PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan Undang-Undang tentang Rumah Sakit No.44 Tahun 2009
rumah sakit adalah instansi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Dalam
pengorganisasiannya, unit pelayanan tersebut terdiri dari bagian-bagian
yang saling bekerja sama dalam memberikan pelayanan. Untuk dapat
menjalankan fungsi secara baik tentunya diperlukan pengorganisasian yang
dijabarkan dalam bentuk organisasi tugas dan fungsi masing-massing
bagian dengan jelas. Demikian pula, mekanisme koordinasi antar bagian
juga tergambar dengan jelas sehingga tidak menimbulkan kesan yang
tumpang tindih di dalam operasionalisasinya.
Salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional adalah
terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimaloleh karena itu
pelayanan kesehatan yang bermutu akan menjadi salah satu kebutuhan
dasar yang diperlukan oleh setiap orang.
Komite Peningkatan Mutu, Keselamatan Pasien dan Manajemen Risiko
adalah unit kerja yang bertugas mengorganisasikan pengembangan dan
penerapan sistem manajemen mutu yang terpadu dan berkelanjutan di
RSUD dr. Rasidin Padang. Komite ini dibentuk dalam upaya melakukan
pengendalian mutu terpadu di RSUD dr. Rasidin sehingga dapat
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan menjadi lebih efektif dan efisien.
Dalam hal ini khususnya untuk mengupayakan peningkatan mutu
pelayanan kesehatan yang paripurna dan berkesinambungan serta adanya
sistem monitoring pelayanan kesehatan yang efektif.
Mutu pelayanan merupakan faktor yang esensial dalam seluruh
operasional sebuah rumah sakit. Salah satu indikator mutu yang penting
adalah keselamatan pasien, disamping indikator-indikator lainnya. Mutu
suatu rumah sakit tidak bisa dikatakan baik bila belum terlaksana
keselamatan pasien di rumah sakit tersebut. Manajemen resiko merupakan
salah satu alat yang paling penting guna terlaksananya proses manajemen
mutu yang efektif.
B. TUJUAN
Peningkatan mutu dan keselamatan pasien ini bertujuan untuk
mendukung keselamatan pasien dan mencari jalan untuk bekerja sama
lebih efektif dan efisien, untuk menjamin asuhan pasien yang diberikan
aman dan bermutu.
KEBIJAKAN
A. PENGERTIAN
a. PMKP adalah singkatan dari Peningkatan Mutu Dan
Keselamatan Pasien. PMKP merupakan upaya meningkatkan
mutu secara keseluruhan dengan terus menerus mengurangi
risiko terhadap pasien dan staf baik dalam proses klinis maupun
lingkungan fisik.
b. Upaya Peningkatan Mutu adalah upaya terus menerus yang
berkesinambungan untuk mencapai mutu yang tinggi. Mutu
adalah sesuatu yang bersifat persepsi dan dipahami berbeda oleh
orang yang berbeda namun berimplikasi pada superioritas
sesuatu hal.
c. Manajemen mutu adalah suatu upaya yang dilaksanakan secara
berkesinambungan, sistematis, objektif dan terpadu dalam
identifikasi dan menetapkan masalah dan penyebab masalah
mutu pelayanan berdasarkan standar yang telah ditetapkan,
menetapkan dan melaksanakan cara penyelesaian masalah sesuai
dengan kemampuan yang tersedia, serta menilai hasil yang
dicapai dan menyusun saran tindak lanjut untuk lebih
meningkatkan mutu pelayanan
d. Mutu Pelayanan adalah kinerja yang menunjukan pada tingkat
kesempurnaan pelayanan kesehatan yang dapat menimbulkan
kepuasan pada pasien atau konsumen
e. Keselamatan Pasien adalah suatu sistem dimana Rumah
Sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang diwujudkan
dalam kegiatan asesmen resiko, identifikasi dan pengolaan hal
yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya
serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko.
KEBIJAKAN
a. Pelaksanaan Manajemen Mutu, Manajemen Resiko dan Keselamatan
Pasien di RS Sehat Sejahtera harus disesuaikan dengan peraturan
pemerintah yang berlaku dan standar yang ditetapkan oleh Departemen
Kesehatan
b. Direktur membentuk Departemen Mutu, Manajemen Resiko dan
Keselamatan untuk mengelola upaya manajemen mutu, resiko dan
keselamatan yang koordinasinya langsung di bawah Direktur atau yang
didelegasikan oleh direktur.
c. Aktivitas Manajemen Mutu, Resiko dan Keselamatan Pasien meliputi
perencanaan, pencatatan, pengumpulan, pelaporan data data Indikator
Mutu, identifikasi dan pengkajian resiko penanganan dan
pendokumentasian Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian Nyaris
9|Pedoman PMKP RSUD dr. Rasidin
Cidera (KNC) dan Sentinel Event serta ada analisa, rekomendasi, tindak
lanjut dan evaluasinya, audit dan modifikasi proses dan berbagai
aktivitas lain.
d. Untuk pelaksanaan manajemen mutu, resiko dan keselamatan pasien,
di setiap unit pelayanan, dibentuk Safety, Quality dan Infection Control
Officer (PMK)
10 | P e d o m a n P M K P R S U D d r . R a s i d i n
BAB IV
TATA LAKSANA
DIREKTUR
KETUA KOMITE
PMKP
SEKRETARIS
KOMITE PMKP
PIC/
PENANGGUNG
JAWAB
TIM
PENGUMPUL
DATA
11 | P e d o m a n P M K P R S U D d r . R a s i d i n
2. Susunan Komite PMKP RSUD dr. Rasidin Padang
Ketua Komite PMKP : dr. Rahmi Ulfah, Sp.S
Sekretaris Komite PMKP : Angelia Primanisa, SKM
3. Uraian Tugas
DIREKTUR
a. Mengarahkan, mendukung, memonitor dan menyetujui
pembiayaan serta legalisasi kebijakan dan strategi.
b. Bertanggungjawab dalam hal pelaksanaan prinsip-prinsip
Good Governancetermasuk mengembangkan proses dan sistem
pengendalian keuangan, pengendalian organisasi, Clinical
Governance, dan manajemen risiko.
12 | P e d o m a n P M K P R S U D d r . R a s i d i n
c. Melakukan monitoring dan memandu penerapan program
PMKP di unit kerja.
d. Membantu dan melakukan koordinasi dengan Direktur RSUD
dr. Rasidin dalam memilih prioritas perbaikan, pengukuran
mutu/ indikator mutu dan menindaklanjuti hasil capaian
indikator.
e. Melakukan koordinasi dan pengorganisasian pemilihan
prioritas program di tingkat unit kerja serta menggabungkan
menjadi prioritas rumah sakit secara keseluruhan.
f. Menentukan profil indikator mutu, metode analisa dan
validasi data dari data indikator mutu yang dikumpulkan dari
seluruh unit kerja di rumh sakit.
g. Menyusun formulir untuk mengumpulkan data, menentukan
jenis data serta bagaimana alur data dan pelaporan
dilaksanakan.
h. Menjalin komunikasi yang baik dengan semua pihak terkait
serta menyampaikan masalah terkait pelaksanaan program
mutu dan keselamatan pasien.
i. Meningkatkan pengetahuan anggota dengan memberikan
pelatihan terhadap staf yang ikut serta dalam program PMKP.
j. Bertanggung jawab untuk mengkomunikasikan masalah-
masalah mutu secara rutin kepada semua staf.
13 | P e d o m a n P M K P R S U D d r . R a s i d i n
g. Membuat dan menandatangani surat keluar serta melakukan
pekerjaan administrasi termasuk pengarsipannya.
h. Menyusun kesimpulan rapat dan notulen rapat.
i. Memberikan pertimbangan/saran PMKP pada perencanaan,
pengembangan program dan pelaksanaannya
j. Mengorganisir kebutuhan logistik
k. Melakukan komunikasi internal dan eksternal kepada unit
terkait di lingkungan rumah sakit dan pihak luar melalui surat
tertulis, email dan telepon
14 | P e d o m a n P M K P R S U D d r . R a s i d i n
m. Menyelenggarakan kegiatan validasi hasil pencapaian indikator
mutu berkoordinasi dengan unit terkait.
n. Melaksanakan analisis komparatif hasil validasi internal dengan data
unit terkait.
o. Membuat laporan hasil validasi internal khusus indikator mutu.
p. Berkoordinasi dengan Bagian IT dalam mengunggah hasil
pencapaian indikator mutu yang telah dinyatakan valid dan
direkomendasi oleh Direktur.
15 | P e d o m a n P M K P R S U D d r . R a s i d i n
m. Menyelenggarakan kegiatan validasi hasil pencapaian indikator
mutu berkoordinasi dengan unit terkait.
n. Membantu melaksanakan analisis komparatif hasil validasi
internal dengan data unit terkait.
o. Membantu membuat laporan hasil validasi internal khusus indikator
mutu.
p. Berkoordinasi dengan Bagian IT dalam mengunggah hasil
pencapaian indikator mutu yang telah dinyatakan valid dan
direkomendasi oleh Direktur.
16 | P e d o m a n P M K P R S U D d r . R a s i d i n
n. Melakukan pendidikan/edukasi staf tentang keselamatan
pasien rumah sakit.
o. Monitoring insiden/kecelakaan karena fasilitas.
p. Melakukan evaluasi dan revisi program secara berkala.
q. Memberikan laporan tahunan kepada pemilik rumah sakit
tentang pencapaian program.
r. Melakukan pengorganisasian dan pengelolaan secara konsisten
dan terus menerus.
17 | P e d o m a n P M K P R S U D d r . R a s i d i n
o. Menyusun laporan tahunan kepada pemilik rumah sakit
tentang pencapaian program.
18 | P e d o m a n P M K P R S U D d r . R a s i d i n
c. Ikut serta melaksanakan monitoring dan evaluasi program
melalui pertemuan berkala.
d. Membantu menyusun indikator manajemen resiko rumah
sakit.
e. Ikut serta menganalisa hasil pencapaian manajemen resiko.
f. Membuat laporan periodik hasil pemantauan indikator
manajemen resiko.
g. Menyelenggarakan dan menyiapkan kegiatan sosialisasi
internal rumah sakit tentang pencapaian indikator
manajemen resiko.
h. Membantu mendesimenasikan bahan rekomendasi hasil.
i. pemantauan indikator pelaksanaan manajemen resiko ke unit
terkait.
j. Ikut serta berkoordinasi tentang program manajemen resiko
dengan unit terkait dalam pembuatan RCA dan FMEA.
k. Ikut serta melakukan monitoring perencanaan risk manajemen.
l. Ikut serta melakukan monitoring pelaksanaan program.
m. Ikut serta melakukan pendidikan/edukasi staf tentang manajemen
risiko rumah sakit.
n. Membantu Monitoring insiden/kecelakaan karena fasilitas.
o. Membantu melakukan evaluasi dan revisi program secara berkala.
DIREKTUR
SMF
KOMITE
INSTALASI
19 | P e d o m a n P M K P R S U D d r . R a s i d i n
Keterangan :
Pada dasarnya hubungan kerja antara Komite peningkatan Mutu
dan Keselamatan Pasien dengan satuan kerja lain terkait dengan
upaya peningkatan mutu, pengelolaan manajemen resiko (resiko
terhadap pasien dan resiko terhadap institusi) rumah sakit serta
upaya penerapan budaya keselamatan pasien melalui tatalaksana :
a. Diseminasi regulasi
b. Pelaksanaan monitoring (ronde)
c. Evaluasi, analisa/ kajian
d. Rekomendasi/ tindak lanjut
e. Perbaikan berkesinambungan (PDCA)
20 | P e d o m a n P M K P R S U D d r . R a s i d i n
2. Program PMKP dibahas dan dirumuskan dalam rapat antara
direktur bersama seluruh ketua komite, kepala bidang, kepala
bagian dan kepala unit di RSUD dr. Rasidin dengan komite PMKP.
3. Program PMKP selanjutnya dibahas pada rapat direktur dengan
Walikota Padang.
4. Program PMKP ditetapkan oleh Direktur dan disahkan oleh
Walikota Padang.
21 | P e d o m a n P M K P R S U D d r . R a s i d i n
kepala bagian RSUD dr. Rasidin berperan dalam memilih area
prioritas area fokus untuk perbaikan.
Pemilihan indikator pelayanan prioritas rumah sakit
mempertimbangkan :
1. Misi rumah sakit dan tujuan strategi RS
2. Data Permasalahan di RS
3. Sistem dan Proses yang bervariasi dalam penerapan
4. Sistem pelayanan klinis kompleks yang perlu efisiensi
5. Dampak perbaikan sistem ke seluruh unit di RS
6. Riset Klinis dan pendidikan profesi kesehatan
WALIKOTA PADANG
DIREKTUR
RSUD dr RASIDIN
- VALIDASI
- ANALISA DATA
- REKOMENDASI
PMKP INSTRUKSI
- MENGUMPULKAN
DATA
- ANALISA DATA
UNIT KERJA
22 | P e d o m a n P M K P R S U D d r . R a s i d i n
Gambar Pelaporan Data
24 | P e d o m a n P M K P R S U D d r . R a s i d i n
BAB V
DATA INDIKATOR MUTU
Indikator mutu rumah sakit adalah ukuran kuantitatif yang diukur untuk
lebih memahami mutu pelayanan di rumah sakit. Indikator perlu dirancang
dengan seksama dengan mempertimbangkan dimensi mutu yang ingin
diukur cara pengumpulan data dan strategi analisisnya.
Berdasarkan penilaian dan diskusi yang telah dilakukan oleh Direktur
beserta Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien maka ditetapkan
indikator mutu yaitu Indikator Nasional Mutu, Indikator Mutu Prioritas
Rumah Sakit, dan Indikator Mutu Prioritas Unit yang dijabarkan sebagai
berikut:
25 | P e d o m a n P M K P R S U D d r . R a s i d i n
5. Kepatuhan Kebersihan Tangan
6. Angka Kejadian Tidak Terpasangnya Stiker Kuning Risiko Jatuh
a. Indikator Pelayanan Klinis
1. Pelayanan PONEK
b. Indikator Tujuan Strategis Rumah Sakit
1.
c. Indikator Perbaikan Sistem
1. Karyawan mendapatkan pelatihan minimal 20 jam per tahun
d. Indikator Manajemen Risiko
26 | P e d o m a n P M K P R S U D d r . R a s i d i n
rawatan <6jam
27 | P e d o m a n P M K P R S U D d r . R a s i d i n
medik pelayanan Rawat Inap
28 | P e d o m a n P M K P R S U D d r . R a s i d i n
BAB VI
PENERAPAN CLINICAL PATHWAYS (CP)
Clinical pathway atau jalur klinis adalah sebuah pedoman yang digunakan
untuk melakukan tindakan klinis berbasis bukti pada fasilitas layanan
kesehatan. Clinical pathway dikenal juga dengan istilah lain seperti critical
care pathway, integrated care pathway, coordinated care pathway atau
anticipated recovery pathway dan dibuat dengan cara membaurkan
pedoman klinik umum ke protokol lokal yang dapat diaplikasikan di fasilitas
pelayanan kesehatan setempat. Penerapan Clinical pathway RSUD dr.
Rasidin Padang adalah :
1) DHF ( Dengue Haemorhagic Fever )
3) APENDISITIS AKUT
4) BP ( Bronchopneumonia )
5) IKTERIK NEONATORUM
29 | P e d o m a n P M K P R S U D d r . R a s i d i n
BAB VII
KEGIATAN KESELAMATAN PASIEN
B. PENGERTIAN
Menurut PERMENKES Nomor 11 tahun 2017 setiap fasilitas
kesehatan wajib mengupayakan keselamatan pasien dengan tujuan
menyediakan sistem asuhan yang lebih aman denga ciri-cirinya yaitu
assesment risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan dampak tindak
lanjutnya, implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan
mencegah terjadinya cedera, dan mencegah terjadinya cedera
Berikut adalah indikator Sasaran Keselamatan Pasien RSUD dr. Rasidin
Padang :
No. Nama Indikator Unit Kategori
Indikator
Mutu
30 | P e d o m a n P M K P R S U D d r . R a s i d i n
Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman untuk mencegah cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat menjalankan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil.
C. TUJUAN
2. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit.
3. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan
masyarakat.
4. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit.
5. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan
6. Menciptakan lingkungan yang aman bagi karyawan dan
pengunjung RSUD dr. Rasidin Padang
7. Mempertahankan reputasi RSUD dr. Rasidin Padang
8. Memberikan pelayanan yang efektif dan efisien
D. RUANG LINGKUP
Keselamatan pasien diterapkan pada semua proses pelayanan baik
klinis maupun non klinis.
E. 7 (TUJUH) LANGKAH MENUJU KESELAMATAN PASIEN
Tujuh langkah keselamatan pasien rumah sakit merupakan panduan
yang komprehensif untuk menuju keselamatan pasien, sehingga tujuh
langkah tersebut secara menyeluruh perlu dilaksanakan oleh RSUD dr.
Rasidin Padang.
1. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien.
a. Bagi Rumah sakit
Rumah sakit harus memiliki kebijakan yang menjabarkan
apa yang harus dilakukan staf segera setelah terjadi
insiden, bagaimana langkah-langkah pengumpulan fakta
31 | P e d o m a n P M K P R S U D d r . R a s i d i n
harus dilakukan dan dukungan apa yang harus diberikan
kepada staf, pasien & keluarga
Rumah sakit menumbuhkan budaya pelaporan dan
belajar dari insiden yang terjadi di rumah sakit
Rumah sakit melakukan assesment dengan menggunakan
survei penilaian keselamatan pasien
b. Bagi Unit/Tim :
Unit/Tim memastikan rekan sekerja merasa mampu
berbicara mengenai kepedulian mereka dan berani
melaporkan bila mana ada insiden
Unit/Tim mendemonstrasikan kepada unit/tim
ukuran-ukuran yang dpakai untuk memastikan
semua laporan dibuat secara terbuka dan terjadi
proses pembelajaran serta pelaksanaan solusi yang
tepat.
2. Memimpin & mendukung staf untuk memiliki komitmen & fokus
pada keselamatan pasien di rumah sakit
a. Bagi Rumah Sakit
Rumah sakit memastikan ada anggota Direksi yang bertanggung
jawab atas keselamatan pasien.
Rumah sakit mengidentifikasikan orang-orang yang dapat
diandalkan menjadi “penggerak” dalam gerakan keselamatan
pasien.
Rumah sakit memprioritaskan keselamatan pasien dalam agenda
rapat Direksi.
Rumah sakit memasukan tema keselamatan pasien dalam semua
program latihan staf rumah sakit dan memastikan pelatihan ini
diikuti dan diukur efektivitasnya
b. Bagi Unit/Tim
Menominasikan penggerak dalam tim untuk memimpin gerakan
keselamatan pasien
32 | P e d o m a n P M K P R S U D d r . R a s i d i n
Menjelaskan kepada tim relevansi dan pentingnya gerakan
keselamatan pasien
Menumbuhkan sikap yang menghargai pelaporan insiden
3. MengIntegrasikan manajemen resiko
a. Bagi Rumah Sakit
Rumah sakit mengkaji kembali struktur dan proses yang ada
dalam manajemen resiko klini dan non klinis, serta memastikan
hal tersebut mencakup dan terintegrasi dengan keselamatan
pasien dan staf.
Rumah sakit mengembangkan indikator-indikator kinerja pengelolaan
resiko yang dapat dimonitor oleh Direksi/Pimpinan rumah sakit.
Rumah sakit menggunakan informasi yang benar dan jelas yang
diperoleh dari sistem pelaporan insiden dan assesment resiko untuk
dapat secara proaktif meningkatkan kepedulian kepada pasien.
b. Bagi Unit/Tim
Membentuk forum-forum dalam rumah sakit untuk mendiskusikan
issue-issue keselamatan pasien guna memberikan umpan balik kepada
manajemen yang terkait.
Memastikan ada penilaian resiko pada individu pasien dalam proses
assesment resiko rumah sakit.
Melakukan proses assesment resiko secara teratur dan mengambil
langkah-langkah yang tepat untuk memperkecil resiko tersebut.
Memastikan assesment resiko tersebut disampaikan sebagai masukan
ke proses assesment dan pencatatan resiko rumah sakit.
b. Bagi Unit/Tim
Memastikan tim menghargai dan mendukung keterlibatan pasien
dan keluarga bila terjadi insiden.
Memprioritaskan pemberitahuan kepada pasien dan keluarga jika
terjadi insiden dan segera beritahukan kepada mereka informasi
yang jelas dan benar.
Memastikan, segera setelah kejadian tim menunjukan empati
kepada pasien dan keluarganya
6. Mempelajari & membagi pengalaman tentang keselamatan pasien
a. Bagi Rumah Sakit
Memastikan staf yang terkait telah terlatih untuk melakukan
kajian insiden secara tepat.
Mengembangkan kebijakan yang menjabarkan dengan jelas
kriteria pelaksanaan Analisis Akar Masalah (Root Cause Analysis)
yang mencakup insiden yang terjadi dan minimum 1 kali
pertahun melakukan Analisis Modus Dampak Dan Kegagalan
( Failure Modes And Effects Analysis) untuk proses resiko tinggi.
b. Bagi Unit/Tim
Mendiskusikan dalam tim pengalaman dari hasil analisis insiden
Mengidentifikasi unit atau bagian lain yang mungkin terkena
dampak dimasa depan dan membagi pengalaman tersebut secara
lebih luas.
7. Mencegah cedera melalui implementasi keselamatan pasien
a. Bagi Rumah Sakit
34 | P e d o m a n P M K P R S U D d r . R a s i d i n
Menggunakan informasi yang benar dan jelas yhang diperoleh
dari sistem pelaporan, assesment resiko, kajian insiden, dan
audit serta analisis untuk menentukan solusi.
Solusi tersebut dapat mencakup penjabaran ulang sistem
(struktur dan proses), penyesuaian pelatihan staf dan atau
kegiatan klinis, termasuk penggunaan instrumen yang
menjamin keselamatan pasien.
Melakukan assesment resiko untuk setiap perubahan yang
direncanakan.
Memberi umpan balik kepada staf tentang setiap tindakan yang
diambil atas insiden yang dilaporkan
b. Bagi Unit/Tim
Melibatkan tim dalam mengambangkan berbagai cara untuk
membuat asuhan pasien menjadi lebih baik dan lebih aman.
Menelaah kembali perubahan-perubahan yang dibuat tim dan
memastikan pelaksanaannya.
Memastikan tim menerima umpan balik atas setiap tindak lanjut
tentang insiden yang dilaporkan.
F. INSIDEN KESELAMATAN PASIEN
Insiden keselamatan pasien adalah setiap kejadian atau situasi yang
dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien
yang tidak seharusnya terjadi. Insiden keselamatan pasien terdiri dari:
1. Kejadian tidak diharapkan (KTD)
Suatu insiden yang mengakibatkan cedera pada pasien akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil, dan bukan karena penyakit dasarnya atau
kondisi pasien. Cedera dapat diakibatkan oleh kesalahan medis atau
bukan kesalahan medis.
2. Kejadian nyaris cidera (KNC)
Suatu insiden yang tidak menyebabkan cidera pada pasien akibat
melaksanakan suatu tindakan (comission) atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil (omission), dapat terjadi karena
keberuntungan (misalnya pasien menerima suatu obat
kontraindikasi tetap tidak timbul reaksi obat), karena “pencegahan”
35 | P e d o m a n P M K P R S U D d r . R a s i d i n
(suatu obat dengan overdosis lethal akan diberikan, tetapi staf lain
mengetahui dan membatalkannya sebelum obat diberikan), atau
“peringanan” (suatu obat dengan overdosis lethal diberikan,
diketahui secara dini lalu diberikan antidotumnya.
3. Sentinel Event
Segala kejadian tidak diharapkan (KTD) yang berakibat pada
kematian atau kehilangan fungsi secara permanen baik sebagian
maupun seluruh, yang tidak berhubungan dengan perjalanan
penyakit dari pasien, dan juga terjadinya kesalahan pembedahan
(salah sisi, salah prosedur atau salah pasien). Setiap sentinel event
akan dilakukan analisa akar masalah (Root Cause Analysis)
4. Kesalahan Pengobatan (Medication Error)
Medication error adalah setiap kejadian terkait pengobatan yang
dapat dicegah, yang membahayakan atau berpotensi membahayakan
pasien dan terjadi ketika pasien dalam proses pengobatan oleh
petugas kesehatan.
Yang termasuk Medication error antara lain:
Salah pasien
Salah obat
Salah dosis
Salah waktu pemberian
Salah rute/cara pemberian
Setiap laporan insiden kesalahan pengobatan yang diterima oleh
Komite PMKP diteruskan kepada Sub Komite Farmasi dan Terapi.
36 | P e d o m a n P M K P R S U D d r . R a s i d i n
data KTD & analisisnya. Idealnya, juga menghasilkan
rekomendasi utk perubahan proses dan sistem.
4. Analisis yang baik & proses pembelajaran yang berharga
memerlukan keahlian/keterampilan. Sub Komite Keselamatan
Pasien harus menyebarkan informasi, pengembangan solusi
dan rekomendasi perubahan
2. Penilaian Matriks Grading Risiko
Penilaian matriks risiko adalah suatu metode analisa kuantitatif
untuk menentukan derajat risiko suatu insiden berdasarkan
dampak dan probabilitasnya.
a. Dampak/ consequences
Penilaian dampak akibat suatu kecelakaan berdasarkan jenis cederanya
dan kemampuan korban kembali ke pekerjaannya.
b. Probabilitas/ likehood
Penilaian tingkat probabilitas risiko adalah seberapa seringnya insiden
tersebut terjadi.
SKOR RISIKO
SKOR RISIKO = Dampak x Probability
BANDS RISIKO
Bands risiko adalah derajat risiko yang digambarkan dalam empat
warna yaitu : Biru, Hijau, Kuning dan Merah. Warna “bands” akan
menentukan Investigasi yang akan dilakukan:
37 | P e d o m a n P M K P R S U D d r . R a s i d i n
6.7.3 Prosedur Pelaporan Insiden
a. Karyawan RSUD dr. Rasidin yang terlibat atau pertama
menemukan insiden keselamatan pasien wajib segera
ditindak lanjuti penanganan untuk mengurangi dampak.
b. Setelah ditindak lanjuti, karyawan tersebut segera buat
laporan insidennya dengan mengisi formulir laporan insiden
dan meneruskannya kepada atasan langsung sebelum akhir
jam kerja yang bersangkutan (paling lambat 1x24 jam
setelah kejadian)
c. Atasan langsung (koordinator/ supervisor) yang menerima
laporan melakukan penilaian grading resiko.
d. Formulir Laporan insiden yang telah dilengkapi oleh hasil
grading resiko dari atasan langsung diserahkan kepada
Komite PMKP (paling lambat 2x24 jam setelah kejadian)
e. Komite PMKP akan memeriksa laporan dan melakukan re-
grading resiko terhadap insiden yang dilaporkan.
f. Komite PMKP menginformasikan hasil dari re-grading
kepada unit yang melaporkan.
Bila Grade biru: maka perlu dilakukan investigasi
sederhana oleh atasan langsung (koordinator atau
supervisor), waktu maksimal 1 minggu dan hasil
dilaporkan ke Komite PMKP.
Bila Grade hijau : maka perlu dilakukan investigasi
sederhana oleh manajer , waktu maksimal 2 minggu dan
hasil dilaporkan ke Komite PMKP.
Bila Grade kuning : maka perlu dilakukan investigasi
komprehensif/analisis akar masalah/RCA oleh Komite
PMKP dengan melibatkan senior manajer, waktu
maksimal 45 hari.
Bila Grade merah : maka perlu dilakukan investigasi
komprehensif/analisis akar masalah/Regrading oleh
Komite PMKP dengan melibatkan direksi, waktu maksimal
45 hari.
g. Komite PMKP memonitor pelaksanaan hasil investigasi
sederhana
h. Komite PMKP melaporkan hasil investigasi komprehensif
(RCA) kepada Direksi untuk ditindaklanjuti.
i. Rekomendasi untuk “Perbaikan dan Pembelajaran”
diberikan umpan balik kepada unit kerja terkait.
38 | P e d o m a n P M K P R S U D d r . R a s i d i n
39 | P e d o m a n P M K P R S U D d r . R a s i d i n
BAB VIII
MANAJEMEN RISIKO
A. PENGERTIAN
Manajemen risiko adalah kegiatan klinis dan administratif yang terdiri
dari identifikasi, evaluasi, dan mengurangi risiko kecelakaan pada
pasien, pegawai dan pengunjung rumah sakit serta risiko kerugian
yang diderita rumah sakit itu sendiri.
B. TUJUAN
Manajemen risiko rumah sakit bertujuan untuk menghilangkan atau
meminimalkan dampak dari suatu risiko kejadian yang biasa terjadi di
lingkungan rumah sakit.
40 | P e d o m a n P M K P R S U D d r . R a s i d i n
membandingkan hasil analisis risiko dengan kriteria risiko yang telah
ditentukan untuk dijadikan sebagai dasar penerapan penanganan
risiko.
Proses ketiga dalam proses manajemen risiko adalah penanganan
risiko yang berupa perencanaan atas mitigasi risiko-risiko untuk
mendapatkan alternatif solusinya sehingga penanganan risiko dapat
diterapkan secara efektif dan efisien. Beberapa alternatif penangangan
risiko yang dapat diambil antara lain yang bertujuan untuk
menghindari risiko, memitigasi risiko untuk mengurangi kemungkinan
atau dampak, mentransfer risiko kepada pihak ketiga (risk sharing) dan
menerima risiko (risk acceptance).
41 | P e d o m a n P M K P R S U D d r . R a s i d i n
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Pelayanan/ Terhenti < 8 Terhenti 8 - 24 Terhenti > 24 Terhenti > 168 Terhenti permanen
Operasional jam Jam jam - 68 jam jam
Biaya/ Kerugian Kerugian ringan Kerugian sedang Kurugian besar Kerugian sangat
Keuangan sangat ringan besar/ Extensive
< Rp. 100.000 Rp. 100.000 – > Rp. 1.000.000 >Rp. 10.000.000 > Rp. 100.000.000
42 | P e d o m a n P M K P R S U D d r . R a s i d i n
1.000.000 – 10.000.000 – 100.000.000
TINGKAT DESKRIPTIF
RES
IKO
43 | P e d o m a n P M K P R S U D d r . R a s i d i n
44 | P e d o m a n P M K P R S U D d r . R a s i d i n
BAB IX
PENILAIAN KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA
45 | P e d o m a n P M K P R S U D d r . R a s i d i n
BAB X
46 | P e d o m a n P M K P R S U D d r . R a s i d i n
BAB XI
AUDIT KLINIS KOMITE PMKP
RSUD dr. RASIDIN PADANG
47 | P e d o m a n P M K P R S U D d r . R a s i d i n
dan mengolah data
d. audit klinis; yang terdiri dari semua anggota bagian atau unit
yang terlibat langsung dalam proses pelayanan sesuai topik
audit.
Tim Ad-hoc adalah tim kerja audit medik yang dibentuk oleh direktur,
bertugas menyusun pedoman dn menentukan kriteria Latar belakang,
tujuan dan sasaran audit harus dibuat untuk memastikan audit yang
dilakukan tetap fokus serta menggunakan waktu dan sumber daya
sebaik- baiknya. Latar belakang isinya :
a. Rasionalitas dan justifikasi topik yang dipilih
Tujuan berisi gambaran yang akan dicapai dari suatu audit, yaitu untuk
mamastikan atau memperbaiki mutu pelayanan kesehatan. Contoh
tujuan audit klinik “ meningkatkan managemen pelayanan klinik pada
pasien dengan ulkus diabetes “
Sasaran berisi langkah-langkah untuk mencapai tujuan audit , yaitu
dengan menggunakan aspek dimensi mutu :
a. Appropriateness : sesuai dengan standar
B. RUANG LINGKUP
1. Pelayanan Kedokteran.
2. Pelayana Keperawatan yang berhubungan dengan pelayanan
48 | P e d o m a n P M K P R S U D d r . R a s i d i n
kedokteran.
3. Pelayanan Penunjang Medik yang berhubungan dengan pelayanan
kedokteran.
C. TATA LAKSANA
1. Memilih Dan Menetapkan Topik
Audit klinik atau medis dapat meliputi audit struktur, audit proses,
maupun audit hasil. Rapat penentuan topik audit dilakukan pada
rapat komite medik yang dihadiri oleh sub komite mutu profesi dan
direksi. Dasar penentuan topik adalah dari data –data rutin RS :
a. Data kesalahan medis atau medical error
b. Data survey kepuasan pasien
c. Data observasi proses pemberian pelayanan
d. Masukan dari managemen, asuransi, dan unit –unit layanan
51 | P e d o m a n P M K P R S U D d r . R a s i d i n
staf Rekam Medik yang ditunjuk. Langkah-langkah pengambilan
data sebagai berikut :
Ambil rekam medik yang menjadi sampel audit, pelajari
apakah setiap kriteria yang ditentukan telah terpenuhi
dalam rekam medik tersebut (lihat kesesuaian)
Tentukan hasil apakah sesuai kriteria, tidak sesuai kriteria
namun memenuhi perkecuaalian justifikasi, atau tidak
sesuai kriteria dan tidak ada justifikasi.
Tulis hasil tersebut dalam bentuk kode :
o sesuai criteria
o tidak sesuai kriteria tapi ada justifikasi
o tidak sesuai kriteria tidak ada justifikasi.
Memisahkan rekam medik yang mengandung
penyimpangan (tidak sesuai kriteria) berdasarkan pedoman
dan indtrumen audit yang telah disusun oleh tim ad-hoc
52 | P e d o m a n P M K P R S U D d r . R a s i d i n
dateline-nya).
c. Dibuat rencana tindak lanjut (Plan of Action/POA) yang
menjelaskan “ SIAPA melakukan APA dan KAPAN “.
d. Tanggungjawab melakukan perubahan ditegaskan dan
dikomunikasikan kepada yang berkepentingan ; tim ad-hoc ikut
mengawasi.
e. Jangka waktu pelaksanaan perubahan tidak lebih dari 3 bulan
untuk dilakukan re-audit.
9. RE-AUDIT
Tujuan re audit adalah untuk melihat apakah telah terjadi perubahan
setelah menerapkan POA. Proses re-audit sama dengan proses audit.
Uji statistic membandingkan proses audit dan re-audit menggunakan
chi-square test.
53 | P e d o m a n P M K P R S U D d r . R a s i d i n
BAB XII
MONITORING DAN EVALUASI
54 | P e d o m a n P M K P R S U D d r . R a s i d i n
BAB XIII
PENUTUP
Ditetapkan di : Padang
Tanggal : Januari 2022
DIREKTUR
55 | P e d o m a n P M K P R S U D d r . R a s i d i n