A. KOMITMEN MANAJEMEN
Kepala Klinik Ar-Rofah Tulungagung, penanggung jawab mutu dan seluruh karyawan Klinik
Ar-Rofah Tulungagung bertanggung jawab untuk menerapkan seluruh persyaratan yang ada
pada pedoman mutu ini.
Pelayanan yang disediakan oleh Klinik Ar-Rofah Tulungagung dilakukan dengan berfokus
pada pelanggan. Pelanggan dilibatkan mulai dari identifikasi dan harapan pelanggan,
perencanaan penyelenggaraan upaya kl;inik dan pelayanan klinis, pelaksanaan pelayanan,
monitoring dan evaluasi serta tindak lanjut pelayanan.
C. KEBIJAKAN MUTU
3. Kepala Klinik Ar-Rofah Tulunggaung, penangung Jawab Mutu dan seluruh karyawan
menyelengarakan pelayanan berdasarkan kebutuhan masyarakat dengan berfokus pada
kepuasaan pelanggan,keselamatan pelanggan, serta melakukan perbaikan mutu/kinerja
pelayanan secara berkelanjutan.
Perencanaan disusun dengan memperhatikan kebutuhan dan harapan pelanggan, hak dan
kewajiban pelanggan, serta upaya untuk mencapai sasaran kinerja yang ditetapkan.
Perencanaan mutu klinik dan keselamatan pasien berisi program – program kegiatan
peningkatan mutu yang meliputi :
1. Kepala Klinik
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 27 tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan Infeksi
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 52 tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja di Fasilitas Pelayan Kesehatan
a. Kebijakan Mutu
kebijakan mutu adalah kebijakan resmi dan tertulis dari manajemen perusahaan dalam
memperhatikan dan memp[ertimbangkan aspek-aspek mutu dalam aktifitas kesehatan
organisasi (konsultaniso.web.id).
Tata kelola mutu adalah pengelolaan terhadap tingkat layanan kesehatan untuk individu dan
masyarakat yang dapat meningkatkan luaran kesehatan yang optimal,diberikan sesuai dengan
standar pelayanan dan perkembangan ilmu pengetahuan terkini, serta untuk memenuhi hak
dan kewajiban pasien.
c. Budaya Mutu
Budaya mutu adalah sistem nilai dalam organisasi yang menghasilkan lingkungan organisasi
yang kondusif untuk diterapkan peningkatan mutu yang berkelanjutan. Budaya mutu terdiri
dari : tata nilai, tradisi, prosedur, ekspektasi yang mnedukung mutu.
d. Indikator Mutu
Indikator Mutu adalah variable mutu yang dapat digunakan untuk mernilai tingkat
keberhasilan mutu pelayanan kesehatn di fasilitas pelayanan kesehatan.
e. Pengendalian Mutu
(quality control) : adalah proses deteksi dan koreksi adnaya penyaimpangan atau perubahan
segera setelah terjadi dalam rangka mempertahankan mutu.
(quality Improvement): adalah proses deteksi perbaikan mutu pelayanan dengan monitoring
pelayanan termasuk mengurangi kesalahan yang belum terjadi maupun yang telah terjadi.
Informasi bias didapat dari rekam medic,informasi billing, atau data andministrasi lain.
g. Indikator Klinis
Indikator manajemen adalaha petunjuk penilaian yang menyangkut proses yang berhubungan
dengan pelayanan manajemen.
h. Kinerja
Kinerja dalaha proses yang dilakukan dan hasil yang dcapai oleh suatu organisasi dalam
myediakan produk dalam bentuk jasa pelayanan atau bnarang kepada pelanggan.
i. Indikator Kerja
Indikator kerja dalaha variable yang dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau status
dn amemungkinkan dilakukan pengukuran terhadap perubahan yang terjadi dari waktu ke
waktu atau tolak ukur prestadsi kuantitatif/kualitatif yang digunakan untuk mengukur
terjadinya perubahan terhadapa besaran target atau standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
j. Resiko
Resiko adalah kemugkinan terjadinya suatu peristiwa yang berdampak negative terhadap
pencapaian sasaran organisasi
k. Manajemen Resiko
MAnajemen resio adalah proses yang proaktif dan kontinu meliputi identifikasi, analisis,
evaluasi, pengendalian, informasi komunikasi, pemantauan dan pelaporan resiko, termasuk
berbagi strategi yang dijalankan untuk mengelola resiko dan potensinya.
adalah salah satu model atau metode peningkatan mutu secara berkesinambungan dalam
meyelesaikan maalah mutu
m. Standar adalah nilai tertentu yang telah ditetapkan berkaitan dengan sesuatu yang harus
dicapai.
n. Definisi Operasional :
adalah frekuensi pengambilan data dari sumber data untuk tiap indicator
p. Periode Analisa
adalah rentang waktu pelaksanaan kajian terhadap indicator kinerja yang dikumpulkan
q. Pembilang (numerator)
r. Penyebut (denominator)
adalah besaran sebagai nilai pembagi dalam rumus indicator kinerja.
adalah pasien bebas dari cidera yang tidak seharusnya terjadi atau bebas dari cidera yang
potensial akan terjadi terkait dengan pelayanan kesehatan.
t. Budaya Organisasi
adalah suatu pola keyaknan, nilai – nilai, perilaku, norma – norma yang disepakati/diterima
dan melingkup semua prose sehingga membentuk bagaimana seseorang berperilaku dan
bekerjasama.
u. Cedera
adalah dampak yang terjadi akibat gangguan struktur atau penurunan fungsi tubuh yang dapat
berupa fisik, social dan psikologis.
adalah insiden yang sudah terpapar ke pasien, tetapi tidak timbul cedera
adalah kondisi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi
insiden.
z. Kejadian Sentinel
adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius. Kejadian sentinel
adalah kematian tidak terduga dan tidak terkait dengan perjalanan alamiah penyakit pasien
atau kondisi yang mendasari penyakitnya (contoh bunuh diri), kehilangan fungsi utama
(major) secara permanen yang tidak terkait dengan perjalanan alamiah penyakt pasien atau8
kondisi yang mendasasri penyakitnya.
Keselamatan pasien klinik internal adalah badalah pelaporan secara tertulis ke tim
Keselamatan Pasien setiap kejadian sentinel, kejadian tidak diharapkan dan kejadian nyaris
cedera yang terjadi pada psien untuk dilakukan analisis penyebab,rekomendasi dan solusinya.
adalah metode sistematik dengan pendekatan proaktif untuk mengidentifikasi dan mencegah
problem sebelum terjadi.
BAB II
A. PERSYARATAN UMUM
B. PENGENDALIAN DOKUMEN
a. Pengendalian dokumen dilaksanakan oleh Kepala Bagian Tata Usaha Klinik Ar-Rofah
Tulunggaung.
c. Dokumentasi sistem mutu berupa dokumen untuk operasional Sitem Manajemen Mutu
harus ditinjau dan disetujui oleh personil yang berwenang sebelum digunakan sebagai
pedoman kerja dan dikendalikan.
d. pengelolaan dokumen yang diperlukan sebagai acuan untuk mencapai mutu produk yang
ditentukan seperti peraturan – peraturan, merupakan tanggung jawab fungsi yang berwenang
di bidang yang bersangkutan, dan pengendaliannya dilakukan oleh Koordinator Admin.
e. Koordinator Admin harus memastikan bahwa terbitan terakhir dari dokumen yang relevan
tersedia disemua tempat dimana dokumen tersebut diperlukan, untuk mencapai mutu dan
mengelola produk.
f. Koordinator admin harus memastikan bahwa dokumen kadaluarsa disingkirkan dari semua
tempat pemakaian, atau diberi tanda “Kadaluarsa”.
g. Bila diperlukan perubahan dokumen maka dokumen yang bersangkutan harus ditinjau dan
disetujui oleh fungsi yang menyusun dan menyetujui sebelumnya, kecuali kalau ditentukan
lain dan dicapai pengertian dari pihak – pihak terkait.
h. Jenis – jenis dokumen akreditasi :
Dokumen Internal
Sistem manajemen mutu, sistem penyelenggaraan pelayanan upaya kesehatan
perorangan, perlu dibakukan berdasarkan dokumen internal yang ditetapkan oleh
Kepala Klinik. Dokumen internal tersebut disusun dan ditetapkan dalam bentuk
dokumen yang harus disediakan oleh fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)
untuk memenuhi standar akreditasi.
Dokumen Eksternal
Dokumen Eksternal yang berupa peraturan perundang – undangan dan pedoman-
pedoman yang diberlakukan oleh Kementrian Kesehatan Provinsi/KAbupaten/Kota
dan organisasi profesi, yang mertupakan acuan bafi Klinik dalam menyelenggarakan
administrasi manajemen da upaya kesehatan perorangan. Dokumen –dokumen
eksternal sebaiknya ada di Klinik tersebut, sebagai dokumen yang dikendalikan
meskipun dokumen eksternal tersebut tidak merupakan persyaratan dalam penilaianm
akreditasi.