Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

MOBILISASI PADA PASIEN POST CAESAREA (POST SC )

Oleh :
M. Edi Waris

PRODI S1 KEPERAWATAN

STIKES HAFSHWATY PESANTREN ZAINUL HASAN GENGGONG

PROBOLINGGO

2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN

MOBILISASI POST CAESAREA (POST SC)

Topik : Mobilisasi post caesarea (post SC)

Waktu : ...............

Tempat : ...............

Sasaran : a. Langsung ( ibu yang di indikasikan caesar)

b. Tidak langsung (peserta yang mengikuti pendidikan kesehatan)

A. Tujuan :
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit, peserta dapat
memahami tentang pentingnya mobilisasi dini setelah dilakukan operasi caesar.
2. Tujuan Khusus
Setalah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit, peserta dapat
memahami materi tentang pentingnya mobilisasi post partum dengan kriteria :
a. Peserta dapat menyebutkan pengertian mobilisasi.
b. Peserta dapat menyebutkan tahap-tahap mobilisasi post SC.
c. Peserta dapat menyebutkan minimal 2 dari 3 tujuan mobilisasi post SC.
d. Peserta dapat menyabutkan 3 rentang gerak dalam mobilisasi post SC.
e. Peserta dapat menyebutkan 2 manfaat dari mobilisasi post SC.
f. Peserta dapat menyabutkan 3 kerugian dari mobilisasi post SC.
B. Kegiatan Belajar Mengajar
NO TAHAP WAKTU KEGIATAN RESPON
a.Memberikan Salam,
memperkenalkan diri,
menyampaikan tujuan
dan kontrak waktu
a.Peserta menjawab
b.Apersepsi
salam
tentangmobilisasi post
1 Pembukaan 5 menit partum. b.Peserta menjawab
a.Menjelaskan
a.Peserta
tentangmateri
mendengarkan dan
mobilisasi post
memperhatikan.
partum.
b.Peserta menerima
b.Membagi leaflet kpd
leaflet.
peserta.
c.Peserta
c.Mendemonstrasikancara
memperhatikan
mobilisasi.
d.Seorang peserta maju
d.Meminta salah satu
untuk
peserta penkes untuk
mendemonstrasikanc
mendemonstrasikan
ara mobilisasi.
caramobilisasi.
e.Peserta menjawab
e.Mengevaluasi secara
beberapa pertanyaan
verbal pada peserta
dari penyuluh.
2 Pelaksanaan 20 menit penkes.
a.Menyimpulkan hasil
penkes a.Peserta
memperhatikan.
b.Mengakhiri kegiatan
dengan mengucapkan b.Peserta menjawab
3 Penutup 5 menit salam. salam.
C. Materi (Terlampir)
D. Media
1. Lembar Balik
2. Leaflet
E. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Demonstrasi
F. Setting Tempat
G. Evaluasi
1. Evaluasi Stuktur
a. Satuan pengajar sudah siap satu hari sebelum dilaksanakannya kegiatan
b. Alat dan tempat siapsebelum kegiatan dilaksanakan.
c. Struktur organisasi atau pembagian peransudah dibentuk sebelum kegiatan
dilaksanakan.
d. Penyuluh sudah siapsebelum kegiatan dilaksanakan.
2. Evaluasi Proses
a. Alat dan tempat bisa digunakan sesuai rencana.
b. Klien mau atau bersedia untuk melakukan kegiatan yang telah direncanakan.
3. Evaluasi Hasil
a. 75% peserta dapat menyebutkan pengertian mobilisasidengan tepat.
b. 75% peserta dapat menyebutkan tahap-tahap mobilisasi post SC dengan tepat.
c. 75% peserta dapat menyebutkan minimal 2 dari 3 tujuan mobilisasi post SC dengan
benar.
d. 75% peserta dapat menyabutkan 3 rentang gerak dalam mobilisasi post SC dengan.
e. 75% peserta dapat menyebutkan 2 manfaat dari mobilisasi post SC dengan tepat.
f. 75% peserta dapat menyabutkan 3 kerugian dari mobilisasi post SC dengan tepat.
LAMPIRAN MATERI

MOBILISASI POST SECSIO CAESAREA

Definisi Mobilisasi Dini

Mobilisasi dini adalah kebijaksanaan untuk selekas mungkin membimbing penderita


keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya selekas mungkin berjalan
(Soelaiman,2017).

Mobilisasi dini merupakan suatu aspek yang terpenting pada fungsi fisiologis karena
hal itu esensial untuk mempertahankan kemandirian.Dari Kedua definisi tersebut dapat
disimpulkan bahwa mobilisasi dini adalah suatu upaya mempertahankan kemandirian sedini
mungkin dengan cara membimbing penderita untuk mempertahankan fungsi fisiologis.

Mobilisasi mengacu pada kemampuan seseorang untuk bergerak dengan bebas dan
imobilisasi mengacu pada ketidakmampuan seseorang untuk bergerak dengan bebas.
Mobilisasi dan imobilisasi berada pada suatu rentang dengan banyak tingkatan imobilisasi
parsial. Beberapa klien mengalami kemunduran dan selanjutnya berada di antara rentang
mobilisasi-imobilisasi, tetapi pada klien lain, berada pada kondisi imobilisasi mutlak dan
berlanjut sampai jangka waktu tidak terbatas.

Mobilisasi dini merupakan faktor yang menonjol dalam mempercepat pemulihan


pasca bedah dan dapat mencegah komplikasi pasca bedah. Banyak keuntungan bisa diraih
dari latihan ditempat tidur dan berjalan pada periode dini pasca bedah. Mobilisasi sangat
penting dalam percepatan hari rawat dan mengurangi resiko-resiko karena tirah baring lama
seperti terjadinya dekubitus, kekakuan/penegangan otot-otot di seluruh tubuh dan sirkulasi
darah dan pernapasan terganggu, juga adanya gangguan peristaltik maupun berkemih. Sering
kali dengan keluhan nyeri di daerah operasi klien tidak mau melakukan mobilisasi ataupun
dengan alasan takut jahitan lepas klien tidak berani merubah posisi. Disinilah peran perawat
sebagai edukator dan motivator kepada klien sehingga klien tidak mengalami suatu
komplikasi yang tidak diinginkan.
Konsep mobilisasi

mula – mula berasal dari ambulasi dini yang merupakan pengembalian secara
berangsur – angsur ke tahap mobilisasi sebelumnya untuk mencegah komplikasi
(Roper,2016).

Rentang Gerak Dalam Mobilisasi

Menurut Carpenito (2016) dalam mobilisasi terdapat tiga rentang gerak yaitu :

1. Rentang gerak pasifRentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-
otot dan persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya
perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien
2. Rentang gerak aktifHal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi
dengan cara menggunakan otot-ototnya secara aktif misalnya berbaring pasien
menggerakkan kakinya.
3. Rentang gerak fungsionalBerguna untuk memperkuat otot-otot dan sendi dengan
melakukan aktifitas yang diperlukan.

Manfaat Mobilisasi Post Operasi

Menurut Mochtar (2016), manfaat mobilisasi bagi pasien post operasi adalah :

1. Penderita merasa lebih sehat dan kuat dengan early ambulation. Dengan bergerak, otot –
otot perut dan panggul akan kembali normal sehingga otot p[erutnya menjadi kuat
kembali dan dapat mengurangi rasa sakit dengan demikian pasien merasa sehat dan
membantu memperoleh kekuatan, mempercepat kesembuhan.
2. Faal usus dan kandung kencing lebih baik. Dengan bergerak akan merangsang peristaltic
usus kembali normal. Aktifitas ini juga membantu mempercepat organ-organ tubuh
bekerja seperti semula.
3. Mempercepat pemulihan missal kontraksi uterus post secarea, dengan demikian pasien
akan cepat merasa sehat dan bias merawat anaknya dengan cepat
4. Mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli, dengan mobilisasi sirkulasi darah
normal/lancar sehingga resiko terjadinya trombosis dan tromboemboli dapat dihindarkan.
8. Kontra Indikasi Mobilisasi
Pada pasien tertentu baiknya mobilisasi tidak terlalu lama bahkan baiknya tidak
dilakukan mobilisasi, seperti pasien dengan ;
· Miokard akut,
· Disritmia jantung,
· syok sepsis,
· kelemahan umum dengan tingkat energi yang kurang.

9. Tahap-tahap Mobilisasi Post Operasi


Sebagai pedoman pelaksanaan sebelum melakukan tindakan mobilisasi sebaikanya
dilakukan penilaian tolerasi aktifitas sangat penting terutama pada klien dengan gangguan
kardiovaskuler seperti Angina pektoris, Infark Miocard atau pada klien dengan immobiliasi
yang lama akibat kelumpuhan. Tanda - tanda yang di kaji pada intoleransi aktifitas antara lain
(Gordon, 2017) :
· Denyut nadi frekuensinya mengalami peningkatan, irama tidak teratur
· Tekanan darah biasanya terjadi penurunan tekanan sistol/hipotensi orthostatic
· Pernafasan terjadi peningkatan frekuensi, pernafasan cepat dangkal
· Warna kulit dan suhu tubuh terjadi penurunan
· Kecepatan dan posisi tubuh.disini akan mengalami kecepatan aktifitas dan
ketidak stabilan posisi tubuh
· Status emosi labil.

Menurut Kasdu (2016) mobilisasi Post Operasi dilakukan secara bertahap berikut ini
akan dijelaskan tahap mobilisasi Post Operasi pada pasien post operasi seksio sesarea :

1. Setelah operasi, pada 6 jam pertama pasien paska operasi seksio sesarea harus tirah
baring dulu. Mobilisasi Post Operasi yang bisa dilakukan adalah menggerakkan
lengan, tangan, menggerakkan ujung jari kaki dan memutar pergelangan kaki,
mengangkat tumit, menegangkan otot betis serta menekuk dan menggeser kaki
2. Setelah 6-10 jam, diharuskan untuk dapat miring kekiri dan kekanan mencegah
trombosis dan trombo emboli
3. Setelah 24 jam pasien dianjurkan untuk dapat mulai belajar untuk duduk
4. Setelah pasien dapat duduk, dianjurkan pasien belajar berjalan
Sedangkan Menurut (Roper,2016).

1. Tahap I : mobilisasi atau gerakan awal : nafas dalam dan batuk, ekstremitas
2. Tahap II : mobilisasi atau gerak berputar
3. Tahap III : mobilisasi atau gerakan duduk tegak
4. Tahap IV : mobilisasi atau gerakan turun dari tempat tidur (3x/hr)
5. Tahap V : mobilisasi atau gerakan berjalan dengan bantuan (2x/hr)
6. Tahap VI : mobilisasi atau gerakan naik ke tempat tidur
7. Tahap VII : mobilisasi atau gerakan bangkit dari duduk ditempat tidur.

10. Latihan Mobilisasi Pada Pasien Pasca Pembedahan


Mobilisasi pasca pembedahan yaitu proses aktivitas yang dilakukan pasca
pembedahan dimulai dari latihan ringan diatas tempat tidur (latihan pernafasan, latihan batuk
efektif dan menggerakkan tungkai) sampai dengan pasien bisa turun dari tempat tidur,
berjalan ke kamar mandi dan berjalan ke luar kamar (Brunner & Suddarth, 1996 ).
Tahap-tahap mobilisasi pada pasien dengan pasca pembedahan menurut Rustam
Muchtar (2016), meliputi :

1. Pada hari pertama 6-10 jam setelah pasien sadar, pasien bisa melakukan
latihan pernafasan dan batuk efektif kemudian miring kanan – miring kiri
sudah dapat dimulai.
2. Pada hari ke 2, pasien didudukkan selama 5 menit, disuruh latihan pernafasan
dan batuk efektif guna melonggarkan pernafasan.
3. Pada hari ke 3 - 5, pasien dianjurkan untuk belajar berdiri kemudian berjalan
di sekitar kamar, ke kamar mandi, dan keluar kamar sendiri.

DAFTAR PUSTAKA
Kasdu, Dini. 2016. Operasi Caesar Masalah dan Solusinya. puspa sehat. Jakarta
Pusdiknakes, WHO, JHPIEGO. (2017) Post caesare, Jakarta: MNH
Soelaiman,2017. Mobilisasi pada pasien post op diaksespada tanggal 18 Agustus 2017 pukul
18:01 Wib

Carpenito 2016 Latar Belakang penelitian pentingnya mobilisasi dini pada ibu post sc
diaksespada tanggal 18 Agustus 2017 pukul 18:01 Wib

Gordon, 2017 Sap Mobilisasi pada pasien post sc dan normal) diaksespada tanggal 18
Agustus 2017 pukul 18:01 Wib

Roper,2016. Keperawatan Medikal Bedah Vol 1. Jakarta: EGC

Mochtar 2016 ,The Clinical Practice Of Medical Surgical Nursing 2nd: Brown Co Biston.

Anda mungkin juga menyukai