Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya atas rahmat Nya
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien di Rumah Sakit Al-Arif ini
dapat selesai. Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien di Rumah Sakit
Al-Arif ini akan dilaksanakan sebagaimana mestinya dan diharapkan dengan adanya
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien di Rumah Sakit Al-Arif bisa
Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
Rumah Sakit Al-Arif ini dapat bermafaat bagi segala pihak yang terkait.
COVER................................................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................. ii
KATA PENGANTAR......................................................................................... iii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................
1.2 Tujuan..............................................................................................................
BAB II PENGERTIAN.......................................................................................
2.1 Mutu................................................................................................................
2.2 Peningkatan Mutu............................................................................................
2.3 Keselamatan Pasien.........................................................................................
2.4 Clinical Pathway.............................................................................................
2.5 Indikator..........................................................................................................
2.6 Insiden Keselamatan Pasien............................................................................
2.7 Kejadian Potensial Cedera (KPC)...................................................................
2.8 Kejadian Nyaris Cedera (KNC).......................................................................
2.9 Kejadian Tidak Cedera (KTC)........................................................................
2.10. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)..............................................................
2.11 Kejadian Sentinel...........................................................................................
2.12 Menejemen Resiko........................................................................................
2.13 Root Cause Analysis......................................................................................
2.14 Failure Mode and Effect Analysis.................................................................
BAB III KEBIJAKAN........................................................................................
BAB IV PENGORGANISASIAN......................................................................
4.1 Struktur Organisasi..........................................................................................
4.2 Uraian Tugas...................................................................................................
4.3 Tata Hubungan Kerja......................................................................................
4.4 Peran Pimpinan................................................................................................
BAB V FOKUS UTAMA PENINGKATAN MUTU........................................
5.1 Menejemen Proses Klinik................................................................................
5.2 Pengukuran dan Evaluasi................................................................................
5.3 Analisis dan Validasi data indicator................................................................
5.4 Menejemen Resiko..........................................................................................
5.5 Keselamatan Pasien dan Rumah Sakit............................................................
BAB VI KEGIATAN...........................................................................................
6.1 Clinical Pathway.............................................................................................
6.2 Indikator Mutu Prioritas Rumah Sakit............................................................
6.3 Indikator Mutu Unit Kerja...............................................................................
6.4 Indikator Keselamatan Pasien.........................................................................
6.5 Diklat PMKP...................................................................................................
BAB VII METODE PMKP................................................................................
BAB VIII PENCATATAN DAN PELAPORAN..............................................
8.1 Mekanisme Kerja dan Pencatatan Pelaporan..................................................
8.2 Alur Pengumpulan dan Pelaporan Indikator Mutu Rumah Sakit....................
8.3 Informasi Perbaikan Mutu dan Keselamatan Pasien.......................................
BAB IX EVALUASI DAN TINDAKAN...........................................................
BABX PENUTUP................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Untuk itu
kepada masyarakat dengan mutu yang baik dan biaya yang terjangkau. Saat ini,
sistem nilai dan orientasi masyarakat mengenai pelayanan kesehatan pun mulai
menuntut pelayanan umum yang lebih baik, lebih ramah dan lebih bermutu termasuk
pelayanan Rumah Sakit maka fungsi pelayanan Rumah Sakit Al-Arif secara bertahap
perlu terus ditingkatkan agar menjadi lebih efektif dan efisien serta memberi
Rumah Sakit harus mampu memberikan pelayanan terbaik agar pasien dan
keluarganya merasa aman nyaman dan puas terhadap pelayanan yang diterimanya.
Salah satu strategi yang paling tepat untuk mengimbangi hal tersebut adalah melalui
Agar upaya peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit Al-Arif dapat seperti
yang diharapkan maka perlu disusun Pedoman Upaya Peningkatan Mutu dan
Keselamatan Pasien Rumah Sakit Al-Arif. Buku panduan tersebut merupakan konsep
dan program peningkatan mutu dan keselamatan pasien Rumah Sakit Al-Arif, yang
disusun sebagai acuan bagi pengelola Rumah Sakit Al-Arif dalam melaksanakan
upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien Rumah Sakit. Dalam buku panduan
ini diuraikan tentang prinsip upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien,
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Sakit.
pelayanan.
2. Tujuan Khusus
pasien
2.1 Mutu
Mutu bersifat persepsi dan dipahami berbeda oleh orang yang berbeda namun
berimplikasi pada superioritas sesuatu hal. Penilaian indikator dapat digunakan untuk
menerus dari proses penyediaan pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan pasien dan
perbaikan yang terus menerus, perbaikan kinerja di tingkat Rumah Sakit dan
asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan
hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk
diambil
2.4 Clinical Pathway
dan standar pelayanan tenaga kesehatan lainnya, yang berbasis bukti dengan hasil
yang dapat diukur dan dalam jangka waktu tertentu selama di Rumah Sakit
2.5 Indikator
memulai suatu perubahan. Indikator yang baik adalah yang sensitif tapi juga spesifik.
1) Indikator klinik adalah suatu cara untuk menilai penampilan dari suatu kegiatan
klinik.
2) Indikator manajemen adalah suatu cara untuk menilai penampilan dari suatu
kegiatan manajemen.
berpotensi mengakibatkan cedera yg dapat dicegah pada pasien yang terdiri dari
Kejadian Potensial Cedera (KPC), Kejadian Nyaris Cedera (KNC), Kejadian Tidak
Contoh : unit transfusi darah sudah siap dipasang pada pasien yang salah, tetapi
Insiden yang sudah terpapar ke pasien, tetapi pasien tidak timbul cedera
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil, dan bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien. Cedera dapat
diakibatkan oleh kesalahan medis atau bukan kesalahan medis karena tidak dapat
2) Semua Kejadian kesalahan obat, jika terjadi sesuai definisi yang ditetapkan
Rumah Sakit
3) Semua kesalahan obat (medication error) yang signifikan jika terjadi sesuai
4) Kejadian tidak diharapkan (KTD) atau pola kejadian yang tidak diharapkan
Suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius, biasanya
dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat diterima
seperti : operasi pada bagian tubuh yang salah. Pemilihan kata “sentinel” terkait
dengan keseriusan cedera yang terjadi (contoh : Amputansi pada kaki yang salah,
dsb) sehingga pencarian fakta terhadap kejadian ini mengungkapkan adanya masalah
yang serius pada kebijakan dan prosedur yang berlaku. Kejadian sentinel meliputi :
1) kematian yang tidak diduga, termasuk, dan tidak tidak terbatas hanya kematian
yang tidak berhubungan dengan perjalanan penyakit pasien atau kondisi pasien
2) kehilangan permanen fungsi yang tidak terkait dengan penyakit pasien atau
kondisi pasien;
4) terjangkit penyakit kronik atau penyakit fatal akibat transfusi darah atau produk
5) penculikan anak termasuk bayi atau anak termasuk bayi dikirim ke rumah bukan
rumah orangtuanya;
atau kehilangan fungsi secara permanen), atau pembunuhan (yang disengaja) atas
pasien, anggota staf, dokter, mahasiswa kedokteran, siswa latihan, serta
Sakit.
sesuatu yang berkaitan dengan sebuah ancaman karena ketidak pastian. Ancaman
yang dimaksud di sini adalah akibat dari aktivitas individu/manusia termasuk: yang
KEBIJAKAN
Sakit
tentang Panitia Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien di Rumah Sakit Al-
Arif
tentang Pemilihan dan Penetapan Indikator Mutu Unit di Rumah Sakit Al-Arif
BAB IV
PENGORGANISASIAN
pasien berada langsung dibawah direktur Rumah Sakit. Ketua Panitia PMKP bertanggung
jawab terhadap pengelolaan seluruh mutu pelayanan dan resiko yang dilaksanakan di
Rumah Sakit yang juga mencakup akreditasi Rumah Sakit dan mutu Rumah Sakit. Dalam
melaksanakan tugas analisis mutu, ketua panitia PMKP dibantu oleh staf sub panitia
peningkatan mutu, sub keselamatan pasien dan sub manajemen risiko yang akan bekerja
Kasi. Peningkatan Mutu
Struktur Organisasi
Panitia PMKP Rumah Sakit Al-Arif
KETUA PANITIA PMKP
Kasi. Keselamatan Pasien
SEKRETARIS
Kasi. Manajemen Resiko
4.2 Uraian Tugas
3. Membantu dan melakukan koordinasi dengan pimpinan unit pelayanan dalam memilih
capaian indikator.
unit kerja serta menggabungkan menjadi prioritas Rumah Sakit secara keseluruhan
5. Menentukan profil indikator mutu, metode analisis, dan validasi data dari data
indikator mutu yang dikumpulkan dari seluruh unit kerja di Rumah Sakit
7. Menjalin komunikasi yang baik dengan semua pihak terkait serta menyampaikan
10. Menyusun regulasi terkait dengan pengawasan dan penerapan program PMKP.
Hubungan koordinasi panitia panitia PMKP dengn unit kerja lain adalah sebagi
berikut :
Panitia PMKP
Keterangan :
mutu clinical pathway agar dapat dievaluasi dan mutu yang dicapai dapat
baik.
2. Panitia PPI : Panitia PMKP bekerjasama dengan PPI untuk menyusun mutu
associated infections (HAIs), kepatuhan cuci tangan dan evaluasi cuci tangan.
5. Bidang lainnya : Panitia PMKP bekerjasama dengan bagian unit kerja untuk
keselamatan pasien.
Sakit Al-Arif melalui pelatihan yang disesuaikan baik pelatihan interna maupun
eksterna.
Salah satu fokus kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan pasien di Rumah
Sakit Al-Arif adalah untuk mengurangi risiko dalam proses asuhan klinis.
1. Ditetapkan standar asuhan klinis melalui panduan praktik klinik dan atau clinical
pathway.
2. Panduan praktik klinik dan atau clinical pathway dikembangkan sesuai dengan
3. Panduan praktik klinik dan atau clinical pathway tersebut di review setiap tahun
adanya perbaikan.
Rumah Sakit Al-Arif telah menetapkan indikator yang harus dipenuhi oleh
semua unit. Indikator tersebut terdiri dari Indikator Mutu Prioritas Rumah Sakit
Keselamatan Pasien ) dan Indikator Mutu Unit. Pengumpulan data dan evaluasi
Rumah Sakit.
sudah ditetapkan.
3. Seluruh unit Rumah Sakit melaporkan hasil pencatatan tersebut kepada Panitia
d. Radiologi
e. Hemodialisa
f. Laboratorium
g. Farmasi
h. Gizi
j. Rekam Medis
l. Manajer Umum
m. Keuangan
n. Keamanan
5. Panitia Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit Al-Arif secara
statistik dan membandingkan data baik secara internal maupun eksternal Rumah
Sakit.
3. Dilakukan validasi data oleh Panitia Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
apabila terdapat:
e) Dilakukan pada data indikator area klinik, dan data yang akan dipublikasikan
1. Identifikasi Risiko
2. Prioritas risiko
3. Pelaporan Risiko
4. Manajemen Risiko
Alat-alat manajemen risiko yang digunakan di Rumah Sakit Al-Arif antara lain:
Keselamatan pasien (patient safety) Rumah Sakit adalah suatu sistem dimana
Rumah Sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi assessmen
risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya
diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
dilakukan.
meningkatkan kinerja mutu serta keselamatan pasien. Salah satu cara untuk
keselamatan pasien Rumah Sakit antara lain membangun kesadaran akan nilai
dan fokus yang kuat tentang keselamatan pasien, mengembangkan sistem dan proses
komunikasi yang terbuka dengan pasien dan belajar berbagi pengalaman tentang
keselamatan pasien.
BAB VI
KEGIATAN
pelayanan medis dan asuhan keperawatan yang berbasis bukti dengan hasil yang
terukur dan dalam jangka waktu tertentu di Rumah Sakit. Rumah Sakit Al-Arif
membuat Clinical Pathway minimal setiap tahun dengan proses penentuannya adalah
3. Menyediakan perawatan klinis secara tepat waktu dan efektif dengan sumber
praktek-praktek
proses utama yang kritikal, risiko tinggi dan cenderung bermasalah yang langsung
terkait dengan mutu asuhan dan keamanan lingkungan. Selain ini sebuah indikator
haruslah:
2) Bersifat umum, yaitu indikator untuk situasi dan kelompok bukan untuk
perorangan.
4) Dapat mendorong intervensi sejak tahap awal pada aspek yang dipilih untuk
dimonitor.
Kriteria yang digunakan harus dapat diukur dan dihitung untuk dapat menilai
indikator, sehingga dapat sebagai batas yang memisahkan antara mutu baik dan mutu
Indikator Area Manajerial, Indikator Sasaran Keselamatan Pasien, indikator PPI dan
a) Assesmen Pasien
b) Pelayananan laboratorium
c) Pelayanan Radiologi
c) Menejemen resiko
e) Menejemen keuangan
1) Kemampuan triage
(BTCLS/ATLS/PPGD/ACLS/GELS)
8) Kepuasan pasien
1) Keterediaan pelayanan
9) Kepuasan pasien
1) Keterediaan pelayanan
6) Kepuasan pasien
D. Radiologi
8) Kepuasan pasien
E. Hemodialisa
dialyzer)
F. Laboratorium
7) Kepuasan pasien
G. Farmasi
3) Ketersediaan formularium
8) Kepuasan pasien
H. Gizi
6) Kepuasan pasien
1) Pemberi pelayanan
6) Kepuasan pasien
J. Rekam Medis
1) Pemberi pelayanan
5) Kelengkapan berkas
8) Kepuasan pasien
1) Staf SDM
L. Admisistrasi Umum
M. Keuangan
1) Pelayanan keuangan
5) Bad debt
6) Cost recovery
7) Kepuasan pasien
N. Keamanan
6) Kepuasan pasien
6.4 Indikator Keselamatan Pasien
yang dapat dicegah pada pasien. Insiden terdiri dari Kejadian Tidak Diharapkan,
Kejadian Nyaris Cedera, Kejadian Tidak Cedera, dan Kejadian Potensial Cedera
serta Sentinel.
Setiap unit mencatat semua kejadian terkait dengan keselamatan pasien pada
formulir yang sudah disediakan Rumah Sakit maksimal 2x24 jam kepada Sub
masalah semua kejadian yang dilaporkan unit kerja dan berdasarkan hasil akar
solusi pemecahan masalah kepada pimpinan Rumah Sakit. Pimpinan Rumah Sakit
melaporkan insiden dan hasil solusi masalah ke Sub Panitia KP Rumah Sakit Al-
bulan. Pimpinan Rumah Sakit melaksanakan monitoring dan evaluasi pada unit-
unit kerja di Rumah Sakit terkait tentang pelaksanaan keselamtan pasien di unit
kerja.
2. Manajemen Risiko
terbatas pada :
a. pasien;
b. staf medis;
terjadinya kesalahan dalam penanganan pasien. FMEA (Failure Mode and Effect
Analysis) adalah salah satu tool dalam metode Lean yang berfungsi mengidentifikasi
potensi terjadinya masalah atau error dalam proses. FMEA di Rumah Sakit memiliki
fungsi yang sama, hanya saja fokusnya adalah pencegahan kesalahan dalam proses
Program pelatihan tentang mutu diberikan secara eksternal dan atau internal.
kerja dan proses kegiatan untuk menciptakan kepuasan pelanggan yang dilakukan
oleh setiap orang dari setiap bagian di Rumah Sakit Al-Arif. Pengertian pengendalian
kualitas pelayanan tersebut mengacu pada siklus pengendalian (control cycle) dengan
lebih sering disebuit “siklus Deming”. Konsep ini melakukan perbaikan secara terus
Konsep P-D-C-A tersebut merupakan panduan bagi setiap manajer untuk proses
perbaikan kualitas (quality improvement) secara rerus menerus tanpa berhenti tetapi
meningkat ke keadaaan yang lebih baik dan dijalankan di seluruh bagian organisasi.
A P
Peningkatan
A P
C D
C D
Hubungan pengendalian kualitas pelayanan dengan peningkatan perbaikan
Corrective Follow up
Action
improvement
sistem informasi berjalan dengan baik dan siklus tersebut dapat dijabarkan dalam
sebagai berikut :
Tujuan dan sasaran yang akan dicapai didasarkan pada kebijakan yang
Sasaran ditetapkan secara konkret dalam bentuk angka, harus pula diungkapkan
dengan maksud tertentu dan disebarkan kepada semua karyawan. Semakin rendah
tingkat karyawan yang hendak dicapai oleh penyebaran kebijakan dan tujuan,
Penetapan tujuan dan sasaran dengan tepat belum tentu akan berhasil dicapai
tanpa disertai metode yang tepat untuk mencapainya. Metode yang ditetapkan harus
rasional, berlaku untuk semua karyawan dan tidak menyulitkan karyawan untuk
menggunakannya. Oleh karena itu dalam menetapkan metode yang akan digunakan
perlu pula diikuti dengan penetapan standar kerja yang dapat diterima dan dimengerti
Metode untuk mencapai tujuan yang dibuat dalam bentuk standar kerja. Agar
dapat dipahami oleh petugas terkait, dilakukan program pelatihan para karyawan
Dalam pelaksanaan pekerjaan, selalu terkait dengan kondisi yang dihadapi dan
standar kerja mungkin tidak dapat mengikuti kondisi yang selalu dapat berubah. Oleh
karena itu, ketrampilan dan pengalaman para karyawan dapat dijadikan modal dasar
baik atau tidak. Jika segala sesuatu telah sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan
dan mengikuti standar kerja, tidak berarti pemeriksaan dapat diabaikan. Hal yang
harus disampaikan kepada karyawan adalah atas dasar apa pemeriksaan itu dilakukan.
penyimpangan, maka kebijakan dasar, tujuan, metode (standar kerja) dan pendidikan
harus dipahami dengan jelas baik oleh karyawan maupun oleh manajer. Untuk
mengetahui penyimpangan, dapat dilihat dari akibat yang Timbul dari pelaksanaan
penyimpangan harus ditemukan untuk mengambil tindakan yang tepat agar tidak
kualitas pelayanan.
Konsep PDCA dengan keenam langkah tersebut merupakan sistem yang efektif
akan dicapai diperlukan partisipasi semua karyawan, semua bagian dan semua proses.
kesungguhan (sincerety), yaitu sikap yang menolak adanya tujuan yang semata-mata
hanya berguna bagi diri sendiri atau menolak cara berfikir dan berbuat yang semata-
mata bersifat pragmatis. Dalam sikap kesungguhan tersebut yang dipentingkan bukan
hanya sasaran yang akan dicapai, melainkan juga cara bertindak seseorang untuk
jenis kelompok karyawan yang secara bersama-sama merasa bertanggung jawab atas
tetapi terhadap hasil setiap proses. Proses pelayanan akan menghasilkan suatu
pelayanan berkualitas tinggi, hanya mungkin dapat dicapai jika terdapat pengendalian
kualitas dalam setiap tahapan dari proses. Dimana dalam setiap tahapan proses dapat
dijamin adanya keterpaduan, kerjasama yang baik antara kelompok karyawan dengan
manajemen, sebagai tanggung jawab bersama untuk menghasilkan kualitas hasil kerja
1. Penanggung Jawab
2. Indikator Mutu
Rumah Sakit
Mutu Unit
c) Setiap tahun mutu akan dievaluasi, bila belum mencapai standar akan
3. Pengumpulan Data
4. Analisis Data
tahunan tergantung kepada kegiatan atau bidang yang diukur. Proses analisis data
Tujuan analisis data adalah untuk membantu Rumah Sakit memahami perubahan dan
perbaikan.
5. Validasi Data
Validasi adalah alat penting untuk memahami mutu dari data dan untuk
terhadap data itu sendiri, dan salah satu langkah dalam proses menetapkan prioritas
penilaian, memilih apa yang harus dinilai, memilih dan mengetes indikator,
1) Agar diketahui publik, data dimuat di web site Rumah Sakit atau
abstraktor diganti.
b. Data yang berasal dari indikator yang ada telah diubah tanpa ada
penjelasan
1) Sumber data telah diubah, seperti kalau sebagian dari rekam medis
diharapkan.
6. Laporan
Laporan dibuat oleh koordinator unit dan diserahkan ke panitia PMKP untuk
dianalisis. Laporan tersebut disusun dalam format laporan Mutu yang telah
Direktur Rumah Sakit. Direktur Rumah Sakit beserta manajer/staf memimpin rapat
mutu setiap tiga bulan dan membahas hasil evaluasi dan penilaian indikator mutu
serta menentukan prioritas indikator mutu yang akan diperbaiki. Hasil tersebut di atas
melalui PDCA (apabila memerlukan uji coba) dan membuat usul saran perbaikan.
KEPALA
KETUA PMKP BAGIAN
Perbaikan mutu yang telah dilakukan diinformasikan kepada staf dan dokter
melalui :
a. Rapat staf.
b. Rapat komite medik.
c. Surat menyurat yang mudah dibaca karyawan dan staf medis misalnya
internal memo.
Informasi yang diberikan kepada staf dan staf medis berisikan program perbaikan
bagian/bidang terkait dilakukan oleh panitia PMKP yang ditunjuk dengan cara cross
audit. Peningkatan mutu dan keselamatan pasien yang dievaluasi adalah peningkatan
mutu dan keselamatan pasien yang telah disusun dan ditetapkan minimal 2 (dua)
tahun sebelum pelaksanaan evaluasi dan telah dilaksanakan 1 (satu) tahun sebelum di
keselamatan pasien.
Evaluasi laporan Program PMKP dibahas dalam rapat mutu yang dipimpin oleh
membandingkan dengan diri sendiri dalam waktu tertentu, seperti dari bulan ke bulan
atau satu tahun ke tahun berikutnya, dengan Rumah Sakit lain, membandingkan
dengan standar, seperti standar ditetapkan oleh badan akreditasi, ikatan profesional
dan membandingkan dengan praktek-praktek yang baik oleh panitia PMKP menjadi
Laporan yang telah disetujui oleh Direktur Rumah Sakit diajukan ke Pemilik
Rumah Sakit, Setiap akhir tahun Direktur bersama panitia PMKP akan mengevaluasi
sehingga mutu pelayanan di Rumah Sakit Al-Arif dapat terus berkembang sesuai
PENUTUP
Al-Arif untuk dapat dipergunakan dan dijalankan oleh Rumah Sakit Al-Arif melaluii
berkelanjutan.