Anda di halaman 1dari 19

Perbedaan dan Persamaan Standar Pelayanan Kefarmasian di

Apotek, Puskesmas dan Rumah Sakit

Apotek Puskesmas Rumah Sakit


Dasar PERMENKES RI PERMENKES RI PERMENKES RI
hukum NOMOR 35 NOMOR 74 NOMOR 34
TAHUN 2014 TAHUN 2016 TAHUN 2016
PERUBAHAN
ATAS
PERMENKES RI
NOMOR 58
TAHUN 2014
Definisi Apotek adalah Pusat Kesehatan Rumah Sakit adalah
sarana pelayanan Masyarakat yang institusi pelayanan
kefarmasian tempat selanjutnya disebut kesehatan yang
dilakukan praktik Puskesmas adalah menyelenggarakan
kefarmasian oleh unit pelaksana pelayanan kesehatan
Apoteker. teknis dinas perorangan secara
kesehatan paripurna yang
kabupaten/kota menyediakan
yang bertanggung pelayanan rawat
jawab inap, rawat jalan,
menyelenggarakan dan gawat darurat.
pembangunan
kesehatan di suatu
wilayah kerja.
Tujuan Pelayanan 1. Meningkatkan Meningkatkan
kefarmasian mutu dan outcome terapi dan
langsung dan memperluas meminimalkan
bertanggung jawab cakupan resiko terjadinya
terhadap pasien Pelayanan efek samping karena
dengan maksud Kefarmasian di Obat, untuk tujuan
mencapai hasil yang Puskesmas keselamatan pasien
pasti untuk 2. Memberikan (patient safety)
meningkatkan Pelayanan sehingga kualitas
kualitas hidup Kefarmasian yang hidup pasien
pasien. dapat menjamin (quality of life)
efektivitas, terjamin.
keamanan dan
efisiensi Obat dan
Bahan Medis
Habis Pakai
3. Meningkatkan
kerjasama dengan
profesi kesehatan
lain dan
kepatuhan pasien
yang terkait dalam
Pelayanan
Kefarmasian.
4. Melaksanakan
kebijakan Obat di
Puskesmas dalam
rangka
meningkatkan
penggunaan Obat
secara rasional.
Pengelolaan 1. Perencanaan 1. Perencanaan 1. Pemilihan
Sediaan Dalam membuat Perencanaan Pemilihan adalah
Farmasi, perencanaan merupakan proses kegiatan untuk
Alat pengadaan kegiatan seleksi menetapkan jenis
Kesehatan, Sediaan Farmasi, Sediaan Farmasi Sediaan Farmasi,
dan Bahan Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Alat Kesehatan,
Medis dan Bahan Medis Habis Pakai untuk dan Bahan Medis
Habis Pakai Habis Pakai perlu menentukan jenis Habis Pakai sesuai
diperhatikan pola dan jumlah dengan kebutuhan.
penyakit, pola Sediaan Farmasi
konsumsi, budaya dalam rangka 2. Perencanaan
dan kemampuan pemenuhan Kebutuhan
masyarakat. kebutuhan Perencanaan
Puskesmas. kebutuhan
2. Pengadaan merupakan
Untuk menjamin 2. Permintaan kegiatan untuk
kualitas Pelayanan Tujuan menentukan jumlah
Kefarmasian maka permintaan dan periode
pengadaan Sediaan Sediaan Farmasi pengadaan Sediaan
Farmasi harus dan Bahan Medis Farmasi, Alat
melalui jalur resmi Habis Pakai Kesehatan, dan
sesuai ketentuan adalah memenuhi Bahan Medis Habis
peraturan perundang- kebutuhan Pakai sesuai
undangan. Sediaan Farmasi dengan hasil
dan Bahan Medis kegiatan pemilihan
3. Penerimaan Habis Pakai di untuk menjamin
Penerimaan Puskesmas, sesuai terpenuhinya
merupakan kegiatan dengan kriteria tepat jenis,
untuk menjamin perencanaan tepat jumlah, tepat
kesesuaian jenis kebutuhan yang waktu dan efisien.
spesifikasi, jumlah, telah dibuat.
mutu, waktu Permintaan 3. Pengadaan
penyerahan dan diajukan kepada Pengadaan
harga yang tertera Dinas Kesehatan merupakan
dalam surat pesanan Kabupaten/Kota, kegiatan yang
sesuai dengan dimaksudkan untuk
dengan kondisi fisik ketentuan merealisasikan
yang diterima. peraturan perencanaan
perundang- kebutuhan.
4. Penyimpanan undangan dan Pengadaan yang
1. Obat/bahan Obat kebijakan efektif harus
harus disimpan pemerintah menjamin
dalam wadah asli daerah setempat. ketersediaan,
dari pabrik. jumlah, dan waktu
Dalam hal 3. Penerimaan yang tepat dengan
pengecualian atau Penerimaan harga yang
darurat dimana isi Sediaan Farmasi terjangkau dan
dipindahkan pada dan Bahan Medis sesuai standar
wadah lain, maka Habis Pakai mutu. Pengadaan
harus dicegah adalah suatu merupakan
terjadinya kegiatan dalam kegiatan yang
kontaminasi dan menerima berkesinambungan
harus ditulis Sediaan Farmasi dimulai dari
informasi yang dan Bahan Medis pemilihan,
jelas pada wadah Habis Pakai dari penentuan jumlah
baru. Wadah Instalasi Farmasi yang dibutuhkan,
sekurangkurangny Kabupaten/Kota penyesuaian antara
a memuat nama atau hasil kebutuhan dan
Obat, nomor batch pengadaan dana, pemilihan
dan tanggal Puskesmas secara metode pengadaan,
kadaluwarsa. mandiri sesuai pemilihan
2. Semua dengan pemasok,
Obat/bahan Obat permintaan yang penentuan
harus disimpan telah diajukan. spesifikasi kontrak,
pada kondisi yang pemantauan proses
sesuai sehingga 4. Penyimpanan pengadaan, dan
terjamin pembayaran.
keamanan dan Penyimpanan 4. Penerimaan
stabilitasnya. Sediaan Farmasi Penerimaan
3. Sistem dan Bahan Medis merupakan
penyimpanan Habis Pakai kegiatan untuk
dilakukan dengan merupakan suatu menjamin
memperhatikan kegiatan kesesuaian jenis,
bentuk sediaan pengaturan spesifikasi, jumlah,
dan kelas terapi terhadap Sediaan mutu, waktu
Obat serta disusun Farmasi yang penyerahan dan
secara alfabetis. diterima agar harga yang tertera
4. Pengeluaran Obat aman (tidak dalam kontrak atau
memakai sistem hilang), terhindar surat pesanan
FEFO (First dari kerusakan dengan kondisi
Expire First Out) fisik maupun fisik yang diterima.
dan FIFO (First In kimia dan Semua dokumen
First Out) mutunya tetap terkait penerimaan
terjamin, sesuai barang harus
5. Pemusnahan dengan tersimpan dengan
1. Obat kadaluwarsa persyaratan yang baik.
atau rusak harus ditetapkan.
dimusnahkan 5. Penyimpanan
sesuai dengan 5. Pendistribusian Setelah barang
jenis dan bentuk Pendistribusian diterima di
sediaan. Sediaan Farmasi Instalasi Farmasi
Pemusnahan Obat dan Bahan Medis perlu dilakukan
kadaluwarsa atau Habis Pakai penyimpanan
rusak yang merupakan sebelum dilakukan
mengandung kegiatan pendistribusian.
narkotika atau pengeluaran dan Penyimpanan harus
psikotropika penyerahan dapat menjamin
dilakukan oleh Sediaan Farmasi kualitas dan
Apoteker dan dan Bahan Medis keamanan Sediaan
disaksikan oleh Habis Pakai Farmasi, Alat
Dinas Kesehatan secara merata dan Kesehatan, dan
Kabupaten/Kota. teratur untuk Bahan Medis Habis
2. Pemusnahan Obat memenuhi Pakai sesuai
selain narkotika kebutuhan sub dengan persyaratan
dan psikotropika unit/satelit kefarmasian.
dilakukan oleh farmasi Persyaratan
Apoteker dan Puskesmas dan kefarmasian yang
disaksikan oleh jaringannya. dimaksud meliputi
tenaga persyaratan
kefarmasian lain 6. Pemusnahan dan stabilitas dan
yang memiliki Penarikan keamanan, sanitasi,
surat izin praktik Pemusnahan dan cahaya,
atau surat izin penarikan Sediaan kelembaban,
kerja. Farmasi, dan ventilasi, dan
Pemusnahan Bahan Medis penggolongan
dibuktikan dengan Habis Pakai yang jenis Sediaan
berita acara tidak dapat Farmasi, Alat
pemusnahan digunakan harus Kesehatan, dan
menggunakan dilaksanakan Bahan Medis Habis
Formulir 1 dengan cara yang Pakai.
sebagaimana sesuai dengan
terlampir. ketentuan 6. Pendistribusian
3. Resep yang telah peraturan Distribusi
disimpan melebihi perundang- merupakan suatu
jangka waktu 5 undangan. rangkaian kegiatan
(lima) tahun dapat Penarikan sediaan dalam rangka
dimusnahkan. farmasi yang menyalurkan/meny
Pemusnahan tidak memenuhi erahkan Sediaan
Resep dilakukan standar/ketentuan Farmasi, Alat
oleh Apoteker peraturan Kesehatan, dan
disaksikan oleh perundang- Bahan Medis Habis
sekurang- undangan Pakai dari tempat
kurangnya dilakukan oleh penyimpanan
petugas lain di pemilik izin edar sampai kepada unit
Apotek dengan berdasarkan pelayanan/pasien
cara dibakar atau perintah dengan tetap
cara pemusnahan penarikan oleh menjamin mutu,
lain yang BPOM stabilitas, jenis,
dibuktikan dengan (mandatory jumlah, dan
Berita Acara recall) atau ketepatan waktu.
Pemusnahan berdasarkan Rumah Sakit harus
Resep inisiasi sukarela menentukan sistem
menggunakan oleh pemilik izin distribusi yang
Formulir 2 edar (voluntary dapat menjamin
sebagaimana recall) dengan terlaksananya
terlampir dan tetap memberikan pengawasan dan
selanjutnya laporan kepada pengendalian
dilaporkan kepada Kepala BPOM. Sediaan Farmasi,
dinas kesehatan Alat Kesehatan,
kabupaten/kota. 7. Pengendalian dan Bahan Medis
Pengendalian Habis Pakai di unit
6. Pengendalian Sediaan Farmasi pelayanan.
Pengendalian dan Bahan Medis
dilakukan untuk Habis Pakai 7. Pemusnahan dan
mempertahankan adalah suatu Penarikan
jenis dan jumlah kegiatan untuk Pemusnahan dan
persediaan sesuai memastikan penarikan Sediaan
kebutuhan tercapainya Farmasi, Alat
pelayanan, sasaran yang Kesehatan, dan
melalui diinginkan sesuai Bahan Medis Habis
pengaturan sistem dengan strategi Pakai yang tidak
pesanan atau dan program yang dapat digunakan
pengadaan, telah ditetapkan harus dilaksanakan
penyimpanan dan sehingga tidak dengan cara yang
pengeluaran. terjadi kelebihan sesuai dengan
dan ketentuan peraturan
7. Pencatatan dan kekurangan/kekos perundang-
Pelaporan ongan Obat di undangan yang
Pencatatan unit pelayanan berlaku.
dilakukan pada kesehatan dasar.
setiap proses 8. Pengendalian
pengelolaan 8. Administrasi Pengendalian
Sediaan Farmasi, Administrasi dilakukan terhadap
Alat Kesehatan, meliputi jenis dan jumlah
dan Bahan Medis pencatatan dan persediaan dan
Habis Pakai pelaporan penggunaan
meliputi terhadap seluruh Sediaan Farmasi,
pengadaan (surat rangkaian Alat Kesehatan,
pesanan, faktur), kegiatan dalam dan Bahan Medis
penyimpanan pengelolaan Habis Pakai.
(kartu stock), Sediaan Farmasi Pengendalian
penyerahan (nota dan Bahan Medis penggunaan
atau struk Habis Pakai, baik Sediaan Farmasi,
penjualan) dan Sediaan Farmasi Alat Kesehatan,
pencatatan lainnya dan Bahan Medis dan Bahan Medis
disesuaikan Habis Pakai yang Habis Pakai dapat
dengan diterima, dilakukan oleh
kebutuhan. disimpan, Instalasi Farmasi
didistribusikan harus bersama
dan digunakan di dengan Tim
Puskesmas atau Farmasi dan Terapi
unit pelayanan (TFT) di Rumah
lainnya. Sakit.
9. Pemantauan 9. Administrasi
dan Evaluasi Administrasi harus
Pengelolaan dilakukan secara
Pemantauan dan tertib dan
evaluasi berkesinambungan
pengelolaan untuk memudahkan
Sediaan Farmasi penelusuran
dan Bahan Medis kegiatan yang
Habis Pakai sudah berlalu.
dilakukan secara Kegiatan
periodik dengan administrasi terdiri
tujuan untuk: dari pencatatan dan
1. Mengendalikan pelaporan,
dan menghindari administrasi
terjadinya keuangan dan
kesalahan dalam administrasi
pengelolaan penghapusan.
Sediaan Farmasi
dan Bahan Medis
Habis Pakai
sehingga dapat
menjaga kualitas
maupun
pemerataan
pelayanan
2. Memperbaiki
secara terus-
menerus
pengelolaan
Sediaan Farmasi
dan Bahan
Medis Habis
Pakai.
3. Memberikan
penilaian
terhadap capaian
kinerja
pengelolaan.

Pelayanan 1. Pengkajian 1. Pengkajian 1. Pengkajian dan


Farmasi Resep dan Pelayanan Pelayanan
Klinik Kegiatan Resep Resep
Pengkajian Resep Kegiatan Pelayanan Resep
meliputi pengkajian dimulai dari
administrasi, resep dimulai penerimaan,
kesesuaian dari seleksi pemeriksaan
farmasetik dan persyaratan ketersediaan,
pertimbangan administrasi, pengkajian
klinis. persyaratan Resep, penyiapan
farmasetik dan Sediaan Farmasi,
2. Dispensing persyaratan Alat Kesehatan,
Dispensing terdiri klinis baik dan Bahan Medis
dari penyiapan, untuk pasien Habis Pakai
penyerahan dan rawat inap termasuk
pemberian maupun rawat peracikan Obat,
informasi Obat. jalan. pemeriksaan,
penyerahan
3. Pelayanan 2. Pelayanan disertai
Informasi Obat Informasi pemberian
(PIO) Obat (PIO) informasi. Pada
Pelayanan Merupakan setiap tahap alur
Informasi Obat kegiatan pelayanan Resep
merupakan pelayanan yang dilakukan upaya
kegiatan yang dilakukan oleh pencegahan
dilakukan oleh Apoteker untuk terjadinya
Apoteker dalam memberikan kesalahan
pemberian informasi secara pemberian Obat
informasi akurat, jelas dan (medication
mengenai Obat terkini kepada error).
yang tidak dokter,
memihak, apoteker, 2. Penelusuran
dievaluasi dengan perawat, profesi Riwayat
kritis dan dengan kesehatan Penggunaan
bukti terbaik lainnya dan Obat
dalam segala pasien. Penelusuran
aspek penggunaan riwayat
Obat kepada 3. Konseling penggunaan Obat
profesi kesehatan Merupakan merupakan
lain, pasien atau suatu proses proses untuk
masyarakat. untuk mendapatkan
Informasi mengidentifikas informasi
mengenai Obat i dan mengenai
termasuk Obat penyelesaian seluruh
Resep, Obat bebas masalah pasien Obat/Sediaan
dan herbal. yang berkaitan Farmasi lain
Informasi meliputi dengan yang pernah dan
dosis, bentuk penggunaan sedang
sediaan, formulasi Obat pasien digunakan,
khusus, rute dan rawat jalan dan riwayat
metoda rawat inap, serta pengobatan dapat
pemberian, keluarga pasien. diperoleh dari
farmakokinetik, 4. Ronde/Visite wawancara atau
farmakologi, Pasien (khusus data rekam
terapeutik dan Puskesmas medik/pencatatan
alternatif, efikasi, rawat inap) penggunaan Obat
keamanan Merupakan pasien.
penggunaan pada kegiatan
ibu hamil dan kunjungan ke 3. Rekonsiliasi
menyusui, efek pasien rawat Obat
samping, inap yang Rekonsiliasi
interaksi, dilakukan Obat merupakan
stabilitas, secara mandiri proses
ketersediaan, atau bersama membandingkan
harga, sifat fisika tim profesi instruksi
atau kimia dari kesehatan pengobatan
Obat dan lain-lain. lainnya terdiri dengan Obat
dari dokter, yang telah
4. Konseling perawat, ahli didapat pasien.
Konseling gizi, dan lain- Rekonsiliasi
merupakan proses lain. dilakukan untuk
interaktif antara mencegah
Apoteker dengan 5. Monitoring terjadinya
pasien/keluarga Efek Samping kesalahan Obat
untuk Obat (MESO) (medication
meningkatkan Merupakan error) seperti
pengetahuan, kegiatan Obat tidak
pemahaman, pemantauan diberikan,
kesadaran dan setiap respon duplikasi,
kepatuhan terhadap Obat kesalahan dosis
sehingga terjadi yang merugikan atau interaksi
perubahan atau tidak Obat. Kesalahan
perilaku dalam diharapkan yang Obat (medication
penggunaan Obat terjadi pada error) rentan
dan dosis normal terjadi pada
menyelesaikan yang digunakan pemindahan
masalah yang pada manusia pasien dari satu
dihadapi pasien. untuk tujuan Rumah Sakit ke
profilaksis, Rumah Sakit
5. Pelayanan diagnosis dan lain, antar ruang
Kefarmasian di terapi atau perawatan, serta
Rumah (home memodifikasi pada pasien yang
pharmacy care). fungsi keluar dari
Apoteker sebagai fisiologis. Rumah Sakit ke
pemberi layanan layanan
diharapkan juga 6. Pemantauan kesehatan primer
dapat melakukan Terapi Obat dan sebaliknya.
Pelayanan (PTO)
Kefarmasian yang Merupakan 4. Pelayanan
bersifat kunjungan proses yang Informasi Obat
rumah, khususnya memastikan (PIO)
untuk kelompok bahwa seorang Pelayanan
lansia dan pasien pasien Informasi Obat
dengan mendapatkan (PIO) merupakan
pengobatan terapi Obat kegiatan
penyakit kronis yang efektif, penyediaan dan
lainnya. terjangkau pemberian
dengan informasi,
6. Pemantauan memaksimalkan rekomendasi
Terapi Obat efikasi dan Obat yang
(PTO) meminimalkan independen,
Merupakan proses efek samping. akurat, tidak
yang memastikan bias, terkini dan
bahwa seorang komprehensif
pasien 7. Evaluasi yang dilakukan
mendapatkan Penggunaan oleh Apoteker
terapi Obat yang Obat kepada dokter,
efektif dan Merupakan Apoteker,
terjangkau dengan kegiatan untuk perawat, profesi
memaksimalkan mengevaluasi kesehatan
efikasi dan penggunaan lainnya serta
meminimalkan Obat secara pasien dan pihak
efek samping. terstruktur dan lain di luar
berkesinambung Rumah Sakit.
7. Monitoring Efek an untuk
Samping Obat menjamin Obat 5. Konseling
(MESO). yang digunakan Konseling Obat
Merupakan sesuai indikasi, adalah suatu
kegiatan efektif, aman aktivitas
pemantauan setiap dan terjangkau pemberian
respon terhadap (rasional). nasihat atau
Obat yang saran terkait
merugikan atau terapi Obat dari
tidak diharapkan Apoteker
yang terjadi pada (konselor)
dosis normal yang kepada pasien
digunakan pada dan/atau
manusia untuk keluarganya.
tujuan profilaksis, Konseling untuk
diagnosis dan pasien rawat
terapi atau jalan maupun
memodifikasi rawat inap di
fungsi fisiologis. semua fasilitas
kesehatan dapat
dilakukan atas
inisitatif
Apoteker,
rujukan dokter,
keinginan pasien
atau keluarganya.
Pemberian
konseling yang
efektif
memerlukan
kepercayaan
pasien dan/atau
keluarga
terhadap
Apoteker.

6. Visite
Visite
merupakan
kegiatan
kunjungan ke
pasien rawat inap
yang dilakukan
Apoteker secara
mandiri atau
bersama tim
tenaga kesehatan
untuk mengamati
kondisi klinis
pasien secara
langsung, dan
mengkaji
masalah terkait
Obat, memantau
terapi Obat dan
Reaksi Obat
yang Tidak
Dikehendaki,
meningkatkan
terapi Obat yang
rasional, dan
menyajikan
informasi Obat
kepada dokter,
pasien serta
profesional
kesehatan
lainnya.

7. Pemantauan
Terapi Obat
(PTO)
Pemantauan
Terapi Obat
(PTO)
merupakan suatu
proses yang
mencakup
kegiatan untuk
memastikan
terapi Obat yang
aman, efektif dan
rasional bagi
pasien.

8. Monitoring
Efek Samping
Obat (MESO)
Monitoring Efek
Samping Obat
(MESO)
merupakan
kegiatan
pemantauan
setiap respon
terhadap Obat
yang tidak
dikehendaki,
yang terjadi pada
dosis lazim yang
digunakan pada
manusia untuk
tujuan
profilaksis,
diagnosa dan
terapi. Efek
Samping Obat
adalah reaksi
Obat yang tidak
dikehendaki
yang terkait
dengan kerja
farmakologi.
9. Evaluasi
Penggunaan
Obat (EPO)
Evaluasi
Penggunaan
Obat (EPO)
merupakan
program evaluasi
penggunaan Obat
yang terstruktur
dan
berkesinambunga
n secara
kualitatif dan
kuantitatif.

10. Dispensing
Sediaan Steril
Dispensing
sediaan steril
harus dilakukan
di Instalasi
Farmasi Rumah
Sakit dengan
teknik aseptik
untuk menjamin
sterilitas dan
stabilitas produk
dan melindungi
petugas dari
paparan zat
berbahaya serta
menghindari
terjadinya
kesalahan
pemberian Obat.

11. Pemantauan
Kadar Obat
dalam Darah
(PKOD)
Pemantauan
Kadar Obat
dalam Darah
(PKOD)
merupakan
interpretasi hasil
pemeriksaan
kadar Obat
tertentu atas
permintaan dari
dokter yang
merawat karena
indeks terapi
yang sempit atau
atas usulan dari
Apoteker kepada
dokter.

Anda mungkin juga menyukai