Anda di halaman 1dari 9

MEMBANGUN KOMUNIKASI DALAM PROSES BELAJAR

MENGAJAR
1. Pengertian Komunikasi
Komunikasi dalam pembalajaran dewasa ini mendapatkan perhatian yang luar biasa.
Hal ini dilatarbelakangi pentingnya memilih cara komunikasi dalam proses pembelajaran
agar kegiatan tersebut mencapai tujuan secara efektif dan efesien. Komunikasi menjadi salah
satu factor penentu keberhasilan dalam proses pembelajaran. Komunikasi yang efektif
berkolerasi dengan tingkat keberhasilan pembelajaran.
Komunikasi secara etimologis berasal dari bahasa Latin Communication mengacu
pada kata comunis yang berarti sama makna. Komunikasi ialah penyampaian pesan dari
komunikator (sender) kepada komunikan (receiver) melalui media tertentu dan menyebabkan
efek. Berdasarkan defenisi yang ada di atas dapat diambil pemahaman bahwa :
a. Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses penyampaian informasi. Dilihat dari
sudut pendang ini, kesuksesan komunikasi tergantung kepada desain pesan atau
informasi dan cara penyampaiannya. Menurut konsep ini pengirim dan penerima pesan
tidak menjadi komponen yang menentukan.
b. Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan dari seseorang kepada orang lain.
Pengirim pesan atau komunikator memiliki peran yang paling menentukan dalam
keberhasilan komunikasi, sedangkan komunikan atau penerima pesan hanya sebagai
objek yang pasif.
c. Komunikasi diartikan sebagai proses penciptaan arti terhadap gagasan atau ide yang
disampaikan. Pemahaman ini menempatkan tiga komponen yaitu pengirim, pesan dan
penerima pesan pada posisi yang seimbang. Proses ini menuntut adanya proses
enconding oleh pengirim dan decoding oleh penerima, sehingga informasi dapat
bermakna.
Sedangkan pembelajaran dapat dimaknai sebagai interaksi antara pendidik dengan
peserta didik yang dilakukan secara sengaja dan terencana serta memiliki tujuan yang positif.
Keberhasilan pembelajaran harus didukung oleh komponen-komponen intruksional yang
terdiri dari pesan berupa materi belajar, penyampaian pesan yaitu pengajar, bahan untuk
menuangkan pesan, peralatan yang mendukung kegiatan belajar, teknik atau metode yang
sesuai, serta latar atau situasi yang kondusif bagi proses pembelajaran.

Dalam konteks komunikasi, proses belajar mengajar dapat dipahami sebagai proses
komunikasi

antara

komunikator

(guru)

dan

komunikan

(murid).

Guru

dapat

mengkomunikasikan pengalaman, ilmu, ide dan gagasan serta nilai-nilai yang dimilikinya
kepada para muridnya dengan harapan bahwa muridnnya dapat menerimanya dan
mengaplikasikannya. Aktivitas komunikasi tersebut tidak dapat dilakukan dengan
sembarangan akan tetapi harus dilakukan upaya-upaya tertentu agar sesuatu yang
disampaikan tersebut dapat diterima dengan mudah dan dimengerti oleh para murid.
Proses belajar mengajar tidak terlepas dari tiga komponen utama yaitu guru, siswa
dan bahan ajar. Proses belajar merupakan interkasi antar berbagai unsure, dengan unsure
utama adalah siswa, kebutuhan berbagai sumber, serta situasi belajar yang memberikan
kemungkinan kegiatan belajar. Meskipun demikian guru merupakan factor yang cukup
menentukan, seperti melakukan pengembangan bahan ajar serta perangkat lainnya. Guru juga
menjadi posisi sentral karena guru memiliki otoritas dalam menentukan penggunaan metode
yang akan digunakan dalam penyampaian bahan ajar supaya diterima oleh murid dengan
efektif.
2. Komunikasi Efektif
Komunikasi merupakan suatu proses yang melibatkan dua orang atau lebih dan
didalamnya terjadi pertukaran informasi dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu.
Terdapat dua jenis komunikasi yaitu komunikasi lisan dan tulisan. Di dalam komunikasi,
terdapat lima elemen yang terlibat yaitu sender (pengirim informasi), receiver (penerima
informasi), informasi, feed back, dan media. Masing-masing elemen tersebut saling
mempengaruhi dalam keberhasilan komunikasi secara keseluruhan. Dengan demikian
masing-masing elemen memiliki peran dan fungsi sendiri-sendiri yang saling mendukung
antara satu dengan lainnya, saling terkait dan tidak dapat saling meniadakan.
Komunikasi yang efektif dapat diartikan sebagai penerimaan pesan oleh komunikan
atau receiver sesuai

dengan

pesan

yang

dikirim

oleh sender atau

komunikator,

kemudian receiver atau komunikan memberikan respon yang positif sesuai dengan yang
diharapkan. Jadi, komunikasi efektif itu terjadi apabila terdapat aliran informasi dua arah
antara komunikator dan komunikan dan informasi tersebut sama-sama direspon sesuai
dengan harapan kedua pelaku komunikasi tersebut. Atau dapat pula disebut komunikasi yang
mampu menghasilkan perubahan sikap (attitude change) pada orang yang terlibat dalam
komunikasi, yang bertujuan untuk memberi kemudahan dalam memahami pesan yang

disampaikan antara pemberi dan penerima sehingga bahasa lebih jelas, lengkap, pengiriman
dan umpan balik seimbang dan melatih penggunaan bahasa nonverbal secara baik.
Hal

yang

harus

menjadi

perhatian

utama

dan

sering

kita

lupa

adalah, receiver (penerima informasi) dari proses belajar mengajar adalah manusia, maka
sudah selayaknya seorang pendidik memperlakukan siswanya sebagai manusia, bukan
memperlakukannya sebagai mesin atau objek yang tidak memiliki perasaan. Sudah saatnya
komunikasi yang terjadi di dalam proses belajar mengajar merupakan sebuah komunikasi
berkualitas yang mengedepankan rasa kemanusiaan, dengan demikian akan tercapai sebuah
kualitas dari komunikasi yang efektif yang akan berefek pada peningkatan kualitas diri setiap
orang yang terlibat di dalamnya.
Menurut Stephen Covey, komunikasi merupakan keterampilan yang paling penting
dalam hidup kita. Kita menghabiskan sebagian besar waktu di saat kita sadar dan bangun
untuk berkomunikasi. Sama halnya dengan pernafasan, komunikasi kita anggap sebagai hal
yang otomatis terjadi begitu saja, sehingga kita tidak memiliki kesadaran untuk
melakukannya dengan efektif. Dia juga menekankan konsep kesalingtergantungan
(interdependency) untuk menjelaskan hubungan antar manusia. Unsur yang paling penting
dalam komunikasi bukan sekedar pada apa yang kita tulis atau kita katakan, tetapi pada
karakter kita dan bagaimana kita menyampaikan pesan kepada penerima pesan. Komunikasi
efektif dapat terbentuk apabila terdapat aliran informasi dua arah antara komunikator dan
komunikan serta informasi tersebut sama-sama direspon sesuai dengan harapan kedua pelaku
komunikasi tersebut. Guna mewujudkan hal tersebut setidaknya ada lima aspek yang perlu
dipahami dan dilakukan dalam membangun komunikasi yang efektif. Kelima aspek tersebut
adalah :
a. aspek kejelasan
Informasi yang akan disampaikan oleh komunikator kepada komunikan harus
disampaikan dengan bahasa pengantar yang jelas dan sama-sama dipahami oleh kedua pihak.
Hal ini dimaksudkan bahwa dalam komunikasi harus menggunakan bahasa dan mengemas
informasi secara jelas, sehingga mudah diterima dan dipahami oleh komunikan.
b. aspek ketepatan
Ketepatan atau akurasi ini menyangkut penggunaan bahasa pengantar yang benar dan
kebenaran informasi yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan.
c. aspek konteks
Konteks atau sering disebut dengan situasi adalah bahwa bahasa dan informasi yang
disampaikan harus sesuai dengan keadaan dan lingkungan dimana komunikasi itu terjadi.

Keadaan yang demikian akan menciptakan iklim komunikasi yang santai dan memudahkan
komunikan dalam menyerap apa yang disampaikan oleh komunikan karena sesuai dengan
situasi yang ada pada saat itu.
d. aspek alur
Bahasa dan informasi yang akan disajikan harus disusun dengan alur atau sistematika
yang jelas, sehingga pihak yang menerima informasi cepat tanggap.
e. aspek budaya
Aspek ini tidak saja menyangkut bahasa dan informasi, tetapi juga berkaitan
dengan tatakrama dan etika. Artinya dalam berkomunikasi harus menyesuaikan dengan
budaya orang yang diajak berkomunikasi, baik dalam penggunaan bahasa verbal maupun
nonverbal, agar tidak menimbulkan kesalahan persepsi.
Merujuk pada pendapat Stephen Covey, syarat utama dalam komunikasi efektif
adalah karakter yang kokoh yang dibangun dari integritas pribadi yang kuat seorang
komunikan. Komunikator dalam konteks komunikasi pendidikan adalah seorang guru.
Integritas pribadi seorang guru akan menghasilkan kepercayaan dan merupakan fondasai
utama dalam membangun komunikasi yang efektif. Pribadi yang berintegritas berarti pribadi
yang jujur dalam segala hal. Proses belajar mengajar dapat dilandasi dengan semangat dan
jiwa persahabatan antara guru dan murid, dalam hal ini kejujuran mengambil peran penting
karena tidak ada persahabatan yang lebih baik dari sekedar kejujuran (honesty). Kejujuran
mengatakan kebenaran atau menyesuaikan katakata kita dengan realitas. Integritas adalah
menyesuaikan realitas dengan katakata kita. Integritas bersifat aktif, sedangkan kejujuran
bersifat pasif. Seorang guru akan menjadi faktor yangterus disorot oleh siswa, oleh karena itu
seorang guru diharapkan bisa menjadi teladan yang baik bagi siswa dalam setiap perilakunya.
Dalam komunikasi yang efektif, harus ada komunikasi dialogis antara komunikan dan
komunikator. Komunikasi dialogis adalah komunikasi yang dibangun secara timbal balik atau
dua arah sehingga terjadi saling merespon antara komunikator dan komunikan, dengan
demikian perannya masing-masing berganti-ganti. Pada waktu komunikasi berjalan
komunikan juga menjadi komunikator dan sebaliknya. Dengan cara komunikasi seperti ini
maka pemahaman terhadap pesan lebih intensif sehingga efetivitasnya tinggi. Komunikasi
yang efektivitasnya tinggi berarti isi atau materi yang dikomunikasikan saling
dipahami.Dalam konteks pembelajaran komunikasi terjadi antara pengajar dan pembelajar
serta antara pembelajar dengan pembelajar sehingga sebenarnya multi arah, bukan hanya dua
arah.

Bila kita memperhatikan konsep Cloude model ada faktor-faktor yang


mempengaruhi atau menghambat komunikasi, misalnya perbedaan-perbedaan umur,
pendidikan,status sosial hingga tempat dan waktu. Komunikasi antara orang yang sudah tua
dan anak kecil kemungkinan mengalami hambatan karena pendengaran orang tua sudah tidak
normal, sementara anak kecil bicaranya belum jelas. Orang yang pendidikannya tinggi
kemungkinan menggunakan istilah-istilah yang sulit dimengerti bagi orang yang
pendidikannya rendah. Seorang yang jabatannya rendah, misalnya tukang sapu mungkin
terkejut bila dipanggil oleh Direktur Perusahaan sehingga mengalami ketakutan sewaktu
diajak bicara, bisa jadi apa yang dia sampaikan bukan yang sebenarnya. Oleh karena itu
untuk meningkatkan efektivitas komunikasi penting sekali membangun rasa emphati, saling
menghargai, saling menyampaikan pesan secara jelas dan lain-lain.
3. Strategi komunikasi efektif dalam pembelajaran
Cukup banyak ahli yang membahas efektivitas komunikasi, salah satunya menyatakan
bahwa diperlukan strategi untuk meningkatkan efektivitas komunikasi.Strategi komunikasi
ada yang merumuskannya dalam bentuk lima hukum komunikasi efektif ( AniGurung, not
date). Limaa hukum komunukasi efektif tersebut disingkat REACH ( Respect, Emphaty,
Audible, Clarity dan Humble). Uraaian masing-masing terkait pembelajaran adalah sebagai
berikut:
1. Respect
Agar komunikasi dapat efektif maka perlu rasa hormat dan saling menghargai antara
komunikan dan komunikator. Perlu dipahami bahwa setiap orang memiliki harga diri dan
oleh karena itu perlu dihargai/dihormati eksistensinya.Bila kit mempelajari huruf Jawa,
terdapat ada istilah dipangku, yang artinya bahwa suatu huruf Jawa dipangku maka akan
mati. Hal ini mengandung arti bahwa kalau anda berbicara dengan orang Jawa maka
hormatilah dia, maka akan mudah anda berkomunikasi.Bila kita cermati ternyata bukan
hanya orang Jawa saja yang senang dihormati, semua orang bila kita hormati, hargai secara
tulus dan wajar mereka akan mudah diajak bicara. Bahkan sekalipun seseorang yang sedang
marah tetapi kalau kita secara tulus menghormati dia, maka kemarahan dia akan mereda dan
menjadi mudah membuka pembicaraan. Didalam pembelajaran, pengajar berhadapan dengan
pembelajar yang kadang-kadang memiliki umur, pendidikan dan pengalaman yang mungkin
lebih. Pembelajar tersebut harus kita hormati dan hargai dengan cara meminta komentar dan
pendapatnya tentang sesuatu hal yang menjadi pokok pembicaraan. Jadikanlah mereka

sebagainara sumber sehingga mereka/dia akan menceritakan pengalaman dan pendapatnya


kepada pembelajar yang lain. Umumnya seseorang akan senang, termotivasi dan bangga
menceritakan pengalamannya.
2. Empathy
Empati adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri atau merasakan kondisi
orang lain atau lawan bicara kita. Salah satu syarat utama agar kita dapat memiliki rasa
empati adalah kemampuan kita untuk mendengarkan atau mengerti orang lain. Dalam
konteks pembelajaran, pengajar harus juga merasakan permasalahan yang dihadapi oleh
pembelajar, misalnya materi pembelajaran yang maaterinya bersifat pemecahan masalah. Apa
bila pembelajar terdiri dari petani yang umumnya kurang berminat membaca teks yang
berlembar-lembar, maka gunakanlah gambar-gambar, foto atau film yang familiar/relevan
dengan pertanian. Datangkanlah nara sumber yang berhasil dibidang pertanian. Ajaklah para
peserta/pembelajar mengunjungi tempat-tempat dimana pada kegiatan yang relevan, cukup
berhasil dan berupa inovasi.
Pengajar harus peka terhadap suasana kelas, misalnya pada sesisiang hari setelah
makan siang seringkali pembelajar cenderung mengantuk, maka buatlah energizer, kerja
kelompok, putarkan film pendek yang menggugah semangat dan lain-lain. Didalam suatu
kelas seringkali terdapat pembelajar yang proses belajarnya lambat dan sulit memahami
materi, maka lakukanlah pendekatan/komunikasi secara khusus dengan tempo yang tidak
secepat teman-temannya. Sampaikan bahwa pengajar akan sangat senang membantu
menjelaskan ulang pada meteri-materi yang dirasa sulit oleh pembelajar. Emphati dalam
pembelajaran hendaknya juga harus mengandung arti bahwa pengajar terbuka terhadap saran,
kritik dan mungkin permintaan yang rasional.Contoh konkritnyamisalnya dengan melakukan
evaluasi setiap akhir sesi atau pada periode tertentu.Hasil evaluasi hendaknya dibicarakan
secara intensif dan kemudian dilanjutkan dengan pemecahan masalah dan tindakan
perbaikan.
3. Audible
Audible berarti pesan yang disampaikan harus dapat diterima dan dimengerti isinya
oleh lawan bicara. Didalam pembelajaran seringkali menggunakan alat bantu atau peraga
agar membantu peningkatan efektivitas pembelajaran. Contohnya untuk menjelaskan bibit
tanaman akan sangat tepat dan mudah apabila pengajar membawa bibit ke dalam kelas,

dengan contoh riel tersebut dapat menjelaskan secara detail. Contoh lain, untuk mengecek
ketajaman pisau yang telah diasah akan sulit dijelaskan atau digambarkan, karena itu paling
mudah adalah mengeceknya dengan tangan/jari kita melalui rabaan, atau mencobakannya
untuk memotong benda tertentu. Didalam pembelajaran dimana ruangannya besar dan jumlah
peserta/pembelajar banyak, suara pengajar seringkali kurang mudah didengar maka perlu
menggunakan pengeras suara/speaker.Tetapi pada ruangan yang kecil dengan jumlah
pembelajar relatif sedikit, menggunakan speaker mungkin justru kurang nyaman karena
terlalu keras. Didalam pembelajaran seringkali pengajar menjelaskan dengan menggunakan
Power Point dan LCD tetapi sepanjang perjalanan pembelajaran mereka juga mencatatnya.
Sebaiknya pengajar juga perlu menyampaikannya bahwa soft copy/hard copy materinya akan
dibagikan, bila memang demikian tidak perlu mencatat. Bila ada hal-hal yang tidak ada
dalam Power Point/soft copy dan mungkin perlu dicatat, maka harus duberitahukan.
4. Clarity
Clarity berarti kejelasan dari pesan yang disampaikan sehingga tidak terjadi
interpretasi atau penafsiran yang berlainan dengan yang dimaksdkan oleh pengajar.Clarity
dapat pula berarti keterbukaan dan transparansi dalam sikap dan perilaku, misalnyasaat ujian
pengajar membagikan lembar kerja ( hasil ujian) kepada peserta uji. Dengan demikian
koreksi hasil ujian pada lembar kerja peserta dapat dicek oleh peserta uji, mungkin saja
koreksi yang dilakukan oleh pengajar terdapaat kesalahan. Dalam hal demikian pengajar
harus secara terbuka mau mendiskusikan dengan peserta uji. Apa bila memang ada kesalahan
koreksi maka secara terbuka harus pengajar menerimanya.
5. Humble
Humble artinya rendah hati atau tidak sombong. Sikap rendah hati terkait erat dengan
sikap hormat. Orang yang rendah hati akan selalu menghargai orang lain. Jadi sikap rendah
hati berartitidak sombong, mau melayani, mau mendengarkan dan menerima saran-kritik,
tidak memandang rendah orang lain, berani mengakui kesalahan, rela memaafkan, lemah
lembut dan penuh pengendalian diri, serta mengutamakan kepentingan yang lebih besar.Jika
komunikasi dalam mengajar kita bangun didasarkan pada lima hukum komunikasi yang
efektif tersebut, maka kita menjadi seorang pengajar yang handal dan pada gilirannya dapat
membangun pembelajaran yang saling menghargai, sehingga saling menguntungkan.

PENUTUP
A. KESIMPULAN
a. Pembelajaran sebagai subset dari proses pendidikan harus mampu memberikan

kontribusi terhadap peningkatan kualitas pendidikan, yang pada ujungnya akan


berpengaruh terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia.
b. Komunikasi efektif dalam pembelajaran merupakan proses transformasi pesan berupa
ilmu pengetahuan dan teknologi dari pendidik kepada peserta didik, dimana peserta didik
mampu memahami maksud pesan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan, sehingga
menambah wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi serta menimbulkan perubahan
tingkah laku menjadi lebih baik.
c. Lima elemen yang terlibat dalam komunikasi efektif adalah sender, receiver, informasi,
feed back dan media.
d. 5 Hukum komunikasi yang efektif yaitu respect (sikap menghargai), emphaty

(kemampuan mendengar), audible (dapat didengarkan /dimengerti dengan baik), clarity


(jelas) dan humble (rendah hati)
B. Saran
1. Agar pembelajaran dapat mendukung peningkatan mutu pendidikan, maka dalam proses

pembelajaran harus terjadi komunikasi yang efektif, yang mampu memberikan


kefahaman mendalam kepada peserta didik atas pesan atau materi belajar.
2. Untuk membangun komunikasi efektif seseorang harus memiliki karakter yang kokoh
yang dibangun dari integritas pribadi yang kuat, karena seorang pendidik menjadi factor
yang terus disorot oleh siswa, oleh karena itu apabila Anda seorang pendidik diharapkan
bisa menjadi teladan yang baik bagi siswa dalam setiap perilakunya.

Sumber :
http://wildandiapari.blogspot.com/2012/04/membangun-komunikasi-efektif.html

http://cantiknyailmu.com/strategi-membangun-komunikasi-dalam-pembelajaran.html
http://www.bppp-tegal.com/v1/index.php?
option=com_content&view=article&id=243:komunikasi-yang-efektif-dalampembelajaran&catid=44:artikel&Itemid=85
http://indahcip.blogspot.com/2012/05/peran-komunikasi-yang-efektif-dalam.html
http://pusdiklat.dephut.go.id/training/artikel/14.%20OK.%20KOMUNIKASI%20EFEKTIF
%20Dlm%20PEMBELAJARAN.%20dan%20ROH%20nya.pdf

Anda mungkin juga menyukai