PELAYANAN FARMASI
IDA LISNI
PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN 2019 & RAKERNAS IKATAN APOTEKER INDONESIA
13 - 15 MARET 2019 DI BANDUNG, JAWA BARAT
LEARNING OBJECTIVE
1 Pharmaceutical care
2 Evidence-based pharmacy
3 Meeting patients’ needs
4 Chronic patient care – HIV/AIDS
5 Self-medication 10
6 Quality assurance of pharmaceutical care services
7 Clinical pharmacy
8 Pharmacovigilance
PENGERTIAN MUTU
Mutu adalah suatu produk atau jasa yg memenuhi syarat atau
keinginan konsumen, sehingga konsumen dapat menggunakan atau
menikmati produk atau jasa tersebut dengan sangat puas dan ia
menjadi konsumen tetap.
• pelayanan
PELAYANAN tersebut dapat
YANG memenuhi
MEMUASKAN kebutuhan dan
harapan pasien.
JAMINAN MUTU PELAYANAN
I. Perencanaan, yaitu menyusun rencana kerja dan cara monitoring dan evaluasi
untuk peningkatan mutu sesuai target yang ditetapkan.
Mendefinisikan Pendidikan
kualitas pelayanan Penilaian kualitas
personel dan Penilaian ulang Up date
farmasi yang pelayanan farmasi
peningkatan kualitas
diinginkan dalam yang sedang berjalan
fasilitas pelayanan
indikator/
bentuk berdasarkan kriteria kriteria
pelayanan bila farmasi.
yang telah ditetapkan
indikator/kriteria diperlukan
Aplikasi Program Pengendalian Mutu
Sosialisasikan kriteria
• High risk
• High volume
• High cost
• Bad performance
JENIS INDIKATOR MUTU
(SNARS ED I)
1. Indikator mutu area klinik (IAK) yaitu indikator mutu yang bersumber dari area
pelayanan
Contoh:
• EPO antibiotik
• Persentase Kesalahan Obat (medication error)
2. Indikator mutu area manajemen (IAM) yaitu indikator mutu yang bersumber dari area
manajemen
Contoh
• Waktu tunggu pelayanan resep
• death stock
3. Indikator mutu Sasaran Keselamatan Pasien yaitu indikator mutu yang
mengukur kepatuhan staf dalam penerapan sasaran keselamatan pasien dan budaya
keselamatan
UNSUR-UNSUR YANG MEMPENGARUHI MUTU PELAYANAN
Unsur proses
• tindakan yang dilakukan oleh seluruh staf
farmasi
Unsur lingkungan
• Kebijakan-kebijakan, organisasi, manajemen
INPUT PROSES
1.Sumber 1. Perencanan PENGGUNAAN/
OUTPUT FARMASI
daya/tenaga 2. Pengadaan 1.Ketersediaan KLINIK
2. Dana yang
tersedia 3. Penerimaan obat
4. Penyimpanan 2.Kepuasan Ketepatan
3.Sarana/prasarana penggunaan
5. Distribusi pasien
obat
Indikator mutu yang sudah dipilih bila sudah tercapai terus menerus selama setahun
tidak bermanfaat untuk melakukan perbaikan karena sudah tidak ada lagi yang perlu
diperbaiki, dengan demikian sebaiknya diganti dengan indikator mutu baru.
PROFIL INDIKATOR MUTU AREA MANJEMEN
(Contoh)
Ket : Dari 755 pasien yang mendapat resep antibiotik terdapat 568 pasien yang memenuhi kriteria analisis
kesesuaian dosis
HASIL
Jumlah Penulisan Resep Antibakteri KESIMPULAN
Kelas Antibakteri Ʃ Rx %
Sefalosporin • Semua pasien GEA menerima antibiotika
Generasi III Seftriakson 39 33,33 dengan indikasi dan dosis yang sesuai.
• Tidak terjadi duplikasi ataupun kejadian
Sefotaksim 33 28,20
kontraindikasi.
Sefiksim 12 10,25 • Antibiotika yang terbanyak untuk terapi
Generasi I Sefadroksil 1 0,85 GEA adalah golongan sefalosporin generasi
Penisilin III.
Aminopensilin Amoksisilin 7 5,98 • Potensi interaksi terjadi pada pemberian
Kloramfenikol Tiamfenikol 7 5,98 seftriakson dan gentamisin pada 4 orang
Kloramfenikol 6 5,12
pasien, pada pemberian metronidazol dan
Sulfonamida fenobarbital pada 1 orang pasien, dan
Kotrimoksazol 2 1,70
pemberian amoksisilin dan susu pada 7
Aminoglikosida Gentamisin 1 0,85 orang pasien
Total 117