RS ISLAM AYSHA
KATA PENGANTAR
Penulis,
RS Islam Aysha
LEMBAR PENGESAHAN
Mengesahkan,
PEDOMAN PELAYANAN BEDAH
RS ISLAM AYSHA
NO. …
Direktur
RS Islam Aysha
A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit
serta memulihkan kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat
memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan kepuasan rata-rata
penduduk, serta yang penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar profesi yang
telah ditetapkan.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran telah menjadikan pembedahan
yang dahulunya sebagai usaha terakhir, sekarang menjadi sesuatu yang dapat diterima umum.
Pelayanan profesional yang diberikan pada pasien di kamar operasi meliputi kegiatan
mengidentifikasi kebutuhan fisiologis, psikologis, sosial pasien, dan mengimplementasikan
asuhan keperawatan yang bersifat individualistik, mengkoordinasikan semua kegiatan
pelayanan berdasarkan ilmu keperawatan, ilmu biomedis, ilmu perilaku dan ilmu alam dasar
dalam rangka memulihkan dan mempertahankan derajat kesehatan, kesejahteraan klien
sebelum selama dan sesudah tindakan operasi.
Penyusunan buku Pedoman Pelayanan Kamar Operasi ini sangat penting sehingga pada
akhirnya dapat mengurangi atau menurunkan angka kematian, kecacatan, infeksi luka operasi
seminimal mungkin khususnya, dan peningkatan mutu pelayanan di kamar operasi pada
umumnya.
B. Tujuan
Tujuan penyusuan panduan kamar bedah di RS Aysha adalah :
1. Meningkatkan keamanan tindakan bedah dengan menciptakan standarisasi prosedur
yang aman.
2. Mengurangi tingkat kematian, kecacatan dan infeksi seminimal mungkin akibat
komplikasi prosedur bedah.
3. Meningktakan mutu pelayanan dengan evaluasi pelayanan yang diberikan secara terus
menerus dan berkesinambungan..
C. Ruang Lingkup
Kamar Operasi sebagai suatu penyelenggaraan pelayanan pembedahan yang merupakan
suatu proses kegiatan yang dimulai pada saat diterimanya pasien diruang persiapan operasi
dilanjutkan ketika pasien mendapat pelayanan medis atau tindakan pembedahan, dan
sampai dengan penanganan pasca operasi di ruang pulih sadar/ recovery room
D. Batasan Operasional
1. Kamar Operasi
Adalah suatu unit khusus di rumah sakit, tempat untuk melakukan pembedahan, baik
elektif maupun akut, yang membutuhkan keadaan suci hama (steril).
A. Kualifikasi SDM
B. Distribusi Ketenagaan
Pola pengaturan ketenagaan di kamar bedah dua shift dengan 1 kamar operasi
yaitu satu shift pagi & sore untuk malam hari On call, bekerja sesuai dengan tugas yang
telah ditentukan oleh koordinator kamar bedah yang terdiri dari :
Dinas Pagi :
1. 1 Orang koordinator
2. 1 Orang PJ shift
3. 2 Orang Perawat Bedah
4. 1 Orang Perawat RR
5. 1 Orang Penata Anestesi
6. 1 Orang Tenaga Administrasi masih gabung dengan ranap
7. 1 Orang tenaga CSSD
Dinas Sore :
1. 1 Orang PJ shift
2. 2 Oang Pelaksana
3. 1 Orang Perawat Anastesi
4. 1 Orang tenaga CSSD.
C. Pengaturan Jaga
D. Job Descripsion:
1. Perawat Anestesi
Pre Operasi
a) Menerima pasien di ruang penerimaan operasi
b) Menyiapkan alat dan mengecek fungsi mesin anestesi dan kelengkapan
formulir anestesi
c) Menyiapkan kelengkapan meja operasi
d) Menyiapkan botol suction
e) Mengatur posisi meja sesuai tindakan operasi
f) Memasang infus atau transfusi darah bila diperlukan
g) Memberikan premedikasi sesuai program dokter anestesi
h) Mengukur TTV dan menilai kondisi fisik pasien
i) Memindahkan pasien ke meja operasi dan memasang sabuk pengaman
j) Menyiapkan obat-obatan bius dan membantu ahli anestesi dalam proses
pembiusan.
Intra Operasi
a) Membebaskan jalan nafas dengan cara mempertahankan posisi ETT.
b) Memenuhi keseimbangan 02 dan Co2 dengan cara memantau flowmeter pada
mesin pembiusan.
c) Memonitor kondisi haemodinamik selama pembedahan dan memantau cairan
tubuh yang hilang selama pembedahan.
d) Mengukur TTV.
e) Memberi obat-obatan sesuai dengan program medik.
f) Melaporkan hasil pemantauan kepada dokter ahli anestesi/bedah.
g) Menjaga keamanan pasien dari bahaya jatuh.
h) Menilai hilang nya efek obat anestesi pada pasien.
i) Melakukan resusitasi pada henti jantung.
Post Operasi
a) Mempertahankan jalan nafas pasien
b) Memantau TTV dan keseimbangan cairan
c) Memberikan therapi post operasi sesuai dengan intruksi dokter
d) Memantau dan mencatat perkembangan pasien perioperatif
e) Menilai respon pasien terhadap efek obat anestesi
f) Memindahkan pasien ke RR/ruang rawat bila kondisi sudah stabil atas izin ahli
anestesi
g) Melengkapi catatan perkembangan pasien sebelum, selama, sesudah pembiusan
h) Merapikan dan mengembalikan alat-alat ke tempat semula agar siap pakai
Post Operasi
a) Mempertahankan jalan nafas pasien.
b) Memantau TTV dan keseimbangan cairan.
c) Memberikan therapi post operasi sesuai dengan intruksi dokter.
d) Memantau dan mencatat perkembangan pasien perioperatif.
e) Menilai respon pasien terhadap efek obat anestesi.
f) Memindahkan pasien ke RR/ruang rawat bila kondisi sudah stabil atas izin ahli
anestesi.
g) Melengkapi catatan perkembangan pasien sebelum, selama, sesudah pembiusan.
h) Merapikan dan mengembalikan alat-alat ke tempat semula agar siap pakai.
3. Perawat Onloop
Pre Operasi
a) Membantu menerima pasien yg akan dibedah.
b) Menggantikan baju pasien dengan baju pasien kamar bedah.
c) Membantu memasang topi.
d) Membantu mendorong pasien ke kamar bedah.
Intra Operasi
a) Ikut membantu mengatur posisi sesuai jenis operasi bersama petugas anestesi.
b) Membuka set steril dengan memperhatikan teknik aseptik.
c) Mengingatkan tim bedah jika mengetahui ada penyimpangan teknik aseptik.
d) Mengikat tali dan membuka jas steril tim bedah.
e) Membantu mengukur dan menghitung kehilangan darah dan cairan.
f) Menghubungi petugas penunjang medis bila diperlukan selama pembedahan.
g) Mengumpulkan dan menyiapkan bahan periksaan.
h) Menghitung, memeriksa dan mencatat pemakaian kasa, dan instrumen, bekerja
sama dengan perawat instrumen.
i) Mengukur dan mencatat tanda-tanda vital.
Post Operasi
a) Membersihkan dan merapikan pasien yg sudah selesai dilakukan pembedahan.
b) Memindahkan pasien dari meja operasi ke tempat tidur yg sudah disediakan keruang
pemulihan.
c) Mengukur TTV, tingkat kesadaran, cairan infus, drainase, urine, dan pendarahan.
d) Menghitung dan mencatat obat-obatan yg diberikan kepada pasien.
BAB III
KEBIJAKAN
1. Pelayanan operasi di Unit Bedah ini didukung oleh kelompok dokter spesialis yang
melakukan tindakan operasi atau tindakan invasif; dan juga oleh kelompok perawat
khusus yang telahmendapat pendidikan/pelatihan perawatan kamar bedah dan atau
perawat yang telah berpengalaman di kamar bedah lebih dari 1 tahun.
2. Pelayanan bedah dilakukan oleh dokter spesialis bedah dari semua disiplin ilmu yang
memiliki izin sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Semua perawat Unit bedah harus memiliki izin sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4. Penyediaan tenaga di unit mengacu pada pola ketenagaan.
5. Semua pelayanan harus selalu berorientasi pada mutu dan keselamatan pasien dan
setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar prosedur
operasional yang berlaku, etika profesi dan menghormati hak-hak pasien.
6. Pelayanan bedah dilaksanakan dalam 24 jam.
Kebijakan Khusus
1. Asuhan setiap pasien bedah direncanakan berdasarkan atas hasil asesmen dan dicatat
dalam rekam medis pasien.
2. Hasil asesmen memberikan informasi tentang : tindakan bedah yang sesuai dan waktu
pelaksanaannya; melakukan tindakan dengan aman; dan menyimpulkan temuan selama
monitoring.
3. Setiap pasien yang akan dilakukan tindakan operasi diberikan informasi dan edukasi
mengenai prosedur yang akan dijalani, komplikasi yang mungkin terjadi serta respon
terhadap komplikasi tersebut, prosedur pre operasi dan post operasi, selanjutnya
pasien/keluarga menandatangani surat pernyataan telah mengerti akan semua
penjelasan yang telah diberikan serta menandatangani surat persetujuan tindakan
medis ( Informed Consent)
6. Setiap petugas yang ikut dalam tim operasi ( dokter spesialis/dokter umum/perawat
assisten, perawat instrumen, perawat on loop) mampu mengenal anatomi tubuh
manusia, menguasai tehnik operasi yang akan dilakukan, mengenal instrumen yang
digunakan dalam pembedahan tersebut, serta respon terhadap komplikasi yang
mungkin timbul.
14. Rencana asuhan pasca operasi dibuat oleh dokter penanggung jawab pelayanan
(DPJP), perawat dan Profesional Pemberi Asuhan (PPA) lainnya untuk memenuhi
kebutuhan segera pasien pasca operasi.
15. Informasi penjadwalan pasien ( baik elektif maupun darurat) didapat dari unit rawat inap,
IGD, poliklinik spesialis RS ILSAM AYSHA
16. Bila terjadi penemuan diagnosa baru pada pasien selama operasi berlangsung dan
membutuhkan konsul cito di meja operasi dengan dokter spesialis lain, dokter operator
dapat menginformasikan kepada katim perawat atau perawat on loop untuk memanggil
dokter konsultan yang dimaksud, dan selanjutnya bila keadaan telah memungkinkan,
surat konsul dapat dituliskan kemudian dan di dokumentasikan di dalam status rekam.
17. Bila terjadi kecelakaan / kegagalan dari tindak operasi yang dimaksud, hal tersebut
dilaporkan kepada tim pasien safety untuk tindak lanjut.
18. RS ILSAM AYSHA melaksanakan program mutu dan keselamatan pasien dalam
pelayanan bedah meliputi : pelayanan asesmen bedah; penandaan lokasi operasi;
pelaksanaan surgical safety checklist dan pemantauan diskrepansi diagnosis pre dan
post operasi.
BAB IV
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruangan
CSSD AKSES OK I
LOG
FARMA
R. SRUB
SI
OK II
RECOVERY ROOM
OK III
R. DOKTER
R.INDUKSI
UPS TRF R
R.KONSU PASIE PERA R. ICU
LTASI N WAT
KET :
: zona 1 tingkat resiko rendah
: zona 2 tingkat resiko sedang
: zona 3 tingkat resiko tinggi
: zona 4 tingkat resiko sangat tinggi
: zona 5 area inti steril ( meja operasi )
B. Standar Fasilitas
1. Fasilitas & Sarana
OK Rumah Sakit Islam aysha berlokasi di lantai 2 gedung utama yang terdiri dari
Ruang penerimaan pasien,ruang premedikasi, ruangan operasi 1, ruang operasi 2,
ruang operasi 3, ruang pemulihan dan ruang CSSD, kamar dokter, ruang istirahat ,
disposal, dan spoel hoek,kamar mandi.
2. Peralatan
Alat yang harus tersedia adalah bersifat menunjang kelancaran tindakan operasi.
a. Ruang persiapan/transfer pasien
1) Tempat Tidur Pasien
b. Ruang Premedikasi
1) Tempat Tidur Pasien
2) Flow meter O2
3) Standar infus
4) Tensi Meter Porteble
5) Monitor pasien
6) Meja kursi perawat
c. Ruang pemulihan
1) Tempat tidur
2) Flow meter Oksigen
3) Standar infus
4) Patien monitor
5) Thermal Blanket
6) Mesin saction
d. Ruang cuci
1) Scrub station otomatis (2 buah)
2) Dispenser anti septik otomatis (2 buah)
3) Sandal khusus
4) Sepatu boot
5) Apron Plastik
6) Goggle
e. Kamar operasi 1
1) Mesin anestesi (1 Unit)
2) Meja operasi (1 Unit)
3) Lampu operasi (1 Unit)
4) Elektro Surgery Unit (1 Unit)
5) Suction Operasi (1 unit)
6) Meja mayo (2 buah)
7) Troly Anestesi (1 unit)
8) Standar infus (1 buah)
9) Patien Monitor (1 Unit)
10) Kursi Putar (2 buah)
11) Meja instrumen (1 buah)
f. Kamar operasi 2
1) Lampu operasi (1 unit)
2) Mesin anestesi (1 Unit)
3) Meja operasi (1 Unit)
4) Elektro Surgery Unit (1 Unit)
5) Suction Operasi (1 unit)
6) Meja mayo (2 buah)
7) Troly Anestesi (1 unit)
8) Standar infus (1 buah)
9) Patien Monitor (1 Unit )
10) Kursi Putar (1 buah)
11) Meja instrumen (1 buah)
g. Kamar operasi 3
1) Lampu operasi (1 unit)
2) Mesin anestesi (1 Unit)
3) Meja operasi (1 Unit)
4) Elektro Surgery Unit (1 Unit)
5) Suction Operasi (1 unit)
6) Meja mayo (2 buah)
7) Troly Anestesi (1 unit)
8) Standar infus (1 buah)
9) Patien Monitor (1 Unit )
10) Kursi Putar (1 buah)
11) Meja instrumen (1 buah)
h. Ruang resusitasi bayi
1) Infarm warmer ( 1 Unit )
2) Timbangan Bayi (1 Unit)
3) Neo pupp bayi ( 1 Unit )
4) Mesin saction bayi ( 1 Unit )
5) Oksigen portable ( 1 unit )
A. Penjadwalan Pasien
1. Operasi Elektif
Operasi elektif adalah operasi yang direncanakan waktunya serta pasiennya sudah
dipersiapkan sebelumnya. Penjadwalan operasi elektif dilakukan oleh petugas
kamar operasi setelah mendapatkan input operasi dari unit rawat jalan/unit rawat
inap. Penjadwalan operasi elektif dilaksanakan dengan prosedur sebagai berikut :
a. Perawat Poliklinik/Rawat inap mengisi formulir pendaftaran operasi atau via
telfon (form Rencana Tindakan Operasi).
b. Perawat Poliklinik/Rawat inap mengantarkan formulir pendaftaran operasi ke
Kamar operasi.
c. Perawat kamar operasi menerima formulir pendaftaran operasi kemudian
mencatat di dalam buku rencana operasi.
d. Setiap perubahan jadwal operasi harus dikonfirmasikan terlebih dahulu ke kamar
operasi.
e. Perawat kamar operasi menginformasikan kepada operator dan dokter anestesi
untuk rencana operasi.
B. Penerimaan Pasien
Penerimaan pasien baik operasi elektif maupun operasi cito dilakukan di ruang
persiapan dengan tahapan sebagai berikut :
1. Perawat Poliklinik/Rawat Inap/Kamar bersalin/UGD mengantar pasien ke kamar
operasi dengan membawa status medis dan kelengkapan kebutuhan pasien selama
operasi (bila ada).
2. Serah terima perawat kamar operasi dengan Perawat Poliklinik/Rawat Inap/Kamar
bersalin/UGD kemudian dicatat dalam form serah terima pasien.
3. Petugas kamar operasi memeriksa kelengkapan dokumen operasi.
4. Pasien ditempatkan di ruang pre operasi.
5. Perawat melakukan identifikasi pasien (mengecek kesesuaian identitas pasien.
dengan jadwal yang ada termasuk diagnosa dan tindakan yang akan dilakukan)
6. Perawat melakukan pengkajian pasien.
C. Persiapan Operasi
1. Persiapan Pasien
Pasien yang akan dilakukan tindakan pembedahan harus dipersiapkan agar dalam
tindakan pembedahan yang akan dilaksanakan berjalan dengan lancar. Persiapan
pasien sebelum operasi adalah sebagai berikut :
a. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik yang dilakukan meliputi :
1) Identitas pasien (Nama, tanggal lahir dan Nomor Rekam Medis)
2) Riwayat penyakit.
3) Pemeriksaan fisik lengkap.
b. Status Nutrisi
Pemeriksaan status nutrisi yang dilakukan meliputi :
1) Tinggi badan
2) Berat badan
3) Lingkar lengan atas
4) Kadar protein darah (albumin dan globulin)
c. Keseimbangan cairan dan elektrolit
Persiapan pemeriksaan keseimbangan cairan dan elektrolit meliputi :
1) Balance cairan
2) Keseimbangan asam dan basa
d. Kebersihan lambung dan kolon
1) Puasa minimal 6 jam untuk pasien dewasa
2) Puasa minimal 4 jam untuk pasien anak
e. Pencukuran daerah operasi
1) Dilakukan mendekati waktu operasi
2) Menggunakan clipper/pisau cukur
3) Dilakukan hanya atas indikasi tertentu
f. Personal hygiene
Mandi menggunakan cairan antiseptik
g. Pengosongan kandung kemih
Pemasangan kateter
2. Persiapan Kamar Operasi
Kamar operasi perlu dipersiapakan agar operasi dapat berjalan dengan lancar.
Persiapan yang dilakukan adalah :
a. Perawat menghubungi dokter anestesi
b. Perawat menyiapkan kamar operasi sesuai dengan jenis operasinya
c. Perawat menyiapkan instrumen sesuai dengan jenis operasinya
d. Perawat menyiapkan obat dan bahan habis pakai sesuai dengan kebutuhan
operasi
e. Pasien ditempatkan di ruang pre operasi dan dilakukan identifikasi data
rekam medis, disesuaikan dengan kondisi pasien.
a. Pelayanan Bedah
1) Persiapan Pra Bedah
a. Konsultasi anestesi (penjelasan)
b. Pemeriksaan Penunjang
c. Penandaan lokasi operasi
2) Pelayanan Intra Operatif
a. Surgical Ceklist (Time Out)
b. Tindakan anestesi
c. Aseptik Area Operasi
d. Tindakan pembedahan
e. Kerja sama antar disiplin
3) Pelayanan Post Operatif
a. Pengawasan Pasien di ruang pemulihan
b. Kerja sama antar disiplin
c. Serah terima pasien dengan perawat rawat inap
D. Pelayanan Anestesi
1. Pra Anestesi
a. Memeriksa identitas dan keadaan umum pasien
b. Memeriksa kelengkapan status rekam medis
c. Memeriksa persetujuan operasi pasien
d. Memeriksa kelengkapan data pemeriksaan penunjang medis
e. Memeriksa gigi palsu, lensa kontak, perhiasan, cat kuku, dan kosmetik yang
digunakan.
2. Durante Anestesi
a. Mendokumentasikan semua tindakan anestesi
b. Mendokumentasikan perubahan fungsi vital tubuh selama pembedahan
c. Melaporkan kepada dokter yang melakukan pembedahan mengenai perubahan
fungsi vital tubuh pasien dan tindakan yang diberikan selama anestesi
d. Mengatur dosis obat anestesi
e. Menanggulangi keadaan gawat darurat
3. Pasca Anestesi
a. Pasien ditempatkan di kamar pulih sadar untuk pemantauan fungsi vital tubuh
oleh perawat anestesi
b. Berikan bantuan oksigenasi, ventilasi, dan sirkulasi
c. Berikan analgetik dan sedatif
d. Keputusan untuk memindahkan pasien dari ruang pemulihan berdasarkan
instruksi dokter.
3. Alih Rawat
a) Dokter penanggung jawab pasien menginformasikan keadaan pasien kepada
keluarga terkait keadaan atau kondisi penyakitnya untuk dilakukan alih rawat.
b) Penanggung jawab pasien menandatangani surat persetujuan alih rawat.
c) Perawat menghubungi dokter bedah terkait untuk pemeriksaan.
I. ALUR ALAT
CSSD STERILISASI
PENCUCIAN
CSSD
PENGERINGAN
PENGESETAN
PENGEPAKAN
J. ALUR INSTRUMENT
CSSD
RUANG OPERASI
KAMAR OPERASI
PENCUCIAN ISNTRUMENT 2
CSSD
PENGERINGAN
PENGESETAN
PENGEPAKAN
STERILISASI STEAM
RUANG PENYIMPANAN
L. ALUR LINEN BERSIH
LINEN
CSSD
RUANG PENYIMPANAN
PACKING
STERILISASI
KAMAR OPERASI
KAMAR OPERASI
PINTU OK
LOUNDRY
O. ALUR PAKAIAN BERSIH PETUGAS OPERASI
BAG LINEN RS
CSSD
RUANG GANTI
BAB V
LOGISTIK
Stok
No. Nama Alkes Satuan
Minimal
1 Disposible 3 cc buah 30
2 Disposible 5 cc buah 30
3 Disposible 10 cc buah 30
4 Disposible 20 cc buah 10
5 Disposible 50 cc syring buah 2
6 Disposible 50 cc cath tip buah 2
7 ETT Cuff ch 3 buah 2
8 ETT Cuff ch 3,5 buah 2
9 ETT Cuff ch 4 buah 2
10 ETT Cuff ch 4,5 buah 2
11 ETT Cuff ch 5 buah 2
12 ETT Cuff ch 5,5 buah 2
13 ETT Cuff ch 6 buah 2
14 ETT Cuff ch 6 Non Kingking buah 2
15 ETT Cuff ch 6,5 buah 2
16 ETT Cuff ch 6,5 Non Kingking buah 2
17 ETT Cuff ch 7 buah 2
18 ETT Cuff ch 7 Non Kingking buah 2
19 ETT Cuff ch 7,5 buah 2
20 ETT Cuff ch 7,5 Non Kingking buah 2
21 ETT Cuff ch 8 buah 2
22 ETT Cuff ch 8,5 buah 2
23 Gudel airway sterile no 0 buah 3
24 Gudel airway sterile no 1 buah 3
25 Gudel airway sterile no 2 buah 3
26 Gudel airway sterile no 3 buah 3
27 Gudel airway sterile no 4 buah 3
28 Gudel airway sterile no 5 buah 3
29 Infus set dewasa (15 drops) buah 3
30 Infus set anak (60 drops/ml) buah 3
31 IV Catheter Ported NO 18G buah 3
32 IV Catheter Ported NO 20G buah 3
Stok
No. Nama Obat/Barang Satuan
Minimal
1 Aquadest 20 liter liter 40
2 Cut gut Cromic no 2 Pcs 5
3 Cut gut Cromic no 2/0 Pcs 5
4 Cut gut Cromic no 3/0 Pcs 5
5 Cut gut pain no 4/0 Pcs 5
6 Safil no 1 Pcs 5
7 Safil no 0 Pcs 5
8 Safil no 2/0 Pcs 5
9 Safil no 3/0 Pcs 5
10 Safil no 4/0 Pcs 5
11 Premilen no 1 Pcs 5
12 Premilen no 0 Pcs 5
13 Premilen no 2/0 Pcs 5
14 Premilen no 3/0 Pcs 5
15 Premilen no 4/0 Pcs 5
16 Premilen no 5/0 Pcs 2
17 Premilen no 6/0 Pcs 2
18 Monosyn no 3/0 Pcs 2
19 Monosyn no 4/0 Pcs 2
20 Silk no 1 Pcs 5
21 Silk no 2/0 Pcs 5
22 Silk no 3/0 Pcs 5
23 Silk no 4/0 Pcs 5
24 Bisturi No 11 buah 10
25 Bisturi No 10 buah -
26 Bisturi No 15 buah 20
27 Bisturi No 21 buah 20
28 Elastis perban 7,5 CM x 4,5 M roll 2
29 Elastis perban 10 CM x 4,5 M roll 2
30 Elastis perban 15 CM x 4,5 M roll 2
31 Formalin buffer. 10% liter 1
32 Disposable face mask box 3
Stok
NO. Nama Obat/Barang Satuan
Minimal
1 Folly Catheter 2 way No.6 Pcs 3
2 Folly Catheter 2 way No.8 Pcs 3
3 Folly Catheter 2 way No.10 Pcs 3
4 Folly Catheter 2 way No.12 Pcs 3
5 Folly Catheter 2 way No.14 Pcs 3
6 Folly Catheter 2 way No.16 Pcs 5
7 Folly Catheter 2 way No.18 Pcs 5
8 Folley catheter 2 way No.22 Pcs 3
9 Folley catheter 2 way No.24 Pcs 3
10 Nedle 23 Pcs 5
11 Nedle 25 Pcs 5
12 Needle 26 Pcs 5
13 Nedle 27 Pcs 5
14 Povidone Iodida larutan 10 % 60 ml 20
15 Sarung tangan S Pcs 200
16 Sarung tangan M Pcs 200
17 Sarung tangan L Pcs 200
18 Sarung tangan No. 6.5 steril Pcs 20
19 Sarung tangan No.7 Steril Pcs 20
20 Sarung tangan No. 7.5 Steril Pcs 20
21 Sarung tangan No. 8 Steril Pcs 20
22 Stomach tube CH. 3.5 Pcs 2
23 StomachTube No.5 panjang 40 cm Pcs 2
24 Stomach tube CH.08 Pcs 2
25 Stomach tube CH.12 Pcs 2
26 Stomach tube CH.14 Pcs 2
27 Stomach tube CH.16 Pcs 2
28 Stomach tube CH.18 Pcs 2
1. Pengertian
Prosedur permintaan obat dan alat kesehatan ke logistik farmasi adalah suatu
permintaan obat dan alat kesehatan yang sudah digunakan pasien dan dibuat oleh
perawat kamar bedah yang sedang bertugas, serta diserahkan ke bagian logistik
farmasi untuk didapatkan penggantinya.
2. Tujuan
Agar stok obat dan alkes yang ada di kamar bedah tetap terpenuhi.
3. Prosedur
Asisten apoteker mencatat obat dan alat kesehatan yang sudah digunakan oleh
pasien pada formulir pemakaian obat dan alat kesehatan rangkap 2 (dilapisi
karbon).
Slip berwarna putih diserahkan kepada petugas farmasi kamar operasi untuk
dilakukan penginputan data, slip asli diserahkan ke logistik farmasi untu
pengambilan barang yang sudah digunakan dan slip copy disimpan sebagai arsip
di ruang bedah.
4. Penanganan Stok obat dan Obat Kedaluwarsa
Obat dan alkes yang kadaluarsa di kembalikn ke gudang farmasi 3 bulan sebelum
tanggal kadaluarsa.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
Keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi:
1. Asesment risiko
2. Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien
3. Pelaporan dan analisis insident
4. Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya
5. Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko
Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh:
a) Kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
b) Salah mengambil tindakan yang seharusnya.
B. Tujuan
1) Pra Operasi
a) Serah terima perawat ruangan yang mengirim pasien antara lain : status medis, hasil
pemeriksaan penunjang, obat-obatan (bila perlu) dengan menggunakan formulir yang
tersedia.
b) Perawat kamar bedah melakukan identifikasi dengan memeriksa gelang identitas
pasien yang dikenakan dan menanyakan nama pasien serta tindakan operasi yang
akan dilakukan dengan mencocokkan status medis pasien.
c) Data di dalam status medis dan hasil pemeriksaan penunjang dicatat dalam buku
register operasi.
d) Dokter anestesi melakukan komunikasi dengan pasien sebelum melakukan tindakan
pembiusan.
e) Perawat melakukan pengecekan alat elektromedik terutama pada elektro cauter (tidak
mengeluarkan arus listrik yang membahayakan pasien).
2) Intra Operasi
a) Melakukan penghitungan kasa pre dan post operasi dengan benar
b) Bila ada ketidakcocokkan hasil penghitungan kasa antara pre dan post operasi maka
dilakukan ulang kembali
c) Bila ada pengambilan jaringan/specimen untuk pemeriksaan PA, segera diidentifikasi
dengan benar.
3) Pasca Operasi
a) Melakukan serah terima dengan perawat ruangan disertai status medis pasien dan cek
list yang sudah terisi lengkap
b) Bila ada jaringan atau specimen yang sudah diambil, informasikan untuk dilakukan
pemeriksaan PA.
a. Membatasi gerakan tubuh agar bagian yang steril tidak menyentuh bagian atau alat yang
tidak steril
b. Kuku petugas harus pendek
c. Menjaga jarak yang aman dari alat nonsteril (minimal 30 cm)
d. Memperhatikan sterilitas bagian depan dan punggung badan sebatas pinggang ke atas
e. Selalu menghadap ke area steril
f. Posisi tangan paling rendah sebatas pinggang dengan cara melipat kedua tangan di depan
dada
g. Semua petugas terutama yang berada di area steril berbicara seperlunya
h. Mencuci tangan sesuai prosedur
i. Mempertahankan sterilitas tangan, dengan cara posisi tangan berada di dada
j. Sarung tangan dikenakan setelah memakai jas steril
. Sarung tangan yang dikenakan harus sesuai ukuran tangan
l. Pada saat dan selama memakai sarung tangan, tidak boleh menyentuh benda tidak steril
m. Mempertahankan sterilitas daerah depan dan punggung badan
n. Menjaga jarak yang aman dari alat non steril
o. Jika bersisipan jalan, posisi badan harus saling membelakangi
p. Petugas lain tidak boleh melintas di depan tim bedah yang sudah memakai baju steril
q. Setiap pergantian operasi, harus mengganti jas operasi dan sarung tangan.
7.1 Pendahuluan
HIV/AIDS telah menjadi ancaman global. Ancaman penyebaran HIV menjadi lebih tinggi
karena pengidap HIV tidak menampakkan gejala. Setiap hari ribuan anak berusia kurang dari
15 tahun dan 14.000 penduduk berusia 15-49 tahun terinfeksi HIV. Dari keseluruhan kasus baru
25% terjadi di negara-negara berkembang yang belum mampu menyelenggarakan kegiatan
penanggulangan yang memadai.
Angka pengidap HIV di Indonesia terus meningkat dengan peningkatan kasus yang
sangat bermakna. Ledakan kasus HIV/AIDS terjadi akibat masuknya kasus secara langsung ke
masyarakat melalui penduduk migran, sementara potensi penularan di masyarakat cukup tinggi
(misalnya melalui perilaku seks bebas tanpa pelindung, pelayanan kesehatan yang belum aman
karena belum ditetapkannya kewaspadaan umum dengan baik, penggunaan bersama peralatan
menembus kulit : tato, tindik, dll).
Penyakit hepatitis B dan C keduanya potensial untuk menular melalui tindakan pada
pelayanan kesehatan. Sebagai ilustrasi dikemukakan bahwa menurut data PMI angka kesakitan
hepatitis B di Indonesia pada pendonor sebesar 2,08% pada tahun 1998 dan angka kesakitan
hepatitis C di masyarakat menurut perkiraan WHO adalah 2,10%. Kedua penyakit ini sering
tidak dapat dikenali secara klinis karena tidak memberikan gejala.
Dengan munculnya penyebaran penyakit tersebut di atas memperkuat keinginan untuk
mengembangkan dan menjalankan prosedur yang bisa melindungi semua pihak dari
penyebaran infeksi. Upaya pencegahan penyebaran infeksi dikenal melalui “kewaspadaan
umum” atau “universal precaution”, yaitu dimulai sejak dikenalnya infeksi nosokomial yang terus
menjadi ancaman bagi petugas kesehatan.
Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak yang melayani dan melakukan kontak langsung
dengan pasien dalam waktu 24 jam secara terus menerus tentunya mempunyai risiko terpajan
infeksi, oleh sebab itu tenaga kesehatan wajib menjaga kesehatan dan keselamatan dirinya dari
risiko tertular penyakit agar dapat bekerja maksimal.
7.2 Tujuan
a. Petugas kesehatan di dalam menjalankan tugas dan kewajibannya dapat melindungi diri
sendiri, pasien dan masyarakat dari penyebaran infeksi.
b. Petugas kesehatan dalam menjalankan tugas dan kewajibannya mempunyai risiko tinggi
terinfektasi menular di lingkungan tempat kerjanya, untuk menghindarkan paparan tersebut,
setiap petugas harus menerapkan prinsip “universal precaution”.
Prinsip utama prosedur universal precaution dalam kaitan keselamatan kerja di kamar
bedah adalah menjaga higiene sanitasi individu, higiene sanitasi ruangan, dan sterilisasi
peralatan. Ketiga prinsip tersebut dapat dijabarkan dalam kegiatan yaitu:
a. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang
b. Pemakaian alat pelindung diri yaitu pelindung kaki, apron/ gaun pelindung, topi, masker,
kacamata (pelindung wajah) dan sarung tangan
c. Pengelolaan instrumen bekas pakai dan alat kesehatan lainnya
d. Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan
e. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan
f. Pengelolaan alat tenun bekas pakai
g. Pemeriksaan kesehatan berkala dan pemberian imunisasi/ profilaksis (imunisasi
hepatitis B).
7.5 Hal-Hal Yang Perlu Diketahui Petugas Yang Terpapar
Indikator mutu yang digunakan di Rumah Sakit Islam Aysha dalam memberikan
pelayanan di kamar operasi adalah:
1. Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing/lain pada tubuh pasien setelah
operasi.
2. Persentase pembatalan atau penundaan operasi elektif
3. Menghindari salah sisi, salah pasien dan salah prosedur pembedahan
Buku Pedoman Pelayanan Kamar Bedah RS Islam Aysha ini mempunyai peranan penting
sebagai pedoman bagi pelaksanaan kegiatan sehari-hari tenaga keperawatan dan medis yang
bertugas di kamar bedah sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan khususnya pelayanan
di kamar bedah.
Penyusunan buku “Pedoman Pelayanan Kamar Bedah” ini adalah langkah awal ke suatu
proses yang panjang sehingga memerlukan dukungan dan kerja sama dari berbagai pihak
dalam penerapannya untuk mencapai tujuan.