pemecahan masalah dan
peningkatan mutu.
Quality Control adalah kegiatan untuk memantau, mengevaluasi dan
menindaklanjuti agar persyaratan mutu yang ditetapkan tercapai. Quality Control (QC)
juga adalah kumpulan aktivitas yang bertujuan untuk memastikan kualitas produk yang
dihasilkan, atau dengan kata lain berfokus pada hasil produksi apakah sesuai dengan
requirement atau spesifikasi awal yang ditetapkan. Dari kedua definisi diatas dapat
diartikan bahwa QA memastikan proses pengembangan produk berjalan dengan baik
sedangkan QC memastikan hasil produksi sesuai dengan spesifikasi awal produk. Di
Quality Assurance (QA), kita mencari cara yang paling efektif untuk menghindari
kecacatan sedangkan di Quality Control (QC) kita berusaha untuk mendeteksi kecacatan
dan kemudian mencari cara perbaikan untuk membuat kualitas produk menjadi lebih
baik.
1. Perbedaan antara Quality Assurance & Quality Control
Quality Assurance Quality Control
Arti dan Menjaga mutu, dalam proses, Mengendalikan mutu dengan
maksud agar mutu yang dihasilkan memeriksa (inspeksi) hasil produksi,
seperti yang dikehendaki, sesuai apakah mutu sudah sesuai yang
dengan standar atau manual dikehendaki, sesuai dengan standar
Fokus  Berfokus pada upaya  Berfokus pada identifikasi atau
pencegahan terjadinya koreksi hasil produksi
kesalahan pada proses  QC adalah proses reaktif
pengembangan produk  Pendekatan berdasarkan produk
 QA adalah proses pro-aktif
 Pendekatan berdasarkan proses
Tujuan QA bertujuan untuk QC bertujuan untuk memberikan
meningkatkan kualitas pelayanan kepuasan kepada pelanggan dari
pasien dan meningkatkan status suatu jasa atau produk yang
kesehatan masyarakat, ditawarkan dengan cara memeriksa
government auditors dan sebagai hasil produksi, memonitor dan
regulator (pengatur) menilai produk yang bermutu.
Metode  Audit internal dan surveilan,  Metode statistik
apakah data proses
pengerjaannya telah sesuai atau  Menilai mutu akhir
mengikuti (patuh) terhadap  Evaluasi output
standart operating procedure  Kontrol mutu
 Evaluasi proses  Monitoring pekerjaan sehari-hari
 Mengelola mutu  Inspeksi dan Pengujian (testing)
 Metode penyelesaian masalah terhadap produk merupakan
 Kualitas audit merupakan salah contoh proses pada QC
satu contoh proses pada QA

2. Bentuk penerapan dari Quality Assurance & Quality Control dalam pelayanan
kesehatan di Puskemas dan Rumah Sakit di Indonesia
1. Bentuk penerapan Quality Assurance
A. Bentuk Penerapan Quality Assurance (QA) di Rumah Sakit
1. Topik-topik Quality Assurance yang dapat dilakukan di Rumah Sakit
a. Tindakan pelayanan medis secara umumnya
b. Kegiatan-kegiatan pre dan pasca operatif
c. Kebijaksanaan terapi, termasuk terapi antibiotika
d. Reaksi transfusi darah
e. Pelayanan laboratorium
f. Pelayanan radiologi
g. Koordinasi pelayanan gawat darurat
h. Perawatan luka baring
i. Perawatan luka bakar
j. Pertolongan partus
k. Pengendalian infeksi nosokomial
l. Pengendalian infeksi suntikan jarum infus
m. Kebersihan dan sterilisasai, dan sebagainya.
2. Kegiatan-kegiatan untuk mendukung penyelenggaraan QA pelayanan kesehatan
di Rumah Sakit, terdiri dari:
a. Pendidikan dan pelatihan medis berkelanjutan
b. Pelatihan metode statistik, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan
c. Peer review
d. Audit medis
e. Manajemen mutu pelayanan kesehatan
f. Standarisasi pelayanan medis
g. Indikator-indikator klinik
h. Akreditasi
i. Sertifikasi
j. Masyarakat ilmiah atau asosiasi kedokteran
k. Simposium, seminar, lokakarya, meeting ilmu kedokteran.
3. Pelaksanaan fungsi pengorganisasian QA di Rumah Sakit
a. Lini depan: pelayanan langsung sehari-hari:
1) Penerimaan dan transfer pasien (triase).
2) Rekam medis atau pencatatan pelaporan.
3) Pelayanan klinik/tindakan medis dan keperawatan.
4) Pelayanan laboratorium.
5) Pelayanan radiologi.
6) Pelayanan transfuse darah.
7) Kebersihan dan sterilisasi ruangan.
8) Gugus kendali mutu, dan sebagainya.
b. Lini tengah: pelayanan tidak langsung/periode:
1) Pengendalian infeksi (termasuk penyakit nosokomial)
2) Peer review
3) Surgical review
4) Tissue review
5) Medical record review
6) Black tranfussion review
7) Drug usage review
8) Case study
9) Death case study
10) Audit commitee
11) Drug commitee
12) Accidence commitee
13) Autopsi meetings
14) Medical commitee
c. Lini belakang: pengarahan dan koordinasi QA:
1) Kebijaksanaan manajemen mutu rumah sakit
2) Koordinasi pelayanan mutu bersama komite medik, standarisasi prosedur
pelayanan, akreditasi
3) Pendidikan dan pelatihan umum
4) Penanganan keluhan, klien, dan kepuasan pasien
5) Kegiatan lintas fungsional
6) Proyek peningkatan mutu pelayanan yang diperlukan.
7) Monitoring dan evaluasi pelayanan mutu.
4. Model pelayanan rumah sakit
Manajemen rumah sakit sesungguhnya bersifat kompleks. Tidak hanya
menyangkut manajemen pelayanan medik, pelayanan keperawatan, namun juga
menyangkut manajemen perhotelan, pelayanan komunikasi, informasi dan
edukasi, manajemen personalia, manajemen perlengkapan, tranportasi dan
manajemen pelayanan umum lainnya.
Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit, khususnya yang
menyangkut proses pelayanan dapat digambarkan dalam model pelayanan
rumah sakit pada gambar berikut:
B. Bentuk Penerapan Quality Assurance (QA) di Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama (FKTP) yang bertanggung jawab atas kesehatan masyarakat di wilayah
kerjanya pada satu atau bagian wilayah kecamatan. Peraturan menteri Kesehatan Nomor
75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dinyatakan bahwa
Puskesmas berfungsi menyelenggarakan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat
pertama. Puskesmas sebagai Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Dinas kesehatan
kabupaten/kota, sehingga dalam melaksanakan tugas dan fungsinya akan mengacu pada
kebijakan pembangunan kesehatan Pemerintah Daerah Kabupaten / Kota bersangkutan,
yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan
Rencana Lima Tahunan dinas kesehatan kabupaten / kota.
Pedoman manajemen pada Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) diatur
dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2016.
Manajemen ini digunakan untuk melaksanakan upaya kesehatan baik di tingkat pertama
dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama. Dibutuhkan manajemen Puskesmas
yang dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan agar menghasilkan kinerja
Puskesmas yang efektif dan efisien.
Pedoman manajemen Puskesmas harus menjadi acuan bagi:
1. Puskesmas dalam:
a. Menyusun rencana 5 (lima) tahunan yang kemudian dirinci kedalam rencana tahunan;
b. Menggerakkan pelaksanaan upaya kesehatan secara efisien dan efektif.
c. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan penilaian kinerja Puskesmas.
d. Mengelola sumber daya secara efisien dan efektif; dan
e. Menerapkan pola kepemimpinan yang tepat dalam menggerakkan, memotivasi, dan
membangun budaya kerja yang baik serta bertanggung jawab untuk meningkatkan mutu
dan kinerjanya.
2. Dinas kesehatan kabupaten / kota dalam melaksanakan pembinaan dan bimbingan
teknis manajemen puskesmas.
Ruang lingkup Pedoman Manajemen Puskesmas, meliputi:
1. Perencanaan;
2. Penggerakan dan pelaksanaan;
3. Pengawasan, pengendalian dan penilaian kinerja; dan
4. Dukungan dinas kesehatan kabupaten / kota dalam manajemen Puskesmas.
Siklus manajemen Puskesmas yang berkualitas merupakan rangkaian kegiatan
rutin berkesinambungan, yang dilaksanakan dalam penyelenggaraan berbagai upaya
kesehatan secara bermutu, yang harus selalu dipantau secara berkala dan teratur,
diawasi dan dikendalikan sepanjang waktu, agar kinerjanya dapat diperbaiki dan
ditingkatkan dalam satu siklus “Plan-Do-Check-Action (P-D-C-A)”.
A. Tahap I: Tahap Analisis Sistem (Sistem Analysis)
Tahap ini dilakukan telaah terhadap sistem pelayanan kesehatan di Puskesmas
dengan melakukan pengamatan terhadap proses pelayanan kesehatan dasar yang
dilakukan oleh tenaga medis/ paramedis di Puskesmas dengan menggunakan
daftar tilik (check list). Pengamatan dilakukan oleh teman sejawat (lain
Puskesmas) yang sudah dilatih dan sebaliknya, menilai yang belum dilatih untuk
mengumpukan data dasar, tentang kepatuhan terhadap standard operating
procedure (check list) dalam pelayanan kesehatan dasar tersebut. Hasil
pengamatan ini disajikan di daerah sebagai bahan feedback. Masalah atau
persoalan sederhana yang berkaitan dengan kepatuhan (compliance) petugas
dalam memenuhi standar, diselesaikan dengan membuat rencana pelaksanaan
kegiatan (POA- Plan of Action).

B. Tahap II: Tahap Supervisi (Supervision Based)


Tahap supervisi, dimaksudkan untuk memonitor dan mengevaluasi, apakah POA
telah dilaksanakan sebagaimana mestinya. Tahap ini merupakan langkah
lanjutan terhadap analisis sistem. Dalam tahap ini dilihat apakah petugas telah
meningkatkan mutu kerjanya dengan mematuhi stadard operating procedure atau
standar pelayanan kesehatan dasar yang ditetapkan. Survey dilakukan oleh
pimpinan Puskesmas, supervisor dari Dinas Kesehatan Kabupaten dan Kota atau
dari Propinsi, oleh para supervisor atau circuit reider yang telah dilatih.
C. Tahap III: Tahap pendekatan tim (team based)
Petugas-petugas Puskesmas dalam Tahap ini diharapkan akan dapat
menyelesaikan masalah-masalah kompleks dalam upaya meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan dasar. Suatu masalah atau upaya meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan yang solusinya memerlukan kerja sama dari kepemimpinan
tim yang berwawasan mutu dan kepuasan pasien/pelanggan. Tahap selanjutnya
diharapkan Puskesmas tetap melakukan peningkatan mutu berkelanjutan
CQI/QA dalam Pelayanan Kesehatan Dasar (PKD).
C. Bentuk Penerapan Quality Assurance (QA) di Puskesmas
1. Pengertian
Apabila ditingkatkan mutu pelayanannya akan menngurangi permasalahan
penyakit. Secara ekonomi, artinya tidak memerlukan biaya besar dalam
mengatasi masalah. Terdapat kesepakatan dari uji coba sementara dengan
menyepakati 10 Pelayanan Kesehatan Dasar (PKD) yang cost effective, yaitu:
a. Imunisasi;
b. Ante Natal Care (ANC);
c. Pengobatan TBC Paru;
d. Malaria;
e. Demam Berdarah Dengue;
f. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA);
g. Diare;
h. Gizi (kurang kalori protein, anemia besi, kekurangan iodium);
i. Keluarga Berencana;
j. UKS, termasuk pengobatan kecacingan.
2. Check list dalam Proses Pelayanan Kesehatan
Daftar Tilik (Check List) dipergunakan sebagai alat untuk mengumpukan data-
data proses pelayanan kesehatan/medis yang dilaksanakan oleh petugas tenaga
kesehatan, meliputi:
a. Anamnese;
b. Pemeriksaan fisik/laboratorium;
c. Pengobatan/pemberian resep;
d. Penyuluhan;
e. Rujukan;
f. Sarana yang dipakai;
3. Standar pengelompokan, terdiri dari:
a. Daftar tilik pengamatan pelaksanaan pelayanan;
b. Daftar tilik pengetahuan pasien;
c. Daftar tilik pengetahuan petugas;
d. Daftar tilik sarana yang dipergunakan dalam pelayanan.
e. Daftar isi pertanyaan daftar tilik menyesuaikan jenis penyakit / Pelayanan
Kesehatan Dasar.
Aplikasi kegiatan quality assurance di fasilitas pelayanan kesehatan meliputi
rumah sakit, puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Informasi yang
diperlukan untuk dapat menjelaskan tentang pemeriksaan (equity), efisiensi dan mutu
pelayanan kesehatan agar benar dan akurat. Quality Assurance di rumah sakit
diantaranya berkaitan dengan tindakan pelayanan medis pada umumnya sampai
kebersihan dan sterilisasi. Kegiatan pendukung yang dilakukan diantaranya pendidikan
dan pelatihan medis berkelanjutan, audit medis, akreditasi sampai simposium dan
meeting ilmu kedokteran.

Pelaksanaan fungsi organisasi quality assurance quality assurance meliputi 3


(tiga) lini. Pertama adalah lini depan, merupakan pelayanan langsung dan dilakukan
sehari-hari di fasilitas pelayanan kesehatan. Lini tengah berupa pelayanan tidak
langsung (termasuk penyakit nosokomial) sampai menitoring dan evaluasi pelayanan
mutu rumah sakit. Berdasarkan model pelayanan rumah sakit, dapat digambarkan dalam
input, proses dan output.
Aplikasi kegiatan quality assurance di puskesmas terdiri dari 3 (tiga) tahap.
Tahap pertama berupa tahap analisis sistem (system analysis). Tahap kedua merupakan
tahap supervisi (supervision based). Tahap ketiga merupakan tahap pendekatan tim
(team based). Pelayanan kesehatan dasar meliputi imunisasi, Ante Natal Care (ANC)
sampai Unit Kegiatan Sekolah (UKS) termasuk pengobatan ke cacingan.
2. Bentuk penerapan Quality Control
Quality Control bagi rumah sakit, sebagai bahan acuan untuk pengendalian mutu
pelayanan di bidang kesehatan, serta pembinaan penyelenggaraan pelayanan yang
berorientasi mutu. Bagi penyelenggara, sebagai acuan dalam menyelenggarakan
kegiatan yang berorientasi mutu, bagi konsumen mendapatkan pelayanan yang
berorientasi mutu mulai dari input, proses dan output, dan bagi tim akreditasi sebagai
acuan dalam melakukan audit terhadap penerapan hasil akreditasi.
Proses Quality Control dalam penyelenggaraan pelayanan, yaitu:
a. Tahap Preliminary Control: audit terhadap faktor input dan mengacu pada
komponen dalam akreditasi pelayanan
b. Tahap Concurrent Control: audit pada tahap proses peyelenggaraan pelayanan
meliputi:
 Penerapan standar pelayanan
 Penerapan standar proses penyelenggaraan pelayanan termasuk evaluasi
kepuasan konsumen terhadap proses penyelenggaraan pelayanan
c. Tahap Rework Control: audit terhadap faktor output dalam penyelenggaraan
pelayanan
d. Audit terhadap faktor outcome pelayanan

DAFTAR PUSTAKA
http://cantikmegawati.blogspot.com/2014/02/qc-quality-controldan-qaquality.html?m=1
https://ilmumanajemenindustri.com/perbedaan-pengertian-quality-control-qc-quality-
assurance-qa/
http://febrianyaddress.blogspot.com/2016/05/perbedaan-dan-persamaan- quality.html?
m=1
https://www.academia.edu/12620799/quality_assurance
bppsdmk.kemkes.go.id MMIK-I_FINAL_SC_26_12_2017.pdf

Anda mungkin juga menyukai