TAHUN 2019
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
hidayahNya, kami dapat menyelesaikan Pedoman Penyusunan dan Pengendalian Dokumen
Akreditasi Klinik Pratama Bahagia. Buku ini disusun sebagai salah satu upaya untuk memberikan
acuan dan kemudahan dalam pelaksanaan kegiatanklinik.
Pada kesempatan ini perkenankan saya menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi
kepada Team Pendamping Akreditasiyang memberikan support dan arahannya dan semua yang
terlibat dalam proses penyusunan Pedoman Penyusunan dan Pengendalian Dokumen Klinik
Pratama Bahagia. Semoga dengan digunakan buku ini dapat menjadi acuan dalam menyiapkan
dokumen.
KATA PENGANTAR............................................................................................................................................1
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................................4
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................................................................6
BAB I..................................................................................................................................................................... 7
PENDAHULUAN..................................................................................................................................................7
A. LATAR BELAKANG................................................................................................................................7
B. MAKSUDDAN TUJUAN..........................................................................................................................7
C. SASARAN.................................................................................................................................................7
D. DASAR HUKUM.......................................................................................................................................8
BAB II.................................................................................................................................................................... 9
DOKUMENTASI KLINIK PRATAMA BAHAGIA.............................................................................................9
A. JENIS DOKUMEN....................................................................................................................................9
B. JENIS DOKUMEN AKREDITASI KLINIK.............................................................................................9
C. JENIS DOKUMEN YANG PERLU DISEDIAKAN...............................................................................10
BAB III................................................................................................................................................................ 11
PENYUSUNAN DOKUMEN AKREDITASI.....................................................................................................11
A. KEBIJAKAN...........................................................................................................................................11
B. MANUAL MUTU....................................................................................................................................13
C. PEDOMAN / PANDUAN.......................................................................................................................14
D. PENYUSUNAN KERANGKA ACUAN PROGRAM / KEGIATAN.....................................................16
E. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)..................................................................................18
F. PROSEDUR PENGENDALIAN DOKUMEN DI KLINIK.....................................................................22
G. REKAM IMPLEMENTASI.....................................................................................................................24
BAB IV................................................................................................................................................................25
PENUTUP............................................................................................................................................................25
A. LATAR BELAKANG
B. MAKSUDDAN TUJUAN
1. Maksud
Pedoman ini dimaksudkan agar semua pemangku kepentingan memiliki acuan dalam
melakukan standarisasi naskah seluruh dokumen terkait pelaksanaankegiatanklinik.
2. Tujuan
a. Tersedianya pedoman bagi Kepala, Penanggung jawab dan pelaksana upaya
kesehatan di klinik dalam menyusun dokumen – dokumen yang dipersyaratkan dalam
standar akreditasi.
C. SASARAN
a. KepalaKlinik
b. Penanggungjawab upaya kesehatan perorangan
c. Seluruh pelaksana upaya kesehatan di klinik Pratama Bahagia
Sistem manajemen mutu, system pelayanan dan system penyelenggaraan upaya kesehatan
perlu dibakukan berdasarkan regulasi internal. Regulasi internal ini disusun dalam bentuk
dokumen klinik. Dokumen tersebut digunakan untuk membangun dan membakukan system
manajemen mutu dan system manajemen pelayanan di Klinik Pratama Bahagia.
A. JENIS DOKUMEN
1. Dokumen Eksternal
Dokumen eksternal yang berupa peraturan perundangan dan pedoman-pedoman yang
diberlakukan oleh Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan dan Organisasi Profesi,
yang merupakan acuan bagi Klinik dalam menyelenggarakan administrasi manajemen
dan upaya kesehatan perorangan. Dokumen eksternal harus ada di klinik sebagai
dokumen yang dikendalikan.
2. Dokumen Internal
Sistem Managemen mutu, sistem penyelenggaraan upaya kesehatan perorangan perlu
dibakukan berdasarkan dokumen internal yang ditetapkan oleh kepala klinik. Dokumen
internal tersebut disusun dan ditetapkan dalam bentuk dokumen yang harus disediakan
oleh Klinik Pratama Bahagia untuk memenuhi standar akreditasi.
A. KEBIJAKAN
Kebijakan adalah peraturan/surat keputusan yang ditetapkan olek Klinik Pratama Bahagia yang
merupakan garis besar yang bersifat mengikat dan wajib dilaksanakan oleh penanggung jawab
maupun pelaksana klinik. Berdasarkan kebijakan tersebut disusun pedoman/panduan dan standar
operasional prosedur (SOP) yang memberikan kejelasan langkah–langkah dalam pelaksanaan
kegiatan di Klinik Pratama Bahagia. Penyusunan Peraturan/Surat keputusan tersebut, harus
didasarkan pada peraturan perundang baik undang – undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan
Presiden, Peraturan Daerah, Peraturan Kepala Daerah, Peraturan Menteri dan Pedoman teknis
yang berlaku seperti yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri,
Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan Kota.
Peraturan / Surat keputusan Kepala Klinik dapat dituangkan dalam pasal – pasal dalam
keputusan tersebut, atau merupakan lampiran dari peraturan / keputusan.
Format Peraturan / Surat keputusan dapat disusun sebagai berikut :
1. Pembukaan ditulis dengan huruf kapital
a. Kebijakan : KEPUTUSAN KEPALA KLINIK PRATAMA BAHAGIA
b. Nomor : ditulis Nomor…….Tahun………
c. Judul : ditulis KEPUTUSAN tentang ........
d. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,
e. Jabatan pembuat keputusan ditulis simetris, diletakkan ditengah margin diakhiri dengan
tanda koma (,).
2. Konsideran, meliputi :
a. Menimbang
1) Memuat uraian singkat tentang pokok – pokok pikiran yang menjadi latar belakang
dan alasan pembuatan keputusan,
2) Huruf awal kata “Menimbang” ditulis dengan huruf kapital diakhiri dengan tanda
baca titik dua (:), dan diletakkan di bagian kiri,
3) Konsideran menimbang diawali dengan penomoran menggunakan huruf kecil dan
dimulai dengan kata “bahwa” dengan “b” huruf kecil, dan diakhiri dengan tanda baca
(;).
b. Mengingat
1) Memuat dasar kewenangan dan peraturan perundangan yang memerintahkan pembuat
Peraturan / Surat Keputusan tersebut,
2) Peraturan perundangan yang menjadi dasar hukum adalah peraturan yang tingkatan
sederajat atau lebih tinggi,
3) Kata “Mengingat” diletakkan dibagian kiri sejajar dengan kata menimbang,
4) Konsideran yang berupa peraturan perundangan diurutkan sesuai dengan hirarki tata
perundangan dengan tahun yang lebih awal disebut lebih dahulu, diawali dengan
nomor 1,2 dst, dan diakhiri dengan tanda baca (;).
4. Batang Tubuh
a. Batang tubuh memuat semua substansi Peraturan / Surat keputusan yang dirumuskan
dalam diktum-diktum, misalnya :
Kesatu :
Kedua :
dst
b. Dicantumkan saat berlakunya Peraturan / Surat Keputusan, perubahan, pembatalan,
pencabutan ketentuan dan peraturan lainnya, dan
c. Materi kebijakan dapat dibuat sebagai lampiran Peraturan / Surat Keputusan, dan pada
halaman terakhir ditanda tangani oleh pejabat yang menetapkan Peraturan / Surat
Keputusan.
5. Kaki
Kaki peraturan / Surat keputusan merupakan bagian akhir substansi yang memuat penanda
tangan penerapan Peraturan / Surat keputusan, pengundangan peraturan / keputusan yang
terdiri dari :
a. Ditetapkan di : ……. pada tanggal ………
b. Jabatan Kepala Klinik diakhiri dengan tanda koma (,)
c. Tanda tangan kepala klinik, dan
d. Nama lengkap kepala klinik yang menanda tangani menggunakan huruf besar.
6. Penandatanganan
Peraturan / Surat keputusan kepala Klinik ditanda tangani oleh kepala Klinik, dituliskan
nama tanpa gelar.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dokumen Peraturan / Surat keputusan yaitu :
1. Peraturan /Surat Keputusan menggunakan kertas A4, 80mg jenis huruf Times New
Roman ukuran 12 (dua belas) dan spasi antar baris 1 (satu).
2. Kebijakan yang telah ditetapkan kepala klinik tetap berlaku meskipun terjadi penggantian
kepala klinik hingga adanya kebutuhan revisi atau pembatalan.
VII. Penutup
Lampiran (jika ada)
C. PEDOMAN / PANDUAN
Adalah kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah langkah – langkah yang harus dilakukan.
Pedoman merupakan dasar untuk menentukan dan melaksanakan kegiatan. Panduan adalah
petunjuk dalam melakukan kegiatan, sehingga dapat diartikan pedoman mengatur beberapa hal,
sedangkan panduan mengatur 1 (satu) kegiatan. Pedoman / panduan dapat diterapkan dengan baik
dan benar melalui penerapan SOP.
Mengingat sangat bervariasinya bentuk pedoman / panduan maka Klinik Pratama Bahagia
menyusun / membuat sistematika buku pedoman / panduan sesuai kebutuhan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dokumen pedoman atau panduan yaitu :
1. Setiap pedoman atau panduan harus dilengkapi dengan peraturan atau keputusan kepala Klinik
untuk pemberlakuan pedoman / panduan tersebut.
Pedoman Penyusunan dan Pengendalian Dokumen KLINIK PRATAMA BAHAGIA Page 12
2. Peraturan kepala Klinik tetap berlaku meskipun terjadi penggantian kepala FKTP
3. Setiap pedoman / panduan sebaiknya dievaluasi minimal setiap 2 – 3 tahun sekali.
4. Bila kementerian Kesehatan telah menerbitkan Pedoman / Pandun untuk suatu kegiatan /
Pelayanan tertentu, maka Klinik dalam membuat pedoman / panduan wajib mengacu pada
pedoman / panduan yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan.
5. Format baku sistematika pedoman panduan yang lazim digunakan sebagai berikut :
a. Format pengorganisasian unit kerja
Kata Pengantar
BAB I :Pendahuluan
BAB II :Gambaran umum Klinik
BAB III :Visi, Misi, Falsafah, Nilai dan Tujuan Klinik
BAB IV : Struktur Organisasi Klinik
BAB V : Struktur Organisasi Unit Kerja
BAB VI : Uraian Jabatan
BAB VII : Tata Hubungan Kerja
BAB VIII : Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil
BAB IX : Kegiatan Orientasi
BAB X : Pertemuan / Rapat
BAB XI : Pelaporan
1. Laporan Harian
2. Laporan Bulanan
3. Laporan Tahunan
Sistematika pedoman atau panduan pelayanan Klinik dapat dibuat sesuai dengan materi / isi
pedoman / panduan.
LOGOKLINIK No.Dokumen
No.Revisi
SOP
TanggalTerbit
Halaman Nama Kepala Klinik
NamaKlinik TtdKaFKTP
Jika SOP disusun lebih dari satu halaman, pada halaman kedua dan seterusnya SOP dibuat
tanpa menyertakan kop / heading.
2) Komponen SOP
1.Pengertian
2.Tujuan
3.Kebijakan
4.Referensi
5.Prosedur/Langkah-langkah
6.Bagan Alir
7.Hal-hal yang perludiperhatikan
8.Unit terkait
9.Dokumen terkait
10.Rekam HistoriPerubahan
Penjelasan :
Penulisan SOP yang harus tetap didalam tabel / kotak adalah Nama Klinik dan logo, Judul
SOP, Nomor dokumen, tanggal terbit dan dan tanda tangan Kepala Klinik, sedangkan
3) Isi SOP
Isi dari SOP setidaknya adalah sebagai berikut :
a) Pengertian : diisi definisi judul SOP, dan berisi penjelasan dan atau definisi
tentang istilah yang mungkin sulit dipahami atau menyebabkan salah pengertian /
menimbulkan multi persepsi.
b) Tujuan : berisi tujuan pelaksanaan SOP secara spesifik. Kata kunci : “Sebagai
acuan penerapan langkah – langkah untuk ....”.
c) Kebijakan : berisi kebijakan kepala FKTP yang menjadi dasar dibuatnya SOP
tersebut, misalnya untuk SOP Penilaian kepuasan pelanggan : keputusan Kepala
Klinik No. 005/2014 tentang Penilaian Kepuasan Pelanggan.
d) Referensi : berisi dokumen eksterna sebagai acuan penyusunan SOP, bisa
berbentuk buku, peraturan perundang – undangan, ataupun bentuk lain sebagai
bahan pustaka.
e) Langkah – langkah prosedur : bagian ini merupakan bagian utama yang
menguraikan langkah – langkah kegiatan untuk menyelesaikan proses kerja
tertentu.
f) Unit terkait : berisi unit – unit yang terkait dan atau prosedur terkait dalam proses
kerja tersebut.
Dari ke enam isi SOP sebagaimana diuraikan diatas, dapat ditambahkan antara
lain : bagan alir, dokumen terkait.
g) Diagram Alir / bagan alir ( Flow Chart)
Didalam penyusunan prosedur maupun instruksi kerja sebaiknya dalam langkah –
langkah kegiatan dilengkapi dengan diagram alir / bagan alir untuk memudahkan
(2). Diagram alir mikro, menunjukkan rincian kegiatan – kegiatan dari tiap tahapan
diagram makro, bentuk simbol sebagai berikut :
Awal Kegiatan
Akhir Kegiatan
Simbol Keputusan Ya
Tidak
Penghubung
Dokumen
Arsip
d. Evaluasi SOP
Evaluasi SOP dilakukan terhadap isi maupun penerapan SOP
1) Evaluasi penerapan / kepatuhan terhadap SOP dapat dilakukan dengan menilai tingkat
kepatuhan terhadap langkah – langkah dalam SOP. Untuk evaluasi ini dapat dilakukan
dengan menggunakan daftar tilik / checklist.
a) Daftar tilik adalah daftar urutan kerja (actions) yang dikerjakan secara konsisten,
diikuti dalam pelaksanaan suatu rangkaian kegiatan, untuk diingat, dikerjakan dan
diberi tanda (check-mark
b) Daftar tilik merupakan bagian dari sistem managemen mutu untuk mendukung
standarisasi suatu proses pelayanan.
c) Daftar tilik dapat digunakan untuk SOP yang kompleks
d) Daftar tilik digunakan untuk mendukung, mempermudah pelaksanaan dan
memonitor SOP, bukan untuk menggantikan SOP itu sendiri.
e) Langkah – langkah menyusun daftar tilik :
Langkah awal menyusun daftar tilik dengan melakukan identifikasi prosedur yang
membutuhkan daftar tilik untuk mempermudah pelaksanaan dan monitoringnya.
(1). Gambar flow-chart dari prosedur tersebut,
(2). Buat daftar kerja yang harus dilakukan,
(3). Susun urutan kerja yang harus dilakukan,
(4). Masukan dalam daftar tilik sesuai dengan format tertentu,
(5). Lakukan uji coba,
(6). Lakukan perbaikan daftar tilik
(7). Standarisasi daftar tilik
3. Pengesahan Dokumen
Dokumen disahkan oleh kepala klinik.
4. Sosialisasi Dokumen
Agar dokumen dapat dikenali oleh seluruh pelaksana maka perlu dilakukan sosialisasi
dokumen tersebut, khusus bagi SOP, bila rumut maka untuk melaksanakan SOP tersebut
perlu dilakukan pelatihan.
5. Pencatatan dokumen, distribusi dan penarikan dokumen kepala FKTP menunjuk salah satu
anggota Tim Mutu sebagai petugas pengendalian dokumen.
Petugas tersebut bertanggung jawab atas :
a. Penomoran dokumen
1) Tata cara penomoran dokumen
Penomoran diatur pada kebijakan pengendalian dokumen, dengan ketentuan
Pedoman Penyusunan dan Pengendalian Dokumen KLINIK PRATAMA BAHAGIA Page 20
a) Semua dokumen harus diberi nomor
b) Klinik agar membuat kebijakan tentang pemberian nomor sesuai dengan tata
naskah yang dijadikan pedoman,
c) Pemberian nomor mengikuti tata naskah klinik, atau ketentuan penomoran (bisa
menggunakan garis miring atau dengan sistem digit).
d) Pemberian nomor sebaiknya dilakukan secara terpusat
G. REKAM IMPLEMENTASI
1. Rekam implementasi adalah dokumen yang menjadi bukti obyektif dari kegiatan yang
dilakukan atau hasil yang dicapai sesuai kegiatan yang direncanakan
2. Catatan/rekam implementasi sebagai bukti pelaksanaan kegiatan juga harus
dikendalikan.Organisasi harus menetapkan SOP terdokumentasi untuk mendefinisikan
pengendalian yang diperlukan untuk identifikasi, penyimpanan, perlindungan, pengambilan,
lama simpan dan pemusnahan. Catatan / rekam implementasi harus dapat terbaca, segera dapat
teridentifikasi dan dapat di akses kembali.
Pada prinsipnya untuk mengoptimalkan implementasi Akreditasi di Klinik Pratama Bahagia adalah
dengan membudayakan “ TULIS YANG DIKERJAKAN DAN KERJAKAN YANG DITULIS, BISA
DIBUKTIKAN SERTA DAPAT DITELUSURI DENGAN BUKTINYA”. Namun pada penerapannya
tidaklah semudah itu. Penyusunan dan pengendalian dokumen klinik tentang kebijakan,
pedoman/panduan, standar operasional prosedur dan program selain diperlukan komitmen Kepala
Klinik, juga diperlukan komitmen seluruh staf klinik. Dengan tersusunnya Pedoman Penyusunan dan
Pengendalian Dokumen Klinik Pratama Bahagia diharapkan dapat sebagai acuan petugas klinik dalam
menyusun dan mengendalikan dokumen – dokumen yang dipersyaratkan oleh standar akreditasi.
I. Pendahuluan
Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk Rumah Sakit. 5 (lima)
isu penting yang terkait dengan keselamatan di rumah sakit termasuk Klinik yaitu :
keselamatan pasien (patient safety), keselamatan pekerja atau petugas kesehatan,
keselamatan bangunan dan peralatan di rumah sakit termasuk Klinik yang bisa
berdampak terhadap keselamatan pasien dan petugas, keselamatan lingkungan (green
productivity) yang berdampak terhadap pencemaran lingkungan dan keselamatan bisnis
rumah sakit yang terkait dengan kelangsungan hidup rumah sakit maupun Klinik.
Keselamatan pasien merupakan prioritas utama untuk dilaksanakan dan hal tersebut
terkait dengan isu mutu dan citra perumah sakitan. Pelayanan kesehatan pada dasarnya
adalah untuk menyelamatkan pasien sesuai dengan yang diucapkan Hipocrates kira-kira
2400 tahun yang lalu yaitu, Primum, non nocere (Fist, do no harm). Dengan makin
berkembangnya ilmu dan teknologi pelayanan kesehatan khususnya di rumah sakit
menjadi semakin kompleks dan berpotensi terjadinya Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)
atau Adverse event apabila tidak dilakukan dengan hati-hati.
Di Klinik Pratama Bahagia terdapat ratusan macam jenis obat, banyak alat dengan
teknologinya, berbagai jenis tenaga profesi dan non profesi yang siap memberikan
pelayanan pasien di Poli rawat jalan dan poli pelayanan 24 Jam. Keberagaman dan
kerutinan pelayanan tersebut apabila tidak dikelola dengan baik dapat terjadi KTD.
Berdasarkan data KTD berakibat kematian, yang dibuat negara-negara maju lainnya
memotivasi mereka untuk mengembangkan Sistem Keselamatan Pasien. Walaupun data
KTD dan Kejadian Nyaris Cedera (KNC) di Indonesia masih langka, akan tetapi telah
terjadi peningkatan tuduhan malpraktek yang belum tentu sesuai dengan pembuktian
akhir.
Dalam rangka meningkatkan Keselamatan Pasien maka berdasarkan Buku Panduan
Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit yang dikeluarkan oleh Kementerian
Kesehatan RI bersama Komite Keselamatan Pasien Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia
(KKPRS-PERSI) Edisi ke dua tahun 2008, maka Klinik Pratama Bahagia menyusun
Pedoman Pelaksanaan Program Keselamatan Pasien di Klinik mengingat Keselamatan
III. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Memberikan informasi dan acuan bagi seluruh pegawai Klinik Pratama Bahagia
dalam melaksanakan Program Keselamatan Pasien, agar tidak terjadi cedera .
2. Tujuan Khusus :
a. Tersedianya pedoman pelaksanaan Program Peningkatan Mutu dan Keselamatan
Pasien di Klinik Pratama Bahagia
b. Terlaksananya Program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien di Klinik
secara sistematis dan terintegrasi
c. Terlaksananya pencatatan terjadinya insiden di Klinik dan pelaporannya,
sehingga tersedia data untuk perbaikan
Tahun 2019
No Kegiatan
03 04 05 06 07 08 09
Pembentukan Tim PMKP
1 X
Kebijakan Keselamatan
4 Pasien X
Menyiapkan Form
5 X
Pencatatan dan Pelaporan
Rapat Koordinasi
6 X X X X X X
Penggalangan komitmen
7 X
Penetapan 6 sasaran
9 keselamatan pasien X
Tim
7 Penggalanga 1 -- - - Klinik
Klinik
n komitmen PMKP
Tidak
Sosialisasi Tim
8 5 -- - - ada Klinik
Keselamatan
Biaya PMKP
Pasien
Penetapan 6
Tidak Tim
9 sasaran 1 -- - - Klinik
ada
keselamatan PMKP
Biaya
pasien
Pendidikan Tim
10 dan pelatihan 1 - - - Klinik Klinik
PMKP
buat petugas
Tidak
Pengukuran Tim
5 - - - ada Klinik
11
sasaran mutu Biaya PMKP
Evaluasi Tidak
Tim
Hasil 5 - - - ada Klinik
12
Biaya PMKP
pengukuran
Rencana Tidak
Tiap Tim
TIndak 5 - - - ada Klinik
13
Biaya Bulan PMKP
Lanjut
Peningkatan Tidak
Mutu Tiap Tim
5 - - - ada Klinik
14
Pelayanan Biaya Bulan PMKP
area prioritas
Tidak
Identifikasi Tim
1 - - - ada Klinik
resiko Biaya PMKP
VII. Evaluasi
Setiap 1 bulan Tim Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien melakukan evaluasi
pelaksanaan pemantauan indikator mutu klinis keselamatan di area prioritas
Setiap 3 bulan Tim Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien membuat laporan
pelaksanaan kegiatan keselamatan untuk Kepala Klinik.
Evaluasi untuk melihat pencapaian program dan rencana program dilaksanakan setiap
akhir tahun.
Jakarta, ……………
Mengetahui :
Kepala Klinik Pratama Bahagia Penanggungjawab Mutu
TENTANG
MEMUTUSKAN
Kesatu : Menetapkan Visi, Misi, Motto, Tata nilai dan KebijakanMutu Klinik
Pratama Bahagia sebagaimana tercantum dalam lampiran surat keputusan
ini.
Kedua : Visi, Misi, Motto, Tata Nilai dan Kebijakan Mutu di KlinikPratama Bahagia
dipahami dan diterapkan dalam penyelenggaraan pelayanan di klinik oleh
32
seluruh karyawan klinik dan dikomunikasikan.
Ketiga : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimanamestinya.
Ditetapkan di : Jakarta
pada tanggal : 10 Maret 2018
KEPALA KLINIK PRATAMA BAHAGIA
RIZA AMBARI
Untuk mencapai visi tersebut, Klinik Pratama Bahagia menjalankan beberapa Misi berupa :
1. Meningkatkan mutu pelayanan yang berkualitas, inovatif sesuai dengan kemajuan ilmu
dan teknologi
2. Menyediakan SDM yang kompeten dan professional di bidangnya melalui program
pelatihan.
3. Menciptakan lingkungan kerja yang kondusif bagi tenaga kesehatan di klinik
4. Menciptakan lingkungan klinik yang aman dan nyaman bagi pengguna layanan
Untuk mewujudkan misi dan visi diatas, Klinik Pratama Bahagia mempunyai motto ”Sehat
bersama Bahagia”
Semua staf Klinik Pratama Bahagia telah berikrar untuk memberikan pelayanan kesehatan
dengan Tata Nilai BERAKSI:
1. BErsih : Perduli terhadap kebersihan diri dan lingkungan
2. RAmah : Memberikan pelayanan dengan senyum, sapa dan salam
3. Melayani dengan KaSIh: Bersedia mendengarkan keluhan pengguna layanan maupun
rekan kerja
ANDRIYANI DAMANIK
34
Lampiran 3 : Contoh Manual Mutu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Profil Klinik Pratama Pratama Bahagia
1.1 Gambaran Umum Klinik Pratama Bahagia
Klinik Pratama Bahagia didirikan pada tahun 1976 yang bermula dari Praktek
Bidan Perorangan kemudian berkembang menjadi klinik pratama. Lokasi Klinik
Pratama Bahagia adalah di Jl. Jengki No. 6C Rt 004/009 Kel. Kebon Pala Kec.
Makasar Jakarta Timur dengan luas lahan dan luas bangunan ±512 m2
35
7 Analis Kesehatan 1
8 Gizi 0
9 Asisten Apoteker 2
10 Apoteker 1
11 Rekam Medis 0
12 Administrasi Umum 6
Keamanan dan
13 5
Kebersihan
JUMLAH 28
“ Menjadi Klinik Pratama yang memberikan pelayanan bermutu dan terbaik se- DKI
Jakarta ”
Untuk mencapai visi tersebut, Klinik Pratama Bahagia menjalankan beberapa Misi berupa
5. Meningkatkan mutu pelayanan yang berkualitas, inovatif sesuai dengan kemajuan ilmu
dan teknologi
6. Menyediakan SDM yang kompeten dan professional di bidangnya melalui program
pelatihan.
7. Menciptakan lingkungan kerja yang kondusif bagi tenaga kesehatan di klinik
8. Menciptakan lingkungan klinik yang aman dan nyaman bagi pengguna layanan
Untuk mewujudkan misi dan visi diatas, Klinik Pratama Bahagia mempunyai motto
”Sehat bersama Bahagia”
Semua staf Klinik Pratama Bahagia telah berikrar untuk memberikan pelayanan kesehatan
dengan Tata Nilai BERAKSI:
36
1.2 Struktur Organisasi Klinik Pratama Bahagia
Gambar 1.2
Struktur Organisasi Klinik Pratama Bahagia
Kepala Klinik
Kepegawaian
Sarpras Usaha
37
38
3. Proses Pelayanan
I. Unit Pelayanan
a. Pelayanan Umum : Setiap Hari 24 Jam
b. Pelayanan Gigi : Senin & Jumat Jam 15.00 -19.00
Selasa, Rabu, Kamis Jam 11.00 – 15.00
c. Pelayanan Persalinan : Setiap Hari 24 Jam
d. Pelayanan Kebidanan : Setiap Hari Jam 08.00 – 21.00
e. Pelayanan Imunisasi : Senin Jam 17.00-19.00
Selasa Jam 09.00 -11.30
f. Baby Spa & Pijat Bayi : Setiap Hari Jam 09.00 – 17.00
B. Ruang Lingkup
Lingkup pedoman mutu ini disusun berdasarkan persyaratan standar akreditasi
Klinik yang meliputi persyaratan umum sistem manajemen mutu, tanggung jawab
manajemen, manajemen sumber daya (peningkatan SDM), sarana prasarana, sumber
dana, proses pelayanan yang meliputi dari upaya kesehatan masyarakat yang meliputi
Upaya Pelayanan dokter umum dan dokter gigi, kebidanan, Persalinan,
Laboratorium, Baby Spa.
C. Tujuan
Pedoman ini disusun sebagai acuan bagi Klinik dalam membangun sistem
manajemen mutu baik dalam penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan yang
akan diberlakukan di Klinik Pratama Pratama Bahagia.
2. Acuan :
a. Pedoman penyusunan dokumen akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama (FKTP) Tahun 2018
b. Standard Akreditasi Klinik tahun 2015
39
E. Istilah dan Definisi
1. Dokumen adalah informasi dan media pendukungnya
2. Efektivitas adalah tingkat realisasi kegiatan dan pencapaian hasil dari yang
direncanakan
3. Efisiensi adalah hubungan antara hasil yang dicapai dan sumber daya yang
dipakai
4. Kebijakan Mutu adalah maksud dan arahan secara menyeluruh sebuah
organisasi yang terkait dengan mutu seperti yang dinyatakan secara formal oleh
pemimpin puncak.
5. Kepuasan Pelanggan adalah persepsi pelanggan tentang derajat telah
dipenuhinya persyaratan pelanggan
6. Koreksi adalah tindakan meghilangkan ketidaksesuain yang ditemukan
7. Pelanggan adalah orang yang menerima produk
8. Pedoman Mutu adalah dokumen yang merincikan sistem manajemen mutu
suatu organisasi
9. Perencanaan Mutu adalah bagian dari manajemen mutu yang difokuskan ke
penetapan sasaran mutu dan merincikan proses operasional dan sumber daya
terkait yang diperlukan untuk memenuhi sasaran mutu.
10. Prasarana adalah sistem dari fasilitas, peralatan dan jasa yang diperlukan
untuk mengoperasikan sebuah organisasi.
11. Proses adalah kumpulan kegiatan saling terkait atau saling interaksi yang
mengubah masukan menjadi keluaran.
12. Rekaman adalah dokumen yang menyatakan hasil yang dicapai atau memberi
bukti pelaksanaan kegiatan
13. Rencana Mutu adalah dokumen yang berisi prosedur dan sumber daya yang
diperlukan, harus diterapkan oleh, siapa dan kapan pada suatu proyek, produk,
proses atau kontrak tertentu
14. Sistem Manajemen Mutu adalah sistem manajemen untuk mengarahkan dan
mengendalikan organisasi dalam hal mutu
15. Sistem Pelayanan adalah sistem pelayanan adalah panduan proses pelayanan
rawat jalan sehingga dapat memberikan pelayanan yang memenuhi persyaratan
pasien dan peraturan perundang-undangan
16. Tindakan Korektif adalah tindakan menghilangkan penyebab ketidaksesuaian
yang ditemukan atau situasi yang tidak dikehendaki
17. Tindakan Preventif adalah tindakan meghilangkan penyebab ketidaksesuaian
yang potensial atau situasi potensial lain yang tidak dikehendaki
18. KTD (Kejadian tidak diharapkan ) adalah Cedera atau hasil yang tidak sesuai
dengan harapan, yang terjadi bukan karena kondisi pasien tetapi oleh karena
penanganan klinis
19. KNC (kejadian nyaris cedera ) adalah terjadi jika hampir saja dilakukan
kesalahan dalam penanganan klinis, tetapi kesalahan tersebut tidak jadi
dilakukan.
20. KPC (Kejadian potensial cedera ) adalah Keadaan- keadaan tertentu dalam
pelayanan klinis berpotensi menimbulkan cedera.
21. KTC (kejadian tidak cedera ) adalah Penanganan klinis yang tidak sesuai
kadang tidak menimbulkan cedera.
22. PPI (Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi) adalah suatu upaya
kegiatan untuk meminimalkan atau mencegah terjadinya infeksi pada pasien,
petugas, pengunjung dan masyarakat sekitar Klinik.
40
BAB II
SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN
SISTEM PENYELENGGARAAN PELAYANAN
A. Persyaratan Umum
Klinik Pratama Bahagia menetapkan, mendokumentasikan, memelihara sistem
manajemen mutu sesuai dengan standar akreditasi Klinik. Sistem ini disusun untuk
memastikan telah diterapkannya persyaratan pengendalian terhadap proses-proses
penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat baik penyelenggaraan upaya Klinik
maupun pelayanan klinis, yang meliputi kejelasan proses pelayanan dan interaksi
proses dalam penyelenggaraan pelayanan, kejelasan penanggung jawab, penyediaan
sumber daya, penyelenggaraan pelayanan itu sendiri mulai dari perencanaan yang
berdasar kebutuhan masyarakat/pelanggan, verifikasi terhadap rencana yang
disusun, pelaksanaan pelayanan, dan verifikasi terhadap proses pelayanan dan
hasil-hasil yang dicapai, monitoring dan evaluasi serta upaya penyempurnaan yang
berkesinambungan.
B. Pengendalian Dokumen
Secara umum dokumen-dokumen dalam sistem manajemen mutu yang disusun
meliputi:
(1) dokumen level 1, dokumen kebijakan berupa SK;
(2) dokumen level 2, pedoman/manual/panduan;
(3) dokumen level 3, standard operational procedure;
(4) dokumen level 4, rekaman-rekaman sebagai catatan akibat pelaksanaan
kebijakan, pedoman, dan prosedur.
XX/BHG/SM/BLN/TH
Keterangan
xx : Nomor Urut Surat
SKEL : Surat Keluar
3) Distribusi Dokumen
1. Document control memperbanyak dokumen yang telah disahkan
sesuai kebutuhan
2. Document control membuat daftar distribusi dokumen dengan
menggunakan buku distribusi dokumen
3. Document control mendistribusikan dokumen kepada
penanggung jawab unit pelayanan yang ada di klinik.
d. Penarikan Dokumen
1. Document control menarik semua dokumen yang sudah direvisi
2. Document control memberi stempel pada dokumen yang telah
ditarik dengan stempel “KADALUARSA” dan disimpan selama
2 tahun
e. Penyimpanan Dokumen
1. Document control melakukan penyimpanan dokumen sesuai
dengan daftar induk dokumen
2. Document control melakukan update daftar induk dokumen
setiap ada penambahan dokumen
43
3. Penyimpanan dokumen akreditasi berdasarkan warna: warna
map Kuning untuk ADMEN, Map Hijau untuk UKP.
f. Pencarian Kembali
Pencarian kembali dilakukan dengan mengidentifikasi penomoran
dokumen akreditasi.
C. Pengendalian Rekaman
Rekam implementasi adalah dokumen yang menjadi bukti obyektif dari
kegiatan yang dilakukan atau hasil yang dicapai didalam kegiatan Klinik dalam
melaksanakan regulasi internal atau kegiatan yang direncanakan. Dokumen
implementasi yang dipersyaratkan oleh sistem manajemen mutu harus
dikendalikan.
1. Cara pengendalian
a. Kelayakan implementasi sebelum terbit
b. Penanggung jawab unit membuat atau mengusulkan rekaman
implementasi sesuai dengan kebutuhan masing-masing unit
c. Penanggungjawab unit melaporkan kepada Wakil Manajemen Mutu
2. Document Control melakukan penyimpanan rekaman implementasi.
44
BAB III
TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN
A. Komitmen Manajemen
Direktur Klinik Pratama Bahagia, dokter penanggung jawab,Penanggung
Jawab Manajemen Mutu dalam hal ini Kepala Personalia, seluruh Staff Klinik
Pratama Bahagia bertanggung jawab untuk melaksanakan semua ketentuan yang
ada pada manual mutu ini.
C. Kebijakan Mutu
Klinik Pratama Bahagia berkomitmen untuk memberikan pelayanan kesehatan
yang bermutu dan mudah dijangkau, memperhatikan keselamatan dan kepuasan
pasien serta menerapkan sistem manajemen mutu yang berkesinambungan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
45
F. Wakil Manajemen Mutu/Penanggung Jawab Manajemen Mutu
Kepala Klinik Pratama Bahagia menunjuk seorang penanggung jawab
manajemen mutu yang bertanggung jawab untuk mengkoordinir seluruh kegiatan
mutu di Klinik Pratama Bahagia yang meliputi:
1. Memastikan sistem manajemen mutu ditetapkan, diimplementasikan, dan
dipelihara
2. Melaporkan kepada direktur Klinik mengenai sistem manajemen mutu berjalan
sesuai yang diharapkan.
3. Memastikan kesadaran seluruh Staff Klinik Pratama Bahagia terhadap
kebutuhan dan harapan pelanggan/pasien
4. Sebagai penghubung dengan pihak luar dalam masalah yang berkaitan dengan
sistem manajemen mutu.
G. Komunikasi
1. Internal
Komunikasi internal dilakukan dengan cara pertemuan mini bulanan, rapat
program, diskusi dan koordinasi, Telepon, sms, memo/disposisi, WhatsApp, dan
email.
2. Eksternal
Dilakukan dengan cara pertemuan tiap bulan, penempatan kotak saran,
website,whatsapp.
46
BAB IV
TINJAUAN MANAJEMEN
A. Umum
1. Ruang Lingkup
Manual mutu ini mencakup pelaksanaan Tinjauan Manajemen dalam penerapan Sistem
Manajemen Mutu sesuai standar akreditasi Klinik. Pertemuan tinjauan manajemen adalah
proses evaluasi di Klinik Pratama Bahagia terhadap kesesuaian dan efektivitas penerapan
system manajemen mutu yang dilakukan secara berkala dan melibatkan berbagai pihak yang
terkait dengan operasional kegiatan organisasi.
2. Tujuan
Tujuan dilakukannya pertemuan tinjauan manajemen adalah untuk melakukan perbaikan
berbagai permasalahan yang terkait dengan mutu dan kinerja, serta penerapan system
manajemen mutu dan system pelayanan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan yang
ada di Klinik Pratama Bahagia. Kemudian permasalahan tersebut dibahas dan ditindak lanjuti.
Keberhasilan pertemuan tinjauan manajemen ini tergantung pada komitmen untuk melakukan
perubahan-perubahan dan perbaikan sesuai dengan apa yang direkomendasikan dan
kesepakatan yang dihasilkan dalam pertemuan.
4. Tanggung Jawab
a. Kepala Klinik Pratama Bahagia
1) Mengikuti Rapat Tinjauan Manajemen
2) Memberikan saran -saran perbaikan untuk peningkatan sistem manajemen mutu.
3) Menindak lanjuti hasil rekomendasi dari rapat tinjauan manajemen
47
4) Memastikan kesadaran seluruh karyawan terhadap kebutuhan dan harapan sasaran/
pelanggan.
c. Kepala Klinik, serta seluruh karyawan, menindak lanjuti hasil keputusan Rapat Tinjauan
Manajemen.
7. Kebijakan
Pimpinan Klinik Pratama Bahagia menetapkan dan melaksanakan Tinjauan Manajemen
sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun sekali dalam bentuk Rapat Tinjauan Manajemen dengan
cara: Menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur Tinjauan Manajemen untuk
memastikan kesesuaian dan efektivitas penerapan Sistem Manajemen Mutu.
48
3) Kinerja proses
Kinerja Proses harus sesuai dengan kebijakan dalam bentuk SK, pedoman mutu,
panduan, SOP, kerangka acuan kegiatan, standar, dan kriteria. Hasil pelayanan sesuai dengan
indicator mutu klinis dengan memperhatikan kebutuhan dan harapan pelanggan serta
mengutamakan keselamatan pasien.
8) Perubahan yang perlu dilakukan terhadap Sistem Manajemen Mutu/ Sistem Pelayanan
Kegiatan rapat tinjauan manajemen mutu yang telah dilakukan memberikan dampak
terhadap sistem manajemen mutu yang sudah ada, bila diperlukan perubahan dilakukan
perbaikan terhadap sistem manajemen mutu tersebut.
49
BAB V
MANAJEMEN SUMBER DAYA
F. Lingkungan Kerja
a) Klinik Pratama Bahagia menetapkan dan mengelola lingkungan kerja yang dibutuhkan
untuk mencapai kesesuaian dengan persyaratan pelayanan Klinik, antara lain :
1. Menetapkan bahwa lingkungan fisik didalam dan luar gedung Klinik merupakan
daerah bebas asap rokok, bersih, dan aman.
2. Pengelolaan instalasi listrik, air, ventilasi, gas medis, APAR, Genset dan non medis.
3. Pengelolaan limbah medis dan non medis
4. Mengelola lingkungan kerja dengan cara menerapkan prinsip 5R ( Ringkas, Rapi,
Resik, Rawat dan Rajin)
50
BAB VI
PENYELENGGARAAN PELAYANAN
51
- Dilakukan dengan mengukur / menilai kinerja klinis dengan menilai tergantung
jumlah pasien di Klinik tersebut. Juga dengan pengumpulan data kepuasan pelanggan
melalui kotak saran dan kuisioner.
- Dilakukan pengukuran tingkat kepatuhan terhadap pelaksanaan SOP melalui
pengadaan self assesment oleh tim audit internal.
- Dengan merujuk pada hasil rapat tinjauan manajemen mutu.
b. Pengukuran Pencapaian Sasaran Keselamatan Pasien
- Melakukan manajemen resiko yaitu mengidentifikasi resiko yang mungkin terjadi di
masing – masing unit layanan dan lingkungan Klinik untuk meminimalkan terjadinya
kecelakaan kerja baik terhadap pasien maupun pelayan medis.
c. Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien
- Membuat pelaporan manajemen resiko.
d. Analisis dan Tindak Lanjut
- Membuat pelaporan manajemen resiko.
e. Penerapan Manajemen Risiko
- Membuat pelaporan manajemen resiko.
52
BAB VII
PENUTUP
Dengan pembuatan pedoman manual mutu Klinik Pratama Bahagia ini, diharapkan
bahwa proses pelaksanaan sistem manajemen mutu dalam penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Perorangan yang akan diberlakukan di Klinik Pratama Bahagia dapat berjalan sesuai ketentuan
yang sudah dibuat bahwa pelayanan yang disediakan oleh Klinik Pratama Bahagia. Pelanggan
dilibatkan mulai dari identifikasi kebutuhan dan harapan, monitoring dan evaluasi serta tindak
lanjut pelayanan.
Seluruh petugas medis dan non medis diharapkan berkomitmen untuk
menyelenggarakan pelayanan yang berorientasi pada keselamatan pasien dan petugas, kepuasan
pelanggan, melakukan Pencegahan pengendalian Infeksi , dan melakukan perbaikan yang
berkesinambungan.
Akhirnya diharapkan sistem manajemen mutu yang diterapkan di Klinik Pratama
Bahagia akan senantiasa dapat terukur, akan selalu dimonitoring, sehingga dapat mengendalikan
berjalannya sistem, dapat terpelihara dan akan selalu disempurnakan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat.
53
Lampiran 4 : Contoh SOP
KLINIK PRATAMA
BAHAGIA No. Dokumen : SOP/015/BHG/V/19
SOP No. Revisi : 00
Tanggal terbit : 01 Juli 2019
Halaman : 2 halaman
1. Pengertian Kredensial adalah proses evaluasi oleh Klinik terhadap calon pegawai untuk
menentukan apakah seseorang tersebut layak diberi kewenangan dan mampu
menjalankan tugas tertentu dalam lingkungan klinik untuk suatu periode tertentu.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam memberikan kewenangan kepada calon pegawai sesuai
dengan kemampuan dan standar yang ditetapkan oleh Klinik Pratama Bahagia
3. Kebijakan 1. SK Kepala Klinik Pratama Bahagia Nomor 003 Tahun 2019 tentang
Penunjang Layanan Klinik
5. Prosedur
/Langkah-langkah
1. Bagian kepegawaian menerima berkas lamaran.
2. Bagian kepegawaian melakukan verifikasi terhadap berkas
kepegawaian.
3. Bagian kepegawaian membuat jadwal pelaksanaan kredensialing.
4. Bagian kepegawaian memberikan jadwal kredensialing kepada tim
kredensial.
5. Bagian kepegawaian memberikan informasi jadwal pelaksanaan
kredensialing kepada calon pegawai.
6. Tim kredensialing melakukan penilaian pada calon pegawai melalui
ujian tertulis, praktek, psikotest / wawancara.
7. Tim kredensialing menetapkan calon pegawai yang dinyatakan
memenuhi kualifikasi dan kompetensi.
8. Tim kredensialing memberikan rekomendasi hasil kredensial kepada
Kepala Klinik
9. Bagian kepegawaian menerima hasil keputusan kredensialing dari
Kepala Klinik.
10. Bagian kepegawaian menginformasikan hasil kredensial kepada calon
pegawai.
54
11. Bagian kepegawaian mengurus semua urusan administrasi dan
perjanjian kerjasama.
12. Bagian kepegawaian menerbitkan SK penetapan dan penempatan
pegawai baru sesuai dengan kompetensi yang dimiliki.
6. Bagan Alir
55