STANDART
DIAGNOSIS DAN
STANDART
INTERVENSI
KEPERAWATAN
PERTAMEDIKA IHC
2022
www.pertamedika-ihc.co.id
humas@pertamedika.co.id
021-7219464
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................
A. LATAR BELAKANG............................................................................................................
B. TUJUAN..............................................................................................................................
C. PENGERTIAN.....................................................................................................................
D. KEWENANGAN KLINIS......................................................................................................
E. KEWENANGAN KLINIS DI LUAR STAF STAF MEDIS RUMAH SAKIT...........................
F. PENUGASAN KLINIS (Clinical Appointment).....................................................................
BAB II STAF MEDIK...................................................................................................................
A. PENGANGKATAN STAF MEDIS.....................................................................................
B. PENUGASAN STAF MEDIS.............................................................................................
C. PENGHENTIAN STAF MEDIS.........................................................................................
D. KEWAJIBAN STAF MEDIS TERHADAP PROFESI MEDIS............................................
E. KEWAJIBAN STAF MEDIS TERHADAP PASIEN...........................................................
F. HAK STAF MEDIS............................................................................................................
G. KEWAJIBAN ADMINISTRASI STAF MEDIS....................................................................
BAB III KELOMPOK STAF MEDIK.............................................................................................
A. STRUKTUR ORGANISASI...............................................................................................
B. KETUA KELOMPOK STAF MEDIS..................................................................................
BAB IV KOMITE MEDIK.............................................................................................................
A. UMUM...............................................................................................................................
B. SUSUNAN ORGANISASI DAN KEANGGOTAAN KOMITE MEDIK................................
C. TUGAS DAN FUNGSI KOMITE MEDIK..........................................................................
D. WEWENANG KOMITE MEDIK.........................................................................................
E. HUBUNGAN KOMITE MEDIK DAN DIREKTUR RUMAH SAKIT....................................
F. PANITIA AD HOC.............................................................................................................
G. PENDANAAN KOMITE MEDIK........................................................................................
H. PEMBINAAN DAN PENGAWASAN KOMITE MEDIK......................................................
I. RAPAT KOMITE MEDIK...................................................................................................
BAB V SUB KOMITE MEDIK KREDENSIAL..............................................................................
A. TUJUAN KOMITE KREDENSIAL.....................................................................................
B. KEANGGOTAAN SUBKOMITE KREDENSIAL................................................................
C. POKOK-POKOK PROSES KREDENSIAL.......................................................................
D. MEKANISME KREDENSIAL.............................................................................................
BAB VI SUBKOMITE MUTU PROFESI......................................................................................
A. TUJUAN............................................................................................................................
B. KEANGGOTAAN SUB KOMITE MUTU PROFESI..........................................................
C. MEKANISME KERJA SUB KOMITE MUTU PROFESI....................................................
BAB VII SUB KOMITE ETIKA DAN DISIPLIN PROFESI...........................................................
A. TUJUAN SUB KOMITE ETIKA DAN DISIPLIN PROFESI...............................................
B. KEANGGOTAAN SUB KOMITE ETIKA DAN DISIPLIN PROFESI..................................
C. KETENTUAN UMUM DALAM ETIKA DAN DISIPLIN PROFESI.....................................
D. MEKANISME KERJA SUB KOMITE ETIKA DAN DISIPLIN PROFESI...........................
BAB VIII TATA KELOLA KLINIS.................................................................................................
A. PELAKSANAAN TATA KELOLA KLINIS..........................................................................
A. TATA CARA PENINJAUAN DAN PERBAIKAN PERATURAN INTERNAL
STAF MEDIS...............................................................................................................................
SAMBUTAN DIREKTUR PT PERTAMINA BINA MEDIKA
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat
dan ridho-Nya Standar Diagnosis dan Standart Intervensi Keperawatan Pertamina
Bina Medika IHC telah tersusun. Untuk itu kami atas nama Direksi mengucapkan
selamat dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh pihak yang telah
membantu meyelesaikan Buku Standar Diagnosis dan Standart Intervensi ini.
Buku Standar Diagnosis dan Standart Intervensi Keperawatan ini diharapkan
menjadi acuan bagi perawat dan bidan dalam melaksanakan praktik keperawatan
dalam meningkatkan mutu asuhan keperawatan yang tepat dan terstandart yang
diberikan kepada masyarakat. Buku ini juga sangat bermanfaat karena memuat
standart diagnosis keperawatan dan intervensi keperawatan secara komprehensif
yang meliputi berbagai level, berbagai kategori, berbagai upaya kesehatan,
berbagai jenis klien serta berbagai jenis intervensi dan komplementer.
Kepada penyusun dan tim penyusun Buku Standar Diagnosis dan Standart
Intervensi Keperawatan, saya mengucapkan terimakasih atas kerja cerdasnya
untuk mendukung upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia.
Semoga Buku Standar Diagnosis dan Standart Intervensi Keperawatan
bermanfaat serta dapat dipastikan penggunaanya dalam pelayanan kesehatan.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat
Rahmat dan Rdho-Nya sehingga Buku Standar Diagnosis dan Standart Intervensi
Keperawatan yang sangat diharapkan oleh seluruh komunitas profesi keperawatan
di Pertamina Bina Medika IHC yang berkecimpung dalam pelayanan keperawatan
dapat diseesaikan. telah tersusun. Standart Standar Diagnosis dan Standart
Intervensi Keperawatan ini tersusun dari proses diskusi yang melibatkan 36 RS
Pertamedika IHC.
Buku Standar Diagnosis dan Standart Intervensi Keperawatan ini secara
komprehensif meliputi diagnosis dan intervesi pada berbagai level praktik generalis
dan spesialis, berbagai kategori baik fisiologis dan psikososial, berbagai upaya
kesehatan kuratif, preventif dan promotif, berbagai jenis klien individu dan keluarga,
jenis intervensi madiiri dan kolaborasi serta intervensi komplementer dan alternatif.
Buku Standar Diagnosis dan Standart Intervensi Keperawatan ini diharapkan dapat
menjadi acuan bagi perawat dalam merencanakan diagnosis dan intervensi
keperawatan dan meningkatkan otonomi perawat dalam memberikan pelayanan
kesehatan, memudahkan komunikasi intraprofesional dan interprofesional dengan
penggunaan istilah yag terstandarisasi, sehingga dapat meningkatkan mutu asuhan
keperawatan yag diberikan kepada klien.
Selama proses penyusunan Buku Standar Diagnosis dan Standart Intervensi
Keperawatan ini, banyak pihak yang telah berkontribusi. Semoga segala bentuk
kontribusi yang telah diberikan mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari
Tuhan Yang Maha Pemurah.
Tim penyusun sangat terbuka dalam menerima masukan untuk semakin
menyempurnakan, masukan dapat diajukan melalui email
medicalnursingihc@gmail.com
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
IHC sebagai big chain hospital yang saat ini menaungi 78 Rumah Sakit,
dengan jaringan RS bertaraf internasional diperlukan tata kelola yang baik dan
sustain yang mengedepankan keselamatan pasien. Praktik keperawatan
merupakan bagian terintegrasi dari pelayanan kesehatan di mana praktik mutu
keperawatan mejadi salah satu faktor penentu baik buruknya mutu dan citra
pelayanan kesehatan, oleh karena itu mutu praktik keperawatan perlu
dipertahankan dan ditingkatkan secara optimal. Untuk menapai tujua tersebut,
praktik keperawatan harus didasarkan pada kode etik standart pelayanan, standart
profesi, dan standart prosedur operasional sebagaimana diamanatkan dalam Pasal
28 Undang-Undang No.38 Tahun 2014 tentang keperawatan.
Dalam Standart Asuhan Keperawatan dibutuhkan Standart Diagnosis
Keperawatan dan Standart Intervensi untuk mengkawal asuhan keperawatan demi
terlaksananya asuha keperawatan yang optimal bagi klien individu, keluarga dan
komunitas. Diagnosis keperawatan merupakan penilaian kriitis terhadap
pengalaman atau respon individu, keluarga atau komunitas pada masalah
kesehatan, resiko masalah kesehatan atau proses kehidupa. Diagnosis
Keperawatan meruapakan bagian vital dalam menentukan asuhan keperawatan
yang sesuai yang diterapkan melalui Intervensi Keperawatan. Intervensi
Keperawatan merupakan segala bentuk terapi yang dikerjakan oleh perawat yang
didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinisuntuk mencapai peningkatan,
pencegahan, dan pemulihan kesehatan individu, keluarga dan komunitas. Standart
Diagnosis Keperawatan dan Intervensi keperawatan ini telah mengacu pada
referensi Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) dan Standart
Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) agar tercipta keseragaman terminology
untuk meggambarkan ruang lingkup layanan yang dikerjakan oleh perawat dan
semakin memperlihatkan kontribusi perawat dalam pelayanan kesehatan di
lingkungan Pertamedika IHC.
Standart diagnosis keperawatan dan intervensi keperawatan secara
komprehesif meliputi intervesi keperawatan dan kebidanan (inddividu, keluarga,
komunitas) jenis intervensi (mandiri dan kolaborasi) serta intervensi komlementer
dan alternatif.
B. Tujuan
C. Landasan Hukum
Rasional
Diagnosis keperawatan sebagai dasar pengembangan rencana intervensi
keperawatan dalam rangka mencapai peningkatan, pencegahan dan
peyembuha penyakit serta pemulihan kesehatan klien.
Kriteria Struktur
Tatanan Praktik memberi kesempatan :
a. Kepada teman sejawat dank lien untuk melakukan validasi diagnosis
keperawatan
b. Adanya mekanisme pertukaran informasi tentang hasil penelitian dalam
menetapkan diagnosis keperawatan yang tepat
c. Untuk akses dan sumber-sumber program dan program pengembangan
professional yang terkait
d. Sarana yang dibutuhkan untuk mengembangkan perencanaan
e. Adanya pencatatan yang sistematis tentang diagnosis dan intervensi
klien
Kriteria Proses
a. Proses diagnosis terdiri dari analisis, interpretasi data, identifikasi
masalah klien dan perumusan diagnosis keperawatan
b. Komponen diagnosis keperawatan terdiri dari masalah (P), penyebab
(E), gejala/tanda (S), atau terdiri dari masalah (P) dan penyebab (E)
c. Perencanaan terdiri dari penetapan prioritas masalah, tujuan dan
rencana tindakan keperawatan
d. Bekerjasama dengan klien, petugas kesehatan lain dalam mevalidasi
diagnosis dan menyusun rencana tindakan
e. Perencanaan bersifat individual (sebagai individu, kelompok,
masyarakat) sesuai dengan kondisi atau kebutuhan klien
Kriteria Hasil
a. Diagnosis keperawatan divalidasi oleh klien bila memungkinkan
b. Diagnosis keperawatan yang dibuat diterima oleh teman sejawat
sebagai diagnosis yag relevan dan signifikan
c. Tersusunya suatu rencana asuha keprawatan klien
d. Perencanaan mencerminkan- penyelesaian terhadap diagnosis
keperawatan
e. Diagnosis dan perencanaan tertulis dalam format yanh singkat dan
mudah didapatkan
f. Perencanaan meunjukkan bukti adanya revisi pencapaian tujuan
Standart IV : Pelaksanaan Tindakan (Implementasi)
Perawat mengimplementasikan tindakan yang telah diidentifikasi dalam
rencana asuhan keperawatan
Rasional
Perawat mengimplementasikan rencana asuhan keperawatan utuk mecapai
tujuan yang telah ditetapkan dan partisipasi klien dalam tindakan keperawatan
berpengaruh pada hasil kegiatan yang diterapkan.
Kriteria Struktur
Tatanan praktik menyediakan:
1. Sumber daya untuk pelaksanaan kegiatan
2. Pola ketenagaan yang sesuai kebutuhan
3. Ada mekanisme untuk mengkaji dan merevisi pola ketenagaan secara
periodik
4. Pembinaan dan penigkatan ketrampilan klinis keperawatan
5. Sistem konsultasi keperawatan
Kriteria Proses
1. Bekerjasama denga klien dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
2. Berklaborasi dengan profesi kesehata lain untuk meningkatkan status
kesehatan klien
3. Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah klien
4. Melakukan supervisi terhadap tenaga pelaksana keperawatan di bawah
tanggung jawabnya
5. Menjadi koordinator pelayanan dan advokasi terhadap klien untuk
mencapai tujuan kesehatan
6. Menginformasikan kepada klien tentang status kesehatan dan fasilitas-
fasilitas pelayanan kesehatan yang ada
7. Memberikan pendidikan pada klien dan keluarga megenai konsep dan
ketrampilan asuhan diri serta membantu klien memodifikasi lingkungan
yang digunakannya
8. Mengkaji ulang dan merevisi pelaksanaa tindakan keperawatan
berdasarkan respon klien
Kriteria Hasil
1. Terdokuumentasinya tindakan keperawatan dan respon klien secara
sistematik
2. Tindakan keperawatan dapat diterima klien
3. Ada bukti-bukti yag terukur tentang pencapaian tujuan
BAB III
KETENTUAN KHUSUS
A. Definisi
1. Definisi Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai
respons klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang
dialaminya baik yang berlangsung actual maupun potensial. Diagnosis
keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respons klien individu ,
keluarga dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan
kesehatan.
2. Definisi Intervensi Keperawatan
Intervesi keperawatan adalah segala treatmen yang dikerjakan oleh
perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis puntuk
menvapai luaran (outcome) yang diharapapkan.
3.Definisi Tindakan Keperawatan
Tindakan keperawatan adalah perilaku atau aktivitas spesifik yang
dikerjakan oleh perawat untuk mengimplementasikan intervensi
keperawatan.
B. Klasifikasi
1. Klasifikasi Diagnosis Keperawatan
Sistem klasifikasi disusun untuk mengharmonisasikan terminology-
terminologi keperawatan yang digunakan International Classification of
Nursing Practice – Diagnosis Classification (ICNP). ICNP membagi
diagnosis keperawatan mejadi lima kategori, yaitu Fisiologis, Psikologis,
Perilaku, Relasional dan Lingkungan (Wake & Coenan, 1998).
2. Klasifikasi Intervesi Keperawatan
Klasifikasi atau taksonomi meruapakan sistem pengelomokkan
berdasarkan hierarki dari yang bersifat lebih umum/tinggi ke lebih
khusus/rendah . Pengklasifikasian intervensi keperawatan dimaksudkan
untuk memudahkan penulusuran intervensi keperawatan, memudahkan
dan memahami beraeka ragam intervesi keperawatan yang sesuai
dengan area praktik dan/cabang disiplin ilmu, serta memudahkan
pengkodean (coding) untuk penggunaan berbasi computer (computer-
based). Standart Intervensi Keperawatan ini diadaptasi dari Standart
Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dengan menggunakan sistem
klasifikasi yang sama dengan klasifikasi SDKI.
Skema klasifikasi Diagnosis dan Intervesi Keperawatan ditunjukkan
dengan skema 3.1 berikut ini:
Intervensi
Keperawatan
Nyeri dan
Respirasi Kebersihan Diri Interaksi Sosial
Kenyamanan
Penyuluhan dan
Sirkulasi Integritas Ego
Pembelajaran
Pertumbuhan
Nutrisi dan
dan
Cairan
Perkembangan
Eliminasi
Aktivitas dan
Istirahat
Neurosensori
Reproduksi dan
Seksualitas
Sub Kategori: Nutri dan Cairan, yang memuat kelompok diagnosis dan
intervensi keperawatan yang memulihkan fungsi gastrointestinal, metabolism
dan regulasi cairan/elektrolit.
D.0018
D.0019
D.0020
D.0021
D.0022
D.0023
D.0024
D.0025
D.0026
D.0027
D.0028
D.0029
D.0030
D.0031
D.0032
D.0033
D.0034
D.0035
D.0036
D.0037
D.0038
D.0039
Sub Kategori: Eliminasi, yang memuat kelompok diagnosis dan intervensi
keperawatan yang memulihkan fungsi eliminasi fekal dan urinaria.
BAB IV
STANDART DIAGNOSIS DAN INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosis yang termuat dalam standart iini diurutkan sesuai dengan kategori
da sub kategori diagnosis keperawatan. Diagnosis-diagnosis keperawatan
yang berada dalam satu
A. Fisiologis
a. Respirasi
1. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif -
D.0001
Definisi:
Kemampuan membersihkan sekret atau obstruksi jalan nafas untuk
mempertahankan jalan nafas tetap paten
Penyebab:
Fisiologis
1. Spasme jalan nafa
2. Hipersekresi jalan nafas
3. Disfungsi Neuromuskuler
4. Benda asing dalam jalan nafas
5. Adanya jalan nafas buatan
6. Sekresi yang tertahan
7. Hiperplasia dinding jalan nafas
8. Proses infeksi
9. Respon Alergi
10. Efek agen farmakologis (mis. Anastesi)
Situasional
1. Merokok aktif
2. Merokok Pasif
3. Terpajan polutan
L.01001 Definisi
Kemampuan membersihkan sekret atau obstruksi jalan nafas untuk
mempertahankan jalan nafas tetap paten
Luaran Utama :
Bersihan Jalan napas
Luaran Tambahan :
Kontrol gejala
Pertukaran gas
Respon Alergi Lokal
Respon Alergi Sistemink
Respon Ventilasi mekanik
Tingkata Infeksi
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menurun
Menurun
Sedang
Meningkat
Meningkat
1 2 3 4 5
Batuk efektif 1 2 3 4 5
Produksi sputum 1 2 3 4 5
Mengi 1 2 3 4 5
Wheezing 1 2 3 4 5
Mekonium (pada neonatus) 1 2 3 4 5
Dispnea 1 2 3 4 5
Ortopnea 1 2 3 4 5
Sulit bicara 1 2 3 4 5
sianosis 1 2 3 4 5
gelisah 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Memburuk Sedang Membaik
Memburuk Membaik
1 2 3 4 5
Fekuensi jalan nafas 1 2 3 4 5
Pola nafas 1 2 3 4 5
INTERVENSI
INTERVENSI UTAMA
I.01006 Latihan Batuk Efektif TINDAKAN
Observasi
Identifkasi kemampuan batuk
Monitor adanya retensi sputum
Monitor tanda dan gejala infeksi saluran napas
Monitor input dan output cairan
Terapeutik
Atur posisi semi-fowler atau fowler
Pasang perlak dan bengkok dipangkuan pasien
Buang sekret pada tempat sputum
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
Anjurkan tarik nafas dalam melalui hidung selama 4
detik, ditahan selama 2 detik, kemudian keluarkan dari
mulut dengan bibir mencucu (dibulatkan) selama 8 detik
I.01011 Manajemen Jalan TINDAKAN
Napas
Observasi
Monitor pola napas (frekwensi, kedalaman, usaha
napas)
Monitor bunyi napas tambahan (mis. Gurgling, mengi,
wheezing, ronchi kering)
Monitor sputum
Terapeutik
Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt
dan chin-lift, jawthrast jika curiga ada trauma
Posisikan semi-fowler atau fowler
Berikan minum hangat
lakukan fisioterapi dada, jika perlu
Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
Lakukan hiperoksigenisasi sebelum penghisapan ETT
Keluarkan sumbatan benda padat dengan forcep Mcgill
Berikan oksigen
Edukasi
Anjurkan asupan cairan 2000ml/hari jika tidak kontra
indikasi
Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
Penyebab:
Fisiologis
1. Hipersekresi jalan nafas
2. Ketidakcukupan energi
3. Hambatan upaya nafas (mis. Nyeri saat bernafas, kelemahan otot
pernafasan, efek sedasi)
Psikologis
1. Kecemasan
2. Perasaan tidak berdaya
3. Kurang terpapar informasi tentang proses penyapihan
4. Penurunan motivasi
Situasional
1. Ketidakadekuatan dukungan sosial
2. Ketidaktepatan kecepatan proses penyapihan
3. Riwayat kegagalan berulang dalam upaya penyapihan
4. Riwayat ketergantungan ventilator > 4 hari
L.01002 Definisi
Kemampuan beradaptasi dengan pengurangan bantuan ventilator mekanik
Luaran Utama :
Penyapihan Ventilator
Luaran Tambahan :
Konservasi Energi
Motivasi
Pertukaran Gas
Perfusi Paru
Pola Tidur
Status Kenyamanan
Status Neurologis
Status Nutrisi
Tingkat Agitasi
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Cukup
Cukup
Menurun Sedang Meningka Meningkat
Menurun
t
1 2 3 4 5
Penggunaan otot bantu
1 2 3 4 5
nafas
Nafas megap-megap
1 2 3 4 5
(gasping)
Nafas dangkal 1 2 3 4 5
Agitasi 1 2 3 4 5
Lelah 1 2 3 4 5
Perasaan kuatir mesin
1 2 3 4 5
rusak
Fokus pada pernafasan 1 2 3 4 5
Nafas paradoks abdominal 1 2 3 4 5
Diaforesis 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Memburuk Sedang Membaik
Memburuk Membaik
1 2 3 4 5
Frekuensi nafas 1 2 3 4 5
Nilai gas darah arteri 1 2 3 4 5
Upaya nafas 1 2 3 4 5
Auskultasi suara inspirasi 1 2 3 4 5
Warna kulit 1 2 3 4 5
INTERVENSI
Intervensi Utama
I.01021 Penyapihan Ventilasi TINDAKAN
Mekanik
Observasi
Periksa kemampuan untuk disapih
Monitor, prediktor kemampuan untuk mentolerir penyapihan ( mis.
Tingkat kemampuan bernapas, kapasitas vital, VT, MV, kekuatan
inspirasi, hipoxemia
Monitor status cairan dan elektrolit
Terapeutik
Posisikan pasien semi fowler
Lakukan pengisapan jalan napas
Berikan fisioterapi dada
lakukan uji coba penyapihan (30-120 menit dengan napas spontan
ventilator)
Gunakan teknik relaksasi
Hindari pemberian sedasi farmakologi, selama percobaan
penyapihan
Berikan dukungan psikologis
Edukasi
Ajarkan cara pengontrolan napas sat penyapihan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberianobat yang meningkatkan kepatenan jalan
napas dan pertukaran gas
I.01014 Pemantauan TINDAKAN
Respirasi
Observasi
Monitor frekwensi, irama, kedalaman, dan upaya napas
Monitor pola napas ( bradipnea, takipnea, hiperventilasi, kussmoul,
cheine stokes, biot, ataksik)
Monitor kemampuan batuk efektif
Penyebab:
1. Ketidakseimbangan ventilasi-pefusi
2. Perubahan membran alveolus-kapiler
L. 01003 Definisi
Oksigenisasi dan/ atau eliminasi karbondioksida pada membran alveolus
kapiler dalam batas normal
Luaran Utama :
Pertukaran Gas
Luaran Tambahan :
Keseimbangan Asam Basa
Konservasi Energi
Perfusi Paru
Respon Ventilasi Mekanik
Tingkat Perilium
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi : Meningkat
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menurun Sedang Meningkat
Menurun Meningkat
1 2 3 4 5
Tingkat kesadaran 1 2 3 4 5
Dispnea 1 2 3 4 5
Bunyi nafas tambahan 1 2 3 4 5
Pusing 1 2 3 4 5
Penglihatan kabur 1 2 3 4 5
Diaforesis 1 2 3 4 5
Gelisah 1 2 3 4 5
Nafas cuping hidung 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Memburuk Sedang Membaik
Memburuk Membaik
1 2 3 4 5
PCO2 1 2 3 4 5
PO2 1 2 3 4 5
Takikardia 1 2 3 4 5
PH arteri 1 2 3 4 5
Sianosis 1 2 3 4 5
Pola nafas 1 2 3 4 5
Warna kulit 1 2 3 4 5
INTERVENSI
Intervensi Utama
I.01014 Pemantauan Respirasi TINDAKAN
Observasi
Monitor frekwensi, irama, kedalaman, dan
upaya napas
Monitor pola napas ( bradipnea, takipnea,
hiperventilasi, kussmoul, cheine stokes, biot,
ataksik)
Monitor kemampuan batuk efektif
Monitor adanya produk sputum
Monitor adanya sumbatan jalan napas
Monitor kesimetrisan ekspansi paru
Monitor auskultasi bunyi napas
Monitor saturasi oksigen
Monitor nilai AGD
Monitor hasil x-ray
Terapeutik
Atur interval pemantauan respirasi sesuai
kondisi pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
Penyebab:
1. Gangguan metabolisme
2. Kelelahan otot pernafasan
INTERVENSI
Intervensi Utama
I.01002 Dukungan Ventilasi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi adanya kelelahan otot bantu napas
Identifikasi efek perubahan posisi terhadap status pernapasan
Monitor status respirasi dan oksigenisasi
Terapeutik
Pertahankan kepatenan jalan napas
Berikan posisi semi fowler atau fowler
Fasilitasi mengubah posisi nyaman
Berikan oksigenisasi sesuai kebutuhan
Gunakan bag-valve mask, jika perlu
Edukasi
Ajarkan teknik relaksasi napas dalam
Ajarkan mengubah posisi secara mandiri
Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian bronkodilator, Jika perlu
Kolaborasi pemeriksaan AGD
Kolaborasi fisioterapi
Penyebab:
1. Depresi pusat pernafasan
2. Hambatan upaya nafas (mis.nyeri saat bernapas, kelemahan otot
pernapasan
3. Deformitas dinding dada
4. Deformitas tulang dada
5. Gangguan neuromuskular
6. Gangguan neurologis (mis. Elektrosensepalogram/EEG positif, cedera
kepala, gangguan kejang
7. Imaturitas neurologis
8. Penurunan energi
9. Obesitas
10. Posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru
11. Sindrom hipoventilasi
12. Kerusakan Inervasi diagfragma (kerusakan syaraf c5 keatas)
13. Cedera pada medula spinalis
14. Efek agen farmakologis
15. Kecemasan
Status Neurologis
Tingkat Ansietas
Tingkat Keletihan
Tingkat Nyeri
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x
24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi : Membaik
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menurun
Menurun
Sedang
Meningkat
Meningkat
1 2 3 4 5
Ventilasi semenit 1 2 3 4 5
Kapasitas vital 1 2 3 4 5
Diameter thorak anterior
1 2 3 4 5
posterior
Tekanan ekspirasi 1 2 3 4 5
Takanan inspirasi 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Meningkat
Meningkat
Sedang
Menurun
Menurun
1 2 3 4 5
Dispnea 1 2 3 4 5
Pengunaan otot bantu nafas 1 2 3 4 5
Pemanjangan fase ekspirasi 1 2 3 4 5
Ortopnea 1 2 3 4 5
Pernafasan purses-tip 1 2 3 4 5
Pernafasan cuping hidung 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Memburuk
Memburuk
Sedang
Membaik
Membaik
1 2 3 4 5
Frekuensi nafas 1 2 3 4 5
Kedalaman nafas 1 2 3 4 5
Ekskursi dada 1 2 3 4 5
INTERVENSI
Intervensi Utama
I.01011 Manajemen jalan TINDAKAN
Napas
Observasi
Monitor pola napas (frekwensi, kedalaman, usaha
napas)
Monitor bunyi napas tambahan (mis. Gurgling,
mengi, wheezing, ronchi kering)
Monitor sputum
Terapeutik
Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt
dan chin-lift, jawthrast jika curiga ada trauma
Posisikan semi-fowler atau fowler
Berikan minum hangat
lakukan fisioterapi dada, jika perlu
Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
Lakukan hiperoksigenisasi sebelum penghisapan
ETT
Keluarkan sumbatan benda padat dengan forcep
Mcgill
Berikan oksigen
Edukasi
Anjurkan asupan cairan 2000ml/hari jika tidak kontra
indikasi
Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
Faktor Resiko:
1. Penurunan tingkat kesadaran
2. Penurunan refleks muntah dan /atau batuk
3. Gangguan menelan
4. Disfagia
5. Kerusakan mobilitas fisik
6. Peningkatan residu lambung
7. Peningkatan tekanan intragastrik
8. Penurunan mobilitas gastrointestinal
9. Sfingter esofagus bawah inkompeten
10. Perlambatan pengosongan lambung
10. Terpasang selang nasogastrik
11. Terpasang trakeostomi atau endotracheal tube
12. Trauma/pembedahan leher mulut, dan atau wajah
13. Efek agen farmakologis
14. Ketidakmatangan koordinasi menghisap, menelan dan bernapas
Luaran Tambahan :
Kontrol Mual/ Muntah
Kotrol Risiko
Status Menelan
Status Neurologis
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x
24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
3x24jam
Ekspektasi : Menurun
Kriteria Hasil
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningka
t
1 2 3 4 5
Tingkat kesadaran 1 2 3 4 5
Kemampuan menelan 1 2 3 4 5
Kebersihan mulut 1 2 3 4 5
Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun
Meningkat Menurun
1 2 3 4 5
Dispnea 1 2 3 4 5
Kelemahan otot 1 2 3 4 5
Akumulasi sekret 1 2 3 4 5
Wheezing 1 2 3 4 5
Batuk 1 2 3 4 5
Penggunaan otot 1 2 3 4 5
aksesori
Sianosis 1 2 3 4 5
Gelisah 1 2 3 4 5
Memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik
Memburuk Membaik
1 2 3 4 5
Frekuensi nafas 1 2 3 4 5
INTERVENSI
Intervensi Utama
Manajemen jalan Napas TINDAKAN
Observasi
Monitor pola napas (frekwensi, kedalaman, usaha
napas)
Monitor bunyi napas tambahan (mis. Gurgling, mengi,
wheezing, ronchi kering)
Monitor sputum
Terapeutik
Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt
dan chin-lift, jawthrast jika curiga ada trauma
Posisikan semi-fowler atau fowler
Berikan minum hangat
lakukan fisioterapi dada, jika perlu
Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
Lakukan hiperoksigenisasi sebelum penghisapan
ETT
Keluarkan sumbatan benda padat dengan forcep
Mcgill
Berikan oksigen
Edukasi
Anjurkan asupan cairan 2000ml/hari jika tidak kontra
indikasi
Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian bronskodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
Pencegahan aspirasi TINDAKAN
Observasi
Monitor tingkat kesadaran, batuk, muntah dan
kemampuan menelan
Monitor status pernapasan
Monitor bunyi napas, terutama setelah makan minum
Periksa residu gaster sebelum memvberi asupan oral
Periks kepatenan selang NGT sebelum memberi
asupan oral
Terapeutik
Posisikan semifowler (30-45derajat) 30 menit sebelu
mwmberi asupan oral
Pertahankan posisi semifowler pada pasien tidak
sadar
Pertahankan kepatenan jalan napas
Pertahankan pengembangan balon ETT
Lakukan penghisapan jalan naoas jika produksi
sekret meningkat
Sediakan suction di ruangan
Hindari memberi makan lewat NGT jika residu banyak
Berikan makanan dengan ukuran kecil atau lunak
Berikan obat oral dalam bentuk cair
Edukasi
Anjurkan makan secara bertahap
Ajarkan strategi mencegah aspirasi
Ajarkan teknik engunyah atau menelan jika perlu
Intervensi Pendukung
Insersi Selang Nasogastrik/NGT TINDAKAN
Observasi
Identifikasi indikasi pemasangan NGT
Monitor tanda bahaya pernapasn
Terapeutik
Letakan alas atau perlak di dada
Tentukan panjan selang dengan mengukur dari ujung
telinga ke hidung lalu ke prosesus xiphoid
Tandai panjang selang (dewasa rata-rata 56-66cm)
Pertimbangkan penambahan 5cm untuk memastikan
untuk memastikan masuk kedalam lambung
Periksa kepatenan lubang hidung
Lumasi ujung selang 5-10cm dengan gel
Pasang spuit 20ml/50ml dan aspirasi isi lambung jika
isi lambung tidak keluar masukan selang 2,5-5cm dan
coba aspirasi kembali
Masukan udara 30ml dan dengarkan bunyi udara
dalam lambung dengn stetoskop
Fiksasi selang NGT ke hidung pasien dengan plester
hipoalergi
Posisikan semi fowler
Edukasi
Jelaskan prosedur dan tindakan kepada
pasien/keluarga
Informasikan kemungkinan ketidak nyamanan pada
hidung dan tenggorokan dan kemungkinan muntah
Anjurkan mengankat kepala pegang selang denngan
ujung mengarah kebawah dan masukan perlahan ke
dalam lubang hidung
Anjurkan menundukan kepala saat selang sampai
nasofaring
Anjurkan menelan saat selang dimasukan
Manajemen jalan napas buatan TINDAKAN
Observasi
Monitor posisi selang ETT terutama setelah
mengubah posisi
Monitor tekanan balon ETT setiap 4-8 jam
Monitor kulit area traheostomy (mis. Kemerahan,
drainase, perdarahan)
Terapeutik
Kurangi tekanan balon secara periodik setiap shift
Pasang OPA/mayo untuk mencegah ETT tergigit
Cegah ETT terlipat (kinking)
Berikan pre-oksigenisasi 100% selama 30 detik (3-6x
ventilasi) 1,5x volume tidal
Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik jika
diperlukan (bukan secara berkala)
Ganti fiksasi ETT setiap 24 jam
Ubah posisi ETT secara bergantian (kiri dan kanan)
setiap 24 jam
Lakukan perawatan mulut ( mis. Oral higiene dengan
kasa)
Lakukan perawatan stoma traheostomi
Edukasi
Jelaskan pasien dan atau keluarga tujuan dan
prosedur pemasangan jalan napas buatan
Kolaborasi
Kolaborasi Intubasi ulang jika terbentuk mucous plug
yang tidak dapat dilakukan penghisapan.
Manajemen Kejang TINDAKAN
Observasi
Monitor terjadinya kejang berulang
Monitor karakterisitik
Monitor status neurologis
Monitor Vital sign
Terapeutik
Baringkan pasien agar tidak terjatuh
Berikan alas empuk dibawah kepala, jika
memungkinkan
Pertahankan kepatenan jalan napas
Linggarkan pakaian terutama dibagian leher
dampingi selama periode kejang
jaukan benda benda berbahaya terutama benda
tajam
Catat durasi kejang
Reorientasikan setelah periode kejang
Dokumentasikan periode terjadinya kejang
Pasang akses IV
Berikan Oksigen, jika perlu
Edukasi
Anjurkan keluarga menghindari memasukn apapun
kedalam mulut pasien saat periode kejang
Anjurkan keluarga tidak menggunakan kekerasan
untuk menahan gerakan pasien
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian anti convulsan, jika perlu
Manajemen Muntah TINDAKAN
Observasi
Identifikasi karakterisitik muntah ( mis. Warna,
konsistensi, adanya darah, waktu, frekwensi dan
durasi
Periksa volume muntah
Identifikasi riwayat diet (mis.makanan yang
disuka/tidak disukai, dan budaya)
Identifikasi faktor penyebab muntah (mis. Pengobatan
dan prosedur)
Identifikasi kerusakan eosoffagus dan faring posterior
ika muntah terlalu lama
Monitor efek manajemen muntah secara menyeluruh
Monitor keseimbangan cairan dan elektrolit
Terapeutik
Kontrol faktor lingkungan penyebab muntah (mis. Bau
tak sedap, suara, stimulasi visual yang tidak
menyenangkan)
Kurangi atau hilangkan keadaan penyebab muntah
(mis. Kecemasan, ketakutan)
Atur posisi untuk menceganh aspirasi
Pertahankan kepatenan jalan napas
Bersihkan mulut dan hidung
Berikan dukungan fisik saat muntah ( mis. Membantu
membungkuk atau menundukan kepala)
Berikan kenyamanan selama muntah (mis. Kompres
dingin di dahi, atau sediakan pakaian kering dan
bersih)
Berikan cairan yang tidak mengandung karbonasi
minimal 30 menit setelah muntah
Edukasi
Anjurkan membawa kantong plastik
untukmenampung muntah
Anjurkan memperbanyak istirahat
Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologi untuk
mengelola muntah ( mis. Biofeedback, hipnosis,
relaksasi, terapi musik, akupresur)
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian antiemetik, jika perlu
Manajemen Sedasi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi riwayat dan indikasi penggunaan sedasi
Periksa alergi terhadap sedasi
Monitor tingkat kesadaran
Monitor tanda vital pasien
Monitor saturasi oksigen
Monitor irama jantung
Monitor efek samping obat-obatan
Terapeutik
Berikan informconsent
Sediakan peralatan resusitasi darurat
Pasang jalur IV
Berikan obat sesuai protokol dan prosedur
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemberian sedasi
Jelaskan efek terapi dan efek samping sedasi
Kolaborasi
Kolaborasi penentuan jenis dan metode sedasi
Manajemen ventilasi mekanik TINDAKAN
Observasi
Periksa indikator ventilator mekanik (mis. Kelelahan
otot napas, disfungsi neurologis, asidosis respiratorik
Monitor efek ventilator terhadap status oksigenisasi
(mis. Bunyi paru, X rayparu, AGD, spo2, respon
subyektif pasien)
Monitor kriteria perlunya penyapihan ventilator
Monitor efek negative ventilator (mis. Deviasi trakea,
barotrauma, volutrauma, penurunan curah jantung,
distensi gaster, empisema subkutis)
Monitor gejala peningkatan pernapasan (mis. Gejala
peningkatan denyut jantung atau pernapasan,
peningkatan tekanan darah, diaforesis, [peningkatan
status mental)
Monitor kondisi yang dapat meningkatkan konsumsi
oksigen (mis. Demam, menggigil, kejang dan nyeri)
Monitor gangguan mukosa oral, nasal, trakea dan
laring
Terapeutik
Atur posisi kepala 45-60derajat untuk mencegah
respirasi
Reposisi pasien setiap 2 jam, jika perlu
Lakukan perawatan mulut secara rutin termasuk sikat
gigi setiap 12 jam
Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
Lakukan pengisapan lendir sesuai kebututhan
Ganti sirkuit ventilator setiap 24 jam satau sesuai
protokol
Siapkan test lung mask di sekitar ventilator untuk
antisipasi mesin error
Berikan media pilpen, kertas untuk berkomunikasi
Dokumentasikan respon terhadap ventilator
Kolaborasi
Kolaborasi pemilihan mode ventilator
Kolaborasi pemberian agen pelumpuh otot
pernapasan sedative, analgetik sesuai kebutuhan
Pemantauan Respirasi TINDAKAN
Observasi
Monitor frekwensi, irama, kedalaman, dan upaya
napas
Monitor pola napas ( bradipnea, takipnea,
hiperventilasi, kussmoul, cheine stokes, biot, ataksik)
Monitor kemampuan batuk efektif
Monitor adanya produk sputum
Monitor adanya sumbatan jalan napas
Monitor kesimetrisan ekspansi paru
Monitor auskultasi bunyi napas
Monitor saturasi oksigen
Monitor nilai AGD
Monitor hasil x-ray
Terapeutik
Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi
pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
Pemberi Makanan TINDAKAN
Observasi
Identifikasi Makanan yang di programkan
Identifikasi kemampuan menelan
Periksa mulut untuk residu pada akhir makanan
Terapeutik
Lakukan kebersihan tangan dan mulut sebelum
makanan
Sediakan lingkungan yang menyenangkan selama
waktu amkan (mis simpan urinal, pispot agar tidak
terlihat)
Berikan posisi duduk atau semi fowler saat makan
Berikan makan hangat jika memungkinkan
Sediakan sedotan sesuai kebutuhan
Berikan makanan sesuai keinginan, jika
memungkinkan
Tawarkan mencium aroma makanan untuk
merangsang napsu makan
Pertahankan perhatian saat memberikan makan
Cuci muka dan tangan setelah makan
Edukasi
Anjurkan orang tua atau keluarga membantu
memberikan makanan kepada pasien
Cuci muka dan tangan setelah makan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik yang adekuat
sebelum makan, jika perlu
Kolaborasi pemberian anti emetik/ sebelum makan,
jika perlu
Pemberian Makan Enteral TINDAKAN
Observasi
Periksa posisi NGT dengan memeriksa residu
lambung atau mengauskultasi hembusan udara
Monitor tetesan makanan pada pompa setiap jam
Monitor rasa penuh, mual dan muntah
Monitor residu lambung 4-6 jam selama 24 jam
pertama, kemudian tiap 8 jam selama pemberian
makan via enteral, jika perlu
Monitor pola buang besar setiap 4-8 jam, jika perlu
Terapeutik
Gunakan teknik bersih dalam pemberian makanan via
selang
Berikan tanda pada selang untuk mempertahankan
lokasi yang tepat
Tinggikan kepala tempat tidur 30-40 derajat selama
pemberian makanan
ukur residu sebelum pemberian makanan
peluk dan bicara dengan bayi selama diberikan
makan untuk menstimulus aktifitas makan
irigasi selang dengan air 30 ml setiap 4-6 jam selama
pemberian makan dan setelah pemberian makan
intermiten
Hindari pemberian makan lewat selang 1 jam
sebelum prosedur atau pemindahan pasien
Hindari pemberian makananan jika residu dari 150cc
atau lebih dari 110%-120% dari jumlah makanan tiap
jam
Edukasi
Jelaskan tujuan dan langkah prosedur
Kolaborasi
Kolaborasi pemilihan jenis dan jumlah makanan
enteral
Kolaborasi pemeriksaan sinar X untuk konfirmasi
posisi selang
Pemberian Obat TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan allergi, interaksi dan kontra
indikasi obat
Verifikasi order obat sesuai indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa obat
Monitor tanda vital dan laboratorium sebelum
pemberian obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek samping , toksisitas, dan iteraksi obat
Terapeutik
Perhatikan prosedur pemberian obat yang aman dan
akurat
Hindari interupsi saat mempersiapkan, memferivikasi,
atau mengelola obat
lakukan prinsip 6 Benar (pasien, obat, dosis, rute,
waktu, dokumentasi)
Perhatikan jadwal pemberian obat jenis hipnotik,
narkotik, dan antibiotik
Hindari pemberian obat yang tidak diberi label
dengan benar
Buang obat yang tidak terpakai atau kadaluarsa
Fasilitasi minum obat
tandatangani pemberian obat dan obat narkotik
sesuai protokol
Dokumentasi pemberian obat dan respon terhadap
obat
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan pemberian, tindakan yang
diharapkan, dan efek samping sebelum pemberian
Jelaskan faktor yang dapat meningkatkan dan
menurunkan efektifitas obat
Pemberian obat inhalasi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi dan kontra
indikasi
Verifikasi order obat sesuai indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa obat
Monitor tanda vital dan laboratorium sebelum
pemberian obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek samping , toksisitas, dan iteraksi obat
Terapeutik
Lakukan prinsip 6 Benar (pasien, obat, dosis, rute,
waktu, dokumentasi)
Kocok inhaler selama 2-3 detik sebelum digunakan
Lepaskan penutup inhaler dan pegang terbalik
Posisikan inhaler didalam mulut mengarah ke
tenggorokan dengan bibir ditutup rapat
Edukasi
Anjurkan bernapas lambat dan dalam selama
menggunakan nebulizer
Anjurkan menahan napas selama 10 detik
Anjurkan ekspirasi lambat melalui hidung atau
dengan bibir mengkerut
Ajarkan pasien dan keluarga tentang cara pemberian
obat
Jelaskan jenis obat dan alasan pemberian, tindakan
yang diharapkan dan efek samping obat
Jelaskan faktor yang dapat meningkatkan dan
menurunkan efektifitas obat
Pemberian obat intra pleura TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi dan kontra
indikasi
Verifikasi order obat sesuai indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa obat
Monitor tanda vital dan laboratorium sebelum
pemberian obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek samping , toksisitas, dan iteraksi obat
Terapeutik
Lakukan prinsip 6 Benar (pasien, obat, dosis, rute,
waktu, dokumentasi)
Pastikan ketepatan posisi kateter intra pleura denga x
ray, jika perlu
Aspirasi cairan intra pleura sebelum pemberian obat
Periksa tidak adanya darah balik sebelum pemberian
obat
Tunda pemberian obat jika terdapat >2cc cairan balik
saat pengecekan kateter
Sediakan obat secara aseptik
Berikan obat melalui kateter intrapleura secara
intermiten atau continue, sesuai kebutuhan
Sambungkan kateter intra pleura dengan mesin
pompa (suction pump), jika perlu
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan pemberian, tindakan yang
diharapkan, dan efek samping sebelum pemberian
Jelaskan faktor yang dapat meningkatkan dan
menurunkan efektifitas obat
Pemberian obat intra dermal TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi dan kontra
indikasi
Verifikasi order obat sesuai indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa obat
Monitor tanda vital dan laboratorium sebelum
pemberian obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek samping , toksisitas, dan iteraksi obat
Terapeutik
Lakukan prinsip 6 Benar (pasien, obat, dosis, rute,
waktu, dokumentasi)
Tentukan jarum suntik yang benar sesuai kebutuhan
Siapkan dosis dan ampul atau botol dengan benar
Pilih area suntikan dengan benar yang sesuai
Hindari area kulit yang memar, radang, edema, lesi
atau perubahan warna
Gunakan teknik aseptik
Tusukan jarum pada sudut 5-15 derajat sedalam 3
mm
Suntikan obat secara perlahan, sambil mengamati
timbulnya benjolan (lepuh) kecil pada kulit permukaan
Beri tanda area injeksi
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan pemberian, tindakan yang
diharapkan, dan efeksamping sebelum pemberian
Anjurkan tidak menyentuh daerah benjolan (lepuh)
Anjurkan melapor ke perawat jika merasakan keluhan
setelah pemberian obat (mis. Gatal, kemerahan,
panas)
Pemberian Obat intra muskuler TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi dan kontra
indikasi
Verifikasi order obat sesuai indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa obat
Monitor tanda vital dan laboratorium sebelum
pemberian obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek samping , toksisitas, dan iteraksi obat
Terapeutik
Lakukan prinsip 6 Benar (pasien, obat, dosis, rute,
waktu, dokumentasi)
Tentukan jarum suntik yang benar sesuai kebutuhan
Siapkan dosis dan ampul atau botol dengan benar
Hindari area kulit yang memar, radang, edema, lesi
atau perubahan warna
Gunakan teknik aseptik
Pilih area suntikan yang sesuai ( mis. Vastus lateralis,
ventrogluteal, deltoid)
Lakukan Z-track untuk mencegah obat keluar
kedalam jaringan subkutan dan kulit
Tusukan jarum pada sudut 90 derajat
Aspirasi sebelum menyuntik obat
Suntikan obat secara pelahan
Cabut jarum setelah menunggu 10 detik setelah
menyuntik obat
Hindari melakukan masase pada area penyuntikan
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan pemberian, tindakan yang
diharapkan, dan efeksamping sebelum pemberian
Anjurkan tidak memijat area penyuntikan
Pemberian Obat Intra Vena TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi dan kontra
indikasi
Verifikasi order obat sesuai indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa obat
Monitor tanda vital dan laboratorium sebelum
pemberian obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek samping , toksisitas, dan iteraksi obat
Terapeutik
Lakukan prinsip 6 Benar (pasien, obat, dosis, rute,
waktu, dokumentasi)
Pastikan ketepatan dan kepatenan kateter IV
Campurkan obat kedalam kantung , botol, atau buret
sesuai kebutuhan
Berikan obat IV dengan kecepatan yang tepat
Tempelkan label keterangan nama obat dan dosisi
pada wadah cairan IV
Gunakan Mesin Infus pump untuk pemberian obat
secara kontinue, jika perlu
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan pemberian, tindakan yang
diharapkan, dan efeksamping sebelum pemberian
Jelaskan faktor yang dapat meningkatkan dan
menurunkan efektifitas obat
Pemberian Obat oral TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan allergi, interaksi dan kontra
indikasi obat
Verifikasi order obat sesuai indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek lokal, sisitemik, dan efeksamping obat
Monitor resiko aspirasi, jika perlu
Terapeutik
lakukan prinsip 6 Benar (pasien, obat, dosis, rute,
waktu, dokumentasi)
Berikan obat oral sebelum makan atau setelah
makan, sesuai kebutuhan
Campurkan obat dengan sirup, jika perlu
Taruh obat sublingual dibawah lidah pasien
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan pemberian, tindakan yang
diharapkan, dan efeksamping sebelum pemberian
Anjurkan tidak menelan obat sublingual
Anjurkan tidak makan dan minum hingga seluruh obat
sublingual larut
Ajarkan pasien dan keluarga tentang cara pemberian
obat secara mandiri
Pengaturan Posisi TINDAKAN
Observasi
Monitor status oksigenisasi sebelum dan sesudah
mengubah posisi
Monitor alat traksi agar selalu tepat
Terapeutik
Tempatkan pada matras atau tempat tidur terapeutik
yang tepat
Tempatkan pada posisi terapeutik
tempatkan obyek yang sering digunakan dalam
jangkauan
Tempatkan bel atau lampu panggilan dalam
jangkauan
Sediakan matras yang kokoh
Atur posisi tidur yang disukai
Atur posisi untuk mengurangi sesak
Atur posisi yang meningkatkan drainase
Posisikan pada kesejajaran tubuh yang tepat
Imobilisasi dan topang bagian tubuh yang cedera
dengan tepat
Tinggikan bagian tubuh yang sakit dengan tepat
Tinggikan anggota gerak 20 derajat atau lebih diatas
level jantung
Tinggikan tempat tidur bagian kepala
Berikan bantal yang tepat pada leher
Berikan topangan pada area edema
Posisikan untuk mempermudah ventilasi
Motivasi unutik melakukan ROM aktif atau pasif
Motivasi terlibat dalam perubahan posisi ,sesuai
kebutuhan
Hindari menempatkan pada posisi yang dapat
meningkatkan nyeri
Hindari menempatkan stump amputasi pada posisi
fleksi
Hindari posisi yang menimbulkan ketegangan pada
luka
Minimalkan gesekan dan tarikan saat mengubah
posisi
Ubah posisi setiap 2 jam
Ubah posisi dengan teknik logroll
Pertahankan posisi dan integritas traksi
Jadwalkan secara tertulis untuk perubahan posisi
Edukasi
Informasikan saat akan dilakukan perubahan posisi
Ajarkan cara menggunakan postur yang baik dan
mekanik tubuh yang baik selama melakukan
perubahan posisi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian premedikasi sebelum
mengubah posisi, jika perlu
Pengisapan jalan napas TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kebutuhan dilakukan penghisapan
Auskultasi suara napas sebelum dan sesudah
penghisapan
Monitor status oksigenisasi, hemodinamik,
sebelum,selama dan sesudah penghisapan
Monitor dan catat warna, jumlah dan konsistensi
sekret
Terapeutik
Gunakan teknik aseptik
Gunakan teknik penghisapan tertutup, sesuai indikasi
Pilih kateter suction yang sesuai ukuran ETT, atau
usia pasien
Berikan oksigen hiperventilasi 100% paling sedikit 30
detik sebelum dansesudah tindkan suctioning
lakukan pengisapan kurang dari 15 detik
Lakukan pengisapan ETT dengan tekanan rendah
80-120mmhg
Lakukan pengisapan hanya di sepanjang ETT untuk
meminimalkan invasif
Hentikan pengisapan dan berikan terapi oksigen pada
kondisi pasien bradikardi dan penurunan spo2
lakukan kultur sekret, jika perlu
Edukasi
Anjurkan melakukan teknik napas dalam, seebelum
pengisapan di nasotraheal
Anjurkan bernapas dalam dan pelan selama insersi
kateter suction
PERAWATAN PASCA ANESTESI Observasi
Monitor fungsi resfirasi(mis.kepatenan jalan
nafas,frekuensi nafas dan saturasi oxygen)
Monitor fungsi kardiovaskular(mis.frekuensi
nadi,tekanan darah dan EKG)Monitor fungsi
neurovaskular (mis.pulsasi,motorik ,sensorik)
Monitor status mental(mis.tingkat kesadaran)
Monitor sushu tubuh
Monitor nyeri
Monitor status cairan
Monitor mual dan muntah
Monitor haluaran dan pengosongan urin
Monitor drainase dan perdarahan
Terapeutik
Berikan privasi,sesui kebutuhan
Sesuaikan ketinggian tempat tidur,sesuai kebutuhan
Hangatkan tubuh pasien( mis.selimut penghangat
elektrik,selimut kain)untuk mencegah hipotermia dan
menggigil,sesuai kebutuhan
Berikan stimulasi verbal atau taktil,jika perlu
Lakukan pengekangan (restrain)jika perlu
Berikan dukungan emosional kepada pasien dan
keluarga,jika perlu
Dapatkan laporan dari perawat kamar bedah dan
penata/dokter anestesi
Berikan oxygen
Edukasi
Latih teknik napas dalam dan batuk
Kolaborasi pemberian antiemetik
Kolaborasi pemberian meperidine untuk pencegahan
menggigil pascaanestesi
Perawatan Selang Gastrointestinal TINDAKAN
Observasi
Identifikasi indikasi dilakukan pemasangan selang
gastrointestinal
Monitor kepatenan selang gastrointestinal
Monitor adanya perlukaan pada sekitar lubang hidung
akibat fiksasi
Monitor keluhan mual/muntah, distensi abdomen,
bising usus, cairan dan elektrolit
Monitor keseimbangan cairan jumlah dan
karakterisitik cairan yang keluar dari selang, residu
sebelum pemberian makanan
Terapeutik
Fiksasi selang pada bagian hidung atau diatas bibir
Ganti selang setiap 7 hari sekali atau sesuai SPO
Irigasi selang sesuai SPO
Rawat hidung dan mulut minimal setiap shift
Pertahankan kelembaban mulut
Lepas selang gastrointestinal sesuai indikasi
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemasangan selang
Ajarkan pasien dan keluar cara merawat selang
Resusitasi Neonatus TINDAKAN
Observasi
Lakukan penilaian awal (mis. Bayi cukup bulan, bayi
menangis dan bernapas, tonus otot bayi baik)
Monitor secara periodik pernapasan , denyut jantung
dan oksigenisasi
Terapeutik
Tempatkan bayi baru lahir dibawah pemancar panas
yang hangat
lakukan langkah awal stabilisasi (mis. Berikan
kehangatan, bersihkan jalan napas, keringkan bayi,
berikan rangsang taktil dengan menggosok punggung
bayi atau telapak kaki bayi, atur posisi bayi dengan
meletakan gulungan kain pada bahubayi
berikan ventilasi tekanan positif jika bayi tetap apneu
atau kesulitan bernapas
Pastikan peletakan sungkup tepat menutupi dagu
mulut dan hidung
Berikan ventilasi dengan frekwensi napas 40-60
kali/menit untuk mencapai dan mempertahankan
frekwensi denyut jantung 40 ksli permenit
Lakukan kompresi dada dan ventilasi dengan ratio
3:1 D
Jika frekwensi denyut jantung kurang dari 60 menit
setelah ventilasi adequat dengan oksigen selama 30
detik
Penyebab:
1. Abnormalitas kelistrikan jantung
2. Abnormalitas struktur jantung
3. Penurunan fungsi ventrikel
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif Objektif
1. Tidak berespon
2. Frekuensi nadi <50 kali/menit
atau >150 kali/menit
3. Tekanan darah sistolik < 60
mmHg atau > 200 mmHg
4. Frekuensi nafas < 6 kali/menit
atau > 30 kali/menit
5. Kesadaran menurun atau tidak
sadar
L.02015 Definisi
Kemampuan untuk mempertahankan sirkulasi yang adekuat untuk
menunjang kehidupan
Luaran Utama :
Sirkulasi Spontan
Luaran Tambahan :
Keseimbangan Asam Basa
Perfusi Gastrointestinal
Perfusi Miokard
Perfusi Perifer
Perfusi Renal
Perfusi Serebral
Tujuan
Kriteria Hasil
Cukup
Cukup
Menurun Sedang Meningka Meningkat
Menurun
t
1 2 3 4 5
Tingkat Kesadaran 1 2 3 4 5
Meningka Cukup Cukup
Sedang Menurun
t Meningkat Menurun
1 2 3 4 5
Frekuensi nadi 1 2 3 4 5
Tekanan darah 1 2 3 4 5
Frekuensi nafas 1 2 3 4 5
Suhu tubuh 1 2 3 4 5
Saturasi oksigen 1 2 3 4 5
Gambaran EKG
1 2 3 4 5
aritmia
ETCO2 1 2 3 4 5
Produksi urine 1 2 3 4 5
INTERVENSI
Intervensi Utama
Manajemen Defibrilasi TINDAKAN
Observasi
Periksa irama pada monitor setelah RJP 2
menit
Terapeutik
Lakukan resusitasi jantung dan paru (RJP)
hingga mesin defibrilator siap
Siapkan dan hidupkan mesin defibrilator
Pasang monitor EKG
Pastikan irama EKG henti jantung (VF atau VT
tanpa nadi)
Atur jumlah energi dengan mode asyncronized
(360 joule untuk monofasik dan 120 – 200
joule untuk bifasik)
Angkat paddle dari mesin dan oleskan jeli
pada paddle
Tempelkan paddle pada sternum (kanan) pada
sisi kanan sternum dibawah clavikula dan
paddle apeks (kiri) pada garis midaksilaris
setinggi elektroda V6
Isi energi dengan menekan tombol charge
pada paddle atau tombol charge pada mesin
defrilator dan menunggu hingga energi yang
diinginkan tercapai
Hentikan RJP saat defribrilator siap
Teriak bahwa defibrilator telah siap (mis : I’m
clear, You’re clear, everyboby’s clear)
Berikan syok dengan menekan tombol pada
kedua paddle bersamaan
Angkat paddle dan langsung lanjutkan RJP
tanpa menunggu hasil irama yang muncul
pada monitor setelah pemberian debrilasi
Lanjutkan RJP sampai 2 menit
Resusitasi Cairan TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kelas syok untuk ekstimasi
kehilangan darah
Monitor status hemodinamik
Monitor status oksigen
Monitor kelebihan cairan
Monitor output cairan tubuh
Monitor nilai BUN, ureum, kreatinin, protein,
albumin
Monitor tanda dan gejala edema paru
Terapeutik
Pasang jalur IV ukuran besar
Berikan infus cairan kristaloid 1-2 liter pada
orang dewasa
Berikan infus cairan kristaloid 20ml/kgbb pada
anak
Lakukan cross matcing produk darah
Kolaborasi
Kolaborasi penentuan jenis dan jumlah cairan
Kolaborasi pemberian produk darah
Resusitasi Jantung Paru TINDAKAN
Observasi
Identifikasi keamanan penolong, lingkungan
dan pasien
Identifkasi respon pasien
Monitor nadi karotis dan napas setiap 2 menit
atau 5 siklus RJP
Terapeutik
Pakai alat pelindung diri
Aktifkan EMS, atau berteriak minta tolong
Posisikan pasien terlentang ditempat datar dan
keras
Atur posisi penolong berlutut disamping korban
raba nadi karotis dalam waktu < 10 detik
Berikan rescue breathing jika ditemukan ada
nadi tetapi tidak ada napas
Kompresi dada 30x dikombinasikan dengan
bantuan napas (ventilasi) 2x jika ditemukan
tidak ada nadi dan napas
Kompresi dengan tumit telapak tangan
menumpuk diatas telapak tangan yang lain
tegak lurus pada pertengahan dada (seperdua
bawah sternum)
Kompresi dengan kedalaman kompresi 5-6cm
dengan kecepatan 100-120x/menit
Bersihkan dan buka jalan napas dengan head
tilt- chin lift atau jaw thrust (jika curiga ada
cedera servical)
Berikan bantuan napas dengan menggunakan
bag valve mask dengan teknik EC –clamp
Kombinasikan kompresi dan ventilasi selama 2
menit atau sebanyak 5 siklus
hentikan RJP jika ditemukan adanya tanda
tanda kehidupan, penolong lebih mahir datang,
ditemukan adanya tanda tanda kematian
biologis, DNR
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan kepada
keluarga
Kolaborasi
Kolaborasi TIM medis untuk bantuan hidup
lanjut
Resusitasi Neonatus TINDAKAN
Observasi
Lakukan penilaian awal (mis. Bayi cukup
bulan, bayi menangis dan bernapas, tonus otot
bayi baik)
Monitor secara periodik pernapasan , denyut
jantung dan oksigenisasi
Terapeutik
Tempatkan bayi baru lahir dibawah pemancar
panas yang hangat
lakukan langkah awal stabilisasi (mis. Berikan
kehangatan, bersihkan jalan napas, keringkan
bayi, berikan rangsang taktil dengan
menggosok punggung bayi atau telapak kaki
bayi, atur posisi bayi dengan meletakan
gulungan kain pada bahubayi
berikan ventilasi tekanan positif jika bayi tetap
apneu atau kesulitan bernapas
Pastikan peletakan sungkup tepat menutupi
dagu mulut dan hidung
Berikan ventilasi dengan frekwensi napas 40-
60 kali/menit untuk mencapai dan
mempertahankan frekwensi denyut jantung 40
ksli permenit
Lakukan kompresi dada dan ventilasi dengan
ratio 3:1 D
Jika frekwensi denyut jantung kurang dari 60
menit setelah ventilasi adequat dengan
oksigen selama 30 detik
Penyebab:
1. Perubahan irama jantung
2. Perubahan frekuensi jantung
3. Perubahan kontraktilitas
4. Perubahan preload
5. Perubahan afterload
L.02008 Definisi
Keadekuatan jantung memompa darah untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme tubuh
Luaran Utama :
Curah Jantung
Luaran Tambahan :
Perfusi Miokard
Perfusi Renal
Perfusi Perifer
Perfusi Cerebral
Status Cairan
Status Neurologis
Status Sirkulasi
Tingkat Keletihan
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menurun
Menurun
Sedang
Meningkat
Meningkat
1 2 3 4 5
Kekuatan nadi perifer 1 2 3 4 5
Ejekction fractian (EF) 1 2 3 4 5
Cardiec todex (CI) 1 2 3 4 5
Left ventricular stroke work index
1 2 3 4 5
(LVSWI)
Stroke volume index (SVI) 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Meningkat
Meningkat
Sedang
Menurun
Menurun
1 2 3 4 5
Palpitasi 1 2 3 4 5
Bradicardia 1 2 3 4 5
Takikardia 1 2 3 4 5
Gambaran EKG aritmia 1 2 3 4 5
Lelah 1 2 3 4 5
Edema 1 2 3 4 5
Ditensi vena jugularis 1 2 3 4 5
Dispnea 1 2 3 4 5
Oliguria 1 2 3 4 5
Pucat/ sianosis 1 2 3 4 5
Paroxymal nocturmal dyspnea (PND) 1 2 3 4 5
Ortopnea 1 2 3 4 5
batuk 1 2 3 4 5
Suara jantung S3 1 2 3 4 5
Suara jantung s4 1 2 3 4 5
Murmur jantung 1 2 3 4 5
Berat badan 1 2 3 4 5
Hepatomegali 1 2 3 4 5
Pulmpnary vascular resistain (PVR) 1 2 3 4 5
Systemic vascular resitance 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Memburuk
Memburuk
Sedang
Membaik
Membaik
1 2 3 4 5
Tekanan darah 1 2 3 4 5
Capilary refil time (CPT) 1 2 3 4 5
Pulmonary arteri wedge pressure 1 2 3 4 5
(PAWP)
Central venous presure 1 2 3 4 5
INTERVENSI
Intervensi Utama
Perawatan Jantung TINDAKAN
Observasi
Identifikasi tanda/gejala primer penurunan curah jantung
Identifikasi tanda/gejala sekunder penurunan curah
jantu
Monitor tekanan darah dan spo2
Monitor intake output cairan
Monitor berat badan tiap hari pada waktu yang sama
Monitor keluhan nyeri dada,
Monitor EKG 12 sadapan
Monitor aritmia
Monitor nilai laboratorium jantung
Monitor fungsi alat pacu jantung
Periksa Vital sign sebelum dan sesudan aktifitas
Periksa Vital sign sebelum pemberian obat
Terapeutik
Posisikan pasien semo fowler atau fowler dengan posisi
kaki ke bawah atau posisi nyaman
berikan diet jantung yang sesuaifasilitasi pasien dan
keluarga untuk memodifikasi gaya hidup sehat
Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi streh
Berikan dukungunga emosional dan spiritual
Berikan oksigen untuk mempertahankan oksigen
minimal 94%
Edukasi
Anjurkan beraktifitas fisik sesuai toleransi
Anjurkan beraktifitas fisik secara bertahap
Anjurkan berhenti merokok
Anjurkan pasien dan keluarga mengukur berat badab
harian
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian anti arithmia
Rujuk ke progran rehabilitasi jantung
Perawatan jantung Akut TINDAKAN
Observasi
Identifikasi karakteristik nyeri dada
Monitor EKG 12 sadapan untuk perubahan ST dan T
Monitor arithmia
Monitor Elektrolit yang dapat meningkatkan resiko
arithmia
Monitor Enjim jantung
Monitor Saturasi oksigen
Identifikasi stratifikasi pada sindrom koroner akut ( mis.
Skor TIMI, KILLIP, CRUSADE)
Terapeutik
Pertahankan tirah baring minimal 12 jam
Pasang akses intravena
Puasakan hingga bebas nyeri
Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi ansietas dan
stres
Sediakan lingkungan lingkungan yang kondusif untuk
beristirahat dan pemulihan
Siapkan menjalani intervensi koroner perkutan, jika
perlu
Berikan dukungan emosional dan spiritual
Edukasi
Anjurkan segera melaporkan nyeri dada
Anjurkan menghindari manuver valsava (mengedan
saat BAB dan batuk)
Jelaskan tindakan yang dijalani pasien
Ajarkan teknik menurunkan kecemasan dan ketakutan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian anti platelet, jika perlu
Kolaborasi pemberian anti angina
Kolaborasi pemberian morfin, jika perlu
Kolaborasi pemberian inotropik, jika perlu
Kolaborasi pemberian obat untuk mencegah manuver
valsava
Kolaborasi pencegahan thrombus dengan anticoagulan,
jika perlu
Kolaborasi pemeriksan X-ray dada, jika perlu
Intervensi Pendukung
Edukasi pengukuran Vital Sign TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kesiapan menerima informasi
Terapeutik
Siapkan materi dan alat pengukur Vital sign
Berikan kesempatan untuk bertanya
pastikan pasien merasa nyaman dan rileks
Jelaskan prosedur pengukuran vital sign mis. Tekanan
darah, nadi, respirasi, suhu badan
Informasikan hasil pengukuran Vital sign
Insersi Intravena / Memasang IV
TINDAKAN
cateter
Observasi
Identifikasi vena yang akan di insersi
Identifikasi masalah pembekuan darah atau konsumsi
obat yang mempengaruhi pembekuan darah
Terapeutik
Atur posisi senyaman mungkin
Pertimbangkan faktor pemilihan pembuluh darah vena
mis. Usia, tujuan insersi vena, pembuluh darah lurus,
jauh dari persendian, kondisi ekstremitas
Hindari memilih lokasi yang terdapat fistulaatau shunt
arteriovenosa atau kontra indikasi cannulation mis.
Limfedema, mastektomi, limfektoma
Pilih jenis jarum yang sesuai, berdasrkan tujuan
Berikan analgesia topikal, jika perlu
Pasang torniquet 3-4 inci diatas tempat tusukan
Bersihkan area dengan desinfektan
Masukan jarum sesuai prosedur gunakan jarum dengan
fitur pencegahan cedera
Tentukan penempatan yang benar dengan mengamati
darah diruang flash atau dalam tabung
Buka torniquet sesegera mungkin
Pastikan plester jarum terpasang dengan aman
Sambungkan kateter intra vena ke tabung infus
Berikan plester transfaran di tempat kanulasi IV
Berikan label IV dengan tanggal dan waktu
Pertahankan kewaspadaan universal
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pada pasien
Anjurkan tidak menggerakan tubuh saat melakukan
insersi
Anjurkan membuka dan menutup beberapa kali jika
perlu
Anjurkan Orang tua memegang dan menghibur anak,
jika perlu
Manajemen Alat Pacu Jantung
TINDAKAN
Permanen
Observasi
Identifikasi indikasi pemasangan alat pacu jantung
permanen
Monitor tanda-tanda alat pacu jantung bekerja dengan
baik
Monitor nadi –perifer
Monitor respons hemodinamik
Monitor irama jantung, gejala aritmia, iskemia, atau
gagal jantung
Monitor komplikasi pemasangan alat pacu jantung mis.
Pneumo thorax, perforasi miokard, tamponade jantung,
hematoma, PVC, infeksi, cegukan, kedutan otot
Monitor kegagalan alat pacu jantung
Terapeutik
tentukan jenis dan modus alat pacu jantung
Libatkan keluarga dalam perawatan alat pacu jantung
Edukasi
Jelaskan Indikasi fungsi dan komplikasi implantasi alat
pacu jantung
Anjurkan menghindari atau menggunakan alat yang
menyebabkan gangguan elektromagnetik
Anjurkan Melakukan pemeriksaan rutin alat pacu
jantung permanen
Anjurkan tidak mengoperasikan kendaraan bermotor
sampai diijinkan ahli kardiologi
Anjurkan memantau alat pacu jantung secara teratur
Anjurkan mengulang rontgen thoraxsetiap tahun untuk
konfirmasi penempatan alat pacu jantung
Anjurkan memakai gelang pengguna alat pacu jantung
Anjurkan menghindari mesin detektor
Ajarkan cara mengenali tanda dan gejala disfungsi alat
pacu jantung
Manajemen Alat Pacu Jantung
TINDAKAN
Sementara
Observasi
Identifikasi indikasi pemasangan alat pacu jantung
sementara
Identifikasi indikasi alat pacu jantung yang dibutuhkan
mis. Kateter vena internal atau eksternal, unipolar atau
bipolar, trantorakik, epikardial
Periksa EKG 12 lead, jika perlu
Periksa sirkulasi perifer mis. Pulse perifer, edema,
pengisisan periver. Suhu kulit dan diaporasis
Monitor irama jantung berkelanjutan
Monitor disritmi dan respon hemodinamikterhadap
disritmi
Monitor komplikasi pemasangan alat pacu jantung mis.
Pneumo torax, hematorax, perforasi miokard,
tamponade jantung, hema tuma, infeksi
Monitor kegagalan alat pacu jantung
terapeutik
Sediakan inform consent
Siapkan alat pacu jantung yang dipilih
Pasang elektroda alat pacu jantung transkutan ekternal
Fasilitasi pemasangan alat pacu jantung
lakukan rontgen dada setelah pemasangan alat pacu
jantung
Analisis kemajuan pompa jantung setelah pemasangan
alat pacu jantung sementara
Edukasi
Jelaskan indikasi fungsi dan komplikasi implantasi alat
pacu jantung
Ajarkan tindakan pencegahan gangguan alat pacu
jantung mis. Pembatasan gerakan, hindari penanganan
sendiri alat pacu jantung
Kolaborasi
Kolaborasi pemeriksaan rontgen dada setelah
pemasangan alat pacu jantungg sementara
Menejeman Aritmia TINDAKAN
Observasi
Periksa onset dan pemicu arithmia
Identifikasi jenis arithmia
Monitor frekwensi dan durasi arithmia
Monitor keluhan nyeri dada ( instensitas, lokasi, faktor
pencetus, faktor pereda)
Monitor respons hemodinamik akibat arithmia
Monitor saturasi oksigen
Monitor kadar elektrolit
Terapeutik
Berikan lingkungan yang tenang
Pasang jalan napas buatan mis OPA, NPA, LMA, ETT
jika perlu
pasang akses intra vena
Pasang Monitor jantung
Relam EKG 12 sadapan
Periksa interval QT sebelum dan sesudah pemberian
obat yang dapat memperpanjang intervel QT
lakukan manuver valsava
Lakukan masege karotis unilateral
Berikan oksigen sesuai indikasi
Siapkan pemasangan ICD (implentable cardioverter
defibrilator)
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian arithmia
Kolaborasi pemberian kardioversi
Kolaborasi pemberian defibrilasi
Manajemen Cairan TINDAKAN
Observasi
Monitor status hidrasi mis frek nadi, kekuatan nadi,
akral, CRT, mukosa, turgor
Monitor berat badan harian
Monitor berat badab sebelum dan sesudah dialisis
Monitor pemeriksaan laboratorium mis. HT, Na,Ka, Cl,
berat jenis urine, BUN
Monitor status hemodinamik mis. MAP, CVP
terapeutik
Catat intake output dan hitung balance cairan tiap
4/8/24 jam
Berikan asupan cairan sesuai kebutuhan
Berikan cairan intravena, jika perlu
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian diuretik
Kolaborasi tindakan Hemodialisa
Manajemen Elektrolit:
TINDAKAN
Hiperkalemia
Observasi
Identifikasi tanda gejala peningkatan kadar kalium mis.
Peka rangsang, gelisah, mual, muntah, tachikardi
mengarah ke bradikardi, AF dan SVT
Monitor irama jantung, frekweensi jantung dan EKG
Monitor intake dan output cairan
Monitor kadar kalium serum atau urine
Terapeutik
Ambil specimen darah/urine untuk pemeriksaan kalium
Pasang akses IV line
Berikan diet rendah kalium
Edukasi
Anjurkan modifikasi diet rendah kalium, jika perlu
Kolaborasi
Kolaborasi eliminasi kalium mis. Diuretik
Kolaborasi pemberian insulin dalam glucosa
Kolaborasi pemberian kalsium gluconas 10%
Kolaboarasi hemodialisis pada pasien gagal ginjal
Manajemen Elektrolit:
TINDAKAN
Hiperkalsemia
Observasi
Identifikasi penyebab peningkatan kadar kalsium serum
Monitor intake dan output cairan
Monitor fungsi renal mis. BUN, kreatinin
Monitor adanya keracunan dialisis
Monitor gejala hiperkalsemia mis. Urine berlebih, haus
berlebih, kelemahan otot, kelemahan koordiansi,
anoreksia, obstipasi
Monitor gejala psikososial mis. Pelo, kelemahan
memori, sakit kepala, deprasi, koma
Monitor gejala kardiovaskuler mis. Disrithmi, prolonged
PR interval, SB, hipertensi, henti jantung
Monitor gejala pencernaan
Monitor gejala neuromuskuler
Monitor adanya nyeri tulang
Monitor adanya ketidak seimbangan elektrolit
Monitor adanya indikasi batu ginjal mis. Nyeri terus
menerus, mual, muntah, hematuri
Terapeutik
Hindari pemberian Vitamin D
Hindari konsumsi makan yang mengandung kalsium
mis. Makanan kemasan, hidangan laut, kacang-
kacangan, brokoli, bayam dan suplemen
Edukasi
Anjurkan mengkonsumsi banyak buah-buahan
Anjurkan mobilisasi untuk mencegah resorbsi tulang
Kolaboeasi
Kolaborasi obat-obatan yang mengatasi hiperkalsemi,
jika perlu
Manajemen Elektrolit:
TINDAKAN
Hipermagnesemia
Observasi
Identifikasi peningkatan kadar magnesium serum mis.
Infus magnesium, nutrisi parenteral, penggunaan
antasida, penggunaan pencahar, terapi litium, insuf
renal
Monitor output urine pada pemberian magnesium
Monitor gejala kardiovasluler mis. Blok jantung,
hipotensi, pelebaran QRS
Monitor gejala neuromuskulair mis. Gelisah, letargi,
paralsis, henti napas
terapeutik
Tingkatkan asupan cairan, jika perlu
Ambil sampel darah untuk pemeriksaan elektrolit
Edukasi
Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian kalsium klorida dan kalcium
gluconas
Manajemen syok TINDAKAN
Observasi
Monitor status kardio fulmonal ( mis. Frekwensi dan
kekuatan nadi, frlk napas, TD, MAP)
Monitor status oksigenisasi (oksimetri, nadi AGD)
Monitor status cairan (masukan dan keluaran, turgor
kulit, CRT)
Monitor tingkat kesadaran dan respon pupil
Periksa seluruh permukaan tubuh terhadap adanya
DOTS (deformitiy open wound/luka terbuka,
tendemess/nyeri tekan , swelling bengkak)
Terapeutik
Pertahankan jalan napas
Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi >94%
Persiapkan intubasi dan ventilasi mekanik
Berikan posoisi trendelenberg
Pasang IV line
Pasang kateter urine untuk menilai produksi urine
Pasang NGT untuk dekompresi lambung
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian infus kristaloid 1-2 L pada
dewasa
Kolaborasi pemberian infus kristaloid 20ml/kgBB pada
anak
Kolaborasi pemberian tranfusi darah, jika perlu
Manajemen syok Anafilaktik TINDAKAN
Observasi
Monitor status kardiopulmonal
Monitor Status oksigenisasi
Monitor status cairan
Monitor tingkat kesadaran dan respon pupil
Terapeutik
Pertahankan kepatenan jalan napas
Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi >94%
Persiapkan intubasi dan ventilasi mekanik
Berikan posoisi trendelenberg
Pasang IV line
Pasang kateter urine untuk menilai produksi urine
Pasang NGT untuk dekompresi lambung
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian epineprin
Kolaborasi pemberian dipenhidramin, jika perlu
Kolaborasi pemberian bronchodilator, jika perlu
Kolaborasi krikotiroidotomi, jika perlu
Kolaborasi pemberian resusitasi cairan
Manajemen syok Hipovolemik TINDAKAN
Observasi
Monitor status kardiopulmonal
Monitor Status oksigenisasi
Monitor status cairan
Monitor tingkat kesadaran dan respon pupil
Periksa seluruh permukaan tubuh terhadap adanya
DOTS (deformitiy open wound/luka terbuka,
tendemess/nyeri tekan , swelling bengkak)
Terapeutik
Pertahankan kepatenan jalan napas
Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi >94%
Persiapkan intubasi dan ventilasi mekanik
Lakukan penekanan langsung pada perdarahan
eksternal
Berikan posoisi trendelenberg
Pasang IV line berukuran besar no 14, 16
Pasang kateter urine untuk menilai produksi urine
Pasang NGT untuk dekompresi lambung
Ambil sampel darah untuk cek lab elektrolit, dan darah
rutin
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian infus kristaloid 1-2 L pada
dewasa
Kolaborasi pemberian infus kristaloid 20ml/kgBB pada
anak
Kolaborasi pemberian tranfusi darah, jika perlu
Manajemen syok Kardiogenik TINDAKAN
Observasi
Monitor status kardiopulmonal
Monitor Status oksigenisasi
Monitor status cairan
Monitor tingkat kesadaran dan respon pupil
Periksa seluruh permukaan tubuh terhadap adanya
DOTS (deformitiy open wound/luka terbuka,
tendemess/nyeri tekan , swelling bengkak)
Monitor EKG 12 lead
Monitor rontgen dada
Monitor Enjim jantung
Identifikasi penyebab masalah utama(mis. Volume,
pompa, irama)
Terapeutik
Pertahankan kepatenan jalan napas
Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi >94%
Persiapkan intubasi dan ventilasi mekanik
Lakukan penekanan langsung pada perdarahan
eksternal
Berikan posoisi trendelenberg
Pasang IV line berukuran besar no 14, 16
Pasang kateter urine untuk menilai produksi urine
Pasang NGT untuk dekompresi lambung
Ambil sampel darah untuk cek lab enjim jantung
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian inotropik (mis. Dobutamin), jika
TDS 70-100 mmhg tanpa disertasi tanda gejala syok
Kolaborasi pemberian vasopresor (mis. Dopamin), jika
TDS 70-100 mmhg tanpa disertasi tanda gejala syok
Kolaborasi pemberian vasopresor kuat (mis. Non
epineprin) jika TDS <70 mmhg
Kolaborasi pemberian anti aritmia
Kolaborasi pompa intra aorta, jika perlu
Manajemen syok Neurogenik TINDAKAN
Observasi
Monitor status kardiopulmonal
Monitor Status oksigenisasi
Monitor status cairan
Monitor tingkat kesadaran dan respon pupil
Periksa seluruh permukaan tubuh terhadap adanya
DOTS (deformitiy open wound/luka terbuka,
tendemess/nyeri tekan , swelling bengkak)
Terapeutik
Pertahankan kepatenan jalan napas
Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi >94%
Persiapkan intubasi dan ventilasi mekanik
Berikan posoisi trendelenberg
Pasang IV line
Pasang kateter urine untuk menilai produksi urine
Pasang NGT untuk dekompresi lambung
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian vasopressur (mis. Phenileprine)
Kolaborasi pemberian atropin untuk mengatasi
bradikardi, jika perlu
Kolaborasi pemberian methilprednisolone
Manajemen syok Obstruktif TINDAKAN
Observasi
Monitor status kardiopulmonal
Monitor Status oksigenisasi
Monitor status cairan
Monitor tingkat kesadaran dan respon pupil
Periksa seluruh permukaan tubuh terhadap adanya
DOTS (deformitiy open wound/luka terbuka,
tendemess/nyeri tekan , swelling bengkak)
Terapeutik
Pertahankan kepatenan jalan napas
Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi >94%
Persiapkan intubasi dan ventilasi mekanik
Berikan posoisi trendelenberg
Pasang IV line
Pasang kateter urine untuk menilai produksi urine
Pasang NGT untuk dekompresi lambung
Ambil sample darah untuk periksa darah rutin, elektrolit
dan koagulasi
Kolaborasi
Kolaborasi perikardiosentesis, jika tamponade jantung
Kolaborasi needle decompresion atau chest tube, jika
tension pneumothorak
Kolaborasi terapi anti trombolitik, jika emboli paru.
Manajemen syok Septik TINDAKAN
Observasi
Monitor status kardiopulmonal
Monitor Status oksigenisasi
Monitor status cairan
Monitor tingkat kesadaran dan respon pupil
Periksa seluruh permukaan tubuh terhadap adanya
DOTS (deformitiy open wound/luka terbuka,
tendemess/nyeri tekan , swelling bengkak)
Terapeutik
Pertahankan kepatenan jalan napas
Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi >94%
Persiapkan intubasi dan ventilasi mekanik
Berikan posoisi trendelenberg
Pasang IV line
Pasang kateter urine untuk menilai produksi urine
Pasang NGT untuk dekompresi lambung
Ambil sample darah untuk periksa darah rutin, elektrolit
dan kultur
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian resusitasi cairan untuk mencapai
CVP 8-12mmhg dalam 6jam
Kolaborasi pemberian agen vaso aktif (mis. Dopamin)
jika MAP,60 mmhg
Kolaborasi tranfusi PRC jika saturasi oksigen< 70%
Pemantauan Elektrolit TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan penyebab ketidak seimbangan
elektrolit
Monitor kadar elektrolit serum
Monitor mual, muntah dan diare
Monitor kehilangan cairan, jika perlu
Monitor tanda dan gejala hipokalemi ( mis. Kelemahan
otot, Interval Qt memanjang, gelombang T datar atau
terbalik, depresi segmen ST, gelombang U, kelelahan,
perestesia, penurunan reflek, anoresia, konstipasi,
motilitas usus menurun, pusing, defresi pernapasan)
(mis. Peka rangsang, gelisah,
Monitor tanda dan gejala hiperkalemi (mis. Peka
rangsang, gelisah, mual muntah, tachikardi, , fibrilasi,
gelombang T tinggi, gelombang P datar, qomplek QRS
tumpul, blok jantung mengarah asistole)
Monitor tanda dan gejala hiponatremi ( mis. Disorientasi,
otot berkedut, sakit kepala, membran mukosa kering,
hipotensi postural, kejang, letargi, penurunan
kesadaran)
Monitor tanda dan gejala hipernatremia ( mis. Haus,
demam, mual, muntah, gelisah, peka rangsang,
membran mukosa kering, tachikardi, hipotensi, letargi,
konpulsi, kejan
Monitor tanda dan gejala hipokalsemia ( mis. Peka
rangsang, tanda chvostek/ spasme otot wajah, tanda
trausseeau/spasme karpal, kram otot, interval QT
memanjang.)
Monitor tanda dan gejala hiperkalsemia (mis. Nyeri
tulang, haus, anoreksia, letargi, kelemahan otot,
segmen QT memendek, gelombang T lebar, komplek
QRS lebar, interval PR memanjang
Monitor tanda dan gejala hipomagnesemia (mis.
Depresi pernapasan, apatis, tanda chvostek/ spasme
otot wajah, trorsseau, konfusi, disritmi
Monitor tanda dan gejala hipermagnesemia ( mis.
Kelemahan otot, hiporefleks, bradikardi, depresi ssp,
letargi, koma, depresi)
Terapeutik
Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi
pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
Pemantauan Cairan TINDAKAN
Observasi
Monitor frekwensi dan kekuatan nadi
Monitor frekwensi napas
Monitor tekanan darah
Monitor berat badan
Monitor waktu pengisian kapiler
Monitor turgor kulit
Monitor jumlah, warna, dan berat jenis urine
Monitor kadar albumin dan protein
Monitor hasil pemeriksaan serum( mis. Osmolaritas
serum, HT, natrium, kalium, BUN)
Monitor intake output cairan
Identifikasi tanda Hipovolemia
Identifikasi tanda hipervolemia
Identifikasi faktor resiko ketidak seimbangan cairan
Terapeutik
Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi
pasien
Dokumentasi hasil pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
Pemantauan Hemodinamik
TINDAKAN
Invasif
Observasi
Monitor frekwensi dan irama jantung
Monitor TDS,TDD, MAP, tekanan vena sentral, tekanan
arteri pulmonal, tekanan arteri, paru
Monitor curah jantung dan indeks jantung
Monitor bentuk gelombang hemodinamik
Monitor perfusi perifer distal pada sisi insersi setiap 4
jam
Monitor tanda-tanda infeksi dan perdarahan pada sisi
insersi
Monitor tanda-tanda komplikasi akibat pemasangan
selang (mis. Pneumotoraks, selang tertekuk, embolisme
udara)
Terapeutik
Dampingi pasien saat pemasangan dan pelepasan
kateter jalur hemodinamik
lakukan test allen untuk menilai kolateral ulnaris
sebelum kanulasi pada arteri radialis
Pastikan set selang terangkai dan terpasang dengan
tepat
Konfirmasi ketepatan posisi selang dengan
pemeriksaan x-ray, jika perlu
Posisikan transduser pada atrium kanan (aksis
flebostatik) setiap 4-12 jam untukmengkalibrasi dan
mentitik nolkan perangkat
Pastikan balon deflasi dan kembali ke posisi normal
setelah pengukuran tekanan baji arteri paru (PAWP)
Ganti selang dan cairan infus setiap 24-72 jam,sesuai
protokol
ganti balutan pada daerah insersi dengan teknik steril
Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi
pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
Jelaskan prosedur dan tujuan pemantauan
Informasikanhasil pemantauan , jika perlu
Anjurkan membatasi gerak/aktifitas selama kateter
terpasang
Pemantauan tanda vital TINDAKAN
Observasi
Monitor tekanan darah
Monitor Nadi
Monitor pernapasan
Monitor suhu tbuh
Monitor oksimetri
Identrifikasi penyebab perubahan tanda vital
Terapeutik
Atur interval pemantauan sesuai kondisi pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujujan dan prosedur pemantauan
Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
9. Perfurasi Perifer Tidak Efektif
D.009
Definisi:
Penurunan sirkulasi darah pada level kapiler yang dapat mengganggu
metabolisme tubuh
Penyebab:
1. Hiperglikemia
2. Penurunan konsentrasi hemoglobin
3. Peningkatan tekanan darah
4. Kekurangan volume darah
5. Penurunan aliran arteri dan/atau vena
6. Kurang terpapar informasi tentang faktor pemberat (mis. Merokok, gaya
hidup monoton, trauma, obesitas, asupan garam, imobilitas)
7. Kurang terpapar informasi tentang proses penyakit (mis. Diabetes
melitus, hiperlipidemia)
8. Kurang aktivitas fisik
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif Objektif
1. Pengisisan kapiler > 3 detik
2. Nadi perifer menurun atau tidak
teraba
3. Akral teraba dingin
4. Warna kulit pucat
5. Turgor kulit menurun
Cukup Cukup
Menurun
Menurun
Sedang
Meningkat
Meningkat
1 2 3 4 5
Denyut nadi ferifer 1 2 3 4 5
Penyembuhan luka 1 2 3 4 5
Sensasi 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Meningkat
Meningkat
Sedang
Menurun
Menurun
1 2 3 4 5
Warna kulit pucat 1 2 3 4 5
Edeme perifer 1 2 3 4 5
Nyeri ekstremitas 1 2 3 4 5
Parastesia 1 2 3 4 5
Kelemahan otot 1 2 3 4 5
Kram otot 1 2 3 4 5
Bruit femoralis 1 2 3 4 5
Nekrosis 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Memburuk Sedang Membaik
Memburuk Membaik
1 2 3 4 5
Pengisisan kapiler 1 2 3 4 5
Akral 1 2 3 4 5
Turgor kulit 1 2 3 4 5
Tekanan darah sistolik 1 2 3 4 5
Tekanan darah diastolik 1 2 3 4 5
Tekanan arteri rata-rata 1 2 3 4 5
Indeks ankle brachial 1 2 3 4 5
INTERVENSI
Intervensi Utama
Perawatan Sirkulasi (area edema/
TINDAKAN
necrotik)
Observasi
Periksa sirkulasi perifer (mis. Nadi perifer,
edema, pengisian kapiler, warna, suhu,
antebrahial index)
Identifikasi faktor resiko gangguan sirkulasi (mis
diabetes, perokok, orang tua, hipertensi, kadar
kolesterol tingg)
Monitor panas, nyeri, kemerahan, atau bengkak
pada ekstremitas)
Terapeutik
Hindari pemasangan infus atau pengambilan
darah diarea keterbatasan perfusi
Hindari penekanan dan pemasangna torniquet
pada area yang cedera
lakukan pencegahan infeksi
Lakukan perawatan kaki dan kuku
lakukan hidrasi
Edukasi
Anjurkan berhenti merokok
Anjurkan olahrag rutin
Anjurkan minum obat pengontrol tekanan darah
secara teratur
Anjurkan melakukan perawatan kulit yang tepat
Anjurkan program rehabilitasi vaskuler
Ajarkan program diet untuk memperbaiki sirkulasi
Informasikan tanda dan gejala darurat yang
harus dilaporkan
Intervensi Pendukung
Dukungan Kepatuhan Program
TINDAKAN
pengobatan
OBSERVASI
Identifikasi kepatuhan menjalankan program
pengobatan
TERAPEUTIK
Buat komitmen menjalani program pengobatan
dengan baik
Buat jadwal pendampingan keluarga untuk
bergantian menemani pasien selama dirawat dan
menjalani program pengobatan
Dokumentasikan aktivitas selama menjalani
program pengobatan
Diskusikan hal-hal yang dapat mendukung atau
menghambat berjalannya program pengobatan
Libatkan keluarga untuk mendukung program
pengobatan yang dijalani
EDUKASI
Informasikan program pengobatan yang harus
dijalani
Informasikan manfaat yang akan diperoleh jika
teratur menjalani program pengobatan
Anjurkan keluarga untuk mendampingi dan
merawat pasien selama menjalani program
pengobatan
Anjurkan pasien dan keluarga melakukan
konsultasi ulang saat kontrol
Edukasi diet TINDAKAN
Observasi
Identifikasi pasien dan keluarga menerima
informasi
Identifikasi tingkat pengetahuan saat ini
Identifikasi kebiasaan pola makan saat ini dan
masa lalu
Identifikasi persepsi pasien dan keluarga tentang
diet yang di programkan
Terapeutik
Persiapkan materi (form edukasi dan form diet)
Jadwalkan waktu yang tepat untuk memberikan
pendidikan kesehatan
Berikan pasien dan keluarga bertanya
Sediakan ceklist program diet harian
Edukasi
Jelaskan tujuan kepatuhan diet terhadap
kesehatan
informasikan makanan yang diperbolehkan dan
dilarang
Informasikan kemungkinan interaksi obat dan
makanan
Anjurkan posisi fowler atau semi fowler 20-30
menit setelah makan
Anjurkan mengganti bahan makanan sesuai
dengan diet yang di programkan
Rekomendasikan resep makanan sesuai diet
Kolaborasi
Rujuk ke ahli Gizi sertakan keluarga
Manajemen syok TINDAKAN
Observasi
Monitor status kardio fulmonal ( mis. Frekwensi
dan kekuatan nadi, frlk napas, TD, MAP)
Monitor status oksigenisasi (oksimetri, nadi AGD)
Monitor status cairan (masukan dan keluaran,
turgor kulit, CRT)
Monitor tingkat kesadaran dan respon pupil
Periksa seluruh permukaan tubuh terhadap
adanya DOTS (deformitiy open wound/luka
terbuka, tendemess/nyeri tekan , swelling
bengkak)
Terapeutik
Pertahankan jalan napas
Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi
>94%
Persiapkan intubasi dan ventilasi mekanik
Berikan posoisi trendelenberg
Pasang IV line
Pasang kateter urine untuk menilai produksi urine
Pasang NGT untuk dekompresi lambung
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian infus kristaloid 1-2 L pada
dewasa
Kolaborasi pemberian infus kristaloid 20ml/kgBB
pada anak
Kolaborasi pemberian tranfusi darah, jika perlu
Manajemen syok Anafilaktik TINDAKAN
Observasi
Monitor status kardiopulmonal
Monitor Status oksigenisasi
Monitor status cairan
Monitor tingkat kesadaran dan respon pupil
Terapeutik
Pertahankan kepatenan jalan napas
Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi
>94%
Persiapkan intubasi dan ventilasi mekanik
Berikan posoisi trendelenberg
Pasang IV line
Pasang kateter urine untuk menilai produksi urine
Pasang NGT untuk dekompresi lambung
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian epineprin
Kolaborasi pemberian dipenhidramin, jika perlu
Kolaborasi pemberian bronchodilator, jika perlu
Kolaborasi krikotiroidotomi, jika perlu
Kolaborasi pemberian resusitasi cairan
Manajemen syok Hipovolemik TINDAKAN
Observasi
Monitor status kardiopulmonal
Monitor Status oksigenisasi
Monitor status cairan
Monitor tingkat kesadaran dan respon pupil
Periksa seluruh permukaan tubuh terhadap
adanya DOTS (deformitiy open wound/luka
terbuka, tendemess/nyeri tekan , swelling
bengkak)
Terapeutik
Pertahankan kepatenan jalan napas
Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi
>94%
Persiapkan intubasi dan ventilasi mekanik
Lakukan penekanan langsung pada perdarahan
eksternal
Berikan posoisi trendelenberg
Pasang IV line berukuran besar no 14, 16
Pasang kateter urine untuk menilai produksi urine
Pasang NGT untuk dekompresi lambung
Ambil sampel darah untuk cek lab elektrolit, dan
darah rutin
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian infus kristaloid 1-2 L pada
dewasa
Kolaborasi pemberian infus kristaloid 20ml/kgBB
pada anak
Kolaborasi pemberian tranfusi darah, jika perlu
Manajemen syok Kardiogenik TINDAKAN
Observasi
Monitor status kardiopulmonal
Monitor Status oksigenisasi
Monitor status cairan
Monitor tingkat kesadaran dan respon pupil
Periksa seluruh permukaan tubuh terhadap
adanya DOTS (deformitiy open wound/luka
terbuka, tendemess/nyeri tekan , swelling
bengkak)
Monitor EKG 12 lead
Monitor rontgen dada
Monitor Enjim jantung
Identifikasi penyebab masalah utama(mis.
Volume, pompa, irama)
Terapeutik
Pertahankan kepatenan jalan napas
Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi
>94%
Persiapkan intubasi dan ventilasi mekanik
Lakukan penekanan langsung pada perdarahan
eksternal
Berikan posoisi trendelenberg
Pasang IV line berukuran besar no 14, 16
Pasang kateter urine untuk menilai produksi urine
Pasang NGT untuk dekompresi lambung
Ambil sampel darah untuk cek lab enjim jantung
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian inotropik (mis. Dobutamin),
jika TDS 70-100 mmhg tanpa disertasi tanda
gejala syok
Kolaborasi pemberian vasopresor (mis.
Dopamin), jika TDS 70-100 mmhg tanpa disertasi
tanda gejala syok
Kolaborasi pemberian vasopresor kuat (mis. Non
epineprin) jika TDS <70 mmhg
Kolaborasi pemberian anti aritmia
Kolaborasi pompa intra aorta, jika perlu
Manajemen syok Neurogenik TINDAKAN
Observasi
Monitor status kardiopulmonal
Monitor Status oksigenisasi
Monitor status cairan
Monitor tingkat kesadaran dan respon pupil
Periksa seluruh permukaan tubuh terhadap
adanya DOTS (deformitiy open wound/luka
terbuka, tendemess/nyeri tekan , swelling
bengkak)
Terapeutik
Pertahankan kepatenan jalan napas
Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi
>94%
Persiapkan intubasi dan ventilasi mekanik
Berikan posoisi trendelenberg
Pasang IV line
Pasang kateter urine untuk menilai produksi urine
Pasang NGT untuk dekompresi lambung
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian vasopressur (mis.
Phenileprine)
Kolaborasi pemberian atropin untuk mengatasi
bradikardi, jika perlu
Kolaborasi pemberian methilprednisolone
Manajemen syok Obstruktif TINDAKAN
Observasi
Monitor status kardiopulmonal
Monitor Status oksigenisasi
Monitor status cairan
Monitor tingkat kesadaran dan respon pupil
Periksa seluruh permukaan tubuh terhadap
adanya DOTS (deformitiy open wound/luka
terbuka, tendemess/nyeri tekan , swelling
bengkak)
Terapeutik
Pertahankan kepatenan jalan napas
Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi
>94%
Persiapkan intubasi dan ventilasi mekanik
Berikan posoisi trendelenberg
Pasang IV line
Pasang kateter urine untuk menilai produksi urine
Pasang NGT untuk dekompresi lambung
Ambil sample darah untuk periksa darah rutin,
elektrolit dan koagulasi
Kolaborasi
Kolaborasi perikardiosentesis, jika tamponade
jantung
Kolaborasi needle decompresion atau chest tube,
jika tension pneumothorak
Kolaborasi terapi anti trombolitik, jika emboli
paru.
Manajemen syok Septik TINDAKAN
Observasi
Monitor status kardiopulmonal
Monitor Status oksigenisasi
Monitor status cairan
Monitor tingkat kesadaran dan respon pupil
Periksa seluruh permukaan tubuh terhadap
adanya DOTS (deformitiy open wound/luka
terbuka, tendemess/nyeri tekan , swelling
bengkak)
Terapeutik
Pertahankan kepatenan jalan napas
Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi
>94%
Persiapkan intubasi dan ventilasi mekanik
Berikan posoisi trendelenberg
Pasang IV line
Pasang kateter urine untuk menilai produksi urine
Pasang NGT untuk dekompresi lambung
Ambil sample darah untuk periksa darah rutin,
elektrolit dan kultur
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian resusitasi cairan untuk
mencapai CVP 8-12mmhg dalam 6jam
Kolaborasi pemberian agen vaso aktif (mis.
Dopamin) jika MAP,60 mmhg
Kolaborasi tranfusi PRC jika saturasi oksigen<
70%
Pemberian Obat TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan allergi, interaksi dan
kontra indikasi obat
Verifikasi order obat sesuai indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa obat
Monitor tanda vital dan laboratorium sebelum
pemberian obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek samping , toksisitas, dan iteraksi
obat
Terapeutik
Perhatikan prosedur pemberian obat yang aman
dan akurat
Hindari interupsi saat mempersiapkan,
memferivikasi, atau mengelola obat
lakukan prinsip 6 Benar (pasien, obat, dosis, rute,
waktu, dokumentasi)
Perhatikan jadwal pemberian obat jenis hipnotik,
narkotik, dan antibiotik
Hindari pemberian obat yang tidak diberi label
dengan benar
Buang obat yang tidak terpakai atau kadaluarsa
Fasilitasi minum obat
tandatangani pemberian obat dan obat narkotik
sesuai protokol
Dokumentasi pemberian obat dan respon
terhadap obat
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan pemberian, tindakan
yang diharapkan, dan efek samping sebelum
pemberian
Pemberian Obat Intra Vena TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi dan
kontra indikasi
Verifikasi order obat sesuai indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa obat
Monitor tanda vital dan laboratorium sebelum
pemberian obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek samping , toksisitas, dan iteraksi
obat
Terapeutik
Lakukan prinsip 6 Benar (pasien, obat, dosis,
rute, waktu, dokumentasi)
Pastikan ketepatan dan kepatenan kateter IV
Campurkan obat kedalam kantung , botol, atau
buret sesuai kebutuhan
Berikan obat IV dengan kecepatan yang tepat
Tempelkan label keterangan nama obat dan
dosisi pada wadah cairan IV
Gunakan Mesin Infus pump untuk pemberian
obat secara kontinue, jika perlu
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan pemberian, tindakan
yang diharapkan, dan efeksamping sebelum
pemberian
Jelaskan faktor yang dapat meningkatkan dan
menurunkan efektifitas obat
Pemberian Obat oral TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan allergi, interaksi dan
kontra indikasi obat
Verifikasi order obat sesuai indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek lokal, sisitemik, dan efeksamping
obat
Monitor resiko aspirasi, jika perlu
Terapeutik
lakukan prinsip 6 Benar (pasien, obat, dosis, rute,
waktu, dokumentasi)
Berikan obat oral sebelum makan atau setelah
makan, sesuai kebutuhan
Campurkan obat dengan sirup, jika perlu
Taruh obat sublingual dibawah lidah pasien
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan pemberian, tindakan
yang diharapkan, dan efeksamping sebelum
pemberian
Anjurkan tidak menelan obat sublingual
Anjurkan tidak makan dan minum hingga seluruh
obat sublingual larut
Ajarkan pasien dan keluarga tentang cara
pemberian obat secara mandiri
Terapi Oksigen TINDAKAN
Observasi
Monitor kecepatan aliran oksigen
Monitor posisi alat terapi oksigen
Monitor aliran oksigen secara periodik dan
pastikan fraksi yang diberikan cukup
Monitor efektifitas terapi oksigen (oximetri, AGD)
Monitor kemampuan melepas oksigen saat
makan
Monitor tanda hipoventilasi
Monitor tanda dan gejala toksikasi oksigen dan
atelektasis
Monitor tingkat kecemasan akibat terapi oksigen
Monitor integritas mukosa hidung akibat
pemasangan oksigen
Terapeutik
Bersihkan sekret pada mulut, hidung dan
trakhea, jika perlu
Pertahankan kepatenan jalan napas
Siapkan dan atur peralatan pemberian oksigen
Berikan oksigen tambahan, jika perlu
Tetap berikan oksigen saat pasien di tranfortasi
Gunakan prangkat oksigen yang sesuai dengan
tingkat mobilitas pasien
Edukasi
Ajarkan pasien dan keluarga cara menggunakan
oksigen dirumah
Kolaborasi
Kolaborasi penentua dosis oksigen
Kolaborasi penggunaan oksigen saat aktifoitas
dan atau tidur
Menejemen Asam-Basa TINDAKAN
Observasi
Identifikasi penyebab ketidak seimbangan asam-
basa
Monitor frekwensi dan kedalaman napas
Monitor status neurologis mis. Tingkat
kesadaran, status mental
Monitor irama dan frekwensi jantung
Monitor perubahan PH, PaCo2, HCO3
Terapeutik
Ambil specimen darah arteri untuk pemeriksaan
AGD
Berikan oksigen sesuai indikasi
Edukasi
Jelaskan penyebab dan mekanisme terjadinya
ganggua asam basa
Pemantauan Hasil Laboratorium TINDAKAN
Observasi
Identifikasi pemeriksaan laboratorium yang
diperlukan
Monitor hasil laboratorium yang diperlukan
Periksa kesesuaian hasil laboratorium dengan
penampilan klinis pasien
Terapeutik
Ambil sampel darah/sputum/pus/jaringan atau
lainnya sesuai protokol
Interpretasikan hasil pemeriksaan laboratorium
Kolaborasi
kolaborasi dengan dokter jika hasil laboratorium
memerlukan intervensi media
Pemasangan Stocking Elastis TINDAKAN
Observasi
Identifikasi faktor resiko tromboemboli vena
Identifikasi kontra indikasi pemasangan stocking
(mis. Penyakit arteri perifer, luka tekan pada
tumit, neuropati perifer)
Monitor adanya sianosis, penurunan nadi pedis,
kesemutan, nyeri pada ekstremitas bawah
Terapeutik
Pilih ukuran stocking yang tepat
Elevasikan tungkai bawah selama 15 menit
sebelum pemasangan stocking
pasang stockig dengan tepat atau sesuai
protokol dari pabrik
Pertahankan ujung stoking 2,5-5cm dibawah
persendian
Pastikan stocking bebas dari kerutan dan ujung
stoking tidak tergulung
Edukasi
Jelaskan tujuan dan langkah prosedur
Ajarkan cara memasang dan melepas stocking
secara mandiri
Anjurkan melepas stocking selama 30 menit
pada setiap shift
Anjurkan melaporkan adanya keluhan selama
pemasangan stocking ( mis. Nyeri kesemutan)
Monitor kondisi luka (meliputi ukuran luka,derajat
Perawatan Luka Tekan luka,perdarahan,warna darsar
luka,infeksi,eksudat,bau luka , kondisi tepi luka)
Monitor tanda dan gejala infeksi pada luka
Monitor status nutrisi (mis. Asupan kalori,protein)
Bersihkan kulit disekitar luka dengan sabun dan
air
Bersihkan luka bagian dalam dengan
menggunakan NACL 0,9%
lakukan pembalutan pada luka, jika perlu
Oleskan salep,jika perlu
Gunakan tempat tidur dan kasur khusus,jika
perlu
pertahankan kepala tempat tidur pada posisi
terendh yang dapat ditoleransi
jadwalkan perubahan posisi tiap 2 jam atau
sesuai kondisi pasien
Berikan diet dengan kalori 30-35 kkal/kkBB/hari
dan protein 1,25-1,5 g/kgBB/hari
Berikan Suplemen vitamin dan mineral (mis.vit
A,vit C Zink,asam amino) sesuai indikasi
Anjurkan melaporkan tanda-tanda kerusakan
kulit
Anjurkan menghindari duduk dalam jangka waktu
lama
Ajarkan prosedur perawatan luka
Kolaborasi prosedur debridement,
(.enzimatik,biologis,mekanis,autolitik), jika perlu
kolaborasi pemberian Antibiotik,jika perlu
Perawatan Emboli Perifer TINDAKAN
Observasi
Periksa sirkulasi perifer secara menyeluruh
Monitor nyeri pada daerah yang terkena
Monitor tanda-tanda penurunan sirkulasi vena
Monitor laboratorium PT/PTT
Monitor efeksamping antikoagulan
Terapeutik
Tinggikan daerah yang cedera 20 derajat diatas
jantung
Gunakan kaos kaki elastis
Gunakan kaos kaki kompresi pneumatik
intermiten selama 15-20 menit setiap 8 jam
lakukan rentang gerak aktif atau pasif
Ubah posisi setiap 2 jam
Hindari akses intra vena antekubiti
Hindari memijat atau mengomprse otot yang
cedera
Edukasi
Jelaskan mekanisme terjadinya emboli perifer
Anjurkan tidak duduk menyilangkan kaki atau
kaki tergantung dalam waktu lama
Anjurkan menghindari manuver valsava
Ajarkan cara mencegah emboli perifer (mis Jalan
kaki, minum banyak cairan, hindari minum
alkohol, hindari imobilitas jangka panjang, kaki
yag tergantung)
Ajarkan pentingnya terapi koagulan selama 3
nulan
KOLABORASI
Kolaborasi pemberian antikoagulan
Kolaborasi pemberin prometazin intra vena
dalam Nacl 0,9% 25-50cc secara lambat dan
hindari pengenceran kurang 10ccc
Kolaborasi pemberian antikoagulan dosis rendah
dan antiplatelet dosis tinggi (mis. Heparin, CPG,
aspirin)
PERAWATAN NEUROVASKULAR TINDAKAN
Observasi
Monitor perubahaan warna kulit
abnormal(mis.pucat,kebiruan,
keunguan,kehitaman)
Monitor suhu ekstremitas
(mis.panas,hangat,dingin)
Monitor keterbatasan gerak ekstremitas (mis.aktif
tanpanyeri,aktif disertai nyeri,pasif tanpa
nyeri,pasif disertai nyeri)
Monitor perubahan sensasi ekstremitas
(mis.penuh,parsial)
Monitor adanya pembengkakan
Monitor perubahan pulsasi ekstremitas
(mis.kuat,lemah,tidak teraba)
Monitor capilary refill time
Monitor adanya nyeri
Monitor tanda-tanda vital
Monitor adanya sindrom kompartemen
Elevasikan ekstremitas (tidak melebihi level
jantung)
Anjurkan menggerakan ekstremitas secara rutin
Faktor Resiko:
1. Kekurangan volume cairan
2. Hipoksia
3. Hipotermia
4. Hipokalemia/hiperkalemia
5. Hipoglikemia/hiperglikemia
6. Asidosis
7. Toksin (mis. Keracunan, over dosis obat)
8. Tamponade jantung
9. Tension pneumothorax
10. Trombosis jantung
11. Trombosis paru (emboli paru)
L.02015 Definisi
Kemampuan untuk mempertahankan sirkulasi yang adekuat untuk
menunjang kehidupan
Luaran Utama :
Sirkulasi Spontan
Luaran Tambahan :
Keseimbangan Asam-Basa
Keseimbangan Cairan
Keseimbangan Elektrolit
Perfusi Gastrointestinal
Perfusi Miokard
Perfusi Perifer
Perfusi Renal
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi : Meningkat
Kriteria Hasil
Cukup
Cukup Sedan Meningk
Menurun Meningk
Menurun g at
at
1 2 3 4 5
Tingkat Kesadaran 1 2 3 4 5
Cukup
Meningk Sedan Cukup
Meningk Menurun
at g Menurun
at
1 2 3 4 5
Frekuensi nadi 1 2 3 4 5
Tekanan darah 1 2 3 4 5
Frekuensi nafas 1 2 3 4 5
Suhu tubuh 1 2 3 4 5
Saturasi oksigen 1 2 3 4 5
Gambaran EKG
1 2 3 4 5
aritmia
ETCO2 1 2 3 4 5
Produksi urine 1 2 3 4 5
INTERVENSI
Intervensi Utama
Perawatan jantung Akut TINDAKAN
Observasi
Identifikasi karakteristik nyeri dada
Monitor EKG 12 sadapan untuk perubahan
ST dan T
Monitor arithmia
Monitor Elektrolit yang dapat meningkatkan
resiko arithmia
Monitor Enjim jantung
Monitor Saturasi oksigen
Identifikasi stratifikasi pada sindrom koroner
akut ( mis. Skor TIMI, KILLIP, CRUSADE)
Terapeutik
Pertahankan tirah baring minimal 12 jam
Pasang akses intravena
Puasakan hingga bebas nyeri
Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi
ansietas dan stres
Sediakan lingkungan lingkungan yang
kondusif untuk beristirahat dan pemulihan
Siapkan menjalani intervensi koroner
perkutan, jika perlu
Berikan dukungan emosional dan spiritual
Edukasi
Anjurkan segera melaporkan nyeri dada
Anjurkan menghindari manuver valsava
(mengedan saat BAB dan batuk)
Jelaskan tindakan yang dijalani pasien
Ajarkan teknik menurunkan kecemasan dan
ketakutan
Kolaborasi
L.02008 Definisi
Keadekuatan jantung memompa darah untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme tubuh
Luaran Utama :
Curah jantung
Luaran Tambahan :
Perfusi Miokard
Perfusi Renal
Perfusi Perifer
Perfusi Cerebral
Status Cairan
Status Neurologis
Status Sirkulasi
Tingkat Keletihan
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Cukup
Cukup Sedan Meningka
Menurun
Menurun g
Meningka
t
t
1 2 3 4 5
Cukup
Meningka Sedan Cukup
t
Meningka
g Menurun
Menurun
t
1 2 3 4 5
Palpitasi 1 2 3 4 5
Bradicardia 1 2 3 4 5
Takikardia 1 2 3 4 5
Lelah 1 2 3 4 5
Edema 1 2 3 4 5
Ditensi vena jugularis 1 2 3 4 5
Dispnea 1 2 3 4 5
Oliguria 1 2 3 4 5
Pucat/ sianosis 1 2 3 4 5
Paroxymal nocturmal dyspnea
1 2 3 4 5
(PND)
Ortopnea 1 2 3 4 5
batuk 1 2 3 4 5
Suara jantung S3 1 2 3 4 5
Suara jantung s4 1 2 3 4 5
Murmur jantung 1 2 3 4 5
Berat badan 1 2 3 4 5
Hepatomegali 1 2 3 4 5
Cukup
Memburu Sedan Cukup
Memburu Membaik
k g Membaik
k
Tekanan darah 1 2 3 4 5
INTERVENSI
Intervensi Utama
Perawatan Jantung TINDAKAN
Observasi
Identifikasi tanda/gejala primer penurunan
curah jantung
Identifikasi tanda/gejala sekunder penurunan
curah jantu
Monitor tekanan darah dan spo2
Monitor intake output cairan
Monitor berat badan tiap hari pada waktu yang
sama
Monitor keluhan nyeri dada,
Monitor EKG 12 sadapan
Monitor aritmia
Monitor nilai laboratorium jantung
Monitor fungsi alat pacu jantung
Periksa Vital sign sebelum dan sesudan
aktifitas
Periksa Vital sign sebelum pemberian obat
Terapeutik
Posisikan pasien semo fowler atau fowler
dengan posisi kaki ke bawah atau posisi
nyaman
berikan diet jantung yang sesuaifasilitasi
pasien dan keluarga untuk memodifikasi gaya
hidup sehat
Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi
streh
12. Risiko Perdarahan D.0012
Definisi:
Berisiko mengalami kehilangan darah baik internal (terjadi dalam
tubuh) maupun eksternal
Faktor Resiko:
1. Aneurisma
2. Gangguan gastrointestinal (mis. Ulkus lambung, polip, varises)
3. Gangguan fungsi hati (mis. sirosis hepatitis)
4. Komplikasi kehamilan (mis. Ketuban pecah sebelum waktunya, plasenta
previa/abrupsio, kehamilan kembar)
5. Komplikasi pasca partum (mis. uterus, retensi plasenta)
6. Gangguan koagulasi (mis. trom bositopeni)
7. Efek agen farmakologis
8. Tindakan pembedahan
9. Trauma
10. Kurang terpapar informasi tentang pencegahan perdarahan
11. Proses keganasan.
L.02017 Definisi
Kehilangan darah baik
internal (terjadi didalam
tubuh) maupun eksternal
(terjadi hingga keluar tubuh)
Luaran Utama :
Tingkat Perdarahan
Luaran Tambahan :
Kontrol Resiko
Penyembuhan Luka
Status Cairan
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan 3x24jam
Ekspektasi : Membaik
Kriteria Hasil
Cukup
Cukup Sedan Meningka
Menurun Meningka
Menurun g t
t
1 2 3 4 5
Kelembabab membran mukosa 1 2 3 4 5
Kelembabab kulit 1 2 3 4 5
Kognitif 1 2 3 4 5
Cukup
Meningka Sedan Cukup
Meningka Menurun
t g Menurun
t
1 2 3 4 5
Hemoptisis 1 2 3 4 5
Hemetemesis 1 2 3 4 5
Hemeturia 1 2 3 4 5
Perdarahan anus 1 2 3 4 5
Distensi abdomen 1 2 3 4 5
Perdarahan vagina 1 2 3 4 5
Perdarahan pasca operasi 1 2 3 4 5
Cukup
Memburu Sedan Cukup
Memburu Membaik
k g Membaik
k
1 2 3 4 5
Hemoglobin 1 2 3 4 5
Hematokrit 1 2 3 4 5
Tekanan darah 1 2 3 4 5
Denyut nadi apikal 1 2 3 4 5
Suhu tubuh 1 2 3 4 5
INTERVENSI
Intervensi Utama
Pencegahan pendarahan TINDAKAN
Observasi
Monitor tanda dan gejala perdarahan
Monitor nilai HT/Hb sebelum dan setelah
kehilangan darah
Monitor tanda vital ortostatik
Monitor PT, APTT, BT/Ct
Terapeutik
Pertahankan bedrest selama perdarahan
Batasi tindakan invasif, jika perlu
Gunakan kasur dekubitus
Hindari pengukuran suhu rectal
Edukasi
Faktor Resiko:
1. Perdarahan gastrointestinal
2. Trauma abdomen
3. Sindroma kompartemen abdomen
4. Aneurisma aorta abdomen
5. Varises gastroesofagus
6. Penurunan kinerja ventrikel kiri
7. Koagulopati (mis. Anemia sel sabit, koagulopati intravaskuler diseminata)
8. Penurunan konsentrasi hemoglobin
9. Keabnormalan masa protrombin dan/ atau masa tromboplastin parsial
10. Disfungsi hati (mis. Sirosis hepatitis)
11. Disfungsi ginjal ( mis. Ginjal polikistik, stenosis arteri ginjal, gagal ginjal)
12. Disfungsi gastrointestinal (mis. Ulkus duodenum atau ulkus lambung,
kolitis iskemik, pankreatitis iskemik)
13. Hiperglikemia
14. Ketidakstabilan hemodinamik
15. Efek agen farmakologis
16. Usia > 60 tahun
17. Efek samping tindakan (cardiopulmunary bypass, anastesi, pembedahan
lambung)
INTERVENSI
Intervensi Utama
Pencegahan pendarahan TINDAKAN
Observasi
Monitor tanda dan gejala perdarahan
Monitor nilai HT/Hb sebelum dan setelah
kehilangan darah
Monitor tanda vital ortostatik
Monitor PT, APTT, BT/Ct
Terapeutik
Pertahankan bedrest selama perdarahan
Batasi tindakan invasif, jika perlu
Gunakan kasur dekubitus
Hindari pengukuran suhu rectal
Edukasi
Jekaskan tanda dan gejala perdarahan
Anjurkan menggunakan kaos kaki saat
ambulasi
Anjurkan meningkatkan asupan cairan untuk
menghindari konstipasi
Anjurkan menghindari aspirin atau
antikoagulan
Anjurkan meningkatkan asupa makanan dan
vit C
Anjurkan segera melapor jika terjadi
perdarahan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat pengontrol
perdarahan
Kolaborasi pemberian produk darah
Kolaborasi pemberian pelunak tinja
Intervensi Pendukung
Edukasi diet TINDAKAN
Observasi
Identifikasi pasien dan keluarga menerima
informasi
Identifikasi tingkat pengetahuan saat ini
Identifikasi kebiasaan pola makan saat ini
dan masa lalu
Identifikasi persepsi pasien dan keluarga
tentang diet yang di programkan
Terapeutik
Persiapkan materi (form edukasi dan form
diet)
Jadwalkan waktu yang tepat untuk
memberikan pendidikan kesehatan
Berikan pasien dan keluarga bertanya
Sediakan ceklist program diet harian
Edukasi
Jelaskan tujuan kepatuhan diet terhadap
kesehatan
informasikan makanan yang diperbolehkan
dan dilarang
Informasikan kemungkinan interaksi obat
dan makanan
Anjurkan posisi fowler atau semi fowler 20-30
menit setelah makan
Anjurkan mengganti bahan makanan sesuai
dengan diet yang di programkan
Rekomendasikan resep makanan sesuai diet
Kolaborasi
Rujuk ke ahli Gizi sertakan keluarga
Edukasi Nutrisi Parenteral TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi
Terapeutik
Sediakan materi dan form edukasi
Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
Jelaskan prosedur dan tujuan pemberian
nutrisi parenteral
Jelaskan potensi efek samping dan
komplikasi nutrisi parenteral
Jelaskan kemungkinan lebih sedikit buang
air besar saat menjalani terapi parenteral
Jelaskan hal-hal yang harus diperhatikan
selama menjalani terapi parenteral mis.
Kondisi lokasi akses vena dan keadaan
selang infus
Anjurkan memeriksa mulut secara teratur
untuk tanda-tanda parotitis, glositis dan lesi
oral
Manajemen Alat Pacu Jantung
TINDAKAN
Permanen
Observasi
Identifikasi indikasi pemasangan alat pacu
jantung permanen
Monitor tanda-tanda alat pacu jantung
bekerja dengan baik
Monitor nadi –perifer
Monitor respons hemodinamik
Monitor irama jantung, gejala aritmia,
iskemia, atau gagal jantung
Monitor komplikasi pemasangan alat pacu
jantung mis. Pneumo thorax, perforasi
miokard, tamponade jantung, hematoma,
PVC, infeksi, cegukan, kedutan otot
Monitor kegagalan alat pacu jantung
Terapeutik
tentukan jenis dan modus alat pacu jantung
Libatkan keluarga dalam perawatan alat
pacu jantung
Edukasi
Jelaskan Indikasi fungsi dan komplikasi
implantasi alat pacu jantung
Anjurkan menghindari atau menggunakan
alat yang menyebabkan gangguan
elektromagnetik
Anjurkan Melakukan pemeriksaan rutin alat
pacu jantung permanen
Anjurkan tidak mengoperasikan kendaraan
bermotor sampai diijinkan ahli kardiologi
Anjurkan memantau alat pacu jantung
secara teratur
Anjurkan mengulang rontgen thoraxsetiap
tahun untuk konfirmasi penempatan alat
pacu jantung
Anjurkan memakai gelang pengguna alat
pacu jantung
Anjurkan menghindari mesin detektor
Ajarkan cara mengenali tanda dan gejala
disfungsi alat pacu jantung
Manajemen Alat Pacu Jantung
TINDAKAN
Sementara
Observasi
Identifikasi indikasi pemasangan alat pacu
jantung sementara
Identifikasi indikasi alat pacu jantung yang
dibutuhkan mis. Kateter vena internal atau
eksternal, unipolar atau bipolar, trantorakik,
epikardial
Periksa EKG 12 lead, jika perlu
Periksa sirkulasi perifer mis. Pulse perifer,
edema, pengisisan periver. Suhu kulit dan
diaporasis
Monitor irama jantung berkelanjutan
Monitor disritmi dan respon
hemodinamikterhadap disritmi
Monitor komplikasi pemasangan alat pacu
jantung mis. Pneumo torax, hematorax,
perforasi miokard, tamponade jantung, hema
tuma, infeksi
Monitor kegagalan alat pacu jantung
terapeutik
Sediakan inform consent
Siapkan alat pacu jantung yang dipilih
Pasang elektroda alat pacu jantung
transkutan ekternal
Fasilitasi pemasangan alat pacu jantung
lakukan rontgen dada setelah pemasangan
alat pacu jantung
Analisis kemajuan pompa jantung setelah
pemasangan alat pacu jantung sementara
Edukasi
Jelaskan indikasi fungsi dan komplikasi
implantasi alat pacu jantung
Ajarkan tindakan pencegahan gangguan alat
pacu jantung mis. Pembatasan gerakan,
hindari penanganan sendiri alat pacu jantung
Kolaborasi
Kolaborasi pemeriksaan rontgen dada
setelah pemasangan alat pacu jantungg
sementara
Pemantauan Cairan TINDAKAN
Observasi
Monitor frekwensi dan kekuatan nadi
Monitor frekwensi napas
Monitor tekanan darah
Monitor berat badan
Monitor waktu pengisian kapiler
Monitor turgor kulit
Monitor jumlah, warna, dan berat jenis urine
Monitor kadar albumin dan protein
Monitor hasil pemeriksaan serum( mis.
Osmolaritas serum, HT, natrium, kalium,
BUN)
Monitor intake output cairan
Identifikasi tanda Hipovolemia
Identifikasi tanda hipervolemia
Identifikasi faktor resiko ketidak seimbangan
cairan
Terapeutik
Atur interval waktu pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
Dokumentasi hasil pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
Pemantauan tanda vital TINDAKAN
Observasi
Monitor tekanan darah
Monitor Nadi
Monitor pernapasan
Monitor suhu tbuh
Monitor oksimetri
Identrifikasi penyebab perubahan tanda vital
Terapeutik
Atur interval pemantauan sesuai kondisi
pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujujan dan prosedur pemantauan
Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
Pemberian Obat TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan allergi, interaksi dan
kontra indikasi obat
Verifikasi order obat sesuai indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa obat
Monitor tanda vital dan laboratorium sebelum
pemberian obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek samping , toksisitas, dan
iteraksi obat
Terapeutik
Perhatikan prosedur pemberian obat yang
aman dan akurat
Hindari interupsi saat mempersiapkan,
memferivikasi, atau mengelola obat
lakukan prinsip 6 Benar (pasien, obat, dosis,
rute, waktu, dokumentasi)
Perhatikan jadwal pemberian obat jenis
hipnotik, narkotik, dan antibiotik
Hindari pemberian obat yang tidak diberi
label dengan benar
Buang obat yang tidak terpakai atau
kadaluarsa
Fasilitasi minum obat
tandatangani pemberian obat dan obat
narkotik sesuai protokol
Dokumentasi pemberian obat dan respon
terhadap obat
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan pemberian,
tindakan yang diharapkan, dan efek samping
sebelum pemberian
Jelaskan faktor yang dapat meningkatkan
dan menurunkan efektifitas obat
Manajemen Autotranfusi TINDAKAN
Observasi
Monitor vital sign selama pengambilan darah
Terapeutik
Pertimbangkan keselamatan pasien (kontra
indikasi,sepsis, tumor, darah berisi agen
hemoptasis
Sediakan surat persetujuan tindakan tranfusi
Berikan label pada kantong darah
Gunakan darah yang dibutuhkan sesuai
prosedur
Pertahankan integritas darah selama
pengambilan darah
Persiapkan darah untuk reinfus
Dukumentasi waktu pengambilan darah,
kondisi darah, tipe dan banyaknya
antikoagulan serta volume darah
Pertahankan pengontrolan infeksi
Edukasi
Jelaskan prosedur dan tujuan autotranfusi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian tranfusi selama 6 jam
setelah pengambilan darah.
Manajemen Cairan TINDAKAN
Observasi
Monitor status hidrasi mis frek nadi, kekuatan
nadi, akral, CRT, mukosa, turgor
Monitor berat badan harian
Monitor berat badab sebelum dan sesudah
dialisis
Monitor pemeriksaan laboratorium mis. HT,
Na,Ka, Cl, berat jenis urine, BUN
Monitor status hemodinamik mis. MAP, CVP
terapeutik
Catat intake output dan hitung balance
cairan tiap 4/8/24 jam
Berikan asupan cairan sesuai kebutuhan
Berikan cairan intravena, jika perlu
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian diuretik
Kolaborasi tindakan Hemodialisa
Manajemen Hiperglikemia TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan penyebab
hiperglikemia
Identifikasi situasi yang menyebabkan
kebutuhan insulin meningkat mis. Penyakit
kambuhan
Monitor kadar glukosa darah
Monitor tanda dan gejala hiperglikemia mis.
Poli uria, poli dipsi, poli pagi, kelemahan,
pandangan kabur, sakit kepala
Monitor intake output cairan
Monitor keton urine kadar AGD, Elektrolit,
dan Vital sign
Terapeutik
Berikan asupan cairan oral
Konsultasi dengan medis jika tanda dan
gejala hiperglikemia tetap ada atau
memburuk
Fasilitasi ambulasi jika ada hipotensi
ortostatik
Edukasi
Anjurkan menghindari olahraga saat kadar
glukosa darah lebih dari 250mg/dl
Anjurkan monitor kadar glukosa darah
secara mandiri
Anjurkan kepatuhan terhadap diet dan
olahraga
Ajarkan indikasi dan pentingnya pengujian
benda keton urine, jila perlu
Ajarkan pengelolaan diabetes mis.
Penggunaan insulin, obat oral, monitor
asupan cairan, penggantian karbohidrat dan
bantuan proifesional kesehatan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian insulin
Kolaborasi pemberian cairan IV
Kolaborasi pemberian kalium
Manajemen Nutrisi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi status nutrisi
Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrisi
Identifikasi perlunya penggunaan selang
NGT
Monitor asupan nutrisi
Monitor berat badan
Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Terapeutik
lakukan oral hygiene sebelum makan, jika
perlu
Fasilitasi menentukan pedoman diet
Sajika makanan secara menarik dan suhu
yang sesuai
Berikan makanan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi
protein
Berikan suplemen makanan, jika perlu
Hentikan pemberian makanan melalui NGT
jika asupan oral dapat toleransi
Edukasi
Anjurkan posisi duduk jika mampu
Ajarkan diet yang di programkan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
makan (mis. Pereda nyeri, anti emetik), jika
perlu
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi
yang dibutuhkan, jika perlu
Manajemen Nutrisi parenteral TINDAKAN
Observasi
Identifikasi indikasi pemberian nutrisi
parenteral ( mis. Gangguan absobsi
makanan , mengistirahatkan usus, gangguan
motilitas usus gangguan enteral tidak
memungkinkan)
Identifikasi jenis akses parenteral yang
diperlukan (mis. Perifer, sentral)
Monitor reaksi alergi pemberian nutrisi
parenteral
Monitor kepatenan akses intra vena
Monitor asupan nutrisi
Monitor terjadinya komplikasi (mis. Mekanik,
septik, metabolik0
Terapeutik
Hitung kebutuhan kalori
Berikan nutrisi parenteral sesuai indikasi
Atur kecepatan pemberian infus dengan
tepat
Gunakan infuspump jika perlu
Hindari pengambilan sample darah dan
pemberian obat pada jalur Iv nutrisi
parenteral
Edsukasi
jelaskan tujuan dan prosedur pemberian
nutrisi parenteral
Manajemen Perdarahan TINDAKAN
Observasi
Identifikasi penyebab perdarahan
Periksa adanya darah pada muntah ,
sputum, faeces, urine, pengeluaran NGT,
dan drainase luka, jika perlu
Periksa ukuran dan karakteristik hematoma,
jika perlu
monitor terjadinya perdarahan (sifat da
jumla)
Monitor nilai HB dan HT sebelum dan setelah
kehilangan darah
Monitor tekanan darah dan parameter
hemodinamik
Monitor intake output cairan
Monitor koagulasi darah (protombin time/PT
dan partial tromboplastin time/PTT,
fibrinogen, degredasi fibrin dan jumlah
trombosit
Monitor deliveri oksigen jaringan (mis. Pa02,
sao2, HB dan curah jantung)
Monitor tanda dan perdaran masif
Terapeutik
Istirahatkan area yang mengalami
perdarahan
Berikan kompres dingin jika perlu
Lakukan penekanan atau balut tekan,jika
perlu
Tinggikan ekstremitas yang mengalami
perdarahan
Pertahankan akses IV line
Edukasi
Jelaskan tanda-tanda perdarahan
Anjurkan melapor jika menemukan tanda-
tanda perdarahan
Anjurkan membatasi aktifitas
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian cairan, jika perlu
Kolaborasi pemberian tranfusi darah, jika
perlu
Manajemen TINDAKAN
Trombolitik Observasi
Periksa kontra indikasi terapi trombolitik (mis.
Riwayat trauma, pembesahan, stroke, ulkus
gastro intestinal
Monitpr tekanan darah (setiap 15 menit pada
2 jam pertama setiap 30 menit selama 6 jam
berikutnya dan setiap 60 menit selama 16
jam beikutnya
Monitor sisi insersi terhdap tanda perdarahan
atau hematoma (mis. Tiap 15 menit pada 1
jam pertama, setiap 30 menit pada 1 jam
kedua, dan setiap 1 jam hingga terapi
dihentikan.
Monitor respon terhadap terapi (mis.
Normalisasi segmen ST, nyeri dada
berkurang, disiritmia tidak terjadi, kadar enjim
jantung menurun
Terapeutik
Pasang monitor jantung selama terapi
trombolitik dan 12-24 jam setelahnay
Berikan oksigen untuk mempertahankan
spo2
Pasang akses intravena
Berikan agen trombolitik sesuai indikasi
Hindari kepala tempat tidur>15 derajat
Pertahankan tirah baring selama 6 jam
setelah terapi
Hentikan segera infus trombolitik terjadi
perdarahan
lakukan penekanan pada sisi insersi selama
30 menit jika terjadi perdarahan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemberian
trombolitik
Jelaskan efek samoing pemberian trombolitik
Anjurkan ekstremitas sisi insersi tetpa lurus
Anjurkan membatasi aktifitas untuk
menurunkan resiko cedera dam perdarahan
Kolaborasi
Kolaborasi pemeriksaan CT Scan otak setela
12-24 untuk evaluasi neurologis, jika perlu
Pemantauan Cairan TINDAKAN
Observasi
Monitor frekwensi dan kekuatan nadi
Monitor frekwensi napas
Monitor tekanan darah
Monitor berat badan
Monitor waktu pengisian kapiler
Monitor turgor kulit
Monitor jumlah, warna, dan berat jenis urine
Monitor kadar albumin dan protein
Monitor hasil pemeriksaan serum( mis.
Osmolaritas serum, HT, natrium, kalium,
BUN)
Monitor intake output cairan
Identifikasi tanda Hipovolemia
Identifikasi tanda hipervolemia
Identifikasi faktor resiko ketidak seimbangan
cairan
Terapeutik
Atur interval waktu pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
Dokumentasi hasil pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
Pemantauan Hemodinamik Invasif TINDAKAN
Observasi
Monitor frekwensi dan irama jantung
Monitor TDS,TDD, MAP, tekanan vena
sentral, tekanan arteri pulmonal, tekanan
arteri, paru
Monitor curah jantung dan indeks jantung
Monitor bentuk gelombang hemodinamik
Monitor perfusi perifer distal pada sisi insersi
setiap 4 jam
Monitor tanda-tanda infeksi dan perdarahan
pada sisi insersi
Monitor tanda-tanda komplikasi akibat
pemasangan selang (mis. Pneumotoraks,
selang tertekuk, embolisme udara)
Terapeutik
Dampingi pasien saat pemasangan dan
pelepasan kateter jalur hemodinamik
lakukan test allen untuk menilai kolateral
ulnaris sebelum kanulasi pada arteri radialis
Pastikan set selang terangkai dan terpasang
dengan tepat
Konfirmasi ketepatan posisi selang dengan
pemeriksaan x-ray, jika perlu
Posisikan transduser pada atrium kanan
(aksis flebostatik) setiap 4-12 jam
untukmengkalibrasi dan mentitik nolkan
perangkat
Pastikan balon deflasi dan kembali ke posisi
normal setelah pengukuran tekanan baji
arteri paru (PAWP)
Ganti selang dan cairan infus setiap 24-72
jam,sesuai protokol
ganti balutan pada daerah insersi dengan
teknik steril
Atur interval waktu pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
Jelaskan prosedur dan tujuan pemantauan
Informasikanhasil pemantauan , jika perlu
Anjurkan membatasi gerak/aktifitas selama
kateter terpasang
Pemberian Obat TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan allergi, interaksi dan
kontra indikasi obat
Verifikasi order obat sesuai indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa obat
Monitor tanda vital dan laboratorium sebelum
pemberian obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek samping , toksisitas, dan
iteraksi obat
Terapeutik
Perhatikan prosedur pemberian obat yang
aman dan akurat
Hindari interupsi saat mempersiapkan,
memferivikasi, atau mengelola obat
lakukan prinsip 6 Benar (pasien, obat, dosis,
rute, waktu, dokumentasi)
Perhatikan jadwal pemberian obat jenis
hipnotik, narkotik, dan antibiotik
Hindari pemberian obat yang tidak diberi
label dengan benar
Buang obat yang tidak terpakai atau
kadaluarsa
Fasilitasi minum obat
tandatangani pemberian obat dan obat
narkotik sesuai protokol
Dokumentasi pemberian obat dan respon
terhadap obat
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan pemberian,
tindakan yang diharapkan, dan efek samping
sebelum pemberian
Jelaskan faktor yang dapat meningkatkan
dan menurunkan efektifitas obat
Pemberian Obat Intravena TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi dan
kontra indikasi
Verifikasi order obat sesuai indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa obat
Monitor tanda vital dan laboratorium sebelum
pemberian obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek samping , toksisitas, dan
iteraksi obat
Terapeutik
Lakukan prinsip 6 Benar (pasien, obat, dosis,
rute, waktu, dokumentasi)
Pastikan ketepatan dan kepatenan kateter IV
Campurkan obat kedalam kantung , botol,
atau buret sesuai kebutuhan
Berikan obat IV dengan kecepatan yang
tepat
Tempelkan label keterangan nama obat dan
dosisi pada wadah cairan IV
Gunakan Mesin Infus pump untuk pemberian
obat secara kontinue, jika perlu
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan pemberian,
tindakan yang diharapkan, dan efeksamping
sebelum pemberian
Jelaskan faktor yang dapat meningkatkan
dan menurunkan efektifitas obat
Pencegahan pendarahan TINDAKAN
Observasi
Monitor tanda dan gejala perdarahan
Monitor nilai HT/Hb sebelum dan setelah
kehilangan darah
Monitor tanda vital ortostatik
Monitor PT, APTT, BT/Ct
Terapeutik
Pertahankan bedrest selama perdarahan
Batasi tindakan invasif, jika perlu
Gunakan kasur dekubitus
Hindari pengukuran suhu rectal
Edukasi
Jekaskan tanda dan gejala perdarahan
Anjurkan menggunakan kaos kaki saat
ambulasi
Anjurkan meningkatkan asupan cairan untuk
menghindari konstipasi
Anjurkan menghindari aspirin atau
antikoagulan
Anjurkan meningkatkan asupa makanan dan
vit C
Anjurkan segera melapor jika terjadi
perdarahan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat pengontrol
perdarahan
Kolaborasi pemberian produk darah
Kolaborasi pemberian pelunak tinja
Perawatan Jantung TINDAKAN
Observasi
Identifikasi tanda/gejala primer penurunan
curah jantung
Identifikasi tanda/gejala sekunder penurunan
curah jantu
Monitor tekanan darah dan spo2
Monitor intake output cairan
Monitor berat badan tiap hari pada waktu
yang sama
Monitor keluhan nyeri dada,
Monitor EKG 12 sadapan
Monitor aritmia
Monitor nilai laboratorium jantung
Monitor fungsi alat pacu jantung
Periksa Vital sign sebelum dan sesudan
aktifitas
Periksa Vital sign sebelum pemberian obat
Terapeutik
Posisikan pasien semo fowler atau fowler
dengan posisi kaki ke bawah atau posisi
nyaman
berikan diet jantung yang sesuaifasilitasi
pasien dan keluarga untuk memodifikasi
gaya hidup sehat
Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi
streh
Berikan dukungunga emosional dan spiritual
Berikan oksigen untuk mempertahankan
oksigen minimal 94%
Edukasi
Anjurkan beraktifitas fisik sesuai toleransi
Anjurkan beraktifitas fisik secara bertahap
Anjurkan berhenti merokok
Anjurkan pasien dan keluarga mengukur
berat badab harian
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian anti arithmia
Rujuk ke progran rehabilitasi jantung
Perawatan Selang Gastrointestinal TINDAKAN
Observasi
Identifikasi indikasi dilakukan pemasangan
selang gastrointestinal
Monitor kepatenan selang gastrointestinal
Monitor adanya perlukaan pada sekitar
lubang hidung akibat fiksasi
Monitor keluhan mual/muntah, distensi
abdomen, bising usus, cairan dan elektrolit
Monitor keseimbangan cairan jumlah dan
karakterisitik cairan yang keluar dari selang,
residu sebelum pemberian makanan
Terapeutik
Fiksasi selang pada bagian hidung atau
diatas bibir
Ganti selang setiap 7 hari sekali atau sesuai
SPO
Irigasi selang sesuai SPO
Rawat hidung dan mulut minimal setiap shift
Pertahankan kelembaban mulut
Lepas selang gastrointestinal sesuai indikasi
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemasangan
selang
Ajarkan pasien dan keluar cara merawat
selang
Perawatan Sirkulasi (area edema/
TINDAKAN
necrotik)
Observasi
Periksa sirkulasi perifer (mis. Nadi perifer,
edema, pengisian kapiler, warna, suhu,
antebrahial index)
Identifikasi faktor resiko gangguan sirkulasi
(mis diabetes, perokok, orang tua, hipertensi,
kadar kolesterol tingg)
Monitor panas, nyeri, kemerahan, atau
bengkak pada ekstremitas)
Terapeutik
Hindari pemasangan infus atau pengambilan
darah diarea keterbatasan perfusi
Hindari penekanan dan pemasangna
torniquet pada area yang cedera
lakukan pencegahan infeksi
Lakukan perawatan kaki dan kuku
lakukan hidrasi
Edukasi
Anjurkan berhenti merokok
Anjurkan olahrag rutin
Anjurkan minum obat pengontrol tekanan
darah secara teratur
Anjurkan melakukan perawatan kulit yang
tepat
Anjurkan program rehabilitasi vaskuler
Ajarkan program diet untuk memperbaiki
sirkulasi
Informasikan tanda dan gejala darurat yang
harus dilaporkan
Tranfusi darah TINDAKAN
Observasi
Identifikasi rencana tranfusi
Monitor tanda vital sebelum, selama dan
sesudah tranfusi
Monitor tanda kelebihan cairan
Monitor reaksi transfusi
Terapeutik
Lakukan pengecekan ganda pada label
darah
Pasang akses intra vena jika belum
terpasang
Periksa kepatenan akses iV, flebitis
Berikan Nacl 0.9% 50-100ml sebelum
transfusi dilakukan
Atur kecepatan tranfusi sesuai produk darah
10-15ml/kgBB dalam 2-4 jam
berikan transfusi dalam waktu maksimal 4
jam
Hentikan transfusi jika terdapat reaksi
transfusi
Dokumentasikan tanggal, waktu, jumlah
cairan, durasi dan respon transfusi
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur transfusi
Jelaskan tanda dan gejala reaksi transfusi
yang perlu dilaporkan
Faktor Resiko:
1. Hipertensi
2. Hiperlipidemia
3. Hiperglikemia
4. Hipoksemia
5. Hipoksia
6. Kekurangan volume cairan
7. Pembedahan jantung
8. Penyalahgunaan zat
9. Spasme arteri koroner
10. Peningkatan protein C-reaktif
11. Tamponade jantung
12. Efek agen farmakologis
13. Riwayat penyakit kardiovaskuler pada keluarga
14. Kurang terpapar informasi tentang
15. faktor resiko yang dapat diubah (mis merokok, gaya hidup kurang gerak,
obesitas)
L.02011 Definisi
Keadekuatan aliran darah arteri koronaria untuk mempertahankan fungsi
jantung
Luaran Utama :
Perfusi Miokard
Luaran Tambahan :
Berat Badan
Curah ajntung
Kestabilan Kadar Glukosa Darah
Kontrol Risiko
Manajemen Kesehatan
Status Cairan
Status Sirkulasi
Tingkat Kepatuhan
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi : Meningkat
Kriteria Hasil
Cukup
Cukup Meningka
Menurun Sedang Meningka
Menurun t
t
1 2 3 4 5
Gambaran EKG
1 2 3 4 5
aritmia
Nyeri dada 1 2 3 4 5
Diaforesis 1 2 3 4 5
Mual 1 2 3 4 5
Muntah 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Memburuk Sedang Membaik
Memburuk Membaik
1 2 3 4 5
Arteri apikal 1 2 3 4 5
Tekanan arteri rata-
1 2 3 4 5
rata
Takikardia 1 2 3 4 5
Bradikardia 1 2 3 4 5
Denyut nadi radial 1 2 3 4 5
Tekanan darah 1 2 3 4 5
Fraksi ejeksi 1 2 3 4 5
Tekanan baji arteri
1 2 3 4 5
pulmonal
Cardiac index (CI) 1 2 3 4 5
INTERVENSI
Intervensi Utama
Menejeman Aritmia TINDAKAN
Observasi
Periksa onset dan pemicu arithmia
Identifikasi jenis arithmia
Monitor frekwensi dan durasi arithmia
Monitor keluhan nyeri dada ( instensitas, lokasi,
faktor pencetus, faktor pereda)
Monitor respons hemodinamik akibat arithmia
Monitor saturasi oksigen
Monitor kadar elektrolit
Terapeutik
Berikan lingkungan yang tenang
Pasang jalan napas buatan mis OPA, NPA, LMA,
ETT jika perlu
pasang akses intra vena
Pasang Monitor jantung
Relam EKG 12 sadapan
Periksa interval QT sebelum dan sesudah
pemberian obat yang dapat memperpanjang
intervel QT
lakukan manuver valsava
Lakukan masege karotis unilateral
Faktor Resiko:
1. Kekurangan volume darah
2. Embolisme vaskuler
3. Vaskulitis
4. Hipertensi
5. Disfungsi ginjal
6. Hiperglikemia
7. Keganasan
8. Pembedahan jantung
9. Bypass kardiopulmonal
10. Hipoksemia
11. Hipoksia
12. Asidosis metabolik
13. Trauma
14. Sindrom kompartemen abdomen
15. Luka bakar
16. Sepsis
17. Sindrom respon inflamasi sistemik
18. Lanjut usia
19. Merokok
20. Penyalahgunaan zat
Cukup
Cukup
Menurun Sedang Meningka Meningkat
Menurun
t
1 2 3 4 5
Denyut nadi ferifer 1 2 3 4 5
Penyembuhan luka 1 2 3 4 5
Sensasi 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Meningkat Sedang Menurun
Meningkat Menurun
1 2 3 4 5
Warna kulit pucat 1 2 3 4 5
Edeme perifer 1 2 3 4 5
Nyeri ekstremitas 1 2 3 4 5
Parastesia 1 2 3 4 5
Kelemahan otot 1 2 3 4 5
Kram otot 1 2 3 4 5
Bruit femoralis 1 2 3 4 5
Nekrosis 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
Memburu Cukup Cukup
Sedang Membaik
k Memburuk Membaik
1 2 3 4 5
Pengisisan kapiler 1 2 3 4 5
Akral 1 2 3 4 5
Turgor kulit 1 2 3 4 5
Tekanan darah
1 2 3 4 5
sistolik
Tekanan darah
1 2 3 4 5
diastolik
Tekanan arteri rata-
1 2 3 4 5
rata
Indeks ankle brachial 1 2 3 4 5
INTERVENSI
Intervensi Utama
Pencegahan syok TINDAKAN
Observasi
Monitor status kardiopulmonal (Vital sign,
MAP)
Monitor status oksigenisasi
Monitor status cairan (masukan, haluan,
turgor kulit, crt)
Monitor tingkat kesadaran dan respons pupil
Periksa riwayat alergi
Terapeutik
Berikan oksigen
Persiapan intubasi da ventilator
Pasang IV
Pasang kateter urine
lakukan skin test untuk mencegah status alergi
Edukasi
Jelaskan penyebab/faktor resiko syok
Jelaskan tanda dan gejala awal syok
Anjurkan melapor jika menemukan
/merasakan tanda dan gejala awal syok
Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
Anjurkan menghindari alergen
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian iv
Kolaborasi pemberian tranfusi
Kolaborasi pemberian antiinflamasi
Perawatan Sirkulasi (area
TINDAKAN
edema/ necrotik)
Observasi
Periksa sirkulasi perifer (mis. Nadi perifer,
edema, pengisian kapiler, warna, suhu,
antebrahial index)
Identifikasi faktor resiko gangguan sirkulasi
(mis diabetes, perokok, orang tua, hipertensi,
kadar kolesterol tingg)
Monitor panas, nyeri, kemerahan, atau
bengkak pada ekstremitas)
Terapeutik
Hindari pemasangan infus atau pengambilan
darah diarea keterbatasan perfusi
Hindari penekanan dan pemasangna torniquet
pada area yang cedera
lakukan pencegahan infeksi
Lakukan perawatan kaki dan kuku
lakukan hidrasi
Edukasi
Anjurkan berhenti merokok
Anjurkan olahrag rutin
Anjurkan minum obat pengontrol tekanan
darah secara teratur
Anjurkan melakukan perawatan kulit yang
tepat
Anjurkan program rehabilitasi vaskuler
Ajarkan program diet untuk memperbaiki
sirkulasi
Informasikan tanda dan gejala darurat yang
harus dilaporkan
Intervensi Pendukung
Edukasi diet TINDAKAN
Observasi
Identifikasi pasien dan keluarga menerima
informasi
Identifikasi tingkat pengetahuan saat ini
Identifikasi kebiasaan pola makan saat ini dan
masa lalu
Identifikasi persepsi pasien dan keluarga
tentang diet yang di programkan
Terapeutik
Persiapkan materi (form edukasi dan form
diet)
Jadwalkan waktu yang tepat untuk
memberikan pendidikan kesehatan
Berikan pasien dan keluarga bertanya
Sediakan ceklist program diet harian
Edukasi
Jelaskan tujuan kepatuhan diet terhadap
kesehatan
informasikan makanan yang diperbolehkan
dan dilarang
Informasikan kemungkinan interaksi obat dan
makanan
Anjurkan posisi fowler atau semi fowler 20-30
menit setelah makan
Anjurkan mengganti bahan makanan sesuai
dengan diet yang di programkan
Rekomendasikan resep makanan sesuai diet
Kolaborasi
Rujuk ke ahli Gizi sertakan keluarga
Edukasi pengukuran Vital
TINDAKAN
Sign dan nadi radialis
Observasi
Identifikasi kesiapan menerima informasi
Terapeutik
Siapkan materi dan alat pengukur Vital sign
Berikan kesempatan untuk bertanya
pastikan pasien merasa nyaman dan rileks
Jelaskan prosedur pengukuran vital sign mis.
Tekanan darah, nadi radialis, respirasi, suhu
badan
Informasikan hasil pengukuran Vital sign
Edukasi Program
TINDAKAN
Pengobatan
Observasi
Identifikasi pengetahuan tentang pengobatan
yang di rekomendasiakan
Identifikasi Penggunaan pengobatan
tradisional dan kemungkinan efek terhadap
pengobatan
Terapeutik
Fasilitasi informasi tertulis atau gambar untuk
meningkatkan pemahaman
Berikan dukungan untuk menjalani program
pengobatan dengan baik dan benar
Libatkan keluarga untuk memberikan
dukungan pada pasien selama pengobatan
Edukasi
Jelaskan manfaat dan efeksamping
pengobatan
Jelaskan strategi mengelola efeksamping obat
Jelaskan cara penyimpanan, pengisian
kembali/pembelian kembali dan pemantauan
sisa obat
Jelaskan keuntungan dan kerugia program
pengobatan
Informasikan fasilitas kesehatan di rs
pertamina cirebon
Anjurkan memonitor keefektipan pengobatan
Anjurkan mengkonsumsi obat sesuai indikasi
Anjurkan bertanya jika ada sesuatu yang tidak
dimengerti sebelum dan sesudah pengobatan
dilakukan
Ajarkan kemampuan melakukan pengobatan
mandiri
Manajemen Hipervolemia TINDAKAN
Observasi
Periksa tanda dan gejala hipervolemia mis.
Ortopneu, dispneu, edema, JVP/CVP
meningkat, suara napas tambahan
Identifikasi penyebab hipervolemia
Monitor status hemodinamik
Monitor intake dan output cairan
Monitor tanda hemokonsentrasi mis. Kadar
Na, hematokrit, BUN
Monitor tanda peningkatan tekanan onkotik
plasma mis kadar protein, albumin
Monitor kecepatan infus secara ketat
Monitor efek samping diuretik mis. Hipotensi
ortotostatik, hipovolemia, hipokalemia,
hiponatremia
terapeutik
Timbang berat badan setiap hari pada waktu
yang sama
Batasi asupan cairan dan garam
Tinggikan kepala tempat tidur 30-40derajat
Edukasi
Anjurkan melapor jika haluan urine <0.5
Ml/kg/jam dalam 6 jam
Anjurkan melapor jika BB bertahap > 1kg
dalam sehari
Ajarkan cara mengukur dan mencatat asupan
dan keluaran urine
Ajarkan Cara membatasi cairan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian duiretik
Kolaborasi penggantian kehilangan kalium
akibat diuretik
Kolaborasi pemberian continuous reanal
replecement terapi (CRRT)
Manajemen Hipoglicemia TINDAKAN
Observasi
Identifikasi tanda dan gejala hipoglikemia
Identifikasi kemungkinan penyebab
hipoglikemia
Teurapeutik
Berikan karbohidrat sederhan, jika perlu
Berikan glukagon, jika perlu
Berikan karbohidrat komplek dan protein
sesuai diet
Pertahankan kepatenan jalan napas
Pertahankan akses IV
Aktifkan Bluecode atau EWS, jika perlu
Edukasi
Anjurkan membawa karbohidrat sederhana
setiap saat
Anjurkan memakai identitas darurat yang tepat
Anjurkan monitor kadar gula darah secara
berkala
Anjurkan berdiskus dengan dengan petugas
medis tentang penyesuaian program
pengobatan
Jelaskan interaksi antara diet,insulin/oral
agen, dan olahraga
Ajarkan pengelolaan hipoglikemia mis. Tanda
gejala, faktor resiko dan pengobatan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian dextrose
Kolaborasi pemberian glukagon
Manajemen Medikasi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi penggunaan obat sesuai resep
Identifikasi masa kadaluarsa obat
Identifikasi pengetahuan dan kemampuan
menjalani program pengobatan
Monitor keefektipan dan efek samping
pemberian obat
Monitor tanda dan gejala keracunan obat
Monitor darah serum (mis. Elektrolit,
protrombin) jika perlu
Monitor kepatuhan menjalani program
pengobatan
Terapeutik
Fasilitasi perubahan program pengobatan, jika
perlu
Sediakan sumber informasi program
pengobatan secara visual dan tertulis
Fasilitasi pasien dan keluarga melakukan
penyesuaian pola hidup akibat program
pengobatan
Edukasi
Ajarkan pasien dan keluarga mengelola obat
( dosis, penyimpanan,rute, waktu pemberian.)
Ajarkan cara menangani dan mengurangi efek
samping, jika perlu
Anjurkan menghubungi petugas kesehatan
jika terjadi efek samping obat.
Perawatan Emboli Perifer TINDAKAN
Observasi
Periksa sirkulasi perifer secara menyeluruh
Monitor nyeri pada daerah yang terkena
Monitor tanda-tanda penurunan sirkulasi vena
Monitor laboratorium PT/PTT
Monitor efeksamping antikoagulan
Terapeutik
Tinggikan daerah yang cedera 20 derajat
diatas jantung
Gunakan kaos kaki elastis
Gunakan kaos kaki kompresi pneumatik
intermiten selama 15-20 menit setiap 8 jam
lakukan rentang gerak aktif atau pasif
Ubah posisi setiap 2 jam
Hindari akses intra vena antekubiti
Hindari memijat atau mengomprse otot yang
cedera
Edukasi
Jelaskan mekanisme terjadinya emboli perifer
Anjurkan tidak duduk menyilangkan kaki atau
kaki tergantung dalam waktu lama
Anjurkan menghindari manuver valsava
Ajarkan cara mencegah emboli perifer (mis
Jalan kaki, minum banyak cairan, hindari
minum alkohol, hindari imobilitas jangka
panjang, kaki yag tergantung)
Ajarkan pentingnya terapi koagulan selama 3
nulan
KOLABORASI
Kolaborasi pemberian antikoagulan
Kolaborasi pemberin prometazin intra vena
dalam Nacl 0,9% 25-50cc secara lambat dan
hindari pengenceran kurang 10ccc
Kolaborasi pemberian antikoagulan dosis
rendah dan antiplatelet dosis tinggi (mis.
Heparin, CPG, aspirin)
PERAWATAN Monitor perubahaan warna kulit
abnormal(mis.pucat,kebiruan,
NEUROVASKULAR
keunguan,kehitaman)
Monitor suhu ekstremitas
(mis.panas,hangat,dingin)
Monitor keterbatasan gerak ekstremitas
(mis.aktif tanpanyeri,aktif disertai nyeri,pasif
tanpa nyeri,pasif disertai nyeri)
Monitor perubahan sensasi ekstremitas
(mis.penuh,parsial)
Monitor adanya pembengkakan
Monitor perubahan pulsasi ekstremitas
(mis.kuat,lemah,tidak teraba)
Monitor capilary refill time
Monitor adanya nyeri
Monitor tanda-tanda vital
Monitor adanya sindrom kompartemen
Elevasikan ekstremitas (tidak melebihi level
jantung)
Anjurkan menggerakan ekstremitas secara
rutin
Perawatan Sirkulasi (area
TINDAKAN
edema/ necrotik)
Observasi
Periksa sirkulasi perifer (mis. Nadi perifer,
edema, pengisian kapiler, warna, suhu,
antebrahial index)
Identifikasi faktor resiko gangguan sirkulasi
(mis diabetes, perokok, orang tua, hipertensi,
kadar kolesterol tingg)
Monitor panas, nyeri, kemerahan, atau
bengkak pada ekstremitas)
Terapeutik
Hindari pemasangan infus atau pengambilan
darah diarea keterbatasan perfusi
Hindari penekanan dan pemasangna torniquet
pada area yang cedera
lakukan pencegahan infeksi
Lakukan perawatan kaki dan kuku
lakukan hidrasi
Edukasi
Anjurkan berhenti merokok
Anjurkan olahrag rutin
Anjurkan minum obat pengontrol tekanan
darah secara teratur
Anjurkan melakukan perawatan kulit yang
tepat
Anjurkan program rehabilitasi vaskuler
Ajarkan program diet untuk memperbaiki
sirkulasi
Informasikan tanda dan gejala darurat yang
harus dilaporkan
Perawatan Tirah Baring TINDAKAN
Observasi
Monitor kondisi kulit
Monitor komplikasi tirah baring (mis.
Kehilangan masa otot, sakit punggung,
kontipasi, stres, depresi, perubahan pola tidur,
infeksi saluran kemih, sulit BAB, pneumonia)
Terapeutik
Tempatkan pada kasur terapeutik
Posisikan senyaman mungkin
pertahankan sprei tetap kering, bersih dan
tidak kusut
pasang siderails, jika perlu
Posisikan tempat tidur dekat nurse station
Dekatkan posisi meja tempat tidur
Berikan latihan gerak aktif dan pasif
Pertahankan kebersihan pasien
Fasilitasi pemenuhan kebutuhan sehari hari
Berikan stoking anti embolisme, jika perlu
Ubah posisi setiap 1-2 jam
Pemberian Obat TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan allergi, interaksi dan
kontra indikasi obat
Verifikasi order obat sesuai indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa obat
Monitor tanda vital dan laboratorium sebelum
pemberian obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek samping , toksisitas, dan iteraksi
obat
Terapeutik
Perhatikan prosedur pemberian obat yang
aman dan akurat
Hindari interupsi saat mempersiapkan,
memferivikasi, atau mengelola obat
lakukan prinsip 6 Benar (pasien, obat, dosis,
rute, waktu, dokumentasi)
Perhatikan jadwal pemberian obat jenis
hipnotik, narkotik, dan antibiotik
Hindari pemberian obat yang tidak diberi label
dengan benar
Buang obat yang tidak terpakai atau
kadaluarsa
Fasilitasi minum obat
tandatangani pemberian obat dan obat
narkotik sesuai protokol
Dokumentasi pemberian obat dan respon
terhadap obat
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan pemberian,
tindakan yang diharapkan, dan efek samping
sebelum pemberian
Jelaskan faktor yang dapat meningkatkan dan
menurunkan efektifitas obat
Pemberian Obat Intravena TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi dan
kontra indikasi
Verifikasi order obat sesuai indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa obat
Monitor tanda vital dan laboratorium sebelum
pemberian obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek samping , toksisitas, dan iteraksi
obat
Terapeutik
Lakukan prinsip 6 Benar (pasien, obat, dosis,
rute, waktu, dokumentasi)
Pastikan ketepatan dan kepatenan kateter IV
Campurkan obat kedalam kantung , botol,
atau buret sesuai kebutuhan
Berikan obat IV dengan kecepatan yang tepat
Tempelkan label keterangan nama obat dan
dosisi pada wadah cairan IV
Gunakan Mesin Infus pump untuk pemberian
obat secara kontinue, jika perlu
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan pemberian,
tindakan yang diharapkan, dan efeksamping
sebelum pemberian
Jelaskan faktor yang dapat meningkatkan dan
menurunkan efektifitas obat
Pemberian Obat Kulit TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan allergi, interaksi dan
kontra indikasi obat
Verifikasi order obat sesuai indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek lokal, sisitemik, dan efeksamping
obat
Terapeutik
lakukan prinsip 6 Benar (pasien, obat, dosis,
rute, waktu, dokumentasi)
Cuci tangandan pasang sarung tangan
Bersihkan kulit dan hilangkan obat
sebelumnya
Oleskan agen topikal pada kulit yang tidak
mengalami luka, iritasi atau sensitif
Hindari terpapar sinar ultra violet pada kulit
yang mendapat obat topikal
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan pemberian,
tindakan yang diharapkan, dan efeksamping
sebelum pemberian
Jelaskan faktor yang dapat meningkatkan dan
menurunkan efektifitas obat
Ajarkan teknik pemberian obat secara mandiri,
jika perlu
Pemberian Obat Oral TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan allergi, interaksi dan
kontra indikasi obat
Verifikasi order obat sesuai indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek lokal, sisitemik, dan efeksamping
obat
Monitor resiko aspirasi, jika perlu
Terapeutik
lakukan prinsip 6 Benar (pasien, obat, dosis,
rute, waktu, dokumentasi)
Berikan obat oral sebelum makan atau setelah
makan, sesuai kebutuhan
Campurkan obat dengan sirup, jika perlu
Taruh obat sublingual dibawah lidah pasien
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan pemberian,
tindakan yang diharapkan, dan efeksamping
sebelum pemberian
Anjurkan tidak menelan obat sublingual
Anjurkan tidak makan dan minum hingga
seluruh obat sublingual larut
Ajarkan pasien dan keluarga tentang cara
pemberian obat secara mandiri
16. Risiko Perfusi Renal Tidak Efektif
D.0016
Definisi:
Berisiko mengalami penurunan sirkulasi darah ke ginjal
Faktor Resiko
1. Kekurangan volume darah
2. Embolisme vaskuler
3. Vaskulitis
4. Hipertensi
5. Disfungsi ginjal
6. Hiperglikemia
7. Keganasan
8. Pembedahan jantung
9. Bypass kardiopulmonal
10. Hipoksemia
11. Hipoksia
12. Asidosis metabolik
13. Trauma
14. Sindrom kompartemen abdomen
15. Luka bakar
16. Sepsis
17. Sindrom respon inflamasi sistemik
18. Lanjut usia
19. Merokok
20. Penyalahgunaan zat
Cukup
Cukup Meningka
Menurun Sedang Meningka
Menurun t
t
1 2 3 4 5
Jumlah urine 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Meningkat Sedang Menurun
Meningkat Menurun
1 2 3 4 5
Nyeri abdomen 1 2 3 4 5
Mual 1 2 3 4 5
Muntah 1 2 3 4 5
Distensi abdomen 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
Memburu Cukup Cukup
Sedang Membaik
k Memburuk Membaik
1 2 3 4 5
Tekanan arteri rata-rata 1 2 3 4 5
Kadar urea nitrogen
1 2 3 4 5
darah
Kadar kreatinin plasma 1 2 3 4 5
Tekanan darah sistolik 1 2 3 4 5
Tekanan darah diastolik 1 2 3 4 5
Kadar elektrolit 1 2 3 4 5
Keseimbangan asam
1 2 3 4 5
basa
Bising usus 1 2 3 4 5
Fungsi hati 1 2 3 4 5
INTERVENSI
Intervensi Utama
Pencegahan syok TINDAKAN
Observasi
Monitor status kardiopulmonal (Vital sign,
MAP)
Monitor status oksigenisasi
Monitor status cairan (masukan, haluan,
turgor kulit, crt)
Monitor tingkat kesadaran dan respons
pupil
Periksa riwayat alergi
Terapeutik
Berikan oksigen
Persiapan intubasi da ventilator
Pasang IV
Pasang kateter urine
lakukan skin test untuk mencegah status
alergi
Edukasi
Jelaskan penyebab/faktor resiko syok
Jelaskan tanda dan gejala awal syok
Anjurkan melapor jika menemukan
/merasakan tanda dan gejala awal syok
Anjurkan memperbanyak asupan cairan
oral
Anjurkan menghindari alergen
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian iv
Kolaborasi pemberian tranfusi
Manajemen Perdarahan TINDAKAN
Observasi
Identifikasi penyebab perdarahan
Periksa adanya darah pada muntah ,
sputum, faeces, urine, pengeluaran NGT,
dan drainase luka, jika perlu
Periksa ukuran dan karakteristik hematoma,
jika perlu
monitor terjadinya perdarahan (sifat da
jumla)
Monitor nilai HB dan HT sebelum dan
setelah kehilangan darah
Monitor tekanan darah dan parameter
hemodinamik
Monitor intake output cairan
Monitor koagulasi darah (protombin time/PT
dan partial tromboplastin time/PTT,
fibrinogen, degredasi fibrin dan jumlah
trombosit
Monitor deliveri oksigen jaringan (mis.
Pa02, sao2, HB dan curah jantung)
Monitor tanda dan perdaran masif
Terapeutik
Istirahatkan area yang mengalami
perdarahan
Berikan kompres dingin jika perlu
Lakukan penekanan atau balut tekan,jika
perlu
Tinggikan ekstremitas yang mengalami
perdarahan
Pertahankan akses IV line
Edukasi
Jelaskan tanda-tanda perdarahan
Anjurkan melapor jika menemukan tanda-
tanda perdarahan
Anjurkan membatasi aktifitas
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian cairan, jika perlu
Kolaborasi pemberian tranfusi darah, jika
perlu
Intervensi Pendukung
Edukasi diet TINDAKAN
Observasi
Identifikasi pasien dan keluarga menerima
informasi
Identifikasi tingkat pengetahuan saat ini
Identifikasi kebiasaan pola makan saat ini
dan masa lalu
Identifikasi persepsi pasien dan keluarga
tentang diet yang di programkan
Terapeutik
Persiapkan materi (form edukasi dan form
diet)
Jadwalkan waktu yang tepat untuk
memberikan pendidikan kesehatan
Berikan pasien dan keluarga bertanya
Sediakan ceklist program diet harian
Edukasi
Jelaskan tujuan kepatuhan diet terhadap
kesehatan
informasikan makanan yang diperbolehkan
dan dilarang
Informasikan kemungkinan interaksi obat
dan makanan
Anjurkan posisi fowler atau semi fowler 20-
30 menit setelah makan
Anjurkan mengganti bahan makanan sesuai
dengan diet yang di programkan
Rekomendasikan resep makanan sesuai
diet
Kolaborasi
Rujuk ke ahli Gizi sertakan keluarga
Edukasi Kemoterapi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi
Terapeutik
Sediakan materi dan form edukasi
Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
Jelaskan efek obat-obatan anti neoplasma
pada sel-sel maligna
Ajarjan pasien/keluarga mengenal efek
terapi pada fungsi sumsum tulang, folikel
rambut, fungsi seksual dan toksisitas organ
Anjurkan cara mencgah infeksi
Anjurkan segera melaporkan ada tanda-
tanda demam, menggigil, mimisan, lebam-
lebam, faeces warna hitam
Anjurkan menghindari penggunaan anti
coagulan.
Edukasi pengukuran Vital Sign TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kesiapan menerima informasi
Terapeutik
Siapkan materi dan alat pengukur Vital sign
Berikan kesempatan untuk bertanya
pastikan pasien merasa nyaman dan rileks
Jelaskan prosedur pengukuran vital sign
mis. Tekanan darah, nadi, respirasi, suhu
badan
Informasikan hasil pengukuran Vital sign
Edukasi Program Pengobatan TINDAKAN
Observasi
Identifikasi pengetahuan tentang
pengobatan yang di rekomendasiakan
Identifikasi Penggunaan pengobatan
tradisional dan kemungkinan efek terhadap
pengobatan
Terapeutik
Fasilitasi informasi tertulis atau gambar
untuk meningkatkan pemahaman
Berikan dukungan untuk menjalani program
pengobatan dengan baik dan benar
Libatkan keluarga untuk memberikan
dukungan pada pasien selama pengobatan
Edukasi
Jelaskan manfaat dan efeksamping
pengobatan
Jelaskan strategi mengelola efeksamping
obat
Jelaskan cara penyimpanan, pengisian
kembali/pembelian kembali dan
pemantauan sisa obat
Jelaskan keuntungan dan kerugia program
pengobatan
Informasikan fasilitas kesehatan di rs
pertamina cirebon
Anjurkan memonitor keefektipan
pengobatan
Anjurkan mengkonsumsi obat sesuai
indikasi
Anjurkan bertanya jika ada sesuatu yang
tidak dimengerti sebelum dan sesudah
pengobatan dilakukan
Ajarkan kemampuan melakukan
pengobatan mandiri
Menejemen Asam- basa: Alkalosis
TINDAKAN
Metabolik
Observasi
Identifikasi penyebab terjadinya alkalosisi
metabolik mis. Kehilangan asam
lambung(muntah , suction lambung) terapi
diuretik jangka panjang, pemberian
NaHCo3, berlebihan, hiperkalsemi
Monitor frekwensi dankedalaman napas
Monitor tanda-tanda vital
Monitor intake dan output cairan
Monitor dampak dan susunan syaraf pusat
mis. Konpusi, stupor, kejang, koma, refleks
hiperaktif
Monitor dampak pernapasan mis.
Hipoventilasi, bronkospasme
Monitor dampak kardiovaskuler mis.
Arithmia, kontraktilitas menurun, penurunan
curah jantung
Monitor dampak saluran pencernaan mis.
Mual, muntah, diare
Monitor Hasil AGD
Terapeutik
Pertahankan kepatenan jalan napas
Atur posisi untuk memfasilitasi ventilasi
yang adekuat
Pertahankan akses intravena
Berikan cairan intravena
Edukasi
Jelaskan penyebab dan mekanisme
terjadinya alkalosis metabolik
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian kalium jika terjadi
hipokalemi misnacl+kcl
Manejemen Asam- basa: Asidosis
TINDAKAN
Metabolik
Observasi
Identifikasi penyebab terjadinya asidosis
metabolik mis.DM, GGA, GGK, diare berat.
Monitor pola napas
Monitor intake dan output cairan
Monitor gejala perburukan
Monitor dampak sususnan syaraf pusat mis.
Kejang
Monitor dampak kardiovaskuler mis.
Arithmia, penurunan curah jantung,
hiperventilasi
Monitor dampak saluran pencernaaan
Monitor hasil AGD
Terapeutik
Pertahankan kepatenan jalan napas
Atur posisi semi fowler untuk memfasilatasi
ventilasi adekuat
Pertahankan akses intravena
Berikan cairan intravena sesuai kebutuhan
Anjurkan istirahat dditempat tidur
Berikan oksigen dengan sesuai kebutuhan
Edukasi
Jelaskan penyebab dan mekanisme
terjadinya asidosis metabolik
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian bikarbonat
Manajemen Cairan TINDAKAN
Observasi
Monitor status hidrasi mis frek nadi,
kekuatan nadi, akral, CRT, mukosa, turgor
Monitor berat badan harian
Monitor berat badab sebelum dan sesudah
dialisis
Monitor pemeriksaan laboratorium mis. HT,
Na,Ka, Cl, berat jenis urine, BUN
Monitor status hemodinamik mis. MAP,
CVP
terapeutik
Catat intake output dan hitung balance
cairan tiap 4/8/24 jam
Berikan asupan cairan sesuai kebutuhan
Berikan cairan intravena, jika perlu
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian diuretik
Kolaborasi tindakan Hemodialisa
Manajemen Elekrolit TINDAKAN
Obsevasi
Identifikasi tanda gejala ketidak
seimbangan kadar elektrolit
Identifikasi penyebab ketidak seimbangan
kadar elektrolit
Identifikasi kehilangan kadar elektrolit
melalui cairan
Monitor kadar elektrolit
Monitor efeksamping pemberian suplemen
elektrolit
terapeutik
Berikan cairan jika perlu
Berikan diet yang tepat
Pasang akses intra vena
Edukasi
Jelaskan jenis, penyebab, dan penanganan
ketidak seimbangan elektrolit
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian suplemen elektrolit
mis via NGT, IV oral sesuai indikasi
Manajemen Elektrolit: Hiperkalemia TINDAKAN
Observasi
Identifikasi tanda gejala peningkatan kadar
kalium mis. Peka rangsang, gelisah, mual,
muntah, tachikardi mengarah ke bradikardi,
AF dan SVT
Monitor irama jantung, frekweensi jantung
dan EKG
Monitor intake dan output cairan
Monitor kadar kalium serum atau urine
Terapeutik
Ambil specimen darah/urine untuk
pemeriksaan kalium
Pasang akses IV line
Berikan diet rendah kalium
Edukasi
Anjurkan modifikasi diet rendah kalium, jika
perlu
Kolaborasi
Kolaborasi eliminasi kalium mis. Diuretik
Kolaborasi pemberian insulin dalam glucosa
Kolaborasi pemberian kalsium gluconas
10%
Kolaboarasi hemodialisis pada pasien gagal
ginjal
Manajemen Eletrolit: Hipernatremia TINDAKAN
Observasi
Identifikasi tanda gejala peningkatan kadar
natrium mis haus, demam, mual, muntah,
gelisah, peka rangsang, tachikardi,kejang,
identifikasi penyebab hipernatremia mis.
Infus nacl berlebih, hipertonis diare,
hiperaldosteronisme
periksa tanda-tanda kelebihan cairan
Monitor intake output cairan
Monitor kadar natrium serum
Terapeutik
Pasang akses IV line
Hitung defisit cairan dengan rumus 4 mL x
BBx(na saat ini – Na target)
Berikan cairan oral atau IV berdasarkan
protokol dan jimlah defisit cairan
Berikan diet rendah natrium
Hindari koreksi natrium secara cepat untuk
menghindari resiko edema cerebral
Edukasi
Anjurkan modifikasi diet rendah natrium,
jika perlu
Kolaborasi
Kolaborasi koreksi natrium dengan
kecepatan penurunan 1 mEq/L/jam
Manajemen Elektrolit: Hipokalemi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi tanda gejala penurunan kadar
kalium mis. Kelemahan otot, interval QT
memanjang, kelelahan, perestesia,
penurunan refleks.
Identifikasi penyebab hipokalemi mis.
Diare, muntah, pengisapan nasogastrik,
diuretik, hiperaldosteronisme, dialisis,
peningkatan insulin
Monitor intake output cairan
Monitor irama jantung
Monitor tanda dan gejala gagal napas, mis.
Pao2 rendah, pco2 tinggi, WOB
Monitor kadar kalium serum atau urine
Monitor akses iv line terhadap flebitis
Terapeutik
Pasang monitor jantung
Pasang IV line Akses
Berikan suplemen kalium , sesuai indikasi
Hindari pemberian KCL jika haluan urine
<0.5ML/KgBB/jam
Hindari pemberian kalium secara intra
muskulair
Hindari pemberian kalium secara bolus
Edukasi
Anjurkan modifikasi diet tinggi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian KCL oral 40-
80mEq/hari
Kolaborasi pemberian KCL IV 10-20 mq
dal100ml NaCl dalam 1 jam pada
hipokalemi berat.
Manajemen Eliminasi Urine TINDAKAN
Observasi
Identifikasi tanda dan gejala retensi atau
inkontinansia urine
Identifikasi faktor yang menyebabkan
retensi atau inkontinansia urine
Monitor eliminasi urine mis. Frekwensi,
warna, volume
Terapeutik
Catat waktu-waktu keluaran berkemih
Batasi asupan cairan, jika perlu
Ambil sampel urine tengah
Edukasi
Ajarkan tanda dan gejala infeksi saluran
kemih
Ajarkan mengukur asupan cairan dan
haluan urine
Ajarkan mengambil sampel urine midstrem
Ajarkan mengenali tanda berkemih dan
waktu tepat untuk berkemih
Ajarkan terapi modalitas penguatan otot-
otot panggul
Anjurkan minum yang cukup, jika tidak ada
kontra indikasi
Anjurkan mengurangi minum menjelang
tidur
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat supositoria
ureter, jika perlu
Manajemen Hemodialisa TINDAKAN
Observasi
Identifikasi tanda gejala serta kebutuhan
hemodialisa
Identifikasi kesiapan hemodialisa mis. Vital
sign, berat badan kering, kelebihan cairan,
kontra indikasi pemberian heparin
Monitor tanda vital, tanda perdarahan, dan
respons selama dialisa
Monitor tanda-tanda vital pasca hemodialisa
Terapeutik
Siapkan peralatan hemodialisa
Lakukan prosedur dialisis dengan prinsi
aseptik
Atur filtrasi sesuai kebutuhan penarikan
kelebihan cairan.
Atasi hipotensi selama dialisis
Hentikan dialisis jika mengalami kondisi
membahayakan mis. Syok
Ambil sampel darah pasca hemodialisa
untuk mengevaluasi ke efektipan
hemodialisis
Edukasi
Jelaskan tentang prosedur hemodialisis
Ajarkan pembatasan cairan penanganan
insomnia, pencegahan infeksi akses HD,
dan pengenalan tanda perburukn kondisi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian heparin pada blood
line, sesuai indikasi.
Manajemen Hipervolemia TINDAKAN
Observasi
Periksa tanda dan gejala hipervolemia mis.
Ortopneu, dispneu, edema, JVP/CVP
meningkat, suara napas tambahan
Identifikasi penyebab hipervolemia
Monitor status hemodinamik
Monitor intake dan output cairan
Monitor tanda hemokonsentrasi mis. Kadar
Na, hematokrit, BUN
Monitor tanda peningkatan tekanan onkotik
plasma mis kadar protein, albumin
Monitor kecepatan infus secara ketat
Monitor efek samping diuretik mis.
Hipotensi ortotostatik, hipovolemia,
hipokalemia, hiponatremia
terapeutik
Timbang berat badan setiap hari pada
waktu yang sama
Batasi asupan cairan dan garam
Tinggikan kepala tempat tidur 30-40derajat
Edukasi
Anjurkan melapor jika haluan urine <0.5
Ml/kg/jam dalam 6 jam
Anjurkan melapor jika BB bertahap > 1kg
dalam sehari
Ajarkan cara mengukur dan mencatat
asupan dan keluaran urine
Ajarkan Cara membatasi cairan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian duiretik
Kolaborasi penggantian kehilangan kalium
akibat diuretik
Kolaborasi pemberian continuous reanal
replecement terapi (CRRT)
Manajemen Hipovolemia TINDAKAN
Observasi
Periksa tanda dan gejala hipovolemia
Monitor intake dan output cairan
Terapeutik
Terapeutik
Hitung kebutuhan cairan
Berikan posisi modified trendelenbrug
Berikan asupan cairan oral
Edukasi
Anjurkan memperbanyak cairan oral
Anjurkan menghindari perubahan posisi
mendadak
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian cairan iv isotonus
mis. Nacl, Rl
Kolaborasi pemberian cairan iv hipotonus
mis. Glucosa 2.5%, Nacl 0.4%
Kolaborasi pemberian produk darah
Manajemen Inkontinensia Urine TINDAKAN
Observasi
Identifikasi penyebab inkontinansia urinne
Identifikasi peraaan dan persepsi terhadap
terhadap inkontinasia urine
Terapeutik
Sediakan pakaian dan lingkungan yang
mendukung program inkontinansia urine
Ambil sample urine untuk pemeriksaan
urine lengkap dan kultur
Edukasi
Jelaskan definisi, jenis dan penyebab
inkontinansia urine
Diskusikan program inkontinansia urine
Kolaborasi
Kolaborasi dengan medis dan fisioterapi
untuk mengatasi inkontinansia urine
Manajemen kemoterapi TINDAKAN
Observasi
Periksa kondisi sebelum kemoterapi
Monitor efek samping dan efek toksik
pengobatan (mis. Kerontokan rambut,
disfungsi seksual)
Monitor mual dan muntah akibat kemoterapi
Monitor status gizi dan berat badan
Terapeutik
Hindari penggunaan produk aspirin
Batasi stimulus lingkungan (mis. Suara,
bau, dan cahaya0
Berikan asupan cairan elektrolit
lakukan tindakan perawatan rambut
Rencanakan alternatif pengganti rambut
yang rontok
Berikan obat kemoterapi sesuai program
Edukasi
Jelaskan prosedur dan tujuan kemoterapi
Jelaskan efek obat pada sel kanker dan
fugsi sumsum tulang belakang
Anjurkan diet sesuai indikasi
Anjurkan melaporkan efek samping
kemoterpi
Ajarkan cara mencegah infeksi
Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi
Ajarkan teknik manajemen energi
Ajarkan mengelola kelelahan dengan
merencanakan sering istirahat dan
membatasi kegiatan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat untuk
mengendalikan efek samping (mis. Anti
emetik)
Manajemen Medikasi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi penggunaan obat sesuai resep
Identifikasi masa kadaluarsa obat
Identifikasi pengetahuan dan kemampuan
menjalani program pengobatan
Monitor keefektipan dan efek samping
pemberian obat
Monitor tanda dan gejala keracunan obat
Monitor darah serum (mis. Elektrolit,
protrombin) jika perlu
Monitor kepatuhan menjalani program
pengobatan
Terapeutik
Fasilitasi perubahan program pengobatan,
jika perlu
Sediakan sumber informasi program
pengobatan secara visual dan tertulis
Fasilitasi pasien dan keluarga melakukan
penyesuaian pola hidup akibat program
pengobatan
Edukasi
Ajarkan pasien dan keluarga mengelola
obat ( dosis, penyimpanan,rute, waktu
pemberian.)
Ajarkan cara menangani dan mengurangi
efek samping, jika perlu
Anjurkan menghubungi petugas kesehatan
jika terjadi efek samping obat.
Manajemen syok TINDAKAN
Observasi
Monitor status kardio fulmonal ( mis.
Frekwensi dan kekuatan nadi, frlk napas,
TD, MAP)
Monitor status oksigenisasi (oksimetri, nadi
AGD)
Monitor status cairan (masukan dan
keluaran, turgor kulit, CRT)
Monitor tingkat kesadaran dan respon pupil
Faktor Resiko
1. Keabnormalan masa protrombin dan/atau masa tromboplastin parsial
2. Penurunan kinerja ventrikel kiri
3. Aterosklerosis aorta
4. Diseksi arteri
5. Fibrilasi atrium
6. Tumor otak
7. Stenosis karotis
8. Miksoma atrium
9. Aneurisma serebri
10. Koagulopati (mis. Anemia sel sabit)
11. Dilatasi kardiomiopati
12. Koagulasi intravaskuler diseminata
13. Embolisme
14. Cedera kepala
15. Hiperkolesteronemia
16. Hipertensi
17. Endokarditis infekstif
18. Katup prostetik mekanis
19. Stenosis mitral
20. Neoplasma otak
21. Infark miokard akut
22. Sindrom sick sinus
23. Penyalahgunaan zat
24. Terapi tombolitik
25. Efek samping tindakan (mis. Tindakan operasi bypass)
Definisi
Keadekuatan aliran darah serebral untuk menunjang
fungsi otak
Luaran Utama :
Perfusi Serebral
Luaran Tambahan :
Komunikasi Verbal
Kontrol Risiko
Memori
Mobilitas Fisik
Status Neurologis
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi : Meningkat
Kriteria Hasil
INTERVENSI
Intervensi Utama
Manajemen Peningkatan tekanan
TINDAKAN
Intrakranial
Observasi
Identifikasi penyebab peningkatan TIK (mis.
Lesi, gangguan metabolisme, edema
serebral)
Monitor tanda gejala peningkatan TIK ( mis.
Tekanan darah meningkat, tekanan nadi
melebar, bradikardi, pola napas ireguler,
kesadaran menurun)
Monitor MAP
Monitor CVP
Monitor PAWP
Monitor PAP
Monitor ICP
Monitor CPP ( cerbral perfusion presure)
Monitor gelombang ICP
Monitor status pernapasan
Monitor intake dan output caitan
monitor cairan serebro sponal
Terapeutik
Minimalkan stimulus dengan menyediakan
lingkungan yang tenang
Berikan posisi semifowler
Hindari manuver valsava
cegah terjadinya kejang
Hindari penggunaan PEEP
Hindari pemberian cairan IV hipotonik
Atur ventilator agar paco2 optimal
pertahankan suhu tubuh normal
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian sedasi dan anti
konvulsan
Kolaborasi pemberian diuretik osmosis
Kolaborasi pemberian pelunak tinja
Pemantauan Tekanan Intra kranial TINDAKAN
Observasi
Identifikasi penyebab peningkatan TIK ( mis.
Lesi menempati ruang gangguan
metabolisme, edema serebral, peningkatan
tekanan vena, Obstruksi aliran cairan cerebro
spinal, hipertensi intra krania idiopatik)
Monitor peningkatan TD
Monitor pelebaran tekanan nadi (selisih TDS
dan TDD)
Monitor penurunan frekwensi jantung
Monitor ireguleritas irama napas
Monitor penurunan tingkat kesadaran
Monitor perlambatan atau ketidaksimetrisan
respon pupil
Monitor kadar Co2 dan pertahankan dalam
rentang yag diindikasikan
Monitor tekanan perfusi serebral
Monitor jumlah, kecepatan, dan karakteristik
drainase cairan serebro spinal
Monitorefek stimulus lingkungan terhadap TIK
Terapeutik
Ambil sampel drainase cairan cerebro spinalis
kalibrasi tranduser
Pertahankan sterilitas sistem pemantauan
pertahankan posisi kepala dan leher netral
Bilas sistem pemantauan, jika perlu
Atur interval pemantauan sesuai kondisi
pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
Intervensi Pendukung
Edukasi diet TINDAKAN
Observasi
Identifikasi pasien dan keluarga menerima
informasi
Identifikasi tingkat pengetahuan saat ini
Identifikasi kebiasaan pola makan saat ini dan
masa lalu
Identifikasi persepsi pasien dan keluarga
tentang diet yang di programkan
Terapeutik
Persiapkan materi (form edukasi dan form
diet)
Jadwalkan waktu yang tepat untuk
memberikan pendidikan kesehatan
Berikan pasien dan keluarga bertanya
Sediakan ceklist program diet harian
Edukasi
Jelaskan tujuan kepatuhan diet terhadap
kesehatan
informasikan makanan yang diperbolehkan
dan dilarang
Informasikan kemungkinan interaksi obat dan
makanan
Anjurkan posisi fowler atau semi fowler 20-30
menit setelah makan
Anjurkan mengganti bahan makanan sesuai
dengan diet yang di programkan
Rekomendasikan resep makanan sesuai diet
Kolaborasi
Rujuk ke ahli Gizi sertakan keluarga
Dukungan Kepatuhan Program
TINDAKAN
pengobatan
OBSERVASI
Identifikasi kepatuhan menjalankan program
pengobatan
TERAPEUTIK
Buat komitmen menjalani program
pengobatan dengan baik
Buat jadwal pendampingan keluarga untuk
bergantian menemani pasien selama dirawat
dan menjalani program pengobatan
Dokumentasikan aktivitas selama menjalani
program pengobatan
Diskusikan hal-hal yang dapat mendukung
atau menghambat berjalannya program
pengobatan
Libatkan keluarga untuk mendukung program
pengobatan yang dijalani
EDUKASI
Informasikan program pengobatan yang harus
dijalani
Informasikan manfaat yang akan diperoleh
jika teratur menjalani program pengobatan
Anjurkan keluarga untuk mendampingi dan
merawat pasien selama menjalani program
pengobatan
Anjurkan pasien dan keluarga melakukan
konsultasi ulang saat kontrol
Edukasi Program Pengobatan TINDAKAN
Observasi
Identifikasi pengetahuan tentang pengobatan
yang di rekomendasiakan
Identifikasi Penggunaan pengobatan
tradisional dan kemungkinan efek terhadap
pengobatan
Terapeutik
Fasilitasi informasi tertulis atau gambar untuk
meningkatkan pemahaman
Berikan dukungan untuk menjalani program
pengobatan dengan baik dan benar
Libatkan keluarga untuk memberikan
dukungan pada pasien selama pengobatan
Edukasi
Jelaskan manfaat dan efeksamping
pengobatan
Jelaskan strategi mengelola efeksamping obat
Jelaskan cara penyimpanan, pengisian
kembali/pembelian kembali dan pemantauan
sisa obat
Jelaskan keuntungan dan kerugia program
pengobatan
Informasikan fasilitas kesehatan di rs
pertamina cirebon
Anjurkan memonitor keefektipan pengobatan
Anjurkan mengkonsumsi obat sesuai indikasi
Anjurkan bertanya jika ada sesuatu yang tidak
dimengerti sebelum dan sesudah pengobatan
dilakukan
Ajarkan kemampuan melakukan pengobatan
mandiri
Konsultasi Via Telepon Observasi
Identifikasi tujuan konsultasi via telepon
Identifikasi masalah yang menjadi fokus
konsultasi
Identifikasi kemampuan pasien memahami
informasi telepon (mis: defisit pendengaran,
kebingungan, hambatan bahasa)
Identifikasi tingkat dukungan keluarga dan
keterlibatan dalam perawatan
Identifikasi respon psikologis terhadap situasi
dan ketersediaan sistem pendukung
Identifikasi sisiko keselamatan bagi pemanggil
dan/ atau orang lain
Identifikasi apakah masalah memerlukan
evaluasi lebih lanjut
Identifikasi ekspektasi biaya, jika perlu
Identifikasi cara menghubungi pasien atau
keluarga untuk menerima telepon kembali,
jika diperlukan
Terapeutik
Perkenalkan diri dan instansi
Dapatkan informasi tentang diagnosis
keperawatan dan/ atau medis, jika perlu
Dapatkan informasi riwayat kesehatan masa
lalu dan terapi saat ini
Tanyakan keluhan utama dan riwayat
kesehatan saat ini sesuai dengan protokol
standar
Berikan tanggapan secara profesional
terhadap penerimaan atau penolakan ide
Fasilitasi memutuskan pilihan aletrnatif solusi
Libatkan keluarga/ orang penting lainnya
dalam perencanaan perawatan
Pertahankan kerahasiaan pasien
Edukasi
jelaskan masalah yang sedang dihadapi
pasien
Jelaskan alternatif solusi yang dapat
dilakukan oleh pasien/ keluarga
Jelaskan keuntungan dan kerugian masing-
masing solusi
Informasikan program pendidikan, kelompok
pendukung kelompok swadaya yang dapat
dimanfaatkan pasien
Anjurkan meningkatkan kemandirian
menyelesaikan masalah
Manajemen Alat Pacu Jantung
TINDAKAN
Permanen
Observasi
Identifikasi indikasi pemasangan alat pacu
jantung permanen
Monitor tanda-tanda alat pacu jantung bekerja
dengan baik
Monitor nadi –perifer
Monitor respons hemodinamik
Monitor irama jantung, gejala aritmia, iskemia,
atau gagal jantung
Monitor komplikasi pemasangan alat pacu
jantung mis. Pneumo thorax, perforasi
miokard, tamponade jantung, hematoma,
PVC, infeksi, cegukan, kedutan otot
Monitor kegagalan alat pacu jantung
Terapeutik
tentukan jenis dan modus alat pacu jantung
Libatkan keluarga dalam perawatan alat pacu
jantung
Edukasi
Jelaskan Indikasi fungsi dan komplikasi
implantasi alat pacu jantung
Anjurkan menghindari atau menggunakan alat
yang menyebabkan gangguan
elektromagnetik
Anjurkan Melakukan pemeriksaan rutin alat
pacu jantung permanen
Anjurkan tidak mengoperasikan kendaraan
bermotor sampai diijinkan ahli kardiologi
Anjurkan memantau alat pacu jantung secara
teratur
Anjurkan mengulang rontgen thoraxsetiap
tahun untuk konfirmasi penempatan alat pacu
jantung
Anjurkan memakai gelang pengguna alat
pacu jantung
Anjurkan menghindari mesin detektor
Ajarkan cara mengenali tanda dan gejala
disfungsi alat pacu jantung
Manajemen Alat Pacu Jantung
TINDAKAN
Sementara
Observasi
Identifikasi indikasi pemasangan alat pacu
jantung sementara
Identifikasi indikasi alat pacu jantung yang
dibutuhkan mis. Kateter vena internal atau
eksternal, unipolar atau bipolar, trantorakik,
epikardial
Periksa EKG 12 lead, jika perlu
Periksa sirkulasi perifer mis. Pulse perifer,
edema, pengisisan periver. Suhu kulit dan
diaporasis
Monitor irama jantung berkelanjutan
Monitor disritmi dan respon
hemodinamikterhadap disritmi
Monitor komplikasi pemasangan alat pacu
jantung mis. Pneumo torax, hematorax,
perforasi miokard, tamponade jantung, hema
tuma, infeksi
Monitor kegagalan alat pacu jantung
terapeutik
Sediakan inform consent
Siapkan alat pacu jantung yang dipilih
Pasang elektroda alat pacu jantung
transkutan ekternal
Fasilitasi pemasangan alat pacu jantung
lakukan rontgen dada setelah pemasangan
alat pacu jantung
Analisis kemajuan pompa jantung setelah
pemasangan alat pacu jantung sementara
Edukasi
Jelaskan indikasi fungsi dan komplikasi
implantasi alat pacu jantung
Ajarkan tindakan pencegahan gangguan alat
pacu jantung mis. Pembatasan gerakan,
hindari penanganan sendiri alat pacu jantung
Kolaborasi
Kolaborasi pemeriksaan rontgen dada setelah
pemasangan alat pacu jantungg sementara
Manajemen Defibrilasi TINDAKAN
Observasi
Periksa irama pada monitor setelah RJP 2
menit
Terapeutik
Lakukan resusitasi jantung dan paru (RJP)
hingga mesin defibrilator siap
Siapkan dan hidupkan mesin defibrilator
Pasang monitor EKG
Pastikan irama EKG henti jantung (VF atau
VT tanpa nadi)
Atur jumlah energi dengan mode
asyncronized (360 joule untuk monofasik dan
120 – 200 joule untuk bifasik)
Angkat paddle dari mesin dan oleskan jeli
pada paddle
Tempelkan paddle pada sternum (kanan)
pada sisi kanan sternum dibawah clavikula
dan paddle apeks (kiri) pada garis midaksilaris
setinggi elektroda V6
Isi energi dengan menekan tombol charge
pada paddle atau tombol charge pada mesin
defrilator dan menunggu hingga energi yang
diinginkan tercapai
Hentikan RJP saat defribrilator siap
Teriak bahwa defibrilator telah siap (mis : I’m
clear, You’re clear, everyboby’s clear)
Berikan syok dengan menekan tombol pada
kedua paddle bersamaan
Angkat paddle dan langsung lanjutkan RJP
tanpa menunggu hasil irama yang muncul
pada monitor setelah pemberian debrilasi
Lanjutkan RJP sampai 2 menit
Manajemen Kejang TINDAKAN
Observasi
Monitor terjadinya kejang berulang
Monitor karakterisitik
Monitor status neurologis
Monitor Vital sign
Terapeutik
Baringkan pasien agar tidak terjatuh
Berikan alas empuk dibawah kepala, jika
memungkinkan
Pertahankan kepatenan jalan napas
Linggarkan pakaian terutama dibagian leher
dampingi selama periode kejang
jaukan benda benda berbahaya terutama
benda tajam
Catat durasi kejang
Reorientasikan setelah periode kejang
Dokumentasikan periode terjadinya kejang
Pasang akses IV
Berikan Oksigen, jika perlu
Edukasi
Anjurkan keluarga menghindari memasukn
apapun kedalam mulut pasien saat periode
kejang
Manajemen Medikasi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi penggunaan obat sesuai resep
Identifikasi masa kadaluarsa obat
Identifikasi pengetahuan dan kemampuan
menjalani program pengobatan
Monitor keefektipan dan efek samping
pemberian obat
Monitor tanda dan gejala keracunan obat
Monitor darah serum (mis. Elektrolit,
protrombin) jika perlu
Monitor kepatuhan menjalani program
pengobatan
Terapeutik
Fasilitasi perubahan program pengobatan, jika
perlu
Sediakan sumber informasi program
pengobatan secara visual dan tertulis
Fasilitasi pasien dan keluarga melakukan
penyesuaian pola hidup akibat program
pengobatan
Edukasi
Ajarkan pasien dan keluarga mengelola obat (
dosis, penyimpanan,rute, waktu pemberian.)
Ajarkan cara menangani dan mengurangi efek
samping, jika perlu
Anjurkan menghubungi petugas kesehatan
jika terjadi efek samping obat.
Manajemen TINDAKAN
Trombolitik Observasi
Periksa kontra indikasi terapi trombolitik (mis.
Riwayat trauma, pembesahan, stroke, ulkus
gastro intestinal
Monitpr tekanan darah (setiap 15 menit pada
2 jam pertama setiap 30 menit selama 6 jam
berikutnya dan setiap 60 menit selama 16 jam
beikutnya
Monitor sisi insersi terhdap tanda perdarahan
atau hematoma (mis. Tiap 15 menit pada 1
jam pertama, setiap 30 menit pada 1 jam
kedua, dan setiap 1 jam hingga terapi
dihentikan.
Monitor respon terhadap terapi (mis.
Normalisasi segmen ST, nyeri dada
berkurang, disiritmia tidak terjadi, kadar enjim
jantung menurun
Terapeutik
Pasang monitor jantung selama terapi
trombolitik dan 12-24 jam setelahnay
Berikan oksigen untuk mempertahankan spo2
Pasang akses intravena
Berikan agen trombolitik sesuai indikasi
Hindari kepala tempat tidur>15 derajat
Pertahankan tirah baring selama 6 jam
setelah terapi
Hentikan segera infus trombolitik terjadi
perdarahan
lakukan penekanan pada sisi insersi selama
30 menit jika terjadi perdarahan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemberian
trombolitik
Jelaskan efek samoing pemberian trombolitik
Anjurkan ekstremitas sisi insersi tetpa lurus
Anjurkan membatasi aktifitas untuk
menurunkan resiko cedera dam perdarahan
Kolaborasi
Kolaborasi pemeriksaan CT Scan otak setela
12-24 untuk evaluasi neurologis, jika perlu
Pemantauan Neurologis TINDAKAN
Observasi
Monitor ukuran, bentuk, kesimetrisan, dan
reaktifitas pupil
Monitor tingkat kesadaran (mis. Menggunakan
GCS)
Monitor tingkat orientasi
Monitor ingatan terakhir, rentang perhatian,
memori masa lalu, mood, dan prilaku
Monitor Vital sign
Monitor status pernapasan, AGD, oksimetri
nadi, kedalaman napas, pola napas dan
usaha napas
Monitor parameter hemodinamikinvasif, jika
perlu
Monitor ICP (intra cranial presure) dan CPP
( cerebral perfusion presure )
Monitor refleks kornea
Monitor batuk batuk dan refleks muntah
Monitor irama otot, gerakan motor, gaya
berjalan, dan prpriosepsi
Monitor kekuatan pegangan
Monitor adanya tremor
Monitor kesimetrisan wajah
Monitor gangguan visual,: diplopia, nistagmus,
pemotongan bidang visual, penglihatan kabur,
dan ketajaman penglihatan
Monitor keluhan sakit kepala
Monitor karakterisitik bicara: kelancaran,
kehadiran afasia, dan kesulitan mencari kata
Monitor diskriminasi tajam/tumpul, atau
panas/dingin
Monitor parestesi ( mati ras dan kesemutan)
Monitor pola berkeringant
Monitor respons babinski
Monitor respons cushing`
Monitor balutan kraniotomi dan laminecttomi
terhadap adanya drainase
Monitor respons terhada pengobatan
Terapeutik
Tingkatkan frekwewnsi pemantauan
neurologis, jika perlu
Hindari aktifitas yang dapat
menyebabkanpeningkatan tekanan intra
cranial
Atur interval waktu pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
Dokumentasi hasi pemantauam
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Informasikan hasil pemantauan, jika perlu,
Pemantauan Hemodinamik Invasif TINDAKAN
Observasi
Monitor frekwensi dan irama jantung
Monitor TDS,TDD, MAP, tekanan vena
sentral, tekanan arteri pulmonal, tekanan
arteri, paru
Monitor curah jantung dan indeks jantung
Monitor bentuk gelombang hemodinamik
Monitor perfusi perifer distal pada sisi insersi
setiap 4 jam
Monitor tanda-tanda infeksi dan perdarahan
pada sisi insersi
Monitor tanda-tanda komplikasi akibat
pemasangan selang (mis. Pneumotoraks,
selang tertekuk, embolisme udara)
Terapeutik
Dampingi pasien saat pemasangan dan
pelepasan kateter jalur hemodinamik
lakukan test allen untuk menilai kolateral
ulnaris sebelum kanulasi pada arteri radialis
Pastikan set selang terangkai dan terpasang
dengan tepat
Konfirmasi ketepatan posisi selang dengan
pemeriksaan x-ray, jika perlu
Posisikan transduser pada atrium kanan
(aksis flebostatik) setiap 4-12 jam
untukmengkalibrasi dan mentitik nolkan
perangkat
Pemberian Obat TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan allergi, interaksi dan
kontra indikasi obat
Verifikasi order obat sesuai indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa obat
Monitor tanda vital dan laboratorium sebelum
pemberian obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek samping , toksisitas, dan iteraksi
obat
Terapeutik
Perhatikan prosedur pemberian obat yang
aman dan akurat
Hindari interupsi saat mempersiapkan,
memferivikasi, atau mengelola obat
lakukan prinsip 6 Benar (pasien, obat, dosis,
rute, waktu, dokumentasi)
Perhatikan jadwal pemberian obat jenis
hipnotik, narkotik, dan antibiotik
Hindari pemberian obat yang tidak diberi label
dengan benar
Buang obat yang tidak terpakai atau
kadaluarsa
Fasilitasi minum obat
tandatangani pemberian obat dan obat
narkotik sesuai protokol
Dokumentasi pemberian obat dan respon
terhadap obat
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan pemberian,
tindakan yang diharapkan, dan efek samping
sebelum pemberian
Jelaskan faktor yang dapat meningkatkan dan
menurunkan efektifitas obat
Pemberian Obat Inhalasi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi dan
kontra indikasi
Verifikasi order obat sesuai indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa obat
Monitor tanda vital dan laboratorium sebelum
pemberian obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek samping , toksisitas, dan iteraksi
obat
Terapeutik
Lakukan prinsip 6 Benar (pasien, obat, dosis,
rute, waktu, dokumentasi)
Kocok inhaler selama 2-3 detik sebelum
digunakan
Lepaskan penutup inhaler dan pegang terbalik
Posisikan inhaler didalam mulut mengarah ke
tenggorokan dengan bibir ditutup rapat
Edukasi
Anjurkan bernapas lambat dan dalam selama
menggunakan nebulizer
Anjurkan menahan napas selama 10 detik
Anjurkan ekspirasi lambat melalui hidung atau
dengan bibir mengkerut
Ajarkan pasien dan keluarga tentang cara
pemberian obat
Jelaskan jenis obat dan alasan pemberian,
tindakan yang diharapkan dan efek samping
obat
Jelaskan faktor yang dapat meningkatkan dan
menurunkan efektifitas obat
Pemberian Obat Intra dermal TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi dan
kontra indikasi
Verifikasi order obat sesuai indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa obat
Monitor tanda vital dan laboratorium sebelum
pemberian obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek samping , toksisitas, dan iteraksi
obat
Terapeutik
Lakukan prinsip 6 Benar (pasien, obat, dosis,
rute, waktu, dokumentasi)
Tentukan jarum suntik yang benar sesuai
kebutuhan
Siapkan dosis dan ampul atau botol dengan
benar
Pilih area suntikan dengan benar yang sesuai
Hindari area kulit yang memar, radang,
edema, lesi atau perubahan warna
Gunakan teknik aseptik
Tusukan jarum pada sudut 5-15 derajat
sedalam 3 mm
Suntikan obat secara perlahan, sambil
mengamati timbulnya benjolan (lepuh) kecil
pada kulit permukaan
Beri tanda area injeksi
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan pemberian,
tindakan yang diharapkan, dan efeksamping
sebelum pemberian
Anjurkan tidak menyentuh daerah benjolan
(lepuh)
Anjurkan melapor ke perawat jika merasakan
keluhan setelah pemberian obat (mis. Gatal,
kemerahan, panas)
Pemberian Obat Intra Muskuler TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi dan
kontra indikasi
Verifikasi order obat sesuai indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa obat
Monitor tanda vital dan laboratorium sebelum
pemberian obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek samping , toksisitas, dan iteraksi
obat
Terapeutik
Lakukan prinsip 6 Benar (pasien, obat, dosis,
rute, waktu, dokumentasi)
Tentukan jarum suntik yang benar sesuai
kebutuhan
Siapkan dosis dan ampul atau botol dengan
benar
Hindari area kulit yang memar, radang,
edema, lesi atau perubahan warna
Gunakan teknik aseptik
Pilih area suntikan yang sesuai ( mis. Vastus
lateralis, ventrogluteal, deltoid)
Lakukan Z-track untuk mencegah obat keluar
kedalam jaringan subkutan dan kulit
Tusukan jarum pada sudut 90 derajat
Aspirasi sebelum menyuntik obat
Suntikan obat secara pelahan
Cabut jarum setelah menunggu 10 detik
setelah menyuntik obat
Hindari melakukan masase pada area
penyuntikan
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan pemberian,
tindakan yang diharapkan, dan efeksamping
sebelum pemberian
Anjurkan tidak memijat area penyuntikan
Pemberian Obat Intravena TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi dan
kontra indikasi
Verifikasi order obat sesuai indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa obat
Monitor tanda vital dan laboratorium sebelum
pemberian obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek samping , toksisitas, dan iteraksi
obat
Terapeutik
Lakukan prinsip 6 Benar (pasien, obat, dosis,
rute, waktu, dokumentasi)
Pastikan ketepatan dan kepatenan kateter IV
Campurkan obat kedalam kantung , botol,
atau buret sesuai kebutuhan
Berikan obat IV dengan kecepatan yang tepat
Tempelkan label keterangan nama obat dan
dosisi pada wadah cairan IV
Gunakan Mesin Infus pump untuk pemberian
obat secara kontinue, jika perlu
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan pemberian,
tindakan yang diharapkan, dan efeksamping
sebelum pemberian
Jelaskan faktor yang dapat meningkatkan dan
menurunkan efektifitas obat
Pemberian Obat Ventrikuler TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan allergi, interaksi dan
kontra indikasi obat
Verifikasi order obat sesuai indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek lokal, sisitemik, dan efeksamping
obat
Monitor status neurologis
Monitor tanda infeksi sistem saraf pusat
Monitor tanda vital
Terapeutik
lakukan prinsip 6 Benar (pasien, obat, dosis,
rute, waktu, dokumentasi)
Cuci tangan dan pasang sarung tangan
Gunakan teknik aseptik
Cukur rambut di lokasi pemberian obat, jika
perlu
Isis reservoir dengan cairan serebrospinal
dengan melakukan penekanan dengan ibu jari
Ambil cairan serespinal sesuai kebutuhan
Aspirasi caitran serebrospinal sebelum
penyuntikan , perhatikan adanya darah atau
warna keruh
Suntikan obat secara perlahan sesuai
prosedur
Tekan reservoir dengan telunjuk untuk
mencampurkan obat dengan cairan
serebrospinal
Berikan balutan, jika perlu
Edukasi
pemberian Jelaskan jenis obat, alasan
pemberian, tindakan yang diharapkan, dan
efeksamping sebelum
Pencegahan Emboli TINDAKAN
Observasi
Periksa riwayat penyakit pasien secara rinci
untuk melihat faktor resiko(mis. Pasca operasi
fraktur, kemoterapi, kehamilan, pasca
persalinan, imobilisasi, kelumpuhan, edema
ekstremitas, ppok, stroke, riwayat DVT
sebelumnya)
Periksa trias virchow (stasis vena,
hiperkoagulabilitas dan trauma yang
mengakibatkan kerusakan intima pembuluh
darah)
Monitor adanya gejala baru dari mengi,
hemoptisis, nyeri saat inspirasi, nyeri pleuritik)
Monitor sirkulasi perifer ( mis. Nadi perifer,
edema, CRT, warna, suhu dan adanya rasa
sakit pada ekstremitas)
Terapeutik
Posisikan anggota tubuh yang beresiko
emboli 20 derajat diatas posisi jantung
Pasang stocking atau alat kompresi
pneumotik intermiten
Lepaskan stocking selama 15-20 menit setiap
8 jam
Lakukan latihan rentang gerak aktif dan pasif
Lakukan perubahan posisi tiap 2jam
Hindari memijat atau menekan otot
ekstremitas
Edukasi
Anjurkan melakukan fleksi dan ekstensi kaki
paling sedikit 10 kali tiap jam
Anjurkan melaporkan perdarahan berlebihan
(mis. Mimisan yang tidak biasa, mintah darah,
urine darah, )
Anjurkan berhenti merokok
Anjurkan minum obat antikoagulan sesuai
waktu dan dosis
Anjurkan asupan makan yang mengandung
vitamin k
Ajarkan menghindari duduk dengan kaki
menyilang atau duduk lama dengan kaki
terantung
Ajarkan melakuka tindakan pencegahan (mis.
Berjalan, banyak minum, hindari alkohol,
hindari imobilisasi jangka panjang)
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian trombolitik
Kolaborasi pemberian antikoagulan dosis
rendah atau anti pltelet dosis tinggi (mis.
Heparin, clopidogrel, aspirin, )
Kolaborasi pemberian prometazin intravena
dalam Nacl 25-50ccdengan aliran lambat
Pencegahan Infeksi TINDAKAN
Observasi
Monitor tanda gejala infeksi lokal da sistemik
Terapeutik
Batasi jumlah pengunjung
Berikan perawatan kulit pada area edema
Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
dengan pasien dan lingkungan pasien
Pertahankan teknik aseptik pada pasien
beresiko tinggi
Edukasi
Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
Ajarkan etika batuk
Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau
luka operasi
Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian Imuisasi, jika perlu
Pencegahan Jatuh TINDAKAN
Observasi
Identifikasi Faktor resiko jatuh (mis. Usia
>65tahun, penurunan tingkat kesadaran,
defisit cognitif, hipotensi ortostatik, gangguan
keseimbangan, gangguan penglihatan,
neuropati)
Identifikasi resiko jatuh sekali setiap shift
Identifikasi faktor lingkungan yang
meningkatkan resiko jatuh (mis. Lantai licin,
penerangan kurang)
Hitung skala jatuh
Monitor kemampuan berpindah dari tempat
tidur ke kursi roda atau sebaliknya
Terapeutik
Orientasikan ruangan pada pasien dan
keluarga
Pastikan roda tempat tidur dalam keadaan
terkunci
Pasang handrail tempat tidur
Atur tempat tidur pada posisi rendah
Tempatkan pasien beresiko tinggi jatuh dekat
dengan ruang perawat
Gunakan alat bantu berjalan
dekatkan bel pemanggil dalam jangkauan
pasien
Edukasi
Anjurkan memanggil perawat jika
membutuhkan bantuan untuk berpindah
Anjurkan menggunakan alas kaki yang tidak
licin
Anjurkan berkonsentrasi untuk menjaga
keseimbangan tubuh
Anjurkan melebarkan jarak kedua kaki untuk
meningkatkan keseimbangan saat berdiri
Ajarkan cara menggunakan bel
Pengekangan Fisik (Restrain
TINDAKAN
Mekanis)
Observasi
Identifikasi kebutuhan untuk dilakukan
pengekangan
Monitor respons terhadap prosedur
Monitor dan berikan kenyamanan psikologis
Monitor kondisi kulit pada area pengekangan
Terapeutik
Ciptakan lingkungan aman
Sediakan staf yang memadai untuk
melakukan pengekangan
Tunjuk staf perawat untuk mengarahkan tim
dan pasien selama pengekangan
Amankan batas jangkauan pasien
fasilitasi aktifitas pengalihan
Fasilitasi perubahan posisi secara berkala
Fasilitasi kebutuhan Nutrisi, eliminasi, hidrasi
dan kebersihan diri
Libatkan dalam aktifitas untuk meningkatkan
penilaian dan orientasi
Libatkan membuat keputusan untuk beralih ke
intervensi yang kurang ketat
Edukasi
Jelaskan tujuan dan langkah proisedur
dengan bahasa yang mudah dimengerti
Jelaskan resiko dan manfaat pengekangan
latih rentang gerak sendi sesuai kondisi
pasien
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat untuk kegelisan
atau agiatl, jika perlu
Perawatan Emboli paru TINDAKAN
Observasi
Monitor perubahan status respirasi dan
kardiovaskuler
Monitor nyeri dada, bahu, punggung atau
nyeri plura
Monitor penyebab oksigenisasi tidak adekuat
Monitor bunyi napas tambahan
Monitor AGD
Monitor tanda dan gejala gagal napas
Monitor efek samping antikoagulan
Terapeutik
Pasangkan kaos kaki elastis, jika perlu
Pasangkan kaos kaki kompresi pneumatik
intermiten selama 15-20 menit setiap 8 jam
Hindari akses intravena antekubiti`
lakukan rentang gerak aktif atau pasif
Ubah posisi setia 2 jam
Edukasi
Jelaskan mekanisme terjadinya emboli paru
Ajarkan teknik napas dalam
Ajarkan pentingnya antikoagulan selama
3bulan
Ajarkan pencegahan tromboemboli berulang
Anjurkan menggerakan kaki fleksi dan
ekstensi 10 kali setiap jam , jika perlu
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian terapi trombolitik
Kolaborasi pemberian antikoagulan dosisi
rendah dan atau anti platelet dosis tinggi
Kolaborasi pemeriksaan diagnostik untuk
menepis gejala penyakit yang serupa mis.
AMI, perikarditis,diseksi aorta, pneumoni,
pneumo thorax, ulkus peptikum.
Perawatan Jantung TINDAKAN
Observasi
Identifikasi tanda/gejala primer penurunan
curah jantung
Identifikasi tanda/gejala sekunder penurunan
curah jantu
Monitor tekanan darah dan spo2
Monitor intake output cairan
Monitor berat badan tiap hari pada waktu
yang sama
Monitor keluhan nyeri dada,
Monitor EKG 12 sadapan
Monitor aritmia
Monitor nilai laboratorium jantung
Monitor fungsi alat pacu jantung
Periksa Vital sign sebelum dan sesudan
aktifitas
Periksa Vital sign sebelum pemberian obat
Terapeutik
Posisikan pasien semo fowler atau fowler
dengan posisi kaki ke bawah atau posisi
nyaman
berikan diet jantung yang sesuaifasilitasi
pasien dan keluarga untuk memodifikasi gaya
hidup sehat
Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi
streh
Berikan dukungunga emosional dan spiritual
Berikan oksigen untuk mempertahankan
oksigen minimal 94%
Edukasi
Anjurkan beraktifitas fisik sesuai toleransi
Anjurkan beraktifitas fisik secara bertahap
Anjurkan berhenti merokok
Anjurkan pasien dan keluarga mengukur berat
badab harian
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian anti arithmia
Rujuk ke progran rehabilitasi jantung
Perawatan jantung Akut TINDAKAN
Observasi
Identifikasi karakteristik nyeri dada
Monitor EKG 12 sadapan untuk perubahan ST
dan T
Monitor arithmia
Monitor Elektrolit yang dapat meningkatkan
resiko arithmia
Monitor Enjim jantung
Monitor Saturasi oksigen
Identifikasi stratifikasi pada sindrom koroner
akut ( mis. Skor TIMI, KILLIP, CRUSADE)
Terapeutik
Pertahankan tirah baring minimal 12 jam
Pasang akses intravena
Puasakan hingga bebas nyeri
Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi
ansietas dan stres
Sediakan lingkungan lingkungan yang
kondusif untuk beristirahat dan pemulihan
Siapkan menjalani intervensi koroner
perkutan, jika perlu
Berikan dukungan emosional dan spiritual
Edukasi
Anjurkan segera melaporkan nyeri dada
Anjurkan menghindari manuver valsava
(mengedan saat BAB dan batuk)
Jelaskan tindakan yang dijalani pasien
Ajarkan teknik menurunkan kecemasan dan
ketakutan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian anti platelet, jika perlu
Kolaborasi pemberian anti angina
Kolaborasi pemberian morfin, jika perlu
Kolaborasi pemberian inotropik, jika perlu
Kolaborasi pemberian obat untuk mencegah
manuver valsava
Kolaborasi pencegahan thrombus dengan
anticoagulan, jika perlu
Kolaborasi pemeriksan X-ray dada, jika perlu
Perawatan Jenajah TINDAKAN
Observasi
Identifikasi budaya dan kepercayaan dalam
penatalaksanaan tubuh jenazah
Terapeutik
laporkan kepada petugas jenazah dan
supervisor terkait pasien meninggal
rapatkan rahang dan tutup mata jenazah
Posisikan lengan berada disamping tubuh
atau sedekapkan (sesuaikan dengan agama
yang dianut pasien)
Lepaskan obyek eksternal dari tubuh pasien
Bersihkan tubuh jenazah secara menyeluruh
Tutup jenazah dengan kain bersih sampai ke
kepala atau dagu
Berikan dukungan emosional dan spiritual
pada keluarga
Berikan privasi pada keluarga jika ingin
melihat jenazah
Pindahkan jenazah ke kamar jenazah
Fasilitasi keluarga menjalani proses berduka
Edukasi
Ajarkan melalui proses berduka secara
bertahap, jika perlu
Surveilens TINDAKAN
Observasi
Identifikasi resiko kesehatan pasien
Identifikasi perilaku dan rutinitas normal
pasien
Identifikasi persepsi pasien tentang status
kesehatannya
Identifikasi kondisi awal yang memerlukan
respons segera
Periksa tanda gejala atau masalah saat ini
Monitor kemampuan pasien untuk melakukan
aktivitas perawatan diri
Monitor status neurologis
Monitor pola prilaku
Monitor kemampuan kognitif
Monitor keadaan emosional
Monitor tanda vital
Monitor strategi penanggulangan yang
digunakan oleh pasien dan keluarga
Monitor perubahan pola tidur
Monitor kulit pada pasien beresiko tinggi
Monitor tanda dan ketidakseimbangan cairan
dan elektrolit
Monitor Perfusi jaringan
Monitor tanda-tanda infeksi
Monitor status gizi
Monitor fungsi gastrointestinal
Monitor pola eliminasi
Monitor kecenderungan pendarahan pada
pasien beresiko tinggi
Terapeutik
Aktifkan tim reaksi cepat, jika perlu
Tetapkan frekwensi pengumpulan dan
interpretasi data
tentukan kondisi pasien stabil yang tidak stabil
atau kritis
Fasilitasi memperoleh test diagnostik
Interpretasikan hasil test diagnostik
Ambil dan analisa data laboratorium
Libatkan pasien dan keluarga dalam kegiatan
pemantauan
Catat jenis dan jumlah drainase dan beritahu
dokter tentang perubahan yang signifikan
bandingkan status saat ini dengan status
sebelumnya untuk mendeteksi perbaikan dan
memburuknya kondisi pasien
Analisa beberapa program medis dan
pastikan keamanan dan ketepatannya
sediakan lingkungan yang tepat sesuai
keinginan ( mencocokan kompetensi perawat
dengan kebutuhan perawatan pasien , rasio
pasien dengan perawat, menyediakan staf
pelengkap yang memadai, memastikan
kesinambungan perawatan)
Edukasi
Jelaskan Hasil test diagnostik kepada pasien
dan keluarga
KOlaborasi
Kolaborasi dengan tim medis
Kolaborasi dengan tim medis untuk
melakukan pemantauan hemodinamic invasif
dan pemantauan ICP
c. Nutrisi dan Cairan
18. Berat Badan Lebih D.0018
Definisi:
Akumulasi lemak berlebih atau abnormal yang tidak sesuai dengan
usia dan jenis kelamin
Penyebab:
1. Kurang aktivitas fisik harian
2. Kelebihan konsumsi gula
3. Gangguan kebiasaan makan
4. Gangguan persepsi makan
5. Kelebihan konsumsi alkohol
6. Penggunaan energi kurang dari asupan
7. Sering mengemil
8. Sering memakan makanan berminyak/berlemak
9. Faktor keturunan (mis. Distribusi jaringan adiposa, pengeluran energi,
aktivitas lipase lipoprotein, sintesis lipid, lipolisis)
10. Penggunaan makanan formula atau makanan campuran (pada bayi)
11. Asupan kalsium rendah (pada anak anak)
12. Berat badan bertambah cepat (selama masa anak anak, selama masa
bayi, termasuk minggu pertama, 4 bulan pertama, dan tahun pertama)
13. Makanan padat sebagai sumber makanan utama pada usia < 5 bulan.
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif Objektif
1. IMT > 25 kg/m2 (pada dewasa)
atau berat dan panjang badan
lebih dari presentil 95 (pada
anak < 2 tahun ) atau IMT pada
presentil ke 85 - 95 (pada anak 2
- 18 tahun)
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Membaik
Kriteria Hasil
INTERVENSI
Intervensi Utama
KOnseling Nutrisi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kebiasaan makan dan perilaku
makan yang akan diubah
Identifikasi kemajuan modifikasi diet secara
reguler
Monitor intake dan output cairan, nilai HB,
tekanan darah, kenaikan BB, dan kebiasaan
membeli makanan
Terapeutik
Bina hubungan terapeutik
Sepakati lama waktu pemberian konseling
Tetapkan tujuan jangka pendek dan panjang
yang realistis
Gunakan standar nutrisi sesuai program diet
dalam mengevaluasi kecukupan asupan
makanan
Pertimbangkan faktor-faktor yang
mempengaruhi pemenuhan kebutuhan gizi
Edukasi
Informasikan perlunya modifikasi diet
Jelaskan program gizi dan persepsi pasien
terhadap diet yang di programkan
Kolaborasi
Rujuk pada ahli gizi, jika perlu
Intervensi Pendukung
Edukasi diet TINDAKAN
Observasi
Identifikasi pasien dan keluarga menerima
informasi
Identifikasi tingkat pengetahuan saat ini
Identifikasi kebiasaan pola makan saat ini
dan masa lalu
Identifikasi persepsi pasien dan keluarga
tentang diet yang di programkan
Terapeutik
Persiapkan materi (form edukasi dan form
diet)
Jadwalkan waktu yang tepat untuk
memberikan pendidikan kesehatan
Berikan pasien dan keluarga bertanya
Sediakan ceklist program diet harian
Edukasi
Jelaskan tujuan kepatuhan diet terhadap
kesehatan
informasikan makanan yang diperbolehkan
dan dilarang
Informasikan kemungkinan interaksi obat
dan makanan
Anjurkan posisi fowler atau semi fowler 20-
30 menit setelah makan
Anjurkan mengganti bahan makanan sesuai
dengan diet yang di programkan
Rekomendasikan resep makanan sesuai diet
Kolaborasi
Rujuk ke ahli Gizi sertakan keluarga
Manajemen Cairan TINDAKAN
Observasi
Monitor status hidrasi mis frek nadi,
kekuatan nadi, akral, CRT, mukosa, turgor
Monitor berat badan harian
Monitor berat badab sebelum dan sesudah
dialisis
Monitor pemeriksaan laboratorium mis. HT,
Na,Ka, Cl, berat jenis urine, BUN
Monitor status hemodinamik mis. MAP, CVP
terapeutik
Catat intake output dan hitung balance
cairan tiap 4/8/24 jam
Berikan asupan cairan sesuai kebutuhan
Berikan cairan intravena, jika perlu
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian diuretik
Kolaborasi tindakan Hemodialisa
Manajemen Hipervolemia TINDAKAN
Observasi
Periksa tanda dan gejala hipervolemia mis.
Ortopneu, dispneu, edema, JVP/CVP
meningkat, suara napas tambahan
Identifikasi penyebab hipervolemia
Monitor status hemodinamik
Monitor intake dan output cairan
Monitor tanda hemokonsentrasi mis. Kadar
Na, hematokrit, BUN
Monitor tanda peningkatan tekanan onkotik
plasma mis kadar protein, albumin
Monitor kecepatan infus secara ketat
Monitor efek samping diuretik mis. Hipotensi
ortotostatik, hipovolemia, hipokalemia,
hiponatremia
terapeutik
Timbang berat badan setiap hari pada waktu
yang sama
Batasi asupan cairan dan garam
Tinggikan kepala tempat tidur 30-40derajat
Edukasi
Anjurkan melapor jika haluan urine <0.5
Ml/kg/jam dalam 6 jam
Anjurkan melapor jika BB bertahap > 1kg
dalam sehari
Ajarkan cara mengukur dan mencatat
asupan dan keluaran urine
Ajarkan Cara membatasi cairan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian duiretik
Kolaborasi penggantian kehilangan kalium
akibat diuretik
Kolaborasi pemberian continuous reanal
replecement terapi (CRRT)
Manajemen Hipoglicemia TINDAKAN
Observasi
Identifikasi tanda dan gejala hipoglikemia
Identifikasi kemungkinan penyebab
hipoglikemia
Teurapeutik
Berikan karbohidrat sederhan, jika perlu
Berikan glukagon, jika perlu
Berikan karbohidrat komplek dan protein
sesuai diet
Pertahankan kepatenan jalan napas
Pertahankan akses IV
Aktifkan Bluecode atau EWS, jika perlu
Edukasi
Anjurkan membawa karbohidrat sederhana
setiap saat
Anjurkan memakai identitas darurat yang
tepat
Anjurkan monitor kadar gula darah secara
berkala
Anjurkan berdiskus dengan dengan petugas
medis tentang penyesuaian program
pengobatan
Jelaskan interaksi antara diet,insulin/oral
agen, dan olahraga
Ajarkan pengelolaan hipoglikemia mis.
Tanda gejala, faktor resiko dan pengobatan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian dextrose
Kolaborasi pemberian glukagon
Manajemen Nutrisi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi status nutrisi
Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrisi
Identifikasi perlunya penggunaan selang
NGT
Monitor asupan nutrisi
Monitor berat badan
Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Terapeutik
lakukan oral hygiene sebelum makan, jika
perlu
Fasilitasi menentukan pedoman diet
Sajika makanan secara menarik dan suhu
yang sesuai
Berikan makanan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi
protein
Berikan suplemen makanan, jika perlu
Hentikan pemberian makanan melalui NGT
jika asupan oral dapat toleransi
Edukasi
Anjurkan posisi duduk jika mampu
Ajarkan diet yang di programkan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
makan (mis. Pereda nyeri, anti emetik), jika
perlu
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi
yang dibutuhkan, jika perlu
19. Defisit Nutrisi D.0019
Definisi:
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
Penyebab:
1. Ketidakmampuan menelan makanan
2. Ketidakmampuan mencerna makanan
3. Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien
4. Peningkatan kebutuhan metabolisme
5. Faktor ekonomi (mis. Finansial tidak mencukupi)
6. Faktor psikologis (mis. Stres, keengganan untuk makan)
L.03030 Definisi
Keadekuatan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme
Luaran Utama :
Status Nutrisi
Luaran Tambahan :
Berat Badan
Eliminasi Fekal
Fungsi Gastrointestinal
Nafsu Makan
Perilaku Meningkatkan Berat Badan
Status Menelan
Tingkat Depresi
Tingkat Nyeri
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Membaik
Kriteria Hasil
1 2 3 4 5
Porsi makan yang dihabiskan 1 2 3 4 5
Serum albumin 1 2 3 4 5
Verbalisasi keinginan untuk
1 2 3 4 5
meningkatkan nutrisi
Pengetahuan tentang pilihan
1 2 3 4 5
makanan sehat
Pengetahuan tentang pilihan
1 2 3 4 5
minuman sehat
Pengetehuan tentang standar
1 2 3 4 5
asupan nutrisi yang tepat
Penyiapan dari penyimpanan
1 2 3 4 5
minuman yang aman
Penyiapan dari penyimpanan
1 2 3 4 5
makanan yang aman
Sikap terhadap makanan/
minuman sesuai dengan tujuan 1 2 3 4 5
kesehatan
Cukup Cukup
Meningkat
Meningkat
Sedang
Menurun
Menurun
1 2 3 4 5
Perasaan cepat kenyang 1 2 3 4 5
Nyeri abdomen 1 2 3 4 5
Sariawan 1 2 3 4 5
Rambut rontok 1 2 3 4 5
Diare 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Memburuk
Memburuk
Sedang
Membaik
Membaik
1 2 3 4 5
Berat badan 1 2 3 4 5
Indeks masa tubuh 1 2 3 4 5
Frekuensi makan 1 2 3 4 5
Bising usus 1 2 3 4 5
Tebal lipatan kulit trisep 1 2 3 4 5
Membran mukosa 1 2 3 4 5
INTERVENSI
Intervensi Utama
Manajemen Nutrisi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi status nutrisi
Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrisi
Identifikasi perlunya penggunaan selang NGT
Monitor asupan nutrisi
Monitor berat badan
Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Terapeutik
lakukan oral hygiene sebelum makan, jika
perlu
Fasilitasi menentukan pedoman diet
Sajika makanan secara menarik dan suhu
yang sesuai
Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah
konstipasi
Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi
protein
Berikan suplemen makanan, jika perlu
Hentikan pemberian makanan melalui NGT jika
asupan oral dapat toleransi
Edukasi
Penyebab:
Fisiologis
1. Inflamasi gastrointestinal
2. Iritasi gastrointestinal
3. Proses infeksi
4. Malabsorbsi
Psikologis
1. Kecemasan
2. Tingkat stres tinggi
Situasional
1. Terpapar kontaminan
2. Terpapar toksin
3. Penyalahgunaan laksatif
4. Penyalahgunaan zat
5. Program pengobatan (agen tiroid, analgesik, pelunak feses, ferosulfat,
antasida, cimetidine dan antibiotik)
6. Perubahan air dan makanan
7. Bakteri pada air
Cukup
Cukup Sedan
Menurun Meningka Meningkat
Menurun g
t
1 2 3 4 5
Kontrol pengeluaran feses 1 2 3 4 5
Cukup Sedan Cukup
Meningkat Menurun
Meningkat g Menurun
1 2 3 4 5
Keluhan defekasi lama dan
1 2 3 4 5
sulit
Mengejan saat defekasi 1 2 3 4 5
Distensi abdomen 1 2 3 4 5
Terasa massa pada rektal 1 2 3 4 5
Urgency 1 2 3 4 5
Nyeri abdomen 1 2 3 4 5
Kram abdomen 1 2 3 4 5
Memburu Cukup Sedan Cukup
Membaik
k Memburuk g Membaik
1 2 3 4 5
Konsistensi feses 1 2 3 4 5
Frekuensi defekasi 1 2 3 4 5
Peristaltik usus 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
INTERVENSI
Intervensi Utama
Manajemen Diare TINDAKAN
Observasi
Identifikasi penyebab diare
Identifikasi riwayat pemberian makanan
Identifikasi gejala invaginasi mis tangisan keras,
pucat pada bayi
Monitor warna ,volume, frekwansi, dan konsisitensi
tinja
Monitor tanda dan gejala hypovolemia
Monitor iritasi dan ulserasi kulit di daerah perianal
Monitor jumlah pengeluaran diare
Monitor keamanan penyiapan makanan
Terapeutik
Berikan asupan cairan oral mis. Oralit
Pasang IV line
Berikan cairan intra vena
Ambil sampel darah untuyk periksa darah rutin dan
elektrolit
Ambil sampel faeces
Edukasi
Anjurkan makanan porsi kecil dan sering secara
bertahap
Anjurka menghindari makanan pembetuk gas,
pedas dan mengandung lactosa
Kolaborasi
Kolaborasi pemberain obat anti motilitas
Kolaborasi pemberain obat antispasmodiak
Kolaborasi pemberain obat pengeras faeces
Pemantauan Cairan TINDAKAN
Observasi
Monitor frekwensi dan kekuatan nadi
Monitor frekwensi napas
Monitor tekanan darah
Monitor berat badan
Monitor waktu pengisian kapiler
Monitor turgor kulit
Monitor jumlah, warna, dan berat jenis urine
Monitor kadar albumin dan protein
Monitor hasil pemeriksaan serum( mis. Osmolaritas
serum, HT, natrium, kalium, BUN)
Monitor intake output cairan
Identifikasi tanda Hipovolemia
Identifikasi tanda hipervolemia
Identifikasi faktor resiko ketidak seimbangan cairan
Terapeutik
Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan
kondisi pasien
Dokumentasi hasil pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
Intervensi Pendukung
Dukungan Perawatan Diri
TINDAKAN
BAB/BAK
Observasi
Identifikasi kebiasaan BAB/BAK sesuai usia
Monitor integritas kulit pasien
Terapeutik
Buka pakaian yang diperlukan untuk memudahkan
eliminasi
Dukung penggunaan toilet/pispot/urinal secara
konsisten
jaga privasi selama eliminasi
Ganti pakaian pasien setelah eliminasi, jika perlu
Edukasi
Anjurkan BAB?BAK secara rutin
Anjurkan ke kamar mandi/toilet, jika perlu
Dukungan Kepatuhan Program
TINDAKAN
pengobatan
OBSERVASI
Identifikasi kepatuhan menjalankan program
pengobatan
TERAPEUTIK
Buat komitmen menjalani program pengobatan
dengan baik
Buat jadwal pendampingan keluarga untuk
bergantian menemani pasien selama dirawat dan
menjalani program pengobatan
Dokumentasikan aktivitas selama menjalani
program pengobatan
Diskusikan hal-hal yang dapat mendukung atau
menghambat berjalannya program pengobatan
Libatkan keluarga untuk mendukung program
pengobatan yang dijalani
EDUKASI
Informasikan program pengobatan yang harus
dijalani
Informasikan manfaat yang akan diperoleh jika
teratur menjalani program pengobatan
Anjurkan keluarga untuk mendampingi dan
merawat pasien selama menjalani program
pengobatan
Anjurkan pasien dan keluarga melakukan
konsultasi ulang saat kontrol
Irigasi Kolostomi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kebutuhan irigasi kolostomi
Monitor warna dan kondisi stoma serta kulit
peristoma
Monitor warna konsistensi dan faeces yang keluar
Terapeutik
Letakan perlak dibawah colostomi
Isi kantong irigasi dengan air yang tersedia mis air
hangat, air khusus irigasi
Gantung kantong irigasi pada tempat yang tinggi
Alirkan air kedalam selang dan hindari ada udara
dalam selang
Lepaskan kantung stoma lalu pasang plastik irigasi
dan masukan ujung selang kedalam stoma
Letakan plastik irigasi kedalam kloset untuk
memfasilitasi pengeluaran kedalamkloset
Hubungkan cone-tip cateter dengan kateter dan
beri jely
Masukan cone-tip kedalam stoma dan tangan tetep
memegang cone-tip
Alirkan air dengan aliran yang cukup (10-15 menit)
Lambatkan aliran jika ada tand-tanda kram
abdomen
Klem kateter dan tutup stoma 15-20 menit
Biarkan sampai semua faeces keluar setelah 40-60
menit
Bersihkan daerah stoma dengan sabun lembut dan
air
Pasang kembali kantung stoma
Edukasi
Jelaskan tujuan dan langkah prosedur
Insersi Intravena / Memasang IV
TINDAKAN
cateter
Observasi
Identifikasi vena yang akan di insersi
Identifikasi masalah pembekuan darah atau
konsumsi obat yang mempengaruhi pembekuan
darah
Terapeutik
Atur posisi senyaman mungkin
Pertimbangkan faktor pemilihan pembuluh darah
vena mis. Usia, tujuan insersi vena, pembuluh
darah lurus, jauh dari persendian, kondisi
ekstremitas
Hindari memilih lokasi yang terdapat fistulaatau
shunt arteriovenosa atau kontra indikasi
cannulation mis. Limfedema, mastektomi,
limfektoma
Pilih jenis jarum yang sesuai, berdasrkan tujuan
Berikan analgesia topikal, jika perlu
Pasang torniquet 3-4 inci diatas tempat tusukan
Bersihkan area dengan desinfektan
Masukan jarum sesuai prosedur gunakan jarum
dengan fitur pencegahan cedera
Tentukan penempatan yang benar dengan
mengamati darah diruang flash atau dalam tabung
Buka torniquet sesegera mungkin
Pastikan plester jarum terpasang dengan aman
Sambungkan kateter intra vena ke tabung infus
Berikan plester transfaran di tempat kanulasi IV
Berikan label IV dengan tanggal dan waktu
Pertahankan kewaspadaan universal
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pada pasien
Anjurkan tidak menggerakan tubuh saat melakukan
insersi
Anjurkan membuka dan menutup beberapa kali jika
perlu
Anjurkan Orang tua memegang dan menghibur
anak, jika perlu
Manajemen Cairan TINDAKAN
Observasi
Monitor status hidrasi mis frek nadi, kekuatan nadi,
akral, CRT, mukosa, turgor
Monitor berat badan harian
Monitor berat badab sebelum dan sesudah dialisis
Monitor pemeriksaan laboratorium mis. HT, Na,Ka,
Cl, berat jenis urine, BUN
Monitor status hemodinamik mis. MAP, CVP
terapeutik
Catat intake output dan hitung balance cairan tiap
4/8/24 jam
Berikan asupan cairan sesuai kebutuhan
Berikan cairan intravena, jika perlu
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian diuretik
Kolaborasi tindakan Hemodialisa
Manajemen Elekrolit TINDAKAN
Obsevasi
Identifikasi tanda gejala ketidak seimbangan kadar
elektrolit
Identifikasi penyebab ketidak seimbangan kadar
elektrolit
Identifikasi kehilangan kadar elektrolit melalui
cairan
Monitor kadar elektrolit
Monitor efeksamping pemberian suplemen elektrolit
terapeutik
Berikan cairan jika perlu
Berikan diet yang tepat
Pasang akses intra vena
Edukasi
Jelaskan jenis, penyebab, dan penanganan ketidak
seimbangan elektrolit
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian suplemen elektrolit mis via
NGT, IV oral sesuai indikasi
manajemen Eliminasi Fekal TINDAKAN
Observasi
Identifikasi masalah usus dan penggunaan obat
pencahar
Identifikasi pengobatan yang berefek pada kondisi
gastrointestinal
Monitor buang air besar mis warna, frek,
konsistensi
Monitor tanda dan gejala diare, konstipasi dan
impaksi
Terapeutik
Berikan air hangat setelah makan
Jadwalkan waktu defekasi
Sediakan makanan tinggi serat
Edukasi
Jelaskan jenis makanan yang membantu
meningkatkan keteraturan peristaltik usus,
Anjurkan mencatat warna frekuensi, konsistensi,
dan volume
Anjurkan meningkatkan aktifitas fisik
Anjurkan pengurangan makan yang dapat
meningkatkan pembentukan gas
Anjurkan mengkonsumsi makananyang
mengandung tinggi serat
Anjurkan meningkatkan asupan cairan jika tidak
ada kontra indikasi
Kolaboprasi
Kolaborasi pemberian obat supositoria anal
Manajemen kemoterapi TINDAKAN
Observasi
Periksa kondisi sebelum kemoterapi
Monitor efek samping dan efek toksik pengobatan
(mis. Kerontokan rambut, disfungsi seksual)
Monitor mual dan muntah akibat kemoterapi
Monitor status gizi dan berat badan
Terapeutik
Hindari penggunaan produk aspirin
Batasi stimulus lingkungan (mis. Suara, bau, dan
cahaya0
Berikan asupan cairan elektrolit
lakukan tindakan perawatan rambut
Rencanakan alternatif pengganti rambut yang
rontok
Berikan obat kemoterapi sesuai program
Edukasi
Jelaskan prosedur dan tujuan kemoterapi
Jelaskan efek obat pada sel kanker dan fugsi
sumsum tulang belakang
Anjurkan diet sesuai indikasi
Anjurkan melaporkan efek samping kemoterpi
Ajarkan cara mencegah infeksi
Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi
Ajarkan teknik manajemen energi
Ajarkan mengelola kelelahan dengan
merencanakan sering istirahat dan membatasi
kegiatan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat untuk mengendalikan
efek samping (mis. Anti emetik)
Manajemen Medikasi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi penggunaan obat sesuai resep
Identifikasi masa kadaluarsa obat
Identifikasi pengetahuan dan kemampuan
menjalani program pengobatan
Monitor keefektipan dan efek samping pemberian
obat
Monitor tanda dan gejala keracunan obat
Monitor darah serum (mis. Elektrolit, protrombin)
jika perlu
Monitor kepatuhan menjalani program pengobatan
Terapeutik
Fasilitasi perubahan program pengobatan, jika
perlu
Sediakan sumber informasi program pengobatan
secara visual dan tertulis
Fasilitasi pasien dan keluarga melakukan
penyesuaian pola hidup akibat program
pengobatan
Edukasi
Ajarkan pasien dan keluarga mengelola obat
( dosis, penyimpanan,rute, waktu pemberian.)
Ajarkan cara menangani dan mengurangi efek
samping, jika perlu
Anjurkan menghubungi petugas kesehatan jika
terjadi efek samping obat.
Manajemen Nutrisi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi status nutrisi
Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrisi
Identifikasi perlunya penggunaan selang NGT
Monitor asupan nutrisi
Monitor berat badan
Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Terapeutik
lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
Fasilitasi menentukan pedoman diet
Sajika makanan secara menarik dan suhu yang
sesuai
Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah
konstipasi
Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
Berikan suplemen makanan, jika perlu
Hentikan pemberian makanan melalui NGT jika
asupan oral dapat toleransi
Edukasi
Anjurkan posisi duduk jika mampu
Ajarkan diet yang di programkan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
(mis. Pereda nyeri, anti emetik), jika perlu
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan, jika
perlu
Manajemen Nutrisi parenteral TINDAKAN
Observasi
Identifikasi indikasi pemberian nutrisi parenteral
( mis. Gangguan absobsi makanan ,
mengistirahatkan usus, gangguan motilitas usus
gangguan enteral tidak memungkinkan)
Identifikasi jenis akses parenteral yang diperlukan
(mis. Perifer, sentral)
Monitor reaksi alergi pemberian nutrisi parenteral
Monitor kepatenan akses intra vena
Monitor asupan nutrisi
Monitor terjadinya komplikasi (mis. Mekanik, septik,
metabolik0
Terapeutik
Hitung kebutuhan kalori
Berikan nutrisi parenteral sesuai indikasi
Atur kecepatan pemberian infus dengan tepat
Gunakan infuspump jika perlu
Hindari pengambilan sample darah dan pemberian
obat pada jalur Iv nutrisi parenteral
Edsukasi
jelaskan tujuan dan prosedur pemberian nutrisi
parenteral
Pemantauan Elektrolit TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan penyebab ketidak
seimbangan elektrolit
Monitor kadar elektrolit serum
Monitor mual, muntah dan diare
Monitor kehilangan cairan, jika perlu
Monitor tanda dan gejala hipokalemi ( mis.
Kelemahan otot, Interval Qt memanjang,
gelombang T datar atau terbalik, depresi segmen
ST, gelombang U, kelelahan, perestesia,
penurunan reflek, anoresia, konstipasi, motilitas
usus menurun, pusing, defresi pernapasan)(mis.
Peka rangsang, gelisah,
Monitor tanda dan gejala hiperkalemi (mis. Peka
rangsang, gelisah, mual muntah, tachikardi, ,
fibrilasi, gelombang T tinggi, gelombang P datar,
qomplek QRS tumpul, blok jantung mengarah
asistole)
Monitor tanda dan gejala hiponatremi ( mis.
Disorientasi, otot berkedut, sakit kepala, membran
mukosa kering, hipotensi postural, kejang, letargi,
penurunan kesadaran)
Monitor tanda dan gejala hipernatremia ( mis.
Haus, demam, mual, muntah, gelisah, peka
rangsang, membran mukosa kering, tachikardi,
hipotensi, letargi, konpulsi, kejan
Monitor tanda dan gejala hipokalsemia ( mis. Peka
rangsang, tanda chvostek/ spasme otot wajah,
tanda trausseeau/spasme karpal, kram otot,
interval QT memanjang.)
Monitor tanda dan gejala hiperkalsemia (mis. Nyeri
tulang, haus, anoreksia, letargi, kelemahan otot,
segmen QT memendek, gelombang T lebar,
komplek QRS lebar, interval PR memanjang
Monitor tanda dan gejala hipomagnesemia (mis.
Depresi pernapasan, apatis, tanda chvostek/
spasme otot wajah, trorsseau, konfusi, disritmi
Monitor tanda dan gejala hipermagnesemia ( mis.
Kelemahan otot, hiporefleks, bradikardi, depresi
ssp, letargi, koma, depresi)
Terapeutik
Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan
kondisi pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
Pemberian Makan Enteral TINDAKAN
Observasi
Periksa posisi NGT dengan memeriksa residu
lambung atau mengauskultasi hembusan udara
Monitor tetesan makanan pada pompa setiap jam
Monitor rasa penuh, mual dan muntah
Monitor residu lambung 4-6 jam selama 24 jam
pertama, kemudian tiap 8 jam selama pemberian
makan via enteral, jika perlu
Monitor pola buang besar setiap 4-8 jam, jika perlu
Terapeutik
Gunakan teknik bersih dalam pemberian makanan
via selang
Berikan tanda pada selang untuk
mempertahankan lokasi yang tepat
Tinggikan kepala tempat tidur 30-40 derajat selama
pemberian makanan
ukur residu sebelum pemberian makanan
peluk dan bicara dengan bayi selama diberikan
makan untuk menstimulus aktifitas makan
irigasi selang dengan air 30 ml setiap 4-6 jam
selama pemberian makan dan setelah pemberian
makan intermiten
Hindari pemberian makan lewat selang 1 jam
sebelum prosedur atau pemindahan pasien
Hindari pemberian makananan jika residu dari
150cc atau lebih dari 110%-120% dari jumlah
makanan tiap jam
Edukasi
Jelaskan tujuan dan langkah prosedur
Kolaborasi
Kolaborasi pemilihan jenis dan jumlah makanan
enteral
Kolaborasi pemeriksaan sinar X untuk konfirmasi
posisi selang
Pemberian Obat TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan allergi, interaksi dan
kontra indikasi obat
Verifikasi order obat sesuai indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa obat
Monitor tanda vital dan laboratorium sebelum
pemberian obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek samping , toksisitas, dan iteraksi obat
Terapeutik
Perhatikan prosedur pemberian obat yang aman
dan akurat
Hindari interupsi saat mempersiapkan,
memferivikasi, atau mengelola obat
lakukan prinsip 6 Benar (pasien, obat, dosis, rute,
waktu, dokumentasi)
Perhatikan jadwal pemberian obat jenis hipnotik,
narkotik, dan antibiotik
Hindari pemberian obat yang tidak diberi label
dengan benar
Buang obat yang tidak terpakai atau kadaluarsa
Fasilitasi minum obat
tandatangani pemberian obat dan obat narkotik
sesuai protokol
Dokumentasi pemberian obat dan respon terhadap
obat
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan pemberian, tindakan
yang diharapkan, dan efek samping sebelum
pemberian
Jelaskan faktor yang dapat meningkatkan dan
menurunkan efektifitas obat
Pemberian Obat Intra dermal TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi dan
kontra indikasi
Verifikasi order obat sesuai indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa obat
Monitor tanda vital dan laboratorium sebelum
pemberian obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek samping , toksisitas, dan iteraksi obat
Terapeutik
Lakukan prinsip 6 Benar (pasien, obat, dosis, rute,
waktu, dokumentasi)
Tentukan jarum suntik yang benar sesuai
kebutuhan
Siapkan dosis dan ampul atau botol dengan benar
Pilih area suntikan dengan benar yang sesuai
Hindari area kulit yang memar, radang, edema, lesi
atau perubahan warna
Gunakan teknik aseptik
Tusukan jarum pada sudut 5-15 derajat sedalam 3
mm
Suntikan obat secara perlahan, sambil mengamati
timbulnya benjolan (lepuh) kecil pada kulit
permukaan
Beri tanda area injeksi
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan pemberian, tindakan
yang diharapkan, dan efeksamping sebelum
pemberian
Anjurkan tidak menyentuh daerah benjolan (lepuh)
Anjurkan melapor ke perawat jika merasakan
keluhan setelah pemberian obat (mis. Gatal,
kemerahan, panas)
Pemberian Obat Intravena TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi dan
kontra indikasi
Verifikasi order obat sesuai indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa obat
Monitor tanda vital dan laboratorium sebelum
pemberian obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek samping , toksisitas, dan iteraksi obat
Terapeutik
Lakukan prinsip 6 Benar (pasien, obat, dosis, rute,
waktu, dokumentasi)
Pastikan ketepatan dan kepatenan kateter IV
Campurkan obat kedalam kantung , botol, atau
buret sesuai kebutuhan
Berikan obat IV dengan kecepatan yang tepat
Tempelkan label keterangan nama obat dan dosisi
pada wadah cairan IV
Gunakan Mesin Infus pump untuk pemberian obat
secara kontinue, jika perlu
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan pemberian, tindakan
yang diharapkan, dan efeksamping sebelum
pemberian
Jelaskan faktor yang dapat meningkatkan dan
menurunkan efektifitas obat
Pemberian Obat Oral TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan allergi, interaksi dan
kontra indikasi obat
Verifikasi order obat sesuai indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek lokal, sisitemik, dan efeksamping obat
Monitor resiko aspirasi, jika perlu
Terapeutik
lakukan prinsip 6 Benar (pasien, obat, dosis, rute,
waktu, dokumentasi)
Berikan obat oral sebelum makan atau setelah
makan, sesuai kebutuhan
Campurkan obat dengan sirup, jika perlu
Taruh obat sublingual dibawah lidah pasien
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan pemberian, tindakan
yang diharapkan, dan efeksamping sebelum
pemberian
Anjurkan tidak menelan obat sublingual
Anjurkan tidak makan dan minum hingga seluruh
obat sublingual larut
Ajarkan pasien dan keluarga tentang cara
pemberian obat secara mandiri
Pengontrolan Infeksi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi pasien yang mengalami penyakit
menular
Terapeutik
terapkan kewaspadaan unversal
tempatkan pada ruang isolasi bertekanan positif
untuk pasien yang mengalami penurunan imunitas
Tempatkan pada isolasi bertekanan negatif untuk
pasien dengan resiko penyebaran infeksi via
droplet atau udara
Sterilisasi dan desinfektan furnitur, lantai dan alat
sesuai kebutuhan
Gunakan hepfilter pada area khusus mis. Kamar
operasi
Beri tanda khusus untuk pasien dengan penyakit
menular
Edukasi
Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
Ajarkan etika batuk atau bersin
Perawatan Kateter Central Perifer TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kebutuhan penggunaan kateter
Identifikasi ukuran dan jenis kateter yang sesuai
Identifikasi vena yang mudah diakses
Pastikan tidak ada kontraindikasi pemasangan
Monitor komplikasi
Monitor tanda flebitis
Terapeutik
Tentukan penempatan ujung kateter
Posisikan terlentang dengan lengan sejajar tubuh
Ukur jarak penusukan kateter
Siapkan daerah pemususukan
Minta menoleh kearah lengan tempat insersi
dengan dagu menyentuh dada
Masukan kateter dengan teknik steril
Sambungkan ekstension tube dan lakukan aspirasi
Bilas dengan menggunakan heparin dan normal
saline
Fiksasi kateter dengan menggunakan dresing
tranfaran steril
lakukan pelepasan kateter sesuai indikasi
Edukasi
Jelaskan tujuan, manfaat, dan resiko pemasangan
kateter sebelum pemasangan
Anjurkan melaporkan tanda infeksi
PERAWATAN PERINEUM infeksi insisi atau robekan perineum(mis.episiotomi)
Fasilitasi dalam membersihkan perineum
Pertahankan perinium tetap kering
berikan posisi nyaman
Berikan kompresi es,jika perlu
bersihkan area perineum secara teratur
berikan pembalut yang menyerap cairan
ajarkan pasien dan keluarga mengobservasi tanda
abnormal pada
perineum(mis.infeksi,kemerahan,pengeluaran
cairan yang abnormal)
Kolaborasi pembberian antiinflamasi,jika perlu
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Perawatan Selang
TINDAKAN
Gastrointestinal
Observasi
Identifikasi indikasi dilakukan pemasangan selang
gastrointestinal
Monitor kepatenan selang gastrointestinal
Monitor adanya perlukaan pada sekitar lubang
hidung akibat fiksasi
Monitor keluhan mual/muntah, distensi abdomen,
bising usus, cairan dan elektrolit
Monitor keseimbangan cairan jumlah dan
karakterisitik cairan yang keluar dari selang, residu
sebelum pemberian makanan
Terapeutik
Fiksasi selang pada bagian hidung atau diatas bibir
Ganti selang setiap 7 hari sekali atau sesuai SPO
Irigasi selang sesuai SPO
Rawat hidung dan mulut minimal setiap shift
Pertahankan kelembaban mulut
Lepas selang gastrointestinal sesuai indikasi
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemasangan selang
Ajarkan pasien dan keluar cara merawat selang
Perawatan Stoma TINDAKAN
Observasi
Periksa kondisi umum pasien
Periksa kondisi stoma pasien
Identifikasi kemampuan dan pengetahuan tentang
stoma
Terapeutik
Bebaskan area stoma dari pakaian
Terapkan teknik aseptik dan keamanan selama
merawat stoma
Buang dan bebaskan stoma dari kantung
sebelumnya
Bersihkan stoma dengan air hangat dan sabun
Ukur stoma dengan pedoman pengukuran
Siapkan plate dan kantung stoma baru
Gunakan pasta atau powder sesuai kebutuhan
Pasang kantung dan plate stoma yang baru dan
gesper
Edukasi
Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
Kolaborasi
Kolaborasi jika terjadi herniasi, atrofi, atau
perburukan dari stoma
Terapi Intra Vena TINDAKAN
Observasi
Identifikasi indikasi dilakukan terapi intravena
Periksa, jenis, jumlah, tanggal kadaluarsa, jenis
larutan, dan kerusakan wadah
Periksa kepatenan IV sebelum pemberian obat
atau cairan
Monitor aliran iv dan tempat penusukan kateter
selama terapi
Monitor tanda dan gejala klelebihan cairan
Monitor tanda dan gejala flebitis
Monitor nilai kalium
terapeutik
Pertahankan teknik aseptik
lakukan & Benar sebelum memberikan cairan atau
obat
Berikan melalui infus pump bila perlu
Berikan cairan pada suhu kamar, kecuali ada
indikasi
Berikan obat-obatan melalui IV dan monitor reaksi
obat
Ganti kateter iv, selang dan seperangkat infus
lainya setiap 48-72 jam
Lakukan perawatan area penusukan kateter IV
lakukan pembilasan selang setelah pemberian
larutan pekat
Dokumentasi terapi yang diberikan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
Penyebab:
1. Asupan enteral
2. Intoleransi makanan
3. Imobilisasi
4. Makananan kontaminan
5. Malnutrisi
6. Pembedahan
7. Efek agen farmakologis (mis. Narkotik/opiat, antibiotik, laksatif,
anaestesia)
8. Proses penuaan
9. Kecemasan
Cukup
Cukup Meningka
Menurun Sedang Meningka
Menurun t
t
1 2 3 4 5
Toleransi terhadap
1 2 3 4 5
makanan
Nafsu makan 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Meningkat Sedang Menurun
Meningkat Menurun
1 2 3 4 5
Mual 1 2 3 4 5
Muntah 1 2 3 4 5
Dispepsia 1 2 3 4 5
Nyeri abdomen 1 2 3 4 5
Regurgitasi 1 2 3 4 5
Jumlah residu cairan
1 2 3 4 5
lambung saat aspirasi
Darah pada feses 1 2 3 4 5
Hematomisis 1 2 3 4 5
Memburu Cukup Cukup
Sedang Membaik
k Memburuk Membaik
1 2 3 4 5
Frekuensi BAB 1 2 3 4 5
Konsistensi feses 1 2 3 4 5
Peristaltik usus 1 2 3 4 5
Jumlah feses 1 2 3 4 5
Warna feses 1 2 3 4 5
INTERVENSI
Intervensi Utama
Manajemen Nutrisi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi status nutrisi
Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrisi
Identifikasi perlunya penggunaan selang NGT
Monitor asupan nutrisi
Monitor berat badan
Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Terapeutik
lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
Fasilitasi menentukan pedoman diet
Sajika makanan secara menarik dan suhu yang
sesuai
Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah
konstipasi
Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
Berikan suplemen makanan, jika perlu
Hentikan pemberian makanan melalui NGT jika
asupan oral dapat toleransi
Edukasi
Anjurkan posisi duduk jika mampu
Ajarkan diet yang di programkan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
(mis. Pereda nyeri, anti emetik), jika perlu
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan,
jika perlu
Pengontrolan Infeksi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi pasien yang mengalami penyakit
menular
Terapeutik
terapkan kewaspadaan unversal
tempatkan pada ruang isolasi bertekanan positif
untuk pasien yang mengalami penurunan
imunitas
Tempatkan pada isolasi bertekanan negatif
untuk pasien dengan resiko penyebaran infeksi
via droplet atau udara
Sterilisasi dan desinfektan furnitur, lantai dan
alat sesuai kebutuhan
Gunakan hepfilter pada area khusus mis.
Kamar operasi
Beri tanda khusus untuk pasien dengan
penyakit menular
Edukasi
L.03020 Definisi
Kondisi volume cairan intravaskuler, interstisiel dan/ atau
intraseluler
Luaran Utama :
Keseimbangan Cairan
Luaran Tambahan :
Curah Jantung Keseimabngan Elektrolit
Manajemen Kesehatan
Perfusi Renal
Status Cairan
Tingkat Kepatuhan
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Membaik
Kriteria Hasil
Cukup
Cukup Sedan
Menurun Meningka Meningkat
Menurun g
t
1 2 3 4 5
Kekuatan nadi 1 2 3 4 5
Turgor kulit 1 2 3 4 5
Output urine 1 2 3 4 5
Pengisian vena 1 2 3 4 5
Cukup Sedan Cukup
Meningkat Menurun
Meningkat g Menurun
1 2 3 4 5
Ortopnea 1 2 3 4 5
Dispnea 1 2 3 4 5
Paroxymal noctulnal
1 2 3 4 5
dsypnea (PND)
Edema anasarka 1 2 3 4 5
Edema perifer 1 2 3 4 5
Berat badan 1 2 3 4 5
Distensi vena 1 2 3 4 5
jugularis
Suara nafas
1 2 3 4 5
tambahan
Kongsti paru 1 2 3 4 5
Perasaan lemah 1 2 3 4 5
Keluhan haus 1 2 3 4 5
Konsentrasi urine 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
Cukup Sedan Cukup
Memburuk Membaik
Memburuk g Membaik
1 2 3 4 5
Frekuensi nadi 1 2 3 4 5
Tekanan darah 1 2 3 4 5
Tekanan nadi 1 2 3 4 5
Membran mukosa 1 2 3 4 5
Jugular venous
1 2 3 4 5
pressure (JVP)
Kadar HB 1 2 3 4 5
Kadar HT 1 2 3 4 5
Central venous
1 2 3 4 5
pressure
Refluks
1 2 3 4 5
hepatojugular
Berat badan 1 2 3 4 5
Hepatomegali 1 2 3 4 5
Oliguria 1 2 3 4 5
Intake cairan 1 2 3 4 5
Status mental 1 2 3 4 5
Suhu tubuh 1 2 3 4 5
INTERVENSI
Intervensi Utama
Manajemen Hipervolemia TINDAKAN
Observasi
Periksa tanda dan gejala hipervolemia mis.
Ortopneu, dispneu, edema, JVP/CVP
meningkat, suara napas tambahan
Identifikasi penyebab hipervolemia
Monitor status hemodinamik
Monitor intake dan output cairan
Monitor tanda hemokonsentrasi mis. Kadar
Na, hematokrit, BUN
Monitor tanda peningkatan tekanan onkotik
plasma mis kadar protein, albumin
Monitor kecepatan infus secara ketat
Monitor efek samping diuretik mis. Hipotensi
ortotostatik, hipovolemia, hipokalemia,
hiponatremia
terapeutik
Timbang berat badan setiap hari pada waktu
yang sama
Batasi asupan cairan dan garam
Tinggikan kepala tempat tidur 30-40derajat
Edukasi
Anjurkan melapor jika haluan urine <0.5
Ml/kg/jam dalam 6 jam
Anjurkan melapor jika BB bertahap > 1kg
dalam sehari
Ajarkan cara mengukur dan mencatat asupan
dan keluaran urine
Ajarkan Cara membatasi cairan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian duiretik
Kolaborasi penggantian kehilangan kalium
akibat diuretik
Kolaborasi pemberian continuous reanal
replecement terapi (CRRT)
Pemantauan Cairan TINDAKAN
Observasi
Monitor frekwensi dan kekuatan nadi
Monitor frekwensi napas
Monitor tekanan darah
Monitor berat badan
Monitor waktu pengisian kapiler
Monitor turgor kulit
Monitor jumlah, warna, dan berat jenis urine
Monitor kadar albumin dan protein
Monitor hasil pemeriksaan serum( mis.
Osmolaritas serum, HT, natrium, kalium,
BUN)
Monitor intake output cairan
Identifikasi tanda Hipovolemia
Identifikasi tanda hipervolemia
Identifikasi faktor resiko ketidak seimbangan
cairan
Terapeutik
Atur interval waktu pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
Dokumentasi hasil pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
Intervensi Pendukung
Dukungan Kepatuhan Program
TINDAKAN
pengobatan
OBSERVASI
Identifikasi kepatuhan menjalankan program
pengobatan
TERAPEUTIK
Buat komitmen menjalani program
pengobatan dengan baik
Buat jadwal pendampingan keluarga untuk
bergantian menemani pasien selama dirawat
dan menjalani program pengobatan
Dokumentasikan aktivitas selama menjalani
program pengobatan
Diskusikan hal-hal yang dapat mendukung
atau menghambat berjalannya program
pengobatan
Libatkan keluarga untuk mendukung program
pengobatan yang dijalani
EDUKASI
Informasikan program pengobatan yang harus
dijalani
Informasikan manfaat yang akan diperoleh
jika teratur menjalani program pengobatan
Anjurkan keluarga untuk mendampingi dan
merawat pasien selama menjalani program
pengobatan
Anjurkan pasien dan keluarga melakukan
konsultasi ulang saat kontrol
Edukasi Hemodialisi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemampuan pasien/keluarga
menerima informasi
Terapeutik
Persiapan materi dan alat peraga dan form
edukasi
Jadwalkan waktu yang tepat untuk edukasi
berikan kesempatan pasien/keluarga bertanya
Edukasi
Jelaskan pengertian, tanda dan gejala,
dampak, diet, dan hal yang harus di
perhatikan pada pasien gagal ginjal
Jelaskan pengertian kelebihan dan
kekurangan terapi hemodialisa serta prosedur
hemodialisa
Jelaskan manfaat memonitor intake dan
output cairan
Ajarka cara memantau kelebihan volume
cairan (mis. Pitting edema kenaikan BB
1kg=1L air, sesak napas)
Jelaskan pentingnya dukungan keluarga
Edukasi Nutrisi Parenteral TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi
Terapeutik
Sediakan materi dan form edukasi
Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
Jelaskan prosedur dan tujuan pemberian
nutrisi parenteral
Jelaskan potensi efek samping dan
komplikasi nutrisi parenteral
Jelaskan kemungkinan lebih sedikit buang air
besar saat menjalani terapi parenteral
Jelaskan hal-hal yang harus diperhatikan
selama menjalani terapi parenteral mis.
Kondisi lokasi akses vena dan keadaan
selang infus
Anjurkan memeriksa mulut secara teratur
untuk tanda-tanda parotitis, glositis dan lesi
oral
Insersi Intravena / Memasang IV
TINDAKAN
cateter
Observasi
Identifikasi vena yang akan di insersi
Identifikasi masalah pembekuan darah atau
konsumsi obat yang mempengaruhi
pembekuan darah
Terapeutik
Atur posisi senyaman mungkin
Pertimbangkan faktor pemilihan pembuluh
darah vena mis. Usia, tujuan insersi vena,
pembuluh darah lurus, jauh dari persendian,
kondisi ekstremitas
Hindari memilih lokasi yang terdapat
fistulaatau shunt arteriovenosa atau kontra
indikasi cannulation mis. Limfedema,
mastektomi, limfektoma
Pilih jenis jarum yang sesuai, berdasrkan
tujuan
Berikan analgesia topikal, jika perlu
Pasang torniquet 3-4 inci diatas tempat
tusukan
Bersihkan area dengan desinfektan
Masukan jarum sesuai prosedur gunakan
jarum dengan fitur pencegahan cedera
Tentukan penempatan yang benar dengan
mengamati darah diruang flash atau dalam
tabung
Buka torniquet sesegera mungkin
Pastikan plester jarum terpasang dengan
aman
Sambungkan kateter intra vena ke tabung
infus
Berikan plester transfaran di tempat kanulasi
IV
Berikan label IV dengan tanggal dan waktu
Pertahankan kewaspadaan universal
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pada pasien
Anjurkan tidak menggerakan tubuh saat
melakukan insersi
Anjurkan membuka dan menutup beberapa
kali jika perlu
Anjurkan Orang tua memegang dan
menghibur anak, jika perlu
Insersi Selang Nasogastrik/NGT TINDAKAN
Observasi
Identifikasi indikasi pemasangan NGT
Monitor tanda bahaya pernapasn
Terapeutik
Letakan alas atau perlak di dada
Tentukan panjan selang dengan mengukur
dari ujung telinga ke hidung lalu ke prosesus
xiphoid
Tandai panjang selang (dewasa rata-rata 56-
66cm)
Pertimbangkan penambahan 5cm untuk
memastikan untuk memastikan masuk
kedalam lambung
Periksa kepatenan lubang hidung
Lumasi ujung selang 5-10cm dengan gel
Pasang spuit 20ml/50ml dan aspirasi isi
lambung jika isi lambung tidak keluar
masukan selang 2,5-5cm dan coba aspirasi
kembali
Masukan udara 30ml dan dengarkan bunyi
udara dalam lambung dengn stetoskop
Fiksasi selang NGT ke hidung pasien dengan
plester hipoalergi
Posisikan semi fowler
Edukasi
Jelaskan prosedur dan tindakan kepada
pasien/keluarga
Informasikan kemungkinan ketidak nyamanan
pada hidung dan tenggorokan dan
kemungkinan muntah
Anjurkan mengankat kepala pegang selang
denngan ujung mengarah kebawah dan
masukan perlahan ke dalam lubang hidung
Anjurkan menundukan kepala saat selang
sampai nasofaring
Anjurkan menelan saat selang dimasukan
Kateterisasi urine TINDAKAN
Observasi`
Periksa kondisi pasien mis. Kesadaran, vital
sign, daerah perineal, distensi kandung
kemih, inkontinensia urine, refleks berkemih
Terapeutik
Siapkan peralatan, bahan dan ruangan
tindakan
Siapkan pasien; bebaskan pakaian bawah
dan posisi dorsal rekumben (wanita) supine
(laki-laki)
Pasang sarung tangan
Bersihkan daerah perineal atau preposium
dengan cairan nacl atau aquades
lakukan insersi kateter urine dengan
menerapkan prinsip aseptik
Sambungkan kateter urine dengan urine bag
Isi balon dengan aquades sesuai anjuran
merk kateter
Piksasi selang kateter diatas simpisis atau
paha
Pastikan kantung urine ditempatkan lebih
rendah dari kandung kemih
Berikan label waktu pemasangan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemasangan
kateter urine
Anjurkan menarik napas saat insersi selang
kateter
Manajemen Medikasi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi penggunaan obat sesuai resep
Identifikasi masa kadaluarsa obat
Identifikasi pengetahuan dan kemampuan
menjalani program pengobatan
Monitor keefektipan dan efek samping
pemberian obat
Monitor tanda dan gejala keracunan obat
Monitor darah serum (mis. Elektrolit,
protrombin) jika perlu
Monitor kepatuhan menjalani program
pengobatan
Terapeutik
Fasilitasi perubahan program pengobatan,
jika perlu
Sediakan sumber informasi program
pengobatan secara visual dan tertulis
Fasilitasi pasien dan keluarga melakukan
penyesuaian pola hidup akibat program
pengobatan
Edukasi
Ajarkan pasien dan keluarga mengelola obat (
dosis, penyimpanan,rute, waktu pemberian.)
Ajarkan cara menangani dan mengurangi efek
samping, jika perlu
Anjurkan menghubungi petugas kesehatan
jika terjadi efek samping obat.
Manajemen Nutrisi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi status nutrisi
Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrisi
Identifikasi perlunya penggunaan selang NGT
Monitor asupan nutrisi
Monitor berat badan
Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Terapeutik
lakukan oral hygiene sebelum makan, jika
perlu
Fasilitasi menentukan pedoman diet
Sajika makanan secara menarik dan suhu
yang sesuai
Berikan makanan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi
protein
Berikan suplemen makanan, jika perlu
Hentikan pemberian makanan melalui NGT
jika asupan oral dapat toleransi
Edukasi
Anjurkan posisi duduk jika mampu
Ajarkan diet yang di programkan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
makan (mis. Pereda nyeri, anti emetik), jika
perlu
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis nutrisi yang
dibutuhkan, jika perlu
Manajemen Nutrisi parenteral TINDAKAN
Observasi
Identifikasi indikasi pemberian nutrisi
parenteral ( mis. Gangguan absobsi makanan
, mengistirahatkan usus, gangguan motilitas
usus gangguan enteral tidak memungkinkan)
Identifikasi jenis akses parenteral yang
diperlukan (mis. Perifer, sentral)
Monitor reaksi alergi pemberian nutrisi
parenteral
Monitor kepatenan akses intra vena
Monitor asupan nutrisi
Monitor terjadinya komplikasi (mis. Mekanik,
septik, metabolik0
Terapeutik
Hitung kebutuhan kalori
Berikan nutrisi parenteral sesuai indikasi
Atur kecepatan pemberian infus dengan tepat
Gunakan infuspump jika perlu
Hindari pengambilan sample darah dan
pemberian obat pada jalur Iv nutrisi parenteral
Edsukasi
jelaskan tujuan dan prosedur pemberian
nutrisi parenteral
Manajemen Spesimen Darah TINDAKAN
Observasi
Identifikasi jenis pemeriksaan spesimen
Terapeutik
Ambil sampel darah sesuai kebutuhan
Sediakan penampung spesimen darah sesuai
kebutuhan
Tampung spesium dalam kontainer yang
tepat
Tutup rapat penampung spesimen untuk
mencegah kebocoran dan kontaminasi
Simpan spesimen yang telah diambil sesuai
prosedur
Labeli spesimen dengan data pasien yang
diperlukan
Kirim spesimen ke laboratorium
Manajemen Elekrolit TINDAKAN
Obsevasi
Identifikasi tanda gejala ketidak seimbangan
kadar elektrolit
Identifikasi penyebab ketidak seimbangan
kadar elektrolit
Identifikasi kehilangan kadar elektrolit melalui
cairan
Monitor kadar elektrolit
Monitor efeksamping pemberian suplemen
elektrolit
terapeutik
Berikan cairan jika perlu
Berikan diet yang tepat
Pasang akses intra vena
Edukasi
Jelaskan jenis, penyebab, dan penanganan
ketidak seimbangan elektrolit
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian suplemen elektrolit mis
via NGT, IV oral sesuai indikasi
Pemantauan Hemodinamik Invasif TINDAKAN
Observasi
Monitor frekwensi dan irama jantung
Monitor TDS,TDD, MAP, tekanan vena
sentral, tekanan arteri pulmonal, tekanan
arteri, paru
Monitor curah jantung dan indeks jantung
Monitor bentuk gelombang hemodinamik
Monitor perfusi perifer distal pada sisi insersi
setiap 4 jam
Monitor tanda-tanda infeksi dan perdarahan
pada sisi insersi
Monitor tanda-tanda komplikasi akibat
pemasangan selang (mis. Pneumotoraks,
selang tertekuk, embolisme udara)
Terapeutik
Dampingi pasien saat pemasangan dan
pelepasan kateter jalur hemodinamik
lakukan test allen untuk menilai kolateral
ulnaris sebelum kanulasi pada arteri radialis
Pastikan set selang terangkai dan terpasang
dengan tepat
Konfirmasi ketepatan posisi selang dengan
pemeriksaan x-ray, jika perlu
Posisikan transduser pada atrium kanan
(aksis flebostatik) setiap 4-12 jam
untukmengkalibrasi dan mentitik nolkan
perangkat
Pastikan balon deflasi dan kembali ke posisi
normal setelah pengukuran tekanan baji arteri
paru (PAWP)
Ganti selang dan cairan infus setiap 24-72
jam,sesuai protokol
ganti balutan pada daerah insersi dengan
teknik steril
Atur interval waktu pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
Jelaskan prosedur dan tujuan pemantauan
Informasikanhasil pemantauan , jika perlu
Anjurkan membatasi gerak/aktifitas selama
kateter terpasang
Pemantauan Neurologis TINDAKAN
Observasi
Monitor ukuran, bentuk, kesimetrisan, dan
reaktifitas pupil
Monitor tingkat kesadaran (mis.
Menggunakan GCS)
Monitor tingkat orientasi
Monitor ingatan terakhir, rentang perhatian,
memori masa lalu, mood, dan prilaku
Monitor Vital sign
Monitor status pernapasan, AGD, oksimetri
nadi, kedalaman napas, pola napas dan
usaha napas
Monitor parameter hemodinamikinvasif, jika
perlu
Monitor ICP (intra cranial presure) dan CPP
( cerebral perfusion presure )
Monitor refleks kornea
Monitor batuk batuk dan refleks muntah
Monitor irama otot, gerakan motor, gaya
berjalan, dan prpriosepsi
Monitor kekuatan pegangan
Monitor adanya tremor
Monitor kesimetrisan wajah
Monitor gangguan visual,: diplopia,
nistagmus, pemotongan bidang visual,
penglihatan kabur, dan ketajaman penglihatan
Monitor keluhan sakit kepala
Monitor karakterisitik bicara: kelancaran,
kehadiran afasia, dan kesulitan mencari kata
Monitor diskriminasi tajam/tumpul, atau
panas/dingin
Monitor parestesi ( mati ras dan kesemutan)
Monitor pola berkeringant
Monitor respons babinski
Monitor respons cushing`
Monitor balutan kraniotomi dan laminecttomi
terhadap adanya drainase
Monitor respons terhada pengobatan
Terapeutik
Tingkatkan frekwewnsi pemantauan
neurologis, jika perlu
Hindari aktifitas yang dapat
menyebabkanpeningkatan tekanan intra
cranial
Atur interval waktu pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
Dokumentasi hasi pemantauam
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Informasikan hasil pemantauan, jika perlu,
Pemantauan Tanda Vital TINDAKAN
Observasi
Monitor tekanan darah
Monitor Nadi (frek, kekuatan, irama)
Monitor Suhu tubuh
Monitor oksimetri
MOnitor MAP
Identifikasi penyebab perubahan tanda vital
Terapeutik
Atur interval pemantauan sesuai kondisi
pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
Penyebab:
1. Kelebihan cairan aktif
2. Kegagalan mekanisme regulasi
3. Peningkatan permeabilitas kepiler
4. Kekurangan intake cairan
5. Evaporasi
Cukup
Cukup Meningka
Menurun Sedang Meningka
Menurun t
t
1 2 3 4 5
Kekuatan nadi 1 2 3 4 5
Turgor kulit 1 2 3 4 5
Output urine 1 2 3 4 5
Pengisian vena 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Meningkat Sedang Menurun
Meningkat Menurun
1 2 3 4 5
Ortopnea 1 2 3 4 5
Dispnea 1 2 3 4 5
Paroxymal 1 2 3 4 5
noctulnal dsypnea
(PND)
Edema anasarka 1 2 3 4 5
Edema perifer 1 2 3 4 5
Berat badan 1 2 3 4 5
Distensi vena
1 2 3 4 5
jugularis
Suara nafas
1 2 3 4 5
tambahan
Kongsti paru 1 2 3 4 5
Perasaan lemah 1 2 3 4 5
Keluhan haus 1 2 3 4 5
Konsentrasi urine 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
Memburu Cukup Cukup
Sedang Membaik
k Memburuk Membaik
1 2 3 4 5
Frekuensi nadi 1 2 3 4 5
Tekanan darah 1 2 3 4 5
Tekanan nadi 1 2 3 4 5
Membran mukosa 1 2 3 4 5
Jugular venous
1 2 3 4 5
pressure (JVP)
Kadar HB 1 2 3 4 5
Kadar HT 1 2 3 4 5
Central venous
1 2 3 4 5
pressure
Refluks
1 2 3 4 5
hepatojugular
Berat badan 1 2 3 4 5
Hepatomegali 1 2 3 4 5
Oliguria 1 2 3 4 5
Intake cairan 1 2 3 4 5
INTERVENSI
Intervensi Utama
Manajemen Hipovolemia TINDAKAN
Observasi
Periksa tanda dan gejala hipovolemia
Monitor intake dan output cairan
Terapeutik
Terapeutik
Hitung kebutuhan cairan
Berikan posisi modified trendelenbrug
Berikan asupan cairan oral
Edukasi
Anjurkan memperbanyak cairan oral
Anjurkan menghindari perubahan posisi
mendadak
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian cairan iv isotonus
mis. Nacl, Rl
Kolaborasi pemberian cairan iv hipotonus
mis. Glucosa 2.5%, Nacl 0.4%
Kolaborasi pemberian produk darah
Manajemen syok Hipovolemik TINDAKAN
Observasi
Monitor status kardiopulmonal
Monitor Status oksigenisasi
Penyebab:
1. Penurunan berat badan abnormal (> 7-8 % pada bayi baru lahir yang
menyusui ASI, pada bayi baru lahir yang menyusui ASI, > 15 % pada
bayi cukup bulan)
2. Pola makan tidak ditetapkan dengan baik
3. Kesulitan transisi ke kehidupan ekstra uterin
4. Usia kurang dari 7 hari
5. Keterlambatan pengeluaran feses (mekonium)
L.14125 Definisi
Proses Penyesuaian fungsional Neonatus dari kehidupan intra uterin ke
ekstra uterin
Luaran Utama :
Integritas Kulit dan Jaringan
Luaran Tambahan :
Adaptasi Neonatus
Berat Badan
Eliminasi Fekal
Organisasi Perilaku Bayi
Status Nutrisi Bayi
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x
24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Membaik
Kriteria Hasil
Cukup
Cukup Meningka
Menurun Sedang Meningka
Menurun t
t
1 2 3 4 5
Berat Badan 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Meningkat Sedang Menurun
Meningkat Menurun
1 2 3 4 5
Membran
1 2 3 4 5
mukosa kuning
Kulit kuning 1 2 3 4 5
Sklera kuning 1 2 3 4 5
Prematuritas 1 2 3 4 5
Keterlambatan
pengeluaran 1 2 3 4 5
feses
Cukup Cukup
Memburuk Sedang Membaik
Memburuk Membaik
1 2 3 4 5
ktifitas
1 2 3 4 5
ekstremitas
Respon terhadap
1 2 3 4 5
stimulus sensorik
INTERVENSI
Intervensi Utama
Foto Terapi Neonatus TINDAKAN
Observasi
Monitor ikterik pada sclera dan kulit bayi
Identifikasi kebutuhan cairan sesuai dengan
usia gestasi dan berat badan
Monitor suhu dan vital sign setiap 4 jam
Monitor efeksamping foto terapi
Terapeutik
Siapkan lampu foto terapi dan inkubator atau
kotak bayi
lepaskan pakaian bayi kecuali popok
Berikan penutup mata pada bayi
Ukur jarak antara lampu dan permukaan kulit
bayi (30cm)
Biarkan tubuh bayi terpapar sinar fototerapi
secara berkelanjutan
Ganti segera alas atau popok bayi jika
BAB/BAK
Gunakan linen berwarna putih agar
memantulkan cahaya sebanyak mungkin
Edukasi
Anjurkan Ibu menyusui 20-30 menit
Anjurkan Ibu menyusui sesering mungkin
Kolaborasi
Pemeriksaa darah vena bilirubin direk dan
indirek
Perawatan Bayi TINDAKAN
Observasi
Monitor vital sign terutama suhu
Terapeutik
Mandikan Bayi suhu ruangan 21-24derajat C
Mandikan bayi dalam waktu 5-10 menit dan2x
dalam sehari
rawat tali pusat secara terbuka
Bersihkan pangkal tali pusat dengan lidi kapas
yang telah diberi air matang
Kenakan popok bayi dibawah umbilicus jika
tali pusat belum lepas
Lakukan pemijatan bayi
Ganti popok bayi jika basah
kenakan pakaian bayi dari bahan katun
Edukasi
Anjurkan ibu menyusui sesuai kebutuhan bayi
Ajarkan ibu cara merawat bayi dirumah
Ajarkan cara pemberian makanan
pendamping ASI pada bayi >6 bulan
Intervensi Pendukung
Pemantauan Tanda Vital TINDAKAN
Observasi
Monitor tekanan darah
Monitor Nadi (frek, kekuatan, irama)
Monitor Suhu tubuh
Monitor oksimetri
MOnitor MAP
Identifikasi penyebab perubahan tanda vital
Terapeutik
Atur interval pemantauan sesuai kondisi
pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
Pemantauan Hasil Laboratorium TINDAKAN
Observasi
Identifikasi pemeriksaan laboratorium yang
diperlukan
Monitor hasil laboratorium yang diperlukan
Periksa kesesuaian hasil laboratorium dengan
penampilan klinis pasien
Terapeutik
Ambil sampel darah/sputum/pus/jaringan atau
lainnya sesuai protokol
Interpretasikan hasil pemeriksaan
laboratorium
Kolaborasi
kolaborasi dengan dokter jika hasil
laboratorium memerlukan intervensi media
Pemantauan Tanda Vital TINDAKAN
Observasi
Monitor tekanan darah
Monitor Nadi (frek, kekuatan, irama)
Monitor Suhu tubuh
Monitor oksimetri
MOnitor MAP
Identifikasi penyebab perubahan tanda vital
Terapeutik
Atur interval pemantauan sesuai kondisi
pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
Pemberian Obat TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan allergi, interaksi dan
kontra indikasi obat
Verifikasi order obat sesuai indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa obat
Monitor tanda vital dan laboratorium sebelum
pemberian obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek samping , toksisitas, dan iteraksi
obat
Terapeutik
Perhatikan prosedur pemberian obat yang
aman dan akurat
Hindari interupsi saat mempersiapkan,
memferivikasi, atau mengelola obat
lakukan prinsip 6 Benar (pasien, obat, dosis,
rute, waktu, dokumentasi)
Perhatikan jadwal pemberian obat jenis
hipnotik, narkotik, dan antibiotik
Hindari pemberian obat yang tidak diberi label
dengan benar
Buang obat yang tidak terpakai atau
kadaluarsa
Fasilitasi minum obat
tandatangani pemberian obat dan obat
narkotik sesuai protokol
Dokumentasi pemberian obat dan respon
terhadap obat
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan pemberian,
tindakan yang diharapkan, dan efek samping
sebelum pemberian
Jelaskan faktor yang dapat meningkatkan dan
menurunkan efektifitas obat
Pemberian Obat Intravena TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi dan
kontra indikasi
Verifikasi order obat sesuai indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa obat
Monitor tanda vital dan laboratorium sebelum
pemberian obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek samping , toksisitas, dan iteraksi
obat
Terapeutik
Lakukan prinsip 6 Benar (pasien, obat, dosis,
rute, waktu, dokumentasi)
Pastikan ketepatan dan kepatenan kateter IV
Campurkan obat kedalam kantung , botol,
atau buret sesuai kebutuhan
Berikan obat IV dengan kecepatan yang tepat
Tempelkan label keterangan nama obat dan
dosisi pada wadah cairan IV
Gunakan Mesin Infus pump untuk pemberian
obat secara kontinue, jika perlu
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan pemberian,
tindakan yang diharapkan, dan efeksamping
sebelum pemberian
Jelaskan faktor yang dapat meningkatkan dan
menurunkan efektifitas obat
Pengambilan Sampel Darah
TINDAKAN
Vena
Observasi
Identifikasi order pemeriksaan darah vena
sesuai indikasi
pilih vena dengan pertimbangan jumlah darah
yang dibutuhkan, status mental, kenyamanan
usia, kondisi pembuluh darah, adanya fistula,
shunt arterovena
Pilih ukuran dan jenis jarum yang sesuai
Pilih tabung sample darah yang tepat
Terapeutik
Pertahankan kewaspadaan universal
Lebarkan pembuluh darah dengan thorniquet
dan mengepalkan tinju
Bersihkan area penusukan dengan anti septik
masukan jarum diatas vena dengan sudut 20-
30 derajat
Aspirasi sampel darah
Keluarkan jarum setelah sampel diperoleh
Tekan area penusukan selama 3-5 menit
berikan balutan
Berikan label pada tabung sampel
Kirim spesimen ke laboratorium
Dokumentasikan suhu, saturasi oksigen,
metode pengiriman, lokasi penusukan, dan
pengkajian aliran darah setelah penusukan
Lakukan interpretasi hasil
Buang jarum pada sampah medis tajam,
sesuai prosedur
Edukasi
Jelaskan tujuan dan langkah prosedur
sebelum pengambilan darah
Informasikan hasil penusukan sampell darah,
kalau perlu
Perawatan Bayi TINDAKAN
Observasi
Monitor vital sign terutama suhu
Terapeutik
Mandikan Bayi suhu ruangan 21-24derajat C
Mandikan bayi dalam waktu 5-10 menit dan2x
dalam sehari
rawat tali pusat secara terbuka
Bersihkan pangkal tali pusat dengan lidi kapas
yang telah diberi air matang
Kenakan popok bayi dibawah umbilicus jika
tali pusat belum lepas
Lakukan pemijatan bayi
Ganti popok bayi jika basah
kenakan pakaian bayi dari bahan katun
Edukasi
Anjurkan ibu menyusui sesuai kebutuhan bayi
Ajarkan ibu cara merawat bayi dirumah
Ajarkan cara pemberian makanan
pendamping ASI pada bayi >6 bulan
Skrining bayi Sebelum
TINDAKAN
Pemulangan
Observasi
Identifikasi kesiapan bayi dan keluarga untuk
dilakukan pemulangan
Terapeutik
lakukan skrining tumbuh kembang bayi
lakukan skrining pendengaran dengan test
gangguan pendenganran otoaoustic
Emissions (OAE) Auditpri brain stem
Response ABR)
lakukan pemeriksaan oximetri nadi, untuk
mengidentifikasi bayi yang memiliki penyakit
jantung bawaan kritis
Lakukan skrining hipotiroid kongenital, jika
perlu
Edukasi
Jelaskan kepada orang tua tentang tujuan dan
prosedur skrining
Ajarkan mengamati dan menilai prilaku bayi
terkait kemampuan pendengaran bayi
Informasikan kepada orang tua pentingnya
menindaklanjuti hasi skrining.`
Surveilens TINDAKAN
Observasi
Identifikasi resiko kesehatan pasien
Identifikasi perilaku dan rutinitas normal
pasien
Identifikasi persepsi pasien tentang status
kesehatannya
Identifikasi kondisi awal yang memerlukan
respons segera
Periksa tanda gejala atau masalah saat ini
Monitor kemampuan pasien untuk melakukan
aktivitas perawatan diri
Monitor status neurologis
Monitor pola prilaku
Monitor kemampuan kognitif
Monitor keadaan emosional
Monitor tanda vital
Monitor strategi penanggulangan yang
digunakan oleh pasien dan keluarga
Monitor perubahan pola tidur
Monitor kulit pada pasien beresiko tinggi
Monitor tanda dan ketidakseimbangan cairan
dan elektrolit
Monitor Perfusi jaringan
Monitor tanda-tanda infeksi
Monitor status gizi
Monitor fungsi gastrointestinal
Monitor pola eliminasi
Monitor kecenderungan pendarahan pada
pasien beresiko tinggi
Terapeutik
Aktifkan tim reaksi cepat, jika perlu
Tetapkan frekwensi pengumpulan dan
interpretasi data
tentukan kondisi pasien stabil yang tidak stabil
atau kritis
Fasilitasi memperoleh test diagnostik
Interpretasikan hasil test diagnostik
Ambil dan analisa data laboratorium
Libatkan pasien dan keluarga dalam kegiatan
pemantauan
Catat jenis dan jumlah drainase dan beritahu
dokter tentang perubahan yang signifikan
bandingkan status saat ini dengan status
sebelumnya untuk mendeteksi perbaikan dan
memburuknya kondisi pasien
Analisa beberapa program medis dan pastikan
keamanan dan ketepatannya
sediakan lingkungan yang tepat sesuai
keinginan ( mencocokan kompetensi perawat
dengan kebutuhan perawatan pasien , rasio
pasien dengan perawat, menyediakan staf
pelengkap yang memadai, memastikan
kesinambungan perawatan)
Edukasi
Jelaskan Hasil test diagnostik kepada pasien
dan keluarga
KOlaborasi
Kolaborasi dengan tim medis
Kolaborasi dengan tim medis untuk
melakukan pemantauan hemodinamic invasif
dan pemantauan ICP
Cukup
Cukup
Menurun Sedang Meningka Meningkat
Menurun
t
1 2 3 4 5
Asupan cairan 1 2 3 4 5
Pengeluaran urine 1 2 3 4 5
Kelembaban
1 2 3 4 5
membran mukosa
Asupan makanan 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Meningkat Sedang Menurun
Meningkat Menurun
1 2 3 4 5
Edema 1 2 3 4 5
Dehidrasi 1 2 3 4 5
Asites 1 2 3 4 5
Konfusi 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Memburuk Sedang Membaik
Memburuk Membaik
1 2 3 4 5
Tekanan darah 1 2 3 4 5
Denyut nadi radial 1 2 3 4 5
Tekanan arteri rata-
1 2 3 4 5
rata
Membran mukosa 1 2 3 4 5
Mata cekung 1 2 3 4 5
Turgor kulit 1 2 3 4 5
Berat badan 1 2 3 4 5
INTERVENSI
Intervensi Utama
Manajemen Cairan TINDAKAN
Observasi
Monitor status hidrasi mis frek nadi, kekuatan
nadi, akral, CRT, mukosa, turgor
Monitor berat badan harian
Monitor berat badab sebelum dan sesudah
dialisis
Monitor pemeriksaan laboratorium mis. HT,
Na,Ka, Cl, berat jenis urine, BUN
Monitor status hemodinamik mis. MAP, CVP
terapeutik
Catat intake output dan hitung balance cairan tiap
4/8/24 jam
Berikan asupan cairan sesuai kebutuhan
Berikan cairan intravena, jika perlu
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian diuretik
Kolaborasi tindakan Hemodialisa
Pemantauan Cairan TINDAKAN
Observasi
Terapeutik
L.03030 Definisi
Keadekuatan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme
Luaran Utama :
Status Nutrisi
Luaran Tambahan :
Perilaku Mempertahankan Berat Badan
Perilaku Meningkatkan Berat Badan
Perilaku Menurunkan Berat Badan
Status Nutrisi Bayi
Tingkat Pengetahuan
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Membaik
Kriteria Hasil
Cukup
Cukup
Menurun Sedang Meningka Meningkat
Menurun
t
1 2 3 4 5
Porsi makan yang
1 2 3 4 5
dihabiskan
Kekuatan otot
1 2 3 4 5
mengunyah
Kekeuatan otot
1 2 3 4 5
menelan
Serum albumin 1 2 3 4 5
Verbalisasi
keinginan untuk 1 2 3 4 5
meningkatkan nutrisi
Pengetahuan
tentang pilihan 1 2 3 4 5
makanan sehat
Pengetahuan
tentang pilihan 1 2 3 4 5
minuman sehat
Pengetehuan
tentang standar
1 2 3 4 5
asupan nutrisi yang
tepat
Penyiapan dari
penyimpanan
1 2 3 4 5
minuman yang
aman
Penyiapan dari 1 2 3 4 5
penyimpanan
makanan yang
aman
Sikap terhadap
makanan/ minuman
1 2 3 4 5
sesuai dengan
tujuan kesehatan
Cukup Cukup
Meningkat Sedang Menurun
Meningkat Menurun
1 2 3 4 5
Perasaan cepat
1 2 3 4 5
kenyang
Nyeri abdomen 1 2 3 4 5
Sariawan 1 2 3 4 5
Rambut rontok 1 2 3 4 5
Diare 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Memburuk Sedang Membaik
Memburuk Membaik
1 2 3 4 5
Berat badan 1 2 3 4 5
Indeks masa tubuh 1 2 3 4 5
Frekuensi makan 1 2 3 4 5
Bising usus 1 2 3 4 5
Tebal lipatan kulit
1 2 3 4 5
trisep
Membran mukosa 1 2 3 4 5
INTERVENSI
Intervensi Utama
Edukasi diet TINDAKAN
Observasi
Identifikasi pasien dan keluarga menerima informasi
Identifikasi tingkat pengetahuan saat ini
Identifikasi kebiasaan pola makan saat ini dan masa
lalu
Identifikasi persepsi pasien dan keluarga tentang
diet yang di programkan
Terapeutik
Persiapkan materi (form edukasi dan form diet)
Jadwalkan waktu yang tepat untuk memberikan
pendidikan kesehatan
Berikan pasien dan keluarga bertanya
Sediakan ceklist program diet harian
Edukasi
Jelaskan tujuan kepatuhan diet terhadap kesehatan
informasikan makanan yang diperbolehkan dan
dilarang
Informasikan kemungkinan interaksi obat dan
makanan
Anjurkan posisi fowler atau semi fowler 20-30 menit
setelah makan
Anjurkan mengganti bahan makanan sesuai dengan
diet yang di programkan
Rekomendasikan resep makanan sesuai diet
Kolaborasi
Rujuk ke ahli Gizi sertakan keluarga
KOnseling Nutrisi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kebiasaan makan dan perilaku makan
yang akan diubah
Identifikasi kemajuan modifikasi diet secara reguler
Monitor intake dan output cairan, nilai HB, tekanan
darah, kenaikan BB, dan kebiasaan membeli
makanan
Terapeutik
Bina hubungan terapeutik
Sepakati lama waktu pemberian konseling
Tetapkan tujuan jangka pendek dan panjang yang
realistis
Gunakan standar nutrisi sesuai program diet dalam
mengevaluasi kecukupan asupan makanan
Pertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi
pemenuhan kebutuhan gizi
Edukasi
Informasikan perlunya modifikasi diet
Jelaskan program gizi dan persepsi pasien terhadap
diet yang di programkan
Kolaborasi
Rujuk pada ahli gizi, jika perlu
Intervensi Pendukung
Edukasi Nutrisi Parenteral TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
informasi
Terapeutik
Sediakan materi dan form edukasi
Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
Jelaskan prosedur dan tujuan pemberian nutrisi
parenteral
Jelaskan potensi efek samping dan komplikasi
nutrisi parenteral
Jelaskan kemungkinan lebih sedikit buang air besar
saat menjalani terapi parenteral
Jelaskan hal-hal yang harus diperhatikan selama
menjalani terapi parenteral mis. Kondisi lokasi akses
vena dan keadaan selang infus
Anjurkan memeriksa mulut secara teratur untuk
tanda-tanda parotitis, glositis dan lesi oral
Manajemen Hiperglikemia TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan penyebab hiperglikemia
Identifikasi situasi yang menyebabkan kebutuhan
insulin meningkat mis. Penyakit kambuhan
Monitor kadar glukosa darah
Monitor tanda dan gejala hiperglikemia mis. Poli
uria, poli dipsi, poli pagi, kelemahan, pandangan
kabur, sakit kepala
Monitor intake output cairan
Monitor keton urine kadar AGD, Elektrolit, dan Vital
sign
Terapeutik
Berikan asupan cairan oral
Konsultasi dengan medis jika tanda dan gejala
hiperglikemia tetap ada atau memburuk
Fasilitasi ambulasi jika ada hipotensi ortostatik
Edukasi
Anjurkan menghindari olahraga saat kadar glukosa
darah lebih dari 250mg/dl
Anjurkan monitor kadar glukosa darah secara
mandiri
Anjurkan kepatuhan terhadap diet dan olahraga
Ajarkan indikasi dan pentingnya pengujian benda
keton urine, jila perlu
Ajarkan pengelolaan diabetes mis. Penggunaan
insulin, obat oral, monitor asupan cairan,
penggantian karbohidrat dan bantuan proifesional
kesehatan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian insulin
Kolaborasi pemberian cairan IV
Kolaborasi pemberian kalium
Manajemen Hipoglicemia TINDAKAN
Observasi
Identifikasi tanda dan gejala hipoglikemia
Identifikasi kemungkinan penyebab hipoglikemia
Teurapeutik
Berikan karbohidrat sederhan, jika perlu
Berikan glukagon, jika perlu
Berikan karbohidrat komplek dan protein sesuai diet
Pertahankan kepatenan jalan napas
Pertahankan akses IV
Aktifkan Bluecode atau EWS, jika perlu
Edukasi
Anjurkan membawa karbohidrat sederhana setiap
saat
Anjurkan memakai identitas darurat yang tepat
Anjurkan monitor kadar gula darah secara berkala
Anjurkan berdiskus dengan dengan petugas medis
tentang penyesuaian program pengobatan
Jelaskan interaksi antara diet,insulin/oral agen, dan
olahraga
Ajarkan pengelolaan hipoglikemia mis. Tanda
gejala, faktor resiko dan pengobatan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian dextrose
Kolaborasi pemberian glukagon
Manajemen Nutrisi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi status nutrisi
Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrisi
Identifikasi perlunya penggunaan selang NGT
Monitor asupan nutrisi
Monitor berat badan
Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Terapeutik
lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
Fasilitasi menentukan pedoman diet
Sajika makanan secara menarik dan suhu yang
sesuai
Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah
konstipasi
Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
Berikan suplemen makanan, jika perlu
Hentikan pemberian makanan melalui NGT jika
asupan oral dapat toleransi
Edukasi
Anjurkan posisi duduk jika mampu
Ajarkan diet yang di programkan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
(mis. Pereda nyeri, anti emetik), jika perlu
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan, jika
perlu
Manajemen Nutrisi
TINDAKAN
parenteral
Observasi
Identifikasi indikasi pemberian nutrisi parenteral
( mis. Gangguan absobsi makanan ,
mengistirahatkan usus, gangguan motilitas usus
gangguan enteral tidak memungkinkan)
Identifikasi jenis akses parenteral yang diperlukan
(mis. Perifer, sentral)
Monitor reaksi alergi pemberian nutrisi parenteral
Monitor kepatenan akses intra vena
Monitor asupan nutrisi
Monitor terjadinya komplikasi (mis. Mekanik, septik,
metabolik0
Terapeutik
Hitung kebutuhan kalori
Berikan nutrisi parenteral sesuai indikasi
Atur kecepatan pemberian infus dengan tepat
Gunakan infuspump jika perlu
Hindari pengambilan sample darah dan pemberian
obat pada jalur Iv nutrisi parenteral
Edsukasi
jelaskan tujuan dan prosedur pemberian nutrisi
parenteral
Penentuan tujuan Bersama TINDAKAN
Observasi
Identifikasi tujuan yang akan dicapai
Identifikasi cara mencapai tujuan secara konstruktif
Terapeutik
Nyatakan tujuan dengan kalimat positif dan jelas
Tetapkan skala pencapaian tujuan
fasilitasi memecah tujuan kompleks menjadi
langkah kecil yang mudah dilakukan
Berikan batasan pada peran perawat dan pasien
secara jelas
Diskusikan sumber daya yang ada untuk memenuhi
tukuan
Diskusikan pengembangan rencana untuk
mencapai tujuan
Prioritaskan aktifitas yang dapat membantu
pencapaian tujuan
Fasilitasi dan mengidentifikasi hasil yang dapat
diharapkan untuk setiap tujuan
tetapkan batas waktu yang realistis
Diskusikan indikator pengukuran untuk setiap tujuan
Tetapkan evaluasi secara periodik untuk menilai
kemaajuan sesuiai tujuan
Modifikasi rencana jika tujuan tidak tercapai
Edukasi
Anjurkan mengenal masalah yang dialami
Anjurkan mengembangkan harapan realistis
Anjurkan mengidentifikasi kekuatn dan kemampuan
sendiri
Anjurkan menngidetifikasi nilai dan sistem
kepercayaan saat mendapatkan tujuan
Anjurkan mengidentidikas tujuan realistis dan dapat
dicapai
Penyebab:
Hiperglikemia :
1. Disfungsi pankreas
2. Resistensi insulin
3. Gangguan toleransi glukosa darah
4. Gangguan glukosa darah puasa
Hipoglikemia :
1. Penggunaan insulin atau obat glikemik oral
2. Hiperinsulinemia (mis. Insulinoma)
3. Endokrinopati (mis. Kerusakan adrenal atau pituitari)
4. Disfungsi hati
5. Disfungsi ginjal kronis
6. Efek agen farmakologis
7. Tindakan pembedahan Neoplasma
8. Gangguan metabolik bawaan (mis. Gangguan penyimpanan lisosomat,
galaktosemia, gangguan penyimpanan glikogen)
L.03022 Definisi
Kadar glukosa darah berada pada rentang
normal
Luaran Utama :
Kestabilan Kadar Glukosa Darah
Luaran Tambahan :
Kontrol Resiko
Perilaku Mempertahankan Berat Badan
Perilaku Menurunkan Berat Badan
Status Antepartum
Status Intrapartum
Status Nutrisi
Status Pascapartum
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x
24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
3x24jam
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
INTERVENSI
Intervensi Utama
Manajemen Hiperglikemia TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan penyebab
hiperglikemia
Identifikasi situasi yang menyebabkan
kebutuhan insulin meningkat mis. Penyakit
kambuhan
Monitor kadar glukosa darah
Monitor tanda dan gejala hiperglikemia mis.
Poli uria, poli dipsi, poli pagi, kelemahan,
pandangan kabur, sakit kepala
Monitor intake output cairan
Monitor keton urine kadar AGD, Elektrolit,
dan Vital sign
Terapeutik
Berikan asupan cairan oral
Konsultasi dengan medis jika tanda dan
gejala hiperglikemia tetap ada atau
memburuk
Fasilitasi ambulasi jika ada hipotensi
ortostatik
Edukasi
Anjurkan menghindari olahraga saat kadar
glukosa darah lebih dari 250mg/dl
Anjurkan monitor kadar glukosa darah
secara mandiri
Anjurkan kepatuhan terhadap diet dan
olahraga
Ajarkan indikasi dan pentingnya pengujian
benda keton urine, jila perlu
Ajarkan pengelolaan diabetes mis.
Penggunaan insulin, obat oral, monitor
asupan cairan, penggantian karbohidrat dan
bantuan proifesional kesehatan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian insulin
Kolaborasi pemberian cairan IV
Kolaborasi pemberian kalium
Manajemen Hipoglicemia TINDAKAN
Observasi
Identifikasi tanda dan gejala hipoglikemia
Identifikasi kemungkinan penyebab
hipoglikemia
Teurapeutik
Berikan karbohidrat sederhan, jika perlu
Berikan glukagon, jika perlu
Berikan karbohidrat komplek dan protein
sesuai diet
Pertahankan kepatenan jalan napas
Pertahankan akses IV
Aktifkan Bluecode atau EWS, jika perlu
Edukasi
Anjurkan membawa karbohidrat sederhana
setiap saat
Anjurkan memakai identitas darurat yang
tepat
Anjurkan monitor kadar gula darah secara
berkala
Anjurkan berdiskus dengan dengan petugas
medis tentang penyesuaian program
pengobatan
Jelaskan interaksi antara diet,insulin/oral
agen, dan olahraga
Ajarkan pengelolaan hipoglikemia mis.
Tanda gejala, faktor resiko dan pengobatan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian dextrose
Kolaborasi pemberian glukagon
Intervensi Pendukung
Dukungan Kepatuhan Program
TINDAKAN
pengobatan
OBSERVASI
Identifikasi kepatuhan menjalankan program
pengobatan
TERAPEUTIK
Buat komitmen menjalani program
pengobatan dengan baik
Buat jadwal pendampingan keluarga untuk
bergantian menemani pasien selama dirawat
dan menjalani program pengobatan
Dokumentasikan aktivitas selama menjalani
program pengobatan
Diskusikan hal-hal yang dapat mendukung
atau menghambat berjalannya program
pengobatan
Libatkan keluarga untuk mendukung
program pengobatan yang dijalani
EDUKASI
Informasikan program pengobatan yang
harus dijalani
Informasikan manfaat yang akan diperoleh
jika teratur menjalani program pengobatan
Anjurkan keluarga untuk mendampingi dan
merawat pasien selama menjalani program
pengobatan
Anjurkan pasien dan keluarga melakukan
konsultasi ulang saat kontrol
Edukasi diet TINDAKAN
Observasi
Identifikasi pasien dan keluarga menerima
informasi
Identifikasi tingkat pengetahuan saat ini
Identifikasi kebiasaan pola makan saat ini
dan masa lalu
Identifikasi persepsi pasien dan keluarga
tentang diet yang di programkan
Terapeutik
Persiapkan materi (form edukasi dan form
diet)
Jadwalkan waktu yang tepat untuk
memberikan pendidikan kesehatan
Berikan pasien dan keluarga bertanya
Sediakan ceklist program diet harian
Edukasi
Jelaskan tujuan kepatuhan diet terhadap
kesehatan
informasikan makanan yang diperbolehkan
dan dilarang
Informasikan kemungkinan interaksi obat
dan makanan
Anjurkan posisi fowler atau semi fowler 20-
30 menit setelah makan
Anjurkan mengganti bahan makanan sesuai
dengan diet yang di programkan
Rekomendasikan resep makanan sesuai diet
Kolaborasi
Rujuk ke ahli Gizi sertakan keluarga
Edukasi Program Pengobatan TINDAKAN
Observasi
Identifikasi pengetahuan tentang pengobatan
yang di rekomendasiakan
Identifikasi Penggunaan pengobatan
tradisional dan kemungkinan efek terhadap
pengobatan
Terapeutik
Fasilitasi informasi tertulis atau gambar untuk
meningkatkan pemahaman
Berikan dukungan untuk menjalani program
pengobatan dengan baik dan benar
Libatkan keluarga untuk memberikan
dukungan pada pasien selama pengobatan
Edukasi
Jelaskan manfaat dan efeksamping
pengobatan
Jelaskan strategi mengelola efeksamping
obat
Jelaskan cara penyimpanan, pengisian
kembali/pembelian kembali dan pemantauan
sisa obat
Jelaskan keuntungan dan kerugia program
pengobatan
Informasikan fasilitas kesehatan di rs
pertamina cirebon
Anjurkan memonitor keefektipan pengobatan
Anjurkan mengkonsumsi obat sesuai indikasi
Anjurkan bertanya jika ada sesuatu yang
tidak dimengerti sebelum dan sesudah
pengobatan dilakukan
Ajarkan kemampuan melakukan pengobatan
mandiri
Identifikasi Resiko TINDAKAN
Observasi
Identifikasi risiko biologis, lingkungan dan
prilaku
Identifikasi risiko secara berkala dimasing-
masing unit
Indentifikasi risiko baru sesuai perencanaan
yang telah ditetapkan
Terapeutik
Tentukan metode pengelolaan resiko yang
baik dan ekonomis
Lakukan pengelolaan resiko secara efektif
Lakukan update perencanaan secara reguler
buat perencanaan tindakan yang memiliki
timeline dan penanggung jawab yang jelas
dokumentasikan temuan risiko secara akurat
KOnseling Nutrisi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kebiasaan makan dan perilaku
makan yang akan diubah
Identifikasi kemajuan modifikasi diet secara
reguler
Monitor intake dan output cairan, nilai HB,
tekanan darah, kenaikan BB, dan kebiasaan
membeli makanan
Terapeutik
Bina hubungan terapeutik
Sepakati lama waktu pemberian konseling
Tetapkan tujuan jangka pendek dan panjang
yang realistis
Gunakan standar nutrisi sesuai program diet
dalam mengevaluasi kecukupan asupan
makanan
Pertimbangkan faktor-faktor yang
mempengaruhi pemenuhan kebutuhan gizi
Edukasi
Informasikan perlunya modifikasi diet
Jelaskan program gizi dan persepsi pasien
terhadap diet yang di programkan
Kolaborasi
Rujuk pada ahli gizi, jika perlu
Manajemen Medikasi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi penggunaan obat sesuai resep
Identifikasi masa kadaluarsa obat
Identifikasi pengetahuan dan kemampuan
menjalani program pengobatan
Monitor keefektipan dan efek samping
pemberian obat
Monitor tanda dan gejala keracunan obat
Monitor darah serum (mis. Elektrolit,
protrombin) jika perlu
Monitor kepatuhan menjalani program
pengobatan
Terapeutik
Fasilitasi perubahan program pengobatan,
jika perlu
Sediakan sumber informasi program
pengobatan secara visual dan tertulis
Fasilitasi pasien dan keluarga melakukan
penyesuaian pola hidup akibat program
pengobatan
Edukasi
Ajarkan pasien dan keluarga mengelola obat
( dosis, penyimpanan,rute, waktu
pemberian.)
Ajarkan cara menangani dan mengurangi
efek samping, jika perlu
Anjurkan menghubungi petugas kesehatan
jika terjadi efek samping obat.
Manajemen Teknologi Kesehatan TINDAKAN
Observasi
Identifikasi indikasi penggunaan peralatan
untuk mendukung kesehatan pasien
Monitor pengaruh penggunan peralatan
padaasfek fisiologis, psikologis, dan fungsi
sosial pasien
Terapeutik
Sediakan peralatan siaga atau kegawat
daruratan , jika perlu
Ubah atau ganti peralatan perawatan pasien,
sesuai protokol
Pertahankan peralatan dalam keadaan baik
kalibrasi peralatan secara rutin
Simpan peralatan darurat ditempat yang
mudah dijangkau
Verifikasi data yang diunduh dari
peralatanbiomedis ke catatan kesehatan
elektronik
tampilkan ringkasan klinis dananalisis
lecenderungan data terkait kondisi pasien
Bandingkan data kondisi pasien yang di
peroleh dari peralatan dengan hasil
pengkajian perawat
Fasilitasi pengambilan keputusan tis terkait
peggunaan peralatan pendukung kehidupan,
jika perlu
Fasilitasi interaksi antara anggota keluarga
dan pasien yang menerima peralatan
pendukung
Edukasi
Jelaskan potensi resiko dan manfaat
penggunaan peralatan
Ajarkan cara mengoprasionalkan peralatan
Kolaborasi
Kolaborasi dengan elektromedis untuk
pengecekanperalatan secara berkala, jika
perlu
Konsultasi dengan tenaga kesehatan lainya
terkait rekomendasi peralatan yang sesuai
untuk pasien
Pemantauan Tanda Vital TINDAKAN
Observasi
Monitor tekanan darah
Monitor Nadi (frek, kekuatan, irama)
Monitor Suhu tubuh
Monitor oksimetri
MOnitor MAP
Identifikasi penyebab perubahan tanda vital
Terapeutik
Atur interval pemantauan sesuai kondisi
pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
Pemantauan Nutrisi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi faktor yang mempengaruhi
asupan gizi ( mis. Pengetahuan,
ketersediaan makanan, agama, mengunyah
tidak adekuat, gangguan menelan,
penggunaan obat-obattan atau pasca
operasi)
Identifikasi perubahan berat badan
Identifikasi kelainan pada kulit (mis. Memar
yang berlebihan, uka yang sulit sembuh, dan
perdarahan)
Identifikasi kelainan pada rambut, (mis.
Kering, tipis, kasar, dan mudah patah)
Identifikasi kelainan pada kuku (mis.
Berbentuk sendok, retak, mudah patah, dan
bergerigi)
Identifikasi kemampuan menelan ( mis.
Fungsi motorik wajah, refleks menelan, dan
refleks gag)
Identifikasi kelainan rongga mulut ( mis.
Peradangan gusi berdarah, bibir kering dan
retak, luka)
Identifikasi kelainan eliminasi ( mis. Diare,
darah, lendir, dan eliminasi yag tidak teratur)
Monitor asupan oral
Monitor warna conjuntiva
Monitor hasil laboratorium (mis. Kadar
kolesterol, albumin, kreatinin, HB, HT,
elektrolit)
Terapeutik
Timbang Berat Badan
Ukur antropometri komposisi tubuh (mis.
Indexs masa tubuh, pengukuran pinggang,
dan ukuran lipatan kulit
Hitung perubaha berat badan
Atur interval waktu pemantauan sesuai
denangan kondisi pasien
Dokumentasi hasil pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Informasikan hasil pemantauaan, jika perlu
Pemberian Obat TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan allergi, interaksi
dan kontra indikasi obat
Verifikasi order obat sesuai indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa obat
Monitor tanda vital dan laboratorium sebelum
pemberian obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek samping , toksisitas, dan
iteraksi obat
Terapeutik
Perhatikan prosedur pemberian obat yang
aman dan akurat
Hindari interupsi saat mempersiapkan,
memferivikasi, atau mengelola obat
lakukan prinsip 6 Benar (pasien, obat, dosis,
rute, waktu, dokumentasi)
Perhatikan jadwal pemberian obat jenis
hipnotik, narkotik, dan antibiotik
Hindari pemberian obat yang tidak diberi
label dengan benar
Buang obat yang tidak terpakai atau
kadaluarsa
Fasilitasi minum obat
tandatangani pemberian obat dan obat
narkotik sesuai protokol
Dokumentasi pemberian obat dan respon
terhadap obat
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan pemberian,
tindakan yang diharapkan, dan efek samping
sebelum pemberian
Jelaskan faktor yang dapat meningkatkan
dan menurunkan efektifitas obat
Pemberian Obat Intravena TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi dan
kontra indikasi
Verifikasi order obat sesuai indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa obat
Monitor tanda vital dan laboratorium sebelum
pemberian obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek samping , toksisitas, dan
iteraksi obat
Terapeutik
Lakukan prinsip 6 Benar (pasien, obat, dosis,
rute, waktu, dokumentasi)
Pastikan ketepatan dan kepatenan kateter IV
Campurkan obat kedalam kantung , botol,
atau buret sesuai kebutuhan
Berikan obat IV dengan kecepatan yang
tepat
Tempelkan label keterangan nama obat dan
dosisi pada wadah cairan IV
Gunakan Mesin Infus pump untuk pemberian
obat secara kontinue, jika perlu
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan pemberian,
tindakan yang diharapkan, dan efeksamping
sebelum pemberian
Jelaskan faktor yang dapat meningkatkan
dan menurunkan efektifitas obat
Pemberian Obat Oral TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan allergi, interaksi
dan kontra indikasi obat
Verifikasi order obat sesuai indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek lokal, sisitemik, dan
efeksamping obat
Monitor resiko aspirasi, jika perlu
Terapeutik
lakukan prinsip 6 Benar (pasien, obat, dosis,
rute, waktu, dokumentasi)
Berikan obat oral sebelum makan atau
setelah makan, sesuai kebutuhan
Campurkan obat dengan sirup, jika perlu
Taruh obat sublingual dibawah lidah pasien
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan pemberian,
tindakan yang diharapkan, dan efeksamping
sebelum pemberian
Anjurkan tidak menelan obat sublingual
Anjurkan tidak makan dan minum hingga
seluruh obat sublingual larut
Ajarkan pasien dan keluarga tentang cara
pemberian obat secara mandiri
Pemberian Obat Subkutan TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan allergi, interaksi
dan kontra indikasi obat
Verifikasi order obat sesuai indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek lokal, sisitemik, dan
efeksamping obat
Monitor resiko aspirasi, jika perlu
Terapeutik
lakukan prinsip 6 Benar (pasien, obat, dosis,
rute, waktu, dokumentasi)
Lakukan teknik aseptik
Pilih jarum suntik yang sesuai
Rotasilkan lokasi injeksi secara sisitematis
Hindari area kulit yang memar, radang,
edema, lesi atau perubahan warna
Gunakan daerah perut saat memberikan
heparin secara subkutan
Tusukan jarum dengan cepat pada sudut 45-
90 derajat tergantung pada ukuran tubuh
Hindari memijat area suntikan
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan pemberian,
tindakan yang diharapkan, dan efeksamping
sebelum pemberian
Ajarkan pasien dan keluarga tentang cara
injeksi obat secara mandiri
Perawatan Kehamilan Resiko
TINDAKAN
Tinggi
Observasi
Identifikasi Faktor resiko kehamilan (mis.
Diabetes, hipertensi, lupus, herpes, epilepsi,
HIV)
Identifikasi riwayat obstetri
Identifkasi sosial dan demografi
Monitor status fisik dan psikososial selama
kehamilan
Terapeutik
dampingi ibu saat merasa cemas
Diskusikan seksualitas yang aman selama
hamil
Diskusikan ketidaknyamanan selama hamil
Diskusikan persiapan persalinan dan
kelahiran
Edukasi
Jelaskan resiko janin mengalami kelahiran
prematur
Informasikan kemungkinan intervensi selama
proses kelahiran
Anjurkan meningkatkan perawatan diri
Anjurkan ibu untuk beraktivitas dan istirahat
yang cukup
Ajarkan cara menghitung gerakan janin
Ajarkan aktivitas yang aman selama hamil
Ajarkan mengenali tanda bahaya (mis.
Perdarahan vagina merah terang, perubahan
cairan ketuban, penurunan gerakan janin,
kontraksi sebelum 37 minggu, sakit kepala,
gangguan penglihatan, nyeri epigastrik, dan
penambahan berat badan yang cepat
dengan edema wajah)
Kolaborasi
Kolaborasi dengan spesialis jika ditemukan
tanda dan bahaya kehamilan.
Perencanaan Pulang TINDAKAN
Observasi
Identifikasi indikasi pemulangan pasien
Identifikasi kesiapan pulang pasien
Identifikasi topik-topik pendidikan kesehatan
yang dibutuhkan oleh pasien
Monitor respon pasien dan keluarga
terhadap pendidikan kesehatan
terapeutik
Berikan pendidikan kesehatan kepada
pasien dan keluarga
Siapkan pasien dan keluarga mendapatkan
informasi tentang pelayanan rujukan , jika
akan dirujuk
Siapkan tranfortasi yang akan digunakan
untuk pemulangan
Pastikan pasien sampai ke tempat yang
dituju dengan aman
Edukasi
Jelaskan tindak lanjut perawatan dan
pengobatan selanjutnya
Ajarkan cara melakukan perawatan secara
mandiri di rumah
Anjurkan berprilaku hidup sehat selama
dirumah
Anjurkan keluarga memberikan dukungan
perawatan secara mandiri
Kolaborasi
Koordinasikan usulan perencanaan pulang
kepada tim kesehatan lain
Penyebab:
Fisiologis :
1. Hormon oksitosin dan prolaktin adekuat
2. Payudara membesar, alveoli mulai terisi ASI
3. Tidak ada kelainan pada struktur payudara
4. Puting menonjol
5. Bayi aterm
6. Tidak ada kelainan bentuk pada mulut bayi
Situasional :
1. Rawat gabung
2. Dukungan keluarga dan tenaga kesehatan adekuat
3. Faktor budaya
Status Menyusui
Luaran Tambahan :
Dukungan Keluarga
Dukungan Sosial
Kinerja Pengasuh
Perlekatan
Status Nutrisi Bayi
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Membaik
Kriteria Hasil
Cukup
Meningka Cukup
Meningka Sedang Menurun
t Menurun
t
1 2 3 4 5
Perlekatan bayi pada
1 2 3 4 5
payudara ibu
Kemampuan ibu
memposisikan bayi 1 2 3 4 5
dengan benar
Miksi bayi lebih dari 8
1 2 3 4 5
kali /24 jam
Berat badan bayi 1 2 3 4 5
INTERVENSI
Intervensi Utama
KOnseling Laktasi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi keadaan emosional ibu saat akan
dilakukan konseling menyusui
Identifikasi keinginan dan tujuan menyusui
Identifikasi permasalahan yang ibu alami selama
proses menyusui
Terapeutik
Gunakan teknik mendengarkan aktif (mis duduk
sama tinggi, dengarkan permasalan ibu, )
berikan pujian terhadap prilaku ibu yang benar
Edukasi
Ajarkan teknik menyusui yang tepat sesuai
kebutuhn ibu
Promosi ASI Ekslusif TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kebutuhan laktasi bagi ibu pada
antenatal, intranatal dan postnatal
terapeutik
Fasilitasi ibu melakukan IMD(Inisiasi Menyusu
Dini)
Fasilitasi ibu untuk rawat gabung
Gunakan sendok dan cangkir jika bayi belum bisa
menyusu
Dukung ibu menyusui dengan mendampingi ibu
selama kegiatan menyusui berlangsung
Diskusikan dengan keluarga tentang asi ekslusif
Edukasi
Jelaskan manfaat menyusui bagi bayi dan ibu
Jelaskan pentingnya menyusui di malam hari
untuk mempertahankan dan meningkatkan
produksi ASI
Jelaskan tand-tanda bayi cukup ASI (mis BB
meningkat, BAK lebih dari 10x/hari warna urine
tidak pekat
Jelaskan manfaat rawat gabung
Anjurkan ibu menyusui sesegera mungkin
setelah lahir
Anjurkan ibu memberikan nutrisi kepada bayi
hanya dengan ASI
Anjurkan ibu menyusui sesering mungkin setelah
lahir sesuai kebutuhan bayi
Anjurkan ibu menjaga produksi ASI dengan
memeras, walaupun kondisi ibu atau bayi
terpisah.
Intervensi Pendukung
Manajemen Nutrisi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi status nutrisi
Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrisi
Identifikasi perlunya penggunaan selang NGT
Monitor asupan nutrisi
Monitor berat badan
Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Terapeutik
lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
Fasilitasi menentukan pedoman diet
Sajika makanan secara menarik dan suhu yang
sesuai
Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah
konstipasi
Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
Berikan suplemen makanan, jika perlu
Hentikan pemberian makanan melalui NGT jika
asupan oral dapat toleransi
Edukasi
Anjurkan posisi duduk jika mampu
Ajarkan diet yang di programkan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
(mis. Pereda nyeri, anti emetik), jika perlu
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan,
jika perlu
Perawatan Bayi TINDAKAN
Observasi
Monitor vital sign terutama suhu
Terapeutik
Mandikan Bayi suhu ruangan 21-24derajat C
Mandikan bayi dalam waktu 5-10 menit dan2x
dalam sehari
rawat tali pusat secara terbuka
Bersihkan pangkal tali pusat dengan lidi kapas
yang telah diberi air matang
Kenakan popok bayi dibawah umbilicus jika tali
pusat belum lepas
Lakukan pemijatan bayi
Ganti popok bayi jika basah
kenakan pakaian bayi dari bahan katun
Edukasi
Anjurkan ibu menyusui sesuai kebutuhan bayi
Ajarkan ibu cara merawat bayi dirumah
Ajarkan cara pemberian makanan pendamping
ASI pada bayi >6 bulan
Promosi ASI Ekslusif TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kebutuhan laktasi bagi ibu pada
antenatal, intranatal dan postnatal
terapeutik
Fasilitasi ibu melakukan IMD(Inisiasi Menyusu
Dini)
Fasilitasi ibu untuk rawat gabung
Gunakan sendok dan cangkir jika bayi belum bisa
menyusu
Dukung ibu menyusui dengan mendampingi ibu
selama kegiatan menyusui berlangsung
Diskusikan dengan keluarga tentang asi ekslusif
Edukasi
Jelaskan manfaat menyusui bagi bayi dan ibu
Jelaskan pentingnya menyusui di malam hari
untuk mempertahankan dan meningkatkan
produksi ASI
Jelaskan tand-tanda bayi cukup ASI (mis BB
meningkat, BAK lebih dari 10x/hari warna urine
tidak pekat
Jelaskan manfaat rawat gabung
Anjurkan ibu menyusui sesegera mungkin
setelah lahir
Anjurkan ibu memberikan nutrisi kepada bayi
hanya dengan ASI
Anjurkan ibu menyusui sesering mungkin setelah
lahir sesuai kebutuhan bayi
Anjurkan ibu menjaga produksi ASI dengan
memeras, walaupun kondisi ibu atau bayi
terpisah.
Perencanaan Pulang TINDAKAN
Observasi
Identifikasi indikasi pemulangan pasien
Identifikasi kesiapan pulang pasien
Identifikasi topik-topik pendidikan kesehatan yang
dibutuhkan oleh pasien
Monitor respon pasien dan keluarga terhadap
pendidikan kesehatan
terapeutik
Berikan pendidikan kesehatan kepada pasien
dan keluarga
Siapkan pasien dan keluarga mendapatkan
informasi tentang pelayanan rujukan , jika akan
dirujuk
Siapkan tranfortasi yang akan digunakan untuk
pemulangan
Pastikan pasien sampai ke tempat yang dituju
dengan aman
Edukasi
Jelaskan tindak lanjut perawatan dan
pengobatan selanjutnya
Ajarkan cara melakukan perawatan secara
mandiri di rumah
Anjurkan berprilaku hidup sehat selama dirumah
Anjurkan keluarga memberikan dukungan
perawatan secara mandiri
Kolaborasi
Koordinasikan usulan perencanaan pulang
kepada tim kesehatan lain
Pijat laktasi TINDAKAN
Observasi
Monitor kondisi mamae dan puting
Identifikasi keinginan ibu untuk menyusui
Identifikasi pengetahuan ibu tentang menyusui
Terapeutik
Posisikan ibu dengan nyaman
Pijat mulai dari kepala , leher, bahu, punggung
dan payudara
pijat dengan lembut
pijat secara melingkar
pijat secara rutin setiap hari
Dukung ibu meningkatkan kepercayaan diri
dalam menyusui dengan memberikan pujian
terhadap perilaku positif ibu
Libatkan suami dan keluarga
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
Jelaskan manfaat tindakan
Penyebab:
Fisiologis :
1. Ketidakadekuatan suplai ASI
2. Hambatan pada neonatus (mis. Prematuritas, sumbing)
3. Anomali payudara ibu (mis. Puting yang masuk ke dalam)
4. Ketidakadekuatan refleks oksitoksin
5. Ketidakadekuatan refleks menghisap bayi
6. Payudara bengkak
7. Riwayat operasi payudara
8. Kelahiran kembar
Situasional :
1. Tidak rawat gabung
2. Kurang terpapar informasi tentang pentingnya menyusui dan/atau metode
menyusui.
3. Kurang dukungan keluarga
4. Faktor budaya
L.03029 Definisi
Kemampuan memberikan ASI secara langsung dari payudara kepada bayi dan
anak untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
Luaran Utama :
Status Menyusui
Luaran Tambahan :
Dukungan Keluarga
Dukungan Sosial
Kinerja Pengasuh
Perlekatan
Status Nutrisi Bayi
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Membaik
Kriteria Hasil
Cukup
Meningka Cukup
Meningka Sedang Menurun
t Menurun
t
1 2 3 4 5
Perlekatan bayi pada
1 2 3 4 5
payudara ibu
Kemampuan ibu
memposisikan bayi 1 2 3 4 5
dengan benar
Miksi bayi lebih dari 8
1 2 3 4 5
kali /24 jam
Berat badan bayi 1 2 3 4 5
Tetesan/ pancaran ASI 1 2 3 4 5
Suplai ASI adekuat 1 2 3 4 5
Puting tidak lecet
setelah 2 minggu 1 2 3 4 5
melahirkan
Kepercayaan diri ibu 1 2 3 4 5
Bayi tidur setelah
1 2 3 4 5
menyusu
Payudara ibu kososng
1 2 3 4 5
setelah menyusui
Intake bayi 1 2 3 4 5
Hisapan bayi 1 2 3 4 5
Lecet pada puting 1 2 3 4 5
Kelelahan maternal 1 2 3 4 5
Kecemasan meternal 1 2 3 4 5
Bayi rewel 1 2 3 4 5
Bayi menangis setelah
1 2 3 4 5
menyusu
INTERVENSI
Intervensi Utama
Edukasi Menyusui TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
informasi
Identifikasi tujuan atau keinginan menyusui
Terapeutik
Sediakan materi dan media pendidikan
kesehatan
Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan
Beriakan kesempatan untuk bertanya
Dukung ibu meningkatkan kepercayaan diri
dalam menyusui
Libatkan sistem pendukung : suami, keluarga,
tenaga kesehatan dan masyarakat
Edukasi
Berikan konseling menyusui
Jelaskan manfaat menyusui bagi ibu dan bayi
Ajarkan 4 posisi menyusui dan perlekatan (lacth
on) dengan benar
Ajarkan peraewatan payudara antepartum
dengan mengkompres
dengan kapas yang telas diberikan minyak
kelapa
Ajarkan perawatan payudara post partum ( mis
memerah ASI, pijat payudara, pijat oksitosin)
Observasi
Identifikasi keadaan emosional ibu saat akan
dilakukan konseling menyusui
Identifikasi keinginan dan tujuan menyusui
Identifikasi permasalahan yang ibu alami selama
proses menyusui
Terapeutik
Gunakan teknik mendengarkan aktif (mis duduk
sama tinggi, dengarkan permasalan ibu, )
berikan pujian terhadap prilaku ibu yang benar
Edukasi
Ajarkan teknik menyusui yang tepat sesuai
kebutuhn ibu
Intervensi Pendukung
Manajemen Nutrisi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi status nutrisi
L.03018 Definisi
Akumulasi bobot tubuh sesuai dengan
usia dan jenis kelamin
Luaran Utama :
Berat Badan
Luaran Tambahan :
Perilaku Menurunkan Berat Badan
Status Nutrisi
Tingkat Ansietas
Tingkat Kepatuhan
Tingkat Pengetahuan
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
3x24jam
Ekspektasi Membaik
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Memburu Sedan Membai
Memburu Membai
k g k
k k
1 2 3 4 5
Berat badan 1 2 3 4 5
Tebal lipatan kulit 1 2 3 4 5
Indeks massa tubuh 1 2 3 4 5
INTERVENSI
Intervensi Utama
KOnseling Nutrisi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kebiasaan makan dan perilaku
makan yang akan diubah
Identifikasi kemajuan modifikasi diet secara
reguler
Monitor intake dan output cairan, nilai HB,
tekanan darah, kenaikan BB, dan kebiasaan
membeli makanan
Terapeutik
Bina hubungan terapeutik
Sepakati lama waktu pemberian konseling
Tetapkan tujuan jangka pendek dan panjang
yang realistis
Gunakan standar nutrisi sesuai program diet
dalam mengevaluasi kecukupan asupan
makanan
Pertimbangkan faktor-faktor yang
mempengaruhi pemenuhan kebutuhan gizi
Edukasi
Informasikan perlunya modifikasi diet
Jelaskan program gizi dan persepsi pasien
terhadap diet yang di programkan
Kolaborasi
Intervensi Pendukung
Edukasi diet TINDAKAN
Observasi
Identifikasi pasien dan keluarga menerima
informasi
Identifikasi tingkat pengetahuan saat ini
Identifikasi kebiasaan pola makan saat ini dan
masa lalu
Identifikasi persepsi pasien dan keluarga
tentang diet yang di programkan
Terapeutik
Persiapkan materi (form edukasi dan form diet)
Jadwalkan waktu yang tepat untuk memberikan
pendidikan kesehatan
Berikan pasien dan keluarga bertanya
Sediakan ceklist program diet harian
Edukasi
Jelaskan tujuan kepatuhan diet terhadap
kesehatan
informasikan makanan yang diperbolehkan dan
dilarang
Informasikan kemungkinan interaksi obat dan
makanan
Anjurkan posisi fowler atau semi fowler 20-30
menit setelah makan
Anjurkan mengganti bahan makanan sesuai
dengan diet yang di programkan
Rekomendasikan resep makanan sesuai diet
Kolaborasi
Rujuk ke ahli Gizi sertakan keluarga
Manajemen Cairan TINDAKAN
Observasi
Monitor status hidrasi mis frek nadi, kekuatan
nadi, akral, CRT, mukosa, turgor
Monitor berat badan harian
Monitor berat badab sebelum dan sesudah
dialisis
Monitor pemeriksaan laboratorium mis. HT,
Na,Ka, Cl, berat jenis urine, BUN
Monitor status hemodinamik mis. MAP, CVP
terapeutik
Catat intake output dan hitung balance cairan
tiap 4/8/24 jam
Berikan asupan cairan sesuai kebutuhan
Berikan cairan intravena, jika perlu
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian diuretik
Kolaborasi tindakan Hemodialisa
Manajemen Hiperglikemia TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan penyebab
hiperglikemia
Identifikasi situasi yang menyebabkan
kebutuhan insulin meningkat mis. Penyakit
kambuhan
Monitor kadar glukosa darah
Monitor tanda dan gejala hiperglikemia mis. Poli
uria, poli dipsi, poli pagi, kelemahan, pandangan
kabur, sakit kepala
Monitor intake output cairan
Monitor keton urine kadar AGD, Elektrolit, dan
Vital sign
Terapeutik
Berikan asupan cairan oral
Konsultasi dengan medis jika tanda dan gejala
hiperglikemia tetap ada atau memburuk
Fasilitasi ambulasi jika ada hipotensi ortostatik
Edukasi
Anjurkan menghindari olahraga saat kadar
glukosa darah lebih dari 250mg/dl
Anjurkan monitor kadar glukosa darah secara
mandiri
Anjurkan kepatuhan terhadap diet dan olahraga
Ajarkan indikasi dan pentingnya pengujian
benda keton urine, jila perlu
Ajarkan pengelolaan diabetes mis. Penggunaan
insulin, obat oral, monitor asupan cairan,
penggantian karbohidrat dan bantuan
proifesional kesehatan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian insulin
Kolaborasi pemberian cairan IV
Kolaborasi pemberian kalium
Manajemen Hipoglicemia TINDAKAN
Observasi
Identifikasi tanda dan gejala hipoglikemia
Identifikasi kemungkinan penyebab hipoglikemia
Teurapeutik
Berikan karbohidrat sederhan, jika perlu
Berikan glukagon, jika perlu
Berikan karbohidrat komplek dan protein sesuai
diet
Pertahankan kepatenan jalan napas
Pertahankan akses IV
Aktifkan Bluecode atau EWS, jika perlu
Edukasi
Anjurkan membawa karbohidrat sederhana
setiap saat
Anjurkan memakai identitas darurat yang tepat
Anjurkan monitor kadar gula darah secara
berkala
Anjurkan berdiskus dengan dengan petugas
medis tentang penyesuaian program
pengobatan
Jelaskan interaksi antara diet,insulin/oral agen,
dan olahraga
Ajarkan pengelolaan hipoglikemia mis. Tanda
gejala, faktor resiko dan pengobatan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian dextrose
Kolaborasi pemberian glukagon
Manajemen Nutrisi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi status nutrisi
Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrisi
Identifikasi perlunya penggunaan selang NGT
Monitor asupan nutrisi
Monitor berat badan
Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Terapeutik
lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
Fasilitasi menentukan pedoman diet
Sajika makanan secara menarik dan suhu yang
sesuai
Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah
konstipasi
Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
Berikan suplemen makanan, jika perlu
Edukasi
Anjurkan posisi duduk jika mampu
Ajarkan diet yang di programkan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
(mis. Pereda nyeri, anti emetik), jika perlu
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan,
jika perlu
Pemantauan Nutrisi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi faktor yang mempengaruhi asupan
gizi ( mis. Pengetahuan, ketersediaan makanan,
agama, mengunyah tidak adekuat, gangguan
menelan, penggunaan obat-obattan atau pasca
operasi)
Identifikasi perubahan berat badan
Identifikasi kelainan pada kulit (mis. Memar
yang berlebihan, uka yang sulit sembuh, dan
perdarahan)
Identifikasi kelainan pada rambut, (mis. Kering,
tipis, kasar, dan mudah patah)
Identifikasi kelainan pada kuku (mis. Berbentuk
sendok, retak, mudah patah, dan bergerigi)
Identifikasi kemampuan menelan ( mis. Fungsi
motorik wajah, refleks menelan, dan refleks gag)
Identifikasi kelainan rongga mulut ( mis.
Peradangan gusi berdarah, bibir kering dan
retak, luka)
Identifikasi kelainan eliminasi ( mis. Diare,
darah, lendir, dan eliminasi yag tidak teratur)
Monitor asupan oral
Monitor warna conjuntiva
Monitor hasil laboratorium (mis. Kadar
kolesterol, albumin, kreatinin, HB, HT, elektrolit)
Terapeutik
Timbang Berat Badan
Ukur antropometri komposisi tubuh (mis. Indexs
masa tubuh, pengukuran pinggang, dan ukuran
lipatan kulit
Hitung perubaha berat badan
Atur interval waktu pemantauan sesuai
denangan kondisi pasien
Dokumentasi hasil pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Informasikan hasil pemantauaan, jika perlu
Perencanaan Pulang TINDAKAN
Observasi
Identifikasi indikasi pemulangan pasien
Identifikasi kesiapan pulang pasien
Identifikasi topik-topik pendidikan kesehatan
yang dibutuhkan oleh pasien
Monitor respon pasien dan keluarga terhadap
pendidikan kesehatan
terapeutik
Berikan pendidikan kesehatan kepada pasien
dan keluarga
Siapkan pasien dan keluarga mendapatkan
informasi tentang pelayanan rujukan , jika akan
dirujuk
Siapkan tranfortasi yang akan digunakan untuk
pemulangan
Pastikan pasien sampai ke tempat yang dituju
dengan aman
Edukasi
Jelaskan tindak lanjut perawatan dan
pengobatan selanjutnya
Ajarkan cara melakukan perawatan secara
mandiri di rumah
Anjurkan berprilaku hidup sehat selama dirumah
Anjurkan keluarga memberikan dukungan
perawatan secara mandiri
Kolaborasi
Koordinasikan usulan perencanaan pulang
kepada tim kesehatan lain
Faktor resiko
1. Kurang aktivitas fisik harian
2. Kelebihan konsumsi gula
3. Gangguan kebiasaan makan
4. Gangguan persepsi makan
5. Kelebihan konsumsi alkohol
6. Penggunaan energi kurang dari asupan
7. Sering mengemil
8. Sering memakan makanan berminyak/berlemak
9. Faktor keturunan (mis. Distribusi jaringan adiposa, pengeluaran energi,
aktivi
tas lipase lipoprotein, sintesis lipid, lipolisis)
10. Penggunaan makanan formula atau makanan campuran pada bayi.
11. Asupan kalsium rendah pd anak anak
12. Berat badan bertambah cepat (selama masa anak-anak, selama masa
bayi,
termasuk minggu pertama, 4 bulan pertama, dan tahun pertama)
13. Makanan padat sebagai sumber makanan utama pada usia < 5 bulan.
L.03018 Definisi
Akumulasi bobot tubuh sesuai
dengan usia dan jenis kelamin
Luaran Utama :
Berat Badan
Luaran Tambahan :
Perilaku Menurunkan Berat Badan
Status Nutrisi
Tingkat Ansietas
Tingkat Kepatuhan
Tingkat Pengetahuan
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Membaik
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Memburu Sedan Membai
k
Memburu
g
Membai
k
k k
1 2 3 4 5
Berat badan 1 2 3 4 5
Tebal lipatan kulit 1 2 3 4 5
Indeks massa tubuh 1 2 3 4 5
INTERVENSI
Intervensi Utama
Edukasi diet TINDAKAN
Observasi
Identifikasi pasien dan keluarga menerima
informasi
Identifikasi tingkat pengetahuan saat ini
Identifikasi kebiasaan pola makan saat ini
dan masa lalu
Identifikasi persepsi pasien dan keluarga
tentang diet yang di programkan
Terapeutik
Persiapkan materi (form edukasi dan form
diet)
Jadwalkan waktu yang tepat untuk
memberikan pendidikan kesehatan
Berikan pasien dan keluarga bertanya
Sediakan ceklist program diet harian
Edukasi
Jelaskan tujuan kepatuhan diet terhadap
kesehatan
informasikan makanan yang diperbolehkan
dan dilarang
Informasikan kemungkinan interaksi obat
dan makanan
Anjurkan posisi fowler atau semi fowler 20-
30 menit setelah makan
Anjurkan mengganti bahan makanan sesuai
dengan diet yang di programkan
Rekomendasikan resep makanan sesuai
diet
Kolaborasi
Rujuk ke ahli Gizi sertakan keluarga
KOnseling Nutrisi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kebiasaan makan dan perilaku
makan yang akan diubah
Identifikasi kemajuan modifikasi diet secara
reguler
Monitor intake dan output cairan, nilai HB,
tekanan darah, kenaikan BB, dan
kebiasaan membeli makanan
Terapeutik
Bina hubungan terapeutik
Sepakati lama waktu pemberian konseling
Tetapkan tujuan jangka pendek dan
panjang yang realistis
Gunakan standar nutrisi sesuai program
diet dalam mengevaluasi kecukupan
asupan makanan
Pertimbangkan faktor-faktor yang
mempengaruhi pemenuhan kebutuhan gizi
Edukasi
Informasikan perlunya modifikasi diet
Jelaskan program gizi dan persepsi pasien
terhadap diet yang di programkan
Kolaborasi
Rujuk pada ahli gizi, jika perlu
Intervensi Pendukung
Manajemen Nutrisi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi status nutrisi
Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrisi
Identifikasi perlunya penggunaan selang
NGT
Monitor asupan nutrisi
Monitor berat badan
Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Terapeutik
lakukan oral hygiene sebelum makan, jika
perlu
Fasilitasi menentukan pedoman diet
Sajika makanan secara menarik dan suhu
yang sesuai
Berikan makanan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi
protein
Berikan suplemen makanan, jika perlu
Hentikan pemberian makanan melalui NGT
jika asupan oral dapat toleransi
Edukasi
Anjurkan posisi duduk jika mampu
Ajarkan diet yang di programkan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
makan (mis. Pereda nyeri, anti emetik), jika
perlu
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi
yang dibutuhkan, jika perlu
Identifikasi Resiko TINDAKAN
Observasi
Identifikasi risiko biologis, lingkungan dan
prilaku
Identifikasi risiko secara berkala dimasing-
masing unit
Indentifikasi risiko baru sesuai perencanaan
yang telah ditetapkan
Terapeutik
Tentukan metode pengelolaan resiko yang
baik dan ekonomis
Lakukan pengelolaan resiko secara efektif
Lakukan update perencanaan secara
reguler
buat perencanaan tindakan yang memiliki
timeline dan penanggung jawab yang jelas
dokumentasikan temuan risiko secara
akurat
Pemberi Makanan TINDAKAN
Observasi
Identifikasi Makanan yang di programkan
Identifikasi kemampuan menelan
Periksa mulut untuk residu pada akhir
makanan
Terapeutik
Lakukan kebersihan tangan dan mulut
sebelum makanan
Sediakan lingkungan yang menyenangkan
selama waktu amkan (mis simpan urinal,
pispot agar tidak terlihat)
Berikan posisi duduk atau semi fowler saat
makan
Berikan makan hangat jika memungkinkan
Sediakan sedotan sesuai kebutuhan
Berikan makanan sesuai keinginan, jika
memungkinkan
Tawarkan mencium aroma makanan untuk
merangsang napsu makan
Pertahankan perhatian saat memberikan
makan
Cuci muka dan tangan setelah makan
Edukasi
Anjurkan orang tua atau keluarga
membantu memberikan makanan kepada
pasien
Cuci muka dan tangan setelah makan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik yang
adekuat sebelum makan, jika perlu
Kolaborasi pemberian anti emetik/ sebelum
makan, jika perlu
Pemberian Makan Enteral TINDAKAN
Observasi
Periksa posisi NGT dengan memeriksa
residu lambung atau mengauskultasi
hembusan udara
Monitor tetesan makanan pada pompa
setiap jam
Monitor rasa penuh, mual dan muntah
Monitor residu lambung 4-6 jam selama 24
jam pertama, kemudian tiap 8 jam selama
pemberian makan via enteral, jika perlu
Monitor pola buang besar setiap 4-8 jam,
jika perlu
Terapeutik
Gunakan teknik bersih dalam pemberian
makanan via selang
Berikan tanda pada selang untuk
mempertahankan lokasi yang tepat
Tinggikan kepala tempat tidur 30-40 derajat
selama pemberian makanan
ukur residu sebelum pemberian makanan
peluk dan bicara dengan bayi selama
diberikan makan untuk menstimulus
aktifitas makan
irigasi selang dengan air 30 ml setiap 4-6
jam selama pemberian makan dan setelah
pemberian makan intermiten
Hindari pemberian makan lewat selang 1
jam sebelum prosedur atau pemindahan
pasien
Hindari pemberian makananan jika residu
dari 150cc atau lebih dari 110%-120% dari
jumlah makanan tiap jam
Edukasi
Jelaskan tujuan dan langkah prosedur
Pemantauan Nutrisi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi faktor yang mempengaruhi
asupan gizi ( mis. Pengetahuan,
ketersediaan makanan, agama, mengunyah
tidak adekuat, gangguan menelan,
penggunaan obat-obattan atau pasca
operasi)
Identifikasi perubahan berat badan
Identifikasi kelainan pada kulit (mis. Memar
yang berlebihan, uka yang sulit sembuh,
dan perdarahan)
Identifikasi kelainan pada rambut, (mis.
Kering, tipis, kasar, dan mudah patah)
Identifikasi kelainan pada kuku (mis.
Berbentuk sendok, retak, mudah patah, dan
bergerigi)
Identifikasi kemampuan menelan ( mis.
Fungsi motorik wajah, refleks menelan, dan
refleks gag)
Identifikasi kelainan rongga mulut ( mis.
Peradangan gusi berdarah, bibir kering dan
retak, luka)
Identifikasi kelainan eliminasi ( mis. Diare,
darah, lendir, dan eliminasi yag tidak
teratur)
Monitor asupan oral
Monitor warna conjuntiva
Monitor hasil laboratorium (mis. Kadar
kolesterol, albumin, kreatinin, HB, HT,
elektrolit)
Terapeutik
Timbang Berat Badan
Ukur antropometri komposisi tubuh (mis.
Indexs masa tubuh, pengukuran pinggang,
dan ukuran lipatan kulit
Hitung perubaha berat badan
Atur interval waktu pemantauan sesuai
denangan kondisi pasien
Dokumentasi hasil pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Informasikan hasil pemantauaan, jika perlu
Perencanaan Pulang TINDAKAN
Observasi
Identifikasi indikasi pemulangan pasien
Identifikasi kesiapan pulang pasien
Identifikasi topik-topik pendidikan kesehatan
yang dibutuhkan oleh pasien
Monitor respon pasien dan keluarga
terhadap pendidikan kesehatan
terapeutik
Berikan pendidikan kesehatan kepada
pasien dan keluarga
Siapkan pasien dan keluarga mendapatkan
informasi tentang pelayanan rujukan , jika
akan dirujuk
Siapkan tranfortasi yang akan digunakan
untuk pemulangan
Pastikan pasien sampai ke tempat yang
dituju dengan aman
Edukasi
Jelaskan tindak lanjut perawatan dan
pengobatan selanjutnya
Ajarkan cara melakukan perawatan secara
mandiri di rumah
Anjurkan berprilaku hidup sehat selama
dirumah
Anjurkan keluarga memberikan dukungan
perawatan secara mandiri
Kolaborasi
Koordinasikan usulan perencanaan pulang
kepada tim kesehatan lain
Faktor resiko
1. Ketidakmampuan menelan makanan
2. Ketidakmampuan mencerna makanan
3. Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien
4. Peningkatan kebutuhan metabolisme
5. Faktor ekonomi (mis. finansial tidak mencukupi)
6. Faktor psikologis (mis. stres, keengganan untuk makan)
Cukup
Cukup
Menurun Sedang Meningka Meningkat
Menurun
t
1 2 3 4 5
Porsi makan yang
1 2 3 4 5
dihabiskan
Kekuatan otot
1 2 3 4 5
mengunyah
Kekeuatan otot
1 2 3 4 5
menelan
Serum albumin 1 2 3 4 5
Verbalisasi keinginan
untuk meningkatkan 1 2 3 4 5
nutrisi
Pengetahuan tentang 1 2 3 4 5
pilihan makanan
sehat
Pengetahuan tentang
pilihan minuman 1 2 3 4 5
sehat
Pengetehuan tentang
standar asupan nutrisi 1 2 3 4 5
yang tepat
Penyiapan dari
penyimpanan 1 2 3 4 5
minuman yang aman
Penyiapan dari
penyimpanan 1 2 3 4 5
makanan yang aman
Sikap terhadap
makanan/ minuman
1 2 3 4 5
sesuai dengan tujuan
kesehatan
Cukup Cukup
Meningkat Sedang Menurun
Meningkat Menurun
1 2 3 4 5
Perasaan cepat
kenyang
Nyeri abdomen
Sariawan
Rambut rontok
Diare
Cukup Cukup
Memburuk Sedang Membaik
Memburuk Membaik
1 2 3 4 5
Berat badan
Indeks masa tubuh
Frekuensi makan
Bising usus
Tebal lipatan kulit
trisep
Membran mukosa
INTERVENSI
Intervensi Utama
Manajemen Nutrisi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi status nutrisi
Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrisi
Identifikasi perlunya penggunaan selang NGT
Monitor asupan nutrisi
Monitor berat badan
Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Terapeutik
lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
Fasilitasi menentukan pedoman diet
Sajika makanan secara menarik dan suhu yang
sesuai
Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah
konstipasi
Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
Berikan suplemen makanan, jika perlu
Hentikan pemberian makanan melalui NGT jika
asupan oral dapat toleransi
Edukasi
Anjurkan posisi duduk jika mampu
Ajarkan diet yang di programkan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
(mis. Pereda nyeri, anti emetik), jika perlu
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan,
jika perlu
Edukasi diet TINDAKAN
Observasi
Identifikasi pasien dan keluarga menerima
informasi
Identifikasi tingkat pengetahuan saat ini
Identifikasi kebiasaan pola makan saat ini dan
masa lalu
Identifikasi persepsi pasien dan keluarga
tentang diet yang di programkan
Terapeutik
Observasi
Faktor resiko
1. Pembedahan abdomen
2. Penurunan sirkulasi gatrointestinal
3. Intoleransi makanan
4. Refluks gastrointestinal
5. Hiperglikemia
6. Imobilitas
7. Proses penuaan
8. Infeksi gastrointestinal
9. Efek agen farmakologis (mis. Antibiotik, laksatif, narkotik/opiat)
10. Prematuritas
11. Kecemasan
12. Stres
13. Kurangnya sanitasi pada persiapan makanan
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Membaik
Kriteria Hasil
Cukup
Cukup
Menurun Sedang Meningka Meningkat
Menurun
t
1 2 3 4 5
Toleransi terhadap
1 2 3 4 5
makanan
Nafsu makan 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Meningkat Sedang Menurun
Meningkat Menurun
1 2 3 4 5
Mual 1 2 3 4 5
Muntah 1 2 3 4 5
Dispepsia 1 2 3 4 5
Nyeri abdomen 1 2 3 4 5
Regurgitasi 1 2 3 4 5
Jumlah residu
cairan lambung 1 2 3 4 5
saat aspirasi
Darah pada feses 1 2 3 4 5
Hematomisis 1 2 3 4 5
Cukup
Cukup
Memburuk Memburu Sedang Membaik
Membaik
k
1 2 3 4 5
Frekuensi BAB 1 2 3 4 5
Konsistensi feses 1 2 3 4 5
Peristaltik usus 1 2 3 4 5
Jumlah feses 1 2 3 4 5
Warna feses 1 2 3 4 5
INTERVENSI
Intervensi Utama
Edukasi diet TINDAKAN
Observasi
Identifikasi pasien dan keluarga
menerima informasi
Identifikasi tingkat pengetahuan saat
ini
Identifikasi kebiasaan pola makan saat
ini dan masa lalu
Identifikasi persepsi pasien dan
keluarga tentang diet yang di
programkan
Terapeutik
Persiapkan materi (form edukasi dan
form diet)
Jadwalkan waktu yang tepat untuk
memberikan pendidikan kesehatan
Berikan pasien dan keluarga bertanya
Sediakan ceklist program diet harian
Edukasi
Jelaskan tujuan kepatuhan diet
terhadap kesehatan
informasikan makanan yang
diperbolehkan dan dilarang
Informasikan kemungkinan interaksi
obat dan makanan
Anjurkan posisi fowler atau semi fowler
20-30 menit setelah makan
Anjurkan mengganti bahan makanan
sesuai dengan diet yang di
programkan
Rekomendasikan resep makanan
sesuai diet
Kolaborasi
Rujuk ke ahli Gizi sertakan keluarga
Pengontrolan Infeksi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi pasien yang mengalami
penyakit menular
Terapeutik
terapkan kewaspadaan unversal
tempatkan pada ruang isolasi
bertekanan positif untuk pasien yang
mengalami penurunan imunitas
Tempatkan pada isolasi bertekanan
negatif untuk pasien dengan resiko
penyebaran infeksi via droplet atau
udara
Sterilisasi dan desinfektan furnitur,
lantai dan alat sesuai kebutuhan
Gunakan hepfilter pada area khusus
mis. Kamar operasi
Beri tanda khusus untuk pasien
dengan penyakit menular
Edukasi
Ajarkan cara mencuci tangan dengan
benar
Ajarkan etika batuk atau bersin
Intervensi Pendukung
Dukungan Kepatuhan Program
TINDAKAN
pengobatan
OBSERVASI
Identifikasi kepatuhan menjalankan
program pengobatan
TERAPEUTIK
Buat komitmen menjalani program
pengobatan dengan baik
Buat jadwal pendampingan keluarga
untuk bergantian menemani pasien
selama dirawat dan menjalani program
pengobatan
Dokumentasikan aktivitas selama
menjalani program pengobatan
Diskusikan hal-hal yang dapat
mendukung atau menghambat
berjalannya program pengobatan
Libatkan keluarga untuk mendukung
program pengobatan yang dijalani
EDUKASI
Informasikan program pengobatan
yang harus dijalani
Informasikan manfaat yang akan
diperoleh jika teratur menjalani
program pengobatan
Anjurkan keluarga untuk mendampingi
dan merawat pasien selama menjalani
program pengobatan
Anjurkan pasien dan keluarga
melakukan konsultasi ulang saat
kontrol
Identifikasi Resiko TINDAKAN
Observasi
Identifikasi risiko biologis, lingkungan
dan prilaku
Identifikasi risiko secara berkala
dimasing-masing unit
Indentifikasi risiko baru sesuai
perencanaan yang telah ditetapkan
Terapeutik
Tentukan metode pengelolaan resiko
yang baik dan ekonomis
Lakukan pengelolaan resiko secara
efektif
Lakukan update perencanaan secara
reguler
buat perencanaan tindakan yang
memiliki timeline dan penanggung
jawab yang jelas
dokumentasikan temuan risiko secara
akurat
Irigasi Kolostomi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kebutuhan irigasi kolostomi
Monitor warna dan kondisi stoma serta
kulit peristoma
Monitor warna konsistensi dan faeces
yang keluar
Terapeutik
Letakan perlak dibawah colostomi
Isi kantong irigasi dengan air yang
tersedia mis air hangat, air khusus
irigasi
Gantung kantong irigasi pada tempat
yang tinggi
Alirkan air kedalam selang dan hindari
ada udara dalam selang
Lepaskan kantung stoma lalu pasang
plastik irigasi dan masukan ujung
selang kedalam stoma
Letakan plastik irigasi kedalam kloset
untuk memfasilitasi pengeluaran
kedalamkloset
Hubungkan cone-tip cateter dengan
kateter dan beri jely
Masukan cone-tip kedalam stoma dan
tangan tetep memegang cone-tip
Alirkan air dengan aliran yang cukup
(10-15 menit)
Lambatkan aliran jika ada tand-tanda
kram abdomen
Klem kateter dan tutup stoma 15-20
menit
Biarkan sampai semua faeces keluar
setelah 40-60 menit
Bersihkan daerah stoma dengan
sabun lembut dan air
Pasang kembali kantung stoma
Edukasi
Jelaskan tujuan dan langkah prosedur
Insersi Selang Nasogastrik/NGT TINDAKAN
Observasi
Identifikasi indikasi pemasangan NGT
Monitor tanda bahaya pernapasn
Terapeutik
Letakan alas atau perlak di dada
Tentukan panjan selang dengan
mengukur dari ujung telinga ke hidung
lalu ke prosesus xiphoid
Tandai panjang selang (dewasa rata-
rata 56-66cm)
Pertimbangkan penambahan 5cm
untuk memastikan untuk memastikan
masuk kedalam lambung
Periksa kepatenan lubang hidung
Lumasi ujung selang 5-10cm dengan
gel
Pasang spuit 20ml/50ml dan aspirasi
isi lambung jika isi lambung tidak
keluar masukan selang 2,5-5cm dan
coba aspirasi kembali
Masukan udara 30ml dan dengarkan
bunyi udara dalam lambung dengn
stetoskop
Fiksasi selang NGT ke hidung pasien
dengan plester hipoalergi
Posisikan semi fowler
Edukasi
Jelaskan prosedur dan tindakan
kepada pasien/keluarga
Informasikan kemungkinan ketidak
nyamanan pada hidung dan
tenggorokan dan kemungkinan muntah
Anjurkan mengankat kepala pegang
selang denngan ujung mengarah
kebawah dan masukan perlahan ke
dalam lubang hidung
Anjurkan menundukan kepala saat
selang sampai nasofaring
Anjurkan menelan saat selang
dimasukan
KOnseling Nutrisi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kebiasaan makan dan
perilaku makan yang akan diubah
Identifikasi kemajuan modifikasi diet
secara reguler
Monitor intake dan output cairan, nilai
HB, tekanan darah, kenaikan BB, dan
kebiasaan membeli makanan
Terapeutik
Bina hubungan terapeutik
Sepakati lama waktu pemberian
konseling
Tetapkan tujuan jangka pendek dan
panjang yang realistis
Gunakan standar nutrisi sesuai
program diet dalam mengevaluasi
kecukupan asupan makanan
Pertimbangkan faktor-faktor yang
mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
gizi
Edukasi
Informasikan perlunya modifikasi diet
Jelaskan program gizi dan persepsi
pasien terhadap diet yang di
programkan
Kolaborasi
Rujuk pada ahli gizi, jika perlu
Manajemen Nutrisi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi status nutrisi
Identifikasi alergi dan intoleransi
makanan
Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
nutrisi
Identifikasi perlunya penggunaan
selang NGT
Monitor asupan nutrisi
Monitor berat badan
Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium
Terapeutik
lakukan oral hygiene sebelum makan,
jika perlu
Fasilitasi menentukan pedoman diet
Sajika makanan secara menarik dan
suhu yang sesuai
Berikan makanan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
Berikan makanan tinggi kalori dan
tinggi protein
Berikan suplemen makanan, jika perlu
Hentikan pemberian makanan melalui
NGT jika asupan oral dapat toleransi
Edukasi
Anjurkan posisi duduk jika mampu
Ajarkan diet yang di programkan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan (mis. Pereda nyeri,
anti emetik), jika perlu
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrisi yang dibutuhkan, jika perlu
Manajemen Medikasi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi penggunaan obat sesuai
resep
Identifikasi masa kadaluarsa obat
Identifikasi pengetahuan dan
kemampuan menjalani program
pengobatan
Monitor keefektipan dan efek samping
pemberian obat
Monitor tanda dan gejala keracunan
obat
Monitor darah serum (mis. Elektrolit,
protrombin) jika perlu
Monitor kepatuhan menjalani program
pengobatan
Terapeutik
Fasilitasi perubahan program
pengobatan, jika perlu
Sediakan sumber informasi program
pengobatan secara visual dan tertulis
Fasilitasi pasien dan keluarga
melakukan penyesuaian pola hidup
akibat program pengobatan
Edukasi
Ajarkan pasien dan keluarga
mengelola obat ( dosis,
penyimpanan,rute, waktu pemberian.)
Ajarkan cara menangani dan
mengurangi efek samping, jika perlu
Anjurkan menghubungi petugas
kesehatan jika terjadi efek samping
obat.
Pencegahan Infeksi TINDAKAN
Observasi
Monitor tanda gejala infeksi lokal da
sistemik
Terapeutik
Batasi jumlah pengunjung
Berikan perawatan kulit pada area
edema
Cuci tangan sebelum dan sesudah
kontak dengan pasien dan lingkungan
pasien
Pertahankan teknik aseptik pada
pasien beresiko tinggi
Edukasi
Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Ajarkan cara mencuci tangan dengan
benar
Ajarkan etika batuk
Ajarkan cara memeriksa kondisi luka
atau luka operasi
Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian Imuisasi, jika
perlu
Surveilens TINDAKAN
Observasi
Identifikasi resiko kesehatan pasien
Identifikasi perilaku dan rutinitas
normal pasien
Identifikasi persepsi pasien tentang
status kesehatannya
Identifikasi kondisi awal yang
memerlukan respons segera
Periksa tanda gejala atau masalah
saat ini
Monitor kemampuan pasien untuk
melakukan aktivitas perawatan diri
Monitor status neurologis
Monitor pola prilaku
Monitor kemampuan kognitif
Monitor keadaan emosional
Monitor tanda vital
Monitor strategi penanggulangan yang
digunakan oleh pasien dan keluarga
Monitor perubahan pola tidur
Monitor kulit pada pasien beresiko
tinggi
Monitor tanda dan ketidakseimbangan
cairan dan elektrolit
Monitor Perfusi jaringan
Monitor tanda-tanda infeksi
Monitor status gizi
Monitor fungsi gastrointestinal
Monitor pola eliminasi
Monitor kecenderungan pendarahan
pada pasien beresiko tinggi
Terapeutik
Aktifkan tim reaksi cepat, jika perlu
Tetapkan frekwensi pengumpulan dan
interpretasi data
tentukan kondisi pasien stabil yang
tidak stabil atau kritis
Fasilitasi memperoleh test diagnostik
Interpretasikan hasil test diagnostik
Ambil dan analisa data laboratorium
Libatkan pasien dan keluarga dalam
kegiatan pemantauan
Catat jenis dan jumlah drainase dan
beritahu dokter tentang perubahan
yang signifikan
bandingkan status saat ini dengan
status sebelumnya untuk mendeteksi
perbaikan dan memburuknya kondisi
pasien
Analisa beberapa program medis dan
pastikan keamanan dan ketepatannya
sediakan lingkungan yang tepat sesuai
keinginan ( mencocokan kompetensi
perawat dengan kebutuhan perawatan
pasien , rasio pasien dengan perawat,
menyediakan staf pelengkap yang
memadai, memastikan kesinambungan
perawatan)
Edukasi
Jelaskan Hasil test diagnostik kepada
pasien dan keluarga
KOlaborasi
Kolaborasi dengan tim medis
Kolaborasi dengan tim medis untuk
melakukan pemantauan hemodinamic
invasif dan pemantauan ICP
Perencanaan Pulang TINDAKAN
Observasi
Identifikasi indikasi pemulangan pasien
Identifikasi kesiapan pulang pasien
Identifikasi topik-topik pendidikan
kesehatan yang dibutuhkan oleh
pasien
Monitor respon pasien dan keluarga
terhadap pendidikan kesehatan
terapeutik
Berikan pendidikan kesehatan kepada
pasien dan keluarga
Siapkan pasien dan keluarga
mendapatkan informasi tentang
pelayanan rujukan , jika akan dirujuk
Siapkan tranfortasi yang akan
digunakan untuk pemulangan
Pastikan pasien sampai ke tempat
yang dituju dengan aman
Edukasi
Jelaskan tindak lanjut perawatan dan
pengobatan selanjutnya
Ajarkan cara melakukan perawatan
secara mandiri di rumah
Anjurkan berprilaku hidup sehat
selama dirumah
Anjurkan keluarga memberikan
dukungan perawatan secara mandiri
Kolaborasi
Koordinasikan usulan perencanaan
pulang kepada tim kesehatan lain
Faktor resiko
1. Kehilangan cairan secara aktif
2. Gangguan absorbsi cairan
3. Usia lanjut
4. Kelebihan berat badan
5. Status hipermetabolik
6. Kegagalan mekanisme regulasi
7. Evaporasi
8. Kekurangan intake cairan
9. Efek agen farmakologis
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Cukup
Cukup
Menurun Sedang Meningka Meningkat
Menurun
t
1 2 3 4 5
Berat Badan 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Meningkat Sedang Menurun
Meningkat Menurun
1 2 3 4 5
Membran mukosa
1 2 3 4 5
kuning
Kulit kuning 1 2 3 4 5
Sklera kuning 1 2 3 4 5
Prematuritas 1 2 3 4 5
Keterlambatan
1 2 3 4 5
pengeluaran feses
Cukup
Cukup
Memburuk Memburu Sedang Membaik
Membaik
k
1 2 3 4 5
ktifitas ekstremitas 1 2 3 4 5
Respon terhadap
1 2 3 4 5
stimulus sensorik
INTERVENSI
Intervensi Utama
Perawatan Bayi TINDAKAN
Observasi
Monitor vital sign terutama suhu
Terapeutik
Mandikan Bayi suhu ruangan 21-24derajat C
Mandikan bayi dalam waktu 5-10 menit dan2x
dalam sehari
rawat tali pusat secara terbuka
Bersihkan pangkal tali pusat dengan lidi kapas
yang telah diberi air matang
Kenakan popok bayi dibawah umbilicus jika
tali pusat belum lepas
Lakukan pemijatan bayi
Ganti popok bayi jika basah
kenakan pakaian bayi dari bahan katun
Edukasi
Anjurkan ibu menyusui sesuai kebutuhan bayi
Ajarkan ibu cara merawat bayi dirumah
Ajarkan cara pemberian makanan
pendamping ASI pada bayi >6 bulan
Intervensi Pendukung
Foto Terapi Neonatus TINDAKAN
Observasi
Monitor ikterik pada sclera dan kulit bayi
Identifikasi kebutuhan cairan sesuai dengan
usia gestasi dan berat badan
Monitor suhu dan vital sign setiap 4 jam
Monitor efeksamping foto terapi
Terapeutik
Siapkan lampu foto terapi dan inkubator atau
kotak bayi
lepaskan pakaian bayi kecuali popok
Berikan penutup mata pada bayi
Ukur jarak antara lampu dan permukaan kulit
bayi (30cm)
Biarkan tubuh bayi terpapar sinar fototerapi
secara berkelanjutan
Ganti segera alas atau popok bayi jika
BAB/BAK
Gunakan linen berwarna putih agar
memantulkan cahaya sebanyak mungkin
Edukasi
Anjurkan Ibu menyusui 20-30 menit
Anjurkan Ibu menyusui sesering mungkin
Kolaborasi
Pemeriksaa darah vena bilirubin direk dan
indirek
KOnseling Laktasi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi keadaan emosional ibu saat akan
dilakukan konseling menyusui
Identifikasi keinginan dan tujuan menyusui
Identifikasi permasalahan yang ibu alami
selama proses menyusui
Terapeutik
Gunakan teknik mendengarkan aktif (mis
duduk sama tinggi, dengarkan permasalan
ibu, )
berikan pujian terhadap prilaku ibu yang benar
Edukasi
Ajarkan teknik menyusui yang tepat sesuai
kebutuhn ibu
Manajemen Spesimen Darah TINDAKAN
Observasi
Identifikasi jenis pemeriksaan spesimen
Terapeutik
Ambil sampel darah sesuai kebutuhan
Sediakan penampung spesimen darah sesuai
kebutuhan
Tampung spesium dalam kontainer yang tepat
Tutup rapat penampung spesimen untuk
mencegah kebocoran dan kontaminasi
Simpan spesimen yang telah diambil sesuai
prosedur
Labeli spesimen dengan data pasien yang
diperlukan
Kirim spesimen ke laboratorium
Pemantauan Cairan TINDAKAN
Observasi
Monitor frekwensi dan kekuatan nadi
Monitor frekwensi napas
Monitor tekanan darah
Monitor berat badan
Monitor waktu pengisian kapiler
Monitor turgor kulit
Monitor jumlah, warna, dan berat jenis urine
Monitor kadar albumin dan protein
Monitor hasil pemeriksaan serum( mis.
Osmolaritas serum, HT, natrium, kalium, BUN)
Monitor intake output cairan
Identifikasi tanda Hipovolemia
Identifikasi tanda hipervolemia
Identifikasi faktor resiko ketidak seimbangan
cairan
Terapeutik
Atur interval waktu pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
Dokumentasi hasil pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
Pemberi Makanan TINDAKAN
Observasi
Identifikasi Makanan yang di programkan
Identifikasi kemampuan menelan
Periksa mulut untuk residu pada akhir
makanan
Terapeutik
Lakukan kebersihan tangan dan mulut
sebelum makanan
Sediakan lingkungan yang menyenangkan
selama waktu amkan (mis simpan urinal,
pispot agar tidak terlihat)
Berikan posisi duduk atau semi fowler saat
makan
Berikan makan hangat jika memungkinkan
Sediakan sedotan sesuai kebutuhan
Berikan makanan sesuai keinginan, jika
memungkinkan
Tawarkan mencium aroma makanan untuk
merangsang napsu makan
Pertahankan perhatian saat memberikan
makan
Cuci muka dan tangan setelah makan
Edukasi
Anjurkan orang tua atau keluarga membantu
memberikan makanan kepada pasien
Cuci muka dan tangan setelah makan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik yang adekuat
sebelum makan, jika perlu
Kolaborasi pemberian anti emetik/ sebelum
makan, jika perlu
Pengambilan Sampel Darah
TINDAKAN
Vena
Observasi
Identifikasi order pemeriksaan darah vena
sesuai indikasi
pilih vena dengan pertimbangan jumlah darah
yang dibutuhkan, status mental, kenyamanan
usia, kondisi pembuluh darah, adanya fistula,
shunt arterovena
Pilih ukuran dan jenis jarum yang sesuai
Pilih tabung sample darah yang tepat
Terapeutik
Pertahankan kewaspadaan universal
Lebarkan pembuluh darah dengan thorniquet
dan mengepalkan tinju
Bersihkan area penusukan dengan anti septik
masukan jarum diatas vena dengan sudut 20-
30 derajat
Aspirasi sampel darah
Keluarkan jarum setelah sampel diperoleh
Tekan area penusukan selama 3-5 menit
berikan balutan
Berikan label pada tabung sampel
Kirim spesimen ke laboratorium
Dokumentasikan suhu, saturasi oksigen,
metode pengiriman, lokasi penusukan, dan
pengkajian aliran darah setelah penusukan
Lakukan interpretasi hasil
Buang jarum pada sampah medis tajam,
sesuai prosedur
Edukasi
Jelaskan tujuan dan langkah prosedur
sebelum pengambilan darah
Informasikan hasil penusukan sampell darah,
kalau perlu
Perawatan Selang Umbilical TINDAKAN
Observasi
Monitor tanda infeksi pada daerah sekitar
umbilical
Monitor adanya perdarahan
Monitor adanya tanda selang lepas
Identifikasi adanya bekuan darah atau
gumpalan pada kateter
Terapeutik
Pertahankan prinsip aseptik atau antiseptik
Pertahankan keutuhan perlekatan plester
Pertahankan posisi bayi terlentang
Bilas kateter dengan cairan heparin
Ubah stopcock setiap hari, jika perlu
Lepas kateter dengan menarik kateter pelan-
pelan selama 5 menit atau sesuai SPO
Edukasi
Ajarkan ibu cara merawat selang umbilical
Anjurkan ibu mempertahankan area umbilical
tetap kering dan bersih
Perawatan Sirkulasi (area
TINDAKAN
edema/ necrotik)
Skrining bayi Sebelum
TINDAKAN
Pemulangan
Observasi
Identifikasi kesiapan bayi dan keluarga untuk
dilakukan pemulangan
Terapeutik
lakukan skrining tumbuh kembang bayi
lakukan skrining pendengaran dengan test
gangguan pendenganran otoaoustic
Emissions (OAE) Auditpri brain stem
Response ABR)
lakukan pemeriksaan oximetri nadi, untuk
mengidentifikasi bayi yang memiliki penyakit
jantung bawaan kritis
Lakukan skrining hipotiroid kongenital, jika
perlu
Edukasi
Jelaskan kepada orang tua tentang tujuan dan
prosedur skrining
Ajarkan mengamati dan menilai prilaku bayi
terkait kemampuan pendengaran bayi
Informasikan kepada orang tua pentingnya
menindaklanjuti hasi skrining.`
Terapi Intra Vena TINDAKAN
Observasi
Identifikasi indikasi dilakukan terapi intravena
Periksa, jenis, jumlah, tanggal kadaluarsa,
jenis larutan, dan kerusakan wadah
Periksa kepatenan IV sebelum pemberian
obat atau cairan
Monitor aliran iv dan tempat penusukan
kateter selama terapi
Monitor tanda dan gejala klelebihan cairan
Monitor tanda dan gejala flebitis
Monitor nilai kalium
terapeutik
Pertahankan teknik aseptik
lakukan & Benar sebelum memberikan cairan
atau obat
Berikan melalui infus pump bila perlu
Berikan cairan pada suhu kamar, kecuali ada
indikasi
Berikan obat-obatan melalui IV dan monitor
reaksi obat
Ganti kateter iv, selang dan seperangkat infus
lainya setiap 48-72 jam
Lakukan perawatan area penusukan kateter IV
lakukan pembilasan selang setelah pemberian
larutan pekat
Dokumentasi terapi yang diberikan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
Faktor resiko
1. Prosedur pembedahan mayor
2. Trauma/perdarahan
3. Luka bakar
4. Aferesis
5. Asites
6. Obstruksi intestinal
7. Peradangan pankreas
8. Penyakit ginjal dan kelenjar
L.03020 Definisi
Ekuilibrum antara volume cairan di ruang intraseluler dan
ekstraseluler tubuh
Luaran Utama :
Keseimabangan Cairan
Luaran Tambahan :
Keseimabangan Elektrolit
Penyembuhan Luka
Status Cairan
Status Nutrisi
Termoregulasi
Termoregulasi Neonatus
Tingkat Infeksi
Tingkat Mual/
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x
24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
3x24jam
Ekspektasi meningkat
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menurun
Menurun
Sedang
Meningkat
Meningkat
1 2 3 4 5
Asupan cairan 1 2 3 4 5
Pengeluaran urine 1 2 3 4 5
Kelembaban membran
1 2 3 4 5
mukosa
Asupan makanan 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Meningkat
Meningkat
Sedang
Menurun
Menurun
1 2 3 4 5
Edema 1 2 3 4 5
Dehidrasi 1 2 3 4 5
Asites 1 2 3 4 5
Konfusi 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Memburuk
Memburuk
Sedang
Membaik
Membaik
1 2 3 4 5
Tekanan darah 1 2 3 4 5
Denyut nadi radial 1 2 3 4 5
Tekanan arteri rata-rata 1 2 3 4 5
Membran mukosa 1 2 3 4 5
Mata cekung 1 2 3 4 5
Turgor kulit 1 2 3 4 5
Berat badan 1 2 3 4 5
INTERVENSI
Intervensi Utama
Manajemen Cairan TINDAKAN
Observasi
Monitor status hidrasi mis frek nadi,
kekuatan nadi, akral, CRT, mukosa, turgor
Monitor berat badan harian
Monitor berat badab sebelum dan
sesudah dialisis
Monitor pemeriksaan laboratorium mis.
HT, Na,Ka, Cl, berat jenis urine, BUN
Monitor status hemodinamik mis. MAP,
CVP
terapeutik
Catat intake output dan hitung balance
cairan tiap 4/8/24 jam
Berikan asupan cairan sesuai kebutuhan
Berikan cairan intravena, jika perlu
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian diuretik
Kolaborasi tindakan Hemodialisa
Pemantauan Cairan TINDAKAN
Observasi
Monitor frekwensi dan kekuatan nadi
Monitor frekwensi napas
Monitor tekanan darah
Monitor berat badan
Monitor waktu pengisian kapiler
Monitor turgor kulit
Monitor jumlah, warna, dan berat jenis
urine
Monitor kadar albumin dan protein
Monitor hasil pemeriksaan serum( mis.
Osmolaritas serum, HT, natrium, kalium,
BUN)
Monitor intake output cairan
Identifikasi tanda Hipovolemia
Identifikasi tanda hipervolemia
Identifikasi faktor resiko ketidak
seimbangan cairan
Terapeutik
Atur interval waktu pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
Dokumentasi hasil pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
Intervensi Pendukung
Identifikasi Resiko TINDAKAN
Observasi
Identifikasi risiko biologis, lingkungan dan
prilaku
Identifikasi risiko secara berkala dimasing-
masing unit
Indentifikasi risiko baru sesuai
perencanaan yang telah ditetapkan
Terapeutik
Tentukan metode pengelolaan resiko
yang baik dan ekonomis
Lakukan pengelolaan resiko secara efektif
Lakukan update perencanaan secara
reguler
buat perencanaan tindakan yang memiliki
timeline dan penanggung jawab yang
jelas
dokumentasikan temuan risiko secara
akurat
Insersi Intravena / Memasang IV
TINDAKAN
cateter
Observasi
Identifikasi vena yang akan di insersi
Identifikasi masalah pembekuan darah
atau konsumsi obat yang mempengaruhi
pembekuan darah
Terapeutik
Atur posisi senyaman mungkin
Pertimbangkan faktor pemilihan pembuluh
darah vena mis. Usia, tujuan insersi vena,
pembuluh darah lurus, jauh dari
persendian, kondisi ekstremitas
Hindari memilih lokasi yang terdapat
fistulaatau shunt arteriovenosa atau
kontra indikasi cannulation mis.
Limfedema, mastektomi, limfektoma
Pilih jenis jarum yang sesuai, berdasrkan
tujuan
Berikan analgesia topikal, jika perlu
Pasang torniquet 3-4 inci diatas tempat
tusukan
Bersihkan area dengan desinfektan
Masukan jarum sesuai prosedur gunakan
jarum dengan fitur pencegahan cedera
Tentukan penempatan yang benar
dengan mengamati darah diruang flash
atau dalam tabung
Buka torniquet sesegera mungkin
Pastikan plester jarum terpasang dengan
aman
Sambungkan kateter intra vena ke tabung
infus
Berikan plester transfaran di tempat
kanulasi IV
Berikan label IV dengan tanggal dan
waktu
Pertahankan kewaspadaan universal
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pada pasien
Anjurkan tidak menggerakan tubuh saat
melakukan insersi
Anjurkan membuka dan menutup
beberapa kali jika perlu
Anjurkan Orang tua memegang dan
menghibur anak, jika perlu
Insersi Selang Nasogastrik/NGT TINDAKAN
Observasi
Identifikasi indikasi pemasangan NGT
Monitor tanda bahaya pernapasn
Terapeutik
Letakan alas atau perlak di dada
Tentukan panjan selang dengan
mengukur dari ujung telinga ke hidung lalu
ke prosesus xiphoid
Tandai panjang selang (dewasa rata-rata
56-66cm)
Pertimbangkan penambahan 5cm untuk
memastikan untuk memastikan masuk
kedalam lambung
Periksa kepatenan lubang hidung
Lumasi ujung selang 5-10cm dengan gel
Pasang spuit 20ml/50ml dan aspirasi isi
lambung jika isi lambung tidak keluar
masukan selang 2,5-5cm dan coba
aspirasi kembali
Masukan udara 30ml dan dengarkan
bunyi udara dalam lambung dengn
stetoskop
Fiksasi selang NGT ke hidung pasien
dengan plester hipoalergi
Posisikan semi fowler
Edukasi
Jelaskan prosedur dan tindakan kepada
pasien/keluarga
Informasikan kemungkinan ketidak
nyamanan pada hidung dan tenggorokan
dan kemungkinan muntah
Anjurkan mengankat kepala pegang
selang denngan ujung mengarah
kebawah dan masukan perlahan ke dalam
lubang hidung
Anjurkan menundukan kepala saat selang
sampai nasofaring
Anjurkan menelan saat selang dimasukan
Kateterisasi urine TINDAKAN
Observasi`
Periksa kondisi pasien mis. Kesadaran,
vital sign, daerah perineal, distensi
kandung kemih, inkontinensia urine,
refleks berkemih
Terapeutik
Siapkan peralatan, bahan dan ruangan
tindakan
Siapkan pasien; bebaskan pakaian bawah
dan posisi dorsal rekumben (wanita)
supine (laki-laki)
Pasang sarung tangan
Bersihkan daerah perineal atau preposium
dengan cairan nacl atau aquades
lakukan insersi kateter urine dengan
menerapkan prinsip aseptik
Sambungkan kateter urine dengan urine
bag
Isi balon dengan aquades sesuai anjuran
merk kateter
Piksasi selang kateter diatas simpisis atau
paha
Pastikan kantung urine ditempatkan lebih
rendah dari kandung kemih
Berikan label waktu pemasangan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur
pemasangan kateter urine
Anjurkan menarik napas saat insersi
selang kateter
Menejeman Aritmia TINDAKAN
Observasi
Periksa onset dan pemicu arithmia
Identifikasi jenis arithmia
Monitor frekwensi dan durasi arithmia
Monitor keluhan nyeri dada ( instensitas,
lokasi, faktor pencetus, faktor pereda)
Monitor respons hemodinamik akibat
arithmia
Monitor saturasi oksigen
Monitor kadar elektrolit
Terapeutik
Berikan lingkungan yang tenang
Pasang jalan napas buatan mis OPA,
NPA, LMA, ETT jika perlu
pasang akses intra vena
Pasang Monitor jantung
Relam EKG 12 sadapan
Periksa interval QT sebelum dan sesudah
pemberian obat yang dapat
memperpanjang intervel QT
lakukan manuver valsava
Lakukan masege karotis unilateral
Berikan oksigen sesuai indikasi
Siapkan pemasangan ICD (implentable
cardioverter defibrilator)
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian arithmia
Kolaborasi pemberian kardioversi
Kolaborasi pemberian defibrilasi
Manajemen Autotranfusi TINDAKAN
Observasi
Monitor vital sign selama pengambilan
darah
Terapeutik
Pertimbangkan keselamatan pasien
(kontra indikasi,sepsis, tumor, darah berisi
agen hemoptasis
Sediakan surat persetujuan tindakan
tranfusi
Berikan label pada kantong darah
Gunakan darah yang dibutuhkan sesuai
prosedur
Pertahankan integritas darah selama
pengambilan darah
Persiapkan darah untuk reinfus
Dukumentasi waktu pengambilan darah,
kondisi darah, tipe dan banyaknya
antikoagulan serta volume darah
Pertahankan pengontrolan infeksi
Edukasi
Jelaskan prosedur dan tujuan autotranfusi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian tranfusi selama 6
jam setelah pengambilan darah.
Manajemen syok Hipovolemik TINDAKAN
Observasi
Monitor status kardiopulmonal
Monitor Status oksigenisasi
Monitor status cairan
Monitor tingkat kesadaran dan respon
pupil
Periksa seluruh permukaan tubuh
terhadap adanya DOTS (deformitiy open
wound/luka terbuka, tendemess/nyeri
tekan , swelling bengkak)
Terapeutik
Pertahankan kepatenan jalan napas
Berikan oksigen untuk mempertahankan
saturasi >94%
Persiapkan intubasi dan ventilasi mekanik
Lakukan penekanan langsung pada
perdarahan eksternal
Berikan posoisi trendelenberg
Pasang IV line berukuran besar no 14, 16
Pasang kateter urine untuk menilai
produksi urine
Pasang NGT untuk dekompresi lambung
Ambil sampel darah untuk cek lab
elektrolit, dan darah rutin
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian infus kristaloid 1-2
L pada dewasa
Kolaborasi pemberian infus kristaloid
20ml/kgBB pada anak
Kolaborasi pemberian tranfusi darah, jika
perlu
Manajemen syok Septik TINDAKAN
Observasi
Monitor status kardiopulmonal
Monitor Status oksigenisasi
Monitor status cairan
Monitor tingkat kesadaran dan respon
pupil
Periksa seluruh permukaan tubuh
terhadap adanya DOTS (deformitiy open
wound/luka terbuka, tendemess/nyeri
tekan , swelling bengkak)
Terapeutik
Pertahankan kepatenan jalan napas
Berikan oksigen untuk mempertahankan
saturasi >94%
Persiapkan intubasi dan ventilasi mekanik
Berikan posoisi trendelenberg
Pasang IV line
Pasang kateter urine untuk menilai
produksi urine
Pasang NGT untuk dekompresi lambung
Ambil sample darah untuk periksa darah
rutin, elektrolit dan kultur
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian resusitasi cairan
untuk mencapai CVP 8-12mmhg dalam
6jam
Kolaborasi pemberian agen vaso aktif
(mis. Dopamin) jika MAP,60 mmhg
Kolaborasi tranfusi PRC jika saturasi
oksigen< 70%
Pemantauan Elektrolit TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan penyebab
ketidak seimbangan elektrolit
Monitor kadar elektrolit serum
Monitor mual, muntah dan diare
Monitor kehilangan cairan, jika perlu
Monitor tanda dan gejala hipokalemi ( mis.
Kelemahan otot, Interval Qt memanjang,
gelombang T datar atau terbalik, depresi
segmen ST, gelombang U, kelelahan,
perestesia, penurunan reflek, anoresia,
konstipasi, motilitas usus menurun,
pusing, defresi pernapasan)(mis. Peka
rangsang, gelisah,
Monitor tanda dan gejala hiperkalemi (mis.
Peka rangsang, gelisah, mual muntah,
tachikardi, , fibrilasi, gelombang T tinggi,
gelombang P datar, qomplek QRS tumpul,
blok jantung mengarah asistole)
Monitor tanda dan gejala hiponatremi
( mis. Disorientasi, otot berkedut, sakit
kepala, membran mukosa kering,
hipotensi postural, kejang, letargi,
penurunan kesadaran)
Monitor tanda dan gejala hipernatremia
( mis. Haus, demam, mual, muntah,
gelisah, peka rangsang, membran
mukosa kering, tachikardi, hipotensi,
letargi, konpulsi, kejan
Monitor tanda dan gejala hipokalsemia
( mis. Peka rangsang, tanda chvostek/
spasme otot wajah, tanda
trausseeau/spasme karpal, kram otot,
interval QT memanjang.)
Monitor tanda dan gejala hiperkalsemia
(mis. Nyeri tulang, haus, anoreksia,
letargi, kelemahan otot, segmen QT
memendek, gelombang T lebar, komplek
QRS lebar, interval PR memanjang
Monitor tanda dan gejala
hipomagnesemia (mis. Depresi
pernapasan, apatis, tanda chvostek/
spasme otot wajah, trorsseau, konfusi,
disritmi
Monitor tanda dan gejala
hipermagnesemia ( mis. Kelemahan otot,
hiporefleks, bradikardi, depresi ssp,
letargi, koma, depresi)
Terapeutik
Atur interval waktu pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
Pemantauan Hemodinamik Invasif TINDAKAN
Observasi
Monitor frekwensi dan irama jantung
Monitor TDS,TDD, MAP, tekanan vena
sentral, tekanan arteri pulmonal, tekanan
arteri, paru
Monitor curah jantung dan indeks jantung
Monitor bentuk gelombang hemodinamik
Monitor perfusi perifer distal pada sisi
insersi setiap 4 jam
Monitor tanda-tanda infeksi dan
perdarahan pada sisi insersi
Monitor tanda-tanda komplikasi akibat
pemasangan selang (mis. Pneumotoraks,
selang tertekuk, embolisme udara)
Terapeutik
Dampingi pasien saat pemasangan dan
pelepasan kateter jalur hemodinamik
lakukan test allen untuk menilai kolateral
ulnaris sebelum kanulasi pada arteri
radialis
Pastikan set selang terangkai dan
terpasang dengan tepat
Konfirmasi ketepatan posisi selang
dengan pemeriksaan x-ray, jika perlu
Posisikan transduser pada atrium kanan
(aksis flebostatik) setiap 4-12 jam
untukmengkalibrasi dan mentitik nolkan
perangkat
Pastikan balon deflasi dan kembali ke
posisi normal setelah pengukuran tekanan
baji arteri paru (PAWP)
Ganti selang dan cairan infus setiap 24-72
jam,sesuai protokol
ganti balutan pada daerah insersi dengan
teknik steril
Atur interval waktu pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
Jelaskan prosedur dan tujuan
pemantauan
Informasikanhasil pemantauan , jika perlu
Anjurkan membatasi gerak/aktifitas
selama kateter terpasang
Pemantauan Neurologis TINDAKAN
Observasi
Monitor ukuran, bentuk, kesimetrisan, dan
reaktifitas pupil
Monitor tingkat kesadaran (mis.
Menggunakan GCS)
Monitor tingkat orientasi
Monitor ingatan terakhir, rentang
perhatian, memori masa lalu, mood, dan
prilaku
Monitor Vital sign
Monitor status pernapasan, AGD,
oksimetri nadi, kedalaman napas, pola
napas dan usaha napas
Monitor parameter hemodinamikinvasif,
jika perlu
Monitor ICP (intra cranial presure) dan
CPP ( cerebral perfusion presure )
Monitor refleks kornea
Monitor batuk batuk dan refleks muntah
Monitor irama otot, gerakan motor, gaya
berjalan, dan prpriosepsi
Monitor kekuatan pegangan
Monitor adanya tremor
Monitor kesimetrisan wajah
Monitor gangguan visual,: diplopia,
nistagmus, pemotongan bidang visual,
penglihatan kabur, dan ketajaman
penglihatan
Monitor keluhan sakit kepala
Monitor karakterisitik bicara: kelancaran,
kehadiran afasia, dan kesulitan mencari
kata
Monitor diskriminasi tajam/tumpul, atau
panas/dingin
Monitor parestesi ( mati ras dan
kesemutan)
Monitor pola berkeringant
Monitor respons babinski
Monitor respons cushing`
Monitor balutan kraniotomi dan
laminecttomi terhadap adanya drainase
Monitor respons terhada pengobatan
Terapeutik
Tingkatkan frekwewnsi pemantauan
neurologis, jika perlu
Hindari aktifitas yang dapat
menyebabkanpeningkatan tekanan intra
cranial
Atur interval waktu pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
Dokumentasi hasi pemantauam
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
Informasikan hasil pemantauan, jika perlu,
Pemantauan Tanda Vital TINDAKAN
Observasi
Monitor tekanan darah
Monitor Nadi (frek, kekuatan, irama)
Monitor Suhu tubuh
Monitor oksimetri
MOnitor MAP
Identifikasi penyebab perubahan tanda
vital
Terapeutik
Atur interval pemantauan sesuai kondisi
pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
Pencegahan Infeksi TINDAKAN
Observasi
Monitor tanda gejala infeksi lokal da
sistemik
Terapeutik
Batasi jumlah pengunjung
Berikan perawatan kulit pada area edema
Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
dengan pasien dan lingkungan pasien
Pertahankan teknik aseptik pada pasien
beresiko tinggi
Edukasi
Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Ajarkan cara mencuci tangan dengan
benar
Ajarkan etika batuk
Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau
luka operasi
Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian Imuisasi, jika perlu
Pencegahan pendarahan TINDAKAN
Observasi
Monitor tanda dan gejala perdarahan
Monitor nilai HT/Hb sebelum dan setelah
kehilangan darah
Monitor tanda vital ortostatik
Monitor PT, APTT, BT/Ct
Terapeutik
Pertahankan bedrest selama perdarahan
Batasi tindakan invasif, jika perlu
Gunakan kasur dekubitus
Hindari pengukuran suhu rectal
Edukasi
Jekaskan tanda dan gejala perdarahan
Anjurkan menggunakan kaos kaki saat
ambulasi
Anjurkan meningkatkan asupan cairan
untuk menghindari konstipasi
Anjurkan menghindari aspirin atau
antikoagulan
Anjurkan meningkatkan asupa makanan
dan vit C
Anjurkan segera melapor jika terjadi
perdarahan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat pengontrol
perdarahan
Kolaborasi pemberian produk darah
Kolaborasi pemberian pelunak tinja
37. Risiko Ketidakseimbangan Elektrolit
D.0037
Definisi:
Berisiko mengalami perubahan kadar serum elektrolit
Faktor resiko
1. Ketidakseimbangan cairan (mis. dehidrasi dan intoksikasi air)
2. Kelebihan volume cairan
3. Gangguan mekanisme regulasi (mis. diabetes)
4. Efek sampin prosedur (mis. pembedahan)
5. Diare
6. Muntah
7. Disfungsi ginjal
8. Disfungsi regulasi endokrin
Status Nutrisi
Tingkat Mual/ Muntah
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x
24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
3x24jam
Ekspektasi Meiningkat
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menurun
Menurun
Sedang
Meningkat
Meningkat
1 2 3 4 5
Serum natrium 1 2 3 4 5
Serum kalium 1 2 3 4 5
Serum klorida 1 2 3 4 5
Serum kalsium 1 2 3 4 5
Serum magnesium 1 2 3 4 5
Serum fosfor 1 2 3 4 5
INTERVENSI
Intervensi Utama
Pemantauan Elektrolit TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan penyebab ketidak
seimbangan elektrolit
Monitor kadar elektrolit serum
Monitor mual, muntah dan diare
Monitor kehilangan cairan, jika perlu
Monitor tanda dan gejala hipokalemi ( mis.
Kelemahan otot, Interval Qt memanjang,
gelombang T datar atau terbalik, depresi segmen
ST, gelombang U, kelelahan, perestesia,
penurunan reflek, anoresia, konstipasi, motilitas
usus menurun, pusing, defresi pernapasan)(mis.
Peka rangsang, gelisah,
Monitor tanda dan gejala hiperkalemi (mis. Peka
rangsang, gelisah, mual muntah, tachikardi, ,
fibrilasi, gelombang T tinggi, gelombang P datar,
qomplek QRS tumpul, blok jantung mengarah
asistole)
Monitor tanda dan gejala hiponatremi ( mis.
Disorientasi, otot berkedut, sakit kepala, membran
mukosa kering, hipotensi postural, kejang, letargi,
penurunan kesadaran)
Monitor tanda dan gejala hipernatremia ( mis.
Haus, demam, mual, muntah, gelisah, peka
rangsang, membran mukosa kering, tachikardi,
hipotensi, letargi, konpulsi, kejan
Monitor tanda dan gejala hipokalsemia ( mis.
Peka rangsang, tanda chvostek/ spasme otot
wajah, tanda trausseeau/spasme karpal, kram
otot, interval QT memanjang.)
Monitor tanda dan gejala hiperkalsemia (mis.
Nyeri tulang, haus, anoreksia, letargi, kelemahan
otot, segmen QT memendek, gelombang T lebar,
komplek QRS lebar, interval PR memanjang
Monitor tanda dan gejala hipomagnesemia (mis.
Depresi pernapasan, apatis, tanda chvostek/
spasme otot wajah, trorsseau, konfusi, disritmi
Monitor tanda dan gejala hipermagnesemia ( mis.
Kelemahan otot, hiporefleks, bradikardi, depresi
ssp, letargi, koma, depresi)
Terapeutik
Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan
kondisi pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
Faktor resiko
1. Ketidakseimbangan cairan (mis. dehidrasi dan intoksikasi air)
2. Kelebihan volume cairan
3. Gangguan mekanisme regulasi (mis. diabetes)
4. Efek sampin prosedur (mis. pembedahan)
5. Diare
6. Muntah
7. Disfungsi ginjal
8. Disfungsi regulasi endokrin
L.03022 Definisi
Kadar glukosa darah berada pada rentang
normal
Luaran Utama :
Kestabilan Kadar Glukosa Darah
Luaran Tambahan :
Kontrol Risiko
Perilaku Mempertahankan Berat Badan
Perilaku Menurunkan Berat Badan
Status Antepartum
Status Intrapartum
Status Nutrisi
Status Pascapartum
Tingkat Pengetahuan
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
3x24jam
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menurun
Menurun
Sedang
Meningkat
Meningkat
1 2 3 4 5
koordinasi 1 2 3 4 5
Kesadaran 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Meningkat
Meningkat
Sedang
Menurun
Menurun
1 2 3 4 5
Mengantuk 1 2 3 4 5
Pusing 1 2 3 4 5
Lelah/ lesu 1 2 3 4 5
Keluhan lapar 1 2 3 4 5
Gemetar 1 2 3 4 5
Berkeringat 1 2 3 4 5
Mulut kering 1 2 3 4 5
Rasa haus 1 2 3 4 5
Perilaku aneh 1 2 3 4 5
Kesulitan bicara 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Memburuk Sedang Membaik
Memburuk Membaik
1 2 3 4 5
INTERVENSI
Intervensi Utama
Manajemen Hiperglikemia TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan penyebab
hiperglikemia
Identifikasi situasi yang menyebabkan
kebutuhan insulin meningkat mis. Penyakit
kambuhan
Monitor kadar glukosa darah
Monitor tanda dan gejala hiperglikemia mis. Poli
uria, poli dipsi, poli pagi, kelemahan, pandangan
kabur, sakit kepala
Monitor intake output cairan
Monitor keton urine kadar AGD, Elektrolit, dan
Vital sign
Terapeutik
Berikan asupan cairan oral
Konsultasi dengan medis jika tanda dan gejala
hiperglikemia tetap ada atau memburuk
Fasilitasi ambulasi jika ada hipotensi ortostatik
Edukasi
Anjurkan menghindari olahraga saat kadar
glukosa darah lebih dari 250mg/dl
Anjurkan monitor kadar glukosa darah secara
mandiri
Anjurkan kepatuhan terhadap diet dan olahraga
Ajarkan indikasi dan pentingnya pengujian
benda keton urine, jila perlu
Ajarkan pengelolaan diabetes mis. Penggunaan
insulin, obat oral, monitor asupan cairan,
penggantian karbohidrat dan bantuan
proifesional kesehatan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian insulin
Kolaborasi pemberian cairan IV
Kolaborasi pemberian kalium
Manajemen Hipoglicemia TINDAKAN
Observasi
Identifikasi tanda dan gejala hipoglikemia
Identifikasi kemungkinan penyebab hipoglikemia
Teurapeutik
Berikan karbohidrat sederhan, jika perlu
Berikan glukagon, jika perlu
Berikan karbohidrat komplek dan protein sesuai
diet
Pertahankan kepatenan jalan napas
Pertahankan akses IV
Aktifkan Bluecode atau EWS, jika perlu
Edukasi
Anjurkan membawa karbohidrat sederhana
setiap saat
Anjurkan memakai identitas darurat yang tepat
Anjurkan monitor kadar gula darah secara
berkala
Anjurkan berdiskus dengan dengan petugas
medis tentang penyesuaian program
pengobatan
Jelaskan interaksi antara diet,insulin/oral agen,
dan olahraga
Ajarkan pengelolaan hipoglikemia mis. Tanda
gejala, faktor resiko dan pengobatan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian dextrose
Kolaborasi pemberian glukagon
Intervensi Pendukung
Edukasi diet TINDAKAN
Observasi
Identifikasi pasien dan keluarga menerima
informasi
Identifikasi tingkat pengetahuan saat ini
Identifikasi kebiasaan pola makan saat ini dan
masa lalu
Identifikasi persepsi pasien dan keluarga
tentang diet yang di programkan
Terapeutik
Persiapkan materi (form edukasi dan form diet)
Jadwalkan waktu yang tepat untuk memberikan
pendidikan kesehatan
Berikan pasien dan keluarga bertanya
Sediakan ceklist program diet harian
Edukasi
Jelaskan tujuan kepatuhan diet terhadap
kesehatan
informasikan makanan yang diperbolehkan dan
dilarang
Informasikan kemungkinan interaksi obat dan
makanan
Anjurkan posisi fowler atau semi fowler 20-30
menit setelah makan
Anjurkan mengganti bahan makanan sesuai
dengan diet yang di programkan
Rekomendasikan resep makanan sesuai diet
Kolaborasi
Rujuk ke ahli Gizi sertakan keluarga
Identifikasi Resiko TINDAKAN
Observasi
Identifikasi risiko biologis, lingkungan dan
prilaku
Identifikasi risiko secara berkala dimasing-
masing unit
Indentifikasi risiko baru sesuai perencanaan
yang telah ditetapkan
Terapeutik
Tentukan metode pengelolaan resiko yang baik
dan ekonomis
Lakukan pengelolaan resiko secara efektif
Lakukan update perencanaan secara reguler
buat perencanaan tindakan yang memiliki
timeline dan penanggung jawab yang jelas
dokumentasikan temuan risiko secara akurat
KOnseling Nutrisi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kebiasaan makan dan perilaku
makan yang akan diubah
Identifikasi kemajuan modifikasi diet secara
reguler
Monitor intake dan output cairan, nilai HB,
tekanan darah, kenaikan BB, dan kebiasaan
membeli makanan
Terapeutik
Bina hubungan terapeutik
Sepakati lama waktu pemberian konseling
Tetapkan tujuan jangka pendek dan panjang
yang realistis
Gunakan standar nutrisi sesuai program diet
dalam mengevaluasi kecukupan asupan
makanan
Pertimbangkan faktor-faktor yang
mempengaruhi pemenuhan kebutuhan gizi
Edukasi
Informasikan perlunya modifikasi diet
Jelaskan program gizi dan persepsi pasien
terhadap diet yang di programkan
Kolaborasi
Rujuk pada ahli gizi, jika perlu
Manajemen Medikasi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi penggunaan obat sesuai resep
Identifikasi masa kadaluarsa obat
Identifikasi pengetahuan dan kemampuan
menjalani program pengobatan
Monitor keefektipan dan efek samping
pemberian obat
Monitor tanda dan gejala keracunan obat
Monitor darah serum (mis. Elektrolit, protrombin)
jika perlu
Monitor kepatuhan menjalani program
pengobatan
Terapeutik
Fasilitasi perubahan program pengobatan, jika
perlu
Sediakan sumber informasi program
pengobatan secara visual dan tertulis
Fasilitasi pasien dan keluarga melakukan
penyesuaian pola hidup akibat program
pengobatan
Edukasi
Ajarkan pasien dan keluarga mengelola obat
( dosis, penyimpanan,rute, waktu pemberian.)
Ajarkan cara menangani dan mengurangi efek
samping, jika perlu
Anjurkan menghubungi petugas kesehatan jika
terjadi efek samping obat.
Manajemen Teknologi
TINDAKAN
Kesehatan
Observasi
Identifikasi indikasi penggunaan peralatan untuk
mendukung kesehatan pasien
Monitor pengaruh penggunan peralatan
padaasfek fisiologis, psikologis, dan fungsi
sosial pasien
Terapeutik
Sediakan peralatan siaga atau kegawat
daruratan , jika perlu
Ubah atau ganti peralatan perawatan pasien,
sesuai protokol
Pertahankan peralatan dalam keadaan baik
kalibrasi peralatan secara rutin
Simpan peralatan darurat ditempat yang mudah
dijangkau
Verifikasi data yang diunduh dari
peralatanbiomedis ke catatan kesehatan
elektronik
tampilkan ringkasan klinis dananalisis
lecenderungan data terkait kondisi pasien
Bandingkan data kondisi pasien yang di peroleh
dari peralatan dengan hasil pengkajian perawat
Fasilitasi pengambilan keputusan tis terkait
peggunaan peralatan pendukung kehidupan,
jika perlu
Fasilitasi interaksi antara anggota keluarga dan
pasien yang menerima peralatan pendukung
Edukasi
Jelaskan potensi resiko dan manfaat
penggunaan peralatan
Ajarkan cara mengoprasionalkan peralatan
Kolaborasi
Kolaborasi dengan elektromedis untuk
pengecekanperalatan secara berkala, jika perlu
Konsultasi dengan tenaga kesehatan lainya
terkait rekomendasi peralatan yang sesuai untuk
pasien
Pemantauan Nutrisi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi faktor yang mempengaruhi asupan
gizi ( mis. Pengetahuan, ketersediaan makanan,
agama, mengunyah tidak adekuat, gangguan
menelan, penggunaan obat-obattan atau pasca
operasi)
Identifikasi perubahan berat badan
Identifikasi kelainan pada kulit (mis. Memar
yang berlebihan, uka yang sulit sembuh, dan
perdarahan)
Identifikasi kelainan pada rambut, (mis. Kering,
tipis, kasar, dan mudah patah)
Identifikasi kelainan pada kuku (mis. Berbentuk
sendok, retak, mudah patah, dan bergerigi)
Identifikasi kemampuan menelan ( mis. Fungsi
motorik wajah, refleks menelan, dan refleks gag)
Identifikasi kelainan rongga mulut ( mis.
Peradangan gusi berdarah, bibir kering dan
retak, luka)
Identifikasi kelainan eliminasi ( mis. Diare,
darah, lendir, dan eliminasi yag tidak teratur)
Monitor asupan oral
Monitor warna conjuntiva
Monitor hasil laboratorium (mis. Kadar
kolesterol, albumin, kreatinin, HB, HT, elektrolit)
Terapeutik
Timbang Berat Badan
Ukur antropometri komposisi tubuh (mis. Indexs
masa tubuh, pengukuran pinggang, dan ukuran
lipatan kulit
Hitung perubaha berat badan
Atur interval waktu pemantauan sesuai
denangan kondisi pasien
Dokumentasi hasil pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Informasikan hasil pemantauaan, jika perlu
Pemberian Obat TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan allergi, interaksi dan
kontra indikasi obat
Verifikasi order obat sesuai indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa obat
Monitor tanda vital dan laboratorium sebelum
pemberian obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek samping , toksisitas, dan iteraksi
obat
Terapeutik
Perhatikan prosedur pemberian obat yang aman
dan akurat
Hindari interupsi saat mempersiapkan,
memferivikasi, atau mengelola obat
lakukan prinsip 6 Benar (pasien, obat, dosis,
rute, waktu, dokumentasi)
Perhatikan jadwal pemberian obat jenis hipnotik,
narkotik, dan antibiotik
Hindari pemberian obat yang tidak diberi label
dengan benar
Buang obat yang tidak terpakai atau kadaluarsa
Fasilitasi minum obat
tandatangani pemberian obat dan obat narkotik
sesuai protokol
Dokumentasi pemberian obat dan respon
terhadap obat
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan pemberian, tindakan
yang diharapkan, dan efek samping sebelum
pemberian
Jelaskan faktor yang dapat meningkatkan dan
menurunkan efektifitas obat
Pemberian Obat Oral TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan allergi, interaksi dan
kontra indikasi obat
Verifikasi order obat sesuai indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek lokal, sisitemik, dan efeksamping
obat
Monitor resiko aspirasi, jika perlu
Terapeutik
lakukan prinsip 6 Benar (pasien, obat, dosis,
rute, waktu, dokumentasi)
Berikan obat oral sebelum makan atau setelah
makan, sesuai kebutuhan
Campurkan obat dengan sirup, jika perlu
Taruh obat sublingual dibawah lidah pasien
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan pemberian, tindakan
yang diharapkan, dan efeksamping sebelum
pemberian
Anjurkan tidak menelan obat sublingual
Anjurkan tidak makan dan minum hingga
seluruh obat sublingual larut
Ajarkan pasien dan keluarga tentang cara
pemberian obat secara mandiri
Surveilens TINDAKAN
Observasi
Identifikasi resiko kesehatan pasien
Identifikasi perilaku dan rutinitas normal pasien
Identifikasi persepsi pasien tentang status
kesehatannya
Identifikasi kondisi awal yang memerlukan
respons segera
Periksa tanda gejala atau masalah saat ini
Monitor kemampuan pasien untuk melakukan
aktivitas perawatan diri
Monitor status neurologis
Monitor pola prilaku
Monitor kemampuan kognitif
Monitor keadaan emosional
Monitor tanda vital
Monitor strategi penanggulangan yang
digunakan oleh pasien dan keluarga
Monitor perubahan pola tidur
Monitor kulit pada pasien beresiko tinggi
Monitor tanda dan ketidakseimbangan cairan
dan elektrolit
Monitor Perfusi jaringan
Monitor tanda-tanda infeksi
Monitor status gizi
Monitor fungsi gastrointestinal
Monitor pola eliminasi
Monitor kecenderungan pendarahan pada
pasien beresiko tinggi
Terapeutik
Aktifkan tim reaksi cepat, jika perlu
Tetapkan frekwensi pengumpulan dan
interpretasi data
tentukan kondisi pasien stabil yang tidak stabil
atau kritis
Fasilitasi memperoleh test diagnostik
Interpretasikan hasil test diagnostik
Ambil dan analisa data laboratorium
Libatkan pasien dan keluarga dalam kegiatan
pemantauan
Catat jenis dan jumlah drainase dan beritahu
dokter tentang perubahan yang signifikan
bandingkan status saat ini dengan status
sebelumnya untuk mendeteksi perbaikan dan
memburuknya kondisi pasien
Analisa beberapa program medis dan pastikan
keamanan dan ketepatannya
sediakan lingkungan yang tepat sesuai
keinginan ( mencocokan kompetensi perawat
dengan kebutuhan perawatan pasien , rasio
pasien dengan perawat, menyediakan staf
pelengkap yang memadai, memastikan
kesinambungan perawatan)
Edukasi
Jelaskan Hasil test diagnostik kepada pasien
dan keluarga
KOlaborasi
Kolaborasi dengan tim medis
Kolaborasi dengan tim medis untuk melakukan
pemantauan hemodinamic invasif dan
pemantauan ICP
39. Risiko Syok D.0039
Definisi:
Berisiko mengalami ketidak cukupan aliran darah ke jaringan tubuh
yang dapat mengakibatkan disfungsi seluler yang mengancam jiwa
Faktor resiko
1. Hipoksemia
2. Hipoksia
3. Hipotensi
4. Kekurangan volume cairan
5. Sepsis
6. Sindrom respons inflamasi sistemik (systemic inflamatory response
syndrome {SIRS})
Akral dingin 1 2 3 4 5
Pucat 1 2 3 4 5
Haus 1 2 3 4 5
Konfusi 1 2 3 4 5
Letargi 1 2 3 4 5
Asianosis
1 2 3 4 5
metabolik
Cukup Cukup
Memburuk Sedang Membaik
Memburuk Membaik
1 2 3 4 5
Mean arterial
1 2 3 4 5
pressure
INTERVENSI
Intervensi Utama
Observasi
Monitor status kardiopulmonal (Vital sign, MAP)
Monitor status oksigenisasi
Monitor status cairan (masukan, haluan, turgor
kulit, crt)
Monitor tingkat kesadaran dan respons pupil
Periksa riwayat alergi
Terapeutik
Berikan oksigen
Persiapan intubasi da ventilator
Pasang IV
Pasang kateter urine
lakukan skin test untuk mencegah status alergi
Edukasi
Jelaskan penyebab/faktor resiko syok
Jelaskan tanda dan gejala awal syok
Anjurkan melapor jika menemukan /merasakan
tanda dan gejala awal syok
Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
Anjurkan menghindari alergen
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian iv
Kolaborasi pemberian tranfusi
Kolaborasi pemberian antiinflamasi
Intervensi Pendukung
Pemantauan Nutrisi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi faktor yang mempengaruhi asupan
gizi ( mis. Pengetahuan, ketersediaan makanan,
agama, mengunyah tidak adekuat, gangguan
menelan, penggunaan obat-obattan atau pasca
operasi)
Identifikasi perubahan berat badan
Identifikasi kelainan pada kulit (mis. Memar yang
berlebihan, uka yang sulit sembuh, dan
perdarahan)
Identifikasi kelainan pada rambut, (mis. Kering,
tipis, kasar, dan mudah patah)
Identifikasi kelainan pada kuku (mis. Berbentuk
sendok, retak, mudah patah, dan bergerigi)
Identifikasi kemampuan menelan ( mis. Fungsi
motorik wajah, refleks menelan, dan refleks gag)
Identifikasi kelainan rongga mulut ( mis.
Peradangan gusi berdarah, bibir kering dan retak,
luka)
Identifikasi kelainan eliminasi ( mis. Diare, darah,
lendir, dan eliminasi yag tidak teratur)
Monitor asupan oral
Monitor warna conjuntiva
Monitor hasil laboratorium (mis. Kadar kolesterol,
albumin, kreatinin, HB, HT, elektrolit)
Terapeutik
Timbang Berat Badan
Ukur antropometri komposisi tubuh (mis. Indexs
masa tubuh, pengukuran pinggang, dan ukuran
lipatan kulit
Hitung perubaha berat badan
Atur interval waktu pemantauan sesuai denangan
kondisi pasien
Dokumentasi hasil pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Informasikan hasil pemantauaan, jika perlu
Edukasi Dehidrasi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemampuan pasien dan keluarga
menerima informasi
Terapeutik
persiapkan materi dan formulir edukasi
Tentukan waktu yang tepat untuk pendidikan
kesehatan
berikan pasien dan keluarga bertanya
Edukasi
Jelaskan tanda dan gejala dehidrasi
Anjurkan memperbanyak minum
Anjurkan memper banyak mengkonsumsi buah
yang mengandung banyak air
Ajarkan cara pemberian oralit
Ajarkan mengenal status hidrasi berdasarkan
warna urine
Edukasi Terapi Cairan TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kesiapan menerima informasi
Terapeutik
Sediakan materi dan formulir edukasi
Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
Jelaskan pentingnya cairan tubuh
Jelaskan jenis dan fungsi cairan dalam tubuh
Jelaskan komposisi dan distribusi cairan tubuh
Jelaskan masalah yang timbul jika tubuh
kekurangan atau kelebihan cairan
Jelaskan indikator pemberian terapi cairan
Identifikasi Resiko TINDAKAN
Observasi
Identifikasi risiko biologis, lingkungan dan prilaku
Identifikasi risiko secara berkala dimasing-masing
unit
Indentifikasi risiko baru sesuai perencanaan yang
telah ditetapkan
Terapeutik
Tentukan metode pengelolaan resiko yang baik
dan ekonomis
Lakukan pengelolaan resiko secara efektif
Lakukan update perencanaan secara reguler
buat perencanaan tindakan yang memiliki
timeline dan penanggung jawab yang jelas
dokumentasikan temuan risiko secara akurat
Insersi Intravena / Memasang
TINDAKAN
IV cateter
Observasi
Identifikasi vena yang akan di insersi
Identifikasi masalah pembekuan darah atau
konsumsi obat yang mempengaruhi pembekuan
darah
Terapeutik
Atur posisi senyaman mungkin
Pertimbangkan faktor pemilihan pembuluh darah
vena mis. Usia, tujuan insersi vena, pembuluh
darah lurus, jauh dari persendian, kondisi
ekstremitas
Hindari memilih lokasi yang terdapat fistulaatau
shunt arteriovenosa atau kontra indikasi
cannulation mis. Limfedema, mastektomi,
limfektoma
Pilih jenis jarum yang sesuai, berdasrkan tujuan
Berikan analgesia topikal, jika perlu
Pasang torniquet 3-4 inci diatas tempat tusukan
Bersihkan area dengan desinfektan
Masukan jarum sesuai prosedur gunakan jarum
dengan fitur pencegahan cedera
Tentukan penempatan yang benar dengan
mengamati darah diruang flash atau dalam
tabung
Buka torniquet sesegera mungkin
Pastikan plester jarum terpasang dengan aman
Sambungkan kateter intra vena ke tabung infus
Berikan plester transfaran di tempat kanulasi IV
Berikan label IV dengan tanggal dan waktu
Pertahankan kewaspadaan universal
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pada pasien
Anjurkan tidak menggerakan tubuh saat
melakukan insersi
Anjurkan membuka dan menutup beberapa kali
jika perlu
Anjurkan Orang tua memegang dan menghibur
anak, jika perlu
Konsultasi Via Telepon Observasi
Identifikasi tujuan konsultasi via telepon
Identifikasi masalah yang menjadi fokus
konsultasi
Identifikasi kemampuan pasien memahami
informasi telepon (mis: defisit pendengaran,
kebingungan, hambatan bahasa)
Identifikasi tingkat dukungan keluarga dan
keterlibatan dalam perawatan
Identifikasi respon psikologis terhadap situasi dan
ketersediaan sistem pendukung
Identifikasi sisiko keselamatan bagi pemanggil
dan/ atau orang lain
Identifikasi apakah masalah memerlukan evaluasi
lebih lanjut
Identifikasi ekspektasi biaya, jika perlu
Identifikasi cara menghubungi pasien atau
keluarga untuk menerima telepon kembali, jika
diperlukan
Terapeutik
Perkenalkan diri dan instansi
Dapatkan informasi tentang diagnosis
keperawatan dan/ atau medis, jika perlu
Dapatkan informasi riwayat kesehatan masa lalu
dan terapi saat ini
Tanyakan keluhan utama dan riwayat kesehatan
saat ini sesuai dengan protokol standar
Berikan tanggapan secara profesional terhadap
penerimaan atau penolakan ide
Fasilitasi memutuskan pilihan aletrnatif solusi
Libatkan keluarga/ orang penting lainnya dalam
perencanaan perawatan
Pertahankan kerahasiaan pasien
Edukasi
jelaskan masalah yang sedang dihadapi pasien
Jelaskan alternatif solusi yang dapat dilakukan
oleh pasien/ keluarga
Jelaskan keuntungan dan kerugian masing-
masing solusi
Informasikan program pendidikan, kelompok
pendukung kelompok swadaya yang dapat
dimanfaatkan pasien
Anjurkan meningkatkan kemandirian
menyelesaikan masalah
Manajemen Anafilaksis TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kepatenan jalan napas
Identifikasi tanda-tanda vital
Identifikasi alergen
Monitor tanda-tanda awal syok mis. Sesak napas,
kejang, arithmia, hipotensi
Monitor tand-tanda hipervolemia akibat resusitsi
berlebihan
Monitor kejadian anafilaktik berulang
Terapeutik
Berikan posisi nyaman mis. Terlentang dengan
kaki ditinggikan
Pertahankan kepatenan jalan napas
pasang infus Nacl atau ringer laktat sesuai
kebutuhan
Berikan oksigen via Non rebriting 10-12 liter/menit
Siapkan ruang HCU atau ICU
Edukasi
Anjurkan menyiapkan obata-obatan
Ajarkan mencegah kejadian anafilaktik
Kolaborasi
Kolaborasi pemebrian anti histamin
Kolaborasi pemberian kortikosteroid
Manajemen Akses Vena
TINDAKAN
Sentral
Observasi
Identifikasi indikasi pemasangan akses vena
sentral
Terapeutik
Pasang gown steril
Pasang sarung tangan steril
Pastikan jarum tidak tersumbat
Sambungkan three-way ke semua port kateter
vena
Isi semua lumen kateter vena dengan NaCl atau
heparinized saline
Atur posisi terlentang
Arahka kepala berlawan dengan tempat
dilakukan tindakan
Bersihkan kulit dengan antiseptik dan tutup
dengan dook steril
Tentukan lokasi penusukan 1/3 bagian atas ari
sternokleidomastoid, lateral arteri karotis
Lakukan anaestesi lokal
Masukan jarum yang terpasang pada syiringe
kosong ke bagian tengah dari segitiga yang
terbentuk oleh dua ujung bawah otot
sternokleidomastoid dan klavicula
Pastikan jarum masuk pada posisi lateral arteri
dengan jari tetap meraba arteri karotis
Insersi dan lakukan aspirasi
kanulasi vena menggunakan teknik seldinger saat
terlihat darah
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan
dilakukan
Kolaborasi
Kolaborasi Pemeriksaan Chest x-ray untuk
memastikan posisi kateter vena.
Manajemen Cairan TINDAKAN
Observasi
Monitor status hidrasi mis frek nadi, kekuatan
nadi, akral, CRT, mukosa, turgor
Monitor berat badan harian
Monitor berat badab sebelum dan sesudah
dialisis
Monitor pemeriksaan laboratorium mis. HT,
Na,Ka, Cl, berat jenis urine, BUN
Monitor status hemodinamik mis. MAP, CVP
terapeutik
Catat intake output dan hitung balance cairan tiap
4/8/24 jam
Berikan asupan cairan sesuai kebutuhan
Berikan cairan intravena, jika perlu
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian diuretik
Kolaborasi tindakan Hemodialisa
Manajemen Hiperglikemia TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan penyebab hiperglikemia
Identifikasi situasi yang menyebabkan kebutuhan
insulin meningkat mis. Penyakit kambuhan
Monitor kadar glukosa darah
Monitor tanda dan gejala hiperglikemia mis. Poli
uria, poli dipsi, poli pagi, kelemahan, pandangan
kabur, sakit kepala
Monitor intake output cairan
Monitor keton urine kadar AGD, Elektrolit, dan
Vital sign
Terapeutik
Berikan asupan cairan oral
Konsultasi dengan medis jika tanda dan gejala
hiperglikemia tetap ada atau memburuk
Fasilitasi ambulasi jika ada hipotensi ortostatik
Edukasi
Anjurkan menghindari olahraga saat kadar
glukosa darah lebih dari 250mg/dl
Anjurkan monitor kadar glukosa darah secara
mandiri
Anjurkan kepatuhan terhadap diet dan olahraga
Ajarkan indikasi dan pentingnya pengujian benda
keton urine, jila perlu
Ajarkan pengelolaan diabetes mis. Penggunaan
insulin, obat oral, monitor asupan cairan,
penggantian karbohidrat dan bantuan proifesional
kesehatan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian insulin
Kolaborasi pemberian cairan IV
Kolaborasi pemberian kalium
Manajemen Hipoglicemia TINDAKAN
Observasi
Identifikasi tanda dan gejala hipoglikemia
Identifikasi kemungkinan penyebab hipoglikemia
Teurapeutik
Berikan karbohidrat sederhan, jika perlu
Berikan glukagon, jika perlu
Berikan karbohidrat komplek dan protein sesuai
diet
Pertahankan kepatenan jalan napas
Pertahankan akses IV
Aktifkan Bluecode atau EWS, jika perlu
Edukasi
Anjurkan membawa karbohidrat sederhana setiap
saat
Anjurkan memakai identitas darurat yang tepat
Anjurkan monitor kadar gula darah secara
berkala
Anjurkan berdiskus dengan dengan petugas
medis tentang penyesuaian program pengobatan
Jelaskan interaksi antara diet,insulin/oral agen,
dan olahraga
Ajarkan pengelolaan hipoglikemia mis. Tanda
gejala, faktor resiko dan pengobatan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian dextrose
Kolaborasi pemberian glukagon
Manajemen Hipotermia TINDAKAN
Observasi
Monitor suhu tubuh
Identifikasi penyebab hipotermia
Monitor tanda dan gejala akibat hipotermia
Terapeutik
Sediakan lingkungan yang hangat
ganti pakaian dan linen yang basah
lakukan penghangatan pasif
lakukan penghangantan aktif eksternal
ekstremitas
Lakukan penghangatan aktif internal
Edukais
Anjurkan makan dan minum hangat
Manajemen Hipovolemia TINDAKAN
Observasi
Periksa tanda dan gejala hipovolemia
Monitor intake dan output cairan
Terapeutik
Terapeutik
Hitung kebutuhan cairan
Berikan posisi modified trendelenbrug
Berikan asupan cairan oral
Edukasi
Anjurkan memperbanyak cairan oral
Anjurkan menghindari perubahan posisi
mendadak
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian cairan iv isotonus mis.
Nacl, Rl
Manajemen Perdarahan TINDAKAN
Observasi
Identifikasi penyebab perdarahan
Periksa adanya darah pada muntah , sputum,
faeces, urine, pengeluaran NGT, dan drainase
luka, jika perlu
Periksa ukuran dan karakteristik hematoma, jika
perlu
monitor terjadinya perdarahan (sifat da jumla)
Monitor nilai HB dan HT sebelum dan setelah
kehilangan darah
Monitor tekanan darah dan parameter
hemodinamik
Monitor intake output cairan
Monitor koagulasi darah (protombin time/PT dan
partial tromboplastin time/PTT, fibrinogen,
degredasi fibrin dan jumlah trombosit
Monitor deliveri oksigen jaringan (mis. Pa02,
sao2, HB dan curah jantung)
Monitor tanda dan perdaran masif
Terapeutik
Istirahatkan area yang mengalami perdarahan
Berikan kompres dingin jika perlu
Lakukan penekanan atau balut tekan,jika perlu
Tinggikan ekstremitas yang mengalami
perdarahan
Pertahankan akses IV line
Edukasi
Jelaskan tanda-tanda perdarahan
Anjurkan melapor jika menemukan tanda-tanda
perdarahan
Anjurkan membatasi aktifitas
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian cairan, jika perlu
Kolaborasi pemberian tranfusi darah, jika perlu
Manajemen Perdarahan akhir
TINDAKAN
masa Kehamilan
Observasi
Identifikasi iwayat kehilangan darah (mis. Jumlah
nyeri dan adanya bekuan darah)
Identifikasi penyebab kehilangan darah
Identifikasi riwayat perdarahan pada kehamilan
lanjut (mis. Abrution, PIH, dan plasenta previa)
Identifikasi perkiraan usia gestasi menggunakan
HPHT dan USG
Identifikasi riwayat obstetrik
Periksa perinium untuk menilai warna, jumlah,
konsistensi dan bau perdarahan (COCA: collor,
odor, consistensi, amount)
Periksa kontraksi uterus atau peningkatan
kekuatan tonus otot uterus
Monitor tanda vital ibu berdasarkan kehilangan
darah
Monitor DJJ (mis. Frekuensi, kekuatan, irama
dalam 1 menit)
Monitor intke output
Monitor CTG terhadap insufisiensi uteroplasenta
(mis. Deselerasi, penurunan variabilitas dan tidak
ditemukan akselerasi)
Monitor hasil pemeriksaan USG (mis. Letak
plasenta, usia gestasi, keadaan janin)
Terapeutik
Resusitasi fetal jika ditemukan tanda insufisiensi
uretroplasenta)
Pasang jalur IV
Berikan oksigen
Fasilitasi tirah baring atau pembatasan aktifitas
Posisikan ekstremitas bawah lebih tinggi
Peresiapkan untuk persalinan, jika perlu
(Mengancam ibu dan janin)`
Edukasi
Anjurkan menurunkan resiko perdarahan (mis.
Pembatasan merokok, tidak berhubungan
seksual, , tirah baring,manajemen konstipasi)
Ajarkan cara mengenali perdarahan lama dan
baru
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian cairan
Kolaborasi pemberian tranfusi darah, jika perlu
Manajemen perdarahan
TINDAKAN
Antepartum Dipertahankan
Observasi
Identifikasi riwayat kehilangan darah (mis.
Jumlah, nyeri, dan adanya bekuan darah
Identifikasi penyebab perdarahan
Identifikasi riwayat yang berhubungan dengan
perdarahan pada kehamilan awal
Identifikasi perkiraan usia gestasi menggunakan
HPHT dan USG
Identifikasi riwayat obstetrik
Periksa vagina untuk menilai warna, jumlah,
konsistensi dan bau perdarahan (COCA: collor,
odor, consistensi, amount)
Periksa kontraksi uterus atau peningkatan
kekuatan tonus otot uterus
Monitor tanda vital ibu berdasarkan kehilangan
darah
Monitor DJJ (mis. Frekuensi, kekuatan, irama
dalam 1 menit)
Monitor intke output
Monitor CTG terhadap insufisiensi uteroplasenta
(mis. Deselerasi, penurunan variabilitas dan tidak
ditemukan akselerasi)
Monitor hasil pemeriksaan USG (mis. Letak
plasenta, usia gestasi, keadaan janin)
Terapeutik
Resusitasi fetal jika ditemukan tanda insufisiensi
uretroplasenta)
Pasang jalur IV
Berikan oksigen
Posisikan ekstremitas bawah lebih tinggi
Edukasi
Anjurkan tirah baring hingga perdarahan berhenti
Anjurkan menurunkan resiko perdarahan (mis.
Tidak berhubungan badan, tirah baring,
manajemen konstipasi)
Ajarkan cara mengenali perdarahan lama dan
baru
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian cairan
Kolaborasi pemberian tranfusi darah, jika perlu
Manajemen perdarahan
Antepartum tidak TINDAKAN
dipertahankan
Observasi
Identifikasi riwayat kehilangan darah (mis.
Jumlah, nyeri, dan adanya bekuan darah
Identifikasi penyebab perdarahan
Identifikasi riwayat yang berhubungan dengan
perdarahan pada kehamilan awal
Identifikasi perkiraan usia gestasi menggunakan
HPHT dan USG
Identifikasi riwayat obstetrik
Periksa vagina untuk menilai warna, jumlah,
konsistensi dan bau perdarahan (COCA: collor,
odor, consistensi, amount)
Periksa kontraksi uterus atau peningkatan
kekuatan tonus otot uterus
Monitor tanda vital ibu berdasarkan kehilangan
darah
Monitor DJJ (mis. Frekuensi, kekuatan, irama
dalam 1 menit)
Monitor intke output
Terapeutik
Posisikan ekstremitas bawah lebih tinggi
pasang Iv line
Berikan Oksigen
Fasilitasi proses berduka atau kehilangan
Edukasi
Anjurkan menurunkan resiko perdarahan (mis.
Pembatasan meroko, tidak berhubungan seksual,
tirah baring, dan manajemen konstipasi)
Ajarkan cara mengenali perdarahan lama dan
baru
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian cairan
Kolaborasi pemberian tranfusi darah, jika perlu
Kolaborasi tindakan kuret
Manajemen Perdarahan
TINDAKAN
Pervagina
Observasi
Identifikasi keluhan ibu (mis. Keluar darah
banyak, pusing, pandangan tidak jelas
Monitor keadaan uterus dan abdomen (mis. TFU
diatas umbilikus, teraba lembek, benjolan)
Monitor kesadaran dan vital sign
Monitor kehilangan darah
Monitor kadar HB
Terapeutik
Posisikan supine dan trendelenbrug
Pasang oximetri nadi
Berikan oksigen nasal kanule
pasang IV dengan selang infus tranfusi
Pasang kateter untuk mengosongkan kandung
kemih
Ambil darah untuk cek darah lengkap
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian uterotonika
Kolaborasi pemberian antikoagulan
Manajemen Pervagina pasca
TINDAKAN
persalinan
Observasi
Periksa uterus (mis.TFU sesuai hari melahirkan,
membulat dan keras/melembek
Identifikasi penyebab kehilangan darah (mis.
Atonia uteri atau robekan jalan lahir)
Identifikasi keluhan ibu ( mis. Keluar bayak darah,
pusing,pandangan kabur)
Identifikasi riwayat perdarahan pada kehamilan
lanjut (mis. Abruption, PIH, plasenta previa)
Monitor resiko terjadinya perdarahan
Monitor jumlah kehilangan darah
Monitor kadar HB, Ht, PT, APTT, sebelum dan
sesudah perdarahan
Monitor fungsi neurologis
Monitor membran mukosa, bruising, dan adanya
petechie
Terapeutik
Lakukan penekanan pada area perdarahan, jika
perlu
Berikan kompres dingin, jika perlu
Pasang oksimetri
Berikan oksigen nasal canule
Posisikan supine
Pasang IV line dengan selang infus tranfusi
Pasang kateter untuk meningkatkan kontraksi
uterus
Lakukan pijat uterus untuk merangsang kontraksi
uterus
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian tranfusi
Kolaborasi pemberian uterotonika, anti koagulan,
jika perlu
Manajemen Reaksi Alergi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi penyebab dan riwayat alergi (mis.
Obat, makanan, debu, udara, lateks, tranfusi
darah)
Monitor gejala dan tanda reaksi alergi (mis. Muka
merah, utikaria, angioedema, batuk
Monitor selama 30 menit setelah pemberian agen
farmakologis (mis. Antibiotik
Terapeutik
Pasang gelang tanda alergi pada lengan
Hentikan paparan alergi
Berikan bantuan hidup dasar selama terjadi syok
anapilaktik
Lakukan test alergi
Edukasi
Informasi tentang alergi yang dialami
Ajarkan cara menghindari dan mencegah
paparan alergen dari lingkungan atau lainnya
Ajarkan pertolongan pertama syok anafilaktik
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat-obat anti alergi
Pemantauan Hemodinamik
TINDAKAN
Invasif
Observasi
Monitor frekwensi dan irama jantung
Monitor TDS,TDD, MAP, tekanan vena sentral,
tekanan arteri pulmonal, tekanan arteri, paru
Monitor curah jantung dan indeks jantung
Monitor bentuk gelombang hemodinamik
Monitor perfusi perifer distal pada sisi insersi
setiap 4 jam
Monitor tanda-tanda infeksi dan perdarahan pada
sisi insersi
Monitor tanda-tanda komplikasi akibat
pemasangan selang (mis. Pneumotoraks, selang
tertekuk, embolisme udara)
Terapeutik
Dampingi pasien saat pemasangan dan
pelepasan kateter jalur hemodinamik
lakukan test allen untuk menilai kolateral ulnaris
sebelum kanulasi pada arteri radialis
Pastikan set selang terangkai dan terpasang
dengan tepat
Konfirmasi ketepatan posisi selang dengan
pemeriksaan x-ray, jika perlu
Posisikan transduser pada atrium kanan (aksis
flebostatik) setiap 4-12 jam untukmengkalibrasi
dan mentitik nolkan perangkat
Pastikan balon deflasi dan kembali ke posisi
normal setelah pengukuran tekanan baji arteri
paru (PAWP)
Ganti selang dan cairan infus setiap 24-72
jam,sesuai protokol
ganti balutan pada daerah insersi dengan teknik
steril
Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan
kondisi pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
Jelaskan prosedur dan tujuan pemantauan
Informasikanhasil pemantauan , jika perlu
Anjurkan membatasi gerak/aktifitas selama
kateter terpasang
Pemantauan Tanda Vital TINDAKAN
Observasi
Monitor tekanan darah
Monitor Nadi (frek, kekuatan, irama)
Monitor Suhu tubuh
Monitor oksimetri
MOnitor MAP
Identifikasi penyebab perubahan tanda vital
Terapeutik
Atur interval pemantauan sesuai kondisi pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
Pemberian Obat TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan allergi, interaksi dan
kontra indikasi obat
Verifikasi order obat sesuai indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa obat
Monitor tanda vital dan laboratorium sebelum
pemberian obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek samping , toksisitas, dan iteraksi
obat
Terapeutik
Perhatikan prosedur pemberian obat yang aman
dan akurat
Hindari interupsi saat mempersiapkan,
memferivikasi, atau mengelola obat
lakukan prinsip 6 Benar (pasien, obat, dosis, rute,
waktu, dokumentasi)
Perhatikan jadwal pemberian obat jenis hipnotik,
narkotik, dan antibiotik
Hindari pemberian obat yang tidak diberi label
dengan benar
Buang obat yang tidak terpakai atau kadaluarsa
Fasilitasi minum obat
tandatangani pemberian obat dan obat narkotik
sesuai protokol
Dokumentasi pemberian obat dan respon
terhadap obat
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan pemberian, tindakan
yang diharapkan, dan efek samping sebelum
pemberian
Jelaskan faktor yang dapat meningkatkan dan
menurunkan efektifitas obat
Pemberian Obat Intravena TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi dan
kontra indikasi
Verifikasi order obat sesuai indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa obat
Monitor tanda vital dan laboratorium sebelum
pemberian obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek samping , toksisitas, dan iteraksi
obat
Terapeutik
Lakukan prinsip 6 Benar (pasien, obat, dosis,
rute, waktu, dokumentasi)
Pastikan ketepatan dan kepatenan kateter IV
Campurkan obat kedalam kantung , botol, atau
buret sesuai kebutuhan
Berikan obat IV dengan kecepatan yang tepat
Tempelkan label keterangan nama obat dan
dosisi pada wadah cairan IV
Gunakan Mesin Infus pump untuk pemberian
obat secara kontinue, jika perlu
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan pemberian, tindakan
yang diharapkan, dan efeksamping sebelum
pemberian
Jelaskan faktor yang dapat meningkatkan dan
menurunkan efektifitas obat
Pencegahan Alergi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi riwayat alergi (OBAT, MAKANAN,
DEBU, UDARA)
Monitor terhadap reaksi obat makanan lateks,
tranfusi darah atau produk darah, atau alergen
lain
Terapeutik
Berikan tanda alergi pada rekam medis
Pasang gelang tanda alergi pada lengan
Hentikan paparan alergi
lakukan tes alergi sebelum pemberian obat
Edukasi
Ajarkan menghindari dan mencegah paparan
alergen
Kolaborasi
Kolaborasi dengan tenaga kesehatan dalam
pencegahan alergi (mis. Dokter, ahli gizi)
Pencegahan Emboli TINDAKAN
Observasi
Periksa riwayat penyakit pasien secara rinci untuk
melihat faktor resiko(mis. Pasca operasi fraktur,
kemoterapi, kehamilan, pasca persalinan,
imobilisasi, kelumpuhan, edema ekstremitas,
ppok, stroke, riwayat DVT sebelumnya)
Periksa trias virchow (stasis vena,
hiperkoagulabilitas dan trauma yang
mengakibatkan kerusakan intima pembuluh
darah)
Monitor adanya gejala baru dari mengi,
hemoptisis, nyeri saat inspirasi, nyeri pleuritik)
Monitor sirkulasi perifer ( mis. Nadi perifer,
edema, CRT, warna, suhu dan adanya rasa sakit
pada ekstremitas)
Terapeutik
Posisikan anggota tubuh yang beresiko emboli 20
derajat diatas posisi jantung
Pasang stocking atau alat kompresi pneumotik
intermiten
Lepaskan stocking selama 15-20 menit setiap 8
jam
Lakukan latihan rentang gerak aktif dan pasif
Lakukan perubahan posisi tiap 2jam
Hindari memijat atau menekan otot ekstremitas
Edukasi
Anjurkan melakukan fleksi dan ekstensi kaki
paling sedikit 10 kali tiap jam
Anjurkan melaporkan perdarahan berlebihan
(mis. Mimisan yang tidak biasa, mintah darah,
urine darah, )
Anjurkan berhenti merokok
Anjurkan minum obat antikoagulan sesuai waktu
dan dosis
Anjurkan asupan makan yang mengandung
vitamin k
Ajarkan menghindari duduk dengan kaki
menyilang atau duduk lama dengan kaki
terantung
Ajarkan melakuka tindakan pencegahan (mis.
Berjalan, banyak minum, hindari alkohol, hindari
imobilisasi jangka panjang)
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian trombolitik
Kolaborasi pemberian antikoagulan dosis rendah
atau anti pltelet dosis tinggi (mis. Heparin,
clopidogrel, aspirin, )
Kolaborasi pemberian prometazin intravena
dalam Nacl 25-50ccdengan aliran lambat
Pencegahan Infeksi TINDAKAN
Observasi
Monitor tanda gejala infeksi lokal da sistemik
Terapeutik
Batasi jumlah pengunjung
Berikan perawatan kulit pada area edema
Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
dengan pasien dan lingkungan pasien
Pertahankan teknik aseptik pada pasien beresiko
tinggi
Edukasi
Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
Ajarkan etika batuk
Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka
operasi
Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian Imuisasi, jika perlu
Pengontrolan Infeksi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi pasien yang mengalami penyakit
menular
Terapeutik
terapkan kewaspadaan unversal
tempatkan pada ruang isolasi bertekanan positif
untuk pasien yang mengalami penurunan
imunitas
Tempatkan pada isolasi bertekanan negatif untuk
pasien dengan resiko penyebaran infeksi via
droplet atau udara
Sterilisasi dan desinfektan furnitur, lantai dan alat
sesuai kebutuhan
Gunakan hepfilter pada area khusus mis. Kamar
operasi
Beri tanda khusus untuk pasien dengan penyakit
menular
Edukasi
Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
Ajarkan etika batuk atau bersin
Perawatan Sirkulasi (area
TINDAKAN
edema/ necrotik)
Observasi
Periksa sirkulasi perifer (mis. Nadi perifer, edema,
pengisian kapiler, warna, suhu, antebrahial index)
Identifikasi faktor resiko gangguan sirkulasi (mis
diabetes, perokok, orang tua, hipertensi, kadar
kolesterol tingg)
Monitor panas, nyeri, kemerahan, atau bengkak
pada ekstremitas)
Terapeutik
Hindari pemasangan infus atau pengambilan
darah diarea keterbatasan perfusi
Hindari penekanan dan pemasangna torniquet
pada area yang cedera
lakukan pencegahan infeksi
Lakukan perawatan kaki dan kuku
lakukan hidrasi
Edukasi
Anjurkan berhenti merokok
Anjurkan olahrag rutin
Anjurkan minum obat pengontrol tekanan darah
secara teratur
Anjurkan melakukan perawatan kulit yang tepat
Anjurkan program rehabilitasi vaskuler
Ajarkan program diet untuk memperbaiki sirkulasi
Informasikan tanda dan gejala darurat yang
harus dilaporkan
Resusitasi Cairan TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kelas syok untuk ekstimasi
kehilangan darah
Monitor status hemodinamik
Monitor status oksigen
Monitor kelebihan cairan
Monitor output cairan tubuh
Monitor nilai BUN, ureum, kreatinin, protein,
albumin
Monitor tanda dan gejala edema paru
Terapeutik
Pasang jalur IV ukuran besar
Berikan infus cairan kristaloid 1-2 liter pada orang
dewasa
Berikan infus cairan kristaloid 20ml/kgbb pada
anak
Lakukan cross matcing produk darah
Kolaborasi
Kolaborasi penentuan jenis dan jumlah cairan
Kolaborasi pemberian produk darah
Terapi Oksigen TINDAKAN
Observasi
Monitor kecepatan aliran oksigen
Monitor posisi alat terapi oksigen
Monitor aliran oksigen secara periodik dan
pastikan fraksi yang diberikan cukup
Monitor efektifitas terapi oksigen (oximetri, AGD)
Monitor kemampuan melepas oksigen saat
makan
Monitor tanda hipoventilasi
Monitor tanda dan gejala toksikasi oksigen dan
atelektasis
Monitor tingkat kecemasan akibat terapi oksigen
Monitor integritas mukosa hidung akibat
pemasangan oksigen
Terapeutik
Bersihkan sekret pada mulut, hidung dan trakhea,
jika perlu
Pertahankan kepatenan jalan napas
Siapkan dan atur peralatan pemberian oksigen
Berikan oksigen tambahan, jika perlu
Tetap berikan oksigen saat pasien di tranfortasi
Gunakan prangkat oksigen yang sesuai dengan
tingkat mobilitas pasien
Edukasi
Ajarkan pasien dan keluarga cara menggunakan
oksigen dirumah
Kolaborasi
Kolaborasi penentua dosis oksigen
Kolaborasi penggunaan oksigen saat aktifoitas
dan atau tidur
d. Eliminasi
L.04034 Definisi
Pengosongan kandung kemih yang
lengkap
Luaran Utama :
Eliminasi Urine
Luaran Tambahan :
Kontinensia Urine
Kontrol Gejala
Status Neurologis
Tingkat Infeksi
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x
24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
3x24jam
Ekspektasi membaik
Kriteria Hasil
INTERVENSI
Intervensi Utama
Dukungan Perawatan Diri
TINDAKAN
BAB/BAK
Observasi
Identifikasi kebiasaan BAB/BAK sesuai usia
Monitor integritas kulit pasien
Terapeutik
Buka pakaian yang diperlukan untuk memudahkan
eliminasi
Dukung penggunaan toilet/pispot/urinal secara
konsisten
jaga privasi selama eliminasi
Ganti pakaian pasien setelah eliminasi, jika perlu
Edukasi
Anjurkan BAB?BAK secara rutin
Anjurkan ke kamar mandi/toilet, jika perlu
Manajemen Eliminasi Urine TINDAKAN
Observasi
Identifikasi tanda dan gejala retensi atau
inkontinansia urine
Identifikasi faktor yang menyebabkan retensi atau
inkontinansia urine
Monitor eliminasi urine mis. Frekwensi, warna,
volume
Terapeutik
Catat waktu-waktu keluaran berkemih
Batasi asupan cairan, jika perlu
Ambil sampel urine tengah
Edukasi
Ajarkan tanda dan gejala infeksi saluran kemih
Ajarkan mengukur asupan cairan dan haluan urine
Ajarkan mengambil sampel urine midstrem
Ajarkan mengenali tanda berkemih dan waktu tepat
untuk berkemih
Ajarkan terapi modalitas penguatan otot-otot
panggul
Anjurkan minum yang cukup, jika tidak ada kontra
indikasi
Anjurkan mengurangi minum menjelang tidur
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat supositoria ureter, jika
perlu
Intervensi Pendukung
Dukungan Kepatuhan
TINDAKAN
Program pengobatan
OBSERVASI
Identifikasi kepatuhan menjalankan program
pengobatan
TERAPEUTIK
Buat komitmen menjalani program pengobatan
dengan baik
Buat jadwal pendampingan keluarga untuk
bergantian menemani pasien selama dirawat dan
menjalani program pengobatan
Dokumentasikan aktivitas selama menjalani
program pengobatan
Diskusikan hal-hal yang dapat mendukung atau
menghambat berjalannya program pengobatan
Libatkan keluarga untuk mendukung program
pengobatan yang dijalani
EDUKASI
Informasikan program pengobatan yang harus
dijalani
Informasikan manfaat yang akan diperoleh jika
teratur menjalani program pengobatan
Anjurkan keluarga untuk mendampingi dan merawat
pasien selama menjalani program pengobatan
Anjurkan pasien dan keluarga melakukan konsultasi
ulang saat kontrol
Edukasi Irigasi kandung
TINDAKAN
kemih
Observasi
identifikasi kesiapan pasien/keluarga menerima
informasi
Terapeutik
Persiapan materi (form Edukasi)
Jadwalkan waktu yang tepat untuk memberikan
eduaksi
Berikan kesempatan pasien dan keluarga bertanya
Edukasi
Jelaskan definisi, indikasi dan tujuan dan manfaat
irigasi kandung kemih
Jelaskan tentang pengendalian infeksi dan
keamanan pasien (cucitangan dan prinsip steril)
Demonstrasikan teknik cuci tangan aseptik
Jelaskan alat dan prosedur irigasi kandung kemih
Anjurkan menghubungi perawat jaga jika
mengalami masalah dengan irigasi kandung kemih
Irigasi kandung Kemih TINDAKAN
Observasi
Monitor keseimbangan cairan
Periksa aktifitas dan mobilitas mis. Posisi kateter,
lipatan kateter
Identifikasi kemampuan pasien merawat kateter
Identifikasi kateter yang akan digunakan adalah
three way
Identifikasi order obat irigasi kandung kemih
kembali
Monitor cairan irigasi yang keluar mis. Bekuan
darah atau benda asing lainnya
Monitor respon pasien selama dan setelah irigasi
kandung kemih
Monitor hasil elektrolit darah
Monitor jumlah cairan intake dan output cairan
irigasi dan urine
Terapeutik
Gunakan cairan isotonis untuk irigasi kandung
kemih
Jaga privasi
Kosongkan kandung urine
Gunakan alat pelindung diri
Lakukan standar SPO dengan teknik aseptik
Persiapakan alat-alat yang akan digunakan dengan
mempertahankan kesterilan
Siapkan cairan irigasi sesuai kebutuhan
Buka dan desinfeksi akses port kateter dengan
swab alkohol
Hubungkan set cairan irigasi ke kateter urine
Atur cairan tetesan irigasi sesuai kebutuhan
Pastikan cairan irigasi mengalir ke kateter
Berikan posisi nyaman
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur irigasi kandung kemih
Anjurkan melapor jika ada keluhan nyeri saat BAK,
urine merah dan tidak bisa BAK
Irigasi Kateter Urine TINDAKAN
Observasi
Identifikasi indikasi irigasi kateter urine
Monitor intake output cairan
Terapeutik
jaga privasi
Posisikan nyaman setinggi siku perawat
Gunakan alat pelindung diri
Kosongkan kantung urine dan ukur jumlah urine
Siapkan cairan irigasi sesuai kebutuhan
Buka dan desinfeksi akses port kateter dengan
swab alkohol
klem kateter
alirkan cairan irigasi kedalam kateter urine sesuai
kebutuhan
Buka klem kateter dan biarkan urine dan cairan
irigasi mengalir keluar
catat cairan irigasi dan output urine
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
Jelaskan kepada pasien dan keluarga tanda dan
gejala serta efek jika irigasi urine tidak mengalir
lancar
Kateterisasi urine TINDAKAN
Observasi`
Periksa kondisi pasien mis. Kesadaran, vital sign,
daerah perineal, distensi kandung kemih,
inkontinensia urine, refleks berkemih
Terapeutik
Siapkan peralatan, bahan dan ruangan tindakan
Siapkan pasien; bebaskan pakaian bawah dan
posisi dorsal rekumben (wanita) supine (laki-laki)
Pasang sarung tangan
Bersihkan daerah perineal atau preposium dengan
cairan nacl atau aquades
lakukan insersi kateter urine dengan menerapkan
prinsip aseptik
Sambungkan kateter urine dengan urine bag
Isi balon dengan aquades sesuai anjuran merk
kateter
Piksasi selang kateter diatas simpisis atau paha
Pastikan kantung urine ditempatkan lebih rendah
dari kandung kemih
Berikan label waktu pemasangan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemasangan kateter
urine
Anjurkan menarik napas saat insersi selang kateter
Latihan Berkemih Observasi
Periksa kembali penyebab gangguan berkemih
(mis: Kognitif, kehilangan ekstremitas/ fungsi
ekstremitas, kehilangan penglihatan)
Monitor pola dan kemampuan berkemih
Terapeutik
Hindari pengguna kateter Indwelling
Siapkan area toilet yang aman
Sediakan peralatan yang dibutuhkan dekat dan
mudah dijangkau (mis: Kursi komode, pispot, urinal)
Edukasi
Jelaskan arah-arah menuju kamar mandi/ toilet
pada pasien dengan gangguan penglihatan
Anjurkan intake cairan adekuat untuk mendukung
output urine
Anjurkan eliminasi normal dengan beraktivitas dan
olah raga sesuai kemampuan
Manajemen Cairan TINDAKAN
Observasi
Monitor status hidrasi mis frek nadi, kekuatan nadi,
akral, CRT, mukosa, turgor
Monitor berat badan harian
Monitor berat badab sebelum dan sesudah dialisis
Monitor pemeriksaan laboratorium mis. HT, Na,Ka,
Cl, berat jenis urine, BUN
Monitor status hemodinamik mis. MAP, CVP
terapeutik
Catat intake output dan hitung balance cairan tiap
4/8/24 jam
Berikan asupan cairan sesuai kebutuhan
Berikan cairan intravena, jika perlu
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian diuretik
Kolaborasi tindakan Hemodialisa
Manajemen Hemodialisa TINDAKAN
Observasi
Identifikasi tanda gejala serta kebutuhan
hemodialisa
Identifikasi kesiapan hemodialisa mis. Vital sign,
berat badan kering, kelebihan cairan, kontra indikasi
pemberian heparin
Monitor tanda vital, tanda perdarahan, dan respons
selama dialisa
Monitor tanda-tanda vital pasca hemodialisa
Terapeutik
Siapkan peralatan hemodialisa
Lakukan prosedur dialisis dengan prinsi aseptik
Atur filtrasi sesuai kebutuhan penarikan kelebihan
cairan.
Atasi hipotensi selama dialisis
Hentikan dialisis jika mengalami kondisi
membahayakan mis. Syok
Ambil sampel darah pasca hemodialisa untuk
mengevaluasi ke efektipan hemodialisis
Edukasi
Jelaskan tentang prosedur hemodialisis
Ajarkan pembatasan cairan penanganan insomnia,
pencegahan infeksi akses HD, dan pengenalan
tanda perburukn kondisi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian heparin pada blood line,
sesuai indikasi.
Manajemen Inkontinensia
TINDAKAN
Urine
Observasi
Identifikasi penyebab inkontinansia urinne
Identifikasi peraaan dan persepsi terhadap terhadap
inkontinasia urine
Terapeutik
Sediakan pakaian dan lingkungan yang mendukung
program inkontinansia urine
Ambil sample urine untuk pemeriksaan urine
lengkap dan kultur
Edukasi
Jelaskan definisi, jenis dan penyebab inkontinansia
urine
Diskusikan program inkontinansia urine
Kolaborasi
Kolaborasi dengan medis dan fisioterapi untuk
mengatasi inkontinansia urine
Manajemen Nefrostomi TINDAKAN
Observasi
Monitor kepatenan selang
Monitor konplikasi pemasangan nefrostomi (mis.
Perderahan, infeksi dan tanda abnornmalitas
nefrostomi: tak ada urine, nyeri abdomen)
Monitor hasil pemeriksaan laboratorium (mis.
Fungsi ginjal dan elektrolit)
Monitor intake dan output cairan harian
Terapeutik
Rawat daerah insersi sesuai prosedur
lakukan irigasi nefrostomi, jika perlu
Kosongkan kantung nefrostomi jika telah 2/3 penuh
Edukasi
Jelaskan tanda-tanda obstruksi nepfrostomi,
perdarahan dan infeksi
Ajarkan pasien dan keluarga cara mengukur intake
output cairan.
Manajemen Nyeri TINDAKAN
Observasi
Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri
Identifikasi skala nyeri
Identifikasi respons nyeri non verbal
Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang neri
Identifikasi pengruh budaya terhadap respons nyeri
Identifikasi pengaruh nyeri pada kwalitas hidup
Monitor keberhasilan terapi komplementer yang
sudah diberikan
Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik
Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri (mis. TENS, hipnosis, akupuntur, terapi
musik, biofeedback, terapi pijat, aroma terapi,
kompres hangat/dimgin)
Kontrol lingkungan yang memperberat nyeri (mis.
Suhu ruangan, pencahyaan, kebisingan)
Fasilitasi istirahat dan tidur
Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
Jelaskan strategis meredakan nyeri
Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
Ajarkan teknikj nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa neri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
manajemen Prolapsus Uteri TINDAKAN
Observasi
Identifikasi riwayat kesehatan organ reproduksi
Identifikasi riwayat kontra indikasi terapi pesarium
(mis. Infeksi pelvis, laserasi/luka, tidak patuh dan
endometriosis
Periksa bagian uterus yang keluar melalui vagina
Monitor vital sign
Terapeutik
Berikan latihan otot panggul (senam kegel)
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
pembedahan
Jelaskan persiapan prosedur dan pasca
pemasangan pesarium dan pembedahan
Jelaskan Pemenuhan kebutuhan seksual, jika perlu
Kolaborasi
Kolaborasi pemasangan pesarium, jika perlu
Kolaborasi tindakan pembedahan ( mis.
Vetrofiksasi, histerktomi vagina, kolpektomi, operasi
manchester)
Pemantauan Cairan TINDAKAN
Observasi
Monitor frekwensi dan kekuatan nadi
Monitor frekwensi napas
Monitor tekanan darah
Monitor berat badan
Monitor waktu pengisian kapiler
Monitor turgor kulit
Monitor jumlah, warna, dan berat jenis urine
Monitor kadar albumin dan protein
Monitor hasil pemeriksaan serum( mis. Osmolaritas
serum, HT, natrium, kalium, BUN)
Monitor intake output cairan
Identifikasi tanda Hipovolemia
Identifikasi tanda hipervolemia
Identifikasi faktor resiko ketidak seimbangan cairan
Terapeutik
Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan
kondisi pasien
Dokumentasi hasil pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
Pemberian Obat Intravena TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi dan kontra
indikasi
Verifikasi order obat sesuai indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa obat
Monitor tanda vital dan laboratorium sebelum
pemberian obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek samping , toksisitas, dan iteraksi obat
Terapeutik
Lakukan prinsip 6 Benar (pasien, obat, dosis, rute,
waktu, dokumentasi)
Pastikan ketepatan dan kepatenan kateter IV
Campurkan obat kedalam kantung , botol, atau
buret sesuai kebutuhan
Berikan obat IV dengan kecepatan yang tepat
Tempelkan label keterangan nama obat dan dosisi
pada wadah cairan IV
Gunakan Mesin Infus pump untuk pemberian obat
secara kontinue, jika perlu
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan pemberian, tindakan
yang diharapkan, dan efeksamping sebelum
pemberian
Jelaskan faktor yang dapat meningkatkan dan
menurunkan efektifitas obat
Pencegahan Infeksi TINDAKAN
Observasi
Monitor tanda gejala infeksi lokal da sistemik
Terapeutik
Batasi jumlah pengunjung
Berikan perawatan kulit pada area edema
Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
pasien dan lingkungan pasien
Pertahankan teknik aseptik pada pasien beresiko
tinggi
Edukasi
Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
Ajarkan etika batuk
Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka
operasi
Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian Imuisasi, jika perlu
Pengontrolan Infeksi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi pasien yang mengalami penyakit
menular
Terapeutik
terapkan kewaspadaan unversal
tempatkan pada ruang isolasi bertekanan positif
untuk pasien yang mengalami penurunan imunitas
Tempatkan pada isolasi bertekanan negatif untuk
pasien dengan resiko penyebaran infeksi via droplet
atau udara
Sterilisasi dan desinfektan furnitur, lantai dan alat
sesuai kebutuhan
Gunakan hepfilter pada area khusus mis. Kamar
operasi
Beri tanda khusus untuk pasien dengan penyakit
menular
Edukasi
Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
Ajarkan etika batuk atau bersin
Perawatan inkontinensia
TINDAKAN
Urine
Observasi
Identifikasi penyebab inkontinensia urine
(mis.disfungsi neurologis, gangguan medula
spinalis, gangguan refleks destrusor, oba-obatan,
usia, riwayat operasi, gangguan fungsi kognitif)
Identifikasi perasaan dan persefsi pasien terhadap
inkontinensia urine yang dialaminya
Monitor kebiasaan BAK
Monitor keefektipan obat, pembedahan dan terapi
modalitas berkemih
Terapeutik
Bersihkan genital dan kulit sekitar secara rutin
Berikan pujian atas keberhasilan mencegah
inkintinensia urine
Buat Jadwal konsumsi obat-obat diuretik
Ambil sampel urine untuk pemeriksaan urine
lengkap dan kultur
Edukasi
Jelaskan definisi, jenis inkontinensia , dan
penyebab
Jelaskan program penanganan inkontinensia urine
Jelaskan jenis pakaian dan lingkungan yang
mendukung proses berkemih
Anjurkan membatasi konsumsi cairan 2-3 jam
menjelang tidur
Ajarkan memantau cairan keluar dan masuk serta
pola eliminasi urine`
Anjurkan minum minima 1500cc/hari jika tidak
kontra indikasi
Anjurkan menghindari kopi, soda, teh dan coklat
Anjurkan mengkonsumsi buah dan sayur untuk
menghindari konstipasi
Kolaborasi
Rujuk ke ahli inkontinensia urine, jika perlu
Perawatan Kateter urine TINDAKAN
Observasi
Monitor kepatenan kateter urine
Monitor tanda dan infeksi kandung kemih
Monitor dan gejala obstruktif aliran urine
Monitor kebocoran kateter, selang dan kantung
urine
Monitor input dan output cairan (jumlah dan
karakteristik)
Terapeutik
Gunakan teknik aseptikselama perawatan kateter
urine
Pastikan selang kateter dan kantung urine terbebas
dari lipatan
Pastikan kantung urine dibawah ketinggian kandung
kemih dan tidak dilantai
Lakukan perawatan perineal
lakukan irigasi rutin dengan cairan isotonis untuk
mencegah kolonisasi bakteri
Kosongkan kantung urine jika kantung urine telah
terisi setengahnya
Ganti kateter dan kantung urine sesuai protokol
atau sesuai indikasi
Lepaskan kateter urine sesuai kebutuhan
Jaga privasi selama melakukan tindakan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan manfaat dan resiko sebelum
pemasangan kateter
PERAWATAN PASCA
Monitor tanda-tanda vital
PERSALIANAN
Monitor keadaan lokia ( mis.warna,jumlah,bau dan
bekuan)
Periksa perineum atau robekan
( kemerahan,edema,ekimosis,pengeluaran,penyatu
an jahitan)
Monitor nyeri
Monitor status pencernaan
Monitor tanda homan
Identifikasi kemampuan ibu merawat bayi
Identifikasi adanya masalah adaptasi psikologis ibu
post partum
kosongkan kandung kemih sebelum pemeriksaan
masase fundus sampai kontraksi kuat,jika perlu
Dukung ibu untuk melakukan ambulasi dini
Berikan kenyamanan pada ibu
Fasilitasi ibu berkemih secara normal
Fasilitasi ikatan tali kasih ibu dan bayi secara
optimal
Diskusiskan kebutuhan aktivitas dan istirahat
selama post partum
Diskusikan tentang perubahan fisik dan psikologis
ibu postpartum
Diskusikan seksualitas masa post partum
Diskusiakn penggunaan alat kontrasepsi
Jelaskan tnda bahaya nifas pada ibu dan kelurga
Jelaskan pemeriksaan pada ibu dan bayi secara
rutin
Ajarkan cara perawatan perineum yang tepat
Ajarkan ibu mengatasi nyeri secara non
farmakologis (mis.tehnik diktrasi,imajinasi)
Rujuk ke konselor laktasi,jika perlu
PERAWATAN PERINEUM infeksi insisi atau robekan perineum(mis.episiotomi)
Fasilitasi dalam membersihkan perineum
Pertahankan perinium tetap kering
berikan posisi nyaman
Berikan kompresi es,jika perlu
bersihkan area perineum secara teratur
berikan pembalut yang menyerap cairan
ajarkan pasien dan keluarga mengobservasi tanda
abnormal pada
perineum(mis.infeksi,kemerahan,pengeluaran
cairan yang abnormal)
Kolaborasi pembberian antiinflamasi,jika perlu
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Perawatan Retensi Urine TINDAKAN
Observasi
Identifikasi penyebab retensi urine (mis.
Peningkatan tekanan uretra, keruskan arkus refleks,
disfungsi neurologis, efek agen farmakologis)`
Monitor efek agen farmakologis
Monitor intake output
Monitor tingkat distensi kandung kemih dengan
palpasi/perkusi
Terapeutik
Sediakan privasi untuk berkemih
Berikan rangsangan berkemih (mis. Mengalirkan air
keran, membilas toilet, kompres dingin pada
abdomen
Lakukan manuver crewde, jika perlu
Pasang kateter urine
Fasilitasi berkemih dengan interval yang teratur
Edukasi
Jelaskan penyebab retensi urine
Anjurkan pasien atau keluarga mencatat output
urine
Ajarkan cara melakukan rangsangan berkemih
41. Inkontinensia Fekal D.0041
Definisi:
Perubahan kebiasaan buang air besar dari pola normal yang ditandai
dengan pengeluaran feces secara involunter (tidak disadari)
Penyebab:
1. Kerusakan susunan saraf motorik bawah
2. Penurunan tonus otot
3. Kangguan kognitif
4. Penyalahgunaan laksatif
5. Kehilangan fungsi pengendalian sfingter rektum
6. Pascaoperasi pullthrough dan penutupan kolosomi
7. Ketidakmampuan mencapai kamar kecil
8. Diare kronis
9. Stres berlebihan
L.04035 Definisi
Pola normal kebiasaan buang air besar
Luaran Utama :
Kontinensia Fekal
Luaran Tambahan :
Eliminasi Fekal
Fungsi Gastrointestinal
Perawatan Diri
Status Neurologis
Status Nutrisi
Tingkat Delirium
Tingkat Infeksi
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Membaik
Kriteria Hasil
Cukup
Cukup
Menurun Sedang Meningka Meningkat
Menurun
t
1 2 3 4 5
Pengontrolan
1 2 3 4 5
pengeluaran feses
Cukup
Cukup
Memburuk Memburu Sedang Membaik
Membaik
k
1 2 3 4 5
Defekasi 1 2 3 4 5
Frekuensi buang air
1 2 3 4 5
besar
Kondisi kulit
1 2 3 4 5
perianal
INTERVENSI
Intervensi Utama
Latihan Eliminasi Fekal TINDAKAN
Observasi
Monitor peristaltik usus secara teratur
Terapeutik
Anjurkan waktu yang konsisiten untuk buang air besar
Berikan privasi kenyamanan dan posisi yang
meninggalkan proses defekasi
Gunakan enema rendah
Anjurkan dilatasi rendah
Ubah prgram latihan eliminasi fekal
Edukasi
Anjurkan mengkonsumsi makanan tertentu sesuai
program atau hasil konsultasi
Anjurkan asupan cairan yang adekuat sesuai
kebutuhan
Anjurkan olahraga sesuai toleransi
Kolaborasi
Kolaborasi penggunaan supositoria
Perawatan inkontinensia
TINDAKAN
fekal
Observasi
Identifikasi penyebab inkontinensia fekal baik fisik
maupun psikologis (mis. Gangguan saraf motorik
bawah, penurunan tonus otot, gangguan spingter
rektum, diare kronis, gangguan kognitif, stres
berlebihan)
Identifikasi perubahan frekuensi defekasi dan
konsisitensi faeces
Monitor kondisi kulit perianal
Monitor keadekuatan evakuasi feces
Monitor diet dan kebutuhan cairan
Monitor efeksamping pemberian obat
Terapeutik
Penyebab:
1. Neuropati arkus refleks
2. Disfungsi neurologis
3. Kerusakan refleks kontraksi detrusor
4. Trauma
5. Kerusakan medula spinalis
6. Kelainan anatomis (mis. Fistula)
L.04036 Definisi
Pola kebiasaan buang air kecil
Luaran Utama :
Kontinensia Urine
Luaran Tambahan :
Eliminasi Urine
Perawatan Diri
Status Neurologis
Tingkat Pengetahuan
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
3x24jam
Ekspektasi Membaik
Kriteria Hasil
Cukup
Cukup Sedan Meningk
Menurun Meningk
Menurun g at
at
1 2 3 4 5
Kemampuan berkemih 1 2 3 4 5
Cukup
Meningk Sedan Cukup
Meningka Menurun
at g Menurun
t
1 2 3 4 5
Nokturia 1 2 3 4 5
Residu volume urine setelah
1 2 3 4 5
berkemih
Distensi kandung kemih 1 2 3 4 5
Dribbling 1 2 3 4 5
Hesitancy 1 2 3 4 5
Enuresis 1 2 3 4 5
Verbalisasi pengeluaran urine
1 2 3 4 5
tidak tuntas
Cukup
Membur Sedan Cukup
Memburu Membaik
uk g Membaik
k
1 2 3 4 5
Frekuensi berkemih 1 2 3 4 5
Sensasi berkemih 1 2 3 4 5
INTERVENSI
Intervensi Utama
Kateterisasi urine TINDAKAN
Observasi`
Periksa kondisi pasien mis. Kesadaran, vital sign,
daerah perineal, distensi kandung kemih,
inkontinensia urine, refleks berkemih
Terapeutik
Siapkan peralatan, bahan dan ruangan tindakan
Siapkan pasien; bebaskan pakaian bawah dan posisi
dorsal rekumben (wanita) supine (laki-laki)
Pasang sarung tangan
Bersihkan daerah perineal atau preposium dengan
cairan nacl atau aquades
lakukan insersi kateter urine dengan menerapkan
prinsip aseptik
Sambungkan kateter urine dengan urine bag
Isi balon dengan aquades sesuai anjuran merk kateter
Piksasi selang kateter diatas simpisis atau paha
Pastikan kantung urine ditempatkan lebih rendah dari
kandung kemih
Berikan label waktu pemasangan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemasangan kateter
urine
Anjurkan menarik napas saat insersi selang kateter
Perawatan inkontinensia Urine TINDAKAN
Observasi
Identifikasi penyebab inkontinensia urine
(mis.disfungsi neurologis, gangguan medula spinalis,
gangguan refleks destrusor, oba-obatan, usia, riwayat
operasi, gangguan fungsi kognitif)
Identifikasi perasaan dan persefsi pasien terhadap
inkontinensia urine yang dialaminya
Monitor kebiasaan BAK
Monitor keefektipan obat, pembedahan dan terapi
modalitas berkemih
Terapeutik
Bersihkan genital dan kulit sekitar secara rutin
Berikan pujian atas keberhasilan mencegah
inkintinensia urine
Buat Jadwal konsumsi obat-obat diuretik
Ambil sampel urine untuk pemeriksaan urine lengkap
dan kultur
Edukasi
Jelaskan definisi, jenis inkontinensia , dan penyebab
Jelaskan program penanganan inkontinensia urine
Jelaskan jenis pakaian dan lingkungan yang
mendukung proses berkemih
Anjurkan membatasi konsumsi cairan 2-3 jam
menjelang tidur
Ajarkan memantau cairan keluar dan masuk serta
pola eliminasi urine`
Anjurkan minum minima 1500cc/hari jika tidak kontra
indikasi
Anjurkan menghindari kopi, soda, teh dan coklat
Anjurkan mengkonsumsi buah dan sayur untuk
menghindari konstipasi
Kolaborasi
Rujuk ke ahli inkontinensia urine, jika perlu
Intervensi Pendukung
Dukungan Perawatan Diri
TINDAKAN
BAB/BAK
Observasi
Identifikasi kebiasaan BAB/BAK sesuai usia
Monitor integritas kulit pasien
Terapeutik
Buka pakaian yang diperlukan untuk memudahkan
eliminasi
Dukung penggunaan toilet/pispot/urinal secara
konsisten
jaga privasi selama eliminasi
Ganti pakaian pasien setelah eliminasi, jika perlu
Edukasi
Anjurkan BAB?BAK secara rutin
Anjurkan ke kamar mandi/toilet, jika perlu
Manajemen Cairan TINDAKAN
Observasi
Monitor status hidrasi mis frek nadi, kekuatan nadi,
akral, CRT, mukosa, turgor
Monitor berat badan harian
Monitor berat badab sebelum dan sesudah dialisis
Monitor pemeriksaan laboratorium mis. HT, Na,Ka, Cl,
berat jenis urine, BUN
Monitor status hemodinamik mis. MAP, CVP
terapeutik
Catat intake output dan hitung balance cairan tiap
4/8/24 jam
Berikan asupan cairan sesuai kebutuhan
Berikan cairan intravena, jika perlu
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian diuretik
Kolaborasi tindakan Hemodialisa
Manajemen Eliminasi Urine TINDAKAN
Observasi
Identifikasi tanda dan gejala retensi atau inkontinansia
urine
Identifikasi faktor yang menyebabkan retensi atau
inkontinansia urine
Monitor eliminasi urine mis. Frekwensi, warna, volume
Terapeutik
Catat waktu-waktu keluaran berkemih
Batasi asupan cairan, jika perlu
Ambil sampel urine tengah
Edukasi
Ajarkan tanda dan gejala infeksi saluran kemih
Ajarkan mengukur asupan cairan dan haluan urine
Ajarkan mengambil sampel urine midstrem
Ajarkan mengenali tanda berkemih dan waktu tepat
untuk berkemih
Ajarkan terapi modalitas penguatan otot-otot panggul
Anjurkan minum yang cukup, jika tidak ada kontra
indikasi
Anjurkan mengurangi minum menjelang tidur
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat supositoria ureter, jika
perlu
Manajemen Inkontinensia
TINDAKAN
Urine
Observasi
Identifikasi penyebab inkontinansia urinne
Identifikasi peraaan dan persepsi terhadap terhadap
inkontinasia urine
Terapeutik
Sediakan pakaian dan lingkungan yang mendukung
program inkontinansia urine
Ambil sample urine untuk pemeriksaan urine lengkap
dan kultur
Edukasi
Jelaskan definisi, jenis dan penyebab inkontinansia
urine
Diskusikan program inkontinansia urine
Kolaborasi
Kolaborasi dengan medis dan fisioterapi untuk
mengatasi inkontinansia urine
Pemberian Obat TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan allergi, interaksi dan kontra
indikasi obat
Verifikasi order obat sesuai indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa obat
Monitor tanda vital dan laboratorium sebelum
pemberian obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek samping , toksisitas, dan iteraksi obat
Terapeutik
Perhatikan prosedur pemberian obat yang aman dan
akurat
Hindari interupsi saat mempersiapkan, memferivikasi,
atau mengelola obat
lakukan prinsip 6 Benar (pasien, obat, dosis, rute,
waktu, dokumentasi)
Perhatikan jadwal pemberian obat jenis hipnotik,
narkotik, dan antibiotik
Hindari pemberian obat yang tidak diberi label dengan
benar
Buang obat yang tidak terpakai atau kadaluarsa
Fasilitasi minum obat
tandatangani pemberian obat dan obat narkotik
sesuai protokol
Dokumentasi pemberian obat dan respon terhadap
obat
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan pemberian, tindakan yang
diharapkan, dan efek samping sebelum pemberian
Jelaskan faktor yang dapat meningkatkan dan
menurunkan efektifitas obat
Perawatan inkontinensia Urine TINDAKAN
Observasi
Identifikasi penyebab inkontinensia urine
(mis.disfungsi neurologis, gangguan medula spinalis,
gangguan refleks destrusor, oba-obatan, usia, riwayat
operasi, gangguan fungsi kognitif)
Identifikasi perasaan dan persefsi pasien terhadap
inkontinensia urine yang dialaminya
Monitor kebiasaan BAK
Monitor keefektipan obat, pembedahan dan terapi
modalitas berkemih
Terapeutik
Bersihkan genital dan kulit sekitar secara rutin
Berikan pujian atas keberhasilan mencegah
inkintinensia urine
Buat Jadwal konsumsi obat-obat diuretik
Ambil sampel urine untuk pemeriksaan urine lengkap
dan kultur
Edukasi
Jelaskan definisi, jenis inkontinensia , dan penyebab
Jelaskan program penanganan inkontinensia urine
Jelaskan jenis pakaian dan lingkungan yang
mendukung proses berkemih
Anjurkan membatasi konsumsi cairan 2-3 jam
menjelang tidur
Ajarkan memantau cairan keluar dan masuk serta
pola eliminasi urine`
Anjurkan minum minima 1500cc/hari jika tidak kontra
indikasi
Anjurkan menghindari kopi, soda, teh dan coklat
Anjurkan mengkonsumsi buah dan sayur untuk
menghindari konstipasi
Kolaborasi
Rujuk ke ahli inkontinensia urine, jika perlu
Perawatan Kateter urine TINDAKAN
Observasi
Monitor kepatenan kateter urine
Monitor tanda dan infeksi kandung kemih
Monitor dan gejala obstruktif aliran urine
Monitor kebocoran kateter, selang dan kantung urine
Monitor input dan output cairan (jumlah dan
karakteristik)
Terapeutik
Gunakan teknik aseptikselama perawatan kateter
urine
Pastikan selang kateter dan kantung urine terbebas
dari lipatan
Pastikan kantung urine dibawah ketinggian kandung
kemih dan tidak dilantai
Lakukan perawatan perineal
lakukan irigasi rutin dengan cairan isotonis untuk
mencegah kolonisasi bakteri
Kosongkan kantung urine jika kantung urine telah
terisi setengahnya
Ganti kateter dan kantung urine sesuai protokol atau
sesuai indikasi
Lepaskan kateter urine sesuai kebutuhan
Jaga privasi selama melakukan tindakan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan manfaat dan resiko sebelum
pemasangan kateter
Perawatan Retensi Urine TINDAKAN
Observasi
Identifikasi penyebab retensi urine (mis. Peningkatan
tekanan uretra, keruskan arkus refleks, disfungsi
neurologis, efek agen farmakologis)`
Monitor efek agen farmakologis
Monitor intake output
Monitor tingkat distensi kandung kemih dengan
palpasi/perkusi
Terapeutik
Sediakan privasi untuk berkemih
Berikan rangsangan berkemih (mis. Mengalirkan air
keran, membilas toilet, kompres dingin pada abdomen
Lakukan manuver crewde, jika perlu
Pasang kateter urine
Fasilitasi berkemih dengan interval yang teratur
Edukasi
Jelaskan penyebab retensi urine
Anjurkan pasien atau keluarga mencatat output urine
Ajarkan cara melakukan rangsangan berkemih
PERAWATAN PERINEUM Tindakan
Observasi
infeksi insisi atau robekan perineum(mis.episiotomi)
Fasilitasi dalam membersihkan perineum
Pertahankan perinium tetap kering
berikan posisi nyaman
Berikan kompresi es,jika perlu
bersihkan area perineum secara teratur
berikan pembalut yang menyerap cairan
ajarkan pasien dan keluarga mengobservasi tanda
abnormal pada
perineum(mis.infeksi,kemerahan,pengeluaran cairan
yang abnormal)
Kolaborasi pembberian antiinflamasi,jika perlu
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
43. Inkontinensia Urin Berlebih D.0043
Definisi:
Kehilangan urine yang tidak terkendali akibat overdistensi kandung
kemih
Penyebab:
1. Blok spingter
2. Kerusakan atau ketidakadekuatan jalur aferen
3. Obstruksi jalan keluar urin (mis. Impaksi fekal, efek agenfarmakologis)
4. Ketidakadekuatan detrusor (mis. pada kondisi stres atau tidak nyaman,
deconditioned volding)
Kontinensia Urine
Luaran Tambahan :
Eliminasi Urine
Perawtan Diri
Status Kognitif
Status Neurologis
Tingkat Pengetahuan
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x
24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
3x24jam
Ekspektasi Membaik
Kriteria Hasil
Cukup
Cukup Sedan
Menurun Meningka Meningkat
Menurun g
t
1 2 3 4 5
Kemampuan berkemih 1 2 3 4 5
Cukup Sedan Cukup
Meningkat Menurun
Meningkat g Menurun
1 2 3 4 5
Nokturia 1 2 3 4 5
Residu volume urine
1 2 3 4 5
setelah berkemih
Distensi kandung
1 2 3 4 5
kemih
Dribbling 1 2 3 4 5
Hesitancy 1 2 3 4 5
Enuresis 1 2 3 4 5
Verbalisasi
pengeluaran urine 1 2 3 4 5
tidak tuntas
Memburu Cukup Sedan Cukup
Membaik
k Memburuk g Membaik
1 2 3 4 5
Frekuensi berkemih 1 2 3 4 5
Sensasi berkemih 1 2 3 4 5
INTERVENSI
Intervensi Utama
Kateterisasi urine TINDAKAN
Observasi`
Periksa kondisi pasien mis. Kesadaran, vital sign, daerah
perineal, distensi kandung kemih, inkontinensia urine,
refleks berkemih
Terapeutik
Siapkan peralatan, bahan dan ruangan tindakan
Siapkan pasien; bebaskan pakaian bawah dan posisi
dorsal rekumben (wanita) supine (laki-laki)
Pasang sarung tangan
Bersihkan daerah perineal atau preposium dengan cairan
nacl atau aquades
lakukan insersi kateter urine dengan menerapkan prinsip
aseptik
Sambungkan kateter urine dengan urine bag
Isi balon dengan aquades sesuai anjuran merk kateter
Piksasi selang kateter diatas simpisis atau paha
Pastikan kantung urine ditempatkan lebih rendah dari
kandung kemih
Berikan label waktu pemasangan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemasangan kateter urine
Perawatan inkontinensia
TINDAKAN
Urine
Observasi
Identifikasi penyebab inkontinensia urine (mis.disfungsi
neurologis, gangguan medula spinalis, gangguan refleks
destrusor, oba-obatan, usia, riwayat operasi, gangguan
fungsi kognitif)
Identifikasi perasaan dan persefsi pasien terhadap
inkontinensia urine yang dialaminya
Monitor kebiasaan BAK
Monitor keefektipan obat, pembedahan dan terapi
modalitas berkemih
Terapeutik
Bersihkan genital dan kulit sekitar secara rutin
Berikan pujian atas keberhasilan mencegah inkintinensia
urine
Buat Jadwal konsumsi obat-obat diuretik
Ambil sampel urine untuk pemeriksaan urine lengkap dan
kultur
Edukasi
Jelaskan definisi, jenis inkontinensia , dan penyebab
Jelaskan program penanganan inkontinensia urine
Jelaskan jenis pakaian dan lingkungan yang mendukung
proses berkemih
Anjurkan membatasi konsumsi cairan 2-3 jam menjelang
tidur
Ajarkan memantau cairan keluar dan masuk serta pola
eliminasi urine`
Anjurkan minum minima 1500cc/hari jika tidak kontra
indikasi
Anjurkan menghindari kopi, soda, teh dan coklat
Anjurkan mengkonsumsi buah dan sayur untuk
menghindari konstipasi
Kolaborasi
Rujuk ke ahli inkontinensia urine, jika perlu
Intervensi Pendukung
Dukungan Perawatan Diri
TINDAKAN
BAB/BAK
Observasi
Identifikasi kebiasaan BAB/BAK sesuai usia
Monitor integritas kulit pasien
Terapeutik
Buka pakaian yang diperlukan untuk memudahkan
eliminasi
Dukung penggunaan toilet/pispot/urinal secara konsisten
jaga privasi selama eliminasi
Ganti pakaian pasien setelah eliminasi, jika perlu
Edukasi
Anjurkan BAB?BAK secara rutin
Anjurkan ke kamar mandi/toilet, jika perlu
Manajemen Cairan TINDAKAN
Observasi
Monitor status hidrasi mis frek nadi, kekuatan nadi, akral,
CRT, mukosa, turgor
Monitor berat badan harian
Monitor berat badab sebelum dan sesudah dialisis
Monitor pemeriksaan laboratorium mis. HT, Na,Ka, Cl,
berat jenis urine, BUN
Monitor status hemodinamik mis. MAP, CVP
terapeutik
Catat intake output dan hitung balance cairan tiap 4/8/24
jam
Berikan asupan cairan sesuai kebutuhan
Berikan cairan intravena, jika perlu
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian diuretik
Kolaborasi tindakan Hemodialisa
Manajemen Eliminasi Urine TINDAKAN
Observasi
Identifikasi tanda dan gejala retensi atau inkontinansia
urine
Identifikasi faktor yang menyebabkan retensi atau
inkontinansia urine
Monitor eliminasi urine mis. Frekwensi, warna, volume
Terapeutik
Catat waktu-waktu keluaran berkemih
Batasi asupan cairan, jika perlu
Ambil sampel urine tengah
Edukasi
Ajarkan tanda dan gejala infeksi saluran kemih
Ajarkan mengukur asupan cairan dan haluan urine
Ajarkan mengambil sampel urine midstrem
Ajarkan mengenali tanda berkemih dan waktu tepat
untuk berkemih
Ajarkan terapi modalitas penguatan otot-otot panggul
Anjurkan minum yang cukup, jika tidak ada kontra
indikasi
Anjurkan mengurangi minum menjelang tidur
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat supositoria ureter, jika perlu
Manajemen Inkontinensia
TINDAKAN
Urine
Observasi
Identifikasi penyebab inkontinansia urinne
Identifikasi peraaan dan persepsi terhadap terhadap
inkontinasia urine
Terapeutik
Sediakan pakaian dan lingkungan yang mendukung
program inkontinansia urine
Ambil sample urine untuk pemeriksaan urine lengkap dan
kultur
Edukasi
Jelaskan definisi, jenis dan penyebab inkontinansia urine
Diskusikan program inkontinansia urine
Kolaborasi
Kolaborasi dengan medis dan fisioterapi untuk mengatasi
inkontinansia urine
Pemberian Obat TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan allergi, interaksi dan kontra
indikasi obat
Verifikasi order obat sesuai indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa obat
Monitor tanda vital dan laboratorium sebelum pemberian
obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek samping , toksisitas, dan iteraksi obat
Terapeutik
Perhatikan prosedur pemberian obat yang aman dan
akurat
Hindari interupsi saat mempersiapkan, memferivikasi,
atau mengelola obat
lakukan prinsip 6 Benar (pasien, obat, dosis, rute, waktu,
dokumentasi)
Perhatikan jadwal pemberian obat jenis hipnotik,
narkotik, dan antibiotik
Hindari pemberian obat yang tidak diberi label dengan
benar
Buang obat yang tidak terpakai atau kadaluarsa
Fasilitasi minum obat
tandatangani pemberian obat dan obat narkotik sesuai
protokol
Dokumentasi pemberian obat dan respon terhadap obat
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan pemberian, tindakan yang
diharapkan, dan efek samping sebelum pemberian
Jelaskan faktor yang dapat meningkatkan dan
menurunkan efektifitas obat
Perawatan Kateter urine TINDAKAN
Observasi
Monitor kepatenan kateter urine
Monitor tanda dan infeksi kandung kemih
Monitor dan gejala obstruktif aliran urine
Monitor kebocoran kateter, selang dan kantung urine
Monitor input dan output cairan (jumlah dan karakteristik)
Terapeutik
Gunakan teknik aseptikselama perawatan kateter urine
Pastikan selang kateter dan kantung urine terbebas dari
lipatan
Pastikan kantung urine dibawah ketinggian kandung
kemih dan tidak dilantai
Lakukan perawatan perineal
lakukan irigasi rutin dengan cairan isotonis untuk
mencegah kolonisasi bakteri
Kosongkan kantung urine jika kantung urine telah terisi
setengahnya
Ganti kateter dan kantung urine sesuai protokol atau
sesuai indikasi
Lepaskan kateter urine sesuai kebutuhan
Jaga privasi selama melakukan tindakan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan manfaat dan resiko sebelum
pemasangan kateter
Perawatan Retensi Urine TINDAKAN
Observasi
Identifikasi penyebab retensi urine (mis. Peningkatan
tekanan uretra, keruskan arkus refleks, disfungsi
neurologis, efek agen farmakologis)`
Monitor efek agen farmakologis
Monitor intake output
Monitor tingkat distensi kandung kemih dengan
palpasi/perkusi
Terapeutik
Sediakan privasi untuk berkemih
Berikan rangsangan berkemih (mis. Mengalirkan air
keran, membilas toilet, kompres dingin pada abdomen
Lakukan manuver crewde, jika perlu
Pasang kateter urine
Fasilitasi berkemih dengan interval yang teratur
Edukasi
Jelaskan penyebab retensi urine
Anjurkan pasien atau keluarga mencatat output urine
Ajarkan cara melakukan rangsangan berkemih
PERAWATAN PERINEUM Tindakan
Observasi
infeksi insisi atau robekan perineum(mis.episiotomi)
Fasilitasi dalam membersihkan perineum
Pertahankan perinium tetap kering
berikan posisi nyaman
Berikan kompresi es,jika perlu
bersihkan area perineum secara teratur
berikan pembalut yang menyerap cairan
ajarkan pasien dan keluarga mengobservasi tanda
abnormal pada
perineum(mis.infeksi,kemerahan,pengeluaran cairan
yang abnormal)
Kolaborasi pembberian antiinflamasi,jika perlu
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Penyebab:
1. Ketidakmampuan atau penurunan mengenali tanda-tanda berkemih
2. Penurunan tonus kandung kemih
3. Hambatan mobilisasi
4. Faktor psikologis: penurunan perhatian pada tanda-tandakeinginan
berkemih (mis. depresi, bingung delirium)
5. Hambatan lingkungan (toilet jatuh, tempat tidur terlalu tinggi, lingkungan
baru)
6. Kehilangan sensorik dan motorik (pada geriatri)
7. Gangguan penglihatan.
Luaran Utama :
Kontinensia Urine
Luaran Tambahan :
Ambulasi
Eliminasi Urine
Keamanan Lingkunagn Rumah
Kontrol Gejala
Koordinasi Pergerakan
Perawatan Diri
Status Neurologis
Tingkat Ansietas
Tingkat Delirium
Tingkat Pengetahuan
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
3x24jam
Ekspektasi Membaik
Kriteria Hasil
Cukup
Cukup Meningka
Menurun Sedang Meningka
Menurun t
t
1 2 3 4 5
Kemampuan berkemih 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Meningkat Sedang Menurun
Meningkat Menurun
1 2 3 4 5
Nokturia 1 2 3 4 5
Residu volume urine
1 2 3 4 5
setelah berkemih
Distensi kandung kemih 1 2 3 4 5
Dribbling 1 2 3 4 5
Hesitancy 1 2 3 4 5
Enuresis 1 2 3 4 5
Verbalisasi pengeluaran
1 2 3 4 5
urine tidak tuntas
Cukup Cukup
Memburuk Sedang Membaik
Memburuk Membaik
1 2 3 4 5
Frekuensi berkemih 1 2 3 4 5
Sensasi berkemih 1 2 3 4 5
INTERVENSI
Intervensi Utama
Latihan Berkemih Observasi
Periksa kembali penyebab gangguan berkemih
(mis: Kognitif, kehilangan ekstremitas/ fungsi
ekstremitas, kehilangan penglihatan)
Monitor pola dan kemampuan berkemih
Terapeutik
Hindari pengguna kateter Indwelling
Siapkan area toilet yang aman
Sediakan peralatan yang dibutuhkan dekat dan
mudah dijangkau (mis: Kursi komode, pispot,
urinal)
Edukasi
Jelaskan arah-arah menuju kamar mandi/ toilet
pada pasien dengan gangguan penglihatan
Anjurkan intake cairan adekuat untuk mendukung
output urine
Anjurkan eliminasi normal dengan beraktivitas dan
olah raga sesuai kemampuan
Perawatan inkontinensia
TINDAKAN
Urine
Observasi
Identifikasi penyebab inkontinensia urine
(mis.disfungsi neurologis, gangguan medula
spinalis, gangguan refleks destrusor, oba-obatan,
usia, riwayat operasi, gangguan fungsi kognitif)
Identifikasi perasaan dan persefsi pasien
terhadap inkontinensia urine yang dialaminya
Monitor kebiasaan BAK
Monitor keefektipan obat, pembedahan dan terapi
modalitas berkemih
Terapeutik
Bersihkan genital dan kulit sekitar secara rutin
Berikan pujian atas keberhasilan mencegah
inkintinensia urine
Buat Jadwal konsumsi obat-obat diuretik
Ambil sampel urine untuk pemeriksaan urine
lengkap dan kultur
Edukasi
Jelaskan definisi, jenis inkontinensia , dan
penyebab
Jelaskan program penanganan inkontinensia urine
Jelaskan jenis pakaian dan lingkungan yang
mendukung proses berkemih
Anjurkan membatasi konsumsi cairan 2-3 jam
menjelang tidur
Ajarkan memantau cairan keluar dan masuk serta
pola eliminasi urine`
Anjurkan minum minima 1500cc/hari jika tidak
kontra indikasi
Anjurkan menghindari kopi, soda, teh dan coklat
Anjurkan mengkonsumsi buah dan sayur untuk
menghindari konstipasi
Kolaborasi
Rujuk ke ahli inkontinensia urine, jika perlu
Intervensi Pendukung
Dukungan Perawatan Diri
TINDAKAN
BAB/BAK
Observasi
Identifikasi kebiasaan BAB/BAK sesuai usia
Monitor integritas kulit pasien
Terapeutik
Buka pakaian yang diperlukan untuk
memudahkan eliminasi
Dukung penggunaan toilet/pispot/urinal secara
konsisten
jaga privasi selama eliminasi
Ganti pakaian pasien setelah eliminasi, jika perlu
Edukasi
Anjurkan BAB?BAK secara rutin
Anjurkan ke kamar mandi/toilet, jika perlu
Manajemen Eliminasi Urine TINDAKAN
Observasi
Identifikasi tanda dan gejala retensi atau
inkontinansia urine
Identifikasi faktor yang menyebabkan retensi atau
inkontinansia urine
Monitor eliminasi urine mis. Frekwensi, warna,
volume
Terapeutik
Catat waktu-waktu keluaran berkemih
Batasi asupan cairan, jika perlu
Ambil sampel urine tengah
Edukasi
Ajarkan tanda dan gejala infeksi saluran kemih
Ajarkan mengukur asupan cairan dan haluan urine
Ajarkan mengambil sampel urine midstrem
Ajarkan mengenali tanda berkemih dan waktu
tepat untuk berkemih
Ajarkan terapi modalitas penguatan otot-otot
panggul
Anjurkan minum yang cukup, jika tidak ada kontra
indikasi
Anjurkan mengurangi minum menjelang tidur
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat supositoria ureter, jika
perlu
Manajemen Inkontinensia
TINDAKAN
Urine
Observasi
Identifikasi penyebab inkontinansia urinne
Identifikasi peraaan dan persepsi terhadap
terhadap inkontinasia urine
Terapeutik
Sediakan pakaian dan lingkungan yang
mendukung program inkontinansia urine
Ambil sample urine untuk pemeriksaan urine
lengkap dan kultur
Edukasi
Jelaskan definisi, jenis dan penyebab
inkontinansia urine
Diskusikan program inkontinansia urine
Kolaborasi
Kolaborasi dengan medis dan fisioterapi untuk
mengatasi inkontinansia urine
Pemberian Obat TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan allergi, interaksi dan
kontra indikasi obat
Verifikasi order obat sesuai indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa obat
Monitor tanda vital dan laboratorium sebelum
pemberian obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek samping , toksisitas, dan iteraksi obat
Terapeutik
Perhatikan prosedur pemberian obat yang aman
dan akurat
Hindari interupsi saat mempersiapkan,
memferivikasi, atau mengelola obat
lakukan prinsip 6 Benar (pasien, obat, dosis, rute,
waktu, dokumentasi)
Perhatikan jadwal pemberian obat jenis hipnotik,
narkotik, dan antibiotik
Hindari pemberian obat yang tidak diberi label
dengan benar
Buang obat yang tidak terpakai atau kadaluarsa
Fasilitasi minum obat
tandatangani pemberian obat dan obat narkotik
sesuai protokol
Dokumentasi pemberian obat dan respon
terhadap obat
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan pemberian, tindakan
yang diharapkan, dan efek samping sebelum
pemberian
Jelaskan faktor yang dapat meningkatkan dan
menurunkan efektifitas obat
PERAWATAN PERINEUM Tindakan
Observasi
infeksi insisi atau robekan
perineum(mis.episiotomi)
Fasilitasi dalam membersihkan perineum
Pertahankan perinium tetap kering
berikan posisi nyaman
Berikan kompresi es,jika perlu
bersihkan area perineum secara teratur
berikan pembalut yang menyerap cairan
ajarkan pasien dan keluarga mengobservasi tanda
abnormal pada
perineum(mis.infeksi,kemerahan,pengeluaran
cairan yang abnormal)
Kolaborasi pembberian antiinflamasi,jika perlu
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
45. Inkontinensia Urin Refleks D.0045
Definisi:
Pengeluaran urine yang tidak terkendali pada saat volume kandung
kemih tertentu tercapai
Penyebab:
1. Kerusakan konduksi impuls di atas arkus refleks
2. Kerusakan jaringan (mis. terapi radiasi)
L.04036 Definisi
Pola kebiasaan buang air kecil
Luaran Utama :
Kontinensia Urine
Luaran Tambahan :
Eliminasi Urine
Integritas Kulit dan Jaringan
Perawatan Diri
Status Kognitif
Status Neurologis
Tingkat Pengetahuan
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x
24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
3x24jam
Ekspektasi Membaik
Kriteria Hasil
INTERVENSI
Intervensi Utama
Latihan Berkemih Observasi
Periksa kembali penyebab gangguan berkemih
(mis: Kognitif, kehilangan ekstremitas/ fungsi
ekstremitas, kehilangan penglihatan)
Monitor pola dan kemampuan berkemih
Terapeutik
Hindari pengguna kateter Indwelling
Siapkan area toilet yang aman
Sediakan peralatan yang dibutuhkan dekat dan
mudah dijangkau (mis: Kursi komode, pispot,
urinal)
Edukasi
Jelaskan arah-arah menuju kamar mandi/ toilet
pada pasien dengan gangguan penglihatan
Anjurkan intake cairan adekuat untuk mendukung
output urine
Anjurkan eliminasi normal dengan beraktivitas dan
olah raga sesuai kemampuan
Perawatan inkontinensia Urine TINDAKAN
Observasi
Identifikasi penyebab inkontinensia urine
(mis.disfungsi neurologis, gangguan medula
spinalis, gangguan refleks destrusor, oba-obatan,
usia, riwayat operasi, gangguan fungsi kognitif)
Identifikasi perasaan dan persefsi pasien terhadap
inkontinensia urine yang dialaminya
Monitor kebiasaan BAK
Monitor keefektipan obat, pembedahan dan terapi
modalitas berkemih
Terapeutik
Bersihkan genital dan kulit sekitar secara rutin
Berikan pujian atas keberhasilan mencegah
inkintinensia urine
Buat Jadwal konsumsi obat-obat diuretik
Ambil sampel urine untuk pemeriksaan urine
lengkap dan kultur
Edukasi
Jelaskan definisi, jenis inkontinensia , dan
penyebab
Jelaskan program penanganan inkontinensia urine
Jelaskan jenis pakaian dan lingkungan yang
mendukung proses berkemih
Anjurkan membatasi konsumsi cairan 2-3 jam
menjelang tidur
Ajarkan memantau cairan keluar dan masuk serta
pola eliminasi urine`
Anjurkan minum minima 1500cc/hari jika tidak
kontra indikasi
Anjurkan menghindari kopi, soda, teh dan coklat
Anjurkan mengkonsumsi buah dan sayur untuk
menghindari konstipasi
Kolaborasi
Rujuk ke ahli inkontinensia urine, jika perlu
Intervensi Pendukung
Dukungan Perawatan Diri
TINDAKAN
BAB/BAK
Observasi
Identifikasi kebiasaan BAB/BAK sesuai usia
Monitor integritas kulit pasien
Terapeutik
Buka pakaian yang diperlukan untuk memudahkan
eliminasi
Dukung penggunaan toilet/pispot/urinal secara
konsisten
jaga privasi selama eliminasi
Ganti pakaian pasien setelah eliminasi, jika perlu
Edukasi
Anjurkan BAB?BAK secara rutin
Anjurkan ke kamar mandi/toilet, jika perlu
Manajemen Eliminasi Urine TINDAKAN
Observasi
Identifikasi tanda dan gejala retensi atau
inkontinansia urine
Identifikasi faktor yang menyebabkan retensi atau
inkontinansia urine
Monitor eliminasi urine mis. Frekwensi, warna,
volume
Terapeutik
Catat waktu-waktu keluaran berkemih
Batasi asupan cairan, jika perlu
Ambil sampel urine tengah
Edukasi
Ajarkan tanda dan gejala infeksi saluran kemih
Ajarkan mengukur asupan cairan dan haluan urine
Ajarkan mengambil sampel urine midstrem
Ajarkan mengenali tanda berkemih dan waktu
tepat untuk berkemih
Ajarkan terapi modalitas penguatan otot-otot
panggul
Anjurkan minum yang cukup, jika tidak ada kontra
indikasi
Anjurkan mengurangi minum menjelang tidur
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat supositoria ureter, jika
perlu
Manajemen Inkontinensia
TINDAKAN
Urine
Observasi
Identifikasi penyebab inkontinansia urinne
Identifikasi peraaan dan persepsi terhadap
terhadap inkontinasia urine
Terapeutik
Sediakan pakaian dan lingkungan yang
mendukung program inkontinansia urine
Ambil sample urine untuk pemeriksaan urine
lengkap dan kultur
Edukasi
Jelaskan definisi, jenis dan penyebab inkontinansia
urine
Diskusikan program inkontinansia urine
Kolaborasi
Kolaborasi dengan medis dan fisioterapi untuk
mengatasi inkontinansia urine
Pemberian Obat TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan allergi, interaksi dan
kontra indikasi obat
Verifikasi order obat sesuai indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa obat
Monitor tanda vital dan laboratorium sebelum
pemberian obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek samping , toksisitas, dan iteraksi obat
Terapeutik
Perhatikan prosedur pemberian obat yang aman
dan akurat
Hindari interupsi saat mempersiapkan,
memferivikasi, atau mengelola obat
lakukan prinsip 6 Benar (pasien, obat, dosis, rute,
waktu, dokumentasi)
Perhatikan jadwal pemberian obat jenis hipnotik,
narkotik, dan antibiotik
Hindari pemberian obat yang tidak diberi label
dengan benar
Buang obat yang tidak terpakai atau kadaluarsa
Fasilitasi minum obat
tandatangani pemberian obat dan obat narkotik
sesuai protokol
Dokumentasi pemberian obat dan respon terhadap
obat
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan pemberian, tindakan
yang diharapkan, dan efek samping sebelum
pemberian
Jelaskan faktor yang dapat meningkatkan dan
menurunkan efektifitas obat
infeksi insisi atau robekan
PERAWATAN PERINEUM
perineum(mis.episiotomi)
Fasilitasi dalam membersihkan perineum
Pertahankan perinium tetap kering
berikan posisi nyaman
Berikan kompresi es,jika perlu
bersihkan area perineum secara teratur
berikan pembalut yang menyerap cairan
ajarkan pasien dan keluarga mengobservasi tanda
abnormal pada
perineum(mis.infeksi,kemerahan,pengeluaran
cairan yang abnormal)
Kolaborasi pembberian antiinflamasi,jika perlu
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Pemberian Obat Oral TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan allergi, interaksi dan
kontra indikasi obat
Verifikasi order obat sesuai indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek lokal, sisitemik, dan efeksamping obat
Monitor resiko aspirasi, jika perlu
Terapeutik
lakukan prinsip 6 Benar (pasien, obat, dosis, rute,
waktu, dokumentasi)
Berikan obat oral sebelum makan atau setelah
makan, sesuai kebutuhan
Campurkan obat dengan sirup, jika perlu
Taruh obat sublingual dibawah lidah pasien
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan pemberian, tindakan
yang diharapkan, dan efeksamping sebelum
pemberian
Anjurkan tidak menelan obat sublingual
Anjurkan tidak makan dan minum hingga seluruh
obat sublingual larut
Ajarkan pasien dan keluarga tentang cara
pemberian obat secara mandiri
46. Inkontinensia Urin Stres D.0046
Definisi:
Kebocoran urine mendadak dan tidak dapat dikendalikan karena
aktivitas yang meningkatkan tekanan intra abdomen
Penyebab:
1. Kelemahan intrinsik spinkter uretra
2. Perubahan degenerasi/non degenerasi otot pelvis
3. Kekurangan estrogen
4. Peningkatan tekanan intraabdomen
5. Kelemahan otot pelvis
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif Objektif
Mengeluh keluar urin < ml saat (tidak tersedia)
tekanan abdominal meningkat (mis.
saat berdiri, bersin, tertawa, berlari
atau mengangkat benda berat)
Kontinensia Urine
Luaran Tambahan :
Eliminasi Urine
Kontrol Gejala
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x
24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
3x24jam
Ekspektasi Membaik
Kriteria Hasil
Cukup
Cukup Sedan
Menurun Meningka Meningkat
Menurun g
t
1 2 3 4 5
Kemampuan
1 2 3 4 5
berkemih
Cukup Sedan Cukup
Meningkat Menurun
Meningkat g Menurun
1 2 3 4 5
Nokturia 1 2 3 4 5
Residu volume urine
1 2 3 4 5
setelah berkemih
Distensi kandung
1 2 3 4 5
kemih
Dribbling 1 2 3 4 5
Hesitancy 1 2 3 4 5
Enuresis 1 2 3 4 5
Verbalisasi
pengeluaran urine 1 2 3 4 5
tidak tuntas
Cukup Sedan Cukup
Memburuk Membaik
Memburuk g Membaik
1 2 3 4 5
Frekuensi berkemih 1 2 3 4 5
Sensasi berkemih 1 2 3 4 5
INTERVENSI
Intervensi Utama
Perawatan inkontinensia Urine TINDAKAN
Observasi
Identifikasi penyebab inkontinensia urine
(mis.disfungsi neurologis, gangguan medula
spinalis, gangguan refleks destrusor, oba-obatan,
usia, riwayat operasi, gangguan fungsi kognitif)
Identifikasi perasaan dan persefsi pasien
terhadap inkontinensia urine yang dialaminya
Monitor kebiasaan BAK
Monitor keefektipan obat, pembedahan dan
terapi modalitas berkemih
Terapeutik
Bersihkan genital dan kulit sekitar secara rutin
Berikan pujian atas keberhasilan mencegah
inkintinensia urine
Buat Jadwal konsumsi obat-obat diuretik
Ambil sampel urine untuk pemeriksaan urine
lengkap dan kultur
Edukasi
Jelaskan definisi, jenis inkontinensia , dan
penyebab
Jelaskan program penanganan inkontinensia
urine
Jelaskan jenis pakaian dan lingkungan yang
mendukung proses berkemih
Anjurkan membatasi konsumsi cairan 2-3 jam
menjelang tidur
Ajarkan memantau cairan keluar dan masuk
serta pola eliminasi urine`
Anjurkan minum minima 1500cc/hari jika tidak
kontra indikasi
Anjurkan menghindari kopi, soda, teh dan coklat
Anjurkan mengkonsumsi buah dan sayur untuk
menghindari konstipasi
Kolaborasi
Rujuk ke ahli inkontinensia urine, jika perlu
Intervensi Pendukung
Dukungan Perawatan Diri
TINDAKAN
BAB/BAK
Observasi
Identifikasi kebiasaan BAB/BAK sesuai usia
Monitor integritas kulit pasien
Terapeutik
Buka pakaian yang diperlukan untuk
memudahkan eliminasi
Dukung penggunaan toilet/pispot/urinal secara
konsisten
jaga privasi selama eliminasi
Ganti pakaian pasien setelah eliminasi, jika perlu
Edukasi
Anjurkan BAB?BAK secara rutin
Anjurkan ke kamar mandi/toilet, jika perlu
Manajemen Eliminasi Urine TINDAKAN
Observasi
Identifikasi tanda dan gejala retensi atau
inkontinansia urine
Identifikasi faktor yang menyebabkan retensi
atau inkontinansia urine
Monitor eliminasi urine mis. Frekwensi, warna,
volume
Terapeutik
Catat waktu-waktu keluaran berkemih
Batasi asupan cairan, jika perlu
Ambil sampel urine tengah
Edukasi
Ajarkan tanda dan gejala infeksi saluran kemih
Ajarkan mengukur asupan cairan dan haluan
urine
Ajarkan mengambil sampel urine midstrem
Ajarkan mengenali tanda berkemih dan waktu
tepat untuk berkemih
Ajarkan terapi modalitas penguatan otot-otot
panggul
Anjurkan minum yang cukup, jika tidak ada
kontra indikasi
Anjurkan mengurangi minum menjelang tidur
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat supositoria ureter,
jika perlu
Manajemen Inkontinensia Urine TINDAKAN
Observasi
Identifikasi penyebab inkontinansia urinne
Identifikasi peraaan dan persepsi terhadap
terhadap inkontinasia urine
Terapeutik
Sediakan pakaian dan lingkungan yang
mendukung program inkontinansia urine
Ambil sample urine untuk pemeriksaan urine
lengkap dan kultur
Edukasi
Jelaskan definisi, jenis dan penyebab
inkontinansia urine
Diskusikan program inkontinansia urine
Kolaborasi
Kolaborasi dengan medis dan fisioterapi untuk
mengatasi inkontinansia urine
Pemberian Obat TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan allergi, interaksi dan
kontra indikasi obat
Verifikasi order obat sesuai indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa obat
Monitor tanda vital dan laboratorium sebelum
pemberian obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek samping , toksisitas, dan iteraksi
obat
Terapeutik
Perhatikan prosedur pemberian obat yang aman
dan akurat
Hindari interupsi saat mempersiapkan,
memferivikasi, atau mengelola obat
lakukan prinsip 6 Benar (pasien, obat, dosis, rute,
waktu, dokumentasi)
Perhatikan jadwal pemberian obat jenis hipnotik,
narkotik, dan antibiotik
Hindari pemberian obat yang tidak diberi label
dengan benar
Buang obat yang tidak terpakai atau kadaluarsa
Fasilitasi minum obat
tandatangani pemberian obat dan obat narkotik
sesuai protokol
Dokumentasi pemberian obat dan respon
terhadap obat
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan pemberian, tindakan
yang diharapkan, dan efek samping sebelum
pemberian
Jelaskan faktor yang dapat meningkatkan dan
menurunkan efektifitas obat
infeksi insisi atau robekan
PERAWATAN PERINEUM
perineum(mis.episiotomi)
Fasilitasi dalam membersihkan perineum
Pertahankan perinium tetap kering
berikan posisi nyaman
Berikan kompresi es,jika perlu
bersihkan area perineum secara teratur
berikan pembalut yang menyerap cairan
ajarkan pasien dan keluarga mengobservasi
tanda abnormal pada
perineum(mis.infeksi,kemerahan,pengeluaran
cairan yang abnormal)
Kolaborasi pembberian antiinflamasi,jika perlu
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Pemberian Obat Oral TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan allergi, interaksi dan
kontra indikasi obat
Verifikasi order obat sesuai indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek lokal, sisitemik, dan efeksamping
obat
Monitor resiko aspirasi, jika perlu
Terapeutik
lakukan prinsip 6 Benar (pasien, obat, dosis, rute,
waktu, dokumentasi)
Berikan obat oral sebelum makan atau setelah
makan, sesuai kebutuhan
Campurkan obat dengan sirup, jika perlu
Taruh obat sublingual dibawah lidah pasien
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan pemberian, tindakan
yang diharapkan, dan efeksamping sebelum
pemberian
Anjurkan tidak menelan obat sublingual
Anjurkan tidak makan dan minum hingga seluruh
obat sublingual larut
Ajarkan pasien dan keluarga tentang cara
pemberian obat secara mandiri
Manajemen Prolapsus Uteri TINDAKAN
Observasi
Identifikasi riwayat kesehatan organ reproduksi
Identifikasi riwayat kontra indikasi terapi
pesarium (mis. Infeksi pelvis, laserasi/luka, tidak
patuh dan endometriosis
Periksa bagian uterus yang keluar melalui vagina
Monitor vital sign
Terapeutik
Berikan latihan otot panggul (senam kegel)
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
pembedahan
Jelaskan persiapan prosedur dan pasca
pemasangan pesarium dan pembedahan
Jelaskan Pemenuhan kebutuhan seksual, jika
perlu
Kolaborasi
Kolaborasi pemasangan pesarium, jika perlu
Kolaborasi tindakan pembedahan ( mis.
Vetrofiksasi, histerktomi vagina, kolpektomi,
operasi manchester)
Manajemen Medikasi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi penggunaan obat sesuai resep
Identifikasi masa kadaluarsa obat
Identifikasi pengetahuan dan kemampuan
menjalani program pengobatan
Monitor keefektipan dan efek samping pemberian
obat
Monitor tanda dan gejala keracunan obat
Monitor darah serum (mis. Elektrolit, protrombin)
jika perlu
Monitor kepatuhan menjalani program
pengobatan
Terapeutik
Fasilitasi perubahan program pengobatan, jika
perlu
Sediakan sumber informasi program pengobatan
secara visual dan tertulis
Fasilitasi pasien dan keluarga melakukan
penyesuaian pola hidup akibat program
pengobatan
Edukasi
Ajarkan pasien dan keluarga mengelola obat
( dosis, penyimpanan,rute, waktu pemberian.)
Ajarkan cara menangani dan mengurangi efek
samping, jika perlu
Anjurkan menghubungi petugas kesehatan jika
terjadi efek samping obat.
Pemantauan Respirasi TINDAKAN
Observasi
Monitor frekwensi, irama, kedalaman, dan upaya
napas
Monitor pola napas ( bradipnea, takipnea,
hiperventilasi, kussmoul, cheine stokes, biot,
ataksik)
Monitor kemampuan batuk efektif
Monitor adanya produk sputum
Monitor adanya sumbatan jalan napas
Monitor kesimetrisan ekspansi paru
Monitor auskultasi bunyi napas
Monitor saturasi oksigen
Monitor nilai AGD
Monitor hasil x-ray
Terapeutik
Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi
pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
47. Inkontinensia Urin Urgensi D.0047
Definisi:
Keluarnya urine tidak terkendali sesaat setelah keinginan yang kuat
untuk berkemih (kebelet)
Penyebab:
1. Iritasi reseptor kontraksi kandung kemih
2. Penurunan kapasitas kandung kemih
3. Hiperaktivitas destrusor dengan kerusakan kontraktilitas kandung kemih
4. Efek agen farmakologis (mis. deuretik)
Luaran Utama :
Kontinensia Urine
Luaran Tambahan :
Eliminasi Urine
Kontrol Gejala
Perawatan Diri
Tingkta Infeksi
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x
24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
3x24jam
Ekspektasi Membaik
Kriteria Hasil
Cukup
Cukup Sedan
Menurun Meningka Meningkat
Menurun g
t
1 2 3 4 5
Kemampuan
1 2 3 4 5
berkemih
Cukup Sedan Cukup
Meningkat Menurun
Meningkat g Menurun
1 2 3 4 5
Nokturia 1 2 3 4 5
Residu volume urine
1 2 3 4 5
setelah berkemih
Distensi kandung
1 2 3 4 5
kemih
Dribbling 1 2 3 4 5
Hesitancy 1 2 3 4 5
Enuresis 1 2 3 4 5
Verbalisasi
pengeluaran urine 1 2 3 4 5
tidak tuntas
Memburu Cukup Sedan Cukup
Membaik
k Memburuk g Membaik
1 2 3 4 5
Frekuensi berkemih 1 2 3 4 5
Sensasi berkemih 1 2 3 4 5
INTERVENSI
Intervensi Utama
Latihan Berkemih Observasi
Periksa kembali penyebab gangguan berkemih
(mis: Kognitif, kehilangan ekstremitas/ fungsi
ekstremitas, kehilangan penglihatan)
Monitor pola dan kemampuan berkemih
Terapeutik
Hindari pengguna kateter Indwelling
Siapkan area toilet yang aman
Sediakan peralatan yang dibutuhkan dekat dan
mudah dijangkau (mis: Kursi komode, pispot,
urinal)
Edukasi
Jelaskan arah-arah menuju kamar mandi/ toilet
pada pasien dengan gangguan penglihatan
Anjurkan intake cairan adekuat untuk
mendukung output urine
Anjurkan eliminasi normal dengan beraktivitas
dan olah raga sesuai kemampuan
Intervensi Pendukung
Dukungan Kepatuhan
TINDAKAN
Program pengobatan
OBSERVASI
Identifikasi kepatuhan menjalankan program
pengobatan
TERAPEUTIK
Cukup
Cukup
Menurun Sedang Meningka Meningkat
Menurun
t
1 2 3 4 5
Kemampuan berkemih 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Meningkat Sedang Menurun
Meningkat Menurun
1 2 3 4 5
Nokturia 1 2 3 4 5
Residu volume urine
1 2 3 4 5
setelah berkemih
Distensi kandung
1 2 3 4 5
kemih
Dribbling 1 2 3 4 5
Hesitancy 1 2 3 4 5
Enuresis 1 2 3 4 5
Verbalisasi
pengeluaran urine 1 2 3 4 5
tidak tuntas
Memburu Cukup Cukup
Sedang Membaik
k Memburuk Membaik
1 2 3 4 5
Frekuensi berkemih 1 2 3 4 5
Sensasi berkemih 1 2 3 4 5
INTERVENSI
Intervensi Utama
Manajemen Eliminasi Urine TINDAKAN
Observasi
Identifikasi tanda dan gejala retensi atau
inkontinansia urine
Identifikasi faktor yang menyebabkan retensi
atau inkontinansia urine
Monitor eliminasi urine mis. Frekwensi, warna,
volume
Terapeutik
Catat waktu-waktu keluaran berkemih
Batasi asupan cairan, jika perlu
Ambil sampel urine tengah
Edukasi
Ajarkan tanda dan gejala infeksi saluran kemih
Ajarkan mengukur asupan cairan dan haluan
urine
Ajarkan mengambil sampel urine midstrem
Ajarkan mengenali tanda berkemih dan waktu
tepat untuk berkemih
Ajarkan terapi modalitas penguatan otot-otot
panggul
Anjurkan minum yang cukup, jika tidak ada
kontra indikasi
Anjurkan mengurangi minum menjelang tidur
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat supositoria ureter,
jika perlu
Intervensi Pendukung
Dukungan Kepatuhan Program
TINDAKAN
pengobatan
OBSERVASI
Identifikasi kepatuhan menjalankan program
pengobatan
TERAPEUTIK
Buat komitmen menjalani program
pengobatan dengan baik
Buat jadwal pendampingan keluarga untuk
bergantian menemani pasien selama dirawat
dan menjalani program pengobatan
Dokumentasikan aktivitas selama menjalani
program pengobatan
Diskusikan hal-hal yang dapat mendukung
atau menghambat berjalannya program
pengobatan
Libatkan keluarga untuk mendukung program
pengobatan yang dijalani
EDUKASI
Informasikan program pengobatan yang harus
dijalani
Informasikan manfaat yang akan diperoleh jika
teratur menjalani program pengobatan
Anjurkan keluarga untuk mendampingi dan
merawat pasien selama menjalani program
pengobatan
Anjurkan pasien dan keluarga melakukan
konsultasi ulang saat kontrol
Kateterisasi urine TINDAKAN
Observasi`
Periksa kondisi pasien mis. Kesadaran, vital
sign, daerah perineal, distensi kandung kemih,
inkontinensia urine, refleks berkemih
Terapeutik
Siapkan peralatan, bahan dan ruangan
tindakan
Siapkan pasien; bebaskan pakaian bawah dan
posisi dorsal rekumben (wanita) supine (laki-
laki)
Pasang sarung tangan
Bersihkan daerah perineal atau preposium
dengan cairan nacl atau aquades
lakukan insersi kateter urine dengan
menerapkan prinsip aseptik
Sambungkan kateter urine dengan urine bag
Isi balon dengan aquades sesuai anjuran merk
kateter
Piksasi selang kateter diatas simpisis atau
paha
Pastikan kantung urine ditempatkan lebih
rendah dari kandung kemih
Berikan label waktu pemasangan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemasangan
kateter urine
Anjurkan menarik napas saat insersi selang
kateter
Dukungan Perawatan Diri BAB/BAK TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kebiasaan BAB/BAK sesuai usia
Monitor integritas kulit pasien
Terapeutik
Buka pakaian yang diperlukan untuk
memudahkan eliminasi
Dukung penggunaan toilet/pispot/urinal secara
konsisten
jaga privasi selama eliminasi
Ganti pakaian pasien setelah eliminasi, jika
perlu
Edukasi
Anjurkan BAB?BAK secara rutin
Anjurkan ke kamar mandi/toilet, jika perlu
Manajemen Cairan TINDAKAN
Observasi
Monitor status hidrasi mis frek nadi, kekuatan
nadi, akral, CRT, mukosa, turgor
Monitor berat badan harian
Monitor berat badab sebelum dan sesudah
dialisis
Monitor pemeriksaan laboratorium mis. HT,
Na,Ka, Cl, berat jenis urine, BUN
Monitor status hemodinamik mis. MAP, CVP
terapeutik
Catat intake output dan hitung balance cairan
tiap 4/8/24 jam
Berikan asupan cairan sesuai kebutuhan
Berikan cairan intravena, jika perlu
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian diuretik
Kolaborasi tindakan Hemodialisa
Perawatan Kateter urine TINDAKAN
Observasi
Monitor kepatenan kateter urine
Monitor tanda dan infeksi kandung kemih
Monitor dan gejala obstruktif aliran urine
Monitor kebocoran kateter, selang dan
kantung urine
Monitor input dan output cairan (jumlah dan
karakteristik)
Terapeutik
Gunakan teknik aseptikselama perawatan
kateter urine
Pastikan selang kateter dan kantung urine
terbebas dari lipatan
Pastikan kantung urine dibawah ketinggian
kandung kemih dan tidak dilantai
Lakukan perawatan perineal
lakukan irigasi rutin dengan cairan isotonis
untuk mencegah kolonisasi bakteri
Kosongkan kantung urine jika kantung urine
telah terisi setengahnya
Ganti kateter dan kantung urine sesuai
protokol atau sesuai indikasi
Lepaskan kateter urine sesuai kebutuhan
Jaga privasi selama melakukan tindakan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan manfaat dan resiko
sebelum pemasangan kateter
Manajemen Medikasi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi penggunaan obat sesuai resep
Identifikasi masa kadaluarsa obat
Identifikasi pengetahuan dan kemampuan
menjalani program pengobatan
Monitor keefektipan dan efek samping
pemberian obat
Monitor tanda dan gejala keracunan obat
Monitor darah serum (mis. Elektrolit,
protrombin) jika perlu
Monitor kepatuhan menjalani program
pengobatan
Terapeutik
Fasilitasi perubahan program pengobatan, jika
perlu
Sediakan sumber informasi program
pengobatan secara visual dan tertulis
Fasilitasi pasien dan keluarga melakukan
penyesuaian pola hidup akibat program
pengobatan
Edukasi
Ajarkan pasien dan keluarga mengelola obat
( dosis, penyimpanan,rute, waktu pemberian.)
Ajarkan cara menangani dan mengurangi efek
samping, jika perlu
Anjurkan menghubungi petugas kesehatan
jika terjadi efek samping obat.
49. Konstipasi D.0049
Definisi:
Penurunan defekasi normal yang disertai pengeluaran faeces sulit dan
tidak tuntas serta feces kering dan banyak
Penyebab:
Fisiologis :
1. Penurunan motilitas gastrointestital
2. Ketidakadekuatan pertumbuhan gigi
3. Ketidakcukupan diet
4. Ketidakcukupan asupan serat
5. Ketidakcukupan asupan cairan
6. Aganglionik (mis. penyakit Hirscprung)
7. Kelemahan otot abdomen
Psikologis :
1. Konfusi
2. Depresi
3. Gangguan emosional
Situsional :
1. Perubahan kebiasaan makan (mis. Jenis makanan, jadwal makan)
2. Ketidakadekuatan toileting
3. Aktivitas fisik harian kurang dari yang dianjurkan
4. Panyalahgunaan laksatif
5. Efek agen farmakologis
6. Ketidakteraturan kebiasaan defekasi
7. Kebiasaan menahan dorongan defekasi
8. Perubahan lingkungan
L.04033 Definisi
Pola normal kebiasaan buang air besar
Luaran Utama :
Eliminasi Fekal
Luaran Tambahan :
Fungsi Gastrointestinal
Keseimbangan Cairan
Keseimabangan Elektrolit
Kontinensia Fekal
Mobilitas Fisik
Nafsu Makan
Tingkat Nyeri
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
3x24jam
Ekspektasi Membaik
Kriteria Hasil
Cukup
Cukup Sedan
Menurun Meningka Meningkat
Menurun g
t
1 2 3 4 5
Pengontrolan
1 2 3 4 5
pengeluaran feses
Memburu Cukup Sedan Cukup
Membaik
k Memburuk g Membaik
1 2 3 4 5
Defekasi 1 2 3 4 5
Frekuensi buang air
1 2 3 4 5
besar
Kondisi kulit perianal 1 2 3 4 5
INTERVENSI
Intervensi Utama
Manajemen Eliminasi Fekal TINDAKAN
Observasi
Identifikasi masalah usus dan penggunaan obat
pencahar
Identifikasi pengobatan yang berefek pada kondisi
gastrointestinal
Monitor buang air besar mis warna, frek, konsistensi
Monitor tanda dan gejala diare, konstipasi dan
impaksi
Terapeutik
Berikan air hangat setelah makan
Jadwalkan waktu defekasi
Sediakan makanan tinggi serat
Edukasi
Jelaskan jenis makanan yang membantu
meningkatkan keteraturan peristaltik usus,
Anjurkan mencatat warna frekuensi, konsistensi,
dan volume
Anjurkan meningkatkan aktifitas fisik
Anjurkan pengurangan makan yang dapat
meningkatkan pembentukan gas
Anjurkan mengkonsumsi makananyang
mengandung tinggi serat
Anjurkan meningkatkan asupan cairan jika tidak
ada kontra indikasi
Kolaboprasi
Penyebab:
1. Peningkatan tekanan uretra
2. Kerusakan arkus refleks
3. Blok spingter
4. Disfungsi neurologis (mis. trauma, penyakit saraf)
5. Efek agen farmakologis ( mis. atropine, belladonna, psikotropik,
antihistamin,
oplate)
L.04034 Definisi
Pengosongan kandung kemih yang lengkap
Luaran Utama :
Eliminasi Urine
Luaran Tambahan :
Kontinensia Urine
Kontrol Gejala
Status Kenyamanan
Status Neurologis
Tingkat Nyeri
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x
24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
3x24jam
Ekspektasi Membaik
Kriteria Hasil
Cukup
Cukup Meningka
Menurun Sedang Meningka
Menurun t
t
1 2 3 4 5
Sensasi berkemih 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Meningkat Sedang Menurun
Meningkat Menurun
1 2 3 4 5
Desakan berkemih
1 2 3 4 5
(urgensi)
Distensi kandung kemih 1 2 3 4 5
Berkemih tidak tuntas
1 2 3 4 5
(hesitancy)
Volume residu urine 1 2 3 4 5
Urine menetes
1 2 3 4 5
(dribbling)
Nokturia 1 2 3 4 5
Mengompol 1 2 3 4 5
Enuresis 1 2 3 4 5
Disuria 1 2 3 4 5
anuna 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Memburuk Sedang Membaik
Memburuk Membaik
1 2 3 4 5
Frekuensi BAK 1 2 3 4 5
Karakteristik urine 1 2 3 4 5
INTERVENSI
Intervensi Utama
Kateterisasi urine TINDAKAN
Observasi`
Periksa kondisi pasien mis. Kesadaran, vital sign,
daerah perineal, distensi kandung kemih,
inkontinensia urine, refleks berkemih
Terapeutik
Siapkan peralatan, bahan dan ruangan tindakan
Siapkan pasien; bebaskan pakaian bawah dan
posisi dorsal rekumben (wanita) supine (laki-laki)
Pasang sarung tangan
Bersihkan daerah perineal atau preposium dengan
cairan nacl atau aquades
lakukan insersi kateter urine dengan menerapkan
prinsip aseptik
Sambungkan kateter urine dengan urine bag
Isi balon dengan aquades sesuai anjuran merk
kateter
Piksasi selang kateter diatas simpisis atau paha
Pastikan kantung urine ditempatkan lebih rendah
dari kandung kemih
Berikan label waktu pemasangan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemasangan kateter
urine
Intervensi Pendukung
Dukungan Kepatuhan Program
TINDAKAN
pengobatan
OBSERVASI
Identifikasi kepatuhan menjalankan program
pengobatan
TERAPEUTIK
Buat komitmen menjalani program pengobatan
dengan baik
Buat jadwal pendampingan keluarga untuk
bergantian menemani pasien selama dirawat dan
menjalani program pengobatan
Dokumentasikan aktivitas selama menjalani
program pengobatan
Diskusikan hal-hal yang dapat mendukung atau
menghambat berjalannya program pengobatan
Libatkan keluarga untuk mendukung program
pengobatan yang dijalani
EDUKASI
Informasikan program pengobatan yang harus
dijalani
Informasikan manfaat yang akan diperoleh jika
teratur menjalani program pengobatan
Anjurkan keluarga untuk mendampingi dan
merawat pasien selama menjalani program
pengobatan
Anjurkan pasien dan keluarga melakukan
konsultasi ulang saat kontrol
Irigasi kandung Kemih TINDAKAN
Observasi
Monitor keseimbangan cairan
Periksa aktifitas dan mobilitas mis. Posisi kateter,
lipatan kateter
Identifikasi kemampuan pasien merawat kateter
Identifikasi kateter yang akan digunakan adalah
three way
Identifikasi order obat irigasi kandung kemih
kembali
Monitor cairan irigasi yang keluar mis. Bekuan
darah atau benda asing lainnya
Monitor respon pasien selama dan setelah irigasi
kandung kemih
Monitor hasil elektrolit darah
Monitor jumlah cairan intake dan output cairan
irigasi dan urine
Terapeutik
Gunakan cairan isotonis untuk irigasi kandung
kemih
Jaga privasi
Kosongkan kandung urine
Gunakan alat pelindung diri
Lakukan standar SPO dengan teknik aseptik
Persiapakan alat-alat yang akan digunakan dengan
mempertahankan kesterilan
Siapkan cairan irigasi sesuai kebutuhan
Buka dan desinfeksi akses port kateter dengan
swab alkohol
Hubungkan set cairan irigasi ke kateter urine
Atur cairan tetesan irigasi sesuai kebutuhan
Pastikan cairan irigasi mengalir ke kateter
Berikan posisi nyaman
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur irigasi kandung
kemih
Anjurkan melapor jika ada keluhan nyeri saat BAK,
urine merah dan tidak bisa BAK
Irigasi Kateter Urine TINDAKAN
Observasi
Identifikasi indikasi irigasi kateter urine
Monitor intake output cairan
Terapeutik
jaga privasi
Posisikan nyaman setinggi siku perawat
Gunakan alat pelindung diri
Kosongkan kantung urine dan ukur jumlah urine
Siapkan cairan irigasi sesuai kebutuhan
Buka dan desinfeksi akses port kateter dengan
swab alkohol
klem kateter
alirkan cairan irigasi kedalam kateter urine sesuai
kebutuhan
Buka klem kateter dan biarkan urine dan cairan
irigasi mengalir keluar
catat cairan irigasi dan output urine
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
Jelaskan kepada pasien dan keluarga tanda dan
gejala serta efek jika irigasi urine tidak mengalir
lancar
Konsultasi Via Telepon Observasi
Identifikasi tujuan konsultasi via telepon
Identifikasi masalah yang menjadi fokus konsultasi
Identifikasi kemampuan pasien memahami
informasi telepon (mis: defisit pendengaran,
kebingungan, hambatan bahasa)
Identifikasi tingkat dukungan keluarga dan
keterlibatan dalam perawatan
Identifikasi respon psikologis terhadap situasi dan
ketersediaan sistem pendukung
Identifikasi sisiko keselamatan bagi pemanggil dan/
atau orang lain
Identifikasi apakah masalah memerlukan evaluasi
lebih lanjut
Identifikasi ekspektasi biaya, jika perlu
Identifikasi cara menghubungi pasien atau keluarga
untuk menerima telepon kembali, jika diperlukan
Terapeutik
Perkenalkan diri dan instansi
Dapatkan informasi tentang diagnosis keperawatan
dan/ atau medis, jika perlu
Dapatkan informasi riwayat kesehatan masa lalu
dan terapi saat ini
Tanyakan keluhan utama dan riwayat kesehatan
saat ini sesuai dengan protokol standar
Berikan tanggapan secara profesional terhadap
penerimaan atau penolakan ide
Fasilitasi memutuskan pilihan aletrnatif solusi
Libatkan keluarga/ orang penting lainnya dalam
perencanaan perawatan
Pertahankan kerahasiaan pasien
Edukasi
jelaskan masalah yang sedang dihadapi pasien
Jelaskan alternatif solusi yang dapat dilakukan oleh
pasien/ keluarga
Jelaskan keuntungan dan kerugian masing-masing
solusi
Informasikan program pendidikan, kelompok
pendukung kelompok swadaya yang dapat
dimanfaatkan pasien
Anjurkan meningkatkan kemandirian
menyelesaikan masalah
Manajemen Cairan TINDAKAN
Observasi
Monitor status hidrasi mis frek nadi, kekuatan nadi,
akral, CRT, mukosa, turgor
Monitor berat badan harian
Monitor berat badab sebelum dan sesudah dialisis
Monitor pemeriksaan laboratorium mis. HT, Na,Ka,
Cl, berat jenis urine, BUN
Monitor status hemodinamik mis. MAP, CVP
terapeutik
Catat intake output dan hitung balance cairan tiap
4/8/24 jam
Berikan asupan cairan sesuai kebutuhan
Berikan cairan intravena, jika perlu
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian diuretik
Kolaborasi tindakan Hemodialisa
Manajemen Eliminasi Urine TINDAKAN
Observasi
Identifikasi tanda dan gejala retensi atau
inkontinansia urine
Identifikasi faktor yang menyebabkan retensi atau
inkontinansia urine
Monitor eliminasi urine mis. Frekwensi, warna,
volume
Terapeutik
Catat waktu-waktu keluaran berkemih
Batasi asupan cairan, jika perlu
Ambil sampel urine tengah
Edukasi
Ajarkan tanda dan gejala infeksi saluran kemih
Ajarkan mengukur asupan cairan dan haluan urine
Ajarkan mengambil sampel urine midstrem
Ajarkan mengenali tanda berkemih dan waktu tepat
untuk berkemih
Ajarkan terapi modalitas penguatan otot-otot
panggul
Anjurkan minum yang cukup, jika tidak ada kontra
indikasi
Anjurkan mengurangi minum menjelang tidur
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat supositoria ureter, jika
perlu
Pemantauan Cairan TINDAKAN
Observasi
Monitor frekwensi dan kekuatan nadi
Monitor frekwensi napas
Monitor tekanan darah
Monitor berat badan
Monitor waktu pengisian kapiler
Monitor turgor kulit
Monitor jumlah, warna, dan berat jenis urine
Monitor kadar albumin dan protein
Monitor hasil pemeriksaan serum( mis. Osmolaritas
serum, HT, natrium, kalium, BUN)
Monitor intake output cairan
Identifikasi tanda Hipovolemia
Identifikasi tanda hipervolemia
Identifikasi faktor resiko ketidak seimbangan cairan
Terapeutik
Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan
kondisi pasien
Dokumentasi hasil pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
Pemberian Obat TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan allergi, interaksi dan
kontra indikasi obat
Verifikasi order obat sesuai indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa obat
Monitor tanda vital dan laboratorium sebelum
pemberian obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek samping , toksisitas, dan iteraksi obat
Terapeutik
Perhatikan prosedur pemberian obat yang aman
dan akurat
Hindari interupsi saat mempersiapkan,
memferivikasi, atau mengelola obat
lakukan prinsip 6 Benar (pasien, obat, dosis, rute,
waktu, dokumentasi)
Perhatikan jadwal pemberian obat jenis hipnotik,
narkotik, dan antibiotik
Hindari pemberian obat yang tidak diberi label
dengan benar
Buang obat yang tidak terpakai atau kadaluarsa
Fasilitasi minum obat
tandatangani pemberian obat dan obat narkotik
sesuai protokol
Dokumentasi pemberian obat dan respon terhadap
obat
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan pemberian, tindakan
yang diharapkan, dan efek samping sebelum
pemberian
Jelaskan faktor yang dapat meningkatkan dan
menurunkan efektifitas obat
Perawatan inkontinensia Urine TINDAKAN
Observasi
Identifikasi penyebab inkontinensia urine
(mis.disfungsi neurologis, gangguan medula
spinalis, gangguan refleks destrusor, oba-obatan,
usia, riwayat operasi, gangguan fungsi kognitif)
Identifikasi perasaan dan persefsi pasien terhadap
inkontinensia urine yang dialaminya
Monitor kebiasaan BAK
Monitor keefektipan obat, pembedahan dan terapi
modalitas berkemih
Terapeutik
Bersihkan genital dan kulit sekitar secara rutin
Berikan pujian atas keberhasilan mencegah
inkintinensia urine
Buat Jadwal konsumsi obat-obat diuretik
Ambil sampel urine untuk pemeriksaan urine
lengkap dan kultur
Edukasi
Jelaskan definisi, jenis inkontinensia , dan
penyebab
Jelaskan program penanganan inkontinensia urine
Jelaskan jenis pakaian dan lingkungan yang
mendukung proses berkemih
Anjurkan membatasi konsumsi cairan 2-3 jam
menjelang tidur
Ajarkan memantau cairan keluar dan masuk serta
pola eliminasi urine`
Anjurkan minum minima 1500cc/hari jika tidak
kontra indikasi
Anjurkan menghindari kopi, soda, teh dan coklat
Anjurkan mengkonsumsi buah dan sayur untuk
menghindari konstipasi
Kolaborasi
Rujuk ke ahli inkontinensia urine, jika perlu
Risiko Inkontinensia Urin Urgensi D.005
1
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Eliminasi
Definisi
Berisiko mengalami pengeluaran urine yang tidak
terkendali
Penyebab
1. Efek samping obat, kopi dan alcohol
2. Hiperrefleks destrussor
3. Gangguan sisitem saraf pusat
4. Kerusakan kotraksi kandung kemih :
relaksasi spingter tidak terkendali
5. Ketidakefektifan kebiasaan berkemih
6. Kapasitas kandung kemih kecil
KONDISI KLINIS TERKAIT
1. Infeksi/tumor/batu saluran kemih dan/ atau ginjal
2. Gangguan sistem saraf pusat
L.04036 Definisi
Pola kebiasaan buang air kecil
Luaran Utama :
Kontinensia Urine
Luaran Tambahan :
Eliminasi Urine
Kontrol Gejala
Perawatan Diri
Tingkat Infeksi
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x
24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
3x24jam
Ekspektasi Membaik
Kriteria Hasil
Menur Cukup Seda Cukup Mening
un Menur ng Mening kat
un kat
1 2 3 4 5
Kemamp 1 2 3 4 5
uan
berkemi
h
Frekuen 1 2 3 4 5
si
berkemi
h
Sensasi 1 2 3 4 5
berkemi
h
Intervensi Utama
Manajemen Eliminasi Urine TINDAKAN
Observasi
Identifikasi tanda dan gejala retensi
atau inkontinansia urine
Identifikasi faktor yang
menyebabkan retensi atau
inkontinansia urine
Monitor eliminasi urine mis.
Frekwensi, warna, volume
Terapeutik
Catat waktu-waktu keluaran
berkemih
Batasi asupan cairan, jika perlu
Ambil sampel urine tengah
Edukasi
Ajarkan tanda dan gejala infeksi
saluran kemih
Ajarkan mengukur asupan cairan
dan haluan urine
Ajarkan mengambil sampel urine
midstrem
Ajarkan mengenali tanda berkemih
dan waktu tepat untuk berkemih
Ajarkan terapi modalitas penguatan
otot-otot panggul
Anjurkan minum yang cukup, jika
tidak ada kontra indikasi
Anjurkan mengurangi minum
menjelang tidur
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat
supositoria ureter, jika perlu
Intervensi Pendukung
Risiko Konstipasi D.
00
52
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Eliminasi
Definisi
Berisiko mengalami penurunan frekuensi normal defekasi
disertai kesulitan dan pengeluaran feces tidak lengkap
Penyebab
Fisiologis:
1. Penurunan mobilitas gastrointestinal
2. Pertumbuhan gigi tidak adekuat
3. Ketidakcukupan diet
4. Ketidakcukupan asupan serat
5. Ketidakcukupan asupan cairan
6. Aganglionik (mis. Penyakit Hircsprung)
7. Kelemahan otot abdomen
Psikologis :
1. Konfusi
2. Depresi
3. Gangguan emosional
Situasional :
1. Perubahan kebiasaan makan (mis. jenis makanan, Jadwal
makan)
2. Ketidaadekuatan toileting
3. Aktivitas fisik harian kurang dari yang Dianjurkan
4. Penyalahgunaan laksatif
5. Efek agen farmakologis
6. Ketidakteraturan kebiasaan defekasi
7. Kebiasaan menahan dorongan defekasi
8. Perubahan lingkungan
KONDISI KLINIS TERKAIT
1. Lesi/cedera pada medula spinalis
2. Spina bifida
3. stroke
4. Sklerosis multiple
5. Penyakit Parkinson
6. Demensia
7. Hiperparatiroidisme
8. Hipoparatiroidisme
L.04033 Definisi
Proses defekasi normal yang disertai dengan pengeluaran feses mudah
dan konsisten frekuensi serta bentuk feses normal
Luaran Utama :
Eliminasi Fekal
Luaran Tambahan :
Fungsi Gastrointestinal
Keseimbangan Cairan
Keseimbangan Elektrolit
Kontinensia Fekal
Mobilitas Fisik
Status Cairan
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Membaik
Kriteria Hasil
Menuru Cukup Seda Cukup Mening
n Menur ng Mening kat
un kat
1 2 3 4 5
Kontrol 1 2 3 4 5
pengelu
aran
feses
Mening Cukup Seda Cukup Menur
kat Mening ng Menur un
kat un
1 2 3 4 5
Keluhan 1 2 3 4 5
defekasi
lama
dan sulit
Mengeja 1 2 3 4 5
n saat
defekasi
Distensi 1 2 3 4 5
abdome
n
Terasa 1 2 3 4 5
massa
pada
rektal
Urgency 1 2 3 4 5
Nyeri 1 2 3 4 5
abdome
n
Kram 1 2 3 4 5
abdome
n
Membu Cukup Seda Cukup Memba
ruk Membu ng Memba ik
ruk ik
1 2 3 4 5
Konsiste 1 2 3 4 5
nsi feses
Frekuen 1 2 3 4 5
si
defekasi
Peristalti 1 2 3 4 5
k usus
Intervensi Utama
Pencegahan Konstipasi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi faktor resiko
konstipasi (mis. Asupan serat
tidak adekuat, asupan vairan
tidak adekuat, aganglionik,
kelemahan otot abdomen,
aktivitas fisik kurang)
Monitor tand dan gejala
konstipasi (mis. Defekasi kurang
dari 2x seminggu, defekasi
lama/sulit, faeces keras,
peristaltik menurun)
Identifikasi status kognitif untuk
mengkomunikasikan kebutuhan
Identifikasi penggunaan obat-
obatan yang menyebabkan
konstipasi
Terapeutik
Batasi minuman yang
mengandung kafein dan alkohol
jadwalkan rutinitas BAK
Lakukan masase abdomen
Berikan terapi akupresur
Edukasi
Jelaskan penyebab dan faktor
resiko konstipasi
Anjurkan minum air putih sesuai
kebutuhan (1500-2000ml/hari)
Anjurkan mengkonsumsi
makanan berserat (25-30
gram/hari)
Anjurkan meningkatkan aktifitas
fisik sesuai kebutuhan
Anjurkan berjala 15-20 menit 1-
2x/hari
Anjurkan berjongkok untuk
memfasilitasi proses BAB
Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi
Intervensi Pendukung
Dukungan Perawatan Diri TINDAKAN
BAB/BAK
Observasi
Identifikasi kebiasaan BAB/BAK
sesuai usia
Monitor integritas kulit pasien
Terapeutik
Buka pakaian yang diperlukan
untuk memudahkan eliminasi
Dukung penggunaan
toilet/pispot/urinal secara
konsisten
jaga privasi selama eliminasi
Ganti pakaian pasien setelah
eliminasi, jika perlu
Edukasi
Anjurkan BAB?BAK secara rutin
D.0
Disorganisasi Perilaku Bayi
053
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Aktivitas / Istirahat
Definisi
Disintegrasi respon fisiologis dan neuro behavior bayi
terhadap lingkungan
Penyebab
1. Keterbatasan lingkungan fisik
2. Ketidaktepatan sensori
Menggenggam
stimulus sensorik
OBJEKTIF
1. Menangis
2. Tidak mampu menghambat
respon terkejut
3. Iritabilitas
4. Gangguan refleks
L.05043 Definisi
Kemampuan integrasi respon fisiologis dan neurobehavior bayi
terhadap lingkungan
Luaran
Utama :
Organisasi
Perilaku Bayi
Luaran Tambahan :
Adaptasi Neonatus
Fungsi Sensori
Kinerja Pengasuh
Koordinasi
Pergerakan
Nafsu Makan
Pola Tidur
Status Neorologis
Status Nutrisi Bayi
Tingkat
Kenyamanan
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi
Meningkat
Meningkat
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menur Sed Menin
Menur Menin
un ang gkat
un gkat
1 2 3 4 5
Gerakan
pada
1 2 3 4 5
ekstremita
s
Kemampu
an jari-jari
1 2 3 4 5
menggeng
gam
Gerakan
terkoordin 1 2 3 4 5
asi
Respon
norlmal
terhadap 1 2 3 4 5
stimulus
sensorik
Menangis 1 2 3 4 5
Mampu
berespon 1 2 3 4 5
kejut
Irritabilitas 1 2 3 4 5
Reflek 1 2 3 4 5
Tonus
1 2 3 4 5
motorik
Saturasi 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Menin Sed Menur
Menin Menur
gkat ang un
gkat un
1 2 3 4 5
Gelisah 1 2 3 4 5
Tremor 1 2 3 4 5
Intervensi Utama
Perawatan Bayi TINDAKAN
Observasi
Monitor vital sign
terutama suhu
Terapeutik
Mandikan Bayi suhu
ruangan 21-24derajat C
Mandikan bayi dalam
waktu 5-10 menit dan2x
dalam sehari
rawat tali pusat secara
terbuka
Bersihkan pangkal tali
pusat dengan lidi kapas
yang telah diberi air
matang
Kenakan popok bayi
dibawah umbilicus jika tali
pusat belum lepas
Lakukan pemijatan bayi
Ganti popok bayi jika
basah
kenakan pakaian bayi
dari bahan katun
Edukasi
Anjurkan ibu menyusui
sesuai kebutuhan bayi
Ajarkan ibu cara merawat
bayi dirumah
Ajarkan cara pemberian
makanan pendamping
ASI pada bayi >6 bulan
Intervensi Pendukung
Dukungan Tidur TINDAKAN
Observasi
Identifikasi pola aktifitas
tidur
Identifikasi faktor
pengganggu tidur
Identifikasi makanan dan
minuman yang
mengganggu tidur
Identifikasi obat tidur
yang dikonsumsi
Terapeutik
Modifikasi lingkungan
Batasi waktu tidur siang,
jika perlu
Fasilitasi menghilangkan
stres sebelum tidur
Tetapkan jadwal tidur
rutin
lakukan prosedur untuk
meningkatkan
kenyamanan
Sesuaikan jadwal
pemberian obat dan atau
tindakan untuk
menunjang siklus tidur
terjaga
Edukasi
Jelaskan pentingnya
siklus tidur selama sakit
Anjurkan menepati
kebiasaan waktu tidur
Anjurkan menghindari
makanan/minuman yang
mengganggu tidur
Anjurkan penggunaan
obat tidur yang tidak
mengandung supresor
terhadap tidur REM
Ajarkan faktor-faktor yang
berkontribusi terhadap
gangguan pola tidur
Ajarkan relaksasi otot
autogenik atau cara
nonfarmakologi lainnya
Edukasi diet TINDAKAN
Observasi
Identifikasi pasien dan
keluarga menerima
informasi
Identifikasi tingkat
pengetahuan saat ini
Identifikasi kebiasaan
pola makan saat ini dan
masa lalu
Identifikasi persepsi
pasien dan keluarga
tentang diet yang di
programkan
Terapeutik
Persiapkan materi (form
edukasi dan form diet)
Jadwalkan waktu yang
tepat untuk memberikan
pendidikan kesehatan
Berikan pasien dan
keluarga bertanya
Sediakan ceklist program
diet harian
Edukasi
Jelaskan tujuan
kepatuhan diet terhadap
kesehatan
informasikan makanan
yang diperbolehkan dan
dilarang
Informasikan
kemungkinan interaksi
obat dan makanan
Anjurkan posisi fowler
atau semi fowler 20-30
menit setelah makan
Anjurkan mengganti
bahan makanan sesuai
dengan diet yang di
programkan
Rekomendasikan resep
makanan sesuai diet
Kolaborasi
Rujuk ke ahli Gizi
sertakan keluarga
Manajemen Nyeri TINDAKAN
Observasi
Identifikasi lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
Identifikasi skala nyeri
Identifikasi respons nyeri
non verbal
Identifikasi faktor yang
memperberat dan
memperingan nyeri
Identifikasi pengetahuan
dan keyakinan tentang
neri
Identifikasi pengruh
budaya terhadap respons
nyeri
Identifikasi pengaruh
nyeri pada kwalitas hidup
Monitor keberhasilan
terapi komplementer
yang sudah diberikan
Monitor efek samping
penggunaan analgetik
Terapeutik
Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
(mis. TENS, hipnosis,
akupuntur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat,
aroma terapi, kompres
hangat/dimgin)
Kontrol lingkungan yang
memperberat nyeri (mis.
Suhu ruangan,
pencahyaan, kebisingan)
Fasilitasi istirahat dan
tidur
Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
Jelaskan strategis
meredakan nyeri
Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
Ajarkan teknikj
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa neri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
Pemantauan Neurologis TINDAKAN
Observasi
Monitor ukuran, bentuk,
kesimetrisan, dan
reaktifitas pupil
Monitor tingkat kesadaran
(mis. Menggunakan
GCS)
Monitor tingkat orientasi
Monitor ingatan terakhir,
rentang perhatian,
memori masa lalu, mood,
dan prilaku
Monitor Vital sign
Monitor status
pernapasan, AGD,
oksimetri nadi,
kedalaman napas, pola
napas dan usaha napas
Monitor parameter
hemodinamikinvasif, jika
perlu
Monitor ICP (intra cranial
presure) dan CPP
( cerebral perfusion
presure )
Monitor refleks kornea
Monitor batuk batuk dan
refleks muntah
Monitor irama otot,
gerakan motor, gaya
berjalan, dan prpriosepsi
Monitor kekuatan
pegangan
Monitor adanya tremor
Monitor kesimetrisan
wajah
Monitor gangguan visual,:
diplopia, nistagmus,
pemotongan bidang
visual, penglihatan kabur,
dan ketajaman
penglihatan
Monitor keluhan sakit
kepala
Monitor karakterisitik
bicara: kelancaran,
kehadiran afasia, dan
kesulitan mencari kata
Monitor diskriminasi
tajam/tumpul, atau
panas/dingin
Monitor parestesi ( mati
ras dan kesemutan)
Monitor pola berkeringant
Monitor respons babinski
Monitor respons cushing`
Monitor balutan
kraniotomi dan
laminecttomi terhadap
adanya drainase
Monitor respons terhada
pengobatan
Terapeutik
Tingkatkan frekwewnsi
pemantauan neurologis,
jika perlu
Hindari aktifitas yang
dapat
menyebabkanpeningkata
n tekanan intra cranial
Atur interval waktu
pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
Dokumentasi hasi
pemantauam
Edukasi
Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu,
Pemantauan Nutrisi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi faktor yang
mempengaruhi asupan
gizi ( mis. Pengetahuan,
ketersediaan makanan,
agama, mengunyah tidak
adekuat, gangguan
menelan, penggunaan
obat-obattan atau pasca
operasi)
Identifikasi perubahan
berat badan
Identifikasi kelainan pada
kulit (mis. Memar yang
berlebihan, uka yang sulit
sembuh, dan perdarahan)
Identifikasi kelainan pada
rambut, (mis. Kering,
tipis, kasar, dan mudah
patah)
Identifikasi kelainan pada
kuku (mis. Berbentuk
sendok, retak, mudah
patah, dan bergerigi)
Identifikasi kemampuan
menelan ( mis. Fungsi
motorik wajah, refleks
menelan, dan refleks
gag)
Identifikasi kelainan
rongga mulut ( mis.
Peradangan gusi
berdarah, bibir kering dan
retak, luka)
Identifikasi kelainan
eliminasi ( mis. Diare,
darah, lendir, dan
eliminasi yag tidak
teratur)
Monitor asupan oral
Monitor warna conjuntiva
Monitor hasil laboratorium
(mis. Kadar kolesterol,
albumin, kreatinin, HB,
HT, elektrolit)
Terapeutik
Timbang Berat Badan
Ukur antropometri
komposisi tubuh (mis.
Indexs masa tubuh,
pengukuran pinggang,
dan ukuran lipatan kulit
Hitung perubaha berat
badan
Atur interval waktu
pemantauan sesuai
denangan kondisi pasien
Dokumentasi hasil
pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
Informasikan hasil
pemantauaan, jika perlu
Pemberian kesempatan Menghisap Pada TINDAKAN
bayi
Observasi
Monitor pernapasan bayi
Monitor tanda vital dan
perdarahan setelah
melahirkan
Terapeutik
Berikan kesempatan
pada ibu untuk rawat
gabumg
Fasilitasi ibu posisi semi
fowler
Buka pakaian bayi,
kenakan popok dan topi
bayi
Letakan bayi dengan
posisi tengkurap
langsung diantara
payudara ibu
Berikan kehangatan
dengan menyelimuti
punggung bayi dan
kenakan topi
Berikan waktu kepada
bayi apabila kegiatan
menyusu dimulai
Berikan kesempatan ibu
untuk memposisikan dan
menggendong bayi
dengan benar
Pindahkan bayi setelah
selesai menyusu dengan
melepas sendiri puting
ibu
Letakan bayi disamping
ibu atau tempat tidur bayi
disamping tempat tidur
ibu, sehingga
memudahkan memulai
lagi kegiatan menyusui
Edukasi
Anjurkan memberi
kesempatan bayi sampai
lebih dari 1 jam atau
sampai bayi menunjukan
tand-tanda siap menyusu.
Pemantauan Tanda Vital TINDAKAN
Observasi
Monitor tekanan darah
Monitor Nadi (frek,
kekuatan, irama)
Monitor Suhu tubuh
Monitor oksimetri
MOnitor MAP
Identifikasi penyebab
perubahan tanda vital
Terapeutik
Atur interval pemantauan
sesuai kondisi pasien
Dokumentasikan hasil
pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
Pengaturan Posisi TINDAKAN
Observasi
Monitor status
oksigenisasi sebelum dan
sesudah mengubah
posisi
Monitor alat traksi agar
selalu tepat
Terapeutik
Tempatkan pada matras
atau tempat tidur
terapeutik yang tepat
Tempatkan pada posisi
terapeutik
tempatkan obyek yang
sering digunakan dalam
jangkauan
Tempatkan bel atau
lampu panggilan dalam
jangkauan
Sediakan matras yang
kokoh
Atur posisi tidur yang
disukai
Atur posisi untuk
mengurangi sesak
Atur posisi yang
meningkatkan drainase
Posisikan pada
kesejajaran tubuh yang
tepat
Imobilisasi dan topang
bagian tubuh yang
cedera dengan tepat
Tinggikan bagian tubuh
yang sakit dengan tepat
Tinggikan anggota gerak
20 derajat atau lebih
diatas level jantung
Tinggikan tempat tidur
bagian kepala
Berikan bantal yang tepat
pada leher
Berikan topangan pada
area edema
Posisikan untuk
mempermudah ventilasi
Motivasi unutik
melakukan ROM aktif
atau pasif
Motivasi terlibat dalam
perubahan posisi ,sesuai
kebutuhan
Hindari menempatkan
pada posisi yang dapat
meningkatkan nyeri
Hindari menempatkan
stump amputasi pada
posisi fleksi
Hindari posisi yang
menimbulkan ketegangan
pada luka
Minimalkan gesekan dan
tarikan saat mengubah
posisi
Ubah posisi setiap 2 jam
Ubah posisi dengan
teknik logroll
Pertahankan posisi dan
integritas traksi
Jadwalkan secara tertulis
untuk perubahan posisi
Edukasi
Informasikan saat akan
dilakukan perubahan
posisi
Ajarkan cara
menggunakan postur
yang baik dan mekanik
tubuh yang baik selama
melakukan perubahan
posisi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
premedikasi sebelum
mengubah posisi, jika
perlu
Perawatan Kanguru TINDAKAN
Observasi
monitor faktor orang tua
yang mempengaruhi
keterlibatannya dalam
perawatan
terapeutik
Pastikan status fisiologi
bayi terpenuhi dalam
perawatan
Sediakan lingkungan
yang tenang, nyaman
dan hangat
Berikan kursi pada ibu
bayi, jika perlu
Posisikan bayi telungkup
tegak lurus di dada orang
tua
Miringkan kepala bayi
kesalahsatu sisi kanan
atau kiri dengan kepala
sedikit tengadah
(ekstensi)
Hindari mendorong
kepala bayi fleksi dan
hiperekstensi
Biarka bayi telanjang
hanya mengenakan
popok, kaus kaki dan topi
Posisikan panggul dan
lengan bayi dalam posisi
pleksi
Posisikan bayi diamankan
dengan kain panjang atau
pengikat lainnya
Buat ujung pengikat tepat
berada dibawah kuping
bayi
Edukasi
Jelaskan tujuan dan
prosedur perawatan
kanguru
Jelaskan keuntungan
kontak kulit ke kulit orang
tua dan bayi
Anjurkan orang tua
menggunakan pakaian
yang nyaman dengan
bagian depan terbuka
Perawatan Sirkumsisi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kondisi umum
Periksa kondisi luka
Monitor adanya
perdarahan
Monitor terjadinya
komplikasi pasca
sirkumsisi
Monitor haluan urine dan
nyeri saat BAK
Terapeutik
terapkan teknik aseptik
selama merawat luka
sirkuksisi
Terapkan atraumatik care
pada pasien anak-anak
rendam penis dengan
cairan antiseptik anget-
anget kuku selama 10-15
menit jika balutan
melekat pada penis
lepaskan baluta secara
perlahan
Ganti balutan setiap hari
gunakan modern dresing
atau sesuai kondisi luka
Catat perkembangan luka
Hentikan perdarahan, jika
terjadi
Edukasi
Jelaskan prosedur yang
akan dilakukan
Anjurkan
mempertahankan area
insisi tetap bersih dan
kering
Anjurkan penggunaan
celana pelindung khusus
mencegah nyeri akibat
gesekan pakaian
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
antibiotik dan analgetik
D.0
Gangguan Mobilitas Fisik
054
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Aktivitas / Istirahat
Definisi
Keterbatasan dalam gerakan fisik dari satu atau lebih
ekstremitas secara mandiri
Penyebab
16. Gerak
17. Kurang terpapar informasi tentang aktivitas fisisk
18. Kecemasan
OBJEKTIF
1. Kekuatan otot menurun
SUBJEKTIF
OBJEKTIF
1. Sendi kaku
3. Gerakan terbatas
4. Fisik lemah
1. Stroke
2. Cedera medula spinalis
3. Trauma
4. Fraktur
5. Osteoarthritis
6. Ostemalasia
7. Keganasan
L.05042 Definisi
Kemampuan dalam gerakan fisik dari satu atau lebih
ekstremitas secara mandiri
Luaran Utama :
Mobilitas Fisik
Luaran Tambahan :
Berat Badan
Fungsi Sensori
Keseimbangan
Konsevasi Energi
Koordinasi Pergerakan
Motivasi
Pergerakan Sendi
Status Neurologis
Status Nutrisi
Toleransi Aktifitas
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Meninngkat
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menur Seda Mening
Menur Mening
un ng kat
un kat
1 2 3 4 5
Pergerak
an
1 2 3 4 5
ekstremit
as
Kekuata
1 2 3 4 5
n otot
Rentang
gerak 1 2 3 4 5
(ROM)
Cukup Cukup
Mening Seda Menur
Mening Menur
kat ng un
kat un
1 2 3 4 5
Nyeri 1 2 3 4 5
Kecemas
1 2 3 4 5
an
Kaku
1 2 3 4 5
sendi
Gerakan
tidak
1 2 3 4 5
terkoordi
nasi
Gerakan
1 2 3 4 5
terbatas
Kelemah
1 2 3 4 5
an fisik
Intervensi Utama
Dukungan Ambulasi TINDAKAN
OBSERVASI
Identifikasi adanya nyeri dan keluhan
fisik lainnya
Identifikasi toleransi fisik melaukan
ambulasi
Monitor frekwensi jantung dan
tekanan darah sebelum memulai
ambulasi
Monitor kondisi umum selama
melakukan ambulasi
TERAPEUTIK
Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan
alat bantu
Fasilitasi melakukan mobilisasi fisik
Libatkan keluarga untuk membantu
pasien dalam meningkatkan
ambulasi
EDUKASI
Jelaskan tujuan dan prosedur
ambulasi
Anjurkan melakuka ambulasi dini
Ajarkan ambulasi sederhana yang
harus dilakukan
Dukungan Mobilisasi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi adanya nyeri atau
keluhan fisik lainnya
Identifikasi toleransi fisik melakukan
pergerakan
Monitor heartrate dan Blood
pressure sebelum memulai
mobilisasi
Monitor keadaan umum selama
melakukan moblisasi
Terapeutik
Fasilitasi aktifitas mobilisasi dengan
alat bantu
Fasilitasi melakukan pergerakan
Libatkan keluarga untuk membantu
pasien dalam peningkatan
pergerakan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prsedur
mobilisasi
Anjurkan melakukan mobilisasi dini
Anjurkan mobilisasi sederhana
Intervensi Pendukung
Dukugan perawatan diri TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kebiasaan aktifitas
perawatan diri sesuai usia
Monitor tingkat kemandirian
Identifikasi kebutuhan alat bantu
kebersihan diri, berpakaian, berhias
dan makan
Terapeutik
sediakan lingkungan yang terapeutik
Siapkan keperluan pribadi
Dampingi dalammelakukan
perawatan diri sampai mandiri
Fasilitasi untuk menerima keadaan
ketergantungan
Fasilitasi kemandirian, bantu jika
tidak mampu melakukan perawatan
mandiri
Jadwalkan rutinitas perawatan
mandiri
Edukasi
Anjurkan melakukan perawatan
mandiri sesuai kemampuan
Dukungan Perawatan Diri
TINDAKAN
BAB/BAK
Observasi
Identifikasi kebiasaan BAB/BAK
sesuai usia
Monitor integritas kulit pasien
Terapeutik
Buka pakaian yang diperlukan untuk
memudahkan eliminasi
Dukung penggunaan
toilet/pispot/urinal secara konsisten
jaga privasi selama eliminasi
Ganti pakaian pasien setelah
eliminasi, jika perlu
Edukasi
Anjurkan BAB?BAK secara rutin
Anjurkan ke kamar mandi/toilet, jika
perlu
Dukungan perawatan diri
TINDAKAN
mandi, berpakaian
Observasi
Identifikasi usia dan budaya dalam
membantu kebersihan diri,
berpakaian/berhias
Identifikasi jenis bantuan yang
dibutuhkan
Monitor kebrsihan tubuh
Monitor integritas kulit
Terapeutik
Sediakan peralatan mandi
Sediakan pakaian pada tempat yang
mudah dijangkau
Sediakan lingkungan yang aman dan
nyaman
Fasilitasi menggosok gigi, sesuai
kebutuh
Fasilitasi mandi, sesuai kebutuhan
Pertahankan kebiasaan kebersihan
diri
Berikan bantuan sesuai tingkat
kebutuhan
Edukasi
Jelaskan manfaat mandi dan
dampak tidak mandi bagi pasien
Ajarkan kepada keluarga cara
memandikan pasien, jika perlu
Konsultasi Via Telepon Observasi
Identifikasi tujuan konsultasi via
telepon
Identifikasi masalah yang menjadi
fokus konsultasi
Identifikasi kemampuan pasien
memahami informasi telepon (mis:
defisit pendengaran, kebingungan,
hambatan bahasa)
Identifikasi tingkat dukungan
keluarga dan keterlibatan dalam
perawatan
Identifikasi respon psikologis
terhadap situasi dan ketersediaan
sistem pendukung
Identifikasi sisiko keselamatan bagi
pemanggil dan/ atau orang lain
Identifikasi apakah masalah
memerlukan evaluasi lebih lanjut
Identifikasi ekspektasi biaya, jika
perlu
Identifikasi cara menghubungi pasien
atau keluarga untuk menerima
telepon kembali, jika diperlukan
Terapeutik
Perkenalkan diri dan instansi
Dapatkan informasi tentang
diagnosis keperawatan dan/ atau
medis, jika perlu
Dapatkan informasi riwayat
kesehatan masa lalu dan terapi saat
ini
Tanyakan keluhan utama dan
riwayat kesehatan saat ini sesuai
dengan protokol standar
Berikan tanggapan secara
profesional terhadap penerimaan
atau penolakan ide
Fasilitasi memutuskan pilihan
aletrnatif solusi
Libatkan keluarga/ orang penting
lainnya dalam perencanaan
perawatan
Pertahankan kerahasiaan pasien
Edukasi
jelaskan masalah yang sedang
dihadapi pasien
Jelaskan alternatif solusi yang dapat
dilakukan oleh pasien/ keluarga
Jelaskan keuntungan dan kerugian
masing-masing solusi
Informasikan program pendidikan,
kelompok pendukung kelompok
swadaya yang dapat dimanfaatkan
pasien
Anjurkan meningkatkan kemandirian
menyelesaikan masalah
Manajemen Nyeri TINDAKAN
Observasi
Identifikasi lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
Identifikasi skala nyeri
Identifikasi respons nyeri non verbal
Identifikasi faktor yang memperberat
dan memperingan nyeri
D.005
Gangguan Pola Tidur
5
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Aktivitas / Istirahat
Definisi
gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor
eksternal
Penyebab
1. Hambatan lingkungan (mis. kelembapan
lingkungan sekitar, suhu lingkungan,
pencahayaan, kebisingan, bau tidak sedap,
jadwal pemantauan/pemeriksaan/
tindakan)
2. Kurang kontrol tidur
3. Kurang privasasi
4. Restraint fisik
SUBJEKTIF
1. Mengeluh kemampuan
beraktivitas menurun
OBJEKTIF
(tidak tersedia)
1. Nyeri/kolik
2. Hipertiroidisme
3. Kecemasan
4. Penyakit paru obstruktif kronis
5. Kehamilan
6. Periode pasca partum
7. Kondisi pasca operasi
L.05045 Definisi
Keadekuatan kualitas dan kuantitas tidur
Luaran Utama :
Pola Tidur
Luaran Tambahan :
Penampilan Peran
Status Kenyamanan
Tingkat Depresi
Tingkat Keletihan
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x
24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Membaik
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menur Seda Mening
Menur Mening
un ng kat
un kat
1 2 3 4 5
Keluhan
1 2 3 4 5
sulit tidur
Keluhan
sering 1 2 3 4 5
terjaga
Keluhan
tidak
1 2 3 4 5
puas
tidur
Keluhan
pola
1 2 3 4 5
tidur
berubah
Keluhan
istirahat
1 2 3 4 5
tidak
cukup
Cukup Cukup
Mening Seda Menur
Mening Menur
kat ng un
kat un
1 2 3 4 5
Kemamp 1 2 3 4 5
uan
beraktifit
as
Intervensi Utama
Dukungan Tidur TINDAKAN
Observasi
Identifikasi pola aktifitas
tidur
Identifikasi faktor
pengganggu tidur
Identifikasi makanan dan
minuman yang
mengganggu tidur
Identifikasi obat tidur
yang dikonsumsi
Terapeutik
Modifikasi lingkungan
Batasi waktu tidur siang,
jika perlu
Fasilitasi menghilangkan
stres sebelum tidur
Tetapkan jadwal tidur
rutin
lakukan prosedur untuk
meningkatkan
kenyamanan
Sesuaikan jadwal
pemberian obat dan atau
tindakan untuk
menunjang siklus tidur
terjaga
Edukasi
Jelaskan pentingnya
siklus tidur selama sakit
Anjurkan menepati
kebiasaan waktu tidur
Anjurkan menghindari
makanan/minuman yang
mengganggu tidur
Anjurkan penggunaan
obat tidur yang tidak
mengandung supresor
terhadap tidur REM
Ajarkan faktor-faktor
yang berkontribusi
terhadap gangguan pola
tidur
Ajarkan relaksasi otot
autogenik atau cara
nonfarmakologi lainnya
Intervensi Pendukung
Dukungan Kepatuhan Program
TINDAKAN
pengobatan
OBSERVASI
Identifikasi kepatuhan
menjalankan program
pengobatan
TERAPEUTIK
Buat komitmen menjalani
program pengobatan
dengan baik
Buat jadwal
pendampingan keluarga
untuk bergantian
menemani pasien
selama dirawat dan
menjalani program
pengobatan
Dokumentasikan aktivitas
selama menjalani
program pengobatan
Diskusikan hal-hal yang
dapat mendukung atau
menghambat berjalannya
program pengobatan
Libatkan keluarga untuk
mendukung program
pengobatan yang dijalani
EDUKASI
Informasikan program
pengobatan yang harus
dijalani
Informasikan manfaat
yang akan diperoleh jika
teratur menjalani
program pengobatan
Anjurkan keluarga untuk
mendampingi dan
merawat pasien selama
menjalani program
pengobatan
Anjurkan pasien dan
keluarga melakukan
konsultasi ulang saat
kontrol
Dukungan meditasi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi Kesiapan
menjalani meditasi
Identifikasi penerimaan
terhadap meditasi
Monitor efektifitas
meditasi
Terapeutik
Sediakan lingkungan
yang tenang
Fasilitasi memilih kata-
kata yang memiliki efek
menenangkan
Setelah selesai mintalah
pasien untuk duduk
tenang selama beberapa
menit dengan mata
terbuka
Edukasi
Anjurkan mengabaikan
pikiran yang
mengganggu
Anjurkan duduk dengan
tenang dalam posisi yang
nyaman
Anjurkan menutup mata
Anjurkan memfokuskan
perhatian pada saat tarik
nafas sambil
mengucapkan kata
pilihan
Anjurkan melemaskan
semua otot dan tetep
rillek
Anjurkan melakukan
meditasi 1-2 kali sehari.
Dukungan Perawatan Diri BAB/BAK TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kebiasaan
BAB/BAK sesuai usia
Monitor integritas kulit
pasien
Terapeutik
Buka pakaian yang
diperlukan untuk
memudahkan eliminasi
Dukung penggunaan
toilet/pispot/urinal secara
konsisten
jaga privasi selama
eliminasi
Ganti pakaian pasien
setelah eliminasi, jika
perlu
Edukasi
Anjurkan BAB?BAK
secara rutin
Anjurkan ke kamar
mandi/toilet, jika perlu
Manajemen Medikasi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi penggunaan
obat sesuai resep
Identifikasi masa
kadaluarsa obat
Identifikasi pengetahuan
dan kemampuan
menjalani program
pengobatan
Monitor keefektipan dan
efek samping pemberian
obat
Monitor tanda dan gejala
keracunan obat
Monitor darah serum
(mis. Elektrolit,
protrombin) jika perlu
Monitor kepatuhan
menjalani program
pengobatan
Terapeutik
Fasilitasi perubahan
program pengobatan, jika
perlu
Sediakan sumber
informasi program
pengobatan secara
visual dan tertulis
Fasilitasi pasien dan
keluarga melakukan
penyesuaian pola hidup
akibat program
pengobatan
Edukasi
Ajarkan pasien dan
keluarga mengelola obat
( dosis,
penyimpanan,rute, waktu
pemberian.)
Ajarkan cara menangani
dan mengurangi efek
samping, jika perlu
Anjurkan menghubungi
petugas kesehatan jika
terjadi efek samping
obat.
Manajemen Nutrisi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi status nutrisi
Identifikasi alergi dan
intoleransi makanan
Identifikasi kebutuhan
kalori dan jenis nutrisi
Identifikasi perlunya
penggunaan selang NGT
Monitor asupan nutrisi
Monitor berat badan
Monitor hasil
pemeriksaan
laboratorium
Terapeutik
lakukan oral hygiene
sebelum makan, jika
perlu
Fasilitasi menentukan
pedoman diet
Sajika makanan secara
menarik dan suhu yang
sesuai
Berikan makanan tinggi
serat untuk mencegah
konstipasi
Berikan makanan tinggi
kalori dan tinggi protein
Berikan suplemen
makanan, jika perlu
Hentikan pemberian
makanan melalui NGT
jika asupan oral dapat
toleransi
Edukasi
Anjurkan posisi duduk
jika mampu
Ajarkan diet yang di
programkan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan
(mis. Pereda nyeri, anti
emetik), jika perlu
Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrisi yang dibutuhkan,
jika perlu
Pemberian Obat Oral TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan
allergi, interaksi dan
kontra indikasi obat
Verifikasi order obat
sesuai indikasi
Periksa tanggal
kadaluarsa obat
Monitor efek trapeutik
obat
Monitor efek lokal,
sisitemik, dan
efeksamping obat
Monitor resiko aspirasi,
jika perlu
Terapeutik
lakukan prinsip 6 Benar
(pasien, obat, dosis, rute,
waktu, dokumentasi)
Berikan obat oral
sebelum makan atau
setelah makan, sesuai
kebutuhan
Campurkan obat dengan
sirup, jika perlu
Taruh obat sublingual
dibawah lidah pasien
Edukasi
Jelaskan jenis obat,
alasan pemberian,
tindakan yang
diharapkan, dan
efeksamping sebelum
pemberian
Anjurkan tidak menelan
obat sublingual
Anjurkan tidak makan
dan minum hingga
seluruh obat sublingual
larut
Ajarkan pasien dan
keluarga tentang cara
pemberian obat secara
mandiri
3. Merasa lemah
OBJEKTIF
1. Tekanan darah berubah >20% dari kondisi istirahat
5. Aritmia
L.05047 Definisi
Respon fisiologis terhadap aktifitas yang membutuhkan
tenaga
Luaran Utama :
Toleransi Aktifitas
Luaran Tambahan :
Ambulasi
Curah Jantung
Konsevasi Energi
Tingkat Keletihan
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Menuru Cukup Seda Cukup Mening
n Menuru ng Mening kat
n kat
1 2 3 4 5
Saturasi
1 2 3 4 5
oksigen
Kemuda
han
dalam
melakuk
1 2 3 4 5
an
aktifitas
sehari-
hari
Kecepat
an 1 2 3 4 5
berjalan
Jarak
1 2 3 4 5
berjalan
Kekuata
n tubuh
1 2 3 4 5
bagian
atas
Kekuata
n tubuh
1 2 3 4 5
bagian
bawah
Tolerans
i dalam
1 2 3 4 5
menaiki
tangga
Cukup Cukup
Mening Seda Menur
Mening Menur
kat ng un
kat un
1 2 3 4 5
Keluhan
1 2 3 4 5
lelah
Dispnea
saat 1 2 3 4 5
aktifitas
Dispnea
setelah 1 2 3 4 5
aktifitas
Perasaa
1 2 3 4 5
n lemah
Aritmia
saat 1 2 3 4 5
aktifitas
Aritmia
setelah 1 2 3 4 5
aktifitas
Sianosis 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Membu Seda Memba
Membu Memba
ruk ng ik
ruk ik
1 2 3 4 5
Warna
1 2 3 4 5
kulit
Takanan
1 2 3 4 5
darah
Frekuen
1 2 3 4 5
si nafas
EKG
1 2 3 4 5
iskemia
Intervensi Utama
Terapi Aktivitas TINDAKAN
Observasi
Identifikasi defisit tingkat
aktifitas
Identifikasi sumber daya
untuk aktifitas yang
diinginkan
Identifikasi makna aktifitas
rutin
Terapeutik
Fasilitasi fokus pada
kemampuan bukan defisit
yang dialami
koordinasikan pemilihan
aktifitas sesuai usia
fasilitasi aktifitas fisik rutin
fasilitasi aktifitas motorik
kasar
Tingkatkan aktifitas fisik
untuk memelihara berat
badan
Edukasi
Jelaskan metode aktifitas
fisik sehari-hari
Ajarkan cara aktifitas yang
dipilih
Kolaborasi
Kolaborasi dengan terapis
okupasi dalam
merencanakan dan
memonitor program
aktifitas jia sesuai
Intervensi Pendukung
Dukungan Ambulasi TINDAKAN
OBSERVASI
Identifikasi adanya nyeri
dan keluhan fisik lainnya
Identifikasi toleransi fisik
melaukan ambulasi
Monitor frekwensi jantung
dan tekanan darah
sebelum memulai ambulasi
Monitor kondisi umum
selama melakukan
ambulasi
TERAPEUTIK
Fasilitasi aktivitas ambulasi
dengan alat bantu
Fasilitasi melakukan
mobilisasi fisik
Libatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
meningkatkan ambulasi
EDUKASI
Jelaskan tujuan dan
prosedur ambulasi
Anjurkan melakuka
ambulasi dini
Ajarkan ambulasi
sederhana yang harus
dilakukan
Dukungan Kepatuhan Program
TINDAKAN
pengobatan
OBSERVASI
Identifikasi kepatuhan
menjalankan program
pengobatan
TERAPEUTIK
Buat komitmen menjalani
program pengobatan
dengan baik
Buat jadwal pendampingan
keluarga untuk bergantian
menemani pasien selama
dirawat dan menjalani
program pengobatan
Dokumentasikan aktivitas
selama menjalani program
pengobatan
Diskusikan hal-hal yang
dapat mendukung atau
menghambat berjalannya
program pengobatan
Libatkan keluarga untuk
mendukung program
pengobatan yang dijalani
EDUKASI
Informasikan program
pengobatan yang harus
dijalani
Informasikan manfaat yang
akan diperoleh jika teratur
menjalani program
pengobatan
Anjurkan keluarga untuk
mendampingi dan merawat
pasien selama menjalani
program pengobatan
Anjurkan pasien dan
keluarga melakukan
konsultasi ulang saat
kontrol
Dukungan meditasi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi Kesiapan
menjalani meditasi
Identifikasi penerimaan
terhadap meditasi
Monitor efektifitas meditasi
Terapeutik
Sediakan lingkungan yang
tenang
Fasilitasi memilih kata-kata
yang memiliki efek
menenangkan
Setelah selesai mintalah
pasien untuk duduk tenang
selama beberapa menit
dengan mata terbuka
Edukasi
Anjurkan mengabaikan
pikiran yang mengganggu
Anjurkan duduk dengan
tenang dalam posisi yang
nyaman
Anjurkan menutup mata
Anjurkan memfokuskan
perhatian pada saat tarik
nafas sambil mengucapkan
kata pilihan
Anjurkan melemaskan
semua otot dan tetep rillek
Anjurkan melakukan
meditasi 1-2 kali sehari.
Pemberian Obat Inhalasi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan
alergi, interaksi dan kontra
indikasi
Verifikasi order obat sesuai
indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa
obat
Monitor tanda vital dan
laboratorium sebelum
pemberian obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek samping ,
toksisitas, dan iteraksi obat
Terapeutik
Lakukan prinsip 6 Benar
(pasien, obat, dosis, rute,
waktu, dokumentasi)
Kocok inhaler selama 2-3
detik sebelum digunakan
Lepaskan penutup inhaler
dan pegang terbalik
Posisikan inhaler didalam
mulut mengarah ke
tenggorokan dengan bibir
ditutup rapat
Edukasi
Anjurkan bernapas lambat
dan dalam selama
menggunakan nebulizer
Anjurkan menahan napas
selama 10 detik
Anjurkan ekspirasi lambat
melalui hidung atau dengan
bibir mengkerut
Ajarkan pasien dan
keluarga tentang cara
pemberian obat
Jelaskan jenis obat dan
alasan pemberian, tindakan
yang diharapkan dan efek
samping obat
Jelaskan faktor yang dapat
meningkatkan dan
menurunkan efektifitas obat
Pemberian Obat TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan
allergi, interaksi dan kontra
indikasi obat
Verifikasi order obat sesuai
indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa
obat
Monitor tanda vital dan
laboratorium sebelum
pemberian obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek samping ,
toksisitas, dan iteraksi obat
Terapeutik
Perhatikan prosedur
pemberian obat yang aman
dan akurat
Hindari interupsi saat
mempersiapkan,
memferivikasi, atau
mengelola obat
lakukan prinsip 6 Benar
(pasien, obat, dosis, rute,
waktu, dokumentasi)
Perhatikan jadwal
pemberian obat jenis
hipnotik, narkotik, dan
antibiotik
Hindari pemberian obat
yang tidak diberi label
dengan benar
Buang obat yang tidak
terpakai atau kadaluarsa
Fasilitasi minum obat
tandatangani pemberian
obat dan obat narkotik
sesuai protokol
Dokumentasi pemberian
obat dan respon terhadap
obat
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan
pemberian, tindakan yang
diharapkan, dan efek
samping sebelum
pemberian
Jelaskan faktor yang dapat
meningkatkan dan
menurunkan efektifitas obat
D.0
Keletihan
057
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Aktivitas / Istirahat
Definisi
Penurunan kapasitas kerja fisik dan mental yang tidak pulih
dengan istirahat
Penyebab
1. Gangguan pola tidur
2. Gaya hidup monoton
3. Kondisi fisiologis (mis. Penyakit kronis, penyakit terminal,
anemia, malnutrisi, kehamilan)
4. Pogram perawatan/pengobatan jangka
panjang
5. Peristiwa hidup negatif
6. Stres berlebihan
7. Depresi
GEJALA DAN TANDA MAYOR
SUBJEKTIF
1. Merasa energi tidak pulih walaupun telah tidur
2. Merasa kurang tenaga
3. Mengeluh lelah
OBJEKTIF
1. Tidak mampu mempertahankan aktivitas rutin
2. Tampak lesu
GEJALA DAN TANDA MINOR
SUBJEKTIF
2. Libido menurun
OBJEKTIF
1. Kebutuhan istirahat meningkat
KONDISI KLINIS TERKAIT
1. Anemia
2. Kanker
3. Hipotiroidisme/Hipertiroidisme
4. AIDS
5. Depresi
6. Menopause
L.05047 Definisi
Respon fisiologis terhadap aktifitas yang membutuhkan
tenaga
Luaran Utama :
Toleransi Aktifitas
Luaran Tambahan :
Ambulasi
Curah Jantung
Konsevasi Energi
Tingkat Keletihan
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menuru Seda Mening
Menuru Mening
n ng kat
n kat
1 2 3 4 5
Saturasi
1 2 3 4 5
oksigen
Kemuda
han
dalam
melakuk
1 2 3 4 5
an
aktifitas
sehari-
hari
Kecepat
an 1 2 3 4 5
berjalan
Jarak
1 2 3 4 5
berjalan
Kekuata
n tubuh
1 2 3 4 5
bagian
atas
Kekuata
n tubuh
1 2 3 4 5
bagian
bawah
Tolerans
i dalam
1 2 3 4 5
menaiki
tangga
Cukup Cukup
Mening Seda Menur
Mening Menur
kat ng un
kat un
1 2 3 4 5
Keluhan 1 2 3 4 5
lelah
Dispnea
saat 1 2 3 4 5
aktifitas
Dispnea
setelah 1 2 3 4 5
aktifitas
Perasaa
1 2 3 4 5
n lemah
Aritmia
saat 1 2 3 4 5
aktifitas
Aritmia
setelah 1 2 3 4 5
aktifitas
Sianosis 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Membu Seda Memba
Membu Memba
ruk ng ik
ruk ik
1 2 3 4 5
Warna
1 2 3 4 5
kulit
Takanan
1 2 3 4 5
darah
Frekuen
1 2 3 4 5
si nafas
EKG
1 2 3 4 5
iskemia
Intervensi Utama
Manajemen Energi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi gangguan
fungsi tubuh yang
mengakibatkan kelelahan
monitor kelelahan fisik
dan emosional
Monitor pola dan jam
tidur
Monitor lokasi dan
ketidaknyamanan selama
melakukan aktivitas
terapeutik
Sediakan lingkungan
nyaman dan rendah
stimulus
lakukan latihan rentang
gerak fasip dan aktif
fasilitasi duduk di sisi
tempat tidur
Edukasi
Anjurkan tirah baring
Mobilisasi bertahap
Anjurkan menghubungi
perawat jika kelelahan
tidak berkurang
Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan
Intervensi Pendukung
Dukungan Kepatuhan Program
TINDAKAN
pengobatan
OBSERVASI
Identifikasi kepatuhan
menjalankan program
pengobatan
TERAPEUTIK
Buat komitmen menjalani
program pengobatan
dengan baik
Buat jadwal
pendampingan keluarga
untuk bergantian
menemani pasien
selama dirawat dan
menjalani program
pengobatan
Dokumentasikan aktivitas
selama menjalani
program pengobatan
Diskusikan hal-hal yang
dapat mendukung atau
menghambat berjalannya
program pengobatan
Libatkan keluarga untuk
mendukung program
pengobatan yang dijalani
EDUKASI
Informasikan program
pengobatan yang harus
dijalani
Informasikan manfaat
yang akan diperoleh jika
teratur menjalani
program pengobatan
Anjurkan keluarga untuk
mendampingi dan
merawat pasien selama
menjalani program
pengobatan
Anjurkan pasien dan
keluarga melakukan
konsultasi ulang saat
kontrol
Manajemen Asma TINDAKAN
Observasi
Monitor frekwensi dan
kedalaman napas
Monitor tanda dan gejala
hipoksia mis. Gelisah,
agitasi, penurunan
kesadaran
Monitor bunyi napas
tambahan mis. Weizing,
Monitor Spo2
Terapeutik
Berikan posisi semi
fowler 30-45 derajat
Pasang oximetri
Lakukan penghisapan
lendir,jika perlu
Berikan oksigen 6-15 liter
via simple mask atau
NRM untuk
mempertahankan spo2>
90%
Pasang jalur IV line untuk
pemberian obat dan
hidrasi
Ambil sample darah
untuk periksa darah rutin
dan AGD
Edukais
Anjurkan meminimalkan
ansietas yang dapat
meningkatkan kebutuhan
oksigen
Anjurkan bernapas
lambat dan dalam
Ajarkan teknik pursued-
lip breating
Ajarkan mengidentifikasi
dan menghindari pemicu
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
broncho dilator sesuai
indikasi
Kolaborasi pemberian
obat tambahan kalau
tidak respons dengan
bronchodilator mis
prednisolon, methil
prednisolon, aminophilin.
Manajemen Dimensia TINDAKAN
Observasi
Identitifikasi riwayat fisik,
sosial, psikologis, dan
kebiasaan
Identifikasi pola aktifitas
mis. Tidur, minum obat,
elimimasi, asupan obat,
perawatan diri
Terapeutik
Sediakan lingkungan
aman, nyaman,
konsisiten, dan rendah
stimulus
Orientasi waktu, tempat
dan orang
Gunakan distraksi untuk
mengatasi masalah
perilaku
Libatkan keluarga dalam
melaksanakan
menyediakan, dan
mengevaluasi
keperawatan
Fasilitasi orientasi
dengan symbol-symbol
Edukasi
Anjurkan memperbanyak
istirahat
Ajarkan keluarga cara
merawat dimensia
Manajemen Medikasi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi penggunaan
obat sesuai resep
Identifikasi masa
kadaluarsa obat
Identifikasi pengetahuan
dan kemampuan
menjalani program
pengobatan
Monitor keefektipan dan
efek samping pemberian
obat
Monitor tanda dan gejala
keracunan obat
Monitor darah serum
(mis. Elektrolit,
protrombin) jika perlu
Monitor kepatuhan
menjalani program
pengobatan
Terapeutik
Fasilitasi perubahan
program pengobatan, jika
perlu
Sediakan sumber
informasi program
pengobatan secara
visual dan tertulis
Fasilitasi pasien dan
keluarga melakukan
penyesuaian pola hidup
akibat program
pengobatan
Edukasi
Ajarkan pasien dan
keluarga mengelola obat
( dosis,
penyimpanan,rute, waktu
pemberian.)
Ajarkan cara menangani
dan mengurangi efek
samping, jika perlu
Anjurkan menghubungi
petugas kesehatan jika
terjadi efek samping
obat.
Manajemen Nutrisi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi status nutrisi
Identifikasi alergi dan
intoleransi makanan
Identifikasi kebutuhan
kalori dan jenis nutrisi
Identifikasi perlunya
penggunaan selang NGT
Monitor asupan nutrisi
Monitor berat badan
Monitor hasil
pemeriksaan
laboratorium
Terapeutik
lakukan oral hygiene
sebelum makan, jika
perlu
Fasilitasi menentukan
pedoman diet
Sajika makanan secara
menarik dan suhu yang
sesuai
Berikan makanan tinggi
serat untuk mencegah
konstipasi
Berikan makanan tinggi
kalori dan tinggi protein
Berikan suplemen
makanan, jika perlu
Hentikan pemberian
makanan melalui NGT
jika asupan oral dapat
toleransi
Edukasi
Anjurkan posisi duduk
jika mampu
Ajarkan diet yang di
programkan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan
(mis. Pereda nyeri, anti
emetik), jika perlu
Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrisi yang dibutuhkan,
jika perlu
SUBJEKTIF
1. Mengekspresikan keingin an untuk meningkatkan tidur
2. Mengekspresikan perasaan cukup istirahat setelah tidur
OBJEKTIF
1. Jumlah waktu tidur sesuai dengan pertumbuhan
perkembangan
GEJALA DAN TANDA MINOR
SUBJEKTIF
OBJEKTIF
1. Menerapkan rutinitas tidur yang meningkatkan kebiasaan
tidur
KONDISI KLINIS TERKAIT
2. Nyeri kronis
4. Sleep apnea
L.05045 Definisi
Keadekuatan kualitas dan kuantitas tidur
Luaran Utama :
Pola Tidur
Luaran Tambahan :
Motivasi
Perilaku Kesehatan
Status Kenyamanan
Tingkat Pengetahuan
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x
24jam
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menur Seda Mening
Menur Mening
un ng kat
un kat
1 2 3 4 5
Keluhan
1 2 3 4 5
sulit tidur
Keluhan
sering 1 2 3 4 5
terjaga
Keluhan
tidak
1 2 3 4 5
puas
tidur
Keluhan
pola
1 2 3 4 5
tidur
berubah
Keluhan
istirahat
1 2 3 4 5
tidak
cukup
Cukup Cukup
Mening Seda Menur
Mening Menur
kat ng un
kat un
1 2 3 4 5
Kemamp 1 2 3 4 5
uan
beraktifit
as
Intervensi Utama
Dukungan Tidur TINDAKAN
Observasi
Identifikasi pola aktifitas tidur
Identifikasi faktor pengganggu tidur
Identifikasi makanan dan minuman yang
mengganggu tidur
Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi
Terapeutik
Modifikasi lingkungan
Batasi waktu tidur siang, jika perlu
Fasilitasi menghilangkan stres sebelum
tidur
Tetapkan jadwal tidur rutin
lakukan prosedur untuk meningkatkan
kenyamanan
Sesuaikan jadwal pemberian obat dan
atau tindakan untuk menunjang siklus
tidur terjaga
Edukasi
Jelaskan pentingnya siklus tidur selama
sakit
Anjurkan menepati kebiasaan waktu
tidur
Anjurkan menghindari
makanan/minuman yang mengganggu
tidur
Anjurkan penggunaan obat tidur yang
tidak mengandung supresor terhadap
tidur REM
D.
00
Risiko Disorganisasi Perilaku Bayi
59
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Aktivitas / Istirahat
Definisi
Berisiko mengalami disintegrasi respon fisiologis dan
neurobehavior bayi terhadap lingkungan
Faktor Resiko
1. Kelebihan stimulasi sensorik
2. Prematuritas
3. Prosedur invasif
4. Gangguan motorik
5. Kelainan kongenital
6. Kelainan genetik
KONDISI KLINIS TERKAIT
1. Hospitalisasi
2. Prosedur invasif
3. Prematuritas
4. Gangguan neurologis
5. Gangguan pernafasan
6. Gangguan kardiovaskuler
l.05043 Definisi
Kemampuan integrasi respon fisiologis dan neurobehavior
bayi terhadap lingkungan
Luaran Utama :
Organisasi Perilaku Bayi
Luaran Tambahan :
Adaptasi Neonatus
Fungsi Sensori
Koordinasi Pergerakan
Nafsu Makan
Pola Tidur
Status Neurologis
Status Nutrisi Bayi
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menur Sed Menin
Menur Menin
un ang gkat
un gkat
1 2 3 4 5
Gerakan
pada
1 2 3 4 5
ekstremita
s
Kemampu
an jari-jari
1 2 3 4 5
menggen
ggam
Gerakan
terkoordin 1 2 3 4 5
asi
Respon
norlmal
terhadap 1 2 3 4 5
stimulus
sensorik
Menangis 1 2 3 4 5
Mampu
berespon 1 2 3 4 5
kejut
Irritabilitas 1 2 3 4 5
Reflek 1 2 3 4 5
Tonus
1 2 3 4 5
motorik
Saturasi 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Menin Sed Menur
Menin Menur
gkat ang un
gkat un
1 2 3 4 5
Gelisah 1 2 3 4 5
Tremor 1 2 3 4 5
Tersentak 1 2 3 4 5
Aritmia 1 2 3 4 5
Bradikardi
1 2 3 4 5
a
Takhikardi
1 2 3 4 5
a
Cukup Cukup
Memb Sed Memb
Memb Memb
uruk ang aik
uruk aik
1 2 3 4 5
Kemampu
an 1 2 3 4 5
menyusu
Warna
1 2 3 4 5
kulit
Intervensi Utama
Edukasi keamanan bayi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi
Terapeutik
Sediakan materi penkes
jadwalkan penkes sesuai kesepakatan
Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
Anjurkan selalu mengawasi bayi
Anjurkan tidak meninggalkan bayinya
sendiri
Anjurkan menjauhkan bayi dari bahaya
benda berisiko
Anjurkan memasang penghalang pada
sisi tempat tidur
Perawatan Bayi TINDAKAN
Observasi
Monitor vital sign terutama suhu
Terapeutik
Mandikan Bayi suhu ruangan 21-
24derajat C
Mandikan bayi dalam waktu 5-10 menit
dan2x dalam sehari
rawat tali pusat secara terbuka
Bersihkan pangkal tali pusat dengan lidi
kapas yang telah diberi air matang
Kenakan popok bayi dibawah umbilicus
jika tali pusat belum lepas
Lakukan pemijatan bayi
Ganti popok bayi jika basah
kenakan pakaian bayi dari bahan katun
Edukasi
Anjurkan ibu menyusui sesuai
kebutuhan bayi
Ajarkan ibu cara merawat bayi dirumah
Ajarkan cara pemberian makanan
pendamping ASI pada bayi >6 bulan
Intervensi Pendukung
Manajemen Nutrisi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi status nutrisi
Identifikasi alergi dan intoleransi
makanan
Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
nutrisi
Identifikasi perlunya penggunaan
selang NGT
Monitor asupan nutrisi
Monitor berat badan
Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Terapeutik
lakukan oral hygiene sebelum makan,
jika perlu
Fasilitasi menentukan pedoman diet
Sajika makanan secara menarik dan
suhu yang sesuai
Berikan makanan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi
protein
Berikan suplemen makanan, jika perlu
Hentikan pemberian makanan melalui
NGT jika asupan oral dapat toleransi
Edukasi
Anjurkan posisi duduk jika mampu
Ajarkan diet yang di programkan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan (mis. Pereda nyeri, anti
emetik), jika perlu
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrisi yang dibutuhkan, jika perlu
Pemantauan Tanda Vital TINDAKAN
Observasi
Monitor tekanan darah
Monitor Nadi (frek, kekuatan, irama)
Monitor Suhu tubuh
Monitor oksimetri
MOnitor MAP
Identifikasi penyebab perubahan tanda
vital
Terapeutik
Atur interval pemantauan sesuai kondisi
pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
Informasikan hasil pemantauan, jika
perlu
D.006
Risiko Intoleransi Aktivitas
0
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Aktivitas / Istirahat
Definisi
Berisiko mengalami ketidak cukupan energi untuk melakukan
aktivitas sehari-hari
Faktor Resiko
1. Gangguan sirkulasi
2. Ketidakbugaran status fisik
3. Riwayat intoleransi aktivitas sebelumnya
4. Tidak berpengalaman dengan suatu aktivitas
5. Gangguan pernafasan
KONDISI KLINIS TERKAIT
1. Hospitalisasi
2. Prosedur invasif
3. Prematuritas
4. Gangguan neurologis
5. Gangguan pernafasan
6. Gangguan kardiovaskuler
l.05047 Definisi
Respon fisiologis terhadap aktifitas yang membutuhkan
tenaga
Luaran Utama :
Toleransi Aktifitas
Luaran Tambahan :
Ambulasi
Curah Jantung
Konsevasi Energi
Tingkat Keletihan
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menuru Seda Mening
Menuru Mening
n ng kat
n kat
1 2 3 4 5
Saturasi
1 2 3 4 5
oksigen
Kemuda
han
dalam
melakuk
1 2 3 4 5
an
aktifitas
sehari-
hari
Kecepat
an 1 2 3 4 5
berjalan
Jarak
1 2 3 4 5
berjalan
Kekuata
n tubuh
1 2 3 4 5
bagian
atas
Kekuata
n tubuh
1 2 3 4 5
bagian
bawah
Tolerans 1 2 3 4 5
i dalam
menaiki
tangga
Cukup Cukup
Mening Seda Menur
Mening Menur
kat ng un
kat un
1 2 3 4 5
Keluhan
1 2 3 4 5
lelah
Dispnea
saat 1 2 3 4 5
aktifitas
Dispnea
setelah 1 2 3 4 5
aktifitas
Perasaa
1 2 3 4 5
n lemah
Aritmia
saat 1 2 3 4 5
aktifitas
Aritmia
setelah 1 2 3 4 5
aktifitas
Sianosis 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Membu Seda Memba
Membu Memba
ruk ng ik
ruk ik
1 2 3 4 5
Warna
1 2 3 4 5
kulit
Takanan
1 2 3 4 5
darah
Frekuen
1 2 3 4 5
si nafas
EKG
1 2 3 4 5
iskemia
Intervensi Utama
Manajemen Energi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi gangguan
fungsi tubuh yang
mengakibatkan kelelahan
monitor kelelahan fisik dan
emosional
Monitor pola dan jam tidur
Monitor lokasi dan
ketidaknyamanan selama
melakukan aktivitas
terapeutik
Sediakan lingkungan
nyaman dan rendah
stimulus
lakukan latihan rentang
gerak fasip dan aktif
fasilitasi duduk di sisi
tempat tidur
Edukasi
Anjurkan tirah baring
Mobilisasi bertahap
Anjurkan menghubungi
perawat jika kelelahan
tidak berkurang
Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan
Intervensi Pendukung
Dukugan perawatan diri TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kebiasaan
aktifitas perawatan diri
sesuai usia
Monitor tingkat
kemandirian
Identifikasi kebutuhan alat
bantu kebersihan diri,
berpakaian, berhias dan
makan
Terapeutik
sediakan lingkungan yang
terapeutik
Siapkan keperluan pribadi
Dampingi dalammelakukan
perawatan diri sampai
mandiri
Fasilitasi untuk menerima
keadaan ketergantungan
Fasilitasi kemandirian,
bantu jika tidak mampu
melakukan perawatan
mandiri
Jadwalkan rutinitas
perawatan mandiri
Edukasi
Anjurkan melakukan
perawatan mandiri sesuai
kemampuan
Dukungan Tidur TINDAKAN
Observasi
Identifikasi pola aktifitas
tidur
Identifikasi faktor
pengganggu tidur
Identifikasi makanan dan
minuman yang
mengganggu tidur
Identifikasi obat tidur yang
dikonsumsi
Terapeutik
Modifikasi lingkungan
Batasi waktu tidur siang,
jika perlu
Fasilitasi menghilangkan
stres sebelum tidur
Tetapkan jadwal tidur rutin
lakukan prosedur untuk
meningkatkan
kenyamanan
Sesuaikan jadwal
pemberian obat dan atau
tindakan untuk menunjang
siklus tidur terjaga
Edukasi
Jelaskan pentingnya siklus
tidur selama sakit
Anjurkan menepati
kebiasaan waktu tidur
Anjurkan menghindari
makanan/minuman yang
mengganggu tidur
Anjurkan penggunaan obat
tidur yang tidak
mengandung supresor
terhadap tidur REM
Ajarkan faktor-faktor yang
berkontribusi terhadap
gangguan pola tidur
Ajarkan relaksasi otot
autogenik atau cara
nonfarmakologi lainnya
Identifikasi Resiko TINDAKAN
Observasi
Identifikasi risiko biologis,
lingkungan dan prilaku
Identifikasi risiko secara
berkala dimasing-masing
unit
Indentifikasi risiko baru
sesuai perencanaan yang
telah ditetapkan
Terapeutik
Tentukan metode
pengelolaan resiko yang
baik dan ekonomis
Lakukan pengelolaan
resiko secara efektif
Lakukan update
perencanaan secara
reguler
buat perencanaan tindakan
yang memiliki timeline dan
penanggung jawab yang
jelas
dokumentasikan temuan
risiko secara akurat
Manajemen Alat Pacu Jantung
TINDAKAN
Permanen
Observasi
Identifikasi indikasi
pemasangan alat pacu
jantung permanen
Monitor tanda-tanda alat
pacu jantung bekerja
dengan baik
Monitor nadi –perifer
Monitor respons
hemodinamik
Monitor irama jantung,
gejala aritmia, iskemia,
atau gagal jantung
Monitor komplikasi
pemasangan alat pacu
jantung mis. Pneumo
thorax, perforasi miokard,
tamponade jantung,
hematoma, PVC, infeksi,
cegukan, kedutan otot
Monitor kegagalan alat
pacu jantung
Terapeutik
tentukan jenis dan modus
alat pacu jantung
Libatkan keluarga dalam
perawatan alat pacu
jantung
Edukasi
Jelaskan Indikasi fungsi
dan komplikasi implantasi
alat pacu jantung
Anjurkan menghindari atau
menggunakan alat yang
menyebabkan gangguan
elektromagnetik
Anjurkan Melakukan
pemeriksaan rutin alat
pacu jantung permanen
Anjurkan tidak
mengoperasikan
kendaraan bermotor
sampai diijinkan ahli
kardiologi
Anjurkan memantau alat
pacu jantung secara teratur
Anjurkan mengulang
rontgen thoraxsetiap tahun
untuk konfirmasi
penempatan alat pacu
jantung
Anjurkan memakai gelang
pengguna alat pacu
jantung
Anjurkan menghindari
mesin detektor
Ajarkan cara mengenali
tanda dan gejala disfungsi
alat pacu jantung
Manajemen Medikasi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi penggunaan
obat sesuai resep
Identifikasi masa
kadaluarsa obat
Identifikasi pengetahuan
dan kemampuan menjalani
program pengobatan
Monitor keefektipan dan
efek samping pemberian
obat
Monitor tanda dan gejala
keracunan obat
Monitor darah serum (mis.
Elektrolit, protrombin) jika
perlu
Monitor kepatuhan
menjalani program
pengobatan
Terapeutik
Fasilitasi perubahan
program pengobatan, jika
perlu
Sediakan sumber informasi
program pengobatan
secara visual dan tertulis
Fasilitasi pasien dan
keluarga melakukan
penyesuaian pola hidup
akibat program
pengobatan
Edukasi
Ajarkan pasien dan
keluarga mengelola obat
( dosis, penyimpanan,rute,
waktu pemberian.)
Ajarkan cara menangani
dan mengurangi efek
samping, jika perlu
Anjurkan menghubungi
petugas kesehatan jika
terjadi efek samping obat.
Manajemen Nutrisi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi status nutrisi
Identifikasi alergi dan
intoleransi makanan
Identifikasi kebutuhan
kalori dan jenis nutrisi
Identifikasi perlunya
penggunaan selang NGT
Monitor asupan nutrisi
Monitor berat badan
Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium
Terapeutik
lakukan oral hygiene
sebelum makan, jika perlu
Fasilitasi menentukan
pedoman diet
Sajika makanan secara
menarik dan suhu yang
sesuai
Berikan makanan tinggi
serat untuk mencegah
konstipasi
Berikan makanan tinggi
kalori dan tinggi protein
Berikan suplemen
makanan, jika perlu
Hentikan pemberian
makanan melalui NGT jika
asupan oral dapat toleransi
Edukasi
Anjurkan posisi duduk jika
mampu
Ajarkan diet yang di
programkan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan
(mis. Pereda nyeri, anti
emetik), jika perlu
Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrisi yang
dibutuhkan, jika perlu
Pemantauan Tanda Vital TINDAKAN
Observasi
Monitor tekanan darah
Monitor Nadi (frek,
kekuatan, irama)
Monitor Suhu tubuh
Monitor oksimetri
MOnitor MAP
Identifikasi penyebab
perubahan tanda vital
Terapeutik
Atur interval pemantauan
sesuai kondisi pasien
Dokumentasikan hasil
pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
Terapi Aktivitas TINDAKAN
Observasi
Identifikasi defisit tingkat
aktifitas
Identifikasi sumber daya
untuk aktifitas yang
diinginkan
Identifikasi makna aktifitas
rutin
Terapeutik
Fasilitasi fokus pada
kemampuan bukan defisit
yang dialami
koordinasikan pemilihan
aktifitas sesuai usia
fasilitasi aktifitas fisik rutin
fasilitasi aktifitas motorik
kasar
Tingkatkan aktifitas fisik
untuk memelihara berat
badan
Edukasi
Jelaskan metode aktifitas
fisik sehari-hari
Ajarkan cara aktifitas yang
dipilih
Kolaborasi
Kolaborasi dengan terapis
okupasi dalam
merencanakan dan
memonitor program
aktifitas jia sesuai
Terapi Oksigen TINDAKAN
Observasi
Monitor kecepatan aliran
oksigen
Monitor posisi alat terapi
oksigen
Monitor aliran oksigen
secara periodik dan
pastikan fraksi yang
diberikan cukup
Monitor efektifitas terapi
oksigen (oximetri, AGD)
Monitor kemampuan
melepas oksigen saat
makan
Monitor tanda hipoventilasi
Monitor tanda dan gejala
toksikasi oksigen dan
atelektasis
Monitor tingkat kecemasan
akibat terapi oksigen
Monitor integritas mukosa
hidung akibat pemasangan
oksigen
Terapeutik
Bersihkan sekret pada
mulut, hidung dan trakhea,
jika perlu
Pertahankan kepatenan
jalan napas
Siapkan dan atur peralatan
pemberian oksigen
Berikan oksigen tambahan,
jika perlu
Tetap berikan oksigen saat
pasien di tranfortasi
Gunakan prangkat oksigen
yang sesuai dengan tingkat
mobilitas pasien
Edukasi
Ajarkan pasien dan
keluarga cara
menggunakan oksigen
dirumah
Kolaborasi
Kolaborasi penentua dosis
oksigen
Kolaborasi penggunaan
oksigen saat aktifoitas dan
atau tidur
D.
Disrefleksia Otonom 00
61
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Neuro Sensori
Definisi
Respon sisitem saraf simpatis yang terjadi secara spontan
dan mengancam jiwa terhadap stimulus berbahaya akibat
cedera medula spinalis pada T7 atau di atasnya
Penyebab
1. Cedera pada medula spinalis
2. Pembedahan medula spinalis pada T7 keatas
l.06053 Definisi
Kemampuan sistem saraf perifer dan pusat untuk menenrima,
mengolah dan merespon stimulus internal dan eksternal
Luaran Utama :
Status Neorologis
Luaran Tambahan :
Eliminasi Fekal
Eliminasi Urine
Fungsi Sensor
Kinerja Pengasuh
Status Sirkulasi
Tingkat Nyeri
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Membaik
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menuru Seda Mening
Menuru Mening
n ng kat
n kat
1 2 3 4 5
Tingkat
kesadar 1 2 3 4 5
an
Reaksi
1 2 3 4 5
pupil
Orienta 1 2 3 4 5
si
kognitif
Status
1 2 3 4 5
kognitif
Kontrol
motorik 1 2 3 4 5
pusat
Fungsi
sensori
1 2 3 4 5
k
kranial
Fungsi
sensori 1 2 3 4 5
k spinal
Fungsi
motorik 1 2 3 4 5
kranial
Fungsi
motorik 1 2 3 4 5
spinal
Fungsi
1 2 3 4 5
otonom
Komuni
1 2 3 4 5
kasi
Cukup Cukup
Mening Seda Menur
Mening Menur
kat ng un
kat un
1 2 3 4 5
Sakit
1 2 3 4 5
kepala
Frekuen 1 2 3 4 5
si
kejang
Hiperter
1 2 3 4 5
mia
Diafores
1 2 3 4 5
is
Pucat 1 2 3 4 5
Kongest
i
1 2 3 4 5
konjung
tiva
Kongest
1 2 3 4 5
i nasal
Paraste
1 2 3 4 5
sia
Sensasi
logam 1 2 3 4 5
di mulut
Sindrom
1 2 3 4 5
horner
Pandan
gan 1 2 3 4 5
kabur
Penile
1 2 3 4 5
erection
Cukup Cukup
Membu Seda Memba
Membu Memba
ruk ng ik
ruk ik
1 2 3 4 5
Tekana
n darah 1 2 3 4 5
sistolik
Frekuen 1 2 3 4 5
si nadi
Ukuran
1 2 3 4 5
pupil
Geraka
1 2 3 4 5
n mata
Pola
1 2 3 4 5
nafas
Pola
istirahat 1 2 3 4 5
tidur
Frekuen
1 2 3 4 5
si nafas
Denyut
jantung 1 2 3 4 5
apikal
Denyut
nadi 1 2 3 4 5
radialis
Reflek
polimot 1 2 3 4 5
orik
Intervensi Utama
Manajemen Disrefleksia TINDAKAN
Observasi
Identifikasi rangsangan
yang dapat memicu
disrefleksia
Identifikasi penyebab
pemicu disrefleksia
Monitor tanda dan gejala
disrefleksia otonom
Monitor kepatenan kateter
urine
Monitor vital sign
terapeutik
Minimalkan rangsangan
yang dapat memicu
disrefleksia
Berikan fosisi fowler
pasang kateter urine
Edukasi
jelaskan penyebab dan
gejala disrefleksia
Jelaskan penanganan
dan pencegahan
disrefleksia
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
agen antihipertensi
intravena, sesuai indikasi
Intervensi Pendukung
Dukungan Kepatuhan Program
TINDAKAN
pengobatan
OBSERVASI
Identifikasi kepatuhan
menjalankan program
pengobatan
TERAPEUTIK
Buat komitmen menjalani
program pengobatan
dengan baik
Buat jadwal
pendampingan keluarga
untuk bergantian
menemani pasien selama
dirawat dan menjalani
program pengobatan
Dokumentasikan aktivitas
selama menjalani
program pengobatan
Diskusikan hal-hal yang
dapat mendukung atau
menghambat berjalannya
program pengobatan
Libatkan keluarga untuk
mendukung program
pengobatan yang dijalani
EDUKASI
Informasikan program
pengobatan yang harus
dijalani
Informasikan manfaat
yang akan diperoleh jika
teratur menjalani program
pengobatan
Anjurkan keluarga untuk
mendampingi dan
merawat pasien selama
menjalani program
pengobatan
Anjurkan pasien dan
keluarga melakukan
konsultasi ulang saat
kontrol
Insersi Intravena / Memasang IV cateter TINDAKAN
Observasi
Identifikasi vena yang
akan di insersi
Identifikasi masalah
pembekuan darah atau
konsumsi obat yang
mempengaruhi
pembekuan darah
Terapeutik
Atur posisi senyaman
mungkin
Pertimbangkan faktor
pemilihan pembuluh
darah vena mis. Usia,
tujuan insersi vena,
pembuluh darah lurus,
jauh dari persendian,
kondisi ekstremitas
Hindari memilih lokasi
yang terdapat fistulaatau
shunt arteriovenosa atau
kontra indikasi
cannulation mis.
Limfedema, mastektomi,
limfektoma
Pilih jenis jarum yang
sesuai, berdasrkan tujuan
Berikan analgesia topikal,
jika perlu
Pasang torniquet 3-4 inci
diatas tempat tusukan
Bersihkan area dengan
desinfektan
Masukan jarum sesuai
prosedur gunakan jarum
dengan fitur pencegahan
cedera
Tentukan penempatan
yang benar dengan
mengamati darah diruang
flash atau dalam tabung
Buka torniquet sesegera
mungkin
Pastikan plester jarum
terpasang dengan aman
Sambungkan kateter intra
vena ke tabung infus
Berikan plester transfaran
di tempat kanulasi IV
Berikan label IV dengan
tanggal dan waktu
Pertahankan
kewaspadaan universal
Edukasi
Jelaskan tujuan dan
prosedur pada pasien
Anjurkan tidak
menggerakan tubuh saat
melakukan insersi
Anjurkan membuka dan
menutup beberapa kali
jika perlu
Anjurkan Orang tua
memegang dan
menghibur anak, jika
perlu
Kateterisasi urine TINDAKAN
Observasi`
Periksa kondisi pasien
mis. Kesadaran, vital
sign, daerah perineal,
distensi kandung kemih,
inkontinensia urine,
refleks berkemih
Terapeutik
Siapkan peralatan, bahan
dan ruangan tindakan
Siapkan pasien;
bebaskan pakaian bawah
dan posisi dorsal
rekumben (wanita) supine
(laki-laki)
Pasang sarung tangan
Bersihkan daerah
perineal atau preposium
dengan cairan nacl atau
aquades
lakukan insersi kateter
urine dengan
menerapkan prinsip
aseptik
Sambungkan kateter
urine dengan urine bag
Isi balon dengan aquades
sesuai anjuran merk
kateter
Piksasi selang kateter
diatas simpisis atau paha
Pastikan kantung urine
ditempatkan lebih rendah
dari kandung kemih
Berikan label waktu
pemasangan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan
prosedur pemasangan
kateter urine
Anjurkan menarik napas
saat insersi selang
kateter
Manajemen Cairan TINDAKAN
Observasi
Monitor status hidrasi mis
frek nadi, kekuatan nadi,
akral, CRT, mukosa,
turgor
Monitor berat badan
harian
Monitor berat badab
sebelum dan sesudah
dialisis
Monitor pemeriksaan
laboratorium mis. HT,
Na,Ka, Cl, berat jenis
urine, BUN
Monitor status
hemodinamik mis. MAP,
CVP
terapeutik
Catat intake output dan
hitung balance cairan tiap
4/8/24 jam
Berikan asupan cairan
sesuai kebutuhan
Berikan cairan intravena,
jika perlu
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
diuretik
Kolaborasi tindakan
Hemodialisa
Manajemen Eliminasi Fekal TINDAKAN
Observasi
Identifikasi masalah usus
dan penggunaan obat
pencahar
Identifikasi pengobatan
yang berefek pada
kondisi gastrointestinal
Monitor buang air besar
mis warna, frek,
konsistensi
Monitor tanda dan gejala
diare, konstipasi dan
impaksi
Terapeutik
Berikan air hangat setelah
makan
Jadwalkan waktu defekasi
Sediakan makanan tinggi
serat
Edukasi
Jelaskan jenis makanan
yang membantu
meningkatkan keteraturan
peristaltik usus,
Anjurkan mencatat warna
frekuensi, konsistensi,
dan volume
Anjurkan meningkatkan
aktifitas fisik
Anjurkan pengurangan
makan yang dapat
meningkatkan
pembentukan gas
Anjurkan mengkonsumsi
makananyang
mengandung tinggi serat
Anjurkan meningkatkan
asupan cairan jika tidak
ada kontra indikasi
Kolaboprasi
Kolaborasi pemberian
obat supositoria anal
Manajemen Eliminasi Urine TINDAKAN
Observasi
Identifikasi tanda dan
gejala retensi atau
inkontinansia urine
Identifikasi faktor yang
menyebabkan retensi
atau inkontinansia urine
Monitor eliminasi urine
mis. Frekwensi, warna,
volume
Terapeutik
Catat waktu-waktu
keluaran berkemih
Batasi asupan cairan, jika
perlu
Ambil sampel urine
tengah
Edukasi
Ajarkan tanda dan gejala
infeksi saluran kemih
Ajarkan mengukur
asupan cairan dan haluan
urine
Ajarkan mengambil
sampel urine midstrem
Ajarkan mengenali tanda
berkemih dan waktu tepat
untuk berkemih
Ajarkan terapi modalitas
penguatan otot-otot
panggul
Anjurkan minum yang
cukup, jika tidak ada
kontra indikasi
Anjurkan mengurangi
minum menjelang tidur
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
obat supositoria ureter,
jika perlu
Manajemen jalan Napas TINDAKAN
Observasi
Monitor pola napas
(frekwensi, kedalaman,
usaha napas)
Monitor bunyi napas
tambahan (mis. Gurgling,
mengi, wheezing, ronchi
kering)
Monitor sputum
Terapeutik
Pertahankan kepatenan
jalan napas dengan head-
tilt dan chin-lift, jawthrast
jika curiga ada trauma
Posisikan semi-fowler
atau fowler
Berikan minum hangat
lakukan fisioterapi dada,
jika perlu
Lakukan penghisapan
lendir kurang dari 15 detik
Lakukan
hiperoksigenisasi
sebelum penghisapan
ETT
Keluarkan sumbatan
benda padat dengan
forcep Mcgill
Berikan oksigen
Edukasi
Anjurkan asupan cairan
2000ml/hari jika tidak
kontra indikasi
Ajarkan teknik batuk
efektif
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
bronskodilator,
ekspektoran, mukolitik,
jika perlu
Manajemen Nutrisi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi status nutrisi
Identifikasi alergi dan
intoleransi makanan
Identifikasi kebutuhan
kalori dan jenis nutrisi
Identifikasi perlunya
penggunaan selang NGT
Monitor asupan nutrisi
Monitor berat badan
Monitor hasil
pemeriksaan laboratorium
Terapeutik
lakukan oral hygiene
sebelum makan, jika
perlu
Fasilitasi menentukan
pedoman diet
Sajika makanan secara
menarik dan suhu yang
sesuai
Berikan makanan tinggi
serat untuk mencegah
konstipasi
Berikan makanan tinggi
kalori dan tinggi protein
Berikan suplemen
makanan, jika perlu
Hentikan pemberian
makanan melalui NGT
jika asupan oral dapat
toleransi
Edukasi
Anjurkan posisi duduk jika
mampu
Ajarkan diet yang di
programkan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan
(mis. Pereda nyeri, anti
emetik), jika perlu
Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrisi yang dibutuhkan,
jika perlu
Manajemen Nyeri TINDAKAN
Observasi
Identifikasi lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
Identifikasi skala nyeri
Identifikasi respons nyeri
non verbal
Identifikasi faktor yang
memperberat dan
memperingan nyeri
Identifikasi pengetahuan
dan keyakinan tentang
neri
Identifikasi pengruh
budaya terhadap respons
nyeri
Identifikasi pengaruh
nyeri pada kwalitas hidup
Monitor keberhasilan
terapi komplementer yang
sudah diberikan
Monitor efek samping
penggunaan analgetik
Terapeutik
Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
(mis. TENS, hipnosis,
akupuntur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat,
aroma terapi, kompres
hangat/dimgin)
Kontrol lingkungan yang
memperberat nyeri (mis.
Suhu ruangan,
pencahyaan, kebisingan)
Fasilitasi istirahat dan
tidur
Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
Jelaskan strategis
meredakan nyeri
Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
Ajarkan teknikj
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa neri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
Pemantauan Tanda Vital TINDAKAN
Observasi
Monitor tekanan darah
Monitor Nadi (frek,
kekuatan, irama)
Monitor Suhu tubuh
Monitor oksimetri
MOnitor MAP
Identifikasi penyebab
perubahan tanda vital
Terapeutik
Atur interval pemantauan
sesuai kondisi pasien
Dokumentasikan hasil
pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
Pemantauan Neurologis TINDAKAN
Observasi
Monitor ukuran, bentuk,
kesimetrisan, dan
reaktifitas pupil
Monitor tingkat kesadaran
(mis. Menggunakan GCS)
Monitor tingkat orientasi
Monitor ingatan terakhir,
rentang perhatian,
memori masa lalu, mood,
dan prilaku
Monitor Vital sign
Monitor status
pernapasan, AGD,
oksimetri nadi,
kedalaman napas, pola
napas dan usaha napas
Monitor parameter
hemodinamikinvasif, jika
perlu
Monitor ICP (intra cranial
presure) dan CPP
( cerebral perfusion
presure )
Monitor refleks kornea
Monitor batuk batuk dan
refleks muntah
Monitor irama otot,
gerakan motor, gaya
berjalan, dan prpriosepsi
Monitor kekuatan
pegangan
Monitor adanya tremor
Monitor kesimetrisan
wajah
Monitor gangguan visual,:
diplopia, nistagmus,
pemotongan bidang
visual, penglihatan kabur,
dan ketajaman
penglihatan
Monitor keluhan sakit
kepala
Monitor karakterisitik
bicara: kelancaran,
kehadiran afasia, dan
kesulitan mencari kata
Monitor diskriminasi
tajam/tumpul, atau
panas/dingin
Monitor parestesi ( mati
ras dan kesemutan)
Monitor pola berkeringant
Monitor respons babinski
Monitor respons cushing`
Monitor balutan
kraniotomi dan
laminecttomi terhadap
adanya drainase
Monitor respons terhada
pengobatan
Terapeutik
Tingkatkan frekwewnsi
pemantauan neurologis,
jika perlu
Hindari aktifitas yang
dapat
menyebabkanpeningkata
n tekanan intra cranial
Atur interval waktu
pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
Dokumentasi hasi
pemantauam
Edukasi
Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu,
Pemantauan Cairan TINDAKAN
Observasi
Monitor frekwensi dan
kekuatan nadi
Monitor frekwensi napas
Monitor tekanan darah
Monitor berat badan
Monitor waktu pengisian
kapiler
Monitor turgor kulit
Monitor jumlah, warna,
dan berat jenis urine
Monitor kadar albumin
dan protein
Monitor hasil
pemeriksaan serum( mis.
Osmolaritas serum, HT,
natrium, kalium, BUN)
Monitor intake output
cairan
Identifikasi tanda
Hipovolemia
Identifikasi tanda
hipervolemia
Identifikasi faktor resiko
ketidak seimbangan
cairan
Terapeutik
Atur interval waktu
pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
Dokumentasi hasil
pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
Pemberian Obat TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan
allergi, interaksi dan
kontra indikasi obat
Verifikasi order obat
sesuai indikasi
Periksa tanggal
kadaluarsa obat
Monitor tanda vital dan
laboratorium sebelum
pemberian obat
Monitor efek trapeutik
obat
Monitor efek samping ,
toksisitas, dan iteraksi
obat
Terapeutik
Perhatikan prosedur
pemberian obat yang
aman dan akurat
Hindari interupsi saat
mempersiapkan,
memferivikasi, atau
mengelola obat
lakukan prinsip 6 Benar
(pasien, obat, dosis, rute,
waktu, dokumentasi)
Perhatikan jadwal
pemberian obat jenis
hipnotik, narkotik, dan
antibiotik
Hindari pemberian obat
yang tidak diberi label
dengan benar
Buang obat yang tidak
terpakai atau kadaluarsa
Fasilitasi minum obat
tandatangani pemberian
obat dan obat narkotik
sesuai protokol
Dokumentasi pemberian
obat dan respon terhadap
obat
Edukasi
Jelaskan jenis obat,
alasan pemberian,
tindakan yang
diharapkan, dan efek
samping sebelum
pemberian
Jelaskan faktor yang
dapat meningkatkan dan
menurunkan efektifitas
obat
Pemberian Obat Intra Muskuler TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan
alergi, interaksi dan
kontra indikasi
Verifikasi order obat
sesuai indikasi
Periksa tanggal
kadaluarsa obat
Monitor tanda vital dan
laboratorium sebelum
pemberian obat
Monitor efek trapeutik
obat
Monitor efek samping ,
toksisitas, dan iteraksi
obat
Terapeutik
Lakukan prinsip 6 Benar
(pasien, obat, dosis, rute,
waktu, dokumentasi)
Tentukan jarum suntik
yang benar sesuai
kebutuhan
Siapkan dosis dan ampul
atau botol dengan benar
Hindari area kulit yang
memar, radang, edema,
lesi atau perubahan
warna
Gunakan teknik aseptik
Pilih area suntikan yang
sesuai ( mis. Vastus
lateralis, ventrogluteal,
deltoid)
Lakukan Z-track untuk
mencegah obat keluar
kedalam jaringan
subkutan dan kulit
Tusukan jarum pada
sudut 90 derajat
Aspirasi sebelum
menyuntik obat
Suntikan obat secara
pelahan
Cabut jarum setelah
menunggu 10 detik
setelah menyuntik obat
Hindari melakukan
masase pada area
penyuntikan
Edukasi
Jelaskan jenis obat,
alasan pemberian,
tindakan yang
diharapkan, dan
efeksamping sebelum
pemberian
Anjurkan tidak memijat
area penyuntikan
Pemberian Obat Intraspinal TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan
alergi, interaksi dan
kontra indikasi
Verifikasi order obat
sesuai indikasi
Periksa tanggal
kadaluarsa obat
Periksa kecepatan
tetesan untuk mengetahui
ketepatan terapi
Monitor vital sig dan
status neurologi
Monitor funsi motorik dan
sensorik
Monitor kebersihan lokasi
insersi kateter epidural
dan intratekal
Monitor tand-tanda infeksi
pada lokasi insersi kateter
epidural dan intratekal
Monitor tand-tanda infeksi
sisitem saraf pusat (mis.
Demam, perubahan
tingkat kesadaran, mual
dan muntah)
Terapeutik
Lakukan prinsip 6 Benar
(pasien, obat, dosis, rute,
waktu, dokumentasi)
Pertahankan teknik
aseptik
Aspirasi cairan spinal
serebral sebelum
memberikan obat
Tandai tubing sebagai
intratekal atau epidural
Suntikan obat secara
perlahan sesuai langkah
prosedur
Fiksasi kateter yang
diamankan kekukit
Fiksasi semua
sambungan selang
Kolaborasi
Kolaborasi dengan tim
medis jika lokasi insersi
tampak tanda infeksi
Pemberian Obat Intravena TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan
alergi, interaksi dan
kontra indikasi
Verifikasi order obat
sesuai indikasi
Periksa tanggal
kadaluarsa obat
Monitor tanda vital dan
laboratorium sebelum
pemberian obat
Monitor efek trapeutik
obat
Monitor efek samping ,
toksisitas, dan iteraksi
obat
Terapeutik
Lakukan prinsip 6 Benar
(pasien, obat, dosis, rute,
waktu, dokumentasi)
Pastikan ketepatan dan
kepatenan kateter IV
Campurkan obat kedalam
kantung , botol, atau
buret sesuai kebutuhan
Berikan obat IV dengan
kecepatan yang tepat
Tempelkan label
keterangan nama obat
dan dosisi pada wadah
cairan IV
Gunakan Mesin Infus
pump untuk pemberian
obat secara kontinue, jika
perlu
Edukasi
Jelaskan jenis obat,
alasan pemberian,
tindakan yang
diharapkan, dan
efeksamping sebelum
pemberian
Jelaskan faktor yang
dapat meningkatkan dan
menurunkan efektifitas
obat
Pencegahan Infeksi TINDAKAN
Observasi
Monitor tanda gejala
infeksi lokal da sistemik
Terapeutik
Batasi jumlah pengunjung
Berikan perawatan kulit
pada area edema
Cuci tangan sebelum dan
sesudah kontak dengan
pasien dan lingkungan
pasien
Pertahankan teknik
aseptik pada pasien
beresiko tinggi
Edukasi
Jelaskan tanda dan gejala
infeksi
Ajarkan cara mencuci
tangan dengan benar
Ajarkan etika batuk
Ajarkan cara memeriksa
kondisi luka atau luka
operasi
Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
Anjurkan meningkatkan
asupan cairan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
Imuisasi, jika perlu
Surveilens TINDAKAN
Observasi
Identifikasi resiko
kesehatan pasien
Identifikasi perilaku dan
rutinitas normal pasien
Identifikasi persepsi
pasien tentang status
kesehatannya
Identifikasi kondisi awal
yang memerlukan
respons segera
Periksa tanda gejala atau
masalah saat ini
Monitor kemampuan
pasien untuk melakukan
aktivitas perawatan diri
Monitor status neurologis
Monitor pola prilaku
Monitor kemampuan
kognitif
Monitor keadaan
emosional
Monitor tanda vital
Monitor strategi
penanggulangan yang
digunakan oleh pasien
dan keluarga
Monitor perubahan pola
tidur
Monitor kulit pada pasien
beresiko tinggi
Monitor tanda dan
ketidakseimbangan
cairan dan elektrolit
Monitor Perfusi jaringan
Monitor tanda-tanda
infeksi
Monitor status gizi
Monitor fungsi
gastrointestinal
Monitor pola eliminasi
Monitor kecenderungan
pendarahan pada pasien
beresiko tinggi
Terapeutik
Aktifkan tim reaksi cepat,
jika perlu
Tetapkan frekwensi
pengumpulan dan
interpretasi data
tentukan kondisi pasien
stabil yang tidak stabil
atau kritis
Fasilitasi memperoleh test
diagnostik
Interpretasikan hasil test
diagnostik
Ambil dan analisa data
laboratorium
Libatkan pasien dan
keluarga dalam kegiatan
pemantauan
Catat jenis dan jumlah
drainase dan beritahu
dokter tentang perubahan
yang signifikan
bandingkan status saat ini
dengan status
sebelumnya untuk
mendeteksi perbaikan
dan memburuknya
kondisi pasien
Analisa beberapa
program medis dan
pastikan keamanan dan
ketepatannya
sediakan lingkungan yang
tepat sesuai keinginan
( mencocokan
kompetensi perawat
dengan kebutuhan
perawatan pasien , rasio
pasien dengan perawat,
menyediakan staf
pelengkap yang
memadai, memastikan
kesinambungan
perawatan)
Edukasi
Jelaskan Hasil test
diagnostik kepada pasien
dan keluarga
KOlaborasi
Kolaborasi dengan tim
medis
Kolaborasi dengan tim
medis untuk melakukan
pemantauan
hemodinamic invasif dan
pemantauan ICP
D.
Gangguan Memori 00
62
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Neuro Sensori
Definisi
Ketidak mampuan mengingat beberapa informasi atau
perilaku
Penyebab
1. Ketidakadekuatan stimulasi intelektual
2. Gangguan sirkulasi k otak
3. Gangguan volume cairan dan/atau elektrolit
4. Proses penuaan
5. Hipoksia
6. Gangguan neurologis (mis. EEG positif, cedera kepala,
ganguan kejang)
7. Efek agen farmakologis
8. Penyalahgunaan zat
9. Faktor psikologis (mis. kecemasan,depresi, stres berlebihan,
berduka, gangguan tidur)
10. Distraksi lingkungan
GEJALA DAN TANDA MAYOR
SUBJEKTIF
1. Melaporkan pernah mengalami pengalaman lupa
2. Tidak mampu mempelajari ketrampilan baru
OBJEKTIF
1. Stroke
2. Cedera kepala
3. Kejang
4. Penyakit Alzheimer
5. Depresi
6. Intoksikasi alkohol
7. Penyalahgunaan zat
L.09079 Definisi
Kemampuan mengingat beberapa informasi atau
perilaku
Luaran Utama :
Memori
Luaran Tambahan :
Orientasi Kognitif
Perfusi Serebral
Proses Informasi
Status Neurologis
Status Kognitif
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menur Seda Mening
Menur Mening
un ng kat
un kat
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
Verbalisa
si
kemamp
uan
1 2 3 4 5
menging
at
informasi
aktual
Verbalisa
si
kemamp
uan
menging
at
1 2 3 4 5
perilaku
tertentu
yang
pernah
dilakuka
n
Verbalisa
si
kemamp
uan 1 2 3 4 5
menging
at
peristiwa
melakuk
an
kemamp 1 2 3 4 5
uan yang
dipelajari
Cukup Cukup
Mening Seda Menur
Mening Menur
kat ng un
kat un
1 2 3 4 5
Verbalisa
si
pengala
mam
lupa
Verbalisa
si lupa 1 2 3 4 5
jadwal
Verbalisa
si mudah 1 2 3 4 5
lupa
Intervensi Utama
Latihan Memori TINDAKAN
Observasi
Identifikasi latihan memori
yang dialami
Identifikasi kesalahan
terhadap orientasi
Monitor prilaku dan
perubahanmemori selama
terapi
Terapeutik
Rencanakan metode
mengajar sesuai
kemampuan pasien
Stimulasi memori dengan
mengulang pikiran yang
terakhir diucapkan
koreksi kesalahan orientasi
fasilitasi meningat
pengalaman masa lalu
Fasilitasi kemampuan
konsentrasi
Edukasi
Jelaskan tujuan dan
prosedur latihan
Ajarkan teknik memori yang
tepat
Kolaborasi
rujuk pada terapi okupasi
Intervensi Pendukung
Dukungan Emosional Tindakan
OBSERVASI
Identifikasi fungsi marah,
frustasi, dan amuk bagi
pasien
Identifikasi hal yang telah
memicu emosi
TERAPEUTIK
Fasilitasi mengungkapkan
perasaan cemas, marah
dan sedih
Buat pernyataan supportif
atau empati selama fase
berduka
Lakukan sentuhan untuk
memberikan dukungan
Tetap bersama pasien dan
pastikan keamanan selama
ansietas
Kurangi tuntutan berpikir
saat sakit atau lelah
EDUKASI
Jelaskan konsekuensi tidak
menghadapi rasa bersalah
dan malu
Anjurkan mengungkapkan
perasaan yang dialami
Anjurkan mengungkapkan
pengalaman emosional
sebelumnya dan pola
respon yang biasa
digunakan
Ajarkan penggunaan
mekanisme pertahanan
yang tepat
KOLABORASI
Rujuk untuk konseling
Dukungan Kepatuhan Program
TINDAKAN
pengobatan
OBSERVASI
Identifikasi kepatuhan
menjalankan program
pengobatan
TERAPEUTIK
Buat komitmen menjalani
program pengobatan
dengan baik
Buat jadwal pendampingan
keluarga untuk bergantian
menemani pasien selama
dirawat dan menjalani
program pengobatan
Dokumentasikan aktivitas
selama menjalani program
pengobatan
Diskusikan hal-hal yang
dapat mendukung atau
menghambat berjalannya
program pengobatan
Libatkan keluarga untuk
mendukung program
pengobatan yang dijalani
EDUKASI
Informasikan program
pengobatan yang harus
dijalani
Informasikan manfaat yang
akan diperoleh jika teratur
menjalani program
pengobatan
Anjurkan keluarga untuk
mendampingi dan merawat
pasien selama menjalani
program pengobatan
Anjurkan pasien dan
keluarga melakukan
konsultasi ulang saat
kontrol
15. Prematuritas
SUBJEKTIF
6. Sulit mengunyah
L.06052 Definisi
Jalan makan dari mulut sampai abdomen
adekuat
Luaran Utama :
Status Menelan
Luaran Tambahan :
Bersihan Jalan Nafas
Adaptasi Neonatus
Fungsi Gastrointestinal
Organisasi Perilaku Bayi
Status Neurologi
Status Nutrisi
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Membaik
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menur Sed Menin
Menur Menin
un ang gkat
un gkat
1 2 3 4 5
Mempertah
ankan
1 2 3 4 5
makanan
dimulut
Refleks
1 2 3 4 5
menelan
Kemampua
n
1 2 3 4 5
mengosong
kan mulut
Kemampua
n 1 2 3 4 5
mengunyah
Usaha 1 2 3 4 5
menelan
Pembentuk
1 2 3 4 5
an bolus
Cukup Cukup
Menin Sed Menur
Menin Menur
gkat ang un
gkat un
1 2 3 4 5
Frekuensi
1 2 3 4 5
tersedak
Batuk 1 2 3 4 5
Muntah 1 2 3 4 5
Refluks
1 2 3 4 5
lambung
Gelisah 1 2 3 4 5
regurtasi 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Memb Sed Memb
Memb Memb
uruk ang aik
uruk aik
1 2 3 4 5
Produksi
1 2 3 4 5
saliva
Penerimaa
1 2 3 4 5
n makanan
Kualitas
1 2 3 4 5
suara
Intervensi Utama
Dukungan perawatan diri mandi,
TINDAKAN
berpakaian
Observasi
Identifikasi usia dan
budaya dalam
membantu kebersihan
diri, berpakaian/berhias
Identifikasi jenis bantuan
yang dibutuhkan
Monitor kebrsihan tubuh
Monitor integritas kulit
Terapeutik
Sediakan peralatan
mandi
Sediakan pakaian pada
tempat yang mudah
dijangkau
Sediakan lingkungan
yang aman dan nyaman
Fasilitasi menggosok
gigi, sesuai kebutuh
Fasilitasi mandi, sesuai
kebutuhan
Pertahankan kebiasaan
kebersihan diri
Berikan bantuan sesuai
tingkat kebutuhan
Edukasi
Jelaskan manfaat mandi
dan dampak tidak mandi
bagi pasien
Ajarkan kepada keluarga
cara memandikan
pasien, jika perlu
Pencegahan Aspirasi TINDAKAN
Observasi
Monitor tingkat
kesadaran, batuk,
muntah dan kemampuan
menelan
Monitor status
pernapasan
Monitor bunyi napas,
terutama setelah makan
minum
Periksa residu gaster
sebelum memvberi
asupan oral
Periks kepatenan selang
NGT sebelum memberi
asupan oral
Terapeutik
Posisikan semifowler
(30-45derajat) 30 menit
sebelu mwmberi asupan
oral
Pertahankan posisi
semifowler pada pasien
tidak sadar
Pertahankan kepatenan
jalan napas
Pertahankan
pengembangan balon
ETT
Lakukan penghisapan
jalan naoas jika produksi
sekret meningkat
Sediakan suction di
ruangan
Hindari memberi makan
lewat NGT jika residu
banyak
Berikan makanan
dengan ukuran kecil
atau lunak
Berikan obat oral dalam
bentuk cair
Edukasi
Anjurkan makan secara
bertahap
Ajarkan strategi
mencegah aspirasi
Ajarkan teknik engunyah
atau menelan jika perlu
Intervensi Pendukung
Dukungan Kepatuhan Program pengobatan TINDAKAN
OBSERVASI
Identifikasi kepatuhan
menjalankan program
pengobatan
TERAPEUTIK
Buat komitmen
menjalani program
pengobatan dengan baik
Buat jadwal
pendampingan keluarga
untuk bergantian
menemani pasien
selama dirawat dan
menjalani program
pengobatan
Dokumentasikan
aktivitas selama
menjalani program
pengobatan
Diskusikan hal-hal yang
dapat mendukung atau
menghambat
berjalannya program
pengobatan
Libatkan keluarga untuk
mendukung program
pengobatan yang
dijalani
EDUKASI
Informasikan program
pengobatan yang harus
dijalani
Informasikan manfaat
yang akan diperoleh jika
teratur menjalani
program pengobatan
Anjurkan keluarga untuk
mendampingi dan
merawat pasien selama
menjalani program
pengobatan
Anjurkan pasien dan
keluarga melakukan
konsultasi ulang saat
kontrol
Dukungan Emosional Tindakan
OBSERVASI
Identifikasi fungsi marah,
frustasi, dan amuk bagi
pasien
Identifikasi hal yang
telah memicu emosi
TERAPEUTIK
Fasilitasi
mengungkapkan
perasaan cemas, marah
dan sedih
Buat pernyataan
supportif atau empati
selama fase berduka
Lakukan sentuhan untuk
memberikan dukungan
Tetap bersama pasien
dan pastikan keamanan
selama ansietas
Kurangi tuntutan berpikir
saat sakit atau lelah
EDUKASI
Jelaskan konsekuensi
tidak menghadapi rasa
bersalah dan malu
Anjurkan
mengungkapkan
perasaan yang dialami
Anjurkan
mengungkapkan
pengalaman emosional
sebelumnya dan pola
respon yang biasa
digunakan
Ajarkan penggunaan
mekanisme pertahanan
yang tepat
KOLABORASI
Rujuk untuk konseling
Manajemen Nutrisi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi status nutrisi
Identifikasi alergi dan
intoleransi makanan
Identifikasi kebutuhan
kalori dan jenis nutrisi
Identifikasi perlunya
penggunaan selang
NGT
Monitor asupan nutrisi
Monitor berat badan
Monitor hasil
pemeriksaan
laboratorium
Terapeutik
lakukan oral hygiene
sebelum makan, jika
perlu
Fasilitasi menentukan
pedoman diet
Sajika makanan secara
menarik dan suhu yang
sesuai
Berikan makanan tinggi
serat untuk mencegah
konstipasi
Berikan makanan tinggi
kalori dan tinggi protein
Berikan suplemen
makanan, jika perlu
Hentikan pemberian
makanan melalui NGT
jika asupan oral dapat
toleransi
Edukasi
Anjurkan posisi duduk
jika mampu
Ajarkan diet yang di
programkan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum
makan (mis. Pereda
nyeri, anti emetik), jika
perlu
Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrisi yang dibutuhkan,
jika perlu
Manajemen Medikasi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi penggunaan
obat sesuai resep
Identifikasi masa
kadaluarsa obat
Identifikasi pengetahuan
dan kemampuan
menjalani program
pengobatan
Monitor keefektipan dan
efek samping pemberian
obat
Monitor tanda dan gejala
keracunan obat
Monitor darah serum
(mis. Elektrolit,
protrombin) jika perlu
Monitor kepatuhan
menjalani program
pengobatan
Terapeutik
Fasilitasi perubahan
program pengobatan,
jika perlu
Sediakan sumber
informasi program
pengobatan secara
visual dan tertulis
Fasilitasi pasien dan
keluarga melakukan
penyesuaian pola hidup
akibat program
pengobatan
Edukasi
Ajarkan pasien dan
keluarga mengelola obat
( dosis,
penyimpanan,rute,
waktu pemberian.)
Ajarkan cara menangani
dan mengurangi efek
samping, jika perlu
Anjurkan menghubungi
petugas kesehatan jika
terjadi efek samping
obat.
Pemberian Obat Oral TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan
allergi, interaksi dan
kontra indikasi obat
Verifikasi order obat
sesuai indikasi
Periksa tanggal
kadaluarsa obat
Monitor efek trapeutik
obat
Monitor efek lokal,
sisitemik, dan
efeksamping obat
Monitor resiko aspirasi,
jika perlu
Terapeutik
lakukan prinsip 6 Benar
(pasien, obat, dosis,
rute, waktu,
dokumentasi)
Berikan obat oral
sebelum makan atau
setelah makan, sesuai
kebutuhan
Campurkan obat dengan
sirup, jika perlu
Taruh obat sublingual
dibawah lidah pasien
Edukasi
Jelaskan jenis obat,
alasan pemberian,
tindakan yang
diharapkan, dan
efeksamping sebelum
pemberian
Anjurkan tidak menelan
obat sublingual
Anjurkan tidak makan
dan minum hingga
seluruh obat sublingual
larut
Ajarkan pasien dan
keluarga tentang cara
pemberian obat secara
mandiri
Pemberian Obat Intravena TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan
alergi, interaksi dan
kontra indikasi
Verifikasi order obat
sesuai indikasi
Periksa tanggal
kadaluarsa obat
Monitor tanda vital dan
laboratorium sebelum
pemberian obat
Monitor efek trapeutik
obat
Monitor efek samping ,
toksisitas, dan iteraksi
obat
Terapeutik
Lakukan prinsip 6 Benar
(pasien, obat, dosis,
rute, waktu,
dokumentasi)
Pastikan ketepatan dan
kepatenan kateter IV
Campurkan obat
kedalam kantung , botol,
atau buret sesuai
kebutuhan
Berikan obat IV dengan
kecepatan yang tepat
Tempelkan label
keterangan nama obat
dan dosisi pada wadah
cairan IV
Gunakan Mesin Infus
pump untuk pemberian
obat secara kontinue,
jika perlu
Edukasi
Jelaskan jenis obat,
alasan pemberian,
tindakan yang
diharapkan, dan
efeksamping sebelum
pemberian
Jelaskan faktor yang
dapat meningkatkan dan
menurunkan efektifitas
obat
Pengaturan Posisi TINDAKAN
Observasi
Monitor status
oksigenisasi sebelum
dan sesudah mengubah
posisi
Monitor alat traksi agar
selalu tepat
Terapeutik
Tempatkan pada matras
atau tempat tidur
terapeutik yang tepat
Tempatkan pada posisi
terapeutik
tempatkan obyek yang
sering digunakan dalam
jangkauan
Tempatkan bel atau
lampu panggilan dalam
jangkauan
Sediakan matras yang
kokoh
Atur posisi tidur yang
disukai
Atur posisi untuk
mengurangi sesak
Atur posisi yang
meningkatkan drainase
Posisikan pada
kesejajaran tubuh yang
tepat
Imobilisasi dan topang
bagian tubuh yang
cedera dengan tepat
Tinggikan bagian tubuh
yang sakit dengan tepat
Tinggikan anggota gerak
20 derajat atau lebih
diatas level jantung
Tinggikan tempat tidur
bagian kepala
Berikan bantal yang
tepat pada leher
Berikan topangan pada
area edema
Posisikan untuk
mempermudah ventilasi
Motivasi unutik
melakukan ROM aktif
atau pasif
Motivasi terlibat dalam
perubahan posisi ,sesuai
kebutuhan
Hindari menempatkan
pada posisi yang dapat
meningkatkan nyeri
Hindari menempatkan
stump amputasi pada
posisi fleksi
Hindari posisi yang
menimbulkan
ketegangan pada luka
Minimalkan gesekan dan
tarikan saat mengubah
posisi
Ubah posisi setiap 2 jam
Ubah posisi dengan
teknik logroll
Pertahankan posisi dan
integritas traksi
Jadwalkan secara
tertulis untuk perubahan
posisi
Edukasi
Informasikan saat akan
dilakukan perubahan
posisi
Ajarkan cara
menggunakan postur
yang baik dan mekanik
tubuh yang baik selama
melakukan perubahan
posisi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
premedikasi sebelum
mengubah posisi, jika
perlu
Penghisapan jalan napas TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kebutuhan
dilakukan penghisapan
Auskultasi suara napas
sebelum dan sesudah
penghisapan
Monitor status
oksigenisasi,
hemodinamik,
sebelum,selama dan
sesudah penghisapan
Monitor dan catat warna,
jumlah dan konsistensi
sekret
Terapeutik
Gunakan teknik aseptik
Gunakan teknik
penghisapan tertutup,
sesuai indikasi
Pilih kateter suction yang
sesuai ukuran ETT, atau
usia pasien
Berikan oksigen
hiperventilasi 100%
paling sedikit 30 detik
sebelum dansesudah
tindkan suctioning
lakukan pengisapan
kurang dari 15 detik
Lakukan pengisapan
ETT dengan tekanan
rendah 80-120mmhg
Lakukan pengisapan
hanya di sepanjang ETT
untuk meminimalkan
invasif
Hentikan pengisapan
dan berikan terapi
oksigen pada kondisi
pasien bradikardi dan
penurunan spo2
lakukan kultur sekret,
jika perlu
Edukasi
Anjurkan melkaukan
teknik napas dalam,
seebelum pengisapan di
nasotraheal
Anjurkan bernapas
dalam dan pelan selama
insersi kateter suction
Pemberi Makanan TINDAKAN
Observasi
Identifikasi Makanan
yang di programkan
Identifikasi kemampuan
menelan
Periksa mulut untuk
residu pada akhir
makanan
Terapeutik
Lakukan kebersihan
tangan dan mulut
sebelum makanan
Sediakan lingkungan
yang menyenangkan
selama waktu amkan
(mis simpan urinal,
pispot agar tidak terlihat)
Berikan posisi duduk
atau semi fowler saat
makan
Berikan makan hangat
jika memungkinkan
Sediakan sedotan
sesuai kebutuhan
Berikan makanan sesuai
keinginan, jika
memungkinkan
Tawarkan mencium
aroma makanan untuk
merangsang napsu
makan
Pertahankan perhatian
saat memberikan makan
Cuci muka dan tangan
setelah makan
Edukasi
Anjurkan orang tua atau
keluarga membantu
memberikan makanan
kepada pasien
Cuci muka dan tangan
setelah makan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgetik yang adekuat
sebelum makan, jika
perlu
Kolaborasi pemberian
anti emetik/ sebelum
makan, jika perlu
Pemberian Makan Enteral TINDAKAN
Observasi
Periksa posisi NGT
dengan memeriksa
residu lambung atau
mengauskultasi
hembusan udara
Monitor tetesan
makanan pada pompa
setiap jam
Monitor rasa penuh,
mual dan muntah
Monitor residu lambung
4-6 jam selama 24 jam
pertama, kemudian tiap
8 jam selama pemberian
makan via enteral, jika
perlu
Monitor pola buang
besar setiap 4-8 jam,
jika perlu
Terapeutik
Gunakan teknik bersih
dalam pemberian
makanan via selang
Berikan tanda pada
selang untuk
mempertahankan lokasi
yang tepat
Tinggikan kepala tempat
tidur 30-40 derajat
selama pemberian
makanan
ukur residu sebelum
pemberian makanan
peluk dan bicara dengan
bayi selama diberikan
makan untuk
menstimulus aktifitas
makan
irigasi selang dengan air
30 ml setiap 4-6 jam
selama pemberian
makan dan setelah
pemberian makan
intermiten
Hindari pemberian
makan lewat selang 1
jam sebelum prosedur
atau pemindahan pasien
Hindari pemberian
makananan jika residu
dari 150cc atau lebih
dari 110%-120% dari
jumlah makanan tiap
jam
Edukasi
Jelaskan tujuan dan
langkah prosedur
Kolaborasi
Kolaborasi pemilihan
jenis dan jumlah
makanan enteral
Kolaborasi pemeriksaan
sinar X untuk konfirmasi
posisi selang
D.00
Konfusi Akut
64
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Neuro Sensori
Definisi
2. Stroke
3. Penyakit Alzheimer
4. Penyalahgunaan zat
5. Demensia
6. Delirium
L.06054 Definisi
Kesadaran, perhatian, kognitif dan persepsi yang
terganggu
Luaran Utama :
Tingkat Konfusi
Luaran Tambahan :
Kestabilan Kadar Glukosa Darah
Kontrol Pikir
Memori
Orientasi Kognitif
Perfusi Serebral
Proses Informasi
Status Neurologis
Tingkat Agitasi
Tingkat Delirium
Tingkat Keletihan
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Ekspektasi Menurun
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menur Sed Menin
Menur Menin
un ang gkat
un gkat
1 2 3 4 5
Fungsi
1 2 3 4 5
kognitif
Tingkat
1 2 3 4 5
kesadaran
Aktifitas
psikomot 1 2 3 4 5
orik
Motivasi 1 2 3 4 5
memulai/
menyeles
aikan
perilaku
terarah
Memori
jangka 1 2 3 4 5
pendek
Memori
jangka 1 2 3 4 5
panjang
Cukup Cukup
Menin Sed Menur
Menin Menur
gkat ang un
gkat un
1 2 3 4 5
Perilaku
1 2 3 4 5
halusinasi
Gelisah 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Memb Sed Memb
Memb Memb
uruk ang aik
uruk aik
1 2 3 4 5
Intepretas
1 2 3 4 5
i
Fungsi
1 2 3 4 5
sosial
Respon
terhadap 1 2 3 4 5
stimulus
Persepsi 1 2 3 4 5
Fungsi 1 2 3 4 5
otak
Intervensi Utama
Manajemen Delirium Tindakan
Observasi
Identifikasi faktor resiko
delirium (mis: usia 75
tahun, Disfungsi Kognitif,
gangguan Penglihatan/
pendengaran, Penurunan
kemampuan fungsional,
infeksi, hipo/ hipertermia,
hipoksia, malnutrisi, efek
obat, toksin, gangguan
tidur, stres)
Identifikasi tipe delirium
(mis : hipoaktif, Hiperaktif,
campuran)
Monitor status neurologis
dan tingkat delirium
Terapeutik
Berikan pencahayaan yang
baik
sediakan jam dan kalender
yang mudah terbaca
Hindari stimulus sensorik
berlebihan (mis : televisi,
pengumuman interkom)
Lakukan pengekangan
fisik, sesuai indikasi
Sediakan informasi tentang
apa yang terjadi dan apa
yang dapat terjadi
selanjutnya
Batasi pembuatan
keputusan
Hindari memvalidasi
mispresepsi atau
interpretasi realita yang
tidak akurat (mis:
halusinasi, waham)
Nyatakan presepsi dengan
cara yang tenang,
meyakinkan, dan tidak
argumentatif
Fokus pada apa yang
dikenali dan bermakna saat
interaksi interpersonal
Lakukan reorientasi
Sediakan lingkungan fisik
dan rutinitas harian yang
konsisten
Gunakan isyarat
lingkungan untuk stimulasi
memori, reorientasi, dan
meningkatkan prilaku yang
sesuai (mis: tanda,
gambar, jam, kalender, dan
kode warna pada
lingkungan)
Berikan informasi baru
secara perlahan, sedikit
demi sedikit, diulang-ulang
Edukasi
Anjurkan kunjungan
keluarga, jika perlu
Anjurkan penggunaan alat
bantu sensorik (mis
kacamata, alat bantu
dengar, dan gigi palsu)
Kolaboasi
kolaborasi pemberian obat
anestesi atau agitasi, jika
perlu
Kolaborasi pemberian
antibiotik
Intervensi Pendukung
Dukungan Kepatuhan Program
TINDAKAN
pengobatan
OBSERVASI
Identifikasi kepatuhan
menjalankan program
pengobatan
TERAPEUTIK
Buat komitmen menjalani
program pengobatan
dengan baik
Buat jadwal pendampingan
keluarga untuk bergantian
menemani pasien selama
dirawat dan menjalani
program pengobatan
Dokumentasikan aktivitas
selama menjalani program
pengobatan
Diskusikan hal-hal yang
dapat mendukung atau
menghambat berjalannya
program pengobatan
Libatkan keluarga untuk
mendukung program
pengobatan yang dijalani
EDUKASI
Informasikan program
pengobatan yang harus
dijalani
Informasikan manfaat yang
akan diperoleh jika teratur
menjalani program
pengobatan
Anjurkan keluarga untuk
mendampingi dan merawat
pasien selama menjalani
program pengobatan
Anjurkan pasien dan
keluarga melakukan
konsultasi ulang saat
kontrol
Dukugan perawatan diri TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kebiasaan
aktifitas perawatan diri
sesuai usia
Monitor tingkat kemandirian
Identifikasi kebutuhan alat
bantu kebersihan diri,
berpakaian, berhias dan
makan
Terapeutik
sediakan lingkungan yang
terapeutik
Siapkan keperluan pribadi
Dampingi dalammelakukan
perawatan diri sampai
mandiri
Fasilitasi untuk menerima
keadaan ketergantungan
Fasilitasi kemandirian,
bantu jika tidak mampu
melakukan perawatan
mandiri
Jadwalkan rutinitas
perawatan mandiri
Edukasi
Anjurkan melakukan
perawatan mandiri sesuai
kemampuan
Dukungan Tidur TINDAKAN
Observasi
Identifikasi pola aktifitas
tidur
Identifikasi faktor
pengganggu tidur
Identifikasi makanan dan
minuman yang
mengganggu tidur
Identifikasi obat tidur yang
dikonsumsi
Terapeutik
Modifikasi lingkungan
Batasi waktu tidur siang,
jika perlu
Fasilitasi menghilangkan
stres sebelum tidur
Tetapkan jadwal tidur rutin
lakukan prosedur untuk
meningkatkan kenyamanan
Sesuaikan jadwal
pemberian obat dan atau
tindakan untuk menunjang
siklus tidur terjaga
Edukasi
Jelaskan pentingnya siklus
tidur selama sakit
Anjurkan menepati
kebiasaan waktu tidur
Anjurkan menghindari
makanan/minuman yang
mengganggu tidur
Anjurkan penggunaan obat
tidur yang tidak
mengandung supresor
terhadap tidur REM
Ajarkan faktor-faktor yang
berkontribusi terhadap
gangguan pola tidur
Ajarkan relaksasi otot
autogenik atau cara
nonfarmakologi lainnya
Pencegahan Jatuh TINDAKAN
Observasi
Identifikasi Faktor resiko
jatuh (mis. Usia >65tahun,
penurunan tingkat
kesadaran, defisit cognitif,
hipotensi ortostatik,
gangguan keseimbangan,
gangguan penglihatan,
neuropati)
Identifikasi resiko jatuh
sekali setiap shift
Identifikasi faktor
lingkungan yang
meningkatkan resiko jatuh
(mis. Lantai licin,
penerangan kurang)
Hitung skala jatuh
Monitor kemampuan
berpindah dari tempat tidur
ke kursi roda atau
sebaliknya
Terapeutik
Orientasikan ruangan pada
pasien dan keluarga
Pastikan roda tempat tidur
dalam keadaan terkunci
Pasang handrail tempat
tidur
Atur tempat tidur pada
posisi rendah
Tempatkan pasien beresiko
tinggi jatuh dekat dengan
ruang perawat
Gunakan alat bantu
berjalan
dekatkan bel pemanggil
dalam jangkauan pasien
Edukasi
Anjurkan memanggil
perawat jika membutuhkan
bantuan untuk berpindah
Anjurkan menggunakan
alas kaki yang tidak licin
Anjurkan berkonsentrasi
untuk menjaga
keseimbangan tubuh
Anjurkan melebarkan jarak
kedua kaki untuk
meningkatkan
keseimbangan saat berdiri
Ajarkan cara menggunakan
bel
Rujukan TINDAKAN
Observasi
Identifikasi indikasi rujukan
(mis. Kebutuhan
penanganan lanjut, fasilitas
tidak tersedia, permintaan
pasien/keluarga)
Periksa kondisi pasien
sebelum dirujuk (mis.
Kondisi umum, tanda vital,
kesadaran)
Terapeutik
Dapatkan persetujuan
pasien/keluarga (inform
con)
Berikan kesempatan pasien
dan keluarga untuk
bertannya dan
mendapatkan jawaban
terkait rujukan (mis. Tujuan
rujuk, manfaat rujuk, resilo
jika tidak dirujuk, resiko
perjalanan rujuk, prosedur
rujukan, waktu dan durasi
rujukan)
Hubungi layanan
kesehatan yang menjadi
tujuan rujukan sesuai SPO
rujukan
Pastikan informasi tentang
pasien telah dicatat oleh
rumah sakit tujuan rujukan
Lengkapi dan kirim berkas
yang diperlukan
sediakan alat tranfortasi
ambulance lengkap untuk
melakukan rujukan dengan
aman dan tepat waktu
Lakukan penanganan
gawat darurat sebelum
dilakukan rujukan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan
prosedur rujukan
Informasikan rencana
merujuk kepada pasien dan
keluarga
Informasikan layanan
kesehatan yang menjadi
rujukan
D.
Konfusi Kronis 00
65
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Neuro Sensori
Definisi
OBJEKTIF
4. penyakit Alzheimer
5. Penyalahgunaan zat
6. Demensia multi infark
L.06054 Definisi
Kesadaran, perhatian, kognitif dan persepsi yang
terganggu
Luaran Utama :
Tingkat Konfusi
Luaran Tambahan :
Kestabilan Kadar Glukosa Darah
Kontrol Pikir
Memori
Orientasi Kognitif
Perfusi Serebral
Proses Informasi
Status Neurologis
Tingkat Agitasi
Tingkat Delirium
Tingkat Keletihan
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Ekspektasi Menurun
Kriteria Hasil
Menur Cukup Sed Cukup Menin
un Menur ang Menin gkat
un gkat
1 2 3 4 5
Fungsi
1 2 3 4 5
kognitif
Tingkat
1 2 3 4 5
kesadaran
Aktifitas
psikomot 1 2 3 4 5
orik
Motivasi
memulai/
menyeles
1 2 3 4 5
aikan
perilaku
terarah
Memori
jangka 1 2 3 4 5
pendek
Memori
jangka 1 2 3 4 5
panjang
Cukup Cukup
Menin Sed Menur
Menin Menur
gkat ang un
gkat un
1 2 3 4 5
Perilaku
1 2 3 4 5
halusinasi
Gelisah 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Memb Sed Memb
Memb Memb
uruk ang aik
uruk aik
1 2 3 4 5
Intepretas
1 2 3 4 5
i
Fungsi
1 2 3 4 5
sosial
Respon
terhadap 1 2 3 4 5
stimulus
Persepsi 1 2 3 4 5
Fungsi
1 2 3 4 5
otak
Intervensi Utama
Manajemen Delirium Tindakan
Observasi
Identifikasi faktor resiko
delirium (mis: usia 75
tahun, Disfungsi Kognitif,
gangguan Penglihatan/
pendengaran, Penurunan
kemampuan fungsional,
infeksi, hipo/ hipertermia,
hipoksia, malnutrisi, efek
obat, toksin, gangguan
tidur, stres)
Identifikasi tipe delirium
(mis : hipoaktif, Hiperaktif,
campuran)
Monitor status neurologis
dan tingkat delirium
Terapeutik
Berikan pencahayaan yang
baik
sediakan jam dan kalender
yang mudah terbaca
Hindari stimulus sensorik
berlebihan (mis : televisi,
pengumuman interkom)
Lakukan pengekangan
fisik, sesuai indikasi
Sediakan informasi tentang
apa yang terjadi dan apa
yang dapat terjadi
selanjutnya
Batasi pembuatan
keputusan
Hindari memvalidasi
mispresepsi atau
interpretasi realita yang
tidak akurat (mis:
halusinasi, waham)
Nyatakan presepsi dengan
cara yang tenang,
meyakinkan, dan tidak
argumentatif
Fokus pada apa yang
dikenali dan bermakna saat
interaksi interpersonal
Lakukan reorientasi
Sediakan lingkungan fisik
dan rutinitas harian yang
konsisten
Gunakan isyarat
lingkungan untuk stimulasi
memori, reorientasi, dan
meningkatkan prilaku yang
sesuai (mis: tanda,
gambar, jam, kalender, dan
kode warna pada
lingkungan)
Berikan informasi baru
secara perlahan, sedikit
demi sedikit, diulang-ulang
Edukasi
Anjurkan kunjungan
keluarga, jika perlu
Anjurkan penggunaan alat
bantu sensorik (mis
kacamata, alat bantu
dengar, dan gigi palsu)
Kolaboasi
kolaborasi pemberian obat
anestesi atau agitasi, jika
perlu
Kolaborasi pemberian
antibiotik
Intervensi Pendukung
Dukungan Kepatuhan Program
TINDAKAN
pengobatan
OBSERVASI
Identifikasi kepatuhan
menjalankan program
pengobatan
TERAPEUTIK
Buat komitmen menjalani
program pengobatan
dengan baik
Buat jadwal pendampingan
keluarga untuk bergantian
menemani pasien selama
dirawat dan menjalani
program pengobatan
Dokumentasikan aktivitas
selama menjalani program
pengobatan
Diskusikan hal-hal yang
dapat mendukung atau
menghambat berjalannya
program pengobatan
Libatkan keluarga untuk
mendukung program
pengobatan yang dijalani
EDUKASI
Informasikan program
pengobatan yang harus
dijalani
Informasikan manfaat yang
akan diperoleh jika teratur
menjalani program
pengobatan
Anjurkan keluarga untuk
mendampingi dan merawat
pasien selama menjalani
program pengobatan
Anjurkan pasien dan
keluarga melakukan
konsultasi ulang saat
kontrol
Dukugan perawatan diri TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kebiasaan
aktifitas perawatan diri
sesuai usia
Monitor tingkat kemandirian
Identifikasi kebutuhan alat
bantu kebersihan diri,
berpakaian, berhias dan
makan
Terapeutik
sediakan lingkungan yang
terapeutik
Siapkan keperluan pribadi
Dampingi dalammelakukan
perawatan diri sampai
mandiri
Fasilitasi untuk menerima
keadaan ketergantungan
Fasilitasi kemandirian,
bantu jika tidak mampu
melakukan perawatan
mandiri
Jadwalkan rutinitas
perawatan mandiri
Edukasi
Anjurkan melakukan
perawatan mandiri sesuai
kemampuan
Dukungan Tidur TINDAKAN
Observasi
Identifikasi pola aktifitas
tidur
Identifikasi faktor
pengganggu tidur
Identifikasi makanan dan
minuman yang
mengganggu tidur
Identifikasi obat tidur yang
dikonsumsi
Terapeutik
Modifikasi lingkungan
Batasi waktu tidur siang,
jika perlu
Fasilitasi menghilangkan
stres sebelum tidur
Tetapkan jadwal tidur rutin
lakukan prosedur untuk
meningkatkan kenyamanan
Sesuaikan jadwal
pemberian obat dan atau
tindakan untuk menunjang
siklus tidur terjaga
Edukasi
Jelaskan pentingnya siklus
tidur selama sakit
Anjurkan menepati
kebiasaan waktu tidur
Anjurkan menghindari
makanan/minuman yang
mengganggu tidur
Anjurkan penggunaan obat
tidur yang tidak
mengandung supresor
terhadap tidur REM
Ajarkan faktor-faktor yang
berkontribusi terhadap
gangguan pola tidur
Ajarkan relaksasi otot
autogenik atau cara
nonfarmakologi lainnya
Pencegahan Jatuh TINDAKAN
Observasi
Identifikasi Faktor resiko
jatuh (mis. Usia >65tahun,
penurunan tingkat
kesadaran, defisit cognitif,
hipotensi ortostatik,
gangguan keseimbangan,
gangguan penglihatan,
neuropati)
Identifikasi resiko jatuh
sekali setiap shift
Identifikasi faktor
lingkungan yang
meningkatkan resiko jatuh
(mis. Lantai licin,
penerangan kurang)
Hitung skala jatuh
Monitor kemampuan
berpindah dari tempat tidur
ke kursi roda atau
sebaliknya
Terapeutik
Orientasikan ruangan pada
pasien dan keluarga
Pastikan roda tempat tidur
dalam keadaan terkunci
Pasang handrail tempat
tidur
Atur tempat tidur pada
posisi rendah
Tempatkan pasien beresiko
tinggi jatuh dekat dengan
ruang perawat
Gunakan alat bantu
berjalan
dekatkan bel pemanggil
dalam jangkauan pasien
Edukasi
Anjurkan memanggil
perawat jika membutuhkan
bantuan untuk berpindah
Anjurkan menggunakan
alas kaki yang tidak licin
Anjurkan berkonsentrasi
untuk menjaga
keseimbangan tubuh
Anjurkan melebarkan jarak
kedua kaki untuk
meningkatkan
keseimbangan saat berdiri
Ajarkan cara menggunakan
bel
Rujukan TINDAKAN
Observasi
Identifikasi indikasi rujukan
(mis. Kebutuhan
penanganan lanjut, fasilitas
tidak tersedia, permintaan
pasien/keluarga)
Periksa kondisi pasien
sebelum dirujuk (mis.
Kondisi umum, tanda vital,
kesadaran)
Terapeutik
Dapatkan persetujuan
pasien/keluarga (inform
con)
Berikan kesempatan pasien
dan keluarga untuk
bertannya dan
mendapatkan jawaban
terkait rujukan (mis. Tujuan
rujuk, manfaat rujuk, resilo
jika tidak dirujuk, resiko
perjalanan rujuk, prosedur
rujukan, waktu dan durasi
rujukan)
Hubungi layanan
kesehatan yang menjadi
tujuan rujukan sesuai SPO
rujukan
Pastikan informasi tentang
pasien telah dicatat oleh
rumah sakit tujuan rujukan
Lengkapi dan kirim berkas
yang diperlukan
sediakan alat tranfortasi
ambulance lengkap untuk
melakukan rujukan dengan
aman dan tepat waktu
Lakukan penanganan
gawat darurat sebelum
dilakukan rujukan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan
prosedur rujukan
Informasikan rencana
merujuk kepada pasien dan
keluarga
Informasikan layanan
kesehatan yang menjadi
rujukan
D.
Penurunan Kapasitas Adaptif Intrakranial 00
66
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Neuro Sensori
Definisi
Gangguan mekanisme dinamika intrakranial dalam
melakukan kompensasi terhadap stimulus yang dapat
menurunkan kapasitas intrakranial
Penyebab
1. Lesi menempati ruang ( mis. space-occupaying lesion-akibat
tumor, abses)
2. Gangguan, metabolisme (mis. akibat hiponatremia,
ensefalopati uremikum, ensefalopati hepatikum, ketoasidosis
diabetik, septikemia)
3. Edema serebral (mis. Akibat cedera kepala {hematoma
epidural, hematoma subdural, hematoma subarachnoid,
hematomaintra serebral}), stroke iskemik, stroke hemoragic
hipoxia, encepalopati iskemic pascaoperasi)
4. Peningkatan tekanan vena (mis. akibat trombosis sinus vena
serebral, gagal jan tung, trombosis/onstruksi vena jugularis atau
vena kava superior)
5. Obstruksi aliran cairan serebrospinalis (mis. hidrosefalus)
6. Hipertensi intrakranial idiopatik
GEJALA DAN TANDA MAYOR
SUBJEKTIF
1. Sakit kepala
OBJEKTIF
1. Tekanan darah meningkat dengan tekanan nadi (pulse
pressure)melebar
2. Bradikardia
3. Pola nafas ireguler
4. Tingkat kesadaran menurun
5. Respon pupil melambat atau tidak sama
6. Refleks neurologis terganggu
GEJALA DAN TANDA MINOR
SUBJEKTIF
(tidak tersedia)
OBJEKTIF
1. Gelisah
2. Agitasi
3. Muntah ( tanpa disertai mual)
4. Tampak lesu/lemah
L.06049 Definisi
Kestabilan mekanisme dinamika intrakranial dalam
melakukan kompensasi terhadap stimulus yang dapat
menurunkan kapasitas intrakranial
Luaran Utama :
Kapasitas Adaptif Intrakranial
Luaran Tambahan :
Keseimbangan Asam-basa
Keseimbangan Cairan
Kontrol Kejang
Orientasi Kognitif
Perfusi Serebral
Status Kognitif
Status Neurologis
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Meningka
Ekspektasi
t
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menuru Seda Mening
Menuru Mening
n ng kat
n kat
1 2 3 4 5
Tingkat
kesadar 1 2 3 4 5
an
Fungsi
1 2 3 4 5
kognitif
Cukup Cukup
Membu Seda Memba
Membu Memba
ruk ng ik
ruk ik
1 2 3 4 5
Tekana
1 2 3 4 5
n darah
Tekana
n Nadi
1 2 3 4 5
(pulse
prseure)
Bradikar
1 2 3 4 5
dia
Pola
1 2 3 4 5
Nafas
Respon
1 2 3 4 5
pupil
Refleks 1 2 3 4 5
neurolo
gis
Tekana
n
1 2 3 4 5
intrakra
nial
Intervensi Utama
Manajemen Peningkatan tekanan
TINDAKAN
Intrakranial
Observasi
Identifikasi penyebab
peningkatan TIK (mis.
Lesi, gangguan
metabolisme, edema
serebral)
Monitor tanda gejala
peningkatan TIK ( mis.
Tekanan darah
meningkat, tekanan nadi
melebar, bradikardi, pola
napas ireguler,
kesadaran menurun)
Monitor MAP
Monitor CVP
Monitor PAWP
Monitor PAP
Monitor ICP
Monitor CPP ( cerbral
perfusion presure)
Monitor gelombang ICP
Monitor status
pernapasan
Monitor intake dan output
caitan
monitor cairan serebro
sponal
Terapeutik
Minimalkan stimulus
dengan menyediakan
lingkungan yang tenang
Berikan posisi semifowler
Hindari manuver valsava
cegah terjadinya kejang
Hindari penggunaan
PEEP
Hindari pemberian cairan
IV hipotonik
Atur ventilator agar paco2
optimal
pertahankan suhu tubuh
normal
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
sedasi dan anti konvulsan
Kolaborasi pemberian
diuretik osmosis
Kolaborasi pemberian
pelunak tinja
Pemantauan Tekanan Intra kranial TINDAKAN
Observasi
Identifikasi penyebab
peningkatan TIK ( mis.
Lesi menempati ruang
gangguan metabolisme,
edema serebral,
peningkatan tekanan
vena, Obstruksi aliran
cairan cerebro spinal,
hipertensi intra krania
idiopatik)
Monitor peningkatan TD
Monitor pelebaran
tekanan nadi (selisih TDS
dan TDD)
Monitor penurunan
frekwensi jantung
Monitor ireguleritas irama
napas
Monitor penurunan
tingkat kesadaran
Monitor perlambatan atau
ketidaksimetrisan respon
pupil
Monitor kadar Co2 dan
pertahankan dalam
rentang yag diindikasikan
Monitor tekanan perfusi
serebral
Monitor jumlah,
kecepatan, dan
karakteristik drainase
cairan serebro spinal
Monitorefek stimulus
lingkungan terhadap TIK
Terapeutik
Ambil sampel drainase
cairan cerebro spinalis
kalibrasi tranduser
Pertahankan sterilitas
sistem pemantauan
pertahankan posisi
kepala dan leher netral
Bilas sistem pemantauan,
jika perlu
Atur interval pemantauan
sesuai kondisi pasien
Dokumentasikan hasil
pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
Intervensi Pendukung
Dukungan Kepatuhan Program pengobatan TINDAKAN
OBSERVASI
Identifikasi kepatuhan
menjalankan program
pengobatan
TERAPEUTIK
Buat komitmen menjalani
program pengobatan
dengan baik
Buat jadwal
pendampingan keluarga
untuk bergantian
menemani pasien selama
dirawat dan menjalani
program pengobatan
Dokumentasikan aktivitas
selama menjalani
program pengobatan
Diskusikan hal-hal yang
dapat mendukung atau
menghambat berjalannya
program pengobatan
Libatkan keluarga untuk
mendukung program
pengobatan yang dijalani
EDUKASI
Informasikan program
pengobatan yang harus
dijalani
Informasikan manfaat
yang akan diperoleh jika
teratur menjalani program
pengobatan
Anjurkan keluarga untuk
mendampingi dan
merawat pasien selama
menjalani program
pengobatan
Anjurkan pasien dan
keluarga melakukan
konsultasi ulang saat
kontrol
Insersi Intravena / Memasang IV cateter TINDAKAN
Observasi
Identifikasi vena yang
akan di insersi
Identifikasi masalah
pembekuan darah atau
konsumsi obat yang
mempengaruhi
pembekuan darah
Terapeutik
Atur posisi senyaman
mungkin
Pertimbangkan faktor
pemilihan pembuluh
darah vena mis. Usia,
tujuan insersi vena,
pembuluh darah lurus,
jauh dari persendian,
kondisi ekstremitas
Hindari memilih lokasi
yang terdapat fistulaatau
shunt arteriovenosa atau
kontra indikasi
cannulation mis.
Limfedema, mastektomi,
limfektoma
Pilih jenis jarum yang
sesuai, berdasrkan tujuan
Berikan analgesia topikal,
jika perlu
Pasang torniquet 3-4 inci
diatas tempat tusukan
Bersihkan area dengan
desinfektan
Masukan jarum sesuai
prosedur gunakan jarum
dengan fitur pencegahan
cedera
Tentukan penempatan
yang benar dengan
mengamati darah diruang
flash atau dalam tabung
Buka torniquet sesegera
mungkin
Pastikan plester jarum
terpasang dengan aman
Sambungkan kateter intra
vena ke tabung infus
Berikan plester transfaran
di tempat kanulasi IV
Berikan label IV dengan
tanggal dan waktu
Pertahankan
kewaspadaan universal
Edukasi
Jelaskan tujuan dan
prosedur pada pasien
Anjurkan tidak
menggerakan tubuh saat
melakukan insersi
Anjurkan membuka dan
menutup beberapa kali
jika perlu
Anjurkan Orang tua
memegang dan
menghibur anak, jika
perlu
Menejemen Asam-Basa TINDAKAN
Observasi
Identifikasi penyebab
ketidak seimbangan
asam-basa
Monitor frekwensi dan
kedalaman napas
Monitor status neurologis
mis. Tingkat kesadaran,
status mental
Monitor irama dan
frekwensi jantung
Monitor perubahan PH,
PaCo2, HCO3
Terapeutik
Ambil specimen darah
arteri untuk pemeriksaan
AGD
Berikan oksigen sesuai
indikasi
Edukasi
Jelaskan penyebab dan
mekanisme terjadinya
ganggua asam basa
Manajemen Cairan TINDAKAN
Observasi
Monitor status hidrasi mis
frek nadi, kekuatan nadi,
akral, CRT, mukosa,
turgor
Monitor berat badan
harian
Monitor berat badab
sebelum dan sesudah
dialisis
Monitor pemeriksaan
laboratorium mis. HT,
Na,Ka, Cl, berat jenis
urine, BUN
Monitor status
hemodinamik mis. MAP,
CVP
terapeutik
Catat intake output dan
hitung balance cairan tiap
4/8/24 jam
Berikan asupan cairan
sesuai kebutuhan
Berikan cairan intravena,
jika perlu
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
diuretik
Kolaborasi tindakan
Hemodialisa
Manajemen Elekrolit TINDAKAN
Obsevasi
Identifikasi tanda gejala
ketidak seimbangan
kadar elektrolit
Identifikasi penyebab
ketidak seimbangan
kadar elektrolit
Identifikasi kehilangan
kadar elektrolit melalui
cairan
Monitor kadar elektrolit
Monitor efeksamping
pemberian suplemen
elektrolit
terapeutik
Berikan cairan jika perlu
Berikan diet yang tepat
Pasang akses intra vena
Edukasi
Jelaskan jenis, penyebab,
dan penanganan ketidak
seimbangan elektrolit
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
suplemen elektrolit mis
via NGT, IV oral sesuai
indikasi
Manajemen jalan Napas TINDAKAN
Observasi
Monitor pola napas
(frekwensi, kedalaman,
usaha napas)
Monitor bunyi napas
tambahan (mis. Gurgling,
mengi, wheezing, ronchi
kering)
Monitor sputum
Terapeutik
Pertahankan kepatenan
jalan napas dengan
head-tilt dan chin-lift,
jawthrast jika curiga ada
trauma
Posisikan semi-fowler
atau fowler
Berikan minum hangat
lakukan fisioterapi dada,
jika perlu
Lakukan penghisapan
lendir kurang dari 15 detik
Lakukan
hiperoksigenisasi
sebelum penghisapan
ETT
Keluarkan sumbatan
benda padat dengan
forcep Mcgill
Berikan oksigen
Edukasi
Anjurkan asupan cairan
2000ml/hari jika tidak
kontra indikasi
Ajarkan teknik batuk
efektif
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
bronskodilator,
ekspektoran, mukolitik,
jika perlu
Manajemen Jalan Napas Buatan TINDAKAN
Observasi
Monitor posisi selang ETT
terutama setelah
mengubah posisi
Monitor tekanan balon
ETT setiap 4-8 jam
Monitor kulit area
traheostomy (mis.
Kemerahan, drainase,
perdarahan)
Terapeutik
Kurangi tekanan balon
secara periodik setiap
shift
Pasang OPA/mayo untuk
mencegah ETT tergigit
Cegah ETT terlipat
(kinking)
Berikan pre-oksigenisasi
100% selama 30 detik (3-
6x ventilasi) 1,5x volume
tidal
Lakukan penghisapan
lendir kurang dari 15 detik
jika diperlukan (bukan
secara berkala)
Ganti fiksasi ETT setiap
24 jam
Ubah posisi ETT secara
bergantian (kiri dan
kanan) setiap 24 jam
Lakukan perawatan mulut
( mis. Oral higiene
dengan kasa)
Lakukan perawatan
stoma traheostomi
Edukasi
Jelaskan pasien dan atau
keluarga tujuan dan
prosedur pemasangan
jalan napas buatan
Kolaborasi
Kolaborasi Intubasi ulang
jika terbentuk mucous
plug yang tidak dapat
dilakukan penghisapan.
Manajemen Kejang TINDAKAN
Observasi
Monitor terjadinya kejang
berulang
Monitor karakterisitik
Monitor status neurologis
Monitor Vital sign
Terapeutik
Baringkan pasien agar
tidak terjatuh
Berikan alas empuk
dibawah kepala, jika
memungkinkan
Pertahankan kepatenan
jalan napas
Linggarkan pakaian
terutama dibagian leher
dampingi selama periode
kejang
jaukan benda benda
berbahaya terutama
benda tajam
Catat durasi kejang
Reorientasikan setelah
periode kejang
Dokumentasikan periode
terjadinya kejang
Pasang akses IV
Berikan Oksigen, jika
perlu
Edukasi
Anjurkan keluarga
menghindari memasukn
apapun kedalam mulut
pasien saat periode
kejang
Anjurkan keluarga tidak
menggunakan kekerasan
untuk menahan gerakan
pasien
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
anti convulsan, jika perlu
Manajemen Medikasi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi penggunaan
obat sesuai resep
Identifikasi masa
kadaluarsa obat
Identifikasi pengetahuan
dan kemampuan
menjalani program
pengobatan
Monitor keefektipan dan
efek samping pemberian
obat
Monitor tanda dan gejala
keracunan obat
Monitor darah serum
(mis. Elektrolit,
protrombin) jika perlu
Monitor kepatuhan
menjalani program
pengobatan
Terapeutik
Fasilitasi perubahan
program pengobatan, jika
perlu
Sediakan sumber
informasi program
pengobatan secara visual
dan tertulis
Fasilitasi pasien dan
keluarga melakukan
penyesuaian pola hidup
akibat program
pengobatan
Edukasi
Ajarkan pasien dan
keluarga mengelola obat
( dosis,
penyimpanan,rute, waktu
pemberian.)
Ajarkan cara menangani
dan mengurangi efek
samping, jika perlu
Anjurkan menghubungi
petugas kesehatan jika
terjadi efek samping obat.
Pemantauan Tanda Vital TINDAKAN
Observasi
Monitor tekanan darah
Monitor Nadi (frek,
kekuatan, irama)
Monitor Suhu tubuh
Monitor oksimetri
MOnitor MAP
Identifikasi penyebab
perubahan tanda vital
Terapeutik
Atur interval pemantauan
sesuai kondisi pasien
Dokumentasikan hasil
pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
Pemantauan Neurologis TINDAKAN
Observasi
Monitor ukuran, bentuk,
kesimetrisan, dan
reaktifitas pupil
Monitor tingkat kesadaran
(mis. Menggunakan
GCS)
Monitor tingkat orientasi
Monitor ingatan terakhir,
rentang perhatian,
memori masa lalu, mood,
dan prilaku
Monitor Vital sign
Monitor status
pernapasan, AGD,
oksimetri nadi,
kedalaman napas, pola
napas dan usaha napas
Monitor parameter
hemodinamikinvasif, jika
perlu
Monitor ICP (intra cranial
presure) dan CPP
( cerebral perfusion
presure )
Monitor refleks kornea
Monitor batuk batuk dan
refleks muntah
Monitor irama otot,
gerakan motor, gaya
berjalan, dan prpriosepsi
Monitor kekuatan
pegangan
Monitor adanya tremor
Monitor kesimetrisan
wajah
Monitor gangguan visual,:
diplopia, nistagmus,
pemotongan bidang
visual, penglihatan kabur,
dan ketajaman
penglihatan
Monitor keluhan sakit
kepala
Monitor karakterisitik
bicara: kelancaran,
kehadiran afasia, dan
kesulitan mencari kata
Monitor diskriminasi
tajam/tumpul, atau
panas/dingin
Monitor parestesi ( mati
ras dan kesemutan)
Monitor pola berkeringant
Monitor respons babinski
Monitor respons cushing`
Monitor balutan
kraniotomi dan
laminecttomi terhadap
adanya drainase
Monitor respons terhada
pengobatan
Terapeutik
Tingkatkan frekwewnsi
pemantauan neurologis,
jika perlu
Hindari aktifitas yang
dapat
menyebabkanpeningkata
n tekanan intra cranial
Atur interval waktu
pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
Dokumentasi hasi
pemantauam
Edukasi
Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu,
Pemberian Obat TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan
allergi, interaksi dan
kontra indikasi obat
Verifikasi order obat
sesuai indikasi
Periksa tanggal
kadaluarsa obat
Monitor tanda vital dan
laboratorium sebelum
pemberian obat
Monitor efek trapeutik
obat
Monitor efek samping ,
toksisitas, dan iteraksi
obat
Terapeutik
Perhatikan prosedur
pemberian obat yang
aman dan akurat
Hindari interupsi saat
mempersiapkan,
memferivikasi, atau
mengelola obat
lakukan prinsip 6 Benar
(pasien, obat, dosis, rute,
waktu, dokumentasi)
Perhatikan jadwal
pemberian obat jenis
hipnotik, narkotik, dan
antibiotik
Hindari pemberian obat
yang tidak diberi label
dengan benar
Buang obat yang tidak
terpakai atau kadaluarsa
Fasilitasi minum obat
tandatangani pemberian
obat dan obat narkotik
sesuai protokol
Dokumentasi pemberian
obat dan respon terhadap
obat
Edukasi
Jelaskan jenis obat,
alasan pemberian,
tindakan yang
diharapkan, dan efek
samping sebelum
pemberian
Jelaskan faktor yang
dapat meningkatkan dan
menurunkan efektifitas
obat
Pemberian Obat Intra Muskuler TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan
alergi, interaksi dan
kontra indikasi
Verifikasi order obat
sesuai indikasi
Periksa tanggal
kadaluarsa obat
Monitor tanda vital dan
laboratorium sebelum
pemberian obat
Monitor efek trapeutik
obat
Monitor efek samping ,
toksisitas, dan iteraksi
obat
Terapeutik
Lakukan prinsip 6 Benar
(pasien, obat, dosis, rute,
waktu, dokumentasi)
Tentukan jarum suntik
yang benar sesuai
kebutuhan
Siapkan dosis dan ampul
atau botol dengan benar
Hindari area kulit yang
memar, radang, edema,
lesi atau perubahan
warna
Gunakan teknik aseptik
Pilih area suntikan yang
sesuai ( mis. Vastus
lateralis, ventrogluteal,
deltoid)
Lakukan Z-track untuk
mencegah obat keluar
kedalam jaringan
subkutan dan kulit
Tusukan jarum pada
sudut 90 derajat
Aspirasi sebelum
menyuntik obat
Suntikan obat secara
pelahan
Cabut jarum setelah
menunggu 10 detik
setelah menyuntik obat
Hindari melakukan
masase pada area
penyuntikan
Edukasi
Jelaskan jenis obat,
alasan pemberian,
tindakan yang
diharapkan, dan
efeksamping sebelum
pemberian
Anjurkan tidak memijat
area penyuntikan
Pemberian Obat Intraspinal TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan
alergi, interaksi dan
kontra indikasi
Verifikasi order obat
sesuai indikasi
Periksa tanggal
kadaluarsa obat
Periksa kecepatan
tetesan untuk mengetahui
ketepatan terapi
Monitor vital sig dan
status neurologi
Monitor funsi motorik dan
sensorik
Monitor kebersihan lokasi
insersi kateter epidural
dan intratekal
Monitor tand-tanda infeksi
pada lokasi insersi
kateter epidural dan
intratekal
Monitor tand-tanda infeksi
sisitem saraf pusat (mis.
Demam, perubahan
tingkat kesadaran, mual
dan muntah)
Terapeutik
Lakukan prinsip 6 Benar
(pasien, obat, dosis, rute,
waktu, dokumentasi)
Pertahankan teknik
aseptik
Aspirasi cairan spinal
serebral sebelum
memberikan obat
Tandai tubing sebagai
intratekal atau epidural
Suntikan obat secara
perlahan sesuai langkah
prosedur
Fiksasi kateter yang
diamankan kekukit
Fiksasi semua
sambungan selang
Kolaborasi
Kolaborasi dengan tim
medis jika lokasi insersi
tampak tanda infeksi
Pemberian Obat Intravena TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan
alergi, interaksi dan
kontra indikasi
Verifikasi order obat
sesuai indikasi
Periksa tanggal
kadaluarsa obat
Monitor tanda vital dan
laboratorium sebelum
pemberian obat
Monitor efek trapeutik
obat
Monitor efek samping ,
toksisitas, dan iteraksi
obat
Terapeutik
Lakukan prinsip 6 Benar
(pasien, obat, dosis, rute,
waktu, dokumentasi)
Pastikan ketepatan dan
kepatenan kateter IV
Campurkan obat kedalam
kantung , botol, atau
buret sesuai kebutuhan
Berikan obat IV dengan
kecepatan yang tepat
Tempelkan label
keterangan nama obat
dan dosisi pada wadah
cairan IV
Gunakan Mesin Infus
pump untuk pemberian
obat secara kontinue, jika
perlu
Edukasi
Jelaskan jenis obat,
alasan pemberian,
tindakan yang
diharapkan, dan
efeksamping sebelum
pemberian
Jelaskan faktor yang
dapat meningkatkan dan
menurunkan efektifitas
obat
Pencegahan pendarahan TINDAKAN
Observasi
Monitor tanda dan gejala
perdarahan
Monitor nilai HT/Hb
sebelum dan setelah
kehilangan darah
Monitor tanda vital
ortostatik
Monitor PT, APTT, BT/Ct
Terapeutik
Pertahankan bedrest
selama perdarahan
Batasi tindakan invasif,
jika perlu
Gunakan kasur dekubitus
Hindari pengukuran suhu
rectal
Edukasi
Jekaskan tanda dan
gejala perdarahan
Anjurkan menggunakan
kaos kaki saat ambulasi
Anjurkan meningkatkan
asupan cairan untuk
menghindari konstipasi
Anjurkan menghindari
aspirin atau antikoagulan
Anjurkan meningkatkan
asupa makanan dan vit C
Anjurkan segera melapor
jika terjadi perdarahan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
obat pengontrol
perdarahan
Kolaborasi pemberian
produk darah
Kolaborasi pemberian
pelunak tinja
Pencegahan Infeksi TINDAKAN
Observasi
Monitor tanda gejala
infeksi lokal da sistemik
Terapeutik
Batasi jumlah pengunjung
Berikan perawatan kulit
pada area edema
Cuci tangan sebelum dan
sesudah kontak dengan
pasien dan lingkungan
pasien
Pertahankan teknik
aseptik pada pasien
beresiko tinggi
Edukasi
Jelaskan tanda dan
gejala infeksi
Ajarkan cara mencuci
tangan dengan benar
Ajarkan etika batuk
Ajarkan cara memeriksa
kondisi luka atau luka
operasi
Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
Anjurkan meningkatkan
asupan cairan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
Imuisasi, jika perlu
Surveilens TINDAKAN
Observasi
Identifikasi resiko
kesehatan pasien
Identifikasi perilaku dan
rutinitas normal pasien
Identifikasi persepsi
pasien tentang status
kesehatannya
Identifikasi kondisi awal
yang memerlukan
respons segera
Periksa tanda gejala atau
masalah saat ini
Monitor kemampuan
pasien untuk melakukan
aktivitas perawatan diri
Monitor status neurologis
Monitor pola prilaku
Monitor kemampuan
kognitif
Monitor keadaan
emosional
Monitor tanda vital
Monitor strategi
penanggulangan yang
digunakan oleh pasien
dan keluarga
Monitor perubahan pola
tidur
Monitor kulit pada pasien
beresiko tinggi
Monitor tanda dan
ketidakseimbangan
cairan dan elektrolit
Monitor Perfusi jaringan
Monitor tanda-tanda
infeksi
Monitor status gizi
Monitor fungsi
gastrointestinal
Monitor pola eliminasi
Monitor kecenderungan
pendarahan pada pasien
beresiko tinggi
Terapeutik
Aktifkan tim reaksi cepat,
jika perlu
Tetapkan frekwensi
pengumpulan dan
interpretasi data
tentukan kondisi pasien
stabil yang tidak stabil
atau kritis
Fasilitasi memperoleh
test diagnostik
Interpretasikan hasil test
diagnostik
Ambil dan analisa data
laboratorium
Libatkan pasien dan
keluarga dalam kegiatan
pemantauan
Catat jenis dan jumlah
drainase dan beritahu
dokter tentang perubahan
yang signifikan
bandingkan status saat ini
dengan status
sebelumnya untuk
mendeteksi perbaikan
dan memburuknya
kondisi pasien
Analisa beberapa
program medis dan
pastikan keamanan dan
ketepatannya
sediakan lingkungan yang
tepat sesuai keinginan
( mencocokan
kompetensi perawat
dengan kebutuhan
perawatan pasien , rasio
pasien dengan perawat,
menyediakan staf
pelengkap yang
memadai, memastikan
kesinambungan
perawatan)
Edukasi
Jelaskan Hasil test
diagnostik kepada pasien
dan keluarga
KOlaborasi
Kolaborasi dengan tim
medis
Kolaborasi dengan tim
medis untuk melakukan
pemantauan
hemodinamic invasif dan
pemantauan ICP
D.00
Risiko Disfungsi Neurovaskuler Perifer
67
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Neuro Sensori
Definisi
Berisiko mengalami gangguan sirkulasi, sensasi dan pergerakan
pada ekstremitas
Faktor resiko
1. Hiperglikemia
2. Obstruksi vaskuler
3. Fraktur
4. Imobilisasi
5. Penekanan mekanis (mis. Torniket, gips, balutan, restraint)
6. Pembedahan ortopedi
7. Trauma
8. Luka bakar
KONDISI KLINIS TERKAIT
1. Diabetes melitus
2. Obstruksi vaskuler
3. Fraktur
4. Pembedahan ortopedi
5. Trauma
6. Luka bakar
L.02011 Definisi
Keadukuatan aliran darah pembuluh darah distal untuk
menunjang fungsi jaringan
Luaran Utama :
Perfusi Perifer
Luaran Tambahan :
Fungsi Sensori
Mobilitas Fisik
Penyembuhan Luka
Status Sirkulasi
Tingkat Cidera
Tingkat Perdarahan
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menur Sed Menin
Menur Menin
un ang gkat
un gkat
1 2 3 4 5
Denyut
nadi 1 2 3 4 5
ferifer
Penyemb
1 2 3 4 5
uhan luka
Sensasi 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Mening Sed Menur
Menin Menur
kat ang un
gkat un
1 2 3 4 5
Warna
1 2 3 4 5
kulit pucat
Edeme
1 2 3 4 5
perifer
Nyeri
ekstremit 1 2 3 4 5
as
Parastesi
1 2 3 4 5
a
Kelemaha
1 2 3 4 5
n otot
Kram otot 1 2 3 4 5
Bruit
1 2 3 4 5
femoralis
Nekrosis 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Membu Sed Memb
Memb Memb
ruk ang aik
uruk aik
1 2 3 4 5
Pengisisa
1 2 3 4 5
n kapiler
Akral 1 2 3 4 5
Turgor
1 2 3 4 5
kulit
Tekanan
darah 1 2 3 4 5
sistolik
Tekanan
darah 1 2 3 4 5
diastolik
Tekanan
arteri 1 2 3 4 5
rata-rata
Indeks
ankle 1 2 3 4 5
brachial
Intervensi Utama
Manajemen sensasi perifer TINDAKAN
Observasi
Identifikasi penyebab
perubahan sensasi
identifikasi penggunaan
alat pengikat, protesis,
sepatu, dan pakaian
Periksa perbedaan
sensasi panas atau dingin
Periksa kemampuan
mengidentifikasi lokasi
dan tekstur benda
monitor terjadinya
parestesia
Monitor perubahan kulit
Monitor adanya
tromboflebitis
tromboemboli vena
Terapeutik
Hindari pemakaian
benda-benda yang
berlebihan suhunya
Edukasi
Anjurkan menggunakan
termometer untuk
menguji suhu air
Anjurkan penggunaan
sarung tangan termal
saat memasak
Anjurkan memakai sepatu
lembut dan bertumit
rendah
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgetik
Kolaborasi pemberian
kortikosteroid
Pengaturan Posisi TINDAKAN
Observasi
Monitor status
oksigenisasi sebelum dan
sesudah mengubah
posisi
Monitor alat traksi agar
selalu tepat
Terapeutik
Tempatkan pada matras
atau tempat tidur
terapeutik yang tepat
Tempatkan pada posisi
terapeutik
tempatkan obyek yang
sering digunakan dalam
jangkauan
Tempatkan bel atau
lampu panggilan dalam
jangkauan
Sediakan matras yang
kokoh
Atur posisi tidur yang
disukai
Atur posisi untuk
mengurangi sesak
Atur posisi yang
meningkatkan drainase
Posisikan pada
kesejajaran tubuh yang
tepat
Imobilisasi dan topang
bagian tubuh yang cedera
dengan tepat
Tinggikan bagian tubuh
yang sakit dengan tepat
Tinggikan anggota gerak
20 derajat atau lebih
diatas level jantung
Tinggikan tempat tidur
bagian kepala
Berikan bantal yang tepat
pada leher
Berikan topangan pada
area edema
Posisikan untuk
mempermudah ventilasi
Motivasi unutik
melakukan ROM aktif
atau pasif
Motivasi terlibat dalam
perubahan posisi ,sesuai
kebutuhan
Hindari menempatkan
pada posisi yang dapat
meningkatkan nyeri
Hindari menempatkan
stump amputasi pada
posisi fleksi
Hindari posisi yang
menimbulkan ketegangan
pada luka
Minimalkan gesekan dan
tarikan saat mengubah
posisi
Ubah posisi setiap 2 jam
Ubah posisi dengan
teknik logroll
Pertahankan posisi dan
integritas traksi
Jadwalkan secara tertulis
untuk perubahan posisi
Edukasi
Informasikan saat akan
dilakukan perubahan
posisi
Ajarkan cara
menggunakan postur
yang baik dan mekanik
tubuh yang baik selama
melakukan perubahan
posisi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
premedikasi sebelum
mengubah posisi, jika
perlu
Intervensi Pendukung
Dukungan Kepatuhan Program
TINDAKAN
pengobatan
OBSERVASI
Identifikasi kepatuhan
menjalankan program
pengobatan
TERAPEUTIK
Buat komitmen menjalani
program pengobatan
dengan baik
Buat jadwal
pendampingan keluarga
untuk bergantian
menemani pasien selama
dirawat dan menjalani
program pengobatan
Dokumentasikan aktivitas
selama menjalani
program pengobatan
Diskusikan hal-hal yang
dapat mendukung atau
menghambat berjalannya
program pengobatan
Libatkan keluarga untuk
mendukung program
pengobatan yang dijalani
EDUKASI
Informasikan program
pengobatan yang harus
dijalani
Informasikan manfaat
yang akan diperoleh jika
teratur menjalani program
pengobatan
Anjurkan keluarga untuk
mendampingi dan
merawat pasien selama
menjalani program
pengobatan
Anjurkan pasien dan
keluarga melakukan
konsultasi ulang saat
kontrol
Identifikasi Resiko TINDAKAN
Observasi
Identifikasi risiko biologis,
lingkungan dan prilaku
Identifikasi risiko secara
berkala dimasing-masing
unit
Indentifikasi risiko baru
sesuai perencanaan yang
telah ditetapkan
Terapeutik
Tentukan metode
pengelolaan resiko yang
baik dan ekonomis
Lakukan pengelolaan
resiko secara efektif
Lakukan update
perencanaan secara
reguler
buat perencanaan
tindakan yang memiliki
timeline dan penanggung
jawab yang jelas
dokumentasikan temuan
risiko secara akurat
Kompres hangat TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kontra indikasi
kompres hangat
Identifikasi kondisi kulit
yang akan dilakukan
kompres hangat
Periksa suhu alat
kompres
Monitor iritasi kulit atau
kerusakan jaringan
selama 5 menit pertama
Terapeutik
Pilih metode kompres
yang nyaman dan mudah
didapat
Pilih lokasi kompres
Balut alat kompres hangat
dengan kain pelindung
Lakukan kompres hangat
pada daerah yang cedera
Hindari penggunaan
kompres pada jaringan
yang terpapar terapi
radiasi
Edukasi
Jelaskan prosedur
penggunaan kompres
hangat
Anjurkan tidak
menyesuaikan
pengaturan suhu secara
mandiri tanpa
pemberiathuan
sebelumnya
Ajarkan cara menghindari
kerusakan jaringan akibat
panas
Manajemen Cairan TINDAKAN
Observasi
Monitor status hidrasi mis
frek nadi, kekuatan nadi,
akral, CRT, mukosa,
turgor
Monitor berat badan
harian
Monitor berat badab
sebelum dan sesudah
dialisis
Monitor pemeriksaan
laboratorium mis. HT,
Na,Ka, Cl, berat jenis
urine, BUN
Monitor status
hemodinamik mis. MAP,
CVP
terapeutik
Catat intake output dan
hitung balance cairan tiap
4/8/24 jam
Berikan asupan cairan
sesuai kebutuhan
Berikan cairan intravena,
jika perlu
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
diuretik
Kolaborasi tindakan
Hemodialisa
Manajemen Electroensefalografi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi indikasi
diagnostik EEG
Periksa riwayat
pengobatan yang dapat
mengganggu hasil tes
mis. Anti konvulsan,
penenang barbiturat
Terapeutik
Posisikan berbaring
bersandar di kursi atau di
tempat tidur
tempelkan elektroda pada
kulit kepala
lakukan prosedur
pemeriksaan
Edukasi
Jelaskan prsedur dan
tujuan EEG
Informasikan
pelaksanaan waktu dan
pelaksanaan prosedur
Informasikan elektroda
tida akan menyebabkan
sengatan listrik
Anjurkan rileks dengan
mata tertutup
Anjurkan tetap diam
selama prsedur
Manajemen Nyeri TINDAKAN
Observasi
Identifikasi lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
Identifikasi skala nyeri
Identifikasi respons nyeri
non verbal
Identifikasi faktor yang
memperberat dan
memperingan nyeri
Identifikasi pengetahuan
dan keyakinan tentang
neri
Identifikasi pengruh
budaya terhadap respons
nyeri
Identifikasi pengaruh
nyeri pada kwalitas hidup
Monitor keberhasilan
terapi komplementer yang
sudah diberikan
Monitor efek samping
penggunaan analgetik
Terapeutik
Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
(mis. TENS, hipnosis,
akupuntur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat,
aroma terapi, kompres
hangat/dimgin)
Kontrol lingkungan yang
memperberat nyeri (mis.
Suhu ruangan,
pencahyaan, kebisingan)
Fasilitasi istirahat dan
tidur
Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
Jelaskan strategis
meredakan nyeri
Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
Ajarkan teknikj
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa neri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
Pemantauan Neurologis TINDAKAN
Observasi
Monitor ukuran, bentuk,
kesimetrisan, dan
reaktifitas pupil
Monitor tingkat kesadaran
(mis. Menggunakan GCS)
Monitor tingkat orientasi
Monitor ingatan terakhir,
rentang perhatian,
memori masa lalu, mood,
dan prilaku
Monitor Vital sign
Monitor status
pernapasan, AGD,
oksimetri nadi,
kedalaman napas, pola
napas dan usaha napas
Monitor parameter
hemodinamikinvasif, jika
perlu
Monitor ICP (intra cranial
presure) dan CPP
( cerebral perfusion
presure )
Monitor refleks kornea
Monitor batuk batuk dan
refleks muntah
Monitor irama otot,
gerakan motor, gaya
berjalan, dan prpriosepsi
Monitor kekuatan
pegangan
Monitor adanya tremor
Monitor kesimetrisan
wajah
Monitor gangguan visual,:
diplopia, nistagmus,
pemotongan bidang
visual, penglihatan kabur,
dan ketajaman
penglihatan
Monitor keluhan sakit
kepala
Monitor karakterisitik
bicara: kelancaran,
kehadiran afasia, dan
kesulitan mencari kata
Monitor diskriminasi
tajam/tumpul, atau
panas/dingin
Monitor parestesi ( mati
ras dan kesemutan)
Monitor pola berkeringant
Monitor respons babinski
Monitor respons cushing`
Monitor balutan
kraniotomi dan
laminecttomi terhadap
adanya drainase
Monitor respons terhada
pengobatan
Terapeutik
Tingkatkan frekwewnsi
pemantauan neurologis,
jika perlu
Hindari aktifitas yang
dapat
menyebabkanpeningkata
n tekanan intra cranial
Atur interval waktu
pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
Dokumentasi hasi
pemantauam
Edukasi
Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu,
Pemantauan Tanda Vital TINDAKAN
Observasi
Monitor tekanan darah
Monitor Nadi (frek,
kekuatan, irama)
Monitor Suhu tubuh
Monitor oksimetri
MOnitor MAP
Identifikasi penyebab
perubahan tanda vital
Terapeutik
Atur interval pemantauan
sesuai kondisi pasien
Dokumentasikan hasil
pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
Pencegahan Luka Tekan (dekubitus) TINDAKAN
Observasi
Periksa luka tekan
dengan menggunaka skal
(mis skala noton, skala
braden)
Periksa adanya luka
tekan sebelumnya
Monitor suhu kulit yang
tertekan
Monitor berat badan dan
perubahannya
Monitor status kulit harian
Monitor kett area yang
merah
Monitor kulit diatas
tonjolan tulang atau titik
tekan saat mengubah
posisi
Monitor sumber tekanan
dan gesekan
Monitor mobilitas dan
aktivitas individu
Terapeutik
Keringkan daerah kulit
yang lembab akibat
keringat, cairan luka, dan
inkontinensia fekal atau
urine
Gunakan barier seperti
lotion atau bantalan
penyerap air
Ubah posisi dengan hati-
hati setiap 1-2jam
Buat jadwal perubahan
posisi
Berikan bantalan pada
titik tekan atau tonjolan
tulang
Jaga sprai tetap kering,
bersih dan tidak ada
kerutan/lipatan
Gunakan kasur dekubitus,
jika perlu
Hindari pemijatan diatas
tonjolan tulang
Hindari pemberian lotion
pada daerah yang luka
atau kemerahan
Hindari menggunakan air
hangat dan sabun keras
saat mandi
Pastikan asupan
makanan yang cukup
terutama protein
Edukasi
Jelaskan tad kerusakan
kulit
Anjurkan melapor jika
menemukan tanda
kerusakan kulit
Ajarkan cara merawat
kulit
Pencegahan pendarahan TINDAKAN
Observasi
Monitor tanda dan gejala
perdarahan
Monitor nilai HT/Hb
sebelum dan setelah
kehilangan darah
Monitor tanda vital
ortostatik
Monitor PT, APTT, BT/Ct
Terapeutik
Pertahankan bedrest
selama perdarahan
Batasi tindakan invasif,
jika perlu
Gunakan kasur dekubitus
Hindari pengukuran suhu
rectal
Edukasi
Jekaskan tanda dan
gejala perdarahan
Anjurkan menggunakan
kaos kaki saat ambulasi
Anjurkan meningkatkan
asupan cairan untuk
menghindari konstipasi
Anjurkan menghindari
aspirin atau antikoagulan
Anjurkan meningkatkan
asupa makanan dan vit C
Anjurkan segera melapor
jika terjadi perdarahan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
obat pengontrol
perdarahan
Kolaborasi pemberian
produk darah
Kolaborasi pemberian
pelunak tinja
Perawatan Jantung TINDAKAN
Observasi
Identifikasi tanda/gejala
primer penurunan curah
jantung
Identifikasi tanda/gejala
sekunder penurunan
curah jantu
Monitor tekanan darah
dan spo2
Monitor intake output
cairan
Monitor berat badan tiap
hari pada waktu yang
sama
Monitor keluhan nyeri
dada,
Monitor EKG 12 sadapan
Monitor aritmia
Monitor nilai laboratorium
jantung
Monitor fungsi alat pacu
jantung
Periksa Vital sign
sebelum dan sesudan
aktifitas
Periksa Vital sign
sebelum pemberian obat
Terapeutik
Posisikan pasien semo
fowler atau fowler dengan
posisi kaki ke bawah atau
posisi nyaman
berikan diet jantung yang
sesuaifasilitasi pasien
dan keluarga untuk
memodifikasi gaya hidup
sehat
Berikan terapi relaksasi
untuk mengurangi streh
Berikan dukungunga
emosional dan spiritual
Berikan oksigen untuk
mempertahankan oksigen
minimal 94%
Edukasi
Anjurkan beraktifitas fisik
sesuai toleransi
Anjurkan beraktifitas fisik
secara bertahap
Anjurkan berhenti
merokok
Anjurkan pasien dan
keluarga mengukur berat
badab harian
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian anti
arithmia
Rujuk ke progran
rehabilitasi jantung
Perawatan Tirah Baring TINDAKAN
Observasi
Monitor kondisi kulit
Monitor komplikasi tirah
baring (mis. Kehilangan
masa otot, sakit
punggung, kontipasi,
stres, depresi, perubahan
pola tidur, infeksi saluran
kemih, sulit BAB,
pneumonia)
Terapeutik
Tempatkan pada kasur
terapeutik
Posisikan senyaman
mungkin
pertahankan sprei tetap
kering, bersih dan tidak
kusut
pasang siderails, jika
perlu
Posisikan tempat tidur
dekat nurse station
Dekatkan posisi meja
tempat tidur
Berikan latihan gerak aktif
dan pasif
Pertahankan kebersihan
pasien
Fasilitasi pemenuhan
kebutuhan sehari hari
Berikan stoking anti
embolisme, jika perlu
Ubah posisi setiap 1-2
jam
D.
Resiko Konfusi Akut 00
68
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Neuro Sensori
Definisi
Beresiko mengalami Gangguan kesadaran , perhatian atau
kognitif dan persepsi yang reversibel berlngsung tiba-tiba dan
singkat
Faktor resiko
1. Usia diatas 60 tahun
2. Perubahan fungsi kognitif
3. Perubahan siklus tidur-bangun
4. Dehidrasi
5. Demensia
6. Riwayat stroke
7. Gangguan fungsi metabolik (mis. azotemia, penurunan
hemoglobin, ketidakseimbangan elektrolit, pening
8. Gangguan mobilitas
5. Demensia
L.06054 Definisi
Kesadaran, perhatian, kognitif dan persepsi yang
terganggu
Luaran Utama :
Tingkat Konfusi
Luaran Tambahan :
Kestabilan Kadar Glukosa Darah
Kontrol Pikir
Memori
Orientasi Kognitif
Perfusi Serebral
Proses Informasi
Status Neurologis
Tingkat Agitasi
Tingkat Delirium
Tingkat Keletihan
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Menurun
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menur Sed Menin
Menur Menin
un ang gkat
un gkat
1 2 3 4 5
Fungsi
1 2 3 4 5
kognitif
Tingkat
1 2 3 4 5
kesadaran
Aktifitas
psikomot 1 2 3 4 5
orik
Motivasi
memulai/
menyeles
1 2 3 4 5
aikan
perilaku
terarah
Memori
jangka 1 2 3 4 5
pendek
Memori
jangka 1 2 3 4 5
panjang
Cukup Cukup
Menin Sed Menur
Menin Menur
gkat ang un
gkat un
1 2 3 4 5
Perilaku
1 2 3 4 5
halusinasi
Gelisah 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Memb Sed Memb
Memb Memb
uruk ang aik
uruk aik
1 2 3 4 5
Intepretas
1 2 3 4 5
i
Fungsi
1 2 3 4 5
sosial
Respon
terhadap 1 2 3 4 5
stimulus
Persepsi 1 2 3 4 5
Fungsi
1 2 3 4 5
otak
Intervensi Utama
Manajemen Nyeri TINDAKAN
Observasi
Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Identifikasi skala nyeri
Identifikasi respons nyeri non verbal
Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang
neri
Identifikasi pengruh budaya terhadap respons
nyeri
Identifikasi pengaruh nyeri pada kwalitas hidup
Monitor keberhasilan terapi komplementer yang
sudah diberikan
Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik
Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hipnosis,
akupuntur, terapi musik, biofeedback, terapi
pijat, aroma terapi, kompres hangat/dimgin)
Kontrol lingkungan yang memperberat nyeri
(mis. Suhu ruangan, pencahyaan, kebisingan)
Fasilitasi istirahat dan tidur
Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
Jelaskan strategis meredakan nyeri
Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
Ajarkan teknikj nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa neri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Manajemen Dimensia TINDAKAN
Observasi
Identitifikasi riwayat fisik, sosial, psikologis, dan
kebiasaan
Identifikasi pola aktifitas mis. Tidur, minum
obat, elimimasi, asupan obat, perawatan diri
Terapeutik
Sediakan lingkungan aman, nyaman,
konsisiten, dan rendah stimulus
Orientasi waktu, tempat dan orang
Gunakan distraksi untuk mengatasi masalah
perilaku
Libatkan keluarga dalam melaksanakan
menyediakan, dan mengevaluasi keperawatan
Fasilitasi orientasi dengan symbol-symbol
Edukasi
D.
Disfungsi Seksual 00
69
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Reproduksi dan Seksualitas
Definisi
Perubahan fungsi seksual selama fase respon seksual berupa
hasrat, terangsang, orgasme dan atau relaksasi yang dirasa
tidak memuaskan, tidak bermakna atau tidak adekuat
Penyebab
1. Perubahan fungsi/struktur tubuh (mis. kehamilan, baru
melahirkan, obat-obatan, pembedahan, anomali, proses penyakit,
trauma, radiasi)
2. Perubahan biopsikososial seksualitas
3. Ketiadaan model peran
4. Model peran tidak dapat mempengaruhi
5. Kurang privasi
6. Ketiadaan pasangan
7. Kesalahan informasi
8. Kelainan seksual (mis. hubungan penuh kekerasan)
9. Konflik nilai
10. Penganiayaan fisik (mis. kekerasan dalam rumah tangga)
11. Kurang terpapar informasi
GEJALA DAN TANDA MAYOR
SUBJEKTIF
1. Mengungkapkan aktivitas seksual berubah
OBJEKTIF
(tidak tersedia)
GEJALA DAN TANDA MINOR
SUBJEKTIF
1. Mengungkapkan ketertarikan pada pasangan berubah
OBJEKTIF
(tidak tersedia)
2. Trauma genital
3. Pembedahan pelvis
4. Kanker
5. Menopause
6. Gangguan psikiatrik seperti mania, depresi berat, demensia,
gangguan kepribadian, penyalahgunaan atau penggunaan zat,
gangguan kecemasan, dan schizophrenia
L.07055 Definisi
Integrasi aspek fisik dan sosioemosional terkait penyaluran
dan kinerja seksual
Luaran Utama :
Fungsi Seksual
Luaran Tambahan :
Harapan
Harga Diri
Identitas Seksual
Penampilan Peran
Tingkat Depresi
Tingkat Keletihan
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Membaik
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menur Seda Menin
Menur Menin
un ng gkat
un gkat
1 2 3 4 5
Kepuasa
n
hubunga 1 2 3 4 5
n
seksual
Mencari
informas
untuk
mencapa
1 2 3 4 5
i
kepuasa
n
seksual
Cukup Cukup
Mening Seda Menur
Mening Menur
kat ng un
kat un
1 2 3 4 5
Verbalisa
si
aktifitas 1 2 3 4 5
seksual
berubah
Verbalisa
si
eksitasi 1 2 3 4 5
seksual
berubah
Verbalisa
si peran
1 2 3 4 5
seksual
berubah
Verbalisa
si fungsi
1 2 3 4 5
seksual
berubah
Keluhan
nyeri
saat
berhubu
1 2 3 4 5
ngan
seksual
(dispareu
nia)
Keluhan
hubunga
n 1 2 3 4 5
seksual
terbatas
Keluhan 1 2 3 4 5
sulit
melakuk
an
aktifitas
seksual
Verbalisa
si
aktifitas 1 2 3 4 5
seksual
berubah
Verbalisa
si
perilaku 1 2 3 4 5
seksual
berubah
Konflik
1 2 3 4 5
nilai
Cukup Cukup
Membu Seda Memba
Membu Memba
ruk ng ik
ruk ik
1 2 3 4 5
Hasrat
1 2 3 4 5
seksual
Orientasi
1 2 3 4 5
seksual
Ketertari
kan pada
1 2 3 4 5
pasanga
n
Intervensi Utama
Edukasi Seksualitas TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi
Terapeutik
Sediakan materi
Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan
Berikan kesempatan untuk bertanya
Fasilitasi kesadarn keluarga terhadap anak dan
remaja serta pengaruh media
Edukasi
Jelaskan anatomi danfisiologi reproduksi laki
dan wanita
Jelaskan perkembangan seksualitas sepanjang
siklus kehidupan
Jelaskan perekembangan masa emosi anak
dan remaja
Jelaskan resiko tertualar penyakit seksual
menular
Intervensi
Pendukung
Edukasi Kemoterapi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi
Terapeutik
Sediakan materi dan form edukasi
Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
Identifikas stressor
Terapeutik
Lakukan reduksi ansietas ( mis. Anjurkan napas
dalam sebelum prosedur, berikan informasi
tentang prosedur)
Lakukan manajemen pengendalian marah, jika
perlu
Pahami reaksi marah terhadap stresor
Bicarakan perasaan marah sumber dan makna
marah
D.0
Kesiapan Persalinan 07
0
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Reproduksi dan Seksualitas
Definisi
Pola mempersiapkan, mempertahankan dan memperkuat proses
kehamilan dan persalinan serta perawatan bayi baru lahir
GEJALA DAN TANDA MAYOR
SUBJEKTIF
1. Menyatakan keinginan untuk menerapkan gaya hidup yang tepat untuk
persalinan
2. Menyatakan keinginan untuk menerapkan penata laksanaan gejala
ketidak nyamanan selama persalinan
3. Menyatkan rasa percaya diri menjalani persalinan
OBJEKTIF
(tidak tersedia)
GEJALA DAN TANDA MINOR
SUBJEKTIF
(tidak tersedia)
OBJEKTIF
1. Menunjukan perilaku proaktif selama persiapan persalinan
KONDISI KLINIS TERKAIT
1. Status kesehatan ibu sehat
2. Status kesehatan janin sehat
L.07059 Definisi
Kondisi pada periode kehamilan yang dihitung sejak hari
pertama haid terakhir hingga dimulainya persalinan
Luaran Utama :
Status Antepartum
Luaran Tambahan :
Harapan Motivasi
Tingkat Keletihan
Tingkat Pengetahuan
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Membaik
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menur Sed Menin
Menur Menin
un ang gkat
un gkat
1 2 3 4 5
Kelekatan 1 2 3 4 5
emosional
dengan
janin
Koping
dengan
ktidaknyam 1 2 3 4 5
anan
kehamilan
Cukup Cukup
Menin Sed Menur
Menin Menur
gkat ang un
gkat un
1 2 3 4 5
Nausea 1 2 3 4 5
Muntah 1 2 3 4 5
Edema 1 2 3 4 5
Nyeri
1 2 3 4 5
abdomen
Nyeri
1 2 3 4 5
epigastrik
Perdaraha
1 2 3 4 5
n vagina
Konstipasi 1 2 3 4 5
Sakit
1 2 3 4 5
kepala
Kejang 1 2 3 4 5
Mood labil 1 2 3 4 5
Protein
1 2 3 4 5
urine
Glukosa
1 2 3 4 5
urine
Glukosa
1 2 3 4 5
darah
Cukup Cukup
Memb Sed Memb
Memb Memb
uruk ang aik
uruk aik
1 2 3 4 5
Berat
1 2 3 4 5
badan
Tekanan
1 2 3 4 5
darah
Hemoglobi
1 2 3 4 5
n
Reflek
1 2 3 4 5
neurologis
Frekuensi
1 2 3 4 5
nadi
Frekuensi
1 2 3 4 5
nafas
Suhu tubuh 1 2 3 4 5
Enzim liver 1 2 3 4 5
Hitung
darah 1 2 3 4 5
lengkap
Status
1 2 3 4 5
kognitif
Intervensi Utama
Edukasi persalinan TINDAKAN
Observasi
Identifikasi tingkat pengetahuan
Identifikasi pemahaman ibu
tentang persalinan
Terapeutik
Sediakan materi dan media
Jadwalkan penkes
Berikan reinforcement positif
terhadap perubahan perilaku ibu
Edukasi
Jelaskan metode persalinan yang
ibu inginkan
Jelaskan persiapan dan tempat
persalinan
Anjurkan ibu mengikuti kelas
persalinan
Anjurkan ibu menggunakan teknik
manajemen nyeri persalinan tiap
kala
Anjurkan ibu cukup nutrisi
Anjurkan ibu mengenali tanda
tanda persalinan
Anjurkan ibu mengenali tanda
bahaya persalinan
Intervensi Pendukung
Perawatan Persalinan TINDAKAN
Onservasi
Identifikasi kondisi proses
persalinan
Monitor kondisi fisik dan psikologis
pasien
Monitor kesejahteraan ibu (mis.
Tanda vital, kontraksi lama,
frekuensi dan kekuatan )
Monitor kesejahteraan janin (gerak
janin 10 x dalam 12 jam) secara
berkelanjutan (Djj dan volume air
ketuban)
Monitor kemajuan persalinan
Monitor tanda-tanda persalinan
(doroongan meneran, tekanan
pada anus, perineum menonjol,
vulva membuka)
Monitor kemajuan pembukaan
menggunakan pantograf saat fase
aktif
Monitor tingkat nyeri selama
persalinan
Lakukan pemeriksaan leopold
Terapeutik
Berikan metode alternatif
penghilang rasa sakit (mis. Pijat,
aromaterapi, hipnotis)
Edukasi
Jelaskan prosedur pertolongan
persalinan
Informasikan kemajuan persalinan
Ajarkan teknik relaksasi
Anjurka ibu mengosongkan
kandung kemih
4. Ketakutan hamil
5. Ketakutan terinfeksi penyakit menular seksual
L.07056 Definisi
Pengenatan dan penerimaan diri terhadap aspek
seksual
Luaran Utama :
Identitas Seksual
Luaran Tambahan :
Citra Tubuh
Dukungan Sosial
Fungsi Seksual
Harapan
Harga Diri
Kesadaran Diri
Kontrol Risiko
Penampilan Peran
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Membaik
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menur Seda Mening
Menur Mening
un ng kat
un kat
1 2 3 4 5
Menunju 1 2 3 4 5
kan
pendirian
seksual
yang
jelas
Integritas
orientasi
seksual
ke dalam 1 2 3 4 5
kehidupa
n sehari-
hari
Menyusu
n
batasan-
batasan 1 2 3 4 5
sesuai
jenis
kelamin
Pencaria
n
1 2 3 4 5
dukunga
n sosial
Verbalisa
si
hubunga 1 2 3 4 5
n
harmonis
Verbalisa
si
hubunga
1 2 3 4 5
n
seksual
sehat
Intervensi Utama
Edukasi Seksualitas TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
informasi
Terapeutik
Sediakan materi
Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan
Berikan kesempatan untuk bertanya
Fasilitasi kesadarn keluarga terhadap anak dan
remaja serta pengaruh media
Edukasi
Jelaskan anatomi danfisiologi reproduksi laki
dan wanita
Jelaskan perkembangan seksualitas sepanjang
siklus kehidupan
Jelaskan perekembangan masa emosi anak
dan remaja
Jelaskan resiko tertualar penyakit seksual
menular
D.007
Risiko Disfungsi Seksual
2
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Reproduksi dan Seksualitas
Definisi
3. Gangguan endokrin
4. Keganasan
pasca persalinan)
Situsiasional:
1. Konflik hubungan
2. Kurangnya privasi
8. Trauma genital
9. Pembedahan pelvis
10. Kanker
11. Menopause
12. Gangguan psikiatrik seperti mania, depresi berat, demensia, gengguan
kepribadian, penyalahgunaan atau penggunaan zat, gangguan
kecemasan, dan skizofrenia
L.09067 Definisi
Pengenatan dan penerimaan diri terhadap aspek
seksual
Luaran Utama :
Identitas Seksual
Luaran Tambahan :
Citra Tubuh
Dukungan Sosial
Fungsi Seksual
Harapan
Harga Diri
Kesadaran Diri
Kontrol Risiko
Penampilan Peran
Tujuan
Intervensi Utama
Edukasi Seksualitas TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi
Terapeutik
Sediakan materi
Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan
Berikan kesempatan untuk bertanya
Fasilitasi kesadarn keluarga terhadap
anak dan remaja serta pengaruh media
Edukasi
Jelaskan anatomi danfisiologi reproduksi
laki dan wanita
Jelaskan perkembangan seksualitas
sepanjang siklus kehidupan
Jelaskan perekembangan masa emosi
anak dan remaja
Jelaskan resiko tertualar penyakit seksual
menular
L.07057 Definisi
Upaya untuk rekonsiliasi perubahan terhadap situasi/ masalah
kehamilan
Luaran Utama :
Penerimaan Kehamilan
Luaran Tambahan :
Harapan
Kontrol Diri
Status Antepartum
Tingkat Agitasi
Tingkat Cedera
Tingkat Depresi
Tingkat Keletihan
Tingkat Pengetahuan
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menur Seda Menin
Menur Menin
un ng gkat
un gkat
1 2 3 4 5
Verbalisa
si
penerima 1 2 3 4 5
an
kehamilan
Verbalisa
si
perasaan 1 2 3 4 5
yang
dialami
Perialku
mencari
perawata 1 2 3 4 5
n
kehamilan
Menyusus
n
perencan 1 2 3 4 5
aan
kehamilan
Kemampu 1 2 3 4 5
an
mengharg
ai diri
sendiri
Hubungan
1 2 3 4 5
positif
Kemampu
an
menyesu
1 2 3 4 5
aikan diri
dengan
kehamilan
Verbalisa
si
1 2 3 4 5
perasaan
tenang
Upaya
mencari
1 2 3 4 5
informasi
kehamilan
Cukup Cukup
Menin Seda Menur
Menin Menur
gkat ng un
gkat un
1 2 3 4 5
Marah 1 2 3 4 5
Menarik
1 2 3 4 5
diri
Perasaan
1 2 3 4 5
kesepian
Intervensi Utama
Manajemen kehamilan tidak
TINDAKAN
dikehendaki
Observasi
Identifikasi nilai nilai dan
keyakinan terhadap kehamilan
Identifikasi pilihan terhadap
kehamilan
Terapeutik
Fasilitasi mengungkapkan
perasaan
Diskusikan nilai yang keliru
terhadap kehamilan
Diskusikan konflik yang terjadi
dengan adanya kehamilan
Fasilitasi mengembangkan
teknik penyelesaian masalah
Berikan konseling kehamilan
Fasilitasi mengidentifikasi
sistem pendukung
Edukasi
Informasikan pentingnya
meningkatkan nutrisi selama
kehamilan
Informasikan perubahan yang
terjadi selama kehamilan
Kolaborasi
Rujuk jika mengalamai
komplikasi kehamilan
SUBJEKTIF
1. Mengeluh tidak nyaman
OBJEKTIF
1. Gelisah
GEJALA DAN TANDA MINOR
SUBJEKTIF
1. Mengeluh sulit tidur
2. Tidak mampu rileks
3. Mengeluh kedinginan/kepanasan
4. Merasa gatal
5. Mengeluh mual
6. Mengeluh lelah
OBJEKTIF
1. Menunjukkan gejala distres
2. Tampak merintih/menangis
3. Pola eleminasi berubah
4. Postur tubuh berubah
5. Iritabilitas
KONDISI KLINIS TERKAIT
1. Penyakit kronis
2. Keganasan
3. Distres psikologis
4. Kehamilan
L.08064 Definisi
Keseluruhan rasa nyaman dan aman secara fisik, psikologis,
spiritual, sosial, budaya dan lingkungan
Luaran Utama :
Status Kenyamanan
Luaran Tambahan :
Pola Tidur
Tingkat Agitasi
Tingkat Ansietas
Tingkat Nyeri
Tingkat Keletihan
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menur Sed Menin
Menur Menin
un ang gkat
un gkat
1 2 3 4 5
Kesejahte
1 2 3 4 5
raan fisik
Kesejahte
raan 1 2 3 4 5
psikologis
Dukungan
sosial dari 1 2 3 4 5
keluarga
Dukungan 1 2 3 4 5
sosial dari
teman
Perawata
n sesuai
1 2 3 4 5
keyakinan
budaya
Perawata
n sesuai
1 2 3 4 5
kebutuha
n
Kebebasa
n
1 2 3 4 5
melakuka
n ibadah
Cukup Cukup
Mening Sed Menur
Menin Menur
kat ang un
gkat un
1 2 3 4 5
Keluahan
tidak 1 2 3 4 5
nyaman
Gelisah 1 2 3 4 5
Kebisinga
1 2 3 4 5
n
Keluhan
1 2 3 4 5
sulit tidur
Keluhan
kedingina 1 2 3 4 5
n
Keluhan
kepanasa 1 2 3 4 5
n
Gatal 1 2 3 4 5
Mual 1 2 3 4 5
Lelah 1 2 3 4 5
Merintih 1 2 3 4 5
Menangis 1 2 3 4 5
Iritabilitas 1 2 3 4 5
Menyalah
kan diri 1 2 3 4 5
sendiri
Konfusi 1 2 3 4 5
Konsumsi
1 2 3 4 5
alkohol
Pengguna
1 2 3 4 5
an zat
Percobaa
n bunuh 1 2 3 4 5
diri
Cukup Cukup
Membu Sed Memb
Memb Memb
ruk ang aik
uruk aik
1 2 3 4 5
Memori
1 2 3 4 5
masa lalu
Suhu
1 2 3 4 5
ruangan
Pola
1 2 3 4 5
eliminasi
Postur
1 2 3 4 5
tubuh
Kewaspa
1 2 3 4 5
daan
Pola
1 2 3 4 5
hidup
Pola tidur 1 2 3 4 5
Intervensi Utama
Manajemen Nyeri TINDAKAN
Observasi
Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Identifikasi skala nyeri
Identifikasi respons nyeri non verbal
Identifikasi faktor yang memperberat
dan memperingan nyeri
Identifikasi pengetahuan dan
keyakinan tentang neri
Identifikasi pengruh budaya terhadap
respons nyeri
Identifikasi pengaruh nyeri pada
kwalitas hidup
Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah diberikan
Monitor efek samping penggunaan
analgetik
Terapeutik
Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,
hipnosis, akupuntur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat, aroma terapi,
kompres hangat/dimgin)
Kontrol lingkungan yang memperberat
nyeri (mis. Suhu ruangan,
pencahyaan, kebisingan)
Fasilitasi istirahat dan tidur
Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri
Edukasi
Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
Jelaskan strategis meredakan nyeri
Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
Anjurkan menggunakan analgetik
secara tepat
Ajarkan teknikj nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa neri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu
Pengaturan Posisi TINDAKAN
Observasi
Monitor status oksigenisasi sebelum
dan sesudah mengubah posisi
Monitor alat traksi agar selalu tepat
Terapeutik
Tempatkan pada matras atau tempat
tidur terapeutik yang tepat
Tempatkan pada posisi terapeutik
tempatkan obyek yang sering
digunakan dalam jangkauan
Tempatkan bel atau lampu panggilan
dalam jangkauan
Sediakan matras yang kokoh
Atur posisi tidur yang disukai
Atur posisi untuk mengurangi sesak
Atur posisi yang meningkatkan
drainase
Posisikan pada kesejajaran tubuh
yang tepat
Imobilisasi dan topang bagian tubuh
yang cedera dengan tepat
Tinggikan bagian tubuh yang sakit
dengan tepat
Tinggikan anggota gerak 20 derajat
atau lebih diatas level jantung
Tinggikan tempat tidur bagian kepala
Berikan bantal yang tepat pada leher
Berikan topangan pada area edema
Posisikan untuk mempermudah
ventilasi
Motivasi unutik melakukan ROM aktif
atau pasif
Motivasi terlibat dalam perubahan
posisi ,sesuai kebutuhan
Hindari menempatkan pada posisi
yang dapat meningkatkan nyeri
Hindari menempatkan stump amputasi
pada posisi fleksi
Hindari posisi yang menimbulkan
ketegangan pada luka
Minimalkan gesekan dan tarikan saat
mengubah posisi
Ubah posisi setiap 2 jam
Ubah posisi dengan teknik logroll
Pertahankan posisi dan integritas
traksi
Jadwalkan secara tertulis untuk
perubahan posisi
Edukasi
Informasikan saat akan dilakukan
perubahan posisi
Ajarkan cara menggunakan postur
yang baik dan mekanik tubuh yang
baik selama melakukan perubahan
posisi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian premedikasi
sebelum mengubah posisi, jika perlu
Intervensi Pendukung
Edukasi efeksamping Obat TINDAKAN
Observasi
Identifikasi pasien dan keluarga
menerima informasi
Terapeutik
Persiapan materi ( form edukasi)
Jadwalkan waktu yang tepat untuk
edukasi
berikan pasien/keluarga bertanya
Edukasi
Jelaskan tujuan obat yang diberikan
Jelaskan indikasi dan kontra indikasi
obat yang di konsumsi
Jelaskan cara kerja obat secara umum
Jelaskan dosis, cara pemakaian,
waktu dan lamanya pemberian obat
Jelaskan tanda dan gejala bila obat
yang dikonsumsi tidak cocok
Jelaskan reaksi alergi yang mungkin
timbul saat minum obat atau sesudah
Anjurkan melihat kadaluarsa obat
sebelum di konsumsi
Anjurkan melihat kondisi fisik obat
sebelum diminum
Anjurkan segera lapor ke perawat jaga
jika timbul reaksi alergi
Edukasi Kemoterapi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi
Terapeutik
Sediakan materi dan form edukasi
Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
Jelaskan efek obat-obatan anti
neoplasma pada sel-sel maligna
Ajarjan pasien/keluarga mengenal
efek terapi pada fungsi sumsum
tulang, folikel rambut, fungsi seksual
dan toksisitas organ
Anjurkan cara mencgah infeksi
Anjurkan segera melaporkan ada
tanda-tanda demam, menggigil,
mimisan, lebam-lebam, faeces warna
hitam
Anjurkan menghindari penggunaan
anti coagulan.
Edukasi manajemen Nyeri TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kesiapan menerima
informasi
Terapeutik
Sediakan materi dan form edukasi
Berikan kesempatan pasien bertanya
Edukasi
Jelaskan penyebab, periode, dan
strategi meredakan nyeri
Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
Anjurkan menggunakan analgetik
secara tepat
Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri
Latihan Berkemih Observasi
Periksa kembali penyebab gangguan
berkemih (mis: Kognitif, kehilangan
ekstremitas/ fungsi ekstremitas,
kehilangan penglihatan)
Monitor pola dan kemampuan
berkemih
Terapeutik
Hindari pengguna kateter Indwelling
Siapkan area toilet yang aman
Sediakan peralatan yang dibutuhkan
dekat dan mudah dijangkau (mis:
Kursi komode, pispot, urinal)
Edukasi
Jelaskan arah-arah menuju kamar
mandi/ toilet pada pasien dengan
gangguan penglihatan
Anjurkan intake cairan adekuat untuk
mendukung output urine
Anjurkan eliminasi normal dengan
beraktivitas dan olah raga sesuai
kemampuan
Latihan Eliminasi Fekal TINDAKAN
Observasi
Monitor peristaltik usus secara teratur
Terapeutik
Anjurkan waktu yang konsisiten untuk
buang air besar
Berikan privasi kenyamanan dan
posisi yang meninggalkan proses
defekasi
Gunakan enema rendah
Anjurkan dilatasi rendah
Ubah prgram latihan eliminasi fekal
Edukasi
Anjurkan mengkonsumsi makanan
tertentu sesuai program atau hasil
konsultasi
Anjurkan asupan cairan yang adekuat
sesuai kebutuhan
Anjurkan olahraga sesuai toleransi
Kolaborasi
Kolaborasi penggunaan supositoria
Manajemen Hipertemia TINDAKAN
Observasi
Identifikasi penyebab hipertermia mis
dehidrasi, terpapar lingkungan panas,
penggunaan inkubator
Monitor suhu tubuh
Monitor kadar elektrolit
Monitor haluan urine
Monitor konplikasi akibat hipertermia
Terapeutik
Sediakan lingkungan yang dingin
Longgarkan atau lepaskan pakaian
Basahi dan kipasi permukaan tubuh
Berikan cairan oral
Ganti linen setiap hari atau lebih
sering jika mengalami hiperhidrosis
lakukan pendinginan eksternal
Hindari pemberian antipiretik atau
aspirin
Berikan Oksigen jika perlu
Edukasi
Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit intra vena
Kolaborasi pemberian antipiretik
Manajemen Hipotermia TINDAKAN
Observasi
Monitor suhu tubuh
Identifikasi penyebab hipotermia
Monitor tanda dan gejala akibat
hipotermia
Terapeutik
Sediakan lingkungan yang hangat
ganti pakaian dan linen yang basah
lakukan penghangatan pasif
lakukan penghangantan aktif eksternal
ekstremitas
Lakukan penghangatan aktif internal
Edukais
Anjurkan makan dan minum hangat
Manajemen Kesehatan kerja TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kesehatan kerja (mis.
Fungsi fisik, jiwa, spiritual, sosial dan
kebiasaan)
Identifikasi standar prosedur
kesehatan kerja , administrasi da
penerapan peraturan tempat kerja
terhadap standar
Identifikasi faktor resiko
Monitor kesehatan kerja secara
berkala
Terapeutik
Gunakan label atau tanda untuk zat
atau alat yang berbahaya bagi
kesehatan
Terapkan program pemerintah terkait
kesehatan kerja
Lakukan perawatan pada kondisi akut
Latih bantuan hidup dasar terkait
kegawat daruratan kecelakaan kerja
Edukasi
Informasikan pekerja terkait zat atau
alat-alat yang berbahaya bagi
kesehatan
Kolaborasi
Rujuk ke Rumah sakit untuk
perawatan lanjut pada cedera dan
penyakit akibat pekerjaan
Manajemen Mual TINDAKAN
Observasi
Identifikasi pengalaman mual
Identifikasi isyarat non verval ketidak
nyamanan( mis. Bayi dan anak dan
pasien yang tidak dapat
berkomunikasi secara efektif)
Identifikasi dampak mual terhadap
kualitas hidup (mis. Nafsu nakan,
aktifvitas kinerja, tanggung jawab dan
tidur)
Identifikasi faktor penyebab mual (mis.
Pengobatan, dan prosedur)
Identifikasi anti emetic untuk
mencegah mual (kecuali mual pada
kehamilan)
Monitor mual (mis. Frekuensi, durasi,
dan tingkat keparahan)
Monitor asupan nutrisi dan kalori)
Traepeutik
Kendalikan faktor lingkungan
penyebab mual (mis. Bau tak sedap,
suara dan rangsangan visual yang
tidak menyenangkan)
Kurangi atau hilangkan keadaan
penyebab mual (mis. Kecemasan,
ketakutan, kelelahan)
Berikan dalam jumlah kecil
danmenarik
Berikan makanan dingin, cairan
bening, tidak berbau dan tidak
berwarna, jika perlu
Edukasi
anjurka istirahat dan tidur yang cukup
Anjurkan sering membersihkan mulut
kecuali jika merangsang ual
Anjurkan makanan tinggi karbohidrat
dan rendaj lenak
Ajarkan penggunaan teknik
nonfarmakologi untuk mengatasi mual
(mis. Biofeedback)
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian anti emetic
Manajemen Muntah TINDAKAN
Observasi
Identifikasi karakterisitik muntah ( mis.
Warna, konsistensi, adanya darah,
waktu, frekwensi dan durasi
Periksa volume muntah
Identifikasi riwayat diet (mis.makanan
yang disuka/tidak disukai, dan
budaya)
Identifikasi faktor penyebab muntah
(mis. Pengobatan dan prosedur)
Identifikasi kerusakan eosoffagus dan
faring posterior ika muntah terlalu
lama
Monitor efek manajemen muntah
secara menyeluruh
Monitor keseimbangan cairan dan
elektrolit
Terapeutik
Kontrol faktor lingkungan penyebab
muntah (mis. Bau tak sedap, suara,
stimulasi visual yang tidak
menyenangkan)
Kurangi atau hilangkan keadaan
penyebab muntah (mis. Kecemasan,
ketakutan)
Atur posisi untuk menceganh aspirasi
Pertahankan kepatenan jalan napas
Bersihkan mulut dan hidung
Berikan dukungan fisik saat muntah
( mis. Membantu membungkuk atau
menundukan kepala)
Berikan kenyamanan selama muntah
(mis. Kompres dingin di dahi,
atau sediakan pakaian kering dan
bersih)
tenaga kesehatan
6. Faktor budaya
GEJALA DAN TANDA MAYOR
SUBJEKTIF
OBJEKTIF
1. Tampak meringis
2. Terdapat kontraksi uterus
3. Luka episiotomi
4. Payudara bengkak
GEJALA DAN TANDA MINOR
SUBJEKTIF
(tidak tersedia)
OBJEKTIF
1. Tekanan darah meningkat
2. Frekuensi nadi meningkat
3. Berkeringat berlebihan
4. Menangis/merintih
5. Haemoroid
KONDISI KLINIS TERKAIT
Kondisi pasca persalinan
L.08064 Definisi
Keseluruhan rasa nyaman dan aman secara fisik, psikologis,
spiritual, sosial, budaya dan lingkungan
Luaran Utama :
Status Kenyamanan
Luaran Tambahan :
Dukungan Keluarga
Kontrol Gejala
Pola Tidur
Status Kenyamanan
Tingkat Keletihan
Tingkat Nyeri
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menur Sed Menin
Menur Menin
un ang gkat
un gkat
1 2 3 4 5
Kesejahte
1 2 3 4 5
raan fisik
Kesejahte
raan 1 2 3 4 5
psikologis
Dukungan
sosial dari 1 2 3 4 5
keluarga
Dukungan
sosial dari 1 2 3 4 5
teman
Perawata
n sesuai
1 2 3 4 5
keyakinan
budaya
Perawata
n sesuai
1 2 3 4 5
kebutuha
n
Kebebasa
n
1 2 3 4 5
melakuka
n ibadah
Cukup Cukup
Mening Sed Menur
Menin Menur
kat ang un
gkat un
1 2 3 4 5
Keluahan
tidak 1 2 3 4 5
nyaman
Gelisah 1 2 3 4 5
Kebisinga 1 2 3 4 5
n
Keluhan
1 2 3 4 5
sulit tidur
Keluhan
kedingina 1 2 3 4 5
n
Keluhan
kepanasa 1 2 3 4 5
n
Gatal 1 2 3 4 5
Mual 1 2 3 4 5
Lelah 1 2 3 4 5
Merintih 1 2 3 4 5
Menangis 1 2 3 4 5
Iritabilitas 1 2 3 4 5
Menyalah
kan diri 1 2 3 4 5
sendiri
Konfusi 1 2 3 4 5
Konsumsi
1 2 3 4 5
alkohol
Pengguna
1 2 3 4 5
an zat
Percobaa
n bunuh 1 2 3 4 5
diri
Cukup Cukup
Membu Sed Memb
Memb Memb
ruk ang aik
uruk aik
1 2 3 4 5
Memori
1 2 3 4 5
masa lalu
Suhu 1 2 3 4 5
ruangan
Intervensi Utama
Manajemen Nyeri TINDAKAN
Observasi
Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Identifikasi skala nyeri
Identifikasi respons nyeri non verbal
Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
tentang neri
Identifikasi pengruh budaya terhadap
respons nyeri
Identifikasi pengaruh nyeri pada kwalitas
hidup
Monitor keberhasilan terapi komplementer
yang sudah diberikan
Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik
Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hipnosis,
akupuntur, terapi musik, biofeedback, terapi
pijat, aroma terapi, kompres hangat/dimgin)
Kontrol lingkungan yang memperberat nyeri
(mis. Suhu ruangan, pencahyaan,
kebisingan)
Fasilitasi istirahat dan tidur
Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi
Nausea D.00
76
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Nyeri Dan Kenyamanan
Definisi
Perasaan tidak nyaman pada bagian belakang tenggorok
atau lambung yang dapat mengakibatkan muntah
Penyebab
5. Gangguan pankreas
SUBJEKTIF
1. Mengeluh mual
2. Merasa ingin mutah
3. Tidak berminat makan
OBJEKTIF
(tidak tersedia)
SUBJEKTIF
1. Merasa asam di mulut
2. Sensasi panas/dingin
3. Sering menelan
OBJEKTIF
1. Saliva meningkat
2. Pucat
3. Diaforesis
4. Takikardia
5. Pupil dilatasi
KONDISI KLINIS TERKAIT
1. Meningitis
2. Labirinitis
3. Uremia
4. Ketoasidosis diabetik
5. Ulkus peptikum
6. Penyakit esofagus
7. Tumor intraabdomen
8. Penyakit meniere
9. Neuroma akustik
10. Tumor otak
11. Kanker
12. Glaukoma
L.08065 Definisi
Perasaan tidak nyaman pada bagian belakang tenggorok atau
lambung yang dapat mengakibatkan muntah
Luaran Utama :
Tingkat Nausea
Luaran Tambahan :
Fungsi Gastrointestinal
Keseimbangan Cairan
Keseimbangan Elektrolit
Kontrol Mual/ Muntah
Nafsu Makan
Status Kenyamanan
Status Menenlan
Status Nutrisi
Tingkat Ansietas
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Menurun
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menuru Seda Mening
Menuru Mening
n ng kat
n kat
1 2 3 4 5
Nafsu
1 2 3 4 5
makan
Cukup Cukup
Mening Seda Menuru
Mening Menuru
kat ng n
kat n
1 2 3 4 5
Keluha
1 2 3 4 5
n mual
Perasa
an
ingin 1 2 3 4 5
munta
h
Perasa
an
asam 1 2 3 4 5
di
mulut
Sensas
1 2 3 4 5
i panas
Sensas
1 2 3 4 5
i dingin
Frekue
nsi
1 2 3 4 5
menela
n
Diafore
1 2 3 4 5
sis
Jumlah
1 2 3 4 5
saliva
Cukup Cukup
Membu Seda Memba
Membu Memba
ruk ng ik
ruk ik
1 2 3 4 5
Pucat 1 2 3 4 5
Takikar
1 2 3 4 5
dia
Dilatasi
1 2 3 4 5
pupil
Intervensi Utama
Manajemen Mual TINDAKAN
Observasi
Identifikasi pengalaman mual
Identifikasi isyarat non verval ketidak
nyamanan( mis. Bayi dan anak dan pasien
yang tidak dapat berkomunikasi secara
efektif)
Identifikasi dampak mual terhadap kualitas
hidup (mis. Nafsu nakan, aktifvitas
kinerja, tanggung jawab dan tidur)
Identifikasi faktor penyebab mual (mis.
Pengobatan, dan prosedur)
Identifikasi anti emetic untuk mencegah
mual (kecuali mual pada kehamilan)
Monitor mual (mis. Frekuensi, durasi, dan
tingkat keparahan)
Monitor asupan nutrisi dan kalori)
Traepeutik
Kendalikan faktor lingkungan penyebab
mual (mis. Bau tak sedap, suara dan
rangsangan visual yang tidak
menyenangkan)
Kurangi atau hilangkan keadaan penyebab
mual (mis. Kecemasan, ketakutan,
kelelahan)
Berikan dalam jumlah kecil danmenarik
Berikan makanan dingin, cairan bening,
tidak berbau dan tidak berwarna, jika perlu
Edukasi
anjurka istirahat dan tidur yang cukup
Anjurkan sering membersihkan mulut
kecuali jika merangsang ual
Anjurkan makanan tinggi karbohidrat dan
rendaj lenak
Ajarkan penggunaan teknik
nonfarmakologi untuk mengatasi mual
(mis. Biofeedback)
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian anti emetic
Manajemen Muntah TINDAKAN
Observasi
Identifikasi karakterisitik muntah ( mis.
Warna, konsistensi, adanya darah, waktu,
frekwensi dan durasi
Periksa volume muntah
Identifikasi riwayat diet (mis.makanan
yang disuka/tidak disukai, dan budaya)
Identifikasi faktor penyebab muntah (mis.
Pengobatan dan prosedur)
Identifikasi kerusakan eosoffagus dan
faring posterior ika muntah terlalu lama
Monitor efek manajemen muntah secara
menyeluruh
Monitor keseimbangan cairan dan
elektrolit
Terapeutik
Kontrol faktor lingkungan penyebab
muntah (mis. Bau tak sedap, suara,
stimulasi visual yang tidak
menyenangkan)
Kurangi atau hilangkan keadaan penyebab
muntah (mis. Kecemasan, ketakutan)
Atur posisi untuk menceganh aspirasi
Pertahankan kepatenan jalan napas
berlebihan)
GEJALA DAN TANDA MAYOR
SUBJEKTIF
1. Mengeluh nyeri
OBJEKTIF
1. Tampak meringis
2. Bersikap proaktif (mis. waspada,
posisi menghindar nyeri)
3. Gelisah
4. Frekuensi nadi meningkat
5. Sulit tidur
GEJALA DAN TANDA MINOR
SUBJEKTIF
(tidak tersedia)
OBJEKTIF
L.08066 Definisi
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset
mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat
dan konstan
Luaran Utama :
Tingkat Nyeri
Luaran Tambahan :
Fungsi Gastrointestinal
Kontrol Nyeri
Mobilitas Fisik
Penyembuhan Luka
Perfusi Miokard
Perfusi Perifer
Pola Tidur
Status Kenyamanan
Tingkat Cedera
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Menurun
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menur Seda Menin
Menur Menin
un ng gkat
un gkat
1 2 3 4 5
Kemamp
uan
menunta 1 2 3 4 5
skan
aktifitas
Cukup Cukup
Mening Seda Menur
Mening Menur
kat ng un
kat un
1 2 3 4 5
Keluhan
1 2 3 4 5
nyeri
Meringis 1 2 3 4 5
Sikap
1 2 3 4 5
protektif
Gelisah 1 2 3 4 5
Kesulitan
1 2 3 4 5
tidur
Menarik
1 2 3 4 5
diri
Berfokus
pada diri 1 2 3 4 5
sendiri
Diaforesi
1 2 3 4 5
s
Perasaan
depresi 1 2 3 4 5
(tertekan)
Perasaan
takut
mengala
1 2 3 4 5
mi
cedera
berulang
Anoreksi
1 2 3 4 5
a
Perineum
terasa 1 2 3 4 5
tertekan
Uterus
teraba
1 2 3 4 5
membula
t
Ketegang
1 2 3 4 5
an otot
Pupil
1 2 3 4 5
dilatasi
Muntah 1 2 3 4 5
Mual 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Membu Seda Memba
Membu Memba
ruk ng ik
ruk ik
1 2 3 4 5
Frekuens
1 2 3 4 5
i nadi
Pola
1 2 3 4 5
nafas
Tekanan 1 2 3 4 5
darah
Proses
1 2 3 4 5
berfikir
Fokus 1 2 3 4 5
Fungsi
1 2 3 4 5
berkemih
Perilaku 1 2 3 4 5
Nafsu
1 2 3 4 5
makan
Pola tidur 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
Intervensi Utama
Manajemen Nyeri TINDAKAN
Observasi
Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Identifikasi skala nyeri
Identifikasi respons nyeri non verbal
Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
tentang neri
Identifikasi pengruh budaya terhadap
respons nyeri
Identifikasi pengaruh nyeri pada kwalitas
hidup
Monitor keberhasilan terapi komplementer
yang sudah diberikan
Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik
Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hipnosis,
akupuntur, terapi musik, biofeedback, terapi
pijat, aroma terapi, kompres hangat/dimgin)
Kontrol lingkungan yang memperberat nyeri
(mis. Suhu ruangan, pencahyaan,
kebisingan)
Fasilitasi istirahat dan tidur
Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
nyeri
Jelaskan strategis meredakan nyeri
Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Anjurkan menggunakan analgetik secara
tepat
Ajarkan teknikj nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa neri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Pemberian Analgetik TINDAKAN
Observasi
Identifikasi karakterisitik nyeri ( mis.
Pencetus, pereda, kualitas, lokasi,
intensitas, frekwensi, durasi)
Identifikasi riwayat alergi obat
Identifikasi keseuaian jenis analgetik ( mis.
Narkotik, non narkotik, atau NSAID) dengan
tingkat keparahan nyeri
Monitor tand-tanda vital sebelum dan
sesudah pemberian analgetik
Monitor efektifitas analgetik
Terapeutik
Diskusikan jenis analgetik yang disukai
untuk mencapai analgesia optimal, jika perlu
Pertimbangkan penggunaan infus kontinue,
atau bolus opioid untuk mempertahankan
kadar dalam serum
Tetapkan target efektifitas analgesik untuk
mengoptimalkan respons pasien
Dokumentasikan respons terhadap efek
analgesik dan efek yang tidak diinginkan
Edukasi
Jelaskan efek terapi dan efek samping obat
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian dosis dan jenis
analgetik sesuai indikasi
Intervensi Pendukung
Aroma Terapi TINDAKAN
OBSERVASI
Identifikasi pilihan aroma yang disukai dan
tidak disukai
Identifikasi tingkat nyeri, stres, kecemasan,
dan alam perasaan sebelum dan sesudah
aromaterapi
Monitor ketidak nyamanan sebelum dan
setekah pemberian ( mis. Mual, pusing)
Monitor masalah yang terjadi saat
pemberian aroma terapi ( mis. Dermatitis
kontak, asma)
Monitor tanda-tanda vital sebelum dan
sesudah aroma terapi
TERAPETIK
Pilih minyak esensial yang cocok sesuai
indikasi
Lakukan uji kepekaan kulit dengan uji tempel
(patch test) dengan larutan 2% pada daerah
lipatan lengan atau lipatan belakang leher
berikan minyak esensial dengan metode
yang tepat ( mis. Inhalasi, pemijatan, mandi
uap, atau kompres)
EDUKASI
Ajarkan cara menyimpan minyak esensial
dengan tepat
Anjurkan menggunakan minyak esensial
secara bervariasi
Anjurkan menghindarkan kemasan minyak
esensial dari jangkauan anak-anak
KOLABORASI
Konsultasikan jenis dan dosis minyak
esensial yang tepat dan aman
Kompres Dingin TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kontraindikasi kompres dingin
mis. Penurunan sensasi, penurunan sirkulasi
Identifikasi kondisi kulit yang akan dilakukan
kompres dingin
Periksa suhu alat kompres
Monitor iritasi kulit atau kerusakan jaringa
selama 5 menit pertama
Terapeutik
Pilih metode kompresang nyaman dan
mudah didapat
Pilih lokasi kompres
Balut alat kompres dingin dengan kain
pelindung
Lakukan kompres dingin pada daerah yang
cedera
Hindari penggunaan kompres pada jaringan
yang terpapar terapi radiasi
Edukasi
Jelaskan prosedur penggunaan kompres
dingin
Anjurkan tidak menyesuaikan pengaturan
suhu secara mandiri tanpa pemberitahuan
sebelumnya
Ajarkan cara menghindari kerusakan
jaringan akibat dingin.
Kompres hangat TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kontra indikasi kompres hangat
Identifikasi kondisi kulit yang akan dilakukan
kompres hangat
Periksa suhu alat kompres
Monitor iritasi kulit atau kerusakan jaringan
selama 5 menit pertama
Terapeutik
Pilih metode kompres yang nyaman dan
mudah didapat
Pilih lokasi kompres
Balut alat kompres hangat dengan kain
pelindung
Lakukan kompres hangat pada daerah yang
cedera
Hindari penggunaan kompres pada jaringan
yang terpapar terapi radiasi
Edukasi
Jelaskan prosedur penggunaan kompres
hangat
Anjurkan tidak menyesuaikan pengaturan
suhu secara mandiri tanpa pemberiathuan
sebelumnya
Ajarkan cara menghindari kerusakan
jaringan akibat panas
Manajemen Medikasi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi penggunaan obat sesuai resep
Identifikasi masa kadaluarsa obat
Identifikasi pengetahuan dan kemampuan
menjalani program pengobatan
Monitor keefektipan dan efek samping
pemberian obat
Monitor tanda dan gejala keracunan obat
Monitor darah serum (mis. Elektrolit,
protrombin) jika perlu
Monitor kepatuhan menjalani program
pengobatan
Terapeutik
Fasilitasi perubahan program pengobatan,
jika perlu
Sediakan sumber informasi program
pengobatan secara visual dan tertulis
Fasilitasi pasien dan keluarga melakukan
penyesuaian pola hidup akibat program
pengobatan
Edukasi
Ajarkan pasien dan keluarga mengelola obat
( dosis, penyimpanan,rute, waktu
pemberian.)
Ajarkan cara menangani dan mengurangi
efek samping, jika perlu
Anjurkan menghubungi petugas kesehatan
jika terjadi efek samping obat.
Manajemen Sedasi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi riwayat dan indikasi penggunaan
sedasi
Periksa alergi terhadap sedasi
Monitor tingkat kesadaran
Monitor tanda vital pasien
Monitor saturasi oksigen
Monitor irama jantung
Monitor efek samping obat-obatan
Terapeutik
Berikan informconsent
Sediakan peralatan resusitasi darurat
Pasang jalur IV
Berikan obat sesuai protokol dan prosedur
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemberian
sedasi
Jelaskan efek terapi dan efek samping
sedasi
Kolaborasi
Kolaborasi penentuan jenis dan metode
sedasi
Pemantauan Nyeri TINDAKAN
Obsaervasi
Identifikasi faktor pencetus dan pereda nyeri
Monitor Kwalitas nyeri ( mis. Teras tajam,
tumpul, diremas-remas, ditimpa beban
berat)
Monitor lokasi dan penyebaran nyeri
Monitor instensitas nyeri dengan
menggunakan skala
Monitor durasi dan frekwensi nyeri
Terapeutik
Atur interval waktu pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prsedur pemantauan
Informaasikan hasil pemantauan, jika perlu
Pemberian Obat Topikal TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan allergi, interaksi
dan kontra indikasi obat
Verifikasi order obat sesuai indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek lokal, sisitemik, dan
efeksamping obat
Terapeutik
lakukan prinsip 6 Benar (pasien, obat, dosis,
rute, waktu, dokumentasi)
Cuci tangan dan pasang sarung tangan
Jaga privasi pasien
bersihkan kulit
Oleskan obat topikal pada kulit atau selaput
lendir yang utuh (kecuali penggunaan obat
untuk lesi)
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan pemberian,
tindakan yang diharapkan, dan efeksamping
sebelum pemberian
Ajarkan pasien dan keluarga tentang cara
pemberian obat secara mandiri
Pemberian Obat Oral TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan allergi, interaksi
dan kontra indikasi obat
Verifikasi order obat sesuai indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek lokal, sisitemik, dan
efeksamping obat
Monitor resiko aspirasi, jika perlu
Terapeutik
lakukan prinsip 6 Benar (pasien, obat, dosis,
rute, waktu, dokumentasi)
Berikan obat oral sebelum makan atau
setelah makan, sesuai kebutuhan
Campurkan obat dengan sirup, jika perlu
Taruh obat sublingual dibawah lidah pasien
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan pemberian,
tindakan yang diharapkan, dan efeksamping
sebelum pemberian
Anjurkan tidak menelan obat sublingual
Anjurkan tidak makan dan minum hingga
seluruh obat sublingual larut
Ajarkan pasien dan keluarga tentang cara
pemberian obat secara mandiri
Pemberian Obat
TINDAKAN
Intravena
Observasi
Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi dan
kontra indikasi
Verifikasi order obat sesuai indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa obat
Monitor tanda vital dan laboratorium
sebelum pemberian obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek samping , toksisitas, dan
iteraksi obat
Terapeutik
Lakukan prinsip 6 Benar (pasien, obat,
dosis, rute, waktu, dokumentasi)
Pastikan ketepatan dan kepatenan kateter IV
Campurkan obat kedalam kantung , botol,
atau buret sesuai kebutuhan
Berikan obat IV dengan kecepatan yang
tepat
Tempelkan label keterangan nama obat dan
dosisi pada wadah cairan IV
Gunakan Mesin Infus pump untuk pemberian
obat secara kontinue, jika perlu
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan pemberian,
tindakan yang diharapkan, dan efeksamping
sebelum pemberian
Jelaskan faktor yang dapat meningkatkan
dan menurunkan efektifitas obat
Pengaturan Posisi TINDAKAN
Observasi
Monitor status oksigenisasi sebelum dan
sesudah mengubah posisi
Monitor alat traksi agar selalu tepat
Terapeutik
Tempatkan pada matras atau tempat tidur
terapeutik yang tepat
Tempatkan pada posisi terapeutik
tempatkan obyek yang sering digunakan
dalam jangkauan
Tempatkan bel atau lampu panggilan dalam
jangkauan
Sediakan matras yang kokoh
Atur posisi tidur yang disukai
Atur posisi untuk mengurangi sesak
Atur posisi yang meningkatkan drainase
Posisikan pada kesejajaran tubuh yang tepat
Imobilisasi dan topang bagian tubuh yang
cedera dengan tepat
Tinggikan bagian tubuh yang sakit dengan
tepat
Tinggikan anggota gerak 20 derajat atau
lebih diatas level jantung
Tinggikan tempat tidur bagian kepala
Berikan bantal yang tepat pada leher
Berikan topangan pada area edema
Posisikan untuk mempermudah ventilasi
Motivasi unutik melakukan ROM aktif atau
pasif
Motivasi terlibat dalam perubahan
posisi ,sesuai kebutuhan
Hindari menempatkan pada posisi yang
dapat meningkatkan nyeri
Hindari menempatkan stump amputasi pada
posisi fleksi
Hindari posisi yang menimbulkan
ketegangan pada luka
Minimalkan gesekan dan tarikan saat
mengubah posisi
Ubah posisi setiap 2 jam
Ubah posisi dengan teknik logroll
Pertahankan posisi dan integritas traksi
Jadwalkan secara tertulis untuk perubahan
posisi
Edukasi
Informasikan saat akan dilakukan perubahan
posisi
Ajarkan cara menggunakan postur yang baik
dan mekanik tubuh yang baik selama
melakukan perubahan posisi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian premedikasi sebelum
mengubah posisi, jika perlu
D.0
Nyeri Kronis 078
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Nyeri Dan Kenyamanan
Definisi
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan aktual atau fungsional
dengan onset mendadak atau lambat dan berintesitas ringan
hingga berat yang berlangsung lebih dari 3 buan
Penyebab
1. Kondisi muskuloskeletal kronis
2. Keruasakan sistem saraf
3. Penekanan saraf
4. Infiltrasi tumor
5. Ketidakseimbangan neurotransmiter,
neuromodulator, dan reseptor
L.08066 Definisi
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan
jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat
dan berintensitas ringan hingga berat dan konstan
Luaran Utama :
Tingkat Nyeri
Luaran Tambahan :
Kontrol Gejala
Kontrol Nyeri
Mobilitas Fisik
Status Kenyamanan
Pola Tidur
Tingkat Agitasi
Tingkat Ansietas
Tingkat Depresi
Tujuan
Kriteria Hasil
Cukup
Cukup Sedan Meningk
Menurun Meningk
Menurun g at
at
1 2 3 4 5
Kemampua
n
1 2 3 4 5
menuntask
an aktifitas
Cukup Cukup
Membur Sedan Membai
Membur Membai
uk g k
uk k
1 2 3 4 5
Frekuensi
1 2 3 4 5
nadi
Pola nafas 1 2 3 4 5
Tekanan
1 2 3 4 5
darah
Proses
1 2 3 4 5
berfikir
Fokus 1 2 3 4 5
Fungsi
1 2 3 4 5
berkemih
Perilaku 1 2 3 4 5
Nafsu
1 2 3 4 5
makan
Pola tidur 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
Intervensi Utama
Manajemen Nyeri TINDAKAN
Observasi
Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Identifikasi skala nyeri
Identifikasi respons nyeri non verbal
Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang
neri
Identifikasi pengruh budaya terhadap respons
nyeri
Identifikasi pengaruh nyeri pada kwalitas hidup
Monitor keberhasilan terapi komplementer yang
sudah diberikan
Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik
Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hipnosis,
akupuntur, terapi musik, biofeedback, terapi
pijat, aroma terapi, kompres hangat/dimgin)
Kontrol lingkungan yang memperberat nyeri
(mis. Suhu ruangan, pencahyaan, kebisingan)
Fasilitasi istirahat dan tidur
Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
Jelaskan strategis meredakan nyeri
Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
Ajarkan teknikj nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa neri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Pemberian Analgetik TINDAKAN
Observasi
Identifikasi karakterisitik nyeri ( mis. Pencetus,
pereda, kualitas, lokasi, intensitas, frekwensi,
durasi)
Identifikasi riwayat alergi obat
Identifikasi keseuaian jenis analgetik ( mis.
Narkotik, non narkotik, atau NSAID) dengan
tingkat keparahan nyeri
Monitor tand-tanda vital sebelum dan sesudah
pemberian analgetik
Monitor efektifitas analgetik
Terapeutik
Diskusikan jenis analgetik yang disukai untuk
mencapai analgesia optimal, jika perlu
Pertimbangkan penggunaan infus kontinue, atau
bolus opioid untuk mempertahankan kadar
dalam serum
Tetapkan target efektifitas analgesik untuk
mengoptimalkan respons pasien
Dokumentasikan respons terhadap efek
analgesik dan efek yang tidak diinginkan
Edukasi
Jelaskan efek terapi dan efek samping obat
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian dosis dan jenis analgetik
sesuai indikasi
Intervensi Pendukung
Aroma Terapi TINDAKAN
OBSERVASI
Identifikasi pilihan aroma yang disukai dan tidak
disukai
Identifikasi tingkat nyeri, stres, kecemasan, dan
alam perasaan sebelum dan sesudah
aromaterapi
Monitor ketidak nyamanan sebelum dan setekah
pemberian ( mis. Mual, pusing)
Monitor masalah yang terjadi saat pemberian
aroma terapi ( mis. Dermatitis kontak, asma)
Monitor tanda-tanda vital sebelum dan sesudah
aroma terapi
TERAPETIK
Pilih minyak esensial yang cocok sesuai indikasi
Lakukan uji kepekaan kulit dengan uji tempel
(patch test) dengan larutan 2% pada daerah
lipatan lengan atau lipatan belakang leher
berikan minyak esensial dengan metode yang
tepat ( mis. Inhalasi, pemijatan, mandi uap,
atau kompres)
EDUKASI
Ajarkan cara menyimpan minyak esensial
dengan tepat
Anjurkan menggunakan minyak esensial secara
bervariasi
Anjurkan menghindarkan kemasan minyak
esensial dari jangkauan anak-anak
KOLABORASI
Konsultasikan jenis dan dosis minyak esensial
yang tepat dan aman
Kompres Dingin TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kontraindikasi kompres dingin mis.
Penurunan sensasi, penurunan sirkulasi
Identifikasi kondisi kulit yang akan dilakukan
kompres dingin
Periksa suhu alat kompres
Monitor iritasi kulit atau kerusakan jaringa
selama 5 menit pertama
Terapeutik
Pilih metode kompresang nyaman dan mudah
didapat
Pilih lokasi kompres
Balut alat kompres dingin dengan kain
pelindung
Lakukan kompres dingin pada daerah yang
cedera
Hindari penggunaan kompres pada jaringan
yang terpapar terapi radiasi
Edukasi
Jelaskan prosedur penggunaan kompres dingin
Anjurkan tidak menyesuaikan pengaturan suhu
secara mandiri tanpa pemberitahuan
sebelumnya
Ajarkan cara menghindari kerusakan jaringan
akibat dingin.
Kompres hangat TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kontra indikasi kompres hangat
Identifikasi kondisi kulit yang akan dilakukan
kompres hangat
Periksa suhu alat kompres
Monitor iritasi kulit atau kerusakan jaringan
selama 5 menit pertama
Terapeutik
Pilih metode kompres yang nyaman dan mudah
didapat
Pilih lokasi kompres
Balut alat kompres hangat dengan kain
pelindung
Lakukan kompres hangat pada daerah yang
cedera
Hindari penggunaan kompres pada jaringan
yang terpapar terapi radiasi
Edukasi
Jelaskan prosedur penggunaan kompres hangat
Anjurkan tidak menyesuaikan pengaturan suhu
secara mandiri tanpa pemberiathuan
sebelumnya
Ajarkan cara menghindari kerusakan jaringan
akibat panas
Manajemen Medikasi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi penggunaan obat sesuai resep
Identifikasi masa kadaluarsa obat
Identifikasi pengetahuan dan kemampuan
menjalani program pengobatan
Monitor keefektipan dan efek samping
pemberian obat
Monitor tanda dan gejala keracunan obat
Monitor darah serum (mis. Elektrolit, protrombin)
jika perlu
Monitor kepatuhan menjalani program
pengobatan
Terapeutik
Fasilitasi perubahan program pengobatan, jika
perlu
Sediakan sumber informasi program
pengobatan secara visual dan tertulis
Fasilitasi pasien dan keluarga melakukan
penyesuaian pola hidup akibat program
pengobatan
Edukasi
Ajarkan pasien dan keluarga mengelola obat
( dosis, penyimpanan,rute, waktu pemberian.)
Ajarkan cara menangani dan mengurangi efek
samping, jika perlu
Anjurkan menghubungi petugas kesehatan jika
terjadi efek samping obat.
Manajemen Sedasi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi riwayat dan indikasi penggunaan
sedasi
Periksa alergi terhadap sedasi
Monitor tingkat kesadaran
Monitor tanda vital pasien
Monitor saturasi oksigen
Monitor irama jantung
Monitor efek samping obat-obatan
Terapeutik
Berikan informconsent
Sediakan peralatan resusitasi darurat
Pasang jalur IV
Berikan obat sesuai protokol dan prosedur
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemberian sedasi
Jelaskan efek terapi dan efek samping sedasi
Kolaborasi
Kolaborasi penentuan jenis dan metode sedasi
Pemantauan Nyeri TINDAKAN
Obsaervasi
Identifikasi faktor pencetus dan pereda nyeri
Monitor Kwalitas nyeri ( mis. Teras tajam,
tumpul, diremas-remas, ditimpa beban berat)
Monitor lokasi dan penyebaran nyeri
Monitor instensitas nyeri dengan menggunakan
skala
Monitor durasi dan frekwensi nyeri
Terapeutik
Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan
kondisi pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prsedur pemantauan
Informaasikan hasil pemantauan, jika perlu
Pemberian Obat Topikal TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan allergi, interaksi dan
kontra indikasi obat
Verifikasi order obat sesuai indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek lokal, sisitemik, dan efeksamping
obat
Terapeutik
lakukan prinsip 6 Benar (pasien, obat, dosis,
rute, waktu, dokumentasi)
Cuci tangan dan pasang sarung tangan
Jaga privasi pasien
bersihkan kulit
Oleskan obat topikal pada kulit atau selaput
lendir yang utuh (kecuali penggunaan obat
untuk lesi)
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan pemberian, tindakan
yang diharapkan, dan efeksamping sebelum
pemberian
Ajarkan pasien dan keluarga tentang cara
pemberian obat secara mandiri
Pemberian Obat Oral TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan allergi, interaksi dan
kontra indikasi obat
Verifikasi order obat sesuai indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek lokal, sisitemik, dan efeksamping
obat
Monitor resiko aspirasi, jika perlu
Terapeutik
lakukan prinsip 6 Benar (pasien, obat, dosis,
rute, waktu, dokumentasi)
Berikan obat oral sebelum makan atau setelah
makan, sesuai kebutuhan
Campurkan obat dengan sirup, jika perlu
Taruh obat sublingual dibawah lidah pasien
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan pemberian, tindakan
yang diharapkan, dan efeksamping sebelum
pemberian
Anjurkan tidak menelan obat sublingual
Anjurkan tidak makan dan minum hingga
seluruh obat sublingual larut
Ajarkan pasien dan keluarga tentang cara
pemberian obat secara mandiri
Pemberian Obat
TINDAKAN
Intravena
Observasi
Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi dan
kontra indikasi
Verifikasi order obat sesuai indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa obat
Monitor tanda vital dan laboratorium sebelum
pemberian obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek samping , toksisitas, dan iteraksi
obat
Terapeutik
Lakukan prinsip 6 Benar (pasien, obat, dosis,
rute, waktu, dokumentasi)
Pastikan ketepatan dan kepatenan kateter IV
Campurkan obat kedalam kantung , botol, atau
buret sesuai kebutuhan
Berikan obat IV dengan kecepatan yang tepat
Tempelkan label keterangan nama obat dan
dosisi pada wadah cairan IV
Gunakan Mesin Infus pump untuk pemberian
obat secara kontinue, jika perlu
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan pemberian, tindakan
yang diharapkan, dan efeksamping sebelum
pemberian
Jelaskan faktor yang dapat meningkatkan dan
menurunkan efektifitas obat
Pengaturan Posisi TINDAKAN
Observasi
Monitor status oksigenisasi sebelum dan
sesudah mengubah posisi
Monitor alat traksi agar selalu tepat
Terapeutik
Tempatkan pada matras atau tempat tidur
terapeutik yang tepat
Tempatkan pada posisi terapeutik
tempatkan obyek yang sering digunakan dalam
jangkauan
Tempatkan bel atau lampu panggilan dalam
jangkauan
Sediakan matras yang kokoh
Atur posisi tidur yang disukai
Atur posisi untuk mengurangi sesak
Atur posisi yang meningkatkan drainase
Posisikan pada kesejajaran tubuh yang tepat
Imobilisasi dan topang bagian tubuh yang
cedera dengan tepat
Tinggikan bagian tubuh yang sakit dengan tepat
Tinggikan anggota gerak 20 derajat atau lebih
diatas level jantung
Tinggikan tempat tidur bagian kepala
Berikan bantal yang tepat pada leher
Berikan topangan pada area edema
Posisikan untuk mempermudah ventilasi
Motivasi unutik melakukan ROM aktif atau pasif
Motivasi terlibat dalam perubahan posisi ,sesuai
kebutuhan
Hindari menempatkan pada posisi yang dapat
meningkatkan nyeri
Hindari menempatkan stump amputasi pada
posisi fleksi
Hindari posisi yang menimbulkan ketegangan
pada luka
Minimalkan gesekan dan tarikan saat mengubah
posisi
Ubah posisi setiap 2 jam
Ubah posisi dengan teknik logroll
Pertahankan posisi dan integritas traksi
Jadwalkan secara tertulis untuk perubahan
posisi
Edukasi
Informasikan saat akan dilakukan perubahan
posisi
Ajarkan cara menggunakan postur yang baik
dan mekanik tubuh yang baik selama
melakukan perubahan posisi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian premedikasi sebelum
mengubah posisi, jika perlu
D.
Nyeri Melahirkan 00
79
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Nyeri Dan Kenyamanan
Definisi
Pengalaman sensorik dan emosional yang bervariasi dari
menyenangkan sampai tidak menyenangkan
yang berhubungan dengan persalinan
Penyebab
1. Dilatasi serviks
2. Pengeluaran janin
GEJALA DAN TANDA MAYOR
SUBJEKTIF
1. Mengeluh nyeri
2. Perineum terasa tertekan
OBJEKTIF
10. Muntah
L.08066 Definisi
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset
mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat
dan konstan
Luaran Utama :
Tingkat Nyeri
Luaran Tambahan :
Kontrol Nyeri
Status Intrapartum
Status Kenyamanan
Tingkat Ansietas
Tingkat Pengetahuan
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Ekspektasi Menurun
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menur Seda Menin
Menur Menin
un ng gkat
un gkat
1 2 3 4 5
Kemamp
uan
menunta 1 2 3 4 5
skan
aktifitas
Cukup Cukup
Mening Seda Menur
Mening Menur
kat ng un
kat un
1 2 3 4 5
Keluhan
1 2 3 4 5
nyeri
Meringis 1 2 3 4 5
Sikap
1 2 3 4 5
protektif
Gelisah 1 2 3 4 5
Kesulitan
1 2 3 4 5
tidur
Menarik
1 2 3 4 5
diri
Berfokus
pada diri 1 2 3 4 5
sendiri
Diaforesi
1 2 3 4 5
s
Perasaan
depresi 1 2 3 4 5
(tertekan)
Perasaan
takut
mengala
1 2 3 4 5
mi
cedera
berulang
Anoreksi
1 2 3 4 5
a
Perineum
terasa 1 2 3 4 5
tertekan
Uterus
teraba
1 2 3 4 5
membula
t
Ketegang
1 2 3 4 5
an otot
Pupil
1 2 3 4 5
dilatasi
Muntah 1 2 3 4 5
Mual 1 2 3 4 5
Intervensi Utama
Manajemen Nyeri TINDAKAN
Observasi
Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Identifikasi skala nyeri
Identifikasi respons nyeri non verbal
Identifikasi faktor yang memperberat
dan memperingan nyeri
Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
tentang neri
Identifikasi pengruh budaya terhadap
respons nyeri
Identifikasi pengaruh nyeri pada
kwalitas hidup
Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah diberikan
Monitor efek samping penggunaan
analgetik
Terapeutik
Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,
hipnosis, akupuntur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat, aroma terapi,
kompres hangat/dimgin)
Kontrol lingkungan yang memperberat
nyeri (mis. Suhu ruangan, pencahyaan,
kebisingan)
Fasilitasi istirahat dan tidur
Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri
Edukasi
Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
Jelaskan strategis meredakan nyeri
Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
Anjurkan menggunakan analgetik
secara tepat
Ajarkan teknikj nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa neri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu
Pengaturan Posisi TINDAKAN
Observasi
Monitor status oksigenisasi sebelum
dan sesudah mengubah posisi
Monitor alat traksi agar selalu tepat
Terapeutik
Tempatkan pada matras atau tempat
tidur terapeutik yang tepat
Tempatkan pada posisi terapeutik
tempatkan obyek yang sering
digunakan dalam jangkauan
Tempatkan bel atau lampu panggilan
dalam jangkauan
Sediakan matras yang kokoh
Atur posisi tidur yang disukai
Atur posisi untuk mengurangi sesak
Atur posisi yang meningkatkan
drainase
Posisikan pada kesejajaran tubuh yang
tepat
Imobilisasi dan topang bagian tubuh
yang cedera dengan tepat
Tinggikan bagian tubuh yang sakit
dengan tepat
Tinggikan anggota gerak 20 derajat
atau lebih diatas level jantung
Tinggikan tempat tidur bagian kepala
Berikan bantal yang tepat pada leher
Berikan topangan pada area edema
Posisikan untuk mempermudah
ventilasi
Motivasi unutik melakukan ROM aktif
atau pasif
Motivasi terlibat dalam perubahan
posisi ,sesuai kebutuhan
Hindari menempatkan pada posisi yang
dapat meningkatkan nyeri
Hindari menempatkan stump amputasi
pada posisi fleksi
Hindari posisi yang menimbulkan
ketegangan pada luka
Minimalkan gesekan dan tarikan saat
mengubah posisi
Ubah posisi setiap 2 jam
Ubah posisi dengan teknik logroll
Pertahankan posisi dan integritas traksi
Jadwalkan secara tertulis untuk
perubahan posisi
Edukasi
Informasikan saat akan dilakukan
perubahan posisi
Ajarkan cara menggunakan postur
yang baik dan mekanik tubuh yang baik
selama melakukan perubahan posisi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian premedikasi
sebelum mengubah posisi, jika perlu
PERAWATAN PASCA SEKSIO Identifikasi riwayat kehamilan dan
SESARIA persalianan
Monitor tanda-tanda vital ibu
Monitor respon
fisiologis(mis.nyeri,perubahan
uterus,kepatenan jalan napas dan
lokia)
Monitor kondisi luka dan balutan
Diskusikan perasaan, pertanyaan dan
perhatian pasien terkait pembedahan
pindahkan pasien ke ruang rawat nifas
Motivasi mobilisasi dini 6 jam
Fasilitasi kontak kulit dengan bayi
Berikan dukungan menyusui yang
memeadai,jika memungkinkan
Informasaikan pada ibu dan keluarga
tentang kondisi ibu dan bayi
Ajarkan latihan ekstrenitas,perubahan
posisi,batuk dan nafas dalam
Anjurkan ibu cara menyusui,jika
memungkinkan
Anjurkan ibu mengkonsumsi nutrisi
TKTP
PERAWATAN PASCA
Monitor tanda-tanda vital
PERSALIANAN
Monitor keadaan lokia
( mis.warna,jumlah,bau dan bekuan)
Periksa perineum atau robekan
( kemerahan,edema,ekimosis,pengelua
ran,penyatuan jahitan)
Monitor nyeri
Monitor status pencernaan
Monitor tanda homan
Identifikasi kemampuan ibu merawat
bayi
Identifikasi adanya masalah adaptasi
psikologis ibu post partum
kosongkan kandung kemih sebelum
pemeriksaan
masase fundus sampai kontraksi
kuat,jika perlu
Dukung ibu untuk melakukan ambulasi
dini
Berikan kenyamanan pada ibu
Fasilitasi ibu berkemih secara normal
Fasilitasi ikatan tali kasih ibu dan bayi
secara optimal
Diskusiskan kebutuhan aktivitas dan
istirahat selama post partum
Diskusikan tentang perubahan fisik dan
psikologis ibu postpartum
Diskusikan seksualitas masa post
partum
Diskusiakn penggunaan alat
kontrasepsi
Jelaskan tnda bahaya nifas pada ibu
dan kelurga
Jelaskan pemeriksaan pada ibu dan
bayi secara rutin
Ajarkan cara perawatan perineum yang
tepat
Ajarkan ibu mengatasi nyeri secara non
farmakologis (mis.tehnik
diktrasi,imajinasi)
Rujuk ke konselor laktasi,jika perlu
infeksi insisi atau robekan
PERAWATAN PERINEUM
perineum(mis.episiotomi)
Fasilitasi dalam membersihkan
perineum
Pertahankan perinium tetap kering
berikan posisi nyaman
Berikan kompresi es,jika perlu
bersihkan area perineum secara teratur
berikan pembalut yang menyerap
cairan
ajarkan pasien dan keluarga
mengobservasi tanda abnormal pada
perineum(mis.infeksi,kemerahan,penge
luaran cairan yang abnormal)
Kolaborasi pembberian
antiinflamasi,jika perlu
Kolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu
D.00
Ansietas
80
Kategori : Psikologis
Subkategori : Intergritas Ego
Definisi
Kondisi emosi dan pengalaman subyektif individu terhadap obyek
yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi
bahaya yang memungkinkan individu melakukan tindakan untuk
menghadapi ancaman
Penyebab
1. Krisis situasional
2. Kebutuhan tidak terpenuhi
3. Krisis maturasional
4. Ancaman terhadap konsep diri
5. Ancaman terhadap kematian
6. Kekhawatiran mengalami kegagalan
7. Disfungsi sistem keluarga
8. Hubungan orang tua-anak tidak
memuaskan
9. Faktor keturunan (temperamen mudah
teragitasi sejak lahir)
10. Penyalahgunaan zat
11. Terpapar bahaya lingkungan (mis. toksin,
polutan, dan lain-lain)
12. Kurang terpapar informasi
GEJALA DAN TANDA MAYOR
SUBJEKTIF
1. Merasa bingung
2. Merasa khawatir dengan
akibat dari kondisi yang
dihadapi
3. Sulit berkonsentrasi
OBJEKTIF
1. Tampak gelisah
2. Tampak tegang
3. Sulit tidur
GEJALA DAN TANDA MINOR
SUBJEKTIF
1. Mengeluh pusing
2. Anoreksia
3. Palpitasi
4. Merasa tidak berdaya
OBJEKTIF
1. Frekuensi nafas meningkat
2. Frekuensi nadi meningkat
3. Tekanan darah meningkat
4. Diaforesis
5. Tremor
6. Muka tampak pucat
7. Suara bergetar
8. Kontak mata buruk
9. Sering berkemih
10. Berorientasi pada masa lalu
KONDISI KLINIS TERKAIT
1. Penyakit kronis progresif (mis. kanker
penyakit autoimun
2. Penyakit akut
3. Hospitalisasi
4. Rencana operasi
5. Kondisi diagnosis penyakit belum jelas
6. Penyakit neurologis
7. Tahap tumbuh kembang
L.09093 Definisi
Kondisi emosi dan pengalaman subyektif terhadap objek yang
tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang
memungkinkan individu melakukan tindakan menghadapi
ancaman
Luaran Utama :
Tingkat Ansietas
Luaran Tambahan :
Dukungan Sosial
Harga Diri
Kesadaran Diri
Proses Informasi
Status Kognitif
Tingkat Agitasi
Tingkat Pengetahuan
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Membaik
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Mening Seda Menur
Mening Menur
kat ng un
kat un
1 2 3 4 5
Verbalisa 1 2 3 4 5
si
kebingun
gan
Verbalisa
si
khawatir
akibat 1 2 3 4 5
kondis
yang
dihadapi
Perilaku
1 2 3 4 5
gelisah
Perilaku
1 2 3 4 5
tegang
Keluhan
1 2 3 4 5
pusing
Anoreksi
1 2 3 4 5
a
Palpitasi 1 2 3 4 5
Frekuensi
pernafas 1 2 3 4 5
an
Frekuensi
1 2 3 4 5
nadi
Tekanan
1 2 3 4 5
darah
Diaforesi
1 2 3 4 5
s
Tremor 1 2 3 4 5
Pucat 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Membu Seda Memb
Membu Memb
ruk ng aik
ruk aik
1 2 3 4 5
Konsentr 1 2 3 4 5
asi
Pola tidur 1 2 3 4 5
Perasaan
keberday 1 2 3 4 5
aan
Kontak
1 2 3 4 5
mata
Pola
1 2 3 4 5
berkemih
Orientasi 1 2 3 4 5
Intervensi
Utama
Reduksi Ansietas TINDAKAN
Observasi
Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
Monitor tand tanda ansietas
Terapeutik
Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan
kepercayaan
Temani pasien untuk mengurangi kecemasan
Pahami situasi yang membuat ansietas
Dengarkan dengan penuh perhatian
Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
Tempakan barang pribadi yang memberikan
kenyamanan
Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu
kecemasan
Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa
yang akan datang
Edukasi
Jelaskan prosedur termasuk sensasi yang akan
dialami
Informasikan secara faktual mengenai diagnosis
pengobatan dan prognosis
Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien
Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang
tepat
Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat anti ansietas
D.0
Berduka
081
Kategori : Psikologis
Subkategori : Intergritas Ego
Definisi
Respon psikososial yang ditunjukan oleh klien akibat
kehilangan (orang, obyek, fungsi, status, bagian tubuh atau
hubungan)
Penyebab
1. Kematian keluarga atau orang yang berarti
2. Antisipasi kematian keluarga atau orang
yang berarti
3. Kehilangan ( objek, pekerjaan, fungsi,
status, bagian tubuh, hubungan sosial)
4. Antisipasi kehilangan ( objek, pekerjaan,
fungsi, status, bagian tubuh, hubungan
sosial)
GEJALA DAN TANDA MAYOR
SUBJEKTIF
1. Merasa sedih
2. Merasa bersalah atau
menyalahkan orang lain
3. Tidak menerima
kehilangan
4. Merasa tidak ada harapan
OBJEKTIF
1. Menangis
2. Pola tidur berubah
3. Tidak mampu berkonsentrasi
GEJALA DAN TANDA MINOR
SUBJEKTIF
1. Mimpi buruk atau pola
mimpi berubah
2. Merasa tidak berguna
3. Fobia
OBJEKTIF
1. Marah
2. Tampak panik
3. Fungsi imunitas terganggu
KONDISI KLINIS TERKAIT
yang terdekat
2. Amputasi
3. Cedera medula spinalis
4. Kondisi kehilangan perinatal
5. Penyakit terminal (mis. kanker)
6. Putus hubungan kerja
L.09094 Definisi
Respon psikososial yang ditunjukan akibat kehilangan (orang,
objek, fungsi status bagian tubuh atau hubungan)
Luaran Utama :
Tingkat Berduka
Luaran Tambahan :
Dukungan Sosial
Harapan
Ketahanan Personal
Resolusi Berduka
Status Koping
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Membaik
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menur Seda Menin
Menur Menin
un ng gkat
un gkat
1 2 3 4 5
Verbalisa
si
menerim
1 2 3 4 5
a
kehilang
an
Verbalisa
si 1 2 3 4 5
harapan
Verbalisa
si
1 2 3 4 5
perasaan
berguna
Konsentr 1 2 3 4 5
asi
Imunitas 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Mening Seda Menur
Mening Menur
kat ng un
kat un
1 2 3 4 5
Verbalisa
si
1 2 3 4 5
perasaan
sedih
Verbalisa
si
1 2 3 4 5
perasaan
bersalah
Verbalisa
si
menyala
1 2 3 4 5
hkan
orang
lain
Verbalisa
si mimpi 1 2 3 4 5
buruk
Menangi
1 2 3 4 5
s
Fobia 1 2 3 4 5
Marah 1 2 3 4 5
Panik 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Membu Seda Memba
Membu Memba
ruk ng ik
ruk ik
1 2 3 4 5
Pola tidur 1 2 3 4 5
Intervensi Utama
Dukungan proses
TINDAKAN
berduka
Observasi
Identifikasi kehilangan yang dihadapi
Identifikasi proses duka yang dialami
Identifikasi sifat keterikatan pada benda
yang hilang atau orang meninggal
Identifikasi reaksi awal terhadap kehilangan
Terapeutik
Tunjukan sikap menerima dan empati
Motivasi agar mau mengungkapkan
perasaan kehilangan
Motivasi untuk menguatkan dukungan
keluarga atau orang terdekat
Fasilitasi melakukan kebiasaan sesuai
dengan budaya, agama dan norma sosial
Fasilitasi mengekprsikan perasaan dengan
cara yang nyaman
Diskusikan strategi koping yang dapat
digunakan
Edukasi
Jelaskan kepada pasien dan keluarga
bahwa sikap mengingkari, marah, tawar
menawar, depresi dan menerima adalah
wajar dalam menghadapi kehilangan
Anjurkan mengidentifikasi ketakutan terbesar
pada kehilangan
Ajarkan melewati proses berduka secara
bertahap
Dukungan Emosional Tindakan
OBSERVASI
Identifikasi fungsi marah, frustasi, dan amuk
bagi pasien
Identifikasi hal yang telah memicu emosi
TERAPEUTIK
Fasilitasi mengungkapkan perasaan cemas,
marah dan sedih
Buat pernyataan supportif atau empati
selama fase berduka
Lakukan sentuhan untuk memberikan
dukungan
Tetap bersama pasien dan pastikan
keamanan selama ansietas
Kurangi tuntutan berpikir saat sakit atau
lelah
EDUKASI
Jelaskan konsekuensi tidak menghadapi
rasa bersalah dan malu
Anjurkan mengungkapkan perasaan yang
dialami
Anjurkan mengungkapkan pengalaman
emosional sebelumnya dan pola respon
yang biasa digunakan
Ajarkan penggunaan mekanisme pertahanan
yang tepat
KOLABORASI
Rujuk untuk konseling
Intervensi Pendukung
Dukungan Keyakinan TINDAKAN
Observasi
D.0
Distres Spiritual
082
Kategori : Psikologis
Subkategori : Intergritas Ego
Definisi
Gangguan pada keyakinan atau sistem nilai berupa kesulitan
merasakan makna dan tujuan hidup melalui
hubungan dengan diri, orang lain, lingkungan atau Tuhan
Penyebab
1. Menjelang ajal
2. Kondisi penyakit kronis
3. Kematian orang terdekat
4. Perubahan pola hidup
5. Kesepian
6. Pengasingan diri
7. Pengasingan sosial
8. Gangguan sosio-kultural
3. Merasa bersalah
4. Merasa terasing
5. Menyatakan telah
diabaikan
OBJEKTIF
spiritual
L.09091 Definisi
Keyakinan atau sistem nilai berupa kemampuan merasakan makna
dan tujuan hidup melalui hubungan diri, orang lain lingkungan atau
tuhan
Luaran Utama :
Status Spiritual
Luaran Tambahan :
Harapan
Kesadaran Diri
Psikospiritual
Resolusi Berduka
Status Kenyamanan
Status Koping
Tingkat Depresi
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menur Seda Menin
Menur Menin
un ng gkat
un gkat
1 2 3 4 5
Verbalisa
si makna
dan 1 2 3 4 5
tujuan
hidup
Verbalisa
si
kepuasan
1 2 3 4 5
terhadap
makna
hidup
Verbalisa 1 2 3 4 5
si
perasaan
keberday
aan
Verbalisa
si
1 2 3 4 5
perasaan
tenang
Verbalisa
si
1 2 3 4 5
penerima
an
Verbalisa
si
percaya 1 2 3 4 5
pada
orang lain
Cukup Cukup
Mening Seda Menur
Mening Menur
kat ng un
kat un
1 2 3 4 5
Perilaku
marah
1 2 3 4 5
pada
tuhan
Verbalisa
si
1 2 3 4 5
perasaan
bersalah
Verbalisa
si
1 2 3 4 5
perasaan
asing
Verbalisa
si 1 2 3 4 5
perasaan
diabaikan
Verbalisa
si
menyalah 1 2 3 4 5
kan diri
sendiri
Mimpi
1 2 3 4 5
buruk
Perasaan
1 2 3 4 5
takut
Penghind
aran
aktivitas
tempat, 1 2 3 4 5
orang
terkait
trauma
Kewaspa
daan
1 2 3 4 5
berlebiha
n
Perilaku
merusak 1 2 3 4 5
diri
Cukup Cukup
Membu Seda Memb
Membu Memb
ruk ng aik
ruk aik
1 2 3 4 5
Kemamp
uan 1 2 3 4 5
beribadah
Interaksi 1 2 3 4 5
dengan
orang
terdekat/
pemimpin
spiritual
Koping 1 2 3 4 5
Memori 1 2 3 4 5
Interprest
asi 1 2 3 4 5
realitas
Intervensi Utama
Dukungan Pelaksanaan
TINDAKAN
ibadah
Observasi
Identifikasi kebutuhan pelaksanaan
ibadah sesuai agama yang dianut
Terapeutik
Sediakan sarana yang aman dan
nyaman untuk pelaksanaan ibadah
Fasilitasi konsultasi medis dan tokoh
agama terhadap prosedur khusus
Fasilitasi penggunaan ibadah sebagai
sumber koping
Fasilitasi kebutuhan diet sesuai
dengan agama yang dianut
Fasilitasi pemenuhan ritual pada
situasi khusus
Fasilitasi penuntunan ibadah oleh
keluarga dan atau rohaniawan
Kolaborasi
Konsultasi medis terkait pelaksanaan
ibadah yang memerlukan perhatian
(mis. Puasa)
Rujuk pada rohaniawan, konseling
profesi, dan kelompok pendukung
pada situasi spiritual dan ritual jika
sesuai
D.00
Gangguan Citra Tubuh 83
Kategori : Psikologis
Subkategori : Intergritas Ego
Definisi
Perubahan persepsi tentang penampilan, struktur dan
fungsi fisik individu
Penyebab
1. Perubahan struktur/bentuk tubuh (mis.
amputasi, trauma, luka bakar. Obesitas,
jerawat)
2. Perubahan fungsi tubuh ( mis. proses
penyakit, kehamilan, kelumpuhan)
3. Perubahan fungsi kognitif
4. Ketidaksesuaian budaya, keyakinan atau
sistem nilai
5. Transisi perkembangan
6. Gangguan psikososial
7. Efek tindakan/pengobatan (mis. pembedahan, kemoterapi,
terapi radiasi)
L.09067 Definisi
Presepsi tentang penampilan, struktur, dan fungsi fisik
individu
Luaran Utama :
Citra Tubuh
Luaran Tambahan :
Berat Badan
Harga Diri
Idetitas Diri
Identitas Seksual
Kesadaran Diri
Status Koping
Tingkat Agitasi
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Cuku
Cukup
Memb Sed p Memb
Memb
uruk ang Mem aik
uruk
baik
1 2 3 4 5
Melihat
bagian 1 2 3 4 5
tubuh
Menyentuh
bagian 1 2 3 4 5
tubuh
Verbalisasi
kecacatan 1 2 3 4 5
tubuh
Verbalisasi
kehilangan
1 2 3 4 5
bagian
tubuh
Cuku
Cukup
Memb Sed p Memb
Memb
uruk ang Mem aik
uruk
baik
1 2 3 4 5
Respon non
verbal pada
1 2 3 4 5
perubahan
tubuh
Hubungan
1 2 3 4 5
sosial
Intervensi Utama
Promosi Citra Tubuh TINDAKAN
Observasi
Identifikasi harapan citra tubuh berdasarkan
tahap perkembangan
Identifikasi budaya, agama, jenis kelamin, dan
umur terkait citra tubuh
Identifikasi perubahan citra tubuh yang
mengakibatkan isolasi sosial
Monitor frekwensi pernyataan kritik terhadap diri
sendiri
Monitor apakah pasien bisa melihat bagian
tubuh yang berubah
Terapeutik
Diskusikan perubahan tubuh dan funsinya
Diskusikan perbedaan penampilan fisik terhadap
harga diri
Diskusikan perubahan akibat pubertas
kehamilan dan penuaan
Diskusikan kondisi stres yang mempengaruhi
citra tubuh
Diskusikan Cara mengembangkan harapan citra
tubuh secara realistis
Diskusikan persepsi pasien dan keluarga
tentang perubahan citra tubuh
Edukasi
Jelaskan pada keluarga tentang perawatan
perubahan citra tubuh
Anjurkan mengungkapakan gambaran diri
terhadap citra tubuh
Anjurkan menggunakan alat bantu
D.0
Gangguan Identitas Diri
084
Kategori : Psikologis
Subkategori : Intergritas Ego
Definisi
Tidak mampu mempertahankan keutuhan persepsi terhadap
identitas diri
Penyebab
1. Gangguan peran sosial
2. Tidak terpenuhinya tugas perkembangan
3. Gangguan neurologis
terhadap diri
OBJEKTIF
1. Gangguan autistik
L.09070 Definisi
Kemampuan mempertahankan keutuhan persepsi terhadap
diri
Luaran Utama :
Identitas Diri
Luaran Tambahan :
Citra Tubuh
Identitas Seksual
Kesadaran Diri
Status Koping
Tujuan
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menur Seda Menin
Menur Menin
un ng gkat
un gkat
1 2 3 4 5
Perilaku
konsiste 1 2 3 4 5
n
Hubunga
n yang 1 2 3 4 5
efektif
Stategi
koping 1 2 3 4 5
efektif
Penampil
an peran 1 2 3 4 5
efektif
Cukup Cukup
Mening Seda Menur
Mening Menur
kat ng un
kat un
1 2 3 4 5
Perasaa 1 2 3 4 5
n
fluktuatif
terhadap
diri
Kebingun
gan
dengan 1 2 3 4 5
nilai-nilai
budaya
Kebingun
gan
dengan 1 2 3 4 5
tujuan
hidup
Kebingun
gan
dengan 1 2 3 4 5
jenis
kelamin
Kebingun
gan
dengan 1 2 3 4 5
nila-nilai
ideal
Cukup Cukup
Membu Seda Memba
Membu Memba
ruk ng ik
ruk ik
1 2 3 4 5
Persepsi
terhadap 1 2 3 4 5
diri
Intervensi Utama
Orientasi Realita TINDAKAN
Observasi
Monitor perubahan orientasi
Monitor perubahan kognitif dan
perilaku
Terapeutik
Perkenalkan nama saat
memulai interaksi
Orientasikan orang tempat dan
waktu
Hadirkan realita
Sediakan lingkungan dan
rutinitas secara konsisten
Atur stimulus sensorik dan
lingkungan
Gunakan simbol dalam
mengorientasikan lingkungan
Libatkan dalam terapi kelompok
orientasi
Berikan waktu istirahat tidur
yang cukup
Fasilitasi akses informasi`
Edukasi
Anjurkan perawatan diri secafra
mandiri
Anjurkan penggunaan alat
bantu
Ajarkan keluarga dalam
perawatn orientasi realita
Promosi Koping TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kegiatan jangka
pendek dan panjang sesuai
tujuan
Identifikasi kemampuan yang
dimiliki
Identifikasi sumber daya yang
tersedia
Identifikasi pemahaman proses
penyakit
Identifikasi dampak situasi
terhadap peran dan hubungan
Identifikasi metode
penyelesaian masalah
Identifikasi kebutuhan dan
keinginan terhadap dukungan
sosial
Terapeutik
Diskusikan perubahan peran
yang dialami
Gunakan pendekatan yang
tenang dan meyakinkan
Diskusikan alasan mengkritik
diri sendiri
Diskusikan resiko yang
menimbulkan bahaya pada diri
sendir
Fasilitasi dalam memperoleh
informasi yang dibutuhkan
Berikan pilihan realistis
mengenai aspek tertentu dalam
perawatan
Hindari mengambil keputusan
saat pasien dibawah tekanan
Dampingi saat berduka
Dukung mekanisme pertahanan
yang tepat
Kurangi rangsang lingkungan
yang mengancam
Edukasi
Anjurkan menjalin hubungan
yang memiliki kepentingan
tujuan yang sama
Anjurkan keluarga terlibat
Ajarkan cara memecahkan
masalah secara konstruktif
Latih mengembangkan
penialaian obyektif
D.
Gangguan Persepsi Sensori 00
85
Kategori : Psikologis
Subkategori : Intergritas Ego
Definisi
Perubahan persepsi terhadap stimulus baik internal maupun
eksternal yang disertai dengan respons yang berkurang,
berlebihan, atau terdistori
Penyebab
1. Gangguan penglihatan
2. Gangguan pendengaran
3. Gangguan penghiduan
4. Gangguan perabaan
5. Hipoksia serebral
6. Penyalahgunaan zat
7. Usia lanjut
pengecapan
OBJEKTIF
1. Distorsi sensori
1. Meyendiri
2. Melamun
3. Konsentrasi buruk
4. Disorientasi waktu, tempat,
orang atau situasi
5. Curiga
6. Melihat ke satu arah
7. Mondar mandir
8. Bicara sendiri
FAKTOR RESIKO
1. Gloukoma
2. Katarak
3. Gangguan refraksi (miopia, hiperopia,
astigmatisma, presbiopia)
4. Trauma okuler
5. Trauma pada saraf kranialis II, III, IV,
dan VI akibat stroke, aneurisma-
intrakranial, trauma/tumor otak
6. Sering kali mencari penengasan
KONDISI KLINIS TERKAIT
1. Cendera traumatis
2. Pembedahan
3. Kehamilan
4. Stroke
5. Penyalahgunaan zat
6. Demensia
7. Penyakit kronis
8. Pengalaman tidak menyenangkan
L.09083 Definisi
Persepsi realitas terhadap stimulus baik internal maupul
eksternal
Luaran Utama :
Persepsi Sensori
Luaran Tambahan :
Fungsi Sensori
Orientasi Kognitif
Proses Informasi
Status Neurologi
Status Orientasi
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Ekspektasi Membaik
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menuru Seda Mening
Menur Mening
n ng kat
un kat
1 2 3 4 5
Verbalis
asi
menden 1 2 3 4 5
gan
bisikan
Verbalis
asi
melihat 1 2 3 4 5
bayanga
n
Verbalis
asi
merasak
an
sesuatu 1 2 3 4 5
melalui
indra
perabaa
n
Verbalis
asi
merasak
an
sesuatu 1 2 3 4 5
melalui
indra
pencium
an
Verbalis 1 2 3 4 5
asi
merasak
an
sesuatu
melalui
indra
pengeca
pan
Distori
1 2 3 4 5
sensori
Perilaku
1 2 3 4 5
sensori
Perilaku
halusina 1 2 3 4 5
si
Menarik
1 2 3 4 5
diri
Melamu
1 2 3 4 5
n
Curiga 1 2 3 4 5
Modar-
1 2 3 4 5
mandir
Cukup Cukup
Membu Seda Memba
Membu Memba
ruk ng ik
ruk ik
1 2 3 4 5
Respon
sesuai 1 2 3 4 5
stimulus
Konsentr
1 2 3 4 5
asi
Orientasi 1 2 3 4 5
Intervensi Utama
Manajemen Halusinasi TINDAKAN
Observasi
Monitor perilaku yang megindikasi halusinasi
Monitor dan sesuaikan tingkat aktivitas dan
stimulasi lingkungan
Monitor isi halusinasi
Terapeutik
Pertahankan lingkungan yang aman
Lakukan tindakan keselamatan ketika tidak
dapat mengontrol perilaku
Diskusikan perasaaan dan respon terhadap
halusinasi
Hindari perdebatan tentang validitas halusinasi
Edukasi
Anjurkan memonitor sendiri situasi terjadinya
halusinasi
Anjurkan bicara pada orang yang dipercaya
untuk memberi dukungan dan umpan balik
korektif terhadap halusinasi
Anjurkan melakukan distraksi
Anjurkan pasien dan keluarga cafra mengontrol
halusinasi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat antipsikotik dan anti
ansietas
D.0
Harga Diri Rendah Kronis
086
Kategori : Psikologis
Subkategori : Intergritas Ego
Definisi
Evaluasi atau perasaan negative terhadap diri sendiri atau
kemampuan pasien sebagai respons terhadap situasi saat ini
Penyebab
1. Perubahan pada citra tubuh
2. Perubahan peran sosial
3. Ketidakadekuatan pemahaman
4. Perilaku tidak konsisten dengan nilai
5. Kegagalan hidup berulang
6. Riwayat kehilangan
7. Riwayat penolakan
8. Transisi perkembangan
GEJALA DAN TANDA MAYOR
SUBJEKTIF
1. Menilai diri negatif (mis.
tidak berguna, tidak
tertolong)
2. Merasa malu/bersalah
3. Melebih-lebihkan penilai
an negatif tentang diri
sendiri
1. Cedera traumatis
2 Pembedahan
3. Kehamilan
4. Kondisi baru terdiagnosis (mis.
diabetes melitus)
5. Stroke
6. Penyalahgunaan zat
7. Demensia
8. Pengalaman tidak menyenangkan
9. Sering kali mencari penegasan
KONDISI KLINIS TERKAIT
1. Cedera traumatis
2 Pembedahan
3. Kehamilan
4. Stroke
5. Penyalahgunaan zat
6. Demensia
7. Penyakit kronis
8. Pengalaman tidak menyenangkan
L.09069 Definisi
Perasaan positif terhadap diri sendiri atau kemampuan
sebagai respon terhadap situasi saat ini
Luaran Utama :
Harga Diri
Luaran Tambahan :
Adaptasi Disabilitas
Fungsi Keluarga
Identitas Seksual
Kesadaran Diri
Ketahanan Keluarga
Ketahanan Personal
Resolusi Berduka
Tingkat Depresi
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menur Sed Menin
Menur Menin
un ang gkat
un gkat
1 2 3 4 5
Penilaian
1 2 3 4 5
diri positif
Perasaan
memiliki
kelebihan
1 2 3 4 5
atau
kemampua
n positif
Penerimaa
n penilaian
positif 1 2 3 4 5
terhadap
diri sendiri
Minat 1 2 3 4 5
mencoba
hal baru
Berjalan
menampak
1 2 3 4 5
kaan
wajah
Konsentra
1 2 3 4 5
si
Tidur 1 2 3 4 5
Kontak
1 2 3 4 5
mata
Gairah
1 2 3 4 5
aktifitas
Aktif 1 2 3 4 5
Percaya
diri 1 2 3 4 5
berbicara
Perilaku
1 2 3 4 5
asertif
Kemampu
an
1 2 3 4 5
membuat
keputusan
Cukup Cukup
Menin Sed Menur
Menin Menur
gkat ang un
gkat un
1 2 3 4 5
Perasaan
1 2 3 4 5
malu
Perasaan
1 2 3 4 5
bersalah
Perasaan 1 2 3 4 5
tidak
mampu
melakukan
apapun
Meremehk
an
kemampua
1 2 3 4 5
n
mengatasi
masalah
Ketergantu
ngan pada
penguatan 1 2 3 4 5
sacara
berlebihan
Pencarian
penguatan
1 2 3 4 5
secara
berlebihan
Intervensi Utama
Manajemen
TINDAKAN
perilaku
Observasi
Identifikasi harapan untuk mengendalikan perilaku
Terapeutik
Diskusikan tanggung jawab terhadap perilaku
Jadwalkan kegiatan terstruktur
Ciptakan dan pertahankan lingkungan dan
kegiatan perawatan konsisten setiap dinas
Tingkatkan aktivitas fisik sesuai kemampuan
Batasi jumlah pengunjung
Bicara dengan nada rendah dan tenang
Lakukan kegiatan pengalihan terhadap sumber
agitasi
Cegah perilaku pasif dan agresif
Lakukan pengekangan fisik sesuai indikasi
Hindari sikap mengancam dan berdebat
Edukasi
Informasikan keluarga bahwa keluarga sebagai
dasar pembentukan kognitif
Promosi Haga Diri TINDAKAN
Observasi
Identifikasi budaya agama, ras, jenis kelamin, usia
terhadap harga diri
Monitor verbalisasi yang merendahkan diri sendiri
Monitor tingkat harga diri setiap waktu
Terapeutik
Motivasi terlibat dalam verbalisasi positif untuk diri
sendiri
Motivasi menerima tantangan atau hal baru
Diskusikan pernyataan tentang harga diri
Diskusikan kepercayaan terhadap penilaian diri
Diskusikan persepsi negaive diri
Berikan umpan balik positiv
Edukasi
Jelaskan kepada keluarga pentingnya dukungan
dalam perkembangan konsep positif diri pasien
Anjurkan mengevaluasi perilaku
D.
Harga Diri Rendah Situasional 00
87
Kategori : Psikologis
Subkategori : Intergritas Ego
Definisi
Evaluasi atau perasaan negative terhadap diri sendiri atau
kemampuan pasien sebagai respons terhadap situasi saat ini
Penyebab
1. Perubahan pada citra tubuh
2. Perubahan peran sosial
3. Ketidakadekuatan pemahaman
4. Perilaku tidak konsisten dengan nilai
5. Kegagalan hidup berulang
6. Riwayat kehilangan
7. Riwayat penolakan
8. Transisi perkembangan
GEJALA DAN TANDA MAYOR
SUBJEKTIF
1. Menilai diri negatif (mis.
tidak berguna, tidak
tertolong)
2. Merasa malu/bersalah
3. Melebih-lebihkan penilai
an negatif tentang diri
sendiri
1. Cedera traumatis
2 Pembedahan
3. Kehamilan
4. Kondisi baru terdiagnosis (mis.
diabetes melitus)
5. Stroke
6. Penyalahgunaan zat
7. Demensia
8. Pengalaman tidak menyenangkan
9. Sering kali mencari penegasan
KONDISI KLINIS TERKAIT
1. Cedera traumatis
2 Pembedahan
3. Kehamilan
4. Stroke
5. Penyalahgunaan zat
6. Demensia
7. Penyakit kronis
8. Pengalaman tidak menyenangkan
L.09069 Definisi
Perasaan positif terhadap diri sendiri atau kemampuan
sebagai respon terhadap situasi saat ini
Luaran Utama :
Harga Diri
Luaran Tambahan :
Adaptasi Disabilitas
Fungsi Keluarga
Identitas Seksual
Kesadaran Diri
Ketahanan Keluarga
Ketahanan Personal
Resolusi Berduka
Tingkat Depresi
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menur Sed Menin
Menur Menin
un ang gkat
un gkat
1 2 3 4 5
Penilaian
1 2 3 4 5
diri positif
Perasaan
memiliki
kelebihan
1 2 3 4 5
atau
kemampua
n positif
Penerimaa
n penilaian
positif 1 2 3 4 5
terhadap
diri sendiri
Minat 1 2 3 4 5
mencoba
hal baru
Berjalan
menampak
1 2 3 4 5
kaan
wajah
Konsentra
1 2 3 4 5
si
Tidur 1 2 3 4 5
Kontak
1 2 3 4 5
mata
Gairah
1 2 3 4 5
aktifitas
Aktif 1 2 3 4 5
Percaya
diri 1 2 3 4 5
berbicara
Perilaku
1 2 3 4 5
asertif
Kemampu
an
1 2 3 4 5
membuat
keputusan
Cukup Cukup
Menin Sed Menur
Menin Menur
gkat ang un
gkat un
1 2 3 4 5
Perasaan
1 2 3 4 5
malu
Perasaan
1 2 3 4 5
bersalah
Perasaan 1 2 3 4 5
tidak
mampu
melakukan
apapun
Meremehk
an
kemampua
1 2 3 4 5
n
mengatasi
masalah
Ketergantu
ngan pada
penguatan 1 2 3 4 5
sacara
berlebihan
Pencarian
penguatan
1 2 3 4 5
secara
berlebihan
Intervensi Utama
Manajemen perilaku TINDAKAN
Observasi
Identifikasi harapan untuk mengendalikan
perilaku
Terapeutik
Diskusikan tanggung jawab terhadap
perilaku
Jadwalkan kegiatan terstruktur
Ciptakan dan pertahankan lingkungan dan
kegiatan perawatan konsisten setiap dinas
Tingkatkan aktivitas fisik sesuai
kemampuan
Batasi jumlah pengunjung
Bicara dengan nada rendah dan tenang
Lakukan kegiatan pengalihan terhadap
sumber agitasi
Cegah perilaku pasif dan agresif
Lakukan pengekangan fisik sesuai indikasi
Hindari sikap mengancam dan berdebat
Edukasi
Informasikan keluarga bahwa keluarga
sebagai dasar pembentukan kognitif
Promosi Haga Diri TINDAKAN
Observasi
Identifikasi budaya agama, ras, jenis
kelamin, usia terhadap harga diri
Monitor verbalisasi yang merendahkan diri
sendiri
Monitor tingkat harga diri setiap waktu
Terapeutik
Motivasi terlibat dalam verbalisasi positif
untuk diri sendiri
Motivasi menerima tantangan atau hal baru
Diskusikan pernyataan tentang harga diri
Diskusikan kepercayaan terhadap penilaian
diri
Diskusikan persepsi negaive diri
Berikan umpan balik positiv
Edukasi
Jelaskan kepada keluarga pentingnya
dukungan dalam perkembangan konsep
positif diri pasien
Anjurkan mengevaluasi perilaku
D.008
Keputusasaan
8
Kategori : Psikologis
Subkategori : Intergritas Ego
Definisi
Kondisi Individu yang memandang adanya keterbatasan atau tidak
tersedianya alternatif pemecahan pada masalah yang dihadapi
Penyebab
1. Stres jangka panjang
2. Penurunan kondisi fisiologis
3. Kehilangan kepercayaan pada kekuatan
Spiritual
4. Kehilangan kepercayaan pada nilai-nilai
Penting
5. Pembatasan aktivitas jangka panjang
6. Pengasingan
GEJALA DAN TANDA MAYOR
SUBJEKTIF
1. Mengungkapkan
Keputusasaan
OBJEKTIF
1. Berperilaku pasif
GEJALA DAN TANDA MINOR
SUBJEKTIF
1. Sulit tidur
2. Selera makan menurun
OBJEKTIF
1. Afek datar
2. Kurang inisiatif
3. Meninggalkan lawan bicara
4. Kurang terlibat dalam aktivitas perawatan
5. Mengangkat bahu sebagai respon pada lawan bicara
KONDISI KLINIS TERKAIT
1. Penyakit kronis
2. Penyakit terminal
3. Penyakit yang tidak dapat disembuhkan
L.09068 Definisi
Ketersediaan alternatif pemecahan pada masalah yang
dihadapi
Luaran Utama :
Harapan
Luaran Tambahan :
Ketahanan Personal
Motivasi
Penerimaan
Status Kenyamanan
Tingkat Depresi
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menur Seda Menin
Menur Menin
un ng gkat
un gkat
1 2 3 4 5
Keterlibat
an dalam
aktifitas 1 2 3 4 5
perawata
n
Selera
1 2 3 4 5
makan
Inisiatif 1 2 3 4 5
Minat
komunika 1 2 3 4 5
si verbal
Cukup Cukup
Mening Seda Menur
Mening Menur
kat ng un
kat un
1 2 3 4 5
Verbalisa
si
1 2 3 4 5
keputusa
saan
Perilaku
1 2 3 4 5
pasif
Afek
1 2 3 4 5
datar
Mengang
kat bahu
1 2 3 4 5
saat
bicara
Cukup Cukup
Membu Seda Memb
Membu Memb
ruk ng aik
ruk aik
1 2 3 4 5
Pola tidur 1 2 3 4 5
Intervensi Utama
Dukungan
Tindakan
Emosional
OBSERVASI
Identifikasi fungsi marah, frustasi, dan amuk bagi
pasien
Identifikasi hal yang telah memicu emosi
TERAPEUTIK
Fasilitasi mengungkapkan perasaan cemas,
marah dan sedih
Buat pernyataan supportif atau empati selama
fase berduka
Lakukan sentuhan untuk memberikan dukungan
Tetap bersama pasien dan pastikan keamanan
selama ansietas
Kurangi tuntutan berpikir saat sakit atau lelah
EDUKASI
Jelaskan konsekuensi tidak menghadapi rasa
bersalah dan malu
Anjurkan mengungkapkan perasaan yang dialami
Anjurkan mengungkapkan pengalaman
emosional sebelumnya dan pola respon yang
biasa digunakan
Ajarkan penggunaan mekanisme pertahanan
yang tepat
KOLABORASI
Rujuk untuk konseling
D.00
Kesiapan Peningkatan Konsep Diri
89
Kategori : Psikologis
Definisi
Pola persepsi diri yang cukup untuk merasa sejahtera
dan dapat di tingkatkan
GEJALA DAN TANDA MAYOR
SUBJEKTIF
1. Mengekpresikan keingin
an untuk meningkatkan
konsep diri
2. Mengekspresikan kepuas
an dengan diri, harga diri,
penampilan peran, citra
tubuh dan identitas
pribadi
L.09076 Definisi
Keinginan internal individu untuk melakukan tindakan/ perilaku
positif
Luaran Utama :
Konsep Diri
Luaran Tambahan :
Citra Tubuh
Harga Diri
Identitas Diri
Penampilan Peran
Tingkat Pengetahuan
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menur Seda Mening
Menur Mening
un ng kat
un kat
1 2 3 4 5
Pikiran
berfokus
1 2 3 4 5
masa
depan
Upaya
menyusu
1 2 3 4 5
n rencana
tindakan
Upaya
mencari
sumber
1 2 3 4 5
sesuai
kebutuha
n
Upaya
mencari
dukungan
1 2 3 4 5
sesuai
kebutuha
n
Perilaku
bertujuan 1 2 3 4 5
inisiatif
Harga diri
1 2 3 4 5
positif
Keyakina 1 2 3 4 5
n Positif
Berani
mencari
1 2 3 4 5
pengalam
an baru
Penyeles
aian 1 2 3 4 5
tugas
Pengambi
lan
1 2 3 4 5
kesempat
an
Bertangg
ung 1 2 3 4 5
jawab
Intervensi Utama
Promosi Haga Diri TINDAKAN
Observasi
Identifikasi budaya agama, ras, jenis kelamin,
usia terhadap harga diri
Monitor verbalisasi yang merendahkan diri
sendiri
Monitor tingkat harga diri setiap waktu
Terapeutik
Motivasi terlibat dalam verbalisasi positif untuk
diri sendiri
Motivasi menerima tantangan atau hal baru
Diskusikan pernyataan tentang harga diri
Diskusikan kepercayaan terhadap penilaian diri
Diskusikan persepsi negaive diri
Berikan umpan balik positiv
Edukasi
Jelaskan kepada keluarga pentingnya dukungan
dalam perkembangan konsep positif diri pasien
Anjurkan mengevaluasi perilaku
L.09088 Definisi
Kondisi kesejahteraan fisik, mental dan sosial
keluarga
Luaran Utama :
Status Koping Keluarga
Luaran Tambahan :
Fungsi Keluarga
Ketahanan Keluarga
Tingkat Ansietas
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menur Sed Menin
Menur Menin
un ang gkat
un gkat
1 2 3 4 5
Kesehatan
fisik
1 2 3 4 5
anggota
keluarga
Kesehatan
mental
1 2 3 4 5
anggota
keluarga
Aktifitas
fisik
1 2 3 4 5
anggota
keluarga
Imunisasi
anggota 1 2 3 4 5
keluarga
Perkemban
gan
psikososial 1 2 3 4 5
anggota
keluarga
Penyesuain
terhadap 1 2 3 4 5
disabilitas
Pengawasa
n
1 2 3 4 5
perawatan
anak
Pengawasa
n
perawatan 1 2 3 4 5
kesehatan
dewasa
Akses
fasilitas 1 2 3 4 5
kesehatan
Skrining
kesehatan
anggota 1 2 3 4 5
keluarga
sesuai usia
Kunjungan
anggota
1 2 3 4 5
keluarga ke
sekolah
Prestasi
sekolah
1 2 3 4 5
anggota
keluarga
Pekerjaan
1 2 3 4 5
orang tua
Perumahan
yang 1 2 3 4 5
sesuai
Suplai
makanan 1 2 3 4 5
bernutrisi
Sumber
1 2 3 4 5
keuangan
Sumber
perawatan 1 2 3 4 5
kesehatan
Sumber
pelayanan 1 2 3 4 5
sosial
Cukup Cukup
Menin Sed Menur
Menin Menur
gkat ang un
gkat un
1 2 3 4 5
Kejadian
infeksi
1 2 3 4 5
anggota
keluarga
Kekerasan
rumah 1 2 3 4 5
tangga
Penganiay
1 2 3 4 5
aan fisik
Penganiay
aan 1 2 3 4 5
psikologis
Penyalahg 1 2 3 4 5
unaan zat
Penyalahg
unaan 1 2 3 4 5
merokok
Kecanduan
1 2 3 4 5
judi
Intervensi Utama
Dukungan Koping
TINDAKAN
Keluarga
Observasi
Identifikasi respons emosional terhadap
kondisi saat ini
Identifikasi beban prognosis secara
psikologis
Identifikasi pemahaman tentang keputusan
perawatan setelah pulang
Identifikasi kesesuaian antara harapan
pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan
Terapeutik
Dengarkan masalah, perasan, dan
pertanyaan keluarga
Terima nilai-nilai keluarga dengan cara
yang tidak menghakimi
Diskusikan rencana medis dan
keperawatan
Fasilitasi pengungkapan perasaan antara
pasien dan keluarga atau antara anggota
keluarga
Fasilitasi pengambilan keputusan dalam
merencanakan perawatan jangka panjang
Fasilitasi anggota keluarga dalam
mengidentifikasi dan menyelesaikan konflik
nilai
Fasilitasi pemenuhan kebutuhan dasar
keluarga
Fasilitasi anggota keluarga melalui proses
kematian dan berduka
Fasilitasi memperoleh pengetahuan,
keterampilan dan peralatan yang
diperlukan untuk mempertahankan
keputusan perawatan pasien
Bersikap sebagai pengganti keluarga untuk
menenangkan pasien dan atau jika
keluarga tidak dapat memberikan
perawatan
Hargai dan dukung mekanisme koping
adaftip yang digunakan
Berikan kesempatan berkunjung bagi
anggota keluarga
Edukasi
Informasikan kemajuan pasien secara
berkala
Informasikan fasilitas perawatan kesehatan
yang tersedia
Kolaborasi
Rujuk untuk terapi keluarga
D.0
Kesiapan Peningkatan Koping Komunitas 091
Kategori : Psikologis
Subkategori : Intergritas Ego
Definisi
Pola adaptasi dan penyelesaian masalah komunitas yang
memuaskan untuk memenuhi tuntutan atau kebutuhan
masyarakat, serta dapat
ditingkatkan untuk penatalaksanaan masalah saat ini dan
mendatang
GEJALA DAN TANDA MAYOR
SUBJEKTIF
1. Perencanaan aktif oleh komunitas mengenai predik si stressor
2. Pemecahan masalah aktif oleh komunitas saat menghadapi
masalah
OBJEKTIF
1. Terdapat sumber-sumber daya yang adekuat untuk mengatasi
stressor
GEJALA DAN TANDA MINOR
SUBJEKTIF
1. Bersepakat bahwa komunitas bertanggung jawab terhadap
penatalaksanaan stres
L.09088 Definisi
Kondisi kesejahteraan fisik, mental dan sosial
komunitas
Luaran Utama :
Status Koping Keluarga
Luaran Tambahan :
Ketahanan Komunitas
Status Kesehatan Komunitas
Tingkat Pengetahuan
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menur Sed Menin
Menur Menin
un ang gkat
un gkat
1 2 3 4 5
Ketersedia
an program
1 2 3 4 5
promosi
kesehatan
Ketersedia
an program
1 2 3 4 5
proteksi
kesehatan
Partisispasi
dalam
program 1 2 3 4 5
kesehatan
komunitas
Keikutserta
an
asuransi/ 1 2 3 4 5
jaminan
kesehatan
Kepatuhan
terhadap
standar 1 2 3 4 5
kesehatan
lingkungan
Sistem 1 2 3 4 5
surveilans
kesehatan
Pemantaua
n standar
1 2 3 4 5
kesehatan
komunitas
Cukup Cukup
Menin Sed Menur
Menin Menur
gkat ang un
gkat un
1 2 3 4 5
Angka
1 2 3 4 5
mortalitas
Angka
1 2 3 4 5
mordibitas
Angka
gangguan
1 2 3 4 5
kesehatan
mental
Prevalensi
1 2 3 4 5
penyakit
Angka
penyalahg 1 2 3 4 5
unaan zat
Angka
penyalahg
1 2 3 4 5
unaan
alkohol
Angka
kebiasaan 1 2 3 4 5
merokok
Angka
penyakit 1 2 3 4 5
menular
seksual
Angka
kelahiran 1 2 3 4 5
preterm
Angka
berat
1 2 3 4 5
badan lahir
rendah
Angka
kejadian 1 2 3 4 5
cedera
Angka
1 2 3 4 5
kriminalitas
Intervensi Utama
Dukungan
TINDAKAN
Kelompok
Observasi
Identifikasi masalah yang sebenarnya
Identifiikasi kelompok yang memilik masalah sama
Identifikasi hambatan menghadiri sesi kelompok
Identifikasi aturan dan norma yang perlu di
identifikasi
Terapeutik
Siapkan lingkungan terapeutik dan rileks
Bentuk kelompok dengan pengalaman dan
masalah yang sama
Buat aturan dan norma dalam kelompok
Bangun rasa tanggung jawab dalam kelompok
Edukasi
Anjurkan anggota mendengar dan memberi
dukungan saat diskusi
Anjurkan bersikap jujur
Anjurkan menyampaikan aspirasi secara santun
Ajarkan relaksasi pada tiap sesi
D.0
09
Ketidakberdayaan 2
Kategori : Psikologis
Subkategori : Intergritas Ego
Definisi
Persepsi bahwa tindakan seseorang tidak akan
mempengaruhi hasil secara signifikan, persepsi kurang
kontrol pada situasi saat ini atau yang akan datang
Penyebab
1. Program perawatan/pengobatan yang
kompleks atau jangka panjang
2. Lingkungan tidak mendukung perawatan/
pengobatan
3. Interaksi interpersonal tidak memuaskan
GEJALA DAN TANDA MAYOR
SUBJEKTIF
1. Menyatakan frustasi atau
tidak mampu melaksana
kan aktivitas sebelumnya
OBJEKTIF
1. Bergantung pada orang lain
GEJALA DAN TANDA MINOR
SUBJEKTIF
1. Merasa diasingkan
2. Menyatakan keraguan
L.09071 Definisi
Persepsi bahwa tindakan seseorang mampu mempengaruhi hasil
secara signifikan
Luaran Utama :
Keberdayaan
Luaran Tambahan :
Dukungan Keluarga
Dukungan Sosial
Harapan
Harga Diri
Kesadaran Diri
Ketahanan Personal
Keterlibatan Sosial
Penerimaan
Tingkat Ansietas
Tingkat Depresi
Tingkat Keletihan
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menur Sed Menin
Menur Menin
un ang gkat
un gkat
1 2 3 4 5
Pernyataa
n mampu
melaksana 1 2 3 4 5
kan
aktifitas
Pernyataa
n
keyakinan
1 2 3 4 5
tentang
kinerja
peran
Berpartisip
asi dalam 1 2 3 4 5
perawatan
Cukup Cukup
Menin Sed Menur
Menin Menur
gkat ang un
gkat un
1 2 3 4 5
Pernyataa
1 2 3 4 5
n frustasi
Ketergantu
ngan pada 1 2 3 4 5
orang lain
Perasaan 1 2 3 4 5
diasingkan
Perasaan
kurang 1 2 3 4 5
kontrol
Pernyataa
n rasa 1 2 3 4 5
malu
Pernyataa
n tertekan 1 2 3 4 5
(depresi)
pengasing
1 2 3 4 5
an
D.0
Ketidakmampuan Koping Keluarga
093
Kategori : Psikologis
Subkategori : Intergritas Ego
Definisi
Perilaku orang terdekat (anggota keluarga atau orang berarti)
Yang membatasi kemampuan dirinya dan klien
untuk beradabtasi dengan masalah kesehatan yang dihadapi
pasien
Penyebab
1. Hubungan keluarga ambivalen
2. Pola koping yang berbeda diantara klien
dan orang terdekat
3. Resistensi keluarga terhadap perawatan/
pengobatan yang kompleks
4. Ketidakmampuan orang terdekat
mengungkapkan perasaan
GEJALA DAN TANDA MAYOR
SUBJEKTIF
1. Merasa diabaikan
OBJEKTIF
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Cuku
Cukup
Menu p Seda Menin
Menin
run Menu ng gkat
gkat
run
1 2 3 4 5
Mendiskusik
an makna 1 2 3 4 5
krisis
Mempertaha 1 2 3 4 5
nkan
kebiasaan
rutin
keluarga
Dukungan
kemandirian
antar 1 2 3 4 5
anggota
keluarga
Verbalisasi
harapan
yang positif
1 2 3 4 5
antar
anggota
keluarga
Menggunak
an strategi
1 2 3 4 5
koping yang
efektif
Verbalisasi
perasaan
antar 1 2 3 4 5
anggota
keluarga
Mencari
dukungan
emosional
1 2 3 4 5
dari anggota
keluarga
lain
Mengangga
p kesulitan
1 2 3 4 5
sebagai
tantangan
Toleransi 1 2 3 4 5
perpisahan
Mengidentifi
kasi sumber
1 2 3 4 5
daya
dikomunitas
Memanfaatk
an sumber
1 2 3 4 5
daya di
komunitas
Memanfaatk
an
kelompok
komunitas 1 2 3 4 5
untuk
dukungan
emosional
Memanfaatk
an tenaga
kesehatan
1 2 3 4 5
untuk
mendapatka
n informasi
Memanfaatk
an tenaga
kesehatan
1 2 3 4 5
untuk
mendapatka
n bantuan
Verbalisasi
kesiapan 1 2 3 4 5
belajar
Promosi Harapan
Dukungan Koping
TINDAKAN
Keluarga
Observasi
Identifikasi respons emosional terhadap
kondisi saat ini
Identifikasi beban prognosis secara
psikologis
Identifikasi pemahaman tentang keputusan
perawatan setelah pulang
Identifikasi kesesuaian antara harapan
pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan
Terapeutik
Dengarkan masalah, perasan, dan
pertanyaan keluarga
Terima nilai-nilai keluarga dengan cara
yang tidak menghakimi
Diskusikan rencana medis dan
keperawatan
Fasilitasi pengungkapan perasaan antara
pasien dan keluarga atau antara anggota
keluarga
Fasilitasi pengambilan keputusan dalam
merencanakan perawatan jangka panjang
Fasilitasi anggota keluarga dalam
mengidentifikasi dan menyelesaikan konflik
nilai
Fasilitasi pemenuhan kebutuhan dasar
keluarga
Fasilitasi anggota keluarga melalui proses
kematian dan berduka
Fasilitasi memperoleh pengetahuan,
keterampilan dan peralatan yang
diperlukan untuk mempertahankan
keputusan perawatan pasien
Bersikap sebagai pengganti keluarga untuk
menenangkan pasien dan atau jika
keluarga tidak dapat memberikan
perawatan
Hargai dan dukung mekanisme koping
adaftip yang digunakan
Berikan kesempatan berkunjung bagi
anggota keluarga
Edukasi
Informasikan kemajuan pasien secara
berkala
Informasikan fasilitas perawatan kesehatan
yang tersedia
Kolaborasi
Rujuk untuk terapi keluarga
D.0
Koping Defensif 09
4
Kategori : Psikologis
Subkategori : Intergritas Ego
Definisi
Proyeksi evaluasi diri untuk melindungi diri dari ancaman
terhadap harga diri
Penyebab
1. Konflik antara persepsi diri dan sistem
nilai
2. Takut mengalami kegagalan
3. Takut mengalami penghinaan
4. Takut terhadap dampak situasi yang
dihadapi
5. Kurang rasa percaya diri terhadap orang
lain
L.09086 Definisi
Kemampuan menilai dan merespon stresor dan/ atau
kemampuan menggunakan sumber-sumber yang ada untuk
mangatasi masalah
Luaran Utama :
Status Koping
Luaran Tambahan :
Dukungan Sosial
Harga Diri
Kesadaran Diri
Ketahanan Personal
Motivasi
Penampilan Peran
Penerimaan
Resolusi Berduka
Tingkat Ansietas
Tingkat Kepatuhan
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Membaik
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menur Sed Menin
Menur Menin
un ang gkat
un gkat
1 2 3 4 5
Kemampua
n
memenuhi 1 2 3 4 5
peran
sesuai usia
Perilaku
koping 1 2 3 4 5
adaptif
Verbalisasi
kemampua
n 1 2 3 4 5
mengatasi
masalah
Verbalisasi
pengakuan 1 2 3 4 5
masalah
Verbalisasi
kelemahan 1 2 3 4 5
diri
Perilaku
1 2 3 4 5
asertif
Partisipasi
1 2 3 4 5
sosial
Tanggung
1 2 3 4 5
jawab diri
Orientasi
1 2 3 4 5
realitas
Minat 1 2 3 4 5
mengikuti
perawatan/
pengobata
n
Kemampua
n membina 1 2 3 4 5
hubungan
Cukup Cukup
Menin Sed Menur
Menin Menur
gkat ang un
gkat un
1 2 3 4 5
Verbalisasi
menyalahk
1 2 3 4 5
an orang
lain
Verbalisasi
rasional 1 2 3 4 5
kegagalan
Hipersesitif
terhadap 1 2 3 4 5
kritik
Perilaku
penyalahg 1 2 3 4 5
unaan zat
Perilaku
1 2 3 4 5
manipulasi
Perilaku
permusuha 1 2 3 4 5
n
Perilaku
1 2 3 4 5
superior
D.0
Koping Komunitas Tidak Efektif
095
Kategori : Psikologis
Subkategori : Intergritas Ego
Definisi
Pola adaptasi aktivitas komunitas dan penyelesaian masalah
yang tidak memuaskan untuk memenuhi tuntutan atau
kebutuhan masyarakat
Penyebab
1. Paparan bencana (alam ataupun buatan
manusia)
2. Riwayat bencana (alam ataupun buatan
manusia)
3. Ketidakadekuatan sumber daya untuk
pemecahan masalah
4. Ketidakcukupan sumber daya masyarakat
(mis. Istirahat, rekreasi, dukungan sosial)
5. Tidak adanya sistem masyarakat
GEJALA DAN TANDA MAYOR
SUBJEKTIF
1. Mengungkapkan tidak
mampu mengatasi
masalah
OBJEKTIF
1. Tidak mampu memenuhi peran
yang diharapkan (sesuai usia)
2. Menngunakan mekanisme
koping yang tidak sesuai
SUBJEKTIF
1. Tidak mampu memenuhi
kebutuhan dasar
2. Kekhawatiran kronis
OBJEKTIF
1. Penyalahgunaan zat
2. Memanipulasi orang lain un
tuk memenuhi keinginan
sendiri
3. Perilaku tidak asertif
4. Partisispasi sosial kurang
KONDISI KLINIS TERKAIT
1. Kondisi perawatan kritis
2. Attention Deficit/Hyperacitivty Disoreder
(ADHD)
3. Gangguan perilaku
4. Oppositional Defiant Disorder
5. Gangguan kecemasan permisahan
6. Delirium
7. Demensia
8. Gangguan amnestik
9. Intoksikasi zat
10. Putus zat
L.09089 Definisi
Pola adaptasi aktifitas komunitas dan
penyelesaian masalah yang memuaskan
untuk memenuhi tuntutan kebutuhan
masyarakat
Luaran Utama :
Status Koping Komunitas
Luaran Tambahan :
Ketahanan Komunitas
Status Kesehatan Komunitas
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x
24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Membaik
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menur Sed Menin
Menur Menin
un ang gkat
un gkat
1 2 3 4 5
Keberdaya
an 1 2 3 4 5
komunitas
Perencana 1 2 3 4 5
an
komunitas
Pemecahan
masalah 1 2 3 4 5
komunitas
Sumber
daya 1 2 3 4 5
komunitas
Partisipasi
1 2 3 4 5
masyarakat
Kegiatan
komunitas
mememnuh 1 2 3 4 5
i harapan
anggotanya
Komunikasi
1 2 3 4 5
positif
Program
1 2 3 4 5
rekreasi
Program
relaksasi/ 1 2 3 4 5
bersantai
Tanggung
jawab
komunitas
1 2 3 4 5
terhadap
penatalaks
anaan stres
Cukup Cukup
Menin Sed Menur
Menin Menur
gkat ang un
gkat un
1 2 3 4 5
Insiden 1 2 3 4 5
masalah
kesehatan
dalam
komunitas
Kerentanan
1 2 3 4 5
komunitas
Konflik
dalam 1 2 3 4 5
komunitas
Tingkat
kejadian 1 2 3 4 5
penyakit
Tingkat
1 2 3 4 5
stres
Intervensi Utama
Edukasi
TINDAKAN
Kesehatan
Observasi
Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
informasi
Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan
dan menurunkan motivasi perilaku hidup
Terapeutik
Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan
Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
Jelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi
kesehatan
Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
Ajarkan strategi yang dapat diguinakan untuk
meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat
D.00
Koping Tidak Efektif
96
Kategori : Psikologis
Subkategori : Intergritas Ego
Definisi
Ketidak mampuan menilai dan merespons stresor dan atau
ketidak mampuan menggunakan sumber-sumber yang ada
untuk mengatasi masalh
Penyebab
1. Ketidakpercayaan terhadap kemampuan
diri mengatasi masalah
2. Ketidakadekuatan sistem pendukung
3. Ketidakadekuatan strategi koping
4. Ketidakteraturan atau kekacauan
lingkungan
5. Ketidakcukupan persiapan untuk
menghadapi stressor
6. Disfungsi sistem keluarga
7. Krisis situasional
8. Krisis maturasional
9. Kerentanan personalitas
10. Ketidakpastian
GEJALA DAN TANDA MAYOR
SUBJEKTIF
1. Mengungkapkan tidak
mampu mengatasi
masalah
OBJEKTIF
1. Tidak mampu memenuhi peran
yang diharapkan (sesuai usia)
2. Menngunakan mekanisme
koping yang tidak sesuai
GEJALA DAN TANDA MINOR
SUBJEKTIF
1. Tidak mampu memenuhi
kebutuhan dasar
2. Kekhawatiran kronis
OBJEKTIF
1. Penyalahgunaan zat
2. Memanipulasi orang lain un
tuk memenuhi keinginan
sendiri
3. Perilaku tidak asertif
4. Partisispasi sosial kurang
KONDISI KLINIS TERKAIT
1. Kondisi perawatan kritis
2. Attention Deficit/Hyperacitivty Disoreder
(ADHD)
3. Gangguan perilaku
4. Oppositional Defiant Disorder
5. Gangguan kecemasan permisahan
6. Delirium
7. Demensia
8. Gangguan amnestik
9. Intoksikasi zat
10. Putus zat
L.09086 Definisi
Kemampuan menilai dan merespon stresor dan/ atau
kemampuan menggunakan sumber-sumber yang ada untuk
mangatasi masalah
Luaran Utama :
Status Koping
Luaran Tambahan :
Dukungan Sosial
Harga Diri
Interaksi Sosial
Kesadaran Diri
Ketahanan Personal
Konservasi Energi
Penampilan Peran
Penerimaan
Pola Tidur
Proses Informasi
Resolusi Berduka
Tingkat Ansietas
Tingkat Agitasi
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Membaik
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menur Sed Menin
Menur Menin
un ang gkat
un gkat
1 2 3 4 5
Kemampua
n
memenuhi 1 2 3 4 5
peran
sesuai usia
Perilaku
koping 1 2 3 4 5
adaptif
Verbalisasi 1 2 3 4 5
kemampua
n
mengatasi
masalah
Verbalisasi
pengakuan 1 2 3 4 5
masalah
Verbalisasi
kelemahan 1 2 3 4 5
diri
Perilaku
1 2 3 4 5
asertif
Partisipasi
1 2 3 4 5
sosial
Tanggung
1 2 3 4 5
jawab diri
Orientasi
1 2 3 4 5
realitas
Minat
mengikuti
perawatan/ 1 2 3 4 5
pengobata
n
Kemampua
n membina 1 2 3 4 5
hubungan
Cukup Cukup
Menin Sed Menur
Menin Menur
gkat ang un
gkat un
1 2 3 4 5
Verbalisasi 1 2 3 4 5
menyalahk
an orang
lain
Verbalisasi
rasional 1 2 3 4 5
kegagalan
Hipersesitif
terhadap 1 2 3 4 5
kritik
Perilaku
penyalahg 1 2 3 4 5
unaan zat
Perilaku
1 2 3 4 5
manipulasi
Perilaku
permusuha 1 2 3 4 5
n
Perilaku
1 2 3 4 5
superior
Intervensi Utama
Dukungan Pengambilan
TINDAKAN
keputusan
Observasi
Identifikasi persepsi mengenai
masalah dan informasi yang
memicu konplik
Terapeutik
Fasilitasi mengklarifikasi nilai dan
harapan yang membantu
membuat pilihan
Diskusikan kelebihan dan
kekurangan dari setiap solusi
Fasilitasi melihat situasi secara
realistik
Motivasi mengungkapkan tujuan
perawatan yang diharapkan
Hormati hak pasien untuk
menerima dan menolak informasi
Fasilitasi menjelaskan keputusan
kepada orang lain
Fasilitasi hubungan antara pasien
dan keluarga/orang lain
Edukasi
Informasikan alternatif solusi
secara jelas
Berikan informasi yang diminta
pasien
Kolaborasi
Kolaborasi dengan tenaga
kesehatan lain dalam
memfasilitasi pengambilan
keputusan
D.0
Penurunan Koping Keluarga
097
Kategori : Psikologis
Subkategori : Intergritas Ego
Definisi
Ketidak adekuatan atau ketidak efektipan dukungan, rasa
nyaman, bantuan dan motivasi orang terdekat (anggota
keluarga atau orang berarti)
yang dibutuhkan pasien untuk mengelola atau mengatasi
masalah kesehatannya
Penyebab
1. Situasi penyerta yang mempengaruhi
orang terdekat
2. Krisis perkembangan yang dihadapi orang
terdekat
3. Kelelahan orang terdekat dalam
memberikan dukungan
4. Disorganisasi keluarga
5. Perubahan peran keluarga
terdekat
di luar kelauarga
kesehatan
OBJEKTIF
1. Orang terdekat menarik diri dari
klien
2. Terbatasnya komunikasi orang
terdekat dengan klien
GEJALA DAN TANDA MINOR
SUBJEKTIF
OBJEKTIF
1. Bantuan yang dilakukan orang
terdekat menunjukkan hasil
yang tidak memuaskan
2. Orang terdekat berperilaku
protektif yang tidak sesuai
dengan kemampuan/kemandi
rian klien
KONDISI KLINIS TERKAIT
1.Penyakit Alzeiheimer
2. AIDS
3. Kelainan yang menyebabkan paralisis
permanen
4. Kanker
5. Penyakit kronis (mis, kanker, atrhritis
reumotoid)
6. Penyalahgunaan zat
7. Krisis keluarga
8. Konflik keluarga yang belum terselesaikan
L.09086 Definisi
Perilaku anggota keluarga mendukung, memberi ranya
nyaman, membantu dan bermotivasi anggota keluarga lain
yang sakit terhadap kemampuan beradaptasi, mengelola dan
mengatasi masalah kesehatan.
Luaran Utama :
Status Koping
Luaran Tambahan :
Dukungan Sosial
Harga Diri
Interaksi Sosial
Kesadaran Diri
Ketahanan Personal
Konservasi Energi
Penampilan Peran
Penerimaan
Pola Tidur
Proses Informasi
Tujuan
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menur Sed Menin
Menur Menin
un ang gkat
un gkat
1 2 3 4 5
Kepuasan
terhadap
perilaku
bantuan 1 2 3 4 5
anggota
keluarga
lain
Keterpapar 1 2 3 4 5
an
informasi
Cukup Cukup
Menin Sed Menur
Menin Menur
gkat ang un
gkat un
1 2 3 4 5
Perasaan
1 2 3 4 5
diabaikan
Kekhawatir
an tentang
1 2 3 4 5
anggota
keluarga
Perilaku
mengabaik
an 1 2 3 4 5
anggota
keluarga
Kemampu
an
memenuhi
1 2 3 4 5
kebutuhan
anggota
keluarga
Komitmen
pada
perawatan
1 2 3 4 5
/
pengobata
n
Komunikas 1 2 3 4 5
i antara
anggota
keluarga
Perasaan
tertekan 1 2 3 4 5
(depresi)
Perialku
menyeran 1 2 3 4 5
g (agresi)
Perilaku
menghasu 1 2 3 4 5
t
Gejala
psikosoma 1 2 3 4 5
tis
Perilaku
menolak 1 2 3 4 5
perawatan
Perialku
bermusuh 1 2 3 4 5
an
Perilaku
individualis 1 2 3 4 5
tik
Ketergantu
ngan pada
anggota 1 2 3 4 5
keluarga
lain
Perialku
overprotek 1 2 3 4 5
tif
Dukungan Koping
TINDAKAN
Keluarga
Observasi
Identifikasi respons emosional terhadap
kondisi saat ini
Identifikasi beban prognosis secara
psikologis
Identifikasi pemahaman tentang keputusan
perawatan setelah pulang
Identifikasi kesesuaian antara harapan
pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan
Terapeutik
Dengarkan masalah, perasan, dan
pertanyaan keluarga
Terima nilai-nilai keluarga dengan cara
yang tidak menghakimi
Diskusikan rencana medis dan
keperawatan
Fasilitasi pengungkapan perasaan antara
pasien dan keluarga atau antara anggota
keluarga
Fasilitasi pengambilan keputusan dalam
merencanakan perawatan jangka panjang
Fasilitasi anggota keluarga dalam
mengidentifikasi dan menyelesaikan konflik
nilai
Fasilitasi pemenuhan kebutuhan dasar
keluarga
Fasilitasi anggota keluarga melalui proses
kematian dan berduka
Fasilitasi memperoleh pengetahuan,
keterampilan dan peralatan yang
diperlukan untuk mempertahankan
keputusan perawatan pasien
Bersikap sebagai pengganti keluarga untuk
menenangkan pasien dan atau jika
keluarga tidak dapat memberikan
perawatan
Hargai dan dukung mekanisme koping
adaftip yang digunakan
Berikan kesempatan berkunjung bagi
anggota keluarga
Edukasi
Informasikan kemajuan pasien secara
berkala
Informasikan fasilitas perawatan kesehatan
yang tersedia
Kolaborasi
Rujuk untuk terapi keluarga
D.
0
Penyangkalan Tidak Efektif 0
9
8
Kategori : Psikologis
Subkategori : Intergritas Ego
Definisi
Upaya mengingkari pemahaman atau makna suatu peristiwa
secara sadar atau tidak sadar untuk menurunkan kecemasan
atau ketakutan yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan
Penyebab
1. Kecemasan
2. Ketakutan terhadap kematian
3. Ketakutan mengalami kehilangan
kemandirian
4. Ketakutan terhadap perpisahan
5. Ketidakefektifan strategi koping
6. Ketidakpercayaan terhadap kemampuan
mengatasi masalah
7. Ancaman terhadap realitas yang tidak
menyenangkan
GEJALA DAN TANDA MAYOR
SUBJEKTIF
1. Tidak mengakui dirinya
mengalami gejala atau ba
haya (walaupun kenyataan
sebaliknya)
OBJEKTIF
1. Menunda mencari pertolongan
pelayanan kesehatan
GEJALA DAN TANDA MINOR
SUBJEKTIF
1. Mengaku tidak takut
dengan kematian
2. Mengaku tidak takut
dengan penyakit kronis
3. Tidak mengakui bahwa
penyakit berdampak
pada pola hidup
OBJEKTIF
1. Melakukan pengobatan
sendiri
2. Mengalihkan sumber gejala
ke organ lain
3. Berperilaku acuh tak acuh saat
membicarakan peristiwa
penyebab stres
4. Menunjukan afek yang tidak
sesuai
KONDISI KLINIS TERKAIT
1. Penyakit kronis
2. Intoksikasi zat
3. Putus zat
4. Penyakit alzheimer
5. Penyakit terminal
L.09082 Definisi
Upaya menerima pemahanan atau makna suatu peristiwa
secara sadar atai tidak sadar untuk menurunkan kecemasan/
ketakutan sebagai proses normal berduka
Luaran Utama :
Penerimaan
Luaran Tambahan :
Adaptasi Disabilitas
Harapan
Kesadaran Diri
Ketahanan Keluarga
Ketahanan Personal
Tingkat Agitasi
Tingkat Ansietas
Status Koping
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menur Sed Menin
Menur Menin
un ang gkat
un gkat
1 2 3 4 5
Verbalisasi
1 2 3 4 5
perasaan
Verbalisasi
perasaan
1 2 3 4 5
yang
dialami
Perilaku
mencari
perawatan/ 1 2 3 4 5
pengobata
n
Menyusun
perencana
1 2 3 4 5
an masa
depan
Perilaku
sesuai
perasaan 1 2 3 4 5
yang
dialami
Kemampu 1 2 3 4 5
an
mengharg
ai diri
sendiri
Hubungan
1 2 3 4 5
positif
Kemampu
an
1 2 3 4 5
menyesuai
kan diri
Verbalisasi
perasaan 1 2 3 4 5
tenang
Resiliensi 1 2 3 4 5
Upaya
mencari
informasi 1 2 3 4 5
situasi/
masalah
Koping 1 2 3 4 5
Pembuata
n 1 2 3 4 5
keputusan
Penyelesai
1 2 3 4 5
an tugas
Cukup Cukup
Menin Sed Menur
Menin Menur
gkat ang un
gkat un
1 2 3 4 5
Marah 1 2 3 4 5
Pikiran
tentang 1 2 3 4 5
kehilangan
Ketergantu 1 2 3 4 5
ngan pada
orang lain
Menarik
1 2 3 4 5
diri
Perasaan
1 2 3 4 5
kesepian
Intervensi Utama
Promosi kesadaran diri TINDAKAN
Observasi
Identifikasi keadaan emosional saat ini
Identifikasi respons yang ditunjukan
berbagai situasi
Terapeutik
Diskusikan nilai nilai yang berkontribusi
terhadap konsep diri
Diskusikan tentang pikiran, perilaku atau
respons terhadap kondisi
Diskusikan dampak penyakit pada konsep
diri
Ungkapkan penyangkalan tentang
kenyataan
Motivasi dalam meningkakan kemampuan
belajar
Edukasi
Anjurkan mengenali pikiran dan perasaan
tentang diri
Anjurkan menyadari bahwa setiap orang
unik
Anjurkan mengungkapkan perasaan
Anjurkan meminta bantuan orang lain
sesuai kenutuhan
Anjurkan mengubah pandangan diri
sebagai korban
Anjurkan mengidentifikasi perasaan
bersalah
Anjurkan mengidentifikasi situasi yang
memicu kecemasan
Anjurkan cara membuat prioritas hidup
Latih kemampuan positif diri yang dimiliki
D.
Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko 00
99
Kategori : Psikologis
Subkategori : Intergritas Ego
Definisi
Hambatan kemampuan dalam mengubah gaya hidup/perilaku
untuk memperbaiki status kesehatan
Penyebab
1. Kurang terpapar informasi
2. Ketidakadekuatan dukungan sosial
3. Self efficacy yang rendah
4. Status sosio-ekonomi rendah
5. Stresor berlebihan
6. Sikap negatif terhadap pelayanan
Kesehatan
7. Pemilihan gaya hidup yang tidak sehat
(mis. Merokok, konsumsi alkohol
berlebihan)
GEJALA DAN TANDA MAYOR
SUBJEKTIF
(tidak tersedia)
OBJEKTIF
1. Menunjukkan penolakan terha
dap perubahan status kesehatan
2. Gagal melakukan tindakan pence
gahan masalah kesehatan
3. Menunjukan upaya peningkatan
status kesehatan yang minimal
GEJALA DAN TANDA MINOR
SUBJEKTIF
(tidak tersedia)
OBJEKTIF
1. Gagal mencapai pengendalian
yang optimal
KONDISI KLINIS TERKAIT
1. Kondisi baru terdiagnosis penyakit
2. Kondisi perubahan gaya hidup baru akibat
Penyakit
3. Tumor otak
4. Penyalahgunaan zat
5. Gangguan kepribadian dan psikotik
6. Depresi/psikotik pasca persalinan
L.12107 Definisi
Kemampuan dalam mengubah gaya hidup/ perilaku untuk
memperbaiki status kesehatan
Luaran Utama :
Perilaku Kesehatan
Luaran Tambahan :
Manajemen Kesehatan
Manajemen Kesehatan Keluarga
Pemeliharaan Kesehatan
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Membaik
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menur Seda Mening
Menur Mening
un ng kat
un kat
1 2 3 4 5
Penerima
an
terhadap
1 2 3 4 5
perubaha
n status
kesehtan
Kemampu
an
melakuka
n
tindakan
1 2 3 4 5
pencegah
an
masalah
kesehata
n
Kemampu
an
peningkat
1 2 3 4 5
an
kesehata
n
Pencapai 1 2 3 4 5
an
pengenda
lian
kesehata
n
Intervensi Utama
Modifikasi
TINDAKAN
perilaku
Observasi
Identifikasi penyebab kurangnya keterampilan
sosial
Identifkasi fokus pelatihan keterampilan sosial
Terapeutik
Motivasi untuk berlatih keterampilan sosial
Beri umpan balik positive ( mis pujian atau
penghargaan) terhadap kemampuan sosial
Libatkan keluarga selama latihan keterampilan
sosial
Edukasi
Jelaskan tujuan melatih keterampilan sosial
Anjurkan mengungkapkan peraasaan akibat
masalah yang dialami
Edukasi keluarga untuk dukungan keterampilan
sosial
Latih keterampilan secara bertahap
D.
Resiko Distres Spiritual 01
00
Kategori : Psikologis
Subkategori : Intergritas Ego
Definisi
Beresiko mengalami gangguan keyakinan atau sistem nilai
pada individu atau kelompok berupa kekuatan harapan dan
makna hidup
Faktor resiko
1. Perubahan hidup
2. Perubahan lingkungan
3. Bencana alam
4. Sakit kronis
5. Sakit fisik
6. Penyalahgunaan zat
7. Kecemasan
L.09091 Definisi
Keyakinan atau sistem nilai berupa kemampuan merasakan
makna dan tujuan hidup melalui hubungan diri, orang lain
lingkungan atau tuhan
Luaran Utama :
Status Spiritual
Luaran Tambahan :
Harapan
Kesadaran Diri
Psikospiritual
Resolusi Berduka
Status Kenyamanan
Status Koping
Tingkat Depresi
Tujuan
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menur Seda Menin
Menur Menin
un ng gkat
un gkat
1 2 3 4 5
Verbalisa
si makna
dan 1 2 3 4 5
tujuan
hidup
Verbalisa 1 2 3 4 5
si
kepuasan
terhadap
makna
hidup
Verbalisa
si
perasaan 1 2 3 4 5
keberday
aan
Verbalisa
si
1 2 3 4 5
perasaan
tenang
Verbalisa
si
1 2 3 4 5
penerima
an
Verbalisa
si
percaya 1 2 3 4 5
pada
orang lain
Cukup Cukup
Mening Seda Menur
Mening Menur
kat ng un
kat un
1 2 3 4 5
Perilaku
marah
1 2 3 4 5
pada
tuhan
Verbalisa
si
1 2 3 4 5
perasaan
bersalah
Verbalisa 1 2 3 4 5
si
perasaan
asing
Verbalisa
si
1 2 3 4 5
perasaan
diabaikan
Verbalisa
si
menyalah 1 2 3 4 5
kan diri
sendiri
Mimpi
1 2 3 4 5
buruk
Perasaan
1 2 3 4 5
takut
Penghind
aran
aktivitas
tempat, 1 2 3 4 5
orang
terkait
trauma
Kewaspa
daan
1 2 3 4 5
berlebiha
n
Perilaku
merusak 1 2 3 4 5
diri
Cukup Cukup
Membu Seda Memb
Membu Memb
ruk ng aik
ruk aik
1 2 3 4 5
Kemamp
uan 1 2 3 4 5
beribadah
Interaksi
dengan
orang
1 2 3 4 5
terdekat/
pemimpin
spiritual
Koping 1 2 3 4 5
Memori 1 2 3 4 5
Interprest
asi 1 2 3 4 5
realitas
1 2 3 4 5
Intervensi Utama
Dukungan Pelaksanaan
TINDAKAN
ibadah
Observasi
Identifikasi kebutuhan pelaksanaan
ibadah sesuai agama yang dianut
Terapeutik
Sediakan sarana yang aman dan
nyaman untuk pelaksanaan ibadah
Fasilitasi konsultasi medis dan tokoh
agama terhadap prosedur khusus
Fasilitasi penggunaan ibadah sebagai
sumber koping
Fasilitasi kebutuhan diet sesuai
dengan agama yang dianut
Fasilitasi pemenuhan ritual pada
situasi khusus
Fasilitasi penuntunan ibadah oleh
keluarga dan atau rohaniawan
Kolaborasi
Konsultasi medis terkait pelaksanaan
ibadah yang memerlukan perhatian
(mis. Puasa)
Rujuk pada rohaniawan, konseling
profesi, dan kelompok pendukung
pada situasi spiritual dan ritual jika
sesuai
Psikologis
Integritas Ego
14. Risiko Harga Diri Rendah Kronis D.0101
Definisi:
Beresiko mengalami Evaluasi atau perasaan negative terhadap diri
sendiri atau kemampuan yang berlangsung dalam waktu lama dan
menerus
Faktor resiko
1. Gangguan psikiatrik
2. Kegagalan berulang
3. Ketidaksesuaian budaya
4. Ketidaksesuaian spiritual
5. Ketidakefektifan koping terhadap kehilangan
6. Kurang mendapat kasih sayang
7. Kurang keterlibatan dalam kelompok/masyarakat
8. Kurang penghargaan dari orang lain
9. Ketidakmampuan menunjukkan perasaan
10. Perasaan kurang didukung orang lain
11. Pengalaman traumatik
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menurun
Menurun
Sedang
Meningkat
Meningkat
1 2 3 4 5
Penilaian diri positif 1 2 3 4 5
Perasaan memiliki kelebihan
1 2 3 4 5
atau kemampuan positif
Penerimaan penilaian positif
1 2 3 4 5
terhadap diri sendiri
Minat mencoba hal baru 1 2 3 4 5
Berjalan menampakkaan wajah 1 2 3 4 5
Konsentrasi 1 2 3 4 5
Tidur 1 2 3 4 5
Kontak mata 1 2 3 4 5
Gairah aktifitas 1 2 3 4 5
Aktif 1 2 3 4 5
Percaya diri berbicara 1 2 3 4 5
Perilaku asertif 1 2 3 4 5
Kemampuan membuat
1 2 3 4 5
keputusan
Cukup Cukup
Meningkat
Meningkat
Sedang
Menurun
Menurun
1 2 3 4 5
Perasaan malu 1 2 3 4 5
Perasaan bersalah 1 2 3 4 5
Perasaan tidak mampu
1 2 3 4 5
melakukan apapun
Meremehkan kemampuan
1 2 3 4 5
mengatasi masalah
Ketergantungan pada penguatan
1 2 3 4 5
sacara berlebihan
Pencarian penguatan secara
1 2 3 4 5
berlebihan
INTERVENSI
Intervensi Utama
Manajemen perilaku TINDAKAN
Observasi
Identifikasi harapan untuk mengendalikan perilaku
Terapeutik
Diskusikan tanggung jawab terhadap perilaku
Jadwalkan kegiatan terstruktur
Ciptakan dan pertahankan lingkungan dan kegiatan
perawatan konsisten setiap dinas
Tingkatkan aktivitas fisik sesuai kemampuan
Batasi jumlah pengunjung
Bicara dengan nada rendah dan tenang
Lakukan kegiatan pengalihan terhadap sumber agitasi
Cegah perilaku pasif dan agresif
Lakukan pengekangan fisik sesuai indikasi
Hindari sikap mengancam dan berdebat
Edukasi
Informasikan keluarga bahwa keluarga sebagai dasar
pembentukan kognitif
Promosi Haga Diri TINDAKAN
Observasi
Identifikasi budaya agama, ras, jenis kelamin, usia
terhadap harga diri
Monitor verbalisasi yang merendahkan diri sendiri
Monitor tingkat harga diri setiap waktu
Terapeutik
Motivasi terlibat dalam verbalisasi positif untuk diri sendiri
Motivasi menerima tantangan atau hal baru
Diskusikan pernyataan tentang harga diri
Diskusikan kepercayaan terhadap penilaian diri
Diskusikan persepsi negaive diri
Berikan umpan balik positiv
Edukasi
Jelaskan kepada keluarga pentingnya dukungan dalam
perkembangan konsep positif diri pasien
Anjurkan mengevaluasi perilaku
Faktor resiko
1. Gangguan gambaran diri
2. Gangguan fungsi
3. Gangguan peran sosial
4. Harapan tidak realistis
5. Kurang pemahaman terhadap situasi
6. Penurunan kontrol terhadap lingkungan
7. Penyakit fisik
8. Perilaku tidak sesuai dengan nilai setempat
9. Kegagalan
10. Perasaan tidak berdaya
11. Riwayat kehilangan
12. Riwayat pengabaian
13. Riwayat penolakan
14. Riwayat penganiayaan (mis. fisik, psikosis, seksual)
15. Transisi perkembangan
L. 09069 Definisi
Perasaan positif terhadap diri sendiri atau kemampuan sebagai respon
terhadap situasi saat ini
Luaran Utama :
Harga Diri
Luaran Tambahan :
Adaptasi Disabilitas
Fungsi Keluarga
Identitas Seksual
Kesadaran Diri
Ketahanan Keluarga
Ketahanan Personal
Resolusi Berduka
Tingkat Depresi
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x
24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menurun
Menurun
Sedang
Meningkat
Meningkat
1 2 3 4 5
Penilaian diri positif 1 2 3 4 5
Perasaan memiliki kelebihan
1 2 3 4 5
atau kemampuan positif
Penerimaan penilaian positif
1 2 3 4 5
terhadap diri sendiri
Minat mencoba hal baru 1 2 3 4 5
Berjalan menampakkaan wajah 1 2 3 4 5
Konsentrasi 1 2 3 4 5
Tidur 1 2 3 4 5
Kontak mata 1 2 3 4 5
Gairah aktifitas 1 2 3 4 5
Aktif 1 2 3 4 5
Percaya diri berbicara 1 2 3 4 5
Perilaku asertif 1 2 3 4 5
Kemampuan membuat
1 2 3 4 5
keputusan
Cukup Cukup
Meningkat
Meningkat
Sedang
Menurun
Menurun
1 2 3 4 5
Perasaan malu 1 2 3 4 5
Perasaan bersalah 1 2 3 4 5
Perasaan tidak mampu
1 2 3 4 5
melakukan apapun
Meremehkan kemampuan
1 2 3 4 5
mengatasi masalah
Ketergantungan pada
1 2 3 4 5
penguatan sacara berlebihan
Pencarian penguatan secara
1 2 3 4 5
berlebihan
INTERVENSI
Intervensi Utama
Manajemen perilaku TINDAKAN
Observasi
Identifikasi harapan untuk mengendalikan perilaku
Terapeutik
Diskusikan tanggung jawab terhadap perilaku
Jadwalkan kegiatan terstruktur
Ciptakan dan pertahankan lingkungan dan kegiatan
perawatan konsisten setiap dinas
Tingkatkan aktivitas fisik sesuai kemampuan
Batasi jumlah pengunjung
Bicara dengan nada rendah dan tenang
Lakukan kegiatan pengalihan terhadap sumber agitasi
Cegah perilaku pasif dan agresif
Lakukan pengekangan fisik sesuai indikasi
Hindari sikap mengancam dan berdebat
Edukasi
Informasikan keluarga bahwa keluarga sebagai dasar
pembentukan kognitif
Promosi Haga Diri TINDAKAN
Observasi
Identifikasi budaya agama, ras, jenis kelamin, usia terhadap
harga diri
Monitor verbalisasi yang merendahkan diri sendiri
Monitor tingkat harga diri setiap waktu
Terapeutik
Motivasi terlibat dalam verbalisasi positif untuk diri sendiri
Motivasi menerima tantangan atau hal baru
Diskusikan pernyataan tentang harga diri
Diskusikan kepercayaan terhadap penilaian diri
Diskusikan persepsi negaive diri
Berikan umpan balik positiv
Edukasi
Jelaskan kepada keluarga pentingnya dukungan dalam
perkembangan konsep positif diri pasien
Anjurkan mengevaluasi perilaku
16. Resiko ketidak berdayaan
D.0103
Definisi:
Persepsi bahwa tindakan seseorang tidak akan mempengaruhi hasil
secara signifikan, persepsi kurang kontrol pada situasi saat ini atau
yang akan datang
Faktor resiko
1. Perjalanan penyakit yang berlangsung lama atau tidak dapat diprediksi
2. Harga diri rendah yang berlangsung lama
3. Status ekonomi rendah
4. Ketidakmampuan mengatasi masalah
5. Kurang dukungan sosial
6. Penyakit yang melemahkan secara progresif
7. Marginalisasi sosial
8. Kondisi terstigma
9. Penyakit terstigma
10. Kurang terpapar informasi
11. Kecemasan
L.09071 Definisi
Persepsi bahwa tindakan seseorang mampu mempengaruhi hasil
secara signifikan
Luaran Utama :
Keberdayaan
Luaran Tambahan :
Dukungan Keluarga
Dukungan Sosial
Harapan
Harga Diri
Kesadaran Diri
Ketahanan Personal
Keterlibatan Sosial
Penerimaan
Tingkat Ansietas
Tingkat Depresi
Tingkat Keletihan
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x
24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
3x24jam
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menurun Sedang Meningkat
Menurun Meningkat
1 2 3 4 5
Pernyataan mampu
1 2 3 4 5
melaksanakan aktifitas
Pernyataan keyakinan tentang
1 2 3 4 5
kinerja peran
Berpartisipasi dalam perawatan 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Meningkat
Meningkat
Sedang
Menurun
Menurun
1 2 3 4 5
Pernyataan frustasi 1 2 3 4 5
Ketergantungan pada orang lain 1 2 3 4 5
Perasaan diasingkan 1 2 3 4 5
Perasaan kurang kontrol 1 2 3 4 5
Pernyataan rasa malu 1 2 3 4 5
Pernyataan tertekan (depresi) 1 2 3 4 5
pengasingan 1 2 3 4 5
INTERVENSI
Promosi Harapan TINDAKAN
Observasi
Identifikasi harapan pasien dan keluarga dalam pencapaian hidup
Terapeutik
Sadarkan bahwa kondisi yang dialami memiliki nilai penting
Pandu mengingat kembali kenangan yang menyenangkan
Libatkan pasien secara aktif dalam perawatan
Berikan kesempatan pasien dan keluarga terlibat
Edukasi
Anjurkan mengungkapkan perasaan terhadap kondisi dengan reali
Anjurkan mempertahankan hubungan
Anjurkan mempertahankan hubungan terapeutik denganorang lain
Latih menyusun tujuan yang sesuai dengan harapan
Latih cara mengembangkan spiritual diri
Latih cara mengenang dan menikmati masa lalu
17. Sindrom Pasca Trauma
D.0104
Definisi:
Respons maladaptif yang berkelanjutan terhadap kejadian trauma
Penyebab
1. Bencana
2. peperangan
3. Riwayat korban perilaku kekerasan
4. Kecelakaan
5. Saksi pembunuhan
L.09073 Definisi
Kapasitas untuk beradaptasi dan berfungsi secara positif setelah mengalami kesulita
bernafas
Luaran Utama :
Ketahanan Personal
Luaran Tambahan :
Harapan
Harga Diri
Identitas Diri
Ketahanan Keluarga
Pola Tidur
Resolusi Berduka
Status Kenyamanan
Status Koping
Status Spiritual
Tingkat Agitasi
Tingkat Depresi
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menurun
Menurun
Sedang
Meningkat
Meningkat
1 2 3 4 5
Verbalisasi harapan yang positif 1 2 3 4 5
Menggunakan strategi koping
1 2 3 4 5
yang efektif
Verbalisasi perasaan 1 2 3 4 5
Menujukan harga diri positif 1 2 3 4 5
Mengambil tanggung jawab 1 2 3 4 5
Mencari dukungan emosional 1 2 3 4 5
Menganggap kesulitan sebagai
1 2 3 4 5
tantangan
Menggunakan strategi untuk
1 2 3 4 5
meningkatkan keamanan
Menggunakan strategi untuk
1 2 3 4 5
menghindari bahaya
Menghindari penyalahgunaan
1 2 3 4 5
obat
Menghindari penyalahgunaan
1 2 3 4 5
zat
Menahan diri menyakiti orang
1 2 3 4 5
lain
Mengidentifikasi model peran 1 2 3 4 5
Mengidentifikasi sumber daya
1 2 3 4 5
dikomunitas
Memanfaatkan sumber daya di
1 2 3 4 5
komunitas
Verbalisasi kesiapan untuk
1 2 3 4 5
belajar
INTERVENSI
Dukungan proses berduka TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kehilangan yang dihadapi
Identifikasi proses duka yang dialami
Identifikasi sifat keterikatan pada benda yang hilang
atau orang meninggal
Identifikasi reaksi awal terhadap kehilangan
Terapeutik
Tunjukan sikap menerima dan empati
Motivasi agar mau mengungkapkan perasaan
kehilangan
Motivasi untuk menguatkan dukungan keluarga atau
orang terdekat
Fasilitasi melakukan kebiasaan sesuai dengan
budaya, agama dan norma sosial
Fasilitasi mengekprsikan perasaan dengan cara yang
nyaman
Diskusikan strategi koping yang dapat digunakan
Edukasi
Jelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa sikap
mengingkari, marah, tawar menawar, depresi dan
menerima adalah wajar dalam menghadapi
kehilangan
Anjurkan mengidentifikasi ketakutan terbesar pada
kehilangan
Ajarkan melewati proses berduka secara bertahap
Reduksi Ansietas TINDAKAN
Observasi
Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
Monitor tand tanda ansietas
Terapeutik
Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan
kepercayaan
Temani pasien untuk mengurangi kecemasan
Pahami situasi yang membuat ansietas
Dengarkan dengan penuh perhatian
Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
Tempakan barang pribadi yang memberikan
kenyamanan
Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu
kecemasan
Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa
yang akan datang
Edukasi
Jelaskan prosedur termasuk sensasi yang akan
dialami
Informasikan secara faktual mengenai diagnosis
pengobatan dan prognosis
Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien
Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang
tepat
Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat anti ansietas
18. Waham
D.0105
Definisi:
Keyakinan yang keliru tentang isi pikiran yang dipertahankan secara
kuat atau terus menerus namun tidak sesuai dengan kenyataan
Penyebab
1. Faktor biologis : kelainan genetik/keturunan, kelainan neurologis (mis.
gangguan
sistem limbik, gangguan ganglia basalis, tumor otak)
2. Faktor psikodinamik (mis. isolasi sosial, hipersensitif)
3. Maladaptasi
L.09090 Definisi
Kemampuan menidentifikasi orang, tempat dan waktu
secara akurat
Luaran Utama :
Status Orientasi
Luaran Tambahan :
Kontrol Pikir
Orientasi Kognitif
Psikospiritual
Status Kognitif
Tingkat Agitasi
Tingkat Berduka
Tingkat Depresi
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menurun
Menurun
Sedang
Meningkat
Meningkat
1 2 3 4 5
Identifikasi diri sendiri 1 2 3 4 5
Identifikasi orang terdekat 1 2 3 4 5
Identifikasi tempat saat ini 1 2 3 4 5
Identifikasi hari 1 2 3 4 5
identifikasi bulan 1 2 3 4 5
identifikasi tahun 1 2 3 4 5
identifikasi peristiwa penting 1 2 3 4 5
INTERVENSI
Intervensi Utama
Manajemen Waham TINDAKAN
Observasi
Monitor waham yang isinya membahayakan diri sendiri,
orang lain dan lingkungan
Monitor efek trapeutik dan efek samping obat
Terapeutik
Bina hubungan interpersonal saling percaya
Tunjukan sikap tidak menghakimi secara konsisten
Diskusikan waham dengan berfokus pada perasaan yang
mendasari waham
Hindari perdebatan tentang keyakinan yang keliru nyatakan
keraguan sesuai fakta
Hindari memperkuat gagasan waham
Sediakan lingkungan aman dan nyaman
Berikan aktivitas reaksi dan pengalihan sesuai kebutuhan
Lakukan intervensi pengontrolan perilaku waham
Edukasi
Anjurkan mengungkapkan dan memvalidasi waham (uji
realitas) dengan orang yang dipercaya
Anjurkan melakukan rutinitas harian secara konsisten
Latih manajemen stress
Jelaskan tentang waham serta penyakit terkait
Kolaborasi
Penyebab
1. Efek ketidakmampuan fisik
2. Keterbatasan lingkungan
3. Inkonsistensi respon
4. Pengabaian
5. Terpisah dari orang tua dan/atau orang terdekat
6. Defesiensi stimulus
L.10101 Definisi
Kemampuan untuk berkembang sesuai dengan
kelompok usia
Luaran Utama :
Status Perkembangan
Luaran Tambahan :
Berat Badan
Kinerja Pengasuh
Perawatan Diri
Perlekatan
Status Pertumbuhan
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Membaik
Kriteria Hasil
1 2 3 4 5
Kemarahan 1 2 3 4 5
Regresi 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Memburuk
Memburuk
Sedang
Membaik
Membaik
1 2 3 4 5
Afek 1 2 3 4 5
Pola tidur 1 2 3 4 5
Cukup Cukup Meningka
Menurun
Menurun
Sedang
Meningkat t
1 2 3 4 5
Berat badan sesuai usia 1 2 3 4 5
Panjang/ tinggi badan sesuai usia 1 2 3 4 5
Lingkar kepala 1 2 3 4 5
Kecepatan pertambahan berat
1 2 3 4 5
badan
Kecepatan pertambahan panjang/
1 2 3 4 5
tinggi badan
Indeks masa tubuh 1 2 3 4 5
Asupan nutrisi 1 2 3 4 5
INTERVENSI
Intervensi Utama
Perawatan
TINDAKAN
Perkembangan
Observasi
Identifikasi pencapaian tugas perkembangan anak
Identifikasi Isyarat perilaku dan fisiologis yang
ditunjukan bayi ( lapar, Tidak nyaman)
Terapeutik
Pertahankan sentuhan seminimal mungkin pada bayi
prematur
Berikan sentuhan uang bersifat gentle dan tidak ragu-
ragu
Minimalkan nyeri
Pertahankan lingkungan yang mendukung
perkembangan optimal
Motivasi anak berinteraksi dengan anak lain
Sediakan aktivitas yang memotivasi anak berinteraksi
dengan anak lainnya
Fasilitasi anak berbagi dan bergantian
Dukung anak mengekpresikan diri melalui penghargaan
positif
Pertahankan kenyamanan anak
Fasilitasi anak melatih keterampilan pemenuhan
kebutuhan secara mandiri
Bernyanyi bersama anak lagu-lagu yang disukai
Bacakan cerita atau dongeng
Dukung partisipasi anak disekolah, ektrakulikuler dan
aktivitas komunitas
Edukasi
Jelaskan orangtua perkembangan dan perilaku anak
Anjurkan orang tua menyentuh dan menggendong
bayinya
Anjurkan orang tua berinteraksi dengan anaknya
Ajarkan anak keterampilan berinteraksi
Ajarkan anak teknik asertif
Kolaborasi
Rujuk untuk konseling, jika perlu
20. Risiko Gangguan Perkembangan
D.0107
Definisi:
Beresiko mengalami gangguan untuk berkembang sesuai dengan
kelompok usianya
Faktor resiko
1. Ketidakadekuatan nutrisi
2. Ketidakadekuatan perawatan prenatal
3. Keterlambatan perawatan prenatal
4. Usia hamil di bawah 15 tahun
5. Usia hamil di atas 35 tahun
6. Kehamilan tek terencana
7. Kehamilan tidak diinginkan
8. Gangguan endokrin
9. Prematuritas
10. Kelainan genetik/kongenital
11. Kerusakan otak (mis, perdarahan selama periode pascanatal,
penganiayaan
L.10101 Definisi
Kemampuan untuk berkembang sesuai dengan
kelompok usia
Luaran Utama :
Status Perkembangan
Luaran Tambahan :
Dukungan Keluarga
Kinerja Pengasuh
Kontrol Risiko
Organisasi Perilaku Bayi
Tingkat Pengetahuan
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Membaik
Kriteria Hasil
Cukup Cukup Meningka
Menurun
Menurun
Sedang
Meningkat t
1 2 3 4 5
Keterampilan perilaku sesuai
1 2 3 4 5
usia
Kemampuan melakuakan
1 2 3 4 5
perawatan diri
Respon sosial 1 2 3 4 5
Kontak mata 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Meningkat
Meningkat
Sedang
Menurun
Menurun
1 2 3 4 5
Kemarahan 1 2 3 4 5
Regresi 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Memburuk
Memburuk
Sedang
Membaik
Membaik
1 2 3 4 5
Afek 1 2 3 4 5
Pola tidur 1 2 3 4 5
INTERVENSI
Intervensi Utama
Promosi Haga Diri TINDAKAN
Observasi
Identifikasi budaya agama, ras, jenis kelamin, usia
terhadap harga diri
Monitor verbalisasi yang merendahkan diri sendiri
Monitor tingkat harga diri setiap waktu
Terapeutik
Motivasi terlibat dalam verbalisasi positif untuk diri
sendiri
Motivasi menerima tantangan atau hal baru
Diskusikan pernyataan tentang harga diri
Diskusikan kepercayaan terhadap penilaian diri
Diskusikan persepsi negative diri
Berikan umpan balik positiv
Edukasi
Jelaskan kepada keluarga pentingnya dukungan dalam
perkembangan konsep positif diri pasien
Anjurkan mengevaluasi perilaku
21. Risiko Gangguan Pertumbuhan
D.0108
Definisi:
Beresiko mengalami gangguan untuk bertumbuh sesuai dengan
kelompok usianya
Faktor resiko
1. Ketidakadekuatan nutrisi
2. Penyakit kronis
3. Nafsu makan tidak terkontrol
4. Prematuritas
5. Terpapar teratogen
6. Ketidakadekuatan nutrisi maternal
7. Proses infeksi
8. Proses infeksi maternal
9. Perilaku makan maladaptif
10. Penyalahgunaan zat
11. Kelainan genetik/kongenital
12. Penganiyaan (mis.fisik, psikologis, seksual)
13. Ekonomi lemah
L.10102 Definisi
Kemampuan untuk berkembang sesuai dengan kelompok
usia
Luaran Utama :
Status Pertumbuhan
Luaran Tambahan :
Berat Badan
Perlekatan
Status Nutrisi
Tingkat Pengetahuan
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x
24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
3x24jam
Ekspektasi Membaik
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menurun
Menurun
Sedang
Meningkat
Meningkat
1 2 3 4 5
Berat badan sesuai usia 1 2 3 4 5
Panjang/ tinggi badan sesuai
1 2 3 4 5
usia
Lingkar kepala 1 2 3 4 5
Kecepatan pertambahan berat
1 2 3 4 5
badan
Kecepatan pertambahan
1 2 3 4 5
panjang/ tinggi badan
Indeks masa tubuh 1 2 3 4 5
INTERVENSI
Intervensi Utama
Skrining bayi Sebelum
TINDAKAN
Pemulangan
Observasi
Identifikasi kesiapan bayi dan keluarga untuk
dilakukan pemulangan
Terapeutik
lakukan skrining tumbuh kembang bayi
lakukan skrining pendengaran dengan test
gangguan pendenganran otoaoustic Emissions
(OAE) Auditpri brain stem Response ABR)
lakukan pemeriksaan oximetri nadi, untuk
mengidentifikasi bayi yang memiliki penyakit
jantung bawaan kritis
Lakukan skrining hipotiroid kongenital, jika perlu
Edukasi
Jelaskan kepada orang tua tentang tujuan dan
prosedur skrining
Ajarkan mengamati dan menilai prilaku bayi terkait
kemampuan pendengaran bayi
Informasikan kepada orang tua pentingnya
menindaklanjuti hasi skrining.`
SKRINING GIZI TINDAKAN
Observasi
Identifikasi status gizi dalam 1x24jam setelah
pasien masuk RS
Terapeutik
Gunakan instrumen skrining yang valid dan
terpercaya
Lakukan skrining ulang setelah 1 minggu
Edukasi
Jelaskan tujuan skrining gizi
Informasikan hasil skrining gizi
Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk dilakukan
pemeriksaan lanjut, jika skrining gizi menunjukan
resiko sedang mengalami malnutrisi
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk dilakukan proses
asuhan gizi terstandar, jika skrining gizi
menunjukan resiko tinggi mengalamai malnutrisi
Manajemen Nutrisi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi status nutrisi
Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrisi
Identifikasi perlunya penggunaan selang NGT
Monitor asupan nutrisi
Monitor berat badan
Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Terapeutik
lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
Fasilitasi menentukan pedoman diet
Sajika makanan secara menarik dan suhu yang
sesuai
Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah
konstipasi
Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
Berikan suplemen makanan, jika perlu
Hentikan pemberian makanan melalui NGT jika
asupan oral dapat toleransi
Edukasi
Anjurkan posisi duduk jika mampu
Ajarkan diet yang di programkan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
(mis. Pereda nyeri, anti emetik), jika perlu
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan, jika
perlu
Perilaku
Kebersihan Diri
22. Defisit Perawatan Diri
D.0109
Definisi:
Tidak mampu melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri
Penyebab
1. Gangguan muskuloskeletal
2. Gangguan neuromuskuler
3. Kelemahan
4. Gangguan psikologis dan/atau psikotik
5. Penurunan motivasi/minat
L.11103 Definisi
Kemampuan melakukan atau menyelesaika aktifitas perawatan
diri
Luaran Utama :
Perawatan Diri
Luaran Tambahan :
Fungsi Sensori
Koordinasi Pergerakan
Mobilitas Fisik
Motivasi
Status Kognitif
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x
24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
3x24jam
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menurun
Menurun
Sedang
Meningkat
Meningkat
1 2 3 4 5
Kemampuan mandi 1 2 3 4 5
Kemampuan mengenakan
1 2 3 4 5
pakaian
Kemampuan makan 1 2 3 4 5
Kemampuan ke toilet (BAB/
1 2 3 4 5
BAK)
Verbalisasi keinginan 1 2 3 4 5
Melakukan perawatan diri 1 2 3 4 5
Minat melakukan perawatan
1 2 3 4 5
diri
Mempertahankan kebersihan
1 2 3 4 5
diri
Mempertahankan kebersihan
1 2 3 4 5
mulut
INTERVENSI
Intervensi Utama
Dukugan perawatan diri TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kebiasaan aktifitas perawatan diri
sesuai usia
Monitor tingkat kemandirian
Identifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan diri,
berpakaian, berhias dan makan
Terapeutik
sediakan lingkungan yang terapeutik
Siapkan keperluan pribadi
Dampingi dalammelakukan perawatan diri sampai
mandiri
Fasilitasi untuk menerima keadaan ketergantungan
Fasilitasi kemandirian, bantu jika tidak mampu
melakukan perawatan mandiri
Jadwalkan rutinitas perawatan mandiri
Edukasi
Anjurkan melakukan perawatan mandiri sesuai
kemampuan
Dukungan Perawatan Diri
TINDAKAN
BAB/BAK
Observasi
Identifikasi kebiasaan BAB/BAK sesuai usia
Monitor integritas kulit pasien
Terapeutik
Buka pakaian yang diperlukan untuk memudahkan
eliminasi
Dukung penggunaan toilet/pispot/urinal secara
konsisten
jaga privasi selama eliminasi
Ganti pakaian pasien setelah eliminasi, jika perlu
Edukasi
Anjurkan BAB?BAK secara rutin
Anjurkan ke kamar mandi/toilet, jika perlu
Dukungan perawatan diri
TINDAKAN
mandi, berpakaian
Observasi
Identifikasi usia dan budaya dalam membantu
kebersihan diri, berpakaian/berhias
Identifikasi jenis bantuan yang dibutuhkan
Monitor kebrsihan tubuh
Monitor integritas kulit
Terapeutik
Sediakan peralatan mandi
Sediakan pakaian pada tempat yang mudah
dijangkau
Sediakan lingkungan yang aman dan nyaman
Fasilitasi menggosok gigi, sesuai kebutuh
Fasilitasi mandi, sesuai kebutuhan
Pertahankan kebiasaan kebersihan diri
Berikan bantuan sesuai tingkat kebutuhan
Edukasi
Jelaskan manfaat mandi dan dampak tidak mandi
bagi pasien
Ajarkan kepada keluarga cara memandikan pasien,
jika perlu
Intervensi Pendukung
Dukungan Emosional Tindakan
OBSERVASI
Identifikasi fungsi marah, frustasi, dan amuk bagi
pasien
Identifikasi hal yang telah memicu emosi
TERAPEUTIK
Fasilitasi mengungkapkan perasaan cemas, marah
dan sedih
Buat pernyataan supportif atau empati selama fase
berduka
Lakukan sentuhan untuk memberikan dukungan
Tetap bersama pasien dan pastikan keamanan
selama ansietas
Kurangi tuntutan berpikir saat sakit atau lelah
EDUKASI
Jelaskan konsekuensi tidak menghadapi rasa
bersalah dan malu
Anjurkan mengungkapkan perasaan yang dialami
Anjurkan mengungkapkan pengalaman emosional
sebelumnya dan pola respon yang biasa digunakan
Ajarkan penggunaan mekanisme pertahanan yang
tepat
KOLABORASI
Rujuk untuk konseling
Manajemen Dimensia TINDAKAN
Observasi
Identitifikasi riwayat fisik, sosial, psikologis, dan
kebiasaan
Identifikasi pola aktifitas mis. Tidur, minum obat,
elimimasi, asupan obat, perawatan diri
Terapeutik
Sediakan lingkungan aman, nyaman, konsisiten,
dan rendah stimulus
Orientasi waktu, tempat dan orang
Gunakan distraksi untuk mengatasi masalah
perilaku
Libatkan keluarga dalam melaksanakan
menyediakan, dan mengevaluasi keperawatan
Fasilitasi orientasi dengan symbol-symbol
Edukasi
Anjurkan memperbanyak istirahat
Ajarkan keluarga cara merawat dimensia
Manajemen Energi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
mengakibatkan kelelahan
monitor kelelahan fisik dan emosional
Monitor pola dan jam tidur
Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama
melakukan aktivitas
terapeutik
Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus
lakukan latihan rentang gerak fasip dan aktif
fasilitasi duduk di sisi tempat tidur
Edukasi
Anjurkan tirah baring
Mobilisasi bertahap
Anjurkan menghubungi perawat jika kelelahan tidak
berkurang
Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan
Manajemen Nutrisi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi status nutrisi
Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrisi
Identifikasi perlunya penggunaan selang NGT
Monitor asupan nutrisi
Monitor berat badan
Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Terapeutik
lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
Fasilitasi menentukan pedoman diet
Sajika makanan secara menarik dan suhu yang
sesuai
Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah
konstipasi
Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
Berikan suplemen makanan, jika perlu
Hentikan pemberian makanan melalui NGT jika
asupan oral dapat toleransi
Edukasi
Anjurkan posisi duduk jika mampu
Ajarkan diet yang di programkan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
(mis. Pereda nyeri, anti emetik), jika perlu
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan, jika
perlu
Manajemen Nyeri TINDAKAN
Observasi
Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri
Identifikasi skala nyeri
Identifikasi respons nyeri non verbal
Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang
neri
Identifikasi pengruh budaya terhadap respons nyeri
Identifikasi pengaruh nyeri pada kwalitas hidup
Monitor keberhasilan terapi komplementer yang
sudah diberikan
Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik
Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri (mis. TENS, hipnosis, akupuntur, terapi
musik, biofeedback, terapi pijat, aroma terapi,
kompres hangat/dimgin)
Kontrol lingkungan yang memperberat nyeri (mis.
Suhu ruangan, pencahyaan, kebisingan)
Fasilitasi istirahat dan tidur
Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
Jelaskan strategis meredakan nyeri
Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
Ajarkan teknikj nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa neri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Pemberi Makanan TINDAKAN
Observasi
Identifikasi Makanan yang di programkan
Identifikasi kemampuan menelan
Periksa mulut untuk residu pada akhir makanan
Terapeutik
Lakukan kebersihan tangan dan mulut sebelum
makanan
Sediakan lingkungan yang menyenangkan selama
waktu amkan (mis simpan urinal, pispot agar tidak
terlihat)
Berikan posisi duduk atau semi fowler saat makan
Berikan makan hangat jika memungkinkan
Sediakan sedotan sesuai kebutuhan
Berikan makanan sesuai keinginan, jika
memungkinkan
Tawarkan mencium aroma makanan untuk
merangsang napsu makan
Pertahankan perhatian saat memberikan makan
Cuci muka dan tangan setelah makan
Edukasi
Anjurkan orang tua atau keluarga membantu
memberikan makanan kepada pasien
Cuci muka dan tangan setelah makan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik yang adekuat
sebelum makan, jika perlu
Kolaborasi pemberian anti emetik/ sebelum makan,
jika perlu
Penentuan tujuan Bersama TINDAKAN
Observasi
Identifikasi tujuan yang akan dicapai
Identifikasi cara mencapai tujuan secara konstruktif
Terapeutik
Nyatakan tujuan dengan kalimat positif dan jelas
Tetapkan skala pencapaian tujuan
fasilitasi memecah tujuan kompleks menjadi
langkah kecil yang mudah dilakukan
Berikan batasan pada peran perawat dan pasien
secara jelas
Diskusikan sumber daya yang ada untuk
memenuhi tukuan
Diskusikan pengembangan rencana untuk
mencapai tujuan
Prioritaskan aktifitas yang dapat membantu
pencapaian tujuan
Fasilitasi dan mengidentifikasi hasil yang dapat
diharapkan untuk setiap tujuan
tetapkan batas waktu yang realistis
Diskusikan indikator pengukuran untuk setiap
tujuan
Tetapkan evaluasi secara periodik untuk menilai
kemaajuan sesuiai tujuan
Modifikasi rencana jika tujuan tidak tercapai
Edukasi
Anjurkan mengenal masalah yang dialami
Anjurkan mengembangkan harapan realistis
Anjurkan mengidentifikasi kekuatn dan
kemampuan sendiri
Anjurkan menngidetifikasi nilai dan sistem
kepercayaan saat mendapatkan tujuan
Anjurkan mengidentidikas tujuan realistis dan dapat
dicapai
Pencegahan Jatuh TINDAKAN
Observasi
Identifikasi Faktor resiko jatuh (mis. Usia >65tahun,
penurunan tingkat kesadaran, defisit cognitif,
hipotensi ortostatik, gangguan keseimbangan,
gangguan penglihatan, neuropati)
Identifikasi resiko jatuh sekali setiap shift
Identifikasi faktor lingkungan yang meningkatkan
resiko jatuh (mis. Lantai licin, penerangan kurang)
Hitung skala jatuh
Monitor kemampuan berpindah dari tempat tidur ke
kursi roda atau sebaliknya
Terapeutik
Orientasikan ruangan pada pasien dan keluarga
Pastikan roda tempat tidur dalam keadaan terkunci
Pasang handrail tempat tidur
Atur tempat tidur pada posisi rendah
Tempatkan pasien beresiko tinggi jatuh dekat
dengan ruang perawat
Gunakan alat bantu berjalan
dekatkan bel pemanggil dalam jangkauan pasien
Edukasi
Anjurkan memanggil perawat jika membutuhkan
bantuan untuk berpindah
Anjurkan menggunakan alas kaki yang tidak licin
Anjurkan berkonsentrasi untuk menjaga
keseimbangan tubuh
Anjurkan melebarkan jarak kedua kaki untuk
meningkatkan keseimbangan saat berdiri
Ajarkan cara menggunakan bel
Reduksi Ansietas TINDAKAN
Observasi
Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
Monitor tand tanda ansietas
Terapeutik
Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan
kepercayaan
Temani pasien untuk mengurangi kecemasan
Pahami situasi yang membuat ansietas
Dengarkan dengan penuh perhatian
Gunakan pendekatan yang tenang dan
meyakinkan
Tempakan barang pribadi yang memberikan
kenyamanan
Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu
kecemasan
Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa
yang akan datang
Edukasi
Jelaskan prosedur termasuk sensasi yang akan
dialami
Informasikan secara faktual mengenai diagnosis
pengobatan dan prognosis
Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien
Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang
tepat
Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat anti ansietas
L.12109 Definisi
Kapasitas komunitas untuk beradaptasi dan berfungsi secara positif setelah mengalami kes
krisis
Luaran Utama :
Status Kesehatan Komunitas
Luaran Tambahan :
Ketahanan Komunitas
Status Koping Komunitas
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
3x24jam
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menurun Sedang Meningkat
Menurun Meningkat
1 2 3 4 5
Keberlanjutna pelayanan rutin
1 2 3 4 5
komunitas
Ketersediaan pelayanan
1 2 3 4 5
kesehatan
Ketersediaan sumber daya
untuk memenuhi kebutuhan 1 2 3 4 5
dasar
Kesiapan komunitas untuk
1 2 3 4 5
tanggap krisis
Adaptasi komunitas terhadap
1 2 3 4 5
perubahan
Kerjasama komunitas untuk
menghadapi tantangan di masa 1 2 3 4 5
depan
Persiapan komunitas untuk
menghadapi tantangan di masa 1 2 3 4 5
depan
Kemutakhiran rencana tanggap
1 2 3 4 5
krisis
Pemimpin kunci memantau
1 2 3 4 5
lingkungan sosial ekonomi
Pemimpin kunci memantau
1 2 3 4 5
lingkungan fisik
Pemimpin kunci
1 2 3 4 5
mengkoordinasi tanggap krisis
Mengidentifikasi strategi
1 2 3 4 5
resolusi konflik
Penggunaan jejaring
1 2 3 4 5
komunikasi
Berkolaborasi dengan badan/
1 2 3 4 5
pemerintah
Akses ke sumberdaya eksternal 1 2 3 4 5
INTERVENSI
Intervensi Utama
Pengembangan Kesehatan
TINDAKAN
Masyarakat
Observasi
Identifikasi masalah atau isu kesehatan dan
prioritasnya
Identifikasi potensi atau aset dalam
masyarakat terkait isu yang dihadapi
Identifikasi kekuatan dan partner dalam
pengembangan kesehatan
Identifikasi pemimpin atau tokoh dalam
masyarakat
Terapeutik
Berikan kesempatan kepada setiap anggota
masyarakat untuk berpartisipasi sesuai aset
yang dimiliki
Libatkan anggota masyarakat untuk
meningkatkan kesadaran terhadap isu dan
masalah kesehatan yang dihadapi
Libatkan masyarakat dalam musyawarah
untuk mendifinisikan isu kesehatan dan
mengembangkan rencana kerja
Libatkan masyarakat dalam proses
perencanaan dan implementasi serta proses
revisinya
Libatkan anggota masyarakat dalam
mengembangkan jaringan kesehatan
Pertahankan komunikasi yang terbuka
dengan anggota masyarakat
Perkuat komunikasi antara individu dan
kelompok
Fasilitasi struktur organisasi untuk
meningkatkan kemampuan komunikasi
Kembangkan strategi dalam
mengembangkan konplik
Persatukan anggota masyarakat dengan
cita-cita komunitas yang sama
Bangun komitmen bersama
Penyebab
1. Keteratasan kognitif
2. Gangguan fungsi kognitif
3. Kekeliruan mengikuti anjuran
4. Kurang terpapar informasi
5. Kurang minat dalam belajar
6. Kurang mampu mengingat
7. Ketidakmampuan menemukan sumber informasi
L.12111 Definisi
Kecukupan informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu
Luaran Utama :
Tingkat Pengetahuan
Luaran Tambahan :
Memori
Motivasi
Proses Informasi
Tingkat Agitasi
Tingkat Kepatuhan
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Membaik
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menurun
Menurun
Sedang
Meningkat
Meningkat
1 2 3 4 5
Perilaku sesuai anjuran 1 2 3 4 5
Verbalisasi minat dalam
1 2 3 4 5
belajar
Kemampuan menjelaskan
pengetahuan tentang suatu 1 2 3 4 5
topik
Kemampuan
menggambarkan
1 2 3 4 5
pengalaman sebelumnya
yang sesuai dengan topik
Perilaku sesuai dengan
1 2 3 4 5
pengetahuan
Cukup Cukup
Meningkat Sedang Menurun
Meningkat Menurun
1 2 3 4 5
Pertanyaan tentang masalah
1 2 3 4 5
yang dihadapi
Persepsi keliru terhadap
1 2 3 4 5
masalah
Menjalani pemeriksaan yang
1 2 3 4 5
tidak tepat
Cukup Cukup
Memburuk Sedang Membaik
Memburuk Membaik
1 2 3 4 5
Perilaku 1 2 3 4 5
INTERVENSI
Intervensi Utama
Edukasi Kesehatan TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
informasi
Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan
dan menurunkan motivasi perilaku hidup
Terapeutik
Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan
Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
Jelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi
kesehatan
Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
Ajarkan strategi yang dapat diguinakan untuk
meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat
Intervensi Pendukung
Edukasi diet TINDAKAN
Observasi
Identifikasi pasien dan keluarga menerima informasi
Identifikasi tingkat pengetahuan saat ini
Identifikasi kebiasaan pola makan saat ini dan masa
lalu
Identifikasi persepsi pasien dan keluarga tentang
diet yang di programkan
Terapeutik
Persiapkan materi (form edukasi dan form diet)
Jadwalkan waktu yang tepat untuk memberikan
pendidikan kesehatan
Berikan pasien dan keluarga bertanya
Sediakan ceklist program diet harian
Edukasi
Jelaskan tujuan kepatuhan diet terhadap kesehatan
informasikan makanan yang diperbolehkan dan
dilarang
Informasikan kemungkinan interaksi obat dan
makanan
Anjurkan posisi fowler atau semi fowler 20-30 menit
setelah makan
Anjurkan mengganti bahan makanan sesuai dengan
diet yang di programkan
Rekomendasikan resep makanan sesuai diet
Kolaborasi
Rujuk ke ahli Gizi sertakan keluarga
Edukasi edema TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemampuan pasien dan
keluargamenerima informasi
Monitor pemahaman pasien dan keluarga setelah di
edukasi
Terapeutik
Persiapkan materi (form Edukasi)
Jadwalkan waktu yang tepat untuk edukasi
Berikan kesempatan pasien dan keluarga bertanya
Edukasi
Jelaskan tentang definisi dan penyebab (penurunan
fungsi ginjal, hipoalbumin, gagal jantung, retensi
natrium) gejala dan tanda edema (kenaikan BB
yang drastis, penurunan output urine, albumin
darah kurang dari normal, pitting edema)
Jelaskan cara penanganan dan pencegahan edema
(timbangBB tiap hari, balance cairan, obat diuretik,
diet tinggi protein, diet rendah garam, anti
hipertensi)
Edukasi efeksamping Obat TINDAKAN
Observasi
Identifikasi pasien dan keluarga menerima informasi
Terapeutik
Persiapan materi ( form edukasi)
Jadwalkan waktu yang tepat untuk edukasi
berikan pasien/keluarga bertanya
Edukasi
Jelaskan tujuan obat yang diberikan
Jelaskan indikasi dan kontra indikasi obat yang di
konsumsi
Jelaskan cara kerja obat secara umum
Jelaskan dosis, cara pemakaian, waktu dan
lamanya pemberian obat
Jelaskan tanda dan gejala bila obat yang
dikonsumsi tidak cocok
Jelaskan reaksi alergi yang mungkin timbul saat
minum obat atau sesudah
Anjurkan melihat kadaluarsa obat sebelum di
konsumsi
Anjurkan melihat kondisi fisik obat sebelum diminum
Anjurkan segera lapor ke perawat jaga jika timbul
reaksi alergi
Edukasi Hemodialisi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemampuan pasien/keluarga menerima
informasi
Terapeutik
Persiapan materi dan alat peraga dan form edukasi
Jadwalkan waktu yang tepat untuk edukasi
berikan kesempatan pasien/keluarga bertanya
Edukasi
Jelaskan pengertian, tanda dan gejala, dampak,
diet, dan hal yang harus di perhatikan pada pasien
gagal ginjal
Jelaskan pengertian kelebihan dan kekurangan
terapi hemodialisa serta prosedur hemodialisa
Jelaskan manfaat memonitor intake dan output
cairan
Ajarka cara memantau kelebihan volume cairan
(mis. Pitting edema kenaikan BB 1kg=1L air, sesak
napas)
Jelaskan pentingnya dukungan keluarga
Edukasi Irigasi kandung kemih TINDAKAN
Observasi
identifikasi kesiapan pasien/keluarga menerima
informasi
Terapeutik
Persiapan materi (form Edukasi)
Jadwalkan waktu yang tepat untuk memberikan
eduaksi
Berikan kesempatan pasien dan keluarga bertanya
Edukasi
Jelaskan definisi, indikasi dan tujuan dan manfaat
irigasi kandung kemih
Jelaskan tentang pengendalian infeksi dan
keamanan pasien (cucitangan dan prinsip steril)
Demonstrasikan teknik cuci tangan aseptik
Jelaskan alat dan prosedur irigasi kandung kemih
Anjurkan menghubungi perawat jaga jika
mengalami masalah dengan irigasi kandung kemih
Edukasi Irigasi Kolostomi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kebutuhan irigasi kolostomi
Identifikasi kesiapan pasien/keluarga menerima
informasi
Monitor keberhasilan dan kemampuan
pasien/keluarga dalam irigasi kolostomi
Terapeutik
Persiapkan materi dan Form edukasi
Kantong kolostomi dan peralatan yang dibutuhkan
Jadwalkan jadwal edukasi sesuai kesepakatan
Berikan kesempatan pasien/keluarga untuk
bertanya
Edukasi
Jelaskan tujuan, prosedur, indikasi, kontra indikasi
irigasi kolostomi
jelaskan prinsip pencegahan infeksi
Jelaskan Tindakan yang dilakukan jika pada proses
irigasi didapatkan kram abdomen , segera kurangi
kecepatan tetesan cairan irigasi
Jelaskan faeces akan keluar setelah sekitar 45-
60menit setelah cairan irigasi masuk
Jelaskan cara mendokumentasikan dan perhatikan
warna dan kondisi stoma serta warna, konsisitensi
faeces
Jelaskan cara melakukan irigasi kolostomi
Edukasi Kemoterapi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
informasi
Terapeutik
Sediakan materi dan form edukasi
Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
Jelaskan efek obat-obatan anti neoplasma pada sel-
sel maligna
Ajarjan pasien/keluarga mengenal efek terapi pada
fungsi sumsum tulang, folikel rambut, fungsi seksual
dan toksisitas organ
Anjurkan cara mencgah infeksi
Anjurkan segera melaporkan ada tanda-tanda
demam, menggigil, mimisan, lebam-lebam, faeces
warna hitam
Anjurkan menghindari penggunaan anti coagulan.
Edukasi keamanan bayi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
informasi
Terapeutik
Sediakan materi penkes
jadwalkan penkes sesuai kesepakatan
Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
Anjurkan selalu mengawasi bayi
Anjurkan tidak meninggalkan bayinya sendiri
Anjurkan menjauhkan bayi dari bahaya benda
berisiko
Anjurkan memasang penghalang pada sisi tempat
tidur
Edukasi manajemen Nyeri TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kesiapan menerima informasi
Terapeutik
Sediakan materi dan form edukasi
Berikan kesempatan pasien bertanya
Edukasi
Jelaskan penyebab, periode, dan strategi
meredakan nyeri
Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi
nyeri
Edukasi Menyusui TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
informasi
Identifikasi tujuan atau keinginan menyusui
Terapeutik
Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan
Beriakan kesempatan untuk bertanya
Dukung ibu meningkatkan kepercayaan diri dalam
menyusui
Libatkan sistem pendukung : suami, keluarga,
tenaga kesehatan dan masyarakat
Edukasi
Berikan konseling menyusui
Jelaskan manfaat menyusui bagi ibu dan bayi
Ajarkan 4 posisi menyusui dan perlekatan (lacth
on) dengan benar
Ajarkan peraewatan payudara antepartum dengan
mengkompres
dengan kapas yang telas diberikan minyak kelapa
Ajarkan perawatan payudara post partum ( mis
memerah ASI, pijat payudara, pijat oksitosin)
Edukasi Mobilisasi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kesiapan menerima informasi
Identifikasi indikasi dan kontra indikasi
Monitor kemajuan pasiendalam melakukan
mobilisasi
Terapeutik
Persiapan materi
Berikan kesempatan pasien atau keluarga untuk
bertanya
Edukasi
Jelaskan prosedur, tujuan, indikasi dan kontra
indikasi
ajarkan mengidentifikasi sarana dan prasarana
yang mendukung
Ajarkan mengidentifikasi kemampuan mobilisasi
Ajarkan cara mobilisasi bertahap
Edukasi Nutrisi Parenteral TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
informasi
Terapeutik
Sediakan materi dan form edukasi
Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
Jelaskan prosedur dan tujuan pemberian nutrisi
parenteral
Jelaskan potensi efek samping dan komplikasi
nutrisi parenteral
Jelaskan kemungkinan lebih sedikit buang air besar
saat menjalani terapi parenteral
Jelaskan hal-hal yang harus diperhatikan selama
menjalani terapi parenteral mis. Kondisi lokasi
akses vena dan keadaan selang infus
Anjurkan memeriksa mulut secara teratur untuk
tanda-tanda parotitis, glositis dan lesi oral
Edukasi Pemeriksaan
TINDAKAN
Ultrasonografi
Observasi
Identifikasi indikasi dilakukan pemeriksaan
Identifikasi pengetahuan tentang manfaat dan
tujuan pemeriksaan
Terapeutik
Siapkan pasien secara fisik dan emosional
Libatkan keluarga atau orang terdekat
Edukasi
Jelaskan manfaat dan tujuan
Jelaskan prosedur pemeriksan
Jelaskan persiapan pemeriksaan
Jelaskan pemeriksaan tidak menimbulkan rasa
nyeri atau ketidaknyamanan
Edukasi Pencegahan Infeksi TINDAKAN
Observasi
Periksa kesiapan menerima informasi
Terapeutik
Siapkan materi
Edukasi
Jelaskan tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
Informasikan hasil laboratorium mis. Leucosit
Anjurkan mengikuti pencegahan sesuai kondisi
Anjurkan membatasi pengunjung
Ajarkan cara merawat kulit pada daerah yang
edema
Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka
operasi
Anjurkan kecukupan nutrisi, cairan dan istirahat
Anjurkan kecukupan mobilisasi
Anjurkan latihan napas dalam dan batuk sesuai
kebutuhan
Ajarkan cara mencuci tangan
Ajarkan etika batuk
Edukasi Pencegahan jatuh TINDAKAN
Observasi
Identifikasi gangguan kognitif dan fisik yang
memungkinkan jatuh
Terapeutik
Siapkan materi
Edukasi
Ajarkan mengidentifikasi perilaku dan faktor yang
berkontribusi terhadap resiko jatuh dan cara
mengurangi semua faktor resiko
Ajarkan mengidentifikasi tingkat kelemahan cara
berjalan dan keseimbangan
Anjurkan meminta bantuan saat menggapai sesuatu
yang sulit
Jelaskan pentingnya penghalang tempat tidur
Edukasi pengukuran Vital Sign TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kesiapan menerima informasi
Terapeutik
Siapkan materi dan alat pengukur Vital sign
Berikan kesempatan untuk bertanya
pastikan pasien merasa nyaman dan rileks
Jelaskan prosedur pengukuran vital sign mis.
Tekanan darah, nadi, respirasi, suhu badan
Informasikan hasil pengukuran Vital sign
Edukasi persalinan TINDAKAN
Observasi
Identifikasi tingkat pengetahuan
Identifikasi pemahaman ibu tentang persalinan
Terapeutik
Sediakan materi dan media
Jadwalkan penkes
Berikan reinforcement positif terhadap perubahan
perilaku ibu
Edukasi
Jelaskan metode persalinan yang ibu inginkan
Jelaskan persiapan dan tempat persalinan
Anjurkan ibu mengikuti kelas persalinan
Anjurkan ibu menggunakan teknik manajemen nyeri
persalinan tiap kala
Anjurkan ibu cukup nutrisi
Anjurkan ibu mengenali tanda tanda persalinan
Anjurkan ibu mengenali tanda bahaya persalinan
Edukasi Program Pengobatan TINDAKAN
Observasi
Identifikasi pengetahuan tentang pengobatan yang
di rekomendasiakan
Identifikasi Penggunaan pengobatan tradisional dan
kemungkinan efek terhadap pengobatan
Terapeutik
Fasilitasi informasi tertulis atau gambar untuk
meningkatkan pemahaman
Berikan dukungan untuk menjalani program
pengobatan dengan baik dan benar
Libatkan keluarga untuk memberikan dukungan
pada pasien selama pengobatan
Edukasi
Jelaskan manfaat dan efeksamping pengobatan
Jelaskan strategi mengelola efeksamping obat
Jelaskan cara penyimpanan, pengisian
kembali/pembelian kembali dan pemantauan sisa
obat
Jelaskan keuntungan dan kerugia program
pengobatan
Informasikan fasilitas kesehatan di rs pertamina
cirebon
Anjurkan memonitor keefektipan pengobatan
Anjurkan mengkonsumsi obat sesuai indikasi
Anjurkan bertanya jika ada sesuatu yang tidak
dimengerti sebelum dan sesudah pengobatan
dilakukan
Ajarkan kemampuan melakukan pengobatan
mandiri
Edukasi Teknik Transfer antar
TINDAKAN
ruang rawat
Observasi
Identifikasi rekomendasi aktifitas pasien
Identifikasi tingkat mobilitas dan keterbatasan dalam
bergerak
Identifikasi tingkat kesadaran
Terapeutik
Siapkan peralatan dan area pasien yang akan
dipindah
Edukasi
Jelaskan tipe atau perpindahan pasien
Anjurkan tetap menjaga privasi pasien
Anjurkan menaikan pagar samping tempat tidur
Edukasi Terapi Antikoagulan TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kesiapan menerima informasi
Terapeutik
Sediakan materi dan formulir edukasi
Edukasi
Jelaskan tujuan dan manfaat antikoagulan
Jelaskan efeksamping antikoagulan
Jelaskan prosedur terapi antikoagulan
Jelaskan tanda-tanda perdarahan
Ajarkan cara mencegah perdarahan akibat terapi
antikoagulan
Edukasi Terapi Cairan TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kesiapan menerima informasi
Terapeutik
Sediakan materi dan formulir edukasi
Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
Jelaskan pentingnya cairan tubuh
Jelaskan jenis dan fungsi cairan dalam tubuh
Jelaskan komposisi dan distribusi cairan tubuh
Jelaskan masalah yang timbul jika tubuh
kekurangan atau kelebihan cairan
Jelaskan indikator pemberian terapi cairan
Edukasi Terapi darah TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
informasi
Terapeutik
Sediakan materi dan formulir edukasi
Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
Jelaskan indikasi dan kontra indikasi terapi darah
Jelaskan prosedur terapi darah
Jelaskan Penanganan jika terjadi efek samping
terapi darah
Ajarkan cara memantau tanda dan gejala resiko dan
efek samping terapi darah
Edukasi Termoregulasi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
informasi
Sediakan materi dan formulir edukasi
Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
Ajarkan kompres hangat jika demam
Anjurkan penggunaan pakaian yang menyerap
keringat
Anjurkan menciptakan lingkungan yang nyaman
25. Kesiapan Peningkatan Manajemen Kesehatan
D.0112
Definisi:
Pola pengaturan dan pengintegrasian program kesehatan kedalam
kehidupan sehari-hari yang cukup untuk memenuhi
L.12104 Definisi
Kemampuan mengatur dan mengintegrasikan penanganan masalah kesehatan dalam kehid
mencapai status kesehatan optimal
Luaran Utama :
Manajemen Kesehatan
Luaran Tambahan :
Manajemen Kesehatan Keluarga
Pemeliharaan Kesehatan
Perilaku Kesehatan
Tingkat Pengetahuan
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menurun
Menurun
Sedang
Meningkat
Meningkat
1 2 3 4 5
Melakukan tindakan untuk
1 2 3 4 5
mengurangi faktor resiko
Menetapkan program perawatan 1 2 3 4 5
Aktifitas hidup sehari-hari efektif
1 2 3 4 5
memenuhi tujuan kesehatan
INTERVENSI
Intervensi Utama
Edukasi Kesehatan TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
informasi
Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan
menurunkan motivasi perilaku hidup
Terapeutik
Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
Jelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi
kesehatan
Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
Ajarkan strategi yang dapat diguinakan untuk
meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat
Identifikasi Resiko TINDAKAN
Observasi
Identifikasi risiko biologis, lingkungan dan prilaku
Identifikasi risiko secara berkala dimasing-masing unit
Indentifikasi risiko baru sesuai perencanaan yang telah
ditetapkan
Terapeutik
Tentukan metode pengelolaan resiko yang baik dan
ekonomis
Lakukan pengelolaan resiko secara efektif
Lakukan update perencanaan secara reguler
buat perencanaan tindakan yang memiliki timeline dan
penanggung jawab yang jelas
dokumentasikan temuan risiko secara akurat
26. Kesiapan Peningkatan Pengetahuan
D.0113
Definisi:
Perkembangan informasi kognitf yang berhubungan dengan tofik
spesifik cukup untuk memenuhi tujuan kesehatan dan dapat di
tingkstksn
L.12111 Definisi
Kecukupan informasi kognitif yang berkaitan dengan
topik tertentu
Luaran Utama :
Tingkat Pengetahuan
Luaran Tambahan :
Memori Motivasi
Proses Informasi
Tingkat Kepatuhan
Status Kognitif
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Membaik
Kriteria Hasil
Cukup
Cukup
Menurun Sedang Meningka Meningkat
Menurun
t
1 2 3 4 5
Perilaku sesuai anjuran 1 2 3 4 5
Verbalisasi minat dalam
1 2 3 4 5
belajar
Kemampuan
menjelaskan
1 2 3 4 5
pengetahuan tentang
suatu topik
Kemampuan
menggambarkan
pengalaman 1 2 3 4 5
sebelumnya yang
sesuai dengan topik
Perilaku sesuai dengan
1 2 3 4 5
pengetahuan
Cukup Cukup
Meningkat Sedang Menurun
Meningkat Menurun
1 2 3 4 5
Pertanyaan tentang
1 2 3 4 5
masalah yang dihadapi
Persepsi keliru terhadap
1 2 3 4 5
masalah
Menjalani pemeriksaan
1 2 3 4 5
yang tidak tepat
Cukup Cukup
Memburuk Sedang Membaik
Memburuk Membaik
1 2 3 4 5
Perilaku 1 2 3 4 5
INTERVENSI
Intervensi Utama
Edukasi Kesehatan TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menu
hidup
Terapeutik
Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
Jelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
Ajarkan strategi yang dapat diguinakan untuk meningkatkan
sehat
Penyebab
1. Disabilitas (mis. Penurunan daya ingat, defisit sensorik/motorik)
2. Efek samping program perawatan/pengobatan
3. Beban pembiayaan program perawatan /pengobatan
4. Lingkungan tidak terpeutik
5. Program terapi kompleks dan/atau lama
6. Hambatan mengakses pelayanan kesehatan (mis. Gangguan mobilisasi,
masalah
transportasi, ketiadaan orang merawat anak di rumah, cuaca tidak
menentu)
7. Program terapi tidak ditanggung asuransi
8. Ketidakadekuatan pemahaman (sekunder akibat defisit kognitif,
kecemasan, gangguan penglihatan/pendengaran, kelelahan, kurang
motivasi)
L.12110 Definisi
Perilaku individu dan/ atau pemberi asuhan dalam mengikuti rencana perawatan/
pengobatan yang disepakati dengan tenaga kesehatan, sehingga hasil perawatan/
pengobatan efektif.
Luaran Utama :
Tingkat Kepatuhan
Luaran Tambahan :
Dukungan Keluarga
Kontrol gejala
Status Koping Keluarga
Tingkat Ansietas
Tingkat Depresi
Tingkat Pengetahuan
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Cukup
Cukup
Menurun
Menurun
Sedang Meningka Meningkat
t
1 2 3 4 5
Verbalisasi kemauan
mematuhi program perawtan 1 2 3 4 5
atau pengobatan
Verbalisasi mengikuti anjuran 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Meningkat Sedang Menurun
Meningkat Menurun
1 2 3 4 5
Risiko komplikasi penyakit/
1 2 3 4 5
masalah kesehatan
Cukup Cukup
Memburuk Sedang Membaik
Memburuk Membaik
1 2 3 4 5
Perilaku mengikuti program
1 2 3 4 5
perawatan/ pengobatan
Perilaku menjalankan anjuran 1 2 3 4 5
Tanda dan gejala penyakit 1 2 3 4 5
INTERVENSI
Intervensi Utama
Dukungan Kepatuhan Program
TINDAKAN
pengobatan
OBSERVASI
Identifikasi kepatuhan menjalankan program
pengobatan
TERAPEUTIK
Buat komitmen menjalani program pengobatan
dengan baik
Buat jadwal pendampingan keluarga untuk
bergantian menemani pasien selama dirawat dan
menjalani program pengobatan
Dokumentasikan aktivitas selama menjalani
program pengobatan
Diskusikan hal-hal yang dapat mendukung atau
menghambat berjalannya program pengobatan
Libatkan keluarga untuk mendukung program
pengobatan yang dijalani
EDUKASI
Informasikan program pengobatan yang harus
dijalani
Informasikan manfaat yang akan diperoleh jika
teratur menjalani program pengobatan
Anjurkan keluarga untuk mendampingi dan
merawat pasien selama menjalani program
pengobatan
Anjurkan pasien dan keluarga melakukan
konsultasi ulang saat kontrol
Promosi kesadaran diri TINDAKAN
Observasi
Identifikasi keadaan emosional saat ini
Identifikasi respons yang ditunjukan berbagai
situasi
Terapeutik
Diskusikan nilai nilai yang berkontribusi terhadap
konsep diri
Diskusikan tentang pikiran, perilaku atau respons
terhadap kondisi
Diskusikan dampak penyakit pada konsep diri
Ungkapkan penyangkalan tentang kenyataan
Motivasi dalam meningkakan kemampuan
belajar
Edukasi
Anjurkan mengenali pikiran dan perasaan
tentang diri
Anjurkan menyadari bahwa setiap orang unik
Anjurkan mengungkapkan perasaan
Anjurkan meminta bantuan orang lain sesuai
kenutuhan
Anjurkan mengubah pandangan diri sebagai
korban
Anjurkan mengidentifikasi perasaan bersalah
Anjurkan mengidentifikasi situasi yang memicu
kecemasan
Anjurkan cara membuat prioritas hidup
Latih kemampuan positif diri yang dimiliki
28. Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif
D.0115
Definisi:
Pola penanganan masalah kesehatan dalam keluarga tidak memuaskan
untuk memulihkankondisi kesehatan anggota keluarga
Penyebab
1. Kompleksitas sistem pelayanan kesehatan
2. Kompleksitas program perawatan/pengobatan
3. Konflik pengambilan keputusan
4. Kesulitan ekonomi
5. Banyak tuntutan
6. Konflik keluarga
L.09074 Definisi
Kemampuan menangani masalah kesehatan keluarga secara optimal untuk memulihkan ko
kesehatan anggota keluarga
Luaran Utama :
Manajemen Kesehatan Keluarga
Luaran Tambahan :
Ketahanan Keluarga
Perilaku Kesehatan
Status Kesehatan Keluarga
Tingkat Pengetahuan
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x
24jam
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menurun Sedang Meningkat
Menurun Meningkat
1 2 3 4 5
Kemampuan menjelaskan
maslah kesehatan yang 1 2 3 4 5
dialami
Aktifitas keluarga mengatasi
1 2 3 4 5
masalah kesehatan tepat
Tindakan untuk Mengurangi
1 2 3 4 5
faktor risiko
Cukup Cukup
Meningkat
Meningkat
Sedang
Menurun
Menurun
1 2 3 4 5
Verbalisasi kesulitan
menjalankan perawatan yang 1 2 3 4 5
ditetapkan
Gejala penyakit anggota
1 2 3 4 5
keluarga
INTERVENSI
Intervensi Utama
Observasi
Identifikasi persepsi mengenai masalah dan
informasi yang memicu konplik
Terapeutik
Fasilitasi mengklarifikasi nilai dan harapan
yang membantu membuat pilihan
Diskusikan kelebihan dan kekurangan dari
setiap solusi
Fasilitasi melihat situasi secara realistik
Motivasi mengungkapkan tujuan perawatan
yang diharapkan
Hormati hak pasien untuk menerima dan
menolak informasi
Fasilitasi menjelaskan keputusan kepada
orang lain
Fasilitasi hubungan antara pasien dan
keluarga/orang lain
Edukasi
Informasikan alternatif solusi secara jelas
Berikan informasi yang diminta pasien
Kolaborasi
Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain
dalam memfasilitasi pengambilan keputusan
Dukungan keluarga merencanakan
TINDAKAN
perawatan
OBSERVASI
Identifikasi kebutuhan dan harapa keluarga
tentang kesehatan
Identifikasi konsekwensi tidak melakukan
tindakan bersama keluarga
Identifikasi sumber-sumber yang dimiliki
keluarga
Identifikasi tindakan yang dapat dilakukan
keluarga
TERAPEUTIK
Motivasi pengembangan sikap dan emosi yang
mendukung upaya kesehatan
Gunakan sarana dan fasilitas yang ada dalam
keluarga
Ciptakan perubahan lingkungan rumah yang
optimal
EDUKASI
Informasikan fasilitas kesehatan yang ada di
lingkungan keluarga
Anjurkan menggunakan fasilitas kesehatan
yang ada
Ajarkan cara perawatan yang bisa dilakukan
keluarga
Edukasi Kesehatan TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi
Identifikasi faktor-faktor yang dapat
meningkatkan dan menurunkan motivasi
perilaku hidup
Terapeutik
Sediakan materi dan media pendidikan
kesehatan
Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan
Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
Jelaskan faktor resiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan
Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
Ajarkan strategi yang dapat diguinakan untuk
meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat
29. Manajemen Kesehatan Tidak Efektif
D.0116
Definisi:
Pola pengaturan dan pengintegrasian penanganan masalah kesehatan
kedalam kebiasaan hidup sehari-hari tidak memuaskan untuk mencapai
status kesehatan yang diharapkan
Penyebab
1. Kompleksitas sistem pelayanan kesehatan
2. Kompleksitas program perawatan/pengobatan
3. Konflik pengambilan keputusan
4. Kurang terpapar informasi
5. Kesulitan ekonomi
6. Tuntutan berlebih (mis.individu, keluarga)
7. Konflik keluarga
8. Ketidakefektifan pola perawatan kesehatan keluarga
9. Ketidakcukupan petunjuk untuk bertindak
10. Kekurangan dukungan sosial
Luaran Tambahan :
Pemeliharaan Kesehatan
Proses Informasi
Tingkat Kepatuhan
Tingkat Pengetahuan
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x
24jam
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menurun Sedang Meningkat
Menurun Meningkat
1 2 3 4 5
Melakukan tindakan untuk
1 2 3 4 5
mengurangi faktor resiko
Menetapkan program
1 2 3 4 5
perawatan
Aktifitas hidup sehari-hari
efektif memenuhi tujuan 1 2 3 4 5
kesehatan
INTERVENSI
Intervensi Utama
Dukungan Pengambilan
TINDAKAN
keputusan
Observasi
Identifikasi persepsi mengenai masalah dan informasi
yang memicu konplik
Terapeutik
Fasilitasi mengklarifikasi nilai dan harapan yang
membantu membuat pilihan
Diskusikan kelebihan dan kekurangan dari setiap
solusi
Fasilitasi melihat situasi secara realistik
Motivasi mengungkapkan tujuan perawatan yang
diharapkan
Hormati hak pasien untuk menerima dan menolak
informasi
Fasilitasi menjelaskan keputusan kepada orang lain
Fasilitasi hubungan antara pasien dan keluarga/orang
lain
Edukasi
Informasikan alternatif solusi secara jelas
Berikan informasi yang diminta pasien
Kolaborasi
Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam
memfasilitasi pengambilan keputusan
Edukasi Kesehatan TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
informasi
Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan
dan menurunkan motivasi perilaku hidup
Terapeutik
Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
Jelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi
kesehatan
Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
Ajarkan strategi yang dapat diguinakan untuk
meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat
30. Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif
D.0117
Definisi:
Ketidakmampuan mengidentifikasi, mengelola, dan/atau menemukan
bantuan untuk mempertahankan kesehatan
Penyebab
1. Hambatan kognitif
2. Ketidaktuntasan proses berduka
3. Ketidakadekuatan ketrampilan berkomunikasi
4. Kurangnya ketrampilan motorik halus/kasar
5. Ketidakmampuan membuat penilaian yang tepat
6. Ketidakmampuan mengatasi masalah (individu, atau keluarga)
7. Ketidakcukupan sumber daya (mis. keuangan, fasilitas)
8. Gangguan persepsi
9. Tidak terpenuhinya tugas perkembangan
L.12106 Definisi
Kemampuan mengidentifikasi, mengelola, dan/ atau menemukan bantuan untuk
mempertahankan kesehatan
Luaran Utama :
Pemeliharaan Kesehatan
Luaran Tambahan :
Manajemen Kesehatan
Perilaku Kesehatan
Tingkat Kepatuhan
Tingkat Pengetahuan
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Cukup
Cukup Sedan Meningka
Menurun Meningka
Menurun g t
t
1 2 3 4 5
Menunjukan perilaku adaptif 1 2 3 4 5
Menunjukan pemahaman perilaku
1 2 3 4 5
sehat
Kemampuan menjalankan perilaku
1 2 3 4 5
sehat
Perilaku mencari bantuan 1 2 3 4 5
Menunjukan minat 1 2 3 4 5
Meningkatkan perilaku sehat 1 2 3 4 5
INTERVENSI
Edukasi Kesehatan TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
informasi
Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan
menurunkan motivasi perilaku hidup
Terapeutik
Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
Jelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi
kesehatan
Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
Ajarkan strategi yang dapat diguinakan untuk
meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat
Penentuan tujuan Bersama TINDAKAN
Observasi
Identifikasi tujuan yang akan dicapai
Identifikasi cara mencapai tujuan secara konstruktif
Terapeutik
Nyatakan tujuan dengan kalimat positif dan jelas
Tetapkan skala pencapaian tujuan
fasilitasi memecah tujuan kompleks menjadi langkah kecil
yang mudah dilakukan
Berikan batasan pada peran perawat dan pasien secara
jelas
Diskusikan sumber daya yang ada untuk memenuhi
tukuan
Diskusikan pengembangan rencana untuk mencapai
tujuan
Prioritaskan aktifitas yang dapat membantu pencapaian
tujuan
Fasilitasi dan mengidentifikasi hasil yang dapat
diharapkan untuk setiap tujuan
tetapkan batas waktu yang realistis
Diskusikan indikator pengukuran untuk setiap tujuan
Tetapkan evaluasi secara periodik untuk menilai
kemaajuan sesuiai tujuan
Modifikasi rencana jika tujuan tidak tercapai
Edukasi
Anjurkan mengenal masalah yang dialami
Anjurkan mengembangkan harapan realistis
Anjurkan mengidentifikasi kekuatn dan kemampuan
sendiri
Anjurkan menngidetifikasi nilai dan sistem kepercayaan
saat mendapatkan tujuan
Anjurkan mengidentidikas tujuan realistis dan dapat
dicapai
Interaksi Sosial
31. Gangguan Interaksi Sosial
D.0118
Definisi:
Kuantitas dan/atau kualitas hubungan sosial yang kurang atau berlebih
Penyebab
1. Defisiensi bicara
2. Hambatan perkembangan/maturasi
3. Ketiadaan orang terdekat
4. Perubahan neurologis ( mis. kelahiran prematur, distres fetal, persalinan
cepat atau persalinan lama)
5. Disfungsi sistem keluarga
6. Ketidakteraturan atau kekacauan lingkungan
7. Penganiayaan atau pengabaian anak
8. Hubungan orang tua-anak tidak memuaskan
9. Model peran negatif
10. Impulsif
11. Perilaku menentang
12. Perilaku agresif
13. Keengganan berpisah dengan orang terdekat
L.13115 Definisi
Kuantitas dan/ atau kualitas hubungan sosial yang cukup
Luaran Utama :
Interaksi Sosial
Luaran Tambahan :
Dukungan Sosial
Ketahanan Keluarga
Ketahanan Personal
Keterlibatan Sosial
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x
24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
3x24jam
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menurun
Menurun
Sedang
Meningkat
Meningkat
1 2 3 4 5
Perasaan nyaman dengan situasi
1 2 3 4 5
sosial
INTERVENSI
Modifikasi perilaku TINDAKAN
Observasi
Identifikasi penyebab kurangnya keterampilan
sosial
Identifkasi fokus pelatihan keterampilan sosial
Terapeutik
Motivasi untuk berlatih keterampilan sosial
Beri umpan balik positive ( mis pujian atau
penghargaan) terhadap kemampuan sosial
Libatkan keluarga selama latihan
keterampilan sosial
Edukasi
Jelaskan tujuan melatih keterampilan sosial
Anjurkan mengungkapkan peraasaan akibat
masalah yang dialami
Edukasi keluarga untuk dukungan
keterampilan sosial
Latih keterampilan secara bertahap
32. Gangguan Komunikasi Verbal
D.0119
Definisi:
Penurunan, perlambatan atau ketiadaan kemampuan untuk menerima,
memproses, dan/atau menggunakan sistem simbol
Penyebab
1. Penurunan sirkulasi serebral
2. Gangguan neuromusakuler
3. Gangguan pendengaran
4. Gangguan muskuloskletal
5. Kelainan palatum
6. Hambatan fisik (mis.terpasang trakheostomi, intubasi, krikortiroidektomi)
7. Hambatan individu (mis. ketakutan, kecemasan, merasa malu, emosional,
kurang privasi)
8. Hambatan psikologis (mis. gangguan psikotik, gangguan konsep diri,
harga diri
rendah, gangguan emosional)
9. Hambatan lingkungan (mis. Ketidakcukupan informasi, ketiadaan orang
terdekat,
ketidaksesuaian budaya, bahasa asing)
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif Objektif
1. Tidak mampu berbicara atau
mendengar
2. Menunjukan respon tidak sesuai
L.13115 Definisi
Kemempuan menerima, memproses, mengirim, dan/ atau menggunakan sistem
simbol
Luaran Utama :
Komunikasi Verbal
Luaran Tambahan :
Dukungan Sosial
Fungsi Sensori
Harga Diri
Kesadran Diri
Orientasi Kognitif
Proses Informasi
Status Kognitif
Status Neurologi
Tingkat Delirium
Tingkat Demensia
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x
24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
3x24jam
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menurun
Menurun
Sedang
Meningkat
Meningkat
1 2 3 4 5
Kemampuan berbicara 1 2 3 4 5
Kemampuan mendengar 1 2 3 4 5
Kesesuaian ekspresi wajah/
1 2 3 4 5
tubuh
Kontak mata 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Meningkat
Meningkat
Sedang
Menurun
Menurun
1 2 3 4 5
Afasia 1 2 3 4 5
Disfasia 1 2 3 4 5
Apraksia 1 2 3 4 5
Disleksia 1 2 3 4 5
Disatria 1 2 3 4 5
Afonia 1 2 3 4 5
Dislalia 1 2 3 4 5
Pelo 1 2 3 4 5
Gagap 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Memburuk
Memburuk
Sedang
Membaik
Membaik
1 2 3 4 5
Respon perilaku 1 2 3 4 5
Pemahaman komunikasi 1 2 3 4 5
INTERVENSI
Intervensi Utama
Promosi Komunikasi Defisit
TINDAKAN
Bicara
Observasi
Monitor kecepatan, tekanan, kuantitas, volume, dan diksi
bicara
Monitor proses kognitip, anatomis dan fisiologis yang
berkaitan dengan bicara
Monitor frustasi, marah, depresi, atau hal lain yang
mengganngu bicara
Identifikasi perilaku emosional dan fisik sebagai bentuk
komunikasi
Terapeutik
Gunakan metode komunikasi alternatif
Sesuaikan gaya komunikasi dengan kebutuhan
Modifikasi lingkungan untuk meminimalkan bantuan
Ulangi apa yang disampaikan pasien
Berikan dukungan psikologis
Gunakan juru bicara
Edukasi
Anjurkan berbicara perlahan
Ajarkan pasien dan keluarga proses kognitif antomis dan
fisiologis
Kolaborasi
Rujuk ke ahli fatologi bicara atau terapis
Intervensi Pendukung
Dukungan Kepatuhan
TINDAKAN
Program pengobatan
OBSERVASI
Identifikasi kepatuhan menjalankan program pengobatan
TERAPEUTIK
Buat komitmen menjalani program pengobatan dengan
baik
Buat jadwal pendampingan keluarga untuk bergantian
menemani pasien selama dirawat dan menjalani program
pengobatan
Dokumentasikan aktivitas selama menjalani program
pengobatan
Diskusikan hal-hal yang dapat mendukung atau
menghambat berjalannya program pengobatan
Libatkan keluarga untuk mendukung program
pengobatan yang dijalani
EDUKASI
Informasikan program pengobatan yang harus dijalani
Informasikan manfaat yang akan diperoleh jika teratur
menjalani program pengobatan
Anjurkan keluarga untuk mendampingi dan merawat
pasien selama menjalani program pengobatan
Anjurkan pasien dan keluarga melakukan konsultasi
ulang saat kontrol
33. Gangguan Proses Keluarga
D.0120
Definisi:
Perubahan dalam hubungan atau fungsi keluarga
Penyebab
1. Perubahan status kesehatan anggota keluarga
2. Perubahan finansial keluarga
3. Perubahan status sosial keluarga
4. Perubahan interaksi dengan masyarakat
5. Krisis perkembangan
6. Transisi perkembangan
7. Peralihan pengambilan keputusan dalam keluarga
8. Perubahan peran keluarga
9. Krisis situasional
10. Transisi situasional
L.13123 Definisi
Kemampuan untuk berubah dalam hubungan atau fungsi
keluarga
Luaran Utama :
Proses Keluarga
Luaran Tambahan :
Dukungan Keluarga
Dukungan Sosial
Kinerja Pengasuhan
Koping Keluarga
Penampilan Peran
Resolusi Berduka
Status Koping
Tingkat Agitasi
Tingkat Depresi
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x
24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
3x24jam
Ekspektasi Membaik
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menurun
Menurun
Sedang
Meningkat
Meningkat
1 2 3 4 5
Adapatasi keluarga terhadap situasi 1 2 3 4 5
Kemampuan keluarga
berkomunikasi secara terbuka 1 2 3 4 5
diantara anggota keluarga
Kemampuan keluarga memenuhi
1 2 3 4 5
kebutuhan fisik anggota keluarga
Kemampuan keluarga memenuhi
kebutuhan emosional anggota 1 2 3 4 5
keluarga
Kemampuan keluarga mencari
1 2 3 4 5
bantuan secara tepat
Aktifitas mendukung keselamatan
1 2 3 4 5
anggota keluarga
Aktifitas mendukung pertumbuhan
1 2 3 4 5
anggota keluarga
Ketepatan peran keluarga pada
1 2 3 4 5
tahap perkembangan
Sikap respek antara anggota
1 2 3 4 5
keluarga
Minat keluarga melakukan aktiftas
1 2 3 4 5
yang positif
Kemampuan keluarga pulih dari
1 2 3 4 5
kondisi sulit
Keseimbangan otonomi dan
1 2 3 4 5
kebersamaan
Pemantauan pada batasan anggota
1 2 3 4 5
keluarga
Hubungan dengan masyarakat 1 2 3 4 5
Adaptasi keluarga terhadap
1 2 3 4 5
perubahan
INTERVENSI
Intervensi Utama
Dukungan Koping Keluarga TINDAKAN
Observasi
Identifikasi respons emosional terhadap kondisi saat
ini
Identifikasi beban prognosis secara psikologis
Identifikasi pemahaman tentang keputusan
perawatan setelah pulang
Identifikasi kesesuaian antara harapan pasien,
keluarga, dan tenaga kesehatan
Terapeutik
Dengarkan masalah, perasan, dan pertanyaan
keluarga
Terima nilai-nilai keluarga dengan cara yang tidak
menghakimi
Diskusikan rencana medis dan keperawatan
Fasilitasi pengungkapan perasaan antara pasien
dan keluarga atau antara anggota keluarga
Fasilitasi pengambilan keputusan dalam
merencanakan perawatan jangka panjang
Fasilitasi anggota keluarga dalam mengidentifikasi
dan menyelesaikan konflik nilai
Fasilitasi pemenuhan kebutuhan dasar keluarga
Fasilitasi anggota keluarga melalui proses kematian
dan berduka
Fasilitasi memperoleh pengetahuan, keterampilan
dan peralatan yang diperlukan untuk
mempertahankan keputusan perawatan pasien
Bersikap sebagai pengganti keluarga untuk
menenangkan pasien dan atau jika keluarga tidak
dapat memberikan perawatan
Hargai dan dukung mekanisme koping adaftip yang
digunakan
Berikan kesempatan berkunjung bagi anggota
keluarga
Edukasi
Informasikan kemajuan pasien secara berkala
Informasikan fasilitas perawatan kesehatan yang
tersedia
Kolaborasi
Rujuk untuk terapi keluarga
34. Isolasi Sosial
D.0121
Definisi:
Ketidakmampuan untuk membina hubungan yang erat, hangat,
terbuka, dan interdependen dengan orang lain
Penyebab
1. Keterlambatan perkembangan
2. Ketidakmampuan menjalin hubungan yang memuaskan
3. Ketidaksesuaian minat dengan tahap perkembangan
4. Ketidaksesuaian nila-nilai dengan norma
5. Ketidaksesuaian perilaku sosial dengan norma
6. Perubahan penampilan fisik
7. Perubahan status mental
8. Ketidakadekuatan sumber daya personal (mis. disfungsi berduka,
pengendalian diri buruk)
L.13116 Definisi
Kemampuan untuk membina hubungan yang erat, hangat, etrbuka dan independen dengan
lain
Luaran Utama :
Keterlibatan Sosial
Luaran Tambahan :
Adaptasi Disabilitas
Citra Tubuh
Dukungan Sosial
Harga Diri
Interaksi Sosial
Resolusi Berduka
Status Perkembangan
Tingkat Demensia
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x
24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menurun
Menurun
Sedang
Meningkat
Meningkat
1 2 3 4 5
Minat interaksi 1 2 3 4 5
Verbalisasi tujuan yang jelas 1 2 3 4 5
Minat terhadap aktifitas 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Meningkat
Meningkat
Sedang
Menurun
Menurun
1 2 3 4 5
Verbalisasi isolasi 1 2 3 4 5
Verbalisasi ketidak amanan
1 2 3 4 5
di tempat umum
Perilaku menarik diri 1 2 3 4 5
Verbalisasi perasaan
1 2 3 4 5
berbeda dengan orang lain
Verbalisasi preokupasi
1 2 3 4 5
dengan pikiran sendiri
Afek murung/ sedih 1 2 3 4 5
Perilaku bermusuhan 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Memburuk
Memburuk
Sedang
Membaik
Membaik
1 2 3 4 5
Perilaku sesuai dengan
1 2 3 4 5
harapan orang lain
Perilaku tujuan 1 2 3 4 5
Kontak mata 1 2 3 4 5
Perilaku bermusuhan 1 2 3 4 5
INTERVENSI
Intervensi Utama
Promosi sosialisasi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemampuan melakukan interaksi
dengan orang lain
Identifikasi hambatan melakukan interaksi dengan
orang lain
Terapeutik
Motivasi meningkatkan keterlibatan dalam suatu
hubungan
Motivasi kesabaran dalam mengembangkan suatu
hubungan
Motivasi berpartisipasi dalam aktivitas baru dan
kegiatan kelompok
Motivasi berinteraksi diluar lingkungan
Diskusi kekuatan dan keterbatasan dalam
berkomunikasi dengan orang lain
Diskusikan perencanaan kegiatan dimasa depan
Berikan umpan balik positif dalam perawatan diri
Berikan umpan balik positif pada setiap
peningkatan kemampuan
Edukasi
Anjrkan berinteraksi dengan orang lain secara
bertahap
Anjurkan ikut serta kegiatan sosial dan
kemasyarakatan
Anjurkan berbagi pengalaman dengan orang lain
Anjurkan meningkatkan kejujuran diri dan
menghormati hak orang lain
Anjurkan penggunaan alat bantu
Latih mengekpresikan marah dengan tepat
35. Kesiapan Peningkatan Menjadi Orang Tua
D.0122
Definisi:
Pola pemberian lingkungan bagi anak atau anggota keluarga yang
cukup untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan serta
dapat di tingkatkan
L.13120 Definisi
Kemampuan orang tua memebri lingkungan bagi anak atau anggota keluarga yang cukup,
pertumbuhan dan perkembangan
Luaran Utama :
Cukup Cukup
Menuru Sedan Meningk
Menuru Meningk
n g at
n at
1 2 3 4 5
Boulding attachment 1 2 3 4 5
Perilaku posisitf menjadi orang tua 1 2 3 4 5
Infeksi perawatan bayi 1 2 3 4 5
Verbalisasi kepuasan memiliki bayi 1 2 3 4 5
Memberi pengertian pada anak/
1 2 3 4 5
anggota keluarga
Kebutuhan fisik anak/ anggota
1 2 3 4 5
keluarga terpenuhi
Kebutuhan emosi anak/ anggota
1 2 3 4 5
keluarga terpenuhi
Keinginan meningkatkan peran
1 2 3 4 5
menjadi orang tua
Verbalisasi kepuasan dengan
1 2 3 4 5
lingkungan rumah
Anak atau keluarga verbalisasi
1 2 3 4 5
harapan yang realisits
Stimulasi visual 1 2 3 4 5
Stimulasi taktil 1 2 3 4 5
Stimulasi pendengaran 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
INTERVENSI
Intervensi Utama
Promosi antisipasi Keluarga TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan krisis situasi atau
masalah perkembangan serta dampaknya
pada kehidupan pasien dan keluarga
Identifikasi metode pemecahan masalah yang
sering digunakan keluarga
Terapeutik
fasilitasi dalam memutuskan strategi
pemecahan masalah yang dihadapi keluarga
Libatkan seluruh anggota keluarga dalam
upaya antisipasi masalah kesehatan, jika
memungkinkan
Edukasi
Jelaskan perkembangan dan pperilaku yang
normal kepada keluarga
Kolaborasi
Kerjasama dengan tenaga kesehatan terkait
lainnya, jika perlu
36. Kesiapan Peningkatan Proses Keluarga
D.0123
Definisi:
Pola fungsi keluarga yang cukup untuk mendukung kesejahteraan
anggota keluarga dan dapat ditingkatkan
L.13123 Definisi
Kemampuan untuk berubah dalam hubungan atau fungsi keluarga
Luaran Utama :
Proses Keluarga
Luaran Tambahan :
Dukungan Keluarga
Kinerja Pengasuh
Status Kesehatan Keluarga
Status Koping Keluarga
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x
24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
3x24jam
Ekspektasi Membaik
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menurun Sedang Meningkat
Menurun Meningkat
1 2 3 4 5
Adapatasi keluarga terhadap
1 2 3 4 5
situasi
Kemampuan keluarga
berkomunikasi secara terbuka 1 2 3 4 5
diantara anggota keluarga
Kemampuan keluarga memenuhi
1 2 3 4 5
kebutuhan fisik anggota keluarga
Kemampuan keluarga memenuhi
kebutuhan emosional anggota 1 2 3 4 5
keluarga
Kemampuan keluarga mencari
1 2 3 4 5
bantuan secara tepat
Aktifitas mendukung keselamatan
1 2 3 4 5
anggota keluarga
Aktifitas mendukung pertumbuhan
1 2 3 4 5
anggota keluarga
Ketepatan peran keluarga pada
1 2 3 4 5
tahap perkembangan
Sikap respek antara anggota
1 2 3 4 5
keluarga
Minat keluarga melakukan aktiftas
1 2 3 4 5
yang positif
Kemampuan keluarga pulih dari
1 2 3 4 5
kondisi sulit
Keseimbangan otonomi dan
1 2 3 4 5
kebersamaan
Pemantauan pada batasan
1 2 3 4 5
anggota keluarga
Hubungan dengan masyarakat 1 2 3 4 5
Adaptasi keluarga terhadap
1 2 3 4 5
perubahan
INTERVENSI
Intervensi Utama
Promosi Keutuhan Keluarga TINDAKAN
Observasi
Identifikasi pemahaman keluarga terhadap
masalah
Identifikasi adanya konflik prioritas antar anggota
keluarga
Identifikasi mekanisme koping keluarga
Monitor hubungan antara anggota keluarga
Terapeutik
Hargai privasi keluarga
Fasilitasi kunjungan keluarga
Fasilitasi keluarga melakukan pengambilan
keputusan dan pemecahan masalah
Fasilitasi komunikasi terbuka antar setiap anggota
keluarga
Edukasi
Informasikan kondisi pasien secara berkala
kepada keluarga
Anjurkan anggota keluarga mempertahankan
keharmonisan keluarga
Kolaborasi
Rujuk untuk terapi keluarga
Penyebab
1. Beratnya penyakit penerima asuhan
2. Kronisnya penyakit penerimaasuhan
3. Pemberi asuhan kurang mendapatkan waktu istirahat dan rekreasi
4. Persaingan komitmen peran pemberi asuhan
5. Ketidakadekuatan lingkungan fisik dalam pemberian asuhan
6. Keluarga atau pemberi asuhan jauh dari kerabat lain
7. Kompleksitas dan jumlah aktivitas pemberi asuhan
l.13121 Definisi
Kemampuan berperan memberikan asuhan dalam
keluarga
Luaran Utama :
Peran Pemberi Asuhan
Luaran Tambahan :
Dukungan Keluarga
Fungsi Keluarga
Ketahanan Personal
Ketahanan Keluarga
Kinerja Pengasuh
Penampilan Peran
Peran Menjadi Orang Tua
Resolusi Berduka
Status Koping
Tingkat Depresi
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Membaik
Kriteria Hasil
INTERVENSI
Intervensi Utama
Edukasi pada Pengasuh TINDAKAN
Observasi
Identifikasi pemahaman dan kesiapan peran
pengasuh
Identifikasi sumber dukungan dan kebutuhan
istirahat pengasuh
Terapeutik
Berikan dukungan pada pengasuh selama
pasien mengalami kemunduran
Dukung keterbatasan pengasuh dan
diskusikan dengan pasien
Fasilitasi pengasuh untuk bertanya
Edukasi
Jelaskan dampak ketergantungan anak pada
pengasuh
Ajarkan pengasuh mengekplorasi kekuatan
dan kelemahannya
Ajarkan pengasuh cara memberikan
dukungan perawatan diri
38. Penampilan Peran Tidak Efektif
D.0125
Definisi:
Pola perilaku yang berubah atau tidak sesuai dengan harapan norma
dan lingkungan
Penyebab
1. Harapan peran tidak realistis
2. Hambatan fisik
3. Harga diri rendah
4. Perubahan citra tubuh
5. Ketidakadekuatan sisten pendukung (support system)
6. Stres
7. Perubahan peran
8. Faktor ekonomi
l.13119 Definisi
Pola perilaku sesuai dengan harapan, norma dan
lingkungan
Luaran Utama :
Penampilan Peran
Luaran Tambahan :
Adaptasi Disabilitas
Fungsi Keluarga
Interaksi Sosial
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x
24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
3x24jam
Ekspektasi Membaik
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menurun Sedang Meningkat
Menurun Meningkat
1 2 3 4 5
Verbalisasi harapan tepenuhi 1 2 3 4 5
Verbalisasi kepuasan peran 1 2 3 4 5
Adaptasi peran 1 2 3 4 5
Strategi koping yang efektif 1 2 3 4 5
Dukungan sosial 1 2 3 4 5
Tanggung jawab peran 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Meningkat
Meningkat
Sedang
Menurun
Menurun
1 2 3 4 5
Verbalisasi perasaan bingung
1 2 3 4 5
menjalankan peran
Konflik peran 1 2 3 4 5
Verbalisasi perasaan cemas 1 2 3 4 5
Afek depresi 1 2 3 4 5
INTERVENSI
Intervensi Utama
Modifikasi perilaku TINDAKAN
Observasi
Identifikasi penyebab kurangnya keterampilan
sosial
Identifkasi fokus pelatihan keterampilan sosial
Terapeutik
Motivasi untuk berlatih keterampilan sosial
Beri umpan balik positive ( mis pujian atau
penghargaan) terhadap kemampuan sosial
Libatkan keluarga selama latihan keterampilan
sosial
Edukasi
Jelaskan tujuan melatih keterampilan sosial
Anjurkan mengungkapkan peraasaan akibat
masalah yang dialami
Edukasi keluarga untuk dukungan keterampilan
sosial
Latih keterampilan secara bertahap
Pencapaian Peran Menjadi Orang Tua D.0126
Kategori : Relasional
Subkategori : Interaksi Sosial
Definisi
Terjadinya proses interaktif antar anggota keluarga (suami, istri,
anggota keluarga)
GEJALA DAN TANDA MAYOR
OBJEKTIF
1. Bounding attachment optimal
2. Perilaku positif menjadi orang tua
3. Saling berinterkasi dalam merawat bayi
GEJALA DAN TANDA MINOR
SUBJEKTIF
1. Mengungkapkan kepuasan dengan bayi
OBJEKTIF
1. Melakukan stimulasi visual, taktil atau pendengaran terhadap bayi
KONDISI KLINIS TERKAIT
1. Status kesehatan ibu
2. Status kesehatan bayi
l.12104 Definisi
Kemampuan menangani masalah kesehatan keluarga secara
optimal untuk memulihkan kondisi kesehatan anggota keluarga
Luaran Utama :
Manajemen Kesehatan
Luaran Tambahan :
Manajemen Kesehatan Keluarga
Pemeliharaan Kesehatan
Perilaku Kesehatan
Tingkat Pengetahuan
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menur Seda Mening
Menur Mening
un ng kat
un kat
1 2 3 4 5
Kemamp
uan
menjelas
kan
1 2 3 4 5
maslah
kesehata
n yang
dialami
Aktifitas
keluarga
mengata
si 1 2 3 4 5
masalah
kesehata
n tepat
Tindakan 1 2 3 4 5
untuk
Mengura
ngi
faktor
risiko
Cukup Cukup
Mening Seda Menur
Mening Menur
kat ng un
kat un
1 2 3 4 5
Verbalis
asi
kesulitan
menjalan
kan 1 2 3 4 5
perawat
an yang
ditetapka
n
Gejala
penyakit
1 2 3 4 5
anggota
keluarga
Intervensi Utama
Intervensi Utama
Promosi Keutuhan
TINDAKAN
Keluarga
Observasi
Identifikasi pemahaman keluarga terhadap
masalah
Identifikasi adanya konflik prioritas antar
anggota keluarga
Identifikasi mekanisme koping keluarga
Monitor hubungan antara anggota keluarga
Terapeutik
Hargai privasi keluarga
Fasilitasi kunjungan keluarga
Fasilitasi keluarga melakukan pengambilan
keputusan dan pemecahan masalah
Fasilitasi komunikasi terbuka antar setiap
anggota keluarga
Edukasi
Informasikan kondisi pasien secara berkala
kepada keluarga
Anjurkan anggota keluarga
mempertahankan keharmonisan keluarga
Kolaborasi
Rujuk untuk terapi keluarga
D
.
0
Risiko Gangguan Perlekatan
1
2
7
Kategori : Relasional
Subkategori : Interaksi Sosial
Definisi
Beresiko mengalami gangguan interaksi antara
orangtua atau orang terdekat dengan bayi/anak yang
dapat mempengaruhi proses asah asih dan asuh
Faktor Resiko
1. Kekhawatiran menjalankan peran sebagai orang tua
2. Perpisahan antara ibu dan bayi/anak akibat hospitalisasi
3. Penghalang fisik (mis.inkubator, baby warmer)
4. Ketidakmampuan orang tua memenuhi kebutuhan bayi/anak
5. Perawatan dalam ruang isolasi
6. Preturitas
7. Penyalahgunaan zat
8. Konflik hubungan antara orang tua dan anak
9. Perilaku bayi tidak terkoordinasi
KONDISI KLINIS TERKAIT
1. Hospitalisasi
2. Prematuritas
3. Penyakit kronis pada orang tua atau anak
4. Retardasi mental
5. Komplikasi maternal
6. Sakit selama periode hamil dan melahirkan
7. Post partum blues
l.13122 Definisi
Kemampuan berinetraksi antara orang tua atau oarang terdekat
dengan bayi/ anak yang dapat mempengaruhi proses sah, asih,
asuh
Luaran Utama :
Perlekatan
Luaran Tambahan :
Harapan
Kinerja Pengasuh
Peran Menjadi Orang Tua
Peran Pemberi Asuhan
Proses Pengasuhan
Status Menyusui
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menur Sed Menin
Menur Menin
un ang gkat
un gkat
1 2 3 4 5
Mempraktik
an perilaku
sehat 1 2 3 4 5
selama
hamil
Menyiapkan
perlengkap
an bayi 1 2 3 4 5
selama
hamil
Verbalisasi
perasaan
positif 1 2 3 4 5
terhadap
bayi
Mencium
1 2 3 4 5
bayi
Tersenyum
kepada 1 2 3 4 5
bayi
Melakukan
kontak
mata 1 2 3 4 5
dengan
bayi
Berbicara
1 2 3 4 5
pada bayi
Bermain 1 2 3 4 5
dengan
bayi
Berespon
dengan 1 2 3 4 5
isyarat bayi
Menghibur
1 2 3 4 5
bayi
Menggendo
ng bayi
untuk
1 2 3 4 5
menyususi/
memberi
makan
Mempertah
ankan bayi
1 2 3 4 5
bersih dan
hangat
Bayi
menatap
1 2 3 4 5
orang tua
meningkat
Cukup Cukup
Menin Sed Menur
Menin Menur
gkat ang un
gkat un
1 2 3 4 5
Kekhawatir
an
menjalanka 1 2 3 4 5
n peran
orang tua
Konflik 1 2 3 4 5
hubungan
orang tua
dan bayi/
anak
Kekhawatir
an akibat
1 2 3 4 5
hospitalisas
i
Penghalang
1 2 3 4 5
fisik
Penyalahgu
1 2 3 4 5
naan zat
Intervensi Utama
Promosi Keutuhan
TINDAKAN
Keluarga
Observasi
Identifikasi pemahaman keluarga terhadap
masalah
Identifikasi adanya konflik prioritas antar
anggota keluarga
Identifikasi mekanisme koping keluarga
Monitor hubungan antara anggota keluarga
Terapeutik
Hargai privasi keluarga
Fasilitasi kunjungan keluarga
Fasilitasi keluarga melakukan pengambilan
keputusan dan pemecahan masalah
Fasilitasi komunikasi terbuka antar setiap
anggota keluarga
Edukasi
Informasikan kondisi pasien secara berkala
kepada keluarga
Anjurkan anggota keluarga
mempertahankan keharmonisan keluarga
D
.
0
Risiko Proses Pengasuhan Tidak Efektif 1
2
8
Kategori : Relasional
Subkategori : Interaksi Sosial
Definisi
Beresiko mengalami proses kehamilan, persalinan dan setelah
melahirkan termasuk perawatan bayi baru lahir yang tidak
sesuai dengan konteks norma dan harapan
Faktor Resiko
1. Kekerasan dalam rumah tangga
2. Kehamilan tidak diinginkan/ direncanakan
3. Kurang terpapar informasi tentang proses perasalinan atau
pengasuhan
4. Ketidakberdayaan maternal
5. Distres psikologis
6. Penyalahgunaan obat
7. Ketidakadekuatan manajemen ketidaknyamanan selama
persalinan
8. Akses pelayanan kesehatan sulit dijangkau
9. Kurang minat/proaktif dalam proses persalinan
10. Ketidaksesuaian kondisi bayi dengan harapan
11. Ketidaknyamanan lingkungan untuk bayi
Ekspektasi Membaik
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menur Sed Menin
Menur Menin
un ang gkat
un gkat
1 2 3 4 5
Terpapar
informasi
tentang
1 2 3 4 5
proses
persalinan/
pengasuhan
Keadekuata
n
manajemen
ketidaknya
1 2 3 4 5
manan
selama
persalinan
adekuat
Akses
pelayanana
n kesehatan 1 2 3 4 5
mudah
dijangkau
Kesesuaian
kondisi bayi
1 2 3 4 5
dengan
harapan
Keamanan
lingkungan 1 2 3 4 5
bayi
Cukup Cukup
Menin Sed Menur
Menin Menur
gkat ang un
gkat un
1 2 3 4 5
Kekerasan
dalam
1 2 3 4 5
rumah
tangga
Stress
1 2 3 4 5
psikologis
Kehamilan
tidak
diinginkan/ 1 2 3 4 5
direncanaka
n
Ketidakberd
ayaan 1 2 3 4 5
maternal
Penyalahgu
1 2 3 4 5
naan obat
Kurang
minat dalam
1 2 3 4 5
proses
persalinan
Kurang
proaktif
dalam 1 2 3 4 5
proses
persalinan
Intervensi Utama
Promosi Keutuhan
TINDAKAN
Keluarga
Observasi
Identifikasi pemahaman keluarga terhadap
masalah
Identifikasi adanya konflik prioritas antar
anggota keluarga
Identifikasi mekanisme koping keluarga
Monitor hubungan antara anggota keluarga
Terapeutik
Hargai privasi keluarga
Fasilitasi kunjungan keluarga
Fasilitasi keluarga melakukan pengambilan
keputusan dan pemecahan masalah
Fasilitasi komunikasi terbuka antar setiap
anggota keluarga
Edukasi
Informasikan kondisi pasien secara berkala
kepada keluarga
Anjurkan anggota keluarga
mempertahankan keharmonisan keluarga
Kolaborasi
Rujuk untuk terapi keluarga
D
.
0
Gangguan Integritas Kulit / Jaringan 1
2
9
Kategori : Lingkungan
Subkategori : Keamanan Dan Proteksi
Definisi
Kerusakan kulit (dermis dan/atau epidermis) atau jaringan
(membran mukosa, kornea, fasia, otot, tendon, tulang, kartilago,
kapsul sendi dan ligamen)
Penyebab
1. Perubahan sirkulasi
2. Perubahan status nutrisi (kelebihan atau kekurangan)
3. Kekurangan/kelebihan volume cairan
4. Penurunan mobilitas
5. Bahan kimia iritatif
6. Suhu lingkungan yang ekstrem
7. Faktor mekanis (mis. penekanan pada tonjolan tulang, gesekan)
atau faktor elektris (elektrodiatermi, energi listrik bertegangan tinggi)
8. Efek samping terapi radiasi
9. Kelembaban
10. Proses penuaan
11. Neuropati perifer
12. Perubahan pigmentasi
13. Perubahan hormonal
14. Kurang terpapar informasi tentang upaya
mempertahankan/melindungi integritas Jaringan
GEJALA DAN TANDA MAYOR
SUBJEKTIF
(tidak tersedia)
OBJEKTIF
1. Kerusakan jaringan dan/atau lapisan kulit
GEJALA DAN TANDA MINOR
SUBJEKTIF
(tidak tersedia)
OBJEKTIF
1. Nyeri
2. Perdarahan
3. Kemerahan
4. Hematoma
KONDISI KLINIS TERKAIT
1. Imobilisasi
2. Gagal jantung kongestif
3. Gagal ginjal
4. Diabetes melitus
5. Imunodefisiensi (mis.AIDS)
l.14125 Definisi
Keutuhan kulit (dermis dan/ atau epidermis) atau jaringan
(membran mukosa, kornea, fasia, otot, tendon, kartilago, kapsul
sendi dan/ atau ligamen)
Luaran Utama :
Integritas Kulit dan Jaringan
Luaran Tambahan :
Pemulihan Pasca Bedah
Penyembuhan Luka
Perfusi Ferifer
Respon Alergi Lokal
Status Nutrisi
Status Sirkulasi
Termoregulasi
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menur Seda Menin
Menur Menin
un ng gkat
un gkat
1 2 3 4 5
Elastisita
1 2 3 4 5
s
Hidrasi 1 2 3 4 5
Perfusi
1 2 3 4 5
jaringan
Cukup Cukup
Mening Seda Menur
Mening Menur
kat ng un
kat un
1 2 3 4 5
Kerusaka
n 1 2 3 4 5
jaringan
Kerusaka
n lapisan 1 2 3 4 5
kulit
Nyeri 1 2 3 4 5
Perdarah
1 2 3 4 5
an
Kemerah
1 2 3 4 5
an
Hemato
1 2 3 4 5
ma
Pigmenta
si 1 2 3 4 5
abnormal
Jaringan
1 2 3 4 5
parut
Nekrosis 1 2 3 4 5
Abrasi
1 2 3 4 5
kornea
Cukup Cukup
Membu Seda Memba
Membu Memba
ruk ng ik
ruk ik
1 2 3 4 5
Suhu
1 2 3 4 5
kulit
Sensasi 1 2 3 4 5
Tekstur 1 2 3 4 5
Pertumb
uhan 1 2 3 4 5
rambut
Intervensi Utama
Perawatan Integritas kulit TINDAKAN
Observasi
Identifikasi penyebabgangguan
integritas kulit
Terapeutik
Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring
lakukan pemijatan pada area
penonjolan tulang , jika perlu
bersihkan perineal dengan air hangat
terutama setelah periode diare
Gunakan produk berbahan petrolium
atau minyak pada kulit kering
Gunakan produk berbahan
ringan/alami dan hipoalergikpada kulit
sensitif
Hindari produk berbahan dasar alkohol
pada kulit kering
Edukasi
Anjurkan menggunakan pelembab
Anjurkan minum air yang cukup
Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
Anjurkan meningkatkan asupan buah
dan sayur
Anjurkan menghindari terpapar suhu
ekstrim
Anjurkan mandi dan menggunakan
sabun secukupnya
Perawatan Luka TINDAKAN
Observasi
Monitor karakteristik luka (mis.
Drainasew, warna, ukuran, bau)
Monitor tanda infeksi
Terapeutik
lepaskan balutan dan plester secara
perlahan
Cukur rambut disekitar daerah luka,
jika perlu
Bersihkan dengan caira Nacl atau
pembersih nontoksik, sesuai
kebutuhan
Bersihkan jaringan nekrotik
Berikan salep yang sesuai ke kulit/lesi,
jika perlu
pasang balutan sesuai jenis luka
Pertahankan teknik steril saat
melakukan perawatan luka
ganti balutan sesuai jumlah eksudat
dan drainase
Jadwalkan perubahan posisi setiap 2
jam atau sesuai kondisi pasien
Berikan diet protein
1.25-1.5g/kgBB/hari dan kalori 30-
35kkal/kgBB/hari
Berikan suplemen vitamin dan mineral,
sesuai indikasi
Berikan terapi TENS (stimulasi saraf
transkutaneuos), jika perlu
Edukasi
Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Anjurkan mengkonsumsi makanan
tinggi kalori dan protein
Ajarkan prosedur perawatan luka
secara mandiri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian antibiotik, jika
perlu
Intervensi Pendukung
Dukugan perawatan diri TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kebiasaan aktifitas
perawatan diri sesuai usia
Monitor tingkat kemandirian
Identifikasi kebutuhan alat bantu
kebersihan diri, berpakaian, berhias
dan makan
Terapeutik
sediakan lingkungan yang terapeutik
Siapkan keperluan pribadi
Dampingi dalammelakukan perawatan
diri sampai mandiri
Fasilitasi untuk menerima keadaan
ketergantungan
Fasilitasi kemandirian, bantu jika tidak
mampu melakukan perawatan mandiri
Jadwalkan rutinitas perawatan mandiri
Edukasi
Anjurkan melakukan perawatan
mandiri sesuai kemampuan
Manajemen Nyeri TINDAKAN
Observasi
Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Identifikasi skala nyeri
Identifikasi respons nyeri non verbal
Identifikasi faktor yang memperberat
dan memperingan nyeri
Identifikasi pengetahuan dan
keyakinan tentang neri
Identifikasi pengruh budaya terhadap
respons nyeri
Identifikasi pengaruh nyeri pada
kwalitas hidup
Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah diberikan
Monitor efek samping penggunaan
analgetik
Terapeutik
Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,
hipnosis, akupuntur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat, aroma terapi,
kompres hangat/dimgin)
Kontrol lingkungan yang memperberat
nyeri (mis. Suhu ruangan,
pencahyaan, kebisingan)
Fasilitasi istirahat dan tidur
Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri
Edukasi
Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
Jelaskan strategis meredakan nyeri
Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
Anjurkan menggunakan analgetik
secara tepat
Ajarkan teknikj nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa neri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu
Pemberian Obat TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan allergi,
interaksi dan kontra indikasi obat
Verifikasi order obat sesuai indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa obat
Monitor tanda vital dan laboratorium
sebelum pemberian obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek samping , toksisitas, dan
iteraksi obat
Terapeutik
Perhatikan prosedur pemberian obat
yang aman dan akurat
Hindari interupsi saat mempersiapkan,
memferivikasi, atau mengelola obat
lakukan prinsip 6 Benar (pasien, obat,
dosis, rute, waktu, dokumentasi)
Perhatikan jadwal pemberian obat
jenis hipnotik, narkotik, dan antibiotik
Hindari pemberian obat yang tidak
diberi label dengan benar
Buang obat yang tidak terpakai atau
kadaluarsa
Fasilitasi minum obat
tandatangani pemberian obat dan obat
narkotik sesuai protokol
Dokumentasi pemberian obat dan
respon terhadap obat
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan pemberian,
tindakan yang diharapkan, dan efek
samping sebelum pemberian
Jelaskan faktor yang dapat
meningkatkan dan menurunkan
efektifitas obat
Pemberian Obat Intra dermal TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan alergi,
interaksi dan kontra indikasi
Verifikasi order obat sesuai indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa obat
Monitor tanda vital dan laboratorium
sebelum pemberian obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek samping , toksisitas, dan
iteraksi obat
Terapeutik
Lakukan prinsip 6 Benar (pasien, obat,
dosis, rute, waktu, dokumentasi)
Tentukan jarum suntik yang benar
sesuai kebutuhan
Siapkan dosis dan ampul atau botol
dengan benar
Pilih area suntikan dengan benar yang
sesuai
Hindari area kulit yang memar, radang,
edema, lesi atau perubahan warna
Gunakan teknik aseptik
Tusukan jarum pada sudut 5-15
derajat sedalam 3 mm
Suntikan obat secara perlahan, sambil
mengamati timbulnya benjolan (lepuh)
kecil pada kulit permukaan
Beri tanda area injeksi
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan pemberian,
tindakan yang diharapkan, dan
efeksamping sebelum pemberian
Anjurkan tidak menyentuh daerah
benjolan (lepuh)
Anjurkan melapor ke perawat jika
merasakan keluhan setelah pemberian
obat (mis. Gatal, kemerahan, panas)
Pemberian Obat Intra Muskuler TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan alergi,
interaksi dan kontra indikasi
Verifikasi order obat sesuai indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa obat
Monitor tanda vital dan laboratorium
sebelum pemberian obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek samping , toksisitas, dan
iteraksi obat
Terapeutik
Lakukan prinsip 6 Benar (pasien, obat,
dosis, rute, waktu, dokumentasi)
Tentukan jarum suntik yang benar
sesuai kebutuhan
Siapkan dosis dan ampul atau botol
dengan benar
Hindari area kulit yang memar, radang,
edema, lesi atau perubahan warna
Gunakan teknik aseptik
Pilih area suntikan yang sesuai ( mis.
Vastus lateralis, ventrogluteal, deltoid)
Lakukan Z-track untuk mencegah obat
keluar kedalam jaringan subkutan dan
kulit
Tusukan jarum pada sudut 90 derajat
Aspirasi sebelum menyuntik obat
Suntikan obat secara pelahan
Cabut jarum setelah menunggu 10
detik setelah menyuntik obat
Hindari melakukan masase pada area
penyuntikan
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan pemberian,
tindakan yang diharapkan, dan
efeksamping sebelum pemberian
Anjurkan tidak memijat area
penyuntikan
Pemberian Obat Intravena TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan alergi,
interaksi dan kontra indikasi
Verifikasi order obat sesuai indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa obat
Monitor tanda vital dan laboratorium
sebelum pemberian obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek samping , toksisitas, dan
iteraksi obat
Terapeutik
Lakukan prinsip 6 Benar (pasien, obat,
dosis, rute, waktu, dokumentasi)
Pastikan ketepatan dan kepatenan
kateter IV
Campurkan obat kedalam kantung ,
botol, atau buret sesuai kebutuhan
Berikan obat IV dengan kecepatan
yang tepat
Tempelkan label keterangan nama
obat dan dosisi pada wadah cairan IV
Gunakan Mesin Infus pump untuk
pemberian obat secara kontinue, jika
perlu
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan pemberian,
tindakan yang diharapkan, dan
efeksamping sebelum pemberian
Jelaskan faktor yang dapat
meningkatkan dan menurunkan
efektifitas obat
Pemberian Obat Kulit TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan allergi,
interaksi dan kontra indikasi obat
Verifikasi order obat sesuai indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek lokal, sisitemik, dan
efeksamping obat
Terapeutik
lakukan prinsip 6 Benar (pasien, obat,
dosis, rute, waktu, dokumentasi)
Cuci tangandan pasang sarung tangan
Bersihkan kulit dan hilangkan obat
sebelumnya
Oleskan agen topikal pada kulit yang
tidak mengalami luka, iritasi atau
sensitif
Hindari terpapar sinar ultra violet pada
kulit yang mendapat obat topikal
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan pemberian,
tindakan yang diharapkan, dan
efeksamping sebelum pemberian
Jelaskan faktor yang dapat
meningkatkan dan menurunkan
efektifitas obat
Ajarkan teknik pemberian obat secara
mandiri, jika perlu
Pemberian Obat Subkutan TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan allergi,
interaksi dan kontra indikasi obat
Verifikasi order obat sesuai indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek lokal, sisitemik, dan
efeksamping obat
Monitor resiko aspirasi, jika perlu
Terapeutik
lakukan prinsip 6 Benar (pasien, obat,
dosis, rute, waktu, dokumentasi)
Lakukan teknik aseptik
Pilih jarum suntik yang sesuai
Rotasilkan lokasi injeksi secara
sisitematis
Hindari area kulit yang memar, radang,
edema, lesi atau perubahan warna
Gunakan daerah perut saat
memberikan heparin secara subkutan
Tusukan jarum dengan cepat pada
sudut 45-90 derajat tergantung pada
ukuran tubuh
Hindari memijat area suntikan
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan pemberian,
tindakan yang diharapkan, dan
efeksamping sebelum pemberian
Ajarkan pasien dan keluarga tentang
cara injeksi obat secara mandiri
Pemberian Obat Topikal TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan allergi,
interaksi dan kontra indikasi obat
Verifikasi order obat sesuai indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek lokal, sisitemik, dan
efeksamping obat
Terapeutik
lakukan prinsip 6 Benar (pasien, obat,
dosis, rute, waktu, dokumentasi)
Cuci tangan dan pasang sarung
tangan
Jaga privasi pasien
bersihkan kulit
Oleskan obat topikal pada kulit atau
selaput lendir yang utuh (kecuali
penggunaan obat untuk lesi)
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan pemberian,
tindakan yang diharapkan, dan
efeksamping sebelum pemberian
Ajarkan pasien dan keluarga tentang
cara pemberian obat secara mandiri
Pencegahan Luka Tekan
TINDAKAN
(dekubitus)
Observasi
Periksa luka tekan dengan
menggunaka skal (mis skala noton,
skala braden)
Periksa adanya luka tekan sebelumnya
Monitor suhu kulit yang tertekan
Monitor berat badan dan
perubahannya
Monitor status kulit harian
Monitor kett area yang merah
Monitor kulit diatas tonjolan tulang atau
titik tekan saat mengubah posisi
Monitor sumber tekanan dan gesekan
Monitor mobilitas dan aktivitas individu
Terapeutik
Keringkan daerah kulit yang lembab
akibat keringat, cairan luka, dan
inkontinensia fekal atau urine
Gunakan barier seperti lotion atau
bantalan penyerap air
Ubah posisi dengan hati-hati setiap 1-
2jam
Buat jadwal perubahan posisi
Berikan bantalan pada titik tekan atau
tonjolan tulang
Jaga sprai tetap kering, bersih dan
tidak ada kerutan/lipatan
Gunakan kasur dekubitus, jika perlu
Hindari pemijatan diatas tonjolan
tulang
Hindari pemberian lotion pada daerah
yang luka atau kemerahan
Hindari menggunakan air hangat dan
sabun keras saat mandi
Pastikan asupan makanan yang cukup
terutama protein
Edukasi
Jelaskan tad kerusakan kulit
Anjurkan melapor jika menemukan
tanda kerusakan kulit
Ajarkan cara merawat kulit
Penjahitan Luka TINDAKAN
Observasi
Identifikasi riwayat alergi tehadap
anaestesi
Identifikasi adanya riwayat keloid
Identifikasi jenis benang jahit yang
sesuai
Identifikasi Jenis jarum jahit yang
sesuai
Identifikasi metode jahitan yang sesuai
berdasarkan jenis luka
Terapeutik
Cukur rambut yang berada disekitar
luka
bersihkan daerah luka dengan larutan
antiseptik
lakukan teknik steril
Berikan anaestesi topikal atau injeksi
didaerah luka
Jahit luka dengan memasukan jarum
tegak lurus terhadap permukaan kulit
tarik jahitan cukup kencang sampai
kulit tidak tertekuk
Kunci jahitan dengan simpul
Angkat jahitan sesuai indikasi
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
Jelaskan tanda-tanda infeksi
Ajarkan cara merawat jahitan
Informasikan tentang waktu pelepasan
jahitan
Kolaborasi
Kolaborasi tentang jahitan luka yang
dalam, wajah, sendi, atau luka yang
berpotensi infeksi.
Perawatan Area Insisi TINDAKAN
Observasi
Periksa lokasi insisi area kemerahan ,
bengkak, atau tand-tanda dehisen atau
eviserasi
Identifikasi karakteristik drainase
Monitor proses penyembuhan area
insisi
Monitor tanda dan gejala infeksi
Terapeutik
bersihkan area insisi dengan
pembersih yang tepat
Usap area insisi dari area yang bersih
menuju area yang kurang bersih
Bersihkan area disekitar tempat
pembuangan atau tabung drainase
Pertahankan tabung drainase
Berikan salf antiseptik, jika perlu
Ganti balutan luka sesuai jadwal
Edukasi
Jelaskan prosedur kepada
pasien,dengan menggunakan alat
bantu
Ajarkan meminimalkan tekanan pada
tempat insisi
Ajarkan cara merawat area insisi
Perawatan Luka Bakar TINDAKAN
Observasi
Identifikasi penyebab luka bakar
Identifikasi durasi terkena luka bakar
dan riwayat penanganan luka
sebelumnya
Monitor kondisi luka (mis. Presentasi
ukuran luka , derajat luka, perdarahan,
warna dasar luka, infeksi, eksudat, bau
luka, kondisi tepi luka)
Terapeutik
Gunakan teknik aseptik selama
merawat luka
Lepaskan balutan lama dengan
menghindari nyeri dan perdarahan
Rendam dengan air steril jika balutan
lengket pada luka
Bersihkan luka dengan cairan steril
( mis. Nacl 09%, cairan antiseptik)
lakukan terapi relaksasi untuk
mengurangi nyeri
Jadwalkan frekwensi perawatan luka
berdasarkan ada atau tidaknya infeksi,
jumlah eksudat dan jenis balutan yang
digunakan
Gunakan modern dresing sesuai
kondisi luka
Berikan diet protein
1.25-1.5g/kgBB/hari dan kalori 30-
35kkal/kgBB/hari
Berikan suplemen vitamin dan mineral,
sesuai indikasi
Edukasi
Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Anjurkan mengkonsumsi makanan
tinggi kalori dan protein
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian antibiotik, jika
perlu
Kolaborasi prosedur debridement
(enzimatik, biologis, mekanik, autolitik),
jika perlu
Monitor kondisi luka (meliputi ukuran
luka,derajat luka,perdarahan,warna
Perawatan Luka Tekan
darsar luka,infeksi,eksudat,bau luka ,
kondisi tepi luka)
Monitor tanda dan gejala infeksi pada
luka
Monitor status nutrisi (mis. Asupan
kalori,protein)
Bersihkan kulit disekitar luka dengan
sabun dan air
Bersihkan luka bagian dalam dengan
menggunakan NACL 0,9%
lakukan pembalutan pada luka, jika
perlu
Oleskan salep,jika perlu
Gunakan tempat tidur dan kasur
khusus,jika perlu
pertahankan kepala tempat tidur pada
posisi terendh yang dapat ditoleransi
jadwalkan perubahan posisi tiap 2 jam
atau sesuai kondisi pasien
Berikan diet dengan kalori 30-35
kkal/kkBB/hari dan protein 1,25-1,5
g/kgBB/hari
Berikan Suplemen vitamin dan mineral
(mis.vit A,vit C Zink,asam amino)
sesuai indikasi
Anjurkan melaporkan tanda-tanda
kerusakan kulit
Anjurkan menghindari duduk dalam
jangka waktu lama
Ajarkan prosedur perawatan luka
Kolaborasi prosedur debridement,
(.enzimatik,biologis,mekanis,autolitik),
jika perlu
kolaborasi pemberian Antibiotik,jika
perlu
PERAWATAN PASCA SEKSIO Identifikasi riwayat kehamilan dan
SESARIA persalianan
Monitor tanda-tanda vital ibu
Monitor respon
fisiologis(mis.nyeri,perubahan
uterus,kepatenan jalan napas dan
lokia)
Monitor kondisi luka dan balutan
Diskusikan perasaan, pertanyaan dan
perhatian pasien terkait pembedahan
pindahkan pasien ke ruang rawat nifas
Motivasi mobilisasi dini 6 jam
Fasilitasi kontak kulit dengan bayi
Berikan dukungan menyusui yang
memeadai,jika memungkinkan
Informasaikan pada ibu dan keluarga
tentang kondisi ibu dan bayi
Ajarkan latihan ekstrenitas,perubahan
posisi,batuk dan nafas dalam
Anjurkan ibu cara menyusui,jika
memungkinkan
Anjurkan ibu mengkonsumsi nutrisi
TKTP
Hipertermia D.0130
Kategori : Lingkungan
Subkategori : Keamanan Dan Proteksi
Definisi
Suhu tubuh meningkat diatas rentang normal tubuh
Penyebab
1. Dehidrasi
2. Terpapar lingkungan panas
3. Proses penyakit (mis. infeksi,kanker)
4. Ketidaksesuaian pakaian dengan suhu lingkungan
5. Peningkatan laju metabolisme
6. Respon taruma
7. Aktivitas berlebihan
8. Penggunaan inkubator
GEJALA DAN TANDA MAYOR
OBJEKTIF
1. Suhu tubuh diatas nilai normal
GEJALA DAN TANDA MINOR
OBJEKTIF
1. Kulit merah
2. Kejang
3. Takikardi
4. Takipnea
5. Kulit terasa hangat
KONDISI KLINIS TERKAIT
1. Proses infeksi
2. Hipertiroid
3. Stroke
4. Dehidrasi
5. Trauma
6. Prematuritas
l.14134 Definisi
Pengaturan suhu tubuh agar tetap berada pada rentang
normal
Luaran Utama :
Termoregulasi
Luaran Tambahan :
Perfusi Perifer
Status Cairan
Status Kenyamanan
Status Neurologis
Status Nutrisi
Termoregulasi Neonatus
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Membaik
Kriteria
Hasil
Cukup Cukup
Mening Seda Menur
Mening Menur
kat ng un
kat un
1 2 3 4 5
Kulit
1 2 3 4 5
merah
Kejang 1 2 3 4 5
Akrosiano
1 2 3 4 5
sis
Konsumsi
1 2 3 4 5
oksigen
Piloereksi 1 2 3 4 5
Vasokont
riksi 1 2 3 4 5
perifer
Kutis
memorat 1 2 3 4 5
a
Pucat 1 2 3 4 5
Takikardi 1 2 3 4 5
Takipnea 1 2 3 4 5
Bradikard
1 2 3 4 5
i
Dasar
kukui 1 2 3 4 5
sianotik
Hipoksias 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Membu Seda Memb
Membu Memb
ruk ng aik
ruk aik
1 2 3 4 5
Suhu 1 2 3 4 5
tubuh
Suhu kulit 1 2 3 4 5
Kadar
glukosa 1 2 3 4 5
darah
Pengisian
1 2 3 4 5
kapiler
Ventilasi 1 2 3 4 5
Tekanan
1 2 3 4 5
darah
Intervensi Utama
Manajemen Hipertemia TINDAKAN
Observasi
Identifikasi penyebab
hipertermia mis dehidrasi,
terpapar lingkungan panas,
penggunaan inkubator
Monitor suhu tubuh
Monitor kadar elektrolit
Monitor haluan urine
Monitor konplikasi akibat
hipertermia
Terapeutik
Sediakan lingkungan yang
dingin
Longgarkan atau lepaskan
pakaian
Basahi dan kipasi
permukaan tubuh
Berikan cairan oral
Ganti linen setiap hari atau
lebih sering jika mengalami
hiperhidrosis
lakukan pendinginan
eksternal
Hindari pemberian
antipiretik atau aspirin
Berikan Oksigen jika perlu
Edukasi
Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
cairan dan elektrolit intra
vena
Kolaborasi pemberian
antipiretik
Regulasi temperatur TINDAKAN
Observasi
Monitor suhu bayi sampai
stabil (36.5-37.5)
Monitor suhu tubuh anak
tiap 2 jam, jika perlu
Monitor tekanan darah, RR
dan nadi
Monitor warna dan suhu
kulit
Monitor tanda dan gejala
hipo/hipertermia
terapeutik
Pasang alat pemantau suhu
kontinu, jika perlu
Tingkatkan asupan cairan
dan nutrisi yang adekuat
Bedong bayi segera setelah
lahir untuk mencegah
kehilangan panas
Masukan Bayi BBLR ke
dalam plastik segera
setelah lahir
Gunakan topi bayi untuk
mencegah kehilangan
panas pada bayi baru lahir
tempatkan bayi baru lahir di
bawah radiant warmer
Pertahankan kelembaban
inkubator 50% atau lebih
untuk mengurangi
kehilangan panas karena
proses evaporasi
Atur suhu inkubator sesuai
kebutuhan
Hangatkan terlebih dahulu
bahan bahan yang akan
kontak dengan bayi
Hindari meletakan bayi di
dekat jendela terbuka atau
di area aliran pendingin
ruangan atau kipas angin
Gunakan matras
penghangat, selimut
hangat, dan penghangat
ruangan untuk menaikan
suhu tubuh , jika perlu
Gunakan kasur pendingin ,
water sirculation blankets ,
ice pack, gel pad dan intra
vasculer sooling
catheterization untuk
menurunkan suhu tubuh
Sesuaikan suhu lingkungan
dengan kebutuhan pasien
Edukasi
Jelaskan cara pencegahan
heat exhaustion dan heat
stroke
Jelaskan cara pencegahan
hipotermi karena terpapar
udara dingin
Demonstrasikan teknik
perawatan metode kanguru
(PMK) untuk bayi BBLR
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
antipiretik, jika perlu
Intervensi Pendukung
Edukasi Terapi Cairan TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kesiapan
menerima informasi
Terapeutik
Sediakan materi dan
formulir edukasi
Berikan kesempatan untuk
bertanya
Edukasi
Jelaskan pentingnya cairan
tubuh
Jelaskan jenis dan fungsi
cairan dalam tubuh
Jelaskan komposisi dan
distribusi cairan tubuh
Jelaskan masalah yang
timbul jika tubuh
kekurangan atau kelebihan
cairan
Jelaskan indikator
pemberian terapi cairan
Edukasi Termoregulasi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kesiapan dan
kemampuan menerima
informasi
Sediakan materi dan
formulir edukasi
Berikan kesempatan untuk
bertanya
Edukasi
Ajarkan kompres hangat
jika demam
Anjurkan penggunaan
pakaian yang menyerap
keringat
Anjurkan menciptakan
lingkungan yang nyaman
Kompres Dingin TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kontraindikasi
kompres dingin mis.
Penurunan sensasi,
penurunan sirkulasi
Identifikasi kondisi kulit
yang akan dilakukan
kompres dingin
Periksa suhu alat kompres
Monitor iritasi kulit atau
kerusakan jaringa selama 5
menit pertama
Terapeutik
Pilih metode kompresang
nyaman dan mudah didapat
Pilih lokasi kompres
Balut alat kompres dingin
dengan kain pelindung
Lakukan kompres dingin
pada daerah yang cedera
Hindari penggunaan
kompres pada jaringan
yang terpapar terapi radiasi
Edukasi
Jelaskan prosedur
penggunaan kompres
dingin
Anjurkan tidak
menyesuaikan pengaturan
suhu secara mandiri tanpa
pemberitahuan sebelumnya
Ajarkan cara menghindari
kerusakan jaringan akibat
dingin.
Kompres hangat TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kontra indikasi
kompres hangat
Identifikasi kondisi kulit
yang akan dilakukan
kompres hangat
Periksa suhu alat kompres
Monitor iritasi kulit atau
kerusakan jaringan selama
5 menit pertama
Terapeutik
Pilih metode kompres yang
nyaman dan mudah didapat
Pilih lokasi kompres
Balut alat kompres hangat
dengan kain pelindung
Lakukan kompres hangat
pada daerah yang cedera
Hindari penggunaan
kompres pada jaringan
yang terpapar terapi radiasi
Edukasi
Jelaskan prosedur
penggunaan kompres
hangat
Anjurkan tidak
menyesuaikan pengaturan
suhu secara mandiri tanpa
pemberiathuan sebelumnya
Ajarkan cara menghindari
kerusakan jaringan akibat
panas
Manajemen Cairan TINDAKAN
Observasi
Monitor status hidrasi mis
frek nadi, kekuatan nadi,
akral, CRT, mukosa, turgor
Monitor berat badan harian
Monitor berat badab
sebelum dan sesudah
dialisis
Monitor pemeriksaan
laboratorium mis. HT,
Na,Ka, Cl, berat jenis urine,
BUN
Monitor status hemodinamik
mis. MAP, CVP
terapeutik
Catat intake output dan
hitung balance cairan tiap
4/8/24 jam
Berikan asupan cairan
sesuai kebutuhan
Berikan cairan intravena,
jika perlu
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
diuretik
Kolaborasi tindakan
Hemodialisa
Manajemen Demam TINDAKAN
Observasi
Monitor tanda-tanda vital
Monitor intake output cairan
Monitor komplikasi akibat
demam mis. Kejang,
penurunan kesadaran,
kadar elektrolit abnormal,
ketidak seimbangan asam
basa, arithmia
Terapeutik
Tututpi badan dengan
selimut atau pakaian
dengan tepat mis. Selimut
pakaian tebal saat dingin,
pakaian tipis saat meras
panas
Lakukan tepid seponge jika
perlu
Berikan oksigen jika perlu
Edukasi
Anjurka tirah baring
Anjurkan banyak minum
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
cairan ellektrolit
Kolaborasi pemberian anti
piretik
Kolaborasi pemberian
antibiotik
Manajemen Kejang TINDAKAN
Observasi
Monitor terjadinya kejang
berulang
Monitor karakterisitik
Monitor status neurologis
Monitor Vital sign
Terapeutik
Baringkan pasien agar tidak
terjatuh
Berikan alas empuk
dibawah kepala, jika
memungkinkan
Pertahankan kepatenan
jalan napas
Linggarkan pakaian
terutama dibagian leher
dampingi selama periode
kejang
jaukan benda benda
berbahaya terutama benda
tajam
Catat durasi kejang
Reorientasikan setelah
periode kejang
Dokumentasikan periode
terjadinya kejang
Pasang akses IV
Berikan Oksigen, jika perlu
Edukasi
Anjurkan keluarga
menghindari memasukn
apapun kedalam mulut
pasien saat periode kejang
Anjurkan keluarga tidak
menggunakan kekerasan
untuk menahan gerakan
pasien
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian anti
convulsan, jika perlu
Pemantauan Cairan TINDAKAN
Observasi
Monitor frekwensi dan
kekuatan nadi
Monitor frekwensi napas
Monitor tekanan darah
Monitor berat badan
Monitor waktu pengisian
kapiler
Monitor turgor kulit
Monitor jumlah, warna, dan
berat jenis urine
Monitor kadar albumin dan
protein
Monitor hasil pemeriksaan
serum( mis. Osmolaritas
serum, HT, natrium, kalium,
BUN)
Monitor intake output cairan
Identifikasi tanda
Hipovolemia
Identifikasi tanda
hipervolemia
Identifikasi faktor resiko
ketidak seimbangan cairan
Terapeutik
Atur interval waktu
pemantauan sesuai dengan
kondisi pasien
Dokumentasi hasil
pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
Pemberian Obat TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan
allergi, interaksi dan kontra
indikasi obat
Verifikasi order obat sesuai
indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa
obat
Monitor tanda vital dan
laboratorium sebelum
pemberian obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek samping ,
toksisitas, dan iteraksi obat
Terapeutik
Perhatikan prosedur
pemberian obat yang aman
dan akurat
Hindari interupsi saat
mempersiapkan,
memferivikasi, atau
mengelola obat
lakukan prinsip 6 Benar
(pasien, obat, dosis, rute,
waktu, dokumentasi)
Perhatikan jadwal
pemberian obat jenis
hipnotik, narkotik, dan
antibiotik
Hindari pemberian obat
yang tidak diberi label
dengan benar
Buang obat yang tidak
terpakai atau kadaluarsa
Fasilitasi minum obat
tandatangani pemberian
obat dan obat narkotik
sesuai protokol
Dokumentasi pemberian
obat dan respon terhadap
obat
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan
pemberian, tindakan yang
diharapkan, dan efek
samping sebelum
pemberian
Jelaskan faktor yang dapat
meningkatkan dan
menurunkan efektifitas obat
Pemberian Obat Intravena TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan
alergi, interaksi dan kontra
indikasi
Verifikasi order obat sesuai
indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa
obat
Monitor tanda vital dan
laboratorium sebelum
pemberian obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek samping ,
toksisitas, dan iteraksi obat
Terapeutik
Lakukan prinsip 6 Benar
(pasien, obat, dosis, rute,
waktu, dokumentasi)
Pastikan ketepatan dan
kepatenan kateter IV
Campurkan obat kedalam
kantung , botol, atau buret
sesuai kebutuhan
Berikan obat IV dengan
kecepatan yang tepat
Tempelkan label
keterangan nama obat dan
dosisi pada wadah cairan
IV
Gunakan Mesin Infus pump
untuk pemberian obat
secara kontinue, jika perlu
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan
pemberian, tindakan yang
diharapkan, dan
efeksamping sebelum
pemberian
Jelaskan faktor yang dapat
meningkatkan dan
menurunkan efektifitas obat
Pemberian Obat Oral TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan
allergi, interaksi dan kontra
indikasi obat
Verifikasi order obat sesuai
indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa
obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek lokal, sisitemik,
dan efeksamping obat
Monitor resiko aspirasi, jika
perlu
Terapeutik
lakukan prinsip 6 Benar
(pasien, obat, dosis, rute,
waktu, dokumentasi)
Berikan obat oral sebelum
makan atau setelah makan,
sesuai kebutuhan
Campurkan obat dengan
sirup, jika perlu
Taruh obat sublingual
dibawah lidah pasien
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan
pemberian, tindakan yang
diharapkan, dan
efeksamping sebelum
pemberian
Anjurkan tidak menelan
obat sublingual
Anjurkan tidak makan dan
minum hingga seluruh obat
sublingual larut
Ajarkan pasien dan
keluarga tentang cara
pemberian obat secara
mandiri
Pencegahan Hipertermi Maligna Tindakan
Observasi
Identifikasi riwayat
hipertermi keganasan,
gangguan otot, atau
demam pasca operasi
Monitor vital sign termasuk
suhu inti tubuh
Monitor tanda hipertermi
keganasan (mis. Hipercarbi,
hipertermia, tahikardi,
takipneu, asidosis
metabolik, arithmia,
sianosis, kulit bengkak,
kekakuan otot, keringat
banyak dan tekanan darah
tidak stabil)
Monitor nilai laboratorium
(mis. Peningkatan Co2
dengan penurunan saturasi
oksigen, peningkatan
kalsium serum, peningkatan
potasium, asidosis
metabolik, hematuri, dan
mioglobinuria)
Monitor EKG
Monitor tanda komplikasi,
(mis. Koagulatipati, gagal
ginjal, hipotermi, edema
paru, hiperkalemia, sekuel
meurologis, nekrosis otot,
gejala berulang setelah
pengobatan)
Monitor haluan urine
Terapeutik
Pasang matras pendingin
dibawah badan
berikan kompres dingin
Pasang IV dua jalur
Hiperventilasi, oksigen
aliran tinggi
Pasang NGT dan cateter
urine
Minimalkan rangsang
lingkungan
Sediakan alat bluecode
Edukasi
Jelaskan penyebab dan
mekanisme terjadinya
hipertermi maligna
Kolaborasi
Kolaborasi uji diagnostik,
( uji kontraktur otot, uji
molekul genetik)
Kolaborasi penggunaan
agen anaestesi non
nitrogen (mis. anaestetik
lokal, nirousoxited,opioid,
benzodiazepin dan
barbiturat)
Kolaborasi Intubasi
Kolaborasi pemberian
cairan
Perawatan Sirkulasi (area edema/
TINDAKAN
necrotik)
Observasi
Periksa sirkulasi perifer
(mis. Nadi perifer, edema,
pengisian kapiler, warna,
suhu, antebrahial index)
Identifikasi faktor resiko
gangguan sirkulasi (mis
diabetes, perokok, orang
tua, hipertensi, kadar
kolesterol tingg)
Monitor panas, nyeri,
kemerahan, atau bengkak
pada ekstremitas)
Terapeutik
Hindari pemasangan infus
atau pengambilan darah
diarea keterbatasan perfusi
Hindari penekanan dan
pemasangna torniquet pada
area yang cedera
lakukan pencegahan infeksi
Lakukan perawatan kaki
dan kuku
lakukan hidrasi
Edukasi
Anjurkan berhenti merokok
Anjurkan olahrag rutin
Anjurkan minum obat
pengontrol tekanan darah
secara teratur
Anjurkan melakukan
perawatan kulit yang tepat
Anjurkan program
rehabilitasi vaskuler
Ajarkan program diet untuk
memperbaiki sirkulasi
Informasikan tanda dan
gejala darurat yang harus
dilaporkan
Edukasi Dehidrasi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemampuan
pasien dan keluarga
menerima informasi
Terapeutik
persiapkan materi dan
formulir edukasi
Tentukan waktu yang tepat
untuk pendidikan kesehatan
berikan pasien dan
keluarga bertanya
Edukasi
Jelaskan tanda dan gejala
dehidrasi
Anjurkan memperbanyak
minum
Anjurkan memper banyak
mengkonsumsi buah yang
mengandung banyak air
Ajarkan cara pemberian
oralit
Ajarkan mengenal status
hidrasi berdasarkan warna
urine
Edukasi pengukuran Vital Sign TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kesiapan
menerima informasi
Terapeutik
Siapkan materi dan alat
pengukur Vital sign
Berikan kesempatan untuk
bertanya
pastikan pasien merasa
nyaman dan rileks
Jelaskan prosedur
pengukuran vital sign mis.
Tekanan darah, nadi,
respirasi, suhu badan
Informasikan hasil
pengukuran Vital sign
D.013
Hipotermia
1
Kategori : Lingkungan
Subkategori : Keamanan Dan Proteksi
Definisi
Suhu tubuh berada dibawah rentang normal tubuh
Penyebab
1. Kerusakan hipotalamus
2. Konsumsi alkohol
3. Berat badan ekstrem
4. Kekurangan lemak subkutan
5. Terpapar suhu lingkungan rendah
6. Malnutrisi
7. Pemakaian pakaian tipis
8. Penurunan laju metabolisme
9. Tidak beraktivitas
10. Transfer panas (mis.konduksi, konveksi, evaporasi,
radiasi)
11. Trauma
12. Proses penuaan
13. Efek agen farmakologis
GEJALA DAN TANDA MAYOR
OBJEKTIF
1. Kulit teraba dingin
2. Menggigil
3. Suhu tubuh di bawah nilai normal
GEJALA DAN TANDA MINOR
OBJEKTIF
1. Akrosianosis
2. Bradikardi
3. dasar kuku sianotik
4. Hipoglikemia
5. Hipoksia
6. Pengisisan kapiler > 3 detik
8. Ventilasi menurun
9. Piloereksi
10. Takikardia
11. Vasokonstriksi perifer
12. Kutis memorata (pada neonatus)
KONDISI KLINIS TERKAIT
1. Hipotiroidisme
2. Anoreksoa nervosa
3. Cedera batang otak
4. Prematuritas
5. Berat badan lahir rendah (BBLR)
6. Tenggelam
l.14134 Definisi
Pengaturan suhu tubuh agar tetap berada pada rentang
normal
Luaran Utama :
Termoregulasi
Luaran Tambahan :
Kontrol Resiko
Perfusi Perifer
Status Kenyamanan
Termoregulasi Neonatus
Tingkat Cidera
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Membaik
Kriteria
Hasil
Cukup Cukup
Mening Seda Menur
Mening Menur
kat ng un
kat un
1 2 3 4 5
Kulit
1 2 3 4 5
merah
Kejang 1 2 3 4 5
Akrosiano
1 2 3 4 5
sis
Konsumsi
1 2 3 4 5
oksigen
Piloereksi 1 2 3 4 5
Vasokont
riksi 1 2 3 4 5
perifer
Kutis
memorat 1 2 3 4 5
a
Pucat 1 2 3 4 5
Takikardi 1 2 3 4 5
Takipnea 1 2 3 4 5
Bradikard
1 2 3 4 5
i
Dasar
kukui 1 2 3 4 5
sianotik
Hipoksias 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Membu Seda Memb
Membu Memb
ruk ng aik
ruk aik
1 2 3 4 5
Suhu
1 2 3 4 5
tubuh
Suhu kulit 1 2 3 4 5
Kadar
glukosa 1 2 3 4 5
darah
Pengisian
1 2 3 4 5
kapiler
Ventilasi 1 2 3 4 5
Tekanan
1 2 3 4 5
darah
Intervensi Utama
Manajemen Hipotermia TINDAKAN
Observasi
Monitor suhu tubuh
Identifikasi penyebab
hipotermia
Monitor tanda dan gejala
akibat hipotermia
Terapeutik
Sediakan lingkungan
yang hangat
ganti pakaian dan linen
yang basah
lakukan penghangatan
pasif
lakukan penghangantan
aktif eksternal
ekstremitas
Lakukan penghangatan
aktif internal
Edukais
Anjurkan makan dan
minum hangat
Intervensi Pendukung
Dukungan Ventilasi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi adanya
kelelahan otot bantu
napas
Identifikasi efek
perubahan posisi
terhadap status
pernapasan
Monitor status respirasi
dan oksigenisasi
Terapeutik
Pertahankan kepatenan
jalan napas
Berikan posisi semi fowler
atau fowler
Fasilitasi mengubah
posisi nyaman
Berikan oksigenisasi
sesuai kebutuhan
Gunakan bag-valve
mask, jika perlu
Edukasi
Ajarkan teknik relaksasi
napas dalam
Ajarkan mengubah posisi
secara mandiri
Ajarkan teknik batuk
efektif
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
bronkodilator, Jika perlu
Kolaborasi pemeriksaan
AGD
Kolaborasi fisioterapi
Edukasi Terapi Cairan TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kesiapan
menerima informasi
Terapeutik
Sediakan materi dan
formulir edukasi
Berikan kesempatan
untuk bertanya
Edukasi
Jelaskan pentingnya
cairan tubuh
Jelaskan jenis dan fungsi
cairan dalam tubuh
Jelaskan komposisi dan
distribusi cairan tubuh
Jelaskan masalah yang
timbul jika tubuh
kekurangan atau
kelebihan cairan
Jelaskan indikator
pemberian terapi cairan
Edukasi Termoregulasi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kesiapan dan
kemampuan menerima
informasi
Sediakan materi dan
formulir edukasi
Berikan kesempatan
untuk bertanya
Edukasi
Ajarkan kompres hangat
jika demam
Anjurkan penggunaan
pakaian yang menyerap
keringat
Anjurkan menciptakan
lingkungan yang nyaman
Kompres hangat TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kontra indikasi
kompres hangat
Identifikasi kondisi kulit
yang akan dilakukan
kompres hangat
Periksa suhu alat
kompres
Monitor iritasi kulit atau
kerusakan jaringan
selama 5 menit pertama
Terapeutik
Pilih metode kompres
yang nyaman dan mudah
didapat
Pilih lokasi kompres
Balut alat kompres
hangat dengan kain
pelindung
Lakukan kompres hangat
pada daerah yang cedera
Hindari penggunaan
kompres pada jaringan
yang terpapar terapi
radiasi
Edukasi
Jelaskan prosedur
penggunaan kompres
hangat
Anjurkan tidak
menyesuaikan
pengaturan suhu secara
mandiri tanpa
pemberiathuan
sebelumnya
Ajarkan cara menghindari
kerusakan jaringan akibat
panas
Manajemen Cairan TINDAKAN
Observasi
Monitor status hidrasi mis
frek nadi, kekuatan nadi,
akral, CRT, mukosa,
turgor
Monitor berat badan
harian
Monitor berat badab
sebelum dan sesudah
dialisis
Monitor pemeriksaan
laboratorium mis. HT,
Na,Ka, Cl, berat jenis
urine, BUN
Monitor status
hemodinamik mis. MAP,
CVP
terapeutik
Catat intake output dan
hitung balance cairan tiap
4/8/24 jam
Berikan asupan cairan
sesuai kebutuhan
Berikan cairan intravena,
jika perlu
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
diuretik
Kolaborasi tindakan
Hemodialisa
Pemantauan Cairan TINDAKAN
Observasi
Monitor frekwensi dan
kekuatan nadi
Monitor frekwensi napas
Monitor tekanan darah
Monitor berat badan
Monitor waktu pengisian
kapiler
Monitor turgor kulit
Monitor jumlah, warna,
dan berat jenis urine
Monitor kadar albumin
dan protein
Monitor hasil
pemeriksaan serum( mis.
Osmolaritas serum, HT,
natrium, kalium, BUN)
Monitor intake output
cairan
Identifikasi tanda
Hipovolemia
Identifikasi tanda
hipervolemia
Identifikasi faktor resiko
ketidak seimbangan
cairan
Terapeutik
Atur interval waktu
pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
Dokumentasi hasil
pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
Pemberian Obat TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan
allergi, interaksi dan
kontra indikasi obat
Verifikasi order obat
sesuai indikasi
Periksa tanggal
kadaluarsa obat
Monitor tanda vital dan
laboratorium sebelum
pemberian obat
Monitor efek trapeutik
obat
Monitor efek samping ,
toksisitas, dan iteraksi
obat
Terapeutik
Perhatikan prosedur
pemberian obat yang
aman dan akurat
Hindari interupsi saat
mempersiapkan,
memferivikasi, atau
mengelola obat
lakukan prinsip 6 Benar
(pasien, obat, dosis, rute,
waktu, dokumentasi)
Perhatikan jadwal
pemberian obat jenis
hipnotik, narkotik, dan
antibiotik
Hindari pemberian obat
yang tidak diberi label
dengan benar
Buang obat yang tidak
terpakai atau kadaluarsa
Fasilitasi minum obat
tandatangani pemberian
obat dan obat narkotik
sesuai protokol
Dokumentasi pemberian
obat dan respon terhadap
obat
Edukasi
Jelaskan jenis obat,
alasan pemberian,
tindakan yang
diharapkan, dan efek
samping sebelum
pemberian
Jelaskan faktor yang
dapat meningkatkan dan
menurunkan efektifitas
obat
Pemberian Obat Intravena TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan
alergi, interaksi dan
kontra indikasi
Verifikasi order obat
sesuai indikasi
Periksa tanggal
kadaluarsa obat
Monitor tanda vital dan
laboratorium sebelum
pemberian obat
Monitor efek trapeutik
obat
Monitor efek samping ,
toksisitas, dan iteraksi
obat
Terapeutik
Lakukan prinsip 6 Benar
(pasien, obat, dosis, rute,
waktu, dokumentasi)
Pastikan ketepatan dan
kepatenan kateter IV
Campurkan obat kedalam
kantung , botol, atau
buret sesuai kebutuhan
Berikan obat IV dengan
kecepatan yang tepat
Tempelkan label
keterangan nama obat
dan dosisi pada wadah
cairan IV
Gunakan Mesin Infus
pump untuk pemberian
obat secara kontinue, jika
perlu
Edukasi
Jelaskan jenis obat,
alasan pemberian,
tindakan yang
diharapkan, dan
efeksamping sebelum
pemberian
Jelaskan faktor yang
dapat meningkatkan dan
menurunkan efektifitas
obat
Pemberian Obat Oral TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan
allergi, interaksi dan
kontra indikasi obat
Verifikasi order obat
sesuai indikasi
Periksa tanggal
kadaluarsa obat
Monitor efek trapeutik
obat
Monitor efek lokal,
sisitemik, dan
efeksamping obat
Monitor resiko aspirasi,
jika perlu
Terapeutik
lakukan prinsip 6 Benar
(pasien, obat, dosis, rute,
waktu, dokumentasi)
Berikan obat oral
sebelum makan atau
setelah makan, sesuai
kebutuhan
Campurkan obat dengan
sirup, jika perlu
Taruh obat sublingual
dibawah lidah pasien
Edukasi
Jelaskan jenis obat,
alasan pemberian,
tindakan yang
diharapkan, dan
efeksamping sebelum
pemberian
Anjurkan tidak menelan
obat sublingual
Anjurkan tidak makan dan
minum hingga seluruh
obat sublingual larut
Ajarkan pasien dan
keluarga tentang cara
pemberian obat secara
mandiri
Perawatan Sirkulasi (area edema/
TINDAKAN
necrotik)
Observasi
Periksa sirkulasi perifer
(mis. Nadi perifer, edema,
pengisian kapiler, warna,
suhu, antebrahial index)
Identifikasi faktor resiko
gangguan sirkulasi (mis
diabetes, perokok, orang
tua, hipertensi, kadar
kolesterol tingg)
Monitor panas, nyeri,
kemerahan, atau
bengkak pada
ekstremitas)
Terapeutik
Hindari pemasangan
infus atau pengambilan
darah diarea
keterbatasan perfusi
Hindari penekanan dan
pemasangna torniquet
pada area yang cedera
lakukan pencegahan
infeksi
Lakukan perawatan kaki
dan kuku
lakukan hidrasi
Edukasi
Anjurkan berhenti
merokok
Anjurkan olahrag rutin
Anjurkan minum obat
pengontrol tekanan darah
secara teratur
Anjurkan melakukan
perawatan kulit yang
tepat
Anjurkan program
rehabilitasi vaskuler
Ajarkan program diet
untuk memperbaiki
sirkulasi
Informasikan tanda dan
gejala darurat yang
harus dilaporkan
Edukasi pengukuran Vital Sign TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kesiapan
menerima informasi
Terapeutik
Siapkan materi dan alat
pengukur Vital sign
Berikan kesempatan
untuk bertanya
pastikan pasien merasa
nyaman dan rileks
Jelaskan prosedur
pengukuran vital sign
mis. Tekanan darah,
nadi, respirasi, suhu
badan
Informasikan hasil
pengukuran Vital sign
Edukasi Program Pengobatan TINDAKAN
Observasi
Identifikasi pengetahuan
tentang pengobatan yang
di rekomendasiakan
Identifikasi Penggunaan
pengobatan tradisional
dan kemungkinan efek
terhadap pengobatan
Terapeutik
Fasilitasi informasi tertulis
atau gambar untuk
meningkatkan
pemahaman
Berikan dukungan untuk
menjalani program
pengobatan dengan baik
dan benar
Libatkan keluarga untuk
memberikan dukungan
pada pasien selama
pengobatan
Edukasi
Jelaskan manfaat dan
efeksamping pengobatan
Jelaskan strategi
mengelola efeksamping
obat
Jelaskan cara
penyimpanan, pengisian
kembali/pembelian
kembali dan pemantauan
sisa obat
Jelaskan keuntungan dan
kerugia program
pengobatan
Informasikan fasilitas
kesehatan di rs pertamina
cirebon
Anjurkan memonitor
keefektipan pengobatan
Anjurkan mengkonsumsi
obat sesuai indikasi
Anjurkan bertanya jika
ada sesuatu yang tidak
dimengerti sebelum dan
sesudah pengobatan
dilakukan
Ajarkan kemampuan
melakukan pengobatan
mandiri
Manajemen Nutrisi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi status nutrisi
Identifikasi alergi dan
intoleransi makanan
Identifikasi kebutuhan
kalori dan jenis nutrisi
Identifikasi perlunya
penggunaan selang NGT
Monitor asupan nutrisi
Monitor berat badan
Monitor hasil
pemeriksaan
laboratorium
Terapeutik
lakukan oral hygiene
sebelum makan, jika
perlu
Fasilitasi menentukan
pedoman diet
Sajika makanan secara
menarik dan suhu yang
sesuai
Berikan makanan tinggi
serat untuk mencegah
konstipasi
Berikan makanan tinggi
kalori dan tinggi protein
Berikan suplemen
makanan, jika perlu
Hentikan pemberian
makanan melalui NGT
jika asupan oral dapat
toleransi
Edukasi
Anjurkan posisi duduk jika
mampu
Ajarkan diet yang di
programkan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan
(mis. Pereda nyeri, anti
emetik), jika perlu
Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrisi yang dibutuhkan,
jika perlu
D.
0
Perilaku Kekerasan 1
3
2
Kategori : Lingkungan
Subkategori : Keamanan Dan Proteksi
Definisi
Kemarahan yang di ekpresikan secara berlebihan dan tidak
terkendali secara verbal sampai dengan mencederai
orang lain dan merusak lingkungan
Penyebab
1. dorongan marah
2. Stimulus lingkungan
3. Konflik interpersonal
4. Perubahan status mental
5. Putus obat
6. Penyalahgunaan zat/alkohol
GEJALA DAN TANDA MAYOR
SUBJEKTIF
1. Mengancam
2. Mengumpat dengan kata- kata kasar
3. Suara keras
4. Bicara ketus
OBJEKTIF
2. Gangguan perilaku
l.09076 Definisi
kemampuan untuk mengendalikan atau mengatur emosi, pikiran
dan perilaku dalam menghadapi masalah
Luaran Utama :
Kontrol Diri
Luaran Tambahan :
Harapan
Harga Diri
Identitas Diri
Kontrol Resiko
Status Kognitif
Status Neurologis
Tingkat Agitasi
Tingkat Delirium
Tingkat Demensia
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Cuku
Cukup
Menur p Seda Mening
Mening
un Menur ng kat
kat
un
1 2 3 4 5
Verbalisasi
ancaman
1 2 3 4 5
kepada
orang lain
Verbalisasi
1 2 3 4 5
umpatan
Perilaku
menyeran 1 2 3 4 5
g
Perilaku 1 2 3 4 5
melukai
diri sendiri/
orang lain
Perilaku
merusak
1 2 3 4 5
lingkungan
sekitar
Perilaku
agresif/ 1 2 3 4 5
amuk
Suara
1 2 3 4 5
keras
Bicara
1 2 3 4 5
ketus
Verbalisasi
keinginan 1 2 3 4 5
bunuh diri
Verbalisasi
ancaman 1 2 3 4 5
bunuh diri
Verbalisasi
rencana 1 2 3 4 5
bunuh diri
Verbalisasi
kehilangan
hubungan 1 2 3 4 5
yang
penting
Perilaku
merencan
1 2 3 4 5
akan
bunuh diri
Euforia 1 2 3 4 5
Alam 1 2 3 4 5
perasaan
depresi
Intervensi Utama
Manajemen Pengendalian
TINDAKAN
Marah
Observasi
Identifikasi penyebab kemarahan
Identifikasi harapan perilaku terhadap
ekspresi kemarahan
Monitor potensi agresi tidak
konstruksif dan lakukan tindakan
sebelum agresif
Monitor kemajuan dengan membuat
grafik, jika perlu
Terapeutik
Gunakan pendekatan yang tenang
dan meyakinkan
Fasilitasi mengekspresikan marah
secara adaftif
Cegah kerusakan fisik akibat ekspresi
marah (mis. Menggunakan senjata)
Cegah aktifitas pemicu agresi (mis.
Meninju tas, mondar-mandir, olahraga
berlebihan)
lakukan kontrol eksternal ( mis.
Pengekangan, timeout, dan seklusi)
jika perlu
dukung penerapan strategis
pengendalian marah dan ekspresi
amarah adaftip
Berikan penguatan atas keberhasilan
penerapan strategis pengendalian
marah
Edukasi
Jelaskan makna, fungsi marah,
frustasi, dan respon marah
Anjurkan meminta bantuan perawat
atau keluarga selama ketegangan
meningkat
Ajarkan strategi untuk mencegah
ekspresi marah maladaptif
Ajarkan metode untuk memodulasi
pengalaman emosi yang kuat (mis.
Latihan asertif, teknik relaksasi,
jurnal, aktifitas penyaluran energi)
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat, jika perlu
Manajemen perilaku TINDAKAN
Observasi
Identifikasi harapan untuk
mengendalikan perilaku
Terapeutik
Diskusikan tanggung jawab terhadap
perilaku
Jadwalkan kegiatan terstruktur
Ciptakan dan pertahankan lingkungan
dan kegiatan perawatan konsisten
setiap dinas
Tingkatkan aktivitas fisik sesuai
kemampuan
Batasi jumlah pengunjung
Bicara dengan nada rendah dan
tenang
Lakukan kegiatan pengalihan
terhadap sumber agitasi
Cegah perilaku pasif dan agresif
Lakukan pengekangan fisik sesuai
indikasi
Hindari sikap mengancam dan
berdebat
Edukasi
Informasikan keluarga bahwa
keluarga sebagai dasar pembentukan
kognitif
D.0
Perlambatan Pemulihan Pascabedah 13
3
Kategori : Lingkungan
Subkategori : Keamanan Dan Proteksi
Definisi
Pemanjangan jumlah hari pascabedah untuk memulai dan
melakukan aktivitas sehari-hari
Penyebab
1. Skor klasifikasi status fisik American society of
Anesthesiologists (ASA)>3
2. Hiperglikemia
3. Edema pada lokasi pembedahan
4. Prosedur pembedahan ekstensif (luas)
5. Usia ekstrem
6. Riwayat perlambatan penyembuhan luka
7. Gangguan mobilitas
8. Malnutrisi
9. Obesitas
10. Infeksi luka perioperatif
11. Mual/muntah persisten
12. Respon emosional pascaoperasi
13. Pemanjangan proses operasi
14. Gangguan psikologis pascaoperasi
15. Kontaminasi bedah
16. Trauma pada luka operasi
17. Efek agen farmakologis
GEJALA DAN TANDA MAYOR
SUBJEKTIF
1. Mengeluh tidak nyaman
OBJEKTIF
1. Area operasi terbuka
2. Waktu penyembuhan yang memanjang
GEJALA DAN TANDA MINOR
SUBJEKTIF
1. Selera makan hilang
OBJEKTIF
1. Gangguan mobilitas
2. Tidak mampu melanjutkan pekerjaan
3. Memulai pekerjaan tertunda
4. Membutuhkan bantuan untuk perawatan diri
KONDISI KLINIS TERKAIT
1. Tindakan operasi besar
2. Trauma yang memerlukan intervensi bedah
l.14129 Definisi
Proses penyembuhan setelah menjalani pembedahan untuk
memulai dan melakukan aktifitas sehari-hari
Luaran Utama:
Pemulihan Pasca Bedah
Luaran Tambahan :
Mobilitas Fisik
Penyembuhan Luka
Tingkat Infeksi
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menur Seda Menin
Menur Menin
un ng gkat
un gkat
1 2 3 4 5
Kenyama
1 2 3 4 5
nan
Selera
1 2 3 4 5
makan
Mobilitas 1 2 3 4 5
Kemamp
uan
melanjutk 1 2 3 4 5
an
pekerjaan
Kemamp
uan 1 2 3 4 5
bekerja
Kemamp
uan
1 2 3 4 5
perawata
n diri
Cukup Cukup
Mening Seda Menur
Menin Menur
kat ng un
gkat un
1 2 3 4 5
Waktu 1 2 3 4 5
penyemb
uhan
Cukup Cukup
Membu Seda Memb
Memb Memb
ruk ng aik
uruk aik
1 2 3 4 5
Area luka
1 2 3 4 5
operasi
Intervensi Utama
Dukugan perawatan
TINDAKAN
diri
Observasi
Identifikasi kebiasaan aktifitas perawatan diri
sesuai usia
Monitor tingkat kemandirian
Identifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan
diri, berpakaian, berhias dan makan
Terapeutik
sediakan lingkungan yang terapeutik
Siapkan keperluan pribadi
Dampingi dalammelakukan perawatan diri
sampai mandiri
Fasilitasi untuk menerima keadaan
ketergantungan
Fasilitasi kemandirian, bantu jika tidak
mampu melakukan perawatan mandiri
Jadwalkan rutinitas perawatan mandiri
Edukasi
Anjurkan melakukan perawatan mandiri
sesuai kemampuan
Manajemen Nutrisi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi status nutrisi
Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrisi
Identifikasi perlunya penggunaan selang
NGT
Monitor asupan nutrisi
Monitor berat badan
Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Terapeutik
lakukan oral hygiene sebelum makan, jika
perlu
Fasilitasi menentukan pedoman diet
Sajika makanan secara menarik dan suhu
yang sesuai
Berikan makanan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi
protein
Berikan suplemen makanan, jika perlu
Hentikan pemberian makanan melalui NGT
jika asupan oral dapat toleransi
Edukasi
Anjurkan posisi duduk jika mampu
Ajarkan diet yang di programkan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
makan (mis. Pereda nyeri, anti emetik), jika
perlu
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi
yang dibutuhkan, jika perlu
Manajemen Nyeri TINDAKAN
Observasi
Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Identifikasi skala nyeri
Identifikasi respons nyeri non verbal
Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
tentang neri
Identifikasi pengruh budaya terhadap
respons nyeri
Identifikasi pengaruh nyeri pada kwalitas
hidup
Monitor keberhasilan terapi komplementer
yang sudah diberikan
Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik
Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hipnosis,
akupuntur, terapi musik, biofeedback, terapi
pijat, aroma terapi, kompres hangat/dimgin)
Kontrol lingkungan yang memperberat nyeri
(mis. Suhu ruangan, pencahyaan,
kebisingan)
Fasilitasi istirahat dan tidur
Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
nyeri
Jelaskan strategis meredakan nyeri
Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Anjurkan menggunakan analgetik secara
tepat
Ajarkan teknikj nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa neri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Perawatan Luka TINDAKAN
Observasi
Monitor karakteristik luka (mis. Drainasew,
warna, ukuran, bau)
Monitor tanda infeksi
Terapeutik
lepaskan balutan dan plester secara
perlahan
Cukur rambut disekitar daerah luka, jika perlu
Bersihkan dengan caira Nacl atau pembersih
nontoksik, sesuai kebutuhan
Bersihkan jaringan nekrotik
Berikan salep yang sesuai ke kulit/lesi, jika
perlu
pasang balutan sesuai jenis luka
Pertahankan teknik steril saat melakukan
perawatan luka
ganti balutan sesuai jumlah eksudat dan
drainase
Jadwalkan perubahan posisi setiap 2 jam
atau sesuai kondisi pasien
Berikan diet protein 1.25-1.5g/kgBB/hari dan
kalori 30-35kkal/kgBB/hari
Berikan suplemen vitamin dan mineral,
sesuai indikasi
Berikan terapi TENS (stimulasi saraf
transkutaneuos), jika perlu
Edukasi
Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi
kalori dan protein
Ajarkan prosedur perawatan luka secara
mandiri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu
D.01
Risiko Alergi
34
Kategori : Lingkungan
Subkategori : Keamanan Dan Proteksi
Definisi
Beresiko mengalami stimulasi respons imunitas yang berlebihan
akibat terpapar alergi
Faktor Resiko
kacang, makanan olahan laut, buah
tropis, jamur)
2. Terpapar zat alergen (mis. zat kimia,
agen farmakologis)
3. Terpapar alergen lingkungan
(mis. debu, serbuk)
4. Sengatan serangga
KONDISI KLINIS TERKAIT
1. Sindrom otak akut/kronis
2. Ketidakseimbangan hormon (mis. Premens
trual syndrom, postpartum psychosis)
3. Penyalahgunaan zat
4. Post traumatic stress disorder (PTSD)
5. Penyakit kronis/terminal (mis. kanker)
l.14131 Definisi
Perubahan daya reaksi tubuh secara lokal akibat terpapar alergen
dan mengalami stimulus respon imunitas yang berlebihan
Luaran Utama :
Respon Alergi Lokal
Respon Alesrgi Sistemik
Luaran Tambahan :
Keamanan Lingkungan Rumah
Kontrol Resiko
Tingkat Pengetahuan
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Respon Alergi Lokal
Ekspektasi Menurun
Kriteria Hasil
Cuku
Cukup
Menin Sed p Menu
Menin
gkat ang Menu run
gkat
run
Gatal lokal 1 2 3 4 5
Sekresi
1 2 3 4 5
mukus
Bersin 1 2 3 4 5
Eritema lokal 1 2 3 4 5
Konjungtivitis 1 2 3 4 5
Lakrimasi 1 2 3 4 5
Rhinitis 1 2 3 4 5
Edema lokal 1 2 3 4 5
Nyeri 1 2 3 4 5
Respon Alergi
1 2 3 4 5
Lokal
Cuku
Cukup
Menin Sed p Menu
Menin
gkat ang Menu run
gkat
run
Dispnea 1 2 3 4 5
Wheezing 1 2 3 4 5
Stridor 1 2 3 4 5
Bunyi nafas
1 2 3 4 5
tambahan
Takikardia 1 2 3 4 5
Penurunan
1 2 3 4 5
TD
Disritmia 1 2 3 4 5
Edema paru 1 2 3 4 5
Penurunan
1 2 3 4 5
kesadaran
Sekresi
1 2 3 4 5
mukus
Gatal seluruh
1 2 3 4 5
tubuh
Bintik-bintik
1 2 3 4 5
merah
Petekie 1 2 3 4 5
Eritema 1 2 3 4 5
Peningkatan
1 2 3 4 5
suhu kulit
Demam 1 2 3 4 5
Mual 1 2 3 4 5
Muntah 1 2 3 4 5
Diare 1 2 3 4 5
Kram
1 2 3 4 5
abdomen
Hemolisis sel 1 2 3 4 5
darah merah
Kadar
1 2 3 4 5
bilirubin
Nyeri sendi 1 2 3 4 5
Nyeri otot 1 2 3 4 5
Syok
1 2 3 4 5
anafilaktik
Edema laring 1 2 3 4 5
Intervensi Utama
Pencegahan Alergi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi riwayat alergi
(OBAT, MAKANAN, DEBU,
UDARA)
Monitor terhadap reaksi
obat makanan lateks,
tranfusi darah atau produk
darah, atau alergen lain
Terapeutik
Berikan tanda alergi pada
rekam medis
Pasang gelang tanda alergi
pada lengan
Hentikan paparan alergi
lakukan tes alergi sebelum
pemberian obat
Edukasi
Ajarkan menghindari dan
mencegah paparan alergen
Kolaborasi
Kolaborasi dengan tenaga
kesehatan dalam
pencegahan alergi (mis.
Dokter, ahli gizi)
Intervensi Pendukung
Dukungan Kepatuhan Program
TINDAKAN
pengobatan
OBSERVASI
Identifikasi kepatuhan
menjalankan program
pengobatan
TERAPEUTIK
Buat komitmen menjalani
program pengobatan
dengan baik
Buat jadwal pendampingan
keluarga untuk bergantian
menemani pasien selama
dirawat dan menjalani
program pengobatan
Dokumentasikan aktivitas
selama menjalani program
pengobatan
Diskusikan hal-hal yang
dapat mendukung atau
menghambat berjalannya
program pengobatan
Libatkan keluarga untuk
mendukung program
pengobatan yang dijalani
EDUKASI
Informasikan program
pengobatan yang harus
dijalani
Informasikan manfaat yang
akan diperoleh jika teratur
menjalani program
pengobatan
Anjurkan keluarga untuk
mendampingi dan merawat
pasien selama menjalani
program pengobatan
Anjurkan pasien dan
keluarga melakukan
konsultasi ulang saat
kontrol
Edukasi diet TINDAKAN
Observasi
Identifikasi pasien dan
keluarga menerima
informasi
Identifikasi tingkat
pengetahuan saat ini
Identifikasi kebiasaan pola
makan saat ini dan masa
lalu
Identifikasi persepsi pasien
dan keluarga tentang diet
yang di programkan
Terapeutik
Persiapkan materi (form
edukasi dan form diet)
Jadwalkan waktu yang
tepat untuk memberikan
pendidikan kesehatan
Berikan pasien dan
keluarga bertanya
D.01
Risiko Bunuh Diri
35
Kategori : Lingkungan
Subkategori : Keamanan Dan Proteksi
Definisi
Berisiko melakukan upaya menyakiti diri sendiri untuk
mengakhiri kehidupan
Faktor Resiko
1. Gangguan perilaku (mis. euforia men
dadak setelah depresi, perilaku menca
ri senjata berbahaya, membeli obat
dalam jumlah banyak, membuat surat
warisan)
2. Demografi (mis. lansia, status pencera
ian, janda/duda, ekonomi rendah,
penggangguran)
3. Gangguan fisik (mis. nyeri kronis,
penyakit terminal)
4. Masalah sosial (mis. berduka, tidak
berdaya, putus asa, kesepian, kehi
langan hubungan yang penting,
isolasi sosial)
5. Gangguan psikologis (mis.penganiyaan
masa kanak-kanak, riwayat bunuh diri
sebelumnya, remaja homoseksual,
gangguan psikiatrik, penyakit psikia
trik, penyalahgunaan zat)
KONDISI KLINIS TERKAIT
1. Sindrom otak akut/kronis
2. Ketidakseimbangan hormon (mis. Premens
trual syndrom, postpartum psychosis)
3. Penyalahgunaan zat
4. Post traumatic stress disorder (PTSD)
5. Penyakit kronis/terminal (mis. kanker)
L.09076 Definisi
kemampuan untuk mengendalikan atau mengatur emosi, pikiran
dan perilaku dalam menghadapi masalah
Luaran Utama:
Kontrol Diri
Luaran Tambahan :
Dukungan Keluarga
Dukungan Sosial
Harapan
Harga Diri
Kesadaran Diri
Status Orientasi
Tingkat Depresi
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Cuku
Cukup
Menur p Seda Mening
Mening
un Menur ng kat
kat
un
1 2 3 4 5
Verbalisasi
ancaman
1 2 3 4 5
kepada
orang lain
Verbalisasi
1 2 3 4 5
umpatan
Perilaku
menyeran 1 2 3 4 5
g
Perilaku
melukai
1 2 3 4 5
diri sendiri/
orang lain
Perilaku
merusak
1 2 3 4 5
lingkungan
sekitar
Perilaku
agresif/ 1 2 3 4 5
amuk
Suara
1 2 3 4 5
keras
Bicara
1 2 3 4 5
ketus
Verbalisasi
keinginan 1 2 3 4 5
bunuh diri
Verbalisasi
ancaman 1 2 3 4 5
bunuh diri
Verbalisasi
rencana 1 2 3 4 5
bunuh diri
Verbalisasi
kehilangan
hubungan 1 2 3 4 5
yang
penting
Perilaku
merencan
1 2 3 4 5
akan
bunuh diri
Euforia 1 2 3 4 5
Alam
perasaan 1 2 3 4 5
depresi
Intervensi Utama
`Pencegahan Bunuh
TINDAKAN
Diri
Observasi
Identifikasi gejala resiko bunuh diri
Identifikasi keinginan dan pikiran rencana
bunuh diri
Monitor lingkungan bebas bahaya secara rutin
Monitor adanya perubahan mood atau perilaku
Terapeutik
Libatkan dalam perencanaan perawatan
mandiri
Libatkan keluarga dalam perencanaan
perawatan
Lakukan pendekatan langsung dan tidak
menghakimi saat membahas bunuh diri
Tingkat pengawasan dengan pengamanan
ketat dan mudah dipantau (mis. Tempat tidur
dekat ruang perawat)
Tingkatkan pengawasan pada kondisi tertentu
(mis. Saat operan shift)
Lakukan intervensi perlindungan (mis.
Pembatasan area, pengekangan fisik)
Hindari diskusi berulang tentang bunuh diri
sebelumnya, diskusi berorientasi pada masa
sekarang dan masa depan
Diskusikan rencana menghadapi ide bunuh diri
dimasa depan (mis. Orang yang dihubungi, ke
mana mencari bantuan)
Pastikan obat ditelan
Edukasi
Anjurkan mendiskusikan perasaan yang
dialami kepada orang lain
Anjurkan menggunakan sumber pendukung
Jelaskan tindakan pencegahan bunuh diri
kepada keluarga atau orang terdekat
Informasikan sumber daya masyarakat dan
program yang tersedia
Latih pencegahan resiko bunuh diri
Kolaboeasi
Kolaborasi pemberian obat antiansietas
Kolaborasi tindakan keselamatan kepada PPA
Rujuk ke pelayanan kesehatan mental, jika
perlu
D
.1
Risiko Cedera
3
6
Kategori : Lingkungan
Subkategori : Keamanan Dan Proteksi
Definisi
Berisiko mengalami bahaya atau kerusakan fisik yang
menyebabkan seseorang tidak lagi sepenuhnya
sehat atau dalam kondisi baik
Faktor Resiko
Eksternal :
1. Terpapar patogen
Internal :
1. Ketidaknormalan profil darah
2. Perubahan orientasi efektif
3. Perubahan sensasi
4. Disfungsi autoimun
5. Disfungsi biokimia
6. Hipoksia jaringan
7. Kegagalan mekanisme pertahanan
tubuh
KONDISI KLINIS TERKAIT
1. Kejang
2. Sinkop
3. Vertigo
4. Gangguan penglihatan
5. Gangguan pendengaran
6. Penyakit parkinson
7. Hipotensi
L.14136 Definisi
Keparahan dan cedera yang diamati atau
dilaporkan
Luaran Utama :
Tingkat Cidera
Luaran Tambahan :
Fungsi Sensori
Keamanan Lingkungan Rumah
Keseimbangan
Kinerja Pengasuh
Kontrol Kejang
Koordinasi Pergerakan
Mobilitas
Orientasi Kognitif
Tingkat Delirium
Tingkat Demensia
Tingkat Jatuh
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Menurun
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menuru Seda Mening
Menuru Mening
n ng kat
n kat
1 2 3 4 5
Tolerans
i 1 2 3 4 5
aktifitas
Nafsu
1 2 3 4 5
makan
Tolerans
i
1 2 3 4 5
makana
n
Cukup Cukup
Mening Seda Menur
Mening Menur
kat ng un
kat un
1 2 3 4 5
Kejadian
1 2 3 4 5
cedera
Luka/
1 2 3 4 5
lecet
Ketegan
1 2 3 4 5
gan otot
Fraktur 1 2 3 4 5
Perdara
1 2 3 4 5
han
Ekspresi
wajah
1 2 3 4 5
kesakita
n
Agitasi 1 2 3 4 5
Iritabilita
1 2 3 4 5
s
Ganggu
an
1 2 3 4 5
mobilita
s
Ganggu
an 1 2 3 4 5
kognitif
Cukup Cukup
Membu Seda Memba
Membu Memba
ruk ng ik
ruk ik
1 2 3 4 5
Tekanan
1 2 3 4 5
darah
Frekuen
1 2 3 4 5
si nadi
Frekuen
1 2 3 4 5
si nafas
Denyut
jantung 1 2 3 4 5
apikal
Denyut
jantung 1 2 3 4 5
radialis
Pola
istirahat/ 1 2 3 4 5
tidur
Intervensi Utama
Pencegahan Cedera TINDAKAN
Observasi
Identifikasi area lingkungan yang berpotensi
menyebabkan cedera
Identifikasi obat yang berpotensi
menyebabkan cedera
Identifikasi kesesuaian alas kaki atau stoking
elastis pada ekstremitas bawah
Terapeutik
Sediakan pencahyaan yang memadai
Gunakan lampu tidur selama jam tidur
Sosialisasikan pasien dan keluarga dengan
lingkungan ruang rawat (mis. Penggunaan
telpon, tempat tidur, penerangan ruangan dan
lokasi kamar mandi)
Gunakan alas lantai jika beresiko mengalami
cedera serius
Sediakan alas kaki anti slip
Sediakan pispot dan urinal untuk eliminasi di
tempat tidur
pastikan bel telepon mudah dijangkau
Pastikan barang pribadi mudah terjangkau
Pertahankan posisi tempat tidur rendah dan
roda tempat tidur terkunci
Gunakan pengaman tempat tidur sesuai
kebijakan
Diskusikan mengenai latihan dan terapi fisik
yang diperlukan
Diskusikan mengenai alat bantu mobilitas
yang sesuai
Diskusikan bersama keluarga yang dapat
mendampingi pasien
Tingkatkan frekwensi observasi dan
pengawasan pasien
Edukasi
Jelaskan alasan intervensi pencegahan jatuh
ke pasien dan keluarga
Anjurkan berganti posisi secara perlahan
danduduk selama beberapa menit sebelum
berdiri
Intervensi Pendukung
Pencegahan Jatuh TINDAKAN
Observasi
Identifikasi Faktor resiko jatuh (mis. Usia
>65tahun, penurunan tingkat kesadaran,
defisit cognitif, hipotensi ortostatik, gangguan
keseimbangan, gangguan penglihatan,
neuropati)
Identifikasi resiko jatuh sekali setiap shift
Identifikasi faktor lingkungan yang
meningkatkan resiko jatuh (mis. Lantai licin,
penerangan kurang)
Hitung skala jatuh
Monitor kemampuan berpindah dari tempat
tidur ke kursi roda atau sebaliknya
Terapeutik
Orientasikan ruangan pada pasien dan
keluarga
Pastikan roda tempat tidur dalam keadaan
terkunci
Pasang handrail tempat tidur
Atur tempat tidur pada posisi rendah
Tempatkan pasien beresiko tinggi jatuh dekat
dengan ruang perawat
Gunakan alat bantu berjalan
dekatkan bel pemanggil dalam jangkauan
pasien
Edukasi
Anjurkan memanggil perawat jika
membutuhkan bantuan untuk berpindah
Anjurkan menggunakan alas kaki yang tidak
licin
Anjurkan berkonsentrasi untuk menjaga
keseimbangan tubuh
Anjurkan melebarkan jarak kedua kaki untuk
meningkatkan keseimbangan saat berdiri
Ajarkan cara menggunakan bel
Pencegahan Kejang TINDAKAN
Observasi
Monitor status neurologis
Monitor Vital sign
Terapeutik
Baringkan pasien agar tidak terjatuh
Rendahkan ketinggian tempat tidur
Pasang side-rail tempat tidur
Berikan alas emput dibawah kepala, jika
memungkinkan
Jauhkan benda berbahaya terutama benda
tajam
Sediakan suction di dekat tempat tidur
Edukasi
Anjurkan segera melapor jika merasakan aura
Anjurkan tidak berkendara
Ajarkan keluarga pertolongan pertama pada
kejang
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian antikonvulsan, jika
perlu
Pencegahan
TINDAKAN
pendarahan
Observasi
Monitor tanda dan gejala perdarahan
Monitor nilai HT/Hb sebelum dan setelah
kehilangan darah
Monitor tanda vital ortostatik
Monitor PT, APTT, BT/Ct
Terapeutik
Pertahankan bedrest selama perdarahan
Batasi tindakan invasif, jika perlu
Gunakan kasur dekubitus
Hindari pengukuran suhu rectal
Edukasi
Jekaskan tanda dan gejala perdarahan
Anjurkan menggunakan kaos kaki saat
ambulasi
Anjurkan meningkatkan asupan cairan untuk
menghindari konstipasi
Anjurkan menghindari aspirin atau
antikoagulan
Anjurkan meningkatkan asupa makanan dan
vit C
Anjurkan segera melapor jika terjadi
perdarahan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat pengontrol
perdarahan
Kolaborasi pemberian produk darah
Kolaborasi pemberian pelunak tinja
Edukasi keamanan bayi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi
Terapeutik
Sediakan materi penkes
jadwalkan penkes sesuai kesepakatan
Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
Anjurkan selalu mengawasi bayi
Anjurkan tidak meninggalkan bayinya sendiri
Anjurkan menjauhkan bayi dari bahaya benda
berisiko
Anjurkan memasang penghalang pada sisi
tempat tidur
Identifikasi Resiko TINDAKAN
Observasi
Identifikasi risiko biologis, lingkungan dan
prilaku
Identifikasi risiko secara berkala dimasing-
masing unit
Indentifikasi risiko baru sesuai perencanaan
yang telah ditetapkan
Terapeutik
Tentukan metode pengelolaan resiko yang
baik dan ekonomis
Lakukan pengelolaan resiko secara efektif
Lakukan update perencanaan secara reguler
buat perencanaan tindakan yang memiliki
timeline dan penanggung jawab yang jelas
dokumentasikan temuan risiko secara akurat
Manajemen Kejang TINDAKAN
Observasi
Monitor terjadinya kejang berulang
Monitor karakterisitik
Monitor status neurologis
Monitor Vital sign
Terapeutik
Baringkan pasien agar tidak terjatuh
Berikan alas empuk dibawah kepala, jika
memungkinkan
Pertahankan kepatenan jalan napas
Linggarkan pakaian terutama dibagian leher
dampingi selama periode kejang
jaukan benda benda berbahaya terutama
benda tajam
Catat durasi kejang
Reorientasikan setelah periode kejang
Dokumentasikan periode terjadinya kejang
Pasang akses IV
Berikan Oksigen, jika perlu
Edukasi
Anjurkan keluarga menghindari memasukn
apapun kedalam mulut pasien saat periode
kejang
Anjurkan keluarga tidak menggunakan
kekerasan untuk menahan gerakan pasien
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian anti convulsan, jika
perlu
Orientasi Realita TINDAKAN
Observasi
Monitor perubahan orientasi
Monitor perubahan kognitif dan perilaku
Terapeutik
Perkenalkan nama saat memulai interaksi
Orientasikan orang tempat dan waktu
Hadirkan realita
Sediakan lingkungan dan rutinitas secara
konsisten
Atur stimulus sensorik dan lingkungan
Gunakan simbol dalam mengorientasikan
lingkungan
Libatkan dalam terapi kelompok orientasi
Berikan waktu istirahat tidur yang cukup
Fasilitasi akses informasi`
Edukasi
Anjurkan perawatan diri secafra mandiri
Anjurkan penggunaan alat bantu
Ajarkan keluarga dalam perawatn orientasi
realita
Pemberian Obat TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan allergi, interaksi dan
kontra indikasi obat
Verifikasi order obat sesuai indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa obat
Monitor tanda vital dan laboratorium sebelum
pemberian obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek samping , toksisitas, dan iteraksi
obat
Terapeutik
Perhatikan prosedur pemberian obat yang
aman dan akurat
Hindari interupsi saat mempersiapkan,
memferivikasi, atau mengelola obat
lakukan prinsip 6 Benar (pasien, obat, dosis,
rute, waktu, dokumentasi)
Perhatikan jadwal pemberian obat jenis
hipnotik, narkotik, dan antibiotik
Hindari pemberian obat yang tidak diberi label
dengan benar
Buang obat yang tidak terpakai atau
kadaluarsa
Fasilitasi minum obat
tandatangani pemberian obat dan obat
narkotik sesuai protokol
Dokumentasi pemberian obat dan respon
terhadap obat
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan pemberian,
tindakan yang diharapkan, dan efek samping
sebelum pemberian
Jelaskan faktor yang dapat meningkatkan dan
menurunkan efektifitas obat
D.
1
Risiko Cedera pada Ibu
3
7
Kategori : Lingkungan
Subkategori : Keamanan Dan Proteksi
Definisi
Berisiko mengalami bahaya atau kerusakan fisik pada ibu
selama masa kehamilan sampai dengan
proses persalinan
Faktor Resiko
1. Besarnya ukuran janin
2. Malposisi janin ( posisi posterior)
3. Induksi persalinan
L.14136 Definisi
Keparahan dan cedera yang diamati atau
dilaporkan
Luaran Utama :
Tingkat Cidera
Luaran Tambahan :
Tingkat Infeksi
Tingkat Keletihan
Tingkat Nyeri
Tingkat Pengetahuan
Tujuan
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menuru Seda Mening
Menuru Mening
n ng kat
n kat
1 2 3 4 5
Tolerans
i 1 2 3 4 5
aktifitas
Nafsu
1 2 3 4 5
makan
Tolerans
i
1 2 3 4 5
makana
n
Cukup Cukup
Mening Seda Menur
Mening Menur
kat ng un
kat un
1 2 3 4 5
Kejadian
1 2 3 4 5
cedera
Luka/
1 2 3 4 5
lecet
Ketegan
1 2 3 4 5
gan otot
Fraktur 1 2 3 4 5
Perdara
1 2 3 4 5
han
Ekspresi
wajah
1 2 3 4 5
kesakita
n
Agitasi 1 2 3 4 5
Iritabilita
1 2 3 4 5
s
Ganggu
an
1 2 3 4 5
mobilita
s
Ganggu
an 1 2 3 4 5
kognitif
Intervensi Utama
Pencegahan Cedera TINDAKAN
Observasi
Identifikasi area lingkungan
yang berpotensi menyebabkan
cedera
Identifikasi obat yang
berpotensi menyebabkan
cedera
Identifikasi kesesuaian alas
kaki atau stoking elastis pada
ekstremitas bawah
Terapeutik
Sediakan pencahyaan yang
memadai
Gunakan lampu tidur selama
jam tidur
Sosialisasikan pasien dan
keluarga dengan lingkungan
ruang rawat (mis. Penggunaan
telpon, tempat tidur,
penerangan ruangan dan lokasi
kamar mandi)
Gunakan alas lantai jika
beresiko mengalami cedera
serius
Sediakan alas kaki anti slip
Sediakan pispot dan urinal
untuk eliminasi di tempat tidur
pastikan bel telepon mudah
dijangkau
Pastikan barang pribadi mudah
terjangkau
Pertahankan posisi tempat tidur
rendah dan roda tempat tidur
terkunci
Gunakan pengaman tempat
tidur sesuai kebijakan
Diskusikan mengenai latihan
dan terapi fisik yang diperlukan
Diskusikan mengenai alat
bantu mobilitas yang sesuai
Diskusikan bersama keluarga
yang dapat mendampingi
pasien
Tingkatkan frekwensi observasi
dan pengawasan pasien
Edukasi
Jelaskan alasan intervensi
pencegahan jatuh ke pasien
dan keluarga
Anjurkan berganti posisi secara
perlahan danduduk selama
beberapa menit sebelum berdiri
Perawatan Kehamilan Resiko Tinggi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi Faktor resiko
kehamilan (mis. Diabetes,
hipertensi, lupus, herpes,
epilepsi, HIV)
Identifikasi riwayat obstetri
Identifkasi sosial dan demografi
Monitor status fisik dan
psikososial selama kehamilan
Terapeutik
dampingi ibu saat merasa
cemas
Diskusikan seksualitas yang
aman selama hamil
Diskusikan ketidaknyamanan
selama hamil
Diskusikan persiapan
persalinan dan kelahiran
Edukasi
Jelaskan resiko janin
mengalami kelahiran prematur
Informasikan kemungkinan
intervensi selama proses
kelahiran
Anjurkan meningkatkan
perawatan diri
Anjurkan ibu untuk beraktivitas
dan istirahat yang cukup
Ajarkan cara menghitung
gerakan janin
Ajarkan aktivitas yang aman
selama hamil
Ajarkan mengenali tanda
bahaya (mis. Perdarahan
vagina merah terang,
perubahan cairan ketuban,
penurunan gerakan janin,
kontraksi sebelum 37 minggu,
sakit kepala, gangguan
penglihatan, nyeri epigastrik,
dan penambahan berat badan
yang cepat dengan edema
wajah)
Kolaborasi
Kolaborasi dengan spesialis
jika ditemukan tanda dan
bahaya kehamilan.
Perawatan Persalinan Resiko Tinggi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kondisi umum
pasien
Monitor vital sign
Monitor kelainan tanda vital
pada ibu dan janin
Monitor tand-tanda persalinan
Monitor denyut jantung janin
Identifikasi posisi janin dengan
USG
Identifikasi perdarahan pasca
persalinan
Terapeutik
Siapkan peralatan yang sesuai,
tyermasuk monitor janin,
ultrasound, mesin anaestesi,
persediaan resusitasi neonatal,
forceps, dan penghangat bayi
ekstra
Dukung orang terdekat
mendampingi pasien
lakukan Perineal scrub
Fasilitasi rotasi manual kepala
janin dari oksiput posterior ke
oksiput anterior
lakukan amniotomi selaput
ketuban
Fasilitasi tindakan forceps atau
ekstraksi vacum, jika perlu
lakukan resusitasi neonatal, jika
perlu
Fasilitasi ibu pulih dari
anaestesi
Motivasi interaksi orang tua
dengan bayi baru lahir segera
setelah persalinan
Dokumentasikan prosedur (mis.
Anaestesi, forcep, ektraksi
vacum, tekanan suprapubis,
manuver mac robert, resusitasi
neonatal)
Edukasi
Jelaskan prosedur tindakan
yang akan dilakukan
Jelaskan karakterisitik bayi
baru lahir yang terkait dengan
kelahiran beresiko tinggi( mis.
Memar dan tanda forceps)
Kolaborasi
Koordinasi dengan TIM untuk
standby
Kolaborasi pemberian
anaestesi maternal, sesuai
kebutuhan
Intervensi Pendukung
Pencegahan Jatuh TINDAKAN
Observasi
Identifikasi Faktor resiko jatuh
(mis. Usia >65tahun,
penurunan tingkat kesadaran,
defisit cognitif, hipotensi
ortostatik, gangguan
keseimbangan, gangguan
penglihatan, neuropati)
Identifikasi resiko jatuh sekali
setiap shift
Identifikasi faktor lingkungan
yang meningkatkan resiko jatuh
(mis. Lantai licin, penerangan
kurang)
Hitung skala jatuh
Monitor kemampuan berpindah
dari tempat tidur ke kursi roda
atau sebaliknya
Terapeutik
Orientasikan ruangan pada
pasien dan keluarga
Pastikan roda tempat tidur
dalam keadaan terkunci
Pasang handrail tempat tidur
Atur tempat tidur pada posisi
rendah
Tempatkan pasien beresiko
tinggi jatuh dekat dengan ruang
perawat
Gunakan alat bantu berjalan
dekatkan bel pemanggil dalam
jangkauan pasien
Edukasi
Anjurkan memanggil perawat
jika membutuhkan bantuan
untuk berpindah
Anjurkan menggunakan alas
kaki yang tidak licin
Anjurkan berkonsentrasi untuk
menjaga keseimbangan tubuh
Anjurkan melebarkan jarak
kedua kaki untuk meningkatkan
keseimbangan saat berdiri
Ajarkan cara menggunakan bel
Pencegahan Kejang TINDAKAN
Observasi
Monitor status neurologis
Monitor Vital sign
Terapeutik
Baringkan pasien agar tidak
terjatuh
Rendahkan ketinggian tempat
tidur
Pasang side-rail tempat tidur
Berikan alas emput dibawah
kepala, jika memungkinkan
Jauhkan benda berbahaya
terutama benda tajam
Sediakan suction di dekat
tempat tidur
Edukasi
Anjurkan segera melapor jika
merasakan aura
Anjurkan tidak berkendara
Ajarkan keluarga pertolongan
pertama pada kejang
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
antikonvulsan, jika perlu
Pencegahan pendarahan TINDAKAN
Observasi
Monitor tanda dan gejala
perdarahan
Monitor nilai HT/Hb sebelum
dan setelah kehilangan darah
Monitor tanda vital ortostatik
Monitor PT, APTT, BT/Ct
Terapeutik
Pertahankan bedrest selama
perdarahan
Batasi tindakan invasif, jika
perlu
Gunakan kasur dekubitus
Hindari pengukuran suhu rectal
Edukasi
Jekaskan tanda dan gejala
perdarahan
Anjurkan menggunakan kaos
kaki saat ambulasi
Anjurkan meningkatkan asupan
cairan untuk menghindari
konstipasi
Anjurkan menghindari aspirin
atau antikoagulan
Anjurkan meningkatkan asupa
makanan dan vit C
Anjurkan segera melapor jika
terjadi perdarahan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat
pengontrol perdarahan
Kolaborasi pemberian produk
darah
Kolaborasi pemberian pelunak
tinja
Manajemen Perdarahan Pervagina TINDAKAN
Observasi
Identifikasi keluhan ibu (mis.
Keluar darah banyak, pusing,
pandangan tidak jelas
Monitor keadaan uterus dan
abdomen (mis. TFU diatas
umbilikus, teraba lembek,
benjolan)
Monitor kesadaran dan vital
sign
Monitor kehilangan darah
Monitor kadar HB
Terapeutik
Posisikan supine dan
trendelenbrug
Pasang oximetri nadi
Berikan oksigen nasal kanule
pasang IV dengan selang infus
tranfusi
Pasang kateter untuk
mengosongkan kandung kemih
Ambil darah untuk cek darah
lengkap
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
uterotonika
Kolaborasi pemberian
antikoagulan
Manajemen perdarahan Antepartum
TINDAKAN
tidak dipertahankan
Observasi
Identifikasi riwayat kehilangan
darah (mis. Jumlah, nyeri, dan
adanya bekuan darah
Identifikasi penyebab
perdarahan
Identifikasi riwayat yang
berhubungan dengan
perdarahan pada kehamilan
awal
Identifikasi perkiraan usia
gestasi menggunakan HPHT
dan USG
Identifikasi riwayat obstetrik
Periksa vagina untuk menilai
warna, jumlah, konsistensi dan
bau perdarahan (COCA: collor,
odor, consistensi, amount)
Periksa kontraksi uterus atau
peningkatan kekuatan tonus
otot uterus
Monitor tanda vital ibu
berdasarkan kehilangan darah
Monitor DJJ (mis. Frekuensi,
kekuatan, irama dalam 1 menit)
Monitor intke output
Terapeutik
Posisikan ekstremitas bawah
lebih tinggi
pasang Iv line
Berikan Oksigen
Fasilitasi proses berduka atau
kehilangan
Edukasi
Anjurkan menurunkan resiko
perdarahan (mis. Pembatasan
meroko, tidak berhubungan
seksual, tirah baring, dan
manajemen konstipasi)
Ajarkan cara mengenali
perdarahan lama dan baru
Kolaborasi
Manajemen Pervagina pasca
TINDAKAN
persalinan
Observasi
Periksa uterus (mis.TFU sesuai
hari melahirkan, membulat dan
keras/melembek
Identifikasi penyebab
kehilangan darah (mis. Atonia
uteri atau robekan jalan lahir)
Identifikasi keluhan ibu ( mis.
Keluar bayak darah,
pusing,pandangan kabur)
Identifikasi riwayat perdarahan
pada kehamilan lanjut (mis.
Abruption, PIH, plasenta
previa)
Monitor resiko terjadinya
perdarahan
Monitor jumlah kehilangan
darah
Monitor kadar HB, Ht, PT,
APTT, sebelum dan sesudah
perdarahan
Monitor fungsi neurologis
Monitor membran mukosa,
bruising, dan adanya petechie
Terapeutik
Lakukan penekanan pada area
perdarahan, jika perlu
Berikan kompres dingin, jika
perlu
Pasang oksimetri
Berikan oksigen nasal canule
Posisikan supine
Pasang IV line dengan selang
infus tranfusi
Pasang kateter untuk
meningkatkan kontraksi uterus
Lakukan pijat uterus untuk
merangsang kontraksi uterus
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian tranfusi
Kolaborasi pemberian
uterotonika, anti koagulan, jika
perlu
PERAWATAN PERINEUM Tindakan
infeksi insisi atau robekan
perineum(mis.episiotomi)
Fasilitasi dalam membersihkan
perineum
Pertahankan perinium tetap
kering
berikan posisi nyaman
Berikan kompresi es,jika perlu
bersihkan area perineum
secara teratur
berikan pembalut yang
menyerap cairan
ajarkan pasien dan keluarga
mengobservasi tanda abnormal
pada
perineum(mis.infeksi,kemeraha
n,pengeluaran cairan yang
abnormal)
Kolaborasi
Kolaborasi pembberian
antiinflamasi,jika perlu
Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
D.
Risiko Cedera pada Janin 01
38
Kategori : Lingkungan
Subkategori : Keamanan Dan Proteksi
Definisi
Berisiko mengalami bahaya atau kerusakan fisik pada janin
selama proses kehamilan dan persalinan
Faktor Resiko
1. Besarnya ukuran janin
2. Malposisi janin ( posisi posterior)
3. Induksi persalinan
4. Persalinan lama kala I, II, dan III
5. Disfungsi uterus
6. Kecemasan berlebihan pada proses
persalinan
7. Riwayat cedera pada persalinan
sebelumnya
8. Usia ibu ( <15 tahun atau >35 tahun )
9. Paritas banyak
10. Efek metode/intervensi bedah
selama persalinan
11. Nyeri pada abdomen
12. Nyeri pada jalan lahir
13. Penggunaan alat bantu persalinan
14. Kelelahan
15. Merokok
L.14136 Definisi
Keparahan dan cedera yang diamati atau
dilaporkan
Luaran Utama :
Tingkat Cidera
Luaran Tambahan :
Status Pertumbuhan
Tingkat Infeksi
Tingkat Pengetahuan
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Menurun
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menuru Seda Mening
Menuru Mening
n ng kat
n kat
1 2 3 4 5
Tolerans
i 1 2 3 4 5
aktifitas
Nafsu
1 2 3 4 5
makan
Tolerans 1 2 3 4 5
i
makana
n
Cukup Cukup
Mening Seda Menur
Mening Menur
kat ng un
kat un
1 2 3 4 5
Kejadian
1 2 3 4 5
cedera
Luka/
1 2 3 4 5
lecet
Ketegan
1 2 3 4 5
gan otot
Fraktur 1 2 3 4 5
Perdara
1 2 3 4 5
han
Ekspresi
wajah
1 2 3 4 5
kesakita
n
Agitasi 1 2 3 4 5
Iritabilita
1 2 3 4 5
s
Ganggu
an
1 2 3 4 5
mobilita
s
Ganggu
an 1 2 3 4 5
kognitif
Intervensi Utama
Pemantauan Denyut Jantung Janin TINDAKAN
Observasi
Identifikasi status obstetri
Identifikasi riwayat obstetri
Identifikasi adanya penggunaan
obat, diet dan merokok
Identifikasi pemeriksaan
kehamilan sebelumnya
Periksa denyut jantung janin
selama 1 menit
Monitor denyut jantung janin
Monitor tanda vital ibu
Terapeutik
Atur posisi pasien
Lakukan manuver leopold untuk
menetukan posisi janin
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
Informasikan hasil pemantauan,
jika perlu
Pencegahan Cedera TINDAKAN
Observasi
Identifikasi area lingkungan yang
berpotensi menyebabkan cedera
Identifikasi obat yang berpotensi
menyebabkan cedera
Identifikasi kesesuaian alas kaki
atau stoking elastis pada
ekstremitas bawah
Terapeutik
Sediakan pencahyaan yang
memadai
Gunakan lampu tidur selama
jam tidur
Sosialisasikan pasien dan
keluarga dengan lingkungan
ruang rawat (mis. Penggunaan
telpon, tempat tidur, penerangan
ruangan dan lokasi kamar
mandi)
Gunakan alas lantai jika
beresiko mengalami cedera
serius
Sediakan alas kaki anti slip
Sediakan pispot dan urinal untuk
eliminasi di tempat tidur
pastikan bel telepon mudah
dijangkau
Pastikan barang pribadi mudah
terjangkau
Pertahankan posisi tempat tidur
rendah dan roda tempat tidur
terkunci
Gunakan pengaman tempat tidur
sesuai kebijakan
Diskusikan mengenai latihan
dan terapi fisik yang diperlukan
Diskusikan mengenai alat bantu
mobilitas yang sesuai
Diskusikan bersama keluarga
yang dapat mendampingi pasien
Tingkatkan frekwensi observasi
dan pengawasan pasien
Edukasi
Jelaskan alasan intervensi
pencegahan jatuh ke pasien
dan keluarga
Anjurkan berganti posisi secara
perlahan danduduk selama
beberapa menit sebelum berdiri
Pengukuran gerakan janin TINDAKAN
Observasi
Identifikasi pengetahuan dan
kemampuan ibu menghitung
gerakan janin
Monitor gerakan janin
Terapeutik
Hitung dan catat gerakan janin
(minimal 10kali gerakan dalam
12 jam)
Lakukan pemeriksaan CTG
Catat jumlah gerakan janin
dalam 12 jam perhari
berikan oksigen 2-3liter jika
gerakan janin belum mencapai
10x dalam 12 jam
Edukasi
Jelaskan manfaat menghitung
gerakan janin dapat
meningkatkan hubungan ibu dan
janin
Anjurkan ibu memenuhi
kebutuhan nutrisi sebelum
menghitung gerakan janin
Anjurkan posisi miring kiri saat
menghitung gerakan janin agar
janin dapat memperoleh oksigen
dengan optimal dengan
meningkatkan sirkulasi
getomaternal
Anjurkan ibu segera memberi
tau perawat jika gerakan janin
tidak mencapai 10 kali dalam 12
jam
Ajarkan ibu cara menghitung
gerakan janin
Kolaborasi
Intervensi Pendukung
Manajemen Nutrisi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi status nutrisi
Identifikasi alergi dan intoleransi
makanan
Identifikasi kebutuhan kalori dan
jenis nutrisi
Identifikasi perlunya
penggunaan selang NGT
Monitor asupan nutrisi
Monitor berat badan
Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium
Terapeutik
lakukan oral hygiene sebelum
makan, jika perlu
Fasilitasi menentukan pedoman
diet
Sajika makanan secara menarik
dan suhu yang sesuai
Berikan makanan tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
Berikan makanan tinggi kalori
dan tinggi protein
Berikan suplemen makanan, jika
perlu
Hentikan pemberian makanan
melalui NGT jika asupan oral
dapat toleransi
Edukasi
Anjurkan posisi duduk jika
mampu
Ajarkan diet yang di programkan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan (mis. Pereda
nyeri, anti emetik), jika perlu
Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah kalori
dan jenis nutrisi yang
dibutuhkan, jika perlu
Manajemen Perdarahan Pervagina TINDAKAN
Observasi
Identifikasi keluhan ibu (mis.
Keluar darah banyak, pusing,
pandangan tidak jelas
Monitor keadaan uterus dan
abdomen (mis. TFU diatas
umbilikus, teraba lembek,
benjolan)
Monitor kesadaran dan vital sign
Monitor kehilangan darah
Monitor kadar HB
Terapeutik
Posisikan supine dan
trendelenbrug
Pasang oximetri nadi
Berikan oksigen nasal kanule
pasang IV dengan selang infus
tranfusi
Pasang kateter untuk
mengosongkan kandung kemih
Ambil darah untuk cek darah
lengkap
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
uterotonika
Kolaborasi pemberian
antikoagulan
Manajemen Prolapsus Uteri TINDAKAN
Observasi
Identifikasi riwayat kesehatan
organ reproduksi
Identifikasi riwayat kontra
indikasi terapi pesarium (mis.
Infeksi pelvis, laserasi/luka, tidak
patuh dan endometriosis
Periksa bagian uterus yang
keluar melalui vagina
Monitor vital sign
Terapeutik
Berikan latihan otot panggul
(senam kegel)
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur
tindakan pembedahan
Jelaskan persiapan prosedur
dan pasca pemasangan
pesarium dan pembedahan
Jelaskan Pemenuhan kebutuhan
seksual, jika perlu
Kolaborasi
Kolaborasi pemasangan
pesarium, jika perlu
Kolaborasi tindakan
pembedahan ( mis. Vetrofiksasi,
histerktomi vagina, kolpektomi,
operasi manchester)
Pencegahan Jatuh TINDAKAN
Observasi
Identifikasi Faktor resiko jatuh
(mis. Usia >65tahun, penurunan
tingkat kesadaran, defisit
cognitif, hipotensi ortostatik,
gangguan keseimbangan,
gangguan penglihatan,
neuropati)
Identifikasi resiko jatuh sekali
setiap shift
Identifikasi faktor lingkungan
yang meningkatkan resiko jatuh
(mis. Lantai licin, penerangan
kurang)
Hitung skala jatuh
Monitor kemampuan berpindah
dari tempat tidur ke kursi roda
atau sebaliknya
Terapeutik
Orientasikan ruangan pada
pasien dan keluarga
Pastikan roda tempat tidur
dalam keadaan terkunci
Pasang handrail tempat tidur
Atur tempat tidur pada posisi
rendah
Tempatkan pasien beresiko
tinggi jatuh dekat dengan ruang
perawat
Gunakan alat bantu berjalan
dekatkan bel pemanggil dalam
jangkauan pasien
Edukasi
Anjurkan memanggil perawat
jika membutuhkan bantuan
untuk berpindah
D
.0
Risiko Gangguan Integritas Kulit / Jaringan 1
3
9
Kategori : Lingkungan
Subkategori : Keamanan Dan Proteksi
Definisi
Beresiko mengalami Kerusakan kulit (dermis dan/atau
epidermis) atau jaringan (membran mukosa, kornea, fasia,
otot,
tendon, tulang, kartilago, kapsul sendi dan ligamen)
Faktor Resiko
1. Perubahan sirkulasi
2. Perubahan status nutrisi (kelebihan
atau kekurangan)
3. kekurangan/kelebihan volume cairan
4. Penurunan mobilitas
5. Bahan kimia iritatif
6. Suhu lingkungan yang ekstream
7. Faktor mekanis (mis. penekan , gese
kan) atau faktor elektris (elektrodia
termi, energi listrik bertegangan
tinggi)
8. Terapi radiasi
9. Kelembaban
10. Proses penuaan
11. Neuropati perifer
12. Perubahan pigmentasi
13. Perubahan hormonal
14. Penekanan pada tonjolan tulang
15. Kurang terpapar informasi tentang
upaya mempertahankan/melindungi
integritas jaringan
KONDISI KLINIS TERKAIT
1. Imobilisasi
2. Gagal jantung kongestif
3. Gagal ginjal
4. Diabetes melitus
5. Imunodefisiensi (mis.AIDS)
6. Katerisasi jantung
L.14135 Definisi
Keutuhan kulit (dermis dan/ atau epidermis) atau jaringan
(membran mukosa, kornea, fasia, otot, tendon, kartilago, kapsul
sendi dan/ atau ligamen)
Luaran Utama :
Integritas Kulit dan Jaringan
Luaran Tambahan :
Pemulihan Pasca Bedah
Penyembuhan Luka
Perfusi Ferifer
Respon Alergi Lokal
Status Nutrisi
Status Sirkulasi
Termoregulasi
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menur Seda Menin
Menur Menin
un ng gkat
un gkat
1 2 3 4 5
Elastisita
1 2 3 4 5
s
Hidrasi 1 2 3 4 5
Perfusi
1 2 3 4 5
jaringan
Cukup Cukup
Mening Seda Menur
Mening Menur
kat ng un
kat un
1 2 3 4 5
Kerusaka
n 1 2 3 4 5
jaringan
Kerusaka
n lapisan 1 2 3 4 5
kulit
Nyeri 1 2 3 4 5
Perdarah
1 2 3 4 5
an
Kemerah
1 2 3 4 5
an
Hemato
1 2 3 4 5
ma
Pigmenta
si 1 2 3 4 5
abnormal
Jaringan 1 2 3 4 5
parut
Nekrosis 1 2 3 4 5
Abrasi
1 2 3 4 5
kornea
Cukup Cukup
Membu Seda Memba
Membu Memba
ruk ng ik
ruk ik
1 2 3 4 5
Suhu
1 2 3 4 5
kulit
Sensasi 1 2 3 4 5
Tekstur 1 2 3 4 5
Pertumb
uhan 1 2 3 4 5
rambut
Intervensi Utama
Perawatan Integritas kulit TINDAKAN
Observasi
Identifikasi penyebabgangguan
integritas kulit
Terapeutik
Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring
lakukan pemijatan pada area
penonjolan tulang , jika perlu
bersihkan perineal dengan air hangat
terutama setelah periode diare
Gunakan produk berbahan petrolium
atau minyak pada kulit kering
Gunakan produk berbahan
ringan/alami dan hipoalergikpada kulit
sensitif
Hindari produk berbahan dasar alkohol
pada kulit kering
Edukasi
Anjurkan menggunakan pelembab
Anjurkan minum air yang cukup
Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
Anjurkan meningkatkan asupan buah
dan sayur
Anjurkan menghindari terpapar suhu
ekstrim
Anjurkan mandi dan menggunakan
sabun secukupnya
Perawatan Luka TINDAKAN
Observasi
Monitor karakteristik luka (mis.
Drainasew, warna, ukuran, bau)
Monitor tanda infeksi
Terapeutik
lepaskan balutan dan plester secara
perlahan
Cukur rambut disekitar daerah luka,
jika perlu
Bersihkan dengan caira Nacl atau
pembersih nontoksik, sesuai
kebutuhan
Bersihkan jaringan nekrotik
Berikan salep yang sesuai ke kulit/lesi,
jika perlu
pasang balutan sesuai jenis luka
Pertahankan teknik steril saat
melakukan perawatan luka
ganti balutan sesuai jumlah eksudat
dan drainase
Jadwalkan perubahan posisi setiap 2
jam atau sesuai kondisi pasien
Berikan diet protein
1.25-1.5g/kgBB/hari dan kalori 30-
35kkal/kgBB/hari
Berikan suplemen vitamin dan mineral,
sesuai indikasi
Berikan terapi TENS (stimulasi saraf
transkutaneuos), jika perlu
Edukasi
Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Anjurkan mengkonsumsi makanan
tinggi kalori dan protein
Ajarkan prosedur perawatan luka
secara mandiri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian antibiotik, jika
perlu
Intervensi Pendukung
Dukugan perawatan diri TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kebiasaan aktifitas
perawatan diri sesuai usia
Monitor tingkat kemandirian
Identifikasi kebutuhan alat bantu
kebersihan diri, berpakaian, berhias
dan makan
Terapeutik
sediakan lingkungan yang terapeutik
Siapkan keperluan pribadi
Dampingi dalammelakukan perawatan
diri sampai mandiri
Fasilitasi untuk menerima keadaan
ketergantungan
Fasilitasi kemandirian, bantu jika tidak
mampu melakukan perawatan mandiri
Jadwalkan rutinitas perawatan mandiri
Edukasi
Anjurkan melakukan perawatan
mandiri sesuai kemampuan
Manajemen Nyeri TINDAKAN
Observasi
Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Identifikasi skala nyeri
Identifikasi respons nyeri non verbal
Identifikasi faktor yang memperberat
dan memperingan nyeri
Identifikasi pengetahuan dan
keyakinan tentang neri
Identifikasi pengruh budaya terhadap
respons nyeri
Identifikasi pengaruh nyeri pada
kwalitas hidup
Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah diberikan
Monitor efek samping penggunaan
analgetik
Terapeutik
Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,
hipnosis, akupuntur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat, aroma terapi,
kompres hangat/dimgin)
Kontrol lingkungan yang memperberat
nyeri (mis. Suhu ruangan,
pencahyaan, kebisingan)
Fasilitasi istirahat dan tidur
Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri
Edukasi
Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
Jelaskan strategis meredakan nyeri
Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
Anjurkan menggunakan analgetik
secara tepat
Ajarkan teknikj nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa neri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu
Pemberian Obat TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan allergi,
interaksi dan kontra indikasi obat
Verifikasi order obat sesuai indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa obat
Monitor tanda vital dan laboratorium
sebelum pemberian obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek samping , toksisitas, dan
iteraksi obat
Terapeutik
Perhatikan prosedur pemberian obat
yang aman dan akurat
Hindari interupsi saat mempersiapkan,
memferivikasi, atau mengelola obat
lakukan prinsip 6 Benar (pasien, obat,
dosis, rute, waktu, dokumentasi)
Perhatikan jadwal pemberian obat
jenis hipnotik, narkotik, dan antibiotik
Hindari pemberian obat yang tidak
diberi label dengan benar
Buang obat yang tidak terpakai atau
kadaluarsa
Fasilitasi minum obat
tandatangani pemberian obat dan obat
narkotik sesuai protokol
Dokumentasi pemberian obat dan
respon terhadap obat
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan pemberian,
tindakan yang diharapkan, dan efek
samping sebelum pemberian
Jelaskan faktor yang dapat
meningkatkan dan menurunkan
efektifitas obat
Pemberian Obat Intra dermal TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan alergi,
interaksi dan kontra indikasi
Verifikasi order obat sesuai indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa obat
Monitor tanda vital dan laboratorium
sebelum pemberian obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek samping , toksisitas, dan
iteraksi obat
Terapeutik
Lakukan prinsip 6 Benar (pasien, obat,
dosis, rute, waktu, dokumentasi)
Tentukan jarum suntik yang benar
sesuai kebutuhan
Siapkan dosis dan ampul atau botol
dengan benar
Pilih area suntikan dengan benar yang
sesuai
Hindari area kulit yang memar, radang,
edema, lesi atau perubahan warna
Gunakan teknik aseptik
Tusukan jarum pada sudut 5-15
derajat sedalam 3 mm
Suntikan obat secara perlahan, sambil
mengamati timbulnya benjolan (lepuh)
kecil pada kulit permukaan
Beri tanda area injeksi
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan pemberian,
tindakan yang diharapkan, dan
efeksamping sebelum pemberian
Anjurkan tidak menyentuh daerah
benjolan (lepuh)
Anjurkan melapor ke perawat jika
merasakan keluhan setelah pemberian
obat (mis. Gatal, kemerahan, panas)
Pemberian Obat Intra Muskuler TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan alergi,
interaksi dan kontra indikasi
Verifikasi order obat sesuai indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa obat
Monitor tanda vital dan laboratorium
sebelum pemberian obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek samping , toksisitas, dan
iteraksi obat
Terapeutik
Lakukan prinsip 6 Benar (pasien, obat,
dosis, rute, waktu, dokumentasi)
Tentukan jarum suntik yang benar
sesuai kebutuhan
Siapkan dosis dan ampul atau botol
dengan benar
Hindari area kulit yang memar, radang,
edema, lesi atau perubahan warna
Gunakan teknik aseptik
Pilih area suntikan yang sesuai ( mis.
Vastus lateralis, ventrogluteal, deltoid)
Lakukan Z-track untuk mencegah obat
keluar kedalam jaringan subkutan dan
kulit
Tusukan jarum pada sudut 90 derajat
Aspirasi sebelum menyuntik obat
Suntikan obat secara pelahan
Cabut jarum setelah menunggu 10
detik setelah menyuntik obat
Hindari melakukan masase pada area
penyuntikan
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan pemberian,
tindakan yang diharapkan, dan
efeksamping sebelum pemberian
Anjurkan tidak memijat area
penyuntikan
Pemberian Obat Intravena TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan alergi,
interaksi dan kontra indikasi
Verifikasi order obat sesuai indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa obat
Monitor tanda vital dan laboratorium
sebelum pemberian obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek samping , toksisitas, dan
iteraksi obat
Terapeutik
Lakukan prinsip 6 Benar (pasien, obat,
dosis, rute, waktu, dokumentasi)
Pastikan ketepatan dan kepatenan
kateter IV
Campurkan obat kedalam kantung ,
botol, atau buret sesuai kebutuhan
Berikan obat IV dengan kecepatan
yang tepat
Tempelkan label keterangan nama
obat dan dosisi pada wadah cairan IV
Gunakan Mesin Infus pump untuk
pemberian obat secara kontinue, jika
perlu
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan pemberian,
tindakan yang diharapkan, dan
efeksamping sebelum pemberian
Jelaskan faktor yang dapat
meningkatkan dan menurunkan
efektifitas obat
Pemberian Obat Kulit TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan allergi,
interaksi dan kontra indikasi obat
Verifikasi order obat sesuai indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek lokal, sisitemik, dan
efeksamping obat
Terapeutik
lakukan prinsip 6 Benar (pasien, obat,
dosis, rute, waktu, dokumentasi)
Cuci tangandan pasang sarung tangan
Bersihkan kulit dan hilangkan obat
sebelumnya
Oleskan agen topikal pada kulit yang
tidak mengalami luka, iritasi atau
sensitif
Hindari terpapar sinar ultra violet pada
kulit yang mendapat obat topikal
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan pemberian,
tindakan yang diharapkan, dan
efeksamping sebelum pemberian
Jelaskan faktor yang dapat
meningkatkan dan menurunkan
efektifitas obat
Ajarkan teknik pemberian obat secara
mandiri, jika perlu
Pemberian Obat Subkutan TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan allergi,
interaksi dan kontra indikasi obat
Verifikasi order obat sesuai indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek lokal, sisitemik, dan
efeksamping obat
Monitor resiko aspirasi, jika perlu
Terapeutik
lakukan prinsip 6 Benar (pasien, obat,
dosis, rute, waktu, dokumentasi)
Lakukan teknik aseptik
Pilih jarum suntik yang sesuai
Rotasilkan lokasi injeksi secara
sisitematis
Hindari area kulit yang memar, radang,
edema, lesi atau perubahan warna
Gunakan daerah perut saat
memberikan heparin secara subkutan
Tusukan jarum dengan cepat pada
sudut 45-90 derajat tergantung pada
ukuran tubuh
Hindari memijat area suntikan
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan pemberian,
tindakan yang diharapkan, dan
efeksamping sebelum pemberian
Ajarkan pasien dan keluarga tentang
cara injeksi obat secara mandiri
Pemberian Obat Topikal TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan allergi,
interaksi dan kontra indikasi obat
Verifikasi order obat sesuai indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek lokal, sisitemik, dan
efeksamping obat
Terapeutik
lakukan prinsip 6 Benar (pasien, obat,
dosis, rute, waktu, dokumentasi)
Cuci tangan dan pasang sarung
tangan
Jaga privasi pasien
bersihkan kulit
Oleskan obat topikal pada kulit atau
selaput lendir yang utuh (kecuali
penggunaan obat untuk lesi)
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan pemberian,
tindakan yang diharapkan, dan
efeksamping sebelum pemberian
Ajarkan pasien dan keluarga tentang
cara pemberian obat secara mandiri
Pencegahan Luka Tekan
TINDAKAN
(dekubitus)
Observasi
Periksa luka tekan dengan
menggunaka skal (mis skala noton,
skala braden)
Periksa adanya luka tekan sebelumnya
Monitor suhu kulit yang tertekan
Monitor berat badan dan
perubahannya
Monitor status kulit harian
Monitor kett area yang merah
Monitor kulit diatas tonjolan tulang atau
titik tekan saat mengubah posisi
Monitor sumber tekanan dan gesekan
Monitor mobilitas dan aktivitas individu
Terapeutik
Keringkan daerah kulit yang lembab
akibat keringat, cairan luka, dan
inkontinensia fekal atau urine
Gunakan barier seperti lotion atau
bantalan penyerap air
Ubah posisi dengan hati-hati setiap 1-
2jam
Buat jadwal perubahan posisi
Berikan bantalan pada titik tekan atau
tonjolan tulang
Jaga sprai tetap kering, bersih dan
tidak ada kerutan/lipatan
Gunakan kasur dekubitus, jika perlu
Hindari pemijatan diatas tonjolan
tulang
Hindari pemberian lotion pada daerah
yang luka atau kemerahan
Hindari menggunakan air hangat dan
sabun keras saat mandi
Pastikan asupan makanan yang cukup
terutama protein
Edukasi
Jelaskan tad kerusakan kulit
Anjurkan melapor jika menemukan
tanda kerusakan kulit
Ajarkan cara merawat kulit
Penjahitan Luka TINDAKAN
Observasi
Identifikasi riwayat alergi tehadap
anaestesi
Identifikasi adanya riwayat keloid
Identifikasi jenis benang jahit yang
sesuai
Identifikasi Jenis jarum jahit yang
sesuai
Identifikasi metode jahitan yang sesuai
berdasarkan jenis luka
Terapeutik
Cukur rambut yang berada disekitar
luka
bersihkan daerah luka dengan larutan
antiseptik
lakukan teknik steril
Berikan anaestesi topikal atau injeksi
didaerah luka
Jahit luka dengan memasukan jarum
tegak lurus terhadap permukaan kulit
tarik jahitan cukup kencang sampai
kulit tidak tertekuk
Kunci jahitan dengan simpul
Angkat jahitan sesuai indikasi
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
Jelaskan tanda-tanda infeksi
Ajarkan cara merawat jahitan
Informasikan tentang waktu pelepasan
jahitan
Kolaborasi
Kolaborasi tentang jahitan luka yang
dalam, wajah, sendi, atau luka yang
berpotensi infeksi.
Perawatan Area Insisi TINDAKAN
Observasi
Periksa lokasi insisi area kemerahan ,
bengkak, atau tand-tanda dehisen atau
eviserasi
Identifikasi karakteristik drainase
Monitor proses penyembuhan area
insisi
Monitor tanda dan gejala infeksi
Terapeutik
bersihkan area insisi dengan
pembersih yang tepat
Usap area insisi dari area yang bersih
menuju area yang kurang bersih
Bersihkan area disekitar tempat
pembuangan atau tabung drainase
Pertahankan tabung drainase
Berikan salf antiseptik, jika perlu
Ganti balutan luka sesuai jadwal
Edukasi
Jelaskan prosedur kepada
pasien,dengan menggunakan alat
bantu
Ajarkan meminimalkan tekanan pada
tempat insisi
Ajarkan cara merawat area insisi
Perawatan Luka Bakar TINDAKAN
Observasi
Identifikasi penyebab luka bakar
Identifikasi durasi terkena luka bakar
dan riwayat penanganan luka
sebelumnya
Monitor kondisi luka (mis. Presentasi
ukuran luka , derajat luka, perdarahan,
warna dasar luka, infeksi, eksudat, bau
luka, kondisi tepi luka)
Terapeutik
Gunakan teknik aseptik selama
merawat luka
Lepaskan balutan lama dengan
menghindari nyeri dan perdarahan
Rendam dengan air steril jika balutan
lengket pada luka
Bersihkan luka dengan cairan steril
( mis. Nacl 09%, cairan antiseptik)
lakukan terapi relaksasi untuk
mengurangi nyeri
Jadwalkan frekwensi perawatan luka
berdasarkan ada atau tidaknya infeksi,
jumlah eksudat dan jenis balutan yang
digunakan
Gunakan modern dresing sesuai
kondisi luka
Berikan diet protein
1.25-1.5g/kgBB/hari dan kalori 30-
35kkal/kgBB/hari
Berikan suplemen vitamin dan mineral,
sesuai indikasi
Edukasi
Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Anjurkan mengkonsumsi makanan
tinggi kalori dan protein
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian antibiotik, jika
perlu
Kolaborasi prosedur debridement
(enzimatik, biologis, mekanik, autolitik),
jika perlu
Perawatan Luka Tekan Monitor kondisi luka (meliputi ukuran
luka,derajat luka,perdarahan,warna
darsar luka,infeksi,eksudat,bau luka ,
kondisi tepi luka)
Monitor tanda dan gejala infeksi pada
luka
Monitor status nutrisi (mis. Asupan
kalori,protein)
Bersihkan kulit disekitar luka dengan
sabun dan air
Bersihkan luka bagian dalam dengan
menggunakan NACL 0,9%
lakukan pembalutan pada luka, jika
perlu
Oleskan salep,jika perlu
Gunakan tempat tidur dan kasur
khusus,jika perlu
pertahankan kepala tempat tidur pada
posisi terendh yang dapat ditoleransi
jadwalkan perubahan posisi tiap 2 jam
atau sesuai kondisi pasien
Berikan diet dengan kalori 30-35
kkal/kkBB/hari dan protein 1,25-1,5
g/kgBB/hari
Berikan Suplemen vitamin dan mineral
(mis.vit A,vit C Zink,asam amino)
sesuai indikasi
Anjurkan melaporkan tanda-tanda
kerusakan kulit
Anjurkan menghindari duduk dalam
jangka waktu lama
Ajarkan prosedur perawatan luka
Kolaborasi prosedur debridement,
(.enzimatik,biologis,mekanis,autolitik),
jika perlu
kolaborasi pemberian Antibiotik,jika
perlu
PERAWATAN PASCA SEKSIO Identifikasi riwayat kehamilan dan
SESARIA persalianan
Monitor tanda-tanda vital ibu
Monitor respon
fisiologis(mis.nyeri,perubahan
uterus,kepatenan jalan napas dan
lokia)
Monitor kondisi luka dan balutan
Diskusikan perasaan, pertanyaan dan
perhatian pasien terkait pembedahan
pindahkan pasien ke ruang rawat nifas
Motivasi mobilisasi dini 6 jam
Fasilitasi kontak kulit dengan bayi
Berikan dukungan menyusui yang
memeadai,jika memungkinkan
Informasaikan pada ibu dan keluarga
tentang kondisi ibu dan bayi
Ajarkan latihan ekstrenitas,perubahan
posisi,batuk dan nafas dalam
Anjurkan ibu cara menyusui,jika
memungkinkan
Anjurkan ibu mengkonsumsi nutrisi
TKTP
D.01
Risiko Hipotermia
40
Kategori : Lingkungan
Subkategori : Keamanan Dan Proteksi
Definisi
Beresiko mengalami kegagalan termoregulasi yang dapat
mengakibatkan
Suhu tubuh berada dibawah rentang normal tubuh
Faktor Resiko
1. Berat badan ekstrem
2. Kerusakan hipotalamus
3. Konsumsi alkohol
4. Kurangnya lapisan lemak subkutan
5. Suhu lingkungan rendah
6. Malnutrisi
7. Pemakaian pakaian yang tipis
8. Penurunan laju metabolisme
9. Terapi radiasi
10. Tidak beraktivitas
11. Transfer panas (mis. konduksi,
konveksi, evaporasi, radiasi)
12. Trauma
13. Prematuritas
14. Penuaan
15. Bayi baru lahir
16. Berat badan lahir rendah
17. Kurang terpapar informasi tentang
pencegahan hipotermia
18. Efek agen farmakologis
KONDISI KLINIS TERKAIT
1. Berat badan ekstrem
2. Dehidrasi
3. Kurang mobilitas fisik
L.14134 Definisi
Pengaturan suhu tubuh agar tetap berada pada rentang
normal
Luaran Utama :
Termoregulasi
Luaran Tambahan :
Kontrol Resiko
Perfusi Perifer
Status Kenyamanan
Termoregulasi Neonatus
Tingkat Cidera
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Membaik
Kriteria
Hasil
Cukup Cukup
Mening Seda Menur
Mening Menur
kat ng un
kat un
1 2 3 4 5
Kulit
1 2 3 4 5
merah
Kejang 1 2 3 4 5
Akrosiano
1 2 3 4 5
sis
Konsumsi
1 2 3 4 5
oksigen
Piloereksi 1 2 3 4 5
Vasokont
riksi 1 2 3 4 5
perifer
Kutis
memorat 1 2 3 4 5
a
Pucat 1 2 3 4 5
Takikardi 1 2 3 4 5
Takipnea 1 2 3 4 5
Bradikard
1 2 3 4 5
i
Dasar
kukui 1 2 3 4 5
sianotik
Hipoksias 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Membu Seda Memb
Membu Memb
ruk ng aik
ruk aik
1 2 3 4 5
Suhu
1 2 3 4 5
tubuh
Suhu kulit 1 2 3 4 5
Kadar
glukosa 1 2 3 4 5
darah
Pengisian
1 2 3 4 5
kapiler
Ventilasi 1 2 3 4 5
Tekanan
1 2 3 4 5
darah
Intervensi Utama
Manajemen Hipotermia TINDAKAN
Observasi
Monitor suhu tubuh
Identifikasi penyebab
hipotermia
Monitor tanda dan gejala
akibat hipotermia
Terapeutik
Sediakan lingkungan
yang hangat
ganti pakaian dan linen
yang basah
lakukan penghangatan
pasif
lakukan penghangantan
aktif eksternal
ekstremitas
Lakukan penghangatan
aktif internal
Edukais
Anjurkan makan dan
minum hangat
Intervensi Pendukung
Dukungan Ventilasi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi adanya
kelelahan otot bantu
napas
Identifikasi efek
perubahan posisi
terhadap status
pernapasan
Monitor status respirasi
dan oksigenisasi
Terapeutik
Pertahankan kepatenan
jalan napas
Berikan posisi semi fowler
atau fowler
Fasilitasi mengubah
posisi nyaman
Berikan oksigenisasi
sesuai kebutuhan
Gunakan bag-valve
mask, jika perlu
Edukasi
Ajarkan teknik relaksasi
napas dalam
Ajarkan mengubah posisi
secara mandiri
Ajarkan teknik batuk
efektif
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
bronkodilator, Jika perlu
Kolaborasi pemeriksaan
AGD
Kolaborasi fisioterapi
Edukasi Terapi Cairan TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kesiapan
menerima informasi
Terapeutik
Sediakan materi dan
formulir edukasi
Berikan kesempatan
untuk bertanya
Edukasi
Jelaskan pentingnya
cairan tubuh
Jelaskan jenis dan fungsi
cairan dalam tubuh
Jelaskan komposisi dan
distribusi cairan tubuh
Jelaskan masalah yang
timbul jika tubuh
kekurangan atau
kelebihan cairan
Jelaskan indikator
pemberian terapi cairan
Edukasi Termoregulasi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kesiapan dan
kemampuan menerima
informasi
Sediakan materi dan
formulir edukasi
Berikan kesempatan
untuk bertanya
Edukasi
Ajarkan kompres hangat
jika demam
Anjurkan penggunaan
pakaian yang menyerap
keringat
Anjurkan menciptakan
lingkungan yang nyaman
Kompres hangat TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kontra indikasi
kompres hangat
Identifikasi kondisi kulit
yang akan dilakukan
kompres hangat
Periksa suhu alat
kompres
Monitor iritasi kulit atau
kerusakan jaringan
selama 5 menit pertama
Terapeutik
Pilih metode kompres
yang nyaman dan mudah
didapat
Pilih lokasi kompres
Balut alat kompres
hangat dengan kain
pelindung
Lakukan kompres hangat
pada daerah yang cedera
Hindari penggunaan
kompres pada jaringan
yang terpapar terapi
radiasi
Edukasi
Jelaskan prosedur
penggunaan kompres
hangat
Anjurkan tidak
menyesuaikan
pengaturan suhu secara
mandiri tanpa
pemberiathuan
sebelumnya
Ajarkan cara menghindari
kerusakan jaringan akibat
panas
Manajemen Cairan TINDAKAN
Observasi
Monitor status hidrasi mis
frek nadi, kekuatan nadi,
akral, CRT, mukosa,
turgor
Monitor berat badan
harian
Monitor berat badab
sebelum dan sesudah
dialisis
Monitor pemeriksaan
laboratorium mis. HT,
Na,Ka, Cl, berat jenis
urine, BUN
Monitor status
hemodinamik mis. MAP,
CVP
terapeutik
Catat intake output dan
hitung balance cairan tiap
4/8/24 jam
Berikan asupan cairan
sesuai kebutuhan
Berikan cairan intravena,
jika perlu
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
diuretik
Kolaborasi tindakan
Hemodialisa
Pemantauan Cairan TINDAKAN
Observasi
Monitor frekwensi dan
kekuatan nadi
Monitor frekwensi napas
Monitor tekanan darah
Monitor berat badan
Monitor waktu pengisian
kapiler
Monitor turgor kulit
Monitor jumlah, warna,
dan berat jenis urine
Monitor kadar albumin
dan protein
Monitor hasil
pemeriksaan serum( mis.
Osmolaritas serum, HT,
natrium, kalium, BUN)
Monitor intake output
cairan
Identifikasi tanda
Hipovolemia
Identifikasi tanda
hipervolemia
Identifikasi faktor resiko
ketidak seimbangan
cairan
Terapeutik
Atur interval waktu
pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
Dokumentasi hasil
pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
Pemberian Obat TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan
allergi, interaksi dan
kontra indikasi obat
Verifikasi order obat
sesuai indikasi
Periksa tanggal
kadaluarsa obat
Monitor tanda vital dan
laboratorium sebelum
pemberian obat
Monitor efek trapeutik
obat
Monitor efek samping ,
toksisitas, dan iteraksi
obat
Terapeutik
Perhatikan prosedur
pemberian obat yang
aman dan akurat
Hindari interupsi saat
mempersiapkan,
memferivikasi, atau
mengelola obat
lakukan prinsip 6 Benar
(pasien, obat, dosis, rute,
waktu, dokumentasi)
Perhatikan jadwal
pemberian obat jenis
hipnotik, narkotik, dan
antibiotik
Hindari pemberian obat
yang tidak diberi label
dengan benar
Buang obat yang tidak
terpakai atau kadaluarsa
Fasilitasi minum obat
tandatangani pemberian
obat dan obat narkotik
sesuai protokol
Dokumentasi pemberian
obat dan respon terhadap
obat
Edukasi
Jelaskan jenis obat,
alasan pemberian,
tindakan yang
diharapkan, dan efek
samping sebelum
pemberian
Jelaskan faktor yang
dapat meningkatkan dan
menurunkan efektifitas
obat
Pemberian Obat Intravena TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan
alergi, interaksi dan
kontra indikasi
Verifikasi order obat
sesuai indikasi
Periksa tanggal
kadaluarsa obat
Monitor tanda vital dan
laboratorium sebelum
pemberian obat
Monitor efek trapeutik
obat
Monitor efek samping ,
toksisitas, dan iteraksi
obat
Terapeutik
Lakukan prinsip 6 Benar
(pasien, obat, dosis, rute,
waktu, dokumentasi)
Pastikan ketepatan dan
kepatenan kateter IV
Campurkan obat kedalam
kantung , botol, atau
buret sesuai kebutuhan
Berikan obat IV dengan
kecepatan yang tepat
Tempelkan label
keterangan nama obat
dan dosisi pada wadah
cairan IV
Gunakan Mesin Infus
pump untuk pemberian
obat secara kontinue, jika
perlu
Edukasi
Jelaskan jenis obat,
alasan pemberian,
tindakan yang
diharapkan, dan
efeksamping sebelum
pemberian
Jelaskan faktor yang
dapat meningkatkan dan
menurunkan efektifitas
obat
Pemberian Obat Oral TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan
allergi, interaksi dan
kontra indikasi obat
Verifikasi order obat
sesuai indikasi
Periksa tanggal
kadaluarsa obat
Monitor efek trapeutik
obat
Monitor efek lokal,
sisitemik, dan
efeksamping obat
Monitor resiko aspirasi,
jika perlu
Terapeutik
lakukan prinsip 6 Benar
(pasien, obat, dosis, rute,
waktu, dokumentasi)
Berikan obat oral
sebelum makan atau
setelah makan, sesuai
kebutuhan
Campurkan obat dengan
sirup, jika perlu
Taruh obat sublingual
dibawah lidah pasien
Edukasi
D.01
Risiko Hipotermia Perioperatif 41
Kategori : Lingkungan
Subkategori : Keamanan Dan Proteksi
Definisi
Beresiko mengalami penurunan dibawah 36 derajat secara
tiba-tiba yang terjadi satu jam sebelum pembedahan
hingga 24 jam setelah pembedahan
Faktor Resiko
1. Prosedur pembedahan
2. Kombinasi anastesi regional dan
umum
3. Skor American Society of
Anestesiologist (ASA)>1
4. Suhu pra-operasi rendah (<360C)
5. Berat badan rendah
6. Neuropati diabetik
7. Komplikasi kardiovaskuler
8. Suhu lingkungan rendah
Tindakan pembedahan
L.14134 Definisi
Pengaturan suhu tubuh agar tetap berada pada rentang
normal
Luaran Utama :
Termoregulasi
Luaran Tambahan :
Kontrol Resiko
Perfusi Perifer
Status Kenyamanan
Termoregulasi Neonatus
Tingkat Cidera
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Membaik
Kriteria
Hasil
Cukup Cukup
Mening Seda Menur
Mening Menur
kat ng un
kat un
1 2 3 4 5
Kulit 1 2 3 4 5
merah
Kejang 1 2 3 4 5
Akrosiano
1 2 3 4 5
sis
Konsumsi
1 2 3 4 5
oksigen
Piloereksi 1 2 3 4 5
Vasokont
riksi 1 2 3 4 5
perifer
Kutis
memorat 1 2 3 4 5
a
Pucat 1 2 3 4 5
Takikardi 1 2 3 4 5
Takipnea 1 2 3 4 5
Bradikard
1 2 3 4 5
i
Dasar
kukui 1 2 3 4 5
sianotik
Hipoksias 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Membu Seda Memb
Membu Memb
ruk ng aik
ruk aik
1 2 3 4 5
Suhu
1 2 3 4 5
tubuh
Suhu kulit 1 2 3 4 5
Kadar 1 2 3 4 5
glukosa
darah
Pengisian
1 2 3 4 5
kapiler
Ventilasi 1 2 3 4 5
Tekanan
1 2 3 4 5
darah
Intervensi Utama
Manajemen Hipotermia TINDAKAN
Observasi
Monitor suhu tubuh
Identifikasi penyebab
hipotermia
Monitor tanda dan gejala
akibat hipotermia
Terapeutik
Sediakan lingkungan yang
hangat
ganti pakaian dan linen
yang basah
lakukan penghangatan
pasif
lakukan penghangantan
aktif eksternal ekstremitas
Lakukan penghangatan
aktif internal
Edukais
Anjurkan makan dan
minum hangat
Pemantauan Hemodinamik Invasif TINDAKAN
Observasi
Monitor frekwensi dan
irama jantung
Monitor TDS,TDD, MAP,
tekanan vena sentral,
tekanan arteri pulmonal,
tekanan arteri, paru
Monitor curah jantung dan
indeks jantung
Monitor bentuk gelombang
hemodinamik
Monitor perfusi perifer
distal pada sisi insersi
setiap 4 jam
Monitor tanda-tanda infeksi
dan perdarahan pada sisi
insersi
Monitor tanda-tanda
komplikasi akibat
pemasangan selang (mis.
Pneumotoraks, selang
tertekuk, embolisme udara)
Terapeutik
Kolaborasi pemberian
diuretik
Kolaborasi tindakan
Hemodialisa
Pemantauan Cairan TINDAKAN
Observasi
Monitor frekwensi dan
kekuatan nadi
Monitor frekwensi napas
Monitor tekanan darah
Monitor berat badan
Monitor waktu pengisian
kapiler
Monitor turgor kulit
Monitor jumlah, warna, dan
berat jenis urine
Monitor kadar albumin dan
protein
Monitor hasil pemeriksaan
serum( mis. Osmolaritas
serum, HT, natrium,
kalium, BUN)
Monitor intake output
cairan
Identifikasi tanda
Hipovolemia
Identifikasi tanda
hipervolemia
Identifikasi faktor resiko
ketidak seimbangan cairan
Terapeutik
Atur interval waktu
pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
Dokumentasi hasil
pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
Pemberian Obat TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan
allergi, interaksi dan kontra
indikasi obat
Verifikasi order obat sesuai
indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa
obat
Monitor tanda vital dan
laboratorium sebelum
pemberian obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek samping ,
toksisitas, dan iteraksi obat
Terapeutik
Perhatikan prosedur
pemberian obat yang aman
dan akurat
Hindari interupsi saat
mempersiapkan,
memferivikasi, atau
mengelola obat
lakukan prinsip 6 Benar
(pasien, obat, dosis, rute,
waktu, dokumentasi)
Perhatikan jadwal
pemberian obat jenis
hipnotik, narkotik, dan
antibiotik
Hindari pemberian obat
yang tidak diberi label
dengan benar
Buang obat yang tidak
terpakai atau kadaluarsa
Fasilitasi minum obat
tandatangani pemberian
obat dan obat narkotik
sesuai protokol
Dokumentasi pemberian
obat dan respon terhadap
obat
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan
pemberian, tindakan yang
diharapkan, dan efek
samping sebelum
pemberian
Jelaskan faktor yang dapat
meningkatkan dan
menurunkan efektifitas
obat
Pemberian Obat Intravena TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan
alergi, interaksi dan kontra
indikasi
Verifikasi order obat sesuai
indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa
obat
Monitor tanda vital dan
laboratorium sebelum
pemberian obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek samping ,
toksisitas, dan iteraksi obat
Terapeutik
Lakukan prinsip 6 Benar
(pasien, obat, dosis, rute,
waktu, dokumentasi)
Pastikan ketepatan dan
kepatenan kateter IV
Campurkan obat kedalam
kantung , botol, atau buret
sesuai kebutuhan
Berikan obat IV dengan
kecepatan yang tepat
Tempelkan label
keterangan nama obat dan
dosisi pada wadah cairan
IV
Gunakan Mesin Infus pump
untuk pemberian obat
secara kontinue, jika perlu
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan
pemberian, tindakan yang
diharapkan, dan
efeksamping sebelum
pemberian
Jelaskan faktor yang dapat
meningkatkan dan
menurunkan efektifitas
obat
Pemberian Obat Oral TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan
allergi, interaksi dan kontra
indikasi obat
Verifikasi order obat sesuai
indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa
obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek lokal,
sisitemik, dan efeksamping
obat
Monitor resiko aspirasi, jika
perlu
Terapeutik
lakukan prinsip 6 Benar
(pasien, obat, dosis, rute,
waktu, dokumentasi)
Berikan obat oral sebelum
makan atau setelah
makan, sesuai kebutuhan
Campurkan obat dengan
sirup, jika perlu
Taruh obat sublingual
dibawah lidah pasien
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan
pemberian, tindakan yang
diharapkan, dan
efeksamping sebelum
pemberian
Anjurkan tidak menelan
obat sublingual
Anjurkan tidak makan dan
minum hingga seluruh obat
sublingual larut
Ajarkan pasien dan
keluarga tentang cara
pemberian obat secara
mandiri
Perawatan Sirkulasi (area edema/
TINDAKAN
necrotik)
Observasi
Periksa sirkulasi perifer
(mis. Nadi perifer, edema,
pengisian kapiler, warna,
suhu, antebrahial index)
Identifikasi faktor resiko
gangguan sirkulasi (mis
diabetes, perokok, orang
tua, hipertensi, kadar
kolesterol tingg)
Monitor panas, nyeri,
kemerahan, atau bengkak
pada ekstremitas)
Terapeutik
Hindari pemasangan infus
atau pengambilan darah
diarea keterbatasan perfusi
Hindari penekanan dan
pemasangna torniquet
pada area yang cedera
lakukan pencegahan
infeksi
Lakukan perawatan kaki
dan kuku
lakukan hidrasi
Edukasi
Anjurkan berhenti merokok
Anjurkan olahrag rutin
Anjurkan minum obat
pengontrol tekanan darah
secara teratur
Anjurkan melakukan
perawatan kulit yang tepat
Anjurkan program
rehabilitasi vaskuler
Ajarkan program diet untuk
memperbaiki sirkulasi
Informasikan tanda dan
gejala darurat yang harus
dilaporkan
Edukasi pengukuran Vital Sign TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kesiapan
menerima informasi
Terapeutik
Siapkan materi dan alat
pengukur Vital sign
Berikan kesempatan untuk
bertanya
pastikan pasien merasa
nyaman dan rileks
Jelaskan prosedur
pengukuran vital sign mis.
Tekanan darah, nadi,
respirasi, suhu badan
Informasikan hasil
pengukuran Vital sign
Edukasi Program Pengobatan TINDAKAN
Observasi
Identifikasi pengetahuan
tentang pengobatan yang
di rekomendasiakan
Identifikasi Penggunaan
pengobatan tradisional dan
kemungkinan efek
terhadap pengobatan
Terapeutik
Fasilitasi informasi tertulis
atau gambar untuk
meningkatkan pemahaman
Berikan dukungan untuk
menjalani program
pengobatan dengan baik
dan benar
Libatkan keluarga untuk
memberikan dukungan
pada pasien selama
pengobatan
Edukasi
Jelaskan manfaat dan
efeksamping pengobatan
Jelaskan strategi
mengelola efeksamping
obat
Jelaskan cara
penyimpanan, pengisian
kembali/pembelian kembali
dan pemantauan sisa obat
Jelaskan keuntungan dan
kerugia program
pengobatan
Informasikan fasilitas
kesehatan di rs pertamina
cirebon
Anjurkan memonitor
keefektipan pengobatan
Anjurkan mengkonsumsi
obat sesuai indikasi
Anjurkan bertanya jika ada
sesuatu yang tidak
dimengerti sebelum dan
sesudah pengobatan
dilakukan
Ajarkan kemampuan
melakukan pengobatan
mandiri
Manajemen Nutrisi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi status nutrisi
Identifikasi alergi dan
intoleransi makanan
Identifikasi kebutuhan
kalori dan jenis nutrisi
Identifikasi perlunya
penggunaan selang NGT
Monitor asupan nutrisi
Monitor berat badan
Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium
Terapeutik
lakukan oral hygiene
sebelum makan, jika perlu
Fasilitasi menentukan
pedoman diet
Sajika makanan secara
menarik dan suhu yang
sesuai
Berikan makanan tinggi
serat untuk mencegah
konstipasi
Berikan makanan tinggi
kalori dan tinggi protein
Berikan suplemen
makanan, jika perlu
Hentikan pemberian
makanan melalui NGT jika
asupan oral dapat toleransi
Edukasi
Anjurkan posisi duduk jika
mampu
Ajarkan diet yang di
programkan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan
(mis. Pereda nyeri, anti
emetik), jika perlu
Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrisi yang
dibutuhkan, jika perlu
Pemantauan Tanda Vital TINDAKAN
Observasi
Monitor tekanan darah
Monitor Nadi (frek,
kekuatan, irama)
Monitor Suhu tubuh
Monitor oksimetri
MOnitor MAP
Identifikasi penyebab
perubahan tanda vital
Terapeutik
Atur interval pemantauan
sesuai kondisi pasien
Dokumentasikan hasil
pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
Pemberian Anaestesi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi riwayat
penggunan anaestesi
(kondisi fisik, respon alergi,
dan kontraindikasi obat
atau teknik anaestesi
spesifik)
Periksa keamanan pada
semua peralatan anaestesi
sebelum anaestesi
diberikan
Monitor vital sign
sepanjang fase anaestesi
Terapeutik
Dapatkan persetujuan
tindakan (infm concent)
Pastikan ketersediaaan
peralatan darurat dan
resusitasi yang penting
pindahkan dari brankar ke
neja operasi
Atur posisi untuk
mencegah kerusakan
syaraf perifer
Pastikan keamanan dan
keselamatan selama fase
anaestesi
Pertahankan kepatenan
jalan napas yang adekuat
selama fase anaestesi
Pindakhkan ke unit
perawatan instensiv
Berikan laporan yang
komprehensif kepada staff
ruangan yang pada saat
dipindahkan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan
langkah prossedur
anaestesi
Informasikan target yang
diharapkan dari pemberian
anestesi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
anaestesi sesuai indikasi
Kolaborasi pemberian obat
obat dan cairan
praanaestesi sesuai
indikasi
Konsultasikan hasil
diagnostik dan
laboratorium berdasarkan
status kesehatan dan
rencana operasi
Kolaborasi pemberian obat
dan atau cairan tambahan
untuk menjaga
homeostatis fisiologis, jika
perlu
Monitor fungsi
resfirasi(mis.kepatenan
PERAWATAN PASCAANESTESI
jalan nafas,frekuensi nafas
dan saturasi oxygen)
Monitor fungsi
kardiovaskular(mis.frekuen
si nadi,tekanan darah dan
EKG)Monitor fungsi
neurovaskular
(mis.pulsasi,motorik ,senso
rik)
Monitor status
mental(mis.tingkat
kesadaran)
Monitor sushu tubuh
Monitor nyeri
Monitor status cairan
Monitor mual dan muntah
Monitor haluaran dan
pengosongan urin
Monitor drainase dan
perdarahan
Berikan privasi,sesui
kebutuhan
Sesuaikan ketinggian
tempat tidur,sesuai
kebutuhan
Hangatkan tubuh
pasien( mis.selimut
penghangat elektrik,selimut
kain)untuk mencegah
hipotermia dan
menggigil,sesuai
kebutuhan
Berikan stimulasi verbal
atau taktil,jika perlu
Lakukan pengekangan
(restrain)jika perlu
Berikan dukungan
emosional kepada pasien
dan keluarga,jika perlu
Dapatkan laporan dari
perawat kamar bedah dan
penata/dokter anestesi
Berikan oxygen
Latih teknik napas dalam
dan batuk
Kolaborasi pemberian
antiemetik
Kolaborasi pemberian
meperidine untuk
pencegahan menggigil
pascaanestesi
Manajemen syok TINDAKAN
Observasi
Monitor status kardio
fulmonal ( mis. Frekwensi
dan kekuatan nadi, frlk
napas, TD, MAP)
Monitor status oksigenisasi
(oksimetri, nadi AGD)
Monitor status cairan
(masukan dan keluaran,
turgor kulit, CRT)
Monitor tingkat kesadaran
dan respon pupil
Periksa seluruh permukaan
tubuh terhadap adanya
DOTS (deformitiy open
wound/luka terbuka,
tendemess/nyeri tekan ,
swelling bengkak)
Terapeutik
Pertahankan jalan napas
Berikan oksigen untuk
mempertahankan saturasi
>94%
Persiapkan intubasi dan
ventilasi mekanik
Berikan posoisi
trendelenberg
Pasang IV line
Pasang kateter urine untuk
menilai produksi urine
Pasang NGT untuk
dekompresi lambung
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian infus
kristaloid 1-2 L pada
dewasa
Kolaborasi pemberian infus
kristaloid 20ml/kgBB pada
anak
Kolaborasi pemberian
tranfusi darah, jika perlu
D.014
Risiko Infeksi
2
Kategori : Lingkungan
Subkategori : Keamanan Dan Proteksi
Definisi
Berisiko mengalami peningkatan terserang organisme
patogenik
Faktor Resiko
1. Penyakit kronis (mis.diabetes melitus)
2. Efek prosedur invasif
3. Malnutrisi
4. Peningkatan paparan organisme
patogen linkungan
primer :
1) Gangguan peristaltik
2) Kerusakan integritas kulit
3) Perubahan sekresi PH
4) Penurunan kerja siliaris
5) Ketuban pecah lama
6) Ketuban pecah sebelum waktunya
7) Merokok
8) Statis cairan tubuh
6. Ketidakadekuatan pertahanan tubuh
sekunder :
1) Penurunan hemoglobin
2) Imunosupresi
3) Leukopenia
4) Supresi respon inflamasi
5) Vaksinasi tidak adekuat
KONDISI KLINIS TERKAIT
1. AIDS
2. Luka bakar
3. Penyakit paru obstruktif
4. Diabetes melitus
5. Tindakan invasif
6. Kondisi penggunaan terapi steroid
7. Penyalahgunaan obat
8. Ketuban Pecah Sebelum Waktunya (KPSW)
9. Kanker
10. Gagal ginjal
11. Imunosupresi
12. Lymphedema
13. Leukositopenia
14. Gangguan fungsi hati
L.14137 Definisi
Derajat infeksi berdasarkan observasi atau sumber
informasi
Luaran Utama :
Tingkat Infeksi
Luaran Tambahan :
Integritas Kulit dan Jaringan
Kontrol Risiko
Status Imun
Status Nutrisi
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menuru Seda Mening
Menuru Mening
n ng kat
n kat
1 2 3 4 5
Kebersi
han 1 2 3 4 5
tangan
Kebersi
han 1 2 3 4 5
badan
Nafsu
1 2 3 4 5
makan
Cukup Cukup
Mening Seda Menur
Mening Menur
kat ng un
kat un
1 2 3 4 5
Demam 1 2 3 4 5
Kemera
1 2 3 4 5
han
Nyeri 1 2 3 4 5
Bengka
1 2 3 4 5
k
Vesikel 1 2 3 4 5
Cairan
berbau 1 2 3 4 5
busuk
Sputum
berwarn 1 2 3 4 5
a hijau
Drainas
e 1 2 3 4 5
purulen
Piuna 1 2 3 4 5
Periode
1 2 3 4 5
malaise
Periode
menggi 1 2 3 4 5
gil
Lelargi 1 2 3 4 5
Ganggu
an 1 2 3 4 5
kognitif
Cukup Cukup
Membu Seda Memba
Membu Memba
ruk ng ik
ruk ik
1 2 3 4 5
Kadar
sel
1 2 3 4 5
darah
putih
Kultur
1 2 3 4 5
darah
Kultur
1 2 3 4 5
urine
Kultur 1 2 3 4 5
sputum
Kultur
area 1 2 3 4 5
luka
Kultur
1 2 3 4 5
feses
Kadar
sel
1 2 3 4 5
darah
putih
Intervensi Utama
Manajemen
TINDAKAN
Imunisasi/Vaksinasi
Observasi
Identifikasi riwayat kesehatan dan alergi
Identifikasi kontra indikasi pemberian
imunisasi
Terapeutik
Berikan suntikan pada bayi di paha bagian
anterolateral dan dewasa di otot lengan
kanan/kiri
Dokumnetasikan informasi vaksinasi
Jadwalkan vaksinasi pada interval waktu
yang tepat
Edukasi
Jelaskan tujuan dan manfaat , reaksi yang
terjadi jadwal dan efek samping
Informasikan vaksinasi yang di wajibkan
pemerintah mis. Hepatitis B, BCG, DPT,
polio, campak, measles, rubela , influenza
Informasikan vaksin yang wajib pada saat
perjalanan internasional ke negara tertentu
Informasikan imunisasi yang wajib namun
tidak diwajibkan pemerintah mis. Influenza,
pneumokokus
informasikan vaksin untuk kejadian khusus
mis. Rabies, tetanus
Informasikan penundan pemberian
imunisasi
Informasikan penyediaan layanan pekan
imunisasi nasional yang menyediakan
vaksin gratis.
Pencegahan Infeksi TINDAKAN
Observasi
Monitor tanda gejala infeksi lokal da
sistemik
Terapeutik
Batasi jumlah pengunjung
Berikan perawatan kulit pada area edema
Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
dengan pasien dan lingkungan pasien
Pertahankan teknik aseptik pada pasien
beresiko tinggi
Edukasi
Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
Ajarkan etika batuk
Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau
luka operasi
Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian Imuisasi, jika perlu
Intervensi Pendukung
Pemberian Obat Intravena TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi
dan kontra indikasi
Verifikasi order obat sesuai indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa obat
Monitor tanda vital dan laboratorium
sebelum pemberian obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek samping , toksisitas, dan
iteraksi obat
Terapeutik
Lakukan prinsip 6 Benar (pasien, obat,
dosis, rute, waktu, dokumentasi)
Pastikan ketepatan dan kepatenan kateter
IV
Campurkan obat kedalam kantung , botol,
atau buret sesuai kebutuhan
Berikan obat IV dengan kecepatan yang
tepat
Tempelkan label keterangan nama obat
dan dosisi pada wadah cairan IV
Gunakan Mesin Infus pump untuk
pemberian obat secara kontinue, jika perlu
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan pemberian,
tindakan yang diharapkan, dan
efeksamping sebelum pemberian
Jelaskan faktor yang dapat meningkatkan
dan menurunkan efektifitas obat
Pemberian Obat TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan allergi, interaksi
dan kontra indikasi obat
Verifikasi order obat sesuai indikasi
Periksa tanggal kadaluarsa obat
Monitor tanda vital dan laboratorium
sebelum pemberian obat
Monitor efek trapeutik obat
Monitor efek samping , toksisitas, dan
iteraksi obat
Terapeutik
Perhatikan prosedur pemberian obat yang
aman dan akurat
Hindari interupsi saat mempersiapkan,
memferivikasi, atau mengelola obat
lakukan prinsip 6 Benar (pasien, obat,
dosis, rute, waktu, dokumentasi)
Perhatikan jadwal pemberian obat jenis
hipnotik, narkotik, dan antibiotik
Hindari pemberian obat yang tidak diberi
label dengan benar
Buang obat yang tidak terpakai atau
kadaluarsa
Fasilitasi minum obat
tandatangani pemberian obat dan obat
narkotik sesuai protokol
Dokumentasi pemberian obat dan respon
terhadap obat
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan pemberian,
tindakan yang diharapkan, dan efek
samping sebelum pemberian
Jelaskan faktor yang dapat meningkatkan
dan menurunkan efektifitas obat
Perawatan Luka TINDAKAN
Observasi
Monitor karakteristik luka (mis. Drainasew,
warna, ukuran, bau)
Monitor tanda infeksi
Terapeutik
lepaskan balutan dan plester secara
perlahan
Cukur rambut disekitar daerah luka, jika
perlu
Bersihkan dengan caira Nacl atau
pembersih nontoksik, sesuai kebutuhan
Bersihkan jaringan nekrotik
Berikan salep yang sesuai ke kulit/lesi, jika
perlu
pasang balutan sesuai jenis luka
Pertahankan teknik steril saat melakukan
perawatan luka
ganti balutan sesuai jumlah eksudat dan
drainase
Jadwalkan perubahan posisi setiap 2 jam
atau sesuai kondisi pasien
Berikan diet protein 1.25-1.5g/kgBB/hari
dan kalori 30-35kkal/kgBB/hari
Berikan suplemen vitamin dan mineral,
sesuai indikasi
Berikan terapi TENS (stimulasi saraf
transkutaneuos), jika perlu
Edukasi
Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi
kalori dan protein
Ajarkan prosedur perawatan luka secara
mandiri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu
Perawatan Luka Bakar TINDAKAN
Observasi
Identifikasi penyebab luka bakar
Identifikasi durasi terkena luka bakar dan
riwayat penanganan luka sebelumnya
Monitor kondisi luka (mis. Presentasi
ukuran luka , derajat luka, perdarahan,
warna dasar luka, infeksi, eksudat, bau
luka, kondisi tepi luka)
Terapeutik
Gunakan teknik aseptik selama merawat
luka
Lepaskan balutan lama dengan
menghindari nyeri dan perdarahan
Rendam dengan air steril jika balutan
lengket pada luka
Bersihkan luka dengan cairan steril ( mis.
Nacl 09%, cairan antiseptik)
lakukan terapi relaksasi untuk mengurangi
nyeri
Jadwalkan frekwensi perawatan luka
berdasarkan ada atau tidaknya infeksi,
jumlah eksudat dan jenis balutan yang
digunakan
Gunakan modern dresing sesuai kondisi
luka
Berikan diet protein 1.25-1.5g/kgBB/hari
dan kalori 30-35kkal/kgBB/hari
Berikan suplemen vitamin dan mineral,
sesuai indikasi
Edukasi
Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi
kalori dan protein
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu
Kolaborasi prosedur debridement
(enzimatik, biologis, mekanik, autolitik), jika
perlu
Monitor kondisi luka (meliputi ukuran
luka,derajat luka,perdarahan,warna darsar
Perawatan Luka Tekan
luka,infeksi,eksudat,bau luka , kondisi tepi
luka)
Monitor tanda dan gejala infeksi pada luka
Monitor status nutrisi (mis. Asupan
kalori,protein)
Bersihkan kulit disekitar luka dengan sabun
dan air
Bersihkan luka bagian dalam dengan
menggunakan NACL 0,9%
lakukan pembalutan pada luka, jika perlu
Oleskan salep,jika perlu
Gunakan tempat tidur dan kasur
khusus,jika perlu
pertahankan kepala tempat tidur pada
posisi terendh yang dapat ditoleransi
jadwalkan perubahan posisi tiap 2 jam atau
sesuai kondisi pasien
Berikan diet dengan kalori 30-35
kkal/kkBB/hari dan protein 1,25-1,5
g/kgBB/hari
Berikan Suplemen vitamin dan mineral
(mis.vit A,vit C Zink,asam amino) sesuai
indikasi
Anjurkan melaporkan tanda-tanda
kerusakan kulit
Anjurkan menghindari duduk dalam jangka
waktu lama
Ajarkan prosedur perawatan luka
Kolaborasi prosedur debridement,
(.enzimatik,biologis,mekanis,autolitik), jika
perlu
kolaborasi pemberian Antibiotik,jika perlu
Pemantauan Elektrolit TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan penyebab ketidak
seimbangan elektrolit
Monitor kadar elektrolit serum
Monitor mual, muntah dan diare
Monitor kehilangan cairan, jika perlu
Monitor tanda dan gejala hipokalemi ( mis.
Kelemahan otot, Interval Qt memanjang,
gelombang T datar atau terbalik, depresi
segmen ST, gelombang U, kelelahan,
perestesia, penurunan reflek, anoresia,
konstipasi, motilitas usus menurun, pusing,
defresi pernapasan)(mis. Peka rangsang,
gelisah,
Monitor tanda dan gejala hiperkalemi (mis.
Peka rangsang, gelisah, mual muntah,
tachikardi, , fibrilasi, gelombang T tinggi,
gelombang P datar, qomplek QRS tumpul,
blok jantung mengarah asistole)
Monitor tanda dan gejala hiponatremi ( mis.
Disorientasi, otot berkedut, sakit kepala,
membran mukosa kering, hipotensi
postural, kejang, letargi, penurunan
kesadaran)
Monitor tanda dan gejala hipernatremia
( mis. Haus, demam, mual, muntah,
gelisah, peka rangsang, membran mukosa
kering, tachikardi, hipotensi, letargi,
konpulsi, kejan
Monitor tanda dan gejala hipokalsemia
( mis. Peka rangsang, tanda chvostek/
spasme otot wajah, tanda
trausseeau/spasme karpal, kram otot,
interval QT memanjang.)
Monitor tanda dan gejala hiperkalsemia
(mis. Nyeri tulang, haus, anoreksia, letargi,
kelemahan otot, segmen QT memendek,
gelombang T lebar, komplek QRS lebar,
interval PR memanjang
Monitor tanda dan gejala hipomagnesemia
(mis. Depresi pernapasan, apatis, tanda
chvostek/ spasme otot wajah, trorsseau,
konfusi, disritmi
Monitor tanda dan gejala hipermagnesemia
( mis. Kelemahan otot, hiporefleks,
bradikardi, depresi ssp, letargi, koma,
depresi)
Terapeutik
Atur interval waktu pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
Pemantauan Nutrisi TINDAKAN
Observasi
D.01
Risiko Jatuh
43
Kategori : Lingkungan
Subkategori : Keamanan Dan Proteksi
Definisi
L.14138 Definisi
Derajat jatuh berdasarkan observasi atau sumber
informasi
Luaran Utama :
Tingkat Jatuh
Luaran Tambahan :
Ambulasi
Fungsi Sensori
Keamanan Lingkungan Rumah
Keseimbangan
Koordinasi Pergerakan
Mobilitas Fisik
Status Kognitif
Tingkat Cedera
Tingkat Delirium
Tingkat Demensia
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Mening Seda Menur
Mening Menur
kat ng un
kat un
1 2 3 4 5
Jatuh dari
tempat 1 2 3 4 5
tidur
Jatuh saat
1 2 3 4 5
berdiri
Jatuh saat
1 2 3 4 5
duduk
Jatuh saat
1 2 3 4 5
berjalan
Jatuh saat
dipindahk 1 2 3 4 5
an
Jatuh saat
naik 1 2 3 4 5
tangga
Jatuh saat
di kamar 1 2 3 4 5
mandi
Jatuh saat 1 2 3 4 5
membung
kuk
Intervensi Utama
Pencegahan Jatuh TINDAKAN
Observasi
Identifikasi Faktor resiko jatuh (mis. Usia
>65tahun, penurunan tingkat kesadaran, defisit
cognitif, hipotensi ortostatik, gangguan
keseimbangan, gangguan penglihatan,
neuropati)
Identifikasi resiko jatuh sekali setiap shift
Identifikasi faktor lingkungan yang
meningkatkan resiko jatuh (mis. Lantai licin,
penerangan kurang)
Hitung skala jatuh
Monitor kemampuan berpindah dari tempat
tidur ke kursi roda atau sebaliknya
Terapeutik
Orientasikan ruangan pada pasien dan
keluarga
Pastikan roda tempat tidur dalam keadaan
terkunci
Pasang handrail tempat tidur
Atur tempat tidur pada posisi rendah
Tempatkan pasien beresiko tinggi jatuh dekat
dengan ruang perawat
Gunakan alat bantu berjalan
dekatkan bel pemanggil dalam jangkauan
pasien
Edukasi
Anjurkan memanggil perawat jika
membutuhkan bantuan untuk berpindah
Anjurkan menggunakan alas kaki yang tidak
licin
Anjurkan berkonsentrasi untuk menjaga
keseimbangan tubuh
Anjurkan melebarkan jarak kedua kaki untuk
meningkatkan keseimbangan saat berdiri
Ajarkan cara menggunakan bel
Intervensi
Pendukung
Dukungan Ambulasi TINDAKAN
OBSERVASI
Identifikasi adanya nyeri dan keluhan fisik
lainnya
Identifikasi toleransi fisik melaukan ambulasi
Monitor frekwensi jantung dan tekanan darah
sebelum memulai ambulasi
Monitor kondisi umum selama melakukan
ambulasi
TERAPEUTIK
Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat bantu
Fasilitasi melakukan mobilisasi fisik
Libatkan keluarga untuk membantu pasien
dalam meningkatkan ambulasi
EDUKASI
Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi
Anjurkan melakuka ambulasi dini
Ajarkan ambulasi sederhana yang harus
dilakukan
Dukungan Mobilisasi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik
lainnya
Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
Monitor heartrate dan Blood pressure sebelum
memulai mobilisasi
Monitor keadaan umum selama melakukan
moblisasi
Terapeutik
Fasilitasi aktifitas mobilisasi dengan alat bantu
Fasilitasi melakukan pergerakan
Libatkan keluarga untuk membantu pasien
dalam peningkatan pergerakan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prsedur mobilisasi
Anjurkan melakukan mobilisasi dini
Anjurkan mobilisasi sederhana
Identifikasi Resiko TINDAKAN
Observasi
Identifikasi risiko biologis, lingkungan dan
prilaku
Identifikasi risiko secara berkala dimasing-
masing unit
Indentifikasi risiko baru sesuai perencanaan
yang telah ditetapkan
Terapeutik
Tentukan metode pengelolaan resiko yang baik
dan ekonomis
Lakukan pengelolaan resiko secara efektif
Lakukan update perencanaan secara reguler
buat perencanaan tindakan yang memiliki
timeline dan penanggung jawab yang jelas
dokumentasikan temuan risiko secara akurat
D.01
Risiko Luka Tekan (dekubitus)
44
Kategori : Lingkungan
L.14135 Definisi
Keutuhan kulit (dermis dan/ atau epidermis) atau
jaringan (membran mukosa, kornea, fasia, otot,
tendon, kartilago, kapsul sendi dan/ atau ligamen)
Luaran Utama :
Integritas Kulit dan Jaringan
Luaran Tambahan :
Fungsi Sensori
Mobilitas Fisik
Penyembuhan Luka
Status Nutrisi
Status Sirkulasi
Tingkat Infeksi
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x
24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menuru Seda Mening
Menuru Mening
n ng kat
n kat
1 2 3 4 5
Elastisitas 1 2 3 4 5
Hidrasi 1 2 3 4 5
Perfusi
1 2 3 4 5
jaringan
Cukup Cukup
Mening Seda Menuru
Mening Menuru
kat ng n
kat n
1 2 3 4 5
Kerusaka
1 2 3 4 5
n jaringan
Kerusaka
n lapisan 1 2 3 4 5
kulit
Nyeri 1 2 3 4 5
Perdarah 1 2 3 4 5
an
Kemerah
1 2 3 4 5
an
Hematom
1 2 3 4 5
a
Pigmenta
si 1 2 3 4 5
abnormal
Jaringan
1 2 3 4 5
parut
Nekrosis 1 2 3 4 5
Abrasi
1 2 3 4 5
kornea
Cukup Cukup
Membu Seda Memba
Membu Memba
ruk ng ik
ruk ik
1 2 3 4 5
Suhu kulit 1 2 3 4 5
Sensasi 1 2 3 4 5
Tekstur 1 2 3 4 5
Pertumbu
han 1 2 3 4 5
rambut
Intervensi Utama
Observasi
Identifikasi penyebab
perubahan sensasi
identifikasi penggunaan alat
pengikat, protesis, sepatu, dan
pakaian
Periksa perbedaan sensasi
panas atau dingin
Periksa kemampuan
mengidentifikasi lokasi dan
tekstur benda
D.
Risiko Mutilasi Diri 01
45
Kategori : Lingkungan
Subkategori : Keamanan Dan Proteksi
Definisi
Beresiko sengaja mencederai diri yang meyebabkankerusakan
fisik untuk memperoleh pemukihan ketegangan
Faktor Resiko
1. Perkembangan remaja
2. Individu autistik
3. Gangguan kepribadian
4. Penyakit keturunan
5. Penganiyaan (mis. fisik, psikologis,
seksual)
6. Gangguan hubungan interpersonal
7. Perceraian keluarga
8. Keterlambatan perkembangan
9. Riwayat perilaku mencederai diri
sendiri
10. Ancaman kehilangan hubungan yang
bermakna
1. Gangguan kepribadian
2. Gangguan mental organik
3. Autisme
4. Skizofrenia
5. Depresi mayor
6. Dissociative Identity Disorder (DID)
7. Masokisme seksual
9. Riwayat penganiyaan
L.09076 Definisi
kemampuan untuk mengendalikan atau mengatur emosi, pikiran
dan perilaku dalam menghadapi masalah
Luaran Utama :
Kontrol Diri
Luaran Tambahan :
Citra Tubuh
Dukungan Keluarga
Dukungan Sosial
Harapan
Harga Diri
Kesadaran Diri
Status Orientasi
Tingkat Depresi
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Cuku
Cukup
Menur p Seda Mening
Mening
un Menur ng kat
kat
un
1 2 3 4 5
Verbalisasi 1 2 3 4 5
ancaman
kepada
orang lain
Verbalisasi
1 2 3 4 5
umpatan
Perilaku
menyeran 1 2 3 4 5
g
Perilaku
melukai
1 2 3 4 5
diri sendiri/
orang lain
Perilaku
merusak
1 2 3 4 5
lingkungan
sekitar
Perilaku
agresif/ 1 2 3 4 5
amuk
Suara
1 2 3 4 5
keras
Bicara
1 2 3 4 5
ketus
Verbalisasi
keinginan 1 2 3 4 5
bunuh diri
Verbalisasi
ancaman 1 2 3 4 5
bunuh diri
Verbalisasi
rencana 1 2 3 4 5
bunuh diri
Verbalisasi 1 2 3 4 5
kehilangan
hubungan
yang
penting
Perilaku
merencan
1 2 3 4 5
akan
bunuh diri
Euforia 1 2 3 4 5
Alam
perasaan 1 2 3 4 5
depresi
Intervensi Utama
Manajemen Pengendalian
TINDAKAN
Marah
Observasi
Identifikasi penyebab kemarahan
Identifikasi harapan perilaku terhadap
ekspresi kemarahan
Monitor potensi agresi tidak
konstruksif dan lakukan tindakan
sebelum agresif
Monitor kemajuan dengan membuat
grafik, jika perlu
Terapeutik
Gunakan pendekatan yang tenang
dan meyakinkan
Fasilitasi mengekspresikan marah
secara adaftif
Cegah kerusakan fisik akibat ekspresi
marah (mis. Menggunakan senjata)
Cegah aktifitas pemicu agresi (mis.
Meninju tas, mondar-mandir, olahraga
berlebihan)
lakukan kontrol eksternal ( mis.
Pengekangan, timeout, dan seklusi)
jika perlu
dukung penerapan strategis
pengendalian marah dan ekspresi
amarah adaftip
Berikan penguatan atas keberhasilan
penerapan strategis pengendalian
marah
Edukasi
Jelaskan makna, fungsi marah,
frustasi, dan respon marah
Anjurkan meminta bantuan perawat
atau keluarga selama ketegangan
meningkat
Ajarkan strategi untuk mencegah
ekspresi marah maladaptif
Ajarkan metode untuk memodulasi
pengalaman emosi yang kuat (mis.
Latihan asertif, teknik relaksasi,
jurnal, aktifitas penyaluran energi)
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat, jika perlu
D.01
Risiko Perilaku Kekerasan
46
Kategori : Lingkungan
Subkategori : Keamanan Dan Proteksi
Definisi
Berisiko membahayakan secara fisik, dan seksual pada diri
sendiri atau orang lain
Faktor Resiko
1. Pemikiran waham/delusi
6. Kerusakan kognitif
5. Depresi
6. Serangan panik
7. Gangguan tourette
8. Delirium
9. Demensia
L.09076 Definisi
kemampuan untuk mengendalikan atau mengatur emosi, pikiran
dan perilaku dalam menghadapi masalah
Luaran Utama :
Kontrol Diri
Luaran Tambahan :
Harapan
Harga Diri
Identitas Diri
Kontrol Resiko
Status Kognitif
Status Neurologis
Tingkat Agitasi
Tingkat Delirium
Tingkat Demensia
Tujuan
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menur Seda Mening
Menur Mening
un ng kat
un kat
1 2 3 4 5
Verbalisasi
ancaman
1 2 3 4 5
kepada
orang lain
Verbalisasi
1 2 3 4 5
umpatan
Perilaku
1 2 3 4 5
menyerang
Perilaku
melukai diri
1 2 3 4 5
sendiri/
orang lain
Perilaku
merusak
1 2 3 4 5
lingkungan
sekitar
Perilaku
agresif/ 1 2 3 4 5
amuk
Suara
1 2 3 4 5
keras
Bicara
1 2 3 4 5
ketus
Verbalisasi
keinginan 1 2 3 4 5
bunuh diri
Verbalisasi
ancaman 1 2 3 4 5
bunuh diri
Verbalisasi
rencana 1 2 3 4 5
bunuh diri
Verbalisasi
kehilangan
hubungan 1 2 3 4 5
yang
penting
Perilaku
merencana
1 2 3 4 5
kan bunuh
diri
Euforia 1 2 3 4 5
Alam
perasaan 1 2 3 4 5
depresi
Intervensi Utama
Manajemen Pengendalian
Marah
TINDAKAN
Observasi
Identifikasi penyebab kemarahan
Identifikasi harapan perilaku terhadap
ekspresi kemarahan
Monitor potensi agresi tidak
konstruksif dan lakukan tindakan
sebelum agresif
Monitor kemajuan dengan membuat
grafik, jika perlu
Terapeutik
Gunakan pendekatan yang tenang
dan meyakinkan
Fasilitasi mengekspresikan marah
secara adaftif
Cegah kerusakan fisik akibat ekspresi
marah (mis. Menggunakan senjata)
Cegah aktifitas pemicu agresi (mis.
Meninju tas, mondar-mandir, olahraga
berlebihan)
lakukan kontrol eksternal ( mis.
Pengekangan, timeout, dan seklusi)
jika perlu
dukung penerapan strategis
pengendalian marah dan ekspresi
amarah adaftip
Berikan penguatan atas keberhasilan
penerapan strategis pengendalian
marah
Edukasi
Jelaskan makna, fungsi marah,
frustasi, dan respon marah
Anjurkan meminta bantuan perawat
atau keluarga selama ketegangan
meningkat
Ajarkan strategi untuk mencegah
ekspresi marah maladaptif
Ajarkan metode untuk memodulasi
pengalaman emosi yang kuat (mis.
Latihan asertif, teknik relaksasi,
jurnal, aktifitas penyaluran energi)
Kolaborasi
Manajemen perilaku Kolaborasi pemberian obat, jika perlu
TINDAKAN
Observasi
Identifikasi harapan untuk
mengendalikan perilaku
Terapeutik
Diskusikan tanggung jawab terhadap
perilaku
Jadwalkan kegiatan terstruktur
Ciptakan dan pertahankan lingkungan
dan kegiatan perawatan konsisten
setiap dinas
Tingkatkan aktivitas fisik sesuai
kemampuan
Batasi jumlah pengunjung
Bicara dengan nada rendah dan
tenang
Lakukan kegiatan pengalihan
terhadap sumber agitasi
D.
0
Risiko Perlambatan Pemulihan
1
Pascabedah
4
7
Kategori : Lingkungan
Subkategori : Keamanan Dan Proteksi
Definisi
Berisiko mengalami pemanjangan jumlah hari pasca
bedah untuk memulai dan melakukan aktivitas harian
Faktor Resiko
1. Skor klasifikasi status fisik American
Society of Anestesiologist (ASA) > 3
2. Hiperglikemia
3. Edema di lokasi pembedahan
4. Prosedur pembedahan
ekstensif (luas)
5. Usia ekstrem
6. Riwayat perlambatan penyembuhan
luka
7. Gangguan mobilitas
8. Malnutrisi
9. Obesitas
10. Infeksi luka perioperatif
11. Mual/muntah persisten
12. Respon emosional pasca operasi
L.14129 Definisi
Proses penyembuhan setelah menjalani pembedahan untuk
memulai dan melakukan aktifitas sehari-hari
Luaran Utama :
Pemulihan Pasca Bedah
Luaran Tambahan :
Mobilitas Fisik
Penyembuhan Luka
Tingkat Infeksi
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menur Seda Menin
Menur Menin
un ng gkat
un gkat
1 2 3 4 5
Kenyama
1 2 3 4 5
nan
Selera
1 2 3 4 5
makan
Mobilitas 1 2 3 4 5
Kemamp
uan
melanjutk 1 2 3 4 5
an
pekerjaan
Kemamp
uan 1 2 3 4 5
bekerja
Kemamp
uan
1 2 3 4 5
perawata
n diri
Cukup Cukup
Mening Seda Menur
Menin Menur
kat ng un
gkat un
1 2 3 4 5
Waktu
penyemb 1 2 3 4 5
uhan
Cukup Cukup
Membu Seda Memb
Memb Memb
ruk ng aik
uruk aik
1 2 3 4 5
Area luka
1 2 3 4 5
operasi
Intervensi Utama
Dukugan perawatan
TINDAKAN
diri
Observasi
Identifikasi kebiasaan aktifitas perawatan diri
sesuai usia
Monitor tingkat kemandirian
Identifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan
diri, berpakaian, berhias dan makan
Terapeutik
sediakan lingkungan yang terapeutik
Siapkan keperluan pribadi
Dampingi dalammelakukan perawatan diri
sampai mandiri
Fasilitasi untuk menerima keadaan
ketergantungan
Fasilitasi kemandirian, bantu jika tidak
mampu melakukan perawatan mandiri
Jadwalkan rutinitas perawatan mandiri
Edukasi
Anjurkan melakukan perawatan mandiri
sesuai kemampuan
Manajemen Nutrisi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi status nutrisi
Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrisi
Identifikasi perlunya penggunaan selang
NGT
Monitor asupan nutrisi
Monitor berat badan
Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Terapeutik
lakukan oral hygiene sebelum makan, jika
perlu
Fasilitasi menentukan pedoman diet
Sajika makanan secara menarik dan suhu
yang sesuai
Berikan makanan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi
protein
Berikan suplemen makanan, jika perlu
Hentikan pemberian makanan melalui NGT
jika asupan oral dapat toleransi
Edukasi
Anjurkan posisi duduk jika mampu
Ajarkan diet yang di programkan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
makan (mis. Pereda nyeri, anti emetik), jika
perlu
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi
yang dibutuhkan, jika perlu
Manajemen Nyeri TINDAKAN
Observasi
Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Identifikasi skala nyeri
Identifikasi respons nyeri non verbal
Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
tentang neri
Identifikasi pengruh budaya terhadap
respons nyeri
Identifikasi pengaruh nyeri pada kwalitas
hidup
Monitor keberhasilan terapi komplementer
yang sudah diberikan
Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik
Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hipnosis,
akupuntur, terapi musik, biofeedback, terapi
pijat, aroma terapi, kompres hangat/dimgin)
Kontrol lingkungan yang memperberat nyeri
(mis. Suhu ruangan, pencahyaan,
kebisingan)
Fasilitasi istirahat dan tidur
Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
nyeri
Jelaskan strategis meredakan nyeri
Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Anjurkan menggunakan analgetik secara
tepat
Ajarkan teknikj nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa neri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Perawatan Luka TINDAKAN
Observasi
Monitor karakteristik luka (mis. Drainasew,
warna, ukuran, bau)
Monitor tanda infeksi
Terapeutik
lepaskan balutan dan plester secara
perlahan
Cukur rambut disekitar daerah luka, jika perlu
Bersihkan dengan caira Nacl atau pembersih
nontoksik, sesuai kebutuhan
Bersihkan jaringan nekrotik
Berikan salep yang sesuai ke kulit/lesi, jika
perlu
pasang balutan sesuai jenis luka
Pertahankan teknik steril saat melakukan
perawatan luka
ganti balutan sesuai jumlah eksudat dan
drainase
Jadwalkan perubahan posisi setiap 2 jam
atau sesuai kondisi pasien
Berikan diet protein 1.25-1.5g/kgBB/hari dan
kalori 30-35kkal/kgBB/hari
Berikan suplemen vitamin dan mineral,
sesuai indikasi
Berikan terapi TENS (stimulasi saraf
transkutaneuos), jika perlu
Edukasi
Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi
kalori dan protein
Ajarkan prosedur perawatan luka secara
mandiri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu
L.14134 Definisi
Pengaturan suhu tubuh agar tetap berada pada rentang
normal
Luaran Utama :
Termoregulasi
Luaran Tambahan :
Kontrol Resiko
Perfusi Perifer
Status Kenyamanan
Termoregulasi Neonatus
Tingkat Cidera
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Membaik
Kriteria
Hasil
Cukup Cukup
Mening Seda Menur
Mening Menur
kat ng un
kat un
1 2 3 4 5
Kulit
1 2 3 4 5
merah
Kejang 1 2 3 4 5
Akrosiano
1 2 3 4 5
sis
Konsumsi
1 2 3 4 5
oksigen
Piloereksi 1 2 3 4 5
Vasokont
riksi 1 2 3 4 5
perifer
Kutis
memorat 1 2 3 4 5
a
Pucat 1 2 3 4 5
Takikardi 1 2 3 4 5
Takipnea 1 2 3 4 5
Bradikard
1 2 3 4 5
i
Dasar
kukui 1 2 3 4 5
sianotik
Hipoksias 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Membu Seda Memb
Membu Memb
ruk ng aik
ruk aik
1 2 3 4 5
Suhu
1 2 3 4 5
tubuh
Suhu kulit 1 2 3 4 5
Kadar 1 2 3 4 5
glukosa
darah
Pengisian
1 2 3 4 5
kapiler
Ventilasi 1 2 3 4 5
Tekanan
1 2 3 4 5
darah
Intervensi Utama
Edukasi pengukuran Vital
TINDAKAN
Sign
Observasi
Identifikasi kesiapan menerima informasi
Terapeutik
Siapkan materi dan alat pengukur Vital
sign
Berikan kesempatan untuk bertanya
pastikan pasien merasa nyaman dan
rileks
Jelaskan prosedur pengukuran vital sign
mis. Tekanan darah, nadi, respirasi,
suhu badan
Informasikan hasil pengukuran Vital sign
Intervensi Pendukung
Edukasi Dehidrasi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemampuan pasien dan
keluarga menerima informasi
Terapeutik
persiapkan materi dan formulir edukasi
Tentukan waktu yang tepat untuk
pendidikan kesehatan
berikan pasien dan keluarga bertanya
Edukasi
Jelaskan tanda dan gejala dehidrasi
Anjurkan memperbanyak minum
Anjurkan memper banyak
mengkonsumsi buah yang mengandung
banyak air
Ajarkan cara pemberian oralit
Ajarkan mengenal status hidrasi
berdasarkan warna urine
Edukasi diet TINDAKAN
Observasi
Identifikasi pasien dan keluarga
menerima informasi
Identifikasi tingkat pengetahuan saat ini
Identifikasi kebiasaan pola makan saat
ini dan masa lalu
Identifikasi persepsi pasien dan keluarga
tentang diet yang di programkan
Terapeutik
Persiapkan materi (form edukasi dan
form diet)
Jadwalkan waktu yang tepat untuk
memberikan pendidikan kesehatan
Berikan pasien dan keluarga bertanya
Sediakan ceklist program diet harian
Edukasi
Jelaskan tujuan kepatuhan diet terhadap
kesehatan
informasikan makanan yang
diperbolehkan dan dilarang
Informasikan kemungkinan interaksi
obat dan makanan
Anjurkan posisi fowler atau semi fowler
20-30 menit setelah makan
Anjurkan mengganti bahan makanan
sesuai dengan diet yang di programkan
Rekomendasikan resep makanan sesuai
diet
Kolaborasi
Rujuk ke ahli Gizi sertakan keluarga
Edukasi Terapi Cairan TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kesiapan menerima informasi
Terapeutik
Sediakan materi dan formulir edukasi
Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
Jelaskan pentingnya cairan tubuh
Jelaskan jenis dan fungsi cairan dalam
tubuh
Jelaskan komposisi dan distribusi cairan
tubuh
Jelaskan masalah yang timbul jika tubuh
kekurangan atau kelebihan cairan
Jelaskan indikator pemberian terapi
cairan
Kompres Dingin TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kontraindikasi kompres
dingin mis. Penurunan sensasi,
penurunan sirkulasi
Identifikasi kondisi kulit yang akan
dilakukan kompres dingin
Periksa suhu alat kompres
Monitor iritasi kulit atau kerusakan
jaringa selama 5 menit pertama
Terapeutik
Pilih metode kompresang nyaman dan
mudah didapat
Pilih lokasi kompres
Balut alat kompres dingin dengan kain
pelindung
Lakukan kompres dingin pada daerah
yang cedera
Hindari penggunaan kompres pada
jaringan yang terpapar terapi radiasi
Edukasi
Jelaskan prosedur penggunaan
kompres dingin
Anjurkan tidak menyesuaikan
pengaturan suhu secara mandiri tanpa
pemberitahuan sebelumnya
Ajarkan cara menghindari kerusakan
jaringan akibat dingin.
Kompres hangat TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kontra indikasi kompres
hangat
Identifikasi kondisi kulit yang akan
dilakukan kompres hangat
Periksa suhu alat kompres
Monitor iritasi kulit atau kerusakan
jaringan selama 5 menit pertama
Terapeutik
Pilih metode kompres yang nyaman dan
mudah didapat
Pilih lokasi kompres
Balut alat kompres hangat dengan kain
pelindung
Lakukan kompres hangat pada daerah
yang cedera
Hindari penggunaan kompres pada
jaringan yang terpapar terapi radiasi
Edukasi
Jelaskan prosedur penggunaan
kompres hangat
Anjurkan tidak menyesuaikan
pengaturan suhu secara mandiri tanpa
pemberiathuan sebelumnya
Ajarkan cara menghindari kerusakan
jaringan akibat panas
Manajemen Cairan TINDAKAN
Observasi
Monitor status hidrasi mis frek nadi,
kekuatan nadi, akral, CRT, mukosa,
turgor
Monitor berat badan harian
Monitor berat badab sebelum dan
sesudah dialisis
Monitor pemeriksaan laboratorium mis.
HT, Na,Ka, Cl, berat jenis urine, BUN
Monitor status hemodinamik mis. MAP,
CVP
terapeutik
Catat intake output dan hitung balance
cairan tiap 4/8/24 jam
Berikan asupan cairan sesuai kebutuhan
Berikan cairan intravena, jika perlu
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian diuretik
Kolaborasi tindakan Hemodialisa
(tidak tersedia)
OBJEKTIF
1. Kulit dingin/hangat
2. Menggigil
3. Suhu tubuh fluktuatif
GEJALA DAN TANDA MINOR
OBJEKTIF
1. Piloereksi
2. Pengisisan kapiler >3 detik
3. Tekanan darah meningkat
4. Pucat
5. Frekuensi nafas meningkat
6. Takikardia
7. Kejang
8. Kulit kemerahan
9. Dasar kuku sianotik
KONDISI KLINIS TERKAIT
1. Cedera medula spinalis
2. Infeksi/sepsis
3. Pembedahan
4. Cedera otak akut
5. Trauma
L.14134 Definisi
Pengaturan suhu tubuh agar tetap berada pada rentang
normal
Luaran Utama :
Termoregulasi
Luaran Tambahan :
Kontrol Resiko
Perfusi Perifer
Status Kenyamanan
Termoregulasi Neonatus
Tingkat Cidera
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
Ekspektasi Membaik
Kriteria
Hasil
Mening Cukup Seda Cukup Menur
kat Mening ng Menur un
kat un
1 2 3 4 5
Kulit
1 2 3 4 5
merah
Kejang 1 2 3 4 5
Akrosiano
1 2 3 4 5
sis
Konsumsi
1 2 3 4 5
oksigen
Piloereksi 1 2 3 4 5
Vasokont
riksi 1 2 3 4 5
perifer
Kutis
memorat 1 2 3 4 5
a
Pucat 1 2 3 4 5
Takikardi 1 2 3 4 5
Takipnea 1 2 3 4 5
Bradikard
1 2 3 4 5
i
Dasar
kukui 1 2 3 4 5
sianotik
Hipoksias 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Membu Seda Memb
Membu Memb
ruk ng aik
ruk aik
1 2 3 4 5
Suhu
1 2 3 4 5
tubuh
Suhu kulit 1 2 3 4 5
Kadar
glukosa 1 2 3 4 5
darah
Pengisian
1 2 3 4 5
kapiler
Ventilasi 1 2 3 4 5
Tekanan
1 2 3 4 5
darah
Intervensi Utama
Regulasi temperatur TINDAKAN
Observasi
Monitor suhu bayi sampai stabil (36.5-
37.5)
Monitor suhu tubuh anak tiap 2 jam,
jika perlu
Monitor tekanan darah, RR dan nadi
Monitor warna dan suhu kulit
Monitor tanda dan gejala
hipo/hipertermia
terapeutik
Pasang alat pemantau suhu kontinu,
jika perlu
Tingkatkan asupan cairan dan nutrisi
yang adekuat
Bedong bayi segera setelah lahir untuk
mencegah kehilangan panas
Masukan Bayi BBLR ke dalam plastik
segera setelah lahir
Gunakan topi bayi untuk mencegah
kehilangan panas pada bayi baru lahir
tempatkan bayi baru lahir di bawah
radiant warmer
Pertahankan kelembaban inkubator
50% atau lebih untuk mengurangi
kehilangan panas karena proses
evaporasi
Atur suhu inkubator sesuai kebutuhan
Hangatkan terlebih dahulu bahan
bahan yang akan kontak dengan bayi
Hindari meletakan bayi di dekat
jendela terbuka atau di area aliran
pendingin ruangan atau kipas angin
Gunakan matras penghangat, selimut
hangat, dan penghangat ruangan
untuk menaikan suhu tubuh , jika perlu
Gunakan kasur pendingin , water
sirculation blankets , ice pack, gel pad
dan intra vasculer sooling
catheterization untuk menurunkan
suhu tubuh
Sesuaikan suhu lingkungan dengan
kebutuhan pasien
Edukasi
Jelaskan cara pencegahan heat
exhaustion dan heat stroke
Jelaskan cara pencegahan hipotermi
karena terpapar udara dingin
Demonstrasikan teknik perawatan
metode kanguru (PMK) untuk bayi
BBLR
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian antipiretik, jika
perlu
Intervensi Pendukung
Edukasi pengukuran Vital Sign TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kesiapan menerima
informasi
Terapeutik
Siapkan materi dan alat pengukur Vital
sign
Berikan kesempatan untuk bertanya
pastikan pasien merasa nyaman dan
rileks
Jelaskan prosedur pengukuran vital
sign mis. Tekanan darah, nadi,
respirasi, suhu badan
Informasikan hasil pengukuran Vital
sign
Edukasi Dehidrasi TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kemampuan pasien dan
keluarga menerima informasi
Terapeutik
persiapkan materi dan formulir edukasi
Tentukan waktu yang tepat untuk
pendidikan kesehatan
berikan pasien dan keluarga bertanya
Edukasi
Jelaskan tanda dan gejala dehidrasi
Anjurkan memperbanyak minum
Anjurkan memper banyak
mengkonsumsi buah yang
mengandung banyak air
Ajarkan cara pemberian oralit
Ajarkan mengenal status hidrasi
berdasarkan warna urine
Edukasi Terapi Cairan TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kesiapan menerima
informasi
Terapeutik
Sediakan materi dan formulir edukasi
Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
Jelaskan pentingnya cairan tubuh
Jelaskan jenis dan fungsi cairan dalam
tubuh
Jelaskan komposisi dan distribusi
cairan tubuh
Jelaskan masalah yang timbul jika
tubuh kekurangan atau kelebihan
cairan
Jelaskan indikator pemberian terapi
cairan
Kompres Dingin TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kontraindikasi kompres
dingin mis. Penurunan sensasi,
penurunan sirkulasi
Identifikasi kondisi kulit yang akan
dilakukan kompres dingin
Periksa suhu alat kompres
Monitor iritasi kulit atau kerusakan
jaringa selama 5 menit pertama
Terapeutik
Pilih metode kompresang nyaman dan
mudah didapat
Pilih lokasi kompres
Balut alat kompres dingin dengan kain
pelindung
Lakukan kompres dingin pada daerah
yang cedera
Hindari penggunaan kompres pada
jaringan yang terpapar terapi radiasi
Edukasi
Jelaskan prosedur penggunaan
kompres dingin
Anjurkan tidak menyesuaikan
pengaturan suhu secara mandiri tanpa
pemberitahuan sebelumnya
Ajarkan cara menghindari kerusakan
jaringan akibat dingin.
Kompres hangat TINDAKAN
Observasi
Identifikasi kontra indikasi kompres
hangat
Identifikasi kondisi kulit yang akan
dilakukan kompres hangat
Periksa suhu alat kompres
Monitor iritasi kulit atau kerusakan
jaringan selama 5 menit pertama
Terapeutik
Pilih metode kompres yang nyaman
dan mudah didapat
Pilih lokasi kompres
Balut alat kompres hangat dengan kain
pelindung
Lakukan kompres hangat pada daerah
yang cedera
Hindari penggunaan kompres pada
jaringan yang terpapar terapi radiasi
Edukasi
Jelaskan prosedur penggunaan
kompres hangat
Anjurkan tidak menyesuaikan
pengaturan suhu secara mandiri tanpa
pemberiathuan sebelumnya
Ajarkan cara menghindari kerusakan
jaringan akibat panas
Manajemen Cairan TINDAKAN
Observasi
Monitor status hidrasi mis frek nadi,
kekuatan nadi, akral, CRT, mukosa,
turgor
Monitor berat badan harian
Monitor berat badab sebelum dan
sesudah dialisis
Monitor pemeriksaan laboratorium mis.
HT, Na,Ka, Cl, berat jenis urine, BUN
Monitor status hemodinamik mis. MAP,
CVP
terapeutik
Catat intake output dan hitung balance
cairan tiap 4/8/24 jam
Berikan asupan cairan sesuai
kebutuhan
Berikan cairan intravena, jika perlu
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian diuretik
Kolaborasi tindakan Hemodialisa
Manajemen Hipotermia TINDAKAN
Observasi
Monitor suhu tubuh
Identifikasi penyebab hipotermia
Monitor tanda dan gejala akibat
hipotermia
Terapeutik
Sediakan lingkungan yang hangat
ganti pakaian dan linen yang basah
lakukan penghangatan pasif
lakukan penghangantan aktif eksternal
ekstremitas
Lakukan penghangatan aktif internal
Edukais
Anjurkan makan dan minum hangat
Manajemen Hipertemia TINDAKAN
Observasi
Identifikasi penyebab hipertermia mis
dehidrasi, terpapar lingkungan panas,
penggunaan inkubator
Monitor suhu tubuh
Monitor kadar elektrolit
Monitor haluan urine
Monitor konplikasi akibat hipertermia
Terapeutik
Sediakan lingkungan yang dingin
Longgarkan atau lepaskan pakaian
Basahi dan kipasi permukaan tubuh
Berikan cairan oral
Ganti linen setiap hari atau lebih sering
jika mengalami hiperhidrosis
lakukan pendinginan eksternal
Hindari pemberian antipiretik atau
aspirin
Berikan Oksigen jika perlu
Edukasi
Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit intra vena
Kolaborasi pemberian antipiretik
Pemantauan Tanda Vital TINDAKAN
Observasi
Monitor tekanan darah
Monitor Nadi (frek, kekuatan, irama)
Monitor Suhu tubuh
Monitor oksimetri
MOnitor MAP
Identifikasi penyebab perubahan tanda
vital
Terapeutik
Atur interval pemantauan sesuai
kondisi pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
Informasikan hasil pemantauan, jika
perlu
Pemantauan Cairan TINDAKAN
Observasi
Monitor frekwensi dan kekuatan nadi
Monitor frekwensi napas
Monitor tekanan darah
Monitor berat badan
Monitor waktu pengisian kapiler
Monitor turgor kulit
Monitor jumlah, warna, dan berat jenis
urine
Monitor kadar albumin dan protein
Monitor hasil pemeriksaan serum( mis.
Osmolaritas serum, HT, natrium,
kalium, BUN)
Monitor intake output cairan
Identifikasi tanda Hipovolemia
Identifikasi tanda hipervolemia
Identifikasi faktor resiko ketidak
seimbangan cairan
Terapeutik
Atur interval waktu pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
Dokumentasi hasil pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
Informasikan hasil pemantauan, jika
perlu
Pencegahan Hipertermi
Tindakan
Maligna
Observasi
Identifikasi riwayat hipertermi
keganasan, gangguan otot, atau
demam pasca operasi
Monitor vital sign termasuk suhu inti
tubuh
Monitor tanda hipertermi keganasan
(mis. Hipercarbi, hipertermia, tahikardi,
takipneu, asidosis metabolik, arithmia,
sianosis, kulit bengkak, kekakuan otot,
keringat banyak dan tekanan darah
tidak stabil)
Monitor nilai laboratorium (mis.
Peningkatan Co2 dengan penurunan
saturasi oksigen, peningkatan kalsium
serum, peningkatan potasium, asidosis
metabolik, hematuri, dan
mioglobinuria)
Monitor EKG
Monitor tanda komplikasi, (mis.
Koagulatipati, gagal ginjal, hipotermi,
edema paru, hiperkalemia, sekuel
meurologis, nekrosis otot, gejala
berulang setelah pengobatan)
Monitor haluan urine
Terapeutik
Pasang matras pendingin dibawah
badan
berikan kompres dingin
Pasang IV dua jalur
Hiperventilasi, oksigen aliran tinggi
Pasang NGT dan cateter urine
Minimalkan rangsang lingkungan
Sediakan alat bluecode
Edukasi
Jelaskan penyebab dan mekanisme
terjadinya hipertermi maligna
Kolaborasi
Kolaborasi uji diagnostik, ( uji
kontraktur otot, uji molekul genetik)
Kolaborasi penggunaan agen
anaestesi non nitrogen (mis.
anaestetik lokal, nirousoxited,opioid,
benzodiazepin dan barbiturat)
Kolaborasi Intubasi
Kolaborasi pemberian cairan
Perawatan Bayi TINDAKAN
Observasi
Monitor vital sign terutama suhu
Terapeutik
Mandikan Bayi suhu ruangan 21-
24derajat C
Mandikan bayi dalam waktu 5-10 menit
dan2x dalam sehari
rawat tali pusat secara terbuka
Bersihkan pangkal tali pusat dengan
lidi kapas yang telah diberi air matang
Kenakan popok bayi dibawah
umbilicus jika tali pusat belum lepas
Lakukan pemijatan bayi
Ganti popok bayi jika basah
kenakan pakaian bayi dari bahan katun
Edukasi
Anjurkan ibu menyusui sesuai
kebutuhan bayi
Ajarkan ibu cara merawat bayi dirumah
Ajarkan cara pemberian makanan
pendamping ASI pada bayi >6 bulan