TIM MUTU
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
dr. P. P. MAGRETTI
SAUMLAKI
2023
LEMBAR PENGESAHAN
Program Kerja Tim Mutu Rumah Sakit Umum Daerah dr. P. P. Magretti Saumlaki telah
disahkan pada tanggal Januari 2023 oleh :
MENGETAHUI
DIREKTUR RSUD dr. P. P. MAGRETTI,
A. PENDAHULUAN
pelayanan jasa.
Peningkatan mutu adalah program yang disusun secara obyektif dan sistematik
untuk memantau dan menilai serta meningkatkan asuhan pasien dan memecahkan
masalah-masalah yang terungkap (Jacobalis S,
1989)
B. LATAR BELAKANG
RSUD Dr. P.P. Magretti Saumlaki adalah salah satu institusi dibawah Pemerintah
Daerah yang memberikan pelayanan langsung khususnya pelayanan kesehatan. Dalam
upaya memberikan pelayanannya, rumah sakit dituntut memberikan pelayanan sebaik-
baiknya sebagai public service. Hal tersebut didasarkan bahwa tuntutan masyarakat
terhadap pelayanan yang lebih baik, lebih ramah dan lebih bermutu seiring dengan
meningkatnya tingkat pendidikan dan sosial ekonomi masyarakat. Meningkatnya tuntutan
dapat dilihat dengan munculnya kritik-kritik baik secara langsung maupun tidak langsung
terhadap pelayanan yang diberikan.
Berkenaan dengan hal tersebut, maka RSUD Dr. P. P. Magretti Saumlaki perlu
menjawab tantangan dan tuntutan masyarakat terhadap peningkatan pelayanan secara
bertahap melalui upaya program peningkatan mutu dan keselamatan pasien di rumah
sakit.
Untuk menjaga dan meningkatkan mutu, rumah sakit harus mempunyai ukuran
yang menjamin peningkatan mutu dan keselamatan pasien di semua tingkatan. Indikator
mutu rumah sakit disusun bertujuan mengukur kinerja rumah sakit yang nyata sesuai
standar pelayanan. RSUD Dr. P.P. Magretti Saumlaki telah memiliki indikator
peningkatan mutu dan keselamtan pasien, namun demikian tetap harus melakukan
evaluasi dan perbaikan mutu dan keselamatan pasien untuk terwujudnya visi yang telah
ditetapkan yaitu menjadi Rumah Sakit pilihan utama dan kebanggan masyarakat
Kabupaten Kepulauan Tanibar.
BAB II
TUJUAN
A. Tujuan Umum
B. Tujuan Khusus
Kegiatan mutu dan keselamatan pasien dapat direncanakan secara terperinci
sehingga mudah dalam pelaksanaannya:
1. Program kerja komite mutu dapat dilaksanakan tepat waktu, tepat sasaran dan
tepat guna.
2. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan PMKP dapat dilaksanakan dengan baik
3. Meningkatkan mutu dan keselamatan pasien maupun staf rumah sakit
BAB III
1. Kegiatan dan rincian kegiatan komite mutu dan keselamatan pasien sebagai
berikut:
2. Rincian Kegiatan
1. Perencanaan (Plan)
Perencanaan merupakan suatu upaya menjabarkan cara penyelesaian
masalah yang ditetapkan dalam unsur-unsur rencana yang lengkap serta
saling terkait dan terpadu sehingga dapat dipakai sebagai pedoman dalam
melaksanakan cara penyelesaian masalah. Hasil akhir yang dicapai dari
perencanaan adalah tersusunnya rencana kerja penyelesaian masalah
mutu yang akan diselenggarakan.
2. Pelaksanaan (Do)
Tahapan kedua yang dilakukan ialah melaksanakan rencana yang telah
disusun. Jika pelaksanaan rencana tersebut membutuhkan keterlibatan staf
lain diluar anggota tim, perlu terlebih dahulu diselenggarakan sosialisasi
dan edukasi, sehingga staf pelaksana tersebut dapat memahami dengan
lengkap rencana yang akan dilaksanakan.
3. Pemeriksaan (Check)
Tahapan ketiga yang dilakukan ialah secara periodik tiap staf yang terlibat
memeriksa kemajuan dan hasil yang dicapai serta pelaksanaan
rencana yang telah ditetapkan.
4. Perbaikan (Action)
Tahapan keempat yang dilakukan adalah melaksanakan perbaikan rencana
kerja. Lakunlah penyempurnaan rencana kerja atau bila perlu
mempertimbangkan pemilihan dengan cara penyelesaian masalah lain, Untuk
selanjutnya rencana kerja yang telah diperbaiki tersebut dilaksanakan kembali.
Monitoring kemajuan serta hasil tersebut
Matriks prioritas adalah metode yang umum digunakan untuk menyusun
prioritas apabila terdapat banyak isu / permasalahan di bidang layanan kesehatan.
Langkah penentuan prioritas dengan menggunakan matriks prioritas adalah sebagai
berikut :
1. Membuat tabel matriks prioritas
1. Daftarlah semua isu / masalah yang terkait dengan layanan kesehatan di rumah
sakit, dan letakkan di kolom pertama (area prioritas) . Untuk kepala baris letakkan
berturut-turut kriteria prioritas rumah sakit yaitu high risk, high volume, dan
problem prone.
2. Menetapkan nilai dari masing-masing isu / permasalahan
Untuk masing-masing isu / permasalahan tentukanlah nilai (N) dengan rentang 1-
5, di mana nilai 1 diberikan untuk nilai risiko, volume, dan tingkat kerawanan yang
paling kecil.
3. Menetapkan bobot dari masing-masing kriteria
Bobot (B) dari high risk ditetapkan sebesar 50, high volume sebesar 30, dan
bobot dari problem prone adalah 20.
4. Mengkalkulasi skor prioritas
Skor kriteria diperoleh dengan cara mengalikan nilai dan bobot, sedangkan skor
prioritas dapat diketahui dengan menjumlahkan skor kriteria . Isu / permasalah
yang memiliki skor total tertinggi dapat dipertimbangkan sebagai prioritas utama.
Tabel 2.1 Matriks Prioritas
Area High Risk High Volume Problem Prone Jumlah
Prioritas Nilai x Bobot Nilai x Bobot = Nilai x Bobot =
= Skor Skor Skor
Rentang Nilai Rentang Nilai : Rentang Nilai
: 1-5 1-5 : 1-5
Bobot = 50 Bobot = 30 Bobot = 20
N B S N B S N B S
Problem 1
Problem 2
Problem 3
dst
Validasi dilakukan terhadap data dari indikator baru, data dari indikatornya yang
mengalami revisi pada profil indikatornya atau apabila terjadi pergantian pejabat
pengumpul data. Sedangkan audit data mutu dilakukan untuk memastikan kebenaran
dari data yang telah dikumpulkan sehingga data tersebut dapat dipertanggungjawabkan.
RSUD Dr. P.P. Magretti Kota Saumlaki menggunakan PDSA sebagai kerangka
kerja dalam upaya melakukan perbaikan secara kontinu. PDSA merupakan rangkaian
kegiatan yang terdiri dari perencanaan (plan), pelaksanaan (do), pemeriksaan (study)
dan perbaikan (action).
a. Perencanaan (Plan)
Perencanaan merupakan suatu penjabaran cara penyelesaian masalah yang
ditetapkan ke dalam unsur-unsur rencana yang lengkap serta saling terkait dan
terpadu sehingga dapat dipakai sebagai pedoman dalam melaksanakan cara
penyelesaian masalah. Hasil akhir yang dicapai dalam perencanaan adalah
tersusunnya rencana kerja sebagai upaya penyelesaian masalah yang terkait
dengan mutu. Pemimpin Rumah Sakit akan menetapkan dan membuat prioritas hal-
hal yang akan dimonitor, tim PMKP bertanggungjawab dalam menyusun program
PMKP dan menghubungkan dengan bagian terkait dalam penyusunan frekuensi
pemantauan, penetapan bagaimana cara dan kapan seharusnya mengumpulkan
data, penggunaan alat statistik untuk analisa data, serta format dan tata cara
pencatatan. Tim PMKP juga mengkoordinasikan hal-hal tersebut terkait dengan
sumber daya yang digunakan, waktu untuk implementasi dan mendapatkan
persetujuan dari pimpinan rumah sakit.
b. Pelaksanaan (Do)
Tahapan kedua yang dilakukan adalah melaksanakan rencana yang telah
disusun. Jika pelaksanaan rencana tersebut membutuhkan keterlibatan staf lain
diluar anggota tim, perlu terlebih dahulu diselenggarakan orientasi, sehingga staf
pelaksana tersebut dapat memahami dengan lengkap rencana yang akan
dilaksanakan.
Setiap bagian harus mengimplementasikan perencanaan yang telah disetujui
dan menetapkan orang yang bertanggung jawab untuk setiap tugas. Apabila
diperlukan akan memberikan pelatihan yang sesuai.
c. Pemeriksaan (Study)
Tahapan ketiga yang dilakukan adalah secara berkala memeriksa kemajuan dan
hasil yang telah dicapai. Orang yang bertanggung jawab dalam pemantauan
program mutu (Penanggung Jawab / PJ) harus mengumpulakan data tersebut
sesuai dengan perencanaan yang telh disetujui. Apabila ada kegagalan atau kinerja
yang buruk,PJ dapat merekomendasikan tindakan perbaikan dan diberikan kepada
pimpinan untuk mendapat persetujuan.
d. Perbaikan (Action)
Tahapan terakhir yang dilakukan adalah melaksanakan perbaikan rencana kerja.
Lakukanlah penyempurnaan rencana kerja atau bila perlu mempertimbangkan
dengan cara pemecahan masalah lain. Untuk selanjutnya rencana kerja yang telah
diperbaiki tersebut dilaksanakan kembali. Pemantauan kemajuan serta hasil yang
dicapai juga perlu dilakukan untuk menyusun rencana langkah selanjutnya. Ketika
hasil yang diperoleh positif, prosedur kemudian diimplementasikan sebagai sebuah
“Standar Prosedur” Jika terjadi kegagalan, maka sebuah rencana baru harus
segera disusun sesuai dengan arahan dan prioritas yang ditetapkan oleh pimpinan
dan kembali ke awal sesuai lingkaran PDSA.
D. PELAKSANAAN PROGRAM KESELAMATAN PASIEN
1. Penerapan 7 langkah menuju keselamatan Pasien Rumah Sakit, meliputi:
a. Bangun Kesadaran akan nilai Keselamatan Pasien.
b. Pimpin dan dukung staf anda.
c. Integrasikan aktivitas pengelolaan resiko.
d. Kembangkan sistem pelaporan.
e. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien.
f. Belajar dan berbagi pengalaman tentang Keselamatan Pasien.
g. Cegah cedera melalui implementasi system Keselamatan Pasien.
Setiap standar pelayanan pasien wajib dilakukan evaluasi berkala terutama pada
prioritas standar pelayanan klinis karena keterbatasan rumah sakit. Evaluasi prioritas
standar pelayanan kedokteran tersebut dipergunakan untuk mengukur keberhasilan
dan efisensi peningkatan mutu pelayanan klinis prioritas rumah sakit. Evaluasi
prioritas standar pelayanan kedokteran dapat dilakukan melalui audit medis dan atau
audit klinis, dan dapat menggunakan
indikator mutu.
Indikator area klinis (IAK), indikator area manajemen (IAM) dan indikator sasaran
keselamatan pasien (ISKP) dapat digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap
kepatuhan standar pelayanan kedokteran di rumah sakit misalnya kepatuhan
terhadap pemberian terapi, pemeriksaan penunjang dan lama harirawat (LOS) .
Tujuan dari monitoring pelaksanaan evaluasi prioritas standar pelayanan
kedokteran sebagai berikut:
a) Mendorong tercapainya standarisasi proses asuhan klinik
b) Mengurangi risiko dalam proses asuhan, terutama yang berkaitan asuhan kritis
c) Memanfaatkan sumber daya yang tersedia dengan efisien dalam memberikan
asuhan klinik tepat waktu dan efektif
d) Memanfaatkan indikator prioritas sebagai indikator dalam penilaian kepatuhan
penerapan alur klinis di area yang akan diperbaiki di tingkat rumah sakit
e) Secara konsisten menggunakan praktik berbasis bukti ("evidence based
practices") dalam memberikan asuhan bermutu tinggi
Keselamatan dan mutu berkembang dalam suatu lingkungan yang mendukung kerja
sama dan rasa hormat terhadap sesama, tanpa melihat jabatan mereka
dalam rumah sakit.
Direktur RS menunjukkan komitmennya tentang budaya keselamatan dan medorong
budaya keselamatan untuk seluruh staf RS. Perilaku yang tidak
mendukung budaya keselamatan seperti:
. Perilaku yang tidak layak (Inappropriate), seperti kata-kata atau bahasa tubuh
yang menyinggung perasaan sesama staf, misalnya mengumpat, merendahkan
atau memaki;
. perilaku yang mengganggu (disruptive) antara lain perilaku tidak layak yang
dilakukan secara berulang, bentuk tindakan verbal atau non verbal yang
membahayakan atau mengintimidasi staf lain, "celetukan maut" adalah
komentar sembrono didepan pasien yang berdampak menurunkan kredibilitas
staf klinis lain, contoh mengomentari negatif hasil tindakan atau pengobatan staf
lain didepan pasien, misalnya "obatnya ini salah, tamatan mana dia...?" ,
melarang perawat untuk membuat laporan tentang kejadian tidak diharapkan,
memarahi staf klinis lainnya didepan pasien, kemarahan yang ditunjukkan
dengan melempar alat bedah dikamar operasi, membuang rekam medis diruang
rawat;
. perilaku yang melecehkan (harassment) terkait dengan ras, agama, suku
termasuk gender;
. pelecehan seksual.
SASARAN
A. Sasaran Audience
1. Rapat Bulanan Komite Mutu dan Keselamatan Pasien 1 (satu) bulan sekali.
a. Dijadwalkan pada minggu ke 4 (empat) setiap bulan.
b. Rapat membahas mengenai evaluasi kerja Komite Mutu dan Keselamatan
Pasien pada bulan berjalan, penyiapan laporan bulanan, pembahasan
masalah di Komite Mutu dan Keselamatan Pasien, rencana kerja serta
sosialiasi kegiatan/kebijakan terbaru di Rumah Sakit.
2. Rapat Koordinasi Komite Mutu dan Keselamatan Pasien 1 (satu) bulan sekali.
a. Dijadwalkan setiap minggu pertama awal bulan maksimal tanggal 5 (lima) bulan
berikutnya.
b. Rapat yang diselenggarakan dengan mengundang QLC dan unit kerja lain
untuk pelaksanaan koordinasi kegiatan yang berhubungan dengan Komite
Mutu dan Keselamatan Pasien.
3. Rapat Pimpinan/tinjauan manajemen
a. Rapat Komite dengan pimpinan Rumah Sakit membahas tentang indikator
mutu, usulan, pencapaian target, permasalahan dan tindak lanjut
b. Rapat Komite dengan unit terkait yang diselenggarakan 3 (tiga) bulan sekali
dihadiri oleh Direktur Rumah Sakit, Komite Medis, Komite PPI, Komite
Keperawatan dan para pimpinan bagian Rumah Sakit agar para pimpinan
rumah sakit lebih memahami proses terkait dengan Mutu dan Keselamatan
Pasien, monitoringnya, hasil kegiatan, upaya perbaikan yang sudah dilakukan,
hambatan dan kendala.
4. Rapat Insidentil
Rapat yang sifatnya mendesak, tidak terjadwal dan dapat diselenggarakan baik
secara internal Komite Mutu dan Keselamatan Pasien maupun mengundang atau
dihadiri unit lain sesuai dengan kebutuhan.
BAB VII
PELAPORAN
A. Laporan Bulanan
1. Laporan yang disusun setiap bulan, meliputi laporan indikator Mutu dan
Keselamatan Pasien dari unit ke Komite Mutu dan Keselamatan Pasien.
2. Laporan indikator Mutu dan Keselamatan Pasien dari Komite Mutu dan
Keselamatan Pasien ke Direktur.
3. Laporan kegiatan hasil realisasi kegiatan program Mutu dan Keselamatan
Pasien, rekomendasi, solusi dan tindak lanjut ke Direktur.
C. Laporan Tahunan
Laporan Tahunan yang disusun oleh Komite Mutu dan Keselamatan Pasien
meliputi :
1. Laporan kebijakan, panduan, pedoman dan SPO tentang Mutu dan
Keselamatan Pasien
2. Laporan Indikator Mutu dan Keselamatan Pasien (Indikator Area Klinis, Area
Menejemen, dan Sasaran Keselamatan Pasien)
3. Laporan Pelaksanaan Program Keselamatan Pasien (Insiden Keselamatan
Pasien, investigasi, Clinical Risk Management)
4. Laporan hasil kegiatan tentang panduan praktek klinik dan clinical pathway
5. Laporan asesmen risiko secara proaktif
6. Laporan pendidikan dan pelatihan PMKP
7. Laporan monitoring dan evaluasi penilaian kinerja unit dan individu (profesi dan
staf), rekomendasi dan tindak lanjut.
BAB VIII
PENUTUP
Demikian program kerja Komite Mutu dan Keselamatan Pasien ini disusun
sebagai acuan dalam penyelenggaraan Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit
untuk mendukung pelaksanaan Good Corporate Governance. Pedoman organisasi akan
dilakukan evaluasi setiap tahun dan dilakukan revisi setiap 3 (tiga) tahun sesuai dengan
pengembangan Rumah Sakit.