Anda di halaman 1dari 13

Modul 3 : DASAR KOMUNIKASI DALAM PENDIDIKAN

1. Definisi Komunikasi dalam Pembelajaran

Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia tidak dapat dipisahkan dari upaya
peningkatan kualitas pendidikan yang sekarang ini sedang menjadi sorotan dan harapan banyak
orang di Indonesia. Wujud dari proses pendidikan yang paling rill terjadi dilapangan dan
bersentuhan langsung dengan sasaran adalah berupa kegiatan belajar mengajar pada tingkat
satuan pendidikan. Kualitas kegiatan belajar mengajar atau sering disebut dengan proses
pembelajaran tentu saja akan berpengaruh terhadap mutu pendidikan yang output-nya berupa
sumber daya manusia.

Kegiatan pembelajaran merupakan proses transformasi pesan edukatif berupa materi belajar
dari sumber belajar kepada pembelajar. Dalam pembelajaran terjadi proses komunikasi untuk
menyampaikan pesan dari pendidik kepada peserta didik dengan tujuan agar pesan dapat
diterima dengan baik dan berpengaruh terhadap pemahaman serta perubahan tingkah laku.
Dengan demikian keberhasilan kegiatan pembelajaran sangat tergantung kepada efektifitas
proses komunikasi yang terjadi dalam pembelajaran tersebut

A. Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah inti semua hubungan sosial, apabil orang telah mengadakan hubungan
tetap, maka sistem komunikasi yang mereka lakukan akan menentukan apakah sistem tersebut
dapat mempererat atau mempersatukan mereka, mengurangi ketegangan atau melenyapkan
persengketaan apabila muncul.
Menurut Hardjana, sebagaimana dikutip oleh Endang Lestari G dalam Alex, secara
etimologis komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu cum, sebuah kata depan yang artinya
dengan, atau bersama dengan, dan kata umus, sebuah kata bilangan yang berarti satu. Dua kata
tersebut membentuk kata benda communio, yang dalam bahasa Inggris disebut communion, yang
mempunyai makna kebersamaan, persatuan, persekutuan, gabungan, pergaulan, atau
hubungan.Karena untuk ber-communio diperlukan adanya usaha dan kerja, maka kata
communion dibuat kata kerja communicare yang berarti membagi sesuatu dengan seseorang,
tukar menukar, membicarakan sesuatu dengan orang, memberitahukan sesuatu kepada seseorang,
bercakap-cakap, bertukar pikiran, berhubungan, atau berteman.Dengan demikian, komunikasi
mempunyai makna pemberitahuan, pembicaraan, percakapan, pertukaran pikiran atau hubungan.
Menurutnya Wilbur Schramm dalam Alex, komunikasi merupakan tindakan melaksanakan
kontak antara pengirim dan penerima, dengan bantuan pesan; pengirim dan penerima memiliki
beberapa pengalaman bersama yang memberi arti pada pesan dan simbol yang dikirim oleh
pengirim, dan diterima serta ditafsirkan oleh penerima.
Menutut Koencoro Komunikasi diartikan sebagai proses penciptaan arti terhadap gagasan
atau ide yang disampaikan. Pemahaman ini menempatkan tiga komponen yaitu pengirim, pesan,
dan penerima pesan pada posisi yang seimbang. Proses ini menuntut adanya proses encoding
oleh pengirim dan decoding oleh penerima, sehingga informasi dapat bermakna.
Jadi bisa disimpulkan bahwa Komunikasi adalah penyampaian informasi yang dilakukan
seseorang pengirim ke orang lain dengan tujuan tertentu yang dapat ditafsirkan sendiri oleh
penerima informasi.

B. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan sistemik yang bersifat
interaktif dan komunikatif antara pendidik (guru) dengan siswa, sumber belajar, dan lingkungan
untuk menciptakan suatu kondisi yang memungkinkan terjadinya tindakan belajar siswa.
Menurut Sardiman AM dalam bukunya yang berjudul “Interaksi danMotivasi dalam
Belajar Mengajar” menyebut istilah pembelajaran dengan interaksi edukatif.Menurut beliau,
yang dianggap interaksi edukatif adalah interaksi yang dilakukan secara sadar dan mempunyai
tujuan untuk mendidik, dalam rangka mengantar peserta didik ke arah kedewasaannya.
Pembelajaran merupakan proses yang berfungsi membimbing para peserta didik di dalam
kehidupannya, yakni membimbing mengembangkan diri sesuai dengan tugas perkembangan
yang harus dijalani.

Dapat disimpulkan bahwa komunikasi pembelajaran yaitu suatu proses penyampaian


informasi dari seorang pendidik ke peserta didik untuk mencapai sebuah keberhasilan dalam
belajar secara efektif dan efisien.

2. Unsur-unsur Komunikasi Pembelajaran


Unsur-unsur komunikasi pembelajaran menurut Harold Lasswell :
a. Komunikator(Source,Sender) atau sumber pesan
Sumber adalah dasar yang digunakan di dalam penyampaian pesan, yang digunakan dalam
rangka memperkuat pesan itu sendiri.Sumber dapat berupa orang, lembaga, buku, dan
sejenisnya.Dalam hal sumber ini yang perlu kita perhatikan kredibilitas terhadap sumber
(kepercayaan) baru, lama, sementara dan lain sebagainya. Apabila kita salah mengambil sumber
maka kemungkinan komunikasi yang kita lancarkan akan berakibat lain dari yang kita harapkan.
b. Pesan (Message)
Adalah apa yang dikomunikasikan kepada penerima.Ada juga yang lain yang
mendefinisikan pesan sebagai seperangkat symbol verbal / non verbal yang mewakili
perasaan,nilai,gagasan atau maksud. Pesan adalah keseluruhan daripada apa yang disamaikan
oleh komunikator. Pada seharusnya mempunyai inti pesan (pesan) sebagai pengaruh di dalam
usaha mencoba mengubah sikap dan tingkah laku komunikan. Pesan dapat disampaikan secara
panjang lebar, namun yang perlu diperhatikan dan di arahkan kepada tujuan akhir dari
komunikasi.
c. Media (Channel)
Saluran / alat/wahana yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesanya kepada penerima.
Saluran komunikasi selalu menyampaikan pesan yang dapat diterima melalui panca indera atau
menggunakan media.
d. Komunikan (Receiver)
Sasaran tujuan ( Destination ), Communicate, Penyaji balik ( Decorder ), Pendengar ( Listen ),
dan khalayak ( Audience ). Komunikan atau penerima pesan dapat digolongkan dalam 3 jenis
yakni persona, kelompok dan massa.
e. Efek (Effect, Influence)
Yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut. Effect adalah hasil
aksir dari suatu komunikasi, yakni sikap dan tingkah laku orang, sesuai atau tidak sesuai dengan
yang kita inginkan. Jika sikap dan tingkah laku orang lain sesuai, maka berarti komunikasi
berhasil, demikian pula sebaliknya.
3. Teknik Komunikasi dalam Pembelajaran
Menurut Uchyana(1984), teknik komunikasi terdiri atas :
a) Komunikasi informatif (informatif communication) Suatu pesan yang disampaikan kepada
seseorang atau sejumlah orang tentang hal-hal baru yang diketahuinya.
b) Komunikasi persuasif (persuasive communication) Proses mempengaruhi sikap, pandangan
atau perilaku seseorang dalam bentuk kegiatan membujuk, mengajak, sehingga ia
melakukan dengan kesadaran sendiri.
c) Komunikasi instruktif/koersif (instructive/coersive communication)
Komunikasi yang mengandung ancaman, sangsi dan lain-lain yang bersifat paksaan,
sehingga orang-orang yang dijadikan sasaran melakukan sesuatu secara terpaksa, karena
takut akibatnya.

4. Tujuan Komunikasi Pembelajaran


a. Memberikan pcngetahuan tentang tujuan belajar :Pada permulaan pembelajaran, siswa
perlu diberi tahu tentang pengetahuan yang akan diperolehmya atau ketrampilan yang akan
dipelajarinya.
b. Memotivasi siswa : Usaha untuk memotivasi siswa seringkali dilakukan dengan
menggambarkan sejelas mangkin keadaan di masa depan, dimana siswa perlu menggunakan
pengetahuan yang telah diperolehnya.
c. Menyajikan informasi : Guru kelas bebas dari tugas mempersiapkan dan menyajikan
pelajaran, ia dapat menggunakan energinya kepada fungsi-fungsi yang lain seperti
merencanakan kegiatan siswa, mendiagnosa masalah siswa, memberikan konseling secara
individual
d. Merangsang diskusi : Kegunaan media untuk merangsang diskusi seringkali disebut
sebagai papan loncat, diambil dari bentuk penyajian yang relatif singkat kepada
sekelompok siswa dan dilanjutkan dengan diskusi.
e. Mengarahkan kegiatan siswa: Pengarahan kegiatan merupakan penerapan dari metode
pembelajaran yang disebut metode kinerja (performance) atau metode penerapan
(application). engan kata lain program media digunakan untuk mengarahkan siswa
dilakukan kegiatan langkah demi langkah (step-by-step)
f. Memberikan pengalaman simulasi ; Simulator adalah alat untuk menciptakan lingkungan
buatan yang secara realistis dapat merangsang siswa dan bereaksi terhadap responnya
sendiri, sehingga dapat melatih perilaku kompleks yang membutuhkan lingkungan khusus.
Contoh yng sering ditemui adalah simulator mobil yang digunakan untuk latihan
mengendarai mobil dan simulator pesawat yang digunakan untuk pelatihan pilot. Instruktur
biasanya menjadi bagian dari sistem, memberikan penilaian segera dan menyelipkan
kerusakan pada sistem untuk memberikan siswa latihan mengatasi masalah.

5. Bentuk-bentuk Komunikasi dalam Pembelajaran


A. Komunikasi Intrapersonal
Komunikasi intrapersonal merupakan komunikasi dengan diri sendiri dengan tujuan untuk
berfikir, melakukan penalaran, menganalisis dan merenung. Demikian menurut Effendy tentang
pengertian komunikasi  intrapersonal atau komunikasi antar pribadi merupakan komunikasi
yang berlangsung  dalam diri seseorang orang itu berperan baik sebagai komunikator maupun
sebagai komunikan.
B. Komunikasi Antarpersonal
Komunikasi antarpersonal  adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara
dua orang atau diantara sekelompok kecil orang-orang dengan beberapa efek dan beberapa
umpan balik seketika.
C. Komunikasi kelompok
a. komunikasi dalam kelompok besar
Komunikasi dalam kelompok besar (large group,massa atau macro group) Tidaklah
selalu sama dengan komunikasi  dalam kelompok kecil meskipun setiap kelompok besar
pasti terdiri atas beberapa kelompok kecil.hal ini antara lain dikarenakan beberapa hal
sebagai berikut :
a) Komunikasi dalam kelompok besar jumlahnya yang besar (ratusan atau ribuan orang) di
mana dalam suatu situasi komunikasi yang sedang berlangsung hampir tidak terdapat
kesempatan untuk memberikan tanggapan secara verbal dan personal karna sedikit sekali
kemungkinannya bagi komunikator untuk bertannya jawab.
b) Situasi, Sebaiknya pembicara senantiasa perlu lebih fokus dalam arah pembicaraannya
sehingga pendengar akan dapat mudah mencerna pesan pembicara.
b. Komunikasi kelompok kecil.
Komunikasi kelompok kecil adalah sekumpulan perorangan yang relative kecil yang
masing-masing dihubungkan oleh beberapa tujuan yang sama dan mempunyai derajat
organisasi tertentu diantara mereka. Contoh : komunikasi antar manager dengan sekumpulan
karyawan

D. Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi secara institusional dan teknologis dari
sebagian besar aliran pesan yang dimiliki bersama secara berkelanjutan dalam masyarakat-
masyarakat industrial

6. Hal-hal Perlu Diperhatikan Seorang Guru dalam Berkomunikasi dengan Peserta


Didik.
Ada tiga hal yang perlu dalam berkomunikasi. Ketiga hal ini merupakan rangkaian yang tak
terpisahkan, yaitu :
a. Maksud yang hendak dikomunikasikan
Setiap kali guru hendak berkomunikasi, tentunya ada maksud tertentu.Apakah itu dalam
bentk memberikan pengakuan, bimbingan, maupun perbaikan. Tentunya itu semua adalah
untuk kepentingan anak didik dengan komunikasi itu terjadi perubahan ke arah yang lebih baik.
b. Cara mengomunikasikan
Meskipun mempunyai maksud yang baik, belum tentu komunikasi itu mampu
mempengaruhi anak.Cara mengkomunikasikan masalah sangat menentukan kualitas
komunikasi dan hasil yang diharapkan.Kadang-kadang maksud yang baik tetapi caranya kurang
baik, maka diterima kurang baik. Sebaiknya, komunikasi dilakukan dengan cara yang baik.
c. Maksud bisa diterima
Bila cara komunikasi yang dilakukan oleh guru tepat, maka maksud yang hendak
dikomunikasikan akan dapat diterima. Sebaiknya, bila cara mengomunikasikan informasi tidak
tepat, maka informasi tidak sampai pada anak.
Komunikasi memegang peranan yang amat penting bagi kesuksesan seorang guru.Guru
yang sukses mampu melakukan komunikasi yang efektif.Hampir setiap saat guru
berkomunikasi dengan guru, teman, maupun orang tua. Komunikasi dengan siswa akan berbeda
dengan sesama guru, dan orang tua.
7. Dasar-dasar Komunikasi Efektif dalam Pembelajaran
Komunikasi efektif adalah proses penyampaian informasi dua arah antara komunikator dan
komunikan dan informasi tersebut sama-sama direspon sesuai dengan harapan kedua pelaku
komunikasi tersebut.
1) Aspek-aspek Komunikasi Efektif
Adapun Asfek-asfek untuk membangun Komunikasi Efektif yaitu sebagai berikut:
a. Kejelasan
Hal ini dimaksudkan bahwa dalam komunikasi harus menggunakan bahasa dan
mengemas informasi secara jelas, sehingga mudah diterima dan dipahami oleh komunikan.
b. Ketepatan
Ketepatan atau akurasi ini menyangkut penggunaan bahasa yang benar dan kebenaran
informasi yang disampaikan.
c. Konteks
Konteks atau sering disebut dengan situasi, maksudnya adalah bahwa bahasa dan
informasi yang disampaikan harus sesuai dengan keadaan dan lingkungan dimana
komunikasi itu terjadi.
d. Alur
Bahasa dan informasi yang akan disajikan harus disusun dengan alur atau sistematika
yang jelas, sehingga pihak yang menerima informasi cepat tanggap
e. Budaya
Aspek ini tidak saja menyangkut bahasa dan informasi, tetapi juga berkaitan dengan
tatakrama dan etika.Artinya dalam berkomunikasi harus menyesuaikan dengan budaya orang
yang diajak berkomunikasi, baik dalam penggunaan bahasa verbal maupun nonverbal, agar
tidak menimbulkan kesalahan persepsi.

2) Hal Yang Perlu Diperhatiakn dalam Komunikasi Efektif :


Dalam komunikasi yang efektif, terdapat lima hal yang perlu diperhatikan:
a) Respect, sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang kita
sampaikan. Jika kita harus mengkritik atau memarahi seseorang, lakukan dengan penuh
respek terhadap harga diri dan kebanggaan seseorang. Pahami bahwa seorang pendidik
harus bisa menghargai setiap siswa yang dihadapinya. Rasa hormat dan saling
menghargai merupakan hukum yang pertama dalam berkomunikasi dengan orang lain.
Ingatlah bahwa pada prinsipnya manusia ingin dihargai dan dianggap penting. Jika kita
bahkan harus mengkritik atau memarahi seseorang, lakukan dengan penuh respek
terhadap harga diri dan kebanggaan seseorang. Jika kita membangun komunikasi dengan
rasa dan sikap saling menghargai dan menghormati, maka kita dapat membangun
kerjasama yang menghasilkan sinergi yang akan meningkatkan efektivitas kinerja kita
baik sebagai individu maupun secara keseluruhan sebagai tim.
b) Emphaty, kemampuan menempatkan diri pada situasi atau kondisi yang dihadapi orang
lain. Demikian halnya dengan bentuk komunikasi di dunia pendidikan. Kita perlu saling
memahami dan mengerti keberadaan, perilaku, dan keinginan dari siswa. Rasa empati
akan menimbulkan respek atau penghargaan, dan rasa respek akan membangun
kepercayaan yang merupakan unsur utama dalam membangun sebuah suasana kondusif
di dalam proses belajar-mengajar. Jadi sebelum kita membangun komunikasi atau
mengirimkan pesan, kita perlu mengerti dan memahami dengan empati calon penerima
pesan kita. Sehingga nantinya pesan kita akan dapat tersampaikan tanpa ada halangan
psikologi atau penolakan dari penerima.
c) Audible, dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik, berarti pesan yang kita
sampaikan bisa diterima dengan baik oleh penerima pesan.
d) Clarity, kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi
atau berbagai penafsiran yang berlainan. Clarity dapat pula berarti keterbukaan dan
transparansi.Dalam berkomunikasi kita perlu mengembangkan sikap terbuka (tidak ada
yang ditutupi atau disembunyikan), sehingga dapat menimbulkan rasa percaya (trust) dari
penerima pesan. Karena tanpa keterbukaan akan timbul sikap saling curiga dan pada
gilirannya akan menurunkan semangat dan antusiasme siswa dalam proses belajar-
mengajar.Dengan cara seperti ini siswa tidak akan menganggap lagi proses belajar-
mengajar sebagai formalitas tetapi akan mengganggapnya sebagai sebuah kebutuhan
pokok bagi kehidupannya.
e) Humble, dengan menghargai orang lain, mau mendengar, menerima kritik, tidak
sombong, dan tidak memandang rendah orang lain.
8. Hambatan-hambatan Komunikasi Pebelajaran
Marhaeni Fajar mengklasifikasikan hambatan komunikasi sebagai berikut:
A. Hambatan dari proses komunikasi
a. Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi
dirinya atau pengirim pesan. Hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional,
sehingga mempengaruhi motivasi yaitu mendorong seseorang untuk bertindak sesuai
dengan keinginan, kebutuhan, atau kepentingan.
b. Hambatan dalam penyandian atau symbol, hal ini dapat terjadi karena bahasa yang
dipergunakan tidak jelas sehingga memiliki arti lebih dari satu, symbol yang dipergunakan
antara si pengirim dengan penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.
c. Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi.
d. Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat menerima atau
mendengarkan pesan, atau tidak mencari informasi lebih lanjut.
e. Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak menggambarkan apa
adanya, akan tetapi interpretatif, tidak tepat waktu, atau tidak jelas, dan sebagainya.
B. Hambatan fisik
Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, misalnya:
a. Gangguan kesehatan
b. Gangguan pada alat-alat komunikasi dan jaringan listrik
C. Hambatan semantic
Kata-kata yang digunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti mendua yag
berbeda, tidak jelas, atau berbelit-belit antara pemberi pesan dengan penerima pesan.
D. Hambatan psikologi
Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi.Dalam musibah,
misalkan, menimbulkan trauma yang sangat tinggi pada korbannya, sehingga pada saat diajak
komunikasi menjadi tidak nyambung. Selain itu juga karena masalah prasangka, yang
merupakan penilaian sejak awal dalam diri komunikan terhadap komunikator. Biasanya
prasangka ini terlalu besar dan negatif, sehingga menjadi hambatan berat dalam komunikasi.
Tips Komunikasi yang Baik Saat Mengajar Bagi Guru dan Siswa

Komunikasi verbal dan komunikasi non verbal turut menentukan keberhasilan


pembelajaran

Berkomunikasi dengan baik dan benar adalah salah satu indikator komunikasi efektif. Untuk
dapat mencapai hal tersebut, Guru Pintar harus memperhatikan lima hal berikut ini:

 1. Respect 
Respect atau penghargaan adalah sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran
pesan yang disampaikan, dalam hal ini adalah siswa. Jika Guru Pintar harus mengkritik atau
menegur siswa, lakukan dengan cara yang tepat sehingga tidak melukai harga diri dan
kebanggaan siswa. Seorang pendidik atau guru harus dapat menghargai setiap siswa yang
dididiknya. Saling menghormati dan saling menghargai merupakan hukum yang pertama
dalam  berkomunikasi dengan orang lain. 

2.  Empathy
Empati adalah kemampuan menempatkan diri pada situasi atau kondisi yang dihadapi orang
lain. Komunikasi di dunia pendidikan juga harus menempatkan empati sebagai pedoman
sehingga komunikasi berjalan dengan baik. Komunikasi di sekolah maupun di luar sekolah
dengan siswa. Guru Pintar perlu saling memahami dan mengerti keberadaan, perilaku, dan
keinginan dari siswa. Empati dapat menumbuhkan rasa hormat dan menghargai satu sama
lain. Sikap saling menghormati dan menghargai antara guru dan siswa akan membangun
kepercayaan yang merupakan unsur utama dalam membangun sebuah suasana kondusif di
dalam proses belajar-mengajar. Komunikasi yang baik dan memperhatikan empati akan
membuat pesan yang ingin Guru Pintar sampaikan pada siswa dapat tersampaikan tanpa ada
halangan psikologi atau penolakan dari siswa.

3. Audible
Komunikasi dalam pembelajaran harus  “dapat didengarkan” atau dapat dimengerti dengan
baik oleh guru maupun siswa.  Sebuah pesan akan tersampaikan dengan baik jika
disampaikan dengan cara atau sikap yang bisa diterima oleh si penerima pesan.  Raut muka
yang ramah, bahasa tubuh yang baik, kata-kata yang sopan, atau cara menunjuk termasuk ke
dalam komunikasi audible.

4. Clarity 
Komunikasi, baik itu komunikasi sehari-hari maupun komunikasi pendidikan, harus
disampaikan dengan jelas. Jangan sampai pesan itu menimbulkan multi interpretasi atau
berbagai penafsiran yang berlainan. Clarity dalam komunikasi dapat pula dimaksudkan
sebagai keterbukaan dan transparansi. Sikap terbuka (tidak ada yang ditutupi atau
disembunyikan) dapat menumbuhkan rasa percaya (trust). Jika siswa merasa percaya dan
juga merasakan mendapat banyak ilmu dari gurunya, maka siswa akan lebih terpacu dan
termotivasi untuk belajar.

5. Humble
Sikap rendah hati adalah sebuah sikap menghargai orang lain, mau mendengar, menerima
kritik, tidak sombong, dan tidak memandang rendah orang lain. Komunikasi akan berjalan
efektif jika setiap pelaku komunikasi menerapkan sikap rendah hati (humble). Sikap ini dapat
ditunjukkan dengan mimik muka, sorot mata, dan tulus mendengarkan apa yang disampaikan
oleh orang lain.

Cara menerapkan komunikasi efektif dalam pembelajaran 

Ada lima aspek yang perlu dipahami dalam membangun komunikasi yang efektif, yaitu: 

1. Jelas 
Kejelasan artinya dalam berkomunikasi harus menggunakan bahasa yang jelas sehingga mudah
diterima dan dipahami. Jika bahasa atau cara mengemas informasi yang ingin disampaikan tidak
jelas, dikhawatirkan siswa justru akan mengalami kebingungan.

2. Tepat/Akurat
Ketepatan atau akurasi berkaitan penggunaan bahasa yang benar dan kebenaran informasi yang
disampaikan. Pemilihan kata akan sangat mempengaruhi ketepatan informasi yang ingin
disampaikan. Oleh karena itu, Guru Pintar harus berhati-hati dalam memilih kata.
3. Sesuai Konteks
Konteks  dalam komunikasi efektif pembelajaran adalah bahasa dan informasi yang disampaikan
harus sesuai dengan keadaan dan lingkungan  dimana komunikasi itu terjadi. Konteks penting
supaya informasi yang tersampaikan tepat sasaran dan tidak menimbulkan berbagai penafsiran.

4. Memiliki Alur yang jelas


Alur atau sistematika dalam berkomunikasi harus runtut dan jelas untuk memudahkan siswa
memahami informasi yang Guru pintar sampaikan. 

5. Menyesuaikan dengan budaya/norma yang berlaku


Budaya dalam komunikasi efektif berkaitan dengan tata krama dan etika. Maksudnya adalah
dalam berkomunikasi harus menyesuaikan dengan budaya orang yang diajak berkomunikasi,
baik dalam penggunaan bahasa verbal maupun non verbal. Hal ini bertujuan agar tidak
menimbulkan kesalahan persepsi.

DAFTAR RUJUKAN

Alex ,Kurniawan.Komunikasi dalam Pembelajaran.dalam


http://kurniawaalex.blogspot.co.id/.

Anonim.Komunikasi Pembelajaran.dalamhttp://www.gudangteori.xyz.diakses

Effendi, Onong Uchjana. 1993. Ilmu Komunikasi ; Teori dan Praktek, Bandung :
Remaja Rosdakarya, hal.57.

Fajar, Marhaeni. 2009. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek.Jakarta: Graha Ilmu.
hal.56-58

Hanifa, Lia.Dasar-dasar Komunikasi.dalamhttp://dhinipedia.blogspot.co.id.

Lestari, Endang G dan Maliki. 2003. Komunikasi yang Efektif. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara. hlm.23.

Naim, Ngainun. 2011. Dasar-Dasar Komunikasi Pendidikan. Jogjakarta: Ar-


Ruzz Media. hlm.17.

Putra, Awan Dwi.Dasar Komunikasi Pembelajaran. dalam


http://ilmupengetahuan446.blogspot.co.id.
Rahman, Arif.Unsur-unsur Komunikasi Pembelajaran.dalam
http://latahzhan10.blogspot.co.id,
Sulhan, Najib. 2010.Karakter Guru Masa Depan.Surabaya : JP Books. Hal.152.

Widjaja, H. A. W. 1986.Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Jakarta: Bina


Aksara.hlm.9

Anda mungkin juga menyukai