TIM AKREDITASI
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
ridho-Nya maka Buku Pintar Akreditasi SNARS Edisi 1 telah selesai.
Dalam Buku Pintar Akreditasi SNARS Edisi 1 ini berisikan tentang kebijakan panduan
dan prosedur yang berlaku di RSUD Pasar Rebo agar seluruh tenaga medis dan non medis
memahami dan melaksanakan standar yang berlaku serta mensosialisasikan secara ringkas
program-program Quality & Safety yang harus dilaksanakan oleh seluruh pegawai RSUD Pasar
Rebo, terutama yang berhubungan langsung dengan pelayanan pada pasien dan keluarganya.
Terima kasih tak terhingga kami ucapkan terhadap semua pihak yang telah berkontribusi
dalam penyusunan buku saku ini. Akhir kata, semoga Allah SWT selalu membantu membukakan
mata dan hati kepedulian kita kepada sesama.
PROGRAM NASIONAL
1. Penurunan angka kematian ibu dan bayi serta peningkatan kesehatan ibu dan bayi
PONEK ...................................................................................................................... 75
2. Penurunan angka kesakitan HIV / AIDS .................................................................. 76
3. Penurunan angka kesakitan TB .................................................................................. 77
4. Pengendalian resistensi antimikroba .......................................................................... 78
5. Pelayanan geriatri ...................................................................................................... 79
Tujuan Akreditasi :
✓ Meningkatkan Mutu Pelayanan RS dan melindungi keselamatan pasien rumah sakit;
✓ Meningkatkan perlindungan bagi masyarakat, sumber daya manusia di RS dan RS sebagai institusi;
✓ Mendukung program Pemerintah di bidang kesehatan; dan
✓ Meningkatkan profesionalisme RS Indonesia di mata internasional
Guna Akreditasi :
✓ Persyaratan perpanjangan izin operasional RS oleh pemerintah
✓ Persyaratan perpanjangan kerjasama dengan BPJS dan asuransi lain
✓ Persyaratan menjadi RS Rujukan
✓ Persyaratan menjadi RS Pendidikan
2 Apa yang perlu SNARS Ed 1 merupakan standar pelayanan berfokus pada pasien untuk meningkatkan mutu dan
diketahui pada keselamatan pasien dengan pendekatan manajemen risiko
Standar Nasional
Akreditasi Rumah Setiap elemen penilaian dilengkapi dengan (R) atau (D) atau (W) atau (O) atau (S) atau kombinasinya
Sakit (SNARS) yang berarti sebagai berikut :
Ed 1 ?
(R) = REGULASI, yang dimaksud dengan regulasi adalah dokumen pengaturan yang disusun oleh rumah sakit
yang dapat berupa kebijakan, prosedur (SPO), pedoman, panduan, peraturan direktur rumah sakit, ksan direktur
rumah sakit dan atau program.
(D) = DOKUMEN, yang dimaksud dengan dokumen adalah bukti proses kegiatan atau pelayanan yang dapat
berbentuk berkas rekam medis, laporan dan atau notulen rapat dan atau hasil audit dan atau ijazah dan bukti
dokumen pelaksanaan kegiatan lainnya
(O) = OBSERVASI, yang dimaksud dengan Observasi adalah bukti kegiatan yang didapatkan berdasarkan
hasil penglihatan/observasi yang dilakukan oleh surveior.
(S) = SIMULASI, yang dimaksud dengan Simulasi adalah peragaan kegiatan yang dilakukan oleh staf rumah
sakit yang diminta oleh surveior.
(W) = WAWANCARA, yang dimaksud dengan wawancara adalah kegiatan tanya jawab yang dilakukan oleh
surveior yang ditujukan kepada pemilik/representasi pemilik. Direktur rumah sakit, pimpinan rumah sakit,
profesional pemberi asuhan (PPA), staf klinis, staf non klinis, pasien, keluarga, tenaga kontrak dll
3. Bagaimana Metode Penilaian Meliputi :
Metode Penilaian Kebijakan Pra Survei
Akreditasi ? 1. Ijin Operasional masih berlaku
2. Direktur adalah tenaga medis
3. Rumah Sakit beroperasi penuh 24 jam
4. Mempunyai Izin Instalasi Pengelolaan Limbah Cair (IPLC)
Kebijakan survei
1. Wawancara dengan staf dan pasien
2. Pengamatan proses penanganan pasien secara langsung
3. Tunjauan terhadap kebijakan, prosedur, panduan praktek klinis, rekam medis, catatan
personel, kepatuhan terhadap perundang2an dan dokumen lain.
4. Tinjauan data peningkatan mutu dan keselamatan pasien, penilaian kinerja,
5. Pelaksanaan aktifitas telusur individu (mengevaluasi pengalaman perawatan)
6. Pelaksanaan aktivitas telusur terfokus terhadap sistem atau proses diseluruh
organisasi (mis pengendalian obat, pengendalian infeksi, limbah dan bahan
berbahaya, atau sistem yang rawan masalah, berisiko tinggi, bervolume tinggi/rendah
lainnya.
SURVEI H – 1
- Surveior sudah ada di hotel
- Pertemuan /Perkenalan Tim RS dengan surveior
- Siapkan LCD, prinet dan fasilitas internet
SURVEI HARI KE 1
1. Safety briefing, Indonesia Raya, sambutan direktur dan doa
2. Perkenalan dan pengarahan oleh KTS (Ketua Tim Survei)
3. Presentasi direktur ttg PMKP dan Prognas
4. Telaah Dokumen, akses aplikasi SISMADAK (siapkan komputer)
5. Manajemen telaah data medis dan keperawatan, telaah RM tertutup
6. Telusur :
a) Manajemen : Telusur Fasilitas dan Simulasi Code Red (bisa setiap hari).
b) Medis : Telusur ruang pelayanan pasien dan Code blue
c) Keperawatan : Telusur sistem PPI, MKE, MIRM, HPK & Code blue.
SURVEI HARI KE 2
1. Klarifikasi H1
2. Wawancara pemilik dan direktur (mutu dan keselamatan pasien, kewenangan pemilik,
laporan mutu dan kebijakan serta pengetahuan tentang PMKP)
3. Wawancara
a) Manajemen : TKRS, PKPO, MFK
b) Medis : PROGNAS
c) Perawatan : Telusur sistem PPI, SKP, MIRM,MKE dan HPK
SURVEI HARI KE 4
1. Klarifikasi H3
2. Telusur
a) Manajemen : sistem PKPO, PMKP, TKRS, MFK, KKS, pengawasan mutu
asuhan pelayanan
b) Medis : Ruang perawatan, Subjek penelitian, ARK, AP, PAP, PROGNAS
c) Perawatan : sistem PPI,, Pengawasan program penelitian, SKP, HPK, MKE,
MIRM
SURVEI HARI KE 5
1. Klarifikasi dan Masukan H4
2. Telaah KKS (diambil acak, bisa dilanjutkan simulasi Code Blue ata Code Red)
3. Telusur lanjutan
4. Exit conference
SURVEI H+1
- Koordinasi tim dan mengunggah laporan
- Akses SISMADAK sp H+3
6. Kegiatan Telusur 1. TELUSUR INDIVIDU
Apa yang dilakukan surveior :
- Mengikuti proses asuhan, tata laksana, dan pelayanan yang diberikan selama
berobat di RS (telaah RM).
- Mengkaji inter relasi antar disiplin dan antar departemen, antar program, antar
pelayanan atau unit, dan fungsi penting lainnya dalam asuhan pelayanan.
- Mengevaluasi kinerja proses yang relevan, denga fokus khusus pada integrasi da
koordinasi proses2 yang berbeda namun berkaitan.
- Usahakan pasien kelompok 5 diagnosis teratas atau Prognas.
- Atau pasien yang berkaitan dengan telusur sistem seperti sistem PPI dan farmasi.
- Atau pasien lintas program : pasien yang dijadwalkan tindak lanjut di rawat
jalan/puskesmas, pasien yg meninggalkan RS dari atau kedalam rangkaian
pelayanan, pasien yang mendapat asuhan dari mahasiswa ata residen atau pasien
protokol penelitian.
2. TELUSUR SISTEM
3. TELUSUR SISTEM KEFARMASIAN
4. TELUSUR SISTEM PPI
5. TELUSUR SISTEM MFK
6. TELUSUR KAMAR OPERASI
7. TELUSUR UNIT CSSD
8. TELUSUR ENDOSKOPI
9. dll
VISI : MISI :
1. Memberikan pelayanan spesialistik
“ Menjadi rumah sakit rujukan terbaik dalam pelayanan
yang terbaik;
spesialistik menuju jakarta kota maju dan sehat “. 2. Mengutamakan mutu dan keselamatan
pasien serta petugas;
TATA NILAI DI RSUD PASAR REBO : “RSPR” 3. Memberikan fasilitas pelayanan yang
1. RESPONSIF : adalah cepat tanggap dalam modern, aman, terintegrasi, efektif, dan
efisien;
memberikan pelayanan kesehatan pada pengunjung. 4. Meningkatkan sumber daya manusia
2. SINERGIS : adalah kerjasama antar setiap unsur di (SDM) yang professional di bidangnya;
lingkungan RSUD Pasar Rebo dalam memberikan 5. Menjadi rumah sakit pendidikan dan
penelitian berstandar internasional; dan
pelayanan prima sehingga meningkatkan
6. Menerapkan tata kelola yang
kepercayaan pengunjung. professional, akuntabel, dan transparan.
3. PROFESIONALISME : adalah disiplin dalam
melayani pengunjung demi menjaga kualitas jaminan FALSAFAH :
“ Melayani professional dengan sepenuh
pelayanan hati“.
4. RIDI : adalah rela hati / ikhlas dalam memberikan
pelayanan kesehatan. MOTTO :
“ Kami Peduli Kesehatan Anda “.
(TKRS)
Komite Etik & Komite Etik & KOMKORDIK Tim Farmasi &
Penelitian Hukum Terapi
Laporan adalah tindakan yang dilakukan untuk melaporkan kejadian atau insidn dari budaya
keselamatan. Laporan meliputi:
1. Perilaku yang tidak layak (inappropriate), contoh: memaki dengan kata kasar
2. Perilaku yang mengganggu (Dispruptive), contoh: Mengomentari pekerjaan teman didepan
pasien, raut muka yang kurang enak karena banyak pasien dll.
3. Perilaku yang melecehkan (harassment), contoh melayani pasien berdasarkan Ras
4. Pelecehan seksual, contoh : mengomentari perwat perempuan
Isi atau cek list sesuai dengan kejadian dan laporkan tindakan yang telah
dilakukan
No Jabatan Nama
Kepala Dinas Kesehatan Prov. DKI
1 dr. WIDYASTUTI, MKM
Jakarta
Wakil Kepala Dinas Kesehatan Prov.
2 Dra. KHAFIFAH ANY,Apt, MARS
DKI Jakarta
Tim Dewan Pengawas Rumah Sakit 1. Proft. Dr. dr. AMAL CHALIK SJAAF, SKM, Dr.PH
3 Umum Daerah dan Rumah Sakit Khusus 2. dr. AHMAD HARYADI, M.Sc
Daerah 3. DR. drg. SONYA PRIYADHARSINI, M.Si
No Jabatan Nama
1 Direktur dr. ISNINDYARTI, MKM
2 Wakil Direktur Pelayanan dr. DEWI R. ANGGRAINI, M.Kes, MPH
3 Kepala Bidang Pelayanan Medik dr. EKONUGROHO BUDHI PRASETYO
Kepala Instalasi Rawat Inap & Kamar
a dr. DJAMAL ABDUL MUIS, SH, MH
Bersalin
b Kepala Instalasi Rawat Jalan dr. ANCUS NAINGGOLAN
c Kepala Instalasi Bedah Sentral dr. DESRO RIVANI
d Kepala Instalasi Gawat Darurat dr. M. FAIZ SATRIA WIBOWO
e Kepala Instalasi Perawatan Intensif ─
4 Kepala Bidang Keperawatan NAPSIAH, S.Kep, Ners
a KSP Keperawatan Rawat Inap ROSMIATI, S.Kep, Ners
b KSP Keperawatan Rawat Jalan NINA HERLINA. S.Kep, Ners
KSP Keperawatan Rawat Intensif, IBS &
c EKI MANGGARWATI, S.Kep, Ners
IGD
5 Kepala Bidang Penunjang Medik dr. DESMA ERI, MARS
a Kepala Instalasi Radiodiagnostik dr. YENNI RAHMAWATI, Sp.Rad
b Kepala Instalasi Laboratorium dr. SUCI SETIAWATI, Sp.PK
c Kepala Instalasi Gizi IRA REVERAWATI, SKM
d Kepala Instalasi Penunjang Non Klinik IBNU UZAIL YAMANI, SKM, M.Kes
e Kepala Instalasi Rekam Medik INDRI WAHYUNI
f Kepala Instalasi Farmasi EKA MARTHA SARI, S.Farm, Apt.
6 Wakil Direktur Keuangan & Umum ─
7 Kepala Bagian Keuangan & Perencanaan drg. ENDAH PURWANINGTIAS, MARS
a KSP Perbendaharaan SUYATNO
b KSP Akuntansi & Pajak SUKI WANDOYO, SE, Ak
c KSP Anggaran & Perencanaan AHMAD MUSTAURID
d KSP Mobilisasi Dana ARI PUTERA NEGARA, SKM
e KSP Sistem Informasi Manajemen (SIM) ─
8 Kepala Bagian Sumber Daya Manusia BAMBANG MULDIYATNO, S.Sos, MARS
a KSP Kepegawaian SYAWALUDIN, SH
b KSP Pendayagunaan Pegawai GRACE TIARAMUDI RUKININGSIH, S.IP
Komite Mutu dan Keselamatan Pasien menentukan dan mengelola program peningkatan mutu dan
keselamatan pasien yang menjangkau seluruh unit kerja di rumah sakit.
Fokus area standar peningkatan mutu dan keselamatan pasien adalah :
1. Pengelolaan kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan pasien
2. Pemilihan, pengumpulan, analisis dan validasi data indikator mutu
3. Pelaporan dan analisis insiden keselamatan pasien
4. Pencapaian dan mempertahankan perbaikan
5. Manajemen risiko
Komite mutu dan keselamatan pasien menentukan prioritas peningkatan mutu dan keselamatan pasien
untuk RS berdasarkan high risk, high volume dan problem prone serta mendukung visi misi dan renstra rumah sakit.
INDIKATOR MUTU dipilih sebagai area prioritas yang akan diukur untuk seluruh Rumah sakit.
1 Angka Kelengkapan Pengkajian Awal Medis untuk Pasien Baru Rawat Inap < 24 jam 96%
2 Angka Kelengkapan Pengkajian Awal Keperawatan untuk Pasien Baru Rawat Inap < 24 jam 100%
3 Pemberian ASI Exclusif selama Bayi Baru Lahir di Rumah Sakit 100%
4 Saran Konseling Berhenti Merokok pada pasien gagal Jantung 100%
5 Insiden kesalahan setting program hemodialisa 0
6 Ketersediaan obat & alat kesehatan emergency di ruang Resusitasi IGD 100%
7 Angka pelaporan laboratorium kritis untuk analisa gas darah dan elektrolit 90%
8 Tidak adanya kejadian salah penyerahan darah transfusi 100%
9 Pemeriksaan ulang radiologi ≤ 10‰
10 Ketidaksesuaian diagnosa pre operasi dan pasca operasi < 10%
11 Angka penundaan operasi ≤ 5%
12 Kelengkapan Asesmen pre anestesi 80%
13 Kelengkapan pengisian rekam medis rawat jalan 24 jam setelah selesai pelayanan rawat jalan 100%
14 Tidak adanya angka kesalahan pemberian obat (medication Error) 100%
15 Kesesuaian penulisan resep terhadap Formularium Nasional 90%
16 Infeksi aliran darah (IAD) < 10 ‰
17 Ventilator asociated pneumoni (VAP) < 10 ‰
18 Infeksi saluran kemih (ISK) < 10 ‰
19 Angka Phlebitis <9%
20 Angka Infeksi Daerah Operasi (IDO) <2%
21 Pasien yang kembali ke Instalasi pelayanan intensif (ICU) dengan kasus yang sama < 72 jam ≤2
22 Kelengkapan pengisian pengkajian formulir KIE 80%
23 Kelengkapan pengisian daftar tilik transfusi darah pada pasien yang membutuhkan pelayanan
100%
transfusi darah
Risiko yang teridentifikasi dan dapat segera ditangani harus segera diambil
langkah penanganannya (lihat grading risiko dibawah)
Bila terjadi kejadian Sentinel harus dibuar Root cause analysis (RCA), tidak lebih
dalam 45 hari setelah kejadian.
NO PERTANYAAN JAWABAN
1. Apa yang anda ketahui Kualifikasi dan Kompetensi Staf adalah persyaratan pendidikan, kompetensi,
tentang Kualifikasi dan kewenangan, ketrampilan, dan pengalaman Staf untuk memenuhi kebutuhan
Kompetensi Staf (KKS) memberikan asuhan kepada pasien. Setiap staf mempunyai tanggung jawab
sesuai dengan uraian tugas dan fungsinya, dalam hal ini kompetensi dan
?
kewenangannya menjadi dasar dalam menentukan penempatan, uraian pekerjaan
dan kreteria untuk evaluasi kinerja staf.
Kelengkapan KKS ini meliputi :
1. STR
2. SIP
3. SPK
4. RKK
5. Ijazah
6. Sertifikat Pelatihan
2. Apa yang anda ketahui Orientasi Pegawai adalah Suatu kegiatan yang dilakukan untuk memperkenalkan
tentang Orientasi pegawai baru pada pekerjaan dan instansi (rumah sakit) tempatnya bekerja agar
Pegawai ? mereka mengetahui dengan benar segala sesuatu tentang rumah sakit serta
memahami tanggung jawab pekerjaan klinis atau non klinis untuk mencapai misi
rumah sakit.
NO PERTANYAAN JAWABAN
1. PROSEDUR EVAKUASI
1. Tetap tenang, jangan panik, jangan berlari, ikuti petunjuk arah evakuasi atau dari petugas evakuasi
2. Jangan mencoba mengambil barang yang tertinggal
3. Lepaskan sepatu hak tinggi
4. Gunakan tangga darurat terdekat menuju jalur evakuasi
5. Jangan gunakan lift, lift tidak bekerja sewaktu alarm berbunyi
6. Jalan merangkak menuju tangga darurat, bila lorong dipenuhi asap
7. Tutup hidung dan mulut dengan saputangan atau tissue yang telah dibasahi air guna menghindari dari
kemungkinan menghirup zat-zat beracun
8. Keluar menuju tempat berhimpun di halaman rumah sakit
JALUR EVAKUASI
❖ Gas Medik berjalan menuju arah barat, belok kanan ke arah utara, kemudian belok kanan menaiki
tangga darurat menuju lobby lantai 1 gedung lama menuju halaman luar / lapangan upacara dan
halaman gedung baru.
❖ IPSRS berjalan menuju arah lapangan depan gedung parkir baru/belok kanan menuju lobby lantai 1
gedung FO menuju halaman luar / lapangan upacara.
❖ Logistik, koperasi berjalan lurus keaarah lapangan upacara depan gedung FO..
❖ Laundry berjalan lurus ke arah timur menaiki ram menuju lobby lantai 1 gedung lama menuju halaman
luar / lapangan upacara dan halaman gedung baru.
❖ Gedung D, Berjalan kearah ram menuruni ram dan keluar melewati jalur luar depan IGD menuju Lobby
lantai 1 gedung Lantai 8 barat berjalan lurus ke arah barat menuju tangga darurat, kemudian menuruni
tangga darurat menuju lobby lantai 1 gedung lama menuju halaman luar / lapangan upacara dan
halaman gedung baru
❖ Gedung Parkir, Berjalan Keluar menuju gedung melewati tangga darurat menuju halaman depan
gedung. Bila diperlukan evakuasi lebih lanjut, bisa evakuasi menuju ke Gedung FO Menuju halaman
luar/lapangan upacara
2. Bagaimana prosedur penggunaan APAR?
Prosedur penggunaan APAR: INGAT !!! “P-A-S-S”
P : Pull → tarik atau cabut pengaman APAR dalam posisi jongkok dan lakukan pengujian tekanan
APAR
A : AIM → arahkan ujung selang ke dasar api, jaga jarak ± 2,5 meter dari api
S : SQUEESE → tekan tuas APAR
S : SWEEP → kibas - kibas arah semprotan ke dasar api jangan melawan arah angin
3. Pasang tanda bahaya dan isolasi untuk mengkarantina daerah bahaya dengan safety line;
4. Persiapkan air bersih, kantong plastik bening, sekop dan sapu kecil, bahan penyerap (kertas / tissue /
bahan majun bekas / pasir) dan larutan detergen;
5. Lakukan penyerapan tumpahan :
- Apabila tumpahan bahan kimia dalam bentuk cair dapat menggunakan bahan penyerap (kertas / tissue
/ bahan majun bekas / pasir);
- Apabila tumpahan bahan kimia berbentuk serbuk dapat menggunakan bahan penyerap (bahan majun
bekas) yang dibasahi terlebih dahulu untuk mengikat tumpahan;
- Apabila terdapat pecahan gunakan penjepit untuk mengambil pecahan, buang pecahan ke dalam
wadah limbah kardus anti bocor dan sisa pecahan yang kecil dibersihkan menggunakan sekop dan
sapu kecil;
- Ulangi penyerapan hingga permukaan paparan dalam kondisi bersih, buanglah bahan penyerap ke
dalam kantong plastic bening dan lakukan pembersihan larutan detergen;
- Lakukan pekerjaan dengan cepat, tapi hati-hati, untuk menghindari kontaminasi langsung;
- Limbah tumpahan bahan kimia yang masuk ke dalam kantong plastic bening yang sudah diikat dan
dimasukkan ke sulo warna kuning dan dibuang ke tempat pembuangan sementara (TPS) dimasukkan
ke dalam ruang limbah B3 non infeksius;
- Buat pelaporan ke unit K3L dengan penggunaan formulir laporan insiden K3.
NO PERTANYAAN JAWABAN
Apakah Aplikasi yang
Sistem pendaftaran rawat inap dan rawat jalan berbasis SIM RS yang
1 digunakan SIM Rumah
menggunakan aplikasi Microsoft Visual Foxpro
Sakit
Bagaimana Cara Dalam membangun sistem informasi RS melibatkan PPA ( Profesional
2 Membangun Sistem Pemberi Asuhan ) dan Kepala Bidang / Divisi dan Unit Pelayanan
Aplikasi Rumah Sakit
PPI
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
NO PERTANYAAN JAWABAN
1. Bagaimana pemilahan Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit telah
sampah medis infeksius menetapkan pemisahan sampah medis dan non medis
dan non infeksius/benda
tajam/cair ? • Sampah medis infeksius dibuang di tempat sampah berkantung plastik
kuning
• Sampah medis non infeksius dibuang di tempat sampah berkantung
plastik hitam
• Sampah benda tajam dan jarum dibuang ke safety box yaitu tempat
sampah khusus yang tidak dapat tembus (puncture proof) dan tahan
bocor
• Limbah cair dibuang di spoelhok atau kloset.
2. Apakah RS menerapkan Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit telah
pemisahan pasien menetapkan pemisahan pasien infeksius dan non infeksius.
infeksius dan non Sesuai dengan SPO perawatan pasien di ruang isolasi infeksi. Pasien
infeksius? ditempatkan sesuai dengan sumber infeksi, apakah lewat kontak, airborne,
dan droplet.
3. Apa itu APD ? APD adalah alat pelindung diri yang diperlukan untuk digunakan ketika
bekerja dengan darah atau cairan tubuh, bahan kimia berbahaya atau bahan
lain dan peralatan yang dapat membahayakan karyawan. APD dapat
termasuk sepatu boot, tutup kepala, gaun pelindung, masker, kacamata/
pelindung mata dan sarung tangan.
Tutup2.kepala
Gaun3.pelindung t‘
• 1
Menutupi badan dari leher hingga lutut,lengan sampai
pergelangan tangan dan menyelimuti sampai ke
belakang pinggang
,
4.
Masker
Kaca5.
mata atau pelindung wajah
sampai pas.
6. tangan
Sarung
SKP
SASARAN KESELAMATAN PASIEN
No PERTANYAAN JAWABAN
1 Apa yang Anda Ada 6 Sasaran Keselamatan Pasien di rumah sakit :
ketahui tentang (Peraturan Menteri Kesehatan RI No11 TAHUN 2017 )
SASARAN 1. Mengidentifikasi Pasien dengan Benar
KESELAMATAN 2. Meningkatkan komunikasi yang efektif;
PASIEN di rumah 3. Meningkatkan keamanan obat yang perlu diwaspadai (High Alert);
sakit? 4. Terlaksananya proses tepat-lokasi, tepat-prosedur,tepat-pasien operasi;
5. Dikuranginya risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan ; dan
6. Mengurangi risiko cedera karena pasien jatuh.
SASARAN I :
MENGIDENTIFIKASI PASIEN DENGAN BENAR
Bagaimana cara kita Bentuk Identitas pasien terdiri dari 3 hal meliputi :
1 melakukan Proses - Nama pasien sesuai KTP
identifikasi pasien? - Tanggal lahir pasien (tanggal, bulan dan tahun)
- Nomor rekam medik
Untuk identifikasi positif minimal menggunakan 2 dari 3 hal yaitu NAMA dan
TANGGAL LAHIR yang disesuaikan dengan tanda pengenal resmi / gelang pasien.
Setiap pasien yang masuk rawat inap dipasangkan gelang identitas pasien.
BIRU MUDA untuk pasien laki-laki
MERAH MUDA untuk pasien Perempuan
Bentuk Identifiasi digunakan di semua area layanan rumah sakit (rawat jalan, rawat
inap, unit darurat, kamar operasi, unit diagnostik dll)
2 Kapan dilakukan Proses identifikasi pasien dilakukan pada saat terkait intervensi pasien :
proses identitas Misalnya :
pasien? - Sebelum pemberian obat dan diet
- Sebelum pemberian darah dan produk darah
7. Bagaimana PENANDAAN
PENANDAAN dan • Penandaan obat “HIGH ALERT” dilakukan pada setiap satuan terkecil yang ada
PENYIMPANAN ditiap penyimpanan.
OBAT HIGH ALERT • Penempelan stiker high alert tidak boleh menutupi nama obat, kekuatan sediaan
obat, dan expired date obat high alert.
• Beberapa macam stiker high alert yang ada di RSUD Pasar Rebo:
- Stiker high alert yang memanjang untuk ampul
- Stiker high alert yang bulat untuk di kemasan obat lainnya misal elektrolit
konsentrat. Khusus untuk elektrolit konsentrat harus ditempel stiker
“Perhatian!!! Harus diencerkan”.
• Penulisan obat LASA pada wadah obat dilakukan dengan cara menggunakan
huruf capital untuk huruf-huruf yang membedakan. Sebagai contoh glucoBAY
dengan glucoDEX
PENYIMPANAN
a. Obat-obat high alert dilarang disimpan di unit pelayanan pasien seperti
poliklinik, ruang rawat inap, dan nurse station kecuali jika di butuhkan secara
klinis dan harus di beri label “HIGH ALERT” yang jelas, dan disimpan pada
area yang dibatasi (Restricted) seperti didalam troli emergensi.
b. Obat-obat High Alert yang bersifat life saving dapat disimpan pada :
1) Gudang Farmasi
2) Apotik/depo Farmasi
3) Ruang Rawat Intensif seperti ICU, CVCU, HCU, PICU dan NICU
4) Instalasi Gawat Darurat (IGD)
5) Instalasi Bedah Sentral (IBS)
6) Troli Emergensi di setiap ruangan
c. Elektrolit konsentrat hanya dapat disimpan di Gudang Farmasi dan Depo/Apotik
Farmasi.
d. Elektrolit konsentrat tidak berada di unit pelayanan rawat inap dan nurse station
kecuali jika dibutuhkan secara klinis (sesuai resep dokter) dan harus diberi stiker
“HIGH ALERT Double Check” serta stiker “Perhatian!!! Harus diencerkan”.
Dan disetiap unit pelayanan rawat inap maupun intensif harus terdapat “Daftar
Standar Pengenceran Elektrolit Konsentrat”.
e. Obat-obat narkotika hanya dapat disimpan pada :
1) Gudang Farmasi
2) Apotik/depo Farmasi
SASARAN IV
MEMASTIKAN LOKASI PEMBEDAHAN YANG BENAR, PROSEDUR YANG BENAR, PADA PASIEN
YANG BENAR
1 Apakah tujuan Sasaran Untuk mencegah salah operasi, salah sisi dan salah pasien
ke IV ini? Dilakukan Prosedur yang Seragam pada pasien operasi/tindakan invasive :
• Penandaan (mark site) ditempat operasi
• Proses verifikasi praoperatif
• Proses time out sebelum insisi kulit dimulai
2 Bagaimana prosedur Penandaan daerah operasi/tindakan invasive :
penandaan lokasi • Dilakukan oleh Operator/orang yang akan melakukan tindakan
operasi (mark site) di • Penandaan area operasi dilakukan sebelum pasien dibawa keruang operasi (Ruang
RS ini? rawat inap,IGD) dapat juga dilakukan di ruang persiapan atau sebelum pasien
dilakukan pembiusan
• Penandaan area operasi dilakukan saat pasien sadar dan terjaga (jika mungkin)
serta harus masih terlihat setelah pasien sadar.
Tujuan :
1. Memastikan bahwa semua dokumen, foto rontgen, hasil pemeriksaan yang relevan
tersedia, diberi label dan tersaji.
2. Memastikan tersedia peralatan medik khusus dan/implant yang dibutuhkan.
3. Memastikan ketepatan lokasi, prosedur dan pasien.
➢ Nama prosedur,
➢ Kelengkapan jumlah instrument, kasa, jarum harus lengkap.
➢ Memasang label specimen,
➢ Masalah peralatan yg harus ditangani.
➢ Perhatian khusus yang harus diperhatikan untuk pemulihan pasien.
1 Apakah HAND adalah suatu prosedur tindakan membersihkan tangan dengan sabun/antiseptic
HYGIENE dibawah air mengalir (handwash) atau dengan larutan berbasis alkohol (handrub)
Tujuan melakukan hand hygiene adalah memutus transmisi mikroorganisme melalui
tangan
Tips: Setiap langkah dalam 4 hitungan dan semua cincin, gelang dan jam tangan
dilepas.
Semua petugas di rumah sakit termasuk dokter melakukan kebersihan tangan pada 5
MOMEN yang telah ditentukan, yakni :
• Sebelum kontak dengan pasien
• Sebelum tindakan asepsis
• Sesudah tindakan aseptik dan atau terkena cairan tubuh pasien
• Sesudah kontak dengan pasien
• Sesudah kontak dengan lingkungan sekitar pasien
Semua petugas dirumah sakit diluar pelayanan wajib melaksanakan 6 langkah hand
hygiene sesuai indikasi
Pada saat melakukan cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir maka gerakan
6 langkah cuci tangan dilaksanakan pada saat menggosok sabun dan membilas tangan
dibawah air mengalir
1 Apa yang harus Menilai dan menilai kembali risiko jatuh pada setiap pasien, termasuk potensi risiko
dilakukan untuk yang terkait dengan jenis pengobatan pasien dan mengambil tindakan untuk
mengurangi risiko mengatasi setiap risiko yang terindentifikasi.
bahaya pasien akibat • Gunakan formulir Penilaian risiko jatuh pada saat pasien masuk dan
jatuh? berkelanjutan.
• Memulai rencana perawatan untuk mengurangi risiko jatuh dengan melibatkan
pasien dan keluarga (edukasi dan menjaga lingkungan)
Kategori
Resiko rendah : 7 -11
Resiko Tinggi : ≥ 12
Kategori :
Risiko tinggi = ≥ 45
Risiko sedang = 25 – 44
Risiko rendah = 0 – 24
Nilai
Tingkat Resiko Skor
Skor
Gangguan gaya berjalan (diseret, menghentak, berayun) 4
Pusing/pingsan pada posisi tegak 3
Kebingungan setiap saat 3
Nokturia/Inkontinen 3
Kebingungan setiap saat 2
Kelemahan umum 2
Obat-obat beResiko tinggi
(diuretik, sedatif, narkotik, antipsikotik, laksatif,
vasodilator, anti aritmia, anti hipertensi, obat hipoglikemik, 2
antidepresan, neuroleptik, NSAID)
Riwayat jatuh dalam waktu 12 bulan sebelumnya 2
Osteoporosis 1
Gangguan pendengaran dan atau penglihatan 1
Usia 70 tahun keatas 1
Kategori :
Risiko tinggi = ≥ 4
Risiko rendah = 1-3
Bila hasil pengkajian ada risiko jatuh dipasang kancing kuning /dan segitiga kuning, lalu dilakukan edukasi
kepada pasien dan keluarga.
AP PAB
Pengumpulan data klinis, dianalisis ..>
Diagnosis Awal EDUKASI
ARK PAP PASIEN &
KELUARGA
FOKUS PADA :
1. SKRINING UNTUK ADMISI KE RS
2. ADMISI RS
3. KESINAMBUNGAN PELAYANAN
4. PEMULANGAN DARI RS (DISCHARGE) DAN TINDAK LANJUT
5. RUJUKAN PASIEN
6. TRANSPORTASI
ASUHAN PASIEN – RAWAT INAP
NO PERTANYAAN JAWABAN
1. Apakah yang dimaksud yaitu kajian untuk mengidentifikasi kebutuhan pasien dan untuk memulai
dengan ASESMEN proses pelayanan kesehatan terhadap pasien.
PASIEN ? Asesmen awal memberi informasi untuk :
- Memahami pelayanan apa yang dicari pasien
- Memilih jenis pelayanan yang terbaik bagi pasien
- Menetapkan diagnosis awal
- Memahami respon pasien terhadap pengobatan sebelumnya
Kebijakan Asesmen
➢ Asesmen awal merupakan pengkajian yang dilakukan petugas kesehatan
saat pertama kali bertemu.
➢ Asesmen lanjutan bertujuan untuk memonitor hasil pelaksanaan rencana
pelayanan/pengobatan dan membuat rencana pelayanan/pengobatan
selanjutnya
Hasil tes kritis segera diinfokan oleh petugas lab kepada dokter atau perawat
yang mengirimkan sampel untuk ditindaklanjuti dan dicatat dalam lembar
CPPT.
9. Bagaimana prosedur Pengkajian rasa nyeri menggunakan :
pengkajian nyeri di rumah - Neonatal Infants Pain Scale (NIPS) untuk usia < 1 tahun,
sakit? - FLACCS untuk usia 1-3 tahun,
- Wong Baker Faces Rating Scale untuk usia > 3 tahun dan
- Numeric Scale untuk dewasa.
- Comfort Scale digunakan pada pasien bayi, anak, dan dewasa di
ruang rawat intensif / kamar operasi / ruang rawat inap yang tidak
dapat dinilai menggunakan cara-cara diatas.
SKOR 0 : Tidak nyeri 1-2 : nyeri ringan 3-4 : nyeri sedang > 4 : nyeri hebat
FLACSS
KATEGORI PARAMETER
0 1 2
WAJAH Tidak ada ekspresi Sesekali meringis atau Sering untuk cemberut
tertentu atau senyum mengerutkan kening konstan,rahang,ditarik,tidak
tertarik bergetar dagu.
KAKI Normal posisi atau Tidak nyaman, Menendang, atau kaki
santai gelisah, tegang disusun
ACTIVITAS Berbaring dengan Menggeliat, Melengkung, kaku
tenang, posisi normal, menggeser maju
bergerak dengan mudah mundur, tegang
MENANGIS Tidak ada teriakan Erangan atau Menangis terus, teriakan
(terjaga atau tertidur) rengekan, keluhan atau isak tangis;sering
sesekali keluhan
CONSOLABILITAS Konten, santai Diyakinkan oleh Sulit untuk konsul atau
menyentuh sesekali, kenyamanan atau sedang
memeluk berbicara;distractable
SKOR 0 : Tidak Nyeri 1-3 : Nyeri ringan 4-6 : Nyeri sedang 7-10 : Nyeri hebat
b. Sedasi adalah:
Anestesi dimana obat diberikan untuk menenangkan pasien dalam suatu
periode yang dapat membuat pasien cemas, tidak nyaman atau gelisah.
Sering kali diberikan pada pasien segera sebelum pembedahan atau
selama prosedur medis yang tidak nyaman. Sedasi menggunakan obat-
BROMAGE SCORE
SKOR KRITERIA
0 Dapat mengangkat tungkai bawah
1 Tidak dapat menekuk lutut, tetapi dapat mengangkat kaki
2 Tidak dapat mengangkat tungkai bawah, tetapi dapat
penekuk
3 Tidak dapat mengangkat kaki sama sekali
Skor ≤ 2 Pasien Boleh Pindah Ke Ruangan
Pada regional anestesi, pemindahan pasien ke ruangan berdasarkan
Bromage score.
STEWARD SCORE
1 Kesadaran Bangun 2
Tidak gerak 0
b. Time Out:
Dilakukan di kamar operasi sesaat sebelum insisi secara verbalisasi
meliputi konfirmasi identitas pasien,jenis operasi, penandaan area
operasi, penayangan pemeriksaan penunjang , pemberian antibiotika
profilaksis bila diperlukan, perkiraan lama operasi.antisipasi kehilangan
darah, keseterilan alat.
c. Sign Out :
Dilakukan setelah operasi selesai dan sebelum pasien meninggalkan
ruang operasi, tindakan benar, kelengkapan kasa dan alat tajam,
specimen, peninjauan kembali kegiatan.
1. Apa Kepanjangan PAB Kepanjangan PAB adalah Pelayanan Anestesi dan Bedah.
2. Apa saja jenis Alat Pelindung Alat Pelindung Diri (APD) di Kamar Operasi, meliputi:
Diri (APD) di Kamar Operasi? a. Memakai pakaian khusus kamar operasi
b. Memakai topi dan masker
c. Memakai sepatu bot untuk operasi
d. Memakai kaca mata/ gugle
e. Memakai apron
3. Bagaimana Pengelolaan Limbah Ketentuan Pengelolaan Limbah di Kamar Operasi:
di Kamar Operasi? a. Petugas menggunakan Alat Pelindung Diri (APD), seperti: sarung
tangan dan masker saat membuang limbah.
b. Pengelolaan limbah di kamar operasi, tergantung jenis limbahnya,
antara lain:
1) Limbah padat:
a) Berupa alat kesehatan bekas pakai: dimasukkan ke dalam
wadah (ember) yang telah dilapisi oleh kantung plastik.
b) Berupa Jaringan anggota tubuh ditempatkan dalam kantong/
tempat tertutup yang selanjutnya diserahterimakan kepada
keluarga bila memungkinkan.
2) Limbah Jarum dan benda tajam lainnya, dimasukkan ke dalam
safety box (box khusus pembuangan benda tajam).
3) Limbah cair (darah atau cairan tubuh pasien operasi non infeksius)
dimasukkan ke dalam wadah (tabung suction)
4) Kantong plastik limbah dijaga agar tidak bocor dan selalu tertutup.
5) Kantong plastik di ikat rapi untuk limbah yang dimusnahkan
selanjutnya dibawa ke tempat pengolahan limbah medik di Rumah
sakit oleh petugas cleaning service/ House Keeping.
C. SASARAN: SECURITY
1. Apa Kepanjangan PAB Kepanjangan PAB adalah Pelayanan Anestesi dan Bedah.
NO PERTANYAAN JAWABAN
1. Apakah kebijakan Pelayanan 1. Pemberian pelayanan asuhan kepada semua pasien dilaksanakan secara
Pasien di RSUD Pasar Rebo seragam di seluruh RS sebagai berikut:
a. Akses asuhan dan pengobatan yang memadai dan diberikan oleh
PPA yang kompeten tidak bergantung pada hari setiap minngu atau
waktu setiap hari (3 shif dalam 24 jam dan 7 hari}
b. Pelayanan anestesi yang seragam
Perlindungan
keamanan dan HPK/Clinical
keselamatan pasien Trial
dan barang milik Inform komplain
pasien consent
Donasi organ/
Pulang APS End of Life transplantasi
Second
Perlindunngan
General opinion
privasi dan
consent Edukasi HPK DN
rahasia pasien
R
PASIEN DATANG
PELAYANAN FOKUS PASIEN : HPK PASIEN PULANG
Tindakan/
prosedur RISTI Edukasi
Asesmen awal Rencana
Skrining/ Rencana pulang
asuhan
registrasi Ringkasan Pulang
Lab, Penjelasan rencana pelayanan
Rad termasuk hasil yang tidak
diharapkan
Pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat merupakan komponen yang penting dalam pengobatan simtomatik,
preventif, kuratif, paliatif, dan rehabilitatif terhadap penyakit dan berbagai kondisi, serta mencakup sistem dan
proses yang digunakan rumah sakit dalam memberikan farmakoterapi kepada pasien. Pelayanan kefarmasian
dilakukan secara multidisiplin dalam koordinasi para staf di rumah sakit
Rumah sakit mengatur tata kelola penyimpanan obat high alert yang baik, benar, aman dan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Rumah sakit menerapkan prinsip rancang proses yang efektif, implementasi dan peningkatan mutu terhadap
seleksi, pengadaan, penyimpanan, peresepan atau permintaan obat atau instruksi pengobatan, penyalinan
(transcribe), pendistribusian, penyiapan (dispensing), pemberian, pendokumentasian, dan pemantauan terapi obat.
Praktik penggunaan obat yang tidak aman (unsafe medication practices) dan kesalahan penggunaan obat (medication
errors) adalah penyebab utama cedera dan bahaya yang dapat dihindari dalam sistem pelayanan kesehatan di seluruh
dunia. Oleh karena itu, rumah sakit diminta untuk mematuhi peraturan perundang-undangan, membuat sistem
pelayanan kefarmasian, dan penggunaan obat yang lebih aman yang senantiasa berupaya menurunkan kesalahan
pemberian obat.
Obat Look Alike and Sound Alike (LASA) merupakan obat-obatan yang terlihat bentuknya mirip atau obat-
obatan yang kedengarannya mirip atau dalam istilah bahasa indonesia disebut dengan NORUM (Nama Obat Rupa
dan Ucapan Mirip).
c. Perawat melakukan pengecekan ganda (double-check) oleh dua perawat yang berbeda terhadap semua obat
high alert sebelum diberikan kepada pasien menggunakan metode 7 benar (benar pasien, benar obat, benar
dosis, benar waktu pemberian, benar rute pemberian, benar informasi dan benar dokumentasi).
d. Obat-obat high alert yang terdapat pada cairan infus harus dipastikan:
• Ketepatan kecepatan pompa infus
• Jika obat lebih dari satu, tempelkan label nama obat pada syringe pump/infusan dan disetiap ujung jalur
selang
e. Setiap kali pasien pindah ruang rawat, perawat pengantar menjelaskan kepada perawat penerima pasien bahwa
pasien mendapatkan obat high alert.
a. Obat emergency adalah : Obat yang dibutuhkan pada saat keadaan darurat, obat harus selalu tersedia
dengan kondisi yang baik, karena itu jika obat emergency rusak atau kadaluarsa harus segera diganti.
b. Troli Emergensi adalah tempat disimpannya obat-obat yang bersifat life saving dan bahan medis habis
pakai yang dapat menunjang tindakan kegawat daruratan.
c. Petugas farmasi memeriksa troli emergensi di pagi hari dan perawat memeriksa troli emergensi setiap
pergantian shift.
d. Perawat yang menggunakan obat emergensi, wajib menuliskan jenis obat yang digunakan, jumlah dan
nama pasien pada formulir pemakaian obat emergensi.
e. Perawat melakukan konfirmasi segera saat pemakaian troli emergensi kepada petugas farmasi, di luar jam
kerja farmasi rawat inap, ke pelayanan farmasi rajal 24 jam lantai 2, maksimal 2 jam dari obat diambil dari
troli emergensi.
f. Petugas farmasi mengisi troli emergensi segera mungkin sesuai dengan jumlah obat yang dipakai dan
memeriksa kembali expired date dari tiap-tiap obat.
g. Petugas mencatat pengisian pada formulir pemakaian dan pengisian obat emergensi dengan cara sebagai
berikut:
1) Pemakaian Obat Emergensi
- Perawat menulis tanggal, jam dan nomor seri kunci saat pengambilan obat/alkes dalam troli
emergensi.
- Perawat mencatat nama obat yang diambil dan jumlahnya.
- Perawat membubuhkan tanda tangan pada formulir pemakaian dan pengisian obat emergensi
2) Pengisian Obat Emergensi
- Petugas farmasi menulis tanggal, jam dan nomor seri kunci saat pengisian obat/alkes dalam troli
emergensi.
- Petugas farmasi menulis nama obat yang diisi dan jumlahnya sesuai pemakaian di troli emergensi.
3. VAKSIN
a. Untuk vaksin hidup (Polio oral, BCG, Campak, MMR dan Varicella) disimpan pada suhu antara 2-8° C,
diatas suhu 8° C vaksin hidup akan cepat mati, sedangkan pada suhu dibawah 2° C vaksin beku hidup
potensinya masih tetap baik.
b. Untuk Vaksin Mati (DPT, Hib, Pneumokokus, Typoid, Infulenza, Meningokokus, Polio inaktif) disimpan
antara suhu 2-8 ° C, vaksin akan cepat rusak bila suhu dibawh 2°C (beku).
c. Pengaturan tata letak penyimpanan vaksin didalam lemari pendingin diatur dengan memperhatikan jenis
vaksin berdasarkan stabilitas penyimpanannya.
d. Kualitas penyimpanan vaksin dilakukan dengan memperhatikan indicator kualitas vaksin.
e. Dalam menerima vaksin yang diantar dari distributor, petugas wajib memeriksa apakah pengantaran
dilakukan dengan benar, yaitu menggunakan cool box yang suhunya terkontrol antara 2-8º.C
f. Apabila suhu tidak terkontrol antara 2-8ºC atau kondisi VVM nya sudah rusak, petugas berhak untuk
menolak penerimaan barang
1) VVM dikatakan rusak apabila warna di dalam kotak lebih gelap dibandingkan dengan warna VVM
diluar kotak. Gambar seperti terlampir (√ dapat digunakan, X tidak dapat digunakan)
2) Pemeriksaan VVM dilakukan secara random pada vial vaksin di setiap kotak vaksin dengan
mengambil dan membuka:
- 1 dus vaksin pada bagian atas
- 1 dus vaksin pada bagian tengah
- 1 dus vaksin pada bagian bawah
g. Vaksin disimpan pada suhu 2-8ºC dan pastikan setiap hari bahwa kondisi lemari es dalam keadaan baik.
h. Pelarut vaksin disimpan dalam suhu kamar, tidak boleh dalam freezer. Pelarut dapat juga disimpan dalam
suhu 2-8ºC, tetapi untuk menghemat kapasitas penyimpanan vaksin sebaiknya disimpan dalam suhu kamar.
i. Petugas memeriksa suhu lemari es minimal 2 kali sehari setiap pagi dan sore, kemudian mencatat suhu pada
Formulir Monitoring Suhu.
6. GAS MEDIK
a. Jenis gas medik yang digunakan di RSUD Pasar Rebo adalah oksigen cair medis, tabung gas oksigen (O 2),
tabung gas dinitrogen oksida (N2O), dan tabung gas carbondioksida (CO2)
b. Tabung gas medik yang digunakan memenuhi syarat kualitas dan spesifikasi gas medik sesuai peraturan
yang berlaku.
c. Tabung gas medik dicat sesuai dengan warna yang sesuai dengan jenis gas yaitu:
- Putih untuk gas oksigen
- Biru untuk gas dinitrogen oksida
- Hitam untuk gas karbondioksida
d. Gas medis disimpan dalam posisi berdiri, terikat dan diberi penandaan “ISI” dan “KOSONG” untuk
menghidari kesalahan pengambailan jenis gas medis.
e. Penyimpanan tabung gas medis kosong terpisah dari tabung gas medis yang ada isinya.
f. Penyimpanan tabung gas medis antara oksigen, nitrogen dan gas lain dipisahkan penempatannya.
g. Ruang penyimpanan gas medis harus dijaga agar sejuk, bebas dari sinar matahari langsung, dan jauh dari
saluran pipa panas.
h. Penyimpanan gas medis di ruangan harus menggunakan tutup demi kemanan.
PROGRAM NASIONAL
MASA INKUBASI :
Masa inkubasi antara 5- 10 tahun.
GEJALA KLINIS :
- Batuk lebih dari 2 –3 minggu
- Penurunan berat badan menyolok > 10 %
- Panas lebih dari 1 bulan
- Diare lebih dari 1 bulan
- Perhatikan : kandidiasis oral / jamur di mulut
- Herpes zooster yang luas, kambuhan
- Sariawan berulang dan berat
- Limfadenopati generalisata
- Infeksi jamur kambuhan (kandidiasis vagina / keputihan) pada alat
kelamin wanita
- Pneumonia berat berulang
- Pasien TBC terutama :
- TB ekstrapulmonal : limfadenitis TB, efusi pleura TB, TB intestinal, TB
peritoneal
PENCEGAHAN:
- Hubungan seksual yang aman dan sehat
- Tidak berganti ganti pasangan
- Menghindari NAPZA suntik
- Menghindari pemakaian jarum suntik yang tidak steril
- Skreening darah atau produk darah
- Pemberian ARV pada ibu hamil dengan HIV
- Menghindari transfusi darah yang terinfeksi HIV
- Pendidikan agama
- Pendidikan reproduksi
2 Bagaimana Langkah 1. Pembentukan Tim HIV/AIDS
Penanggulangan 2. Pembuatan Program dan Rencana kerja anggaran
HIV/AIDS di RSUD Pasar 3. Meningkatkan fungsi pelayanan
Rebo? - VCT (Voluntary Counseling and Testing)
- Terapi ARV (Antiretroviral)
- PMTCT (Prevention Mother to Child Transmision)
- Infeksi Oportunistik (IO)
Keanggotaan Komite PPRA di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo sesuai dengan Peraturan
Kementerian Kesehatan No 8 Tahun 2015 terdiri dari 6 pilar yaitu:
1. Dokter
2. Farmasi Klinik
3. Keperawatan
4. Laboratorium mikrbiologi klinik
5. Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
6. Tim Farmasi dan Terapi
Indikator Mutu Program Pengendalian Resistensi Antimikroba Di Rumah Sakit Umum Daerah
Pasar Rebo adalah:
1. Peningkatan mutu penanganan kasus infeksi secara multidisiplin dan terintegrasi
2. Penurunan angka infeksi rumah sakit yang disebabkan oleh mikroba resistensi
3. Indikator mutu PPRA terintegrasi pada indikator mutu PMKP
4. Penilaian Kuantitas Penggunaan Antibiotik di Rumah Sakit
Nilai DDD merupakan nilai pengukuran kuantitas antibiotika yang dikeluarkan oleh
WHO. Untuk obat-obat yang dianalisa dengan metode DDD harus terdapat atau termasuk
dalam klasifikasi Anatomical Theraupetic Chemical (ATC). Pada penelitian ini digunakan
DDD/100 patient-days. Nilai yang didapat dari hasil perhitungan DDD/100 patient-days
dibandingkan dengan standar WHO. Apabila nilai DDD yang didapat lebih besar
daripada nilai standar WHO maka penggunaan antibiotika diperkirakan kurang selektif.
5. Penilaian Kualitas Penggunaan Antibiotik di Rumah Sakit
Alur penilaian menggunakan kategori / klasifikasi Gyssens (Gyssens IC, 2005)
Kategori hasil penilaian kualitatif penggunaan antibiotik sebagai berikut:
Kategori 0 = penggunaan antibiotik tepat / bijak
Kategori I = penggunaan antibiotik tidak tepat waktu
Kategori IIA = penggunaan antibiotik tidak tepat dosis
Kategori IIB = penggunaan antibiotik tidak tepat interval pemberian
Kategori IIC = penggunaan antibiotik tidak tepat cara / rute pemberian
Kategori IIIA = penggunaan antibiotik terlalu lama
Kategori IIIB = penggunaan antibiotik terlalu singkat
Kategori IVA = ada antibiotik lain yang lebih efektif
Kategori IVB = ada antibiotik lain yang kurang toksik / lebih aman
Kategori IVC = ada antibiotik lain yang lebih murah
Kategori IV = ada antibiotik lain yang spektrumnya lebih sempit
Kategori V = tidak ada indikasi penggunaan antibiotik
Kategori VI = data rekam medik tidak lengkap dan tidak dapat di evaluasi
Iya
Tidak
Antibiotik di siapkan oleh depo Komite PPRA memberikan rekomendasi Antibiotik yang
Farmasi Rawat Inap terpilih dan di rekomendasikan
V. PELAYANAN GERIATRI
1 Apa yang anda ketahui Lanjut Usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam
tentang LANSIA dan puluh) tahun ke atas.
GERIATRI?
Geriatri adalah cabang disiplin ilmu kedokteran yang mempelajari
aspek kesehatan dan kedokteran pada warga Lanjut Usia termasuk pelayanan
kesehatan kepada Lanjut Usia dengan mengkaji semua aspek kesehatan
berupa promosi, pencegahan, diagnosis, pengobatan, dan rehabilitasi
N0 PERTANYAAN PENJELASAN
1 Apakah kepanjangan dari IPKP kepanjangan dari Integritas Pendidikan Kesehatan dalam Pelayanan
IPKP Rumah Sakit.
2 Ada berapakah standar Didalam Pokja IPKP ada 6 Standar dan 21 Elemen Penilaian yaitu:
dan Elemen Penilaian Standar 1 : 3 Elemen Penilaian
dalam Pokja IPKP Standar 2 : 3 Elemen Penilaian
Standar 3 : 2 Elemen Penilaian
Standar 4 : 4 Elemen Penilaian
Standar 5 : 4 Elemen Penilaian
Standar 6 : 5 Elemen Penilaian
3 Sebutkan Materi apakah Program Orientasi Umum meliputi :
saja yang di berikan saat 1. Profil RSUD Pasar Rebo
orientasi Umum 2. Program RS tentang mutu dan keselamatan pasien.
3. PPI (Program pengendalian infeksi)
4. PKPO (Program Keselamatan Penggunaan Obat)
5. SKP (Sasaran Keselamatan pasien)
6. K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)
7. HPK (Hak & Kewajiban Pasien dan Keluarga)
4 Perhitungan rasio peserta Koas =1:5
pendidikan klinik dengan PPDS =1:3
staf yang memberikan Perawat =1:7
pendidikan klinis.