Kementerian Kesehatan RI
ISBN 978-602-235-676-9
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karuniaNya akhirnya penyusunan Buku Pedoman Proses
Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) dapat diselesaikan dengan baik.
Pedoman ini disusun agar tersedia acuan bagi tenaga kesehatan dan
khusus nya tenaga gizi dalam melakukan Proses Asuhan Gizi Terstandar
di fasilitas pelayanan kesehatan sehingga terlaksana pelayanan gizi yang
berkualitas.
Pedoman ini mencakup Model dan Proses Asuhan Gizi Terstandar,
Konsep, Proses dan Langkah Asuhan Gizi Terstandar, Kewenangan
Tenaga Gizi dalam Proses Asuhan Gizi, serta Pengawasan dan
Pengendalian Mutu Asuhan Gizi pada fasilitas pelayanan kesehatan.
Ucapan terimakasih disertai penghargaan yang tinggi kami sampaikan
kepada semua pihak yang telah memberikan masukan, saran, dan kritik
dalam penyusunan pedoman dan penggunaan buku ini.
Wa billahi taufik wal hidayah, Wassalamualaikum wr.wb.
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karuniaNya penyusunan Buku Pedoman Proses Asuhan Gizi
Terstandar (PAGT) telah dapat diselesaikan.
Dalam melaksanakan pelayanan gizi di fasilitas pelayanan kesehatan
diperlukan sumber daya manusia yang kompeten, sarana dan prasarana
yang memadai serta buku pedoman agar pelayanan gizi yang
dilaksanakan dapat optimal berkontribusi dalam memberikan jaminan
keselamatan pasien.
Pelayanan gizi merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan di
fasilitas pelayanan kesehatan, yang saling menunjang dan tidak dapat
dipisahkan dengan pelayanan lain. Seperti pelayanan lainnya,
pelaksanaan pelayanan gizi di fasilitas pelayanan kesehatan disiapkan
untuk memenuhi tuntutan kualitas sesuai standar Akreditasi baru yang
mengacu pada Joint Commission International (JCI) dengan tambahan
muatan target Millennium Development Goals (MDG’s).
Terbitnya buku pedoman PAGT ini diharapkan menjadi pedoman untuk
para pengelola fasilitas pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun
swasta dalam melaksanakan pelayanan gizi di fasilitas pelayanan
kesehatan, karena pelayanan gizi dapat berjalan baik dengan perhatian
dan dukungan kebijakan dari pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan.
Oleh karena itu Buku Pedoman Proses Asuhan Gizi Terstandar ini
diharapkan dapat diimplementasikan oleh tenaga kesehatan khususnya
tenaga gizi, untuk meningkatkan mutu pelayanan gizi, yang berbasis
kompetensi dalam peningkatan profesionalisme.
Oleh karena itu kami sampaikan penghargaan dan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan masukan, saran dan kritik dalam
penyusunan pedoman dan penggunaan buku ini.
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat-Nya Pedoman yang merupakan pengejawantahan konsep
Nutrition Care Process (NCP) dapat diselesaikan untuk memenuhi
kebutuhan pelayanan gizi yang berkualitas bagi masyarakat.
Pedoman Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) disusun untuk
mendukung terlaksananya patient safety dan menjalankan Undang-
Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan yang
mengamanatkan upaya perbaikan gizi masyarakat ditujukan untuk
peningkatan mutu gizi perseorangan dan masyarakat.
Dalam rangka memenuhi amanat tersebut diperlukan suatu proses
asuhan gizi yang terstandar di semua fasilitas pelayanan kesehatan
maka Kementerian Kesehatan perlu mempersiapkan buku pedoman
PAGT yang sejalan dengan peraturan baru yang berlaku, perkembangan
ilmu dan teknologi, serta kebijakan akreditasi di semua fasilitas
pelayanan kesehatan yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan.
Saya memandang penting adanya pedoman ini untuk implementasi di
lapangan. Semoga hadirnya buku pedoman PAGT ini dapat digunakan
sebagai acuan tenaga gizi, manajemen fasilitas pelayanan kesehatan
dan para pengelola pelayanan gizi di rumah sakit maupun fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya, di tingkat pusat maupun di tingkat
daerah, dalam upaya peningkatan kegiatan pelayanan gizi terintegrasi
melalui jalinan kemitraan yang diharapkan akan meningkatkan mutu
gizi perseorangan dan masyarakat untuk mencapai status gizi yang baik.
Saya mendukung dan memberikan apresiasi pada penyusunan buku ini.
Oleh karena itu kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak, yang
telah memberikan kontribusi dalam penyusunan pedoman ini.
Bab IIII. Konsep, Proses dan Langkah Asuhan Gizi Terstandar ............ 11
A. Konsep PAGT ............................................................................... 11
B. Proses Asuhan Gizi Terstandar ............................................... 14
C. Langkah-Langkah PAGT ............................................................ 16
Bab IV. Kewenangan Tenaga Gizi Dalam Proses Asuhan Gizi ................ 35
A. Tenaga Gizi Registered Dietesien (RD) ................................... 35
B. Tenaga Gizi Technical Registered Dietesien (TRD) .............. 36
C. Tenaga Gizi Nutrisionis Registered (NR) ................................ 37
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
A. LATAR BELAKANG
Gizi merupakan faktor penting karena secara langsung
berpengaruh terhadap kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), oleh
karena itu perlu pelayanan gizi yang berkualitas pada individu dan
masyarakat. Pelayanan gizi merupakan salah satu sub-sistem dalam
pelayanan kesehatan paripurna, yang berfokus kepada keamanan
pasien. Dengan demikian pelayanan gizi wajib mengacu kepada
standar yang berlaku. Mengingat masih dijumpai kejadian
malnutrisi di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya,
maka perlu upaya pendekatan yang lebih strategis.
Asupan zat gizi yang tidak sesuai kebutuhan sangat berkaitan
dengan peningkatan risiko penyakit maupun komplikasinya. Selain
itu terdapat kecenderungan peningkatan kasus yang terkait gizi
baik, pada individu maupun kelompok. Hal ini memerlukan asuhan
gizi yang bermutu guna mempertahankan status gizi yang optimal
dan untuk mempercepat penyembuhan.
Hasil studi kohort tahun 2011 yang dikenal dengan penelitian
SARMILA di 3 (tiga) rumah sakit (RS Dr. Sardjito Yogyakarta, RS M.
Djamil Padang dan RS Sanglah Denpasar), diketahui pasien dengan
asupan energi tidak cukup selama di rumah sakit mempunyai risiko
lebih besar untuk malnutrisi dan terdapat perbedaan yang signifikan
lama hari rawat inap pada pasien dengan asuhan gizi dan pelayanan
gizi konvensional. Dengan demikian untuk mengatasi hal tersebut
dibutuhkan pemberian dukungan gizi yang tepat melalui pelayanan
asuhan gizi terstandar dan berkualitas oleh sumber daya manusia
yang profesional.
Sejak tahun 2003 American Dietetic Association (ADA) menyusun
Standarized Nutrition Care Process (NCP). Kemudian pada tahun 2006,
Asosiasi Dietisien Indonesia (ASDI) mulai mengadopsi NCP-ADA
menjadi Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT). Proses terstandar ini
adalah suatu metoda pemecahan masalah yang sistematis dalam
menangani problem gizi, sehingga dapat memberikan asuhan gizi
yang aman, efektif dan berkualitas tinggi. Terstandar yang dimaksud
adalah memberikan asuhan gizi dengan proses terstandar, yaitu
menggunakan struktur dan kerangka kerja yang konsisten sehingga
B. TUJUAN
Tersedianya pedoman bagi tenaga gizi dalam melakukan PAGT di
fasilitas pelayanan kesehatan sehingga terlaksana pelayanan gizi
yang berkualitas.
C. SASARAN
Tenaga gizi di semua fasilitas pelayanan kesehatan
D. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup yang dibahas dalam buku pedoman ini mencakup:
1. Latar belakang, tujuan, ruang lingkup, dasar hukum dan
batasan operasional.
2. Model Proses Asuhan Gizi Terstandar
3. Proses Asuhan Gizi Terstandar
4. Kewenangan Tenaga Gizi dalam Proses Asuhan Gizi Terstandar
5. Pengawasan dan Pengendalian Mutu Asuhan Gizi.
E. DASAR HUKUM
1. Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan
Fungsional
4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan
5. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia
6. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor 23 /KEP/M.PAN/4/2001 tanggal 4 April 2001 tentang
Jabatan Fungsional Nutrisionis dan Angka Kreditnya
7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1306/Menkes/SK/XII/2001
tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Nutrisionis
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1796/Menkes/PER/VII/2011
tentang Registrasi Tenaga Kesehatan
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 26 tahun
2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktik Tenaga
Gizi
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 78 tahun
2013 tentang Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS)
F. BATASAN OPERASIONAL
1. Asuhan Gizi adalah serangkaian kegiatan yang terorganisir/
terstruktur yang memungkinkan untuk identifikasi kebutuhan
gizi dan penyediaan asuhan untuk memenuhi kebutuhan
tersebut.
2. Berpikir Kritis adalah kemampuan menganalisis masalah
gizi, merumuskan dan mengevaluasi pemecahan masalah
dengan mendengarkan dan mengamati fakta serta opini
secara terintegrasi. Karakteristik dan cara berpikir kritis adalah
kemampuan untuk berpikir konseptual, rasional, kreatif,
mandiri, dan memiliki keinginan untuk tahu lebih dalam.
3. Dietetik adalah integrasi, aplikasi dan komunikasi dari prinsip-
prinsip keilmuan makanan, gizi, sosial, dan keilmuan dasar
untuk mencapai dan mempertahankan status gizi yang optimal
secara individual melalui pengembangan, penyediaan dan
pengelolaan pelayanan gizi dan makanan di berbagai
area/lingkungan/latar belakang praktek pelayanan.
4. Konseling Gizi adalah serangkaian kegiatan sebagai proses
komunikasi dua arah yang dilaksanakan oleh Tenaga Gizi untuk
menanamkan dan meningkatkan pengertian, sikap dan
perilaku pasien dalam mengenali dan mengatasi masalah gizi
sehingga pasien dapat memutuskan apa yang akan
dilakukannya.
5. Kolaborasi yaitu proses dimana individu, kelompok dengan
kepentingan yang sama bergabung untuk menangani
masalah yang teridentifikasi. Pada pelaksanaan PAGT dietisien
mengkomunikasikan rencana, proses, dan hasil monitoring
evaluasi kegiatan asuhan gizi kepada pasien dan petugas
kesehatan lain yang menangani masalah gizi tersebut.
6. Membuat keputusan yaitu proses kritis dalam memilih
tindakan yang terbaik dalam proses asuhan gizi untuk
mencapai tujuan yang diharapkan.
7. Memecahkan masalah yaitu proses yang terdiri dari identifikasi
masalah gizi, formulasi pemecahan masalah, implementasi dan
evaluasi hasil.
8. Monitoring dan Evaluasi Gizi adalah kegiatan untuk
mengetahui respon pasien/ klien terhadap intervensi dan
tingkat keberhasilannya.
9. Nutrisionis Registered (NR) adalah tenaga gizi sarjana terapan
gizi dan sarjana gizi yang telah lulus uji kompetensi dan
teregistrasi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
10. Pelayanan Gizi adalah suatu upaya memperbaiki,
Kondisi Lokal
Pengetahuan Dietetik
sistem rujukan
Kompetensi
Asesmen Gizi Diagnosis Gizi
Berbasis fakta
Berfikir Kritis
Gizi Pe
Sistem pelaporan
la
Intervensi
Monitoring & Evaluasi Gizi mengukur data dan evaluasi Gizi
dampak, didokumentasi
PasienPerencanaan,
ya
Implementasi, dokumentasi, intervensi gizi na
dan evaluasi
n
Ke
se
ha
Komunikasi Kolaborasi
Terminologi Intervensi Gizi Preskripsi Diet (NP) Pemberian makan/zat gizi (ND) Edukasi Gizi (E)
Terminologi Diagnosis Gizi Domain Konseling
Asupan (NI) Domain
Gizi KlinisAsuhan
Koordinasi (NC) Gizi (RC)
Domain Lingkungan Perilaku (NB)
n Gizi Riwayat Gizi (FH) Laboratorium (BD) Antropometri (AD) Pemeriksaan fisik gizi (PD) Riwayat Klien (CH)
Keterangan:
NI : Nutrition Intake FH : Food History
NC : Nutrition Clinical BD : Biochemical Data
NB : Nutrition Behaviour AD : Antropometri Data
NP : Nutrition Prescription PD : Physical Data
ND : Nutrition Dietary CH : Client History
E : Education
C : Counselling
Langkah 1. Pengkajian/asesmen Gizi Mengumpulkan, verifikasi, interpretasi data yang relevan untuk identifikasi problem gizi
EtiologiSign/Symptom
(E) (S) Ukuran keberhasilan intervensi gizi
Sasaran intervensi
Re-asesmen
Gambar 4.
Alur dan Proses Asuhan Gizi Pada Pasien Rawat Inap
Pasien masuk
Tidak berisiko
Skrining Malnutrisi *)
Problem Etiologi
(1) Asesmen Gizi Signs/ Simptom
Riwayat gizi
Antropometri
Laboratorium
Pemeriksaan fisik
(4) Monitoring & Evaluasi
Riwayat pasien Monitoring Mengukur hasil Evaluasi hasil
Tujuan Tercapai STOP
Asesmen Gizi
Pasien masuk
1) Asesmen Gizi 2) Diagnosis Gizi 3) Intervensi Gizi
Problem
- Riwayat gizi
- Antropometri
- Laboratorium
- Pemeriksaan fisik Etiologi Edukasi Konsultasi
- Riwayat pasien
Signs/ Simptoms
Target tidak
tercapai
Target
tercapai ada
masalah
Asuhan gizi tidak dilanjutkan
gizi baru
C. LANGKAH-LANGKAH PAGT
1. Langkah 1 : Asesmen Gizi
a. Tujuan Asesmen Gizi :
Mengidentifikasi problem gizi dan faktor penyebabnya
melalui pengumpulan, verifikasi dan interpretasi data
secara sistematis.
b. Langkah Asesmen Gizi
1) Kumpulkan dan pilih data yang merupakan faktor
yang dapat mempengaruhi status gizi dan kesehatan
2) Kelompokkan data berdasarkan kategori asesmen gizi:
a) Riwayat gizi dengan kode FH (Food History)
b) Antropometri dengan kode AD (Anthropometry
Data)
c) Laboratorium dengan kode BD (Biochemical
Data)
Pedoman Proses Asuhan Gizi Terstandar | 13
d) Pemeriksaan fisik gizi dengan kode PD (Physical
Data)
e) Riwayat klien dengan kode CH (Client History)
3) Data diinterpretasi dengan membandingkan terhadap
kriteria atau standar yang sesuai untuk mengetahui
terjadinya penyimpangan.
Data asesmen gizi dapat diperoleh melalui interview/
wawancara; catatan medis; observasi serta informasi dari
tenaga kesehatan lain yang merujuk.
PROSES ASUHAN
NO GIZI
STANDAR AKREDITASI DAN ELEMEN
TERSTANDAR
YANG TERKAIT
SKP (IPSG) 1 – EP 1:
1. SKRINING GIZI
Pasien diidentifikasi menggunakan dua
(akses untuk
identitas pasien, tidak boleh menggunakan
mendapatkan
nomor kamar atau lokasi pasien
pelayanan
AP (AOP) 1.6- EP 2 :
asuhan gizi
Pasien diskrining untuk risiko masalah gizi
terstandar)
sebagai bagian dari asesmen awal
AP (AOP) 1.6- EP 3 :
Pasien dengan risiko masalah gizi menurut
2. LANGKAH 1 –
kriteria (skrining) akan mendapat asesmen gizi
ASESMEN GIZI
PP (COP) 2- EP 3 :
Pasien dilakukan asesmen ulang dalam jangka
waktu yang sesuai dengan kondisi pasien dan
bilamana terjadi perubahan yang signifikan pada
kondisi mereka, direncanakan asuhan gizi ulang
, kebutuhan individual atau sesuai kebijakan
dan prosedur rumah sakit
PP (COP) 5- EP 1
Pasien yang pada asesmen berada yang
berisiko malnutrisi mendapat terapi gizi
AP (AOP) 4- EP 1 :
Data dan informasi asesmen pasien
3. LANGKAH 2 –
dianalisis dan diintegrasikan
DIAGNOSIS
GIZI
36 | Pedoman Proses Asuhan Gizi Terstandar
PP (COP) 2.1- EP 2 :
Rencana asuhan pasien harus individual
dan berdasarkan data asesmen awal pasien
AP (AOP) 4.1- EP 2 :
Pasien dan keluarga diberi informasi
tentang hasil dari proses asesmen dan
diagnosis yang telah ditetapkan apabila
diperlukan
PP (COP) 4- EP 3 :
Pesanan berdasarkan atas status gizi
dan kebutuhan pasien
4. LANGKAH 3 –
INTERVENSI AP (AOP) 4.1- EP 1 :
GIZI Kebutuhan pasien disusun skala
prioritasnya berdasarkan hasil asesmen.
PP (COP) 2.1- EP 1 :
Asuhan untuk setiap pasien direncanakan
oleh dokter penanggung jawab pelayanan
(DPJP), perawat dan pemberi pelayanan
kesehatan lain dalam waktu 24 jam sesudah
pasien masuk rawat inap.
PP (COP) 5- EP 1 :
Pasien dengan risiko nutrisi mendapat terapi
nutrisi.
PP (COP) 5- EP 2 :
Ada proses yang menyeluruh (kerjasama) untuk
merencanakan, memberikan dan memonitor
terapi nutrisi
PP (COP) 4.1- EP 4 :
Distribusi makanan secara tepat waktu, dan
memenuhi permintaan khusus
PP (COP) 4 –EP1 :
Makanan atau zat gizi yang sesuai untuk
pasien tersedia secara reguler
PP (COP) 4- EP2 :
Sebelum memberi makanan kepada pasien,
semua pasien ranap telah dipesankan
makanan nya dan dicatat
PP (COP) 4-EP 4 :
Ada bermacam variasi pilihan makanan
bagi pasien konsisten dengan kondisi dan
pelayanannya
Pedoman Proses
Asuhan
Terstandar
|
37
PP (COP) 4-EP 5:
Bila keluarga membawa/menyediakan
makanan mereka diberi edukasi tentang diet
pasien dan apa yang harus dibatasi
PP (COP) 2- EP 1 :
Rencana pelayanan diintegrasikan dan
dikoordinasikan diantara berbagai unit kerja
dan pelayanan
PP (COP) 2- EP 2 :
Pelaksanaan pelayanan terintegrasikan dan
terkoordinasikan antar unit kerja, departemen
dan pelayanan
MKI (MCI) 5- EP 1 :
Pimpinan menjamin komunikasi yang efektif dan
efisien antara departemen klinis dan non klinis,
pelayanan dan anggota staf individual
PPK (PFE) 3- EP 3 :
Terkait dengan pelayanan yang diberikan
pasien dan keluarga dididik tentang diet dan
gizi yang benar
PPK (PFE) 6- Ep 1 :
Bila ada indikasi, edukasi pasien dan
keluargandiberikan secara kolaborasi
PPK (PFE) 6-EP2 :
Mereka yang memberikan edukasi harus
mempunyai pengetahuan yang cukup tentang
subjek yang diberikan
PPK (PFE) 6 –EP3 :
Mereka yang memberikan edukasi
harus menyediakan waktu yang
adekuat
PPK (PFE) 6-EP 4 :
Mereka yang memberikan edukasi
harus memiliki ketrampilan
5. LANGKAH 4 – berkomunikasi
MONITORING DAN
EVALUASI GIZI PP (COP) 5- EP 3 :
Respon pasien terhadap terapi nutrisi dimonitor
PP (COP) 2.1- EP 4 :
Kemajuan yang diantisipasi dicatat atau
direvisi sesuai kebutuhan; berdasarkan hasil
asesmen ulang atas pasien oleh praktisi
pelayanan kesehatan.
38 | Pedoman Proses
Asuhan Gizi Terstandar
6. DOKUMENTASI AP (AOP) 1- EP 3 :
PAGT Kebijakan Rumah Sakit mengiidentifikasi
tentang Informasi yang harus didokumentasi
untuk asesmen
PP (COP) 2.1- EP 3 :
Rencana asuhan dicatat dalam rekam
medis dalam bentuk kemajuan terukur
pencapaian sasaran.
PP (COP) 2.1- EP 4 :
Asuhan yang diberikan kepada setiap pasien
dicatat dalam rekam medis pasien oleh
pemberi pelayanan
PP (COP) 5- EP 4 :
Respon pasien terhadap terapi gizi dicatat
dalam rekam medisnya
PP (COP) 2- EP 3 :
Hasil atau kesimpulan rapat dari tim asuhan
atau diskusi lain tentang kolaborasi dicatat
dalam rekam medis pasien
PP (COP) 2.3- EP 2 :
Hasil tindakan yang dilakukan dicatat
dalam rekam medis pasien
PP (COP) 2- EP 6 :
Asesmen ulang didokumentasikan dalam rekam
medis pasien.
MKI (MCI) 7-EP2 :
Berkas rekam medis tersedia bagi para
praktisi yang membutuhkan untuk asuhan
pasien MKI (MCI) 3- EP 1 :
Komunikasi dan pendidikan kepada pasien dan
keluarga menggunakan format yang mudah
dipahami
MKI (MCI) 19.2-EP1 :
Mereka yang mendapat otorisasi untuk
mengisi rekam medis pasien diatur dalam
kebijakan Rumah Sakit
MKI (MCI) 19.3- EP 1 :
Pada setiap pengisian rekam medis
dapat diidentifikasi siapa yang mengisi
MKI (MCI) 19.3- EP 2 :
Tanggal pengisian rekam medis dapat
diidentifikasi
7. PETUGAS AP (AOP) 3- EP 1 :
GIZI SEBAGAI Petugas yang kompeten yang melakukan
PELAKSANA PAGT asesmen pasien dan asesmen ulang
ditetapkan oleh rumah sakit
AP (AOP) 4- EP 2 :
Mereka yang bertanggung jawab atas
pelayanan pasien diikutsertakan dalam proses
AP (AOP) 1.6 - EP 1 :
Staf yang berkompeten mengembangkan
kriteria untuk mengidentifikasi pasien yang
memerlukan asesmen gizi lebih lanjut
AP (AOP) 3-EP 2 :
Hanya mereka yang diizinkan dengan lisensi
sesuai dengan undang-undang dan peraturan
yang berlaku atau sertifikasi yang dapat
melakukan asesmen
AP (AOP) 3-EP 5 :
Mereka yang kompeten melaksanakan
asesmen dan asesmen ulang terhadap pasien
dan tanggung jawab nya ditetapkan secara
tertulis MKI (MCI) 19.4-EP 1 :
Rekam medis pasien direview secara reguler/
teratur
Keterangan :
EP = elemen penilaian
AP = asesmen pasien (AOP = assessment of patient)
SKP = sasaran keselamatan pasien (IPSG = international patient safety
goal)
=perawatan pasien (COP = care of patient)
PP HPK MKI
=hak pasien dan keluarga (PFR = patient family right)
PPK =manajemenkomunikasiinformasi(MCI=management communication infomation)
=pendidikan pasien dan keluarga (PFE= patientandfamily education)
PERTANYAAN:
1.Bagaimana cara melakukan asesmen gizi dari data
di atas?
h untuk mengidentifikasi tanda dan gejala 2. Buatlah
problem pernyataan
gizi serta diagnosismasalah
faktor penyebab gizinya gizi. Langkah-
3. Rencanakan intervensi gizi dengan
menetapkan tujuan target,dan strategi
intervensi gizi berdasarkan domain
intervensi gizi
4. Buatlah Preskripsi gizi
5. Pedoman
RencanakanProsesrencana Terstandar |dan41
monitoring
Asuhan Gizi
evaluasi gizi dengan menetapkan
parameter yang di monitor
a. Review data di atas terkait faktor-faktor yang mempengaruhi
status gizi dan kesehatan.
Hasil review data di atas bisa disimpulkan bahwa saat ini
asupan pasien mengalami gangguan akibat benjolan di lidah,
sementara kondisi patah tulang kaki akibat kecelakaan 1 tahun
lalu bukan merupakan masalah yang berkaitan dengan status
gizi pasien saat ini.
b. Mengelompokkan data menurut terminologinya
c. Identifikasi standar untuk membandingkan data tersebut.
STANDAR
KATEGORI DATA DATA
PEMBANDING
Asupan cairan/minuman
(FH.1.2.1.3).
Suplemen/cairan pengganti
makanan : enteral polimerik
1000 cc
Variasi makanan (FH.1.2.2.5) :
tidak ada
Asupan Lemak ( FH.1.5.1).
Estimasi Kebutuhan
Total asupan lemak :
Lemak (CS.2.1) : 47,5 gr
1. 2 hari SMRS : 0 (0% dari
(25 % total kalori)
rekomendasi kebutuhan
sakit)
2. 1 bulan SMRS : 35,6 gr (74,9
%
dari rekomendasi kebutuhan
sakit)
3. 6 bulan SMRS : 39,6 gr (75,5%
dari rekomendasi kebutuhan
sakit)
Estimasi kebutuhan
Asupan Protein (FH.1.5.2)
protein (CS.2.2).; 1,5
Total asupan protein :
gr/ kg BB = 67,5 gr (15
1. 2 hari SMRS : 0 (0% dari
%
rekomendasi kebutuhan
total kalori)
sakit)
2. 1 bulan SMRS) : 35,6 gr
(52,7 % dari rekomendasi
kebutuhan sakit)
3. 6 bulan SMRS) : 40,2 gr
(59 % dari rekomendasi
kebutuhan sakit)
Asupan Karbohidrat ( FH.1.5.3)
Estimasi kebutuhan
Total asupan karbohidrat
karbohidrat (CS 2.3) :
1. 2 hari SMRS : 0 (0 % dari
256,5 gr
rekomendasi kebutuhan
sakit)
2. 1 bulan SMRS : 136 gr
(53 % dari rekomendasi
kebutuhan sakit)
2. DIAGNOSIS/MASALAH GIZI :
Penentuan masalah gizi dilakukan dengan cara :
a. Mengintegrasikan dan menganalisis data asesmen.
Hasil :
1) Tidak bisa makan dan minum melalui mulut, tidak ada
asupan energi, variasi makanan tidak ada, ada massa di
lidah menunjukkan tanda dan gejala dari inadekuat oral
intake
2) Malnutrisi, Ca lidah, perubahan BB 35,7% dalam 6 bulan,
IMT 17,6, tampak kurus, lemah dan hilang lemak
subkutan, tidak ada asupan energi menunjukkan tanda
dan gejala dari malnutrisi
b. Menetapkan problem, etiologi dan tanda/gejala dari masalah
yang diduga merujuk kepada terminologi. Hasil :
3. INTERVENSI GIZI
Perencanaan, dilakukan dengan menetapkan prioritas diagnosis gizi
berdasarkan derajat kegawatan masalah, keamanan dan
kebutuhan pasien.
Hasil :
Tujuan :
a. Memberikan asupan makanan adekuat melalui enteral
mencapai 80% dari kebutuhan
b. Mengoreksi malnutrisi secara bertahap
Preskripsi diet:
Jenis makanan enteral polimerik tinggi protein, bentuk cair dan
route NGT
Frekuensi : 6 x 250 cc, 1 x 200 cc (tiap 2 jam sekali)
Kebutuhan : Energi :1710 kkal, Protein :67,5 gr, Lemak: 47,5 gr,
Karbohidrat 256,5 gr
Pengukuran antropometri
• Kehilangan/penurunan berat badan,
kecepatan pertumbuhan yang tidak sesuai
Tanda-tanda fisik terkait
gizi • Kulit kering, membran mukosa, turgor kulit
rendah
• Anorexia, mual, muntah
• Perubahan indera pengecap dan perasa
• Adanya tanda klinis defisiensi vitamin/
mineral
Riwayat makan/nutrisi
Hasil pengamatan dari :
Pengukuran
antropometri • Malnutrisi yang dapat dilihat dari berat badan
BMI/IMT
• IMT <18,5 menunjukkan underweight, IMT untuk
lansia (> 65 tahun) <22,IMT anak-anak IMT <5
persentil
• Gagal tumbuh misalnya kegagalan
percepatan pertumbuhan atau keterlambatan
perkembangan.
• Pertambahan berat badan ibu hamil yang
tidak adekuat
• Kehilangan berat badan, dewasa> 20% dalam
Tanda/gejala
Indikator potensial
Kategori Asesmen gizi
( harus ada satu atau lebih )
Data biokimia, tes dan - Menurunnya kolesterol total<160 mg/dl,
prosedur medis albumin, pre albumin, protein c-reaktif, adanya
indikasi peningkatan stress dan peningkatan
kebutuhan metabolisme
- Elektrolit/ mineral (seperti kalium, magnesium,
fosfor) yang tidak normal
- Kehilangan urin dan feses yang spesifik atau
berkaitan dengan zat gizi (seperti lemak tinja,
tes d-xylose)
- Kekurangan vitamin dan atau mineral
4. N
C
.
1
.
1 i
. Gangguan atau kesulitan menelan
makanan atau minuman di dalam
rongga mulut ke lambung
K
e 52 | Pedoman Proses Asuhan Gizi Terstandar
s
u
l
i
t
a
n
M
e
n
e
l
a
n
D
e
f
i
n
i
s
Etiologi
a. Penyebab mekanik: inflamasi, pembedahan, struktur atau
tumor mulut, kerongkongan dan esophagus;pasien yang
menggunakan ventilator
b. Gangguan motorik Sclerosis, Sclerodema, atau permaturitas,
gangguan mengisap, menelan, gangguan pola nafas dan
sebagainya.
Tanda dan Gejala – Karakter penentu
Kategori Asesmen
gizi Indikator potensial
Tanda-tanda fisik
terkait gizi Adanya dehidrasi, misalnya membrane mucus
kering; tugor kulit buruk
Ditemukan kelainan pada saraf otak dan otot
(CN VII) dari ekspresi wajah, gag reflex (Saraf
IX) Menelan (saraf X) dan gerakan lidah ( saraf
XII), reflex batuk; drooling; otot muka lelah;
kemampuan untuk menelan makanan “basah
dan kering “lemah.
Batuk; tersedak; mengunyah lama;
“mengemut” makanan; muntah; perubahan
mimik muka saat makan; meneluarkan air liur :
mengeluarkan bunyi saat makan; merasa
makanan tersumbat; rasa nyeri ketika
Riwayat makan/nutrisi menelan
Pengukuran
-
antropometri
han fungsi endokrin yang terkait dengan organ gastrointestinal ( misalnya pancreas, hati, pituitary d
Pengukuran antropometri
Tanda-tanda fisik terkait gizi
akanan, cara makan, dan pengaturan berat badan, termasuk gangguan makan yang klasik seperti jum
n kemampuan penerimaan makanan yang terbatas
63
- Diagnosis, contoh anoreksia nervosa, bulimia nervosa,
binge eating, gangguan makan yang tidak spesifik,
ammenorrhea
- Riwayat gangguan mood atau bingung (contoh
depresi, gangguan obsesif/compulsive (OCD)),
gangguan kepribadian, gangguan kekerasan
- Riwayat keluarga berkaitan gangguan makan, depresi,
OCD, gangguan kesadaran (AN,BN)
- Iritabilitas, depresi (AN,BN)
- Anemia
- Leukopeni
- Aritmia jantung, bradikardi (AN,BN)
Kategori Asesmen
gizi Indikator potensial
( harus ada satu atau lebih)
Data biokimia, tes
dan prosedur medis Hasil laboratorium yang diharapkan tidak tercapai
Pengukuran
antropometri Hasil pengukuran Antropometri tidak sesuai yang
diharapkan
Tanda-tanda fisik
terkait gizi Bahasatubuhyangnegativemisalnyamengerutkan
dahi, tidak mau kontak mata, postur tubuh yang
defensif, kurang focus, gelisah, menangis (
catatan: kultur dan budaya mempengaruhi
Riwayat makan/nutrisi bahasa tubuh)
Keluaran (outcomes) yang diharapkan
dari makanan dan gizi tidak tercapai
Tidak mampu merinci perubahan yang
sudah disepakati sebelumnya
Tidak dapat melengkapi “pekerjaan rumah”
yang sudah disepakati
Kurang mematuhi atau tidak konsisten
dengan rencana yang sudah disepakati
Tidak dapat memenuhi janji untuk
pertemuan atau jadwal pertemuan tindak
lanjut
Kurang menghargai pentingnya membuat
perubahan terkait makanan dan gizi
sesuai dengan anjuran
Tidak yakin atas kedisiplinannya dalam
menerapkan informasi terkait makanan dan
gizi
Terlihat prustasi secara verbal untuk
mengusahakan penerapan informasi
makanan/ gizi
Secara verbal terlihat gagal secara efektif
merubah perilaku sesuai target
Adanya kekurangan keyakinan dan
Riwayat personal kepercayaan diri untuk melakukan perubahan
Adanya hambatan internal dan eksternal
untuk berubah
Kurangnya dukungan sosial dan/atau keluarga
Pedoman Proses Asuhan Gizi Terstandar | 65
Lampiran 04.
Terminologi Diagnosis Gizi
NI.4.Substansi Bioaktif
Asupan substansi bioaktif yang aktual atau yang diamati meliputi
komponen, komposisi, makanan fungsional tunggal atau suplemen
makanan, alkohol.
NI.4.1. Asupan substansi bioaktif Tidak adekuat
NI.4.2. Kelebihan asupan subtansi bioaktif
NI.4.3. Kelebihan asupan alkohol
NI.5.9. Vitamin
NI.5.9.1. Asupan vitamin tidak adekuat (sebutkan )
1. A. 8. Niacin
2. C 9. AsamFolat
3. D 10. Vitamin B6
4. E 11. Vitamin B12
5. K 12.Asam pantotenat
6. thiamin 13. Biotin
7. Riboflavin
NI.5.9.2. Kelebihan asupan vitamin (sebutkan )
1. A. 8. Niacin
2. C 9. Asam Folat
3. D 10. B6
4. E 11. B12
5. K 12. Asam Pantotenat
6. Thiamin 13. Biotin
7. Riboflavin
NI.5.10 Mineral
NI.5.10.1.Asupan mineral tidak adekuat ( sebutkan )
1. Kalsium 9. Sulfat
2. Khlorida 10. Fluor
3. Zatbesi 11. Tembaga
4. Magnesium 12. Iodium
5. Kalium 13. Selenium
6. Fosfor 14. Mangan
7. Natrium 15. Khrom
8. Seng 16. Molibdenum
17. Boron
18. Kobalt
NI.5.10.2. Kelebihan asupan mineral (sebutkan )
1. Kalsium 10. Flour
2. Klorida 11. Cuprum
3. Zatbesi 12. Yodium
4. Magnesium 13. Selenium
5. Kalium 14. Mangan
6. Fosfor 15. Kronium
7. Natrium 16.Molibdenum
8. Seng 17.Boron
9. Sulfat 18.Kobal
NC.1. Fungsional
Perubahan fungsi fisik atau mekanis yang mengganggu atau
menghambat dampak gizi yang diharapkan/diinginkan
NC.1.1. Kesulitan menelan
NC.1.2. Kesulitan mengunyah/ mengigit
NC.1.3. Kesulitan menyusui
NC.1.4. Perubahan fungsi Gastrointestinal
NC.2. Biokimia
Perubahan kemampuan metabolisme zat gizi akibat (sebagai dampak)
pemberian obat-obatan, pembedahan, atau seperti yang ditunjukkan
dalam perubahan nilai-nilai laboratorium.
NC.2.1. Gangguan utilisasi zat gizi
NC.2.2. Perubahan nilai laboratorium terkait gizi (sebutkan)
NC.2.3. Interaksi makanan dan obat (sebutkan)
NC 2.4. Prediksi interaksi makanan dan Obat (sebutkan)
LAIN LAIN
Temuan masalah gizi yang tidak masuk dalam kategori domain intake,
klinis maupun perilaku lingkungan.
NO. 1.1. Tidak ada diagnosis gizi saat ini
Sumber :
Academy of nutrition and Dietetics, 2013. International Dietetics & Nutrition
Terminology
Reference Manual- Standardized Language for Nutrition Care Process, 4th
ed. Chicago: Academy of nutrition and dietetics. Hal 77-81.
Lampiran 05.
Pedoman Perhitungan Kebutuhan Energi, Protein, Air
3 – 8 tahun Laki:
108,5 – 61,9 X Usia th + PA X (26,7 X BB kg + 903 X Tinggi m)
Wanita:
155,3 – 30,8 X Usia th + PA X (10,0 X BB kg+ 934 X Tinggi m)
9 – 18 tahun Laki:
113,5 – 61,9 X Usia th + PA X (26,7 X BB kg + 903 X Tinggi m)
Wanita:
160,3 – 30,8 X Usia th + PA X (10,0 X BB kg + 934 X Tinggi m)
(Physical Activity
Laki Wanita Laki Wanita
(PA))
Ringan (Sedentary) 1, 00 1,00 1,00 1,00
Harris Bennedict:
Laki-laki : REE = 66+(13,7 x BB)+(5 xTB) – (6,8 x U)
Perempuan : REE = 655+(9,6 x BB)+(1,85 xTB) – (4,7 x U)
TEE = REE x FS
Keterangan:
REE : Resting Energi expenditure
(kkal/hari) BB : Berat Badan (kg)
TB : Tinggi Badan (cm)
U : Umur ( tahun)
TEE : Total Energi Expenditure
No Umur Kebutuhan
1. Bayi dibawah 1 tahun 1,5 g/KgBB/hari
2. 1 – 3 tahun 1,1 g/KgBB/hari
3. 4 – 13 tahun 0,95 g/KgBB/hari
4. 14 – 18 tahun 0,85 g/KgBB/hari
5. Dewasa 0,8 g/KgBB/hari
l
i Asupan gizi :
Riwayat Personal
n
k DIAGNOSIS/MASALAH GIZI
i
INTERVENSI GIZI
s
Pola Makan :
RENCANA MONITORING DAN EVALUASI
Diagnosis medis :
Standar Prosedur
SKRINING GIZI PASIEN
Operasional
PENGERTIAN :
Skrining gizi adalah proses identifikasi adanya risiko malnutrisi akibat penyakit
pada pasien baru secara cepat dan tepat.
TUJUAN :
Mengetahui tingkat risiko malnutrisi pasien baru sedini mungkin, sehingga
pasien yang berisiko malnutrisi dapat segera dikaji masalah gizinya dan
mendapat intervensi gizi yang tepat, sehingga status gizi pasien selama
dirawat dapat diperbaiki dan tidak semakin memburuk.
PROSEDUR :
1. Semua pasien baru diukur tinggi badan dan berat badan dilakukan oleh
perawat dalam 24 jam sejak pasien masuk RS
2. Data BB, TB pasien ditulis di Form Pengkajian Keperawatan Awal.
3. Selanjutnya perawat melakukan skrining gizi dengan menggunakan
Malnutrition Screening Tool (MST) untuk menentukan risiko malnutrisi
yang terdiri dari 2 pertanyaan yaitu riwayat penurunan BB dan nafsu
makan/ kesulitan makan pasien. Pertanyaan ini bisa diajukan kepada
pasien atau keluarga.
4. Perawat akan menentukan tingkat risiko malnutrisi pasien berdasarkan
nilai skor dari 2 pertanyaan tersebut. Kategori tingkat risiko malnutrisi:
nilai 0-1 = risiko rendah, nilai 2-3 = risiko sedang, nilai 4-5 = risiko tinggi
5. Dietisien yang melakukan kunjungan pada pasien baru akan melihat hasil
skrining gizi dan status gizi yang telah dilakukan oleh perawat.
6. Bila pasien tidak dapat ditimbang, untuk menentukan status gizi Dietisien
akan mengukur Lingkar Lengan Atas untuk memperkirakan berat badan
dan mengukur tinggi lutut untuk memperkirakan tinggi badan pasien.
7. Selanjutnya Dietisien akan melakukan asesmen/pengkajian gizi pada
pasien dengan kriteria risiko malnutrisi sedang dan tinggi (berdasarkan
MST) dan pasien dengan diagnosis penyakit Diabetes Mellitus, Ginjal
Kronik, sirosis hati, PPOK, HD, Kanker, Stroke, Pneumonia, Transplantasi
Sumsum tulang, Cedera kepala Berat, Luka Bakar dalam waktu 1x24 jam
setelah hasil skrining.
UNIT TERKAIT:
a. Instalasi Gizi
b. Bidang Keperawatan
c. Departemen terkait
d. Unit rawat inap
DOKUMEN TERKAIT:
TUJUAN :
Mengetahui masalah gizi pasien dan penyebabnya, berdasarkan hal tersebut
selanjutnya Dietisien / Ahli Gizi membuat perencanaan intervensi /
pemberian suplemen makanan yang sesuai dengan kebutuhan gizi pasien dan
preskripsi Dokter.
UNIT TERKAIT :
a. Instalasi Gizi
b. Bidang Keperawatan
c. Departemen terkait
d. Unit rawat inap
DOKUMEN TERKAIT:
1. Form Asuhan Gizi
2. Form Pemantauan Asuhan Gizi
3. Form Riwayat Gizi
4. Form Terintegrasi (Form-RWT.....)
INSTRUKSI KERJA
TUJUAN :
Mendapat data status gizi berdasarkan IMT dari hasil penimbangan berat
badan dan pengukuran tinggi badan, mendapatkan informasi risiko malnutrisi
pasien baru dengan perangkat skrining MST (Malnutrition Screening Tools)
dan mendapatkan data diagnosis penyakit pasien yang berhubungan erat
dengan gizi.
RUANG LINGKUP
Pengkajian hasil pengukuran antropometri, skrining gizi untuk menentukan
risiko malnutrisi dan Diagnosis penyakit terkait gizi
TENTANG
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Kesatu : PEMBERLAKUAN ASUHAN GIZI DI RUANG RAWAT INAP
Kedua : Semua pasien dewasa dan anak yang berisiko malnutrisi
serta kondisi khusus (pasien dengan penurunan imunitas,
hemodialisis kronis, geriatri, kemoterapi, Intensive Care,
perinatologi, luka bakar, Diabetes Mellitus, penurunan
fungsi ginjal berat, sirosis hepatis, transplantasi sumsum
tulang, cidera kepala berat, penyakit keganasan,
pneumonia berat, stroke, bedah digestif) mendapatkan
asuhan gizi meliputi kegiatan :
Ditetapkan di :
Pada tanggal :
--------------------------------------
Direktur Utama,
Lampiran
12.
Form Pengawasan dan Pengendalian
PENGENDALIAN
Dokumen Medik
Pa
sie Pasi Pas Pasien 3
St Pengawas en 1 ien
a an n Ya/ Tidak
me Ya/ 2
n
d Pasien dengan nd Tid Ya
ar
kondisi khusus ap ak /
dan nilai MST at Ti
Pas ≥ 2 dan kondisi die da
ien khusus t k
den dilakukan: Ya/ Tidak
ses
gan uai Ya/ Tidak
risi pr
ko Ya/ Ya/ Tidak
esk
mal Tida Ya/ Tidak
rip
nut Asuhan gizi k
si Ya/ Tidak
risi awal (2 x 24 Ya/
do Ya/
me jam) Tid
kte Tida
nda ak
Diagnosis gizi r k
pat sesuai kondisi Ya/
int pasien Ya/ Tid Ya/ Tidak
erv Tida ak
ens Ada tujuan k
i Ya/ Ya/
gizi intervensi Tida Tid
k ak
Intervensi gizi Ya/ Ya/
Tida Tid
k ak
sesuai
Ya/
Tid
Follow
ak
up/monev/re
asesmen Ya/
tertulis dalam Tida
form k
terintegrasi (1- Ya/
3- 7 hari sesuai Tid
tingkat risiko) ak
P T / Y
a i Ti a d
s d d / a
i a a T k
Y
e k k Y a
n d a
Y /
a /
a
4 k T
/ T
Y Ti Y i
a d a d d
/ a / a a
Y
a k T k k
Buku makanan Y
ditulis/
a/ a/ a/ a
setiap
Ti Tihari
Ti /
oleh tenaga
da da da
gizik (ada
k k T
tangan) i
d
a
k
Pedoman
Asuhan
|
89
Kebutuhan Lembar terintegrasi Ya/ Ya/ Ya/ Ya/
edukasi edukasi, di ceklist dan Tidak Tidak Tidak Tidak
setiap ditandatangani
pasien
dikaji dan
dicatat
pada
dokumen
medik
Edukasi Lembar terintegrasi Y a / Y a / Y a / Y a /
pasien dan edukasi, di cek list dan Tidak Tidak Tidak Tidak
keluarga ditandatangani
terkait
terapi
pasien:
potensi
interaks
obat dan
makanan
petunjuk
gizi/ diet
PENGARAH
Ir. Doddy Izwardy, MA
PENANGGUNGJAWAB
dr. Marina Damajanti, MKM
PENYUSUN
1. dr. Julistio Triyoga Budiawan Djais, Sp. A (K), M.Kes.
2. Miranti Gutawa Sumapradja, S., DCN., M.Sc.
3. Triyani Kresnawan, DCN., M.Kes.
4. Iip Syaiful, SKM,.M.Kes.
5. Sugeng Eko Irianto, Ph. D
6. Sri Iwaningsih, SKM., MARS.
7. Triyani Kresnawan, DCN., M.Kes.
8. Syarief Darmawan, M.Kes.
9. Yufrida Leni Fayakun, M.Kes., DMN.
10. Siti Utami, M.Kes
11. Fitri Hudayani, S.Gz.
12. Ir. Andry Harmany, M.Kes.
13. dr. Yeti Silitonga
14. Dewi Astuti, S.Gz.
15. Retnaningsih, S.iT
16. Hera Nurlita, S.SiT, M.Kes.
17. Dedeh, S.Gz.
9 786022356769
613.2
Ind pKementerian Kesehatan RI. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
Indonesia.
Pedoman pelayanan gizi di puskesmas.
Jakarta : Kementerian Kesehatan RI. 2014
ISBN 978-602-235-717-9
Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat
dan karuniaNya penyusunan Buku Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas dapat
selesai dengan baik. Buku Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas ini merupakan
penyempurnaan Buku Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas Perawatan yang telah
diterbitkan oleh Departemen Kesehatan pada tahun 2001.
Pedoman ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi tenaga pelaksana gizi dan
tenaga kesehatan lain termasuk pengelola program kesehatan di Puskesmas dalam
melakukan pelayanan gizi yang berkualitas di Puskesmas.
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah membimbing dan
memberi rahmat kepada kita, sehingga buku Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas
bisa diselesaikan dengan baik.
Buku pedoman ini diharapkan dapat menjadi pedoman untuk tenaga gizi atau
tenaga pelaksana gizi di Puskesmas Rawat Inap maupun Non Rawat Inap dalam
memberikan pelayanan gizi pasien rawat jalan maupun rawat inap. Buku ini
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari buku-buku pedoman teknis lain yang
berkenaan dengan pelayanan gizi di Puskesmas. Oleh karena itu kami sampaikan
penghargaan dan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan masukan,
saran, dan kritik dalam penyusunan dan penggunanaan buku ini.
Direktorat Jenderal
Bina Gizi dan
Kesehatan Ibu dan Anak
Saya memandang penting dan menyambut dengan baik terbitnya pedoman ini
untuk implementasi di lapangan. Semoga hadirnya buku Pedoman Pelayanan Gizi di
Puskesmas dapat digunakan sebagai acuan tenaga kesehatan di Puskesmas khususnya
tenaga gizi puskesmas, para pengelola program perbaikan gizi di tingkat Kabupaten/
Kota maupun Propinsi dalam upaya peningkatan kegiatan pelayanan gizi terintegrasi
melalui jalinan kemitraan di puskesmas dan jejaringnya. Selain itu, dengan buku
pedoman ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar advokasi bagi pemegang
kebijakan untuk peningkatan mutu pelayanan gizi di Puskesmas.
Saya memberikan apresiasi pada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan
buku pedoman ini. Oleh karena itu kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam penyusunan buku ini. Semoga pedoman ini dapat
bermanfaat untuk perbaikan gizi masyarakat.
DIREKTUR JENDERAL
BINA UPAYA KESEHATAN
Lampiran 1. Angka Kecukupan Energi, Protein, Lemak, Karbohidrat Serat dan Air
Lampiran 2. Angka Kecukupan Vitamin
Lampiran 3. Angka Kecukupan Mineral
Lampiran 4. Kategori Ambang Batas Status Gizi Anak (0-60)
bulan Lampiran 5. Klasifikasi status gizi pada Anak berdasarkan
LiLA Lampiran 6. Penilaian IMT Menggunakan Batas Ambang
Lampiran 7. Lingkar Perut
Lampiran 8. Formulir Skrining dengan Metode MST (Malnutrition Screening Tools)
Lampiran 9. Formulir Asuhan Gizi (Anak dan Dewasa)
Lampiran 10. Formulir Evaluasi Asuhan Gizi
Lampiran 11. Formulir Food Frequency (FFQ)
Lampiran 12. Formulir Food Recall 24 jam
Lampiran 13. Rekapitulasi pasien yang mendapatkan konseling gizi per hari
Lampiran 14. Rekapitulasi pasien yang mendapatkan konseling gizi per bulan
Lampiran 15. Langkah-langkah Perencanaan Kebutuhan Bahan Makanan
Lampiran 16. Formulir Perencanaan Makan Pasien Rawat Inap
Lampiran 17. Formulir Permintaan Makanan Pasien Rawat Inap
Lampiran 18. Formulir Stok Bahan Makanan
Lampiran 19. Contoh Langkah Penyusunan Anggaran Belanja
Lampiran 20. Langkah-langkah dalam perencanaan Menu
Lampiran 21. Laporan Harian Penerimaan dan Penggunaan Bahan Makanan
Lampiran 22. Laporan Biaya Makan Orang Per Hari
Lampiran 23. Contoh Format Buku Register
Lampiran 24. Standar Makanan Bagi Pasien
Lampiran 25. Contoh Standar Menu Sehari
Lampiran 26. Contoh Siklus Menu 7 hari
Lampiran 27. Standar Minimal Kebutuhan Peralatan Dapur
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, besaran masalah gizi pada
balita di Indonesia yaitu 19,6% gizi kurang, diantaranya 5,7% gizi buruk; gizi lebih
11,9%, stunting (pendek) 37,2%. Proporsi gemuk menurut kelompok umur, terdapat
angka tertinggi baik pada balita perempuan dan laki-laki pada periode umur 0-5
bulan dan 6-11 bulan dibandingkan kelompok umur lain. Hal ini menunjukkan
bahwa sampai saat ini masih banyak masyarakat khususnya ibu balita yang
mempunyai persepsi tidak benar terhadap balita gemuk. Data masalah Gangguan
Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) berdasarkan hasil survei nasional tahun 2003
sebesar 11,1% dan menurut hasil Riskesdas 2013, anemia pada ibu hamil sebesar
37,1%.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum:
Tersedianya acuan dalam melaksanakan pelayanan gizi di Puskesmas dan
jejaringnya.
2. Tujuan Khusus:
a. Tersedianya acuan tentang jenis pelayanan gizi, peran dan fungsi
ketenagaan, sarana dan prasarana di Puskesmas dan jejaringnya;
b. Tersedianya acuan untuk melaksanakan pelayanan gizi yang bermutu di
Puskesmas dan jejaringnya;
c. Tersedianya acuan bagi tenaga gizi puskesmas untuk bekerja secara
profesional memberikan pelayanan gizi yang bermutu kepada pasien/klien
di Puskesmas dan jejaringnya;
d. Tersedianya acuan monitoring dan evaluasi pelayanan gizi di Puskesmas
dan jejaringnya.
C. Sasaran
1. Tenaga Gizi Puskesmas dan Tenaga Kesehatan lainnya di Puskesmas.
2. Pengelola Program Kesehatan dan Lintas Sektor terkait.
3. Pengambil Kebijakan di Provinsi, Kabupaten/Kota.
D. Landasan Hukum
Sebagai dasar penyelenggaraan pelayanan gizi di Puskesmas diperlukan
peraturan perundang-undangan pendukung (legal aspect). Beberapa ketentuan
perundang-undangan yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
2. Undang-Undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
3. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
4. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
6. Peraturan Pemerintah No. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.
7. Peraturan Pemerintah Nomor 33 tahun 2012 tentang ASI Eksklusif
8. Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional
Percepatan Perbaikan Gizi
9. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional
10. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1333 tahun 1999 tentang Standar
Pelayanan Puskesmas Perawatan
11. Keputusan Bersama Menteri Kesehatan RI No. 894/Menkes/SKB/VIII/2001
dan Kepala Badan Kepegawaian Negara No. 35 Tahun 2001 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Jabatan Fungsional Nutrisionis dan Angka Kreditnya
12. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 81 tahun 2004 tentang Pedoman
Penyusunan SDM Kesehatan Di Tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota Serta RS
13. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 128/Menkes/SK/II/2004 tentang
Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat
14. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1995/MENKES/SK/XII/2010
tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat
15. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 741/Menkes/SK/VII/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota
16. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun 2013 tentang Angka
Kecukupan Gizi yang dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia
17. Peraturan Menteri Kesehatan No 26 Tahun 2013 tentang Praktik Tenaga Gizi
E. Definisi Operasional
Jenis konseling gizi yang dapat dilaksanakan di Puskesmas antara lain konseling
gizi terkait penyakit dan faktor risikonya, konseling ASI, konseling Pemberian
Makan Bayi dan Anak (PMBA), konseling faktor risiko Penyakit Tidak Menular
(PTM) dan konseling bagi jemaah haji.
1. Asuhan Gizi adalah serangkaian kegiatan yang terorganisir/terstruktur untuk
identifikasi kebutuhan gizi dan penyediaan asuhan untuk memenuhi kebutuhan
tersebut.
2. Dietetik adalah integrasi, aplikasi, dan komunikasi dari prinsip-prinsip
keilmuan makanan, gizi, sosial, bisnis, dan keilmuan dasar untuk mencapai
dan mempertahankan status gizi yang optimal secara individual melalui
pengembangan, penyediaan dan pengelolaan pelayanan gizi dan makanan di
berbagai area/lingkungan/latar belakang praktek pelayanan.
3. Edukasi Gizi/Pendidikan Gizi adalah serangkaian kegiatan penyampaian
pesan-pesan gizi dan kesehatan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk
menanamkan dan meningkatkan pengertian, sikap serta perilaku positif
pasien/klien dan lingkungannya terhadap upaya perbaikan gizi dan kesehatan.
Penyuluhan gizi ditujukan untuk kelompok atau golongan masyarakat masal
dan target yang diharapkan adalah pemahaman perilaku aspek kesehatan
dalam kehidupan sehari-hari.
4. Food model adalah bahan makanan atau makanan contoh yang terbuat dari
bahan sintetis atau asli yang diawetkan, dengan ukuran dan satuan tertentu
sesuai dengan kebutuhan yang digunakan untuk konseling gizi kepada pasien
rawat inap maupun pengunjung rawat jalan.
5. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan.
6. Gizi Klinik adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang hubungan antara
makanan dan kesehatan tubuh manusia termasuk mempelajari zat-zat gizi
dan bagaimana dicerna, diserap, digunakan, dimetabolisme, disimpan dan
dikeluarkan dari tubuh.
7. Kegiatan Spesifik adalah tindakan atau kegiatan yang dalam perencanaannya
ditujukan khusus untuk kelompok 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Kegiatan ini pada umumnya dilakukan oleh sektor kesehatan seperti imunisasi,
PMT Ibu Hamil dan balita, monitoring pertumbuhan balita di Posyandu,
suplemen Tablet Tambah Darah (TTD), promosi ASI Ekslusif, MP-ASI, dsb.
Kegiatan spesifik bersifat jangka pendek, hasilnya dapat dicatat dalam waktu
relatif pendek (Pedoman Perencanaan Program Gerakan Nasional Percepatan
Perbaikan Gizi dalam Rangka 1000 HPK).
8. Kegiatan Sensitif adalah berbagai kegiatan pembangunan di luar sektor
kesehatan. Sasarannya dalah masyarakat umum, tidak khusus untuk 1000
HPK. Namun apabila direncanakan secara khusus dan terpadu dengan
kegiatan spesifik dampaknya sensitif terhadap proses keselamatan proses
pertumbuhan dan perkembangan 1000 HPK.
9. Konseling Gizi adalah serangkaian kegiatan sebagai proses komunikasi dua
arah yang dilaksanakan oleh tenaga gizi puskesmas untuk menanamkan dan
meningkatkan pengertian, sikap, dan perilaku pasien dalam mengenali dan
mengatasi masalah gizi sehingga pasien dapat memutuskan apa yang akan
dilakukannya.
10. Mutu Pelayanan Gizi adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan
dengan pelayanan gizi sesuai dengan standar dan memuaskan, baik kualitas
dari petugas maupun sarana serta prasarana untuk kepentingan pasien/klien.
11. Nutrisionis adalah seseorang yang diberi tugas, tanggung jawab dan
wewenang secara penuh oleh pejabat berwenang untuk melakukan kegiatan
teknis fungsional di bidang pelayanan gizi, makanan dan dietetik, baik di
masyarakat maupun Puskesmas dan unit pelaksana kesehatan lainnya,
berpendidikan dasar Akademi Gizi/Diploma III Gizi.
12. Nutrisionist Registered (NR) adalah tenaga gizi Sarjana Terapan Gizi dan
Sarjana Gizi yang telah lulus uji kompetensi dan teregistrasi sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
13. Pasien/Klien, adalah pengunjung Puskesmas/tenaga kesehatan, baik rawat
inap/rawat jalan yang memerlukan pelayanan baik pelayanan kesehatan dan
atau gizi.
14. Pasien Berisiko Malnutrisi adalah pasien dengan status gizi gizi buruk, gizi
kurang, atau gizi lebih, mengalami penurunan asupan makan, penurunan berat
badan, dll.
15. Pasien Kondisi Khusus adalah pasien ibu hamil, ibu menyusui, lansia, pasien
dengan Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti diabetes mellitus, hipertensi,
hiperlipidemia, penyakit ginjal, dll.
16. Pelayanan Gizi adalah upaya memperbaiki gizi, makanan, dietetik pada
masyarakat, kelompok, individu atau klien yang merupakan suatu rangkaian
kegiatan yang meliputi pengumpulan, pengolahan, analisis, simpulan, anjuran,
implementasi dan evaluasi gizi, makanan dan dietetik dalam rangka mencapai
status kesehatan optimal dalam kondisi sehat atau sakit diselenggarakan baik
di dalam dan di luar gedung.
17. Pelayanan Gizi Di Puskesmas adalah kegiatan pelayanan gizi mulai dari
upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dilakukan di wilayah
kerja Puskesmas.
18. Pelayanan Kesehatan Perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi
(private goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan
kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan
untuk Puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap.
19. Pelayanan Kesehatan Masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik
(public goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan
serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain
promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan,
perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan
jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.
20. Pelayanan Gizi Rawat Jalan adalah serangkaian proses kegiatan asuhan gizi
yang berkesinambungan dimuai dari pengkajian gizi, penentuan diagnosis gizi,
intervensi gizi, dan monitoring dan evaluasi kepada pasien/klien rawat jalan.
Intervensi gizi rawat jalan pada umumnya berupa kegiatan konseling gizi dan
dietetik dan atau penyuluhan gizi.
21. Pelayanan Gizi Rawat Inap adalah serangkaian proses kegiatan asuhan gizi
yang berkesinambungan dimulai dari pengkajian gizi, penentuan diagnosis
gizi, intervensi gizi, dan monitoring dan evaluasi kepada pasien/klien di rawat
inap. Intervensi gizi rawat inap mencakup kegiatan konseling gizi, penyediaan
makanan pasien rawat inap, pemantauan asupan makanan dan pergantian jenis
diet apabila diperlukan.
22. Preskripsi Diet adalah rekomendasi kebutuhan zat gizi pasien secara
individual mulai dari menetapkan kebutuhan energi, komposisi zat gizi yang
mencakup zat gizi makro dan mikro, jenis diet, bentuk makanan, frekuensi
makan dan rute pemberian makanan. Preskripsi diet dirancang berdasarkan
pengkajian gizi, komponen diagnosis gizi, rujukan, rekomendasi, kebijakan
dan prosedur, serta kesukaan dan nilai-nilai yang dianut pasien/klien.
23. Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) adalah pendekatan sistematik dalam
memberikan pelayanan asuhan gizi yang berkualitas, melalui serangkaian
aktivitas yang terorganisir yang meliputi identifikasi kebutuhan gizi sampai
pemberian pelayanan gizi untuk memenuhi kebutuhan gizi.
24. Registered Dietisien (RD) adalah tenaga gizi Sarjana Terapan Gizi atau
Sarjana Gizi yang telah mengikuti pendidikan profesi (internship) dan telah
lulus uji kompetensi serta teregistrasi sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan berhak mengurus izin memberikan pelayanan gizi, makanan dan
dietetik, dan menyelenggarakan praktik gizi mandiri.
25. Rencana Diet adalah kebutuhan zat gizi pasien/klien yang dihitung
berdasarkan status gizi, degenerasi penyakit, dan kondisi kesehatannya.
26. Rujukan Gizi adalah sistem dalam pelayanan gizi yang memberikan
pelimpahan wewenang yang timbal balik atas pasien dengan masalah gizi baik
secara vertikal maupun horisontal.
27. Sarana Kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan
upaya kesehatan.
28. Skrining Gizi adalah tindakan penapisan untuk mengetahui apakah seorang
pasien berisiko malnutrisi, tidak berisiko malnutrisi, atau kondisi khusus.
29. Technikal Registered Dietisien (TRD) adalah seorang yang telah mengikuti
dan penyelesaikan pendidikan Diploma III Gizi sesuai aturan yang berlaku
atau Ahli Madya Gizi yang telah lulus uji kompetensi dan teregristrasi sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
30. Tenaga Gizi adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan di bidang gizi
sesuai dengan peraturan perundangan. Tenaga gizi meliputi Technical
Registered Dietisien (TRD), Nutrisionis Registered (NR), dan Registered
Dietisien (RD).
31. Tenaga Gizi Puskesmas adalah tenaga gizi yang ditunjuk untuk
melaksanakan tugas perbaikan gizi di Puskesmas. Apabila tidak tersedia
tenaga gizi maka pelaksanaan tugas perbaikan gizi di Puskesmas dapat
dilakukan oleh Tenaga Pelaksa Gizi yang berasal dari tenaga kesehatan lain
seperti perawat atau bidan.
32. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri di bidang
kesehatan serta memiliki kemampuan dan/atau keterampilan melalui
pendidikan formal di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan dalam melakukan upaya kesehatan.
33. Terapi Diet adalah pelayanan dietetik yang merupakan bagian dari terapi gizi.
34. Tim Asuhan Gizi Puskesmas adalah sekelompok tenaga kesehatan di
Puskesmas yang terkait dengan pelayanan gizi terdiri dari dokter (umum/
spesialis), tenaga gizi, perawat dan atau bidan dari setiap unit pelayanan yang
bertugas menyelenggarakan asuhan gizi (nutrition care) untuk mencapai
pelayanan paripurna yang bermutu.
F. Ruang Lingkup
3) Persyaratan Prasarana
a) Sanitasi
(1) Pada ruangan konsultasi gizi sebaiknya disediakan ’wastafel’
dengan debit air mengalir yang cukup.
(2) Dilengkapi pula dengan tempat sampah yang tertutup.
b) Ventilasi
(1) Ventilasi harus cukup agar sirkulasi udara dalam ruangan tetap
terjaga. Jumlah bukaan ventilasi sebaiknya 15% terhadap luas
lantai ruangan.
(2) Arah bukaan ventilasi tidak boleh berdekatan dengan tempat
pembuangan sampah (TPS), toilet, dan sumber penularan
lainnya.
c) Pencahayaaan
(1) Pada siang hari sebaiknya menggunakan pencahayaan alami.
(2) Intensitas cahaya cukup agar dapat melakukan pekerjaan
dengan baik (200 lux).
d) Listrik
(1) Tersedia kotak kontak yang aman untuk
peralatan/perlengkapan dengan jumlah + 2 titik.
4) Persyaratan Peralatan/Perlengkapan
Peralatan/perlengkapan yang disediakan pada ruangan konsultasi gizi
antara lain :
a) Meja
b) Kursi
c) Media KIE (poster, brosur makanan sehat sesuai kelompok umur,
brosur diet penyakit, dll)
d) Standar Makanan Diet, Standar Pemantauan Pertumbuhan Balita
dan Anak, Tabel IMT, dll
e) Food Model
f) Daftar Bahan Penukar Makanan
g) Alat ukur antropometri (timbangan berat badan (beambalance),
microtoise, skin fold calliper, pita LiLA, dll)
b. Ruang Produksi Makanan
1) Letak
a) Strategis dan mudah dicapai dari ruang perawatan.
b) Mudah dicapai oleh kendaraan yang membawa bahan makanan.
c) Tidak berdekatan dengan tempat pembuangan sampah (TPS), toilet,
dan sumber penularan lainnya.
2) Persyaratan Ruang
Persyaratan yang perlu diperhatikan pada ruang produksi makanan adalah
sebagai berikut:
a) Tata ruang produksi makanan puskesmas rawat inap harus
memperhatikan alur (flow) kegiatan mulai dari penerimaan,
penyimpanan, persiapan dan pengolahan bahan makanan,
penyajian makanan, sampai dengan pencucian alat dan
penyimpanan perlengkapan.
b) Luas ruang produksi makanan harus sesuai dengan kebutuhan dan
diperhitungkan kemungkinan perluasannya di masa mendatang.
Ruang produksi makanan di puskesmas rawat inap minimal
mempunyai luas ruangan 3m x 3m yang dapat memfasilitasi
beberapa area, yang terdiri dari:
(1) Area penerimaan bahan makanan
(a) Pada area ini dilaksanakan kegiatan pencatatan dan
pengujian kualitas dan kuantitas bahan makanan.
(b) Area ini dilengkapi dengan meja untuk pencatatan bahan
makanan masuk, alat uji kuantitas dan sebaiknya juga
dilengkapi dengan alat uji kualitas bahan makanan.
(2) Area penyimpanan bahan makanan
Area penyimpanan bahan makanan dibedakan menjadi 2, yaitu:
(a) Tempat penyimpanan bahan makanan segar/basah (lemari
pendingin dengan suhu antara -5 s/d 100 C).
(b) Tempat penyimpanan bahan makanan kering (lemari/rak
tertutup)
(3) Area persiapan dan pengolahan bahan makanan
(a) Kegiatan yang dilakukan mulai dari membersihkan dan
memotong bahan makanan, mempersiapkan bumbu,
sampai dengan pengolahan/ memasak bahan makanan.
(b) Pada area ini perlu disediakan meja kerja yang dilengkapi
bak cuci (sink). Meja kerja harus cukup untuk menyiapkan
bahan makanan dan meletakkan kompor, penanak nasi,
blender, oven, dll.
(c) Meja kerja memiliki ketinggian 60 s.d. 80 cm di atas
permukaan lantai, terbuat dari bahan yang mudah
dibersihkan, tidak mudah berkarat, tidak mudah berjamur
(contoh: meja stainless steel, meja cor yang dilapis
keramik, dll).
(4) Area penyajian makanan
(5) Area pencucian dan penyimpanan alat
(a) Pada area ini harus dilengkapi bak cuci (sink) dengan tempat
pengeringnya dan lemari/rak alat.
3) Persyaratan komponen bangunan adalah sebagai berikut:
a) Atap: Atap harus kuat, tidak bocor, material atap tidak mudah terbakar
dan tidak menjadi tempat perindukan vektor.
b) Langit-langit: ketinggian plafon sebaiknya dapat membuat kalor panas
tersirkulasi dengan baik.
c) Dinding: bahan dinding tahan air, tidak mudah terbakar dan mudah
dibersihkan.
d) Lantai: bahan penutup lantai kuat, permukaan rata, tidak licin, tahan
terhadap air dan mudah dibersihkan.
e) Pintu dan Jendela: material pintu dan jendela tidak mudah terbakar dan
tidak dapat memungkinkan vektor masuk.
Ketersediaan sarana dan prasarana mengacu pada standar, tetapi dapat disiapkan
bertahap sesuai dengan kondisi setempat.
BAB III
PELAYANAN GIZI DI PUSKESMAS
Pelayanan Gizi Di Puskesmas adalah kegiatan pelayanan gizi mulai dari upaya
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dilakukan di wilayah kerja
Puskesmas. Pelayanan gizi di Puskesmas dilakukan di dalam gedung dan di luar
gedung, sebagaimana dijelaskan berikut ini.
Evaluasi hasil:
(a) Membandingkan data hasil monitoring dengan tujuan rencana diet
atau standar rujukan untuk mengkaji perkembangan dan menentukan
tindakan selanjutnya.
(b) Mengevaluasi dampak dari keseluruhan intervensi terhadap hasil
kesehatan pasien secara menyeluruh, meliputi perkembangan penyakit,
data hasil pemeriksaan laboratorium, dan status gizi.
Loket
Rujuk Ke
Fasyankes yang
lebih tinggi
Diagnosis Gizi
Rujukan Balik
Intervensi Gizi Pasien Rawat Jalan: Intervensi Gizi Pasien Rawat Inap:
Penyuluhan Gizi Oleh Tenaga Konseling Gizi oleh Tenaga
Kesehatan/ Gizi, Perencanaan Diet, Penyediaan makanan
Monitoring Evaluasi
Tindak Lanjut
Sumber: Modifikasi Asuhan Gizi di Puskesmas (Pedoman Pelayanan Gizi bagi Petugas kesehatan)
Keterangan :
(*) Skrining Gizi dapat dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan medis oleh dokter atau perawat dengan metode
skrining sederhana yaitu metode MST (Malnutrition Screening Tools).
Skrining Gizi Ulang oleh tenaga gizi puskesmas dilakukan apabila diperlukan yaitu
a. Untuk pasien rawat jalan dirujuk Dokter untuk mendapatkan asuhan gizi rawat jalan
b. Untuk pasien rawat inap yang akan mendapatkan asuhan gizi rawat inap.
B. Pelayanan Gizi di Luar Gedung
1. Kegiatan Pelayanan Gizi di Luar Gedung
Secara utuh kegiatan pelayanan gizi di luar gedung tidak sepenuhnya dilakukan
hanya di luar gedung, melainkan tahap perencanaan dilakukan di dalam
gedung. Kegiatan pelayanan gizi di luar gedung ditekankan ke arah promotif
dan preventif serta sasarannya adalah masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.
Beberapa kegiatan pelayanan gizi di luar gedung dalam rangka upaya
perbaikan gizi yang dilaksanakan oleh Puskesmas antara lain:
1. Edukasi Gizi/Pendidikan Gizi
a. Tujuan edukasi gizi adalah untuk mengubah pengetahuan, sikap, dan
perilaku masyarakat mengacu pada Pedoman Gizi Seimbang (PGS)
dan sesuai dengan risiko/masalah gizi.
b. Sasarannya adalah kelompok dan masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas.
c. Lokasi edukasi gizi antara lain: Posyandu, Pusling, Institusi
Pendidikan, Kegiatan Keagamaan, Kelas Ibu, Kelas Balita, Upaya
Kesehatan Kerja (UKK), dll.
d. Fungsi tenaga gizi puskesmas dalam edukasi gizi disesuaikan dengan
situasi dan kondisi serta berkoordinasi dengan tim penyuluh di
Puskesmas misalnya tenaga promosi kesehatan, antara lain:
1) Merencanakan kegiatan edukasi di wilayah kerja Puskesmas.
2) Merencanakan materi edukasi yang akan disampaikan kepada
masyarakat.
3) Memberikan pembinaan kepada kader agar mampu melakukan
pendidikan gizi di Posyandu dan masyarakat luas.
4) Memberikan pendidikan gizi secara langsung di UKBM, institusi
pendidikan, pertemuan keagamaan, dan pertemuan-pertemuan lainnya.
5) Menyusun laporan pelaksanaan pendidikan gizi di wilayah kerja
Puskesmas.
POSYANDU
POLINDES
PUSTU
RUMAH SAKIT
PUSKESMAS
POKSILA
POSBINDU
BIDAN SWASTA
Keterangan:
1. Puskesmas Pembantu (Pustu), Puskesmas Keliling (Pusling), Polindes
merupakan unit struktural di bawah Puskesmas Induk.
2. Posyandu, poksila, posbindu adalah Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
(UKBM).
3. Puskesmas dapat menerima pasien rujukan langsung yang datang dari
Posyandu, Polindes, Pustu, Poksila, Klinik Swasta.
4. Apabila Puskesmas tidak mampu merawat pasien karena keterbatasan jenis dan
fasilitas pelayanan, maka pasien dapat dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan
yang lebih tinggi yaitu Rumah Sakit. Pada kondisi Gawat Darurat Puskesmas
berfungsi menstabilisasi pasien yang gawat sebelum dirujuk ke Rumah Sakit.
5. Rumah Sakit akan merujuk kembali pasien yang telah selesai mendapatkan
perawatan ke Puskesmas. Mekanisme seperti ini disebut rujuk balik. Tujuannya
agar pasien dapat dipantau perkembangan kesembuhannya oleh tenaga
kesehatan di Puskesmas yang bertanggung jawab di wilayah rumahnya.
BAB IV
PENCATATAN, PELAPORAN DAN MONITORING DAN EVALUASI
Buku ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi tenaga gizi puskesmas
dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan gizi di Puskesmas Rawat Inap
maupun Puskesmas Non Rawat Inap. Untuk meningkatkan efektifitas pemanfaatan
buku Pedoman Pelayanan Gizi Puskesmas ini, hendaknya tenaga gizi puskesmas
dapat menjabarkannya dalam Protab (prosedur tetap) yang berisi langkah-langkah
dari setiap kegiatan sesuai kondisi masing-masing Puskesmas.
Selain tenaga gizi puskesmas, buku ini juga sangat tepat digunakan pengelola
program gizi di Kabupaten/Kota dan Provinsi terutama dalam menyusun
perencanaan termasuk alokasi jumlah biaya yang diperlukan, pelaksanaan kegiatan,
dan penilaian terhadap hasil kegiatan. Selain itu, dengan buku pedoman ini
diharapkan dapat digunakan sebagai dasar advokasi bagi pemegang kebijakan untuk
peningkatan mutu pelayanan gizi di Puskesmas.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Angka Kecukupan Energi, Protein, Lemak, Karbohidrat, Serat dan Air yang Dianjurkan Untuk Orang
Indonesia (per orang per hari). Lampiran Permenkes Nomor 75 Tahun 2013 tentang Angka Kecukupan
Gizi.
Vitamin Vitamin Vitamin Vitamin Vitamin Vitamin Vitamin Vitamin B5 Vitamin Vitamin Vitamin
Kelompok Folat Biotin Kolin
A D E K B1 B2 B3 (Pantotenat) B6 B12 C
umur (mcg) (mcg) (mg)
(mcg)a (mcg) (mg) (mcg) (mg) (mg) (mg) (mg) (mg) (mcg) (mg)
Bayi/Anak
0 – 6 bulan 375 5 4 5 0,3 0,3 2 1,7 0,1 65 0,4 5 125 40
7 – 11 bulan 400 5 5 10 0,4 0,4 4 1,8 0,3 80 0,5 6 150 50
1-3 tahun 400 15 6 15 0,6 0,7 6 2,0 0,5 160 0,9 8 200 40
4-6 tahun 450 15 7 20 0,8 1,0 9 2,0 0,6 200 1,2 12 250 45
7-9 tahun 500 15 7 25 0,9 1,1 10 3,0 1,0 300 1,2 12 375 45
Laki-laki
10-12 tahun 600 15 11 35 1,1 1,3 12 4,0 1,3 400 1,8 20 375 50
13-15 tahun 600 15 12 55 1,2 1,5 14 5,0 1,3 400 2,4 25 550 75
16-18 tahun 600 15 15 55 1,3 1,6 15 5,0 1,3 400 2,4 30 550 90
19-29 tahun 600 15 15 65 1,4 1,6 15 5,0 1,3 400 2,4 30 550 90
30-49 tahun 600 15 15 65 1,3 1,6 14 5,0 1,3 400 2,4 30 550 90
Pe 50-64 tahun 600 15 15 65 1,2 1,4 13 5,0 1,7 400 2,4 30 550 90
do 65-80 tahun 600 20 15 65 1,0 1,1 10 5,0 1,7 400 2,4 30 550 90
ma 80+ tahun 600 20 15 65 0.8 0,9 8 5,0 1,7 400 2,4 30 550 90
n
Pel Perempuan
aya 10-12 tahun 600 15 11 35 1,0 1,2 11 4,0 1,2 400 1,8 20 375 50
nan 13-15 tahun 600 15 15 55 1,1 1,3 12 5,0 1,2 400 2,4 25 400 65
Giz
i di 16-18 tahun 600 15 15 55 1,1 1,3 12 5,0 1,2 400 2,4 30 425 75
Pus 19-29 tahun 500 15 15 55 1,1 1,4 12 5,0 1,3 400 2,4 30 425 75
kes 30-49 tahun 500 15 15 55 1,1 1,3 12 5,0 1,3 400 2,4 30 425 75
ma
s 50-64 tahun 500 15 15 55 1.0 1,1 10 5,0 1,5 400 2,4 30 425 75
57 65-80 tahun 500 20 15 55 0,8 0,9 9 5,0 1,5 400 2,4 30 425 75
Vitamin Vitamin Vitamin Vitamin Vitamin Vitamin Vitamin Vitamin B5 Vitamin Vitamin Vitamin
58 Kelompok
A D E K B1 B2 B3 (Pantotenat) B6
Folat
B12
Biotin Kolin
C
Pe umur (mcg) (mcg) (mg)
(mcg)a (mcg) (mg) (mcg) (mg) (mg) (mg) (mg) (mg) (mcg) (mg)
do
ma 80+ tahun 500 20 15 55 0,7 0,9 8 5,0 1,5 400 2,4 30 425 75
n Hamil (+an)
Pel Timester 1 +300 +0 +0 +0 +0,3 +0,3 +4 +1,0 +0,4 +200 +0,2 +0 +25 +10
aya
Trimester 2 +300 +0 +0 +0 +0,3 +0,3 +4 +1,0 +0,4 +200 +0,2 +0 +25 +10
nan
Giz Trimester 3 +350 +0 +0 +0 +0,3 +0,3 +4 +1,0 +0,4 +200 +0,2 +0 +25 +10
i di Menyusui (+an)
Pus
6 bln pertama +350 +0 +4 +0 +0,3 +0,4 +3 +2,0 +0,5 +100 +0,4 +5 +75 +25
kes
ma 6 bln kedua +350 +0 +4 +0 +0,3 +0,4 +3 +2,0 +0,5 +100 +0,4 +5 +75 +25
s
Lampiran 3. Angka Kecukupan Mineral yang Dianjurkan untuk Orang Indonesia (per orang per hari)
Lampiran Permenkes Nomor 75 Tahun 2013 tentang Angka Kecukupan Gizi.
Kelompok Kalsium Fosfor Magnesium Natrium Kalium Mangan Tembaga Kromium Besi Iodium Seng Selenium Fluor
umur (mg) (mg) (mg) (mg) (mg) (mg) (mcg) (mcg) (mg) (mcg) (mg) (mcg) (mg)
Bayi/Anak
0 – 6 bulan 200 100 30 120 500 - 200 - - 90 - 5 -
7 – 11 bulan 250 250 55 200 700 0,6 220 6 7 120 3 10 0.4
1-3 tahun 650 500 60 1000 3000 1,2 340 11 8 120 4 17 0.6
4-6 tahun 1000 500 95 1200 3800 1,5 440 15 9 120 5 20 0.9
7-9 tahun 1000 500 120 1200 4500 1,7 570 20 10 120 11 20 1.2
Laki-laki
10-12 tahun 1200 1200 150 1500 4500 1,9 700 25 13 120 14 20 1.7
13-15 tahun 1200 1200 200 1500 4700 2,2 800 30 19 150 18 30 2.4
16-18 tahun 1200 1200 250 1500 4700 2,3 890 35 15 150 17 30 2.7
19-29 tahun 1100 700 350 1500 4700 2,3 900 35 13 150 13 30 3.0
30-49 tahun 1000 700 350 1500 4700 2,3 900 35 13 150 13 30 3.1
50-64 tahun 1000 700 350 1300 4700 2,3 900 30 13 150 13 30 3.1
Pe
do 65-80 tahun 1000 700 350 1200 4700 2,3 900 30 13 150 13 30 3.1
ma 80+ tahun 1000 700 350 1200 4700 2,3 900 30 13 150 13 30 3.1
n Perempuan
Pel
aya 10-12 tahun 1200 1200 155 1500 4500 1,6 700 21 20 120 13 20 1.9
nan 13-15 tahun 1200 1200 200 1500 4500 1,6 800 22 26 150 16 30 2.4
Giz 16-18 tahun 1200 1200 220 1500 4700 1,6 890 24 26 150 14 30 2.5
i di
Pus 19-29 tahun 1100 700 310 1500 4700 1,8 900 25 26 150 10 30 2.5
kes 30-49 tahun 1000 700 320 1500 4700 1,8 900 25 26 150 10 30 2.7
ma 50-64 tahun 1000 700 320 1300 4700 1,8 900 20 12 150 10 30 2.7
s
65-80 tahun 1000 700 320 1200 4700 1,8 900 20 12 150 10 30 2.7
59
80+ tahun 1000 700 320 1200 4700 1,8 900 20 12 150 10 30 2.7
60 Kelompok Kalsium Fosfor Magnesium Natrium Kalium Mangan Tembaga Kromium Besi Iodium Seng Selenium Fluor
Pe umur (mg) (mg) (mg) (mg) (mg) (mg) (mcg) (mcg) (mg) (mcg) (mg) (mcg) (mg)
do Hamil (+an)
ma
Timester 1 +200 +0 +40 +0 +0 +0,2 +100 +5 +0 +70 +2 +5 +0
n
Pel Trimester 2 +200 +0 +40 +0 +0 +0,2 +100 +5 +9 +70 +4 +5 +0
aya Trimester 3 +200 +0 +40 +0 +0 +0,2 +100 +5 +13 +70 +10 +5 +0
nan Menyusui (+an)
Giz
i di 6 bln pertama +200 +0 +0 +0 +400 +0,8 +400 +20 +6 +100 +5 +10 +0
Pus 6 bln kedua +200 +0 +0 +0 +400 +0,8 +400 +20 +8 +100 +5 +10 +0
kes
ma
s
Lampiran 4. Kategori Ambang Batas Status Gizi Anak (0-60 bulan Berdasarkan
Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak
Ambang Batas
Indeks Kategori Status Gizi Z-Score
BB/U Gizi Buruk < -3SD
Gizi Kurang -3 SD sampai dengan < -2 SD
Gizi Baik -2 SD sampai dengan 2 SD
Gizi Lebih >2 SD
TB/U Sangat Pendek < -3 SD
Pendek -3 SD sampai dengan < -2SD
Normal -2 SD sampai dengan 2 SD
Tinggi >-2 SD
BB/TB atau BB/PB Sangat kurus < -3SD
Kurus -3 SD sampai dengan < -2SD
Normal -2 SD sampai dengan 2 SD
Gemuk >2 SD
Sumber : Kepmenkes 1995/MENKES/SK/XII/2010 tentang Standar Antropometri Anak
IMT Kategori
Kurus
< 17,0 (Kekurangan berat badan tingkat berat)
Kurus
17,0 – 18,4 (kekurangan berat badan tingkat ringan)
18,5 – 25,0 Normal
Gemuk
25,1 – 27,0 (kelebihan berat badan tingkat ringan)
Obes
> 27,0 (kelebihan berat badan tingkat berat)
Sumber : Depkes, Keluarga Sadar Gizi, 2009
Parameter Score
Apakah akhir-akhir ini pasien mengalami penurunan BB yang tidak dikehendaki?
Tidak 0
Ya / tidak yakin 2
Jika Ya, berapa banyak penurunan BB (kg) yang
hilang?
1-5 1
6-10 2
11-15 3
>15 4
tidak yakin 2
Apakah asupan makan pasien sulit dikarenakan penurunan nafsu makan?
Tidak 0
Ya 1
Total Score
Skore 2 atau lebih = pasien beresiko malnutrisi
Lampiran 9. Formulir Asuhan Gizi
Diagnosis Medis :
PENGKAJIAN GIZI
Antropometri
BB : kg TB : cm IMT : kg/m²
Tinggi Lutut : cm LLA : cm
Biokimia
Klinik/Fisik
Riwayat Gizi
Pola Makan :
Asupan gizi :
Riwayat Personal
DIAGNOSA GIZI/MASALAH
INTERVENSI GIZI
Diagnosa Medis :
ASESMEN GIZI
Antropometri
Umur : th bl
BB : kg BB/U : %
TB : c TB/U : %
LLA : m BB/TB : %
LK : c LLA/U : %
BB Ideal : m
c
m
kg
Biokimia
Klinik/Fisik
Riwayat Gizi
Alergi Makanan : Ya Tidak
*Telur
*Susu sapi&produk turunannya
*Kacang kedelai/tanah
*Gluten/gandum
Pola Makan
Total Asupan
Energi :
Energi (kkal)
Protein :
Cairan
Protein (g)
:
Riwayat Personal
DIAGNOSIS GIZI
INTERVENSI GIZI
MONITORING DAN EVALUASI
Tanda Tangan,
(…………………………………………….)
Tenaga Gizi Puskesmas
Lampiran 10. Formulir Evaluasi Asuhan Gizi
Diagnosis medis :
Perkembangan Antropometri
1. Perkembangan fisik/klinis
2. Perkembangan
Data laboratorium
3. Perkembangan asupan makan
4. Perkembangan diagnosis gizi
Lampiran 11. Formulir Food Frequency (FFQ)
1 x sehari
3-6 x seminggu
1-2 x seminggu
Kurang 1 x seminggu
Tak pernah
Lebih 1x sehari
1 x sehari
3-6 x seminggu
1-2 x seminggu
Kurang 1 x seminggu
Tak pernah
Beras Sayuran/tomat/wortel
Jagung Sayuran lain
Mie Pisang
Roti Pepaya
Biskuit/kue Jeruk
Kentang Buah segar lain
Singkong Buah diawet
Ubi rambat Susu segar
Tempe Susu kental manis
Tahu Susu kental tak manis
Oncom Susu tepung whole
Kacang kering Susu tepung skim
Ayam Keju
Daging Minyak/goreng-gorengan
Daging diawet Kelapa/santan
Hati/Limpa/Otak/Usus/Paru2 Margarin/mentega
Telor ayam/bebek Teh Manis
Ikan basah Kopi Manis
Ikan kering Sirop
Udang basah Minuman botol ringan
Sayuran hijau daun Minuman alkohol
Dll (bisa diisi sesuai
Sayuran kacang-kacangan
kebutuhan)
Lampiran 12. Formulir Hidangan Sehari (Recall 24 Jam) Sebelum Sakit
Sebelum Dirawat
Makan pagi Banyak Banyak
Selingan Pagi
gr URT gr URT
Tanggal ……………………
JML
NO JENIS KONSELING DIET Rajal Ranap TOTAL
1 DIET SEIMBANG
a. Makanan Sehat Balita
b. Makanan Sehat Ibu Hamil
c. Makanan sehat Ibu
Menyusui
d. Makanan Sehat Lansia
2 DIABETES MELITUS
3 RENDAH PROTEIN
4 RENDAH LEMAK
5 DM RP
6 BAHAN MAKANAN PENUKAR
7 RENDAH GARAM
8 LAIN-LAIN
JUMLAH
Lampiran 14. Rekapitulasi Pasien Yang Mendapatkan Konseling Gizi per bulan Bulan:
Pasien
NO JENIS DIET TOTAL
Rajal Ranap %
1 DIET SEIMBANG
2 DIABETES MELITUS
3 RENDAH PROTEIN
4 RENDAH LEMAK
5 DM RP
BAHAN MAKANAN
6 PENUKAR
7 RENDAH GARAM
8 DIET LAMBUNG
9 Lain-lain
JUMLAH
Lampiran 15. Langkah-Langkah Perencanaan Kebutuhan Bahan Makanan
Tanggal :
NO Makanan Satuan Jumlah Harga Total
1
2
3
4
5
6
7
Mengetahui,
( )
Tenaga Gizi Puskesmas
Hari : ……………………………
Tanggal : ……………………………
1. Makanan Biasa
2. Makanan Khusus
- Lunak
- Diet
JUMLAH
Bahan :
Barang Barang
NO Tanggal Persediaan Keterangan
masuk keluar
1
2
3
4
5
6
7
Lampiran 19.
Contoh Langkah-langkah Penyusunan Anggaran Belanja
3. Kumpulkan harga bahan makanan dari beberapa pasar yang dijadikan standar dan
buat harga rata-rata misalnya:
◘ Harga pisang di pasar A : Rp 750
◘ Harga pisang di pasar B : Rp 1000
◘ Harga rata-rata pisang : Rp 875
4. Hitung indeks Harga Makanan per orang per hari seperti pada contoh tabel
dibawah ini:
- Makanan anak < 5 tahun : Rp. 9.900
- Makanan anak > 5 tahun : Rp. 10.800
- Makanan Ibu Hamil : Rp. 10.700
- Makanan Ibu Menyusui dan Dewasa : Rp. 11.200
Tabel 1. Perhitungan Indeks Harga Makanan Per Orang Per hari Berdasarkan Kebutuhan
Standar Bahan Makanan Anak < 5 Tahun Dengan Biaya Rp. 9.900.
Banyaknya Harga satuan Jumlah harga
No. Bahan makanan
(gram) (Rp/Kg) (Rp)
1 Beras 300 3.500 1050
2 Ikan 40 17.000 680
3 Telur ayam 30 8.000 240
4 Tempe 100 4.000 400
5 Sayuran 200 4.000 800
6 Buah papaya 200 3.500 700
7 Minyak goreng 25 6.000 150
8 Bumbu - - 1000
9 Susu 25 40.000 1000
10 Gula pasir 35 6.500 227,5
11 Pisang Ambon 100 8.750 875
12 Buah Melon 150 3.500 525
13 Kacang hijau 15 8.000 160
14 Daging Sapi 40 50.000 2000
Jumlah = Rp 9.807,5
Pembulatan = Rp 9.900
Tabel 2. Perhitungan Indeks Harga Makanan Per Orang Per hari Berdasarkan Kebutuhan
Standar Bahan Makanan Anak > 5 Tahun dengan Biaya Rp. 10.800.
Banyaknya Harga satuan Jumlah harga
No. Bahan makanan
(gram) (Rp/Kg) (Rp)
1 Beras 400 3.500 1400
2 Ikan 40 17.000 680
3 Telur ayam 30 8.000 240
4 Tempe 100 4.000 400
5 Sayuran 275 4.000 1.100
6 Pisang kapok 90 8.000 720
7 Buah papaya 200 3.500 700
8 Minyak goreng 25 6.500 150
9 Bumbu - - 1000
10 Gula pasir 30 6.500 195
11 Susu 25 40.000 1000
13 Buah Melon 250 3.500 875
14 Gula merah 20 6.500 130
15 Kelapa 30 6.000 180
16 Daging sapi 40 50.000 2000
Jumlah = Rp 10.770
Pembulatan = Rp 10.800
Tabel 3. Perhitungan Indeks Harga Makanan Per Orang Per hari Berdasarkan
Kebutuhan Standar Bahan Makanan Ibu Hamil Dengan Biaya Rp. 10.700.
Banyaknya Harga satuan Jumlah harga
No. Bahan makanan
(gram) (Rp/Kg) (Rp)
1 Beras 450 3.500 1.575
2 Ikan 40 17.000 680
3 Daging sapi 40 50.000 2000
4 Telur ayam 30 8.000 240
5 Tempe 100 4.000 400
6 Sayuran 250 4.000 1.000
7 Buah jeruk 200 6.000 1.200
8 Buah pepaya 200 3.500 700
9 Minyak goreng 25 6.500 150
10 Bumbu - - 1000
11 Gula pasir 40 6.500 260
12 Kacang hijau 20 8.000 160
13 Gula merah 20 6.500 130
14 Kelapa 30 6.000 180
15 Susu 25 40.000 1.000
Jumlah = Rp 10.675
Pembulatan = Rp 10.700,-
Tabel 4. Perhitungan Indeks Harga Makanan Per Orang Per hari Berdasarkan
Kebutuhan Standar Bahan Makanan Ibu Menyusui dan Dewasa Dengan
Biaya Rp.11.200.
Banyaknya Harga satuan Jumlah harga
No. Bahan makanan
(gram) (Rp/Kg) (Rp)
1 Beras 525 3.500 1.837,5
2 Ikan 40 17.000 680
3 Daging sapi 40 50.000 2.000
4 Telur ayam 30 8.000 240
5 Tempe 100 4.000 400
6 Sayuran 250 4.000 1.000
7 Buah pepaya 200 3.500 700
8 Minyak goreng 25 6.000 150
9 Bumbu - - 1.000
10 Susu 25 40.000 1.000
11 Gula pasir 60 6.500 390
12 Jeruk Manis 200 6.000 1.200
13 Kacang hijau 20 8.000 160
14 Gula merah 20 6.500 130
15 Kelapa 45 6.000 270
Jumlah = Rp 11.157,5
Pembulatan = Rp 11.200,-
Lampiran 20
HARI : ..............................................
TANGGAL : ..............................................
Nama Harga Diterima Digunakan
No. Satuan Sisa
Makanan Satuan
Jml Biaya Pasien Jml Biaya
Jumlah
Jakarta, ...........................200.....
Penanggung Jawab
Lampiran 22. Laporan Biaya Makan Orang Per Hari
BULAN : ..............................................
Jumlah
Jakarta, ............................200.....
Penanggung Jawab
Hari/Tanggal: ..............................
Diagnosa Jenis
No Nama Almt Pekerjaan L/P Umur BB TB IMT LiLa Lab
Gizi Diet
1
2
3
4
Dst
Lampiran 24. Standar Makanan Bagi Pasien
NILAI GIZI ;
Energi Kalori 2100
Protein gr 77,5
Lemak gr 99
Karbohidrat gr 256
Vitamin A RE 28851
Thiamin mg 1,61
Vitamin C mg 185
Kalsium mg 611
Fe mg 17,2
Fosfor mg 940
Kalori dari protein % 13
Kalori dari lemak % 30
Kalori dari KH % 57
B. Standar Makanan Lunak
BAHAN PEMBAGIAN MAKANAN SEHARI
SATUAN JML
MAKANAN PAGI 10.00 SIANG 16.00 MALAM 21.00
Bubur nasi gr 800 200 - 300 - 300 -
Telur ayam gr 50 50 - - - - -
Daging sapi giling/ gr 100 - - 50 - 50 -
ayam/ikan fillet gr -
Tempe/tahu/bihun gr 100 - - 50 - 50 -
Kacang hijau gr 25 - 25 - - - -
Sayuran gr 150 50 - 50 - 50 -
Buah gr 300 - - 100 100 100 -
Gula pasir gr 60 15 20 - 10 - 15
Minyak gr 20 5 - 10 - 5 -
Santan kelapa gr 50 - 50 - - - -
Susu full cream gr 40 20 - - - - 20
NILAI GIZI ;
Energi 1816
Protein Kalori 74,5
Lemak gr 71
Karbohidrat gr 221
Vitamin A gr 11912
Thiamin RE 1,13
Vitamin C mg 359
Kalsium mg 1032
Fe mg 28.1
Fosfor mg 1422
Kalori dari protein mg 17
Kalori dari lemak % 29
Kalori dari KH % 54
%
C. Standar Makanan Saring
BAHAN PEMBAGIAN MAKANAN SEHARI
SATUAN JML
MAKANAN PAGI 10.00 SIANG 16.00 MALAM 21.00
Tepung beras/ gr 100 30 - 40 - 30 -
havermouth
Telur ayam gr 150 50 - 50 - 50 -
Saribuah gr 400 100 100 100 - 100 -
Maezena gr 15 - 15 - - - -
Biskuit gr 25 - - - - - 25
Gula pasir gr 40 - 15 - 15 - 10
Gula aren gr 45 15 - 15 - 15 -
Santan kelapa gr 150 50 - 50 - 50 -
Susu full cream gr 60 20 - - 20 - 20
Kacang hijau gr 20 - - - 20 - -
NILAI GIZI ;
Energi
Protein Kalori 1845
Lemak gr 53,6
Karbohidrat gr 55,2
Vitamin A gr 290
Thiamin RE 3433
Vitamin C mg 0,83
Kalsium mg 262
Fe mg 862
Fosfor mg 13.1
Kalori dari protein mg 105811
Kalori dari lemak % 27
Kalori dari KH % 62
%
Lampiran 25. Contoh Standar Menu Sehari
Tabel 1. Pola Pembagian Makanan Sehari untuk Ibu Menyusui dan Dewasa (2400
Kalori/ 67 g Protein)
Ukuran Rumah
Waktu Menu Berat (g) Tangga (URT)
Tabel 2. Pola Pembagian Makanan Sehari untuk Ibu Hamil (2100 Kalori/ 67 g Protein)
Ukuran Rumah
Waktu Menu Berat (g) Tangga (URT)
Tabel 3. Pola Pembagian Makanan Sehari untuk Anak > 5 tahun (2100 Kalori/ 52 g
Protein)
Ukuran Rumah
Waktu Menu Berat (g) Tangga (URT)
Tabel 4. Pola Pembagian Makanan Sehari untuk Anak < 5 tahun (1300 Kalori/ 34 g
Protein)
Ukuran Rumah
Waktu Menu Berat (g) Tangga (URT)
Pagi - Nasi - Nasi - Nasi goreng - Nasi - Nasi - Nasi Uduk - Nasi
komplit komplit
(abon, dadar (kering
telur, tempe,
ketimun) perkedel,
emping )
- daging bb - Telur dadar - Susu - Ungkep ati - Belado - Dadar telur
kuning bumbu ayam Telur sayuran
kemiri ceplok (bayam+
wortel)
Jam Bubur Kue pisang Pastel Kue Cucur Bolu Kukus Risoles Puding Lapis
10.00 kacang Teh manis sayuran Teh manis Teh manis sayuran Saus
hijau Teh manis Teh manis strawbery
Jam Puding Bubur Sagu Kolak Pisang Talam Ebi Lemper Bubur biji Juice Pepaya
16.00 Coklat Mutiara + kolang Teh manis Teh manis salak
Saus vanilli kaling
Pagi - Nasi - Nasi - Nasi goreng - Nasi - Nasi - Nasi Uduk - Nasi
komplit komplit
(abon,dadar kering
telur, tempe,
ketimun ) perkedel,
emping )
- daging bb - Telur dadar - Susu - Ungkep ati - Telur - Dadar telur
kuning Bumbu ayam ceplok sayuran
kemiri bumbu (bayam+
kuning wortel)
Jam Bubur Kue pisang Pastel Kue Cucur Bolu Risoles Puding Lapis
10.00 kacang Teh manis sayuran Teh manis Kukus sayuran Saus
hijau Teh manis Teh manis Teh manis strawbery
- daging - Telur dadar - Semur bola- - Ungkep ati - Telur - Tim ikan - Dadar telur
cincang bola ayam ayam ceplok tenggiri sayuran
bb. bumbu (bayam+
Kuning kuning wortel)
Jam Puding Bubur Sagu Kolak Talam Ebi Bubur sagu Puding Roti Unyil
16.00 Coklat Mutiara Pisang+ Teh manis ambon roti + Teh manis
Saus vanilli kolang Saus vanili
Kaling
A. Peralatan dapur:
1. Peralatan besar
a. Tungku / kompor h. Lemari pendingin
b. Ketel nasi i. Rak
c. Panci besar j. Bak cuci
d. Penggorengan k. Meja persiapan
e. Oven dan bakaran sate l. Kereta dorong
f. Kukusan m. Timbangan 2 kg
g. Meja kerja n. Lemari penyimpan makanan
2 Peralatan kecil:
a. Pisau dapur j. Piring buah datar
b. Sendok sayur k. Piring kue
c. Parutan l. Cangkir bertutup
d. Sodet m. Tutup dan tatakan gelas
e. Pembuka botol / kaleng n. Dandang/alat kukus
f. Sendok dan garpu o. Panci
g. Piring makan p. Saringan kelapa
h. Gelas minum q. Penggorengan
i. Mangkuk sayur r. Wajan datar
Nilai Gizi :
Energi = 1870, 5 kkal
Protein = 67 gram (14 %)
Lemak = 61,8 gram (28 %)
Karbohidrat = 276, 1 gram (58 %)
PAGI :
- Nasi Putih
- Ayam Bb. Smoor
- Tahu panggang isi wortel +daging gil.
- Tumis Buncis
- juice papaya + jeruk
10.00 :
- Pisang raja
- Talas kukus + kelapa ½ muda
SIANG :
- Nasi Putih
- Ayam Goreng tepung
- Perkedel panggang
- Gado-gado
- Nenas
16.00 :
- Semangka
- Pisang rebus
MALAM :
- Nasi Putih
- Sambal Goreng Telur Puyuh + Tahu
- Lalapan : Wortel dan Labu Siam kcl
- Jeruk
Contoh Menu Seimbang
Umur 10 - 12 Tahun
Nilai Gizi :
Energi = 2000 kkal
Protein = 69,4 gram (14 %)
Lemak = 61,9 gram (26 %)
Karbohidrat = 304,7 gram (60 %)
PAGI :
- Lontong
- Ayam panggang Bb. kecap
- Sambal Goreng Labu Siam + Tahu
- Teh Manis
10.00 :
- Jeruk
- Kue pisang
SIANG :
- Nasi Putih
- Pepes teri
- Tahu schootel
- Gulai Kacang panjang
- Jus sirsak
16.00 :
- Slada Buah
MALAM :
- Nasi Putih
- Empal gepuk
- Pangsit goreng isi tahu
- Tumis sawi Hijau + tahu
- pisang emas
Contoh Menu Seimbang
Umur 13 - 15 tahun
Nilai Gizi :
Energi = 2381,1 kkal
Protein = 82,5 gram (14 %)
Lemak = 76,1 gram (27 %)
Karbohidrat = 356,1 gram (59 %)
PAGI :
- Nasi Uduk
- Ayam Goreng Bumbu Lengkuas
- Tempe Bacem
- Lalapan Timun + wortel
- Teh Manis
10.00 :
- Semangka
- Pisang goreng
SIANG :
- Nasi Putih
- Ikan Bakar Bumbu Rujak
- Pepes tahu
- Tumis Taoge + Tahu
16.00 :
- Jeruk
- Getuk Ubi
MALAM :
- Nasi Putih
- Ikan balita goreng
- Keripik Tempe
- Sayur Lodeh
- Pisang raja sereh
Contoh Menu Seimbang
Umur 16 - 19 tahun
Nilai Gizi :
Energi = 2511,2 kkal
Protein = 84,9 gram (13 %)
Lemak = 76,3 gram (26 %)
Karbohidrat = 384,7 gram (61 %)
PAGI :
- Nasi Goreng
- Telur Dadar Isi Suwiran Ayam
- Lalapan Timun + Tomat
- Teh Manis
10.00 :
- Jeruk
- Puding roti
SIANG :
- Nasi Putih
- Udang Goreng Tepung
- Tahu Bacem
- Sayur Oyong + Soun
- Sambal
- Nenas
16.00 :
- Jus Sirsak
- Kue lapis
MALAM :
- Nasi Putih
- Rendang Ayam + Kacang Merah
- Lalapan Daun Singkong
- Jeruk
DAFTAR PUSTAKA
PENGARAH
Ir. Doddy Izwardy, MA
PENANGGUNGJAWAB
dr. Marina Damajanti, MKM
TIM PENYUSUN
Iip Syaiful, SKM., M.Kes
Ir. Andry Harmany,
M.Kes dr. Yetty MP
Silitonga Entos Zainal,
SP., MPHM
Mochamad Rachmat, M.Kes
Tosan PambudiWitjaksono, AMKL, SE, MM
Ramadona, ST
dr. Nita Mardiah, MKM
dr. Fida Dewi
Ambarsari dr. Rainy
Fathiah
Lili Lusiana, SKM
Kiki Riezki Yudistiani,
AMD Titi Laras Ati, AMD
Maryanto, SKM
Antarobesty Sinaga, AMD
drg. Agusti Medika Putri
Arti Widiodari Yudaningrum, SE., MKM
Eko Prihastono, SKM, MA
Sri Amelia, SKM
Della Rosa, SKM., MKM
dr. Julina, MM
Retnaningsih, S.SIT
Dewi Astuti, S.Gz
Sri Nurhayati, SKM
Witrianti, SKM
Hady Mulyono, S.Kom
Rusriyanto