TAHUN 2022
disetujui oleh :
i
TIM PENYUSUN
Siti Maryamah.,S.Kep.Ners
( Ketua Sub Komite Manajemen Riisiko )
Dewi
Komalasari.,S.Kep.Ners (
Ketua Sub Komite SKP )
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan KaruniaNya kami telah
menyelesaikan pembuatan Program Manajemen Risiko Rumah Sakit Umum Sumber Kasih
tahun 2022, di dalam memberikan pelayanan kesehatan harus selalu memperhatikan mutu
pelayanan secara menyeluruh. Salah satu bentuk pelayanan yang bermutu adalah
pencegahan dan pengelolaan Risiko Rumah Sakit.. Diharapkan dapat meminimalkan risiko,
baik risiko klinis maupun resiko non klinis di Rumah Sakit Umum Sumber Kasih.
Tim Penyusun
iii
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan..........................................................................................................................i
Tim Penyusun...................................................................................................................................ii
Kata Pengantar................................................................................................................................iii
Daftar Isi..........................................................................................................................................iv
I. Pendahuluan.................................................................................................................................1
II. Maksud.........................................................................................................................................6
III. Tujuan dilakukannya Manajemen Risiko....................................................................................6
IV. Pelaksanaan................................................................................................................................7
V. Tata Cara Pelaksanaan.................................................................................................................7
LAMPIRAN
iv
PROGRAM MANAJEMEN RISIKO
RUMAH SAKIT UMUM SUMBER KASIH
TAHUN 2022
I. Pendahuluan
A. Risiko
Setiap upaya medik umumnya mengandung risiko, sebagian diantaranya berisiko
ringan atau hampir tidak berarti secara klinis.Namun tidak sedikit pula yang
memberikan konsekuensi medik yang cukup berat.Risiko didefinisikan sebagai
kemungkinan sesuatu terjadi atau potensi bahaya yang terjadi yang dapat
memberikan pengaruh kepada hasil akhir.
Risiko yang dicegah berupa risiko klinis dan risiko non klinis. Risiko klinis adalah
risiko yang dikaitkan langsung dengan layanan medis maupun layanan lain yang
dialami pasien selama di Rumah sakit. Sementara risiko non medis ada yang berupa
risiko bagi organisasi maupun risiko finansial. Risiko organisasi adalah yang
berhubungan langsung dengan komunikasi, produk layanan, proteksi data, sistem
informasi dan semua risiko yang dapat mempengaruhi pencapaianorganisasi. Risiko
finansial adalah risiko yang dapat mengganggu kontrol finansial yang efektif, salah
satunya adalah sistem yang harusnya dapat menyediakan pencatatan akuntansi yang
baik (Bury PCT, 2007).
Menurut Dwipraharso(2004)risiko medis dibagi menjadi 3 tingkatan, yaitu:
1. Tingkat probabilitas dan keparahannya minimal ( umumnya bersifat foreseeable
but unavoidable, calculated, controllable ).
2. Risiko ‘bermakna’ tetapi harus diambil karena ‘the only way’ (unavoidable).
3. Risiko 1 dan 2 memerlukan informed consent sehingga bila terjadi dokter tidak
bertanggung jawab secara hukum.
1
Risiko yang unforeseeable = untoward results
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam terjadinya risiko adalah :
2
Langkah-langkah untuk meminimalkan risiko:
1. Meningkatkan peran Rumah sakit dan manajemen dalam mencegah error dengan
cara mengembangkan sistem yang selain bertujuan untuk meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan juga menjamin bahwa setiap upaya, prosedur dan sistem
pelayanan yang dilakukan aman untuk pasien, petugas dan lingkungan. Hal
tersebut dipresentasikan dalam bentuk SPO, clinical practice guidelines, clinical
pathway dll.
2. Meningkatkan peran staf Rumah sakit agar terlibat langsung maupun tidak
langsung dalam pelayanan kesehatan di Rumah sakit untuk mampu mengenali,
mengidentifikasi dan menganalisis kejadian medical error dan melakukan upaya
yang adekuat untuk mengatasi error yang sudah terlanjur terjadi.
3. Setiap staf harus menyadari bahwa mereka adalah bagian dari tim yang bekerja
dalam satu sistem. Kerja tim yang baik juga sangat ditentukan oleh kinerja
manajemen rumah sakit yang baik, mulai dari dukungan moral, finansial, ,teknis
dan oprasional hingga terjalinnya komunikasi yang baik antara pihak manajemen
dengan pihak praktisi.
Dalam setiap pusat pelayanan kesehatan harus dibangun sistem yang dapat
menjamin bahwa setiap tindakan medik yang dilakukan haruslah aman bagi pasien
maupun petugas dan lingkungan sekitar. Pendekatan yang dapat dilakukan disebut
dengan manajemen risiko.
B. Manajemen Risiko
Manajemen risiko menurut The Joint Commission On Acreditation Of Healthcare
Organizations adalah aktivitas klinik dan administratif yang dilakukan oleh Rumah
sakit untuk melakukan identifikasi, evaluasi dan pengurangan risiko terjadinya cedera
atau kerugian pada pasien, pengunjung dan institusi Rumah sakit.
Manajemen risiko dapat digambarkan sebagai proses berkelanjutan dari
identifikasi secara sistemik, evaluasi dan penatalaksanaan risiko dengan tujuan
mengurangi dampak buruk bagi organisasi maupun individu.
3
Rumah Sakit perlu menggunakan pendekatan pro aktif dalam melaksanakan
manajemen risiko. Upaya manajemen risiko adalah : (RR, Balsamo dan MD, Brown.,
1998)
Level of risk ?
Yes Acceptable? No
4
2. Risk control (and or Risk Prevention).Langkah-langkah yang diambil manajemen
untuk mengendalikan risiko. Upaya yang dilakukan:
a. Mencari jalan untuk menghilangkan risiko (engineering solution)
b. Mengurangi risiko(control solution) baik terhadap probabilitasnya maupun
terhadap derajat keparahannya.
c. Mengurangi dampaknya.
3. Risk containment. Dalam hal telah terjadi suatu insiden, baik akibat suatu
tindakan atau kelalaian ataupun akibat dari suatu kecelakaan yang tidak
terprediksikan sebelumnya, maka sikap yang terpenting adalah mengurangi
besarnya risiko dengan melakukan langkah-langkah yang tepat dalam mengelola
pasien dan insidennya. Unsur utamanya biasanya adalah respons yang cepat dan
tepat terhadap setiap kepentingan pasien, dengan didasari oleh komunikasi yang
efektif.
4. Risk transfer. Apabila risiko itu akhirnya terjadi juga dan menimbulkan kerugian,
maka diperlukan pengalihan penanganan risiko tersebut kepada pihak yang
sesuai, misalnya menyerahkannya kepada sistem asuransi.
Dari sisi sumber daya manusia, manajemen risiko dimulai dari pembuatan standar
(set standards), patuhi standar tersebut (comply with them), kenali bahaya (identify
hazards), dan cari pemecahannya (resolve them).
5
II. Maksud :
Maksud manajemen risiko di Rumah Sakit Umum Sumber Kasih adalah upaya-
upaya yang dilakukan Rumah Sakit yang dirancang untuk mencegah cedera pada
pasien atau meminimalkan kehilangan finansial. Manajemen risiko dilakukan dengan
mengenali kelemahan dalam sistem dan memperbaiki kelemahan tersebut (dilakukan
dengan menerapkan no blame culture)
IV. Pelaksanaan:
Komite Mutu dan Keselamatan Pasien
7
KRITERIA PELUANG / PROBABILITAS (P)
Penilaian tingkat Peluang / Probabilitas risiko adalah seberapa sering insiden
tersebut terjadi.
Penilaian dampak adalah seberapa berat akibat yang dialami pasien dari mulai
tidak ada cedera sampai meninggal.
Nilai Keterangan
1 Tidak ada Cedera
2 Cedera ringan, Misal: luka Robek
Dapat diatasi dengan pertolongan pertama
3 Cedera sedang, Misal: luka robek
Berkurangnya fungsi motorik / sensorik / psikologis atau
Intelektual (reversibel), tidak berhubungan dengan penyakit
Setiap kasus yang memperpanjang perawatan
4 Cedera luas / Berat, misal: cacat, lumpuh
Kehilangan fungsi motorik / sensorik / psikologis atau
Intelektual (irreversibel), tidak berhubungan dengan penyakit
5 Kematian yang tidak berhubungan dengan penyakit
8
MARTIKS GRADING RISIKO
C. Pelaporan Risiko
Banyak metode yang digunakan untuk mengidentifikasi risiko, salah satu caranya
adalah dengan mengembangkan sistem pelaporan dan sistem analisis. Sistem
pelaporan akan mengajak semua orang dalam organisasi untuk peduli akan bahaya
atau potensial bahaya yang dapat terjadi kepada pasien. Pelaporan juga penting
digunakan untuk memonitor upaya pencegahan terjadinya kesalahan ( Error )
sehingga diharapkan dapat mendorong dilakukannya Investigasi selanjutnya.
9
Proses menganalisa risiko yang perlu dipertimbangkan adalah dampak dari risiko
tersebut bila benar terjadi. Risiko yang dampaknya besar harus segera ditindaklanjuti
dan mendapat perhatian dari pimpinan. Risiko yang dampaknya medium-rendah
akan dikelola oleh Komite PMKP bersama Koordinator Unit Kerja untuk membuat
rencana tindak lanjut dan pengawasan.
10
1. Mengambil kesempatan dengan kondisi yang ada dengan mempertimbangkan
keuntungan lebih besar daripada kerugian
2. Mentolerasi risiko
3. Mentransfer risiko pada pihak ke 3 seperti asuransi
4. Menghentikan aktivitas yang menimbulkan risiko
11
sesuai dengan prosedur dan persyaratan;
pembuatan dan pembaruan prosedur, standar
dan check-list; pelatihan penyegaran bagi
personil, seminar, pembahasan kasus, poster,
stiker
Mentransfer risiko Asuransi
Mengeksploitasi risiko Mengambil kesempatan dengan kondisi yang
ada dengan mempertimbangkan keuntungan
lebih besar daripada kerugian
Menerima risiko -
12
LAMPIRAN
RISK GRADING MATRIX
PROBABILITAS /FREKUENSI / LIKELIHOOD
Level Frekuensi Kejadian actual
1 Sangat Jarang Dapat terjadi dalam lebih dari 5 tahun
2 Jarang Dapat terjadi dalam 2 – 5 tahun
3 Mungkin Dapat terjadi tiap 1 – 2 tahun
4 Sering Dapat terjadi beberapa kali dalam setahun
5 Sangat Sering Terjadi dalam minggu / bulan
TINDAKAN
Evaluasi dan Saran Oleh Evaluasi dan Pembelajaran Oleh
Evaluasi dan Saran Oleh Evaluasi dan Pembelajaran KKPRS dengan mengundang
Kepala Instalasi / Kepala Seksi
Penggerak KKPRS / Koordinator Ruangan Oleh KKPRS Direktur Rumah Sakit
TABEL ASESMEN RISIKO
No. Insiden Jenis (P) (D) Risiko Kriteria Rangking Tindakan Penanggung
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 – 25 R S T E
1.
2.
3.
4.