Anda di halaman 1dari 66

Dr. Satibi, S.Si., M.Si.

, Apt
Tempat tgl lahir : Sukoharjo, 18 Februari 1974

Pendidikan:
1. S1 : Fakultas Farmasi UGM (1998)
2. Apoteker : Farmasi UGM (1999)
3. S2 : Magister Manajemen Farmasi UGM (2001)
4. S3 : Farmasi UGM (2007- 2011 )

Jabatan:
1. Dosen Fakultas Farmasi UGM : 1999-skrg
2. Sekertaris Bagian Farmasetika FA UGM: 2003- 2007
3. Wakil Direktur Akademik MMF Fakultas Farmasi UGM : 2004 – 2009
4. Kepala Laboratorium MFFM : 2011 - 2012
5. Ketua Dewan Redaksi JMPF : 2011 – skrg
6. Pengelola MMF : 2012
7. WD 3 PKSI Farmasi UGM : 2012 -
Organisasi:
Ketua ASAPIN Kabupaten Sleman DIY
Email : satibi@ugm.ac.id
Fb : satibi ali kusnadi
HP :08122755352
INVENTORY CONTROL
MANAGEMENT

(Dr. Satibi, S.Si., M.Si., Apt)

Magister Manajemen Farmasi


Fakultas Farmasi
Universitas Gadjah Mada

Disampaikan pada Pelatihan Manajemen Obat di Rumah Sakit Dalam Jaminan Kesehatan Nasional
Fakultas Farmasi UGM, 30 Mei-1 Juni 2016
KEBIJAKAN PENGELOLAAN OBAT
1. Menjamin ketersediaan obat yang aman
berkhasiat dan jumlah cukup
2. IF sesuai dengan standar
3. Pengelolaan instalasi farmasi sesuai dengan
pedoman
4. Menerapkan e – logistic untuk pencatatan
distribusi dan evaluasi obat di IF
5. Melakukan pelaporan secara periodik
POSISI OBAT DALAM YANKES
Obat diperlukan dalam upaya intervensi medik
Perlu jaminan ketersediaan, pemerataan,
keterjangkauan dan mutu
Instalasi Farmasi penyelenggara pekerjaan
kefarmasian untuk keperluan unit yankes
• Obat Program
Kesehatan Peran:
IFP • Obat Bufferstock Optimalisasi dana,
Propinsi efektivitas penggunaan
• Obat PKD serta pengendalian
IFK • Obat Program persediaan dan
Kesehatan pendistribusian ke Unit
yankes
• Obat Rawat Jalan
IFRS • Obat Rawat Inap

4
Distribusi & monev

PENYEMPURNAAN E-LOGISTIK:
MONITORING KETERSEDIAAN

Instalasi Farmasi Integrasi


Propinsi laporan Puskesmas
Puskesmas
Puskesmas
Puskesmas
Internet Integrasi
LPLPO
Internet Pusat/Kemkes Internet
Upload Upload Data
Bank Wajib
Data
Instalasi Farmasi Wajib Data Instalasi Farmasi
Kabupaten/Kota
Kementrian E-
Kesehatan Logisti
k
KEBIJAKAN OBAT NASIONAL

KEBIJAKAN SASARAN TUJUAN


Masyarakat, terutama masyarakat
PEMBIAYAAN OBAT miskin dapat memperoleh obat
esensial setiap saat diperlukan

Menjamin :
Obat yang dibutuhkan untuk pelayanan 1). Ketersediaan,
KETERSEDIAAN & pemerataan dan
kesehatan, terutama obat esensial
PEMERATAAN OBAT senantiasa tersedia keterjangkauan
obat, terutama
obat esensial;
Harga obat terutama obat esensial 2). Keamanan,
KETERJANGKAUAN OBAT terjangkau oleh masyarakat khasiat dan mutu
semua obat yang
beredar serta
melindungi
Tersedianya DOEN sesuai perkembangan
SELEKSI OBAT ESENSIAL ilmu pengetahuan yg dpt digunakan dlm masyarakat dari
pelayanan kesehatan secara luas penggunaan yang
salah dan
penyalahgunaan
PENGGUNAAN OBAT YANG Penggunaan obat dalam jenis, bentuk sediaan, obat;
dosis dan jumlah yang tepat, disertai informasi
RASIONAL yg benar, lengkap & tdk menyesatkan 3). Penggunaan
obat yang rasional

1). Obat yang beredar harus memenuhi syarat


PENGAWASAN OBAT keamanan, khasiat dan mutu;
2). Masyarakat terhindar dari penggunaan yang
salah dan penyalahgunaan obat
Perpres Nomor 12 Tahun 2013
tentang Jaminan Kesehatan
Pasal 20

• Pemerintah menjamin ketersediaan obat dan BMHP


• Pelayanan obat alkes dan BMHP berpedoman pada daftar dan harga
obat, alkes dan BMHP yang ditetapkan oleh Menteri
• Daftar obat, alkes dan BMHP dituangkan dalam Fornas dan
Kompendium Alkes
7
PERSEDIAAN
Modal yg diinvestasikan

40%

Persediaan Aset yang paling mahal

Manajemen persediaan
yang baik
Sangat penting
Drug Management Cycle

 Selection

Management Support
Planning and Administration
Use Organization and Management Procurement
Information Management
Human Resources

Distribution
Inventory Control ?
 Pengawasan terhadap persediaan yang dikenal juga
sebagai inventory control adalah bagaimana fungsi
tersebut dapat dilaksanakan secara efektif.

 Mengapa pengendalian persediaan sangat penting ?


 * Karena begitu besar jumlah yang diinvestasikan
dalam persediaan. Pengendalian persediaan yang
tepat memiliki pengaruh yang kuat dan langsung
terhadap perolehan kembali atas investasi.
 * Pengendalian persediaan juga penting dalam
menentukan stok yang benar
 Inventory dapat berupa :
 * barang mentah (raw material)
 * barang setengah jadi (work in process)
 * barang jadi (finished goods)
 * barang pengemas (packaging materials)
Pengendalian Persediaan yang Efektif ?
 Pengendalian persediaan yang efektif adalah
mengoptimalkan dua tujuan :
 1. Memperkecil total investasi pada persediaan
 2. Menjual/menyediakan berbagai produk yang benar untuk
memenuhi permintaan konsumen.

 Hal ini dapat dicapai apabila dapat menentukan :


 1. Berapa banyak suatu item barang akan dipesan pada suatu
waktu.
 2. Kapan dilakukan pemesanan ulang terhadap item tersebut.
 3. Yang mana dari item-item tersebut perlu dilakukan
pengawasan.
Masalah Pengendalian Persediaan

 Masalah klasik dari pengendalian persediaan


adalah bagaimana cara menyeimbangkan antara
pengaturan persediaan dengan biaya-biaya yang
ditimbulkannya.
Pertimbangan Biaya variabel :
1. Biaya penyimpanan
 Biaya-biaya variabel yang berhubungan langsung dengan
jumlah persediaan, seperti: biaya resiko kerusakan, kecurian,
penerangan, keusangan, dll.
2. Biaya pemesanan
 Biaya yang setiap kali harus ditanggung dalam pemesanan
suatu bahan/barang, seperti: biaya telepon, pemrosesan
pesanan, pemeriksaan penerimaan, pengiriman ke gudang.
3. Biaya penyiapan
 Biaya yang harus ditanggung oleh RS dalam memproduksi
suatu komponen apabila bahan-bahan tersebut tidak dibeli
tetapi diproduksi sendiri, seperti Biaya mesin-mesin tidak
terpakai, persiapan tenaga kerja langsung, penjadwalan,
ekspedisi.
4. Biaya kehabisan/kekurangan bahan
Biaya ini terjadi apabila persediaan tidak
mencukupi terhadap permintaan atas bahan tersebut,
seperti: adanya biaya karena pemesanan khusus,
biaya kegiatan administrasi, kehilangan pelanggan,
dll.

Dalam hal ini, perlu dilakukan pengendalian jumlah


persediaan untuk memenuhi kebutuhan dengan cara
yang paling ekonomis dan meminimalkan total biaya
persediaan.
Tujuan Inventory Control
 Tujuan dari persediaan yang paling penting :
 Melindungi dari kerugian.
Persediaan dapat melindungi dari berbagai fluktuasi
dari permintaan dan penawaran. Jika distribusi obat
dari supplier terlambat atau permintaan tiba-tiba
meningkat seperti pada kasus penyakit epidemik
tertentu, maka sistem persediaan yang baik dapat
melindungi persediaan dari stok kosong.
 Membuat sistem pengadaan/ manufaktur.
Harga unit-unit dari obat dengan sistem manufaktur
biasanya lebih rendah, dan hal tersebut dihasilkan dari
sistem persediaan yang baik.
Tujuan Inventory Control (cont’n)
 Meminimalkan waktu tunggu.
Sistem persediaan dapat meningkatkan
ketersediaan obat secara optimal, sehingga
pelayanan kesehatan dapat ditingkatkan.
 Meningkatkan efisiensi transportasi.
Biaya transportasi akan meningkat jika tidak ada
sistem persediaan atau stok.
 Mengantisipasi fluktuasi.
Fluktuasi akan permintaan sulit untuk diprediksi.
Sistem inventori dapat mengantisipasi kenaikan
permintaan yang tidak menentu.
Model-Model Pengendalian
Persediaan
 Ada beberapa model sistem pengendalian
persediaan yaitu :
 1. Model ABC
 2. minimum dan maximum stock level
 3. Consumption-based Reordering formula
 4. Model EOQ
 5. Model VEN
 6. Model JIT
Model ABC (Always Better Control)
 Pengendalian perusahaan berhubungan dengan aktivitas
pengaturan persediaan bahan-bahan agar dapat menjamin
persediaan dan pelayanannya kepada pasien. Salah satu
pengendalian persediaan adalah dengan model ABC atau
analisis pareto. Analisi ABC ini menekankan kepada
persediaan yang mempunyai nilai penggunaan yang relatif
tinggi atau mahal, seperti pada bagan berikut ini :

 Kel Jumlah item Jumlah nilai

 A 20% 75%
 B 30% 20%
 C 50% 5%
 100% 100%

ANALISA ABC

80

75 Klas A

60

% 50

Biaya 40

Pema 30
kaian Klas B
20

10
Klas C
0
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

% item persediaan
Sistem analisis ABC ini berguna dalam sistem
pengelolaan obat, yaitu dapat menimbulkan
frekuensi pemesanan dan menentukan prioritas
pemesanan berdasarkan nilai atau harga obat.

Latihan Analisis ABC


ANALISA ABC
Digunakan untuk:
1. Mengurangi persediaan (inventory) dan biaya
dg mengatur pembelian yg lebih sering dan
pengiriman dlm jumlah lebih sedikit untuk
obat kelas A
2. Mencari penurunan harga yg besar untuk obat
klas A dan penyimpanan harus diperhatikan
3. Kontrol yg ketat oleh staf, dan adanya
pengertian bahwa order yg besar untuk klas
A harus dicatat secara ketat
Standar Pemesanan
Dasar pemesanan kembali:
1. Minimum and maximum stock levels
2. Consumption-based reordering formula
Minimum and maximum stock
levels
Dalam inventory control, dasar reorder dengan
parameter:
1. Average monthly consumption (CA)
2. Suplier lead time (LT)
3. Procurement period, time until the next order
will be place (PP)
4. Stock on hand in inventory (S1)
5. Stock now on order from supplier but not yet
received (S0)
6. Quantity of stock back-ordered to lower levels
(SB)
Rumus mathemetic Smin
dan Smax
Safety Stock (SS)
SS = (LT x CA)
Smin (Stok minimum)
Smin = (LT x CA) + SS
= 2 SS
Smax (stok maksimum)
Smax = Smin + (PP x CA)
An example of minimum –maximum level
calculations is a case in which in the lead
time for tetracyclin capsules is two months,
the average monthly consumption is 1,000
capsules, and additional safety stock
allocated is 2,000 capsules. For a
procurement period of six months, the Smin
& Smax quantity would be set:
Smin = (2 x 1,000) + 2,000 = 4,000 capsules
Smax = 4,000 + (6 x 1,000) = 10,000 capsules
Jika kondisi stok dibawah stok level
minimum, maka perhitungan order quantity
dirumuskan:
Qo = (Smax + SB)-(S1+So)
Sebagai contoh diatas, tetracyclin yang
tersedia di stok 3,000 dan pesanan yg belum
datang 2,000, dan tidak ada permintaan dari
pelayanan, maka
Qo = (10,000 + 0) – (3,000 + 2,000)
Qo = 5,000
Consumption-based Reordering
formula
Variabel yang dipertimbangkan:
1. Average monthly consumption (CA)
2. Suplier lead time (LT)
3. Procrement periode, time untilthe next order will be
place (PP)
4. Safety stock (SS)
5. Stock in inventory (S1)
6. Stock now on order from supplier but not yet received
(S0)
7. Quantity of stock back-ordered to lower levels (SB)
Rumus mathematic:

Qo = CA x (LT + PP) + SS – (S1+So)

Jika terjadi outstanding back orders (SB),


maka rumusnya:

Qo = CA x (LT+PP)+SS+SB-(S1+S0)
Contoh: tetracyclin tidak ada stok, ada
permintaan di pelayanan 2000, sebelumnya
telah pesan 3000. Lead time 2 bulan, rata-
rata penggunaan sebulan 1000, safety stock
2000 capsul, dan periode pengadaan tiap 6
bulan. Jumlah yang diorder:

Qo = 1000 x (2+6)+2000+2000-(0+3000)
= 9000 capsul
ECONOMIC ORDER
QUANTITY
(EOQ)
Gambar. Economic Order Quantity
Model EOQ (Economic Order Quantity)
 Makin besar persediaan berarti resiko penyimpanan serta besarnya
fasilitas yang harus dibangun, sehingga membutuhkan biaya
pemeliharaan yang lebih besar, namun dilain pihak biaya pemesanan
dan biaya distribusi menjadi lebih kecil. Ini berarti perlu adanya
optimalisasi agar tercapai kesetimbangan antara membangun
persediaan serta biaya distribusi dan pemesanan.
 Secara matematis perhitungan tersebut dirumuskan dalam rumus
Jumlah pesanan yang ekonomis (Economic Order Quantity / EOQ)
 EOQ = √ 2 Co S EOI = √ 2 Co
 Cm . U Cm . U S

 Dimana Co : Cost per Order (sekali Pesan)
 Cm : Cost of maintenance dari persediaan dalam setahun
 S : Jumlah permintaan setahun
 U : Cost per unit
Mencari Rumus EOQ
TIC = TCC + TOC
TCC = (C).(P).(A)
C = the percentage carrying cost, P= price perunit, A =
average number of unit
TOC = (F)(N)
F= fixed cost perorder, N = number of orders placed per
year
A = (S/N)/2
TOC = F (S/(2A))
TIC = TCC +TOC
TIC = (C) (P) (A) + F (S/(2A))
A = Q/2

TIC = (C) (P) (Q/2) + F (S/Q)


Differensiasi rumus EOQ

D(TIC) = (C)(P) - (F)(S) =0


D(Q) 2 Q2

( C )(P) = (F)(S)
2 Q2

Q2 = 2 (F)(S)
(C) (P)

Q= EOQ = √ 2(F)(S)/(C)(P)
EOQ
 Teknik pengendalian persediaan tertua
dan paling terkenal, mudah digunakan
 Ada beberapa asumsi:

1. Tingkat permintaan diketahui & bersifat


konstan
2. Lead time, waktu antara pemesanan &
penerimaan pesanan, diketahui dan
bersifat konstan
EOQ
3. Persediaan diterima dengan segera 
persediaan yg dipesan tiba dalam bentuk
kumpulan produk, pada satu waktu
4. Tidak mungkin diberikan diskon
5. Biaya variabel yg muncul hanya biaya
pemesanan dan biaya penyimpanan
persediaan sepanjang waktu
6. Keadaan kehabisan stok dapat dihindari sama
sekali bila pemesanan dilakukan pada waktu
yg tepat.
Gambar Penggunaan persediaan sepanjang waktu

Jumlah yg Q
dipesan
(persediaan
maksimal)

0
Persediaan
minimum
Reorder Point Formula
DAYS
WEEKS LEAD TIME
MONTHS

ROP = d x L
DAILY
WEEKLY DEMAND
MONTHLY

THE ORIGINAL 1912 FORMULA


Reorder Point
Saat pemesanan dilakukan, yg dinyatakan dalam
jumlah barang

ROP = d x L
D
d=
Jumlah hari kerja per tahun
d : Kebutuhan per hari
L : Waktu tunggu (Lead time)
D : Kebutuhan tahunan
The Inventory Cycle Chart
Graphically depicts the relationship between:

Q* / EOQ
ROP
d Cycle charts
enhance
understanding
L of the basic
inventory
concepts
The Inventory Cycle Chart
INVENTORY
LEVEL

Q* Q* Q*

CYCLE CYCLE CYCLE


1 2 3

d d d

ROP ROP ROP

0
L L L
UNITS
The Inventory Cycle Chart
INVENTORY
LEVEL

Q* = 100 Q* = 100 Q* = 100

CYCLE CYCLE CYCLE


1 2 3

d d d

ROP = 17 ROP = 17 ROP = 17

0
L L L
UNITS
Biaya Pemesanan
Mencakup:
Biaya pasokan
Formulir
Pemrosesan pesanan
Tenaga para pekerja
dsb
Biaya Penyimpanan
 Biaya penyimpanan: sewa bangunan,
penuyusutan, biaya operasi, pajak,
asuransi = 6%
 Biaya penanganan: peralatan, sewa,
listrik, biaya operasi = 3%
 Biaya tng kerja: penanganan tambahan= 3%
 Biaya investasi: biaya pinjaman, pajak,
asuransi persediaan = 11%
 Pencurian, kelalaian = 3%
TOTAL = 26%
 Contoh :

 Instalasi farmasi rumah sakit ABC menggunakan


Halothane 250 cc sejumlah 1200 botol per tahun.
Harga perbotolnya RP. 900.000,- Rumah sakit
memperkirakan Carryng Cost Interest Rate = 20%
dan biaya pemesanan = Rp.50.000,-/order. Kepala
instalasi Farmasi ingin mengetahui berapa banyak
Halothane yang harus dipesan setiap kali
pemesanan. Buat Fixed period system jika
diketahui lead time nya 2 hari!
 Jawab :
 EOQ = √ 2 x 50.000 x 1200
 0.2 x 900.000

 = √ 120.000.000
 180.000

 = √ 666.67

 = 25.8 ≈ 26 botol
 Ini berarti bahwa persediaan yang harus dibangun
adalah 26 botol.
Economic Order Interval
 EOI = √ 2 x 50.000
0.2 x 900.000 x 1200
= 0,0215 tahun
= 0,258 bulan
= 7,746 hari
Jadi harus beli tiap 7-8 hari sekali atau sebulan 4 kali
pesan
EOF = penggunaan setahun
EOQ
Re order point
 ROP = d x l, jika lead time 2 hari,maka
 ROP = (1200/365) x 2
 ROP = 6,57 botol ≈ 7 botol

 Jika membangun Safety stock


 ROP = 2 x (d x l)
 ROP = 14 botol
Hasil penelitian intervensi EOQ-
ROP
No. Indikator Hasil

Sebelum Sesudah
intervensi intervensi
1 Service level 91,95% 99,40%

2 ITOR (perbulan) 0,57 x 1,62 x

3 Nilai persediaan (obat A) 131.318.103,00 27.108.203,00


Model VEN (Vital Essential Non-essential)

Sistem VEN ini adalah suatu system dalam suatu pengelolaan


obat yang berdasarkan pada dampak masing-masing obat
terhadap kesehatan pasien. VEN ini terdiri dari 3 kategori,
yaitu :
V : Vital, obat-obatan yang harus ada dan penting untuk
kelangsungan hidup.
E : Essential, obat-obat penting yang dapat melawan
penyakit tapi tidak vital.
N : Non Essential yaitu obat-obat yang kurang penting,
dan diadakan hanya sebagai penunjang kelengkapan saja.
Characteristic of drug or Vital Essensial Non Esensial
target condition
Occurance of target condition:
- Persons affected (% of
population) 0ver 5 % 1-5 % Less than 1%
-Person treated (number perday at Over 5 Les than 1
average health center 1-5
Severity of target condition
- life threatening Yes Occasionally Rarely
- Disabiling Yes Occasionally Rarely

Therapeutic effect of Drug


- Prevent serious disease Yes No No
- Cures serious disease Yes Yes No
- Treats minor, self limited, No Possibly Yes
simtoms and conditions
- Has proven efficacy Always Ussually May or May not
- Has unproven efficacy Never Rarrely May or may not
PUT (Prioritas, Utama,
Tambahan)
 Prioritas: harus diadakan tanpa memperdulikan
sumber anggaran. Pada analisis ABC dan VEN
termasuk dalam kelompok AV, BV dan CV
 Utama: Dialokasikan pengadaannya dari sumber
dana tertentu. Pada analisis ABC dan VEN
termasuk dlm kelompok AE, BE, CE
 Tambahan: dialokasikan pengadaannya setelah
obat prioritas dan utama terpenuhi. Pada analisis
ABC-VEN dlm kelompok AN, BN dan CN
Model JIT (Just In Time)
 Just In Time (JIT) merupakan perwujudan kemitraan usaha antara
perusahaan yang dalam hal ini adalah industri farmasi, rumah sakit
atau apotik dengan para pemasok. Dalam JIT, perusahaan memberikan
kepercayaan kepada pemasok untuk memasok bahan hanya pada saat
perusahaan memerlukannya dalam jumlah yang diperlukan.
 Dengan system inventori just in time, order dilakukan apabila
persediaan hampir atau sudah habis. Kelemahan system ini adalah jika
tidak didukung dengan keteraturan defecta, perhitungan stok
pengamanan, maka akan mengakibatkan terganggunya system
pengelolaan obat.
 JIT memerlukan persyaratan sebagai berikut yaitu :
 1. Pengurangan lead time
 2. Penurunan persediaan ke tingkat minimum
 3. Keandalan Equipment
 4. Arus produksi yang berimbang
 5. Kinerja keseluruhan system yang dapat diprediksi.


Beberapa model sistem pengendalian
persediaan yang lain :
 1. One Bin System (One storage bin system)
 2. Two Bin System (Two and bag account system)

 3. Fixed Order Period System = Reorder Cycle System


(Sistem waktu pesanan tetap)
 4. Fixed Order Quantity System = Reorder Level System
(Sistem jumlah pesanan tetap)
 5. Safety Stock (Buffer Stock) = Persediaan Pengaman
 6. Kombinasi antara EOQ dengan analisa ABC
 7. Card File System
 8. Computerized
Pengendalian Persediaan

Analisa alur persediaan

 Identifikasi lokasi stok dlm network


distribusi
 Menjaga efisiensi stok  TOR
TOR : Turn Over Ratio

Cost of goods sold (Harga pokok penjualan)


TOR =
Inventory value (Nilai persediaan)
TOR

Indikator:
TOR rendah berarti masih banyak stok
yang belum terjual
Akan menghambat aliran kas
Berpengaruh terhadap keuntungan
TOR semakin tinggi, pengelolaan
persediaan barang semakin efisien
Upaya efisiensi
1. Sistem prioritas, berdasarkan perencanaan
dengan metode ABC dan VEN
2. Perlu diperhatikan lead time, karena keadaan
stock out merupakan inefisiensi. Perlu dilakukan
analisis EOQ = Economic Order Quantity
3. Kadaluwarsa dan rusak
4. Memperpendek jarak gudang ke pelayanan
Indikator efisiensi perencanaan

1. presentase dana yg tersedia dgn yg dibutuhkan


2. Penyimpangan perencanaan: perbandingan antara jumlah barang
dalam satu item obat dalam perencanaan dgn jumlah barang dr item
tsb dlm kenyataan pemakaiaan
3. Kecukupan obat: jumlah bulan yg menunjukkan antisipasi lamanya
stock obat yg tersedia
4. Stock berlebih: stock obat yg kecukupan obatnya lebih dari 18 bulan
5. Stock kosong: jumlah stock akhir = 0, yaitu jumlah obat yg kosong
dalam persediaan
6. Stock mati: stock obat dalam 3 bulan atau lebih tidak dipakai
7. TOR : Perputaran modal yg terjadi dalam I tahun
KEAMANAN
 Termasuk: Pencurian; Penyogokan;
Pemalsuan

 Keamanan mempunyai pengaruh penting


dan kadang-kadang sangat besar
terhadap kesehatan dan ekonomi
Sistem Pengamanan
 Analisa terhadap sumber yang perlu
keamanan
 Mempunyai metode yg kuat untuk
memperbaiki keamanan
 Penerapan keamanan setelah
memikirkan biaya bagi perdagangan
Keamanan dapat diketahui
 Investigasisecara informal
 Penyetokan secara indipenden
 Perbandingan pemakaian
 Survey terhadap outlet obat
Pencegahan Pencurian
1. Identifikasi semua suplier obat
pemerintah
2. Menangani sumber pencurian di
pemerintah
3. Menutup outlet yang obatnya dicuri

Anda mungkin juga menyukai