Anda di halaman 1dari 16

Peran pemerintah dalam

mewujudkan farmasi yang baik

By eva sartika dasopang


Mewujudkan suatu negara
yang lebih baik dengan
generasi yang baik adalah
tujuan dibangunnya suatu
negara dimana untuk
memperoleh generasi yang
baik perlu adanya peningkatan
kualitas kesehatan dari
masyarakat.
• Standar Pelayanan
Kefarmasian adalah
tolok ukur yang
dipergunakan sebagai
pedoman bagi tenaga
kefarmasian dalam
menyelenggarakan
pelayanan kefarmasian
• Pelayanan Kefarmasian
adalah suatu
pelayanan langsung
dan bertanggung
jawab kepada pasien
yang berkaitan dengan
sediaan farmasi dengan
maksud mencapai hasil
yang pasti untuk
meningkatkan mutu
kehidupan pasien.
Pelayanan kefarmasian yang
dilakukan berupa pelayanan
langsung dan tanggung jawab
kepada pasien yang berkaitan
Peraturan pemerintah dengan sediaan farmasi untuk
mencapai hasil yang pasti dan
no 51 tahun 2009 meningkatkan mutu kehidupan
merupakan sarana pasien. Apotek sebagai sarana
pelayanan kesehatan karena
pelayanan merupakan sarana penyalur
kefarmasian tempat perbekalan farmasi yang wajib
menyediakan dan menyalurkan
diakukan pekerjaan kebutuhan masyarakat dengan
menyediakan obat dengan
kefarmasian yang lengkap dan terjangkau, selain
bertanggung jawab itu di apotek juga ada apoteker
yang telah di sumpah dan
terhadap kesehatan dapat melakukan pekerjaan
masyarakat kefarmasian.
PP 51/2009
Standar tersebut mencakup
aspek pengelolaan sumber
daya dan pelayanan.
Pelayanan farmasi pada saat
Peningkatkan kualitas ini telah bergeser orientasinya
layanan farmasi di Apotek dari obat ke pasien yang
telah dilakukan pemerintah mengacu kepada pelayanan
dengan cara menetapkan kefarmasian (pharmaceutical
standar pelayanan care). Kegiatan pelayanan
kefarmasian yang berasas kefarmasiaan yang semula
Pharmaceutical Care hanya berfokus pada
(Kepmenkes pengelolaan obat sebagai
1027/Menkes/Sk/IX/2004) komoditi menjadi pelayanan
yang komprehensif yang
bertujuan untuk
meningkatkan kualitas hidup
dari pasien.
SUB BIDANG :
OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN
(PP 38/2007)

SUB-SUB BIDANG :
KETERSEDIAAN, PEMERATAAN, MUTU OBAT DAN
KETERJANGKAUAN OBAT SERTA PERBEKALAN KESEHATAN

PUSAT : PROPINSI : KAB/KOTA :


Penyediaan dan Penyediaan dan Penyediaan dan
Pengelolaan Buffer Pengelolaan Buffers Pengelolaan Obat
Stok Obat, Alkes, Stok Obat, Alkes, PKD, Alkes,
Reagensia & Vaksin Reagensia & Vaksin Reagensia & Vaksin
Tertentu Lainnya
Skala Kab/Kota
Skala Nasional Skala Propinsi
UU No. 36/2009 ttg Kesehatan Pasal 108 Praktik
Kefarmasian yang meliputi pembuatan termasuk
pengendalian mutu sediaan
farmasi,pengamanan, pengadaan, penyimpanan
dan pendistribusian obat,pelayanan obat atas
resep dokter,pelayanan informasi obat
sertapengembangan obat, bahan obat dan obat
tradisionalharus dilakukan oleh tenaga kesehatan
yang mempunyai keahlian dan kewenangan
sesuai dengan ketentuan peraturan per-
undang2an
• PENGELOLAAN OBAT PUBLIK MENDORONG
• MENGOPTIMALKAN
DAN PERBEKALAN KESEHATAN DANA OBAT
TERJADINYA KETERPADUAN
DIPUSATKAN PADA INSTALASI
DALAM PROSES MELALUI
FARMASI PROPINSI PENINGKATAN
PERENCANAAN
/KABUPATEN /KOTA KOORDINASI,
• MENINGKATAN KAPASITAS INTEGRASI DAN
• FUNGSI YANG DILAKSANAKAN
KEMAMPUAN TENAGA SINKRONISASI
ADALAH FUNGSI
PENGELOLA OBAT DISETIAP ANTAR INSTANSI YANG
PERENCANAAN,
TINGKAT TERKAIT DENGAN
PENGADAAN, PENYIMPANAN, PERENCANAAN
PENDISTRIBUSIAN, • MEMANTAPKAN SPM OBAT
PENCATATAN PELAPORAN BIDANG KESEHATAN SEHINGGA
DAN EVALUASI YANG PROPINSI TENTANG PERENCANAAN OBAT
TERINTEGRASI DENGAN UNIT SEDIAAN FARMASI, ALAT MENJADI LEBIH
KERJA TERKAIT KESEHATAN DAN EFEKTIF DAN EFISIEN
• PENGELOLAAN MENCAKUP MAKANAN DALAM RANGKA
OBAT PUBLIK DAN MENINGKATKAN MUTU
SELURUH • MENETAPKAN POSISI OBAT DAN MEMPERLUAS
PERBEKALAN KESEHATAN PROGRAM DAN
CAKUPAN PELAYANAN
YANG BERASAL DARI SEMUA
TANGGUNG JAWAB KESEHATAN
SUMBER ANGGARAN DAN
PENGADAANNYA
MENJADI TANGGUNG JAWAB
DINAS KESEHATAN
Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai harus dilaksanakan secara multidisiplin,
terkoordinir dan menggunakan proses yang efektif untuk
menjamin kendali mutu dan kendali biaya. Dalam ketentuan
Pasal 15 ayat (3) Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit menyatakan bahwa Pengelolaan Alat
Kesehatan, Sediaan Farmasi, dan Bahan Medis Habis Pakai di
Rumah Sakit harus dilakukan oleh Instalasi Farmasi sistem satu
pintu. Alat Kesehatan yang dikelola oleh Instalasi Farmasi sistem
satu pintu berupa alat medis habis pakai/peralatan non
elektromedik, antara lain alat kontrasepsi (IUD), alat pacu
jantung, implan, dan stent.
Pengelolaan Perbekalan
Farmasi (Manajerial)

Memilih perbekalan farmasi


Merencanakan kebutuhan
Mengadakan perbekalan
farmasi
Memproduksi perbekalan
farmasi
Menerima
Menyimpan Pelayanan Kefarmasian (Fungsional) :
Mendistribusikan
Mengkaji KO/Resep
(mengidentifikasi;
mencegah/mengatasi…)
Memantau efektifitas dan keamanan
penggunaan obat.
Memberikan informasi
Memberikan Konseling
Melakukan IV Admixture
Menyiapkan Nutrisi Parenteral
Melakukan pengelolaan obat kanker
TDM
DAFTAR PUSTAKA

• Republik Indonesia, 2009, Undang –Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit, Jakarta
• Kepmenkes RI No. 1027/MENKES/SK/IX/2004, tentang Standar Pelayanan Farmasi di
Apotek.Jakarta: Depkes RI
• Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009, tentang Pekerjaan Kefarmasian. Jakarta:
Depkes RI
• Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 TentangKesehatan.
• Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 83 Tahun 2013 Tentang Tunjangan Kinerja Bagi
Pegawai Di Lingkungan Kementerian Kesehatan
• UU No. 36 Tahun 2009 Kesehatan
• Permenkes No.74 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
• Permenkes No 72 tahun2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
• Permenkes No.73 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek
Permenkes No No. 9 Tahun 2017 Tentang Apotek
• SK Menkes No. 189 Tahun 2006Kebijakan Obat Nasional
• SK Menkes No. 32 Tahun 2013 Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2010-2014
• PP No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah
Pemerintahan Daerah Provinsi Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten Kota

Anda mungkin juga menyukai