Anda di halaman 1dari 10

A.

Pendahuluan

1. Deskripsi singkat

Bab ini membahas tentang dasar-dasar komunikasi yang perlu dikuasai oleh dosen
untuk mengelola pembelajaran. pembahasan-nya meliputi hakikat komunikasi, proses
komunikasi, syarat terjadi komunikasi, keberhasilan komunikasi, komunikasi dengan
mahasiswa. seorang dosen yang menguasai dasar-dasar komunikasi dengan baik akan
mampu berkomunikasi secara lebih efektif.

2. Kemampuan akhir yang diharapkan

Kemampuan akhir yang diharapkan dari bab ini adalah dosen mampu menjelaskan
hakikat komunikasi dan proses terjadinya komunikasi dengan benar. para dosen juga
diharapkan dapat melakukan komunikasi antar pribadi secara efektif terhadap
mahasiswa atau peserta didiknya.

B. Penyajian

1. Hakikat komunikasi

a. Pengertian

Komunikasi merupakan penyampaian pikiran atau informasi dari seseorang kepada


orang lain dengan menggunakan cara tertentu sehingga orang lain tersebut mengerti
betul apa yang dimaksud oleh penyampai pikiran atau informasi. dalam proses
berkomunikasi terdapat interaksi yang terjadi setidaknya antara dua pihak. dalam
praktiknya penggunaan istilah interaksi komunikasi sering dipertukarkan, karena
keduanya mengandung saling bertukar informasi, pesan ataupun makna.

Wiryawan dan noorhadi (1990) menjabarkan komunikasi setidaknya dalam tiga


perspektif sebagai berikut :

1. Proses penyampaian informasi. penguasaan informasi dan strategi atau tata cara
penyampaian sangat menentukan keberhasilan dalam berkomunikasi. adapun
komponen yang dinilai tidak menjadi penentu adalah komponen pengirim dan
penerima pesan.
2. Proses penyampaian gagasan dari seseorang kepada orang lain dalam perspektif
ini mengandung makna bahwa penyampaian pesan merupakan penentu yang
utama dalam mencapai keberhasilan proses, sementara penerima pesan
dipahami sebagai objek yang pasif.
3. Proses penciptaan makna terhadap gagasan atau ide disampaikan. perspektif ini
mengisyaratkan adanya keseimbangan peran antara tiga komponen utama
proses komunikasi yakni penyampai, penerima dan pesan itu sendiri. pesan yang
disampaikan dapat menggunakan berbagai media, namun demikian terciptanya
makna dari pesan yang disampaikan adalah hasil dari usaha dan interaksi antara
komponen tersebut.
Komunikasi dapat dikatakan efektif apabila pesan diterima dan dimengerti sebagaimana
yang dimaksud oleh penyampaian pesan serta ditindak lanjuti dengan pembuatan oleh
penerima pesan serta tidak ada hambatan (noise) yang berarti dan menghalangi
pemahaman akan pesan yang disampaikan tersebut.

b. Proses komunikasi

Sebagai sebuah proses, komunikasi selalu dinamis. proses yang dinamis ini terjadi dalam
berbagai situasi dan tempat dalam rangka mencapai tujuan tertentu. sebuah usaha yang
melibatkan lebih dari satu orang melalui interaksi yang dibangun bersama antar
komponen komunikasi dengan memanfaatkan media yang dipilih.

proses komunikasi dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1.1 proses komunikasi

Penyampaian menyusun pesannya dengan menggunakan media yang dipilih, dapat


berupa bahasa lisan/verbal maupun tertulis dalam sistem bahasa tertentu. proses
disebut encode, karena yang terjadi sesungguhnya adalah proses memformulasikan
pikiran dan informasi dengan menggunakan kode-kode (bahasa) sehingga pikiran-
pikirannya dapat dimengerti oleh penerima pesan. selanjutnya adalah decode yang
dilakukan oleh penerima pesan untuk memahami maksud dari penyampaian pesan.
keberhasilan komunikasi tergantung dari peran ketiga komponen dalam komunikasi
tersebut.

Sesuai dengan proses yang mendasari terjadinya sebuah komunikasi, maka komunikasi
dapat digolongkan menjadi dua, yaitu komunikasi verbal dan non verbal. komunikasi
verbal menggunakan bahasa sebagai media, sedangkan komunikasi non verbal
memanfaatkan bahasa tubuh yang berupa isyarat, gerak gerik, mimik, muka, serta
memanfaatkan gambar, dan lain-lain.

Dalam berkomunikasi diperlukan tidak hanya pengetahuan, namun juga keterampilan


(bygate dalam sumardiyani & sakhiya : 2007). komunikasi verbal bersifat transient yang
bermakna anon going context of place and moment sorrounding it, oral channel atau
disampaikan secara lisan, dan salient yang berarti spontan, face to face, dynamic, and
context dependant. Berikut ini sepuluh prinsip yang perlu diperhatikan dalam melakukan
komunikasi menurut Elfindri, dkk (2010:127) :

1. begin with the in mind, dengan kata lain mulailah dengan fokus pada hasil yang
hendak dicapai.
2. Taylor your message to your audience, kenali dan pahami audience serta
berkomunikasilah dengan bahasa mereka.
3. Communication positively, buatlah audience tertarik dan gembira mendengar
pesan yang disampaikan.
4. Get and hold their attention, menarik dan mempertahankan
perhatian audience dapat dilakukan dengan menggunakan ilustrasi maupun yang
lainnya, seperti film dan musik.
5. Establish trust and rapport, bangun kepercayaan dan kedekatan.
6. Use the KISS (keep it short and simple) principle. pesan sebaiknya concise (padat),
singkat, dan sederhana.
7. Give specific examples to illustrate your points, dengan menggunakan cerita dan
juga contoh akan mudah dipahami.
8. Anything that conveys communiction is communication, nada suara, pilihan kata,
cara berpakaian, gerak tubuh akan memperkuat komunikasi.
9. Listen, watch, and ask for feedback, dengan mendengar dan menerima berarti
belajar, karena mendengar adalah jantungnya komunikasi.
10. Practice, practice, practice, memahami dasar teori dengan baik merupakan kunci
meningkatkan keterampilan dan harus diikuti dengan terus menerus.
2. Faktor-faktor penentu keberhasilan komunikasi

Komunikasi merupakan sebuah proses yang melibatkan lebih dari satu orang dan cara
dinamis berinteraksi dalam rangka menghasilkan perubahan pengetahuan, perilaku, dan
sikap (attitude change) sebagai tujuan. ketercapaian tujuan komunikasi merupakan
keberhasilan komunikasi. keberhasilan ini dipengaruhi berbagai faktor sebagai berikut :

Komunikator merupakan sumber dan penyampaian pesan. kepercayaan penerima pesan


pada komunikator serta keterampilan komunikator dalam

a. Komunikator (penyampaian pesan)

melakukan komunikasi menentukan keberhasilan komunikasi.

b. Pesan yang disampaikan

Pesan (massage) adalah substansi yang disampaikan oleh komunikator kepada


komunikan. kejelasan pengiriman dan penerimaan pesan sangat berpengaruh terhadap
kesinambungan komunikasi. pesan sebagai salah satu faktor penentu keberhasilan
komunikasi dapat dilihat dari :

1. daya tarik pesan itu sendiri


2. kesesuaian pesan dengan kebutuhan penerima pesan,
3. lingkup pengalaman yang sama (area of shared experience) antara penyampaian
dan penerima pesan tentang pesan tersebut, serta
4. peran pesan dalam memenuhi kebutuhan penerima pesan.
c. Komunikan (penerima pesan)

Keberhasilan komunikasi juga dipengaruhi oleh faktor komunikan, karena dialah yang
menerima, memahami, menerjemahkan dan selanjutnya memberi respon atas pesan
yang disampaikan oleh komunikator. pengaruh komunikan dalam keberhasilan
komunikasi dalam ditinjau dari :

1. kemampuannya menafsirkan pesan.


2. kesadaran atas terpenuhinya kebutuhan dari pesan yang diterimanya.
3. perhatian komunikan terhadap pesan yang diterima.
d. Konteks

Konteks dalam sebuah proses komunikasi merupakan setting atau lingkungan pada saat
terjadinya komunikasi. setting atau lingkungan akan sangat menunjang keberhasilan
komunikasi apabila bersifat kondusif, yaitu lingkungan nyaman, menyenangkan, aman,
sekaligus menantang.

e. Media

Media merupakan saluran (channel) yang digunakan untuk menyampaikan pesan.


sebagai sarana berkomunikasi, media atau saluran yang digunakan dapat berupa
bahasa verbal maupun non verbal. penggunaan berbagai media yang menyentuh
keberhasilan komunikasi.

3. Komunikasi antar pribadi.

a. Pengertian

Komunikasi informal yang setidaknya terjadi antara dua orang individu dalam berbagai
situasi dan tempat merupakan batasan umum komunikasi antar pribadi. dengan kata
lain komunikasi ini melibatkan hati antar individu yang terlibat dalam komunikasi yang
dibangun karena adanya rasa saling mempercayai. komunikasi jenis ini dapat terjadi
pada waktu seorang ibu berkomunikasi dengan anaknya, atau pada waktu seorang
pedagang melayani pembeli, serta antara seorang dosen dengan mahasiswanya.

Gambar 1.2 keterampilan berkomunikasi antar pribadi

Komunikasi antar pribadi akan berlangsung secara efektif, jika pihak yang
berkomunikasi menguasai keterampilan berkomunikasi antar pribadi dengan baik.
secara umum keterampilan tersebut digambarkan oleh lang dan evans (2006 : 42) dalam
gambar 1.2

Sebagai contoh implikasi dari keterampilan yang digambarkan di atas seperti kita
seorang anak mengadu kepada ibunya dan sang ibu membelai anaknya dengan penuh
kasih sayang dan mendengarkan dengan penuh perhatian serta mengulangi bagian
tertentu dari pembicaraan anaknya atau mengajukan pertanyaan yang sesuai.

Contoh tersebut memberikan ilustrasi tentang penerapan physical contact pada waktu
ibunya membelai anaknya. selanjutnya ada paraphrasing, juga perception
checking melalui question and answer pada waktu ibunya bertanya. ada
pula sincerity dan empathy serta keterampilan mendengar (listening).

b. Komunikasi antar pribadi dalam kegiatan pembelajaran

Sebagai sebuah proses yang mendidik, sudah semestinya dalam kegiatan pembelajaran
setiap saat muncul komunikasi antar pribadi. komunikasi yang mungkin terjadi antara
pribadi dosen dengan mahasiswanya ataupun antar mahasiswa. sejauh mana
komunikasi tersebut berhasil mewujudkan pemahaman diantara mereka sangat
tergantung pada usaha kedua belah pihak. namun demikian dosen memiliki peran yang
lebih menentukan, karena dosen adalah pengendali kegiatan pembelajaran, dan oleh
karena itulah maka dosen bertanggung jawab atas terciptanya komunikasi antar pribadi
yang sehat dan efektif. komunikasi yang seperti itu akan turut menentukan keberhasilan
dari kegiatan pembelajaran itu sendiri. keterampilan dosen dalam melakukan
komunikasi. menjadi penentu keberhasilan dosen mengemban tanggung jawab
tersebut.

Dalam konteks kehidupan di sekolah, misalnya, kadang terjadi siswa yang mogok
sekolah karena merasa tidak diperhatikan oleh gurunya, sedangkan perkelahian di
sekolah menengarai adanya protes para siswa atas perlakuan yang dirasa memihak atau
tidak adil. sebaliknya, banyak pula siswa yang sangat menghormati dan mengagumi
gurunya disebabkan oleh adanya perasaan mendapat perhatian dari gurunya tersebut.
Ilustrasi tersebut memberikan gambaran betapa keterampilan komunikasi antar pribadi
mutlak perlu dikuasai oleh dosen, selain untuk membangun relasi yang baik dengan
mahasiswa juga mendorong terciptanya sebuah kegiatan pembelajaran yang
menyenangkan, komunikatif dan interaktif.

Suwarna, dkk (2006 : 24) berpendapat bahwa komunikasi dalam pembelajaran


merupakan bentuk interaksi yang dipilih oleh guru (dosen) untuk menyampaikan pesan
pembelajaran, pada umumnya berbentuk verbal, written, visual, auditory. serta
hubungan diantaranya. komunikasi verbal dilakukan dengan menggunakan bahasa lain,
sedangkan kertas tugas, kartu tugas, dan poster adalah bentuk-bentuk
komunikasi written (tertulis) dan visual yang dapat digunakan secara kelompok maupun
individu. adapun komunikasi auditory dapat diwujudkan dalam bentuk rekaman.

Komunikasi satu arah (one way) dari dosen ke mahasiswa bukankah satu-satunya
interaksi pembelajaran, namun yang seharusnya dikembangkan adalah komunikasi
interaksi yang optimal antara dosen dengan mahasiswa.

Gambar berikut ini memberikan pola interaksi yang dibangun :

Gambar 1.3 pola interaksi

c. Komponen keterampilan berkomunikasi antar pribadi

Keterampilan berkomunikasi antar pribadi dirinci dalam 3 kelompok oleh Sokolov dan
Sadker dalam IGAK Wardani (2006), sebagai berikut :

1. Kemampuan untuk mengungkapkan perasaan mahasiswa

Kemampuan ini menciptakan iklim yang posesif dalam kegiatan belajar yang
memungkinkan mahasiswa mau mengungkapkan perasaan atau masalah yang
dihadapinya tanpa merasa dipaksa atau atau di pojokan. iklim ini dapat ditumbuhkan
dengan 2 cara antara lain, menunjukan sikap memperhatikan (attending behavior) dan
mendengarkan dengan aktif (active listening). dalam usaha menumbuhkan iklim ini,
dosen bersikap :

1. Memberi dorongan, buku bermusuhan


2. Bertanya, bukan menghakimi
3. Fleksibel (luwes), bukan terstruktur.
Sikap memperhatikan dapat ditunjukan dengan berbagai cara seperti mengadakan
kontak pandang, mimic muka maupun gerak tubuh, mengucapkan kata-kata singkat
misalnya ya, benar, yang semuanya ini menunjukan bahwa dosen sedang
mendengarkan mahasiswa yang berbicara. secara singkat sikap memperhatikan efektif
dapat ditunjukan dengan cara, yaitu isyarat nonverbal (kontak pandang, mimik muka,
sikap tubuh yang rileks atau gerak mendekati) serta isyarat verbal (diam/kensenyapan
sejenak, kata-kata/komentar singkat, atau kesimpulan singkat).

2. Kemampuan menjelaskan perasaan yang diungkapkan mahasiswa

Bila mahasiswa sudah bebas mengungkapkan perasaan/masalah yang dihadapinya,


tugas dosen kini yaitu membantu mahasiswa untuk mengklarifikasi ungkapan perasaan
tersebut, sehingga dosen perlu menguasai dua jenis keterampilan yaitu merefleksikan
dan mengajukan pertanyaan iventori. hal yang perlu diperhatikan untuk dapat
merefleksikan ungkapan perasaan mahasiswa secara efektif yaitu :

1. Hindari prasangka terhadap pembicara atau topic yang dibicarakan


2. Perhatikan dengan cermat semua pesan verbal/nonverbal dari pembicara
3. Lihat, dengarkan, dan rekam dalam hati kata-kata/ perilaku khas yang
diperlihatkan oleh pembicara.
4. Bedakan/simpulkan kata-kata/ pesan yang bersifat emosional.
5. Beri tanggapan pada mahasiswa dengan mem-parafrase kata-kata yang
diucapkan, menggambarkan perilaku khusus yang diperhatikan, dan tanggapan
mengenai kedua hal tersebut.
6. Jaga nada suara, jangan sampai berteriak, menghakimi, atau seperti memusuhi
7. Minta klarifikasi apakah yang dikatakan pada nomor 5 itu benar demikian.
Dalam kaitan ini, pertanyaan inventori dapat didefinisikan sebagai pertanyaan yang
menyebabkan orang melacak pikiran, perasaan, dan perbuatannya sendiri, serta menilai
keefektifan dari perbuatan tersebut. menurut pengamat psikologi humanistik, manusia
yang sehat dan matang mampu menilai perasaannya sendiri, menentukan tingkat
produktivitasnya, dan kemudian berdasarkan kedua hal memodifikasi perilakunya.
Pertanyaan inventori dapat digolongkan menjadi tiga jenis yaitu :

1. Pertanyaan yang menuntut siswa untuk mengungkapkan perasaan dan


pikirannya, contoh : bagaimana perasaan anda? Ceritakan apa yang anda alami!
2. Pertanyaan yang mengiring siswa/mahasiswa untuk mengidentifikasi pola-pola
perasaan, pikiran, dan perbuatannya. Contoh : bagaimana reaksi anda dalam
situasi seperti ini? kondisi ini? kondisi apa yang menyebabkan anda bereaksi
seperti itu?
3. Pertanyaan yang mengiring mahasiswa untuk mengidentifikasi
konsekuensi/akibat dari perasaan, pikiran, dan perbuatannya. Contoh: apa yang
terjadi kalau anda bereaksi seperti itu? apa akibat respons yang anda berikan
tersebut bagi anda sendiri? bagaimana perasaan anda setelah perilaku itu anda
tunjukkan?
3. Mendorong mahasiswa untuk memilih perilaku alternatif.

Kemampuan ini meliputi hal-hal berikut:

1. Kemampuan mencari/mengembangkan berbagai perilaku alternative yang sesuai


2. Kemampuan melatih perilaku alternative serta merasakan apa yang dihayati
mahasiswa dengan perilaku tersebut.
3. Menerima balikan dari orang lain tentang keefektifan setiap perilaku alternative.
4. Meramalkan konsekuensi jangka pendek dan jangka panjang dari setiap perilaku
alternative.
5. Memilih perilaku alternative yang paling sesuai dengan kebutuhan pribadi
mahasiswa.
4. Kemampuan Dosen dan Mahasiswa

Salah satu tugas dosen yang utama dalam mengajar adalah menciptakan iklim belajar
yang kondusif. untuk menciptakan iklim yang kondusif tersebut, W.R Houston dkk.
(1990), menyarankan pentingnya peng-komunikasian harapan (expectation), dari dosen
kepada mahasiswa.

Harapan tercermin dari apa yang dikerjakan dan dibuat oleh dosen dan mahasiswa.
harapan dapat terdiri dari berbagai hal seperti :

1. Tugas-tugas yang jelas diketahui oleh setiap mahasiswa.


2. Pembagian waktu yang jelas untuk mengerjakan setiap tugas,
3. Perilaku yang semestinya ditunjukkan oleh mahasiswa dalam menyelesaikan
tugas-tugas, atau
4. Cara pemberian balikan untuk setiap tugas.
Untuk memenuhi harapan tersebut, hal-hal berikut perlu diperhatikan oleh dosen.

A. Tujuan

Nyatakan tujuan/arah pada awal kuliah. pengkomunikasian persyaratan mata kuliah


yang mencangkup garis besar kegiatan dan persyaratan yang harus dipenuhi untuk bisa
lulus mata kuliah tersebut, merupakan salah satu cara untuk membuat para mahasiswa
sadar akan tujuan yang dicapai dan persyaratan untuk mencapainya.

B. Respek (rasa hormat)

Rasa hormat mahasiswa terhadap dosen dapat ditumbuhkan dengan cara menunjukkan
lebih dahulu rasa respek dosen terhadap mahasiswa. rasa saling menghormati antara
dosen dan mahasiswa perlu dipelihara karena hal ini akan menumbuhkan lingkungan
belajar yang sehat.

C. Keteraturan

Aturan kelas yang jelas, seperti tidak boleh merokok selama mata kuliah, cara
mengajukan pertanyaan yang sopan, atau bebas waktu penyerahan paper yang jelas,
akan membuat keteraturan dan rasa aman dalam kelas.

D. Berperilaku adil

Perlakuan yang adil yang ditunjukkan dosen terhadap mahasiswa, terutama yang
berkaitan dengan aturan dan persyaratan mata kuliah yang telah disepakati sebelumnya,
akan membantu menumbuhkan iklim kerja yang positif.

E. Rasa aman

Menjaga rasa aman para mahasiswa dengan mencegah terjadinya kekacauan


merupakan tantangan berat bagi dosen-dosen muda yang belum berpengalaman.
ketegasan, ketepatan, dan kecepatan bertindak merupakan salah satu kunci dalam
mencegah terjadinya hal-hal yang menghilangkan rasa aman mahasiswa.

F. Penuh perhatian (caring)

Perhatian dosen terhadap para mahasiswanya, baik melalui kontak pandang, senyuman,
maupun kata-kata yang wajar, akan membantu menumbuhkan iklim kelas yang
kondusif, dan memenuhi harapan mahasiswa.

Sebagaimana halnya dengan jenis komunikasi secara umum, komunikasi antara dosen
dan mahasiswa dapat dilakukan secara verbal maupun non verbal. kedua jenis
komunikasi ini cukup efektif jika syarat-syarat terjadinya komunikasi terpenuhi, serta
menerapkan hukum komunikasi, yaitu REACH:

Respect, sikap menghargai

Empathy, kemampuan mendengar

Audible, dapat didengar atau dimengerti

Clarity, jelas

Humble, rendah hati.


C. Penutup

1. Rangkuman

1. Komunikasi merupakan aktivitas penyampaian pikiran atau


2. Informasi dari seseorang kepada orang lain dengan menggunakan cara tertentu
untuk tujuan tertentu sehingga orang lain tersebut mengerti betul apa yang
dimaksud oleh penyampai pikiran atau informasi.
3. Komunikasi dapat dikatakan efektif apabila pesan diterima dan dimengerti
sebagaimana yang dimaksud oleh penyampai pesan serta ditindaklanjuti dengan
perbuatan oleh penerima pesan serta tidak ada hambatan (noise) yang berarti
dan menghalangi pemahaman akan pesan yang disampaikan tersebut.
4. Keberhasilan dalam berkomunikasi dipengaruhi beberapa faktor, yaitu:
komunikator, komunikan, pesan, media, dan konteks.
2. Evaluasi

1. Apa yang dimaksud dengan komunikasi, jelaskan kaitannya dengan kegiatan


pembelajaran?
2. Apa yang bisa dicapai bila komunikasi berjalan efektif?
3. Bentuk latihan apa saja yang perlu dilakukan mahasiswa untuk mengembangkan
keterampilan berkomunikasi antar pribadi?
4. Apa tugas dosen sebagai penanggung jawab kegiatan pembelajaran dalam
rangka membangun komunikasi yang efektif?
3. Tindak lanjut

Baca referensi tentang komunikasi dan buatlah analisis tentang bagaimana komunikasi
dalam pembelajaran dan peranannya untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai